anastiya maulani

60
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PERENCANAAN RADIO IP MENGGUNAKAN ANTENA ZXNW NR8250 dan PENGETESAN RADIO IP di PT TELKOM INDONESIA Disusun Oleh : Anastiya Maulani 5215116400 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Upload: anastiya-maulani

Post on 20-Sep-2015

33 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

pkl

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATANPRAKTEK KERJA LAPANGANPERENCANAAN RADIO IP MENGGUNAKAN ANTENA ZXNW NR8250 dan PENGETESAN RADIO IP di PT TELKOM INDONESIA

Disusun Oleh :Anastiya Maulani5215116400

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKAJURUSAN ELEKTROFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014

LEMBAR PENGESAHAN I

Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing Industri/Instruktur

( MEIVITA ADRIANI)(OFF 2 Energy and Link Cost Efficiency)

Mengetahui,Manager

(BUYUNG KENEK)(MANAGER OM CME and Transmission)

LEMBAR PENGESAHAN II

Judul:Perencanaan Radio IP Menggunakan Antena ZXNW NR8250 dan Pengetesan Radio IP di PT Telkom IndonesiaNama: Anastiya MaulaniNo. Reg: 5215116400

Dosen PembimbingNama

Arum Setyowati, S.Pd, MTNIP.197309151999032002Tanda Tangan

(.)Tanggal

(..)

Dosen PengujiNama

(Baso Maruddani, ST, MT)NIP.19830502200801006Tanda Tangan

(..)Tanggal

(..)

KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia kepada kita sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat saya selesaikan. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada orang tua saya, atas dukungan dan doa kepada saya selama kegiatan PKL dan penyusunan laporan PKL ini. Saya juga ucapkan terima kasih banyak kepada pembimbing saya, baik pembimbing dari Universitas Negeri Jakarta yaitu Ibu Arum Setyowati, MT, dan pembimbing lapangan kami Ibu Meivita Adriani, dan rekan-rekan pada divisi Wireless Broadband PT. Telkom Indonesia. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah berperan penting selama kegiatan PKL berlangsung.Selama 30 hari penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT Telkom Indonesia di divisi Wireless Broadband membuat penulis sadar bahwa dunia lapangan jauh lebih sulit dibandingkan dunia perkuliahan. Di mulai tata cara bersikap, sampai kemampuan dalam analisa yang harus lebih tajam, berani mengemukakan pendapat, dan menanyakan bagian-bagian yang kurang dipahami.Penulis berharap laporan Praktik Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi para pembaca Penulis juga tidak lupa mengucapkan mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan penulis bersedia mendapat masukan maupun kritikan yang membangun dalam penulisan laporan yang lebih baik.Jakarta, Mei 2014Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN (1)LEMBAR PENGESAHAN (2) KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiDAFTAR GAMBARiiiDAFTAR TABELivDAFTAR LAMPIRANvBAB I1PENDAHULUAN11.1Profil Industri11.1.1Sejarah singkat perusahaan11.1.2Visi dan Misi41.2Lingkup Pekerjaan PKL81.3Jadwal Pelaksanaan PKL8BAB II10PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN102.1 Perencanaan Pekerjaan102.2 Pelaksanaan Pekerjaan ( Progres dan Aktual )11BAB III15ANALISIS PEKERJAAN153.1Analisis Pekerjaan153.1.1Sistem Transmisi pada Radio IP153.1.2Perencanaan Radio IP173.1.3Desain Radio IP223.1.4Pengetesan Radio IP273.2Hambatan dan Solusi Pekerjaan32BAB IV34PENUTUP344.1Kesimpulan344.2Saran34DAFTAR PUSTAKA29

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Arti Logo PT. Telkom Indonesia, Tbk...........................................8Gambar 1.2. Diagram PT Telkom Indonesia 8Gambar 3.1 Lokasi BTS Sendangrejo...............................................................19Gambar 3.2 Lokasi BTS Banjarsari ..................................................................19Gambar 3.3 IDU (1+1) ......................................................................................21Gambar 3.4 ODU A400(7G) .............................................................................21Gambar 3.5 Data BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari pada Pathloss.....26Gambar 3.6 Kontur tanah antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari pada Pathloss ....26Gambar 3.7 Arah sinyal antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari pada Pathloss.....28Gambar 3.8 Port NMS yang tersambung ke laptop............................................29Gambar 3.9 Working mode menjadi 100 Full Duplex........................................29Gambar 3.10 Hasil ping test antara BTS Kalimulya dengan BTS Cilodong......30Gambar 3.11 Slot layout dari IDU pada BTS Kalimulya ..................................31Gambar 3.12 Slot layout dari IDU pada BTS Kalimulya ..................................31Gambar 3.13 Link konfigurasi pada BTS Kalimulya..........................................32Gambar 3.14 Link konfigurasi pada BTS Cilodong ...........................................32

DAFTAR TABEL

Tabel Perencanaan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ...........................10Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Praktek Kerja Lapangan ................................11Tabel 3.1 Pembagian Regional Pemasangan Radio IP .....................................17Tabel 3.2 Tabel data BTS Cilodong dengan BTS Kalimulya ...........................28

