spl

10
PENGINDERAAN JAUH (Remote Sensing) Sitarani Safitri (251 12 013), Dwi Agustin (251 12 003) Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung [email protected] [email protected] Abstrak.Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk memperoleh informasi suatu daerah atau objek yang diinginkan dengan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen pencitraan tanpa kontak langsung dengan daerah atau objek tersebut. Pada suatu pencitraan yang dilakukan terdapat beberapa komponen yang ada yang akan mempengaruhi hasil cintra antara lain: sumber tenaga, atmosfer, interaksi TEM dengan obyek, sensor dan wahana, penolahan data dan pengguna. Hasil dari pemetaan dengan teknik penginderaan jauh dapat berupa citra foto dan citra non-foto dimana perlu diinterpretasi untuk mendapatkan informasi.Saat ini telah banyak satelit penginderaan jauh yang dikembangkan sepeti Quickbird, IKONOS, dan LANDSAT.Citra hasil penginderaan jauh saat ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang. Keyword :penginderaan jauh, remote sensing, citra, satelit, interpretasi. 1. Pendahuluan Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya.Sistem penginderaan jauh pada prinsipnya pencitraan objek di permukaan bumi yang menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek ataupun daerah yang dipetakan. Alat yang dimaksud dalam pengertian sebelumnya yaitu alat pengindera atau sensor. Hasil perekaman oleh alat yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat berupa citra foto dan citra non-foto. Sebelumnya penginderaan jauh lebih banyak menggunakan pesawat udara dan balon udara dalam perekaman data permukaan bumi, namun seiring dengan perkembangan penerbangan antariksa dan penggunaan satelit untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya perekaman permukaan bumi, maka penginderaan jauh tumbuh berkembang semakin cepat. Demikian halnya dengan penggunaan sensor yang dibawa oleh berbagai wahana juga mengalami peningkatan baik dalam jenis sensor yang digunakan maupun tingkat kedetailan hasil penginderaan. 2. Definisi Penginderaan Jauh Penginderaan jauh berasal dari dua kata dasar yaitu indera berarti melihat dan jah berarti jarak jauh. Definisi penginderaan jauh berdasarkan Lillesand dan Kiefer (1999) penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis menggunakan kaidah ilmiah data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji.

Upload: sitarani-safitri

Post on 13-Dec-2014

31 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: spl

PENGINDERAAN JAUH (Remote Sensing) Sitarani Safitri (251 12 013), Dwi Agustin (251 12 003)

Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Sekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung

[email protected] [email protected]

Abstrak.Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu yang digunakan untuk memperoleh informasi suatu daerah atau objek yang diinginkan dengan analisis data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen pencitraan tanpa kontak langsung dengan daerah atau objek tersebut. Pada suatu pencitraan yang dilakukan terdapat beberapa komponen yang ada yang akan mempengaruhi hasil cintra antara lain: sumber tenaga, atmosfer, interaksi TEM dengan obyek, sensor dan wahana, penolahan data dan pengguna. Hasil dari pemetaan dengan teknik penginderaan jauh dapat berupa citra foto dan citra non-foto dimana perlu diinterpretasi untuk mendapatkan informasi.Saat ini telah banyak satelit penginderaan jauh yang dikembangkan sepeti Quickbird, IKONOS, dan LANDSAT.Citra hasil penginderaan jauh saat ini telah banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang. Keyword :penginderaan jauh, remote sensing, citra, satelit, interpretasi. 1. Pendahuluan

Penginderaan jauh berkembang sangat pesat sejak lima dasawarsa terakhir ini. Perkembangannya meliputi aspek sensor, wahana atau kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaannya, alat dan analisis data, dan jumlah pengguna serta bidang penggunaannya.Sistem penginderaan jauh pada prinsipnya pencitraan objek di permukaan bumi yang menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek ataupun daerah yang dipetakan. Alat yang dimaksud dalam pengertian sebelumnya yaitu alat pengindera atau sensor. Hasil perekaman oleh alat yang dibawa oleh suatu wahana ini selanjutnya disebut sebagai data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat berupa citra foto dan citra non-foto. Sebelumnya penginderaan jauh lebih banyak menggunakan pesawat udara dan balon udara dalam perekaman data permukaan bumi, namun seiring dengan perkembangan penerbangan antariksa dan penggunaan satelit untuk berbagai kepentingan termasuk didalamnya perekaman permukaan bumi, maka penginderaan jauh tumbuh berkembang semakin cepat. Demikian halnya dengan penggunaan sensor yang dibawa oleh berbagai wahana juga mengalami peningkatan baik dalam jenis sensor yang digunakan maupun tingkat kedetailan hasil penginderaan.

