proposal uasaha kentang

21
Proposal Modal Usaha PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI KENTANG I. PENDAHULUAN Wilayah provinsi aceh dan sekitarnya memiliki lahan pertanian (lahan kering) dataran menengah-tinggi yang luas dan subur dengan kondisi iklim yang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pertanian hortikultura, terutama kentang yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagian dari potensi sumberdaya lahan ini sekarang merupakan "lahan tidur" yang belum dapat dikembangkan dan diolah secara lebih intensif oleh pemiliknya untuk menghasilkan komoditas yang ekonomis tinggi. Salah satu kendala serius yang saat ini dihadapi oleh pemilik lahan adalah keterbatasan modal usaha dan tingginya harga sarana produksi pertanian. Khusus dalam hal agribisnis kentang, ternyata harga bibit yang berkualitas tinggi sangat tinggi ditinjau dari kemampuan petani. Wilayah pedesaan ………… memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dengan kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian tradisional. Di sekitar wilayah Kabupaten ……………….. terdapat potensi sangat besar, terutama sebagai sumber informasi agro teknologi dan sumberdaya keahlian. Perguruan tinggi yang mengembangkan bidang- bidang yang ada kaitannya dengan pembangunan masyarakat desa merupakan peluang untuk dimanfaatkan dalam program kemitraan yang melibatkan petani, buruh tani serta kelembagaan sosial tradisional yang ada di wilayah pedesaan. Potensi penanam kentang, di kabupaten ……….. sangat besar, dan kecil usaha pertanian perkebunan tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten……….. perkebunan kentang ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat pede saan di sekitarnya. Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh

Upload: homhayadoe

Post on 11-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uasa

TRANSCRIPT

PROPOSAL

PAGE 1

Proposal Modal UsahaPEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI KENTANG

I. PENDAHULUANWilayah provinsi aceh dan sekitarnya memiliki lahan pertanian (lahan kering) dataran menengah-tinggi yang luas dan subur dengan kondisi iklim yang mendukung untuk tumbuhnya berbagai jenis tanaman pertanian hortikultura, terutama kentang yang bernilai ekonomis tinggi. Sebagian dari potensi sumberdaya lahan ini sekarang merupakan "lahan tidur" yang belum dapat dikembangkan dan diolah secara lebih intensif oleh pemiliknya untuk menghasilkan komoditas yang ekonomis tinggi. Salah satu kendala serius yang saat ini dihadapi oleh pemilik lahan adalah keterbatasan modal usaha dan tingginya harga sarana produksi pertanian. Khusus dalam hal agribisnis kentang, ternyata harga bibit yang berkualitas tinggi sangat tinggi ditinjau dari kemampuan petani.

Wilayah pedesaan memiliki tenaga kerja yang sangat banyak dengan kualifikasi agraris yang cukup baik. Sebagian besar dari mereka ini sekarang sedang mengalami dampak krisis ekonomi, yaitu kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar sektor pertanian dan terbatasnya kesempatan kerja di sektor pertanian tradisional.

Di sekitar wilayah Kabupaten .. terdapat potensi sangat besar, terutama sebagai sumber informasi agro teknologi dan sumberdaya keahlian. Perguruan tinggi yang mengembangkan bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pembangunan masyarakat desa merupakan peluang untuk dimanfaatkan dalam program kemitraan yang melibatkan petani, buruh tani serta kelembagaan sosial tradisional yang ada di wilayah pedesaan.

Potensi penanam kentang, di kabupaten .. sangat besar, dan kecil usaha pertanian perkebunan tersebar di hampir seluruh wilayah Kabupaten.. perkebunan kentang ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat pedesaan di sekitarnya. Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat mempunyai peran yang sangat besar sebagai agent pembaharu dalam lingkungan masyarakat pedesaan.

Memperhatikan potensi potensi yang ada di wilayah .. seperti yang disajikan di atas, maka perlu dijalin kerjasama kemitraan antara Petani/buruh tani di kabupaten.., dalam memanfaatkan potensi lahan untuk memproduksi komoditas kentang unggul yang sangat diperlukan oleh penduduk. Model kemitraan seperti ini dapat dituangkan dalam kegiatan PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN KAWASAN SENTRA PRODUKSI KENTANG .

