status ophtalmikus ( rane).docx

18
STATUS OPHTALMIKUS 1. Visus tanpa koreksi. Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan. Cara memeriksa visus ada beberapa tahap: 1. Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5 atau 6 meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan tidak berakomodasi. Kartu yang digunakan ada beberapa macam : o Snellen chart => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda => untuk pasien yang bisa membaca. Klik untuk perbesar gambar o E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-beda.

Upload: silvia-rane-rajendra

Post on 15-Feb-2016

255 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

STATUS OPHTALMIKUS

1. Visus tanpa koreksi.Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.

Cara memeriksa visus ada beberapa tahap:1. Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari jarak yang ditentukan, biasanya 5

atau 6 meter. Digunakan jarak sepanjang itu karena pada jarak tersebut mata normal akan relaksasi dan tidak berakomodasi.Kartu yang digunakan ada beberapa macam :

o Snellen chart => kartu bertuliskan beberapa huruf dengan ukuran yang berbeda => untuk pasien yang bisa membaca.

Klik untuk perbesar gambaro E chart => kartu yang bertuliskan huruf E semua, tapi arah kakinya berbeda-beda.

Klik untuk perbesar gambaro Cincin Landolt => Kartu dengan tulisan berbentuk huruf 'c', tapi dengan arah

cincin yang berbeda-beda.

Page 2: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Klik untuk perbesar2. Cara memeriksa :

o Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau sejajar dengan mata pasien.Bila jarak 5 meter, maka visus normal akan bernilai 5/5 artinya mata normal dapat melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada jarak 5 meter. Bila berjarak 6 m, berarti visus normalnya 6/6. Satuan selain meter ada kaki = 20/20, ada juga log (logaritma).

o Pastikan cahaya harus cukupo Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan pasien

diminta membaca kartu.o Cara menilai visus dari hasil membaca kartu :

o Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6, maka tidak usah membaca pada baris berikutnya => visus normal

o Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus normal, cek pada 1 baris tersebut

o Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 1. 

o Bila tidak dapat membaca 2, berarti visusnya terletak pada baris tersebut dengan false 2.

o Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada, berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat dibaca.

o Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada baris di atasnya.

o Bila terdapat penurunan visus, maka cek dengan menggunakan pinhole (alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)

o Bila visus tetap berkurang => berarti bukan kelainan refraksio Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya => berarti

merupakan kelainan refraksio Contoh: membaca Snelleen chart

Page 3: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Klik untuk perbesar gambaro Snelleen chart yang yang digunakan dalam ukuran kaki = normalnya

20/20.Misal, pasien dapat membaca semua huruf pada baris ke 8. Berarti visusnya normal

o Bila hanya membaca huruf E, D, F, C pada baris ke 6 => visusnya 20/30 dengan false 2.Artinya, orang normal dapat membaca pada jarak 30 kaki sedangkan pasien hanya dapat  membacanya pada jarak 20 kaki.

o Bila pasien membaca huruf Z, P pada baris ke 6 => visusnya 20/40o Bila tidak dapat membaca huruf pada baris ke 6, cek baris ke 5 dengan

ketentuan seperti di atas.o Cara pemeriksaan berlaku untuk E chart dan cincin Landolt.

3. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari.

o Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart => 5 atau 6 m

o Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => visusnya 6/60o Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, mka maju 1 m dan

lakukan penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya 5/60. o Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan jadi 4

m, 3 m, sampai 1 m di depan pasien.4. Bila tidak bisa menghitung jari pada jarak tertentu, maka dilakukan pemeriksaan

penglihatan dengan lambaian tangan.

o Lambaian tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau atas bawah. Bila pasien dapat menyebutkan arah lambaian, berarti visusnya 1/300

Page 4: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

5. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka dilakukan penyinaran, dapat menggunakan 'pen light'Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~. Tentukan arah proyeksi :

o Bila pasien dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang,berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi baikProyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui apakah tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.

o Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi salah.

