elaporan kasus piskleritis nodular

22
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN September 2015 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR EPISKLERITIS NODUSA Oleh : Iin Alfriani Amran S.Ked 10542 0187 10 PEMBIMBING : dr. Yuyun Rahayu Gobel, Sp.M DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: iin-alfriani-amran

Post on 09-Dec-2015

244 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Elaporan kasus piskleritis nodular

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA LAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN September 2015UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

EPISKLERITIS NODUSA

Oleh :

Iin Alfriani Amran S.Ked

10542 0187 10

PEMBIMBING :

dr. Yuyun Rahayu Gobel, Sp.M

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: Elaporan kasus piskleritis nodular

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,

taufik serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini

dengan baik dan lancar. Tak lupa penulis mengucap shalawat dan salam kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun kita kepada

kebenaran dalam ajarannya. Penulisan laporan kasus ini yang berjudul Episkleritis Nodusa

merupakan salah satu tugas yang diberikan di stase mata pada program kepaniteraan klinik di

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berbagai bentuk kesulitan yang penulis hadapi dalam pembuatan tugas ini tidak dapat

dihadapi dan terlewati dengan mudah sehingga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dr. Yuyun Rahayu Gobel, Sp.M, sebagai dosen pembimbing saya untuk

tugas ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama teman

sejawat untuk penyempurnaannya. Harapan penulis agar laporan kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Iin Alfriani Amran

Page 3: Elaporan kasus piskleritis nodular

LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Pasien

Nama : Nn. Dwi MP

Umur : 11 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln Kerung Kerung

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal masuk rumah sakit : 11 September 2015

B. Anamnesis

Tipe Anamnesis : Autoanamnesis

Keluhan utama :

Mata merah berair sejak 3 hari yang lalu

Anamnesis :

Pasien perempuan 11 thn datang ke Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) dengan

keluhan mata kiri merah seperti ada air. Mata sebelah kiri tampak seperti ada benjolan

dan pasien mengeluh ada yang menghalangi pandangan. Pasien tidak mengeluh adanya

penurunan tajam pengelihatan. Mata sebelah kiri sering mengeluarkan air mata tetapi

tidak terasa lengket dan tidak keluar kotoran. Awalnya mata merah terjadi saat pasien

dibonceng mengendarai motor, pasien kelilipan serangga. Pasien kemuadian menggosok

matanya menggunakan tangan, kemudian mata pasien menjadi merah dan sedikit nyeri,

keesokan harinya muncul semacam benjolan di mata.

Page 4: Elaporan kasus piskleritis nodular

C. Status Present

Sakit sedang/ Composmentis

Berat badan : Tidak diukur

Tinggi badan : Tidak diukur

IMT : Tidak diukur

Tekanan darah : Tidak diukur

Nadi : 80x/menit

Pernapasan : 22x/menit

Suhu Badan : 36,7 °C

D. Status General

Kepala : Bentuk bulat, simetris, Rambut tidak mudah dicabut

Mata : Lihat status oftalmologis

Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan nyeri tekan (-)

Thoraks : Simetris kiri dan kana

Pulmo : Vesikuler ki/ka

Jantung : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

Page 5: Elaporan kasus piskleritis nodular

E. Status Lokalisasi Oftalmologis

OD OS20/20 Visus 20/20

Sentral Kedudukan Sentral

Kesegalah Arah

Pergerakan Bola Mata

Kesegalah Arah

N/P TIO N/P

Bentuk normal, edema (-) Palpebra Bentuk normal, edema (-)Normal, tumbuh teratur Cilia Normal, tumbuh teratur

Injeksi episklera/ silier (-) Konjungtiva Injeksi Episklera (+) + NodulJernih Kornea Jernih

Normal COA NormalCoklat, Reguler Iris Coklat, Reguler

Sentral, regular, 3 mm, reflek cahaya (+)

PupilSentral, regular, 3 mm, reflek

cahaya (+)Jernih Lensa Jernih

PEMERIKSAAN LUAR

OD OS

Page 6: Elaporan kasus piskleritis nodular

F. RESUME

Pasien perempuan 11 thn datang ke Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)

dengan keluhan mata kiri merah seperti ada air. Mata sebelah kiri tampak seperti ada

benjolan dan pasien mengeluh ada yang menghalangi pandangan. Pasien tidak mengeluh

adanya penurunan tajam pengelihatan. Mata sebelah kiri sering mengeluarkan air mata

tetapi tidak terasa lengket dan tidak keluar kotoran. Keluahan ini sudah dirasakan 3 hari

yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

composmentis. Nadi: 80x/menit, frekuensi napas: 22x/menit, suhu:36,7 C. Pada

pemeriksaan kepala didapatkan bentuk bulat, simetris, rambut tidak mudah dicabut. Pada

pemeriksan mata Oculi sinistra (OS) : visus: 20/20, Kedudukan: sentral, Pergerakan

bola mata: kesegala arah, TIO : Normal per palpasi , palpebra superior/ inferior: bentuk

normal edema (-), konjungtiva: mix injection, kornea: Jernih, camera oculi anterior

