skripsi memperoleh gelar sarjana...

147
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL SIRIH (Piper betle L.) DAN KAPUR SIRIH (CaCO 3 ) DENGAN MIKROKRISTALIN SELULOSA (AVICEL) SEBAGAI PENGIKAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KADAR CD4 DALAM DARAH SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi Disusun oleh : NIDA NURNABILA NIM : 106102003369 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2011 M

Upload: tranliem

Post on 30-Aug-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL SIRIH (Piper betle L.)

DAN KAPUR SIRIH (CaCO3) DENGAN MIKROKRISTALIN SELULOSA

(AVICEL) SEBAGAI PENGIKAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP

KADAR CD4 DALAM DARAH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi

Disusun oleh :

NIDA NURNABILA

NIM : 106102003369

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2011 M

Page 2: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar
Page 3: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : NIDA NURNABILA

NIM : 106102003369

JUDUL : FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL SIRIH

(Piper betle L.) DAN KAPUR SIRIH (CaCO3) DENGAN

MIKROKRISTALIN SELULOSA (AVICEL) SEBAGAI

PENGIKAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KADAR

CD4 DALAM DARAH

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

DR. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt Farida Sulistiawati, M.Si, Apt

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DR. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt

NIP. 1956010619851010001

Page 4: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL SIRIH (Piper betleL.) DAN KAPUR SIRIH (CaCO3) DENGAN MIKROKRISTALIN

SELULOSA (AVICEL) SEBAGAI PENGIKAT SERTA PENGARUHNYATERHADAP KADAR CD4 DALAM DARAH

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh

Nama : Nida Nurnabila

NIM : 106102003369

Menyetujui,

Pembimbing :

1. Pembimbing I DR. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt ………………………...

2. Pembimbing II Farida Sulistiawati, M.Si, Apt ………………………...

Penguji :

1. Ketua Penguji DR. M. Yanis Musdja, M.Sc, Apt ………………………...

2. Anggota penguji I Ismiarni Komala, M.Sc, PhD, Apt ………………………...

3. Anggota penguji II Sabrina, M.Farm, Apt ………………………...

4. Anggota penguji III Nurmeilis, M.Si, Apt ………………………...

Mengetahui

DEKAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Prof. Dr (hc). Dr. M. K Tadjudin, Sp, And

Tanggal lulus : 20 Juni 2011

Page 5: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

iv

LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA LAIN.

Jakarta, Maret 2011

Nida Nurnabila

106102003369

Page 6: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

v

MOTTO

Life is struggle and life is competition

If we are able to live it than we will continue to live

But if we give up than we will die, left behind

And mired in powerlessness

But the merciful god

No difficulties are not ended

Therefore try and continue to strive

(Author, 150311)

Love is a catastrophe for the people who are weak

(Author, 150311)

Page 7: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin, sujud syukurku kehadirat Illahi Robbi atas

segala nikmat dan kemudahan yang telah diberikan-Nya.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

*Kakekku tercinta H. Agus Effendi, S. Ag*

Sebagai wujud bakti dan rasa hormatku yang telah memberikan segala

bentuk do’a, dorongan, kasih-sayang dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.

Afwan atas segala khilaf yang telah ananda lakukan.

*Ayahanda Drs. H. Endang Hidayat , MM dan Ibunda Dra. Hj.

Neneng Hulliyah, MMPd*

yang selalu memberikan limpahan kasih sayang serta memberikan semangat

dan dukungan, baik secara moril maupun materiil dan juga untaian do’a yang

selalu dipanjatkan dalam setiap langkah yang penulis lakukan.

*Adik-adikku tersayang Dea, Fahmi, dan Salma*

Perjalananmu masih panjang. Semoga cita-cita kalian tercapai, berjuanglah

untuk terus maju melangkah menjadi lebih baik.

*Sebagai ungkapan rasa cintaku bagi rekan, sahabat, serta teman-

temanku*

Terimakasih atas motivasi yang tak henti, tawa, kebersamaan, harapan

sehingga aku mampu bertahan.

Page 8: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

vii

*Seluruh pejuang intelektual sejati*

Rasional yang tinggi dan spiritual yang dalam akan menghantarkan pada

keikhlasan.

*Sang Maha…Allah SWT*

Salah satu jalan untuk semakin dekat dengan-Mu

Kuharap selalu ruh illahi menyertai jiwaku.

*Almamater-ku*

Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

viii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillahirobbil’aalamiin, puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, yang tanpa henti sedetikpun senantiasa

melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan judul

“Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Sirih (Piper betle L.) Dan

Kapur Sirih (CaCO3) Dengan Mikrokristalin Selulosa (Avicel)

Sebagai Pengikat Serta Pengaruhnya Terhadap Kadar CD4 Dalam

Darah”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

program pendidikan tingkat Strata 1 (S1) pada Program Studi Farmasi,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

lepas dari perhatian, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai

pihak yang sungguh berarti dan berharga bagi penulis. Dengan rasa tulus

ikhlas dan dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. DR (hc). dr. M. K Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. M Yanis Musdja, M.Sc, Apt, selaku Pembimbing dan Ketua

Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Nurmeilis M.Si, Apt, selaku Sekretaris Program Studi Farmasi.

4. Ibu Farida Sulistiawati M.Si, Apt, selaku pembimbing yang telah

memberikan waktu, tenaga, pikiran, bimbingan serta motivasi kepada

penulis selama penelitian.

5. Dosen-dosen Program Studi Farmasi yang telah banyak memberikan

saran dan masukan untuk penulis.

Page 10: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

ix

6. Kak Via dan Kak Eris yang telah banyak membantu selama penelitian

berlangsung.

7. Teman–teman seperjuangan Farmasi angkatan 2006 kelas A dan B.

Semoga silaturahmi kita bisa tetap terus terjaga, karena kita adalah

keluarga.

8. Adik-adikku jurusan Farmasi, terimakasih banyak untuk

partisipasinya.

9. Ibu Isnawati serta teman-teman kost-an Cheryl-Haikal, terimakasih

untuk dukungannya.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu baik langsung maupun tidak langsung selama

penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, dicatat

sebagai amal sholeh dan dibalas oleh Allah SWT. Dan penulis berharap,

semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang farmasi dan dunia

kesehatan pada umumnya. Amin.

Jakarta, Maret 2011

Penulis

(Nida Nurnabila)

Page 11: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................... v

PERSEMBAHAN...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................... viii

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

ABSTRAK ................................................................................................. xvii

ABSTRACT............................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 4

1.3 Hipotesis ................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Sirih (Piper betle L.) .............................. 7

2.1.1 Klasifikasi ..................................................................... 7

2.1.2 Nama Daerah ................................................................ 7

2.1.3 Pertelaan........................................................................ 8

2.1.4 Ekologi dan Penyebaran ............................................... 9

2.1.5 Budidaya ....................................................................... 9

2.1.6 Kandungan Kimia ......................................................... 11

2.1.7 Khasiat dan Kegunaan .................................................. 11

2.1.8 Efek Farmakologi ......................................................... 12

2.2 Deskripsi Kapur Sirih............................................................. 13

2.2.1 Kandungan dan Manfaat ............................................... 14

Page 12: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xi

2.3 Simplisia................................................................................. 15

2.3.1 Definisi Simplisia ......................................................... 15

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Simplisia 16

2.4 Ekstraksi................................................................................. 20

2.4.1 Metode Ekstraksi .......................................................... 20

2.5 Ekstrak ................................................................................... 23

2.5.1 Proses Pembuatan Ekstrak ............................................ 25

2.6 Tablet Hisap ........................................................................... 27

2.6.1 Definisi Tablet Hisap .................................................... 27

2.6.2 Bahan Tambahan Tablet Hisap..................................... 28

2.6.3 Monografi Bahan Formulasi Tablet Hisap ................... 31

2.6.4 Metode Pembuatan Tablet Hisap .................................. 35

2.6.5 Parameter Sifat Fisik Massa Tablet .............................. 37

2.6.6 Evaluasi Tablet ............................................................. 39

2.7 Sistem Imunitas Tubuh .......................................................... 41

2.7.1 CD4 (Cluster of Differentiation 4)................................ 42

2.7.2 Imunomodulator............................................................ 43

2.7.3 Kontrol Pembanding ..................................................... 44

BAB III. KERANGKA KONSEP............................................................ 45

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian................................................ 46

4.2 Alat dan Bahan Penelitian...................................................... 46

4.2.1 Alat Penelitian............................................................... 46

4.2.2 Bahan Penelitian............................................................ 46

4.3 Prosedur Penelitian ................................................................ 47

4.3.1 Pemeriksaan Simplisia (Determinasi) ........................... 47

4.3.2 Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Sirih ...................... 47

4.3.3 Penapisan Fitokimia ...................................................... 48

4.3.4 Pembuatan Ekstrak Kental ............................................ 52

4.3.5 Karakterisasi Ekstrak .................................................... 52

4.3.6 Pembuatan Ekstrak Kering............................................ 54

Page 13: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xii

4.4 Formulasi Tablet Hisap.......................................................... 55

4.4.1 Evaluasi Massa Tablet................................................... 56

4.4.2 Evaluasi Tablet.............................................................. 58

4.5 Uji Kesukaan (Hedonic test).................................................. 59

4.6 Uji CD4.................................................................................. 60

4.7 Analisa Data........................................................................... 61

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 63

5.1.1 Identifikasi Serbuk Sirih ............................................... 63

5.1.2 Karakterisasi Ekstrak .................................................... 64

5.1.3 Formula Tablet Hisap.................................................... 65

5.1.4 Evaluasi Massa Tablet................................................... 65

5.1.5 Evaluasi Tablet.............................................................. 67

5.1.6 Uji Kesukaan (Hedonic test) ......................................... 68

5.1.7 Uji CD4 ......................................................................... 70

5.2 Pembahasan............................................................................ 71

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 80

6.2 Saran....................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 81

LAMPIRAN............................................................................................... 86

Page 14: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persentase kompresibilitas terhadap sifat aliran serbuk................ 37

Tabel 2. Nilai sudut henti terhadap sifat alir ............................................... 38

Tabel 3. Laju alir terhadap sifat alir ............................................................ 39

Tabel 4. Formula tablet hisap...................................................................... 55

Tabel 5. Hasil identifikasi serbuk dan ekstrak sirih .................................... 63

Tabel 6. Hasil karakterisasi ekstrak ............................................................ 64

Tabel 7. Hasil evaluasi massa tablet ........................................................... 65

Tabel 8. Hasil evaluasi distribusi ukuran partikel ....................................... 66

Tabel 9. Hasil evaluasi tablet ...................................................................... 67

Tabel 10. Hasil uji kesukaan terhadap rasa tablet ....................................... 68

Tabel 11. Hasil uji kesukaan terhadap aroma tablet ................................... 69

Tabel 12. Persentase CD4 dalam limfosit ................................................... 70

Tabel 13. Konversi dari dosis hewan ke dosis manusia (HED)berdasarkan luas permukaan tubuh ............................................ 90

Tabel 14. Dosis daun sirih........................................................................... 92

Tabel 15. Dosis kapur sirih ......................................................................... 93

Tabel 16. Hasil pengukuran kadar lembab.................................................. 93

Tabel 17. Hasil pengukuran kadar abu........................................................ 94

Tabel 18. Hasil uji kadar lembab ................................................................ 94

Tabel 19. Hasil uji kompresibilitas ............................................................. 95

Tabel 20. Hasil uji sudut henti .................................................................... 95

Tabel 21. Hasil uji laju alir.......................................................................... 96

Tabel 22. Hasil uji distribusi ukuran partikel.............................................. 97

Tabel 23. Hasil uji friabilitas....................................................................... 98

Tabel 24. Hasil uji kekerasan tablet ............................................................ 98

Tabel 25. Hasil uji keseragaman ukuran ..................................................... 99

Page 15: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xiv

Tabel 26. Hasil uji keseragaman bobot ....................................................... 100

Tabel 27. Hasil uji waktu hisap................................................................... 101

Page 16: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik distribusi ukuran partikel ................................................ 66

Gambar 2. Grafik persentase CD4 dalam limfosit ....................................... 70

Gambar 3. Ekstrak kental sirih..................................................................... 86

Gambar 4. BD Tritest CD4 .......................................................................... 86

Gambar 5. Rotary evaporator....................................................................... 86

Gambar 6. Furnace....................................................................................... 86

Gambar 7. Neraca analitik ........................................................................... 86

Gambar 8. Desikator .................................................................................... 86

Gambar 9. Moisture balance ........................................................................ 87

Gambar 10. Sieving analyzer ....................................................................... 87

Gambar 11. Hardness tester ......................................................................... 87

Gambar 12. Friabilator................................................................................. 87

Gambar 13. Sysmex pouch 100i .................................................................. 87

Gambar 14. FACSCalibur............................................................................ 87

Page 17: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar bahan dan alat penelitian ........................................... 86

Lampiran 2. Preparasi simplisia daun sirih.................................................. 88

Lampiran 3. Proses pembuatan ekstrak etanol sirih..................................... 89

Lampiran 4. Perhitungan dosis ekstrak etanol sirih dan kapur sirih ............ 90

Lampiran 5. Perhitungan dosis penelitian sebelumnya................................ 91

Lampiran 6. Perhitungan dosis daun sirih.................................................... 92

Lampiran 7. Perhitungan dosis kapur sirih ................................................. 93

Lampiran 8. Perhitungan karakterisasi ekstrak sirih.................................... 93

Lampiran 9. Hasil evaluasi massa tablet ...................................................... 94

Lampiran 10. Evaluasi tablet ....................................................................... 98

Lampiran 11. Angket uji kesukaan (Hedonic test) ...................................... 102

Lampiran 12. Hasil uji statistik .................................................................... 103

Lampiran 13. Sertifikat determinasi tanaman .............................................. 107

Lampiran 14. Sertifikat bahan baku CaCO3 ................................................ 108

Lampiran 15. Sertifikat bahan baku avicel pH 102 .................................... 109

Lampiran 16. Sertifikat bahan baku manitol................................................ 111

Page 18: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xvii

ABSTRAK

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL SIRIH (Piper betle L.)DAN KAPUR SIRIH (CaCO3) DENGAN MIKROKRISTALIN SELULOSA(AVICEL) SEBAGAI PENGIKAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAPKADAR CD4 DALAM DARAH

Telah dilakukan penelitian aktivitas imunomodulator ekstrak sirih dan CaCO3. Sirihdan CaCO3 digunakan sebagai bahan obat yang berfungsi sebagai imunomodulator.Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sediaan dalam bentuk tablet hisap,selanjutnya dilakukan pengukuran kadar CD4 dalam darah. Ekstrak sirih dan CaCO3

diformulasi menjadi tablet hisap dengan memvariasikan konsentrasi avicel sebagaibahan pengikat tablet hisap yang dibuat secara kempa langsung. Tablet hisapdirancang dalam tiga formula, yaitu formula A, formula B, dan formula C. Tiapformula dibedakan atas konsentrasi yang digunakan. Formula A mengandung avicel10%, formula B 15%, dan formula C 20%. Hasil evaluasi menunjukkan, bahwasemakin tinggi konsentrasi avicel yang digunakan sebagai pengikat, maka semakinmeningkat pula nilai kekerasan dan waktu hisap tablet yang dihasilkan. Namun hasilyang memenuhi syarat, diperoleh pada formula A dengan kekerasan 13,9 kg/cm2 danwaktu hisap 22.17 menit. Dalam hal ini, maka formula A yang akan digunakansebagai uji CD4 dalam darah. Uji statistik yang dilakukan terhadap kadar CD4panelis yang mengkonsumsi tablet hisap selama 5 hari berturut-turut menunjukkantidak adanya perbedaan bermakna antara data sebelum dan sesudah perlakuanterhadap kontrol positif dan terdapat perbedaan makna terhadap kontrol negatif.

Kata kunci : Tablet hisap, sirih (Piper betle L.), kapur sirih (CaCO3), CD4.

Page 19: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

xviii

ABSTRACT

LOZENGES FORMULATION OF BETEL EXTRACT (Piper betle L.) ANDCaCO3 WITH MICROCRYSTALLINE CELLULOSE (AVICEL) AS BINDERAND ITS EFFECT CD4 ON THE LEVEL IN THE BLOOD

Research of immunomodulatory extract of betel and CaCO3 has been investigated.Betel and CaCO3 is applied as component of drug. In this research, the developmentof preparations of lozenges, then performed the measurement of CD4 levels in theblood. Extracts of betel and CaCO3 formulated into lozenges with variousconcentrations of avicel as binding agent, made in direct compression method.Lozenges are designed in three formulas, those are formula A, formula B, andformula C. Each formula is divided based on the concentration used. Formula Acontains 10% of avicel, formula B contains 15% of avicel, and formula C contains20% of avicel. The evaluation results show that the greater concentration of avicelused as a binder, hence increasing the value of hardness and the resulting ofdisintegration time. But the results of qualifying, obtained in the formula A with 13.9kg/cm2 of hardness and 22.17 minutes of disintegration time. In this case, formula Ato be used as a test of CD4 in the blood. The statistical test carried out on CD4 levelspanelists who consume lozenges for 5 successively days showed no significantdifferences between before and after treatment of the positive control and there aredifferences in meaning to the negative control.

Keywords : Lozenges, betel (Piper betle L.), whiting (CaCO3), CD4.

Page 20: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan tumbuh-tumbuhan.

Pengobatan dengan menggunakan bahan alam sudah menjadi kebiasaan

turun temurun bagi masyarakat Indonesia, hal ini terbukti dengan

banyaknya ramuan-ramuan yang beredar di masyarakat. Kecenderungan

untuk kembali kepada cara-cara pengobatan yang menerapkan konsep

back to nature atau kembali ke alam yaitu mengkonsumsi obat tradisional

dengan cara mendayagunakan sumber-sumber alam secara optimal namun

tetap mengacu pada pendekatan rasional (Soedibyo, 1998).