6. Bila tidak dapat melihat cahaya, maka dikatakan visusnya = 0 

2. Visus Dengan Koreksi

Teknik koreksi kacamataBerdasarkan visus dapat diasumsi kalau penurunan visus hanya karena kelainan refraksi maka:Visus 6/60 dapat dikoreksi dengan sekitar +3,00 D atau -3,00 DVisus 6/30 dapat dikoreksi dengan sekitar +2,50 D atau -2,50 D

Page 5: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Visus 6/20 dapat dikoreksi dengan sekitar +2,00 D atau -2,00 DVisus 6/15 dapat dikoreksi dengan sekitar +1,50 D atau -1,50 DVisus 6/10 dapat dikore ksi dengan sekitar +1,00 D atau -1,00 DVisus 6/7,5 dapat dikoreksi dengan sekitar + 0,50 D atau -0,50 DVisus 6/6 dapat dikoreksi dengan sekitar +0,25 D atau -0,25 D atau plano/emetrop

Page 6: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

1. Lakukan pemeriksaan visus tiap mata2. Berdasarkan hasil pemeriksaan visus lakukan koreksi sesuai asumsi diatas3. Lalu ulang visus lagi setelah dikoreksi4. Teruskan koreksi sesuai asumsi sampai visus 6/6 atau visus maksimal5. Kalau visus setelah koreksi tercapai 6/6, koreksi selesai6. Kalau visus setelah koreksi belum tercapai 6/6

Page 7: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

pasang pinhole di depan lensa koreksi7. Periksa visus dengan lensa koreksi + pinhole. Kalau visus tetap tidak maju 6/6 berarti koreksi selesai dan ada kelainan pada mata selain kelainan refraksi, misalkan kelainan pada media refraksi, kelainan pada sistem saraf mata. Kalau visus maju berarti ada astigmatism, lakukan pemeriksaaan fogging.

Page 8: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Teknik pemeriksaan fogging:1. Setelah mendapat koreksi terbaik tetapi tidak mencapai 6/6 misalnya 6/10, tambahkan pinhole. Bila tidak maju maka kelainan organik, kemudian rujuk ke dokter.2. Bila maju berarti kelainan astigmat, lalu tambahkan lensa fogging S + 0,50 sampai S +2,00.3. Pasien diminta melihat garis clock dial, tentukan

Page 9: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

garis mana yang paling jelas/hitam. Misalkan pasien melihat garis 90o

yang jelas maka axis yang diberikan adalah tegak lurusnya (180o

Teknik koreksi kacamataBerdasarkan visus dapat diasumsi kalau penurunan visus hanya karena kelainan refraksi maka:Visus 6/60 dapat dikoreksi dengan sekitar +3,00 D atau -3,00 DVisus 6/30 dapat dikoreksi dengan sekitar +2,50 D atau -2,50 DVisus 6/20 dapat dikoreksi dengan sekitar +2,00 D atau -2,00 DVisus 6/15 dapat dikoreksi dengan sekitar +1,50 D atau -1,50 DVisus 6/10 dapat dikore ksi dengan sekitar +1,00 D atau -1,00 DVisus 6/7,5 dapat dikoreksi dengan sekitar + 0,50 D atau -0,50 DVisus 6/6 dapat dikoreksi dengan sekitar +0,25 D atau -0,25 D atau plano/emetrop

1. Lakukan pemeriksaan visus tiap mata2. Berdasarkan hasil pemeriksaan visus lakukan koreksi sesuai asumsi diatas3. Lalu ulang visus lagi setelah dikoreksi4. Teruskan koreksi sesuai asumsi sampai visus 6/6 atau visus maksimal5. Kalau visus setelah koreksi tercapai 6/6, koreksi selesai6. Kalau visus setelah koreksi belum tercapai 6/6 pasang pinhole di depan lensa koreksi7. Periksa visus dengan lensa koreksi + pinhole. Kalau visus tetap tidak maju 6/6 berarti koreksi selesai dan ada kelainan pada mata selain kelainan refraksi, misalkan kelainan pada media refraksi, kelainan pada sistem saraf mata. Kalau visus maju berarti ada

Page 10: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

astigmatism, lakukan pemeriksaaan fogging.

