skripsi - digilibadmin.unismuh.ac.id · magfirah maulani, s.sos, mila karmila, ismail rahmat syam,...

91
SKRIPSI KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG Oleh: MUH. ALI IMRAN Nomor Stambuk: 10561 05326 15 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH

    DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG

    Oleh:

    MUH. ALI IMRAN

    Nomor Stambuk: 10561 05326 15

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • i

    SKRIPSI

    KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN ASET DAERAH

    DALAM PENGOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG

    Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi

    dan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Disusun dan diusulkan oleh:

    MUH. ALI IMRAN

    Nomor Stambuk: 10561 05326 15

    Kepada

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    2020

  • ii

    HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

    Judul Proposal Penelitian : Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Asset

    Daerah Dalam Pengelolaan Pajak Restoran Di

    Kabupaten Pinrang

    Nama Mahasiswa : Muh. Ali Imran

    Nomor Induk Mahasiwa : 10561 05326 15

    Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

    Menyetujui:

    Pembimbing I

    Dr. Hj. Budi Setiawati, M.Si

    Pembimbing II

    Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si

    Mengetahui:

    Dekan

    Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si

    NBM: 730727

    Ketua Program Studi

    Nasrul Haq, S.Sos, MPA

    NBM: 1067463

  • iii

  • iv

    HALAMAN PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama Mahasiswa : Muh Ali Imran

    Nomor Stambuk : 10561 0532615

    Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

    Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

    plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

    dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

    berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan

    aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Makassar, 27 Juni 2020

    Yang Menyatakan,

    Muh. Ali Imran

  • v

    ABSTRAK

    Muh. Ali Imran, Hj. Budi Setiawati dan Adnan Ma’ruf. Kinerja Dinas

    Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Dalam Pengelolaan Pajak Restoran Di

    Kabupaten Pinrang.

    Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui kinerja Dinas Pengelolaan

    Keuangan dan Aset Daerah khususnya pada pajak restoran di Kabupaten Pinrang.

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif

    dengan informan sebanyak 5 orang. Teknik pengumpulan data dengan

    wawancara, observasi langsung, dokumentasi.

    Hasil penelitian ini mengenai kinerja yang dimiliki oleh BKUD telah

    memasang alat transaksi pajak online di sejumlah restoran sehingga

    mempermudah proses pembayara pajak restoran bagi wajib, namun Dinas

    Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Pinrang masih kurang

    mensosialisasikan terkait pengelolaan mengenai peranan pajak restoran.

    Kemudian BKUD telah menunjukkan kemampuannya dalam memberikan layanan

    dengan sistem kompeterisasi yang berkualitas sehingga dapat menghindari

    kecurangan dalam pelayanan serta tentunya memberikan kemudahan bagi para

    wajib pajak yang dilayani. Serta Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

    Kabupaten Pinrang sudah melakukan upaya penagihan pajak restoran dan pajak

    yang lainnya dengan tertib dan waktu yang ditetapkan sesuai dengan peraturan.

    Maka dapat disimpulkan Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

    dalam pengelolaan pajak restoran di Kabupten Pinrang sudah efektif.

    Kata Kunci: BKUD, Pajak Restoran

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil „Alamin, puji syukur penulis panjatkan atas

    kehadirat ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul

    “KINERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

    DALAM PENGELOLAAN PAJAK RESTORAN DI KABUPATEN PINRANG”

    sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S1)

    Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Negara pada

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini, terkadang

    penulis di hadapkan dengan berbagai hambatan. Namun berkat kesabaran,

    ketekunan, kerja keras, bantuan serta kerja keras dari berbagai pihak yang telah

    memberikan motivasi, maupun secara materi kepada penulis. Sehingga pada

    kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan yang dimiliki penulis,

    ingin menyampaikan terima kasih yang tak henti kepada kedua orang tua tercinta,

    Mansur Sannang dan Baharia yang telah melahirkan, membesarkan, merawat dan

    mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringan, air mata, untaian do‟a

    sertapengorbanan yang tiada henti yang hingga kapanpun penulis tidak akan bisa

    membalasnya. Maaf jika ananda sering menyusahkan, merepotkan, serta melukai

    hati Bapak dan Ibu, semoga selalu dalam lindungan ALLAH SWT. Dan

    keselamatan dunia dan akhirat semoga selalu untukmu. Kepada Saudaraku

    Ramlah, Mudassir dan Sri Anita Sarna yang selalu memberikan kasih sayang serta

    dukungan kepada penulis, semoga kita menjadi kebanggaan kedua orang tua.

  • vii

    Serta penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada

    yang terhormat :

    1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, MM selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik , S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

    Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

    Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    4. Ibu Dr. Budi Setiawati, M,Si selaku pembimbing I dan Bapak Adnan Ma‟ruf,

    S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

    membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan.

    5. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik , S.Sos, M.Si Penasehat Akademik

    6. Seluruh Dosen pengajar, staf, dan pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

    7. Ucapan terimakasih kepada Kantor BKUD Kabupaten Pinrang, sebagai

    tempat meneliti penulis yang telah menerima dan membantu penulis dalam

    penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

    8. Segenap keluarga besar penulis, Masriani Mansur, Muh. Ali Reski Mansur,

    Nur Fasila Mansur, yang telah memberi dukungan serta motivasi dan do‟a

    kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

  • viii

    9. Segenap keluarga besar Ilmu Administrasi Negara Angkatan 2015, khusus-

    Nya kelas C yang bersama-sama telah melewati masa perkuliahan selama 8

    semester yaitu kurang lebih 4 tahun.

    10. Seluruh sahabat-sahabat dan kakanda tercinta saya selama kuliah di

    Makassar, Jurman Bin Jamaluddin, S.Sos, Sukran, S.S.so, Husri, Zulkifli K,

    Muh. Arfah Parintak, Mustafa Ali, Ari Apriadi, Nur Layla Taufan, A.

    Magfirah Maulani, S.sos, Mila Karmila, Ismail Rahmat Syam, S.sos, Irwan

    Dahlan yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir

    skripsi ini.

    11. Seluruh sahabat-sahabat saya di Benteng, Riswandi Ilyas, SE, Ade Anggara

    Rauf, Tri Wibowo Rifai, Fitriani S.Pd, Indra Nugraha, Muh. Said, Hajrahwati

    Gama, S.H, Eni Melani S.E, Nurul Aqsha, S.sos, yang selalu memberi

    dukungan dan do‟a dari kejauhan untuk penulis dalam menyelesaikan tugas

    akhir skripsi ini.

    12. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

    menyelesaikan tugas akhir skripsi ini, yang tidak sempat penulis sebutkan

    namanya.

    Semoga ALLAH SWT. Senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

    untuk kita semua. Terima kasih atas bantuannya selama ini, semoga dapat menjadi

    amal ibadah di hadapan-Nya.

    Selain itu penulis juga mengucapkan permohonan maaf yang sedalam-

    dalamnya jika penulis melakukan kesalahan dan kekhilafan yang disengaja

  • ix

    maupun yang tidak di sengaja baik dalam bentuk ucapan maupun tingkah laku

    selama menyelesaikan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Demikianlah, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

    banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh

    karena itu padakesempatan skripsi ini kritik dan saran yang sifatnya membangun

    sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat

    digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang membutuhkan. Sekian

    dan Terima Kasih.

    Makassar, Agustus 2020

    Muh Ali Imran

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR .............................................. ii

    HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii

    ABSTRAK ......................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6

    D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Manajemen Kinerja ............................................................. 8

    B. Konsep Pengelolaan ......................................................................... 17

    C. Manajemen Kuangan........................................................................ 24

    D. Konsep Pajak .................................................................................... 26

    E. Kerangka Pikir.................................................................................. 29

    F. Fokus Penelitian ............................................................................... 30

  • xi

    G. Deskripsi Fokus Penelitian .............................................................. 31

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Lokasi Penelitian............................................................ 32

    B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................. 32

    C. Sumber Data ..................................................................................... 33

    D. Informan Penelitian .......................................................................... 33

    E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34

    F. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35

    G. Keabsahan Data ................................................................................ 36

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Dekripsi Objek Penelitian ................................................................ 40

    B. Hasil Penelitian ................................................................................ 47

    C. Pembahasan ..................................................................................... 60

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan....................................................................................... 67

    B. Saran ................................................................................................. 68

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69

    LAMPIRAN

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Informan .......................................................................................... 34

    Tabel 4.2. Pajak Restorang Kabupaten Pinrang 2017-2019 ............................ 47

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 30

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi BKUD Kabupaten Pinrang........................... 42

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sumber penerimaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara yang

    sangat berperan penting salah satunya adalah pajak. Dengan adanya

    penerimaan pajak, pemerintah dapat memperbesar kemampuan membangun,

    memperluas ruang gerak pendanaan bagi berbagai macam program kegiatan

    dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.Adanya bentuk kerjasama

    yang baik antara pemerintah dengan masyarakat, untuk meningkatkan

    kesejahteraan rakyat tentunya akan menghasilkan seuatu yang saling

    menguntungkan antara kedua belah pihak. Bagi pemerintah dapat

    melaksanakan kewajibannya sebagai fasilitator dalam melayani publik, dan

    bagi masyarakat sendiri dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dari

    pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.

    Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan antara pemerintah dengan

    masyarakat adalah dengan adanya kegiatan pemungutan pajak. Pajak yang

    diberikan oleh masyarakat dapat digunakan oleh pemerintah sebagai

    penunjang kegiatan pembangunan yang nantinya juga akan dinikmati oleh

    masyarakat itu sendiri.

