skripsi -...
TRANSCRIPT
PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN
RASIO KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN
ASURANSI JIWA SYARIAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
RATIH IKA TRISYANA
1112046200022
KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H/2016
iv
ABSTRAK
Ratih Ika Trisyana. 1112046200022. Pengaruh Risk Based Capital, Rasio
Investasi dan Rasio Klaim Terhadap Laba Pada Perusahaan Asuransi Jiwa
Syariah. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh risk
based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba pada perusahaan
asuransi jiwa syariah. Penelitian ini menggunakan pengujian statistik dengan
analisis regresi linier berganda dan menggunakan program SPSS 20. Hasil
penelitian ini berdasarkan uji t (parsial) menunjukkan bahwa risk based capital
(X₁) memiliki pengaruh signifikan positif dengan nilai t-hitung 3,944 > t-tabel -
1,706, rasio investasi (X₂) berpengaruh signifikan positif dengan nilai t-hitung
7,088 > t-tabel -1,706 dan rasio klaim berpengaruh signifikan negatif dengan nilai
t-hitung -2,166 < t-tabel -1,706. Kemudian berdasarkan uji F (simultan)
menunjukkan bahwa variabel risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim
berpengaruh signifikan terhadap variabel laba dengan nilai F-hitung 35,629 > F-
tabel 2,975 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda didapatkan angka koefisien determinasi (R²) sebesar 78,2%
yang artinya laba dipengaruhi oleh risk based capital, rasio investasi dan rasio
klaim sebesar 78,2% dan sisanya sebesar 21,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang lainnya.
Kata Kunci : Risk Based Capital, Rasio Investasi, Rasio Klaim, dan Laba
Pembimbing : Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ.
v
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat kasih sayang, berkah, hidayah serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN RASIO
KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
SYARIAH” dapat diselesaikan. Penelitian ini disusun untuk menyelesaikan tugas
akhir di Program Sarjana khusus konsentrasi Asuransi Syariah, Fakultas Syariah
dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan untaian terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM Hasan Ali, MA dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA., sebagai Ketua
dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ir. Ela Patriana, MM., AAAIJ., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan segenap waktu, arahan, motivasi dan semangat tiada
vi
henti serta kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir
penulisan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan karyawan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada penulis selama masa kuliah.
5. Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani dan
memfasilitasi referensi-referensi hingga penulis terbantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Kedua orang tua, Bapak Daryanto dan Ibu Agung Trisna B. Setyati yang
tidak pernah bosan dan selalu sabar dalam mendengarkan semua keluhan
penulis. Terimakasih karena doa yang tidak pernah terputus, nasehat,
semangat dan kasih sayangnya, serta untuk segala yang sudah diberikan
untuk penulis.
7. Adik-adik penulis, Endah D. Lestari dan Arifah Ghita Fazila yang sudah
memberikan semangat dan terkadang secara tidak langsung menghibur
penulis dikala kejenuhan melanda dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Ade Andri Mulyana as my part time lover and friend, full time good
listener. Terimakasih untuk segala masukan, nasehat, bantuan yang
banyak, semangat serta segala bentuk perhatian yang diberikan dan
kesabarannya mendengar segala keluh kesah penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. You rock!
vii
9. Sahabat-sahabat seperjuangan BDRX, Debby Eldira Malbet, Nilam
Anggraini, Muliana Defi, Puri Pratiwi, Titis Zunatul Islami dan Iqlima
Fauziah yang selalu ada untuk penulis sejak semester pertama hingga
sekarang. Tempat berbagi isi hati, kesedihan, kebahagiaan, makanan,
minuman, materi dan tugas kuliah. Terimakasih untuk segala nasehat,
dukungan, bantuan, canda dan tawa yang kalian berikan.
10. Teman-teman Asuransi Syariah angkatan 2012 yang saling memberikan
bantuan sejak awal perkuliahan, semangat dan doa satu sama lain. Tidak
lupa juga kepada kakak-kakak senior Asuransi yang sudah memberikan
bantuan dan masukan kepada penulis.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyususnan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membutuhkannya. Aamiin.
Jakarta, Mei 2016
Ratih Ika Trisyana
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................v
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................7
E. Review Studi Terdahulu ........................................................................9
F. Kerangka Pemikiran ............................................................................11
G. Sistematika Penulisan .........................................................................13
BAB II LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah .................................................................................15
1. Pengertian Asuransi Syariah ...................................................15
2. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah ...........................................16
ix
3. Peraturan Perasuransian di Indonesia .....................................18
B. Kinerja Keuangan Perusahaan ............................................................19
C. Risk Based Capital ..............................................................................21
1. Pengertian Risk Based Capital ................................................21
2. Perhitungan Risk Based Capital ..............................................23
D. Rasio Investasi ....................................................................................24
1. Pengertian Investasi ................................................................24
2. Pengertian Rasio Investasi ......................................................25
E. Rasio Klaim .........................................................................................28
1. Pengertian Klaim .....................................................................28
2. Pengertian Rasio Klaim...........................................................29
F. Laba .....................................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................33
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................33
1. Populasi ...................................................................................33
2. Sampel .....................................................................................34
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................34
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................35
1. Jenis Penelitian ........................................................................35
2. Sumber Data ............................................................................35
E. Teknik Analisis Data ...........................................................................36
F. Pengujian Statistik ...............................................................................37
x
1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................37
2. Analisis Regresi Berganda ......................................................40
2.1. Koefisien Korelasi (R) .....................................................40
2.2. Analisis Determinasi (R²) ................................................42
3. Hipotesis ..................................................................................42
3.1. Uji Parsial (Uji t) ..............................................................44
3.2. Uji Simultan (Uji F) .........................................................46
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Statistik Deskriptif ................................................................48
B. Uji Asumsi Klasik ...............................................................................49
1. Uji Normalitas .........................................................................49
2. Uji Multikolinearitas ...............................................................51
3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................52
4. Uji Autokorelasi ......................................................................53
C. Analisis Regresi Berganda ..................................................................54
1. Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................54
2. Koefisien Korelasi (R) ............................................................55
3. Koefisien Determinasi (R²) .....................................................56
D. Uji Hipotesis .......................................................................................56
1. Uji Parsial (Uji t) .....................................................................57
2. Uji Simultan (F) ......................................................................59
xi
E. Interpretasi...........................................................................................61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................63
B. Saran ....................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................65
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu....................................................................9
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................48
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas K-S Test ........................................................51
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas .............................................................51
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................53
Tabel 4.5 Hasil Regresi Linier Berganda ........................................................54
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi (R) ....................................................................55
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R²) .............................................................56
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial (Uji t) ...................................................................58
Tabel 4.9 Hasil Uji Simultan (Uji F) ...............................................................60
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................12
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas....................................................................48
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini penggunaan pada produk keuangan tidak mungkin dapat dihindari,
baik produk keuangan bank ataupun non-bank. Keduanya menawarkan manfaat-
manfaat yang menjanjikan. Lembaga keuangan memiliki peran pokok dalam
proses pengalihan dana dalam perekonomian. Lembaga keuangan dibedakan
dalam dua bentuk yaitu lembaga keuangan depositori dan lembaga keuangan non-
depositori. Lembaga keuangan depositori disebut juga lembaga keuangan bank
yang terdiri dari bank milik pemerintah maupun bank swasta. Lembaga keuangan
non-depositori adalah lembaga keuangan bukan bank. Lembaga yang masuk
kelompok ini antara lain adalah perusahaan asuransi.1
Asuransi di Indonesia kini semakin berkembang pesat. Hal ini
menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat meningkat akan perlindungan pada
jiwa dan harta benda mereka. Namun perusahaan asuransi dalam kegiatannya
tidak dapat lepas dari hal-hal yang dilarang oleh syariat islam. Banyak para ulama
yang berpendapat bahwa asuransi merupakan suatu akad yang mengandung unsur
riba, gharar, dan maisir serta banyak menimbulkan dampak-dampak negatif yang
timbul dalam masyarakat. Banyak kasus yang terjadi dengan tujuan untuk
memperoleh uang dari perusahaan asuransi. Oleh karenanya kajian-kajian
1 Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia,
2004), h.43.
2
mengenai asuransi terus dilakukan untuk menjawab permasalahan ini yang pada
akhirnya munculah konsep asuransi yang sesuai dengan hukum islam sebagai
hasil kajian itu.2
Industri asuransi yang mulai diminati oleh masyarakat ini membuat
banyak pelaku usaha asuransi bermunculan. Tidak hanya perusahaan asuransi
yang berbasis konvensional, namun juga perusahaan asuransi dengan prinsip
syariah. Terbukti sampai Desember 2015, jumlah perusahaan asuransi syariah di
Indonesia tercatat sebanyak 53 perusahaan. Naik dari posisi tahun sebelumnya
yang hanya 49 perusahaan.3 Berkembangnya asuransi syariah ini juga diiringi
dengan pertumbuhan aset, investasi dan kontribusi industri asuransi syariah di
tahun 2015. Pertumbuhan aset asuransi syariah sebesar Rp 4.155 miliar dari tahun
sebelumnya atau sebesar 18.58%, investasi sebesar Rp 3.613 miliar atau sebesar
18.57%, lebih kecil dibandingkan tahun 2014 dengan pertumbuhan di atas 30%,
namun pertumbuhan kontribusi di tahun 2015 sebesar Rp 1.208 miliar atau
13.01%, membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak lebih dari 5%.4
Melihat perkembangan ini, penting bagi perusahaan asuransi untuk mengukur dan
membandingkan kinerja mereka dengan efektif agar dapat bertahan dan bersaing
dalam dunia bisnis.
Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya mempunyai
tujuan utama yang ingin diraih yaitu laba yang terus meningkat dari tahun ke
tahun. Laba juga menjadi salah satu parameter kinerja dari sebuah perusahaan.
2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta: Gaung Persada Press Group,
2014), Cet.1, Hal.2
3 www.aasi.or.id
4 Ibid
3
Adanya pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dapat menunjukkan bahwa
pihak-pihak manajemen telah berhasil dalam mengelola sumber daya yang
dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.5 Karena laba merupakan tolak ukur
yang menggambarkan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Laba merupakan elemen yang menjadi perhatian pengamat keuangan
karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasikan kinerja
perusahaan. Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi
perusahaan tetapi juga penting sebagai informasi bagi penentuan kebijakan
investasi di masa mendatang. Agar diperoleh laba sesuai yang dikehendaki,
perusahaan perlu menyusun perencanaan laba yang baik. Dalam perencanaan laba,
manajemen perlu meningkatkan sejauh mana keterkaitan faktor-faktor yang
memengaruhi laba dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.
Sebagai lembaga keuangan, perusahaan asuransi dituntut untuk memiliki
kesehatan keuangan yang baik sesuai dengan undang-undang dan peraturan
pemerintah. Salah satu alat ukur untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan
asuransi di Indonesia yaitu dengan menggunakan risk based capital. Risk Based
Capital adalah rasio kecukupan modal terhadap risiko yang ditanggung dan
menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan keuangan perusahaan
asuransi khususnya yang terkait dengan solvabilitas. RBC diperoleh dari hasil
membandingkan selisih kekayaan yang diperkenankan dan kewajiban dengan
batas minimum tingkat solvensi.6 Dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No.
11/PMK.010/2011 Tentang Kesehatan Keuangan Usaha Asuransi dan Usaha
5 Moejaldi, Manajemen Keuangan, (Malang: Bayu Media, 2006). h. 52.
6 Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER- 02/BI/2009 tentang Pedoman Perhitungan
Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
4
Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, menyatakan bahwa perusahaan harus
menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru’ paling rendah 30% (tiga puluh per
seratus) dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang
mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan/atau
kewajiban.7 Dengan memiliki tingkat RBC di atas ketentuan yang ada adalah
menjadi salah satu kriteria bahwa perusahaan tersebut adalah sehat dan terjamin.
Pentingnya ukuran RBC bagi perusahaan asuransi, sehingga dapat
dijadikan salah satu alat promosi untuk membentuk brand image masyarakat
sehingga masyarakat pengguna jasa yakin terhadap keamanan dana yang
dibelanjakan pada produk-produk asuransi dan mampu memberikan manfaat yang
sesuai dengan produk yang telah dibelinya. Dengan kepercayaan masyarakat ini,
diharapkan jumlah masyarakat yang menggunakan jasa asuransi akan meningkat
dan hal ini juga akan meningkatkan perolehan laba.
Selain itu, rasio investasi dapat menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan. Sedangkan rasio
klaim dapat menunjukkan kemampuan perusahaan asuransi dalam melaksanakan
fungsi teknis asuransi (underwriting). Tingginya rasio klaim mengartikan bahwa
buruknya proses underwriting dan penerimaan penutupan risiko.
Evaluasi kinerja perusahaan asuransi dapat dilakukan dengan melakukan
analisis terhadap aspek-aspek kinerja perusahaan dalam laporan keuangan.
Kesehatan keuangan merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi laba.
7Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 11/PMK/010.2011 pasal 3.
5
Kesehatan keuangan dapat menentukan baik tidaknya kinerja sebuah perusahaan
dalam mengelola kekayaan untuk menghasilkan laba. Gambaran kinerja
perusahaan asuransi tercermin dari tingkat keberhasilan mengelola risiko serta
tingkat keberhasilan mengelola dana perusahaan yang dapat dilihat dari tingkat
keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hal tersebut,
penulis ingin mengkaji lebih dalam melalui sebuah penelitian dengan judul
“PENGARUH RISK BASED CAPITAL, RASIO INVESTASI DAN RASIO
KLAIM TERHADAP LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
SYARIAH”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang di atas, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah risk based capital memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia?
2. Apakah rasio investasi memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia?
3. Apakah rasio klaim memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa
syariah di Indonesia?
4. Apakah risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim berpengaruh
positif terhadap laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?
5. Berapa besar risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim
memengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?
6
6. Berdasarkan variabel risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim,
faktor manakah yang berpengaruh paling besar terhadap laba pada
perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan batasan-batasan
masalah penelitian yang akan diteliti. Pembatasan masalah berguna untuk
mengidentifikasi faktor mana saja yang tidak termasuk dalam ruang
lingkup masalah penelitian.8
Berdasarkan identifikasi dan latar belakang yang telah dideskripsikan,
maka penulis membatasi permasalahan pada :
a. Perusahaan asuransi jiwa yang diteliti antara lain PT Asuransi Allianz Life
Unit Syariah, PT Avrist Assurance Unit Syariah, PT BNI Life Insurance
Unit Syariah, PT BRIngin Life Syariah, PT Asuransi Jiwa CAR Unit
Syariah dan PT Asuransi Jiwa Manulife Unit Syariah.
b. Periode yang diteliti adalah laporan keuangan periode 2011 sampai dengan
2015.
c. Variabel yang digunakan risk based capital, rasio investasi, rasio klaim
dan laba.
8 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Sosial, (Jakarta; Bumi Aksara,
2006), h. 23.
7
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Apakah risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah?
b. Apakah risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah?
c. Variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi laba
perusahaan asuransi jiwa syariah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini meliputi beberapa
hal sebagai berikut:
1. Penulisan, untuk melengkapi pemahaman teori yang di dapatkan
selama kuliah tentang asuransi syariah dan sekaligus sebagai syarat
kelulusan pada sarjana UIN Syarif Hidayatullah.
2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh secara parsial antara
risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba
perusahaan asuransi jiwa syariah.
3. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh secara simultan antara
risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba
perusahaan asuransi jiwa syariah.
8
4. Untuk mengukur berapa besar pengaruh risk based capital, rasio
investasi dan rasio klaim terhadap laba perusahaan asuransi jiwa
syariah.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi penulis, dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan di bidang asuransi syariah, yang mengkhususkan wacana
tentang pengaruh antara risk based capital, rasio investasi dan rasio
klaim terhadap laba perusahaan.
2. Bagi Program Studi Muamalat Konsentrasi Asuransi Syariah, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, pendapatan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan akademisi, sehingga dapat
menambah referensi keilmuan, khususnya yang terkait dengan
pengaruh risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap
laba perusahaan.
3. Bagi perusahaan asuransi jiwa syariah, penelitian ini dapat dijadikan
sumber informasi yang berguna untuk mengetahui tentang besar atau
tidaknya hubungan antara risk based capital, rasio investasi dan rasio
klaim terhadap laba perusahaan.
4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang
bermanfaat, menjadi sumbangan pemikiran dan ide serta menambah
literatur atau baha referensi.
9
E. Review Studi Terdahulu
Sebelum melakukan penelitian ini penulis telah melakukan review kajian
terdahulu dan menemukan beberapa penelitian dengan topik sejenis. Penelitian
tersebut antara lain:
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu
No Keterangan Skripsi
atau Jurnal
Substansi Perbedaan dengan
penulis
1. Wendy Yohanas
“Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Solvabilitas dan
Profitabilitas Terhadap
Pertumbuhan Laba
(Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di BEI
Tahun 2008-2011)”
Jurnal Akuntansi -
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri
Padang.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1)
Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba, 2)
Solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap
pertumbuhan laba dan 3)
Profitabilitas berpengaruh
signifikan positif terhadap
pertumbuhan laba.
Dalam penelitian ini
membahas beberapa
variabel yang
memengaruhi laba
perusahaan,
sedangkan penulis
menggunakan variabel
berbeda untuk
mengukur
pengaruhnya terhadap
laba pada perusahaan
asuransi jiwa syariah.
2. Aditya Fadlin R.P,
Rachma Fitriati
“Analisis Pengaruh
Risk Based Capital,
Penelitian ini ingin
mengetahui bagaimana
pengaruh RBC
Penerimaan Premi,
Underwriting dan Beban
Dalam penelitian ini
mengukur Risk Based
Capital, penerimaan
premi, underwriting
dan beban klaim
10
Penerimaan Premi,
Underwriting dan
Beban Klaim Terhadap
Profitabilitas (Studi
Empiris Perusahaan
Asuransi Kerugian yang
listing di BEI periode
2006-2011”
Jurnal Ilmu
Administrasi -
Universitas Indonesia.
Klaim Terhadap
Profitabilitas pada asuransi
kerugian di Indonesia.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
beban klaim memberikan
pengaruh yang signifikan
terhadap profitabilitas
dibandingkan dengan
variabel yang lain.
terhadap profitabilitas
pada asuransi
kerugian. Sedangkan
penulis menggunakan
variabel berbeda
untuk mengukur
pengaruhnya terhadap
laba pada perusahaan
asuransi jiwa syariah.
3. Sindi Nurfadila, Raden
Rustam Hidayat, Sri
Sulasmiyati
“Analisis Rasio
Keuangan dan Risk
Based Capital Untuk
Menilai Kinerja
Keuangan Perusahaan
Asuransi”
Jurnal Administrasi
Bisnis – Universitas
Brawijaya 2015.
Penelitian ini ingin
mengetahui kinerja
keuangan perusahaan
asuransi pada PT ASEI
Reasuransi Indonesia
dengan menggunakan
metode analisis rasio
keuangan dan RBC. Hasil
penelitian ini
menunjukkan kinerja
keuangan perusahaan
sudah sangat baik secara
keseluruhan. Hasil analisis
rasio keuangan dan RBC
menunjukkan bahwa
semua rasio memenuhi
batas normal, kecuali rasio
pengembalian investasi.
Dalam penelitian ini
membahas tentang
analisis Rasio
Keuangan dan RBC
untuk menilai kinerja
keuangan perusahaan.
Sedangkan penulis
akan menggunakan
rasio investasi, rasio
klaim dan RBC untuk
mengukur
pengaruhnya terhadap
laba perusahaan.
11
F. Kerangka Pemikiran
Perusahaan asuransi jiwa syariah adalah objek penelitian, dimana penulis
akan melihat data yang berupa laporan keuangan perusahaan. Risk based capital,
rasio investasi dan rasio klaim sebagai variabel bebas yang akan digunakan untuk
melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap kenaikan atau penurunan laba sebagai
variabel terikat, dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.
Penulis menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji apakah model
regresi yang digunakan memenuhi asumsi klasik layak uji atau tidak. Adapun uji
asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Kemudian pengujian hipotesis dilakukan
dengan uji t (parsial) dan uji F (simultan). Dimana uji t dilakukan untuk melihat
apakah ada pengaruh atau tidak variabel bebas secara parsial (satu-satu) terhadap
variabel terikat. Dan uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara simultan
(bersamaan) ada pengaruh atau tidak antara variabel bebas terhadap variabel
terikat.
12
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah
Risk Based Capital
(X₁)
Rasio Investasi
(X₂)
Rasio Klaim
(X₃)
Laba Perusahaan
(Y)
Uji Asumsi Klasik:
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
d. Uji Autokorelasi
Analisis Regresi:
a. Analisis Regresi Linier Berganda
b. Koefisien Korelasi (R)
c. Koefisien Determinasi (R²)
Uji Hipotesis:
a. Uji t (parsial)
b. Uji F (simultan)
Interpretasi
13
G. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan menjadi ke dalam lima bab yang terdiri atas
beberapa sub bab. Susunan bab tersebut secara sistematis adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis meguraikan hal-hal yang terkait
dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika
penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang berkaitan
dengan pembahasan penulisan skripsi ini mengenai tingkat
solvabilitas atau risk based capital, rasio investasi, rasio
klaim dan laba.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini membahas mengenai metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini menjelaskan analisis gambaran umum objek
penelitian, deskriptif data, dan hasil penelitian serta
pembahasannya.
14
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan dari
pembahasan yang telah dilakukan serta saran berisi tentang
anjuran-anjuran untuk penelitian berikutnya.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Asuransi Syariah
1. Pengertian Asuransi Syariah
Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1992 pasal 1, “asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih, dimana pihak
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi
untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal, atau hidupnya seseorang yang dipertanggung
jawabkan.”9
Dalam bahasa Arab asuransi dikenal dengan istilah at-ta’min yang artinya
adalah memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut.
Men-ta’min-kan sesuatu, artinya adalah seseorang membayar atau menyerahkan
uang cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya mendapatan sejumlah uang
sebagaimana yang telah disepakati, atau untuk mendapatkan ganti terhadap
hartanya yang hilang.10
9 Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
10
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional , cet. 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal.28.
15
16
Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI)
dalam fatwanya tentang pedoman umum asuransi syariah, memberikan definisi
tentang asuransi. Asuransi syariah (ta’min, takaful, tadhaamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong diatara sejumlah orang atau pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan atau taabaru yang memberikan pola pengambilan
untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perjanjian) yang sesuai dengan
syariah.11
Dari definisi di atas, jelas bahwa asuransi syariah merupakan usaha saling
melindungi dan tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama
anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi risiko.
2. Pengertian Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi jiwa adalah jenis asuransi syariah yang khusus mengelola risiko
berkaitan dengan hidup atau meninggalnya sesorang, tidak terbatas pada
pemberian santunan apabila ada peserta yang mengalami musibah dan
perencanaan keuangan peserta pada masa yang akan datang.12
Asurasi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap
kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat
atau hidupnya terlalu lama.13
Asuransi jiwa adalah asuransi atas jiwa orang-orang
yang mempertanggungkan atas jiwa orang lain, penanggung berjanji akan
11 Fatwa Dewaan Syariah Nasional No. 21/DSN – MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah.
12
Agus Edi Sumanto, dkk, Solusi Berasuransi, (Jakarta: PT. Syarikat Takaful Indonesia,
2009), hal. 50.
13
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2007), hal. 25.
17
membayar sejumlah uang kepada orang yang disebutkan namanya dalam polis
apabila yang mempertanggungkan (yang ditanggung) meninggal dunia atau
sesudah melewati masa-masa tertentu.
Mekanisme asuransi jiwa syariah adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan sebagai pemegang amanah
Sistem operasional asuransi syariah adalah saling bertanggung
jawab, tolong-menolong dan saling melindungi antara para pesertanya.
Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan atau amanah oleh para
peserta untuk mengelola premi, mengembangkan dengan jalan yang halal
dan memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi
perjanjian.
Peserta Takaful berkedudukan sebagai pemilik modal (shohibul
mal) dan perusahaan berfungsi sebagai pemegang amanah (mudharib.
Keuntungan yang diperoleh dari pengembangan dana itu dibagi antara
peserta dan perusahaan sesuai dengan ketentuan (nibah) yang telah
disesuaikan.
b. Sistem pada produk saving (unsur tabungan)
Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara
teratur kepada perusahaan. Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta
akan dipisah dalam dua rekening, yaitu rekening tabungan dan rekening
tabarru’.
18
c. Sistem pada produk non-saving (tanpa unsur tabungan)
Setiap premi yang dibayar oleh peserta akan dimasukkan ke dalam
rekening tabarru’ perusahaan. Kumpulan dana peserta akan diinvestasikan
sesuai dengan syariat Islam.
3. Peraturan Perasuransian di Indonesia
Di Indonesia hukum perasuransian tertulis di dalam KUH Perdata, KUHD
(Kitab Undang-Undang Hukum Dagang), undang-undang, peraturan pemerintah
dan keputusan menteri. Peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah dan
keputusan menteri. Peraturan perundangan perasuransian tersebut digunakan
sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di
Indonesia.14
Secara lebih teknis operasional perusahaan asuransi dan reasuransi
berdasarkan prinsip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga Keuangan No.
4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan Investasi Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem Syariah dan beberapa
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) serta PMK tentang penyelenggaraan dan
perizinan usaha asuransi dan reasuransi, kesehatan keuangan perusahaan asuransi
dan reasuransi dengan prinsip syariah.
Disamping itu, perasuransian syariah di Indonesia juga diatur dalam
beberapa fatwa DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia),
antara lain:
14 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta: Gaung Persada Press
Group, 2014), Cet.1, Hal.179.
19
1. Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah,
2. Fatwa DSN-MUI No. 51/DSN-MUI/X/2001 tentang akad Mudharabah
Musyarakah pada Asuransi Syariah,
3. Fatwa DSN-MUI No. 52/DSN-MUI/X/2001 tentang Akad Wakalah bil
Ujrah Pada Asuransi dan Reasuransi Syariah,
4. Fatwa DSN-MUI No. 58/DSN-MUI/X/2001 tentang akad Tabarru’ pada
Asuransi dan Reasuransi Syariah.
B. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan
tujuan perusahaan.15
Kinerja keuangan adalah suatu keberhasilan dari kegiatan
yang dilakukan oleh suatu badan usaha atau perusahaan selama periode tertentu,
baik menyangkut aspek penghimpun dana maupun penyaluran dana yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan.
Kinerja keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode
tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba-rugi
dan neraca.16
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan usahanya dengan
15 Payaman J. Simanjuntaj, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, (Jakarta: Fakultas Ekonomi
UI, 2005), hal.1.
16
Indriyo Gitosudarmo dan Basri, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: BPFE, 2002),
hal.275.
20
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.17
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
Tujuan kinerja keuangan adalah untuk mengetahui keberhasilan
pengelolaan keuangan perusahaan dan untuk mengetahui kemampuan suatu
perusahaan dari aspek keuangan.18
Perusahaan yang berhasil dalam melakukan
pengelolaan keuangannya menunjukkan bahwa perusahaan mampu dalam
mendayagunakan semua aset serta investasi yang dimiliki dan mampu
menghasilkan profit secara efisien. Kinerja keuangan perusahaan yang bagus
menunjukkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan yang baik pula.
Pemerintah mengatur kesehatan keuangan suatu perusahaan asuransi
dengan melihat rasio-rasio keuangan untuk melihat tingkat solvabilitas atau
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajibannya. Pemerintah
memberikan perhatian yang besar terkait tingkat solvabilitas atau kemampuan
membayar perusahaan asuransi dibanding dengan industri lainnya. Hal ini
dikarenakan perusahaan asuransi memberikan janji untuk membayar jika kejadian
yang dipertanggungkan terjadi dan para pembeli janji diharuskan membayar
dimuka. Jika tingkat solvabilitas perusahaan asuransi rendah atau dinyatakan tidak
mampu membayar sehingga tidak dapat memenuhi janji-janjinya maka peserta
asuransi akan kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan tersebut.
17 Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2004), hal.2.
18
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hal.239.
21
C. Risk Based Capital
1. Pengertian Risk Based Capital
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 63 Tahun 2004, Risk Based
Capital adalah suatu ukuran yang menginformasikan tingkat keamanan finansial
atau kesehatan suatu perusahaan asuransi yang harus dipenuhi sesuai peraturan
terkait prosentase solvabilitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Risk Based
Capital merupakan rasio kecukupan modal terhadap risiko yang ditanggung dan
menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kesehatan perusahaan asuransi,
khususnya yang terkait dengan solvabilitas atau kemampuan perusahaan
memenuhi semua kewajibannya.19
Risk Based Capital merupakan rasio kesehatan perusahaan yang
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan asuransi untuk membiayai hutang
dan kewajibannya. Risk Based Capital pada dasarnya adalah nilai kekayaan bersih
perusahaan asuransi yang dihitung berdasarkan peraturan standar akuntansi dibagi
dengan nilai kekayaan bersih yang dihitung dengan mengikutsertakan risiko-risiko
pemburukan yang mungkin terjadi.20
Semakin besar rasio kesehatan Risk Based
Capital sebuah perusahaan asuransi, maka semakin sehat kondisi keuangan
perusahaan tersebut.
Selain diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 63 Tahun 2004,
pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian yang meliputi
kesehatan keuangan asuransi dinyatakan dalam UU RI No. 2 Tahun 1992 salah
19 Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER- 02/BI/2009 tentang Pedoman Perhitungan
Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
20
Ahmad Sopyan, “Dampak Penerapan PSAK 108 Terhadap Tingkat Solvabilitas
Minimum Perusahaan Asuransi Syariah”, (Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum, UIN
Jakarta, 2010).
22
satunya terdiri atas Batas Tingkat Solvabilitas. Hal ini juga dicantumkan dalam
KMK-RI No. 504/KMK.06/2004 bahwa tingkat kesehatan keuangan perusahaan
asuransi salah satunya terdiri dari tingkat solvabilitas. Perusahaan asuransi dan
perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat solvabilitas paling
sedikit 120% dari risiko kerugian yang mungkin timbul dalam pengelolaan
kekayaan dan kewajiban.21
Sedangkan perusahaan asuransi dan reasuransi dengan
prinsip syariah harus menjaga tingkat solvabilitas dana tabarru’ paling rendah
30% dari dana yang diperlukan untuk mengantisipasi risiko kerugian yang
mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam pengelolaan kekayaan dan/atau
kewajiban.22
Risiko kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari deviasi dalam
pengelolaan kekayaan dan/atau kewajiban perusahaan asuransi terdiri dari:
a. Kegagalan pengelolaan kekayaan,
b. Ketidakseimbangan antara proyeksi arus kekayaan dan kewajiban,
c. Ketidakseimbangan antara nilai kekayaan dan kewajiban dalam setiap
jenis mata uang asing,
d. Perbedaan antara beban klaim yang terjadi dan beban klaim yang
diperkirakan,
e. Ketidakcukupan premi akibat perbedaan hasil investasi yang diasumsikan
dalam penetapan premi dengan investasi yang diperoleh, dan
f. Ketidakmampuan pihak reasuradur untuk memenuhi kewajiban membayar
klaim.
21 Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.424/KMK.06/2003, pasal 2 ayat 1.
22
Peraturan Menteri Keuangan No.11/PMK.010/2011, pasal 3.
23
Perusahaan dapat dikatakan sehat atau solvable jika memiliki aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang atau kewajibannya. Namun
jika perusahaan tidak memiliki jumlah aktiva yang mencukupi untuk membayar
semua hutang atau kewajibannya berarti perusahaan dalam kondisi yang insovable
atau tidak sehat. Perusahaan akan mengalami krisis atau kesulitan keuangan jika
perusahaan dalam posisi insolvable.
2. Perhitungan Risk Based Capital
Perhitungan Risk Based Capital diperoleh dari perhitungan jumlah tingkat
solvabilitas dibagi dengan jumlah batas tingkat solvabilitas minimum.
Penghitungan tingkat solvabilitas yaitu tingkat kekayaan yang diperkenankan
dikurangi dengan kewajiban. Kemudian jumlah dana yang diperlukan untuk
menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dalam pengelolaan kekayaan dan
kewajiban merupakan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum (BTSM).23
Hal ini
merupakan jumlah minimum solvabilitas yang ditetapkan dan harus dimiliki
perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi.
Rumus perhitungan Risk Based Capital:
23 Peraturan Bapepam dan LK No. PER-09/BL/2011.
24
D. Rasio Investasi
1. Pengertian Investasi
Investasi adalah menanamkan modal atau menempatkan aset, baik berupa
harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil
pendapatan atau akan meningkatkan nilainya di masa mendatang. Sedangkan
investasi keuangan adalah menanamkan dana pada suatu surat berharga yang
diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang.24
Investasi keuangan menurut syariah dapat berkaitan dengan kegiatan
perdagangan atau kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha dapat berbentuk usaha
yang berkaitan dengan suatu produk atau aset maupun usaha jasa. Kegiatan
investasi keuangan dalam asuransi syariah adalah kegiatan yang dilakukan oleh
investor terhadap perusahaan atau pemilik usaha untuk memberdayakan
perusahaan atau pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usahanya.25
Perusahaan
asuransi jiwa melakukan strategi investasinya melalui berbagai instrumen
portofolio yang dianggap dapat memberikan return on investment yang paling
baik dan tetap tunduk pada aturan serta batasan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Tujuan utama dari investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk
implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return positif,
dengan probabilitas yang tinggi, dari aset yang tersedia untuk diinvestasikan.
Pertumbuhan perusahaan adalah faktor yang diharapkan oleh investor sehingga
24 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) : Konsep dan Sistem
Operasional , cet. 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal.378.
25
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah:Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi
Konvensional, (Jakarta: IKAPI, 2006), hal.199.
25
perusahaan dapat memberikan imbal hasil yang diharapkan. Pertumbuhan
perusahaan yang meningkat dan bertambahnya nilai aset diharapkan mendorong
ekspektasi bagi investor karena kesempatan investasi dengan keuntungan yang
diharapkan dapat tercapai.
2. Pengertian Rasio Investasi
Rasio investasi menunjukkan tingkat imbalan dari dana yang ditanamkan
atau diinvestasikan ke dalam perusahaan. Rasio investasi biasanya diperlukan dan
digunakan oleh para pemegang saham atau pun calon investor dan kreditor. Hasil
pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Return on Investment
(ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang
efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya.26
Analisa rasio investasi atau Return on Investment (ROI) dalam analisa
keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa
keuangan yang bersifat menyeluruh. Return on Investment (ROI) adalah salah satu
bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.27
Rasio investasi atau Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan antara
laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI merupakan rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan
26 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal.115.
27
Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004),
hal.89.
26
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan.28
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa Return on
Investment (ROI) menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi
perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Return on Investment (ROI)
menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh
kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba setelah
pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan.29
Rasio Return on Investment (ROI) dinyatakan sebagai berikut:
Bersarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor:
1. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi,
2. Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
presentase. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin atau asset
turnover, baik masing-masing atau keduanya. Usaha mempertinggi ROI dengan
memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk
28Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001), hal.63.
29
Suad Husnan, Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Pendek), (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta,1998), hal.565.
27
mempertinggi efisiensi di sektor produksi penjualan dan administrasi. Usaha
untuk mempertinggi ROI dengan memperbesar asset turnover adalah
kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun
aktiva tetap.
Kegunaan dari analsisis ROI dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Kegunaannya yang prinsipil adalah sifatnya yang menyeluruh. Apabila
perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi yang baik maka
manajemen dengan menggunakan teknik analisis ROI dapat mengukur
efisiensi penggunaan modal kerja, efisiensi produksi dan efisiensi bagian
penjualan,
2. Analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan
yang dilakukan oleh divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan
semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan,
3. Analisis ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produk yang digunakan oleh perusahaan,
4. Apabila perusahaan memiliki rasio industri maka dengan analisis ROI ini
dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya
dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah
perusahannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-ratanya,
5. Selain berguna untuk keperluan kontrol, ROI juga berguna untuk
keperluan perencanaan. Misalnya, digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan kalau perusahaan akan mengadakan ekspansi.
28
Di samping kegunaan dari analisis ROI, terdapat pula kelemahan-
kelemahannya, yaitu:
1. Kesukarannya dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis, mengingat bahwa kadang-kadang
praktek akuntansi dapat digunakan oleh masing-masing perusahaan
tersebut berbeda-beda,
2. Adanya fluktuasi dari nilai uang atau daya belinya,
3. Dengan menggunakan analisis ROI saja tidak akan dapat digunakan untuk
mengadakan perbandingan antara dua perusahaan atau lebih dengan
mendapatkan kesimpulan yang memuaskan.
E. Rasio Klaim
1. Pengertian Klaim
Dalam PSAK No. 28 menjelaskan bahwa klaim adalah ganti rugi yang
dibayarkan atau yang menjadi kewajiban kepada tertanggung dengan telah
terjadinya kerugian. Klaim merupakan pengajuan hak yang dilakukan oleh
tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa
pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat
dan disepakati, setelah tertanggung melaksanakan kewajibannya kepada
penanggung yaitu berupa penyelesaian pembayaran premi.30
Klaim adalah tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan adanya
kontrak perjanjian antara asuransi dengan pihak tertanggung yang masing-masing
30 Khoirul Anwar, Asuransi Syariah Halal&Maslahat, (Solo: Tiga Serangkai, 2007), hal.
166.
29
pihak mengikatkan diri untuk menjamin pembayaran premi asuransi telah
dilakukan oleh pihak tertanggung, ketika terjadi musibah yang di derita oleh pihak
tertanggung. Klaim merupakan sebuah permintaan resmi kepada perusahaan
asuransi untuk meminta pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian. Klaim
adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan
perjanjian pertanggungan untuk mendapatkan manfaat atas suatu kerugian. Semua
usaha yang diberikan untuk menjamin hak-hak tersebut dihormati sepenuhnya
sebagaimana yang seharusnya.31
Klaim yang diajukan akan ditinjau oleh perusahaan untuk validitasnya dan
kemudian dibayarkan kepada pihak tertanggung setelah disetujui. Klaim
merupakan kegiatan operasional perusahaan asuransi yang harus diselesaikan
antara pihak asuransi dengan pemegang polis. Oleh karena itu, penting bagi
pengelola asuransi syariah untuk mengatasi klaim secara efisien.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim merupakan
sejumlah biaya yang dikeluarkan pihak perusahaan atas dasar pertanggung
jawaban terhadap pihak tertanggung atau peserta yang telah melakukan perjanjian
yang sudah disepakati sebelumnya.
2. Rasio Klaim
Rasio klaim digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perolehan
laba perusahaan serta berfungsi menjaga likuiditas perusahaan. Perusahaan dapat
31 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General): Konsep dan Sistem
Operasional , cet. 1, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hal.259.
30
mengetahui besarnya pembayaran klaim yang telah dilakukan akibat terjadinya
kerugian yang dialami pemegang polis (tertanggung).
Rasio klaim menunjukkan pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan
dan mengukur kualitas dari asuransi yang ditutup. Tingginya rasio memberikan
informasi terhadap buruknya proses underwriting dan penutupan atas risiko yang
buruk.32
Apabila nilai rasio buruk, maka sangat berpengaruh pada kemampuan
perusahaan asuransi dalam melaksanakan fungsi teknis asuransi (underwriting).
Untuk mengukur rasio klaim dilakukan dengan perbandingan antara klaim bruto
dengan premi neto.
Rasio klaim dinyatakan sebagai berikut:
F. Laba
Menurut Adam Smith, laba adalah jumlah uang yang dapat dikonsumsi
tanpa mengganggu modal. Sedangkan menurut Hicks, laba adalah jumlah yang
dapat dikonsumsi seseorang dalam suatu periode tanpa memengaruhi keadaan
orang tersebut pada akhir periode dibandingkan dengan keadaannya pada awal
periode.33
Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan
usaha untuk memperoleh pendapatan selama periode tertentu. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa laba adalah sejumlah hasil investasi yang diperoleh
32 PSAK No. 28
33
M. Nafarin, Penganggaran Perusahaan, Edisi 3, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal.
788-789.
31
perusahaan setelah adanya pengurangan antara pendapatan dan beban. Laba
merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur keberhasilan kinerja
suatu perusahaan. Laba juga menjadi salah satu informasi potensial yang
terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal
maupun eksternal perusahaan.
Pertumbuhan laba dalam suatu perusahaan dapat menunjukkan bahwa
pihak manajemen telah berhasil dalam mengelola sumber daya yang dimiliki
perusahaan secara efektif dan efisien. Salah satu tujuan pendirian perusahaan
adalah untuk memperoleh laba yang maksimal. Maksimalisasi laba merupakan
maksimalisasi penghasilan perusahaan setelah pajak.34
Keuntungan bagi
perusahaan pada hakikatnya adalah cerminan dari keberhasilan tujuan perusahaan
itu sendiri. Hal ini merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang
diinginkan. Sebuah perusahaan harus melakukan penentuan terhadap tindakan
yang akan dilakukan dalam jangka waktu terrtentu yang berhubungan dengan
target laba yang ingin dicapai. Perencanaan keuntungan merupakan suatu proses
perencanaan keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.
Tujuan pelaporan laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna
kepada pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan sebuah
perusahaan, seperti investor, kreditor, pelanggan, karyawan dan masyarakat.35
Laba merupakan informasi penting dalam suatu laporan keuangan.36
Laba
merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung dalam laporan
34
Moejaldi, Manajemen Keuangan, (Malang: Bayu Media, 2006), hal.52.
35 Eldon S Hendriksen dan Michel F. Van Breda, Accounting Theory, Edisi ke-8, Richard
D Irwan Inc. Boston, Massachusetts, hal. 130.
36 Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, Edisi Revisi 10, (Jakarta: Rajawali Pers,
2008), hal. 296.
32
keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang
bertujuan untuk menilai kinerja manajemen dan menaksir risiko investasi atau
meminjamkan dana. Oleh karena itu, laba/rugi sering digunakan sebagai ukuran
untuk menilai prestasi atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain dan menjadi
informasi yang dilihat oleh banyak profesi seperti akuntansi, pengusaha, analis
keuangan, pemegang saham, ekonom dan lainnya.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh risk
based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba perusahaan asuransi
jiwa syariah. Penelitian ini dilakukan pada 6 perusahaan asuransi jiwa syariah
antara lain PT Asuransi Allianz Life Unit Syariah, PT Avrist Assurance Unit
Syariah, PT BNI Life Insurance Unit Syariah, PT BRIngin Life Syariah, PT
Asuransi Jiwa CAR Unit Syariah dan PT Asuransi Jiwa Manulife Unit Syariah.
Dengan laporan keuangan yang dijadikan sampel adalah periode 2011 sampai
dengan 2015.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi menunjukkan keadaan dan jumlah objek penelitian secara
keseluruhan yang memiliki karakteristik tertentu.37
Populasi perusahaan
asuransi jiwa syariah di Indonesia yang tercatat pada Asosiasi Asuransi
Syariah Indoneisa per Desember 2015 berjumlah 24 perusahaan.
37 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 2005), hal.125.
34
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Sampling
merupakan teknik untuk mengambil sampel data dari populasi. Penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan 6 perusahaan asuransi jiwa
syariah antara lain PT Asuransi Allianz Life Unit Syariah, PT Avrist
Assurance Unit Syariah, PT BNI Life Insurance Unit Syariah, PT BRIngin
Life Syariah, PT Asuransi Jiwa CAR Unit Syariah, PT Asuransi Jiwa
Manulife Unit Syariah.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan laporan
keuangan dengan rentang waktu periode 2011 sampai dengan 2015 yang
terdiri atas risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂), rasio klaim (X₃)
dan juga laba perusahaan (Y).
C. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah dengan
menggunakan metode penelitian arsip (archival research) dan penelitian
kepustakaan (library research).
a. Penelitian Arsip (Archival Research) yaitu melalui observasi data berupa
laporan keuangan dengan teknik pengumpulan data atas kejadian (fakta)
historis yang tertulis dalam dokumen atau berupa arsip data. Data yang
dikumpulkan adalah data yang berkenaan dengan objek yang diteliti yang
diperoleh dari suatu organisasi.
35
b. Penelitian Kepustakaan (Library research) yaitu teknik pengumpulan data
dari berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini seperti buku,
artikel, jurnal dan hal lain yang berhubungan dengan aspek yang diteliti
sebagai upaya data yang valid.
D. Jenis dan Sumber data
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif artinya berkaitan dengan angka-angka dan dapat
diukur, digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen dan
variabel dependen. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian
teori-teori melalui variabel penelitian angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik dan permodelan matematis.38
Data kuantitatif
berupa data risk based capital, rasio investasi, rasio klaim dan laba pada 6
(enam) perusahaan asuransi jiwa syariah. Jenis data dalam penelitian ini
adalah data deret waktu (time series) periode 2011 sampai 2015.
2. Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu sumber
data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan yang telah
disusun dalam arsip yang dipublikasikan. Data sekunder dikumpulkan
38 Effendy Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi : Sebuah Pendekatan
Praktis, (Malang; Banyumedia Publishing, 2008). Cet. 1, h.8.
36
berdasarkan informasi dari perusahaan, industri dan asosiasi terkait untuk
menunjang penelitian.39
Data yang diteliti dalam penelitian ini bersumber dari data laporan
keuangan yang diperoleh dari perusahaan dan laporan keuangan yang
sudah di publish di website perusahaan dengan periode tahun 2011 sampai
2015. Dan penelitian ini bersumber dari sumber-sumber tertulis lainnya
yang mengandung informasi yang berhubungan dengan pokok
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda. Analisis regresi ini adalah regresi linear dimana variabel
terikat (Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (X). Dimana dalam
penelitian ini, variabel bebas terdiri dari risk based capital (X₁), rasio investasi
(X₂) dan rasio klaim (X₃), sedangkan variabel terikatnya adalah laba perusahaan
(Y). Tujuan analisis regresi berganda ini adalah menghitung besarnya pengaruh
dua variabel atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat.40
Alasan
penggunaan uji regresi linear bergandar karena terdapat lebih dari satu variabel
bebas. Dalam membantu pengolahan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan SPSS untuk menjelaskan hubungan antara variabel dependent dan
variabel independent.
39 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal.84.
40
Ety Rochaety, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hal.142.
37
F. Pengujian Statistik
1. Uji Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahap analisis data dengan
menggunakan Uji Asumsi Klasik agar memperoleh model regresi yang
baik, yaitu sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi
data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa
akan mengikuti bentuk dimana data memusat pada nilai rata-
rata median. Uji normalitas bisa dilihat dengan menggunakan
grafik normal probability plot.41
Suatu data akan terdistribusi
secara normal jika nilai probabilitas yang diharapkan apakah
sama dengan garis probabilitas pengamatan. Kesamaan tersebut
ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan
perpotongan harapan dan probabilitas pengamatan. Jika data
titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Tetapi jika data titik menyebar jauh dari garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
41Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Semarang:
Badan Penerbit UNDIP, 2006), hal.147.
38
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukkan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas. Model uji regresi yang baik sebaiknya tidak
terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah multikolinearitas adalah sebagai berikut:42
1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model
regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual
variabel bebas banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel terikat.
2. Analisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (di atas
0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas.
3. Multikolinearitas juga dapat dilihat dari nilai Variance
Inflation Factor (VIF), jika VIF < 10 maka tingkat
multikolinearitas dapat ditoleransi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu residual
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara
42Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000), hal.214.
39
untuk melihat apakah adanya problem heteroskedastisitas
adalah dengan melihat grafik plot (scatter plot). Cara
menganalisanya adalah dengan sebagai berikut:43
1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola
tertentu yang teratur seperti gelombang, melebar
kemudian menyempit, jika terjadi maka
mengindikasikan terdapat heteroskedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari
residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain
yang disusun berdasarkan runtun waktu. Uji autokorelasi
dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya) pada model regresi linear yang
dipergunakan.44
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi, model regresi yang baik mensyaratkan
tidak adanya masalah autokorelasi. Autokorelasi dalam regresi
43Tony Wijaya, Ceapt Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah dan Interpretasi, hal.126-
127.
44
Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern, (Jakarta: Salemba Humanikas,
2009), hal92.
40
linear dapat menggangu suatu model, dimana akan
menyebabkan terjadinya kebiasan pada kesimpulan yang
diambil.
Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat melalui
uji Durbin Watson. Untuk menggunakan uji Durbin Watson
adalah dengan membandingkan nilai Durbin Watson (DW)
dengan tabel Durbin Watson. Dalam tabel Durbin Watson
terdapat nilai batas atas (DU) dan nilai batas bawah (DL).
Untuk mengetahui ada tidaknya masalah autokorelasi dengan
uji Durbin Watson adalah dengan kriteria sebagai berikut:
1) 0 < DW < DL atau jika nilai DW dibawah 0 sampai 1,5 berarti
ada autokorelasi positif,
2) DU < DW < 4–DU atau jika nilai DW diantara 1,5 sampai 2,5
berarti tidak ada autokorelasi,
3) DL ≤ DW ≤ DU atau 4–DU ≤ DW ≤ 4–DL berarti tidak ada
kesimpulan adanya autokorelasi,
4) DW > 4–DL atau jika nilai DW di atas 2,5 sampai 4 berarti ada
autokorelasi negatif.
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah salah satu teknik statistik yang
dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua peubah atau
lebih untuk peubah kuantitatif. Analisis regresi linear berganda bertujuan
41
untuk menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas
terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan
menggunakan dua atau lebih variabel bebas.45
Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat, maka digunakan model regresi berganda dengan persamaan
sebagai berikut:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Dengan keterangan:
Y = laba perusahaan asuransi
a = constanta
b = koefesien regresi dari variabel independen
X1 = variabel risk based capital
X2 = variabel rasio investasi
X3 = variabel rasio klaim
2.1. Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui bagaimana keeratan
hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Besarnya koefisien
korelasi (R) antara dua macam variabel sampai dengan ± 1. Apabila dua
variabel tersebut mempunyai nilai r = 0 berarti antara dua variabel tersebut
tidak ada hubungan. Sedangkan bila dua variabel mempunyai r = ± 1 maka
dua variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna.
45Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009),
hal.142.
42
Semakin tinggi nilai koefisien kedua variabel (semakin mendekati
angka 1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel tersebut
semakin tinggi. Dan jika nilai koefisien antara dua variabel semakin
rendah (mendekati angka 0), maka tingkat keeratan hubungan antara
dua variabel tersebut semakin lemah.
2.2. Analisis Determinasi (R²)
Analisis koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen
secara serentak terhadap variabel dependen.46
Besarnya koefisien
determinasi (R²) didapat dengan mengkuadratkan koefisien korelasi r.
Semakin besar R², maka semakin besar pula hubungan antara variabel
terikat dengan satu atau banyaknya variabel bebas.
3. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang didefinisikan dengan baik mengenai
karakteristik populasi dan merupakan proposisi yang akan diuji
keberlakuannya atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian.47
Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima
atau menolak dipotesis dinamakan pengujian hipotesis. Jika hasil yang
didapat dari penelitian ini jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi
46
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta:
Penerbit Gava Media, 2013), hal.56
47Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), hal.76.
43
berdasarkan hipotesis, maka hipotesis ditolak, dan jika terjadi sebaliknya
maka hipotesis diterima.
Hipotesis terbagi atas dua jenis, yaitu hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Hₐ). Dari uji hipotesis yang diperoleh dari suatu
penelitian, dapat ditentukan apakah menolak H0 atau tidak. Jika H0 ditolak
maka Hₐ diterima, sebaliknya jika H0 diterima maka Hₐ ditolak. Adapun
rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. H0 : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
risk based capital (X₁) secara parsial terhadap laba
perusahaan (Y).
Hₐ : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel risk
based capital (X₁) secara parsial terhadap laba
perusahaan (Y).
b. H0 : β₂ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel rasio investasi (X₂) secara parsial terhadap laba
perusahaan (Y).
Hₐ : β₂ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel rasio
investasi (X₂) terhadap laba perusahaan (Y).
c. H0 : β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel rasio klaim (X₃) secara parsial terhadap laba
perusahaan (Y).
44
Hₐ : β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel rasio
klaim (X₃) terhadap laba perusahaan (Y).
d. H0 : β1, β₂, β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂)
dan rasio klaim (X₃) secara simultan terhadap
laba perusahaan (Y).
Hₐ : β1, β₂, β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂) dan rasio
klaim (X₃) secara simultan terhadap laba
perusahaan (Y).
3.1. Uji Parsial (Uji t)
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.48
Hipotesis yang diuji
pada uji statistik t adalah sebagai berikut:
a. H0 : β1 = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel risk based capital terhadap laba
perusahaan.
48Dwi Priyatno, Cara Kiat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2012), hal.139.
45
Hₐ: β1 ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan
antara variabel risk based capital terhadap
laba perusahaan.
b. H0 : β₂ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel rasio investasi terhadap laba
perusahaan.
Hₐ : β₂ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan
antara variabel rasio investasi terhadap laba
perusahaan.
c. H0 : β₃ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel rasio klaim terhadap laba
perusahaan.
Hₐ : β₃ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan
antara variabel rasio klaim terhadap laba
perusahaan.
Tingkat signifikansi menggunakan α = 0,05. Adapun kriteria dasar
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a) Jika angka signifikansi < 0,05 maka H0 di tolak atau Hₐ
diterima
b) Jika angka signifikansi > 0,05 maka H0 di terima dan Hₐ
ditolak, atau
46
c) Jika t-hitung > t-tabel atau -t-hitung < -t-tabel maka H0 di tolak
atau Hₐ diterima
d) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 di terima dan Hₐ ditolak
3.2. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan atau uji koefisien digunakan untuk mengetahui apakah
secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.49
Jika F-hitung > F-tabel maka variabel independen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Selain itu,
uji F juga dapat dilihat dari signifikansi, jika nilai signifikansi < 0,05 maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau
dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis
H0 : β1, β₂, β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel independen dengan variabel
dependen.
49Ibid, hal.137.
47
Hₐ : β1, β₂, β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel independen dengan variabel
dependen.
2. Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 5% atau = 0,05.
3. Menentukan nilai F- hitung
4. Menentukan nilai F- tabel.
F- tabel dapat dilihat dengan nilai signifikansi 5% = 0,05.
5. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan H0
Jika F- hitung > F- tabel maka H0 ditolak dan Hₐ diterima
Jika F- hitung < F- tabel maka H0 diterima dan Hₐ ditolak
48
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.50
Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan
atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendeskripsikan data penelitian dari variabel
yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah Risk Based Capital (RBC), rasio
investasi dan rasio klaim sebagai variabel independen dan laba sebagai variabel
dependen.
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RBC 30 32,00 475,00 130,7333 112,22328
Rasio Investasi 30 ,00 ,27 ,1023 ,08282
Rasio Klaim 30 ,02 1,09 ,3850 ,26852
Laba 30 6,23 11,36 9,0884 1,32858
Valid N (listwise) 30
50 Duwi Priyatno, SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis, (Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET,
2014), hal. 30.
49
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah data (N) adalah
30. Dalam tabel tersebut juga menyatakan bahwa Risk Based Capital (RBC)
memiliki nilai minimum sebesar 32,00, nilai maksimum 475,00, nilai rata-rata
sebesar 130,7333 dan dengan standar deviasi sebesar 112,22328. Pada rasio
investasi menunjukkan nilai minimum sebesar 0,00, nilai maksimum 0,27, dengan
rata-rata sebesar 0,1023 dan standar deviasi sebesar 0,08282. Rasio klaim
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,02, nilai maksimum sebesar 1,09, dengan
rata-rata sebesar 0,3850 dan standar deviasi sebesar 0,26852. Kemudian pada
variabel laba, dinyatakan memiliki nilai minimum sebesar 6,23, nilai maksimum
sebesar 11,36, nilai rata-rata sebesar 9,0884 dan standar deviasi sebesar 1,32858.
B. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya normalitas
residual, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi pada model
regresi. Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika model
tersebut memenuhi beberapa asumsi klasik, yaitu data residual terdistribusi
normal, tidak adanya multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara
50
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
residual yang terdistribusi secara normal.51
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Dari gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa titik-titik
menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual
tersebut terdistribusi normal. Selain dengan menggunakan grafik tersebut,
normalitas data juga dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik,
yaitu dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi
normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05.
51 Ibid, hal. 90.
51
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas K-S Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation
,58767047
Most Extreme Differences Absolute ,100
Positive ,100 Negative -,080
Kolmogorov-Smirnov Z ,546
Asymp. Sig. (2-tailed) ,926
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.
Sig.2-tailed) sebesar 0,976. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,976
> 0,05), maka nilai residual terdistribusi dengan normal.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan uji yang ditunjukkan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas
antara lain dengan melihat nilai (Variance Inflation Factor) VIF dan
Tolerance.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000
RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259
Rasio Investasi
10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063
Rasio Klaim
-1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309
a. Dependent Variable: Laba
52
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance
ketiga variabel lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lainnya.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk suatu pola yang jelas, dan titik titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
53
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang
disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-
Watson (DW test).52
Pengambilan keputusan pada uji Durbin-Watson sebagai berikut:
5) 0 < DW < DL atau jika nilai DW di bawah 0 sampai 1,5 berarti ada
autokorelasi positif,
6) DU < DW < 4–DU atau jika nilai DW di antara 1,5 sampai 2,5
berarti tidak ada autokorelasi,
7) DL ≤ DW ≤ DU atau 4–DU ≤ DW ≤ 4–DL berarti tidak ada
kesimpulan adanya autokorelasi,
8) DW > 4–DL atau jika nilai DW di atas 2,5 sampai 4 berarti ada
autokorelasi negatif.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230
a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC
b. Dependent Variable: Laba
Nilai DU dan DL dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin
Watson. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 dan variabel bebas (k)
sebanyak 3, maka didapat nilai DU sebesar 1,652 dan nilai 4-DU sebesar
52
Ibid, hal. 106
54
2,348. Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan nilai Durbin-Watson
sebesar 2,230. Karena nilai DW terletak antara DU dan 4-DU (1,652 <
2,230 < 2,348) dan karena nilai DU berada di rentang nilai 1,5 – 2,5 berarti
tidak ada autokorelasi.
C. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
atau hubungan secara linier antara dua atau lebih variael independen dengan satu
variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen
dan satu variabel dependen.
1. Hasil Analisis Regresi Berganda
Tabel 4.5 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000
RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259
Rasio Investasi
10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063
Rasio Klaim -1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309
a. Dependent Variable: Laba
Berdasarkan output didapatkan model persamaan regresi:
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃
Y = 7,863 + 0,005X₁ + 10,166X₂ + (-1,064)X₃
Y = 7,863 + 0,005X₁ + 10,166X₂ - 1,064X₃
Dari model regresi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
55
a) Konstanta sebesar 7,863 menyatakan bahwa, jika RBC (X₁), rasio
investasi (X₂) dan rasio klaim (X₃) nilainya adalah 0, maka laba (Y)
nilainya adalah 7,863.
b) Nilai koefisien RBC (X₁) sebesar 0,005 menyatakan bahwa setiap
kenaikan 1% nilai pada variabel RBC, maka maka laba (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 0,005. Koefisien bernilai positif, yang
artinya terjadi hubungan positif antara RBC terhadap laba.
c) Nilai koefisien rasio investasi (X₂) sebesar 10,166 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1% dari variabel rasio investasi, maka laba (Y) akan
mengalami peningkatan sebesar 10,166. Koefisien bernilai positif, yang
artinya terjadi hubungan positif antara rasio investasi terhadap laba.
d) Nilai koefisien rasio klaim (X₃) sebesar -1,064 menyatakan bahwa
setiap kenaikan 1% nilai pada variabel rasio klaim, maka laba (Y) akan
mengalami penurunan sebesar -1,064.
2. Koefisien Korelasi
Tabel 4.6 Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230
a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC
b. Dependent Variable: Laba
Koefisien korelasi menunjukkan korelasi antara ketiga variabel
independen terhadap variabel dependen. Pada tabel di atas, angka R
menunjukkan nilai 0,897 yang artinya korelasi antara variabel independen
56
dengan variabel dependen terjadi hubungan yang erat, karena nilai
mendekati angka 1 (satu).
3. Koefisien Determinasi (R²)
Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230
a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC
b. Dependent Variable: Laba
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk menunjukkan
presentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Dalam penelitian ini menggunakan 3 (tiga) variabel independen
dan 1 (satu) variabel dependen, sehingga nilai R² dapat di lihat pada kolom
Adjusted R Square. Nilai R² sebesar 0,782 yang menunjukkan bahwa
presentase sumbangan pengaruh variabel RBC, rasio investasi dan rasio
klaim terhadap laba sebesar 78,2%, sedangkan sisanya sebesar dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
D. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk memberikan hasil terhadap
hipotesis awal yang telah dibuat. Tahapan uji hipotesis yang dilakukan antara lain:
57
1. Uji t (Parsial)
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk
mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara
signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.53
Hipotesis yang diuji
pada uji statistik t adalah sebagai berikut:
a. H0 : β1 = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel risk based capital terhadap laba perusahaan.
Hₐ : β1 ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara
variabel risk based capital terhadap laba perusahaan.
b. H0 : β₂ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel rasio investasi terhadap laba perusahaan.
Hₐ : β₂ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara
variabel rasio investasi terhadap laba perusahaan.
c. H0 : β₃ = 0 secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel rasio klaim terhadap laba perusahaan.
Hₐ : β₃ ≠ 0 secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara
variabel rasio klaim terhadap laba perusahaan.
Adapun kriteria dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:
a) Jika angka signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak atau Hₐ
diterima
53Dwi Priyatno, Cara Kiat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2012), hal.139.
58
b) Jika angka signifikansai > 0,05 maka H0 diterima dan Hₐ
ditolak, atau
c) Jika t-hitung > t-tabel atau -t-hitung < -t-tabel maka H0 ditolak atau
Hₐ diterima
d) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima dan Hₐ ditolak
Adapun taraf signifikansi uji dua arah α/2 (n-k) dengan signifikansi
α = 0,05. Dan dari nilai derajat kebebasan atau df (defree of freedom)
= n-k-1 = 30-3-1 = 26, dimana:
n adalah jumlah data
k adalah banyak variabel independen (X), dan
1 adalah angka mutlak dari variabel dependen (Y), maka diketahui nilai
t-tabel sebesar -1,706.
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000
RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259
Rasio Investasi
10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063
Rasio Klaim -1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309
a. Dependent Variable: Laba
a) Variabel Risk Based Capital (X₁)
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koeifisien t-hitung sebesar
3,944. Yang artinya t-hitung > -t-tabel atau 3,944 > -1,706 sehingga H0 di
tolak atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai 0,001 < 0,05.
59
Maka dapat disimpulkan bahwa koefisien pada variabel RBC
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laba.
b) Variabel Rasio Investasi
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien t-hitung sebesar
7,088. Yang artinya t-hitung > t-tabel atau 7,088 > -1,706, sehingga
sehingga H0 di tolak atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai
0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisienn pada variabel
rasio investasi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel laba.
c) Variabel Rasio Klaim
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koeifisien t-hitung sebesar
-2,166. Yang artinya -t-hitung < -t-tabel atau -2,166 < -1,706, sehingga
H0 di tolak atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai 0,040 <
0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa koefisienn pada variabel rasio
klaim berpengaruh secara signifikan negatif terhadap variabel laba.
2. Uji F (Simultan)
Uji simultan atau uji koefisien digunakan untuk mengetahui apakah
secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.54
Hipotesis yang diuji pada uji statistik F adalah
sebagai berikut:
54Ibid, hal.137.
60
a. H0 : β1, β₂, β₃ = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂) dan rasio klaim
(X₃) secara simultan terhadap laba perusahaan (Y).
b. Hₐ : β1, β₂, β₃ ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel risk based capital (X₁), rasio investasi (X₂) dan rasio klaim
(X₃) secara simultan terhadap laba perusahaan (Y).
Adapun kriteria dasar pengambilan keputusan adalah jika F-hitung >
F-tabel maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Atau dengan melihat tingkat signifikansi <
0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen.
F-tabel dilihat pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah
variabel – 1) adalah 3 dan df 2 (n – k – 1) adalah 26, dimana:
n adalah jumlah data
k adalah banyak variabel independen (X), dan
1 adalah angka mutlak dari variabel dependen (Y), maka diketahui nilai
F-tabel sebesar 2,975.
Tabel 4.9 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 41,173 3 13,724 35,629 ,000b
Residual 10,015 26 ,385
Total 51,188 29
a. Dependent Variable: Laba
b. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC
61
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F-hitung sebesar 35,629.
Yang artinya F-hitung > F-tabel atau 35,629 > 2,975 sehingga H0 di tolak
atau Hₐ diterima dengan nilai signifikansi bernilai 0,000 < 0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu RBC, rasio investasi
dan rasio klaim berpengaruh secara simultan tehadap laba perusahaan
asuransi jiwa syariah.
E. Interpretasi
Dari hasil analisa data didapatkan bahwa dalam pengujian variabel bebas
yaitu risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba pada
perusahaan asuransi jiwa syariah menyatakan bahwa:
1. Variabel Risk Based Capital X₁ memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutmainnah (2015)
dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Pendapatan
Premi, Beban Klaim, Hasil Underwriting, Cadangan Teknis dan Risk
Based Capital terhadap Laba Pada 20 Perusahaan Asuransi Umum di
Indonesia’. Dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa Risk Based
Capital berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan asuransi. Jika
RBC mengalami peningkatan, maka akan meningkatkan laba yang
diperoleh perusahaan. Peningkatan RBC yang diikuti oleh peningkatan
62
laba, karena rendahnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan
yang menyebabkan peningkatan solvabilitas.
2. Variabel rasio investasi X₂ memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hasil penelitian ini sesuai
dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Rina Dhaniati (2011)
yang menyatakan bahwa rasio investasi berpengaruh signifikan positif
terhadap laba perusahaan asuransi. Dimana jika nilai rasio investasi
naik maka akan meningkatkan jumlah laba yang diperoleh perusahaan.
3. Variabel rasio klaim X₃ memiliki pengaruh yang signifikan negatif
terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah. Hal ini menunjukkan
bahwa rasio klaim secara parsial bermanfaat dalam memprediksi laba
pada perusahaan asuransi. Rasio klaim sendiri menunjukkan
pengalaman klaim yang terjadi pada perusahaan dalam periode tertentu.
Apabila nilai rasio buruk, maka menunjukkan buruknya proses
underwriting dan penutupan atas risiko.55
Pengalaman klaim yang
buruk tentunya dapat menurunkan laba perusahaan. Hasil ini sesuai
dengan penelitian M. Agung Ali Fikri dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh Premi, Klaim, Hasil Investasi dan Underwriting
terhadap Laba Asuransi Jiwa (Studi Kasus PT Asuransi Syariah
Mubarakah” yang menyebutkan bahwa klaim berpengaruh negatif
terhadap laba perusahaan.
55
PSAK No. 28
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh variabel
risk based capital, rasio investasi dan rasio klaim terhadap laba pada
perusahaan asuransi jiwa syariah, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa risk based
capital memiliki nilai t-hitung 3,944 > t-tabel -1,706 dengan signifikansi
sebesar 0,001 < 0,05. Rasio investasi memiliki nilai t-hitung 7,088 >
t-tabel -1,706 dengan signifikansi 0,000 < 0,05. Dan rasio klaim
memiliki nilai t-hitung -2,166 < t-tabel -1,706 dengan signifikansi
sebesar 0,040 < 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel risk based capital dan rasio investasi berpengaruh signifikan
positif dan rasio klaim memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap
laba perusahaan asuransi jiwa syariah.
2. Berdasarkan hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa risk based
capital, rasio investasi dan rasio klaim memiliki nilai F-hitung 35,629 >
F-tabel 2,975 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel independen yaitu risk based capital, rasio
investasi dan rasio klaim berpengaruh secara bersama-sama atau
secara simultan tehadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah.
3. Variabel independen yang paling dominan berpengaruh adalah
variabel rasio investasi. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil dari uji
63
64
regresi linier berganda yang menunjukkan rasio investasi memiliki
nilai coefficient sebesar 10,166 dan dapat dilihat melalui nilai t-hitung
sebesar 7,088 lebih besar daripada nilai t-tabel sebesar -1,706.
B. Saran
Berkaitan dengan penelitian ini, penulis akan memberikan beberapa saran
yang mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, antara
lain:
1. Untuk penelitian selanjutkan diharapkan menggunakan sampel
perusahaan yang lebih banyak.
2. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat menambah variabel independen
lainnya agar dapat menjelaskan variabel apa saja yang dapat
memengaruhi laba perusahaan asuransi.
3. Perusahaan asuransi perlu meningkatkan kembali investasinya dengan
baik dan tepat agar dapat meningkatkan keuntungan dari dana yang
ditanamkannya untuk berinvestasi.
65
DAFTAR PUSTAKA
Amrin, Abdullah. 2006. Asuransi Syariah:Keberadaan dan Kelebihannya di
Tengah Asuransi Konvensional. Jakarta: IKAPI.
Anwar, Khoirul. 2007. Asuransi Syariah Halal&Maslahat. Solo: Tiga Serangkai.
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Bapepam-LK. 2009. Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER- 02/BI/2009 tentang
Pedoman Perhitungan Batas Tingkat Solvabilitas Minimum Bagi
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi. Jakarta: Bapepam-LK.
Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi.
Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2004. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman
Umum Asuransi Syariah.
Ghazali, Imam Ghazali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Gitosudarmo, Indriyo., & Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Hasan, Nurul Ichsan. 2014. Pengantar Asuransi Syariah. Jakarta: Gaung Persada
Press Group.
Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana.
Menteri Keuangan. 2003. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI
No.424/KMK.06/2003, pasal 2 ayat 1. Jakarta: Menteri Keuangan.
Menteri Keuangan. 2011. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.
11/PMK/010.2011 pasal 3. Jakarta: Menteri Keuangan.
Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Muskehuddin, Mohammad. 2005. Asuransi Dalam Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
66
Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba
Humanikas.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 Tentang Akuntansi Asuransi
Kerugian.
Pontjowinoto, Iwan P. 2003. Prinsip Syariah di Pasar Modal (Pandangan
Praktisi). Jakarta: Modal Publications.
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET.
Rochaety Ety. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Salim, Abbas. 2003. Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Paramatrik. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Simanjuntak Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta:
Fakultas Ekonomi UI.
Sopyan, Ahmad. 2010. Dampak Penerapan PSAK 108 Terhadap Tingkat
Solvabilitas Minimum Perusahaan Asuransi Syariah. Skripsi Mahasiswa
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta.
Sujoko, Effendy, dkk. 2008. Metode Penelitian Untuk Akuntansi : Sebuah
Pendekatan Praktis. Malang: Banyumedia Publishing.
Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi Syariah (Life and General) “Konsep
dan Sistem Operasional.” Jakarta: Gema Insani Press.
Sumanto, Agus Edi Sumanto, dkk. 2009. Solusi Berasurans. Jakarta: PT. Syarikat
Takaful Indonesia.
Syamsuddin, Lukman. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Teguh, Muhammad. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Umar, Huesin. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
67
Undang-Undang No.2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
Usman, Husaini., & Purnomo Setiady Akbar. 2006. Metodologi Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.
www.aasi.or.id
.
Lampiran Output SPSS
A. Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
RBC 30 32,00 475,00 130,7333 112,22328
Rasio Investasi 30 ,00 ,27 ,1023 ,08282
Rasio Klaim 30 ,02 1,09 ,3850 ,26852
Laba 30 6,23 11,36 9,0884 1,32858
Valid N (listwise) 30
B. Analisis Regresi Linier Berganda
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Rasio Klaim, Rasio
Investasi, RBCb
. Enter
a. Dependent Variable: Laba
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,897a ,804 ,782 ,62065 2,230
a. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC
b. Dependent Variable: Laba
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 41,173 3 13,724 35,629 ,000b
Residual 10,015 26 ,385
Total 51,188 29
a. Dependent Variable: Laba
b. Predictors: (Constant), Rasio Klaim, Rasio Investasi, RBC
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 7,863 ,356 22,068 ,000
RBC ,005 ,001 ,384 3,944 ,001 ,794 1,259
Rasio
Investasi 10,166 1,434 ,634 7,088 ,000 ,941 1,063
Rasio Klaim -1,064 ,491 -,215 -2,166 ,040 ,764 1,309
a. Dependent Variable: Laba
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,58767047
Most Extreme Differences
Absolute ,100
Positive ,100
Negative -,080
Kolmogorov-Smirnov Z ,546
Asymp. Sig. (2-tailed) ,926
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.