(COA): Normal, iris: Coklat reguler, pupil: Sentral, Reguler 3 mm, reflek cahaya (+) ,

lensa: Jernih. Oculi dekstra (OD): visus: 20/20, kedudukan ,pergerakan bola mata,

palpebra, konjungtiva, kornea, skelera, COA, iris, pupil dan lensa : dalam batas normal.

Pada pemeriksaan leher tidak ditemukan adanya pembesaran KGB dan nyeri tekan,

inspeksi thorax simetris kiri dan kanan, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.

G. DIAGNOSA KLINIS

OS Episkleritis Nodusa

Diagnosis banding : - Skleritis

- Konjungtivitis akut

H. PENATALAKSANAAN

Pemberian antibiotik topikal serta steroid topikal

• Xytrol tetes mata 4 x 1 OS

Page 7: Elaporan kasus piskleritis nodular

Pemberian analgesik

• Na Diclofenac tab 50 mg 2 x 1 p.c.

• Noncort tetes mata 4 x 1 OS

I. PROGNOSI

Quo ad vitam : Dubia ad Bonam

Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

Qua ad Sanactionam : Dubia ad Bonam

J. DISKUSI

Dilaporkan sebuah kasus seorang perempuan 11 tahun dengan keluhan utama Mata

merah berair sejak 3 hari yang lalu. Pasien ini didiagnosis OS Episkleritis Nodular.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik.1

Dari anamnesis diketahui pasien mengeluh mata kiri berair dan disertai rasa sedikit

nyeri tanpa disertai penurunan penglihatan dan jumlah sekret yang berlebihan, dan dari

pemeriksaan fisik didapatkan visus OD 20/20 dan OD 20/20. Hal ini sesuai dengan

kebanyakan kasus episkleriti dimana tidak dijumpai adanya penurunan tajam

penglihatan.1,2

Pasien mengaku bagian mata kiri tampak seperti ada benjolan dan pasien

mengeluh ada yang menghalangi pandangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan OS

konjungtiva : episklera injection dan terdapat nodul (+). Dari keluhan yang disebutkan

oleh pasien semua mengarahkan adanya proses peradangan yang terjadi pada mata kanan

pasien. Dari pemeriksaan oftalmologi yang didapatkan hanya ada injeksi episklera pada

mata kiri pasien disertai nodul. Hal ini semakin menyempitkan diagnosis untuk pasien,

yaitu peradangan yang terjadi  bukan di konjungtiva.

Page 8: Elaporan kasus piskleritis nodular

Dari hasil anamnesi didapatkan bahwa mata pasien memiliki riwayat kemasukan

serangga. Hal ini sesuai dengan penyebab episkleritis termasuk jenis kanker tertentu,

penyakit kulit, gangguan defisiensi imun dan, yang paling jarang berhubungan adalah

gigitan serangga.1,3

Page 9: Elaporan kasus piskleritis nodular

TINJAUAN PUSTAKA

EPISKLERITIS

A. PENDAHULUAN

Episkleritis ialah radang pada lapisan episklera yang merupakan lapisan serat

di antara dinding putih pada mata (sklera) dan lapisan lutsinar yang menutupi bola

mata (konjungtiva). Dalam keadaan ini terdapat tompokan merah pada sebahagian

permukaan mata. Ia mungkin menyebabkan gangguan yang ringan. Masalah ini akan

hilang tanpa perawatan. 2,4

B. ANATOMI DAN HISTOLOGI

Sklera adalah pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar yang hampir

seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna putih serta berbatasan

dengan kornea disebelah anterior dan duramater nervus optikus di posterior. Pita-pita

kolagen dan jaringan elastin membentang di sepanjang foramen sklera posterior,

membentuk lamina kribrosa, yang diantaranya dilalui oleh berkas akson nervus

optikus. Permukaan luar sklera anterior dibungkus oleh sebuah lapisan tipis jaringan

elastis halus, episklera, yang mengandung banyak pembuluh darah yang mendarahi

sklera. Lapisan berpigmen coklat pada permukaan dalam sklera adalah lamina fusca,

yang membentuk lapisan luar ruang suprakoroid.1,2

Pada tempat insersi muskuli rekti, tebal sklera sekitar 0,3 mm. Ditempat lain

tebalnya sekitar 0,6. Disekitar nervus opticus, sklera ditembus oleh arteria ciliaris

posterior longus dan brevis, dan nerves ciliaris longus dan brevis. Arteria ciliaris

posterior longus dan nervus ciliaris longus melintas dari nervus optikus ciliare di

sebuah lekukan dangkal pada permukaan dalam sklera di meridian jam 3 dan jam 9.