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Divisi Wireless Broadband Graha Wifi IndonesiaLampiran 2. Bill of Quantity (BoQ) Lampiran 3. Data Sile lokasi BTS Kalimulya dan BTS Cilodong

BAB IPENDAHULUAN

1.1Profil Industri1.1.1Sejarah singkat perusahaanTelkom merupakan perusahaan yang saham mayoritas dimiliki oleh pemerintah yang bergerak melayani telepon tidak bergerak di Indonesia. Berawal dari pengoperasian telegrap elektromagnetik pertama di Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1856 yang menghubungkan antara Batavia (Jakarta) dengan Buitenzorg (Bogor) oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Kemudian pada tahun 1884, pemerintah colonial Belanda mendirikan perusahaan swasta yang menyediakan layanan pos dan telegrap domestik maupun internasional. Pada tahun 1965 pemerintah memutuskan untuk memisahkan layanan pos (PN Pos dan Giro) dan telekomunikasi (PN Telekomunikasi)Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi dibagi menjadi dua perusahaan milik Negara, yaitu Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) dan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI). Perumtel bergerak sebagai penyedia layanan telekomunikasi domestik dan internasional, sedangkan PT INTI bergerak sebagai pembuat perangkat telekomunikasi. Pada tahun 1980, bisnis telekomunikasi internasional diambil alih oleh PT Indonesia Satellite Corporation (Indosat).Pada tahun 1991, Perumtel berubah nama menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia atau TELKOM karena perubahan status menjadi perseroan terbatas milik Negara. Pada tahun 1995, operasi bisnis TELKOM terbagi menjadi dua belas wilayah operasi yang dikenal dengan nama wilayah telekomunikasi atau witel.Pada tahun 1995, TELKOM merombak kedua belas witel menjadi tujuh divisi regional (Divisi I: Sumatera; Divisi II: Jakarta dan sekitarnya; Divisi III: Jawa Barat; Divisi IV: Jawa Tengah dan DI Yogyakarta; Divisi V: Jawa Timur; Divisi VI: Kalimantan; Divisi VII: Indonesia bagian Timur) serta satu divisi Network. Berdasarkan kesepakatan dengan mitra Kerja Sama Operasi (KSO), TELKOM menyepakati pengalihan hak untuk mengoperasikan divisi I, III, IV, VI, dan VII kepada konsorsium swasta. Dengan kesepakatan tersebut, mitra KSO akan mengelola dan mengoperasikan divisi regional untuk periode tertentu, melaksanakan pembangunan sambungan telepon tidak bergerak dalam jumlah yang telah ditetapkan, dan pada akhir periode kesepakatan, mengalihkan fasilitas telekomunikasi yang telah dibangun TELKOM dengan kompensasi yang besarnya telah disepakati.Pada tanggal 14 Nopember 1995, Pemerintah melakukan penjualan saham TELKOM melalui penawaran saham perdana (Initial Public Offering) di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. PT. TELKOM saat ini merupakan salah satu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, dengan nilai kapitalisasi diperkirakan mencapai sekitar Rp190. 512,0 miliar per 31 Desember 2009. Pemerintah memiliki hak 52,47% dari keseluruhan saham TELKOM yang dikeluarkan dan beredar. Pemerintah juga memegang saham Dwiwarna TELKOM, yang memiliki hak suara khusus dan hak veto atas hal-hal tertentu.Kemudian pada tahun 1999, industri telekomunikasi mengalami perubahan signifikan. Undang undang Telekomunikasi No. 36 (Undang - Undang Telekomunikasi) yang berlaku efektif pada bulan September 2000 merupakan pedoman yang mengatur reformasi industri telekomunikasi, termasuk liberalisasi industri, memfasilitasi masuknya pemain baru dan menumbuhkan persaingan usaha yang sehat. Reformasi yang dilakukan pemerintah kemudian menghapus kepemilikan bersama TELKOM dan Indosat di sebagian besar perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendorong terciptanya iklim usaha yang kompetitif. Hasilnya, pada tahun 2001 TELKOM mengakuisisi 35,0% saham Indosat di Telkomsel yang menjadikan total saham TELKOM di Telkomsel menjadi sebesar 77,7%. sementara Indosat mengambil alih 22,5% saham TELKOM di Satelindo dan 37,7% saham TELKOM di Lintas arta. Pada tahun 2002, TELKOM menjual 12,7% sahamnya di Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte Ltd (SingTel Mobile) sehingga kepemilikan saham TELKOM di Telkomsel berkurang menjadi 65,0%.Berdasarkan Undang undang Telekomunikasi, pada tanggal 1 Agustus 2001, Pemerintah mengakhiri hak eksklusif TELKOM sebagai satu satunya penyelenggara layanan telepon tidak bergerak di Indonesia dan Indosat sebagai satu-satunya penyelenggara layanan Sambungan Langsung Internasional (SLI). Hak eksklusif TELKOM sebagai penyedia jasa sambungan telepon lokal maupun