skripsi -...

85
PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN RASIO KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA SYARIAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) RATIH IKA TRISYANA 1112046200022 KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016

Upload: phamngoc

Post on 20-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN

RASIO KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN

ASURANSI JIWA SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

RATIH IKA TRISYANA

1112046200022

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H/2016

Page 2: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan
Page 3: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan
Page 4: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan
Page 5: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

iv

ABSTRAK

Ratih Ika Trisyana. 1112046200022. Pengaruh Risk Based Capital, Rasio

Investasi dan Rasio Klaim Terhadap Laba Pada Perusahaan Asuransi Jiwa

Syariah. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi

Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh risk

based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba pada perusahaan

asuransi jiwa syariah. Penelitian ini menggunakan pengujian statistik dengan

analisis regresi linier berganda dan menggunakan program SPSS 20. Hasil

penelitian ini berdasarkan uji t (parsial) menunjukkan bahwa risk based capital

(X₁) memiliki pengaruh signifikan positif dengan nilai t-hitung 3,944 > t-tabel -

1,706, rasio investasi (X₂) berpengaruh signifikan positif dengan nilai t-hitung

7,088 > t-tabel -1,706 dan rasio klaim berpengaruh signifikan negatif dengan nilai

t-hitung -2,166 < t-tabel -1,706. Kemudian berdasarkan uji F (simultan)

menunjukkan bahwa variabel risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim

berpengaruh signifikan terhadap variabel laba dengan nilai F-hitung 35,629 > F-

tabel 2,975 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil analisis

regresi linier berganda didapatkan angka koefisien determinasi (R²) sebesar 78,2%

yang artinya laba dipengaruhi oleh risk based capital, rasio investasi dan rasio

klaim sebesar 78,2% dan sisanya sebesar 21,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor

yang lainnya.

Kata Kunci : Risk Based Capital, Rasio Investasi, Rasio Klaim, dan Laba

Pembimbing : Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ.

Page 6: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

v

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr.wb,

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat kasih sayang, berkah, hidayah serta

karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini yang berjudul

“PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN RASIO

KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

SYARIAH” dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun untuk menyelesaikan tugas

akhir di Program Sarjana khusus konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas

dari dukungan, bantuan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan untaian terimakasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM Hasan Ali, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA., sebagai Ketua

dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan segenap waktu, arahan, motivasi dan semangat tiada

Page 7: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

vi

henti serta kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir

penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan karyawan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.

5. Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan

memfasilitasi referensi-referensi hingga penulis terbantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua, Bapak Daryanto dan Ibu Agung Trisna B. Setyati yang

tidak pernah bosan dan selalu sabar dalam mendengarkan semua keluhan

penulis. Terimakasih karena doa yang tidak pernah terputus, nasehat,

semangat dan kasih sayangnya, serta untuk segala yang sudah diberikan

untuk penulis.

7. Adik-adik penulis, Endah D. Lestari dan Arifah Ghita Fazila yang sudah

memberikan semangat dan terkadang secara tidak langsung menghibur

penulis dikala kejenuhan melanda dalam mengerjakan skripsi ini.

8. Ade Andri Mulyana as my part time lover and friend, full time good

listener. Terimakasih untuk segala masukan, nasehat, bantuan yang

banyak, semangat serta segala bentuk perhatian yang diberikan dan

kesabarannya mendengar segala keluh kesah penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. You rock!

Page 8: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

vii

9. Sahabat-sahabat seperjuangan BDRX, Debby Eldira Malbet, Nilam

Anggraini, Muliana Defi, Puri Pratiwi, Titis Zunatul Islami dan Iqlima

Fauziah yang selalu ada untuk penulis sejak semester pertama hingga

sekarang. Tempat berbagi isi hati, kesedihan, kebahagiaan, makanan,

minuman, materi dan tugas kuliah. Terimakasih untuk segala nasehat,

dukungan, bantuan, canda dan tawa yang kalian berikan.

10. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2012 yang saling memberikan

bantuan sejak awal perkuliahan, semangat dan doa satu sama lain. Tidak

lupa juga kepada kakak-kakak senior Asuransi yang sudah memberikan

bantuan dan masukan kepada penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penyususnan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membutuhkannya. Aamiin.

Jakarta, Mei 2016

Ratih Ika Trisyana

Page 9: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

ABSTRAK ...................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................v

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1

B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................7

E. Review Studi Terdahulu ........................................................................9

F. Kerangka Pemikiran ............................................................................11

G. Sistematika Penulisan .........................................................................13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Asuransi Syariah .................................................................................15

1. Pengertian Asuransi Syariah ...................................................15

2. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah ...........................................16

Page 10: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

ix

3. Peraturan Perasuransian di Indonesia .....................................18

B. Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................................19

C. Risk Based Capital ..............................................................................21

1. Pengertian Risk Based Capital ................................................21

2. Perhitungan Risk Based Capital ..............................................23

D. Rasio Investasi ....................................................................................24

1. Pengertian Investasi ................................................................24

2. Pengertian Rasio Investasi ......................................................25

E. Rasio Klaim .........................................................................................28

1. Pengertian Klaim .....................................................................28

2. Pengertian Rasio Klaim...........................................................29

F. Laba .....................................................................................................30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................33

B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................33

1. Populasi ...................................................................................33

2. Sampel .....................................................................................34

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................34

D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................35

1. Jenis Penelitian ........................................................................35

2. Sumber Data ............................................................................35

E. Teknik Analisis Data ...........................................................................36

F. Pengujian Statistik ...............................................................................37

Page 11: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

x

1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................37

2. Analisis Regresi Berganda ......................................................40

2.1. Koefisien Korelasi (R) .....................................................40

2.2. Analisis Determinasi (R²) ................................................42

3. Hipotesis ..................................................................................42

3.1. Uji Parsial (Uji t) ..............................................................44

3.2. Uji Simultan (Uji F) .........................................................46

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................48

B. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................49

1. Uji Normalitas .........................................................................49

2. Uji Multikolinearitas ...............................................................51

3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................52

4. Uji Autokorelasi ......................................................................53

C. Analisis Regresi Berganda ..................................................................54

1. Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................54

2. Koefisien Korelasi (R) ............................................................55

3. Koefisien Determinasi (R²) .....................................................56

D. Uji Hipotesis .......................................................................................56

1. Uji Parsial (Uji t) .....................................................................57

2. Uji Simultan (F) ......................................................................59

Page 12: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

xi

E. Interpretasi...........................................................................................61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................63

B. Saran ....................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................65

LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu....................................................................9

Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................48

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas K-S Test ........................................................51

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................51

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................53

Tabel 4.5 Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................54

Tabel 4.6 Koefisien Korelasi (R) ....................................................................55

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R²) .............................................................56

Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................58

Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F) ...............................................................60

Page 14: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................12

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas....................................................................48

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................50

Page 15: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini penggunaan pada produk keuangan tidak mungkin dapat dihindari,

baik produk keuangan bank ataupun non-bank. Keduanya menawarkan manfaat-

manfaat yang menjanjikan. Lembaga keuangan memiliki peran pokok dalam

proses pengalihan dana dalam perekonomian. Lembaga keuangan dibedakan

dalam dua bentuk yaitu lembaga keuangan depositori dan lembaga keuangan non-

depositori. Lembaga keuangan depositori disebut juga lembaga keuangan bank

yang terdiri dari bank milik pemerintah maupun bank swasta. Lembaga keuangan

non-depositori adalah lembaga keuangan bukan bank. Lembaga yang masuk

kelompok ini antara lain adalah perusahaan asuransi.1

Asuransi di Indonesia kini semakin berkembang pesat. Hal ini

menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat meningkat akan perlindungan pada

jiwa dan harta benda mereka. Namun perusahaan asuransi dalam kegiatannya

tidak dapat lepas dari hal-hal yang dilarang oleh syariat islam. Banyak para ulama

yang berpendapat bahwa asuransi merupakan suatu akad yang mengandung unsur

riba, gharar, dan maisir serta banyak menimbulkan dampak-dampak negatif yang

timbul dalam masyarakat. Banyak kasus yang terjadi dengan tujuan untuk

memperoleh uang dari perusahaan asuransi. Oleh karenanya kajian-kajian

1 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia,

2004), h.43.