Sedikit posterior dari ekuator, empat vena vorticosa mengalirkan darah keluar dari

Page 10: Elaporan kasus piskleritis nodular

koroid melalui sklera, biasanya satu disetiap kuadran. Sekitar 4 mm di sebelah

posterior limbus, sedikit anterior dari insersi tiap-tiap muskulus rektus, empat arteria

dan vena siliaris anterior menembus sklera. Persarafan sklera berasal dari saraf-saraf

siliaris.3

Secara histologi, sklera terdiri atas banyak pita padat yang sejajar dan berkas-

berkas jaringan kolagen teranyam, yang masing-masing mempunyai tebal 10-16 πm

dan lebar 100-140 µm. Struktur histologis sklera sangat mirip dengan struktur kornea.

Alasan transparannya kornea dan opaknya sklera adalah deturgesensi relatif kornea.1,4

Gambaran Anatomi dan Histologi Sklera

C. DEFENISI

Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara

konjungtiva dan permukaan sklera. Episkleritis dapat tumbuh di tempat yang sama

atau di dekatnya di jaringan palpebra Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut

dan terdapat riwayat berulang dan dapat berminggu-minggu atau beberapa bulan.2,3

Episkleritis didefinisikan sebagai peradangan lokal sklera yang relatif sering

dijumpai. Kelainan ini bersifat unilateral pada dua-pertiga kasus, dan insidens pada

kedua jenis kelamin wanita tiga kali lebih sering dibanding pria. Episklera

Page 11: Elaporan kasus piskleritis nodular

dapat tumbuh di tempat yang sama atau di dekatnya di jaringan palpebra.Episkleritis

merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan

permukaan sklera.4

Keluhan pasien dengan episkleritis berupa mata terasa kering, dengan rasa

sakit yang ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang kemotik.Bentuk radang yang

terjadi pada episklerisis mempunyai gambaran khusus, yaitu berupa benjolan setempat

dengan batas tegas dan warna putih di bawah konjungtiva. Bila benjolan itu ditekan

dengan kapas atau ditekan pada kelopak di atas benkolan, akan memberikan rasa

sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata. Pada episkleritis bila dilakukan

pengangkatan konjungtiva di atasnya, maka akan mudah terangkat atau dilepas dari

pembuluh darah yang meradang. Perjalanan penyakit mulai dengan episode akut dan

terdapat riwayat berulang dan dapat berminggu-minggu atau beberapa bulan.2,3,4

Radang episklera disebabkan, oleh reaksi hipersensitivitas terhadap penyakit

sistemik seperti TB, reumatoid arthritis, lues, SLE, dll. Merupakan suatu reaksi toksik,

alergi atau merupakan bagian daripada infeksi. Dapat juga terjadi secara spontan dan

idiopatik.1,5

a. Klasifikasi Episkleritis

Ada dua jenis episkleritis:

Episkleritis simple. Ini adalah jenis yang paling umum dari episkleritis.

Peradangan biasanya ringan dan terjadi dengan cepat. Hanya berlangsung

selama sekitar tujuh sampai 10 hari dan akan hilang sepenuhnya setelah

dua sampai tiga minggu. Pasien dapat mengalami serangan dari kondisi

tersebut, biasanya setiap satu sampai tiga bulan. Penyebabnya seringkali

tidak diketahui.4,5

Episkleritis nodular. Hal ini sering lebih menyakitkan daripada

episkleritis simple dan berlangsung lebih lama. Peradangan biasanya

terbatas pada satu bagian mata saja dan mungkin terdapat suatu daerah

penonjolan atau benjolan pada permukaan mata. Ini sering berkaitan

dengan kondisi kesehatan, seperti rheumatoid arthritis, colitis dan

lupus.4,5

Page 12: Elaporan kasus piskleritis nodular

GAMBAR. Episkleritis Simple dan Nodular

D. ETIOLOGI

Hingga sekarang para dokter masih belum dapat mengetahui penyebab pasti

dari episkleritis. Namun, ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang selalu

berhubungan dengan terjadinya episkleritis. Kondisi-kondisi tersebut bisa berupa :

-Rheumatoid arthritis

-Ankylosing spondylitis

-Lupus (systemic lupus erythematosus)

-Bacterial atau viral infection seperti lyme disease, syphilis atau herpes zoster

-Beberapa penyakit lain yang kurang umum, penyebab episkleritis termasuk jenis

kanker tertentu, penyakit kulit, gangguan defisiensi imun dan, yang paling jarang

berhubungan adalah gigitan serangga.1,3

E. PATOFISIOLOGI

Mekanisme terjadinya episkleritis diduga disebabkan oleh prose autoimun.