sambungan langsung jarak jauh internasional akhirnya dihapuskan data Perusahaan / Sejarah Perusahaan pada bulan Agustus 2002 dan Agustus 2003. Pada tanggal 7 Juni 2004, TELKOM mulai meluncurkan layanan sambungan langsung international tidak bergerak. Pada 2005, TELKOM meluncurkan satelit TELKOM-2 untuk menggantikan seluruh layanan transmisi satelitnya yang telah dilayani oleh satelit TELKOM sebelumnya, yaitu Palapa B-4. Selain itu, untuk menjadi transmisi backbone TELKOM, satelit TELKOM-2 akan mendukung jaringan telekomunikasi nasional untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi di pedesaan dan multimedia. Oleh karenanya, TELKOM telah meluncurkan delapan satelit (termasuk Palapa-A1), yaitu Palapa-A2 (1997-1985), Palapa B1 (1983-1992), Palapa B2P (19871996), Palapa-B2R (1990-1999), Palapa-B4 (1992-2004), TELKOM-1 (1999-2008). Seluruh satelit tersebut telah menjadi bagian sejarah pertelekomunikasian Indonesia. 1.1.2 Visi dan MisiVisi : To become a leading Telecommunication, Information, Media, Edutainment and Services (TIMES) player in the regionMisia. Menyediakan layananmore for lessTIMES.b. Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.c. Fokus pada portofolio dengan pertumbuhan atauvalueyang tinggi.d. Percepatan ekspansi internasional.e. Pengembangan IDN (id-Access, id-Ring, id-Con).f. Indonesia Digital Solution (IDS) layanan konvergen pada solusi ekosistem digital.g. Indonesia Digital Platfrom (IDP) platform enableruntuk pengembangan ekosistem.h. Eksekusi sistem pengelolaan anak perushaan terbaik.i. Mengelola portofolio melalui BoE dan CRO.j. Meningkatkan sinergi di dalam Telkom Group. TELKOM bertransformasi dari perusahaan InfoComm menjadi perusahaan TIME (Telekomunikasi, Informasi, Media, Edutainment). Berikut adalah definisi dari TIMES :a. TelecommunicationTelekomunikasi merupakan bagian bisnis legacy Telkom. Sebagai ikon bisnis perusahaan, Telkom melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak Plain Ordinary Telephone Service (POTS), telepon nirkabel tidak bergerak, layanan komunikasi data, broadband, satelit, penyewaan jaringan dan interkoneksi, serta telepon seluler yang dilayani oleh Anak Perusahaan Telkomsel. Layanan telekomunikasi Telkom telah menjangkau beragam segmen pasar mulai dari pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta korporasi.b. InformationLayanan informasi merupakan model bisnis yang dikembangkan Telkom dalam ranah New Economy Business (NEB). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang mencakup Value Added Services (VAS) dan Managed Application/IT Outsourcing (ITO), e-Payment dan IT enabler Services (ITeS).c. MediaMedia merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (FTA) dan Pay TV untuk gaya hidup digital yang modern.d. EdutainmentEdutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB Telkom dengan menargetkan segmen pasar anak muda. Telkom menawarkan beragam layanan di antaranya Ring Back Tone (RBT), SMS Content, portal dan lain-lain.e. ServicesServices menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada pelanggan. Ini sejalan dengan Customer Portfolio Telkom kepada pelanggan Personal, Consumer/Home, SME, Enterprise, Wholesale, dan Internasional.Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom Group terus mengupayakan inovasi di sektor-sektor selain telekomunikasi, serta membangun sinergi di antara seluruh produk, layanan dan solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Business. Untuk meningkatkan business value, pada tahun 2012 Telkom Group mengubah portofolio bisnisnya menjadi TIMES (Telecommunication, Information, Media Edutainment & Service). Untuk menjalankan portofolio bisnisnya, Telkom Group memiliki empat anak perusahaan, yakni PT. Telekomunikasi Indonesia Selular (Telkomsel), PT. Telekomunikasi Indonesia International (Telin), PT. Telkom Metra dan PT. Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel).Dengan mempertahankan bisnis legacy dan mengembangkan bisnis new wave. New TELKOM telah diperkenalkan kepada publik pada tanggal 23 Oktober 2009 bertepatan dengan ulang tahun TELKOM ke-153 yang menghadirkan tagline baru the world in your hand dan positioning baru Life Confident. Dengan logo barunya, TELKOM berkomitmen untuk memberikan ke seluruh pelanggan TELKOM kepercayaan diri untuk menjalani kehidupan yang mereka pilih sesuai dengan waktu dan cara yang berbeda. Berikut logo baru dari PT Telkom dengan artinya :

Gambar 1.1 Arti Logo PT Telkom Indonesia1.2 Lingkup Pekerjaan PKLPT. Telkom Indonesia secara umum struktur perusaahaannya sebagai berikut :