Page 16: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

2

mengenai asuransi terus dilakukan untuk menjawab permasalahan ini yang pada

akhirnya munculah konsep asuransi yang sesuai dengan hukum islam sebagai

hasil kajian itu.2

Industri asuransi yang mulai diminati oleh masyarakat ini membuat

banyak pelaku usaha asuransi bermunculan. Tidak hanya perusahaan asuransi

yang berbasis konvensional, namun juga perusahaan asuransi dengan prinsip

syariah. Terbukti sampai Desember 2015, jumlah perusahaan asuransi syariah di

Indonesia tercatat sebanyak 53 perusahaan. Naik dari posisi tahun sebelumnya

yang hanya 49 perusahaan.3 Berkembangnya asuransi syariah ini juga diiringi

dengan pertumbuhan aset, investasi dan kontribusi industri asuransi syariah di

tahun 2015. Pertumbuhan aset asuransi syariah sebesar Rp 4.155 miliar dari tahun

sebelumnya atau sebesar 18.58%, investasi sebesar Rp 3.613 miliar atau sebesar

18.57%, lebih kecil dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan di atas 30%,

namun pertumbuhan kontribusi di tahun 2015 sebesar Rp 1.208 miliar atau

13.01%, membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak lebih dari 5%.4

Melihat perkembangan ini, penting bagi perusahaan asuransi untuk mengukur dan

membandingkan kinerja mereka dengan efektif agar dapat bertahan dan bersaing

dalam dunia bisnis.

Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya mempunyai

tujuan utama yang ingin diraih yaitu laba yang terus meningkat dari tahun ke

tahun. Laba juga menjadi salah satu parameter kinerja dari sebuah perusahaan.

2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta: Gaung Persada Press Group,

2014), Cet.1, Hal.2

3 www.aasi.or.id

4 Ibid

Page 17: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

3

Adanya pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dapat menunjukkan bahwa

pihak-pihak manajemen telah berhasil dalam mengelola sumber daya yang

dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.5 Karena laba merupakan tolak ukur

yang menggambarkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan

usahanya. Laba merupakan elemen yang menjadi perhatian pengamat keuangan

karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasikan kinerja

perusahaan. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi

perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi penentuan kebijakan

investasi di masa mendatang. Agar diperoleh laba sesuai yang dikehendaki,

perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Dalam perencanaan laba,

manajemen perlu meningkatkan sejauh mana keterkaitan faktor-faktor yang

memengaruhi laba dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.

Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki

kesehatan keuangan yang baik sesuai dengan undang-undang dan peraturan

pemerintah. Salah satu alat ukur untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan

asuransi di Indonesia yaitu dengan menggunakan risk based capital. Risk Based

Capital adalah rasio kecukupan modal terhadap risiko yang ditanggung dan

menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan

asuransi khususnya yang terkait dengan solvabilitas. RBC diperoleh dari hasil

membandingkan selisih kekayaan yang diperkenankan dan kewajiban dengan

batas minimum tingkat solvensi.6 Dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.

11/PMK.010/2011 Tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha

5 Moejaldi, Manajemen Keuangan, (Malang: Bayu Media, 2006). h. 52.

6 Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER- 02/BI/2009 tentang Pedoman Perhitungan

Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

Page 18: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

4

Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, menyatakan bahwa perusahaan harus

menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru’ paling rendah 30% (tiga puluh per

seratus) dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan/atau

kewajiban.7 Dengan memiliki tingkat RBC di atas ketentuan yang ada adalah

menjadi salah satu kriteria bahwa perusahaan tersebut adalah sehat dan terjamin.

Pentingnya ukuran RBC bagi perusahaan asuransi, sehingga dapat

dijadikan salah satu alat promosi untuk membentuk brand image masyarakat

sehingga masyarakat pengguna jasa yakin terhadap keamanan dana yang

dibelanjakan pada produk-produk asuransi dan mampu memberikan manfaat yang

sesuai dengan produk yang telah dibelinya. Dengan kepercayaan masyarakat ini,

diharapkan jumlah masyarakat yang menggunakan jasa asuransi akan meningkat

dan hal ini juga akan meningkatkan perolehan laba.

Selain itu, rasio investasi dapat menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan

dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan. Sedangkan rasio

klaim dapat menunjukkan kemampuan perusahaan asuransi dalam melaksanakan

fungsi teknis asuransi (underwriting). Tingginya rasio klaim mengartikan bahwa

buruknya proses underwriting dan penerimaan penutupan risiko.

Evaluasi kinerja perusahaan asuransi dapat dilakukan dengan melakukan

analisis terhadap aspek-aspek kinerja perusahaan dalam laporan keuangan.

Kesehatan keuangan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi laba.

7Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 11/PMK/010.2011 pasal 3.

Page 19: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

5

Kesehatan keuangan dapat menentukan baik tidaknya kinerja sebuah perusahaan

dalam mengelola kekayaan untuk menghasilkan laba. Gambaran kinerja

perusahaan asuransi tercermin dari tingkat keberhasilan mengelola risiko serta

tingkat keberhasilan mengelola dana perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat

keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hal tersebut,

penulis ingin mengkaji lebih dalam melalui sebuah penelitian dengan judul

“PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN RASIO

KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

SYARIAH”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang di atas, maka identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah risk based capital memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa

syariah di Indonesia?

2. Apakah rasio investasi memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa

syariah di Indonesia?

3. Apakah rasio klaim memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa

syariah di Indonesia?

4. Apakah risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim berpengaruh

positif terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

5. Berapa besar risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim

memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

Page 20: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

6

6. Berdasarkan variabel risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim,

faktor manakah yang berpengaruh paling besar terhadap laba pada

perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan

masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk

mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang

lingkup masalah penelitian.8

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang yang telah dideskripsikan,

maka penulis membatasi permasalahan pada :

a. Perusahaan asuransi jiwa yang diteliti antara lain PT Asuransi Allianz Life

Unit Syariah, PT Avrist Assurance Unit Syariah, PT BNI Life Insurance

Unit Syariah, PT BRIngin Life Syariah, PT Asuransi Jiwa CAR Unit

Syariah dan PT Asuransi Jiwa Manulife Unit Syariah.

b. Periode yang diteliti adalah laporan keuangan periode 2011 sampai dengan

2015.

c. Variabel yang digunakan risk based capital, rasio investasi, rasio klaim

dan laba.

8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial, (Jakarta; Bumi Aksara,

2006), h. 23.

Page 21: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

7

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut :

a. Apakah risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah?

b. Apakah risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim berpengaruh

signifikan secara simultan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah?

c. Variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi laba

perusahaan asuransi jiwa syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini meliputi beberapa

hal sebagai berikut:

1. Penulisan, untuk melengkapi pemahaman teori yang di dapatkan

selama kuliah tentang asuransi syariah dan sekaligus sebagai syarat

kelulusan pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah.

2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial antara

risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba

perusahaan asuransi jiwa syariah.

3. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan antara

risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba

perusahaan asuransi jiwa syariah.

Page 22: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

8

4. Untuk mengukur berapa besar pengaruh risk based capital, rasio

investasi dan rasio klaim terhadap laba perusahaan asuransi jiwa

syariah.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi penulis, dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan di bidang asuransi syariah, yang mengkhususkan wacana

tentang pengaruh antara risk based capital, rasio investasi dan rasio

klaim terhadap laba perusahaan.

2. Bagi Program Studi Muamalat Konsentrasi Asuransi Syariah, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, pendapatan penelitian ini diharapkan

dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan akademisi, sehingga dapat

menambah referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan

pengaruh risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap

laba perusahaan.

3. Bagi perusahaan asuransi jiwa syariah, penelitian ini dapat dijadikan

sumber informasi yang berguna untuk mengetahui tentang besar atau

tidaknya hubungan antara risk based capital, rasio investasi dan rasio

klaim terhadap laba perusahaan.

4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang

bermanfaat, menjadi sumbangan pemikiran dan ide serta menambah

literatur atau baha referensi.

Page 23: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

9

E. Review Studi Terdahulu

Sebelum melakukan penelitian ini penulis telah melakukan review kajian

terdahulu dan menemukan beberapa penelitian dengan topik sejenis. Penelitian

tersebut antara lain:

Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu

No Keterangan Skripsi

atau Jurnal

Substansi Perbedaan dengan

penulis

1. Wendy Yohanas

“Pengaruh Ukuran

Perusahaan,

Solvabilitas dan

Profitabilitas Terhadap

Pertumbuhan Laba

(Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI

Tahun 2008-2011)”

Jurnal Akuntansi -

Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri

Padang.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa: 1)

Ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba, 2)

Solvabilitas tidak

berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba dan 3)

Profitabilitas berpengaruh

signifikan positif terhadap

pertumbuhan laba.

Dalam penelitian ini

membahas beberapa

variabel yang

memengaruhi laba

perusahaan,

sedangkan penulis

menggunakan variabel

berbeda untuk

mengukur

pengaruhnya terhadap

laba pada perusahaan

asuransi jiwa syariah.