II. TUJUAN Tujuan utama dari kegiatan ini ialah mengembangkan model pembangunan Kawasan Sentra Produksi yang didukung oleh KELOMPOK TANI sebagai pengelola usaha agribisnia berbasis kentang di wilayah pedesaan ..

Secara lebih spesifik tujuan ini dapat dirinci sbb:

1.Meningkatkan peran serta masyarakat dalam ikut serta memberdayakan ekonomi rakyat melalui pengembangan Kawasan Sentra Produksi Kentang yang dicirikan oleh tiga macam kegiatan usaha ekonomi rakyat, yaitu (1) Industri pembibitan kentang G3 dan Genol, (2) usaha budidaya kentang (3) Koperasi permodalan bergulir.

2. Meningkatkan pendapatan petani kecil/buruh tani dan masyarakat pedesaan melalui kegiatan usaha agribisnis yang berbasis komoditas kentang rakyat.

3. Menciptakan lapangan usaha bagi warga masyarakat pedesaan , yaitu (1) budidaya kentang secara intensif, (2) usahatani pembibitan kentang.4. Menciptakan lapangan usaha dan kesempatan kerja yang dapat diakses oleh angkatan kerja pedesaan yang kehilangan pekerjaan akibat dampak krisis ekonomi.

III. RUANG LINGKUP

1. Konsep AgribisnisSistem agribisnis merupakan kegiatan yang kompleks yang dimulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai pemasaran produk produk yang dihasilkan oleh suatu usahatani atau agroindustri yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam agribisnis terdapat subsistem yang terdiri dari : a) sistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian, b) subsistem produksi pertanian atau usahatani, c) subsistem pengolahan hasil hasil pertanian atau agroindustri dan d) subsistem pemasaran hasil hasil pertanian.

Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatan yang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran sarana produksi untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usahatani dan memanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Teknologi yang dimaksud adalah teknik teknik bercocok tanam, penggunaan bibit baru yang lebih baik, penggunaan pupuk dan pestisida. Disamping itu dalam kegiatan pra usahatani dalam agribisnis yaitu pemilikan tenaga kerja, pemilikan sarana produksi yang tepat dan efisien. Untuk mendorong terciptanya sistem agribisnis yang dinamis, khususnya yang menunjang terlaksananya usahatani yang baik dan menjamin pemasaran hasil pertanian serta pengolahan hasil pertanian diperlukan jasa dari pemerintah dan kelembagaan seperti jasa transportasi, jasa keuangan, jasa penyaluran dan perdagangan serta jasa penyuluhan. Sektor jasa akan menghubungkan aktivitas subsistem yang terkait dalam agribisnis.

Pengembangan agribisnis haruslah diawali dengan perencanaan yang terdiri dari perencanaan lokasi, komoditas, teknologi, pola usahatani beserta skala usahanya untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Dalam pada itu dalam tingkat pengolahan hasil, diperluas dan diperbaiki dari pengolahan sederhana sampai dengan pengolahan lanjut yang laku di pasaran yang lebih luas. Dalam subsistem pemasaranpun harus berubah yaitu dari pemasaran tradisional lokal, diperluas sampai ke regional dan ekspor. Untuk maksud tersebut diperlukan ketrampilan manajemen pemasaran, informasi pasar dan promosi.

Dalam kegiatan agribisnis haruslah banyak banyak menerima informasi pasar untuk input maupun output. Agribisnis merubah dan meningkatkan usahatani yang bersifat lokal, mikro menjadi usahatani yang lebih besar dan luas berskala usaha yang lebih besar; dapat menjangkau ruang lingkup yang lebih luas. Sehingga membutuhkan modal yang besar dan ini akan bersaing dengan usaha lain. Agribisnis yang masih dalam tahap awal dan perkembangan membutuhkan dukungan dan pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan serta kemitraan usaha.

Pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis bertujuan : 1) menarik dan mendorong sektor pertanian, 2) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel; 3) menciptakan nilai tambah; 4) meningkatkan penerimaan devisa; 5) menciptakan lapangan kerja dan 6) memperbaiki pembagian pendapatan. Sedangkan wawasan agribisnis itu sendiri memperhatikan : a) aspek lingkungan; b) permintaan; c) sumberdaya dan d) teknologi.

Lingkungan yang mendukung berupa iklim bisnis akan mendorong dan mengambangkan agribisnis. Iklim bisnis berupa tersedianya kebutuhan kebutuhan yang saling terkait satu sama lain, dan saling membutuhkan. Sehingga komponen komponen didalamnya aktif bekerja secara fungsional. Disamping itu iklim bisnis akan terjadi dengan adanya pengaruh dari luar yang secara langsung menyentuh aktivitas produksi maupun pemasaran.

Permintaan pasar amat berpengaruh terhadap pengembangan agribisnis. Mekanisme pasar dan perubahan permintaan didalamnya akan mempengaruhi volume kegiatan agribisnis. Adanya permintaan secara lokal maka agribisnis itu relatif kecil dan apabila permintaan sudah meluas sampai regional, nasional dan ekspor maka volume kegiatan agribisnis itu makin besar. Dengan demikian ada korelasi antara besarnya kegiatan agribisnis dengan luasnya dan mekanisme permintaan.

Tersedianya sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan manusia, sebagai modal dasar dalam mengembangkan agribisnis. Kecukupan akan sumberdaya, maka pengembangan agribisnis tergantung pada kemampuan manusia untuk memanfaatkannya. Kemampuan itu diwujudkan dalam bentuk teknologi yang diciptakannya.

2. Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA) .Secara garis besar tujuan KUBA dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1) tujuan intern KUBA dan 2) tujuan ekstern KUBA. Tujuan intern KUBA yaitu : a) memenuhi kebutuhan para anggotanya; b) menyediakan kesempatan kerja; c) meningkatkan pendapatan para anggotanya ; d) menghemat biaya pemasaran; e) media pendidikan untuk para anggotanya; f) mengurangi kerugian para anggota (efisien); g) mengembangkan cita cita para anggotanya; h) sebagai media pendidikan bagi para anggotanya dibidang usaha; i) KUBA dapat menyebar luaskan hasil hasil pembangunan dan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tujuan ekstern yaitu KUBA dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitarnya, dan dapat mengangkat tingkat perekonomian masyarakat kecil menjadi tingkat perekonomian lebih atas.

Dari tujuan tersebut maka kegiatan KUBA hendaklah sejalan dengan pola pembangunan pertanian pada umumnya. Dalam Tri Matra Pembangunan Pertanian mengandung 3 aspek yaitu : (1) Wilayah terpadu yaitu keterpaduan antar sektoral, subsektoral pusat dan daerah; dan antar badan usaha, petani KUBA dengan Badan Usaha Swasta, petani KUBA dengan Badan Usaha Negara; (2) Komoditas terpadu, yang didasarkan pada skala prioritas komoditas di sustau wilayah dengan mempertimbangkan keterpaduan dengan penyediaan sarana produksi proses produksi, penanganan pasca panen, pengolahan agroindustri pemasaran; (3) Usaha terpadu, yaitu keterpaduan yang diarahkan pada usahatani dalam satu kesatuan kelompok, petani, kesatuan hamparan wilayah yang memenuhi skala ekonomi yang menguntungkan, kesatuan wilayah dan komoditas dalam rangka mencapai tingkat pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga usaha yang layak.

PETANI

plasma

plasma

KELOMPOK

USAHA BERSAMAAGRIBISNIS PETANI

PETANI

plasma

plasma

PETANI

PENGUSAHA ASOSIASI

TENAGA AKADEMISI

AHLI

BURUHTANI PEMERINTAH

(LIPI, BPTP, BRLKT

KANDEP KOPERASI &PKM

KANDEP DEPAG

KANDEP PERINDAG

DIPERTA)

KUBA

KUBA KUBA KUBA KELOMPOK

USAHA

PENDAMPING

PETANI / KELOMPOK TANI

Tenaga ahli mengadakan pembinaan kepada KUBA yang dalam hal ini para pengurus dan anggotanya menurut bidang usaha masing-masing. Petani maju/kontak tani sebagai kader pembangunan (pertanian) berfungsi sebagai penyuluh dan pembina petani dan masyarakat sekitarnya.