Gambar 1.2. Diagram PT Telkom IndonesiaUntuk divisi yang kami ambil adalah divisi wireless broadband di Graha Wifi Indonesia, untuk struktur perusahaan ada pada lampiran 1.1.3 Jadwal Pelaksanaan PKLJadwal Pelaksanaan PKL dari PT Telkom diberikan pada tanggal 06 Januari 2014 s.d 05 Februari 2014 bertempat di :Nama tempat : Divisi Wireless Broadband, Lantai 4 Gedung Graha Wifi Indonesia.Alamat : JL Kebon Sirih No. 36 Jakarta Pusat

BAB IIPELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Perencanaan PekerjaanProyek yang akan dikerjakan selama Praktek Kerja Lapangan di PT. Telkom Indonesia Tbk. divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia direncanakan sebagai berikut :No.Tanggal / Bulan / TahunWaktuProyek Kerja

106 10 Januari 201408.00 17.00 WIBMinute Of Meeting (MoM) mengenai Radio IP dengan perencanaan radio transmisi

213 17 Januari 201408.00 - 17.00 WIBDesain radio transmisi dari 3 vendor : Erricson, Huawei, NEC

320 24 Januari 201408.00 17.00 WIBUji Terima hasil Commisioning Test di beberapa site se- JABODETABEK

427 31 Januari 201408.00 17.00 WIBRadio Link Configuration pada IDU dan ODU yang digunakan oleh PT Telkom Indonesia Tbk.

Tabel 2.1 Tabel Perencanaan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

2.2 Pelaksanaan PekerjaanPraktik Kerja Lapangan (PKL) berlangsung di dua tempat yaitu outdoor dan indoor. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dimulai setiap hari senin Jumat pukul 08.00 17.00 WIB.NOTgl / Bln / ThnUraian KegiatanTempat / Lokasi Proyek

106/01/2014Pengarahan Divisi dan project yang akan dikerjakan dari intra Telkom.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

207/01/2014Planning, Design, Implementation, Testing Radio transmission dari 3 vendor : ZTE, Huawei, dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

308/01/2014MoM Progress Radio IP, Konfimasi ZTE dan optimalisasi kebutuhan antenna ZTE, HUAWEI dan ALU pada BTS di seluruh Indonesia.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 4, Jakarta Pusat

409/01/2014Planning, Design, Implementation, Testing Radio transmission dari 3 vendor : Huawei, ZTE, dan ALUDivisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

510/01/2014Rekapitulasi data dan mapping hasil MoM Progress Radio IPDivisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

613/01/2014Pengecekan site information pada ISR Radio IP Installation PT. Telkom Indonesia Tbk.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

715/01/2014Rekapitulasi data BOQ dengan ISR Radio IP untuk 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

816/01/2014Pemberian nilai alternatif untuk frekuensi transmitter dan receiver pada ISR di 7 regional PT. Telkom Indonesia Tbk.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

917/01/2014Rekapitulasi data ISR Radio IP Installation di 7 regional PT. Telkom Indonesia Tbk.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1020/01/2014Planning Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1121/01/2014Planning Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1222/01/2014Planning Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1323/01/2014Planning Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1424/01/2014Planning Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1527/01/2014Design Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

1628/01/2014Uji Terima hop GamasetiaMW (DPK489) - TamanDuta (DPK314) Site GAMASETIAMW, Kec. Sukmajaya, Depok Jawa Barat Site TAMAN DUTA, Kec. Cisalak, Depok, Jawa Barat

1729/01/2014Uji Terima hop JAW-WJV-0191-H-P (DPK112)-Kalimulya (DPK074) Site JAW-WJV-0191-H-P (DPK112) Site Kalimulya (DPK074) di Cilodong, Depok, Jawa Barat.

1830/01/2014Pengecekan IDU dan ODU di Maintenance Service Center PT. Telkom Indonesia Tbk.Maintenance Service Center wilayah DKI Jakarta, PT Telkom Indonesia Tbk., Kramat Raya, Jakarta Pusat

1903/02/2014Design Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

2004/02/2014Design Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

2105/02/2014Design Radio transmission link dari 3 vendor : Huawei, ZTE dan ALU.Divisi Wireless Broadband Graha Wifi Indonesia Lt. 3, Jakarta Pusat

Tabel 2.2 Tabel Pelaksanaan Pekerjaan Praktek Kerja Lapangan BAB IIIANALISIS PEKERJAAN