2. Aditya Fadlin R.P,

Rachma Fitriati

“Analisis Pengaruh

Risk Based Capital,

Penelitian ini ingin

mengetahui bagaimana

pengaruh RBC

Penerimaan Premi,

Underwriting dan Beban

Dalam penelitian ini

mengukur Risk Based

Capital, penerimaan

premi, underwriting

dan beban klaim

Page 24: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

10

Penerimaan Premi,

Underwriting dan

Beban Klaim Terhadap

Profitabilitas (Studi

Empiris Perusahaan

Asuransi Kerugian yang

listing di BEI periode

2006-2011”

Jurnal Ilmu

Administrasi -

Universitas Indonesia.

Klaim Terhadap

Profitabilitas pada asuransi

kerugian di Indonesia.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

beban klaim memberikan

pengaruh yang signifikan

terhadap profitabilitas

dibandingkan dengan

variabel yang lain.

terhadap profitabilitas

pada asuransi

kerugian. Sedangkan

penulis menggunakan

variabel berbeda

untuk mengukur

pengaruhnya terhadap

laba pada perusahaan

asuransi jiwa syariah.

3. Sindi Nurfadila, Raden

Rustam Hidayat, Sri

Sulasmiyati

“Analisis Rasio

Keuangan dan Risk

Based Capital Untuk

Menilai Kinerja

Keuangan Perusahaan

Asuransi”

Jurnal Administrasi

Bisnis – Universitas

Brawijaya 2015.

Penelitian ini ingin

mengetahui kinerja

keuangan perusahaan

asuransi pada PT ASEI

Reasuransi Indonesia

dengan menggunakan

metode analisis rasio

keuangan dan RBC. Hasil

penelitian ini

menunjukkan kinerja

keuangan perusahaan

sudah sangat baik secara

keseluruhan. Hasil analisis

rasio keuangan dan RBC

menunjukkan bahwa

semua rasio memenuhi

batas normal, kecuali rasio

pengembalian investasi.

Dalam penelitian ini

membahas tentang

analisis Rasio

Keuangan dan RBC

untuk menilai kinerja

keuangan perusahaan.

Sedangkan penulis

akan menggunakan

rasio investasi, rasio

klaim dan RBC untuk

mengukur

pengaruhnya terhadap

laba perusahaan.

Page 25: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

11

F. Kerangka Pemikiran

Perusahaan asuransi jiwa syariah adalah objek penelitian, dimana penulis

akan melihat data yang berupa laporan keuangan perusahaan. Risk based capital,

rasio investasi dan rasio klaim sebagai variabel bebas yang akan digunakan untuk

melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap kenaikan atau penurunan laba sebagai

variabel terikat, dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Penulis menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model

regresi yang digunakan memenuhi asumsi klasik layak uji atau tidak. Adapun uji

asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Kemudian pengujian hipotesis dilakukan

dengan uji t (parsial) dan uji F (simultan). Dimana uji t dilakukan untuk melihat

apakah ada pengaruh atau tidak variabel bebas secara parsial (satu-satu) terhadap

variabel terikat. Dan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara simultan

(bersamaan) ada pengaruh atau tidak antara variabel bebas terhadap variabel

terikat.

Page 26: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

12

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah

Risk Based Capital

(X₁)

Rasio Investasi

(X₂)

Rasio Klaim

(X₃)

Laba Perusahaan

(Y)

Uji Asumsi Klasik:

a. Uji Normalitas

b. Uji Multikolinearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

d. Uji Autokorelasi

Analisis Regresi:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

b. Koefisien Korelasi (R)

c. Koefisien Determinasi (R²)

Uji Hipotesis:

a. Uji t (parsial)

b. Uji F (simultan)

Interpretasi

Page 27: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

13

G. Sistematika Penulisan

Penulis membagi penulisan menjadi ke dalam lima bab yang terdiri atas

beberapa sub bab. Susunan bab tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis meguraikan hal-hal yang terkait

dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika

penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan

dengan pembahasan penulisan skripsi ini mengenai tingkat

solvabilitas atau risk based capital, rasio investasi, rasio

klaim dan laba.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini menjelaskan analisis gambaran umum objek

penelitian, deskriptif data, dan hasil penelitian serta

pembahasannya.

Page 28: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

14

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari

pembahasan yang telah dilakukan serta saran berisi tentang

anjuran-anjuran untuk penelitian berikutnya.

Page 29: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1992 pasal 1, “asuransi atau

pertanggungan adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih, dimana pihak

penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi

untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada

pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang

didasarkan atas meninggal, atau hidupnya seseorang yang dipertanggung

jawabkan.”9

Dalam bahasa Arab asuransi dikenal dengan istilah at-ta’min yang artinya

adalah memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut.

Men-ta’min-kan sesuatu, artinya adalah seseorang membayar atau menyerahkan

uang cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya mendapatan sejumlah uang

sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap

hartanya yang hilang.10

9 Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

10

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional , cet. 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal.28.

15

Page 30: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

16

Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI)

dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberikan definisi

tentang asuransi. Asuransi syariah (ta’min, takaful, tadhaamun) adalah usaha

saling melindungi dan tolong-menolong diatara sejumlah orang atau pihak melalui

investasi dalam bentuk aset dan atau taabaru yang memberikan pola pengambilan

untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perjanjian) yang sesuai dengan

syariah.11

Dari definisi di atas, jelas bahwa asuransi syariah merupakan usaha saling

melindungi dan tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama

anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi risiko.

2. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah

Asuransi jiwa adalah jenis asuransi syariah yang khusus mengelola risiko

berkaitan dengan hidup atau meninggalnya sesorang, tidak terbatas pada

pemberian santunan apabila ada peserta yang mengalami musibah dan

perencanaan keuangan peserta pada masa yang akan datang.12

Asurasi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap

kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat

atau hidupnya terlalu lama.13

Asuransi jiwa adalah asuransi atas jiwa orang-orang

yang mempertanggungkan atas jiwa orang lain, penanggung berjanji akan

11 Fatwa Dewaan Syariah Nasional No. 21/DSN – MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah.

12

Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi, (Jakarta: PT. Syarikat Takaful Indonesia,

2009), hal. 50.

13

Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2007), hal. 25.

Page 31: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

17

membayar sejumlah uang kepada orang yang disebutkan namanya dalam polis

apabila yang mempertanggungkan (yang ditanggung) meninggal dunia atau

sesudah melewati masa-masa tertentu.

Mekanisme asuransi jiwa syariah adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan sebagai pemegang amanah

Sistem operasional asuransi syariah adalah saling bertanggung

jawab, tolong-menolong dan saling melindungi antara para pesertanya.

Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para

peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal

dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi

perjanjian.

Peserta Takaful berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul

mal) dan perusahaan berfungsi sebagai pemegang amanah (mudharib.

Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara

peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nibah) yang telah

disesuaikan.

b. Sistem pada produk saving (unsur tabungan)

Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara

teratur kepada perusahaan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta

akan dipisah dalam dua rekening, yaitu rekening tabungan dan rekening

tabarru’.

Page 32: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

18

c. Sistem pada produk non-saving (tanpa unsur tabungan)

Setiap premi yang dibayar oleh peserta akan dimasukkan ke dalam

rekening tabarru’ perusahaan. Kumpulan dana peserta akan diinvestasikan

sesuai dengan syariat Islam.

3. Peraturan Perasuransian di Indonesia

Di Indonesia hukum perasuransian tertulis di dalam KUH Perdata, KUHD

(Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), undang-undang, peraturan pemerintah

dan keputusan menteri. Peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah dan

keputusan menteri. Peraturan perundangan perasuransian tersebut digunakan

sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di

Indonesia.14

Secara lebih teknis operasional perusahaan asuransi dan reasuransi

berdasarkan prinsip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga Keuangan No.

4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan

Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah dan beberapa

Keputusan Menteri Keuangan (KMK) serta PMK tentang penyelenggaraan dan

perizinan usaha asuransi dan reasuransi, kesehatan keuangan perusahaan asuransi

dan reasuransi dengan prinsip syariah.

Disamping itu, perasuransian syariah di Indonesia juga diatur dalam

beberapa fatwa DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia),

antara lain:

14 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta: Gaung Persada Press

Group, 2014), Cet.1, Hal.179.

Page 33: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

19

1. Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah,

2. Fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/X/2001 tentang akad Mudharabah

Musyarakah pada Asuransi Syariah,

3. Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/X/2001 tentang Akad Wakalah bil

Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah,

4. Fatwa DSN-MUI No. 58/DSN-MUI/X/2001 tentang akad Tabarru’ pada

Asuransi dan Reasuransi Syariah.

B. Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan

tujuan perusahaan.15

Kinerja keuangan adalah suatu keberhasilan dari kegiatan

yang dilakukan oleh suatu badan usaha atau perusahaan selama periode tertentu,

baik menyangkut aspek penghimpun dana maupun penyaluran dana yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mewujudkan tujuan

perusahaan.

Kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode

tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba-rugi

dan neraca.16

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan usahanya dengan

15 Payaman J. Simanjuntaj, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, (Jakarta: Fakultas Ekonomi

UI, 2005), hal.1.

16

Indriyo Gitosudarmo dan Basri, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2002),

hal.275.

Page 34: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

20

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.17

Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu

perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.

Tujuan kinerja keuangan adalah untuk mengetahui keberhasilan

pengelolaan keuangan perusahaan dan untuk mengetahui kemampuan suatu

perusahaan dari aspek keuangan.18

Perusahaan yang berhasil dalam melakukan

pengelolaan keuangannya menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam

mendayagunakan semua aset serta investasi yang dimiliki dan mampu

menghasilkan profit secara efisien. Kinerja keuangan perusahaan yang bagus

menunjukkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang baik pula.

Pemerintah mengatur kesehatan keuangan suatu perusahaan asuransi

dengan melihat rasio-rasio keuangan untuk melihat tingkat solvabilitas atau

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajibannya. Pemerintah

memberikan perhatian yang besar terkait tingkat solvabilitas atau kemampuan

membayar perusahaan asuransi dibanding dengan industri lainnya. Hal ini

dikarenakan perusahaan asuransi memberikan janji untuk membayar jika kejadian

yang dipertanggungkan terjadi dan para pembeli janji diharuskan membayar

dimuka. Jika tingkat solvabilitas perusahaan asuransi rendah atau dinyatakan tidak

mampu membayar sehingga tidak dapat memenuhi janji-janjinya maka peserta

asuransi akan kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan tersebut.

17 Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal.2.

18

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hal.239.

Page 35: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

21

C. Risk Based Capital

1. Pengertian Risk Based Capital

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 63 Tahun 2004, Risk Based

Capital adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial

atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi sesuai peraturan

terkait prosentase solvabilitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Risk Based

Capital merupakan rasio kecukupan modal terhadap risiko yang ditanggung dan

menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan perusahaan asuransi,

khususnya yang terkait dengan solvabilitas atau kemampuan perusahaan

memenuhi semua kewajibannya.19

Risk Based Capital merupakan rasio kesehatan perusahaan yang

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan asuransi untuk membiayai hutang

dan kewajibannya. Risk Based Capital pada dasarnya adalah nilai kekayaan bersih

perusahaan asuransi yang dihitung berdasarkan peraturan standar akuntansi dibagi

dengan nilai kekayaan bersih yang dihitung dengan mengikutsertakan risiko-risiko

pemburukan yang mungkin terjadi.20

Semakin besar rasio kesehatan Risk Based

Capital sebuah perusahaan asuransi, maka semakin sehat kondisi keuangan

perusahaan tersebut.

Selain diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 63 Tahun 2004,

pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian yang meliputi

kesehatan keuangan asuransi dinyatakan dalam UU RI No. 2 Tahun 1992 salah

19 Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER- 02/BI/2009 tentang Pedoman Perhitungan

Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

20

Ahmad Sopyan, “Dampak Penerapan PSAK 108 Terhadap Tingkat Solvabilitas

Minimum Perusahaan Asuransi Syariah”, (Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, UIN

Jakarta, 2010).

Page 36: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

22

satunya terdiri atas Batas Tingkat Solvabilitas. Hal ini juga dicantumkan dalam

KMK-RI No. 504/KMK.06/2004 bahwa tingkat kesehatan keuangan perusahaan

asuransi salah satunya terdiri dari tingkat solvabilitas. Perusahaan asuransi dan

perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling

sedikit 120% dari risiko kerugian yang mungkin timbul dalam pengelolaan

kekayaan dan kewajiban.21

Sedangkan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan

prinsip syariah harus menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru’ paling rendah

30% dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang

mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan/atau

kewajiban.22

Risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam

pengelolaan kekayaan dan/atau kewajiban perusahaan asuransi terdiri dari:

a. Kegagalan pengelolaan kekayaan,

b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban,

c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap

jenis mata uang asing,

d. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang

diperkirakan,

e. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan

dalam penetapan premi dengan investasi yang diperoleh, dan

f. Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar

klaim.

21 Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.424/KMK.06/2003, pasal 2 ayat 1.

22

Peraturan Menteri Keuangan No.11/PMK.010/2011, pasal 3.

Page 37: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

23

Perusahaan dapat dikatakan sehat atau solvable jika memiliki aktiva atau

kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang atau kewajibannya. Namun

jika perusahaan tidak memiliki jumlah aktiva yang mencukupi untuk membayar

semua hutang atau kewajibannya berarti perusahaan dalam kondisi yang insovable

atau tidak sehat. Perusahaan akan mengalami krisis atau kesulitan keuangan jika

perusahaan dalam posisi insolvable.

2. Perhitungan Risk Based Capital

Perhitungan Risk Based Capital diperoleh dari perhitungan jumlah tingkat

solvabilitas dibagi dengan jumlah batas tingkat solvabilitas minimum.

Penghitungan tingkat solvabilitas yaitu tingkat kekayaan yang diperkenankan

dikurangi dengan kewajiban. Kemudian jumlah dana yang diperlukan untuk

menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dalam pengelolaan kekayaan dan

kewajiban merupakan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM).23

Hal ini

merupakan jumlah minimum solvabilitas yang ditetapkan dan harus dimiliki

perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi.

Rumus perhitungan Risk Based Capital:

23 Peraturan Bapepam dan LK No. PER-09/BL/2011.

Page 38: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

24

D. Rasio Investasi

1. Pengertian Investasi

Investasi adalah menanamkan modal atau menempatkan aset, baik berupa

harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil

pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan

investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang

diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang.24

Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan

perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha

yang berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Kegiatan

investasi keuangan dalam asuransi syariah adalah kegiatan yang dilakukan oleh

investor terhadap perusahaan atau pemilik usaha untuk memberdayakan

perusahaan atau pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usahanya.25

Perusahaan

asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen

portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang paling

baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

Tujuan utama dari investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk

implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return positif,

dengan probabilitas yang tinggi, dari aset yang tersedia untuk diinvestasikan.

Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga

24 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem

Operasional , cet. 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal.378.

25

Abdullah Amrin, Asuransi Syariah:Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi

Konvensional, (Jakarta: IKAPI, 2006), hal.199.

Page 39: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

25

perusahaan dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan

perusahaan yang meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan mendorong

ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang

diharapkan dapat tercapai.

2. Pengertian Rasio Investasi

Rasio investasi menunjukkan tingkat imbalan dari dana yang ditanamkan

atau diinvestasikan ke dalam perusahaan. Rasio investasi biasanya diperlukan dan

digunakan oleh para pemegang saham atau pun calon investor dan kreditor. Hasil

pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment

(ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang

efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.26

Analisa rasio investasi atau Return on Investment (ROI) dalam analisa

keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa

keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on Investment (ROI) adalah salah satu

bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur

kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva

yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.27

Rasio investasi atau Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan antara

laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan

26 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.115.

27

Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004),

hal.89.

Page 40: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

26

keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam

perusahaan.28

Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Return on

Investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi

perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Return on Investment (ROI)

menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh

kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba setelah

pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan.29

Rasio Return on Investment (ROI) dinyatakan sebagai berikut:

Bersarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:

1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi,

2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam

presentase. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat

dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau asset

turnover, baik masing-masing atau keduanya. Usaha mempertinggi ROI dengan

memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk

28Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2001), hal.63.

29

Suad Husnan, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Pendek), (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,1998), hal.565.

Page 41: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

27

mempertinggi efisiensi di sektor produksi penjualan dan administrasi. Usaha

untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar asset turnover adalah

kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun

aktiva tetap.

Kegunaan dari analsisis ROI dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kegunaannya yang prinsipil adalah sifatnya yang menyeluruh. Apabila

perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka

manajemen dengan menggunakan teknik analisis ROI dapat mengukur

efisiensi penggunaan modal kerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian

penjualan,

2. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan

yang dilakukan oleh divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan

semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan,

3. Analisis ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari

masing-masing produk yang digunakan oleh perusahaan,

4. Apabila perusahaan memiliki rasio industri maka dengan analisis ROI ini

dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya

dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah

perusahannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya,

5. Selain berguna untuk keperluan kontrol, ROI juga berguna untuk

keperluan perencanaan. Misalnya, digunakan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi.

Page 42: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

28

Di samping kegunaan dari analisis ROI, terdapat pula kelemahan-

kelemahannya, yaitu:

1. Kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan

dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang

praktek akuntansi dapat digunakan oleh masing-masing perusahaan

tersebut berbeda-beda,

2. Adanya fluktuasi dari nilai uang atau daya belinya,

3. Dengan menggunakan analisis ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk

mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan

mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.