2. Definisi Penginderaan Jauh Penginderaan jauh berasal dari dua kata dasar yaitu indera berarti melihat dan jah berarti jarak jauh. Definisi penginderaan jauh berdasarkan Lillesand dan Kiefer (1999) penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis menggunakan kaidah ilmiah data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji.

Page 2: spl

3. Sejarah Penginderaan Jauh Teknik penginderaan jauh sebenarnya sudah lama digunakan, yaitu setelah ditemukannya kamera. Percobaan pemotretan dari udara pernah dilakukan oleh seniman foto asal Perancis bernama Gaspard Felix Tournacho atau lebih dikenal dengan panggilan Felix Nadar (1858), memotret di daerah Bievre, Perancis, dari ketinggian 80 meter dengan bantuan balon udara. hasil pemotretan dari udara tersebut ternyata dapat digunakan oleh ahli tata ruang kota untuk membuat peta penggunaan lahan dan peta morfologi daerah Bievre. Pemotretan udara pernah dilakukan juga dengan wahana layang-layang, seperti dilakukan oleh ED Archibalg (Inggris) tahun 1882 dengan tujuan untuk memperoleh data meteorologi. Pada tahun 1903 pesawat udara baru ditemukan dan uji terbang berhasil dilaksanakan. Akan tetapi pemotretan dengan wahana pesawat terbang baru dimulai pada tahun 1909 diatas Centovelli, Italia, dengan pilotnya bernama Wilbur Wright. Pemotretan dengan pesawat terbang ini menjadi hal yang jauh lebih praktis ketimbang dengan balon udara maupun layang-layang.

4. Komponen Penginderaan Jauh Sistem inderaja terdiri atas berbagai komponen yang terintegrasi dalam satu kesatuan. komponen-komponen tersebut meliputi sumber tenaga, atmosfer, obyek, sensor dengan wahana, pengolahan data, interpretasi/analisis dan pengguna.

Gambar 1. Komponen Inderaja

a) Sumber Tenaga

Sumber tenaga pada umumnya dibedakan menjadi 2 macam, yaitu bersifat alamiah dan buatan. Sumber tenaga pada inderaja berupa energi elektromagnet. Tenaga ini terdiri dari berkas-berkas spektrum sinar dengan ukuran panjang gelombang tertentu.

b) Atmosfer Perjalanan TEM dari matahari menuju permukaan bumi ternyata banyak hambatannya. Hambatan tersebut dapat berupa hamburan dan serapan yang semuanya disebabkan oleh adanya butiran gas, awan, dan butir-butir uap air atmosfer.

c) Interaksi TEM dengan obyek TEM yang sampai dipermukaan bumi akan berinteraksi dengan segala obyek yang ada. Obyek dipermukaan bumi memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya. Ada obyek yang

Page 3: spl

mempunyai sifat daya serapnya tinggi dan ada pula yang rendahKarakteristik obyek terhadap sinar disebut karakteristik spektral. Justru karena setiap obyek memiliki karakteristik spektral yang berbeda maka dapat dibedakan obyek satu dengan yang lainnya.

d) Sensor dan Wahana TEM yang dipantulkan obyek dipermukaan bumi dapat diterima oleh sensor yang dipasang dalam wahana tertentu di udara. Ada banyak macam sensor dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Ukuran terkecil yang dapat disadap oleh sensor dinamakan sebagai resolusi spasial. Resolusi spasial ini merupakan petunjuk kualitas sensor, semakin kecil obyek yang dapat disensor, semakin kecil obyek yang dapat direkam olehnya, semakin teliti informasinya.