3.1Analisis Pekerjaan3.1.1Sistem Transmisi pada Radio IPKetika kita membahas mengenai telekomunikasi, sistem transmisi selalu terkait didalamnya. Jenis sistem transmisi ada dua, yang pertama dengan menggunakan kabel (cable), dimana antena penerima menerima data dengan menggunakan kabel. Sedangkan yang kedua tanpa menggunakan kabel (nircable), dimana antena penerima menerima data dengan menggunakan media sinyal elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena pemancar. Sinyal elektromagnetik biasa disebut sinyal radio. Karena pada Praktek Kerja Lapangan kami ditugaskan dibagian sinyal radio, berikut ini ciri dari transmisi dengan menggunakan sinyal radio :1. Kapasitas link cukup besar2. Aksesnya berupa point-to-point3. Dapat bekerja pada frekuensi 5.85 GHz 38 GHz4. Kapasitas interfaces pada PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy) 4 E1 16 E1, sedangkan pada SDH (Synchronous Digital Hierarchy) 32 E1 64 E15. Antena yang digunakan berbentuk parabolic seperti gendangKarena bekerja point-to-point dimana antena pemancar langsung mengirimkan data yang kemudian diterima oleh antena penerima, maka diperlukan penyambung antara antena penerima dengan antena pemancar. Pada radio ip, yang menyambungkan keduanya dengan memberikan kode ip yang sama pada antena pemancar dan antena penerima. Jadi ketika ada sinyal radio dari antena pemancar dengan ip yang berbeda, antena penerima tersebut tidak akan menerima atau menganggap suatu gangguan.Pembuatan sistem transmisi dengan radio IP memiliki proses-proses agar sistem dapat berjalan dengan baik. Proses-proses tersebut adalah perencanaan, desain, implementasi, dan pengetesan. Proses perencanaan berisi mengenai penentuan lokasi site, jenis transmisi, dan tipe antena (jenis IDU, diameter, dan tinggi). Proses desain berisi mengenai perhitungan dan segala gangguan yang mungkin terjadi pada sistem transmisi. Kedua proses diatas merupakan proses yang dilakukan didalam ruangan, dimana tidak memerlukan kondisi fisik di lapangan. Proses implementasi berisi mengenai penginstalan alat-alat yang telah ditentukan berdasarkan hasil dari perencanaan dan desain. Yang terakhir proses pengetesan, berisi mengenai pengetesan alat-alat pada sistem transmisi. Yang diperhatikan apakah sistem mengaalami LOS atau tidak, nilai BER sesuai tidak dengan sistemnya.

3.1.2Perencaan Radio IPSebelum merancang sistem transmisi radio ip pihak PT Telkom terlebih dahulu mengadakan perjanjian dengan vendor untuk menentukan alat yang akan digunakan pada sistem transmisi radio ip antara BTS satu dengan BTS yang lain. Pihak PT Telkom telah bekerja sama dengan 3 vendor pada bagian sistem transmisi menggunakan radio ip. Vendor tersebut adalah Huawi, ZTE, dan Alcatellucent (ALU). Ketiga vendor tersebut memiliki wilayah atau region masing-masing. PT Telkom sendiri memiliki 7 region, pembagiannya dijelaskan sebagai berikut.NO. REGIONALAREA / WILAYAHVENDOR

1SUMATERAHUAWEI

2JABODETABEKHUAWEI

3JAWA BARATHUAWEI

4JAWA TENGAHZTE

5JAWA TIMURZTE

6KALIMANTANALU

7KTI (KAWASAN TIMUR INDONESIA)ALU

Tabel 3.1 Tabel pembagian area pengerjaan vendor di IndonesiaPada kesempatan kali ini saya akan membahas perencanaan sistem transmisi radio ip antara PT Telkom dengan vendor ZTE.Sebelum merancang sistem transmisi, terlebih dahulu pihak PT Telkom Indonesia dari Divisi Wireless Broadband (DWB) melakukan Purchase Order (PO) dengan vendor, yaitu pemesanan jumlah perangkat yang diperlukan untuk pemasangan pada area yang ditentukan. Setelah itu, pihak vendor akan menentukan harga barang yang dipesan. Jumlah pemesanan dan harga barang tertera pada BoQ (Bill of Quantity) dari masing-masing vendor. Untuk vendor ALU, data BoQ tertera pada lampiran 2. Jika stok jumlah barang kurang, maka Pihak PT Telkom Indonesia akan melakukan PO2 (Purchase Order 2) untuk pemesanan ulang. Setelah melakukan PO1 atau PO2, pihak DWB membuat perancangan sistem transmisi radio ip. Perencanaan tersebut memiliki proses-proses sebagai berikut :1. Menentukan lokasi BTSTelkom bekerja sama dengan ZTE pada region 4 dan 5 yang berarti di wilayah Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Oleh karena itu saya memilih BTS dilokasi tersebut.a. BTS 1Nama: BTS SendangrejoAlamat: Balongan Sendangrejo RT/RW 06/07 Kelurahan Sayegan, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Letak Geografis : Garis Lintang -7o 43 0.70Garis Bujur 110o 15 50.62

Gambar 3.1 Lokasi BTS Sendangrejob.BTS 2Nama: BTS BanjarsariAlamat:Dusun Balong Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa YogyakartaLetak Geografis : Garis Lintang -7o 42 14.28Garis Bujur 110o 9 58.57