E. Rasio Klaim

1. Pengertian Klaim

Dalam PSAK No. 28 menjelaskan bahwa klaim adalah ganti rugi yang

dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung dengan telah

terjadinya kerugian. Klaim merupakan pengajuan hak yang dilakukan oleh

tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa

pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat

dan disepakati, setelah tertanggung melaksanakan kewajibannya kepada

penanggung yaitu berupa penyelesaian pembayaran premi.30

Klaim adalah tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan adanya

kontrak perjanjian antara asuransi dengan pihak tertanggung yang masing-masing

30 Khoirul Anwar, Asuransi Syariah Halal&Maslahat, (Solo: Tiga Serangkai, 2007), hal.

166.

Page 43: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

29

pihak mengikatkan diri untuk menjamin pembayaran premi asuransi telah

dilakukan oleh pihak tertanggung, ketika terjadi musibah yang di derita oleh pihak

tertanggung. Klaim merupakan sebuah permintaan resmi kepada perusahaan

asuransi untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian. Klaim

adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan

perjanjian pertanggungan untuk mendapatkan manfaat atas suatu kerugian. Semua

usaha yang diberikan untuk menjamin hak-hak tersebut dihormati sepenuhnya

sebagaimana yang seharusnya.31

Klaim yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk validitasnya dan

kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung setelah disetujui. Klaim

merupakan kegiatan operasional perusahaan asuransi yang harus diselesaikan

antara pihak asuransi dengan pemegang polis. Oleh karena itu, penting bagi

pengelola asuransi syariah untuk mengatasi klaim secara efisien.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim merupakan

sejumlah biaya yang dikeluarkan pihak perusahaan atas dasar pertanggung

jawaban terhadap pihak tertanggung atau peserta yang telah melakukan perjanjian

yang sudah disepakati sebelumnya.

2. Rasio Klaim

Rasio klaim digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perolehan

laba perusahaan serta berfungsi menjaga likuiditas perusahaan. Perusahaan dapat

31 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem

Operasional , cet. 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal.259.

Page 44: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

30

mengetahui besarnya pembayaran klaim yang telah dilakukan akibat terjadinya

kerugian yang dialami pemegang polis (tertanggung).

Rasio klaim menunjukkan pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan

dan mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup. Tingginya rasio memberikan

informasi terhadap buruknya proses underwriting dan penutupan atas risiko yang

buruk.32

Apabila nilai rasio buruk, maka sangat berpengaruh pada kemampuan

perusahaan asuransi dalam melaksanakan fungsi teknis asuransi (underwriting).

Untuk mengukur rasio klaim dilakukan dengan perbandingan antara klaim bruto

dengan premi neto.

Rasio klaim dinyatakan sebagai berikut:

F. Laba

Menurut Adam Smith, laba adalah jumlah uang yang dapat dikonsumsi

tanpa mengganggu modal. Sedangkan menurut Hicks, laba adalah jumlah yang

dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode tanpa memengaruhi keadaan

orang tersebut pada akhir periode dibandingkan dengan keadaannya pada awal

periode.33

Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan

usaha untuk memperoleh pendapatan selama periode tertentu. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa laba adalah sejumlah hasil investasi yang diperoleh

32 PSAK No. 28

33

M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal.

788-789.

Page 45: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

31

perusahaan setelah adanya pengurangan antara pendapatan dan beban. Laba

merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan kinerja

suatu perusahaan. Laba juga menjadi salah satu informasi potensial yang

terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal

maupun eksternal perusahaan.

Pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dapat menunjukkan bahwa

pihak manajemen telah berhasil dalam mengelola sumber daya yang dimiliki

perusahaan secara efektif dan efisien. Salah satu tujuan pendirian perusahaan

adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Maksimalisasi laba merupakan

maksimalisasi penghasilan perusahaan setelah pajak.34

Keuntungan bagi

perusahaan pada hakikatnya adalah cerminan dari keberhasilan tujuan perusahaan

itu sendiri. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang

diinginkan. Sebuah perusahaan harus melakukan penentuan terhadap tindakan

yang akan dilakukan dalam jangka waktu terrtentu yang berhubungan dengan

target laba yang ingin dicapai. Perencanaan keuntungan merupakan suatu proses

perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.

Tujuan pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna

kepada pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan sebuah

perusahaan, seperti investor, kreditor, pelanggan, karyawan dan masyarakat.35

Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan.36

Laba

merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung dalam laporan

34

Moejaldi, Manajemen Keuangan, (Malang: Bayu Media, 2006), hal.52.

35 Eldon S Hendriksen dan Michel F. Van Breda, Accounting Theory, Edisi ke-8, Richard

D Irwan Inc. Boston, Massachusetts, hal. 130.

36 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Edisi Revisi 10, (Jakarta: Rajawali Pers,

2008), hal. 296.

Page 46: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

32

keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang

bertujuan untuk menilai kinerja manajemen dan menaksir risiko investasi atau

meminjamkan dana. Oleh karena itu, laba/rugi sering digunakan sebagai ukuran

untuk menilai prestasi atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain dan menjadi

informasi yang dilihat oleh banyak profesi seperti akuntansi, pengusaha, analis

keuangan, pemegang saham, ekonom dan lainnya.

Page 47: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh risk

based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba perusahaan asuransi

jiwa syariah. Penelitian ini dilakukan pada 6 perusahaan asuransi jiwa syariah

antara lain PT Asuransi Allianz Life Unit Syariah, PT Avrist Assurance Unit

Syariah, PT BNI Life Insurance Unit Syariah, PT BRIngin Life Syariah, PT

Asuransi Jiwa CAR Unit Syariah dan PT Asuransi Jiwa Manulife Unit Syariah.

Dengan laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah periode 2011 sampai

dengan 2015.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara

keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu.37

Populasi perusahaan

asuransi jiwa syariah di Indonesia yang tercatat pada Asosiasi Asuransi

Syariah Indoneisa per Desember 2015 berjumlah 24 perusahaan.

37 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada 2005), hal.125.

Page 48: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

34

2. Sampel

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Sampling

merupakan teknik untuk mengambil sampel data dari populasi. Penentuan

sampel dalam penelitian ini menggunakan 6 perusahaan asuransi jiwa

syariah antara lain PT Asuransi Allianz Life Unit Syariah, PT Avrist

Assurance Unit Syariah, PT BNI Life Insurance Unit Syariah, PT BRIngin

Life Syariah, PT Asuransi Jiwa CAR Unit Syariah, PT Asuransi Jiwa

Manulife Unit Syariah.

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan

keuangan dengan rentang waktu periode 2011 sampai dengan 2015 yang

terdiri atas risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂), rasio klaim (X₃)

dan juga laba perusahaan (Y).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan

menggunakan metode penelitian arsip (archival research) dan penelitian

kepustakaan (library research).

a. Penelitian Arsip (Archival Research) yaitu melalui observasi data berupa

laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data atas kejadian (fakta)

historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data. Data yang

dikumpulkan adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang

diperoleh dari suatu organisasi.

Page 49: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

35

b. Penelitian Kepustakaan (Library research) yaitu teknik pengumpulan data

dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku,

artikel, jurnal dan hal lain yang berhubungan dengan aspek yang diteliti

sebagai upaya data yang valid.

D. Jenis dan Sumber data

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif artinya berkaitan dengan angka-angka dan dapat

diukur, digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen dan

variabel dependen. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian

teori-teori melalui variabel penelitian angka dan melakukan analisis data

dengan prosedur statistik dan permodelan matematis.38

Data kuantitatif

berupa data risk based capital, rasio investasi, rasio klaim dan laba pada 6

(enam) perusahaan asuransi jiwa syariah. Jenis data dalam penelitian ini

adalah data deret waktu (time series) periode 2011 sampai 2015.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu sumber

data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media

perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan yang telah

disusun dalam arsip yang dipublikasikan. Data sekunder dikumpulkan

38 Effendy Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi : Sebuah Pendekatan

Praktis, (Malang; Banyumedia Publishing, 2008). Cet. 1, h.8.

Page 50: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

36

berdasarkan informasi dari perusahaan, industri dan asosiasi terkait untuk

menunjang penelitian.39

Data yang diteliti dalam penelitian ini bersumber dari data laporan

keuangan yang diperoleh dari perusahaan dan laporan keuangan yang

sudah di publish di website perusahaan dengan periode tahun 2011 sampai

2015. Dan penelitian ini bersumber dari sumber-sumber tertulis lainnya

yang mengandung informasi yang berhubungan dengan pokok

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

regresi linear berganda. Analisis regresi ini adalah regresi linear dimana variabel

terikat (Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (X). Dimana dalam

penelitian ini, variabel bebas terdiri dari risk based capital (X₁), rasio investasi

(X₂) dan rasio klaim (X₃), sedangkan variabel terikatnya adalah laba perusahaan

(Y). Tujuan analisis regresi berganda ini adalah menghitung besarnya pengaruh

dua variabel atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.40

Alasan

penggunaan uji regresi linear bergandar karena terdapat lebih dari satu variabel

bebas. Dalam membantu pengolahan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan SPSS untuk menjelaskan hubungan antara variabel dependent dan

variabel independent.