e) Pengolahan Data Data sudah dapat dianalisis (interpretasi) untuk memenuhi kebutuhan penggunaannya. Pengolahan data mentah (hasil rekaman sensor dikirim ke stasiun bumi) menjadi produk standar dilakukan oleh operator di stasiun bumi atau unit menangani produk inderaja. Koreksi yang dilakukan adalah meliputi eliminasi distorsi radiometrik dan geometrik obyek-obyek yang diindera. Melalui koreksi-koreksi tersebut kualitas data sudah dapat dipertanggungjawabkan.

f) Pengguna Pengguna merupakan komponen terakhir sistem inderaja, penggunalah yang tahu dengan pasti tentang kebenaran, manfaat bahkan seberapa besar ketelitian informasi inderaja yang telah dipakainya. Maka pengguna merupakan penilai yang sekaligus dapat memberikan saran-saran untuk lebih menyempurnakan sistem inderaja dalam memenuhi kebutuhan penggunanya.

5. Perkembangan Sensor Penerima Data Citra merupakan gambaran rekaman suatu objek atau biasanya berupa gambaran objek pada foto.Sedangkan Simonett mengutarakan dua pengertian tentang citra yaitu :

“The counterpart of an object produced by the reflection or refraction of light when focussed by a lens or a mirror. Gambaran obyek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin. The recorded representation (cinnibkt as a ogiti unage) if object produced by optical, electro-optical, opical mechanical, or electrical means. It is generally used when the EMR menited or reflected from a scene is not directly recpded pm film. Gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam pada film.”(Sutanto, 1994:6)

Pada dasarnya data hasil pemetaan dengan menggunakan teknik penginderaan jauh dapat dibedakan atas citra foto dan citra non-foto.Berikut beberapa perbedaan mendasar antara citra foto dan citra non-foto.

Page 4: spl

Tabel 5.1 Tabel Pembeda Citra Foto dan Citra Non Foto

VARIABEL PEMBEDA

CITRAFOTO CITRA NON FOTO

Sensor Kamera Non kamera (scanning)

Detektor Film Pita magnetik, termistor foto konduktif, foto voltaik

Proses perekaman Fotografi/kimiawi Elektronik

Mekanisme perekaman

Serentak Parsial

Spektrum EM Spektrum tampak dan perluasannya

Citra inframerah thermal, citra radar dan gelombang mikro

Wahana Foto udara, foto satelit Airbone Image, citra satelit

a. Citra Foto Citra foto merupakan citra yang dihasilkan dari pemetaan penginderaan jauh dengan menggunakan sensor kamera.Citra foto diinterpretasi dan dianalisis secara visual atau manual. Berikut beberapa contoh citra foto : Foto ultraviolet, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum ultraviolet dari

spektrum ultraviolet dekat hingga panjang gelombang 0.29 µm. Foto pankromatik hitam-putih, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum

tampak. Film pankromatik peka terhadap panjang gelombang o.36 µm – 0.72 µm yang hampir sama dengan kepekaan mata manusia. Foto pankromatik ini sudah banyak digunakan seperti untuk identifikasi spesies pohon, luas perkembangan hutan, dan lain-lain.

Foto inframerah asli, yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah dekat hingga panjang gelombang 0.9 µm dan hingga 1.2 µm bagi film inframerah dekat yang dibuat secara khusus. Foto inframera sudah banyak digunakan misalnya untuk mendeteksi vegetasi, perencaan wilayah, dan lain-lain.

b. Citra Non Foto Citra non-foto atau yang biasa disebut citra dijital merupakan citra hasil penginderaan jauh yang menggunakan sensor non-foto atau scanning.Wahana yang biasanya digunakan seperti satelit penginderaan jauh, radar, dan INSAR.Berikut beberapa contoh citra non-foto. Citra inframerah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spektrum

inframerah termal. Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan

spektrum gelombang mikro. Citra satelit, yaitu citra yang dihasilkan dari satelit penginderaan jauh seperti Landsat,

Quickbird, IKONOS, dan lain-lain.

Page 5: spl

Citra dirgantara, yaitu citra yang dibuat dari antariksa yang beroperasi di udara, misalnya citra radar.