Gambar 3.2 Lokasi BTS Banjarsari2.Menentukan tipe transmisiTipe transmisi yang digunakan adalah 32 QAM. QAM (Quadrature Amplitude Modulation) merupakan cara transmisi dengan menggunakan laju bit-bit pada saluran kanal dan terbatas pada lebar pitanya. Apabila 32 QAM maka terdapat 32 sinyal yang bisa ditransmisikan dan jumlah biner yang dapat dikodekan dan disimpan sebanyak 5 digit.3.Menentukan tipe antenaAntena yang digunakan harus tepat sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk jenisnya berdasarkan BOQ pada lampiran 2, jenis yang digunakan adalah ZXNW NR8250, sedangkan untuk tipe antena lebih terpaku kepada penentuan sistem proteksi perangkat dimana terbagi menjadi dua yaitu IDU (Indoor Unit), dan ODU (Outdoor Unit). IDU biasanya terpasang dibagian bawah dimana dia berfungsi sebagai penyambung pada saat penginstalan dan pengecekan antena. Sedangkan ODU terpasang bersama antena dimana berfungsi mendistribusikan hasil proses pada IDU ke antena. IDU dengan ODU dihubungkan oleh kabel koaksial.Berdasarkan data BOQ yang tercantum pada lampiran 2 dengan vendor ZTE, untuk jenis IDU ada 2 macam, yang pertama IDU (1+0) dimana tidak ada proteksi sama sekali ketika IDU tersebut mengalami gangguan, dan yang kedua IDU (1+1) dimana ada IDU cadangan yang akan bekerja menggantikan IDU utama ketika IDU utama tersebut mengalami gangguan. Untuk sistem GSM pemasangan masih bisa menggunakan IDU (1+0), tetapi untuk jaringan 3G lebih baik menggunakan IDU (1+1). Meskpun biaya IDU (1+1) lebih mahal dibandingkan IDU (1+0), tapi untuk tingkat keamanannya lebih baik dibandingkan IDU (1+0). Oleh karena itu saya memilih menggunakan IDU (1+1). Sedangkan untuk ODU jenis yang digunakan adalah ODU A400(7G) dan ODU A400(13G) dimana perbedaannya terletak pada frekuensi yang akan digunakan pada sistem transmisi. Karena menggunakan frekuensi 7GHz, maka jenis ODU yang digunakan adalah A400(7G). Dibawah ini gambar dari IDU dan ODU dengan menggunakan vendor ZTE.

Gambar 3.3 IDU (1+1)

Gambar 3.4 ODU A400(7G)4.Menentukan diameter, penguatan, dan tinggi antenaPenentuan diameter antena dipengaruhi oleh jarak antar BTS antena pemancar dengan BTS antena penerima. Jarak antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari berdasarkan perhitungan konversi dari letak geografis adalah km, dan jarak 10.86 km biasa menggunakan antena yang berdiameter 0.9 m. Untuk menentukan nilai penguatan pada antena, dapat menggunakan rumus sebagai berikut:G = 20.4 + 20 log f (GHz) + 20 log d (m) +10 log Ket:f = Frekuensid = Diameter antena = Efisiensi antena, dimana nilai efisiensi antena sebesar 55% sama dengan 0.55Maka :G = 20.4 + 20 log 7 + 20 log 0.9 +10 log 0.55 = 33.79 dB Selain diameter dan penguatan antena, diperlukan juga tinggi pemasangan antena tersebut. Untuk ketinggiannya kita harus mengetahui kondisi permukaan tanah antara BTS yang telah kita tentukan. Antara BTS Sendangrejo dan BTS Banjarsari memiliki struktur ketinggian tanah yang berbeda, oleh karena itu ketinggian antena pada masing-masing BTS juga berbeda. Ketinggian antena pada BTS Sendangrejo adalah 60 m, dan pada BTS Banjarsari adalah 70 m. 3.1.3Desain pada Radio IPProses yang digunakan untuk merancang sistem transmisi dengan radio IP. Tahap-tahapnya sebagai berikut ini :a. Menentukan Link BudgetLink budget ini berfungsi agar tidak terjadi loss (redaman) pada saat transmisi sedang berlangsung. Perhitungan loss terdiri dari 3 kontributor utama, yaitu :a. Propagation LossSistem transmisi menggunakan gelombang radio terjadi melewati ruang udara bebas dimana peluang terjadinya redaman atau Free Space Loss (FSL) mengakibatkan penurunan daya pada gelombang radio. Besarnya nilai FSL berbanding lurus dengan besar frekuensi yang digunakan dan jarak antara BTS. Jadi semakin besar nilai frekuensi yang digunakan atau jarak antara BTS maka semakin besar pula nilai FSL, begitu pun sebaliknya semakin kecil nilai frekuensi yang digunakan atau jarak antar BTS semakin kecil pula nilai FSL. Untuk mencari nilai FSL dapat menggunakan rumus sebagai berikut : FSL = 92,45+ 20 log f (GHz) + 20 log d (km)Ket: f = Frekuensi d = Jarak antar siteJarak antar BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari adalah 10.88 km, dan frekuensi yang digunakan adalah 7 GHz. Apabila dimasukkan kedalam rumus FSL, maka :FSL = 92,45+ 20 log 7 + 20 log 10.88 = 130.08 dB