39 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal.84.

40

Ety Rochaety, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hal.142.

Page 51: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

37

F. Pengujian Statistik

1. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap analisis data dengan

menggunakan Uji Asumsi Klasik agar memperoleh model regresi yang

baik, yaitu sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi

data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa

akan mengikuti bentuk dimana data memusat pada nilai rata-

rata median. Uji normalitas bisa dilihat dengan menggunakan

grafik normal probability plot.41

Suatu data akan terdistribusi

secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan apakah

sama dengan garis probabilitas pengamatan. Kesamaan tersebut

ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan

perpotongan harapan dan probabilitas pengamatan. Jika data

titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Tetapi jika data titik menyebar jauh dari garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

41Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang:

Badan Penerbit UNDIP, 2006), hal.147.

Page 52: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

38

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukkan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas. Model uji regresi yang baik sebaiknya tidak

terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:42

1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model

regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual

variabel bebas banyak yang tidak signifikan

mempengaruhi variabel terikat.

2. Analisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar

variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (di atas

0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinearitas.

3. Multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai Variance

Inflation Factor (VIF), jika VIF < 10 maka tingkat

multikolinearitas dapat ditoleransi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual

satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara

42Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2000), hal.214.

Page 53: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

39

untuk melihat apakah adanya problem heteroskedastisitas

adalah dengan melihat grafik plot (scatter plot). Cara

menganalisanya adalah dengan sebagai berikut:43

1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola

tertentu yang teratur seperti gelombang, melebar

kemudian menyempit, jika terjadi maka

mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas.

2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-

titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari

residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain

yang disusun berdasarkan runtun waktu. Uji autokorelasi

dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1 (sebelumnya) pada model regresi linear yang

dipergunakan.44

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi, model regresi yang baik mensyaratkan

tidak adanya masalah autokorelasi. Autokorelasi dalam regresi

43Tony Wijaya, Ceapt Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah dan Interpretasi, hal.126-

127.

44

Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern, (Jakarta: Salemba Humanikas,

2009), hal92.

Page 54: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

40

linear dapat menggangu suatu model, dimana akan

menyebabkan terjadinya kebiasan pada kesimpulan yang

diambil.

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat melalui

uji Durbin Watson. Untuk menggunakan uji Durbin Watson

adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson (DW)

dengan tabel Durbin Watson. Dalam tabel Durbin Watson

terdapat nilai batas atas (DU) dan nilai batas bawah (DL).

Untuk mengetahui ada tidaknya masalah autokorelasi dengan

uji Durbin Watson adalah dengan kriteria sebagai berikut:

1) 0 < DW < DL atau jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti

ada autokorelasi positif,

2) DU < DW < 4–DU atau jika nilai DW diantara 1,5 sampai 2,5

berarti tidak ada autokorelasi,

3) DL ≤ DW ≤ DU atau 4–DU ≤ DW ≤ 4–DL berarti tidak ada

kesimpulan adanya autokorelasi,

4) DW > 4–DL atau jika nilai DW di atas 2,5 sampai 4 berarti ada

autokorelasi negatif.

2. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah salah satu teknik statistik yang

dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua peubah atau

lebih untuk peubah kuantitatif. Analisis regresi linear berganda bertujuan

Page 55: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

41

untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas

terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan

menggunakan dua atau lebih variabel bebas.45

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat, maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan

sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3

Dengan keterangan:

Y = laba perusahaan asuransi

a = constanta

b = koefesien regresi dari variabel independen

X1 = variabel risk based capital

X2 = variabel rasio investasi

X3 = variabel rasio klaim

2.1. Koefisien Korelasi (R)

Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan

hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Besarnya koefisien

korelasi (R) antara dua macam variabel sampai dengan ± 1. Apabila dua

variabel tersebut mempunyai nilai r = 0 berarti antara dua variabel tersebut

tidak ada hubungan. Sedangkan bila dua variabel mempunyai r = ± 1 maka

dua variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna.

45Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009),

hal.142.

Page 56: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

42

Semakin tinggi nilai koefisien kedua variabel (semakin mendekati

angka 1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut

semakin tinggi. Dan jika nilai koefisien antara dua variabel semakin

rendah (mendekati angka 0), maka tingkat keeratan hubungan antara

dua variabel tersebut semakin lemah.

2.2. Analisis Determinasi (R²)

Analisis koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen

secara serentak terhadap variabel dependen.46

Besarnya koefisien

determinasi (R²) didapat dengan mengkuadratkan koefisien korelasi r.

Semakin besar R², maka semakin besar pula hubungan antara variabel

terikat dengan satu atau banyaknya variabel bebas.

3. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai

karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji

keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan

penelitian.47

Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima

atau menolak dipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Jika hasil yang

didapat dari penelitian ini jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi

46

Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta:

Penerbit Gava Media, 2013), hal.56

47Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), hal.76.

Page 57: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

43

berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak, dan jika terjadi sebaliknya

maka hipotesis diterima.

Hipotesis terbagi atas dua jenis, yaitu hipotesis nol (H0) dan

hipotesis alternatif (Hₐ). Dari uji hipotesis yang diperoleh dari suatu

penelitian, dapat ditentukan apakah menolak H0 atau tidak. Jika H0 ditolak

maka Hₐ diterima, sebaliknya jika H0 diterima maka Hₐ ditolak. Adapun

rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

risk based capital (X₁) secara parsial terhadap laba

perusahaan (Y).

Hₐ : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel risk

based capital (X₁) secara parsial terhadap laba

perusahaan (Y).

b. H0 : β₂ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel rasio investasi (X₂) secara parsial terhadap laba

perusahaan (Y).

Hₐ : β₂ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel rasio

investasi (X₂) terhadap laba perusahaan (Y).

c. H0 : β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel rasio klaim (X₃) secara parsial terhadap laba

perusahaan (Y).

Page 58: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

44

Hₐ : β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel rasio

klaim (X₃) terhadap laba perusahaan (Y).

d. H0 : β1, β₂, β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂)

dan rasio klaim (X₃) secara simultan terhadap

laba perusahaan (Y).

Hₐ : β1, β₂, β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂) dan rasio

klaim (X₃) secara simultan terhadap laba

perusahaan (Y).

3.1. Uji Parsial (Uji t)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk

mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara

signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.48

Hipotesis yang diuji

pada uji statistik t adalah sebagai berikut:

a. H0 : β1 = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel risk based capital terhadap laba

perusahaan.

48Dwi Priyatno, Cara Kiat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2012), hal.139.

Page 59: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

45

Hₐ: β1 ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan

antara variabel risk based capital terhadap

laba perusahaan.

b. H0 : β₂ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel rasio investasi terhadap laba

perusahaan.

Hₐ : β₂ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan

antara variabel rasio investasi terhadap laba

perusahaan.

c. H0 : β₃ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel rasio klaim terhadap laba

perusahaan.

Hₐ : β₃ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan

antara variabel rasio klaim terhadap laba

perusahaan.

Tingkat signifikansi menggunakan α = 0,05. Adapun kriteria dasar

pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

a) Jika angka signifikansi < 0,05 maka H0 di tolak atau Hₐ

diterima

b) Jika angka signifikansi > 0,05 maka H0 di terima dan Hₐ

ditolak, atau

Page 60: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

46

c) Jika t-hitung > t-tabel atau -t-hitung < -t-tabel maka H0 di tolak

atau Hₐ diterima

d) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 di terima dan Hₐ ditolak

3.2. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan atau uji koefisien digunakan untuk mengetahui apakah

secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.49

Jika F-hitung > F-tabel maka variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu,

uji F juga dapat dilihat dari signifikansi, jika nilai signifikansi < 0,05 maka

model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau

dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

H0 : β1, β₂, β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel independen dengan variabel

dependen.

49Ibid, hal.137.

Page 61: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

47

Hₐ : β1, β₂, β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen dengan variabel

dependen.

2. Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang

digunakan sebesar 5% atau = 0,05.

3. Menentukan nilai F- hitung

4. Menentukan nilai F- tabel.

F- tabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0,05.

5. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H0

Jika F- hitung > F- tabel maka H0 ditolak dan Hₐ diterima

Jika F- hitung < F- tabel maka H0 diterima dan Hₐ ditolak

Page 62: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

48

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.50

Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan

atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan.