Tanaman sirih (Piper betle L.) sejak lama dikenal oleh nenek

moyang kita sebagai daun multi khasiat. Bagian tanaman yang digunakan

adalah daunnya, daunnya digunakan untuk menyirih (betel chew) oleh

penduduk asli India, Malaya, Indonesia, dan sebagian Asia yang beriklim

tropis. Daun sirih dicampur dengan sedikit kapur, pinang, dan gambir

sehingga akan memberikan rasa hangat, aromatis, dan pahit. Kandungan

daun sirih antara lain saponin, polifenol, minyak atsiri dan flavonoid.

Selain itu daun sirih juga mempunyai khasiat sebagai obat hidung

berdarah, obat bisul, obat batuk, obat sariawan, dan obat sakit mata

(Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991), dan sebagai antibakteri serta

imunomodulator (Dalimartha, 2006). Menurut Gunawan (2004), daun sirih

Page 21: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

2

juga dapat berefek sebagai mukolitik, karena didalamnya mengandung

senyawa saponin.

Menyirih merupakan kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia

terutama di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Berdasarkan

pengalaman yang ada di masyarakat, komponen yang digunakan untuk

menyirih adalah berupa daun sirih, gambir, pinang, dan kapur sirih.

Masyarakat mempercayai bahwa dengan menyirih, dapat memperkuat gigi

dan menjauhkan mulut dari berbagai macam penyakit mulut seperti

sariawan, gusi berdarah, dan radang tenggorokan.

Salah satu komponen menyirih yaitu daun sirih, daun sirih telah

dikenal masyarakat sebagai antiseptik (Sari, 2006), antibatuk (Arifin,

1990) dan antibakteri. Sedangkan getahnya dapat menghentikan gusi

berdarah, sakit gigi, obat kumur, mengurangi produksi air susu (Depkes

RI, 1980). Penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian efek

imunomodulator kombinasi ekstrak etanol 70% daun sirih (Piper betle L.)

117 mg/kg BB dan kapur sirih 51 mg/kg BB mencit menunjukkan

aktivitas sebagai imunomodulator (Awalia, 2010).

Umumnya masyarakat menggunakan daun sirih sebagai obat masih

dengan cara yang sederhana, mulai dari penggunaannya yang harus

direbus dahulu, kemudian diminum sarinya. Namun sekarang ini penyajian

demikian itu kurang begitu disukai oleh masyarakat karena dianggap

kurang praktis, sehingga diperlukan inovasi baru untuk meningkatkan

kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan, diantaranya dibuat

sediaan tablet hisap.

Page 22: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

3

Tablet hisap merupakan bentuk sediaan padat berbentuk cakram

yang mengandung bahan obat dan juga umumnya bahan pewangi,

dimaksudkan untuk secara perlahan-lahan melarut dalam rongga mulut

untuk efek setempat (Ansel, 1989). Tablet hisap dipilih karena sebagai

salah satu inovasi baru untuk merintis jalan bagi pengembangan obat-obat

tradisional, bentuk sediaan ini diharapkan dapat disukai karena mudah

dalam penyimpanan dan mudah dalam penggunaannya. Bentuk sediaan ini

juga diharapkan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat

dan benar.

Metode yang digunakan dalam pembuatan tablet hisap ekstrak

daun sirih dan kapur sirih yaitu dengan metode kempa langsung. Metode

ini diharapkan dapat memberikan sifat alir dan kompresibilitas sediaan

yang baik (Banker and Anderson, 1989).

Tablet hisap yang berkualitas baik adalah yang memiliki tingkat

kekerasan yang cukup tinggi, karena sediaan ini akan menghasilkan efek

lokal pada mulut sehingga diperlukan tablet yang cukup keras dan tidak

mudah larut dalam mulut. Dan untuk itu diperlukan bahan pengikat yang

benar-benar bagus untuk menghasilkan tablet hisap yang memenuhi

syarat-syarat tersebut.

Avicel merupakan suatu bahan yang mempunyai potensi besar

sebagai bahan pengikat. Kenaikan konsentrasi avicel, dapat meningkatkan

kekerasan tablet dan memperlama waktu melarut tablet.

Page 23: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

4

Tablet hisap ini dibuat dengan menggunakan bahan pengikat avicel

dengan berbagai variasi konsentrasi. Variasi konsentrasi avicel yang

digunakan diharapkan dapat memberikan formulasi yang optimum untuk

sediaan tablet hisap dari ekstrak daun sirih dan kapur sirih.

Imunomodulator adalah suatu agen atau zat yang dapat

mempengaruhi atau menjaga sistem pertahanan tubuh. Sistem imun tubuh

merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan yang berperan dalam

resistensi terhadap berbagai penyakit terutama infeksi (Baratawidjaja,

2004). Selain ekstrak daun sirih dan kapur sirih diformulasikan dalam

bentuk sediaan tablet hisap, penelitian ini juga ditujukkan untuk

mengetahui efek imunomodulator tablet hisap dari ekstrak daun sirih dan

kapur sirih terhadap kadar CD4 dalam tubuh.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan kapur sirih (CaCO3)

dapat dibuat menjadi sediaan tablet hisap dengan bahan pengikat

avicel ?

2. Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi avicel sebagai bahan

pengikat terhadap sifat fisik tablet ?

3. Apakah sediaan tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan

kapur sirih (CaCO3) dapat mempengaruhi kadar CD4 dalam darah ?

Page 24: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

5

1.3 Hipotesis

1. Ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan kapur sirih (CaCO3) dapat

dibuat menjadi sediaan tablet hisap dengan bahan pengikat avicel.

2. Dapat diperoleh konsentrasi optimal avicel sebagai bahan pengikat

terhadap sifat fisik tablet.

3. Sediaan tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan kapur sirih

(CaCO3) dapat mempengaruhi kadar CD4 dalam darah.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Membuat sediaan tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan

kapur sirih (CaCO3) dengan avicel sebagai bahan pengikat.

2. Mengetahui konsentrasi optimal dari avicel sebagai bahan pengikat

tablet ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan kapur sirih (CaCO3)

sehingga diperoleh sediaan yang baik.

3. Mengetahui apakah tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dan

kapur sirih (CaCO3) dapat mempengaruhi kadar CD4 dalam darah.

Page 25: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

6

1.5 Manfaat Penelitian

Diantara manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Memberikan informasi tentang pengaruh konsentrasi avicel sebagai

bahan pengikat dalam tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper betle L.)

dan kapur sirih (CaCO3).

2. Memberikan informasi tentang pengaruh ekstrak daun sirih (Piper

betle L.) dan kapur sirih (CaCO3) yang dikonsumsi dalam bentuk

sediaan tablet hisap terhadap kadar CD4 dalam darah.

Page 26: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Sirih (Piper betle L.)

2.1.1 Klasifikasi

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman daun sirih adalah

sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Diperales

Suku : Diperaceae

Marga : Piper

Jenis : Piper betle L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Sinonim : Chavica auriculata Miq., C. betle Miq., Artanthe hixagona

(Dalimartha, 2006).

2.1.2 Nama Daerah

Sumatra: Furu kuwe, purokuwo (Enggano), ranub (Aceh), blo, sereh

(Gayo), blo (Alas), belo (Batak Karo), demban (Batak Toba), burangir

(Angkola dan Mandailing), ifan, tafuo (Simalur), afo, lahina,tawuo

(Nias), cabai (Mentawai), ibun, serasa, seweh (Lubu), sireh, sirih, suruh

(Palembang, Minangkabau), jabai (Lampung). Kalimantan: Uwit

(Dayak), buyu (Bulungan), uduh sifa (Kenya), sirih (Sampit), urusipa

(Seputan). Jawa: Seureuh (Sunda), sedah, suruh (Jawa), sere (Madura).

Page 27: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

8

Bali: Base, sedah. Nusatenggara: Nahi (Bima), kuta (Sumba), mota

(Flores), orengi (Ende), taa (Sika), malu (Solor), mokeh (Alor).

Sulawesi: Ganjang, gapura (Bugis), baulu (Bare), buya, dondili (Buol),

bolu (Parigi), komba (Selayar), lalama, sangi (Talaud). Maluku: Ani Ani

(Hok), papek, raunge, rambika (Alfuru), nein (Bonfia), kakina (Waru),

kamu (Piru, Sapalewa), amu (Rumakai, Elpaputi, Ambon, Ulias), garmo

(Buru), bido (Bacan). Irian: Reman (Wendebi), manaw (Makimi),

namuera (Saberi), eouwon (Armahi), nai wadok (Sarmi), mera (Sewan),

mirtan (Berik), afo (Sentani), wangi (Sawe), freedor (Awija), dedami

(Marind). Indonesia: Sirih (Depkes RI, 1980).

2.1.3 Pertelaan

Tanaman sirih merupakan tumbuhan memanjat, tinggi 5 m sampai

15 m. Helaian daun berbentuk bundar telur atau bundar telur lonjong,

pada bagian pangkal berbentuk jantung atau agak bundar, tulang daun

bagian bawah gundul atau berambut sangat pendek, tebal, berwarna

putih, panjang 5 cm sampai 18 cm, lebar 2,5 cm sampai 10,5 cm. Bunga

berbentuk bulir, berdiri sendiri di ujung cabang dan berhadapan dengan

daun. Daun pelindung berbentuk lingkaran, bundar telur terbalik atau

lonjong, panjang kira-kira 1 mm. Bulir jantan, panjang gagang 1,5 cm

sampai 3 cm, benang sari sangat pendek. Bulir betina, panjang gagang

2,5 cm sampai 6 cm. Kepala putik 3 sampai 5. Buah buni, bulat, dengan

ujung gundul. Bulir masak berambut kelabu, rapat, tebal 1 cm sampai 1,5

cm. Biji membentuk lingkaran (Depkes RI, 1980).

Page 28: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

9

2.1.4 Ekologi dan Penyebaran

Sirih ditemukan di bagian timur pantai Afrika, di sekitar pulau

Zanzibar, daerah sekitar sungai Indus ke timur menelusuri sungai Yang

Tse Kiang, kepulauan Bonin, kepulauan Fiji dan kepulauan Indonesia.

Sirih tersebar di Nusantara dalam skala yang tidak terlalu luas. Di Jawa

tumbuh liar di hutan jati atau hutan hujan sampai ketinggian 300 m diatas

permukaan laut. Untuk memperoleh pertumbuhan yang baik diperlukan

tanah yang kaya akan humus, subur dan pengairan yang baik (Depkes RI,

1980).

2.1.5 Budidaya

Tanaman ini dapat diperbanyak dengan stek. Stek diambil dari

sulur yang tumbuh dari bagian ujung atas sepanjang 40 cm sampai 50 cm.

Untuk pertumbuhannya, sirih memerlukan sandaran pohon hidup seperti

dadap, kapok randu, kelor, waru atau gamal. Stek atau stump dari pohon-

pohon ini disiapkan penanamannya dalam musim hujan sebelum menanam

sirih. Sandaran ditanam dengan jarak 1,5 m dengan panjang stek atau

stump 3 m atau 4 m. Tiap selang dua baris dibuat selokan atau parit untuk

mengalirkan air karena sirih tidak tahan terhadap tanah yang terlalu basah.

Selokan ini digunakan juga untuk mengairi sirih di musim kemarau,

karena dalam keadaan kering pembentukan daunnya akan berkurang atau

berhenti sama sekali.

Page 29: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

10

Sirih dapat juga dipanjatkan langsung pada pohon hidup yang

sudah ada seperti pohon aren, pohon pinang, atau pohon kelapa. Bila

sandaran sudah berakar baik, pada permulaan musim hujan dibuat lubang

sekitar sandaran. Stek sirih ditanam sepanjang dua buku dan sisanya

diikatkan pada tiang sandaran. Cara lain ialah dengan memotong sulur

panjang yang sudah dewasa pada pangkalnya, daunnya dihilangkan,

kemudian sulur ini dibagi menjadi 3 atau 4 bagian dan ditanam secara

mendatar. Setelah stek itu berakar, biasanya cukup tiga sulur saja yang

dibiarkan tumbuh dan memanjat keatas. Dengan pemeliharaan yang cukup

baik, sirih akan bertahan selama bertahun-tahun dengan tetap memberikan

hasil yang cukup baik. Dari ketiak daun akan tumbuh cabang dan ranting

yang menggantung dan bagian inilah yang akan dipanen. Bila tanaman

telah berumur satu tahun, panen dapat dimulai.

Produksi tertinggi akan diperoleh apabila sirih telah mencapai

ujung sandarannya. Yang dipanen adalah daun yang berasal dari sulur

yang menggantung sebanyak 3 atau 4 ruas. Panen dilakukan pada waktu

pagi sekali ketika daunnya masih segar. Bila tanaman telah terkena cahaya

matahari, warnanya akan berubah menjadi kuning kehijauan dan bila

dikunyah terasa lebih pedas. Bila sirih tumbuh di tempat yang teduh,

daunnya berbentuk panjang, lemas, berwarna hijau segar dan tidak begitu

pedas. Di samping pengaruh cahaya matahari, macam pupuk juga

mempengaruhi rasa daun. Dianjurkan untuk menggunakan pupuk kotoran

ayam, karena sifatnya dingin dan daun yang dihasilkan berwarna kuning

muda. Jika digunakan pupuk kotoran kuda, sapi atau kerbau, daunnya

Page 30: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

11

berwarna kuning tua. Sulur yang telah dipanen diikat dan dikemas dalam

keranjang. Cara lain ialah dengan melepas daun dari sulurnya, kemudian

tiap 25 lembar diikat menjadi satu. Untuk dikirim ke tempat lain, daun

dibungkus dengan daun pisang dan bila perlu dibungkus lagi dengan

pelepah pisang (gedebok) (Depkes RI, 1980).

2.1.6 Kandungan Kimia

Daun sirih mengandung banyak minyak atsiri yang terdiri dari

hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metil eugenol, karvakrol,

terpinen, seskuiterpen, fenilpropan, tanin (Depkes RI, 1980). Sirih

mengandung 1-4,2% minyak atsiri; hidroksikavicol; 7,2-16,7% kavicol;

2,7-6,2%, kavibetol; 0-9,6% allypyrokatekol; 2,2-5,6% karvakol; 26,8-

42,5% eugenol; eugenol metil eter; 4,2-15,8% eugenol metil eter; 1,2-

2,5% p-cymene; 2,4–4,8% cineole; 3-9,8% caryophyllene; dan 2,4-15,8%

cadinene. Selain itu, sirih juga mengandung estragol, terpennena,

seskuiterpena, fenil propana, tanin, diastase, gula, dan pati (Hariana,

2008).

2.1.7 Khasiat dan Kegunaan

Khasiat daun sirih adalah sebagai anti sariawan, anti batuk, dan

antiseptik (Depkes RI, 1980). Selain itu juga sebagai antiradang,

karminatif, dan menghilangkan gatal. Efek zat aktif eugenol (daun) untuk

mencegah ejakulasi, mematikan jamur Candida albicans yang

merupakan penyebab keputihan, antikejang, analgetik. Tanin (daun)

untuk mengurangi sekresi cairan pada vagina, pelindung hati, antidiare,

dan antimutagenik (Standar of ASEAN, 1993 dan Hariana, 2008).

Page 31: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

12

Daun sirih mempunyai efek sebagai antibakteri karena

mengandung banyak senyawa fenol sehingga dapat membunuh kuman-

kuman penyebab penyakit. Secara tradisional, daun sirih memang

disebutkan sebagai obat sariawan namun belum diketahui bagaimana

mekanisme kerjanya, sebagai antibakteri atau berfungsi lain. Karvakrol

bersifat sebagai desinfektan dan anti jamur sehingga bisa digunakan

untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Zat lainnya yaitu

eugenol dan metil eugenol yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa

sakit pada gigi (Depkes RI, 2000).

2.1.8 Efek Farmakologi

Piperis Folium mempunyai efek sebagai antibakteri karena

kandungan kimia Piperis Folium mengandung banyak senyawa fenol

dapat membunuh kuman-kuman penyebab penyakit. Sehingga dengan

matinya bakteri akan sembuh penyakit yang disebabkannya dan akan

hilang pula bau yang ditimbulkannya. Peranan Piperis Folium dalam

pengobatan kerusakan gigi adalah sebagai antibakteri walaupun tidak

menutup kemungkinan tambahan peranan bau khas kandungan kimia

Piperis Folium menutupi bau yang tidak enak akibat pembusukan di

mulut. Bau mulut tidak hanya disebabkan oleh kerusakan pada gigi,

namun juga dapat disebabkan oleh organ tubuh bagian dalam, seperti

lambung.

Page 32: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

13

Secara tradisional, Piperis Folium memang disebutkan sebagai

obat sariawan, namun belum diketahui bagaimana mekanisme kerjanya,

sebagai antibakteri atau berfungsi lain. Tanaman Piper betle mengandung

minyak atsiri salah satu diantara komponennya adalah kavakrol. Kavakrol

bersifat sebagai desinfektan, antijamur, sehingga bisa digunakan untuk

obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Zat lainnya yaitu eugenol

dan metil-eugenol, dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada gigi

(Depkes RI, 2000).

2.2 Deskripsi Kapur Sirih

Kapur atau cunam (kapur mati) berwarna putih likat seperti krim

yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang telah dibakar. Hasil dari

debu cangkang tersebut perlu dicampurkan air untuk mempermudah bila

dioleskan ke atas daun sirih. Kapur dapat diperoleh dengan membakar batu

kapur (kalsium karbonat/CaCO3). Apabila dibakar dengan suhu tertentu

CaCO3 dapat mengeluarkan gas yang disebut dengan karbondioksida

(CO2) dan menjadi kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida kemudian

dicampur dengan sedikit air yang menyebabkan CaO menyerap dan

mengembang, selain menghasilkan panas serta menjadi serbuk kapur yang

dikenal sebagai kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Proses tersebut disebut

dengan tindakan air (slaking) dan serbuk kapur adalah kapur terhidrat.

Serbuk kapur akan menjadi cair jika campuran airnya berlebihan. Serbuk

kapur jika didiamkan terlalu lama, kandungan airnya akan hilang dan

Page 33: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

14

mengikat karbondioksida di udara sehingga kembali menjadi kalsium

karbonat seperti semula (Perpustakaan Negara Malaysia, 2001).

Kapur sirih telah digunakan sejak dahulu sebagai salah satu

komponen untuk menyirih. Dengan menyirih, dipercaya dapat

meningkatkan daya tahan tubuh (imunomodulator), dapat mencegah

kerusakan gigi, membasmi cacing dan berkhasiat juga sebagai aprodisiaka.

Kapur sirih mempunyai rumus kimia CaCO3 yang dengan adanya faktor

lingkungan dapat menjadi CaO dan Ca(OH)2.

2.2.1 Kandungan dan Manfaat

Kapur sirih mempunyai rumus kimia CaCO3, sehingga kandungan

utama dari kapur sirih adalah kalsium. Secara umum, kalsium merupakan

mineral yang amat penting bagi manusia terutama sebagai pembentuk

massa tulang.

Kapur sirih bisa digunakan sebagai obat bersamaan dengan bahan

lain, seperti untuk mengatasi batuk selesma, gusi bengkak, bisul, masalah

haid, digigit serangga serta penyakit kulit misalnya panu, kurap, kutil

(Perpustakaan Negara Malaysia, 2001).

Page 34: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

15

2.3 Simplisia

2.3.1Definisi Simplisia

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat dan belum

mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, berupa

bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi tiga golongan,

yaitu simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelikan/mineral.

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian

tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Eksudat

tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau

dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman

dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara

tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. Simplisia hewani adalah

simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh

hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Simplisia pelikan atau

mineral adalah simplisia yang berupa bahan pelikan atau mineral yang

belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni

(Depkes RI, 1979).

Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh

mengandung lendir, atau menunjukkan adanya kerusakan. Sebelum

diserbukkan, simplisia nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau

pengotoran lain yang berasal dari tanah maupun benda anorganik asing

(Depkes RI, 1995).

Page 35: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

16

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Simplisia

Kualitas simplisia dipengaruhi oleh faktor bahan baku dan proses

pembuatannya.

a. Bahan baku simplisia

Berdasarkan bahan bakunya, simplisia dapat diperoleh dari

tanaman liar dan atau dari tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia

diambil dari tanaman budidaya maka keseragaman umur, masa panen,

dan galur (asal usul, garis keturunan) tanaman dapat dipantau.

Sementara jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan

variabilitas yang tidak bisa dikendalikan seperti asal tanaman, umur,

dan tempat tumbuh.

b. Proses pembuatan simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun

tahapan tersebut dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah,

pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering,

pengepakan, dan penyimpanan.

1) Pengumpulan bahan baku

Tahapan pengumpulan bahan baku sangat menentukan

kualitas bahan baku. Faktor yang paling berperan dalam tahapan

ini adalah masa panen. Berdasarkan garis besar pedoman panen,

pengambilan bahan baku tanaman dilakukan pada saat yang

berbeda-beda untuk setiap bagian tumbuhan, seperti biji, buah,

bunga, daun atau herba, kulit batang, umbi lapis, rimpang, dan

akar. Panen daun dilakukan pada saat proses fotosintesis

Page 36: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

17

berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman

mulai berbunga atau buah mulai masak.

2) Sortasi basah

Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman

masih segar. Sortasi dilakukan terhadap tanah dan kerikil, rumput-

rumputan, bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang

tidak digunakan, dan bagian tanaman yang rusak (dimakan ulat dan

sebagainya).

3) Pencucian

Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan

kotoran yang melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari

dalam tanah dan juga bahan-bahan yang tercemar pestisida.

4) Pengubahan bentuk

Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah

untuk memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas

permukaan maka bahan baku akan semakin cepat kering.

5) Pengeringan

Proses pengeringan simplisia, terutama bertujuan untuk

menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah

ditumbuhi kapang dan bakteri; menghilangkan aktivitas enzim

yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif; serta

memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya (ringkas,

mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya). Faktor yang

mempengaruhi pengeringan diantaranya adalah waktu

Page 37: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

18

pengeringan, suhu pengeringan, kelembaban udara di sekitar

bahan, kelembaban bahan atau kandungan air dari bahan, ketebalan

bahan yang dikeringkan, sirkulasi udara, dan luas permukaan

bahan.

Pada dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan

secara alamiah dan buatan (Depkes RI, 1985).

1. Pengeringan alamiah

Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam

bagian tanaman yang dikeringkan, dapat dilakukan dua cara

pengeringan :

a. Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakukan

untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras

seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan

mengandung senyawa aktif yang relatif stabil.

b. Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar

matahari langsung. Cara ini terutama digunakan untuk

mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga,

daun, dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif mudah

menguap.

2. Pengeringan buatan

Pengeringan buatan dilakukan dengan menggunakan

suatu alat atau mesin pengering yang suhu kelembaban, tekanan

dan aliran udaranya dapat diatur. Dengan menggunakan

pengeringan buatan dapat diperoleh simplisia dengan mutu yang

Page 38: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

19

lebih baik, karena pengeringan akan lebih merata dan waktu

pengeringan akan lebih cepat tanpa dipengaruhi oleh keadaan

cuaca.

6) Sortasi kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami

proses pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan

yang terlalu gosong, bahan yang rusak, atau dibersihkan dari

kotoran hewan.

7) Pengepakan dan penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka

simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri dan

disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan. Faktor-faktor

yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan adalah cahaya,

oksigen atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara

kandungan aktif dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan

terjadinya proses dehidrasi, pengotoran dan atau pencemaran, baik

yang diakibatkan oleh serangga, kapang atau pengotor yang lain.

Persyaratan wadah untuk penyimpanan simplisia adalah harus inert

(tidak mudah bereaksi dengan bahan lain); tidak beracun; mampu

melindungi bahan simplisia dari cemaran mikroba, kotoran, dan

serangga; mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan

kandungan zat aktif, pengaruh cahaya, oksigen, dan uap air

(Gunawan dan Sri Mulyani, 2004).

Page 39: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

20

2.4 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat

larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.

Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan

senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-

lain. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat

digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-

lain. Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta

stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya,

logam berat, dan derajat keasaman. Dengan diketahuinya senyawa aktif

yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara

ekstraksi yang tepat (Depkes RI, 2000).

Ragam ekstraksi yang tepat sudah tentu bergantung pada tekstur dan

kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi dan pada jenis senyawa

yang diisolasi. Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa

organik dari jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah

dengan mengekstraksi-sinambung serbuk bahan dengan alat soxhlet dengan

menggunakan sederetan pelarut secara berganti-ganti (Harborne, 1987).

2.4.1 Metode ekstraksi (Depkes RI, 2000)

a. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut

1) Cara dingin

- Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

Page 40: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

21

temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi

dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan.

- Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan,

tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh

ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

2) Cara panas

- Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga

dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.

- Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi

kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya

pendingin balik.

Page 41: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

22

- Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu

secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC.

- Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air

(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur

terukur 96-98oC) selama waktu tertentu (15-20 menit).

- Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30oC) dan

temperatur sampai titik didih air.

b. Destilasi uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap

(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air

berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap

dengan fase uap air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri

dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan menguap ikut

terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang

memisah sempurna atau memisah sebagian. Destilasi uap, bahan

(simplisia) benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih, namun

dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.

Destilasi uap dan air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian

dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut

terdestilasi.

Page 42: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

23

2.5 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh

dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia

hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir

semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI,

1995). Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung

etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Jika tidak dinyatakan lain

pada masing-masing monografi tiap mililiter ekstrak mengandung senyawa

aktif dari 1 gram simplisia yang memenuhi syarat. Ekstrak cair yang

cenderung membentuk endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian

yang bening dienaptuangkan (dekantasi). Beningan yang diperoleh

memenuhi persyaratan Farmakope. Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak

yang sesuai (Depkes RI, 2000).

Parameter spesifik ekstrak terdiri dari :

a. Identitas

Memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari

senyawa identitas dengan cara melihat kandungan dari ekstrak yang

dibuat (Depkes RI, 2000).

b. Organoleptik

Mengamati bentuk, warna, bau dan rasa dari ekstrak yang dibuat

(Depkes RI, 2000).

Page 43: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

24

Parameter non spesifik ekstrak terdiri dari :

a. Susut pengeringan

Susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan

pada temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang

dinyatakan sebagai nilai persen (%). Tujuannya untuk memberikan

batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada

proses pengeringan. Nilai untuk susut pengeringan jika tidak dinyatakan

lain adalah kurang dari 10%.

b. Kadar lembab

Kadar lembab adalah pengukuran kandungan lembab yang berada

di dalam bahan. Tujuannya untuk memberikan batasan maksimal

(rentang) tentang besarnya kandungan lembab di dalam bahan. Nilai

untuk kadar lembab sesuai dengan yang tertera dalam monografi.

c. Kadar abu

Untuk penentuan kadar abu, bahan dipanaskan pada temperatur

dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap

sehingga hanya tersisa unsur mineral dan anorganik. Tujuannya adalah

untuk memberikan gambaran tentang kandungan mineral internal dan

eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.

Nilai untuk kadar abu sesuai dengan yang tertera dalam monografi

(Depkes RI, 2000).

Page 44: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

25

2.5.1 Proses Pembuatan Ekstrak

Pembuatan ekstrak melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Pembuatan serbuk simplisia dan klasifikasinya

Proses awal pembuatan ekstrak adalah tahapan pembuatan serbuk

simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk simplisia

dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan tertentu. Proses ini

dapat mempengaruhi mutu ekstrak karena makin halus serbuk

simplisia, proses ekstraksi makin efektif dan efisien, namun makin

halus serbuk maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk

tahapan filtrasi.

b. Cairan pelarut

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang

baik (optimal) untuk kandungan zat aktif sehingga senyawa tersebut

dapat terpisahkan dari senyawa lainnya dan ekstrak hanya

mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan.

Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan

hampir semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama

untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah sebagai

berikut :

1. Selektivitas

2. Kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut

3. Ekonomis

4. Ramah lingkungan

5. Keamanan

Page 45: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

26

c. Separasi dan pemurnian

Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menghilangkan (memisahkan)

senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa

berpengaruh pada senyawa kandungan yang dikehendaki, sehingga

diperoleh ekstrak yang lebih murni. Proses-proses pada tahapan ini

adalah pengendapan, pemisahan dua cairan tak campur, sentrifugasi,

dekantasi, filtrasi, serta proses adsorbsi dan penukar ion.

d. Pemekatan/Penguapan (Vaporasi dan Evaporasi)

Pemekatan berarti peningkatan jumlah partial solute (senyawa

terlarut) dengan cara penguapan pelarut tanpa sampai menjadi kering

tetapi ekstrak hanya menjadi kental/pekat.

e. Pengeringan ekstrak

Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga

menghasilkan serbuk, masa kering-rapuh, tergantung proses dan

peralatan yang digunakan. Ada berbagai proses pengeringan ekstrak,

yaitu dengan cara pengeringan evaporasi, vaporasi, sublimasi,

konveksi, kontak, radiasi, dan dielektrik.

f. Rendemen

Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh

dengan simplisia awal (Depkes RI, 2000).

Page 46: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

27

2.6 Tablet Hisap

2.6.1 Definisi Tablet Hisap

Tablet hisap (lozenges) adalah sediaan padat yang mengandung

bahan tambahan satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar

beraroma dan manis serta dapat membuat tablet melarut atau hancur

perlahan di mulut. Tablet hisap umumnya ditujukan untuk pengobatan

iritasi lokal atau infeksi tenggorokan, dapat juga mengandung bahan aktif

yang dimaksudkan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan. Jenis tablet ini

dirancang agar tidak mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut

atau terkikis secara perlahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang.

Berbeda dengan tablet kempa biasa, pada tablet hisap tidak digunakan

bahan penghancur, bahan yang digunakan sebagian besar adalah bahan

yang bersifat larut dalam air dan mengandung lebih banyak bahan pemanis

(50% dari berat keseluruhan tablet atau lebih) seperti sukrosa, laktosa,

manitol, dekstrosa dan sebagainya. Selain itu pada umumnya tablet hisap

mempunyai diameter yang besar yaitu >12,5 mm dengan berat >700 mg.

Tablet hisap yang baik memiliki kekerasan sebesar 10-20 kg/cm2

(Lachman, 1986).

Tablet hisap didesain untuk memiliki karakteristik disintegrasi dan

disolusi cepat, tablet khas yang dimaksudkan untuk bekerja pada selaput

mukosa mulut dan faring ini biasanya merupakan tablet yang berdiameter

besar (5/8 sampai ¾ inci) dan dikempa dalam rentang bobot 1,5-4,0 g.

Akan tetapi, tablet hisap dapat pula diformulasi dengan tujuan disintegrasi

lambat, seragam, dan disintegrasi atau erosi lancar di sepanjang periode

Page 47: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

28

waktu yang diperpanjang/diperlama (5-10 menit). Bentuk tablet hisap

dapat beragam dan bentuk yang paling umum adalah datar, bulat,

oktagonal (segi delapan), dan bikonveks. Selain itu, ada yang berbentuk

batang (bacilli), yaitu batang pendek atau silinder (Siregar Charles J.P dan

Saleh Wikarsa, 2010).

2.6.2 Bahan Tambahan Tablet Hisap

Bahan tambahan yang diperlukan pada formulasi tablet hisap adalah

bahan pengisi, pengikat, pelincir, pewarna, perasa, dan pemanis. Bahan

tablet harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Lachman, 1986) :

1. Inert secara fisiologi

2. Stabil secara fisika dan kimia

3. Bebas dari mikroba

4. Tidak memiliki kontraindikasi dengan bahan obat

5. Tidak mempengaruhi bioavailabilitas obat

6. Tidak toksik

7. Memenuhi standar farmasetik dalam hal bentuk dan kemurnian.

Bahan tambahan dalam tablet hisap adalah sebagai berikut :

a. Pengisi (Filler)

Bahan tambahan yang diperlukan sebagai pemenuhan

kecukupan massa tablet, dan berfungsi untuk memperbaiki daya

kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu

aliran. Contohnya adalah laktosa, laktosa spray-dried,

maltodekstrin, amilum, manitol, sorbitol, mikrokristalin selulosa,

dan dekstrosa-maltosa (Voight R, 1999).

Page 48: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

29

b. Pengikat (Binder)

Bahan tambahan yang diperlukan untuk memberikan sifat

kohesif terhadap serbuk sehingga dapat membentuk struktur tablet

yang kompak setelah pencetakan dan dapat ditambahkan dalam

bentuk kering, cairan, atau larutan tergantung pada metode

pembuatan tablet hisap. Bahan pengikat kering antara lain :

hidroksi propil metil selulosa, carboxy metil selulosa, etil selulosa,

dan avicel, sedangkan bahan pengikat dalam bentuk basah antara

lain : gom, gelatin, tragakan, dan PVP (Voight R, 1999).

c. Pelincir (Voight R, 1999; Siregar Charles J.P dan Saleh Wikarsa,

2010)

Pelincir dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

1. Pelincir (Glidan)

Bahan yang berfungsi untuk memperbaiki daya luncur masa

atau granulat yang ditabletasi dengan mengurangi gesekan antar

partikel. Contohnya adalah pati (amilum), talk, bahan silikat,

magnesium oksida.

2. Pelicin (Lubricant)

Bahan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara

dinding dalam lubang ruang cetak dengan permukaan sisi tablet.

Contohnya adalah logam stearat, stearowet C, talk, amilum,

natrium benzoat dan natrium klorida, natrium dan magnesium

lauril sulfat, polietilen glikol, gliseril behanat.

Page 49: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

30

3. Anti adhesi (Anti sticking)

Bahan yang berfungsi untuk mencegah lekatnya bahan

yang dikempa pada permukaan punch. Contohnya adalah talk,

amilum maidis, Cab-O-Sil, natrium lauril sulfat, logam stearat.

d. Adsorben

Bahan yang dimaksudkan untuk melindungi bahan

berkhasiat dari pengaruh kelembaban, membantu meningkatkan

homogenitas campuran, menghindari lembab akibat reaksi antara

bahan dalam sediaan bahan tablet. Contohnya adalah aerosil,

avicel, Mg oksida, Mg karbonat, laktosa, bentonit dan kaolin

(Voight R, 1999).

e. Pemanis

Bahan yang digunakan untuk menutupi rasa yang tidak

enak dari bahan lain dalam tablet. Contohnya adalah manitol,

sukrosa, sakarin, aspartam.

f. Pengharum

Bahan yang digunakan untuk menutupi aroma yang tidak

enak dari bahan lain dan menimbulkan aroma tertentu. Contohnya

adalah oleum citri dan oleum menthae piperenthae.

g. Pewarna

Bahan yang digunakan untuk memberi identitas pada

produk, meminimalkan kemungkinan kesimpangsiuran selama

pembuatan, untuk nilai estetik atau nilai pemasarannya. (Siregar

Charles J.P dan Saleh Wikarsa, 2010).

Page 50: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

31

2.6.3 Monografi Bahan Formulasi Tablet Hisap

a. Ekstrak Sirih

Berupa ekstrak etanol sirih (Piper betle L.) yang telah

dikeringkan dengan kadar lembab rata-rata 4,9%.

b. CaCO3

Kalsium karbonat mengandung kalsium setara tidak kurang

dari 98,0% dan tidak lebih dari 100,5% CaCO3.

Pemerian : Serbuk, hablur mikro, putih, tidak berbau, tidak berasa,

stabil di udara.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; kelarutan dalam air meningkat

dengan adanya sedikit garam amonium atau karbon

dioksida, adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan,

tidak larut dalam etanol, larut dalam asam asetat 1 N, dalam

asam klorida 3 N dan dalam asam nitrat 2 N dengan

membentuk gelembung gas.

Berat molekul : 100,09 (Depkes, 1995)

c. Sukrosa

Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna, masa hablur atau

berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis,

stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam

kloroform dan dalam eter.

Rumus kimia : C12H22O11

Page 51: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

32

Berat molekul : 342,30

Kegunaan : Pemanis (Wade, 1994; Depkes, 1995)

d. Manitol

Manitol mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih

dari 101,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

(Depkes, 1995). Manisnya manitol 0,5-0,7 manisnya sukrosa

(Daruwala, 1975).

Pemerian : Serbuk hablur atau granul mengalir bebas, putih, tidak

berbau, rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam larutan basa, sukar larut

dalam piridina, sangat sukar larut dalam etanol, praktis

tidak larut dalam eter.

Rumus kimia : C6H14O6

Berat molekul :182,17

Kegunaan : Pengisi tablet (Wade, 1994; Depkes, 1995)

e. Laktosa

Pemerian : Serbuk atau masa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak

berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi mudah

menyerap bau.

Kelarutan : Mudah (pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut

dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak

larut dalam kloroform dan dalam eter.

Kegunaan : Pengisi tablet (Wade, 1994; Depkes, 1995)

Page 52: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

33

f. Avicel pH 102

Avicel pH 102 merupakan produk aglomerasi dengan distribusi

ukuran partikel yang besar dan menunjukkan sifat alir serta

kompresibilitas yang baik (Banker and Anderson, 1989). Avicel pH 102

merupakan selulosa yang terdepolimerasi parsial berwarna putih, tidak

berasa, tidak berbau, serbuk kristal yang terdiri dari partikel porous,

tidak larut dalam asam encer dan sebagian pelarut organik (Wade,

1994).

g. Mg stearat

Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan

campuran asam-asam organik padat yang diperoleh dari lemak,

terutama terdiri dari magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam

berbagai perbandingan tidak kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3%

MgO.

Pemerian : Serbuk halus, putih, tidak berasa, bau lemah khas, mudah

melekat di kulit, bebas dari butiran.

Kelarutan : Tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter.

Rumus kimia : C36H70MgO4

Kegunaan : Lubrikan tablet

Konsentrasi : 0,25-5% (Wade, 1994; Depkes, 1995)

h. Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang

mengandung sedikit aluminium silikat.

Page 53: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

34

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.

Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari

butiran.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut

Rumus kimia : Mg6(Si2O5)4(OH)4

Kegunaan : Glidan, pengisi tablet, lubrikan tablet

Konsentrasi : Glidan dan lubrikan (1-10%), pengisi (5-30%) (Wade,

1994; Depkes, 1995)

i. Vanilla

Pemerian : Serbuk putih atau agak kuning berbentuk jarum-jarum

kristal dengan aroma dan rasa vanilla.

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam

kloroform, dalam eter, dan dalam larutan alkali hidroksida

tertentu, larut dalam gliserin dan dalam air panas.

Kegunaan : Pengaroma dan perfumery

Diperkirakan jumlah yang dapat diterima per hari sampai dengan 10

mg/kg berat badan (Wade, 1982).

Page 54: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

35

2.6.4 Metode Pembuatan Tablet Hisap

Pembuatan tablet hisap dengan cara pengempaan atau kompresi

dapat dilakukan dengan granulasi basah, granulasi kering, dan kompresi

langsung. Pemilihan metode pembuatan tablet hisap tergantung dari sifat

bahan aktif.

Metode pembuatan tablet hisap dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Metode granulasi basah (Wet granulation)

Metode ini merupakan metode yang terluas digunakan orang

dalam memproduksi tablet kompresi. Granul dibuat melalui

penambahan bahan pengikat dalam bentuk cairan ke dalam campuran

serbuk, kemudian massa serbuk yang lembab digiling dan diayak

hingga diperoleh ukuran granul yang diinginkan. Kelembaban pada

granul dapat dihilangkan melalui proses pengeringan. Tujuan utama

dari proses granulasi ini adalah untuk meningkatkan sifat alir dan

densitas, mengurangi porositas bahan, memudahkan kompresi, menjaga

keseragaman pencampuran massa tablet, mengurangi debu,

meningkatkan pembasahan tablet, serta meningkatkan waktu disolusi

(Ansel, 1989).

b. Metode granulasi kering (Dry granulation)

Pada metode ini granul dibentuk dengan penambahan bahan

pengikat kering ke dalam campuran serbuk obat dan dilakukan dengan

memadatkan massa yang jumlahnya besar, setelah itu dipecah menjadi

pecahan granul yang lebih kecil dan ditambahkan bahan pelicin.

Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah

Page 55: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

36

dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air

atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang

dinaikkan (Ansel, 1989).

c. Kompresi langsung (Direct compression)

Metode ini digunakan untuk bahan-bahan yang mudah mengalir

atau sifat kohesivitasnya tinggi sehingga memungkinkan untuk

langsung dicetak dalam mesin tablet. Pada metode kempa langsung

tidak memerlukan proses pembasahan saat pencampuran antara bahan

berkhasiat dengan bahan penolong dan juga tidak diperlukan bahan

pelicin (Ansel, 1989).

Keuntungan utama dari proses kempa langsung adalah bahwa

bahan obat yang peka lembab, panas, dan stabilitasnya terganggu akibat

operasi granulasi, akan dapat dibuat menjadi tablet. Meskipun

demikian, hanya sedikit bahan obat yang mampu dikomprimasikan

secara langsung tanpa pengolahan awal dan tanpa penambahan bahan

pembantu. Sifat fisik masing-masing bahan menjadi hal kritis, karena

sedikit perubahan dapat mempengaruhi sifat alir dan kempa sehingga

menjadi tidak sesuai lagi untuk dikempa secara langsung.

Page 56: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

37

2.6.5 Parameter Sifat Fisik Massa Tablet

a. Kadar lembab (Voight, 1994)

Pengukuran kadar lembab merupakan hal penting yang harus

dilakukan sebelum melakukan pengempaan serbuk menjadi tablet.

Pengukuran kadar lembab dilakukan dengan menggunakan alat yang

disebut moisture balance.

b. Kompresibilitas

Volume dan bangun timbunan serbuk ditentukan oleh ukuran

partikel dan bentuk partikel. Uji kompresibilitas dilakukan untuk melihat

kemampuan serbuk untuk dapat dikempa sehingga akan menghasilkan

dengan kekerasan yang baik. Uji kompresibilitas dilakukan dengan

menggunakan alat yang disebut bulk density. Persen kompresibilitas

dihitung dengan menggunakan rumus :

% Kompresibilitas = (Bj mampat-Bj bulk) x 100%Bj mampat

Syarat persen kompresibilitas yang baik yaitu tidak lebih dari 20%

Tabel 1. Persentase Kompresibilitas Terhadap Sifat Aliran Serbuk

% Kompresibilitas Sifat Aliran

5-12 Sangat baik

12-18 Baik

18-23 Cukup

23-33 Kurang

33-38 Sangat kurang

>38 Sangat buruk

Page 57: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

38

c. Distribusi ukuran partikel (Lachman, 1994)

Serbuk yang baik akan mengikuti distribusi normal, ukuran dari

butiran-butiran halus dan kasar mempunyai prosentase kecil. Bahan

pengikat yang kuat umumnya menghasilkan persentase ukuran yang lebih

kecil. Distribusi ukuran partikel dilakukan dengan menggunakan alat yang

disebut sieving analyzer.

d. Sifat alir (Voight, 1994; Lachman, 1994; Aulton, 1988)

Untuk menentukan sifat alir berlaku sudut kemiringan aliran (sudut

lereng, sudut tuang, sudut luncur), yang diberikan, jika suatu zat berupa

serbuk mengalir bebas dari sebuah corong membentuk kerucut. Adapun

untuk mengukur sudut henti adalah dengan mengukur tinggi dan

diameter kerucut yang dihasilkan, sedangkan untuk mengukur laju alir

adalah dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sejumlah serbuk

untuk dapat habis melewati corong. Syarat sudut henti yang baik yaitu

tidak lebih dari 30o dan syarat laju alir yang baik yaitu >10 gram/detik.

Tabel 2. Nilai Sudut Henti Terhadap Sifat Alir

Sudut Henti (o) Sifat Aliran

<25 Sangat baik

25-30 Baik

30-40 Cukup

>40 Buruk

Page 58: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

39

Tabel 3. Laju Alir Terhadap Sifat Alir

Laju Alir (gram/detik) Sifat Aliran

>10 Bebas mengalir

4-10 Mudah mengalir

1,6-4 Kohesif

<1,6 Sangat kohesif

2.6.6 Evaluasi Tablet

a. Pemeriksaan organoleptik (Ansel, 1989)

Pemeriksaan organoleptik meliputi warna, bau, rasa, penampilan

(mengkilap atau kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar), derajat

kecacatan seperti serpihan, dan kontaminasi benda padat asing (rambut,

tetesan minyak, kotoran). Warna yang tidak seragam serta adanya

kecacatan pada tablet selain menurunkan nilai estetikanya juga dapat

menimbulkan persepsi adanya ketidakseragaman kandungan dan kualitas

produk yang buruk.

b. Keseragaman bobot (Depkes RI, 1979)

Pada tablet yang didesain mengandung sejumlah obat di dalam

sejumlah formula, bobot tablet yang dibuat harus diperiksa secara rutin

untuk memastikan bahwa setiap tablet mengandung obat dengan jumlah

yang tepat. Syarat keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia

adalah bila bobot rata-rata lebih dari 300 mg, jika ditimbang satu per satu

tidak lebih dari 2 buah tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang

5% dari bobot rata-ratanya, dan tidak ada satu pun tablet yang bobotnya

menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-ratanya.

Page 59: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

40

c. Keseragaman ukuran (Ansel,1989)

Ukuran tablet meliputi diameter dan ketebalan. Ketebalan tablet

berhubungan dengan proses pembuatan tablet. Ketebalan tablet harus

terkontrol sampai perbedaan 5% dari nilai standar. Pengontrolan

ketebalan tablet diperlukan agar diterima oleh konsumen dan dapat

mempermudah pengemasan.

d. Kekerasan (Lachman, 1994)

Tablet harus memiliki kekuatan atau kekerasan tertentu agar tahan

terhadap berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan

dan transportasi. Kekerasan tablet merupakan fungsi dari isi die dan gaya

kompresi. Pada tenaga kompresi yang tetap, kekerasan tablet akan

meningkat dengan menambah isi die. Jika tekanan ditambah, kekerasan

akan meningkat sampai batasan tertentu. Jika tekanan melebihi batas

tersebut akan terjadi capping atau laminating.

e. Keregasan/Friabilitas (Agoes, 2006)

Tablet yang baik memiliki keregasan kurang dari 1%. Keregasan

tablet dinyatakan sebagai selisih bobot sebelum dan sesudah pengujian,

dibagi dengan bobot mula-mula lalu dikali 100%.

f. Waktu hisap (Lachman, 1994)

Waktu hisap adalah waktu yang dibutuhkan oleh sediaan untuk

melarut/terkikis perlahan-lahan di dalam mulut. Syarat waktu hisap untuk

tablet hisap yaitu terkikis perlahan-lahan dalam jangka waktu 30 menit

atau kurang.

Page 60: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

41

2.7 Sistem Imunitas Tubuh

Sistem imun tubuh merupakan gabungan sel, molekul dan jaringan

yang berperan dalam resistensi terhadap berbagai penyakit terutama

infeksi (Baratawidjaja, 2004).

Infeksi yang terjadi pada orang normal umumnya singkat dan

jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh

manusia memiliki suatu sistem yang disebut sistem imun yang

memberikan respons dan melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen

tersebut. Respons imun sangat bergantung pada kemampuan sistem imun

untuk mengenali molekul asing (antigen) yang terdapat pada patogen

potensial dan kemudian membangkitkan reaksi yang tepat untuk

menyingkirkan sumber antigen bersangkutan. Sistem imun dapat

membedakan zat asing (non-self) dari zat yang berasal dari tubuh sendiri

(self). Pada beberapa keadaan patologik, sistem imun tidak dapat

membedakan self dari non-self sehingga sel-sel dalam sistem imun

membentuk zat anti terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Zat anti itu disebut

antibodi (Kresno, 2001).

Page 61: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

42

2.7.1 CD4 (Cluster of Differentiation 4)

CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di

permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD4

pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat

penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia

menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang

seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh

manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4

berkisar antara 31%-60%. Pada orang dengan sistem kekebalan yang

terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama

akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol).

Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada

dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun manusia tidak setiap

saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk

melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen

akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada

tubuh manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah CD4 antara lain meliputi

perbedaan analisis, perbedaan musim, beberapa penyakit bersamaan, dan

penggunaan kortikosteroid. Di samping itu, terdapat pula beberapa faktor

yang dilaporkan memberikan sedikit pengaruh terhadap jumlah nilai CD4

yaitu gender, usia pada orang dewasa, faktor risiko, stres psikologis, stres

fisik, dan kehamilan (Anonim, 2010; Hopkins, 2006; Runggu, 2010).

Page 62: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

43

2.7.2 Imunomodulator

Imunomodulator berasal dari kata “imuno” yang berarti kekebalan

dan “modulator” yang berarti pembawa. Imunomodulator adalah suatu

agen atau zat yang dapat mempengaruhi atau menjaga sistem pertahanan

tubuh. Imunomodulator merupakan obat yang bekerja dengan cara

melakukan modulasi pada sistem imun. Pada individu dengan defisiensi

sistem imun, imunomodulator bekerja dengan cara merangsang

(imunostimulan), sedangkan pada individu dengan reaksi imun berlebih

maka imunomodulator bekerja dengan cara menekan atau menormalkan

(imunosupresan). Imunomodulator bekerja mengoptimalkan pertahanan

tubuh maka secara tidak langsung telah mengatasi atau mengurangi

berbagai keadaan patologis atau gangguan kesehatan lainnya akibat tidak

optimalnya sistem pertahanan tubuh, diantaranya penyakit infeksi, alergi,

kanker, neoplasma jinak ataupun ganas (kanker) (Sunaryo dkk., 2007).

Obat golongan imunomodulator bekerja dengan 3 cara, yaitu melalui :

a. Imunorestorasi

Imunorestorasi ialah suatu cara untuk mengembalikan fungsi

sistem imun yang terganggu dengan memberikan berbagai komponen

sistem imun.

b. Imunostimulasi

Imunostimulasi yang juga disebut imunopotensiasi adalah cara

memperbaiki sistem imun dengan menggunakan bahan yang

merangsang sistem tersebut.

Page 63: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

44

c. Imunosupresan

Imunosupresan merupakan tindakan untuk memperbaiki fungsi

sistem pertahanan tubuh dengan cara menekan respon imun (Anonim,

2004).

2.7.3 Kontrol Pembanding

Imboost® merupakan merk dagang dari imunomodulator dengan

bahan aktif yaitu Echinacea. Imboost® mengandung Echinacea purpurea

250 mg, Zn picolinate 10 mg, dan ekstrak Black eldelberry 400 mg yang

dikemas dalam bentuk sediaan kaplet. Imboost® diindikasikan untuk

membantu memperbaiki daya tahan tubuh dan membantu meredakan

gejala selesma (Anonim, 2010). Echinacea adalah tumbuhan pertama yang

dibuktikan secara ilmiah khasiat stimulasinya terhadap sistem imun (Tjay

Tan Hoan dan Kirana Rahardja, 2002). Echinacea biasa digunakan secara

tradisional sebagai obat herbal yang dipercaya memiliki efek

imunostimulan (Rininger, 2000). Selain itu, Echinacea merupakan suatu

imunomodulator yang dapat merangsang dan menyeimbangkan sistem

imunologi tubuh dalam mengatasi proses peradangan atau infeksi

(Katzung, 2004).

Konstituen kimia dari Echinacea meliputi flavonoid, konstituen

larut lemak (misalnya alkamide, polyancetylene), polisakarida larut air,

dan konjugat caffeoyl yang larut air (misalnya echinacoside, chicoric acid,

caffeic acid). Namun, konstituen yang paling sering disebut mempunyai

khasiat memodulasi sistem imun yaitu chicoric acid, alkamide, dan

polisakarida (Katzung, 2004).

Page 64: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

45

BAB III

KERANGKA KONSEP

PembuatanEkstrak Kental

PembuatanSerbuk

Evaluasi Tablet

1. Daun sirih dan kapur sirih dipergunakan sejak lama oleh masyarakatIndonesia sebagai obat tradisional.

2. Pengembangan bentuk sediaan daun sirih dan kapur sirih yang lebih praktisyaitu dalam bentuk tablet hisap.

Membuat tablet hisap ekstrak etanol sirih dan kapur sirih denganberbagai variasi konsentrasi bahan pengikat dari avicel

Diperoleh konsentrasi optimal avicel yang sesuaidengan persyaratan fisik tablet menurut

Farmakope Indonesia

PembuatanEkstrak Kering

PenapisanFitokimia

DeterminasiTanaman

Formula Tablet Hisap

Mixing

Pembuatan Tablet Hisapdengan Kempa Langsung

Evaluasi Massa Tablet

Uji CD4

T Test

Uji Kesukaan(Hedonic Test)

Anova Test

Page 65: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

46

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Bahan Alam

Farmasi UIN Jakarta, Balitro Bogor, Laboratorium Teknologi Sediaan

Padat Farmasi UIN Jakarta, Laboratorium Farmasi Angkatan Laut Jakarta,

Laboratorium Makmal Terpadu Fakultas Kedokteran UI Salemba.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Maret 2011.

4.2 Alat dan Bahan Penelitian

4.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah blender, neraca analitik, beaker glass,

batang pengaduk, kapas steril, rotary evaporator, refrigerator, cawan

porselen, spatel, krustang, desikator, oven, moisture content balance,

furnace, alat pencetak tablet, gelas ukur, sieving analyzer, stop watch,

corong, statif, jangka sorong, hardness tester, friabilator, tube, vortex,

micropipettor, sysmex pouch 100i, FACSCalibur.

4.2.2 Bahan Penelitian

Simplisia

Simplisia yang digunakan adalah daun sirih (Piper betle L.).

Bahan kimia dan pereaksi

Bahan pelarut untuk ekstraksi adalah etanol 70%.

Page 66: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

47

Bahan untuk penapisan fitokimia adalah ammonia (10%, 25%), kloroform,

HCL (1%, 1:10), pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, aquadest,

lempeng magnesium, HCL pekat, butanol, larutan besi (III) klorida (FeCl3)

1%, pereaksi Stiasny, NaOH 1 N, eter, asam asetat anhidrat, H2SO4 pekat,

pereaksi Libermann-Burchard, petroleum eter.

Bahan untuk pembuatan tablet hisap

Ekstrak kering daun sirih, kapur sirih (CaCO3), sukrosa, manitol, avicel,

laktosa, mg stearat, talk, vanilla.

Bahan untuk uji CD4

Reagen BD Tritest CD4, BD FACS lysing solution.

4.3 Prosedur Penelitian

4.3.1 Pemeriksaan Simplisia (Determinasi)

Simplisia yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih

(Piper betle L.) yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat

Aromatik (BALITRO), Bogor. Sebelum dilakukan penelitian terhadap

tumbuhan, terlebih dahulu dilakukan determinasi untuk mengidentifikasi

jenis dan memastikan kebenaran simplisia. Determinasi dilakukan di

Herbarium Bogoriense, Puslit Biologi Bidang Botani LIPI Cibinong.

4.3.2 Pembuatan Serbuk Simplisia Daun Sirih

Daun sirih segar dibersihkan dari kotoran yang melekat. Daun sirih

tersebut dicuci dengan air mangalir dan terakhir dibilas. Setelah itu daun

sirih dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Daun yang telah kering

Page 67: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

48

dihaluskan dengan blender dan disaring dengan ayakan sehingga diperoleh

simplisia dalam bentuk serbuk.

4.3.3 Penapisan Fitokimia

Serbuk diperiksa secara organoleptis dan dilakukan uji penapisan

fitokimia. Uji penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui ada

tidaknya kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, steroid

dan triterpenoid, minyak atsiri dan kumarin.

Prosedur masing-masing pengujian adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi golongan alkaloid

Sebanyak 2 gram serbuk ditambahkan dengan 5 ml ammonia

25%, digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml etil asetat

dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan

kertas saring. Filtrat berupa larutan organik diambil (sebagai larutan

A), sebagian dari larutan A (10 ml) diekstraksi dengan 10 ml larutan

HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan

bagian atasnya (larutan B). Larutan A diteteskan beberapa tetes pada

kertas saring dan ditetesi dengan pereaksi Dragendorff. Jika terbentuk

warna merah atau jingga pada kertas saring maka hal itu menunjukkan

adanya senyawa golongan alkaloid dalam sampel. Larutan B dibagi

dalam dua tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi

Dragendorff dan pereaksi Mayer. Jika terbentuk endapan merah bata

dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan pereaksi

Mayer maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

Page 68: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

49

b. Identifikasi golongan flavonoid

Sebanyak 1 gram serbuk ditambahkan 50 ml air panas,

dididihkan selama 5 menit, disaring dengan kertas saring, diperoleh

filtrat yang akan digunakan sebagai larutan percobaan. Ke dalam 5 ml

larutan percobaan (dalam tabung reaksi) ditambahkan serbuk atau

lempeng magnesium secukupnya dan 1 ml HCl pekat, serta 5 ml

butanol, dikocok dengan kuat lalu dibiarkan hingga memisah. Jika

terbentuk warna pada lapisan butanol (lapisan atas) maka hal itu

menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid.

c. Identifikasi golongan saponin

Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan

b (identifikasi golongan flavonoid), dimasukkan ke dalam tabung

reaksi dan dikocok secara vertikal selama 10 detik, kemudian

dibiarkan selama 10 menit. Jika dalam tabung reaksi terbentuk busa

yang stabil dan jika ditambahkan 1 tetes HCl 1% busa tetap stabil

maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan saponin.

d. Identifikasi golongan tanin

Sebanyak 2 gram serbuk ditambahkan 100 ml air, dididihkan

selama 15 menit lalu didinginkan dan disaring dengan kertas saring,

filtrat yang diperoleh dibagi menjadi dua bagian. Ke dalam filtrat

pertama ditambahkan 10 ml larutan FeCl3 1%, jika terbentuk warna

biru tua atau hijau kehitaman maka hal itu menunjukkan adanya

senyawa golongan tanin.

Page 69: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

50

Ke dalam filtrat yang kedua ditambahkan 15 ml pereaksi Stiasny

(formaldehid 30% : HCl pekat = 2 : 1), lalu dipanaskan di atas

penangas air sambil digoyang-goyangkan. Jika terbentuk endapan

warna merah muda menunjukkan adanya tanin katekuat. Selanjutnya

endapan disaring, filtrat dijenuhkan dengan serbuk natrium asetat,

ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 1%, jika terbentuk warna

biru tinta maka menunjukkan adanya tanin galat.

e. Identifikasi golongan kuinon

Diambil 5 ml larutan percobaan dari percobaan b (identifikasi

golongan flavonoid), lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1 N. Jika terbentuk warna

merah maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon.

f. Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid

Sebanyak 1 gram serbuk ditambahkan dengan 20 ml eter,

dibiarkan selama 2 jam dalam wadah dengan penutup rapat lalu

disaring dan diambil filtratnya. 5 ml dari filtrat tersebut diuapkan

dalam cawan penguap hingga diperoleh residu/sisa. Ke dalam residu

ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat

(pereaksi Libermann-Burchard). Jika terbentuk warna hijau atau

merah maka hal itu menunjukkan adanya senyawa golongan steroid

dan triterpenoid dalam simplisia tersebut.

Page 70: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

51

g. Identifikasi golongan minyak atsiri

Sebanyak 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi

(volume 20 ml), ditambahkan 10 ml pelarut petroleum eter dan

dipasang corong (yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi

dengan air) pada mulut tabung, dipanaskan selama 10 menit di atas

penangas air dan didinginkan lalu disaring dengan kertas saring.

Filtrat yang diperoleh diuapkan dalam cawan penguap hingga

diperoleh residu. Residu dilarutkan dengan pelarut alkohol sebanyak 5

ml lalu disaring dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dalam

cawan penguap, jika residu berbau aromatik/menyenangkan maka hal

itu menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri.

h. Identifikasi golongan kumarin

Sebanyak 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi

(volume 20 ml), ditambahkan 10 ml pelarut kloroform dan dipasang

corong (yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air)

pada mulut tabung, dipanaskan selama 10 menit di atas penangas air

dan didinginkan lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat yang

diperoleh diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu.

Residu ditambahkan air panas sebanyak 10 ml lalu didinginkan.

Larutan tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,5

ml larutan ammonia (NH4OH) 10%. Lalu diamati di bawah sinar

lampu ultraviolet pada panjang gelombang 365 nm. Jika terjadi

fluoresensi warna biru atau hijau maka hal itu menunjukkan adanya

senyawa golongan kumarin.

Page 71: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

52

4.3.4 Pembuatan Ekstrak Kental

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Serbuk

simplisia dari daun sirih dimaserasi dengan pelarut etanol 70% dan

dilakukan pengocokan sesekali, kemudian diendapkan selama 48 jam, lalu

disaring, sehingga diperoleh filtrat ke-1 dan ampas. Kemudian ampas

dilarutkan kembali dengan pelarut etanol 70%, dilakukan pengocokan

sesekali kemudian didiamkan selama 48 jam dan disaring, diperoleh filtrat

ke-2 dan ampas. Perlakuan tersebut dilakukan hingga filtrat berwarna

bening/jernih. Lalu semua filtrat digabung, dan diuapkan atau dipekatkan

dengan rotary evaporator pada suhu 40-50°C hingga diperoleh ekstrak

kental. Dihitung hasil rendemen ekstrak (hasil perolehan kembali) dengan

rumus :

Bobot ekstrak yang didapat% Rendemen = x 100%

Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi

4.3.5 Karakterisasi Ekstrak

a. Parameter Spesifik

1. Identitas

Memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari

senyawa identitas dengan cara melihat kandungan dari ekstrak yang

dibuat (Anonim, 2000).

2. Organoleptik

Mengamati bentuk, warna, bau dan rasa dari ekstrak yang

dibuat (Anonim, 2000).

Page 72: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

53

b. Parameter Non Spesifik

1. Susut pengeringan

Ekstrak ditimbang secara seksama sebanyak 1 gram sampai 2

gram dan dimasukkan ke dalam botol timbang dangkal bertutup yang

sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105oC selama 30 menit dan

telah ditara. Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan dalam botol

timbang, dengan menggoyangkan botol, hingga merupakan lapisan

setebal lebih kurang 5 mm sampai 10 mm. kemudian dimasukkan ke

dalam oven, dibuka tutupnya, dikeringkan pada suhu 105oC hingga

bobot tetap. Biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam

eksikator hingga suhu kamar. Timbang kembali bobot setelah

pengeringan (Anonim, 2000; Anonim, 1994).

% Susut pengeringan = Berat awal-Berat akhir x 100%Berat awal

2. Kadar lembab

Ditimbang 1 gram ekstrak pada alumunium foil yang telah

ditara. Kemudian dimasukkan ke dalam alat moisture balance. Alat

dihidupkan. Kemudian kadar lembab yang terukur dicatat (Anonim,

2000; Anonim, 1994).

Page 73: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

54

3. Kadar abu

Kurang lebih 2 gram sampai 3 gram ekstrak ditimbang dan

dimasukkan ke dalam krus yang telah dipijarkan dan ditara. Kemudian

dimasukkan ke dalam furnace dan dipijarkan hingga bobot tetap.

Sampel diangkat, didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Jika

dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas

lalu saring dengan kertas saring bebas abu. Pijarkan residu dan kertas

dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan,

pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu terhadap

bahan yang telah dikeringkan di udara (Anonim, 2000; Anonim,

1994).

% Kadar abu = 1 – A – B x 100%C

Dimana : A = Berat ekstrak + wadah awal (gram)

B = Berat ekstrak + wadah akhir (gram)

C = Berat ekstrak (gram)

4.3.6 Pembuatan Ekstrak Kering

Ekstrak kental yang diperoleh ditambahkan dengan avicel pH 102

dengan perbandingan terhadap ekstrak 1,72 : 1. Setelah kering kemudian

ekstrak tersebut digerus dalam lumpang hingga diperoleh serbuk kering

ekstrak.

Page 74: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

55

4.4 Formulasi Tablet Hisap

a. Formula Tablet Hisap

Tabel 4. Formula Tablet Hisap

Catatan : Dosis zat aktif terbagi dalam 3 dosis

b. Pembuatan Tablet

Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan tablet yaitu

menimbang seluruh bahan yang akan digunakan. Massa tablet untuk

masing-masing formula dibuat sebanyak 400 gram untuk mendapatkan

100 buah tablet (@ 4 gram). Ekstrak kering daun sirih dan kapur sirih

dicampur pengisi dan pengikat. Kemudian campuran serbuk diaduk

hingga homogen. Setelah itu, ditambahkan aroma vanilla. Selanjutnya

langkah yang terakhir yaitu dengan menambahkan pelincir, lalu diaduk

hingga homogen. Sebelum dicetak, alat cetak tablet diset terlebih

Bahan Formula (gr)

A B C

Ekstrak kental daun sirih 0,184 0,184 0,184

Avicel 0,317 0,317 0,317

Kapur sirih 0,08 0,08 0,08

Sukrosa 0,8 0,8 0,8

Manitol 1,2 1,2 1,2

Avicel 0,4 0,6 0,8

Laktosa 0,839 0,639 0,439

Mg stearat 0,04 0,04 0,04

Talk 0,04 0,04 0,04

Vanilla 0,1 0,1 0,1

Jumlah Total 4 4 4

Page 75: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

56

dahulu, sesuai dengan bobot pada tiap tablet yaitu 4 gram. Tablet yang

telah dicetak dievaluasi untuk mengetahui mutu fisik tablet.

4.4.1 Evaluasi Massa Tablet

Evaluasi serbuk yang dilakukan meliputi kadar lembab,

kompresibilitas, distribusi ukuran partikel, laju alir, dan sudut henti.

1. Kadar lembab (Voight, 1994)

Sebanyak 1 gram serbuk dimasukkan ke dalam alat moisture

balance, serbuk diratakan dan dibiarkan alat membaca kadar lembab

yang terkandung dalam serbuk.

Syarat : 2-5%

2. Kompresibilitas (Voight, 1994; Aulton, 1988)

Sebanyak 100 gram serbuk ditimbang, kemudian dimasukkan ke

dalam gelas ukur 100 ml dan dicatat volumenya (Vo). Serbuk tersebut

kemudian diketuk-ketukkan sebanyak 500 kali dan dicatat kembali

volume setelah pengetukan (V1). Data yang diperoleh dimasukkan ke

dalam rumus :

% Kompresibilitas = (Vo-V1) x 100%Vo

Syarat : Tidak lebih dari 20%

3. Distribusi ukuran partikel (Voight, 1994)

Masing-masing ayakan pada alat sieving analyzer disusun

berturut-turut mulai dari yang teratas adalah mesh 12, 14, 16, 18, 20,

dan 22. Kemudian serbuk dimasukkan ke dalam alat sieving analyzer.

Alat dihidupkan, kemudian serbuk yang terdapat pada masing-masing

ayakan ditimbang. Lalu dihitung persen bobot serbuk pada masing-

Page 76: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

57

masing ayakan dan dibuat kurva hubungan antara persen bobot serbuk

(sebagai sumbu y) dengan ukuran ayakan (sebagai sumbu x).

4. Laju alir (Lachman, 1994; Aulton, 1988)

Sebanyak 100 gram serbuk ditimbang, kemudian dimasukkan ke

dalam corong yang telah disumbat. Ketika sumbatan dibuka, lalu dicatat

waktu yang diperlukan seluruh serbuk untuk keluar habis melewati

corong.

Kecepatan alir serbuk = Bobot (gr) = 100 grWaktu (detik) t (detik)

Syarat : >10 gram/detik

5. Sudut henti (Aulton, 1988)

Dihitung diameter dan tinggi kerucut yang terbentuk pada

gundukan serbuk pada uji laju alir, kemudian dicari besar sudut henti

dengan rumus :

tan α = 2hd

Dimana : h = tinggi kerucut gundukan serbuk

d = diameter gundukan serbuk

Syarat : Tidak lebih dari 30o

Page 77: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

58

4.4.2 Evaluasi Tablet

1. Pemeriksaan organoleptik

Tablet yang dihasilkan dinilai secara keseluruhan baik

bentuknya maupun warna, aroma, dan rasanya.

2. Uji keseragaman bobot (Depkes RI, 1979)

Ditimbang sebanyak 20 buah tablet yang diambil secara acak,

kemudian dihitung bobot rata-rata tiap tablet.

Syarat : Bila bobot rata-rata lebih dari 300 mg. Jika ditimbang satu per

satu tidak lebih dari 2 buah tablet yang masing-masing bobotnya

menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya. Dan tidak ada 1 pun tablet

yang bobotnya menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-ratanya.

3. Uji keseragaman ukuran (Depkes RI, 1979)

Sebanyak 20 buah tablet yang diambil secara acak, diukur

diameter dan tebal tablet dengan menggunakan jangka sorong.

Syarat : >12,5 mm

4. Uji kekerasan (Parrott, 1971)

Ditimbang sebanyak 10 buah tablet yang diambil secara acak

kemudian ditentukan kekerasannya dengan alat hardness tester. Pada

umumnya tablet hisap memiliki kekerasan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan tablet biasa.

Syarat : 10-20 kg/cm2

Page 78: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

59

5. Uji keregasan/Friabilitas (Agoes, 2006; Lachman, 1994)

Ditimbang sebanyak 20 buah tablet yang diambil secara acak

dan dibersihkan dari debu. Kemudian diletakkan dalam alat friabilator

dan alat dijalankan sebanyak 100 putaran dengan kecepatan 25 rpm.

Syarat : <1%

6. Uji waktu hisap (Lachman, 1994)

Tablet hisap dirancang agar tidak mengalami kehancuran di

dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan dalam jangka

waktu 30 menit atau kurang.

4.5 Uji Kesukaan (Hedonic test)

Uji kesukaan dilakukan terhadap ketiga formula tablet hisap pada

20 orang panelis dewasa baik laki-laki maupun perempuan yang diminta

untuk memberikan penilaian dalam hal rasa dan aroma tablet hisap.

Penilaian dilakukan dengan cara mengisi kuesioner untuk mengetahui

tingkat kesukaan terhadap rasa dan aroma dari masing-masing formula

tablet hisap.

Page 79: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

60

4.6 Uji CD4

a. Panelis

Tiap panelis masing-masing diambil darahnya sebanyak 3 ml,

dengan jumlah panelis sebanyak 8 orang. Dengan 6 orang yang

diberikan tablet hisap ekstrak sirih dan kapur sirih, 1 orang kontrol

positif yang diberikan Imboost® Force, dan 1 orang kontrol negatif yang

tidak diberikan perlakuan.

Panelis harus memenuhi beberapa persyaratan agar dapat berfungsi

sebagai instrumen, antara lain :

1. Panelis yang memiliki kondisi kesehatan yang baik atau orang sehat.

Orang yang menderita sakit, sebaiknya tidak diikutsertakan dalam

pengujian.

2. Panelis yang berjenis kelamin wanita dan tidak dalam keadaan

menstruasi/haid.

3. Panelis yang berumur antara 20-25 tahun.

4. Tidak stress. Karena stress dapat mempengaruhi jumlah CD4 antara

lain melalui aktivitas ß2-adrenergik dan steroid endogen.

b. Pengujian CD4

Sampel darah yang telah diambil dari responden segera diukur

kadar limfositnya dengan alat Sysmex Pouch 100i. 50 µL sampel darah

dimasukkan ke dalam tabung reaksi bertutup dan ditambahkan reagen

BD Tritest TM sebanyak 20 µL sambil tabung digoyangkan secara

perlahan. Tabung reaksi tersebut kemudian diinkubasikan di ruang gelap

selama 15 menit pada suhu ruangan, dan ditambahkan 450 µL lysing

Page 80: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

61

solution ke dalamnya. Tabung reaksi berisi sampel tersebut kemudian

diinkubasikan kembali di lemari pendingin pada suhu 4o selama 15

menit, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam alat FACSCalibur dan

diperoleh nilai CD4 dalam darah.

4.7 Analisa Data

Data hasil uji kesukaan yang diperoleh, dianalisa dengan menggunakan

program pengolahan data statistik SPSS 17. Pada analisa data ini,

ditentukan terlebih dahulu normalitas data dan homogenitas sampel dari

setiap variabel dan dilanjutkan dengan uji parametrik Oneway ANOVA

dengan taraf signifikansi 95% jika data terdistribusi normal dan homogen.

Namun jika data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, maka

dilakukan dengan uji nonparametrik Kruskal Wallis. Apabila ada perbedaan

bermakna, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan antara kelompok uji

(Least Significant Difference atau LSD).

Hipotesis :

Ho : tidak ada perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok

Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok

Pengambilan Keputusan :

Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Adapun data hasil tes CD4 yang diperoleh, dianalisa dengan

menggunakan program pengolahan data statistik SPSS 17 dengan metode

Paired Sampel T Test. Uji ini dilakukan terhadap dua sampel yang

Page 81: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

62

berpasangan (paired), sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah

sampel dengan subyek yang sama, namun mengalami dua perlakuan atau

pengukuran yang berbeda, subyek A akan mendapat perlakuan I kemudian

perlakuan II.

Pengambilan Keputusan :

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

Page 82: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

63

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Identifikasi Serbuk Sirih

Tabel 5. Hasil Identifikasi Serbuk dan Ekstrak Sirih

Golongan Penapisan Serbuk Penapisan Ekstrak

Alkaloid + +

Flavonoid + +

Saponin + +

Tanin + +

Kuinon - -

Steroid - -

Triterpenoid + +

Minyak Atsiri + +

Kumarin + +

Keterangan : (+) = Ada

(-) = Tidak ada

Page 83: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

64

5.1.2 Karakterisasi Ekstrak

Tabel 6. Hasil Karakterisasi Ekstrak

Jenis Karakterisasi

Hasil

Nilai Berdasarkan

Literatur (Depkes RI,

2000; BPOM 2004;

Depkes RI, 1980)

Parameter Spesifik :

a. Identitas

b. Organoleptik

o Bentuk

o Warna

o Bau

o Rasa

Ekstrak Kental

(Piper betle L.)

Kental

Coklat

Khas

Agak pahit dan pedas

Ekstrak Kental

(Piper betle L.)

Kental

Coklat

Khas

Agak pahit dan pedas

Parameter Non

Spesifik :

a. Susut Pengeringan

b. Kadar Lembab

c. Kadar Abu

0,45%

4,9%

5,49%

Tidak lebih dari 10%

Tidak lebih dari 5,4%

Tidak lebih dari 14%

Rendemen 16%

Page 84: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

65

5.1.3 Formula Tablet Hisap

Bahan Formula (gr)

A B C

Ekstrak kental daun

sirih0,184 0,184 0,184

Avicel 0,317 0,317 0,317

Kapur sirih 0,08 0,08 0,08

Sukrosa 0,8 0,8 0,8

Manitol 1,2 1,2 1,2

Avicel 0,4 0,6 0,8

Laktosa 0,839 0,639 0,439

Mg stearat 0,04 0,04 0,04

Talk 0,04 0,04 0,04

Vanilla 0,1 0,1 0,1

Jumlah Total 4 4 4

Catatan : Dosis zat aktif terbagi dalam 3 dosis

5.1.4 Evaluasi Massa Tablet

Tabel 7. Hasil Evaluasi Massa Tablet

Jenis Evaluasi

Formula

Nilai Berdasarkan

Literatur (Voight, 1994;

Aulton, 1988)

A B C

Kadar lembab (%) 2,22 2,82 2,86 2-5%

Kompresibilitas (%) 12,08 12,79 14,41 Tidak lebih dari 20%

Sudut henti (o) 29,37 28,95 27,23 Tidak lebih dari 30Laju alir (gr/detik) 9,89 9,51 9,81 4-10 gr/detik (Mudah

mengalir)

Page 85: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

66

Tabel 8. Hasil Evaluasi Distribusi Ukuran Partikel

Jenis Evaluasi Jumlah Granul (gr)

Formula A Formula B Formula C

Distribusi

ukuran partikel

Bobot

(gr)

Fraksi

(%)

Bobot

(gr)

Fraksi

(%)

Bobot

(gr)

Fraksi

(%)

1.7 mm 1,527 2,156 1,672 2,570 1,820 2,702

1.4 mm 2,828 3,994 1,122 1,724 2,903 4,462

1.18 mm 3,779 5,337 1,336 2,053 3,660 5,434

1 mm4,677 6,606 2,373 3,648 3,359 4,987

850 µm 7,704 10,881 6,177 9,496 7,886 11,709

<850 µm 50,282 71,022 52,366 80,506 47,719 70,855

Grafik Distribusi Ukuran Partikel

Gambar 1. Grafik Distibusi Ukuran Partikel

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

< 850-850μm

850 μm-1μm

1 μm-1.18μm

Ukuranayakan

1.18 μm -1.40 μm

1.40 μm -1.70 μm

> 1.70 μm

Series 1

Series 2

Series 3

BobotGranul

Page 86: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

67

5.1.5 Evaluasi Tablet

Tabel 9. Hasil Evaluasi Tablet

Jenis Evaluasi Formula Nilai BerdasarkanLiteraturA B C

Organoleptik :

-

Bentuk Bundar Bundar Bundar

Warna Putih Putih Putih

Bau

Sirih dan

vanilla

Sirih dan

vanilla

Sirih dan

vanilla

Rasa

Manis sedikit

pedas

Manis sedikit

pedas

Manis sedikit

pedas

Keseragamanbobot

Memenuhisyarat

Memenuhisyarat

Memenuhisyarat

Tidak lebih dari 2 tabletyang bobotnyamenyimpang 5% daribobot rata-ratanya dantidak ada 1 pun tablet yangbobotnya menyimpang 10% dari bobot rata-ratanya(Depkes RI, 1979)

Diameter(mm)

24,85 24,95 24,75 >12,5 mm (Depkes RI,1979)

Kekerasan

(kg/cm2) 13,9 15,9 17,9

10-20 kg/cm2 (Parrott,

1971)

Friabilitas (%) 0,80 0,80 0,81 <1% (Agoes, 2006)

Waktu hisap

(menit) 22,17 32,3 35,46

30 menit atau kurang

(Lachman, 1994)

Page 87: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

68

5.1.6 Uji Kesukaan (Hedonic test)

Tabel 10. Hasil Uji Kesukaan Terhadap Rasa Tablet

RespondenFormula A

10%Formula B

15%Formula C

20%1 SS SS S2 SS S S3 S S S4 S S N5 S S N6 S S N7 S S N8 S S N9 S S N10 S N TS11 S N TS12 S N TS13 N N TS14 N N TS15 N N TS16 N N TS17 N N TS18 TS N TS19 TS TS STS20 TS TS STS

Jumlah

SS : 2 SS : 1 SS : -S : 10 S : 8 S : 3N : 5 N : 9 N : 6TS : 3 TS : 2 TS : 9STS : - STS : - STS : 2

Keterangan : SS : Sangat suka

S : Suka

N : Netral

TS : Tidak suka

STS : Sangat tidak suka

Page 88: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

69

Tabel 11. Hasil Uji Kesukaan Terhadap Aroma Tablet

RespondenFormula A

10%Formula B

15%Formula C

20%1 S S S2 S S S3 S S S4 S S S5 S S S6 S S S7 N N N8 N N N9 N N N10 N N N11 N N N12 N N N13 N N N14 N N N15 N N N16 TS TS TS17 TS TS TS18 TS TS TS19 TS TS TS20 TS TS TS

Jumlah

SS : - SS : - SS : -S : 6 S : 6 S : 6N : 9 N : 9 N : 9TS : 5 TS : 5 TS : 5STS : - STS : - STS : -

Keterangan : SS : Sangat suka

S : Suka

N : Netral

TS : Tidak suka

STS : Sangat tidak suka

Page 89: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

70

5.1.7 Uji CD4

Tabel 12. Persentase CD4 dalam Limfosit

% CD4 dalam Limfosit

Panelis

Sebelum Sesudah

1. 27 31

2. 31 34

3. 33 33

4. 33 35

5. 34 38

6. 37 40

Kontrol (+) 30 33

Kontrol (-) 34 31

Keterangan : Kontrol positif : Panelis diberikan Imboost® Force

Kontrol negatif : Panelis tidak diberikan perlakuan

Grafik Persentase CD4 dalam Limfosit

Gambar 2. Grafik Persentase CD4 dalam Limfosit

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Kontrol(-)

Kontrol(+)

relawan1

relawan2

relawan3

relawan4

relawan5

relawan6

Sebelum

Sesudah

Page 90: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

71

5.2 Pembahasan

Daun sirih (Piper betle L.) yang digunakan dalam penelitian uji efek

imunomodulator ini diperoleh dari satu tempat pembibitan di Balai Penelitian

Tanaman Rempah dan Obat. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan kemungkinan

adanya variasi kandungan kimia tumbuhan yang terlalu besar karena kondisi iklim

dan lingkungan (Depkes RI, 2000). Untuk memastikan kebenaran tanaman

maka dilakukan determinasi tanaman dan hasilnya menunjukkan bahwa tanaman

tersebut adalah Sirih (Piper betle L.) dari familia piperaceae.

Dalam proses penyiapan tanaman, daun sirih yang sudah dicuci cukup

dikeringkan dengan diangin-anginkan tanpa dilakukan perajangan karena

dikhawatirkan kandungan minyak atsiri dan kandungan kimia yang lain akan

berkurang dengan perajangan (Gunawan dan Sri Mulyani, 2004). Simplisia yang

telah kering kemudian dilakukan penyerbukan. Serbuk simplisia daun sirih

kemudian dimaserasi menggunakan pelarut etanol 70%.

Untuk mengekstraksi serbuk sirih, metode yang digunakan adalah metode

maserasi. Metode maserasi dipilih karena dapat memisahkan zat-zat aktif yang

terdapat dalam serbuk sirih secara sempurna sehingga diperoleh senyawa-senyawa

yang terkandung di dalam tanaman, selain itu penggunaan metode ini didasarkan

pada keuntungan yang diberikan baik dari segi efisiensi waktu, pengerjaan dan

peralatan yang sederhana serta tidak merusak zat-zat yang tidak tahan dengan

pemanasan (Depkes RI, 2000). Karena pada metode maserasi ini dilakukan secara

berulang sampai diperoleh filtrat yang jernih, diharapkan kandungan kimia dapat

tertarik lebih banyak.

Page 91: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

72

Adapun pemilihan pelarut etanol 70% didasarkan karena etanol memiliki

beberapa keuntungan, diantaranya yaitu lebih selektif dalam pemisahan zat aktif

yang terkandung dalam tanaman, dapat menjaga proses ekstraksi agar tidak

mudah ditumbuhi kapang dan bakteri, menghasilkan absorbsi yang baik, netral

dan dapat dicampur dengan segala pembanding serta panas yang diperlukan untuk

pemekatan relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pelarut lain (Depkes RI,

2000). Selain itu etanol 70% juga dapat melarutkan senyawa organik baik yang

bersifat polar maupun non polar.

Tahap selanjutnya yaitu proses pengentalan yang dilakukan dengan

menggunakan alat rotary evaporator. Prinsip utama alat ini terletak pada

penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu di bawah titik

didihnya. Rotary evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut

dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak

oleh suhu yang tinggi. Dalam penelitian ini diperoleh nilai rendemen ekstrak

sebesar 16%. Nilai ini memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan yaitu tidak

kurang dari 10,2% (Badan POM RI, 2004).

Ekstrak distandarisasi dengan pengujian parameter spesifik yaitu identitas

dan pemeriksaan organoleptik. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan,

diperoleh bentuk ekstrak yang kental, berwarna hijau, baunya khas dan memiliki

rasa yang agak pahit dan pedas.

Pengujian parameter non spesifik ekstrak dilakukan dengan mengukur

susut pengeringan, kadar lembab, dan kadar abu. Penetapan susut pengeringan

bertujuan untuk memberikan batasan maksimal besarnya senyawa yang hilang

pada proses pengeringan. Syarat untuk susut pengeringan jika tidak dinyatakan

Page 92: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

73

lain adalah tidak lebih dari 10% (Depkes RI, 2000). Hasil pengukuran susut

pengeringan adalah sebesar 0,45%, nilai ini memenuhi syarat sehingga dapat

dikatakan bahwa tidak banyak senyawa yang hilang saat proses pengeringan.

Parameter non spesifik yang kedua adalah kadar lembab. Pengukuran kadar

lembab pada ekstrak bertujuan untuk memberikan batas minimal besarnya

kandungan lembab di dalam ekstrak. Syarat kadar lembab untuk ekstrak kental

daun sirih adalah tidak lebih dari 5,4% (Badan POM RI, 2004). Hasil dari

pengukuran kadar lembab ekstrak etanol 70% daun sirih adalah sebesar 4,9%.

Nilai ini menunjukkan bahwa kadar lembab yang terkandung di dalam ekstrak uji

masih dalam batas yang disyaratkan. Pengujian parameter non spesifik yang

berikutnya adalah penetapan kadar abu yang bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari

proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Syarat kadar abu untuk ekstrak kental

daun sirih adalah tidak lebih dari 14% (Depkes RI, 1980). Hasil dari pengukuran

kadar abu adalah sebesar 5,49%, nilai ini memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui senyawa-senyawa yang

terkandung dalam ekstrak etanol 70% daun sirih. Dari hasil yang diperoleh pada

uji penapisan fitokimia ekstrak etanol 70% daun sirih menunjukkan adanya

kandungan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, minyak atsiri, dan kumarin.

Tahap selanjutnya yaitu pembuatan tablet. Tablet dibuat dalam tiga

formula dengan memvariasikan konsentrasi avicel sebagai pengikat. Formula A

mengandung avicel 10%, formula B 15% dan formula C 20%. Adapun bahan-

bahan yang dipilih dalam pembuatan tablet yaitu ekstrak sirih (Piper betle L.),

kapur sirih (CaCO3), sukrosa, manitol, laktosa, avicel, mg stearat, talk, vanilla,

Page 93: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

74

kemudian dilakukan pencampuran seluruh bahan, kemudian dilakukan evaluasi

terhadap massa tablet. Evaluasi tersebut meliputi : uji kadar lembab,

kompresibilitas, distribusi ukuran partikel, sudut henti dan laju alirnya.

Hasil evaluasi kadar lembab rata-rata massa tablet pada ketiga formula,

yaitu pada formula A 2,22%, formula B 2,82%, dan untuk formula C sebesar

2,86%. Kadar ini memenuhi persyaratan kadar lembab massa tablet yang baik

yaitu 2-5% (Voight, 1994), sehingga diharapkan tablet hisap yang dihasilkan baik

dan tidak rapuh. Karena jika kadar lembab massa tablet lebih dari persyaratan

yang telah ditentukan, yaitu >5% maka tablet yang dihasilkan akan menjadi

lembab. Karena kadar lembab menentukan stabilitas ekstrak dan bentuk sediaan

selanjutnya. Biasanya kadar lembab yang cukup beresiko adalah lebih dari 10%

(Aziz, 2010).

Uji kompresibilitas bertujuan untuk membentuk massa yang stabil dan

kompak jika diberi tekanan. Hasil evaluasi yang diperoleh pada uji

kompresibilitas untuk formula A yaitu 12,08%, formula B 12,79%, dan formula C

14,41%. Adapun syarat untuk kompresibilitas serbuk yang baik adalah 5-15%

(Aulton, 1988). Berarti hasil yang telah diperoleh pada ketiga formula memenuhi

persyaratan uji kompresibilitas.