    Siapapun orangnya selama berstatus warganegara maka wajib membayar

    pajak. Jika tidak membayar pajak maka akan diberikan saksi. Pajak itu pada

    dasarnya bersifat wajib dan memaksa.Karna itu, setiap orang berstatus sebagai

    wajib pajak diharuskan membayarnya.Sebagaimana diatur dalam Peraturan

  • 2

    Daerah Nomor 7 Tahun 2011, tentang Pajak Restoran bahwa pajak Restoran

    adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Sedangkan

    restoran adalah fasilitas penyediaan makanan dan minuman yang di pungut

    bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar,

    sejenisnya termasuk jasa boga/ katering.

    Pajak daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang sangat penting

    untuk membiayai daerah dalam memantapkan otonomi daerah yang nyata,

    dinamis dan bertanggung jawab. Otonomi daerah adalah otonomi dalam

    bidang keuangan atau serta kemandirian suatu pemerintah daerah dalam

    rangka membiayai kegiatan pembangunan di wilayahnya.

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD),

    yang memiliki tugas dan tanggung jawab membantu Pemerintah Daerah

    dalam melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang pendapatan,

    pengelolaan keuangan dan asset daerah serta tugas pembantuan yang

    ditugaskan kepada Pemerintah Daerah serta mempunyai fungsi pengaturan

    dan pengurusan teknis operasional dibidang pendapatan, pengelolaan

    keuangan dan asset daerah berdasarkan kebijakan Pemerintah Daerah

    (Bupati), pelaksanaan pengembangan program pemerintah daerah dibidang

    pendapatan, pengelolaan keuangan dan pengelolaan asset daerah, serta

    pelaksanaan pelayanan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset

    daerah.

    Dinas pengolahan keuangan daerah kabupaten Pinrang merupakan kantor

    instansi pelayanan yang berfungsi sebagai pengolah sumber pendapatan

  • 3

    daerah yang bertugas memantau penerimaan pendapatan daerah berupa pajak.

    Pendapatan tersebut merupakan salah satu jenis pajak Negara hasil

    pemungutannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pinrang

    dan dijadikan sebagai PandapatanAsli Daerah (PAD).

    Dalam pelaksanaan tugas-tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangandan Asset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Pinrang, maka upaya

    pelaksanaan tugasnya berdasar pada mekanisme dan prosedur yang digariskan

    organisasi. Maka para aparatur yang bertugas dikantor Dinas tersebut di tuntut

    memiliki keterampilan teknis serta mampu meningkatkan kualitas kerja dalam

    melaksanakan tugasnya. (Profil Dinas PPKAD).

    Berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan dilihat dari indikator

    kuantitas sudah cukup efektif namun harus lebih ditingkatkan lagi seperti

    mensosialisasikan lagi kegunaan pajak bagi wajab pajak agar realisasi

    pembayaran pajak, indikator kualitas dinas Pengelolaan Keuangan Aset

    Daerah Kabupaten Pinrang telah memberikan layanan yang berkualitas

    dengan adanya komputerisasi sehingga menghindari kecurangan dalam

    pelayanan serta memudahkan bagi para wajib pajak yang dilayani. Serta

    indikator ketepatan waktu bahwa dinas pengelolaan keuangan aset daerah

    kabupaten pinrang telah melakukan upaya penagihan pajak restoran dengan

    tertib namun masih ada hambatan dan permasalahan seperti kurangnya

    kesadaran dalam membayar pajak.

    Pendapatan pemerintah atau dalam hal ini Dinas Pengelolaan Keuangan

    dan Aset Daerah belum dapat mengelolah dengan baik atau secara merata,

  • 4

    seperti pembangunan daerah yang belum merata baik diperkotaan maupun

    pedesaan sehingga masyarakat tidak merasakan dampak dari pajak yang sudah

    mereka bayarkan setiap tahunnya, misalnya perbaikan jalan dan layanan

    umum.

    Pajak restoran merupakan salah satu hasil Pendapatan Asli Daerah yang

    dimiliki oleh Kabupaten Pinrang, Kabupaten Pinrang memiliki restoran

    sebanyak 55 restoran atau rumah makan di tahun 2019 yang harus wajib bayar

    pajak restoran.

    Adapun pajak restoran yang dimiliki oleh Kabupaten Pinrang dari Tahun

    2017-2019 sebagai berikut menunjukan hasil data observasi pajak dari tahun

    2017-2019 di mana pajak setiap tahunnya penghasilan restoran mengalami

    peningkatan dari tahun ke tahun yang cukup tinggi di mana pada tahun 2017

    relalisasi sebanyak 852.680.022,00 dan pajak penghasilan sebanyak 120,95%

    dan memasuki tahun 2018 mengalami peningkatan realisai sebanyak

    124.365.882 sehingga realisasi pada tahun 2018 sebanyak 977.045.904,00 dan

    pajak penghasilan 129,50% dan begitupun pada tahun 2019 di mana

    peningkatan realisasi sebanyak 1.121.622.400 sehingga realisasi pada tahun

    2019 sebanyak 2.098.668.304,00 dan pajak penghasilan sebanyak 167,89%,

    sehingga target dalam pendapatan pajak rumah makan/restoran setiap

    realisasinya selalu mencapai target dari tahun 2017-2019.

    Hasil pemungutan pajak restoran yang ada di Kabupaten Pinrang yaitu

    digunakan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) membiayai

    semua kepentingan umum misalnya perbaikan jalan dan layanan umum dan

  • 5

    juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan

    kerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

    Untuk mengetahui bagaimana kinerja dalam mengelolah pajak terkhusus

    pada pajak restoran, apakah sudah sesuai dengan standar operasional prosedur

    (SOP) yang berlaku atau tidak di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya,

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ekonomi, efisiensi,

    efektivitas penerimaan pajak restoran. Hasil dari penelitian ini akan

    menunjukkan kinerja di Dinas Keuangan Daerah Kabupaten Pinrang.

    Berdasarkan latar belakang diatas kemudian keinginan penulis tertarik

    untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Kinerja Dinas

    Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Dalam Pengolahan Pajak Restoran

    di Kabupaten Pinrang”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian

    ini adalah:

    1. Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kuantitas dalam mengolah

    pajak restoran?

    2. Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kualitas dalam mengolah

    pajak restoran?

  • 6

    3. Bagaimana kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai ketetapan waktu dalam

    mengolah pajak restoran?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang dikemukakan maka

    tujuan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kuantitas dalam pengolahan

    pajak restoran.

    2. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai kualitas dalam pengolahan

    pajak restoran.

    3. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset

    Daerah (PPKAD) Kabupaten Pinrang sebagai ketetapan waktu dalam

    pengolahan pajak restoran

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat praktis

    a. Sebagai sumber data dan informasi, serta dasar pertimbangan bagi

    Pemerintah Kabupaten Pinrang dalam Pengelolaan Pajak Restoran.

    b. Sebagai sumber data dan informasi, serta dasar pertimbangan bagi

    pihak Pajak Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (PPKAD).

    c. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi daerah dan pihak swasta

    lain yang ini membuat Pengelolaan Keuangan Pajak Restoran.

  • 7

    2. Manfaat teoritis

    a. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber referensi yang dimiliki oleh

    Perpustakaan Program sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

    b. Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan referensi dasar

    bagi para mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk melakukan

    penelitian.

    c. Sebagai salah satu sumber referensi dalam diskusi, seminar, maupun

    pengkajian terkait pengelolaan pajak keuangan daerah.

    d. Sebagai salah satu sumber data, informasi, dan referensi tambahan dalam

    Ilmu Administrasi Publik.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep Manajemen Kinerja

    1. Pengertian Kinerja

    Konsep kinerja pada asasnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai

    (perseorangan) dan kinerja organisasi.Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

    pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan

    sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut Bastian (2001:329).Pegawai

    adalah orang yang melakukan pekerjaan dengan mendapatkan imbalan jasa berupa

    gaji dan tunjangan dari pemerintah. Unsur manusia sebagai pegawai maka tujuan

    badan (wadah yang telah ditentukan) kemungkinan besar akan tercapai

    sebagaimana yang diharapkan. Pegawai inilah yang mengerjakan segala pekerjaan

    atau kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan penjelasan di

    atas, maka pengertian kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam

    suatu organisasi.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kinerja berarti

    sebagai (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan

    kerja. Hal ini seiring dengan Prawirosentono (1992 :2) yang menyatakan bahwa:

    “hasil kerja dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

    organisasi,sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

    upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

    hukum dan sesuai dengan moral maupun etika”.

  • 9

    Definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian

    pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu

    organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja dalam sebuah

    organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target yang ingin

    dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan suatu dari

    sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau

    dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai

    tujuan organisasi tersebut.

    Whitmore (1997:104) “Kinerja adalah pelaksanaan fungsifungsi yang dituntut

    dari seseorang, kinerja adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran

    umum ketrampilan”. Mengacu pada konsep tersebut diatas, bahwa unsur kinerja

    terdiri dari efisiensi, efektifitas, dan produktifitas. Hubungan dengan kepentingan

    penelitian maka “performance dapat diartikan sebagai kinerja juga dapat diartikan

    sebagai pencapaian kerja atau penampilan prestasi individu dengan memanfaatkan

    potensi sumber daya untuk menghasilkan berupa produk akhir dan atau bentuk

    perilaku.