Proses peradangan dapat disebabkan oleh kompleks imun yang mengakibatkan

kerusakan vaskular (hipersensitivitas tipe III) ataupun respon granulomatosa kronik

(hipersensitivitas tipe IV). 5

F. GEJALA KLINIS

Gejala episkleritis meliputi:

sakit mata dengan rasa nyeri ringan

Mata merah pada bagian putih mata

Kepekaan terhadap cahaya

Page 13: Elaporan kasus piskleritis nodular

Tidak mempengaruhi visus

Jika pasien mengalami episkleritis nodular, pasien mungkin memiliki satu atau

lebih benjolan kecil atau benjolan pada daerah putih mata. Pasien mungkin

merasakan bahwa benjolan tersebut dapat bergerak di permukaan bola mata. 6

Bila benjolan itu ditekan dengan kapas atau ditekan pada kelopak di atas

benkolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar

mata.6,7

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Daylight

Sklera bisa terlihat merah kebiruan atau keunguan yang difus. Setelah serangan yang

berat dari inflamasi sklera, daerah penipisan sklera dan translusen juga dapat muncul

dan juga terlihat uvea yang gelap. Area hitam, abu-abu dan coklat yang dikelilingi

oleh inflamasi yang aktif yang mengindikasikan adanya proses nekrotik. Jika jaringan

nekrosis berlanjut, area pada sklera bisa menjadi avaskular yang menghasilkan

sekuester putih di tengah yang dikelilingi lingkaran coklat kehitaman. Proses

pengelupasan bisa diganti secara bertahap dengan jaringan granulasi meninggalkan

uvea yang kosong atau lapisan tipis dari konjungtiva.3,4

2. Pemeriksaan Slit Lamp

Pada skleritis, terjadi bendungan yang masif di jaringan dalam episklera dengan

beberapa bendungan pada jaringan superfisial episklera. Pada tepi anterior dan

posterior cahaya slit lamp bergeser ke depan karena episklera dan sklera edema. Pada

skleritis dengan pemakaian fenilefrin hanya terlihat jaringan superfisial episklera yang

pucat tanpa efek yang signifikan pada jaringan dalam episklera.5

3. Pemeriksaan Red-free Light

Pemeriksaan ini dapat membantu menegakkan area yang mempunyai kongesti

vaskular yang maksimum, area dengan tampilan vaskular yang baru dan juga area

yang avaskular total. Selain itu perlu pemeriksaan secara umum pada mata meliputi

otot ekstra okular, kornea, uvea, lensa, tekanan intraokular dan fundus.5

Page 14: Elaporan kasus piskleritis nodular

H. TERAPI

Episkleritis adalah penyakit self-limiting menyebabkan kerusakan yang sedikit

permanen atau sembuh total pada mata. Oleh karena itu, sebagian besar pasien dengan

episkleritis tidak akan memerlukan pengobatan apapun.5,6

Jika gejala semakin parah atau bertahan lama, bisa dengan meresepkan

beberapa obat berikut:

Nonsteroid anti-inflammatory drug (NSAID), seperti flurbiprofen. Obat ini

akan membantu meredakan nyeri dan bengkak dan mengurangi peradangan.

Steroid eye drops, seperti dexamethasone. Obat ini akan membantu untuk

mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan pasien. Namun, ada

beberapa risiko terkait dengan penggunaan tetes mata steroid, sehingga pasien

perlu dipantau ketat oleh dokter. 7

I. KOMPLIKASI

Sebuah komplikasi episkleritis yang mungkin terjadi adalah iritis. Sekitar satu

dari 10 orang dengan episkleritis akan berkembang ke arah iritis ringan. Selain iritis,

bila peradangan lebih dalam pada sklera dapat menimbulkan skleritis.5,7

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Elaporan kasus piskleritis nodular

1. Abu Abdillah Hasyim bin Akbar, STRUKTUR BOLA MATA – EPISKLERA .

2. Doctorologi.net (http://doctorology.net/?p=340) .

3. Ilyas S., 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit

FKUI.

4. PERDAMI. 2006. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum & Mahasiswa

Kedokteran, PERDAMI.

5. Roy Sr H , episkleritis, http://emedicine.medscape.com/article/1228246-

overview.Medscape September 16, 2015.

6. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,

2000: Hal 165-167.

7. Watson PG, Hayreh SS. Scleritis dan episkleritis. Br J Ophthalmol. 1976; 60:163-91.