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan data penelitian dari variabel

yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah Risk Based Capital (RBC), rasio

investasi dan rasio klaim sebagai variabel independen dan laba sebagai variabel

dependen.

Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RBC 30 32,00 475,00 130,7333 112,22328

Rasio Investasi 30 ,00 ,27 ,1023 ,08282

Rasio Klaim 30 ,02 1,09 ,3850 ,26852

Laba 30 6,23 11,36 9,0884 1,32858

Valid N (listwise) 30

50 Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET,

2014), hal. 30.

Page 63: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

49

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah data (N) adalah

30. Dalam tabel tersebut juga menyatakan bahwa Risk Based Capital (RBC)

memiliki nilai minimum sebesar 32,00, nilai maksimum 475,00, nilai rata-rata

sebesar 130,7333 dan dengan standar deviasi sebesar 112,22328. Pada rasio

investasi menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum 0,27, dengan

rata-rata sebesar 0,1023 dan standar deviasi sebesar 0,08282. Rasio klaim

menunjukkan nilai minimum sebesar 0,02, nilai maksimum sebesar 1,09, dengan

rata-rata sebesar 0,3850 dan standar deviasi sebesar 0,26852. Kemudian pada

variabel laba, dinyatakan memiliki nilai minimum sebesar 6,23, nilai maksimum

sebesar 11,36, nilai rata-rata sebesar 9,0884 dan standar deviasi sebesar 1,32858.

B. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas

residual, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi pada model

regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model

tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terdistribusi

normal, tidak adanya multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji

apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara

Page 64: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

50

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai

residual yang terdistribusi secara normal.51

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas

Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik

menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual

tersebut terdistribusi normal. Selain dengan menggunakan grafik tersebut,

normalitas data juga dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik,

yaitu dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi

normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.

51 Ibid, hal. 90.

Page 65: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

51

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas K-S Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation

,58767047

Most Extreme Differences Absolute ,100

Positive ,100 Negative -,080

Kolmogorov-Smirnov Z ,546

Asymp. Sig. (2-tailed) ,926

a. Test distribution is Normal.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.

Sig.2-tailed) sebesar 0,976. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,976

> 0,05), maka nilai residual terdistribusi dengan normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukkan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas

antara lain dengan melihat nilai (Variance Inflation Factor) VIF dan

Tolerance.

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000

RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259

Rasio Investasi

10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063

Rasio Klaim

-1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309

a. Dependent Variable: Laba

Page 66: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

52

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance

ketiga variabel lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lainnya.

Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa titik-titik tidak

membentuk suatu pola yang jelas, dan titik titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

Page 67: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

53

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang

disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-

Watson (DW test).52

Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai berikut:

5) 0 < DW < DL atau jika nilai DW di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada

autokorelasi positif,

6) DU < DW < 4–DU atau jika nilai DW di antara 1,5 sampai 2,5

berarti tidak ada autokorelasi,

7) DL ≤ DW ≤ DU atau 4–DU ≤ DW ≤ 4–DL berarti tidak ada

kesimpulan adanya autokorelasi,

8) DW > 4–DL atau jika nilai DW di atas 2,5 sampai 4 berarti ada

autokorelasi negatif.

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230

a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC

b. Dependent Variable: Laba

Nilai DU dan DL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin

Watson. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 dan variabel bebas (k)

sebanyak 3, maka didapat nilai DU sebesar 1,652 dan nilai 4-DU sebesar

52

Ibid, hal. 106

Page 68: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

54

2,348. Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai Durbin-Watson

sebesar 2,230. Karena nilai DW terletak antara DU dan 4-DU (1,652 <

2,230 < 2,348) dan karena nilai DU berada di rentang nilai 1,5 – 2,5 berarti

tidak ada autokorelasi.

C. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variael independen dengan satu

variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen

dan satu variabel dependen.

1. Hasil Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.5 Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000

RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259

Rasio Investasi

10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063

Rasio Klaim -1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309

a. Dependent Variable: Laba

Berdasarkan output didapatkan model persamaan regresi:

Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃

Y = 7,863 + 0,005X₁ + 10,166X₂ + (-1,064)X₃

Y = 7,863 + 0,005X₁ + 10,166X₂ - 1,064X₃

Dari model regresi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 69: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

55

a) Konstanta sebesar 7,863 menyatakan bahwa, jika RBC (X₁), rasio

investasi (X₂) dan rasio klaim (X₃) nilainya adalah 0, maka laba (Y)

nilainya adalah 7,863.

b) Nilai koefisien RBC (X₁) sebesar 0,005 menyatakan bahwa setiap

kenaikan 1% nilai pada variabel RBC, maka maka laba (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar 0,005. Koefisien bernilai positif, yang

artinya terjadi hubungan positif antara RBC terhadap laba.

c) Nilai koefisien rasio investasi (X₂) sebesar 10,166 menyatakan bahwa

setiap penambahan 1% dari variabel rasio investasi, maka laba (Y) akan

mengalami peningkatan sebesar 10,166. Koefisien bernilai positif, yang

artinya terjadi hubungan positif antara rasio investasi terhadap laba.

d) Nilai koefisien rasio klaim (X₃) sebesar -1,064 menyatakan bahwa

setiap kenaikan 1% nilai pada variabel rasio klaim, maka laba (Y) akan

mengalami penurunan sebesar -1,064.

2. Koefisien Korelasi

Tabel 4.6 Koefisien Korelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230

a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC

b. Dependent Variable: Laba

Koefisien korelasi menunjukkan korelasi antara ketiga variabel

independen terhadap variabel dependen. Pada tabel di atas, angka R

menunjukkan nilai 0,897 yang artinya korelasi antara variabel independen

Page 70: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

56

dengan variabel dependen terjadi hubungan yang erat, karena nilai

mendekati angka 1 (satu).

3. Koefisien Determinasi (R²)

Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230

a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC

b. Dependent Variable: Laba

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk menunjukkan

presentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel independen

dan 1 (satu) variabel dependen, sehingga nilai R² dapat di lihat pada kolom

Adjusted R Square. Nilai R² sebesar 0,782 yang menunjukkan bahwa

presentase sumbangan pengaruh variabel RBC, rasio investasi dan rasio

klaim terhadap laba sebesar 78,2%, sedangkan sisanya sebesar dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.

D. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk memberikan hasil terhadap

hipotesis awal yang telah dibuat. Tahapan uji hipotesis yang dilakukan antara lain:

Page 71: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

57

1. Uji t (Parsial)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk

mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara

signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.53

Hipotesis yang diuji

pada uji statistik t adalah sebagai berikut:

a. H0 : β1 = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel risk based capital terhadap laba perusahaan.

Hₐ : β1 ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara

variabel risk based capital terhadap laba perusahaan.

b. H0 : β₂ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel rasio investasi terhadap laba perusahaan.

Hₐ : β₂ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara

variabel rasio investasi terhadap laba perusahaan.

c. H0 : β₃ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan

antara variabel rasio klaim terhadap laba perusahaan.

Hₐ : β₃ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara

variabel rasio klaim terhadap laba perusahaan.

Adapun kriteria dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Jika angka signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak atau Hₐ

diterima

53Dwi Priyatno, Cara Kiat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2012), hal.139.

Page 72: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

58

b) Jika angka signifikansai > 0,05 maka H0 diterima dan Hₐ

ditolak, atau

c) Jika t-hitung > t-tabel atau -t-hitung < -t-tabel maka H0 ditolak atau

Hₐ diterima

d) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Hₐ ditolak

Adapun taraf signifikansi uji dua arah α/2 (n-k) dengan signifikansi

α = 0,05. Dan dari nilai derajat kebebasan atau df (defree of freedom)

= n-k-1 = 30-3-1 = 26, dimana:

n adalah jumlah data

k adalah banyak variabel independen (X), dan

1 adalah angka mutlak dari variabel dependen (Y), maka diketahui nilai

t-tabel sebesar -1,706.

Tabel 4.8 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000

RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259

Rasio Investasi

10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063

Rasio Klaim -1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309

a. Dependent Variable: Laba

a) Variabel Risk Based Capital (X₁)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koeifisien t-hitung sebesar

3,944. Yang artinya t-hitung > -t-tabel atau 3,944 > -1,706 sehingga H0 di

tolak atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai 0,001 < 0,05.

Page 73: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

59

Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pada variabel RBC

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laba.

b) Variabel Rasio Investasi

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien t-hitung sebesar

7,088. Yang artinya t-hitung > t-tabel atau 7,088 > -1,706, sehingga

sehingga H0 di tolak atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai

0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisienn pada variabel

rasio investasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laba.

c) Variabel Rasio Klaim

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koeifisien t-hitung sebesar

-2,166. Yang artinya -t-hitung < -t-tabel atau -2,166 < -1,706, sehingga

H0 di tolak atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai 0,040 <

0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisienn pada variabel rasio

klaim berpengaruh secara signifikan negatif terhadap variabel laba.

2. Uji F (Simultan)

Uji simultan atau uji koefisien digunakan untuk mengetahui apakah

secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.54

Hipotesis yang diuji pada uji statistik F adalah

sebagai berikut:

54Ibid, hal.137.

Page 74: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

60

a. H0 : β1, β₂, β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂) dan rasio klaim

(X₃) secara simultan terhadap laba perusahaan (Y).

b. Hₐ : β1, β₂, β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂) dan rasio klaim

(X₃) secara simultan terhadap laba perusahaan (Y).

Adapun kriteria dasar pengambilan keputusan adalah jika F-hitung >

F-tabel maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen. Atau dengan melihat tingkat signifikansi <

0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

terhadap variabel dependen.

F-tabel dilihat pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah

variabel – 1) adalah 3 dan df 2 (n – k – 1) adalah 26, dimana:

n adalah jumlah data

k adalah banyak variabel independen (X), dan

1 adalah angka mutlak dari variabel dependen (Y), maka diketahui nilai

F-tabel sebesar 2,975.

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 41,173 3 13,724 35,629 ,000b

Residual 10,015 26 ,385

Total 51,188 29

a. Dependent Variable: Laba

b. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC

Page 75: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

61

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 35,629.

Yang artinya F-hitung > F-tabel atau 35,629 > 2,975 sehingga H0 di tolak

atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai 0,000 < 0,05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu RBC, rasio investasi

dan rasio klaim berpengaruh secara simultan tehadap laba perusahaan

asuransi jiwa syariah.

E. Interpretasi

Dari hasil analisa data didapatkan bahwa dalam pengujian variabel bebas

yaitu risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba pada

perusahaan asuransi jiwa syariah menyatakan bahwa:

1. Variabel Risk Based Capital X₁ memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutmainnah (2015)

dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Pendapatan

Premi, Beban Klaim, Hasil Underwriting, Cadangan Teknis dan Risk

Based Capital terhadap Laba Pada 20 Perusahaan Asuransi Umum di

Indonesia’. Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa Risk Based

Capital berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan asuransi. Jika

RBC mengalami peningkatan, maka akan meningkatkan laba yang

diperoleh perusahaan. Peningkatan RBC yang diikuti oleh peningkatan

Page 76: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

62

laba, karena rendahnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan

yang menyebabkan peningkatan solvabilitas.

2. Variabel rasio investasi X₂ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini sesuai

dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rina Dhaniati (2011)

yang menyatakan bahwa rasio investasi berpengaruh signifikan positif

terhadap laba perusahaan asuransi. Dimana jika nilai rasio investasi

naik maka akan meningkatkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan.

3. Variabel rasio klaim X₃ memiliki pengaruh yang signifikan negatif

terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini menunjukkan

bahwa rasio klaim secara parsial bermanfaat dalam memprediksi laba

pada perusahaan asuransi. Rasio klaim sendiri menunjukkan

pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan dalam periode tertentu.

Apabila nilai rasio buruk, maka menunjukkan buruknya proses

underwriting dan penutupan atas risiko.55

Pengalaman klaim yang

buruk tentunya dapat menurunkan laba perusahaan. Hasil ini sesuai

dengan penelitian M. Agung Ali Fikri dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting

terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT Asuransi Syariah

Mubarakah” yang menyebutkan bahwa klaim berpengaruh negatif

terhadap laba perusahaan.

55

PSAK No. 28

Page 77: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel

risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba pada

perusahaan asuransi jiwa syariah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa risk based

capital memiliki nilai t-hitung 3,944 > t-tabel -1,706 dengan signifikansi

sebesar 0,001 < 0,05. Rasio investasi memiliki nilai t-hitung 7,088 >

t-tabel -1,706 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Dan rasio klaim

memiliki nilai t-hitung -2,166 < t-tabel -1,706 dengan signifikansi

sebesar 0,040 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

variabel risk based capital dan rasio investasi berpengaruh signifikan

positif dan rasio klaim memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap

laba perusahaan asuransi jiwa syariah.

2. Berdasarkan hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa risk based

capital, rasio investasi dan rasio klaim memiliki nilai F-hitung 35,629 >

F-tabel 2,975 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel independen yaitu risk based capital, rasio

investasi dan rasio klaim berpengaruh secara bersama-sama atau

secara simultan tehadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah.

3. Variabel independen yang paling dominan berpengaruh adalah

variabel rasio investasi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil dari uji

63

Page 78: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

64

regresi linier berganda yang menunjukkan rasio investasi memiliki

nilai coefficient sebesar 10,166 dan dapat dilihat melalui nilai t-hitung

sebesar 7,088 lebih besar daripada nilai t-tabel sebesar -1,706.

B. Saran

Berkaitan dengan penelitian ini, penulis akan memberikan beberapa saran

yang mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, antara

lain:

1. Untuk penelitian selanjutkan diharapkan menggunakan sampel

perusahaan yang lebih banyak.

2. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat menambah variabel independen

lainnya agar dapat menjelaskan variabel apa saja yang dapat

memengaruhi laba perusahaan asuransi.

3. Perusahaan asuransi perlu meningkatkan kembali investasinya dengan

baik dan tepat agar dapat meningkatkan keuntungan dari dana yang

ditanamkannya untuk berinvestasi.

Page 79: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

65

DAFTAR PUSTAKA

Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah:Keberadaan dan Kelebihannya di

Tengah Asuransi Konvensional. Jakarta: IKAPI.

Anwar, Khoirul. 2007. Asuransi Syariah Halal&Maslahat. Solo: Tiga Serangkai.

Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Ghalia

Indonesia.

Bapepam-LK. 2009. Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER- 02/BI/2009 tentang

Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi

Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Jakarta: Bapepam-LK.

Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi.

Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, Irham. 2004. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah.

Ghazali, Imam Ghazali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Gitosudarmo, Indriyo., & Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Pengantar Asuransi Syariah. Jakarta: Gaung Persada

Press Group.

Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan

Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.

Menteri Keuangan. 2003. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI

No.424/KMK.06/2003, pasal 2 ayat 1. Jakarta: Menteri Keuangan.

Menteri Keuangan. 2011. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.

11/PMK/010.2011 pasal 3. Jakarta: Menteri Keuangan.

Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Muskehuddin, Mohammad. 2005. Asuransi Dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 80: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

66

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba

Humanikas.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi

Kerugian.

Pontjowinoto, Iwan P. 2003. Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan

Praktisi). Jakarta: Modal Publications.

Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.

Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: C.V

ANDI OFFSET.

Rochaety Ety. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Salim, Abbas. 2003. Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik. Jakarta: PT.

Elex Media Komputindo.

Simanjuntak Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:

Fakultas Ekonomi UI.

Sopyan, Ahmad. 2010. Dampak Penerapan PSAK 108 Terhadap Tingkat

Solvabilitas Minimum Perusahaan Asuransi Syariah. Skripsi Mahasiswa

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta.

Sujoko, Effendy, dkk. 2008. Metode Penelitian Untuk Akuntansi : Sebuah

Pendekatan Praktis. Malang: Banyumedia Publishing.

Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) “Konsep

dan Sistem Operasional.” Jakarta: Gema Insani Press.

Sumanto, Agus Edi Sumanto, dkk. 2009. Solusi Berasurans. Jakarta: PT. Syarikat

Takaful Indonesia.

Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Teguh, Muhammad. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Umar, Huesin. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Page 81: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

67

Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.

Usman, Husaini., & Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metodologi Sosial. Jakarta:

Bumi Aksara.

www.aasi.or.id

.

Page 82: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan
Page 83: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

Lampiran Output SPSS

A. Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

RBC 30 32,00 475,00 130,7333 112,22328

Rasio Investasi 30 ,00 ,27 ,1023 ,08282

Rasio Klaim 30 ,02 1,09 ,3850 ,26852

Laba 30 6,23 11,36 9,0884 1,32858

Valid N (listwise) 30

B. Analisis Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Rasio Klaim, Rasio

Investasi, RBCb

. Enter

a. Dependent Variable: Laba

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230

a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC

b. Dependent Variable: Laba

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 41,173 3 13,724 35,629 ,000b

Residual 10,015 26 ,385

Total 51,188 29

a. Dependent Variable: Laba

b. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC

Page 84: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000

RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259

Rasio

Investasi 10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063

Rasio Klaim -1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309

a. Dependent Variable: Laba

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation ,58767047

Most Extreme Differences

Absolute ,100

Positive ,100

Negative -,080

Kolmogorov-Smirnov Z ,546

Asymp. Sig. (2-tailed) ,926

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 85: SKRIPSI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42520/1/RATIH... · Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki kesehatan