Petani anggkota KUBA sebagai plasma yang menerima teknologi dari KUBA. Perguruan Tinggi juga dapat mengadakan monitoring dan mengadakan evaluasi keberhasilan Program dengan menggunakan ukuran ukuran tertentu.

3. Faktor yang mempengaruhi pembinaan KUBA Membina KUBA berarti memberikan teknologi (IPTEK) baru yang diharapkan dapat diterima dan diterapkan oleh para anggota dan pengurus KUBA . Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan proses penerimaan innovasi adalah : 1) sifat innovasi, 2) saluran komunikasi yang digunakan, 3) keadaan masyarakat (KUBA) yang akan menerima innovasi, 4) peran penyuluh, 5) jenis pengambilan keputusan. Teknologi innovasi yang akan di innovasikan kepada KUBA hendaklah mempertimbangkan persyaratan yaitu dari segi teknis, sosial dan ekonomi. Segi teknis bahwa teknologi mudah dilaksanakan oleh penerima; segi sosial, tidak bertentangan dengan kaidah kaidah atau norma masyarakat yang ada dan segi ekonomi, memberi keuntungan.

Saluran komunikasi mempengaruhi cepat lambatnya teknologi itu sampai pada obyek dengan metoda komunikasi yang tepat maka pesan itu dengan mudah diterima. Metoda komunikasi yang tepat di daerah pedesaan adala face to face atau kunjungan langsung ke obyeknya. Kondisi masyarakat di lokasi sentra produksi kentang mempunyai karakteristik tersendiri sehingga diperlukan metoda tertentu agar pesan (teknologi) itu mudah diterima. Dalam pada itu peranan penyuluh -pendamping sangat mutlak. Dengan penyuluh /pendamping yang berkualitas maka akan lebih mudah meyakinkan pesan yang diberikan kepada obyeknya.

Penyuluh sebagai pendamping usahatani hendaklah memenuhi persyaratan : 1) menguasai ilmu pengetahuan (IPTEK), 2) pandai bergaul menghormati norma norma yang ada, 3) mempunyai tekad dan idealisme yang tinggi untuk mensukseskan programnya. Penyuluh hendaknya dapat dengan cepat mampu menganalisis situasi dan dapat membaca problema yang dihadapi oleh obyek dan segera mengambil langkah langkah untuk mengatasinya.

Pengambilan keputusan untuk menerima teknologi baru dilakukan oleh klien (petani) dengan cara individual atau berkelompok atau berdasarkan instruksi dari pejabat yang berwenang; bahkan oleh pemimpin non formal. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan saluran mana yang lebih efektif agar teknologi itu dapat segera diterima oleh klien (petani).

4. INSTANSI TERKAIT

1. Pemerintah aceh, Pemda kabupaten Aceh Tengah a. Mengkoordinasikan dengan instansi terkait di daerah.

b. Penetapan lokasi lahan (dapat lahan tidur atau lahan milik petani gurem calon anggota KUBA, atau lahan milik ponpes)

c. Pengadaan sarana dan prasarana antara lain :

Jalan menuju lokasi; Transportasi; Saluran air; Dan lain lain

2. Kantor BRLKT Brantas Pengadaan informasi mengenai Konservasi lahan Membantu Pemilihan lokasi yang cocok dengan jenis tanaman Budidaya /pengelolaan usahatani kentang rakyat Pembinaan teknis

3. Kelompok Usaha Bersama Agribisnis (KUBA)Mengkoordinasikan kelompok usaha bersama agribisnis ini Peserta Mengkoordinasikan Pembinaan Kemitraan Pemantauan dan pengawasan.

4. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil & Menengah

Mengkoordinasikan perijinan pembentukan Kelompok usaha bersama agribisnis (KUBA) Membina Manajerial Koperasi Agribisnis Pembinaan manajemen kelompok

5. Akademisi (Tenaga Ahli)

a. Bantuan tenaga ahli sebagai pendamping/mitra usaha bagi KUBA

b. Bantuan teknis dan manajerial dalam pengelolaan usaha

c. Memfasilitasi forum komunikasi antar pihak (FORKA : Forum Komunikasi Agribisnis) dalam pelaksanaan programd. Membantu pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.

6. Pengusaha Swasta

a. Menampung hasil produksi petani kentang

b. Pengolahan hasil panen kentang

c. Membantu alih teknologi/manajemen

b. Ikut Membina para petani/pengusaha

c. Bantuan pengadaan bibit

d. Melakukan ekspor atau pemasaran dalam negeri.

PASAR PASAR

LOKAL EKSPOR

LEMBAGA FORKA PEMERINTAH

PEMDA

(SUMBER INVESTASI)

Modal kerja

Bantuan teknis

Bantuan bibit

Alih teknologi/

manajemen

Pemasaran

Pembentukan KUBA

Modal

KOPERASI

Pembinaan

Saprodi/Alsin

Modal

Pengemas

Rekruitmen petani

PETANI

PETANI

SAPRODI/

BIBIT PRODUKSI ALSINTAN

PEMDA DIPERTA DEPKOP &PKM

DEPERINDAG

PETANI KUBA

PONPES SUASTA PASAR

LOKAL

EKSPOR

PETANI PETANI

BIBIT PRODUKSI

3.5. Strategi Pelaksanaan KegiatanPokok-pokok kegiatan meliputi :

1. Tahap persiapan.

a. Inventarisasi, identifikasi dan registrasi sumberdaya di lokasi terpilih

b. Pembentukan forum komunikasi

c. Persiapan administrasi

2. Tahap Perencanaan:

a. Pemilihan Lokasi: Desa-desa lokasi; Rumah Tangga Petani (RTP), risalah lapangan dengan pemetaan sederhana

b.Penyusunan rencana Kegiatan (Konsep Agribisnis Rakyat dengan Komoditas Unggulan Kentang)

c.Penyusunan Pedoman bagi pelaksanaan operasional di lapangan (Konsep mengenai Unit Usaha Otonom Agribisnis kentang, KUBA dan Pendampingan)

d.Penyiapan prakondisi: Penyuluhan dan penerangan masyarakat.

3. Tahap pelaksanaan

a. Sosialisasi (Konsep penanaman kentang dan budiddaya sebagai media Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Pedesaan)

b.Sosialisasi (Konsep penanaman dan budidaya kentang sebagai Lembaga Keuangan Bagi Kelompok Usaha Bersama Agribisnis Kentang)

c. Konsep Pelatihan manajemen Agribisnis Komoditas Kentang oleh tenaga ahlid.Penyiapan lapangan: Lahan, SDM, dan kelembagaan penunjang

e.Penyiapan/pengadaan material dan peralatan; bibit tanaman kentang

f.Penanaman tanaman (sesuai dengan rancangan)

g.Pemeliharaan komoditi tanaman kentang

h Pengelolaan hasil panen: Sistem bagi hasil dan alih kelola.

4. Tahap pengawasan dan pengendalian

a. Tenaga Ahlib. Pendampingan dalam kerangka upaya pemberdayaan (Konsep Tenaga Pendamping KUBA kentang)

c. Pelaporan.

d.Perguliran.

3.6. LOKASI Lokasi kegiatan pengembangan perkebunan rakyat ini adalah di wilayah Kabupaten Aceh Tengah sbb:

No.Keca-matan Desa

pusat

LokasiLuasJunlah

Rumah Tangga

(RTP)Komoditas Unggulan

1. TumpangG. BromoDuwet10 ha50Kentang G3 dan Genol

2. NgajumG. KawiWonosari10 ha50Kentang G3 dan Genol

3. BumiajiG. ArjunoTulungrejo10 ha50Kentang G3 dan Genol

Jumlah 30 ha150

3.7. KOMODITASKomoditas unggulan dalam sistem Agribisnis Kentang rakyat yang akan dikembangkan adalah:

(1).Komoditas Utama: tanaman kentang

(2).Komoditas Penunjang Sayuran: Bawang daun, selederi, Wortel, kubis bunga.