b.Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)EIRP adalah daya pancar dari antena pemancar yang sudah mengalami penguatan. Oleh karena itu, nilai EIRP dipengaruhi oleh nilai daya pancar sebelum mengalami penguatan, penguatan antena, dan besar rugi-rugi pada antena, dapat dirumuskan sebagai berikut :EIRP = Po (dBm) + Gtx (dB) - Ltx (dBm)Ket:Po = Daya pancar antenaGtx = Penguatan antena pemancarLtx = Rugi-rugi pada kabel, konektor pada antena pemancarBerdasarkan data antena ZXMW SR10 S200, besar daya pancar antena dengan frekuensi 7 GHz dan modulasi 32 QAM adalah 20 dBm. Nilai penguatan antena sebesar 30.4 dB. Nilai rugi-rugi pada kabel dan konektor diasumsikan 3 dBm. Apabila dimasukkan kedalam rumus EIRP, maka:EIRP = 20 + 33.79 3 = 50.79c.Received Signal Level (RSL)RSL berfungsi untuk mengetahui batas kuat sinyal yang dapat diterima oleh antena penerima sehingga ketika sinyal yang dipancarkan tidak sesuai dengan batas kuat sinyal penerima, kita dapat mengaturnya menjadi sinyal yang dapat diterima oleh antena penerima. RSL dipengaruhi oleh nilai EIRP, FSL, penguatan antena penerima, dan rugi-rugi pada kabel antena penerima, dapat dirumuskan sebagai berikut :RSL = -FSL (dB) + EIRP (dBm) + Grx (dB) Lrx (dBm)Ket : FSL= Free Space LossEIRP = Effective Isotropic Radiated PowerGrx = Penguatan antena penerimaLrx = Rugi-rugi pada kabel, konektor pada antena penerimaNilai FSL yang telah didapat berdasarkan perhitungan sebelumnya sebesar 130.10 dB. Nilai EIRP juga telah didapat sebelumnya sebesar 50.79 dBm. Untuk penguatan antena penerima, karena jenis antena yang digunakan sama dengan antena pemancar maka nilai penguatan antenanya pun sama yaitu sebesar 30.4 dB. Untuk nilai rugi-ruginya diasumsikan juga sama dengan rugi-rugi pada antena pemancar yaitu sebesar 3 dBm. Apabila nilai tersebut dimasukkan kedalam rumus RSL, maka :RSL = -130.10 + 50.79 + 33.79 3 = -48.52 dBmUntuk mendapatkan hasil yang lebih tepat, saya menggunakan software pathloss 4.0 agar mendapatkan hasil yang lebih akurat. Berikut ini data yang dimasukkan dalam software pathloss 4.0.

Gambar 3.5 Data BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari pada PathlossKontur tanah antara BTS ikut berpengaruh terhadap peletakkan antena yang akan digunakan pada sistem transmisi. Berdasarkan pathloss 4.0 kontur tanah antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari sebagai berikut.

Gambar 3.6 Kontur tanah antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari pada PathlossUntuk arah sinyal antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari dapat dilihat dari gambar berikut.

Gambar 3.7 Arah sinyal antara BTS Sendangrejo dengan BTS Banjarsari pada PathlossBerdasarkan gambar 3. BTS Sendangrejo berada pada elevation 139 m diatas permukaan air laut dapat memancarkan sinyal tanpa ada gangguan ke BTS Banjarsari yang berada pada elevation 669 m diatas permukaan air laut, dengan jarak 10.88 km.3.1.4Pengetesan radio ipPengetesan Radio IP adalah proses dimana perangkat-perangkat yang sudah terpasang pada site di uji apakah perangkat tersebut sudah dapat bekerja dengan baik tanpa adanya gangguan dari berbagai hal. Karena rancangan yang saya buat belum bisa direalisasikan, maka pengetesan yang saya bahas pada laporan pkl ini merupakan pengetesan pada sistem transmisi radio ip yang telah terimplementasi yaitu pada BTS Cilodong dengan BTS Kalimulya yang berlokasi di depok, Jawa Barat. Dibawah ini merupakan rincian dari site, untuk bukti gambar ada pada lampiran 3.Near EndFar End

Site NameCilodongKalimulya

Site IDDPK 112DPK074

AddressKp. Cilodong Gg. H. Nirun RT/RW 05/01Jl. H. Abdul Gani. Kp. Cilodong RT/RW 04/05

CoordinateGaris Lintang 6o2615.65Garis Bujur 106o5020.94Garis Lintang 6o2610.36Garis Bujur 106o4951.60

Tower Height (m)4533

Antena Height (m)3032

Tabel 3.2 Tabel data BTS Cilodong dengan BTS KalimulyaUntuk melakukan pengetesan pada sistem transmisi diperlukan proses-proses agar dapat mengetahui apakah sistem transmisi bekerja dengan baik. Proses-proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :1. Tentukan antena di BTS mana yang akan digunakan sebagai transmitter dan receiver, misal BTS Kalimulya sebagai transmitter dan BTS Cilodong sebagai receiver. Kemudian bentuk dua tim, tim pertama di BTS Kalimulya, tim kedua di BTS Cilodong.2. Ketika masing-masing tim tiba dilokasi, masing-masing tim mengaktifkan program I Manager U 2000, sambungkan bagian NMS pada IDU ke laptop, kemudian pilih port yang akan digunakan misal port 6. Rubah menjadi enable, dan rubah menjadi 100 full duplex.