    Kompetensi dan keterampilan spesifik yang dapat mendukung pencapaian

    tujuan dan sasaran organisasi. Selanjutnya B. Davis dikutip dalam (Achmad Ruky

    2001:13) kinerja adalah penampakan kemajuan seseorang dalam menghasilkan

    sesuatu yang tercermin dari hasil pekerjaan. Dengan demikian, kinerja baru akan

    diketahui apabila seseorang atau sekelompok orng dapat menghasilkan suatu

    pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Memperhatikan

    pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa konsep.

  • 10

    Pengukuran kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional,

    ini terjadi karena antara satu ahli dengan yang lainnya memiliki dasar ilmu yang

    berbeda walaupun tujuan akhir kinerja adalah peningkatan kemampuan untuk

    melaksanakan fungsi-fungsinya.

    Salah satu Undang-Undang Perpajakan Indonesia ialah seperti yang tertuang

    pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Di dalam pasal tersebut disebutkan

    tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan, yaitu;

    a. Kontribusi kepada negara oleh orang pribadi maupun badan bersifat

    memaksa

    b. Kontribusi tersebut akan digunakan untuk keperluan negara dengan tujuan

    kemakmuran rakyat.

    Selain Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, terdapat dasar hukum lain

    yang menjadi hukum dasar perpajakan:

    a. Undang-undang Ketentuan Umum tentang tata cara Perpajakan yaitu UU

    No. 16 Tahun 2000

    b. Undang-undang Pajak Penghasilan, UU No. 17 Tahun 2000

    c. Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai atas Barang dan Jasa dan Pajak

    Penjualan atas Barang Mewah dalam UU No. 18 Tahun 2000

    d. Undang-undang Pajak Bumi dan Bangunan No. 12 Tahun 1994

    e. Undang-undang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, tertuang dalam UU

    No. 19 Tahun 2000

    f. Undang-undang Pengadilan Pajak, UU No. 14 Tahun 2002

    g. Undang-undang Bea Materai, UU No. 13 Tahun 1985.

  • 11

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah pendidikan,

    pelatiahan, motivasi, kompensasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan. Untuk

    lebih jelasnya keenam factor tersebut diatas dapat diuraikan satu persatu sebagai

    berikut:

    a. Pendidikan

    Pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian

    atau sikap para tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan dengan

    lingkungan kerja mereka.Pendidikan berhubungan dengan menambah

    pengetahuan umum dan pengertian tentang seluruh lingkungan kerkja.Pendidikan

    berhubungan dengan menjawab how (bagaimana) dan why (mengapa), dan

    biasanya pendidikan lebih banyak berhubungan dengan teori tentang

    pekerjaan.Sekaligus bahwa pendidikan merupakan suatu usaha untuk

    mengembangkan kemampuan berpikir dari seorang tenaga kerja.

    b. Pelatihan

    Pelatihan merupakan suatu proses aplikasi, terutama terhadap peningkatan

    kecakapan. Karena itu, perlu dipelajari bagaimana caranya melaksanakan tugas

    dan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu proses ini terikat dengan berbagai tujuan

    organsasi. Pelaatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas.Secara terbatas,

    pelatihan menyediakan para pegawai pengetahuan yang spesifik dan dapat

    diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat

    ini.Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dan pengembangan,

    dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupannya serta

  • 12

    memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik

    bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.

    c. Motivasi

    Rivai (2004) mengemukakan bahwa motivasi adalah serangkain sikap dan

    nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai

    dengan tujuan individu. Pada dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk

    bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan

    prudiktivitas kerja pegawai sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan

    organisasi.

    d. Kompensasi

    Masalah kompensasi selain sensitive karena menjadi pendorong seseorang

    untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan disiplin tenaga

    kerja.Oleh karena itu, setiap organisasi harus dapat memberikan kompensasi yang

    seimbang dengan beban kerja yang dipikul oleh tenaga kerja/pegawai.Dengan

    demikian, tujuan pembinaan tenaga kerja adalah untuk menciptakan tenaga kerja

    yang berdaya guna dan berhasil guna dapat terwujud. Lebih dari itu, tujuan

    organisasi untuk meningkatkan keluaran produksi dapat ditunjang.

    e. Lingkungan kerja

    Organisasi dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang

    berada di dalam organisasi tersebut.Sehingga diharapkan dengan perkembangan

    tersebut organisasi mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman.Karena itu,

    tujuan yang diharapkan oleh organisasi dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

    yang bersifat internal dan eksternal.Sejauh mana tujuan organisasi tersebut telah

  • 13

    tercapai dapat dilihat dari beberapa besar organisasi memenuhi tuntutan

    lingkungannya.Memenuhi tuntutan lingkungan berarti dapat memanfaatkan

    kesempatan atau mengatasi tantangan lingkungan atau ancaman dari lingkungan

    dalam rangka menghadapi atau memenuhi tuntutan dan pearubahan-perubahan

    dilingkungan organisasi.

    f. Kepemimpinan

    Kepemimpinan suatu organisasi termasuk didalamnya mengelola sumber daya

    manusianya, sehingga diperlukan sekali prinsip-prinsip atau teori-teori

    manajemen, termasuk prinsip dan teori kepemimpinan.Setiap kemampuan dalam

    kepemimpinan harus melekat erat pada seorang manajer, apapun ruang lingkup

    tanggung jawabnya.Karena tanpa kemampuan memimpin, lebih-lebih dalam hal

    manajemen sumber daya manusia, tidak mungkin seorang manajer berhasil baik

    dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Sikap dan gaya serta perilaku

    kepemimpinan manajer sangat besar pengaruhnya terhadap organisasi yang

    dipimpinnya, bahkan dapat berpengaruh terhadap produktifitas organisasinya.

    Dari pengertian diatas, kompensasi merupakan bentuk penghargaan, member

    penghargaan atas hasil yang telah dicapai. Kebijakan organisasi dalam hal

    kompensasi member penguatan perilaku kerja yang telah memberikan kontribusi

    positif bagi organisasi.

    3. Indikator Kinerja

    LAN-BPKP dalam modul Sistem Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah

    (AKIP), (2003:11) mengkategorikan indikator kinerja dalam pelaksanaan

    pengukuran kinerja organisasi yaitu:

  • 14

    a. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksana

    kegiatan dapat berjalan lancar untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini

    dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,

    kebijaksanaan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya.

    b. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang

    dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indikator

    proses menggambarkan perkembangan atau aktifitas yang terjadi atau

    dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, khususnya dalam

    proses mengolah masukan menjadi keluaran.

    c. Indikator keluaran adalah segala sesuatu yang diharapkan langsung dicapai

    dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik/dan atau non fisik.

    d. Indikator hasil adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

    keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

    e. Indikator manfaat adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

    dari pelaksanaan kegiatan.

    f. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif, maupun

    negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah

    ditetapkan.

    Hal yang sama juga dikemukakan oleh Mahsun (2006:77) jenis indikator

    pemerintah meliputi indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan

    dampak.

    a. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

    pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.

  • 15

    Indikator ini mengukur jumlah sumber daya seperti anggaran (dana),

    sumber daya manusia, peralatan, material dan masukan lain yang

    dipergunakan untuk melaksankan kegiatan.

    b. Indikator proses (process) dalam indikator proses organisasi merumuskan

    ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan, maupun ketepatan pelaksanaan

    kegiatan tersebut.

    c. Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat

    dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan nonfisik. Indikator

    atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang

    dihasilkan dari suatu kegiatan. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk

    menilai kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan dengan

    sasaran kegiatan yang terdefenisi dengan baik dan terukur.

    d. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

    berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

    Dengan indikator outcome, organisasi akan dapat mengetahui apakah hasil

    yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan

    sebagaimana mestinya dan dapat memberikan kegunaan yang besar bagi

    masyarakat banyak.

    e. Indikator manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan

    tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator manfaat menggambarkan

    manfaat yang diperoleh dari indikator hasil. Indikator manfaat

    menunjukkan hal yang diharapkan dapat diselesaikan dan berfungsi

    dengan optimal (tepat lokasi dan waktu).

  • 16

    f. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif

    maupun negatif. Darma (1991: 1), mengatakan bahwa hampir semua cara

    pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

    1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

    Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses

    atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang

    dihasilkan.

    2) Kualitas, adalah mutu yang dihasilkan. Pengukuran kualitatif keluaran

    mencerminkan pengukuran tingkat “kepuasan“, yakni seberapa baik

    penyelesaiannya.

    3) Ketepatan waktu, adalah sesuai tidaknya dengan waktu yang

    direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus

    penyelesaian suatu kegiatan.

    4. Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja merupakan alat manajemen untuk meningkatkan kualitas

    pengambilan keputusan dan akuntabilitas.Sebenarnya pengukuran kinerja

    mempunyai makna ganda yaitu pengukuran sendiri dan evaluasi kinerja dimana

    kedua hal tersebut terlebih dahulu harus ditentukan tujuan dari suatu program

    secara jelas.Pengukuran kinerja merupakan jembatan antara perencanaan strategic

    dengan akuntabilitas sehingga pemerintah dapat dikatakan berhasil jika terdapat

    inidkator-indikator atau ukuran-ukuran capaian yang mengarah pada misi tanpa

    adanya pengukuran kinerja yang sangat sulit dicari pembenaran yang logis atas

    pencapaian misi organisasi instansi.

  • 17

    Rachmawati (2008;123), pengukuran kinerja merupakan evaluasi formal

    terhadap prestasi pegawai. Evaluasi tersebut dapat dilakukan secara informal.

