spm bab 2 3.6-3.10
DESCRIPTION
spmTRANSCRIPT
3.6 Sistim Pengendalian Formal
Sistem formal dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Aturan aturan
Aturan adalah semua tipe instruksi dan pengendalian formal (tertulis), misalnya
instruksi instruksi kerja, pedoman praktik, deskripsi tugas, prosedur pengoperasian
standar, manual manual, dan kode etik. Aturan aturan memiliki kekuatan tetap
sampai dengan diubah atau dimodifikasi.
Aturan dapat digolongkan ke dalam beberapa tipe, misalnya:
a. Pengendalian fisik
Mencakup pengamanan pengamanan oleh satpam, password komputer,
ruangan ruangan terkunci, dan cara cara lainnya merupakan bagian dari
struktur pengendalian
b. Manual
Manual adalah pedoman yang harus diikuti, atau petunjuk praktis tentang suatu
jenis pekerjaan atau tetang cara kerja. Dan untuk perusahaan birokratis
memiliki manual yang lebih terperinci daripada bentuk organisasi lainnya,
organisasi tersentralisasi juga memiliki manual yang lebih banyak daripada
organisasi yang terdesentralisasi.
Seiring berjalannya waktu, beberapa aturan mungkin menjadi usang, oleh
karena itu, manual dan aturan aturan lainnya perlu dikaji kembali agar konsisten
dengan manajemen saat ini.
c. Sistem pengamanan
Sistem pengamanan adalah sistem yang perlu dibangundalam sistem
pengolahan informasi untuk menjamin bahwa informasi yang mengalir melalui
sistem tersebut akurat dan untuk mencegah penyelewengan dan kelalian.
d. Sistem pengendalian tugas
Sistem pengendalian tugas adalah sistem yang dapat digunakan untuk
menjamin bahwa tugas tugas dilaksanakan secara efisien dan efektif.
2. Proses Pengendalian formal
Proses pengendalian ini didasarkan atas tujuan dan strategi untuk mencapai tujuan
tersebut
3.7 Kriteria tujuan yang baik
1. Jelas dan spesifik
Tujuan secara jelas dan spesifik harus berhubungan dengan hasil hasil yang
diinginkan. Tujuan yang jelas dan spesifik harus dapat dipahami oleh manajer dan
semua karyawan, sedangkan tujuan yang tidak jelas dan tidak spesifik akan
menimbulkan konflik dan kebingungan di antara para manajer dan karyawan
2. Berjangka Waktu
Dengan jangka waktu yang jelas dapat dibentuk kerangka waktu yang jelas, dengan
kerangka waktu yang jelas dapat dikembangkan rencana rencana yang teliti
3. Konsistensi
Tujuan harus konsisten secara logis, khususnya dihubungkan dengan lingkungan
eksternal dan sumber sumber internal karena konsistensi tersebut menunjukkan
apakah organisasi telah menyusun pola tujuan yang tepat.
4. Kesulitan dan ketercapaian
Tujuan harus cukup sulit agar dapat merangsang kerja keras para pelaksana untuk
mencapainya, namun tidak boleh terlalu sulit karena menciptakan frustasi.
3.8 Jenis Jenis Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Profitabilitas
Biasanya dinyatakan dalam ukuran laba bersih, laba per saham, kembalian atas
investasi, atau ukuran ukuran serupa lainnya. Organisasi bukan untuk laba atau
sektor publik juga memperhatikan profitabilitas, dalam hal ini artinya sisa
pendapatan di atas bebannya untuk bertahan hidup.
2. Produktivitas
Biasanya dihubungkan antara tingkat keluaran dengan ukuran tertentu ( Unit
produksi per hari per karyawan, biaya per unit produk, laba per karyawan).
3. Pasar
Tujuan pasar dapat dihubungkan dengan penetrasi pasar, kemampuan menjual lini
produk perusahaan. Kemampuan penjualan yang rendah atau tidak memuaskan
harus segera memperoleh perhatian manajemen untuk menyempurnakan lini
produk dengan mengenalkan produk produk baru pada berbagai pemikat yang
berbeda.
4. Sumber sumber
Organisasi mungkin menyusun tujuan dihubungkan dengan perubahan sumber
sumber pokoknya, misalnya : sumber keuangan, sumber fasilitas dan kapasitas,
sumber daya manusia, dan lain lain.
5. Inovatif
Tujuan inovasi dibuat itu karena banyak perusahaan yang kelangsungan hidup dan
proses pertumbuhannya bergantung pada pengembangan produk baru, proses
baru, atau jasa baru
6. Tanggung jawab sosial
Organisasi dan para manajernya harus semakin sadar atas perannya di masyarakat.
Tujuan tanggung jawab sosial misalnya: mutu hidup, kesempatan kerja bagi
minoritas, polusi dan pelestarian lingkungan.
Organisasi non laba pun juga memiliki tujuan finansial, misalnya memperoleh
pendapatan yang dapat menutup semua bebannya, menambah investasi(fasilitas) baru,
mengganti dan memperbaiki fasilitas yang rusak, dan sebagainya. Oleh karena itu di
dalam organisasi non laba juga menggunakan ukuran ukuran kinerja baik yang bersifat
keuangan maupun non keuangan sehingga selayaknya dikelola seperti bisnis.