Saat ini telah banyak satelit penginderaan jauh komersial yang dikembangkan di dunia. Beberapa diantaranya yaitu : Landsat

Landsat merupakan satelit penginderaan jauh yang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Satelit ini pertama diluncurkan pada tahun 1972 berupa LANDSAT 1,2, dan 3, dan kemudian terus dikembangkan dan diluncurkan kembali pada tahun 1986 berupa LANDSAT 4 dan 5

Tabel 5.2. LANDSAT dan SPOT

Sistem Landsat menggunakan tiga instrumen pencitraan yaitu, RBV (Return Beam Vidicon), MSS (Multi Spectral Scanner), dan TM (Thematic Mapper). - RBV merupakan instrumen yang melakukan pencitraan dengan melakukan snapshot

dari permukaan bumi sepanjang jalur lapangan satelit pada setiap selang waktu. - MSS merupakan suatu alat scanning mekanik yang merekam data dengan cara men-

scanning permukaan bumi dalam jalur atau baris tertentu. - TM merupakan alat scanning mekanis yang memiliki resolusi spektral, spasial, dan

radiometrik. Terdapat banyak aplikasi dari data Landsat TM: pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, pemetaan suhu permukaan laut dan lain-lain.Landsat TM adalah satu-satunya satelit non-meteorologi yang mempunyai band inframerah termal.

Quickbird Quickbird merupakan satelit penginderaan jauh yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Jepang.Satelit ini pertama diluncurkan pada tahun 2000.Quickbird merupakan satelit komersial yang memiliki resolusi spasial paling tinggi yaitu 0.6-0.65 m (pankromatik) dan 2.4 m (multispektral).Jangkauan satelit Quickbird relatif rendah yaitu kurang dari 20 km karena resolusi spasial yang tinggi, posisi orbitnya pun rendah dibandingkan satelit komersial lainnya yaitu hanya 400-600 km. Resolusi tinggi citra satelit Quickbird biasanya digunakan untuk aplikasi kekotaan, seperti pengenalan pemukiman, perkembangan dan perluasan derah terbangun.Semua sistem

Page 6: spl

menghasilkan dua macam data: multispektral pada empat saluran spektral (biru, hijau, merah, dan inframerah dekat atau B, H, M, dan IMD), serta pankromatik (PAN) yang beroperasi di wilayah gelombang tampak mata dan perluasannya.

Tabel 5.3. Quickbird dan IKONOS

IKONOS

IKONOS merupakan satelit penginderaan jauh yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dan pertama kali diluncurkan pada tahun 1999.Citra satelit IKONOS menyediakan data citra yang akurat dimana menjadi standar untuk produk-produk data satelit komersial yang beresolusi tinggi.IKONOS memproduksi citra 1-meter hitam dan putih (pankromatik) dan citra 4-meter multispektral (red, blue, green dan near-infrared) yang dapat dikombinasikan dengan berbagai cara untuk mengakomodasikan secara luas aplikasi citra beresolusi tinggi (Space Imaging, 2004). Data IKONOS dapat digunakan untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, tidak hanya menghasilkan peta baru, tetapi juga memperbaharui peta topografi yang sudah ada. Hal ini digambarkan pada pengaturan band multispektral, dimana mencakup band infra merah dekat (near-infrared).Selain itu, citra Ikonos baik untuk perencanaan wilayah karena resolusi spasialnya mencapai 1 meter.

6. Interpretasi Citra Interpretasi citra merupakan kegiatan mengkaji citra foto ataupun non-foto dengan maksud mengidentifikasi objek yang terdapat pada citra dan menilai arti pentingnya objek-objek tersebut.Dalam pengenalan objek yang terdapat pada citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Berikut tahapan umum lebih lengkap yang dilakukan untuk memperoleh data inderaja :

1. Deteksi. Pada tahap ini dilakukan kegiatan mendeteksi obyek yang terekam pada foto udara maupun foto satelit

2. Identifikasi. Mengidentifikasi obyek berdasarkan ciri-ciri spektral, spasial dan temporal.

Page 7: spl

3. Pengenalan. Pengenalan obyek yang dilakukan dengan tujuan untuk mengklasifikasikan obyek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan tertentu

