hiv / aids - univbsi.idunivbsi.id/pdf/2017/910/910-p08.pdfwestern blot ifa ripa + dipastikan dgn wb...

46
HIV / AIDS Tita Puspita N Fakultas Ilmu Keperawatan UBSI Bandung

Upload: duongdung

Post on 31-Jul-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HIV / AIDS

Tita Puspita N

Fakultas Ilmu Keperawatan UBSI Bandung

AIDS

• Aquired Immunodeficiency Syndrome bentuk paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus)

• Virus HIV termasuk jenis retrovirus (membawa materi genetiknya dalam RNA)

Angka Kejadian HIV/AIDS

• Berdasarkan data yang dikeluarkan UNAIDS pada 2006 yang lalu, dari prevalensi (angka kejadian) HIV/AIDS yang mencapai 40 juta orang, sekitar 75 persennya berada di Asia dan Afrika

• Pada sejumlah negara di Asia, seperti Indonesia, mayoritas ODHA (orang dengan HIV/AIDS) berasal dari pengguna narkotika suntik (penasun). Di Afrika, selain penasun, ODHA juga berasal dari kelompok pekerja seks komersial

• Indonesia merupakan negara dengan penularan

HIV/AIDS tercepat di Asia Tenggara. Sebanyak

26.400 orang mengidap AIDS dan lebih dari

66.600 orang telah terinfeksi HIV positif

• Di Jawa Barat kasus HIV/AIDS menduduki

peringkat ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa

Timur dengan jumlah 3.952 kasus AIDS dan 2.354

kasus HIV

Patofisiologi Virus HIV berikatan dengan sel-sel CD4+ (monosit,

makrofag, limfosit T4 helper)

Menginjeksikan RNAenzim reverse transcriptase

Pemrograman ulang materi genetik sel T4

Provirus

Aktivasi sel oleh antigen, mitogen, sitokin, atau virus

Sel T4 dihancurkan

Dilepas ke plasma darah

Menginfeksi sel CD4 lainnya

Penularan

• Transmisi sexual (hubungan homoseksual/heteroseksual)

• Kontak langsung darah dengan jarum (pemakai obat bius iv)

• Darah & produk darah (transfusi)

• In utero (dari ibu ke bayinya)

• ASI

Manifestasi klinis Respiratorius (napas pendek, dispneu, batuk-

batuk, nyeri dada & demam PCP (Pneumocystis Carinii Pneumonia), MAC (Mycobacterium Avium Complex), Tuberculosis

Gastrointestinal anoreksia, mual, vomitus, kandidiasis oral, diare kronis, sindrom pelisutan/wasting syndrome (penurunan BB > 10% BB dasar, diare kronis > 30 hari, kelemahan kronis, demam kambuhan/menetap tanpa adanya penyakit lain)

…Manifestasi klinis

Malignansi sarkoma kaposi (paling sering ditemukan), Ca serviks, limfoma sel-B, Ca kulit, lambung, pankreas, rektum dan kandung kemih

Neurologik

• Ensefalopati HIV/ADC (AIDS Dementia Complex) penurunan progresif fungsi kognitif, perilaku, dan motorik

• Meningitis kriptokokus (infeksi jamur) demam, sakit kepala, malaise, kaku kuduk, mual, vomitus, kejang

…Manifestasi klinis

• PML (Progresiva Multifokal Leukoensefalopati) konfusi mental, kebutaan, afasia, paresis

• Toxoplasma gondii

• M. tuberculosis

…Manifestasi klinis

Integumen

Herpes zoster, herpes simpleks, moluskum kontagiosum

Manifestasi klinis spesifik pada wanita

Kandidiasis vagina, ulkus genitalis, kondiloma akuminata, berisiko tinggi menderita neoplasia intra epite serviks prekursor Ca Servix

Evaluasi Diagnostik

Pemeriksaan Hasil pada infeksi HIV

Tes antibodi HIV ELISA Western blot IFA RIPA

+ Dipastikan dgn WB + + Dipastikan dgn WB + lbh sensitif dr WB

Status Imun Jumlah sel CD4 % sel CD4 Hitung sel darah putih Kadar immunoglobulin Tes fungsi sel CD4 Reaksi sensitivitas pada tes kulit PCR adanya inveksi virus hiv 2 – 3 bln setetlah terinfeksi

Menurun Menurun Normal hingga Menurun Meningkat Menurun Menurun hingga tidak terdapat

Ka

teg

ori D

iag

no

stik

Kategori

sel-T CD4+

Kategori Klinis

A

HIV (primer)

asimtomatik,

akut

B

Simtomatik,

Bukan

kondisi A

atau C

C

Kondisi yang

Merupakan

Indikator

AIDS

1. ≥500/µL

2. 200-499/µL

3. <200µL

A1

A2

A3

B1

B2

B3

C1

C2

C3

Jumlah CD4+ N : 700 – 1200/mm3

Kategori Klinis A

Infeksi HIV yang asimtomatik

Limfadenopati generalisata yang persisten

Infeksi HIV (primer) yang akut dengan keadaan sakit yang menyertai atau riwayat infeksi HIV yang akut

