status preskas episkleritis nodular revisi

Upload: radi-tri-hadrian

Post on 03-Mar-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

asdsd

TRANSCRIPT

BAB ILAPORAN KASUS PASIEN 1.1 Identitas Nama: Ny. JUmur : 30 tahunJenis kelamin: PerempuanAgama: Islam Tempat/tanggal lahir: -Suku/Bangsa: JawaPendidikan: SMAPekerjaan: Pegawai SwastaAlamat: Kojong, Serang - BantenTanggal pemeriksaan: 07 Juli 2015

1.2 Anamnesa Keluhan utama:Terdapat benjolan pada mata kiri yang timbul sejak 2 minggu yang lalu. Keluhan tambahan:Mata merah, gatal dan berair serta terasa ada yang mengganjal. Riwayat penyakit sekarang:Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Serang dengan keluhan terdapat benjolan pada mata kiri yang timbul sejak 2 minggu yang lalu saat pulang kerja. Keluhan juga disertai mata merah, gatal, berair serta terasa ada yang mengganjal pada mata. Pasien mengaku sering terpapar debu saat bekerja, sebelumnya pasien juga sudah pernah berobat ke dokter perusahaan namun karena tidak kunjung membaik maka pasien dirujuk ke dokter spesialis mata. Mata nyeri (-), kotoran/sekret (-), penglihatan terganggu (-), riwayat mata sering merah berulang (+), riwayat trauma pada mata (-), riwayat penggunaan kacamata sebelumnya (-), mata terasa lebih silau jika melihat cahaya/sinar yang lebih terang (+), melihat halo disekitar sinar (-), riwayat penyakit infeksi (tuberkulosis, herpes, cacar) (-), penyakit autoimun (-), penyakit radang sendi (-), riwayat sakit gigi/cabut gigi (+). Riwayat penyakit dahulu: Hipertensi (-) Diabetes Melitus (-) Alergi makanan (+)Riwayat penyakit keluarga:Tidak ada

1.3 Pemeriksaan Fisik1.3.1 Status GeneralisKeadaan umum: BaikKesadaran: ComposmentisTanda vital Tekanan darah: 110/90 mmHg Nadi : 80x/menit Suhu: 36,8C Frekuensi nafas: 24x/menit Berat badan: 50 kgKepala: NormochepalMata: (Lihat status oftalmologi)Telinga,hidung,tenggorokan: Dalam batas normalLeher:Dalam batas normalToraks dan abdomen:Dalam batas normalEkstremitas:Dalam batas normal

1.3.2Status OftalmologisODOS

Posisi HirscberghOrtotropia

Gerakan bola mataBaik ke segala arahBaik ke segala arah

VisusVOD = 6/6VOS = 6/7,5 Koreksi : C - 0,75 x 80VOS = 6/6

TIOPalpasi NPalpasi N

Silia dan SupraciliaBaik, tumbuh teraturBaik, tumbuh teratur

Palpebra superiorNormalNormal

Palpebra inferiorNormalNormal

Konjungtiva tarsal superiorTenangTenang

Konjungtiva tarsal inferiorTenangTenang

Konjungtiva bulbiTenangInjeksi episklera (+)

KorneaJernihJernih

SkleraTenangNodul (+)

COASedangSedang

PupilBulat, isokor, reflex cahaya baikBulat, isokor, reflex cahaya baik

IrisWarna coklat, kripta (+) sinekia (-)Warna coklat, kripta (+) sinekia (-)

LensaJernihJernih

Fundus ReflexTidak dilakukanTidak dilakukan

1.4 Diagnosa KerjaEpiskleritis Nodular OS + Astigmatis Miop Simplex OS 1.5 Diagnosa BandingKonjungtivitis1.6 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium darah lengkapPemeriksaan serologis

1.7 PenatalaksanaanNatrium diklofenak tablet 25 mg (3x1 tablet/hari)Natrium diklofenak topikal 1 mg (4x1 tetes/hari)Koreksi kacamata1.8 Saran Mencari ada atau tidaknya penyakit yang mendasari Pasien disarankan menggunakan kacamata untuk mendapatkan visus terbaik Kontrol kembali apabila keluhan tidak kunjung membaik. 1.9 Prognosis Ad vitam: Bonam Ad functionam: Bonam Ad sanationam: Dubia ad bonam