4. Analisis. Analisis bertujuan untuk mengelompokkan obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama

5. Deduksi. Merupakan kegiatan pemrosesan citra berdasarkan obyek yang terdapat pada citra ke arah yang lebih khusus.

6. Klasifikasi. Meliputi deskripsi dan pembatasan (deliniasi) dari obyek yang terdapat pada citra

7. Idealisasi. Penyajian data hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai. Interpretasi citra dapat dilakukan dengan metode visual atau manual dan juga bisa dengan metode dijital. a. Interpretasi visual. Interpretasi visual atau manual ini dilakukan pada citra hardcopy ataupun

citra yang tertayang pada monitor komputer. Interpretasi visual ini dilakukan untuk mengkaji gambaran muka bumi yang tergambar pada citra untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut pada citra. Unsur interpretasi citra secara visual ini terdiri dari sembilan unsur, yaitu rona dan warna, ukuran, bentuk, tekstur, pola, tinggi, bayangan, situs, dan asosiasi. Rona dan Warna. Rona merupakan tingkat kegelapan / kecerahan suatu objek pada

citra.Karakteristik objek mempengaruhi rona, seperti objek yang bertekstur kasar memiliki rona gelap, sedangkan yang halus memiliki rona terang.Sedangkan warna merupakan wujud yang tampak pada mata dengan spektrum tampak yang lebih sempit.

Bentuk. Bentuk merupakan salah satu unsur spasial yaitu kerangka gambar dari suatu objek yang mudah dikenali. Seperti bangunan sekolah bentuknya persegi atau membentuk huruf I,L,U.

Ukuran. Ukuran merupakan atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, volume. Tekstur. Tekstur merupakan Biasanya dinyatakan dalam wujud kasar, halus, bercak-bercak.

Contoh hutan teksturnya kasar, dan aliran sungai yang tenang teksturnya halus. Pola. Yaitu Beberapa objek yang membentuk susunan keruangan. Misalnya kebun kelapa

sawit memiliki pola tertentu sehingga dapat dibedakan dengan hutan. Bayangan. Yaitu Untuk mengamati objek yang tersembunyi. Biasanya untuk mendeteksi

objek yang berada di sekitar objek yang tinggi seperti gedung tinggi. Situs. Yaitu letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya pohon yang

berbentuk bintang dan berada di sekitar pantai, bisa diinterpretasikan sebagai pohon palma seperti pohon kelapa, enau, dll.

Asosiasi. Yaitu keterkaitan antara objek yang satudengan objek yang lainnya. Misalnya lapangan sepak bola pasti terdapat gawang.

b. Interpretasi Dijital. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra piksel berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk mengkategorikan secara otomatis setiap piksel yang mempunyai informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral,

Page 8: spl

pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial) tertentu.

Gambar 2. Interpretasi citra dijital dengan ILWIS

Interpretasi citra secara dijital biasanya menggunakan perangkat lunak, seperti ER Mapper, ILWIS, ataupun ENVI.Tahapan interpretasi citra secara dijital yaitu sebagai berikut. Import data, yaitu mengimpor data satelit yangakan digunakan ke dalam perangkat lunak. Menampilkan citra,untuk mengetahui kualitas citra yang akan digunakan. Jika

kualitascitranyajeleksepertibanyakawanmakaprosespengolahancitra tidak dilanjutkan. Rektifikasidata,untukmengoreksikesalahangeometriksehinggakoordinat citra samadengan

koordinat bumi. Mozaik citra, yaitu menggabungkan beberapa citra yang saling bertampalan. Penajamancitra (enhancement),yaitumemperbaikikualitascitrasehinggamempermudah

pengguna dalam menginterpretasi citra. Layouting, yaitu melengkapi citra hasil pengolahan dengan unsur-unsur peta seperti simbol,

legenda, judul, dsb. Pencetakan, yaitu mencetak peta dari citra yang diolah yang siap pakai.

Teknik Interpretasi Citra merupakan cara-cara khusus untuk melaksanakan metode penginderaan jauh secara ilmiah.Teknik ini terdiri atas cara-cara interpretasi dengan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan interpretasi, akurasi hasil interpretasi atau jumlah informasi yang diperoleh.

Gambar 3.Teknik interpretasi citra

Page 9: spl

Teknik interpretasi citra dilakukan dengan cara yang terdiri dari : 1. Data Acuan

Merupakan kumpulan data pendukung untuk kegiatan interpretasi.Data ini bersifat melengkapi data yang terdapat pada citra. Contoh data acuan ini dapat berupa data pustaka/kepustakaan, peta, dan hasil kerja lapangan.