    Evaluasi kinerja secara formal mempunyai beberapa fungsi.Pertama, evaluasi

    kinerja digunakan untuk menilai evektifitas pegawai.Kedua, evaluasi kinerja

    sering dipakai sebagai dasar penggajian, promosi, atau pelatihan yang diperlukan.

    Berkaitan dengan kinerja Dinas Pendapatan pengelolaan Keuangan dan Aset

    Daerah Kabupaten Pinrang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan

    masyarakat maka pemerintah dan birokrasi yang ada harus memberdayakan

    masyarakat dalam pemberian layanan.Hal ini sesuai dengan pendapat yang

    dikemukakan oleh David Osborne dan Ted Gaebler yang dikutip dalam

    (sedarmayanti, 2003:52-53) tentang konsep reveinting government, yang

    menawarkan suatu konsep yang bisa dijalankan oleh lembaga public. Adapun

    prinsip konsep tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Pemerintah dan birokrasi berperan sebagai katalisator.

    b. Pemerintah dan birokrasi harus memberdayakan masyarakat dalam

    pemberian layanan.

    c. Pemerintah dan birokrasi harus menciptakan persaingan dalam setiap

    layanan.

    d. Pemerintah dan birokrasi hendaknya berorientasi kepada kinerja yang

    baik.

    e. Pemerintah dan birokrasi harus melakukan aktivitas yang menekankan

    pada peraturan-peraturan.

  • 18

    f. Pemerintah dan birokrasi harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan

    masyarakat bukan kebutuhan sendiri.

    g. Pemerintah dan birokrasi harus memiliki aparat yang tau cara yang tepat

    dengan menghasilkan uang untuk organisasinya disamping pandai

    menghemat biaya.

    h. Pemerintah dan birokrasi antisipatif.

    i. Diperlukan desentralisasi dalam pengelolaan pemerintahan.

    j. Pemerintah dan birokrasi harus memperhatikan kekuatan pasar.

    Teknik dan metode yang digunakan dalam menganalisis kinerja kegiatan yang

    pertama-tama dilakukan adalah dengan melihat sejauh mana adanya kesesuaian

    antara program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana yang tertuang dalam

    perencanaan strategik pemerintah yang bersangkutan. Pengukuran kinerja

    mencakup penetapan indikator yang ada pada suatu instansi pemerintah dan

    selanjutnya dievaluasi dengan cara menghitung nilai capaian kinerja dan

    pelaksanaan kegiatan atau program. Bacal (2005;112) ada tiga pendekatan dalam

    evaluasi kinerja yaitu system penilaian (rating system), system peringkat(ranking

    system), serta pengukuran berdasarkan tujuan dan dasar.

    B. Konsep Pengelolaan

    1. Pengertian Pengelolaan

    Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula

    pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto, 1993: 31).Banyak orang yang

    mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan

    pengadministrasian, dan memang itulah pengertian yang populer saat

  • 19

    ini.Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang

    dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam

    mencapai tujan tertentu.

    Griffin (1990: 6) mendefinisan manajemen sebagai berikut: “Management is

    the process of planning and decision making, organizing, leading and controlling

    and organization human, financial, physical and information recources to

    archieve organizational goals in an efficient and effective manner”

    Dikatakan manajemen adalah suatu proses perencanaan dan pengambilan

    keputusan, pengorganisasian, memimpin dan pengendalian organisasi manusia,

    keuangan, fisik dan informasi sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi

    secara efisiensi dan efektif. Nanang Fattah, (2004: 1) berpendapat bahwa dalam

    proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang

    manajer atau pimpinan, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

    (organising), pemimpin (leading), dan pengawasan (controlling). Oleh karena itu,

    manajemen diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganising, memimpin,

    dan mengendalikan 15 upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan

    organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

    Pengertian manajemen telah banyak dibahas para ahli yang antara satu dengan

    yang lain saling melengkapi. Stoner yang dikutip oleh Handoko menyatakan

    bahwa manajemen merupakan proses perencanan, pengorganisasian, pengarahan,

    dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya

    organisasi lainya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Stoner

    menekanan bahwa manajemen dititik beratkan pada proses dan sistem. Oleh

  • 20

    karena itu, apabila dalam sistem dan proses perencanaan, pengorganisasian,

    pengarahan, penganggaran, dan sistem pengawasan tidak baik, proses manajemen

    secara keseluruhan tidak lancar sehingga proses pencapaian tujuan akan terganggu

    atau mengalami kegagalan (Shyhabuddin Qalyubi, 2007: 271).

    Bedasarkan definisi manajemen diatas secara garis besar tahap-tahap dalam

    melakukan manajemen meliputi melakukan perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan merupakan proses dasar dari suatu

    kegiatan pengelolaan dan merupakan syarat mutlak dalam suatu kegiatan

    pengelolaan. Kemudian pengorganisasian berkaitan dengan pelaksanaan

    perencanaan yang telah ditetapkan. Sementara itu pengarahan diperlukan agar

    menghasilkan sesuatu yang diharapkan dan pengawasan yang dekat. Dengan

    evaluasi, dapat menjadi proses monitoring aktivitas untuk menentukan apakah

    individu atau kelompok memperolah dan mempergunakan sumber-sumbernya

    secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.

    2. Fungsi Pengelolaan

    Bedasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) di atas secara garis besar dapat

    disampaikan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen meliputi:

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Fungsi-fungsi

    manajemen tersebut bersifat universal, di mana saja dan dalam organisasi apa saja.

    Namun, semuanya tergantung pada tipe organisasi, kebudayaan dan anggotanya.

    Pada penelitian ini, peneliti cenderung berpedoman pada pendapat Terry dalam

    The Liang Gie (2000: 21), yang menyatakan bahwa kegiatan atau fungsi

  • 21

    manajemen, meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

    pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

    a. Perencanaan (Planning)

    Batasan atau pengertian perencanaan bermacam-macam sesuai dengan

    pendapat para ahli manajemen. Menurut Sutarno NS (2004: 109), perencanaan

    diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang apa yang akan dijalankan

    dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dimana menyangkut tempat, oleh siapa

    pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata cara mencapai itu.

    Cropper (1998: 1) berpendapat: Planning is the basis from which all other

    function are spawned. Without a congruent plan, organizations usually lack a

    central focus.

    Bahwa perencanaan adalah dasar yang akan dikembangkan menjadi seluruh

    fungsi berikutnya. Tanpa rencana yang tepat dan padu sebuah organisasi akan

    kehilangan fokus sentral berpijak bukan sekedar daftar kegiatan yang harus

    dilakukan.

    Perencanaan merupakan suatu proses mempersiapkan serangkaian

    pengambilan keputusan untuk dilakukanya tindakan dalam mencapai tujuan

    organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada. Adapun

    aspek perencanaan meliputi:

    1) Apa yang dilakukan?

    2) Siapa yang melakukan?

    3) Di mana akan melakukan?

    4) Apa saja yang diperlikan agar tercapainya tujuan dapat dilakukan?

  • 22

    5) Bagaimana melakukannya?

    6) Apa saja yang dilakukan agar tercapainya tujuan dapat maximum?

    (Suharsimi Arikunto, 1993: 38)

    Dengan demikian kunci keberhasilan dalam suatu pengelolaan atau

    manajemen tergantung atau terletak pada perencanaanya. Perencanaan merupakan

    suatu proses dan kegiatan pimpinan (manager) yang terus menerus, artinya setiap

    kali timbul sesuatu yang baru. Perencanaan merupakan langkah awal setiap

    manajemen. Perencanaan merupakan kegiatan yang akan dilakukan di masa depan

    dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah perencanaan

    yang baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi panduan langkah

    selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah mencapai permulaan

    pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan organisasi.

    Berdasarkan uraian diatas, perencanaan pada hakekatnya merupakan proses

    pemikiran yang sistematis, analisis, dan rasional untuk menentukan apa yang akan

    dilakukan, bagaimana melakukanya, siapa pelaksananya, dan kapan kegitan

    tersebut harus dilakukan.

    b. Pengorganisasian ( Organizing )

    Rue dan Byars (2006:6) berpendapat: Organizing is grouping activities,

    assigning activities an providingthe authority necessary to carry out the activities.

    Pengorganisasian merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan penugasan

    kegiatan-kegiatan penyediaan keperluan, wewenang untuk melaksanakan

    kegiatannya.

  • 23

    Dalam suatu organisasi dituntut adanya kerja sama antara dua orang atau lebih

    untuk mencapai siatu tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi merupakan

    suatu proses untuk merancang struktur formal, pengelompokan dan mengatur

    serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi agar

    tujuan organisasi dapat tecapai. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu

    dipilih orang yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam melaksanakan

    tugas. Oleh karena itu, perlu memilih dan menentukan orang yang akan dipercaya

    atau diposisikan dalam posisi tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu

    diperhatikan dalam hal proses penarikan, penempatan, pemberian latihan dan

    pengembangan anggota-anggota organisasi.

    c. Pengarahan (Actuating )

    Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti

    keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan

    secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.

    Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan

    dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan

    mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik.

    Pengarahan berarti para manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi

    bawahan. Manajer tidak melakukan semua kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikan

    tugas-tugas esensial melalui orang-orang lain. Mereka juga tidak sekedar

    memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim yang dapat membantu para

    bawahan melakukan pekerjaan secara paling baik.

