peneliti dedi amrizal, s.sos., m.si nidn: 0110097201

50
LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DISERTASI DOKTOR PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL PADA SIKLUS MUTU DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENELITI DEDI AMRIZAL, S.SOS., M.Si NIDN: 0110097201 Dibiayai oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Kontrak Penelitian Tahun Anggaran 2018 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA November, 2018

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENELITIAN DISERTASI DOKTOR

PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL

PADA SIKLUS MUTU DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENELITI

DEDI AMRIZAL, S.SOS., M.Si

NIDN: 0110097201

Dibiayai oleh:

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Sesuai dengan Kontrak Penelitian Tahun Anggaran 2018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

November, 2018

i

ii

RINGKASAN

Membangun kesadaran mutu yang tinggi di tingkat fakultas dan prodi harus dimulai dari

evaluasi yang benar. Evaluasi yang dilakukan selama ini berbarengan dengan tindakan

monitoring. Sebuah evaluasi sejauh ini digunakan untuk mengukur tingkat kerja seorang

pimpinan dan organisasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

agar diperoleh kepastian perhitungannya. Hasil yang diperoleh harus tepat dan akurat

karena akan digunakan untuk membuat kebijakan dan melakukan tindakan koreksi.

Rendahnya kesadaran mutu, komitmen mutu, dan pengetahuan mutu dari pemimpin dan

dosen di beberapa fakultas dan prodi yang ada selama ini membutuhkan evaluasi yang

baik dan maksimal. Evaluasi manajemen mutu internal diperlukan untuk menjalankan

aktivitas pemantauan, penilaian dan koreksi serta pemberian teguran ataupun pelurusan

kembali sebuah kegiatan agar tidak menyimpang dari perencanaan yang telah dibuat

sebelumnya oleh suatu organisasi pendidikan tinggi yang menerapkan penjaminan mutu

pada tahapan mutunya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui pelaksanaan

evaluasi manajemen mutu internal selama ini; (2) membentuk model evaluasi manajemen

mutu internal yang lebih baik: (3) menerapkan model evaluasi manajemen mutu internal

yang sudah terbentuk; (4) menguji efektivitas model evaluasi sistem penjaminan mutu

internal yang berlangsung di Universitas Sumatera Utara (USU). Penelitian ini

menggunakan metode research and development untuk mengetahui efektivitas

pelaksanaan evaluasi manajemen mutu, untuk membuat model evaluasi manajemen mutu

internal, dan untuk menemukan model yang efektif terkait evaluasi manajemen mutu

internal. Hasil penelitian memperlihatkan penggunaan evaluasi manajemen mutu internal

ditataran fakultas dan prodi sebagai inti pelaksanaan manajemen mutu internal sangat

beragam dan cenderung tidak maksimal. Pelaksanaan evaluasi terlihat sempurna pada

narasi borang ketika akreditasi dilakukan. Aktivitas evaluasi mutu manajemen internal

belum dimanfaatkan dengan baik di tingkat fakultas dan prodi. Model evaluasi

manajemen mutu internal diperbaharui untuk memberikan kontribusi maksimal bagi

pelaksanaan SOP di tingkat Fakultas dan Prodi. Walaupun belum terlihat efektif dalam

memberikan pengaruh kepada pelaksanaan SOP, namun model evaluasi mutu manajemen

internal sudah dijalankan dalam siklus mutu yang mengarah kepada perwujudan budaya

mutu. Butuh waktu dan pelatihan yang banyak dalam menerapkan evaluasi mutu

manajemen internal ini agar lebih efektif dimasa yang akan datang.

Keyword: Evaluasi, Evaluasi Mutu, Evaluasi Manajemen Mutu, Manajemen Mutu

Internal dan Siklus Mutu

iii

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi kekuatan,

kesehatan dan kemampuan dalam penulisan laporan kemajuan pelaksanaan penelitian

disertasi doktor. Selawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad

Saw. Semoga kita termasuk golongan yang menjadi penerus sunnahnya hingga akhir

hayat kelak.

Laporan akhir tahun penelitian ini dibuat untuk memenuhi syarat pelaksanaan

skema penelitian disertasi doktor. Adapun judulnya adalah Pengembangan Model

Evaluasi Manajemen Mutu Internal Pada Siklus Mutu Di Universitas Sumatera Utara.

Semoga penelitian disertasi doktor yang sedang dilaksanakan ini dapat

memberikan manfaat yang banyak kepada UMM USU dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik USU untuk mengembangkan model yang dapat membantu meningkatkan

pemahaman mutu terkait evaluasi mutu pada sistem penjaminan mutu internal di USU

pada masa yang akan datang.

Medan, 16 November 2018

Peneliti,

Dedi Amrizal, S.Sos., M.Si

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... i

RINGKASAN.............................................................................................. ii

PRAKATA……………………………………………………………….... iii

DAFTAR ISI................................................................................................ iv

DAFTAR TABEL........................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2. Permasalahan Penelitian ...................................................................... 3

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengawasan…………......................................................... 4

2.2. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Program. ........................................ 6

2.3. Studi Pendahuluan Yang Sudah Dilakukan.......................................... 7

2.4. Roadmap Penelitian…………………………....................................... 7

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT

3.1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

3.2. Manfaat Penelitian …........................................................................... 9

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian ................................................................................... 11

4.2. Rincian Tahapan Kegiatan Penelitian .................................................. 12

4.3. Luaran Penelitian ………...................................................................... 16

4.4. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 16

BAB V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Luaran Yang Direncanakan .................................................................. 17

5.2. Hasil dan Luaran Yang Dicapai............................................................. 18

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 23

6.2. Saran .................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 24

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

- Instrumen

- Submission jurnal internasional

- Artikel ilmiah (status submission)

- Sertifikat Seminar Internasional

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Rencana Target Capaian Tahunan................................................ 17

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 01. Road Map Penelitian…………………………………………… 8

Gambar 02. Tahapan Penelitian Borg and Gall …………………………….. 11

Gambar 03. Tahapan SPMI …………………..…………………………….. 19

Gambar 04. Tahapan SPMI di Fakultas …………………………………….. 20

Gambar 05. Model Pengawasan SPMI di Fakultas………………………….. 21

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1:Instrumen………………………………………………………. 26

Lampiran 2: Submission Artikel Jurnal Internasional………………………. 32

Lampiran 3: Draf Artikel Jurnal.................................................................... 33

Lampiran 4: Sertifikat Seminar Internasional ……………………………… 42

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Proses penjaminan mutu yang dilakukan pada sebuah siklus mutu dimulai dengan

perencanaan yang matang dan siap pakai (operational) untuk dijalankan melalui

dokumen mutu yang lengkap dan sumberdaya yang telah dilatih untuk menjalankannya.

Pelaksanaan penjaminan mutu sering menimbulkan gesekan dan peyimpangan sejak dari

perencanaan yang telah dilakukan sehingga ke tahap perbaikan. Untuk itu dibutuhkan

upaya evaluasi yang biasanya diagendakan rutin dan terstruktur dalam mekanisme kerja

yang dibangun menggunakan metode penelitian yang tepat. Kegiatan evaluasi ini

dilakukan dalam lingkup terbatas ruang dan objek yang diteliti atau diukur. Setelah itu

dilakukan upaya pengendalian terkait temuan yang didapat dari hasil evaluasi melalui

tindakan konkrit di tempat yang mengalami masalah dan kekurangan seperti yang

ditunjukkan oleh laporan hasil evaluasi. Hasil evaluasi manajemen mutu internal akan

menjadi temuan dan informasi yang diperlukan dalam menyusun program dan membuat

kebijakan guna tahapan atau siklus mutu berikutnya.

Pada siklus penerapan manajemen mutu dikenal tiga istilah pengawasan

(monitoring, evaluasi dan audit). Penjaminan mutu (quality assurance) merupakan proses

penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan tinggi secara konsisten

dan berkelanjutan. Titik akhirnya, proses penjamin mutu ini akan membuat para

pemangku kepentingan (baik mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, orang tua, dunia kerja,

pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan) memperoleh kepuasan dan

tercapai keinginannya. Namun sebelum sampai kepada proses akhir tersebut, tindakan

monitoring, evaluasi ataupun audit wajib dilakukan agar kerja keras yang telah dilakukan

dapat terukur dan terdeteksi kelemahannya.

Evaluasi manajemen mutu internal dilakukan sebagai bentuk dari manajemen

pengawasan yang berlangsung di tingkat fakultas (Gugus Jaminan Mutu/GJM) dan prodi

(Gugus Kendali Mutu/GKM) Universitas Sumatera Utara (USU). Pelaksanaan evaluasi

manajemen mutu internal yang dilaporkan selama ini kepada universitas (Unit

Manajemen Mutu/UMM) dilakukan sesuai dengan mekanisme yang diberlakukan. Tetapi

2

kualitasnya masih harus dipertanyakan karena tingkat pemahaman, komitmen, dan

pengetahuan mutu dari pemimpin dan dosen di fakultas dan prodi sangat bervariasi dan

beragam. Hal ini membuat beragamnya kualitas pelaksanaan dan hasil dari evaluasi

manajemen mutu internal yang dijalankan oleh fakultas dan prodi.

Pelaksanaan evaluasi mutu internal masih merupakan kebutuhan pemenuhan

borang akreditasi semata dan laporannya terlihat bermutu rendah. Hal ini karena evaluasi

penjaminan mutu yang seharusnya berisi tindakan koreksi terhadap pelaksanaan SOP di

tingkat Fakultas dan Prodi masih belum berjalan sesuai dengan yang seharusnya.

Evaluasi manajemen mutu yang dilakukan kurang berhasil mendeteksi kelemahan-

kelemahan dasar dalam hal pembelajaran dan administrasi pembelajaran yang telah

dituangkan dalam Standar Mutu dan Standar Operasional Prosedur (SOP). Pada satu

siklus mutu yang dijalankan oleh Fakultas dan Prodi, seharusnya evaluasi manajemen

mutu yang dilakukan dapat menggambarkan kondisi terkini dari penerapan perencanaan

mutu yang telah dilakukan. Sehingga tindakan korektif dan antisipatif dapat dilakukan

secara maksimal pada setiap siklus mutu yang dilalui.

Model evaluasi manajemen mutu internal selama ini belum memberikan

kontribusi maksimal, perlu dikembangkan model yang lebih efektif. Pemahaman mutu

yang benar terkait evaluasi manajemen mutu juga harus diperbaiki. Karena pada model

evaluasi mutu yang lama fungsi evaluasi adalah fungsi atasan dan terbatas hanya pada

segi pelaporan tindakan monitoring yang biasa rutin dilakukan selama ini.

Pada penerapan model evaluasi manajemen mutu yang baru dibuat posisi

evaluasi manajemen mutu internal sangat penting dalam mengukur terlaksannya SOP

ditingkat fakultas dan prodi. Selain itu evaluasi mutu yang dilakukan bersifat mandiri

dengan memanfaatkan GJM dan GKM secara silang diantar prodi yang ada di setipa

fakultas. Hasil evaluasi manajemen mutu yang diperoleh harus ditindaklanjuti dalam

bentuk koreksi terhadap SOP yang ada dan pembentukan SOP yang baru terkait masukan

dari evaluasi yang dilakukan.

Untuk itu evaluasi manajemen mutu membutuhkan analisis mendalam terhadap

temuan yang diperoleh. Analisis ini adalah hasil dari data yang diperoleh dari metode

penelitian yang diterapkan dalam pelaksanaan evaluasinya. Saat ini USU perlu

melakukan pelatihan dan pembinaan yang intensif terhadap pemimpin dan pelaksana

3

mutu GJM dan GKM di tingkat fakultas dan prodi. Model yang telah dilaksanakan dapat

menjadi panduan walaupun penerapannya tidak terlihat efektif karena belum didukung

oleh dokumen yang terintegrasi dengan baik dan saling terkait mendukung satu sama lain

seperti Visi, Misi, Tujuan, Sararan yang terintegrasi dengan SOP, Renstra, dan Program

Kerja Tahunan.

1.2. Permasalahan Penelitian

Secara umum kalimat perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimanakah pengembangan model evaluasi manajemen mutu internal pada

pelaksanaan siklus mutu di USU.

Permasalahan dalam penelitian ini dapat diperinci sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan evaluasi manajemen mutu internal yang telah dijalankan

selama ini di USU?

2. Bagaimana pembuatan model evaluasi?

3. Bagaimanakah pengujian model baru evaluasi mutu internal pada siklus mutu di

USU dilakukan?

4. Bagaimana efektifitas penerapan model evaluasi manajemen mutu internal?

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pengawasan

Penggolongan pengertian pengawasan dapat dilakukan menjadi tiga kelompok:

(1) pengawasan sebagai pengawal perencanaan. Pengawasan menurut Winardi (2000),

Kadarisman (2013) dan Suripto (2013) merupakan alat pengawal perencanan yang berisi

tindakan monitoring dan eksekusi penyimpangan bila ditemukan sehingga hasil aktual

sesuai dengan yang telah direncanakan; (2) pengawasan sebagai pengukur tujuan

tercapai; Pengawasan menurut Terry (2012), Lapian (2012) dan Kadarisman (2013).

merupakan tindakan yang dapat digunakan untuk mengawal perencanaan, mengambil

tindakan koreksi yang diperlukan guna tercapainya tujuan organisasi. Semua aktivitas

menjaga tujuan ini sangat tepat jika diarahkan kepada peran kepemimpinan dan satuan

tugasnya yang khusus dalam sebuah organisasi; (3) pengawasan sebagai penguat kinerja.

Pengawasan menurut Hasbullah (2015) dan Wibowo (2006) merupakan upaya secara

terus menerus untuk memonitor program, proyek dan kegiatan yang sedang dilaksanakan

sebuah organisasi agar kinerjanya berjalan sesuai dengan yang seharusnya.

Pengawasan sangat penting peranannya untuk menjamin tujuan penjaminan mutu

tercapai, namun perguruan tinggi belum menyadari dan memanfaatkan pengawasan ini

dengan baik. Bila dilihat dari kondisi pembelajaran di pedidikan tinggi saat ini,

pengawasan belum berjalan sama sekali. Hamzah dan Rahman1 mengungkapkan bahwa

proses belajar-mengajar di perguruan tinggi masih perlu banyak pembenahan dan

penataan. Proses pembelajaran yang ada bersifat membosankan, rutinitas, dijalankan

secara mekanis/kaku, dan kehilangan nuansa pedagogis. padahal kegiatan penjaminan

mutu yang dilakukan sudah dirasa cukup maksimal. Selanjutnya Jazadi2 juga

mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar di dunia perguruan tinggi Indonesia

perlu mendapat penanganan yang serius dan sistematis, perguruan tinggi Indonesia antara

lain dicirikan pengajarannya berbasis teori, berkiblat ke barat, kebijakan kurikulum yang

1 A. Hamzah dan Rahman. Peningkatan Kemampuan Mahasiswa untuk Belajar Mandiri pada Mata Kuliah

Geografi melalui Penulisan Jurnal Perkuliahan. Jurnal Ilmu Pendidikan. 9. (2). 2002. Hlm. 142-150. 2 Iwan Jazadi. Evaluasi dan Pengembangan Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi. Jurnal Ilmu

Pendidikan. Februari 2005. Jilid 12. Nomor 1 : 1-17.

5

seragam dan kaku, bahan ajar yang ketinggalan zaman, dan cara mengajar dosen yang

mekanis dan kehilangan nuansa pedagogis.

Kondisi pembelajaran di perguruan tinggi kita dapat diatasi dengan penerapan

manajemen mutu yang baik. Ketika pengawasan berjalan baik dan manajemen mutunya

diukur dengan benar, maka tujuan manajemen mutu akan tercapai. Basuki3

menggambarkan dalam penelitiannya bahwa implementasi sistem penjaminan mutu pada

proses pembelajaran di tingkat jurusan berjalan dan berhasil baik. Hal ini terjadi karena

komitmen para pelaku, manajemen bagus dengan indikator yang diukur, dan dukungan

dana yang memadai.

Pada pengawasan pendidikan tinggi terdapat tiga bentuk pengawasan, yaitu

monitoring, evaluasi dan audit. Adapun ketiga kata ini memiliki perbedaan yang

mendasar sebagai berikut: 1) monitoring merupakan suatu proses rutinitas dalam hal

pengumpulan data dan pengukuran kemajuan kerja dari tujuan kerja atau objektif

program. Kegiatan monitoring berisi: (a) aktivitas pemantauan perubahan yang fokus

pada proses dan keluaran; (b) aktivitas pelibatan perhitungan atas apa yang kita lakukan

dan; (c) aktivitas pelibatan pengamatan atas kualitas dari layanan yang telah diberikan; 2)

evaluasi dapat dikatakan sebagai aktivitas penggunaan metode penelitian sosial untuk

secara sistematis menginvestigasi apakah berjalan efektif atau tidaknya sebuah program

kerja. Kegiatan evaluasi berisi aktivitas penilaian terhadap kontribusi program terhadap

perubahan tujuan (goal/objective) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau

perluasan program (rekomendasi), aktivitas yang memerlukan desain studi/penelitian,

aktivitas yang terkadang membutuhkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding,

aktivitas yang melibatkan pengukuran seiring dengan berjalannya waktu, aktivitas yang

melibatkan studi/penelitian khusus; 3)audit merupakan kegiatan membandingkan antara

standar mutu dengan kondisi aktual yang terjadi saat ini. Kegiatan audit berisi aktivitas

pemeriksaan dalam arti luas terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk,

aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak,

aktivitas verifikasi yang menjelaskan apakah subjek dari audit telah diselesaikan atau

3 Ari Basuki. Implementasi Sistem Jaminan Mutu (Quality Assurance) Proses Pembelajaran Di Perguruan

Tinggi. Jurnal Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 1, Tahun VI. 2004. Hlm. 104-113.

6

berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima,

aktivitas pembuatan dan pelaporan kondisi aktual terkait apa yang terjadi di lapangan.

2.2. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Program

Wandt dan Brown (2015), Wirawan (2015), Suharsimi (2015), Sukardi (2011),

mengungkapkan bahwa evaluasi adalah sebuah proses untuk menganalisis dan menilai

suatu kondisi atau program, apakah program tersebut telah berjalan sesuai tujuannya atau

tidak. Sedangkan jika dilihat dari evaluasi program, Rutman (1984), Langbein dan

Felbinger (2006), Chen (2005), Owen (1993), Worthen dan Sanders (1973),

merumuskan bahwa evaluasi program serangkaian kegiatan sistematis untuk

mengumpulkan data dan informasi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan

terhadap program yang dievaluasi.

Program kerja yang selama ini diukur melalui evaluasi ditingkat fakultas dan

prodi USU menunjukkan hasil yang bervariasi dalam hal pemahaman, komitmen dan

penerapan standar mutu. Program kerja harus berjalan sesuai dengan indikator/standar

mutu yang sudah dituliskan dalam dokumen mutu atau tahapan perencanaan. Hal ini

sesuai dengan temuan Moses L. Singgih dan Rahmayanti4 yang meneliti 10 indikator

standar kualitas yang ditetapkan oleh Dikti. Hasilnya ternyata semua indikator tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pendidikan. Bila dilakukan ranking dari

pengaruh yang terbesar sampai dengan yang terkecil sebagai berikut: (1) tata kelola; (2)

pengabdian pada masyarakat; (3) kurikulum program studi; 4) proses pembelajaran; (5)

sumber daya manusia; (6) suasana akademik; (7) penelitian dan publikasi; (8)

kemahasiswaan; (9) keuangan; dan (10) prasarana dan sarana.

Bila standar mutu diterapkan dengan baik dan diukur secara konsisten, maka

perguruan tinggi akan mampu berbicara di tingkat nasional dengan akreditasi institusi A,

atau bahkan berbicara ditingkat internasional. Thoyib5 meneliti terkait pengembangan

mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Butuh strategi pengembangan mutu pendidikan

4 Moses L. Singgih dan Rahmayanti. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Pada

Perguruan Tinggi. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Teknoin. ISBN: 978-979-3980-15-7. 2008. Yogyakarta, 22 November 2008. Hlm. C-133 sd C-141.

5 Thoyib. Internasionalisasi Pendidikan dan Strategi Pengembangan Mutu Perguruan Tinggi Agama Islam di Indonesia: Sketsa Edukatif Manajemen Mutu. Jurnal Pendidikan El-Tarbawi No. 2. Vol. 1.2008. Hlm. 215-234.

7

tinggi, seperti: (1) manajemen pendidikan tinggi harus mampu berorientasi pada

pengembangan mutu akademik berskala internasional; (2) aplikasi manajemen mutu

harus didukung oleh good academic atmhosphere; (3) humanistic sense of diversity harus

menjadi primary supporting perguruan tinggi dalam rangka internasionalisasi pendidikan

yang lebih humanis dan internasionalisasi academic networking yang luas. Kesadaran

akan pentingnya penjaminan mutu dikalangan akademisi pendidikan tinggi harus

dilengkapi dengan pelaksanaan evaluasi manajemen mutu internal agar tujuan

penjaminan mutu universitas dapat tercapai dengan baik.

2.3. Studi Pendahuluan Yang Sudah Dilakukan

Hasil penelitian awal terhadap sistem penjaminan mutu internal yang berjalan

selama ini terlihat bahwa dokumen mutu yang digunakan selama ini kualitasnya beragam

dan bervariasi sesuai pemahaman masing masing fakultas dan prodi. Komitmen yang

terbentuk dikalangan pimpinan fakultas dan prodi sangat bervariasi. Kondisi ini

menunjukkan belum terbentuknya budaya mutu dikalangan pimpinan dan civitas

akademika. Pelaksanaan evaluasi mutu internal terlaksana dengan hasil laporannya

bermutu rendah. Disimpulkan melalui pelaksanaan siklus mutu yang telah 10 kali

dijalankan, perubahan mendasar belum terlihat dari tataran fakultas dan prodi sebagai inti

pelaksanaan manajemen mutu internal. Belum maksimalnya pelaksanaan evaluasi mutu,

berakibat pada kurang berhasilnya upaya pedeteksian kelemahan-kelemahan dasar yang

wajib diatasi oleh fakultas dan prodi. Model evaluasi manajemen mutu internal selama ini

belum memberikan kontribusi maksimal, perlu dikembangkan model yang efektif.

2.4. Roadmap Penelitian

Roadmap penelitian ini berisi perjalanan penelitian sebelumnya dari peneliti, saat ini

dan rencana penelitian di masa depan. Jika dilihat dari penelitian yang mendasari

penelitian ini dan dilakukan oleh Peneliti adalah yang berhubungan dengan penjaminan

mutu internal terkait proses pembelajaran, yaitu: Penerapan Metode Tutorial Teman

Sebaya Dalam Upaya Penguasaan Maksimal Materi Kuliah Metode Penelitian Sosial Di

Prodi IAN FISIP UMSU, Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter

Berbasis Islam Perguruan Muhammadiyah Setingkat SD, SMP dan SMA di Kota Medan,

8

Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping Dalam Upaya Penguasaan Masalah

Penelitian Dan Pemaparan Seminar Pada Mata Kuliah Seminar Kebijakan Publik di Prodi

IAN FISIP UMSU.

Unsur penelitian Administrasi/ Manajemen dan penelitian Pembelajaran

digabungkan dalam penelitian disertasi ini. Pengawasan melalui evaluasi manajemen

mutu internal yang dijalankan merupakan bagian dari penelitian Administrasi/

Manajemen khususnya manajemen penjaminan mutu di perguruan tinggi. Sedangkan

penelitian pembelajaran lain yang dilakukan selama ini merupakan dasar dalam

pelaksanaan SPMI dalam suatu penjaminan mutu. Pelaksanaan penjaminan mutu internal

yang telah berjalan wajib untuk dievaluasi dalam siklus PDCA. Untuk itu penelitian ini

mencoba memperbaiki model evaluasi manajemen mutu internal yang selama ini

dilakukan di Universitas Sumatera Utara. Pada masa yang akan datang diharapkan model

yang sudah teruji dalam penelitian ini akan menjadi titik awal penelitian yang menguji

model peningkatan kemampuan penjaminan mutu pada siklus berikutnya.

Gambar 01. Road Map Penelitian

penelitian pendahuluan

•Penerapan Metode Tutorial Teman Sebaya Dalam Upaya Penguasaan Maksimal Materi Kuliah Metode Penelitian Sosial Di Prodi IAN FISIP UMSU (2013)

•Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping Dalam Upaya Penguasaan Masalah Penelitian Dan Pemaparan Seminar Pada Mata Kuliah Seminar Kebijakan Publik di Prodi IAN FISIP UMSU (2016)

•Pengembangan Model Manajemen Pendidikan Karakter Berbasis Islam Perguruan Muhammadiyah Setingkat SD, SMP dan SMA di Kota Medan (2015)

penelitian saat ini

• PENELITIAN AWAL DISERTASI TERKAIT MODEL EVALUASI DAN AUDIT MUTU INTERNAL DI USU

•PENGEMBANGAN MODEL EVALUASI MANAJEMEN MUTU INTERNAL PADA SIKLUS MUTU (PDCA) DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

penelitian yang akan datang

•Pengembangan Model Audit Mutu Pada SPMI Manajemen Mutu di Perguruan Tinggi

• Pengujian Model Monitoring dan Evaluasi dalam Siklus Pengawasan Mutu di Perguruan Tinggi

9

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. mengatahui penerapan evaluasi manajemen mutu internal yang telah dijalankan

selama ini di USU.

2. melakukan pembuatan model evaluasi.

3. melakukan pengujian model baru evaluasi mutu internal pada siklus mutu di USU.

4. mengetahui efektifitas penerapan model evaluasi manajemen mutu internal.

3.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :

A. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan

teori manajemen pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan manajemen

penjaminan mutu.

2. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan di bidang

pengawasan manajemen penjaminan mutu, khususnya yang berhubungan dengan

evaluasi sistem penjaminan mutu internal yang dilakukan di perguruan tinggi.

B. Manfaat Praktis

1. Sebagai bahan acuan agar dapat menentukan kebijakan mutu dalam pelaksanaan

mutu akademis, PDCA dan pelaksanaan beberapa dokumen mutu seperti renstra,

standar mutu, dan SOP, yang berkaitan dengan pengawasan (khususnya evaluasi

kerja) sebagai upaya perbaikan kinerja organisasi yang berdampak pada

peningkatan mutu (kualitas) pendidikan tinggi di USU.

2. Sebagai bahan evaluasi pelaksanaan siklus PDCA (Plan, Do, Check and Action)

penjaminan mutu pendidikan tinggi yang telah dilaksanakan selama ini menuju

penerapan siklus yang berbasis PPEPP (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi,

Pengendalian dan Peningkatan).

10

3. Sebagai bahan dasar pembuatan siklus mutu yang telah dilakukan di semua level

pendidikan tinggi di USU, baik akademis maupun administrasinya.

11

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah bagian dari penelitian disertasi yang sedang saya jalankan

pada saat ini. Pada penelitian disertasi saya ini dikembangkan model evaluasi dan audit

manajemen mutu internal yang dilakukan di USU, sedangkan pada penelitian disertasi

doktor ini hanya mengembangkan model evaluasi manajemen mutu internalnya saja.

Penelitian ini menggunakan metode research and development. Adapun alasan

mengapa menggunakan metode ini karena penelitian ini mencoba untuk menemukan

model terbaik untuk melaksanakan proses pengawasan dalam bentuk evaluasi di suatu

instansi pemerintah. Melalui tahapan penelitian ini diharapkan model lama terdeteksi

kelemahannya dan dirancanglah model baru untuk segera diuji dan diterapkan sebagai

model yang lebih efektif dibandingkan model yang lama. Tahapan dalam penelitian ini

adalah mengikuti tahapan penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall yang

terdiri atas sepuluh langkah (tahap). Sepuluh tahap tersebut dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 02. Tahapan Penelitian Borg and Gall

Sumber: Buku Walter. R. Borg. dan Meredith D. Gall. Educational Research: An

Introduction. 1983.

research and information

collectingplanning

develop preliminary

form of product

preliminary field testing

main product revision

main field testing

operational product revision

operational field testing

final product revision

dissemination and

implementation

12

4.2. Rincian Tahapan Kegiatan Penelitian

Borg & Gall mengembangkan 10 tahapan dalam mengembangkan model, yaitu:

a. Tahap research and information collecting, langkah-langkah kegiatannya antara lain

1) studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji,

Kegiatan dimulai dengan mengumpulkan literature terkait : a) pengawasan; b) evaluasi; c)

monitoring; d) audit; e) kepemimpinan; f) budaya organisasi; g) sistem penjaminan mutu;

h) pembuatan dokumen mutu; i) evaluasi manajemen mutu internal.

2) pengukuran kebutuhan,

Kegiatan dimulai dengan mengumpulkan data terkait: a) jenis pengawasan yang dilakukan

dilokasi, apakah monitoring, evaluasi, atau audit; b) waktu pelaksanaan, lama

pelaksanaan, tanggapan stakeholder, kesiapan civitas akademika, hasil yang diperoleh; c)

tindak lanjut dan kegunaannya bagi pengambilan keputusan; d) berapa kali dalam satu

siklus mutu dilakukan evaluasi, monitoring atau audit; e) apa saja yang diukur dan

dokumen apa yang menjadi dasar pengukuran; f) metode apa yang digunakan; g) siapa

yang membuat audit, monitoring atau evaluasi; h) berapa orang tenaga ahli/dosen dan

mahasiswa yang terlibat dalam pembuatan

3) penelitian dalam skala kecil,

Kegiatan dilakukan dengan melakukan penelitian pendahuluan terkait kebutuhan

penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun penelitian sederhana yang

dilakukan dalam bentuk kualitatif . Penelitian sederhana ini dilakukan bertujuan untuk

keperluan pengumpulan data pendahuluan. Manfaat penelitian sederhana ini adalah

untuk mengumpulkan data awal penelitian terkait pelaksanaan pengawasan (monitoring,

evaluasi dan audit). Lokasi penelitian dilakukan di USU tepatnya dikantor UMM USU.

Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai alat pengumpul datanya dan satuan

analisisnya adalah dosen, mahasiswa dan pegawai yang bekerja di fakultas dan program

studi. Adapun kategorisasi yang gunakan dalam penelitian ini adalah terkait dengan

efektivitas suatu pengawasan (monitoring, evaluasi dan audit) dilakukan seperti: jadwal

pelaksanaan, sistem pelaksanaan, teknik pengolahan, hasil yang didapat, manfaat untuk

tindak lanjut, serta dana dan sdm yang dipakai.

4) Persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian; pada tahapan ini dilakukan

langkah-langkah yang akan dilalui merujuk pada pendapat ahli dan disesuaikan dengan

keterbatasan peneliti serta kondisi di lokasi penelitian.

13

b. Tahap planning, termasuk dalam langkah ini menyusun rencana penelitian yang meliputi

merumuskan kecakapan dan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan

tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan, desain atau langkah-langkah penelitian dan

jika mungkin/diperlukan melaksanakan studi kelayakan secara terbatas;

Pada tahap perencanaan ini dilakukan perincian lebih mendalam terkait alur

penelitian yang ada. Jika dilihat dari alur yang ada :

1) tahap I : Pembuatan Rancangan Produk

Dibutuhkan :

- hasil pengawasan (monitoring, evaluasi dan audit) terakhir (2 tahun terakhir

minimal)

- pelaksanaan dan pengelolaan pengawasan dari sudut sdm maupun dana

- efektivitas pemanfaatan hasil

- sejauhmana kontribusi dalam pembuatan keputusan pada siklus mutu berikutnya

- data dan analisis data penelitian pendahuluan terkait pengawasan yang dilakukan

- model lama pengawasan (monitoring, evaluasi atau audit) yang dilakukan selama

ini.

Tujuan adalah

- untuk mendapatkan informasi lengkap terkait pelaksanaan pengawasan

(monitoring, evaluasi dan audit) yang telah dilakukan selama ini sejak dari siklus

1 sd siklus 10.

- untuk memetakan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan selama ini

- untuk menghasilkan model pelaksanaan pengawasan (monitoring, evaluasi atau

audit) yang baru.

2) tahap II : Evaluasi Produk (evaluasi model yang sudah dibentuk kedalam kelompok kecil)

Dibutuhkan :

- penelitian sederhana terkait model yang telah dibentuk

- untuk mendapatkan informasi lengkap terkait pelaksanaan pengawasan

(monitoring, evaluasi dan audit) yang telah dilakukan selama ini sejak dari siklus

1 sd siklus 10.

- data kelebihan dan kekurangan model lama

14

- untuk menghasilkan model pelaksanaan pengawasan (monitoring, evaluasi atau

audit) yang operasional.

Tujuan adalah

- untuk mengevaluasi produk (model pelaksanaan pengawasan (monitoring,

evaluasi, audit) yang baru

- mendapatkan model yang lebih operasional pada skala yang lebih luas.

3) tahap III: Evaluasi Produk ( evaluasi modelke dalam kelompok yang lebih besar)

Dibutuhkan :

- model yang sudah dievaluasi untuk skala kecil

Tujuan adalah

- untuk mendapatkan produk akhir yang talah teruji dengan evaluasi kepada

kelompok skala besar .

c. Tahap develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk permulaan

dari produk yang akan dihasilkan.

Langkah langkahnya adalah sbb:

a) persiapan komponen pendukung:

- model pengawasan lama

- hasil pengawasan lama

- data tindak lanjut pengawasan

b) menyiapkan pedoman dan buku petunjuk,

- petunjuk pelaksanaan pengawasan

- pedoman penelitian

- dokumen pendukung pelaksanaan pengawasan yang ada

c) melakukan evaluasi terhadap kelayakan alat-alat pendukung melalui keabsahan dan

masa berlakunya.

d. Tahap preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam skala

terbatas, dengan melibatkan 1 fakultas dan 2 prodi dibawahnya dengan jumlah 1-3 subyek.

Langkah-langkahnya adalah

a) pengumpulan dan analisis data melalui wawancara, observasi atau angket;

b) mengolah data

c) menyimpulkan hasil

d) membentuk model baru sebagai produk awal.

15

e. Tahap main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk awal yang

dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal.

Langkah-langkahnya adalah

a) melakukan perbaikan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang ditunjukkan dalam

ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft produk (model) utama yang siap diuji coba

lebih luas;

b) mengevaluasi setiap perkembangan yang terjadi

c) menemukan model yang bisa diterapkan untuk kelompok yang lebih besar

f. Tahap main field testing, biasanya disebut ujicoba utama yang melibatkan khalayak lebih

luas, yaitu 3 sampai 5 fakultas/prodi, dengan jumlah subyek 10 sampai dengan 30 orang.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a) mengumpulkan data secara kualitatif, terutama dilakukan terhadap kinerja sebelum

dan sesudah penerapan ujicoba.

b) hasil yang diperoleh dari ujicoba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil

ujicoba (desain model) yang dibandingkan dengan kelompok kontrol.

c) menggunakan rancangan penelitian eksperimen;

g. Tahap operational product revision, yaitu melakukan perbaikan/penyempurnaan terhadap

hasil ujicoba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan sudah merupakan desain model

operasional yang siap divalidasi;

Langkah-langkahnya adalah :

a) berhubung validasi tidak ada dalam penelitian kualitatif, maka langkah validasi

diganti dengan pengujian melalui triangulasi atau melakukan FGD.

b) menghasilkan model operasional yang dapat diuji lagi untuk tahap berikutnya.

h. Tahap operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model operasional

yang telah dihasilkan. Dilaksanakan pada 3 sampai dengan 5 fakultas/prodi.

Langkah-langkahnya:

a) melakukan pengujian melalui angket, wawancara, dan observasi dan analisis

hasilnya.

b) menentukan apakah suatu model yang dikembangkan benar-benar siap dipakai di

fakultas/prodi

c) sebelum proses harus dilakukan pengarahan atau pendampingan oleh

peneliti/pengembang model;

16

i. Tahap final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap model yang

dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);

j. Tahap dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan produk/model

yang dikembangkan kepada khalayak/masyarakat luas, terutama dalam kancah pendidikan.

Langkah pokok dalam fase ini adalah mengkomunikasikan dan mensosialisasikan

temuan/model, baik dalam bentuk seminar hasil penelitian, publikasi pada jurnal, maupun

pemaparan kepada skakeholders yang terkait dengan temuan penelitian.

4.3. Luaran Penelitian

Luaran Wajib dari penelitian ini adalah publikasi Jurnal Ilmiah Internasional terindeks

scopus (q3) bernama Journal of Studies in International Education JSIE-18-0262.

Luaran Tambahan dari penelitian ini adalah menjadi pemakalah seminar internasional

terkait tema penelitian, mengajukan hak paten sederhana, menghasilkan model evaluasi

manajemen mutu internal, membuat buku ajar terkait evaluasi manajemen mutu. Semua

luaran ini akan diselesaikan dalam masa satu tahun penelitian. Kecuali masih dalam

tahapan submission articles.

4.4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Universitas Sumatera Utara Jalan Dr. T.

Mansur No. 9, Kota Medan, Sumatera Utara 20155. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan

mulai dari bulan agustus 2017 sd agustus 2018.

17

BAB V

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Luaran Yang Direncanakan

Luaran penelitian wajib dan tambahan yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Jurnal Ilmiah Internasional (wajib)

2. Pemakalah Temu Ilmiah Nasional, Paten Sederhana, Model dan Buku Ajar

(tambahan)

Tabel 5.1. Rencana Target Capaian Tahunan

No Jenis Luaran

Indikator

Capaian

Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS1)

1 Publikasi

ilmiah2)

Internasional v Accepted

Nasional terakreditasi

Tidak ada

2

Pemakalah

dalam temu

ilmiah3)

Internasional Tidak ada

Nasional v Terdaftar

3

Invited speaker

dalam temu

ilmiah4)

Internasional Tidak ada

Nasional Tidak ada

4 Visiting

Lecturer5)

Internasional Tidak ada Paten Tidak ada Paten sederhana v Terdaftar

Hak cipta Tidak ada

Merek dagang Tidak ada

Rahasia dagang Tidak ada

5 Hak Kekayaan

Intelektual

Desain produk industri Tidak ada

(HKI)6) Indikasi geografis Tidak ada

Perlindungan varietas

tanaman

Tidak ada

Perlindungan topografi

sirkuit terpadu

Tidak ada

6 Teknologi Tepat Guna7) Tidak ada 7 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/

Rekayasa Sosial8)

v Terapan 8 Buku Ajar (ISBN)9) v draft 9 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)10) v 7

18

5.2. Hasil dan Luaran Yang Dicapai

5.2.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan selama ini terkait manajemen mutu internal

yang telah dijalankan berupa penelitian awal untuk menguji apakah evaluasi penjaminan

mutu telah dijalankan atau tidak di tingkat fakultas dan prodi. Dari hasil wawancara dan

observasi yang dilakukan monev belum dijalankan ditingkat fakultas dan prodi yang

berarti bahwa evaluasi belum berjalan.

Penerapan evaluasi manajemen mutu internal yang seharusnya berjalan di fakultas

dan prodi ternyata kurang diterapkan dengan baik. Bahkan ada di beberapa fakultas tidak

dilaksanakan sama sekali. Model lama yang dibuat oleh UMM ternyata tidak berjalan

sama sekali. Hal ini membutuhkan model baru evaluasi manajemen mutu.

Pembuatan model dilihat dari penerapan manajemen mutu yang dijalankan selama

ini. Model lama yang kurang efektif ini harus diperbaiki dan dievaluasi untuk

memberikan manfaat dan guna bagi UMM USU, Fakultas, maupun prodi. Manfaat bagi

UMM USU adalah memperlancar audit tahunan mereka ke fakultas dan prodi dalam

rangka memperbaiki standar mutu USU. Bagi fakultas dan prodi bermanfaat untuk

memperbaiki kinerja mereka dan melengkapi dokumen mereka. Selain itu evaluasi juga

bermanfaat untuk memperbaiki SOP mereka. SOP adalah indikator ukurang mereka

ditingkat fakultas dan prodi.

Setelah model evaluasi penjaminan mutu yang lama diperbaharui, maka dilakukan

membentukan model baru yang sudah dilakukan di bagian penjelasan berikutnya. