snh referat martha

Upload: michelle-athina

Post on 05-Apr-2018

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    1/31

    1

    STROKE NON HEMORAGIK

    PENDAHULUAN

    Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di dunia, setelah penyakit

    jantung dan kanker, serta merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia. Mayoritas

    stroke adalah infark serebral. Di Indonesia, diperkirakan dalam setiap tahunnya ada

    500.000 penduduk yang terkena serangan stroke. Sekitar 2,5% meninggal, dan sisanya

    cacat ringan maupun berat. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat di kemudian

    hari, oleh karena perubahan gaya hidup, lingkungan yang semakin tidak sehat, jenis

    makanan yang semakin beragam dan semakin berlemak, dan sebagainya. Seperti kita

    ketahui bersama, stroke merupakan sindroma yang sering menyebabkan kematian dan

    kecacatan.

    Penyakit serebrovaskular atau stroke adalah setiap kelainan otak akibat proses

    patologi pada sistem pembuluh darah otak, sehingga terjadi penurunan aliran darah ke

    otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh trombosis atau

    emboli, pecahnya dinding pembuluh darah otak, perubahan permeabilitas dinding

    pembuluh darah dan perubahan viskositas maupun kualitas darah sendiri.

    Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya dapat bersifat

    primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif, atau sekunder akibat proses lain,

    seperti peradangan, arteriosklerosis, hipertensi dan diabetes mellitus. Karena itu penyebab

    stroke sangat kompleks.

    Dua pertiga depan dari kedua belahan otak dan struktur subkortikal mendapat

    darah dari sepasang a.karotis interna, sedangkan 1/3 bagian belakang yang meliputi

    http://www.strokecenter.org/pat/viewer/anatomy/anatomy_arteries_500.jpg
  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    2/31

    2

    serebelum, korteks oksipital bagian posterior dan batang otak, memperoleh darah dari

    sepasang a.vertebralis (a.basilaris).

    Jumlah aliran darah otak dikenal dengan Cerebral Blood Flow (CBF) biasanya

    dinyatakan dalam cc/menit/100 gram otak. Nilainya tergantung pada tekanan perfusi otak

    (Cerebral Perfusion Pressure = CPP) dan resistensi serebrovaskuler (Cerebrovascular

    Resistance = CVR).

    Komponen CPP ditentukan oleh tekanan darah sistemik (MABP = Mean Arterial

    Blood Pressure) dikurangi dengan tekanan intrakranial (ICP = Intracranial Pressure),

    sedangkan komponen CVR ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :

    1. Tonus pembuluh darah otak2. Struktur dinding pembuluh darah3. Viskositas darah yang melewati pembuluh darah otak.

    Dalam keadaan normal dan sehat, rata-rata aliran darah otak (hemispheric CBF)

    adalah 50.9 cc/ 100 gram otak/ menit.

    Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan gambaran klinik,

    patologi anatomi, sistem pembuluh darah dan stadiumnya. Dasar klasifikasi yang berbeda-

    beda ini perlu, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, preventif dan

    prognosa yang berbeda, walaupun patogenesisnya serupa. Di klinik digunakan klasifikasi

    modifikasi Marshall.

    KLASIFIKASI MODIFIKASI MARSHALL

    I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya1. Stroke Iskemik

    a. Transient Ischemic Attack(TIA)b. Trombosis serebric. Emboli serebri

    2. Stroke Hemoragika. Perdarahan intraserebralb. Perdarahan subarachnoid

    II. Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu

    CPP MABP - ICP

    CBF = =

    CVR CVR

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    3/31

    3

    1. TIA2. Stroke in evolution3. Completed stroke

    III. Berdasarkan sistem pembuluh darah1. Sistem karotis2. Sistem vertebro-basilar

    DEFINISI

    Stroke adalah suatu gangguan fungsi saraf akut secara fokal atau global yang

    disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, secara mendadak yang

    menimbulkan gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.

    Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda

    klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan

    gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,

    tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.

    Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya sumbatan pada

    pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah

    tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-

    sel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    4/31

    4

    PERBEDAAN STROKE HEMORAGIS DAN NON HEMORAGIS

    Pada pemeriksaan CT-Scan (Computerized Tomography Scanning), stroke

    hemoragis akan terlihat gambaran lesi hiperdens, sedang pada stroke non hemoragis

    terlihat gambaran lesi hipodens. Selain itu, diagnosis stroke dapat ditegakkan berdasarkananamnesis.

    Gejala - gejala Perdarahan Infark

    Onset atau awitan Mendadak Mendadak

    Saat onset Sedang aktif Istirahat

    Peringatan (warning) -- ++ (TIA)

    Nyeri kepala +++ +Kejangkejang + -

    Muntah + -

    Kesadaran menurun +++ +

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    5/31

    5

    KLASIFIKASI STROKE NON HEMORAGIS

    Stroke iskemik dibagi menjadi beberapa tipe menurut penyebabnya, yaitu :

    A. TrombosisTrombosis adalah bekuan darah. Stroke trombosis adalah stroke yang terjadi

    karena adanya sumbatan di pembuluh darah besar di otak oleh karena adanya

    gumpalan/plak yang terbentuk akibat proses aterosklerotik (pengerasan arteri). Stroke

    karena trombosis ini merupakan stroke yang paling sering terjadi (hampir 40% dari

    seluruh stroke). Plak aterosklerotik tersebut akan menyumbat suatu pembuluh darah

    tertentu di otak yang pada akhirnya daerah otak yang seharusnya mendapat pasokan

    oksigen dan nutrisi tersebut menjadi kekurangan nutrisi dan oksien (iskemia) dan

    akhirnya menjadi mati (infark). Plak aterosklerotik biasanya menyumbat pembuluh

    darah besar di sekitar leher ataupun di dasar otak.

    Proses aterosklerosis itu sendiri dipercepat oleh berbagai faktor, seperti

    hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterol, dan faktor-faktor lainnya. Aterosklerosis

    terjadi oleh karena penimbunan lipid termasuk kolesterol di bawah lapisan intima

    pembuluh darah. Plak aterosklerotik sering dijumpai di kelokan-kelokan atau

    percabangan arteri besar, seperti misalnya arteri karotis leher. Setelah umur 50 tahun,

    tampaknya ada kecenderungan bahwa arteri-arteri serebral yang kecil juga terkena

    proses aterosklerosis. Penyempitan yang disebabkan oleh plak aterosklerotik bisa

    mencapai 80-90% dari diameter pembuluh darah, tanpa menimbulkan gangguan pada

    daerah yang diperdarahi arteri yang bersangkutan. Namun, arteri-arteri yang sudah

    mempunyai plak aterosklerotik itu cenderung mendapat komplikasi berupa trombosis.

    Sumbatan karena bekuan darah (trombus) sering terjadi di malam hari pada

    saat tidur atau tidak beraktivitas. Pasien biasanya baru sadar bahwa mereka

    mengalami kelemahan anggota badan sesisi pada saat mereka bangun. Gejala

    kelemahan tersebut biasanya akan semakin memburuk dalam beberapa hari ke depan,

    kemudian stabil, baru mengalami perbaikan setelah kurang lebih 7 hari kemudian.

    B. LakunarStroke lakunar adalah stroke yang terjadi pada pembuluh-pembuluh darah

    kecil yang ada di otak. Terjadi pada sekitar 20% kasus dari seluruh stroke. Stroke

    lakunar ini disebabkan oleh adanya sebuah lesi/luka yang kecil, berbatas jelas

    berukuran kurang lebih 1,5 cm yang biasanya terletak di daerah subkortikal, kapsula

    interna, batang otak, dan serebelum. Stroke lakunar ini berkaitan kuat dengan

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    6/31

    6

    hipertensi dan juga dihubungkan dengan perubahan mikrovaskular yang timbul

    karena hipertensi kronis dan diabetes mellitus. Penyumbatan pada pembuluh darah

    kecil ini biasanya tidak memberikan dampak stroke yang parah.

    C. Emboli SerebralStroke emboli adalah stroke yang terjadi oleh karena adanya gumpalan

    darah/bekuan darah yang berasal dari jantung dan kemudin terbawa aliran darah

    sampai ke otak, kemudian menyumbat pembuluh darah di otak. Proporsinya sekitar

    20% dari seluruh kasus stroke. Bekuan darah dari jantung ini biasanya terbentuk

    akibat denyut jantung yang tidak teratur (misalnya fibrilasi atrium), kelainan katup

    jantung, infeksi di dalam jantung, dan juga operasi jantung.

    Selanjutnya berdasarkan perjalanan klinisnya, stroke non hemoragis masih dapat

    dikelompokkan menjadi :

    1. TIA (Transient Ischemic Attack)TIA atau yang disebut serangan iskemik sesaat adalah serangan pada pembuluh darah

    otak karena terjadi gangguan akut dari fungsi fokal serebral dengan tanda dan gejala

    yang hampir sama dengan stroke, tetapi semua gejala kelumpuhan dan defisit

    neurologis tersebut akan hilang kurang dari 24 jam biasanya disebabkan karena emboli

    atau trombosis. Sebanyak 50% dari TIA telah sembuh dalam waktu 1 jam dan 90%

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    7/31

    7

    telah sembuh dalam waktu 4 jam. Dengan demikian pada umumnya setelah 4 jam

    sudah dapat dibedakan antara TIA dengan stroke (komplit). Oleh karena otak

    mendapat darah dari dua sistem, yaitu sistem karotis dan sistem vertebrobasilaris,

    maka TIA dibedakan menjadi :

    A. TIA yang disebabkan oleh gangguan dari sistem karotisGejalagejala :

    Gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri (amaurosisfugax), terutama bila disertai atau bergantian dengan :

    Kelumpuhan lengan atau tungkai atau kedua-duanya, pada sisi yang sama Defisit sensorik atau motorik dari wajah saja, wajah dan lengan atau tungkai

    saja secara unilateral

    Kesulitan untuk mengerti bahasa dan atau berbicara (afasi) Pemakaian dari kata-kata yang salah atau diubah.

    B. TIA yang disebabkan oleh gangguan dari sistem vertebrobasilarisGejalagejala :

    Vertigo dengan atau tanpa disertai nausea dan/atau muntah, terutama biladisertai dengan diplopia, dysphagia atau dysarthria

    Mendadak tidak stabil Unilateral atau bilateral (atau satu sisi kemudian diikuti oleh sisi yang lain)

    gangguan visual, motorik atau sensorik

    Hemianopsia homonim Drop attack, yaitu keadaan dimana kekuatan kedua tungkai tiba-tiba

    menghilang sehingga penderita jatuh.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    8/31

    8

    2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)Seperti halnya pada TIA, gejala neurologis yang ada pada RIND juga akan

    menghilang, hanya saja waktunya lebih dari 24 jam, namun kurang dari 21 hari.

    3. Progressing stroke atau Stroke in evolutionPada bentuk ini kelainan yang ada masih terus berkembang ke arah yang lebih berat.

    4. Completed strokeCompleted stroke diartikan bahwa kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah

    menetap, tidak berkembang lagi.

    Pada pemeriksaan CT-Scan, tidak akan terlihat bila infark terletak di daerah

    batang otak, padahal pada batang otak terdapat pusat-pusat organ vital. Oleh karena itu,

    adanya kelainan pada batang otak ini harus dapat diketahui dan ditentukan berdasarkan

    gambaran klinisnya. Perbedaan antara infark pada hemisferium dan batang otak adalah

    sebagai berikut :

    Hemisferium Gejala dan Tanda Batang otak

    Unilateral Gangguan jaras kortikospinal Bilateral

    -- Tanda alternan (wajah kiri, anggota badan sisi

    kanan dan sebaliknya)

    ++

    -- Gangguan sistem labirin (vertigo, nistagmus) ++

    ++ Gangguan gerak bola mata, deviasi konjugae

    ke sisi lesi

    --

    -- Nistagmus ++

    + Defek lapang pandang --

    -- Kelainan pupil, sindrom Horner ++

    -- Kelumpuhan tipe LMN dari N. III, VI, V, VII,

    X, XII

    ++

    Unilateral Defisit sensorik Bilateral

    ++ Gangguan kognitif --

    -- Diplopia ++

    PATOGENESIS

    Dari percobaan pada hewan maupun manusia, ternyata derajat ambang batas

    aliran darah otak yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak, yaitu :

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    9/31

    9

    a. Ambang fungsionalAdalah batas aliran darah otak, sekitar 50-60 cc/ 100 gram/ menit, yang bila tidak

    terpenuhi akan menyebabkan terhentinya fungsi neuronal, tetapi integritas sel-sel saraf

    masih utuh.

    b. Ambang aktivitas listrik otak (treshold of brain electrical activity)Adalah batas aliran darah otak, sekitar 15 cc/ 100 gram/ menit, yang bila tidak tercapai

    akan menyebabkan aktivitas listrik neuronal terhenti, berarti sebagian struktur intrasel

    telah berada dalam proses desintegrasi.

    c. Ambang kematian sel (treshold of neuronal death)Adalah batas aliran darah otak, kurang dari 15 cc/ 100 gram/ menit, yang bila tidak

    terpenuhi akan menyebabkan kerusakan total sel-sel otak.