  • 24

    Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk

    meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan

    lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

    d. Pengawasan ( Controlling )

    Pengawasan adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang

    atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-

    rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya (Sutarno NS, 2004:128).

    Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian terakhir dari fungsi

    manajemen dilaksanakan untuk mengetahui:

    1) Apakah semua kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana

    sebelumnya.

    2) Apakah didalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian, penyalahgunaan

    kekuasaan dan wewenang, penyimpangan dan pemborosan.

    3) Untuk mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan

    kekuasaan dan wewenang penyimpangan, dan pemborosan.

    4) Untuk meningkatkan efisien dan efektifitas organisasi.

    Tujuan pengawasan adalah:

    a) Menentukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan kesulitan

    sebelum kesulitan itu terjadi.

    b) Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan

    yang terjadi.

    c) endapatkan efisiensi dan efektifitas.

  • 25

    Dengan demikian, perencanaan merupakan proses awal dari suatu kegiatan

    pengelolaan yang keberadaanya sangat diperlukan dalam memberikan arah atau

    patokan dalam suatu kegiatan, kemudian pengorganisasian berkaitan dengan

    penyatuan seluruh sumber daya yang ada untuk bersinergi dalam mempersiapkan

    pelaksanaan kegiatan.

    Tahap berikutnya pengarahan dan pelaksanaan kegiatan yang selalu

    berpedoman pada perencanaan yang telah ditetapkan.Tahap terakhir adalah

    pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi tersebut, dapat

    dilakukan perbaikan selama kegiatan berlangsung atau untuk memperbaiki

    program kegiatan berikutnya sehingga tujuan yang telah direncanakan tercapai

    dengan baik.

    C. Manajemen Kuangan

    1. Pengertian Manajemen Keuangan

    Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus

    menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen keuangan memiliki arti

    penting di semua jenis bisnis, seperti perbankan dan institusi-institusi keuangan

    lainnya sekaligus juga perusahaan-perusahaan industri dan ritel. Manajemen

    keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan

    bagaimana memperoleh dana, dan mengelola aset sesuai tujuan perusahaan secara

    menyeluruh (Martono dan Harjito, 2008).

    Menurut Sudana (2011) Manajemen keuangan merupakan bidang keuangan

    yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalamsuatu organisasi perusahaan

    untuk menciptakan dan mempertahankannilai melalui pengambilan keputusan dan

  • 26

    pengelolaan sumber daya yang tepat. Manajemen keuangan merupakan

    manajamen fungsikeuangan yang terdiri atas keputusan investasi, pendanaan, dan

    keputusan pengelolaan asset.

    2. Tujuan Manajemen Keuangan

    Menurut Horne dan Wachowicz (2005) tujuan manajemen keuangan yang

    efisiensi membutuhkan keberadaan beberapa tujuan atau sasaran, karena penilaian

    untuk apakah suatu keputusan keuangan efisiensi atau tidak harus berdasarkan

    pada beberapa standar tertentu. Tujuan manajemen keuangan adalah

    memaksimalkan nilai perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang

    saham) yang diukur dari harga saham perusahaan.

    3. Fungsi Manajemen Keuangan

    Menurut Martono dan Harjito (2008) ada 3 fungsi utama dalam manajemen

    keuangan, anatara lain sebagai berikut:

    a. Keputusan Investasi

    Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan

    dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi merupakan keputusan yang paling

    penting karena keputusan investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap

    besarnya laba investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan

    datang.

    b. Keputusan Pendanaan

    Keputusan pendanaan menyangkut tentang sumber-sumber dana yang berada

    di sisi aktiva. Ada beberapa hal mengenai keputusan pendanaan, yaitu keputusan

    mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi,

  • 27

    dan penetapantentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut

    struktur modal yang optimum.

    c. Keputusan Pengelolaan Aktiva

    Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset

    tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Manajer keuangan bersama

    manajer-manajer lain diperusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai

    tingkatan dari aset-aset yang ada.Tanggung jawab tersebut menuntut manajer

    keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancar daripada aktiva tetap.

    Manajer keuangan yang konservatif akan mengalokasikan dananya sesuai dengan

    jangka waktu aset yang didanai.

    D. Konsep Pajak

    1. Definisi Pajak

    Pajak adalah kontribusi wajib pajak pribadi atau badan yang bersifat memaksa

    berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung.

    Menurut rochmat soemitro (Suady, 2011) dalam bukunya dasar-dasar hukum

    pajak dan pajak pendapatan adalah sebagai berikut: “Pajak adalah iuran rakyat

    kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan

    tidak mendapat jasa imbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan

    yang digunaka untuk membayar pengeluaran umum”. Dengan penjelasan sebagai

    berikut : “dapat dipaksakan bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih

    dengan menggunakan kekerasan seperti surat paksa dan sita, dan juga

    penyenderaan, terhadap 14 pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal

    balik tertentu seperti halnya dengan retribusi.

  • 28

    2. Unsur-Unsur Pajak

    Berdasarkan pengertian pajak, setiap pajak terdiri atas beberapa unsur. Berikut

    ini unsur-unsur pajak:

    a. Subjek Pajak

    Orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-

    undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan

    termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu, misalnya

    pegawai, pengusaha, dan perusahaan. Setiap wajib pajak wajib

    mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, kemudian wajib

    pajak akan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sebagai

    tanda pengenal. Wajib pajak harus melaporkan kekayaan dan jumlah pajak

    yang menjadi tanggungannya kepada kantor pelayanan pajak setempat

    setiap tahun.

    b. Objek Pajak

    Sesuatu yang dikenakan pajak, misalnya penghasilan seseorang yang

    melebihi jumlah tertentu, tanah, bangunan, laba perusahaan, kekayaan

    mobil. Apabila setiap tahun ayah kalian membayar pajak bumi dan

    bangunan (PBB), tanah dan bangunan yang dimiliki ayah kalian dikatakan

    sebagai objek pajak.

    3. Fungsi-Fungsi Pajak

    Terdapat dua fungsi pajak, yang dikemukakan oleh siti resmi (2011:3) adalah

    sebagai berikut:

  • 29

    a. Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu

    sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin

    maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah

    berupaya memasukkan uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara.

    b. Fungsi regularend (pengatur) Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya

    pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksankan kebijakan pemerintah

    dalam bidang sosial dan ekonomi, serta untuk mencapai tujuan-tujuan

    tertentu di luar bidang keuangan.

    4. Definisi Pajak Daerah

    Menurut Undang - undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

    Retribusi Daerah (PDRD) telah diundangkan pada tanggal 15 September 2009 dan

    mulai berlakupada tanggal 1 Januari 2010, pajak dapat diartikan biaya yang harus

    dikeluarkan seseorang atau suatu badan untuk menghasilkan pendapatan suatu

    negara, karena ketersediaan berbagai sarana dan prasarana publik yang dinikmati

    semua orang tidak mungkin ada tanpa adanya biaya yang dikeluarkan dalam

    bentuk iuran tersebut.

    Mardiasmo (2011:12) pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah

    kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang

    bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

    imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi kemakmuran

    rakyat.Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah.

  • 30

    Pajak Restoran dipungut atas setiap pelayanan di restoran. Restoran adalah

    fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran, yang

    mencakup juga rumah makan, kafetaria/ pujasera, kantin, warung, bar,

    dansejenisnya termasuk jasa boga/katering. Objek Pajak Restoran adalah

    pelayanan yang disediakan oleh restoran, meliputi pelayanan penjualan makanan

    dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat

    pelayanan maupun di tempat lain Tarif Pajak Restoran berdasarkan Undang-

    Undang Nomor 28 tahun 2009 ditetapkan paling tinggi 10% dan Untuk tarif pajak

    restoran Kota Pinrang dikenakan sebesar 10% (sepuluh persen).

    E. Kerangka Pikir

    Berdasarkan konsep yang dikemukakan Agus Darma (1991:1),

    mengemukakan bahwa ada tiga indikator dalam menilai kinerja yaitu Kuantitas

    pekerjaan, Kualitas pekerjaan, ketepatan waktu.Untuk menganalisis kinerja Dinas

    Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kabupaten

    Pinrang, maka penulis menggunanakan tiga indikator tersebut.Dari segi kuantitas

    diukur dari hasil pekerjaan, dari segi kualitas pekerjaan diukur dari hasil pekerjaan

    yang sesuai dengan harapan masyarakat, dan dari segi ketepatan waktu diukur dari

    ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan. Lebih jelasnya digambarkan

    sebagai berikut:

  • 31

    Bagan Kerangka Pikir

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

    F. Fokus Penelitian

    Agar penelitian ini menjadi jelas dan terarah, maka peneliti memberikan

    batasan terhadap apa yang diteliti, yaitu sebagai berikut: Permasalahn yang terjadi

    dilapangan dapat dijadikan dasar awal peneliti untuk mengetahui kinerja Dinas

    Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) baik dari aspek

    kuantitas, ketetapan waktu, dan kualitas.

    Kinerja Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan Aset

    Daerah (Ppkad)

    Pajak Restoran

    Menurut Teori Agus Darman

    (1991) Terdapat Indikator

    1. KUANTITAS

    2. KETETAPAN WAKTU

    3. KUALITAS

    Peningkatan Kinerja Pegawai

    Dinas Pendapatan Pengelolaan

    Keuangan Aset Daerah

    (PPKAD)

  • 32

    G. Deskripsi Fokus Penelitian

    Pada fokus penelitian, peneliti memberikan batasan terhadap apa yang diteliti

    agar penelitian ini tidak terlalu banyak apa yang menjadi pokok pembahasan, dan

    juga agar peneliti ini dapat diselesaikan tepat waktu dengan yang telah

    diperkirakan.