Tujuan Organisasi dapat diklasifikasikan dengan cara yang berbeda beda, antara lain:
1. Tingkat Analisis
a. Tujuan ofisial
Tujuan ofisial adalah pernyataan formal mengenai tujuan yang
berhubungan dengan misi organisasi secara menyeluruh. Tujuan ofisial
biasanya merupakan pernyataan luas yang ada dalam dokumen dokumen
organisasi tingkat ofisial misalnya dalam laporan tahunan
b. Tujuan Operatif
Tujuan operatif adalah tujuan yang sesungguhnya ingin dicapai melalui
kegiatan kegiatan yang dilaksanakan dalam perusahaan.
c. Tujuan Operasional
Tujuan operasional adalah tujuan yang disetujui sebagai kriteria untuk
mengevaluasi tingkat pencapaian tujuan.
2. Fokus
a. Tujuan Pemeliharaan
Tujuan Pemeliharaan adalah tujuan yang menyatakan tingkat aktivitas atau
tindakan tertentu yang ingin dipelihara dalam jangka waktu tertentu.
b. Tujuan Peningkatan
Tujuan peningkatan adalah tujuan yang menggunakan kata kerja “tindakan”
untuk menunjukkan perubahan spesifik yang ingin dicapai untuk
peningkatan.
c. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan adalah tujuan yang dihubungkan dengan keinginan
dalam bentuk pertumbuhan, ekspansi, kemajuan, atau pengetahuan.
3. Kerangka Waktu
Skema penggolongan tujuan yang dominan adalah didasarkan atas jangka waktu
pengaruh tujuan , jangka pendek atau jangka panjang.
Tujuan jangka panjang adalah tujuan yang mencakup jangka waktu lebih dari 1
tahun.
2 aspek penting tujuan jangka pendek dan jangka panjang yaitu:
a. Tujuan jangka pendek disusun dari tujuan jangka panjang
Satu seri tujuan jangka pendek mungkin berada di bawah payung tunjuan jangka
panjang
b. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang harus fleksibel dan mudah
disesuaikan
Tujuan jangka panjang harus didasarkan pada prakiraan kemungkinan terbaik
saat tujuan jangka panjang tersebut disusun dan tidak harus menjadi komitmen
yang posisinya tidak dapat diubah jika lingkungan eksternalnya berubah. Tujuan
jangka pendek pun harus cukup fleksibel tanpa membahayakan pencapaian
tujuan jangka panjang
3.9 Karakteristik Tujuan
1. Tujuan harus terukur
Tujuan harus terukur, jika tujuan tidak terukur berarti tidak ada kriteria efektivitas
dan metode pengukuran kriteria pencapaian tujuan tersebut
Ada 2 tipe pengukuran yang sering digunakan
a. Pengukuran kuantitatif/pengukuran obyektif adalah pengukuran yang
menggunakan angka angka yang dapat diperhatikan.
b. Pengukuran Kualitatif/ pengukuran subyektif adalah pengukuran yang tidak
dapat menggunakan angka angka.
2. Keserbagunaan tujuan
Setiap manajer atau organisasi memiliki lebih dari satu tujuan sebagai pedoman
pedoman aktivitas aktivitas dan tindakan tindakannya.
3. Pengorderan tujuan
Proses pengorderan tujuan melibatkan 3 faktor sebagai berikut
a. Jaringan kerja tujuan
Suatu tujuan harus diterjemahkan dan diintegrasikan secara horizontal dan
vertikal di dalam organisasi melalui jaringan kerja tujuan
b. Prioritas tujuan
Tujuan ada tujuan primer (tujuan yang sangat penting bagi organisasi) dan
tujuan sekunder (tujuan yang lebih berorientasi ke arah pertimbangan jangka
pendek).
c. Keseimbangan tujuan
Dalam penentuan prioritas tujuan, para manajer harus membuat tradeoff
antara berbagai tujuan organisasi sehingga organisasi harus menyusun
sekumpulan tujuan yang memuaskan organisasi. Tujuan penjualan harus
seimbang dengan tujuan produksi, dll. Penekanan dalam satu tujuan dan
pengabaian lainnya dapat berakibat pada hasil suboptimum yang mungkin tidak
bermanfaat pada kinerja seluruh perusahaan.
3.10 Kunci sukses tujuan
1. Usahakan agar tujuan dapat diterima dan merupakan komitmen para karyawan.
2. Tekankan pada komunikasi dan umpan balik
3. Tujuan ganda tidak boleh bertentangan satu dengan yang lainnya
4. Balas jasa harus secara jelas dihubungkan dengan tingkat pencapaian tujuan
5. Usahakan agar dalam pencapaian tujuan dapat menghilangkan persaingan yang
tidak produktif
6. Tidak tercapainya tujuan, tidak selalu berarti pemberhentian tugas atau karier
personal