Gambar 3.8 Port NMS yang tersambung ke laptop

Gambar 3.9 Working mode menjadi 100 Full Duplex3. Setelah itu bagian receiver hanya menunggu pengiriman dari bagian transmiter, sedangkan bagian transmitter mengubah kabel pada bagian NMS ke port 6.4. Masukkan ip bagian receiver, add to ip list.5. Berikan beban pada bagian send buffer size, pemberian sizenya harus secara bertahap misal dari 16 Bytes terlebih dahulu, jika hasil tidak ada gangguan naikkan buffer size menjadi 32 Bytes, cek kembali apakah ada gangguan atau tidak. Lakukan terus menerus hingga mencapai 3200 Bytes.

Gambar 3.10 Hasil ping test antara BTS Kalimulya dengan BTS Cilodong6. Setelah tidak ada gangguan, VLAN pada port 6 dihapus, dan sambungan ke port 6 dicabut, dikembalikan ke port NMS.Untuk melakukan test performance, dimana kita melihat apakah kualitas IDU masih baik atau tidak sebagai berikut:1. Perhatikan pada bagian slot layoutnya, jika warnanya hijau berarti kondisi bagus. Jika warna kuning berarti kemungkinan besar akan rusak, jika merah berarti ada kerusakan.

Gambar 3.11 Slot layout dari IDU pada BTS Kalimulya

Gambar 3.12 Slot layout dari IDU pada BTS Kalimulya2. Perhatikan hasil transmission rate dan receiving rate. Nilai tersebut dapat berubah-ubah, asal jangan sampai 0.

Gambar 3.13 Link konfigurasi pada BTS Kalimulya

Gambar 3.14 Link konfigurasi pada BTS Cilodong3.2Hambatan dan Solusi PekerjaanBerdasarkan dari pengalaman kami selama PKL, hambatan yang dialami ketika kami ditugaskan membuat desain sistem transmisi dengan radio ip adalah saat menentukan daerah destinasi dipasangnya radio ip untuk dirancang menjadi bagian dari sistem transmisi. Untuk mendapatkan perhitungan yang lebih mudah, kami diharuskan mencari wilayah yang memiliki kontur daerah yang sama. Sedangkan seperti yang kita ketahui daerah di Indonesia banyak memiliki pegunungan dan daerah perairan, sehingga kontur tanahnya berbeda. Sehingga kami memutuskan untuk menggunakan BTS yang telah ditetapkan oleh pihak Telkom Indonesia sesuai dengan ISR (Izin Stasiun Radio) dari MSC (Maintenance Service Center) PT Telkom Indonesia. Selain itu, terkadang pada saat peninjauan pemasangan radio ip, terdapat sistem illegal dalam penjagaan site (pemungutan dana sewa diluar dana yang sudah dijanjikan oleh kontrak). Oleh karena itu saat kita merencanakan soal pendanaan alangkah baiknya diperhitungkan matang-matang dana tak terduga.

BAB IVPENUTUP

4.1KesimpulanSetelah melakukan Praktek kerja Lapangan di PT. Telkom Indonesia, dapat disimpulkan bahwa ketika merancang suatu sistem transmisi diperlukan beberapa tahap-tahap agar sistem transmisi dapat bekerja dengan baik. Tahap pertama terdapat perencanaan yang berisi penentuan lokasi site yang akan digunakan untuk merancang sistem transmisi, kemudian jenis antena, tipe antena, dan tinggi antena. Tahap kedua mendesain sistem transmisi yang berisi perhitungan nilai FSL antena, nilai daya yang dapat diterima, dan gangguan-gangguan yang terjadi akibat kontur tanah dan posisi atmosfernya. Untuk tahap implementasi, dan pengetesan dilakukan saat BTS telah terpasang. Setelah itu, implementasi yang biasa dilakukan oleh pihak MSC. Untuk tahap terakhir, pengetesan pada sistem transmisi radio ip tersebut.4.2SaranBerdasarkan pengalaman yang saya dapatkan dari praktik kerja lapangan selama satu bulan di PT. Telkom Indonesia, saya mengharapkan adik-adik junior lebih banyak mencari pengetahuan dan pengalaman dari orang-orang yang lebih berpengalaman di tempat praktik kerja lapangan tersebut. Hal itu akan sangat membantu sekali untuk menambah wawasan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Alaydrus, Mudrik (2009). Saluran Transmisi Telekomunikasi. Jogjakarta: Graha Ilmu.Grant, August E. & Meadows, Jennifer H. (2008). Communication Technology Update and Fundamental. (ed. 06). Boston: Focal Press. Page 46.Straubhaar, Joseph & LaRose, Robert. (2004). Media Now: Communications Media in the Information Age. Belmont, CA: Wadsworth. Page 30-63.

LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3