Hasil evaluasi pada uji laju alir serbuk untuk formula A sebesar 9,89

gram/detik, formula B 9,51 gram/detik, dan untuk formula C sebesar 9,81

gram/detik. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing ketiga formula ini

memiliki sifat mudah mengalir. Sedangkan nilai sudut henti untuk formula A

sebesar 29,37o, formula B 28,95o, dan untuk formula C sebesar 27,23o. Hal ini

menunjukkan bahwa masing-masing ketiga formula ini memiliki sifat aliran

Page 94: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

75

serbuk yang baik. Hal ini mendukung bahwa karakteristik serbuk memenuhi

syarat. Syarat sudut henti yang baik adalah 25-30o dan syarat laju alir yang baik

adalah 4-10 gram/detik serbuk mudah mengalir. Hasil dari evaluasi sifat alir

menunjukkan bahwa serbuk yang dihasilkan mudah mengalir, karena semakin

tinggi konsentrasi pengikat maka semakin tinggi daya ikat antar partikel serbuk

dan semakin sedikit jumlah fines sehingga serbuk yang dihasilkan akan mudah

mengalir dan diharapkan dapat diperoleh keseragaman bobot dan keseragaman

ukuran tablet hisap yang baik.

Distribusi ukuran partikel yang baik adalah mengandung tidak lebih dari

10% serbuk halus (fines). Distribusi ukuran partikel serbuk dapat mempengaruhi

kerenyahan tablet dan daya mengalir serbuk yang dapat mempengaruhi bobot

rata-rata tablet, variasi bobot, dan waktu hancur tablet. Hasil evaluasi dari ketiga

formula menunjukkan distribusi ukuran partikel mengandung lebih dari 10%

serbuk berukuran <850 µm.

Setelah dilakukan evaluasi terhadap serbuk, tahap yang dilakukan

selanjutnya yaitu proses pencetakan tablet dengan metode kempa langsung.

Metode ini digunakan karena pada uji pendahuluan dengan metode granulasi

basah menghasilkan sediaan tablet hisap yang lengket. Disamping itu, keuntungan

dari metode ini adalah dapat digunakan untuk zat yang tidak tahan lembab, lebih

ekonomis, dan pengerjaannya relatif lebih mudah karena tidak melewati proses

granulasi. Hasil dari pencetakan tablet kemudian dievaluasi organoleptiknya baik

dari rasanya maupun dari aromanya. Dari ketiga formula tablet hisap ini,

menunjukkan hasil yang relatif baik.

Page 95: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

76

Selanjutnya dilakukan evaluasi tablet yang meliputi uji keseragaman

bobot, keseragaman ukuran, friabilitas, kekerasan, dan waktu hisap serta uji kadar

CD4 dalam darah.

Syarat keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia, jika ditimbang

satu persatu tidak boleh lebih dari dua buah tablet yang masing-masing bobotnya

menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 5% dan tidak satu pun tablet yang

bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari 10%. Dari ketiga

formula, hasil evaluasi uji keseragaman bobot menunjukkan bahwa tidak lebih

dari dua buah tablet yang menyimpang lebih dari 5% dan tidak ada satu pun tablet

yang menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-rata.

Hasil evaluasi uji keseragaman ukuran dari tablet hisap ekstrak sirih dan

kapur sirih untuk ketiga formula menunjukkan perbedaan keseragaman ukuran

yang kecil. Syarat keseragaman ukuran tablet adalah diameternya >12,5 mm

(Depkes RI, 1979). Hasil diameter tablet untuk masing-masing ketiga formula

yaitu pada formula A 24,85 mm, formula B 24,95 mm, dan formula C 24,75 mm.

Syarat dari uji keregasan atau friabilitas tablet hisap adalah <1% (Agoes,

2006; Lachman, 1994). Uji ini dilakukan untuk menggambarkan kekuatan tablet

yang berhubungan dengan kekuatan ikatan partikel pada bagian tepi atau

permukaan tablet (Kuswahyuning, 2005). Dari hasil uji friabilitas yang dilakukan

terhadap ketiga formula memenuhi syarat, yaitu dengan nilai friabilitas untuk

formula A 0,80%, formula B 0,80%, dan formula C 0,81%.

Page 96: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

77

Syarat dari kekerasan tablet hisap adalah 10-20 kg/cm2 (Parrot, 1971). Uji

ini dilakukan untuk menggambarkan ketahanan tablet terhadap tekanan,

goncangan, maupun pengikisan selama proses produksi, pengemasan, transportasi

ataupun distribusi (Kuswahyuning, 2005). Hasil uji kekerasan dari ketiga formula

memenuhi syarat. Diperoleh 13,9 kg/cm2 untuk formula A, 15,9 kg/cm2 untuk

formula B, dan 17,9 kg/cm2 untuk formula C.

Syarat untuk tablet hisap adalah tidak hancur dalam mulut tetapi larut atau

terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang, sedangkan

syarat waktu hancur untuk tablet biasa adalah <15 menit (Lachman, 1994). Dari

hasil evaluasi yang didapat formula B dan C menunjukkan waktu hisap yang lebih

lama yaitu 32 menit 3 detik untuk formula B dan 35 menit 46 detik untuk formula

C. Sedangkan waktu hisap tablet pada formula A lebih memenuhi syarat, yaitu 22

menit 17 detik. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dengan peningkatan

konsentrasi avicel yang digunakan sebagai bahan pengikat, maka akan

memperlambat waktu hisap tablet yang dihasilkan.

Uji kesukaan atau uji hedonik adalah salah satu uji penerimaan produk.

Pengujian kesukaan oleh panelis dilakukan melalui uji organoleptik terhadap

pengaruh rasa dan aroma tablet hisap yang dihasilkan. Berdasarkan hasil penilaian

20 orang panelis, tingkat kesukaan terhadap rasa dan aroma tablet hisap sangat

berpengaruh terhadap formula tablet hisap yang paling disukai.

Hasil uji kesukaan atau uji hedonik panelis terhadap rasa tablet hisap

diolah menggunakan SPSS 17 dengan uji Oneway ANOVA untuk melihat

perbedaan bermakna terhadap uji waktu hisap antara ketiga formula. Dari hasil uji

SPSS menggunakan one-sample kolmogorov smirnov test terlihat bahwa nilai

Page 97: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

78

probabilitas 0.520. Karena nilai probabilitas >0.05, berarti data hasil uji kesukaan

panelis terhadap rasa tablet hisap menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi

normal. Sedangkan untuk mengetahui bahwa data uji kesukaan panelis terhadap

rasa tablet hisap memiliki varians yang sama, maka dilakukan pula test

homogeneity variances terlihat bahwa nilai probabilitas 0.409. karena nilai

probabilitas >0.05, maka Ho diterima atau ketiga varians sama. Dengan demikian,

asumsi kesamaan varians untuk uji ANOVA sudah terpenuhi. Pada descriptive

ANOVA, terlihat perbedaan rata-rata pada ketiga formula. Formula A memiliki

rata-rata nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan formula B dan C.

Data analisa statistik uji kesukaan menunjukkan bahwa formula yang

paling diminati oleh panelis dalam hal rasa adalah formula A. Disamping itu

diantara ketiga formula, formula A yang paling memenuhi syarat dalam hal

kekerasan dan waktu hisapnya. Oleh karena itu, tablet formula inilah yang

selanjutnya akan digunakan dalam uji CD4.

CD4 (Cluster of Differentiation 4) adalah sebuah marker atau penanda

yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.

CD4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting,

karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya

sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi

infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Hasil tes CD4 dapat berubah-ubah yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain waktu pengambilan darah, faktor

fisik pasien, maupun faktor kondisi kejiwaan pasien. Oleh karena itu, darah

diambil pada jam yang sama dan dilakukan di laboratorium yang sama untuk

meminimalisasi faktor kesalahan.

Page 98: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

79

Metode yang digunakan dalam pengujian efek imunomodulator pada

penelitian ini adalah dengan melihat perubahan kadar CD4 dalam darah panelis

yang mengkonsumsi tablet hisap selama 5 hari berturut-turut. Pemilihan CD4

dalam pengujian efek imunomodulator ini dikarenakan kadar CD4 dapat

menunjukkan kekuatan sistem kekebalan tubuh.

Pada penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok

uji yang diberikan tablet hisap ekstrak sirih dan kapur sirih, kelompok kontrol

positif yang diberikan Imboost® Force yang banyak beredar dipasaran dan telah

mengalami uji klinik serta kelompok negatif yang tidak diberikan perlakuan.

Untuk kelompok uji, diberikan tablet dengan aturan pakai 3 kali sehari sedangkan

untuk kontrol positif diberikan dengan aturan pakai 1 kali sehari.

Dari analisa statistik yang dilakukan terhadap % CD4 dalam limfosit,

diketahui bahwa hasil uji T-Test menunjukkan bahwa data kadar CD4 dalam

limfosit berbeda secara nyata antara sebelum dan sesudah perlakuan (ρ <0.05)

maka Ho ditolak. Berarti, tablet hisap yang dibuat dari ekstrak sirih dan kapur

sirih berperan dalam meningkatkan kadar limfosit dalam darah. Dari data ini

kemudian dibandingkan dengan kontrol positif dan negatif, diperoleh bahwa data

sampel sesudah perlakuan tidak menunjukkan perbedaan secara signifikan antara

data sampel dengan kontrol positif (ρ >0.05), akan tetapi menunjukkan perbedaan

secara signifikan antara data sampel dengan kontrol negatif (ρ <0.05).

Page 99: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

80

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ekstrak etanol sirih (Piper betle L.) dan kapur sirih (CaCO3) dapat

diformulasikan menjadi bentuk sediaan tablet hisap dengan menggunakan

avicel sebagai pengikat dengan konsentrasi 10% formula A, 15% formula

B, dan 20% formula C.

2. Dari ketiga formula tablet hisap yang dibuat, formula A yang memenuhi

syarat dari segi uji keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan,

friabilitas, dan waktu hisapnya serta uji kesukaan panelis terhadap rasa

dari tablet hisap.

3. Formulasi tablet hisap ekstrak etanol sirih (Piper betle L.) dan kapur sirih

(CaCO3) dapat mempengaruhi jumlah CD4 dalam darah secara signifikan

dengan kontrol positif (Imboost® Force).

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengujian

imunomodulator dengan menggunakan jumlah panelis yang representatif.

2. Sebaiknya dilakukan penentuan kadar ekstrak etanol sirih (Piper betle L.)

dan kapur sirih (CaCO3) serta uji stabilitas sediaan tablet hisap terhadap

lamanya waktu penyimpanan.

Page 100: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

81

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. Penerbit ITB,Bandung.

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.Penerjemah Farida Ibrahim. UI Press : Jakarta. Hal 261, 269, 271.

Anonim. 2004. Pemberian Terapi Imunomodulator Herbal. Hal : 3-6.http://www.yanmedikdepkes.net/hta/Hasil%20Kajian%20HTA/2004/Pem-berian%20Terapi%20Imunomodulator%20Herbal.doc.Diakses tanggal 15 Maret 2011, pukul 17.32.

Anonim. 2010. Tes CD4. Diambil dari :http://spiritia.or.id/li/bacali.php?lino=124

Arifin, Helmi. 1990. Evaluasi Aktivitas Antibatuk Ekstrak Air Daun Sirih(Piper betle L.). Tesis : Institut Teknologi Bandung : 39.

Aulton, Michael E. 1988. Pharmaceutic : The Science of Dossage FormDesign. Churchill Livingstone, New York.

Awalia, Silma. 2010. Uji Efektivitas Imunomodulator Kombinasi EkstrakEtanol 70% Daun Sirih (Piper betle L.) Dan Kapur Sirih TerhadapAktivitas Dan Kapasitas Fagositosis Serta Perubahan Nilai AktivitasEnzim Asam Fosfatase Sel Makrofag Peritoneum Mencit. FKIK UINSyarif Hidayatullah, Jakarta.

Aziz, Saifudin., Viesa Rahayu., Hilwan Yuda. 2010. Standardisasi Bahan ObatAlam. Graha Ilmu : Jakarta. Hal 70.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2004. Monografi EkstrakTumbuhan Obat Indonesia : Jakarta. Hal 97.

Banker, G.S. and Anderson, N.R. 1989. Tablet In The Theory and Practice ofIndustrial Pharmacy Edisi III, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, UIPress : Jakarta.

Page 101: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

82

Baratawidjaja, Karnen Garna. 2004. Imunologi Dasar Edisi ke enam. BalaiPenerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. PuspaSwara. Hal 87.

Daruwala, Jahan B., 1975. Chewable Tablets in Pharmaceutical Dosage FormsTablet Volume I. Lieberman, H.A., dan Lachman, (editor). MarcelDekker Inc : New York.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DirektoratJenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal 279.

Departemen Kesehatan RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV.Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal 92,94-95.

Departemen Kesehatan RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. DirektoratJenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal 13-14.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. DirektoratJenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta. Hal 6, 1030.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Acuan Sediaan Herbal Edisi Pertama.Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan : Jakarta. Hal115-116.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum EkstrakTumbuhan Obat Cetakan pertama. Direktorat Jenderal PengawasanObat dan makanan, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional :Jakarta. Hal 1, 9-12.

Gunawan, Didik dan Sri Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid1. Penebar Swadaya : Jakarta. Hal 10-15.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan. Penerbit ITB : Bandung. Hal 6-7.

Page 102: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

83

Hariana, Arief. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Seri 3. PenebarSwadaya : Jakarta. Hal 86-87.

John G. Bartlett dan Joel E. Gallant, Johns Hopkins University School ofMedicine. 2006. Medicinal Management of HIV Infections.

Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi : Dasar dan Klinik Buku 3. AlihBahasa Bagian Farmakologi FK UNAIR. Penerbit Salemba Empat,Jakarta. Hal 580.

Kresno, Siti Boedina. 2001. Imunologi Diagnosis dan Prosedur LaboratoriumEdisi ke-4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hal5-7 dan 105.

Kuswahyuning Rina dan Sri Sulihtyowati Soebagyo. 2005. Pengaruh Laktosadan Povidon Dalam Formulasi Tablet Ekstrak Kaempferia GalangaL. Secara Granulasi Basah. Dalam : Majalah Farmasi Indonesia, 16(2). Bagian Farmasetika, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek FarmasiIndustri II Edisi Ketiga. Alih bahasa Siti Suyatmi. UI Press : Jakarta.

Nugrahani Ilma, Rahmat Hasan, Djajadisastra Joshita. 2005. KarakteristikGranul dan Tablet Propanolol Hidroklorida Dengan MetodeGranulasi Peleburan. Dalam : Majalah Ilmu Kefarmasian Vol IINo. 2. Departemen Farmasi FMIPA UI, UP. Hal 103.

Parrott, Eugene L. 1971. Pharmaceutical Technology, FundamentalPharmaceutics. Burgess Publishing Company, Minneapolis.

Perpustakaan Negara Malaysia. 2001. Kapur Sirih. Diambil darihttp://www.pnm.my/sirihpinang/sp-kapur.htm 2001. Diakses padatanggal 15 Maret 2011. pukul 23.25 WIB.

Pramudianto, Arlina., Evarina., R. Susantio., 2008/2009, MIMS Indonesia,Petunjuk Konsultasi Edisi 8, Jakarta : MIMS Pharmacy Guide. Hal267.

Page 103: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

84

Rininger, A. Joseph, dkk. 2000. Immunopharmacological activity ofEchinacea preparations following stimulated digestion on murinemachropages and peripheral blood mononuclear cells. Dalam :Journal of leukocyte biology volume 68. 2000 : 503-510.

Runggu, Caprina. 2010. Komunitas AIDS Indonesia. Diambil dari http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&idcat=1&categories=HIV-AIDS.

Sari, Retno dan Dewi Isadiartuti. 2006. Studi Efektivitas Sediaan GelAntiseptik Tangan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.). MajalahFarmasi Indonesia 17 (4) : 163-169.

Siregar, Charles J.P., Saleh Wikarsa, 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet.EGC : Jakarta. Hal 505-506.

Soedibyo, B.R.A. Moeryati. 1998. Alam Sumber kesehatan. Balai pustaka :Jakarta. Hal 8.

Shaw, Shannon Reagan, Nihal M., Nihal A. 2007. Dose Translation fromAnimal to Human Studies Revisited. Dalam : The FASEB journalvol.22. USA : 659-661.

Standard of ASEAN Herbal Medicine, volume 1. 1993. ASEAN Countries :Jakarta, Indonesia. Hal 341-344.

Sunaryo, H., Chairul, Winaningrum. 2007. Uji Efek Imunomodulator EkstrakDaun, Kulit Batang dan Buah Ki Pahit (Picrasma javanica Blume).Dalam : FAKTA (Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Eksakta) Vol.3 (3).Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Prof.Dr. Hamka, Jakarta. Hal 121-126.

Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia(1), Badan Litbangkes Depkes RI : Jakarta. Hal 454.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2002. Obat-obat Penting Khasiat,Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Edisi Kelima CetakanPertama. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Page 104: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

85

Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. GadjahMada University Press, Yogyakarta.

Wade, Ainley and Paul J weller. 1994. Handbook of PharmaceuticalExcipients Second Edition. The Pharmaceutical Press : London. Hal47, 204, 310, 494, 538.

Wade A, dkk. 1982. Martindale The Extra Pharmacopeia Twenty-eightEdition. The Pharmaceutical Press : London. Hal 45.

Page 105: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

85

LAMPIRAN

Page 106: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

86

Lampiran 1. Gambar Bahan dan Alat Penelitian

Gb 3. Ekstrak Kental Sirih Gb 4. BD Tritest CD4

Gb 5. Rotary Evaporator Gb 6. Furnace

Gb 7. Neraca Analitik Gb 8. Desikator

Page 107: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

87

Gb 9. Moisture Balance Gb 10. Sieving Analyzer

Gb 11. Hardness Tester Gb 12. Friabilator

Gb 13. Sysmex Pouch 100i Gb 14. FACSCalibur

Page 108: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

88

Lampiran 2. Preparasi Simplisia Daun Sirih

Penyediaan Daun Sirih

Determinasi tanamanDilakukan sortasi basah untuk menghilangkanbagian tanaman yang tidak diperlukan

Daun sirih dicuci dengan air mengalir

Ditiriskan agar bebas dari air bekas cucian

Dikeringkan dengan cara diangin-anginkan

Setelah kering, simplisia kemudian digilinghingga menjadi serbuk

\Disimpan dalamwadah tertutup rapat

Penapisan fitokimia

Page 109: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

89

Lampiran 3. Proses Pembuatan Ekstrak Etanol Sirih

Dimaserasi dengan menggunakanetanol 70% selama 48 jam

Serbuk simplisia

Disaring dengan kapas

Ampas Filtrat 1

Dimaserasi kembali dengan etanol70%, dikocok lalu didiamkan,kemudian disaring. Dilakukanberulang-ulang hingga diperolehfiltrat yang berwarna bening/jernih

Filtrat 2Diuapkan dengan alat

rotary evaporator

Ekstrak kentalDihitung rendemen

ekstrakPemeriksaan karakterisasiekstrak

Page 110: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

90

Lampiran 4. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Sirih dan Kapur Sirih

Untuk pemberian obat kepada hewan percobaan, dosis manusia harus dikonversikan

berdasarkan perhitungan menggunakan luas permukaan tubuh yang berasal dari U.S.

Department of Health and Human Services, Food and Drug Administration, Center for Drug

Evaluation Research (Shaw et al., 2007).

Perhitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Human Equivalent Dose (HED) = Animal dose x Animal KmHuman Km

Tabel 13. Konversi dari Dosis Hewan ke Dosis Manusia (HED) Berdasarkan Luas

Permukaan Tubuh

Spesies Bobot (kg) Luas Permukaan

Tubuh (m2)

Faktor Km

Manusia

Dewasa 60 1,6 37

Anak-anak 20 0,8 25

Baboon 12 0,6 20

Anjing 10 0,5 20

Monyet 3 0,24 12

Kelinci 1,8 0,15 12

Guinea pig 0,4 0,05 8

Tikus 0,15 0,025 6

Hamster 0,08 0,02 5

Mencit 0,02 0,007 3

Keterangan : Nilai tersebut berdasarkan data dari FDA Draft Guidelines (Shaw, et al., 2007)

Page 111: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

91

Lampiran 5. Perhitungan Dosis Penelitian Sebelumnya (Awalia, 2010)

Dosis hasil penelitian sebelumnya diperoleh dosis ekstrak etanol sirih (Piper betle L.) pada

mencit yang berkhasiat sebagai imunomodulator adalah 117 mg/kg BB dan kapur sirih 51

mg/kg BB.

Selanjutnya, dosis pada mencit diubah menjadi dosis pada manusia :

1. Sirih

Dosis ekstrak etanol sirih (Piper betle L.) untuk mencit = 117 mg/kg BB, maka :

HED = Animal dose x Animal KmHuman Km

= 117 mg/kg BB x 337

= 9,48 mg/kg BB x 60 kg

= 569 mg

2. Kapur sirih

Dosis kapur sirih untuk mencit = 51 mg/kg BB, maka :

HED = Animal dose x Animal KmHuman Km

= 51 mg/kg BB x 337

= 4,13 mg/kg BB x 60 kg

= 248 mg

Page 112: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

92

Lampiran 6. Perhitungan Dosis Daun Sirih

Berat total awal daun sirih segar = 2300 gr = 2.300.000 mg

Rata-rata 1 helai daun sirih = 1600 mg

Banyaknya helai = Berat awal = 2.300.000 mg̅ 1 helai 1600 mg

= 1437,5

≈ 1438 helai

Di dapat ekstrak kental 72,2 gr

Rendemen ekstrak 72,2 x 100% = 16%450

Banyaknya helai daun sirih 1438 helai∴1 helai daun sirih akan menghasilkan ekstrak kental sebanyak :Ekstrak kental = 72,2 grBanyaknya helai 1438 helai

= 0,0502 gr/helai

= 50,2 mg/helai

Rata-rata orang menyirih menggunakan 1-3 helai daun sirih

Dalam dosis penelitian ini, 3 helai daun sirih digunakan sebagai dosis rendah

Tabel 14. Dosis Daun Sirih

Dosis Rendah (3 helai)

(3 x 50,2 mg)

Dosis Sedang (11 helai)

(11 x 50,2 mg)

Dosis Tinggi (27 helai)

(27 x 50,2 mg)

150,6 mg = 0,1506 gr 552,2 mg = 0,5522 gr 1355,4 mg = 1,3554 gr

Page 113: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

93

Lampiran 7. Perhitungan Dosis Kapur Sirih

Kebiasaan orang menyirih menggunakan kapur sirih sebanyak 125-250 mg

Tabel 15. Dosis Kapur Sirih

Dosis Rendah Dosis Sedang Dosis Tinggi

125 mg 250 mg 500 mg

Lampiran 8. Perhitungan Karakterisasi Ekstrak Sirih

1. Susut Pengeringan

W1 = 27,404

W2 = 27,278

% Susut Pengeringan = W1 - W2 x 100%W1

= 27,404 – 27,278 x 100%27,404

= 0,45%

2. Kadar Lembab

Tabel 16. Hasil Pengukuran Kadar Lembab

Berat Sebelum (gr) Berat Sesudah (gr) Kadar Lembab (%)

1,002 0,999 4,9

3. Kadar Abu

Berat ekstrak + wadah awal = 26,512 gr

Berat ekstrak + wadah akhir = 25,569 gr

Berat ekstrak = 1,038 gr

Page 114: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

94

Tabel 17. Hasil Pengukuran Kadar Abu

No Waktu (menit) Berat (gr)

1 0 26,512

2 30 25,575

3 60 25,569

% Kadar abu = 1- berat awal – berat akhir x 100%berat ekstrak

= 1- 26,512 – 25,569 x 100%1,038

= 5,49%

Lampiran 9. Hasil Evaluasi Massa Tablet

Tabel 18. Hasil Uji Kadar Lembab

No

Kadar Lembab (%)

Formula

A B C

1 2,20 3,00 2,79

2 2,38 2,69 3,00

3 2,10 2,79 2,79

Rata-rata

± SD

2,22 ± 0,1158 2,82 ± 0,1291 2,86 ± 0,0989

Page 115: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

95

Tabel 19. Hasil Uji Kompresibilitas

Formula Berat (gr) Ketukan Vo (ml) Vn (ml) (%) Kesimpulan

A 25

25

25

25

10

50

100

500

42

42

42

42

37,7

37,5

36,5

36

10,238

10,714

13,095

14,285

Baik

B 25

25

25

25

10

50

100

500

43

43

43

43

38

37,5

37,5

37

11,627

12,790

12,790

13,953

Baik

C 25

25

25

25

10

50

100

500

43

43

43

43

37

36,8

36,7

36,7

13,953

14,418

14,651

14,651

Baik

Tabel 20. Hasil Uji Sudut Henti

Formula Berat (gr) H (cm) D (cm) Α α Rata-rata Kesimpulan

A

100

100

100

4,2

4,4

4,6

14,5

15,2

17,3

30,08

30,06

27,99

29,37 Baik

B

100

100

100

4,3

4,6

4,4

15,9

17,5

14,8

28,40

27,73

30,73

28,95 Baik

C

100

100

100

3,9

3,6

3,8

14,4

14,7

14,8

28,43

26,09

27,18

27,23 Baik

Page 116: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

96

Tabel 21. Hasil Uji Laju Alir

Formula Berat (gr) Waktu (dt)Waktu Alir

(gr/dt)

Waktu AlirRata-rata

(gr/dt)Kesimpulan

A

100

100

100

10.51

10.42

9.46

9,51

9,59

10,57

9,89 Mudah

mengalir

B

100

100

100

10.20

10.6

10.73

9,80

9,43

9,31

9,51 Mudah

mengalir

C

100

100

100

10.45

9.60

10.56

9,56

10,41

9,46

9,81 Mudah

mengalir

Page 117: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

97

Tabel 22. Hasil Uji Distribusi Ukuran Partikel

Formula Ukuran Pengayak

(Mesh)

Ukuran Partikel

(mm)

Berat Tiap

Mesh (gr)

%

A 12

14

16

18

20

22

1.7

1.4

1.18

1

850

<850

1,527

2,828

3,779

4,677

7,704

50,282

2,156

3,994

5,337

6,606

10,881

71,022

B 12

14

16

18

20

22

1.7

1.4

1.18

1

850

<850

1,672

1,122

1,336

2,373

6,177

52,366

2,570

1,724

2,053

3,648

9,496

80,506

C 12

14

16

18

20

22

1.7

1.4

1.18

1

850

<850

1,820

2,903

3,660

3,359

7,886

47,719

2,702

4,462

5,434

4,987

11,709

70,855

Page 118: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

98

Lampiran 10. Evaluasi Tablet

Tabel 23. Hasil Uji Friabilitas

Formula Friabilitas (%)

A 0,80

B 0,80

C 0,81

Tabel 24. Hasil Uji Kekerasan Tablet

No Formula

A B C

1 13,5 15,5 17,5

2 13,5 15,5 17,5

3 14 16 18

4 14 16 18

5 14,5 16,5 18,5

Rata-rata ±

SD

13,9 ± 0,3741 15,9 ± 0,3741 17,9 ± 0,3741

Page 119: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

99

Tabel 25. Hasil Uji Keseragaman Ukuran

No

Tebal Tablet (mm) Diameter (mm)

Formula Formula

A B C A B C

1 5 5 4 25 25 25

2 4 4 4 24 25 25

3 4 5 4 25 25 24

4 4 5 4 25 25 24

5 4 4 4 25 25 25

6 4 5 4 25 25 25

7 4 4 4 25 25 24

8 4 5 4 25 25 24

9 4 5 4 25 25 24

10 4 4 5 25 25 25

11 5 4 5 25 24 25

12 4 4 4 25 25 25

13 5 5 4 25 25 25

14 5 5 4 25 25 25

15 5 4 4 25 25 25

16 4 4 4 25 25 25

17 5 4 5 24 25 25

18 4 4 4 24 25 25

19 4 5 4 25 25 25

20 5 4 4 25 25 25

Rata-rata

± SD

4,35 ±

0,4769

4,45 ±

0,4974

4,15 ±

0,3570

24,85 ±

0,3570

24,95 ±

0,2179

24,75 ±

0,4330

Page 120: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

100

Tabel 26. Hasil Uji Keseragaman Bobot

No

Bobot Tablet (gr) Bobot Penyimpangan

(mg)

Penyimpangan (%)

Formula Formula Formula

A B C A B C A B C

1 4,082 4,113 4,106 0,020 0,028 0,026 0,512 0,706 0,662

2 4,092 4,109 4,105 0,023 0,027 0,026 0,575 0,681 0,656

3 4,114 4,099 4,095 0,029 0,024 0,023 0,712 0,619 0,593

4 4,108 4,125 4,093 0,027 0,031 0,023 0,675 0,781 0,581

5 4,106 4,103 4,082 0,027 0,025 0,020 0,662 0,643 0,512

6 4,104 4,112 4,075 0,026 0,028 0,019 0,650 0,700 0,469

7 4,073 4,118 4,119 0,018 0,029 0,029 0,456 0,737 0,743

8 4,102 4,104 4,136 0,026 0,026 0,034 0,637 0,650 0,850

9 4,134 4,092 4,088 0,033 0,023 0,022 0,837 0,575 0,550

10 4,084 4,113 4,085 0,021 0,028 0,021 0,525 0,706 0,531

11 4,101 4,100 4,104 0,025 0,025 0,026 0,631 0,625 0,650

12 4,091 4,099 4,119 0,022 0,024 0,029 0,569 0,619 0,743

13 4,103 4,078 4,101 0,026 0,019 0,025 0,643 0,487 0,631

14 4,091 4,075 4,093 0,022 0,019 0,023 0,569 0,469 0,581

15 4,094 4,105 4,100 0,023 0,026 0,025 0,587 0,656 0,625

16 4,126 4,103 4,096 0,031 0,025 0,024 0,787 0,643 0,600

17 4,119 4,091 4,085 0,029 0,022 0,021 0,743 0,569 0,531

18 4,097 4,118 4,127 0,024 0,029 0,031 0,606 0,737 0,793

19 4,087 4,105 4,105 0,021 0,026 0,026 0,543 0,656 0,656

20 4,081 4,116 4,095 0,020 0,029 0,023 0,506 0,725 0,593

Rata-

rata ±

SD

4,099

±

0,0152

4,103

±

0,0125

4,100

±

0,0150

0,024

±

0,0038

0,025

±

0,0031

0,024

±

0,0036

0,621

±

0,0949

0,649

±

0,0780

0,627

±

0,0941

Page 121: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

101

Tabel 27. Hasil Uji Waktu Hisap

Formula No Waktu Hisap (menit)

A 1

2

3

Rata-rata ± SD

22.32

22.48

21.72

22.17 ± 0,3271

B 1

2

3

Rata-rata ± SD

33.7

32.1

31.2

32.3 ± 1,0338

C 1

2

3

Rata-rata ± SD

35.56

36.4

34.42

35.46 ± 0,8114

Page 122: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

102

Lampiran 11. Angket Uji Kesukaan (Hedonic test)

Saudara/i akan diberi satu persatu sampel tablet hisap dari ekstrak sirih dan kapur

sirih untuk dicicipi rasanya dan dicium aromanya. Saudara/i diminta untuk menilai

berdasarkan atas kesukaan saudara/i pada sampel-sampel tersebut.

Setelah mencoba satu sampel, harap minum air putih dahulu atau berkumpul sambil

menunggu sampel berikutnya disajikan, antar sampel kurang lebih ada selang waktu 2 menit.

Sampel A

PemeriksaanPenilaian

SS S N TS STS

Rasa

Aroma

Sampel B

PemeriksaanPenilaian

SS S N TS STS

Rasa

Aroma

Sampel C

PemeriksaanPenilaian

SS S N TS STS

Rasa

Aroma

Keterangan :

SS : Sangat suka

S : Suka

N : Netral

TS : Tidak suka

STS : Sangat tidak suka

Page 123: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

103

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik

1. Kesukaan Terhadap Rasa Tablet Hisap

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

A 15 4.0000 3.56571 .00 10.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

A

N 15

Normal Parametersa,,b Mean 4.0000

Std. Deviation 3.56571

Most Extreme

Differences

Absolute .210

Positive .210

Negative -.136

Kolmogorov-Smirnov Z .815

Asymp. Sig. (2-tailed) .520

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives

A

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum MaximumLower Bound Upper Bound

TABLET A 5 14.2000 15.43373 6.90217 -4.9635 33.3635 .00 40.00

TABLET B 5 13.6000 14.74110 6.59242 -4.7035 31.9035 .00 32.00

TABLET C 5 10.0000 8.60233 3.84708 -.6812 20.6812 .00 18.00

Total 15 12.6000 12.44875 3.21425 5.7061 19.4939 .00 40.00

Page 124: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

104

Test of Homogeneity of Variances

A

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.964 2 12 .409

ANOVA

A

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 51.600 2 25.800 .146 .866

Within Groups 2118.000 12 176.500

Total 2169.600 14

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

AA

LSD

(I) B (J) B

Mean

Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

TABLET A TABLET B .60000 8.40238 .944 -17.7072 18.9072

TABLET C 4.20000 8.40238 .626 -14.1072 22.5072

TABLET B TABLET A -.60000 8.40238 .944 -18.9072 17.7072

TABLET C 3.60000 8.40238 .676 -14.7072 21.9072

TABLET C TABLET A -4.20000 8.40238 .626 -22.5072 14.1072

TABLET B -3.60000 8.40238 .676 -21.9072 14.7072

Page 125: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

105

2. Persentase CD4 dalam Limfosit

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 sebelum 32.5000 6 3.33167 1.36015

sesudah 35.1667 6 3.31160 1.35195

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 sebelum &

sesudah

6 .897 .015

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 sebelum -

sesudah

-2.66667 1.50555 .61464 -4.24664 -1.08669 -4.339 5 .007

Page 126: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

106

Perbandingan dengan kontrol positif

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sesudah 6 35.1667 3.31160 1.35195

One-Sample Test

Test Value = 33

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Sesudah 1.603 5 .170 2.16667 -1.3086 5.6420

Perbandingan dengan kontrol negatif

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Sesudah 6 35.1667 3.31160 1.35195

One-Sample Test

Test Value = 31

t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Sesudah 3.082 5 .027 4.16667 .6914 7.6420

Page 127: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

107

Lampiran 13. Sertifikat Determinasi Tanaman

Page 128: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

108

Lampiran 14. Sertifikat Bahan Baku CaCO3

Page 129: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

109

Lampiran 15. Sertifikat Bahan Baku Avicel pH 102

Page 130: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

110

Lampiran 15. Sertifikat Bahan Baku Avicel pH 102 (Lanjutan)

Page 131: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

111

Lampiran 16. Sertifikat Bahan Baku Manitol

Page 132: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

112

Page 133: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

113

Page 134: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

114

Page 135: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

115

Page 136: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

116

Page 137: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

117

Page 138: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

118

Page 139: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

119

Page 140: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

120

Page 141: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

121

Page 142: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

122

Page 143: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

123

Page 144: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

124

Page 145: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

125

Page 146: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

126

Page 147: SKRIPSI memperoleh gelar Sarjana Farmasirepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26487/1/NIDA... · Grafik persentase CD4 dalam limfosit ... Sieving analyzer..... 87 Gambar

127