    METABOLISME SEL OTAK

    Mempelajari aliran darah otak dan metabolisme otak sangat penting dalam

    hubungannya dengan daerah penumbra dan therapeutic window. Otak dapat berfungsi dan

    bermetabolisme tergantung dengan pemasukan oksigen. Pada individu yang sehat

    pemasukan oksigen sekitar 3,5 ml/ 100 gram / menit dan aliran darah otak sekitar 50 ml/

    100 gram/ menit.

    Glukosa adalah suatu sumber energi yang dibutuhkan otak, bila dioksidasi maka

    akan dipecah menjadi CO2 dan H2O. Secara fisiologis 90% glukosa mengalami

    metabolisme oksidatif secara komplit, hanya 10% yang diubah menjadi asam piruvat dan

    asam laktat (metabolisme anaerob). Energi yang dihasilkan oleh metabolisme aerob (siklus

    Krebs) adalah 38 mol ATP per mol glukosa, sedangkan pada glikolisis anaerob dihasilkan

    hanya 2 mol ATP per mol glukosa. Energi ini diperlukan untuk kelangsungan integritas

    neuron yaitu kerja dari pompa sodium yang mengeluarkan natrium dan kalsium ke ruang

    ekstraseluler dan mempertahankan ion kalium dalam sel. Kadar kalium intraseluler 20

    100 kali lebih tinggi daripada ekstraseluler dan di intraseluler kadar natrium 5 15 kali

    lebih kecil dibandingkan ekstraseluler.

    Ion kalsium berperan dalam perangsangan membran dan dalam pengaturan

    resistensi pembuluh darah serebral pada tingkat prekapiler. Selain itu ion kalsium juga

    ambil bagian dalam patogenesis dari vasospasme.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran darah di otak :

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    10/31

    10

    - Pembuluh darah atau arteri, dapat menyempit oleh proses aterosklerosis atautersumbat thrombus / embolus. Pembuluh darah dapat pula tertekan oleh gerakan dan

    perkapuran di tulang (vertebrae) leher.

    - Kelainan jantung, di mana jika pompa jantung tidak teratur dan tidak efisien (fibrilasiatau blok jantung) maka curahnya akan menurun dan mengakibatkan aliran darah di

    otak berkurang. Jantung yang sakit dapat pula melepaskan embolus yang kemudian

    dapat tersangkut di pembuluh darah otak dan mengakibatkan iskemia.

    - Kelainan darah, dapat mempengaruhi aliran darah dan suplai oksigen. Darah yangbertambah kental, peningkatan viskositas darah, peningkatan hematokrit dapat

    melambatkan aliran darah. Pada anemia berat, suplai oksigen dapat pula menurun.

    ISKEMIA OTAK

    Iskemia otak adalah gangguan aliran darah otak yang membahayakan fungsi

    neuron tanpa perubahan yang menetap. Bila aliran darah otak turun pada batas kritis yaitu

    10 18 ml/ 100 gram otak/ menit maka akan terjadi penekanan aktivitas neuronal tanpa

    perubahan struktural dari sel. Daerah otak dengan keadaan ini dikenal sebagai penumbra

    iskemik. Di sini sel relatif inaktif tapi masih viable.

    Pada iskemia otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat

    perbedaan tingkat iskemia, yang terdiri dari 3 lapisan (area) yang berbeda, yaitu :

    Lapisan inti (ischemic-core)Daerah di tengah yang sangat iskemik karena CBF-nya paling rendah sehingga terlihat

    sangat pucat. Tampak degenerasi neuron, pelebaran pembuluh darah tanpa adanya

    aliran darah. Kadar asam laktat di daerah ini tinggi dengan PO2 yang rendah. Daerah

    ini akan mengalami nekrosis.

    Lapisan penumbra (ischemic penumbra)Daerah di sekitar ischemic core yang CBF-nya juga rendah, tetapi masih lebih tinggi

    daripada CBF di ischemic core. Walaupun sel-sel neuron tidak sampai mati, tetapi

    fungsi sel terhenti dan terjadifunctional paralysis. Pada daerah ini PO2 rendah, PCO2

    tinggi, dan asam laktat meningkat. Terdapat kerusakan neuron dalam berbagai tingkat,

    edema jaringan akibat bendungan dengan dilatasi pembuluh darah dan jaringan

    berwarna pucat. Daerah ini masih mungkin diselamatkan dengan resusitasi dan

    manajemen yang tepat, sehingga aliran darah kembali ke daerah iskemia, dan neuron

    penumbra tidak mengalami nekrosis. Lapisan perfusi berlebihan (luxury perfusion)

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    11/31

    11

    Daerah di sekeliling penumbra yang tampak berwarna kemerahan dan edema.

    Pembuluh darah mengalami dilatasi maksimal, PCO2 dan PO2 tinggi dan kolateral

    maksimal, sehingga pada daerah ini CBF sangat meninggi.

    Pada 3 jam permulaan iskemia, akan terjadi kenaikan kadar air dan natrium pada

    substansia grisea, dan setelah 12 48 jam terjadi kenaikan yang progresif dari kadar air

    dan natrium pada substansia alba, sehingga memperberat edem otak dan meningkatkan

    tekanan intrakranial.

    Bila terjadi sumbatan pembuluh darah, maka daerah sentral yang diperdarahi oleh

    pembuluh darah tersebut akan mengalami iskemia berat sampai infark. Sedangkan di

    daerah marginal yaitu dengan adanya sirkulasi kolateral maka sel-selnya masih belum

    mati, yang oleh Astrup dkk dikatakan daerah penumbra iskemik. Daerah tersebut bisa

    membaik dalam beberapa jam secara spontan maupun dengan terapeutik. Daerah

    penumbra ini berkaitan erat dengan penanganan stroke tentang apa yang disebut sebagai

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    12/31

    12

    therapeutic window, yaitu 6 8 jam setelah awitan. Apabila bisa ditangani dengan baik

    maka daerah penumbra akan dapat diselamatkan sehingga infark tidak bertambah luas.

    Pada saat permulaan pembuluh darah di daerah penumbra akan berdilatasi

    maksimal karena penurunan tekanan perfusi otak. Di daerah penumbra iskemik kemudian

    akan terdapat vasoparalisis, sebaliknya pembuluh darah di luar daerah penumbra iskemik

    tetap bereaksi terhadap perubahan kadar CO2 dan asidosis sehingga terjadi dilatasi, ini

    disebut sebagai Steal phenomenon.

    Bila tekanan perfusi turun di bawah ambang iskemia kurang lebih 8 10 ml/ 100

    gram/ menit, maka akan terjadi gangguan biokimiawi seluler dan gangguan stabilitas

    membran, yaitu :

    Ion K+

    mengalir ke ekstraseluler sedangkan natrium dan kalsium terkumpul dalam sel.

    Pelepasan asam lemak bebas. Oksidasi dari asam lemak bebas ini akan menghasilkan

    metabolit-metabolit yang lebih toksik seperti radikal bebas, prostaglandin yang

    menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatnya agregasi trombosit, nantinya akan

    mengakibatkan perubahan sel yang irreversibel.

    Radikal bebas dalam keadaan normal, diproduksi tubuh dalam jumlah yang sangat

    sedikit sebagai bagian produk dari metabolisme oksidatif terutama dalam mitokondria.

    Pada keadaan iskemia fokal, peranan peroksidase-lipid sangat penting karena

    merupakan bagian dari patofisiologi iskemi fokal maupun global. Superoksida, radikal

    bebas oksigen telah ditemukan pada iskemia terutama pada periode reperfusi jaringan,

    yang berasal dari proses alamiah maupun sebagai tindakan pengobatan. Radikal bebas

    oksigen dihasilkan dari proses lipolisis kaskade arakhidonat dalam sel-sel di daerah

    penumbra. Sumber lain dari superoksida ialah aktivitas enzimatik (monoaminoksidase)

    dalam otooksidase dari biologiamin (epinefrin, serotonin dan sebagainya). Pada iskemia

    fokal, peroksidase lipid ini meningkat aktivitasnya karena :

    i. Timbulnya edema otak vasogenik / seluler, telah diketahui bahwa endoteliummemproduksi oksida nitrit (NO) dan pada keadaan patologik menghasilkan radikal

    bebas yang akan memperburuk timbulnya edema.

    ii. Pada proses disintegrasi pompa kalsium dan natrium kalium akibat kerusakanmembran sel yang berkaitan dengan pompa ion. Gangguan ini mempercepat kalsium

    influks dan natrium influks ke dalam sel.

    iii. Peroksida lipid juga terlihat pada mekanisme eksitatorik neurotransmitter glutamat.Meningkatnya aktivitas superoksida mempercepat dan memperbesar pengeluaranneurotransmitter eksitatorik glutamat dan aspartat. Usaha pengobatan dilakukan

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    13/31

    13

    untuk menghambat akibat dari ekses superoksida dengan pemberian anti oksidan

    seperti glutation, vitamin E, dan L arginin.

    Penurunan kadar ATP

    Terjadi asidosis.

    Dengan ditemukannya Positron Emission Tomography (PET) menunjukkan

    bahwa ada hubungan erat antara aliran darah otak dengan metabolisme. Pada 24 48 jam

    pertama terjadi penurunan aliran darah otak lebih besar daripada gangguan metabolisme

    oksigen, akan tetapi setelah 72 jam terjadi penurunan yang nyata dari metabolisme

    dibandingkan aliran darah otak. Dengan PET dapat pula diketahui bahwa pada infark akut

    di satu hemisferium dapat mengakibatkan penurunan aliran darah otak serta gangguan

    metabolisme pada hemisferium yang kontralateral.

    INFARK OTAK

    Dengan bertambahnya usia, diabetes mellitus, hipertensi, dan merokok merupakan

    faktor risiko terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis sendiri merupakan kombinasi dari

    perubahan tunika intima dengan penumpukan lemak, komposisi darah maupun deposit

    kalsium dan disertai pula perubahan pada tunika media di pembuluh darah besar, yang

    mengakibatkan perubahan menjadi tidak rata. Pada saat aliran darah lambat (saat tidur),

    maka dapat terjadi penyumbatan (trombosis). Untuk pembuluh darah kecil dan arteriol,

    terjadi penumpukan lipohialinosis yang dapat mengakibatkan mikroinfark, nantinya bisa

    berubah menjadi stroke lakunar, dan aneurisma CharcotBouchard.

    Menurut Vargaftig 1981 yang disadur oleh Chandra B, dikatakan bahwa ada 3

    jalur untuk terjadinya trombus, yaitu :

    1. melalui asam arakidonat (AA)2. melalui ADP3. melalui faktor aktivasi platelet (PAF).

    Dengan mengetahui mekanisme terjadinya trombus in, maka kombinasi obat anti

    agregasi yang akan digunakan dapat disesuaikan sehingga dapat menutup keseluruhan jalur

    di atas, misalnya aspirin menutup jalur AA seluruhnya, sedangkan tiklodipin menutup jalur

    ADP dan PAF serta sedikit jalur AA. Jadi kombinasi aspirin dan tiklopidin dapat

    mencegah agregasi dengan baik.

    Pengurangan aliran darah ke otak dapat tidak menimbulkan gejala (silent) dan

    akan muncul secara klinis jika aliran darah ke otak (CBF= Cerebral Blood Flow) turunsampai melampaui batas toleransi jaringan otak, yang disebut ambang aktivitas fungsi otak

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    14/31

    14

    (threshold of brain functional activity). Keadaan ini menyebabkan sindrom klinik yang

    disebut stroke.

    Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau sebab lain, akan

    menyebabkan iskemia di suatu daerah otak. Tetapi, pada awalnya, tubuh terlebih dahulu

    mengadakan kompensasi dengan kolateralisasi dan vasodilatasi, sehingga memungkinkan

    terjadinya beberapa keadaan berikut ini :

    Pada sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat dapatdikompensasi dengan mekanisme kolateral dan vasodilatasi lokal. Secara klinis, gejala

    yang timbul adalah Transient Ischemic Attack (TIA) yang timbul dapat berupa

    hemiparesis sepintas atau amnesia umum sepintas, yaitu selama < 24 jam.

    Sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas sehingga penurunan CBF regionallebih besar. Pada keadaan ini, mekanisme kompensasi masih mampu memulihkan

    fungsi neurologik dalam waktu beberapa hari sampai 2 minggu. Keadaan ini secara

    klinis disebutReversible Ischemic Neurologic Deficit(RIND).

    Sumbatan cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang luas, sehingga mekanismekolateral dan kompensasi tidak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini timbul defisit

    neurologis yang berlanjut.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    15/31

    15

    Dari percobaan pada hewan terbukti bahwa resusitasi atau reperfusi pada

    penutupan atau penghentian aliran darah ke otak mencetuskan beberapa reaksi kompleks di

    tingkat mikrosirkulasi, iskemia berupa edema jaringan, vasospasme kapiler/arteriol,

    penggumpalan sel-sel darah merah, asidosis jaringan, aliran kalsium masuk ke dalam sel,

    dan dilepaskannya radikal bebas. Perubahan ini dapat demikian hebat sehingga disebut

    sebagai reperfusion injury yang berakibat munculnya gejala neurologik yang relatif

    menetap.

    Pada dasarnya terjadi 2 perubahan sekunder pada periode reperfusi jaringan

    iskemia otak :

    Hyperemic paska iskemik atau hiperemia reaktif yang disebabkan oleh melebarnya

    pembuluh darah di daerah iskemia. Keadaan ini terjadi pada + 20 menit pertama

    setelah penyumbatan pembuluh darah otak terutama pada iskemia global otak.

    Hipoperfusi paska-iskemik yang berlangsung antara 6-24 jam berikutnya. Keadaan ini

    ditandai dengan vasokonstriksi (akibat asidosis jaringan), naiknya produksi tromboksan

    A2 dan edema jaringan. Diduga proses ini yang akhirnya menghasilkan nekrosis dan

    kerusakan sel yang diikuti oleh munculnya gejala neurologik.

    Terdapat perbedaan etiologi iskemi otak fokal dan global. Pada iskemi global

    aliran otak secara keseluruhan menurun akibat tekanan perfusi misalnya karena syok

    irreversibel karena henti jantung, perdarahan sistemik yang masif, fibrilasi atrial berat, dan

    lain-lain. Sedangkan iskemik fokal terjadi akibat menurunnya tekanan perfusi otak

    regional. Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya salah satu pembuluh darah

    otak di daerah sumbatan atau tertutupnya aliran darah otak baik sebagian atau seluruh

    lumen pembuluh darah otak, penyebabnya antara lain :

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    16/31

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    17/31

    17

    Usaha pemulihan daerah penumbra dilakukan dengan reperfusi harus tepat

    waktunya supaya aliran darah kembali ke daerah iskemia tidak terlambat, sehingga neuron

    penumbra tidak mengalami nekrosis.

    Komponen waktu ini disebut sebagai therapeutic window yaitu jendela waktu

    reversibilitas sel-sel neuron penumbra terjadi dengan melakukan tindakan resusitasi

    sehingga neuron ini dapat diselamatkan. Perlu diingat di daerah penumbra ini sel-sel

    neuron masih hidup akan tetapi metabolisme oksidatif sangat berkurang, pompa-pompa ion

    sangat minimal mengalami proses depolarisasi neuronal.

    Perubahan lain yang terjadi adalah kegagalan autoregulasi di daerah iskemia,

    sehingga respons arteriole terhadap perubahan tekanan darah dan oksigen / karbondioksida

    menghilang. Selain itu mekanisme patologi lain yang terjadi pada aliran darah otak adalah,

    berkurangnya aliran darah seluruh hemisfer di sisi yang sama dan juga di sisi hemisfer

    yang berlawanan (diaschisis) dalam tingkat yang lebih ringan.

    Perubahan aliran darah otak bersifat umum / global akibat stroke ini disebut

    diaschisis (Meyer et al), yang merupakan reaksi global terhadap aliran darah otak, dimana

    seluruh aliran darah otak berkurang / menurun. Kerusakan hemisfer terutama / lebih besar

    pada sisi yang tersumbat (ipsilateral dari sumbatan).

    Proses diaschisis berlangsung beberapa waktu (hari sampai minggu) tergantung

    luasnya infark. Mekanisme proses ini diduga karena perubahan global dan pengaturan

    neurotransmiter.

    PERUBAHAN PADA TINGKAT SELULER / MIKROSIRKULASI

    Astrup dkk (1981) menunjukkan bahwa pengaruh iskemia terhadap integritas dan

    struktur otak pada daerah penumbra terletak antara batas kegagalan elektrik otak (electrical

    failure) dengan batas bawah kegagalan ionik (ion-pump failure). Selanjutnya dikatakan

    bahwa aliran darah otak di bawah 17 cc/ 100 gram otak / menit, menyebabkan aktivitas

    otak listrik berhenti walaupun kegiatan ion-pump masih berlangsung.

    Sedangkan Hakim (1998) menetapkan bahwa neuron penumbra masih hidup jika

    CBF berkurang di bawah 20 cc/ 100 gram otak / menit dan kematian neuron akan terjadi

    apabila CBF di bawah 10 cc/ 100 gram otak / menit.

    Daerah penumbra pada misery perfusion ini, jika aliran darahnya dicukupi

    kembali sebelum therapeutic window, dapat kembali normal dalam waktu singkat.

    Sedangkan sebagian lesi tetap akan mengalami kematian setelah beberapa jam atau harisetelah iskemik otak temporer.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    18/31

    18

    Dengan kata lain di daerah ischemic core kematian sudah terjadi sehingga

    mengalami nekrosis akibat kegagalan energi (energy failure) yang secara dahsyat merusak

    dinding sel beserta isinya sehingga mengalami lisis (sitolisis), di lain pihak pada daerah

    penumbra jika terjadi iskemia berkepanjangan sel tidak dapat lagi mempertahankan

    integritasnya sehingga akan terjadi kematian sel, yang secara akut timbul melalui proses

    apoptosis : disintegrasi elemen-elemen seluler secara bertahap dengan kerusakan dinding

    sel yang disebut programmed cell death.

    Kumpulan sel-sel ini disebut sebagai selectively vulnerable neuron. Pada

    neuron-neuron tersebut terdapat hierarchi sensitivitas terhadap iskemia diawali pada daerah

    hypokampus CA I dan sebagian kolikulus inferior, kemudian jika iskemia lebih dari 5

    menit (10-15 menit) akan diikuti oleh lapis 3 dan 5 dari Neocortex Striatum Septum, sektor

    CA 3 hipokampus, talamus, korpus genikulatum medial dan substansia nigra. Meskipun

    ditemukan pada binatang, kenyataan ini menunjukkan bahwa di daerah sistem limbik dan

    ganglia basal terdapat sel-sel yang sensitif terhadap iskemia. Hal yang juga menarik adalah

    bahwa sel-sel yang sensintif terhadap iskemia terutama merupakan bagian dari serabut

    yang terisi glutamat. Iskemia menyebabkan aktivitas intraseluler Ca2+

    meningkat

    menyebabkan aktivitas Ca2+

    di synaptic cleft bertambah dengan akibat sekresi yang

    berlebihan dari neurotransmitter termasuk glutamat, aspartat dan kainat yang bersifat

    eksitotoksin.

    Disamping itu Abe dkk (1987) yang diulas oleh Kogure (1992), membuktikan

    bahwa, akibat lamanya stimulasi reseptor metabolik oleh zat-zat yang dikeluarkan oleh sel,

    menyebabkan juga aktivasi reseptor neurotropik yang merangsang pembukaan Ca2+

    channel yang tidak tergantung pada kondisi tegangan potensial membran seluler disebut

    receptor operated gate opening disamping terbukanya Ca2+ channel akibat aktivasi

    NMDA reseptor voltage operated gate opening yang telah terjadi sebelumnya. Kedua

    proses tersebut mengakibatkan masuknya Ca2+ ion ekstraseluler ke dalam ruang

    intraseluler. Jika proses berlanjut, pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan membran

    sel dan rangka sel (cytoskeleton) melalui terganggunya proses fosforilase dari regulator

    sekunder sintesa protein, proses proteolisis dan lipolisis yang akan menyebabkan ruptur

    atau nekrosis.

    Disamping neuron-neuron yang sensitif terhadap iskemia, kematian sel dapat

    langsung terjadi pada iskemia berat dengan hilangnya energi secara total dari sel karena

    berhentinya aliran darah. Disamping itu desintegrasi sitoplasma dan disrupsi membran sel

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    19/31

    19

    juga menghasilkan ion-ion radikal bebas yang dapat lebih memperburuk keadaan

    lingkungan seluler.

    EDEMA SEREBRAL DAN INFARK OTAK

    Pada infark serebri yang cukup luas, edema serebri timbul akibat energy failure

    dari sel-sel otak dengan akibat perpindahan elektrolit (Na+, K

    +) dan perubahan

    permeabilitas membran serta gradasi osmotik. Akibatnya terjadi pembengkakan sel disebut

    cytotoxic edema. Keadaan ini terjadi pada iskemia berat dan akut seperti hipoksia dan

    henti jantung. Selain itu, edema serebri dapat juga timbul akibat kerusakan sawar otak

    yang mengakibatkan permeabilitas kapiler rusak dan cairan serta protein bertambah mudah

    memasuki ruangan ekstraseluler sehingga menyebabkan edema vasogenik (vasogenic

    edema).

    Efek edema jelas menyebabkan peninggian tekanan intrakranial dan akan

    memperburuk iskemia otak. Selanjutnya terjadi efek masa yang berbahaya dengan akibat

    herniasi otak.

    DIAGNOSIS

    Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :

    1. Anamnesis memberikan gejala dan tanda sesuai dengan daerah fokal di otakAkan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut mencong atau

    bicara pelo dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Keadaan ini timbul sangat

    mendadak.

    Juga perlu ditanyakan faktor-faktor resiko yang menyertai stroke. Dicatat obat-

    obat yang sedang dipakai. Juga ditanyakan riwayat keluarga dan penyakit lainnya.

    2. Melakukan pemeriksaan fisik neurologis

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    20/31

    20

    3. Sistem Skor untuk membedakan jenis stroke, yaitu :Skor Siriraj : ( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x

    tekanan diastolik )( 3 x petanda ateroma )12

    SS > 1 : Stroke Hemoragik

    -1 < SS < 1 : perlu konfirmasi CT Scan

    SS < -1 : Stroke Non Hemoragik

    Penilaian derajat kesadaran : sadar penuh (0), somnolen (1), koma (2)

    Nyeri kepala : tidak ada (0), ada (1)

    Vomitus : tidak ada (0), ada (1)

    Ateroma : Tidak terdapat penyakit jantung, DM (0), Terdapat penyakit jantung, DM (1)

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    21/31

    21

    Proses penyumbatan pembuluh darah otak memiliki beberapa sifat spesifik :

    1. Timbul mendadak2. Menunjukkan gejala neurologis kontralateral terhadap pembuluh darah yang

    tersumbat3. Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedangkan

    pada stroke iskemik lebih jarang terjadi penurunan kesadaran.

    FAKTOR RESIKO

    Resiko stroke meningkat seiring dengan berat dan banyaknya faktor resiko. Yaitu

    kelainan atau penyakit yang membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan stroke.

    1. Tidak dapat dimodifikasi

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    22/31

    22

    - Usia

    - Jenis kelamin

    - Herediter

    - Ras

    2. Dapat dimodifikasi

    A. MAYOR

    - Hipertensi

    - Penyakit jantung

    - Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis

    - Diabetes mellitus

    - Polisitemia

    - Riwayat stroke

    - Perokok

    B. MINOR

    - Hiperkolesterol

    - Hematokrit tinggi

    - Obesitas

    - Kadar asam urat tinggi

    - Kadar fibrinogen tinggi

    GEJALA KLINIK

    Gejala klinik tergantung lokalisasi daerah pembuluh darah otak yang mengalami

    gangguan.

    Sistem Carotis

    Disebut stroke hemisferik. Gejala yang timbul sangat mendadak. Jarang

    mengalami penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini disebabkan karena

    struktur-struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran yaitu Formatio Reticularis di

    garis tengah dan sebagian besar terletak dalam fossa posterior. Fungsi vital umumnya baik.

    Pada pemeriksaan neurologis, saraf otak yang sering terkena adalah :

    - N. VII dan XIIMulut mencong, bicara pelo dan deviasi lidah bila dikeluarkan dari mulut

    - Gangguan konjugat pergerakan bola mata dan lapangan pandang

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    23/31

    23

    Hampir selalu terjadi hemiparesis. Dan dapat dijadikan patokan bahwa jika ada

    perbedaan kelumpuhan yang nyata antara lengan dan tungkai hampir dipastikan bahwa

    kelainan aliran darah otak berasal dari daerah kortikal. Sedangkan jika kelumpuhan sama

    berat, maka gangguan aliran darah terjadi di daerah subkortikal atau vertebro-basiler.

    Dapat juga terjadi gangguan sensorik. Pada fase akut, refleks fisiologis pada sisi yang

    lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari, akan muncul kembali.

    Sistem Vertebro-basilar

    Terdapat penurunan kesadaran yang cukup berat. Disertai kombinasi berbagai saraf

    otak yang terganggu, vertigo, diplopia dan gangguan bulbar.

    Ciri khusus : gangguan long-tract sign, yaitu parestesi keempat anggota gerak

    (ujung-ujung distal), parestesi perioral, hemianopsia altitudinal dan skew deviation.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    A. Laboratorium

    - Pemeriksaan darah rutin

    - Pemeriksaan kimia darah lengkap

    * Gula darah sewaktu

    * Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim

    SGOT/SGPT/CPK dan Profil lipid (trigliserid, LDL-HDL serta total

    lipid)

    - Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap)

    * Waktu protrombin

    * APTT

    * Kadar fibrinogen

    * D-dimer

    * INR

    * Viskositas plasma

    B. Foto Thorax

    Dapat memperlihatkan keadaan jantung. Serta mengidentifikasi kelainan paru yang

    potensial mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk prognosis.

    C. CT-Scan Otak

    Untuk mencari gambaran perdarahan atau infark, karena perbedaan manajemen

    perdarahan dan infark otak.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    24/31

    24

    PENATALAKSANAAN

    Penderita stroke sejak mulai sakit pertama kali dirawat sampai proses rawat jalan di

    luar RS, memerlukan perawatan dan pengobatan terus menerus sampai optimal danmencapai keadaan fisik maksimal. Pengobatan pada stroke non hemoragis dibedakan

    menjadi :

    I. Pengobatan UmumUntuk pengobatan umum ini dipakai patokan 5 B, yaitu

    1. BreathingHarus dijaga agar jalan nafas bebas dan fungsi paru-paru cukup baik. Fungsi paru

    sering terganggu karena curah jantung yang kurang, maka jantung harus dimonitor

    dengan seksama. Pengobatan dengan oksigen hanya perlu bila kadar oksigen dalam

    darah berkurang.

    2. Blooda. Tekanan darah

    Tekanan darah dijaga agar tetap cukup tinggi untuk mengalirkan darah ke otak.

    Pada fase akut pada umumnya tekanan darah meningkat dan secara spontan

    akan menurun secara gradual. Pengobatan hipertensi pada fase akut dapat

    mengurangi tekanan perfusi yang justru menambah iskemik lagi.

    b. Komposisi darahKadar Hb dan glukosa harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak. Bila

    terdapat polisitemia harus dilakukan hemodilusi. Pemberian infus glukosa

    harus dihindari karena akan menambah terjadinya asidosis di daerah infark

    yang mempermudah terjadinya edem dan karena hiperglikemia menyebabkan

    perburukan fungsi neurologis dan keluaran. Keseimbangan elektrolit harus

    dijaga.

    3. BowelDefekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Hindari terjadinya obstipasi karena akan

    membuat pasien gelisah. Nutrisi harus cukup, bila perlu diberikan melalui

    nasogastric tube.

    4. Bladder

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    25/31

    25

    Miksi dan balance cairan harus diperhatikan. Jangan sampai terjadi retensio urin.

    Bila terjadi inkontinensia, untuk laki-laki harus dipasang kondom kateter, kalau

    wanita harus dipasang kateter tetap.

    5. BrainEdema otak dan kejang harus dicegah dan diatasi. Bila terjadi edema otak, dapat

    dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, adanya bradikardi atau dengan

    pemeriksaan funduskopi, dapat diberikan manitol. Untuk mengatasi kejang-kejang

    yang timbul dapat diberikanDiphenylhydantion atau Carbamazepin.

    II. Pengobatan KhususPada fase akut pengobatan ditujukan untuk membatasi kerusakan otak

    semaksimal mungkin agar kecacatan yang ditimbulkan menjadi seminimal mungkin.

    Untuk daerah yang mengalami infark, kita tidak bisa berbuat banyak. Yang penting

    adalah menyelamatkan daerah di sekitar infark yang disebut daerah penumbra.

    Neuron-neuron di daerah penumbra ini sebenarnya masih hidup, akan tetapi

    tidak dapat berfungsi oleh karena aliran darahnya tidak adekuat. Daerah inilah yang

    harus diselamatkan agar dapat berfungsi kembali. Untuk keperluan tersebut maka

    aliran darah di daerah tersebut harus diperbaiki.

    Menurut hukum Hagen-Poisseuille, viskositas darah memegang peranan

    penting. Viskositas darah dipengaruhi oleh :

    Hematokrit Plasma fibrinogen Rigiditas eritrosit Agregasi trombosit1. Trombolisis

    Satu- satunya obat yang diakui FDA sebagai standar adalah pemakaian r-TPA

    (Recombinant - Tissue Plasminogen Activator) yang diberikan pada penderita

    stroke iskemik dengan syarat tertentu baik i.v maupun arterial dalam waktu kurang

    dari 3 jam setelah onset stroke.

    2.AntikoagulanObat yang diberikan adalah heparin atau heparinoid (fraxiparine). Efek

    antikoagulan heparin adalah inhibisi terhadap faktor koagulasi dan mencegah atau

    memperkecil pembentukkan fibrin dan propagasi trombus. Antikoagulansiamencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi trombus. Antikoagulansia

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    26/31

    26

    masih sering digunakan pada penderita stroke dengan kelainan jantung yang dapat

    menimbulkan embolus.

    3.Anti agregasi trombositObat yang dipakai untuk mencegah pengumpulan sehingga mencegah terbentuknya

    trombus yang dapat menyumbat pembuluh darah. Obat ini dapat digunakan pada

    TIA. Obat yang banyak digunakan adalah asetosal (aspirin) dengan dosis 40 mg

    1,3 gram/hari. Akhir-akhir ini digunakan tiklopidin dengan dosis 2 x 250 mg.

    4.NeuroprotektanMencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematian sel-sel terutama di

    daerah penumbra. Berperan dalam menginhibisi dan mengubah reversibilitas

    neuronal yang terganggu akibat ischemic cascade. Obat-obat ini misalnya

    piracetam, citikolin, nimodipin, pentoksifilin

    5.Anti edemaObat anti edema otak adalah cairan hiperosmolar, misalnya manitol 20%, larutan

    gliserol 10%. Pembatasan cairan juga dapat membantu. Dapat pula menggunakan

    kortikosteroid.

    III. RehabilitasiRehabilitasi pasca-stroke adalah suatu upaya rehabilitasi stroke terpadu yang

    melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran dan merupakan kumpulan program,

    termasuk pelatihan, penggunaan modalitas alat, dan obat-obatan.

    Tujuan rehabilitasi adalah :

    Memperbaiki fungsi motoris, bicara dan fungsi lain yang terganggu Adaptasi mental sosial dari penderita stroke, sehingga fungsional otonom penderita,

    sosial aktif dan hubungan interpersonal menjadi normal.

    Sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan activities of daily living (ADL).

    Jenis-jenis rehabilitasi medik, antara lain :

    1) FisioterapiMengobati fisik dengan menggunakan exercise, massage, ataupun terapi dengan

    modalitas alat. Fisioterapi terbagi 2, yaitu fisioterapi pasif yang dilakukan secaralangsung setelah pasien terkena serangan stroke dengan menggerakan otot secara

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    27/31

    27

    pasif dan fisioterapi aktif yang dilakukan segera setelah keadaan pasien stabil dan

    dapat diajak berinteraksi.

    2) Speech therapyMembantu memulihkan kemampuan berbahasa dan bekomunikasi penderita

    stroke dengan latihan bicara sehingga penderita stroke dapat kembali

    berkomunikasi dengan orang lain.

    3) Occupational therapyMenggunakan aktivitas terapeutik dengan tujuan mempertahankan atau

    meningkatkan komponen kinerja okupasional (senso-motorik, persepsi, kognitif,

    sosial, dan spiritual) dan area kerja kinerja okupasional (perawatan diri,

    produktivitas, dan pemanfaatan waktu luang). Dengan kata lain, ahli terapi

    okupasi membantu penderita stroke untuk melakukan aktivitas sehari-hari (seperti

    mandi, makan, minum, BAB/BAK, berpakaian, dll), dan juga membantu

    penderita agar dapat berinteraksi kembali dengan lingkungan sekitarnya

    (mengelola rumah tangga, merawat orang lain, dan rekreasi/pemanfaatan waktu

    luang untuk dirinya).

    4) Social workerMemperbaiki atau mengembangkan interaksi antara penderita dengan lingkungan

    sosialnya sehingga penderita dapat kembali ke lingkungan dengan baik.

    5) PsikologisMembantu penderita stroke yang cacat agar dapat menyesuaikan diri secara

    emosional terhadap lingkungannya dan keadaan cacatnya, sehingga ia dapat

    memberikan makna pada kehidupannya dengan penuh arti.

    Kontra Indikasi :

    Penyakit sistemik yang berata. Insufisiensi jantung dengan dekompensasib. Angina pektorisc. Gagal jantung akutd. Reuma fase akut

    Gangguan mental yang beratPrinsip dasar rehabilitasi :

    Pemilihan penderita yang seksama Mulailah sedini mungkin

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    28/31

    28

    Harus sistematis Meningkatkan secara bertahap Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik sesuai defisit yang ada.

    PENCEGAHAN

    Dengan mengetahui faktor-faktor risiko dari stroke, maka ada beberapa cara untuk

    mencegah stroke, antara lain :

    1. Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi). Salah satu hal paling penting untukmengurangi risiko stroke adalah untuk menjaga tekanan darah terkendali. Berolahraga,

    mengelola stres, menjaga berat badan yang sehat, dan membatasi asupan natrium dan

    alkohol adalah cara-cara untuk menjaga tekanan darah tetap terkontrol. Selain dengan

    perubahan gaya hidup, dapat juga dengan mengkonsumsi obat anti hipertensi, seperti

    diuretik, angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin reseptor

    blocker.

    2. Turunkan kolesterol dan lemak jenuh asupan. Makan rendah kolesterol dan lemak,terutama lemak jenuh, dapat mengurangi plak di arteri. Selain itu, dapat juga dengan

    mengkonsumsi obat penurun kolesterol.

    3. Jangan merokok. Berhenti merokok mengurangi risiko stroke.4. Kontrol diabetes mellitus. Kita dapat mengelola diabetes dengan diet, olahraga,

    pengendalian berat badan dan pengobatan. Kontrol ketat gula darah dapat mengurangi

    kerusakan otak jika mengalami stroke.

    5. Menjaga berat badan yang ideal. Kelebihan berat badan lain yang memberikankontribusi pada faktor-faktor risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit

    jantung dan diabetes mellitus.

    6. Berolahraga secara teratur. Latihan aerobik mengurangi risiko stroke dalam banyakcara. Olahraga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan high density

    lipoprotein (HDL) kolesterol, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan

    pembuluh darah dan jantung. Hal ini juga membantu menurunkan berat badan,

    mengendalikan diabetes dan mengurangi stres. Olah raga secara bertahap sampai 30

    menit seperti berjalan, joging, berenang atau bersepeda jika tidak setiap hari, 1 hari

    dalam seminggu.

    7. Kelola stres. Stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Juga dapatmeningkatkan kecenderungan darah membeku, yang dapat meningkatkan risiko stroke

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    29/31

    29

    iskemik. Menyederhanakan hidup, berolahraga dan menggunakan teknik relaksasi

    untuk mengurangi stres.

    8. Minum alkohol dalam jumlah sedang, atau tidak sama sekali. Alkohol dapat menjadifaktor risiko stroke. Konsumsi alkohol meningkatkan resiko tekanan darah tinggi dan

    stroke iskemik dan perdarahan.

    9. Jangan gunakan obat-obatan terlarang. Banyak obat, seperti kokain, yang menjadifaktor risiko untuk TIA atau stroke.

    Selain itu, makan makanan sehat. Sebuah diet sehat otak harus mencakup:

    a. Lima atau lebih porsi harian buah dan sayuran, yang mengandung zat gizi sepertikalium, folat dan antioksidan yang dapat melindungi Anda terhadap stroke.

    b. Makanan kaya serat larut, seperti havermut dan kacang-kacangan.c. Makanan kaya akan kalsium, mineral yang ditemukan untuk mengurangi risiko stroke.d. Produk kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai, yang dapat mengurangi

    low-density lipoprotein (LDL) kolesterol dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.

    e. Makanan kaya omega-3 asam lemak, termasuk ikan air dingin, seperti salmon, makareldan tuna.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    30/31

    30

    KESIMPULAN

    Iskemia otak apapun sebabnya akan menyebabkan perubahan kompleks yang

    dapat bersifat umum seperti diaschisis, dan perubahan regional karena lumpuhnyaautoregulasi, terbentuknya daerah penumbra, luxury perfusion serta nekrosis iskemik. Di

    tingkat seluler jika iskemia terjadi pada derajat sangat berat akan menimbulkan kerusakan

    total sel akibat kegagalan energi secara langsung. Sedangkan pada iskemia transient, sel-

    sel di daerah penumbra dapat berfungsi normal kembali, kecuali pada sebagian sel di

    daerah sistim limbik dan ganglia basal yang disebut sebagai neuron-neuron dengan

    vulnerabilitas selektif terhadap iskemia (selective neuronal vulnerability) akan mati

    secara bertahap, tergantung kepada iskemia. Walaupun demikian kondisi iskemia

    seharusnya dapat diatasi dengan baik.

    Edema serebri pada infark otak dapat terjadi jika daerah iskemia luas (biasanya

    hemisfer) diawali oleh edema sitotoksik dan diikuti oleh edema vasogenik.

    Gejala klinik akibat stroke iskemik tergantung kepada lokasi kelainan dan

    prognosis penderita sangat tergantung terutama kepada kecepatan pertolongan saat

    therapeutic window, yaitu 68 jam setelah awitan. Apabila bisa ditangani dengan baik

    maka daerah penumbra akan dapat diselamatkan sehingga infark tidak bertambah luas.

    Dalam menghadapi kasus stroke, langkah pertama yang harus dikerjakan adalah

    menentukan lebih dahulu jenis strokenya. Meskipun alat CT-Scan belum tersebar rata,

    sebaiknya kita dapat membedakan antara stroke hemoragis dan non hemoragis berdasarkan

    gejala dan tanda-tanda yang ada. Rehabilitasi untuk penderita stroke harus dikerjakan

    sedini mungkin dengan mengingat kontra indikasi yang ada. Peran keluarga sangat penting

    dalam program rehabilitasi ini. Motivasi, komunikasi, dan dorongan moril dari keluarga

    dapat mempercepat proses penyembuhan.

    Oleh karena itu, pertolongan terpadu dan rasional secara cepat, tepat dan cermat

    akan menurunkan mortalitas dan morbiditas sehingga akan meningkatkan kualitas hidup.

  • 7/31/2019 SNH Referat Martha

    31/31

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Misbach, Jusuf. STROKE Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: BalaiPenerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1999.

    2. Perdossi (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia). Guideline Stroke. EdisiRevisi. Jakarta. 2007.

    3. Sofwan, Rudianto. Stroke dan Rehabilitasi Pasca-Stroke. Jakarta: PT Bhuana IlmuPopuler. 2010.