(3). Komoditas Penunjang palawija: Jagung, Kacang hijau.

3.8. Rancang-bangun Unit KSP Kentang G3 dan Genol

Unit KSP inti seluas 50 ha yang pengelolaannya dikoordinasikan oleh KUBA dirancang dengan satu jenis komoditas unggulan kentang; didukung oleh tanaman penunjang (aneka sayuran) dan jagung, tanaman pagar kayu-kayuan atau hijauan. Pemilihan komoditi ini semuanya dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan, aspirasi masyarakat dan prospek pasarnya.

IV. METODE IMPLEMENTASI, POLA USAHA DAN PEMBINAAN

4.1. STRATEGI IMPLEMENTASIKegiatan padat karya agribisnis ini dilakukan dengan menggunakan pola Kemitraan pada Lahan lahan petani. Abstraksi pola ini adalah sbb:

PENGEMBANGAN KSP Kentang

POLA KEMITRAAN PETANI POLA KEMITRAAN LAHAN PONPES

Wilayah Kecamatan Wilayah Kecamatan

( Satu Pewakil)

(Satu Pewakil)

KUBA

Pola Kemitraan KUBA:

Pola Kemitraan KUBA :

0. Luas Lahan: 5 HA

0. Luas lahan: 5 ha

1. Ketua

1. Ketua

2. Pendamping teknis: Mahasiswa 2. Pendamping teknis: tenaga ahli

3. Koordinator Lapangan: 3. Koordinator lapangan

PPL yang dipilih 4. Buruh tani/buruh buruh lain 4. Anggota KUBA: masyarakat dengan upah harian UMR (lahan 0.25 -0.5 ha) sebanyak

dibantu petani 10-20 orang

5. Pedagang palawija sbg MITRA 5. Tenagakerja tambahan: buruh tani

KERJA

buruh lain dengan UMR dibantu

6. Konsultan: Pamong desa, tokoh personil Santri

masyarakat, Instansi teknis 6. Pedagang palawija/koperasi sbg

mitra pemasaran

7. Pamong desa,tokoh masyarakat

dan instansi teknis sbg konsultan

POKJA Pengendali dan Pemantauan Pusat Informasi dan Penyuluhan

Pola Kemitraan Pertanian, provinsi aceh

Tahapan kegiatan: Program kegiatan ini dilakukan dengan serangkaiatan kegiatan yang dilakukan selama tiga tahun dan dikelompokkan menjadi 3 langkah, yakni:

Langkah I:

(a).Survei identifikasi tentang kendala dan pemetaan sumberdaya lahan di lokasi .

(b).Melakukan analisis kebutuhan informasi, material dan instrumental penunjang kegiatan agribisnis Komoditas Kentang.

Langkah II:Perekayasaan kelembagaan dan manajerial KUBA ; 2) Orientasi KUBA

Langkah III:

(1). Implementasi penanaman dan perawatan tanaman .

(2). Pengendalian, pemantauan dan evaluasi

TAHAPAN IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN PENENAMAN KENTANG

PERSIAPAN DATABASE:

1. Pemetaan Calon lokasi

2. Identifikasi

3.. Audiensi dengan pamong dan masyarakat

1 minggu 4. Pendaftaran /sensus

5. Pembentukan calon organisasi/kelembaga

an KUBA

LANGKAH I

PERSIAPAN OPERASIONAL:

1. ORIENTASI manajerial: KUBA

2. Persiapan Manajemen: Administrasi dan Keuangan

1 minggu 3. Persiapan lapangan/LAHAN USAHA:

Rencana alokasi pertanaman

4. Pemantauan/peninjauan lapangan

PENYUSUNAN RENCANA KERJA USAHA

1 minggu AGRIBISNIS KOMODITAS KENTANG

INTI dan PLASMA KUBA

LANGKAH II

Operasional I :

1. ORIENTASI teknis budidaya

2. Pengadaan material/instrumental

3. Persiapan lahan

1 MINGGU 4. Penanaman bibit tanaman

5. Pengawasan melekat oleh KUBA

LANGKAH III Operasional II:

1. Perawatan dan pemeliharaan tanaman

2. Pengendalian dan pemantauan

3. PERGULIRAN

4.2. Pola UsahaAgar pelaksanaan program kemitraan sesuai dengan kebutuhan maka dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut :

Tahap I : (satu periode musim tanam)

Tiap lima hektar lahan dikelola oleh satu KUBA (Kelompok Usaha bersama Agribisnis) dipimpin oleh seorang KONTAK TANI / SANTRI senior sebagai penanggung jawab, didampingi oleh SARJANA BARU / mahasiswa sebagai pendamping teknis, kegiatan lapangan dikoordinir oleh seorang petani maju/kontak tani dan didukung oleh tenagakerja sekitar 1750 - 2000 HOK (hari orang kerja).Dilakukan bimbingan dan penyuluhan serta praktek oleh tenaga mahasiswa pertanian bekerjasama dengan PPL dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah. Setiap minggu dilakukan diskusi membahas pelaksanaan kerja mingguan Dilakukan evaluasi 2 kali (pertengahan dan terakhir musim) Selanjutnya masuk tahap II.

Tahap II (musim tanam ke dua).

Identik dengan Tahap I.

Diskusi kelompok untuk membahas hasil hasil pelaksanaan kerja mingguan Evaluasi 2 kali (pertengahan dan akhir musim tanam) Diskusi antar kelompok Selanjutnya masuk tahap ke III, perguliran antar anggota KUBA.

Tahap III (satu periode musim tanam)

Identik dengna Tahap I

Bimbingan dan penyuluhan serta praktek tenaga ahli Tiap minggu diskusi kelompok, Diskusi antar kelompok

Selanjutnya peserta dilepas dan dianggap sudah dapat melaksnakan dengan baik, sebagai pengusaha, penyuluh, petani dan tenaga pengolah.

Monitoring dan konsultasi secara berkala akan dilakukan oleh tenaga dari PETANI dan perguruan tinggi, tenaga penyuluh dari Instansi teknis, Departemen Koperasi dan PKM, Deperindag.

4.3 Monitoring dan EvaluasiUntuk mengetahui sampai seberapa jauh kegiatan yang telah dilakukan selama pembinaan, maka dilakukan 1) monitoring dan 2) evaluasi.

Monitoring adalah mengamati perkembangan dan kemajuan dari jauh melalui laporan aktivitas secara frekuentif dengan mencatat setiap kegiatan dan hasil hasil yang telah dicapai serta permasalahan yang terjadi.

Untuk mengetahui hasil dan monitoring dilakukan pencatatan harian (recording) harian dengan mengisi tabel berikut :

Tabel monitoring kegiatan Tahun 2010No. Tanggal Jenis Kegiatan Keterangan: Hasil & Masalah

1. ....... ................ ..............................

2. ....... ................ ..............................

3. ....... ................ .............................

4. ....... ................ .............................

dst.

Recording ini diisi oleh koordinator KUBA setiap hari/mingguan yang kemudian secara frekuentif dilaporkan ke koordinator yang kemudian diteruskan ke Penanggung jawab KUBA.

Dari hasil pengumpulan data, informasi dari monitoring kemudian dianalisis selanjutnya dievaluasi, kemudian diadakan peninjauan lapangan untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Tinjauan lapangan dilaksanakan secara periodik sesuai dengan kebutuhan, diupayakan lebih sering ke lapangan.

Koordinator

Anggota

inform

inform

KELOMPOK

kunjungan lapangan

PETANI

Penanggungjawab

VII. PENUTUPProgram kegiatan kemitraan ini mempunyai prospek yang sangat bagus dalam menyediakan kesempatan kerja bagi warga pedesaan, menjadi sumber pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar, menumbuhkan pengusaha pengusaha kecil di pedesaan, dan meningkatkan produksi pangan.

Biaya investasi yang cukup tinggi diperlukan pada tahap pertama, sedangkan pada tahap tahap selanjutnya diharapkan dapat dibiayai sendiri dari hasil panen tahap pertama, dan seterusnya.