2. Kunci Interpretasi Kunci interpretasi pada citra umumnya berupa potongan citra yang telah di interpretasi, diyakinkan kebenarannya, dan diberi keterangan berupa jenis obyek yang digambarkan, unsur interpretasi, serta keterangan tentang citra meliputi jenis citra yang digunakan, skala citra, waktu perekaman, dan lokasi yang diinterpretasi.

3. Penanganan Data Data yang tersimpan dalam citra perlu dijaga agar tidak menimbulkan goresan atau terhapus, sehingga perlu penanganan yang hati-hati pada setiap citra.

4. Pengamatan Stereoskopis Adalah suatu kegiatan menafsir citra dengan menggunakan alat bantu yang dinamakan stereoskop. Salah satu syarat dapat dilakukan pengamatan stereoskopis adalah adanya daerah yang bertampalan pada sebuah foto udara. Pengamatan stereoskopis pada citra yang bertampalan akan menimbulkan gambaran tiga dimensi.

5. Metode Pengkajian Adalah suatu cara yang bersistem dalam menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap obyek.

6. Penerapan Konsep Data inderaja diperoleh dengan menerapkan konsep multi, yang terdiri atas konsep multispektrum, multitingkat, multitemporal, multiarah, multipolarisasi dan multidisiplin.

7. Aplikasi Penginderaan Jauh

Berikut beberapa contoh pengaplikasian sistem penginderaan jauh. 1. Dibidang meteorologi, citra dapat dugunakan untuk membantu menganalisis cuaca dan

peramalan /prediksi dengan menentukan daerah bertekanan tinggi , daerah bertekenan rendah, dan lain-lain. Contoh deteksi banjir di Karawang seperti gambar di bawah ini. Dari citra sebelum banjir dan sesudah banjir diinterpretasi dan dianalisis maka dapat diketahui kawasan yang terkena banjir dan yang tidak.

Gambar 4.Deteksi banjir Kawarang

Page 10: spl

2. Bidang Kelautan : Pengamatan sifat fisis air laut. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dll.

3. Bidang Hidrologi : Pengamatan DAS. Pemetaan pola aliran sungai untuk memudahkan perencanaan penggunaan daerah

sehubungan dengan ketersediaan air. Studi sedimentasi sungai.

4. Klimatologi : Pengamatan iklim suatu daerah Analisis cuaca

5. Sumber daya bumi dan lingkungan : Pemetaan penggunaan lahan Mendeteksi lahan kritis Pemantauan distribusi sumber daya alam Perencanaan pembangunan wilayah

Penggunaan aplikasi penginderaan jauh saat ini banyak digunakan karena cakupannya yang luas, menggambarkan objek di permukaan bumi yang mirip yang sebenarnya baik secara spektral maupun temporal.

8. Penutup Penginderaan Jauh merupakan ilmu yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh dengan menggunakan sensor. Saat ini telah banyak satelit penginderaan jauh yang dikembangkan dengan reesolusi spasial dan temporal yang tinggi.Citra hasil penginderaan jauh dapat berupa citra foto dan non-foto dimana penggunaannya tergantung dengan tujuan aplikasi. Citra foto biasanya diinterpretasi secara visual atau manual dan citra non-foto dengan cara dijital. Hasil dari penginterpretasian citra pada akhirnya perlu divalidasi hasilnya untuk meyakinkan kebenarannya. Saat ini penginderaan Jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti: bidang oseanografi (SEASAT), hidrologi (LANDSAT/ERS, SPOT), oseanografi (SEASAT), meteorologi (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA), dan Kehutanan.

9. Daftar Pustaka DigitalGlobe.2007.QuickBirdImageryProducts(ProductGuide).DigitalGlobe,Inc., Longmont. ESRI.1998.SpatialAnalyst.EnvironmentalSystemResearchInstitut (ESRI)Inc,Redlands California. Lilesand. T.M.,W.Kiefer.,Chipman, J.W.2004.RemoteSensingandImageInterpretation (Fifth

Edition). John Wiley & Sons, Inc., New York. Kiefer, Ralph W. & Thomas M. Lillesand.1993. Penginderaan Jauh dan Interpretasi

Citra.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.