Resume Kasus Pasien seorang wanita 30 tahun, datang ke Poliklinik Mata RSUD Serang dengan keluhan terdapat benjolan pada mata kiri yang timbul sejak 2 minggu yang lalu saat pulang kerja. Keluhan juga disertai mata merah, gatal, berair serta terasa ada yang mengganjal pada mata. Pasien mengaku sering terpapar debu saat bekerja, sebelumnya pasien juga sudah pernah berobat ke dokter perusahaan namun karena tidak kunjung membaik maka pasien dirujuk ke dokter spesialis mata. Mata nyeri (-), kotoran/sekret (-), penglihatan terganggu (-), riwayat mata sering merah berulang (+), riwayat trauma pada mata (-), riwayat penggunaan kacamata sebelumnya (-), mata terasa lebih silau jika melihat cahaya/ sinar yang lebih terang (+), melihat halo disekitar sinar (-). Pada pemeriksaan status generalis pasien dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan VOD = 6/6 dan VOS = 6/7,5 namun dengan koreksi kacamata VOS = 6/6. Pada mata kiri didapatkan adanya injeksi episklera + nodul. Status ofltalmologi lainnya dalam batas normal.

BAB II DISKUSI KASUS Episkleritis adalah peradangan lokal jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera.1,2Penyebab episkleritis tidak diketahui secara pasti. Inflamasi yang terjadi pada jaringan sklera atau episklera sering berhubungan dengan kondisi inflamasi sistemik non infeksius. Penyakit non infeksius yang sering berhubungan dengan skleritis dan episkleritis adalah rheumatoid arthritis, systemic lupus erythematosus, wegener granulomatosis, human leukocyte antigen (HLA)B27related diseases, dan relapsing polychondritis. Penyakit infeksius yang sering berhubungan dengan skleritis dan episkleritis adalah infeksi virus herpes simplex, varicella zoster, tuberkulosis, sifilis, dan bentuk sekunder yang timbul dari invasi mikroba secara langsung (bakteri, jamur, parasit,virus) di lokasi sklera yang cidera, yang sering terjadi akibat trauma pembedahan.1,3 Episkleritis lebih sering terjadi pada wanita dibanding pria dengan persentasi 45%-70%. Usia rata-rata penderita episkleritis adalah 30-40 tahun.1,4 Gejala yang timbul pada episkleritis berupa mata merah, iritasi ringan atau perasaan tidak nyaman pada mata. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan injeksi episklera, dapat dalam bentuk nodular, sektoral ataupun difus. Injeksi tersebut akan mengecil bila diberikan fenil efrin 2,5% topikal.1,2 Hasil anamnesis pasien pada kasus ini, didapatkan bahwa usia, jenis kelamin, serta keluhan pasien berupa terdapat benjolan, mata merah, dan terasa ada yang mengganjal pada mata sesuai dengan teori diatas. Pemeriksaan oftalmologis pada pasien juga didapatkan adanya injeksi episklera nodular. Pada episkleritis, jika tidak ada penyakit sistemik yang mendasari, maka pengobatan cukup dengan memberikan artificial tears setiap 4-6 jam sampai kemerahaan hilang. Pada episkleritis yang disertai dengan kelainan lokal ataupun sistemik, dibutuhkan terapi yang lebih spesifik seperti doksisiklin 100 mg 2x perhari pada rosasea, terapi antimikroba pada tuberkulosis, sifilis, atau infeksi virus herpes atau anti inflamasi non streoid lokal atau sistemik atau streoid untuk penyakit vaskular-kolagen.1Episkleritis dapat sembuh sempurna atau bersifat residif yang dapat menyerang tempat yang sama ataupun berbeda dan umumnya berlangsung selama 4-5 minggu.2 Pasien pada kasus ini diberikan pengobatan anti inflamasi non steroid berupa natrium diklofenak dan tetes mata noncort, serta koreksi kacamata untuk mendapatkan visus terbaik tetapi pasien masih menolak untuk menggunakan kacamata. Penatalaksanaan untuk pasien pada kasus diatas dilihat dari teori sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari ada atau tidaknya penyakit lain yang mendasari episkleritis.

DAFTAR PUSTAKA 1. Vaughan D, Eva PR Galucoma, Dalam: Riordan-Eva P. Whitcher, J.P. Vaughan & Asburys general ophtalmology. Ed 18. Philadelphia. McGraw-Hill; 2011.2. Ilyas Sidarta, Yulianti Sri R. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta; 2014. h. 121.3. Berchicci L, Miserocchi E, Nicola M , La Spina C, Bandello F, Modorati G. Clinical features of patients with episcleritis and scleritis in an Italian tertiary care referral center. Eur J Ophthalmol. 2014; 24: h. 293-298.4. Homayounfar G, Nardone N, Borkar D.S, Tham V.M, Porco T.C, Wayne T.A. et al. Incidence of Scleritis and Episcleritis: Results From the Pacific Ocular Inflammation Study. Am J Ophthalmol. 2013;156. h. 752758.

1