Kategori Klinis B

Kandidiasis orofaring/vulvovaginal

Displasia serviks

Demam atau diare yang lamanya > 1 bulan

Leukoplakia oral yang berambut

Herpes zoster

ITP

Listeriosis

Penyakit inflamasi pelvik

Neuropati perifer

Kategori Klinis C Kandidiasis bronkus, trakea, atau esofagus Ca serviks yang invasif Kriptokokosis ekstrapulmoner Penyakit CMV (yang bukan hati, lien, atau kel. Limfe) Retinitis CMV Herpes simpleks : ulkus kronis (dengan durasi >1 bulan) Sarkoma kaposi Limfoma Burkitt MAC (M. Avium Complex) yang

diseminata/ekstrapulmoner PCP TBC (pulmoner/ekstrapulmoner) Pneumonia rekuren Toxoplasmosis otak Sindrom pelisutan

Penatalaksanaan

Upaya penanganan medis meliputi :

• Penanganan infeksi & malignansi

• Penghentian replikasi virus dengan preparat antivirus

• Penguatan serta pemulihan sistem imun dengan preparat imunomodulator

Penatalaksanaan

• Diare kronik terapi dengan oktreotid asetat

• Sindrom pelisutan terapi nutrisi (oral/enteral).

Kalori : 35-44 kkal/KgBB/Hr

Protein : 2-2,5 gr/KgBB/Hr

• Penanganan keganasan

• Terapi antiretrovirus zidovudin, didanosin, dideoksisitidin, stavudin menghambat kerja enzim reverse transcriptase

….Penatalaksanaan

• Inhibitor protease obat yang menghambat replikasi virus

• Imunomodulator memulihkan sistem imun yang rusak

Efek terapi Antiretrovirus

Zidovudin : mual, rasa tidak nyaman pada abdomen, demam, mialgia, sakit kepala

Didanosine : pankreatitis, neuropati perifer, diare, kegelisahan

Dideoksisitidin : neuropati perifer, intoleransi gastrointestinal, ulserasi mukosa

Stavudin : neuropati perifer, mialgia, supresi sumsum tulang, hepatotoksisitas

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN AIDS

PENGKAJIAN

• Status nutrisi

anoreksia, mual, muntah, kesulitan menelan. Ukur BB, antropometrik, BUN, protein serum, albumin

• Kulit dan membran mukosa

Lesi, ulserasi, infeksi. Kaji rongga mulut thd gejala kemerahan, ulserasi, bercak2 putih (kandidiasis)

…..PENGKAJIAN

• Status respiratorius

batuk, produksi sputum, napas pendek, ortopnea, takipnea dan nyeri dada. Rö toraks, AGD, tes faal paru

• Status neurologis

tingkat kesadaran, deteksi gangguan sensorik (perubahan visual, sakit kepala, parestesia pada ekstremitas), gangguan motorik (perubahan gaya jalan, paresis atau paralisis), kejang

…..PENGKAJIAN

• Status cairan & elektrolit

membran mukosa, turgor, peningkatan rasa haus, penurunan output urin, penurunan TD, nadi lemah dan cepat, penurunan kadar Na,K, Ca, Mg, Cl, penurunan status mental, kedutan otot, kram otot, napas dangkal

• Tingkat pengetahuan

tingkat pengetahuan keluarga, sahabat, reaksi psikologis terhadap diagnosa, mekanisme koping, sumber2 yang dimiliki pasien untuk memberikan dukungan

Diagnosa Keperawatan

Kerusakan integritas kulit b/d ekskoriasi dan diare

Diare b/d kuman patogen usus/infeksi HIV

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, malnutrisi, ggn keseimbangan cairan & elektrolit, hipoksia

Perubahan proses pikir b/d ggn daya ingat, konfusi dan disorientasi yang menyertai ensefalopati HIV

….Diagnosa Keperawatan

Bersihan jalan napas tidak efektif b/d PCP, peningkatan sekresi bronkus, penurunan kemampuan batuk yg menyertai kelemahan

Nyeri b/d ekskoriasi kulit perianal akibat diare, sarkoma kaposi, dan neuropati perifer

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d penurunan asupan oral

….Diagnosa Keperawatan

Isolasi sosial b/d stigma penyakit, penarikan diri,

prosedur isolasi, ketakutan bila dirinya menulari

orang lain

Berduka diantisipasi b/d perubahan gaya hidup

dan peranannya, prognosis yang tidak

menyenangkan

Kurang pengetahuan tentang cara-cara

mencegah penularan HIV dan perawatan

mandiri

Masalah kolaboratif/ komplikasi potensial

• Infeksi oportunis

• Kerusakan pernapasan atau kegagalan respirasi

• Sindrom pelisutan dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

• Reaksi yang merugikan terhadap obat-obatan

DP : Diare b/d kuman patogen usus/infeksi HIV

1. Kaji kebiasaan defekasi normal pasien 2. Kaji frekuensi, konsistensi, volume feses, faktor

pemberat & penghilang diare 3. Dapatkan kultur feses & berikan terapi

antimikroba sesuai ketentuan 4. Hindari iritan usus seperti makanan berlemak,

gorengan, sayuran mentah, dan kacang-kacangan

5. Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering

6. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 3L kecuali dikontraindikasikan

DP : Resiko terhadap infeksi b/d imunodefisiensi

1. Pantau tanda-tanda infeksi

2. Ajarkan pasien tentang perlunya melaporkan kemungkinan infeksi

3. Pantau jumlah sel darah putih dan diferensial

4. Dapatkan kultur drainase luka, lesi kulit, urin, feses, sputum, mulut, dan darah

5. Berikan terapi antimikrobial sesuai ketentuan

6. Ajarkan pasien cara mencegah infeksi

7. Pertahankan teknik aseptik bila melakukan prosedur invasif

DP : Bersihan jalan napas tidak efektif b/d PCP, peningkatan sekresi bronkus, penurunan kemampuan batuk yg menyertai kelemahan

1. Kaji dan laporkan tanda dan gejala perubahan status pernapasan

2. Dapatkan sampel sputum untuk kultur. Berikan terapi antimikrobial sesuai ketentuan

3. Berikan perawatan paru (batuk, napas dalam, postural drainase, vibrasi setiap 2-4 jam)

4. Posisikan pasien high/semi fowler

5. Dorong periode istirahat adekuat

6. Lakukan tidakan untuk menurunkan viskositas sekresi

a. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 3L kecuali dikontraindikasikan

b. Lembabkan udara yang diinspirasi sesuai ketentuan dokter

c. Kolaborasi penggunaan agen mukolitik yang diberikan melalui nebulizer

7. Lakukan suction trakeal sesuai kebutuhan

8. Berikan terapi O2 sesuai ketentuan

9. Bantu intubasi endotrakeal

DP : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d penurunan asupan oral 1. Kaji malnutrisi ; ukur antropometrik, TB, BB,

BUN, protein serum, albumin, Hb, HT

2. Dapatkan riwayat diet, termasuk makanan yang disukai dan tidak disukai

3. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi masukan oral

4. Konsul dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan nutrisi

5. Dorong pasien untuk istirahat sebelum makan

6. Rencanakan makan sehingga jadwal makan tidak terjadi segera setelah prosedur yang tidak menyenangkan

7. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering

8. Batasi cairan 1 jam sebelum makan dan pada saat makan

9. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan kaya protein & karbohidrat

10. konsul dengan dokter tentang makanan pengganti (nutrisi enteral/parenteral)

DP : Kurang pengetahuan tentang cara-cara mencegah penularan HIV dan perawatan mandiri

1. Ajarkan pasien, keluarga, dan teman tentang rute penularan HIV

2. Ajarkan pasien, keluarga, dan teman tentang pencegahan penularan HIV

a. hindari kontak seksual dengan pasangan ganda

b. gunakan kondom selama hubungan seksual

c. Hindari seks dengan WP

d. Jangan menggunakan jarum suntik secara bersama-sama

DP : Isolasi sosial b/d stigma penyakit, penarikan diri, prosedur isolasi, ketakutan bila dirinya menulari orang lain 1. Kaji pola interaksi sosial pasien yang lazim

2. Observasi perilaku indikatif isolasi sosial ; penurunan interaksi, bermusuhan, ketidakpatuhan, afek sedih, menyatakan perasaan ditolak atau kesepian

3. Beritahu tentang cara-cara penularan HIV

4. Bantu pasien mengidentifikasi sumber-sumber pendukung & mekanisme koping yang positif

5. Dorong partisipasi dalam aktivitas pengalih ; membaca, nonton TV, kerajinan tangan

UNIVERSAL PRECAUTION FOR PREVENTION OF HIV TRANSMISSION

Tangani benda2 tajam dengan sangat hati2

Buang spuit, jarum, skapel & benda tajam lainnya dalam container anti tembus

Kenakan alat pelindung (sarung tangan, gaun bedah, masker & goggle)

Basuh dengan segera & seksama kedua belah tangan serta permukaan kulit lainnya yang terkontaminasi darah/cairan tubuh lainnya

Minimalkan tindakan resusitasi mulut ke mulut sediakan alat resusitasi ditempat dimana kebutuhan resusitasi dapat diramalkan

Di lingkungan rumah, buang dan siramlah darah/cairan tubuh ke dalam kloset

Bungkus barang2 yang terkontaminasi yang tidak dapat dibuang ke dalam kloset dengan menggunakan kantong plastik ganda

Bersihkan setiap ceceran darah/cairan tubuh lain dengan sabun & air atau larutan detergen gunakan sarung tangan pelindung

TERIMA KASIH…..

WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.

Our Situation

• State the bad news

• Be clear, don’t try to obscure the situation

How did this Happen?

• Any relevant history, facts, or strategies

• Original assumptions that are no longer valid

Alternatives Considered

• Present alternative courses of action

• Discuss pros/cons of each

Recommendation or Decision

• State the recommended course of action or decision

• Discuss how recommendation addresses the problem

• Discuss how plan will address hardships resulting

from action

Our Vision for the Future

• Reaffirm your goals

• Set expectations for the future

• Set a time for expected results

Summary

• Key Points to remember that will give audience

confidence or improve morale