    Adapun yang menjadi pokok pembahasan pada penelitian ini, yang pertama

    yaitu:

    1. Kualitas yaitu seberapa baik Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

    dalam mengelola pajak restoran yang ada di Kabupaten Pinrang.

    2. Ketepatan waktu yaitu seberapa tepat Dinas Pengelolaan Keuangan Aset

    Daerah dalam menyelesaikan pengelolaan pajak restoran yang ada di

    Kabupaten Pinrang.

    3. Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran

    kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan

    kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.

  • 32

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dua (2) bulan setelah keluarnya surat izin penelitian

    dari LP3M, yaitu pada tanggal 07 maret sampai dengan 07 mei 2020. di Kantor

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupate Pinrang. Jl.

    Bintang, Kelurahan Macorowalie, Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten

    Pinrang. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kinerja

    pegawai dalam pengeloaan pajak restoran sebagai Kuantitas, Kualitas dan

    Ketetapan Waktu.

    B. Jenis dan Tipe Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

    kualitatif dimana data diperoleh dari proses observasi , wawancara dan hasil dari

    dokumentasi . Setelah data diperoleh tahap selanjutnya peneliti mendeskripsikan

    secara utuh dan mendalami data yang didapatkan berupa fakta atau keterangan-

    keterangan dan kelemahan atau kekurangan dari objek yang diteliti.

    2. Tipe Penelitian

    Tipe penelitian yamg digunakan dalam penelitian ini merupakan tipe

    penelitian deskriptif yaitu peneliti memberikan gambaran, penejelasan yang tepat

    secara objektif mengenai masalah yang diteliti, mengenditifikasi dan menjelaskan

    data secara sistematis.

  • 34

    C. Sumber Data

    Dalam peneltian ini sumber data yang digunakan berupa data primer dan data

    sekunder.

    1. Data primer

    Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang di

    peroleh melalui wawancara secara langsung pada kantor Badan Keuangan

    Umum Daerah Kabupaten Pinrang.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari dokumen-

    dokumen yang bersifat informasi tertulis. Adapun dokumen yang di peroleh

    oleh peneliti seperti data pajak restoran dari tahun 2017 sampai tahun 2019

    dan data kinerja pegawai dalam melakukan pengeloaan pajak restoran di

    Kabupaten Pinrang.

    D. Informan Penelitian

    Informan dalam hal ini yaitu orang yang berada pada ruang lingkup

    penelitian, artinya yaitu orang yang dapat menyerahkan suatu informasi tentang

    kondisi dan situasi pada latar penelitian. Adapun narasumber atau informan yang

    ada dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang berwenang untuk menyerahkan

    informasi tentang bagaimana Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah

    Dalam Pengelolaan Pajak Restoran di Kota Pinrang, yaitu:

  • 35

    Tabel 3.1 Daftar Informan

    No Nama Inisial Jabatan Jumlah

    1 H. Islamuddin, S.H., M.H

    ID Kepala BKUD 1

    2 Hj. Sitti Hadhiah, S.H SH Sekretaris BKUD 1

    3 Ilyas IS Manajer Caffe

    Brother

    1

    4 Sarah SA Manajer Caffe Anggi 1

    5 Rohani RI Manajer Caffe

    Hollywod

    1

    Jumlah 5

    Berdasarkan petunjuk dari informan awal seperti rencana informan di atas

    peneliti mengembangkan penelitian ke informan lainnya, begitu seterusnya

    sampai penelitian dianggap cukup mendapatkan informasi yang dibutuhkan,

    proses penelitian menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu pengambilan

    sampel berdasarkan penilaian dari peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas

    untuk dijadikan sampel, oleh karena itu agar tidak sangat subjektif, peneliti harus

    punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud agar

    peneliti benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan

    atau tujuan dari penelitian (memperoleh data yang akurat).

    E. Teknik Pengumpulan Data

    Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian yaitu

    dengan triangulasi/ gabungan. Tringulasi dapat diartikan sebagai teknik dalam

    pengumpulan data yang bersifat menyatukan dari berbagai suatu sumber data

    yang telah ada dengan teknik pengumpulan data.

    1. Observasi, yang di lakukan untuk menemukan gambaran tentang bagiamana

    kinerja pegawai dalam melakukan pengelolaan pajak restoran sebagai upaya untuk

  • 36

    menguji Kuantitas, Kualitas, dan Ketetapan Waktu. Berdasarkan perspektif

    peneliti.

    2. Wawancara yang di lakukan pewawancara dengan mewawancarai informan

    yang telah di tentukan dengan menggunakan teknik (face to face) atau tatap muka.

    Kemudian peneliti mempersiapkan alat untuk wawancarai berupa pedoman

    wawancara, buku catatan, dan kamera handphone.

    3. Dokumentasi, yang di lakukan penelitian ini untuk mengumpulkan data baik

    itu data yang berupa catatan maupun gambar. oleh karena itu peneliti mengambil

    dokumentasi pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, di kantor Badan

    Keuangan Umum Daerah.

    F. Teknik Analisis Data

    Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif secara langsung dari

    individu satu dengan individu yang lain. Adapun analisis data, sebagai berikut:

    1. Reduksi Data

    Yakni Data yang di peroleh dilapangan yang jumlahnya sangat cukup

    banyak, untuk itu sangat perlu dicatat dengan sangat rinci dan teliti. Seperti yang

    telah di kemukakan, makin lama peneliti di lapangan maka jumlah data juga akan

    semakin banyak, kompleks dan rumit. untuk itu perlu juga segera dilakukan

    tindakan analisis data dan dicari bentuk dan temanya serta membuang yang tidak

    terlalu diperlukan dalam hal ini yaitu data yg tidak begitu penting.

    2. Penyajian Data

    Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dapat dilakukan dalam suatu

    bentuk uraian singkat dan bagan dan kaitan antara kategori dan sejenisnya.

  • 37

    Setelah mereduksi data, selanjutnya langkah yang dilakukan adalah penyajian

    data, dimana penyajian data merupakan penyusunan informasi sehingga

    memberikan kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan.

    3. Penarikan Kesimpulan

    Selanjutnya langkah ketiga dalam suatu analisis data kualitatif yaitu adalah

    penarikan kesimpulan dan pengecekan/verifikasi. Bentuk kesimpulan awal

    yang dibuat masih bersifat sementara, dan dapat berubah bila tidak ditemukan

    bukti yang kuat, yang dapat mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.

    Kesimpulan data yang dikemukakan sebelumnya pada tahap pertama,

    didukung oleh suatu bukti yang valid, kuat dan konsisten saat peneliti telah

    kembali kelapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

    sebelumnya dikemukakan harus merupakan kesimpulan yang kridibel.

    G. Keabsahan Data

    Proses dalam keabsahan data yang dilakukan adalah dengan

    triangulasi. Triangulasi dapat dikatakan sebagai pengecekan, pengujian data dari

    berbagai sumber-sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Lebih lanjut

    triangulasi dapat dibagi ke dalam tiga macam, yaitu:

    1. Triangulasi Sumber

    Triangulasi sumber di lakukan dengan cara memeriksa data/menguji data

    yang telah didapat melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan

    pengumpulan data dan pengujian data yang sudah di dapat melalui hasil

    pengamatan, wawancara dan dokumen yang ada. Kemudian peneliti

  • 38

    membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan membandingkan hasil

    dari wawancara dengan dokumen yang ada.

    2. Triangulasi Teknik

    Triangulasi teknik di lakukan dengan cara memeriksa data kepada sumber-

    sumber yang sama dengan menggunakan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data

    yang diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan dokumen.

    Apabila dengan menggunakan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut,

    dapat menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan

    diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk

    memastikan data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya bisa benar

    karena mempunyai sudut pandang yang masing-masing berbeda-beda.

    3. Triangulasi Waktu

    Waktu dapat juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang di kumpulkan

    dengan menggunakan teknik wawancara pada saat di pagi hari, saat nara sumber

    masih segar, belum banyak masalah dan akan memberikan data, yang lebih valid

    sehingga akan lebih kredibeluntuk itu dalam hal ini bentuk pengujian kredibilitas

    data dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan pengecekan,

    obsevasi atau menggunakan teknik lain dalam situasi dan waktu yang berbeda.

    Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka harus dilakukan secara

    berulang-ulang hingga dapat sampai ditemukan kepastian datanya. Triangulasi

    juga dapat dilakukan dengan cara memeriksa hasil penelitian, dari tim peneliti

    yang lain yang juga diberi tugas untuk melakukan pengumpulan data.

  • 39

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Dekripsi Objek Penelitian

    1. Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

    Daerah (DPPKAD)

    Sebagaimana dipaparkan sebelumnya bahwa penelitian ini dilakukan

    di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

    Kabupaten Pinrang. Tempat ini dijadikan lokasi penelitian karena melihat

    potensi pajak daerah di Kabupaten Pinrang sangat besar khususnya Pajak

    Restoran. Dengan meningkatnya penerimaan pajak restoran ini tentunya

    memberikan sumbangsih yang besar terhadap peningkatan Pendapatan Aset

    Daerah (PAD) di Kabupaten Pinrang.