3. Reflek Fundus

Fundus adalah permukaan dalam mata, yang terletak bertentangan dengan lensa.Boleh dilihat dengan menggunakan oftalmoskop. Px fundus disebut oftalmoskopi/funduskopi.Terdiri dari retina, makula, fovea, blind spot/optic disc dan posterior pole(retina yang terletak antara macula dan ptic disc)

Refleks FundusPemeriksaan menggunakan oftalmoskop. Dilihat melalui pupil pada jarak 30cm.- Media refraksi jernih = refleks fundus berwarna merah kekuningan pada seluruh lingkaran pupil-Media refraksi tidak jernih = refleks fundus ada bercak hitam di dpn latar merah kekuningan

4. Silia dan Supersilia

Page 11: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Silia atau yang sering di kenal dengan bulu mata dan supersilia atau yang sering dikenal dengan alis mata. Pada silia dinilai apakah pertumbuhannya teratur ke luar atau tidak, apakah ada silia yang tumbuh ke arah dalam mata dan apakah ada yang patah atau rontok atau tidak.

Supersilia dinilai apakah ada yang rontok,tumbuh teratur atau tidak, tumbuh panjang-panjang atau tidak dan warna supersilia.

5. Palpebra Superior dan Palpebra Inferior

Palpebra Superior adalah kelopak mata bagian atas dan Palpebra Inferior adalah kelopak mata bagian bawah.Untuk pemeriksaannya di dilihat apakah palpebra simetris atau tidak. Kelainan yang muncul antara lain ptosis, yaitu palpebra tidak dapat terbuka ; lagoftalmos, yaitu kelopak mata tidak dapat menutup sempurna sehingga sebagian kornea tidak di lindungi oleh kelopak mata ; pseudo logoftamos di tandai dengan kedua belah mata tidak tertupup sempurna ; dan hordeolum yang merupakan infeksi lokal pada palpebra.Dan dinilai juga apakah ada udem di kelopak mata dan apakah ada herdeoulum atau tidak, kalau ada dijelaskan terdapat di kelopak sebelah kanan atau kiri dan disertai deskripsi warna dan ukurannya.dan kelainan-kelainan di kelopak mata yang tampak harus di deskripsikan.

6. Margo PalpebraMargo Palpebra adalah tepian palpebra, pada pemeriksaan margo palpebra yang harus di nilai adalah :

a.       EntropionSuatu keadaan melipatnya margo palpebra ke arah dalam, sehingga silia tumbuh ke arah dalam dan menyebabkan komplikasi ke konjungtiva dan kornea

b.      EktropionKelainan posisi kelopak mata dimana tepi kelopak mata mengarah keluar sehingga bagian dalam kelopak atau konjungtiva tarsal berhubungan dengan dunia luar.

7. Aparat Lakrimalis

Aparatus Lakrimalis

Page 12: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Terdiri dari glandula lakrimalis > duktus sekretori > menyebar di permukaan mata > masuk ke punctum superior atau inferior > menuju kanalis superior atau inferior > menyatu di kanalis komunis > sakus lakrimalis > duktus lakrimalis > bermuara pada meatus inferior dari rongga nasal.Pasokan darah dari aparat lakrimal berasal dari arteria lakrimalis.Pemeriksaan aparat lakrimalis dinilai apakah keadaan mata lembab atau berair yag dimana keadaan seperti itu disebut keadaan normal pada pemeriksaan aparat lakrimalis.

8. Konjungtiva Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea. Konjungtiva bertanggung jawab untuk menjaga kelembaban mata.

Konjungtiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian:a.       Konjungtiva bulbaris (menutupi sebagian permukaan anterior bola mata)b.      Konjungtiva palpebralis (menutupi permukaan posterior dari palpebra)c.       Konjungtiva forniks (bagian transisi yang membentuk hubungan antara bagian posterior palpebra dan bola mata).

Page 13: STATUS OPHTALMIKUS ( Rane).docx

Pada pemeriksaan konjungtiva di nilai hiperemis atau tidak, terdapat folikel atau tidak dan terdapat papil-papil atau tidak.

9. Skela

Selaput putih (sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan bentuk biji mata.Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata. Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea selalu dibasahi oleh air mata.Pemeriksaan pada sklera dinilai warna sklera, normal nya warna sklera putih dan akan ikterik jika terjadi kelainan.