    Adapun kondisi geografis Kabupaten Pinrang terletak disebelah 185 km utara

    ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, berada pada posisi 3°19‟13” sampai 4°10‟30”

    lintang selatan dan 119°26‟30” sampai 119°47‟20” bujur timur. Secara

    administratif, Kabupaten Pinrang terdiri atas 12 kecamatan, 39 kelurahan dan 65

    desa. Batas wilayah kabupaten ini adalah sebelah Utara dengan Kabupaten Tana

    Toraja, sebelah Timur dengan Kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang,

    sebelah Barat Kabupaten Polmas Provinsi Sulawesi Barat dan Selat Makassar,

    sebelah Selatan dengan Kota Parepare. Luas wilayah Kabupaten mencapai

    1.961,77 km².

    Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 Km sehingga terdapat

    areal pertambakan sepanjang pantai, pada dataran rendah didominasi oleh areal

  • 40

    persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan. Kondisi ini mendukung

    Kabupaten Pinrang sebagai daerah Potensial untuk sektor pertanian dan

    memungkinkan berbagai komoditi pertanian (Tanaman Pangan, perikanan,

    perkebunan dan Peternakan) untuk dikembangkan. Ketinggian wilayah 0–500

    mdpl (60,41%), ketinggian 500–1000 mdpl (19,69%) dan ketinggian 1000 mdpl

    (9,90%).

  • 41

    2. Struktur Organisasi BKUD Pinrang

    Adapun struktur organisasi BKUD Pinrang sebagia berikut :

    KEPALA BADAN H. ISLAMUDDIN,SH.,MH

    SEKRETARIAT BADAN HJ.ST HADHIAH, SH

    SUB PERENCANAAN MA’DI DIKA,SH

    SUB KEUANGAN SUNARTI, S.SOS

    SUB UMUM RAHMAWATI, SE

    KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

    HJ.ST HADHIAH, SH

    BIDANG ASET A.SADARUDDIN, S.sos.M.Si

    S. PAD PAULUS, S.pd

    S.DANA PERIMBANGAN ST NAHARIAH, SP

    BIDANG PEDAPATAN Drs. LAMUTTI

    S. LAIN-LAIN NURMING, SE

    S.KEBUTUHAN&DISTRIBUSI A. EKA FEBRIANTI, SE

    S.PENGHAPUSAN A.NURINFIAH, SE

    S.PENILAIAN MASRULLAH S.sos

    BIDANG AKUNTANSI AGURHAN, SE.Ak

    S.ANGGARAN EFFENDI. SE.M.Si

    BIDANG PEMBIAYAAN HJ.SALMA. SE

    S.OTORITAS SYAMSUL BAHRI. S.Sos

    S.PERBENDAHARAAN HJ.MUHADIRA. S.sos

    S.PENGELUARAN KAS RIHARI ANCE LOMO, SE

    S.LAPORAN KEUANGAN HUSNIATI S.sos

    S.MONITORING A.ARDIANSYAH, SE

    UPT

  • 42

    Tugas Pokok dan Fungsi DPPKAD, berdasarkan peraturan Bupati

    Kabupaten Pinnrang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Plaksanaan Peraturan

    Daerah Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

    Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Pinrang, Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Pinrang, Tugas pokok

    (bagian pertama tugas pokok dan fungsi, pasal 363) Dinas Pendapatan

    Pengelolaan Keuangan dan Asset adalah melaksanakan sebagian

    kewenangan atau urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi

    daerah dan tugas pembantuan di bidang pendapatan pengelolaan keuangan

    dan aset yang menjadi tanggung jawabnya dan kewenangan lain yang

    diserahkan oleh Bupati kepadanya.

    Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, DPPKAD Kabupaten

    Pinrang mempunyai fungsi sebagai berikut:

    a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan dibidang pendapatan

    pengelolaan keuangan dan asset daerah berdasarkan peraturan

    perundang- undangan yang berlaku.

    b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

    pendapatan pengelolaan keuangan daerah

    c. Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas dan

    kewenangannya

    d. Pengelolaan administrasi umum ketatalaksanaan, keuangan,

    kepegawaian, perlengkapan dan peralatan

    e. Pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

  • 43

    f. Pelaksanaan tugas lain yang dberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas da

    fungsinya.

    Susunan organisasi dan tata kerja untuk melakukan tugas pokok dan

    fungsi yang berwenang dalam menangani Pendapatan, Pengelolaan

    Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Pinrang. Berdasarkan Peraturan

    Bupati Pinrang Nomor 53 tahun 2012 tentang Tugas pokok, Fungsi dan

    Uraian Tugas Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah

    (DPPKAD). Adapun strukturorganisasi dan tata kerja DPPKAD Kabupaten

    Pinrang sebagai berikut:

    a. Kepala Dinas

    b. Sekretariat, terdiri dari

    1) Sub Bagian Perencanaan

    2) Sub Bagian Keuangan

    3) Sub Bagian Umum

    c. Bidang Pendapatan Daerah, terdiri dari

    1) Seksi Dana Perimbangan

    2) Seksi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    3) Seksi lain-lain Pendapatan yang sah

    d. Bidang Asset, terdiri dari

    1) Seksi Kebutuhan dan Distribusi

    2) Seksi Penilaian

    3) Seksi Penghapusan

  • 44

    e. Bidang Pembiayaan (Pengelolaan Keuangan), terdiri dari

    1) Seksi Anggaran

    2) Seksi otoritas dan Verifikasi

    3) Seksi Perbendaharaan

    f. Bidan Akuntansi, Terdiri dari

    1) Seksi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

    2) Seksi Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Asset

    3) Seksi Monitoring, Evaluasi Keuangan Asset

    g. Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    h. Kelompok Jabatan Fungsional.

    Demikian susunan organisasi dan uraian tugas lingkup Dinas

    PPKAD sebagaimana tersebut diatas, Maka dinas PPKAD Kabupaten

    Pinrang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah

    dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati Pinrang

    3. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset

    Daerah (DPPKAD)

    1. Visi Misi BKUD Pinrang

    a. Visi Badan Keuangan Dearah

    Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Keuangan Daerah

    (BKUD) Kabupaten Pinrang, dan kinerja yang ingin dicapai dalam

    kerangka pencapaian Visi-Misi Pembangunan Daerah selama kurun

    waktu 5 (lima) tahunan mendatang (2014 – 2019), maka Visi- Misi

    SKPD ini tentunya tidak terlepas dari kondisi objektif lingkup kerja

  • 45

    SKPD sebagai bagian integral dari Visi – Misi Kabupaten Pinrang.

    Sebagaimana diketahui, formulasi Visi jangka menengah

    Kabupaten Pinrang adalah :

    1) Terwujudnya masyarakat sejahtera secara dinamis melalui

    Harmonisasi kehidupan. Akselerasi produktivitas kawasan, dan

    Revitalisasi peran poros utama pemenuhan pangan nasional .

    2) Rumusan Visi RPJMD Kabupaten Pinrang 2014-2019 mengandung

    4 substansi pokok visi yakni “Masyarakat Sejahtera yang Dinamis,

    “Harmonisasi Kehidupan”, “Akselerasi Produktivitas Kawasan”,

    “Revitalisasi Peran Poros Utama Pemenuhan Pangan Nasional.

    3) Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

    akuntabel dan profesional serta meningkatkan Pendapatn Daerah

    sebagai Penyangga pembangunan Kabupaten Pinrang menuju

    Masyarakat yang maju dan sejahtera.

    b. Misi Badan Keuangan Daerah

    Untuk mewujudkan visi tersebut, SKPD Badan Keuangan Daerah

    mengupayakan langkah-langkah strategis yang di formulasikan ke

    dalam misi. Misi yang di maksud adalah sebagai berikut :

    1) Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pendapatan,

    pengelolaan keuangan dan aset daerah yang beriman bertaqwa, dan

    berwawasan kebangsaan.

    2) Meningkatkan sumber pendapatan daerah melalui intenfikasi dan

    ekstensifikasi.

  • 46

    3) Meningkatkan kualitas pengelolaan pendapatan, keuagan aset

    daerah secara profesional efektif, efesien, akuntabel dan

    bertanggung jawab dengan pemanfaatan IPTEK, dan sesuai

    peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

    4) Meningkatkan kapasitas SDM pada Badan Keuangan Daerah yang

    solid, berwawasan luas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

    Maha Esa, setia, inovatif, dan taat asas.

    B. Hasil Penelitian

    1. Hasil Pajak Restoran Di Kabupaten Pinrang

    Pajak restoran merupakan salah satu hasil Pendapatan Asli Daerah yang

    dimiliki oleh Kabupaten Pinrang, Kabupaten Pinrang memiliki beberapa restoran

    yang harus wajib bayar pajak restoran/rumah makan. Adapun pajak restoran yang

    dimiliki olegh Kabupaten Pinrang dari Tahun 2017-2019 sebagai berukut:

    Tabel 4.2. Pajak Restoran 2017-2019

    No Tahun Target Realisasi %

    1 2017 705.000.000,00 852.680.022,00 120,95

    2 2018 754.500.000,00 977.045.904,00 129,50

    3 2019 1.250.000.000,00 2.098.668.304,00 167,89

    Sumber data: Pajak Restoran Kabupaten Pinrang

    Tebel di atas menunjukan hasil data observasi pajak dari tahun 2017-2019

    di mana pajak setiap tahunnya penghasilan restoran mengalami peningkatan dari

    tahun ke tahun yang cukup tinggi di mana pada tahun 2017 relalisasi sebanyak

    852.680.022,00 dan pajak penghasilan sebanyak 120,95% dan memasuki tahun

  • 47

    2018 mengalami peningkatan realisas sebanyak 124.365.882 sehingga realisasi

    pada tahun 2018 sebanyak 977.045.904,00 dan pajak penghasilan 129,50% dan

    begitupun pada tahun 2019 di mana peningkatan realisasi sebanyak 1.121.622.400

    sehingga realisasi pada tahun 2019 sebanyak 2.098.668.304,00 dan pajak

    penghasilan sebanyak 167,89%, sehingga target dalam pendapatan pajak rumah

    makan/restoran setiap realisasinya selalu mencapai target dari tahun 2017-2019.

    2. Kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Dalam Pengelolaan

    Pajak Restoran /Rumah Makan Di Kabupaten Pinrang

    Menurut Darma (1991:1), menyatakan bahwa pengukuran kinerja dari

    dinas pengelolaan keuangan aset daerah dalam pengelolaan pajak dapat dilihat

    melalui tiga indikator yaitu dimana indikator pertama adalah kuantitas dengan

    melihat pencapaian target yang sesuai dengan tujuan utama, yaitu melihat

    seberapa besar pencapaian wajib pajak yang membayar pajak, indikator kedua

    adalah kualitas yaitu dengan melihat mutu yang dihasilkan oleh dinas pengelolaan

    keuangan daerah melalui tingkat kepuasan pelayanan kepada wajib pajak,

    indikator yang terakhir adalah ketepatan waktu yang melihat apakah sesuai

    tidaknya dengan waktu yang direncanakan dalam pembayaran pajak restoran dari

    wajib pajak.

    Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala BKUD

    Kabupaten Pinrang H. Islamuddin, SH., MH pada tanggal 18 Maret 2020

    menyatakan:

    “Kalau soal bagaimana cara kami selaku BKUD Kabupaten Pinrang dalam

    menangani pajak restoran di Kabupaten pinran ini alhamdulillah sekarang

    cukup baik, karena selama ini alhamdulillah wajib pajak belum ada yang

    pernah komplen atas pajak yang dibayar karena kami juga selalu sesuai dengan

  • 48

    prosedur dalam menangani hal ini, kalau soal cara kami memberikan kinerja

    kami selaku BKUD Kabupaten Pinrang kami selalu sesuai dengan UU yang

    ada yaitu Undang-Undang No. 16 tahun 2020 tentang ketentuan umum tata

    cara perpajakan yaitu Kuantitas, Kualitas, dan juga ketepatan waktu bagi wajib

    pajak”.

    Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Kepala BPKUD

    Kabupaten Pinrang oleh Bapak Islamuddin, SH., MH menyatakan kinerja dari

    BKUD atau Dinas Pengelolaan Keuangan Aset daerah berdasarkan UU No. 16

    Tahun 2020 tentang ketentuan umum tata cara perpajakan, yaitu dengan melihat

    dari kuantitas, kualitas, ketepatan waktu oleh wajib pajak. Adapun pernyataan

    selanjutnya oleh sekretaris BKUD Kabupaten Pinrang oleh Ibu Hj. St. Hadhiah,

    SH pada tanggal 18 Maret 2020 menyatakan bahwa:

    “Iya betul sekali kami memang mengukur memberikan kinerja kami selaku

    BKUD Kabupaten Pinrang berdasarkan UU No. 16 Tahun 2020 dengan 3

    landasan yaitu kuantitas, seberapa besar pencapaian kami, kualitas, seberapa

    besar kepuasan yang dirasakan oleh wajib pajak kepada pelayanan kami, dan

    ketepatan waktu, dengan melihat ketepatan waktu membayar yang dilakukan

    oleh wajib pajak”.

    Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ibu Hj. St.

    Hadhiah selaku Sekretaris BKUD Kabupaten Pinrang menyatakan bahwa kinerja

    dari Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah/ BKUD berdasarkan UU No. 16 Tahun

    2020 dengan tiga dasar yaitu kuantitas dimana melihat seberapa besar pencapaian

    yang kita miiliki, ke dua kualitas dengan melihat pelayanan yang kami berikan

    kepada setiap wajib pajak yang ada di Kabupaten Pinrang, ketepatan waktu yaitu

    dengan melihat ketepatan waktu bagi wajib pajak memenuhi kewajibannya yaitu

    membayar pajak khususnya pajak restoran.

  • 49

    a. Kuantitas

    Aspek Kuantitas adalah aspek yang menggambarkan tingkat kesesuaian

    antara jumlah yang dihasilkan, diberikan, atau diselesaikan dalam suatu tugas

    pokok seorang pegawai dengan target yang telah disepakati dalam tugas pokok

    tersebut. Kuantitas pekerjaan dapat diperoleh dari hasil pengukuran kerja atau

    penetapan tujuan partisipatif. Penetapan kuantitas kerja dapat dilakukan

    melalui pembahasan antara atasan dengan para bawahannya, dimana materi

    pembahasan mencakup sasaran-sasaran pekerjaan, peranannya dalam

    hubungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain, persyaratan-persyaratan organisasi,

    dan kebutuhan pegawai. Dengan demikian kuantitas ini bertujuan untuk

    menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau

    beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang pegawai. Dalam penilaian

    kuantitas pekerjaan ini, masing-masing pegawai dinilai seberapa banyak

    pekerjaan yang harus dilakukan dalam tugas jabatannya selama satu tahun.

    Tugas dan pekerjaan tersebut dibagi menjadi tugas dan pekerjaan yang

    dilakukan dalam kurun waktu satu bulan, trimester, caturwulan, semester

    ataupun dalam kurun waktu satu tahun.

    Berdasarkan data yang diperoleh, dengan melihat target output

    pekerjaan dan hasil yang dapat direalisasikan oleh pegawai Dinas Pengelolaan

    Keuangan Aset Daerah dalam pengolahan pajak restoran di Kabupaten Pinrang

    maka dapat dilihat bahwa setiap pegawai telah menyelesaikan tugas dan

    pekerjaan dalam jabatannya sesuai dengan target pekerjaan yang telah

    ditetapkan. Ini menunjukkan bahwa untuk kuantitas dari beban pekerjaan yang

  • 50

    diberikan terhadap masing-masing pegawai tidak menjadi masalah dan mampu

    diselesaikan oleh masing-masing pegawai. Sehingga tidak perlu mengurangi

    beban pekerjaan dan bahkan mungkin dapat diberikan tugas yang lebih. Namun

    lebih jauh dalam mengukur aspek kuantitas ini, tentunya tidak hanya dilihat

    dari seberapa banyak ataupun seberapa besar beban kerja yang diselesaikan

    oleh pegawai setiap tahunnya, tentunya harus dikaitkan dengan aspek kualitas,

    waktu dan biaya sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan apakah pekerjaan

    yang dilakukan oleh masing-masing pegawai dapat dikatakan telah memenuhi

    harapan dan menunjang pencapaian tujuan organisasi.

    Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada Kepala BPKUD

    Kabupaten Pinrang Oleh Bapak Islamuddin, SH., MH pada tanggal 18 Maret

    2020 adalah sebagai berikut:

    “Kami selaku dinas pengelolaan keuangan aset daerah kabupaten pinrang

    telah memasang alat transaksi pajak online di sejumlah restoran dengan

    adanya teknologi ini yang diterapkan maka dapat mempermudah para

    pengusaha untuk melaksanakan kewajibannya yaitu memungut pajak dari

    setiap transaksi yang dilakukan sehingga membantu Pemerintah Kabupaten

    dalam meningkatkan PAD dari sektor ini.”

    Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa

    Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah telah memasang alat transaksi pajak

    online di sejumlah restoran dengan adanya teknologi ini yang diterapkan maka

    dapat mempermudah para pengusaha untuk melaksanakan kewajibannya yaitu

    memungut pajak dari setiap transaksi yang dilakukan sehingga membantu

    Pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan PAD. Selanjutnya hasil

    wawancara yang dilakukan kepada sekretaris BKUD Kabupaten Pinrang atas

    nama Ibu Hj. St. Hadiah, SH, pada tanggal 18 maret 2020 mengatakan bahwa:

  • 51

    “Kami dari dinas pengelolaan pengelolaan keuangan aset daerah telah

    melakukan kinerja yang terbaik terhadap masyarakat yaitu salah satunya

    transparan terhadap pengelolaan dana dari pajak dan retribusi, kami sangat

    terbuka kepada masyarakat, apabila ada masyarakat yang ingin mengetahui

    data atau bagaimana perkembangan pengelolaan dana dari pajak dan

    retribusi, ya kami akan memberikan, selama masyarakat melalui prosedur

    yang ada, artiya ada izin meminta informasi. Kami juga sudah melakukan

    publikasi melalui website, walaupun masih ada kendala. Jadi transparan

    dalam mengelola keuangan daerah”

    Berdasarkan hasil wawancara informan tersebut mengatakan bahwa

    transparansi pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan

    Aset Daerah dalam pengelolaan pajak sudah transparan sesuai prosedur yang

    ada, bagi masyarakat yang ingin memperoleh informasi mengenai pengelolaan

    pajak daerah dan retribusi daerah terhadap penerimaan asli daerah, diharuskan

    melalui prosedur yang ada dan sudah melakukan publikasi melalui website,

    walaupun masih ada kendala. Selanjutnya hasil wawancara berikutnya dengan

    Bapak Ilyas selaku Manager Caffe Brother pada tanggal 19 maret 2020

    mengatakan bahwa:

    “Kami selaku pembayar pajak belum menget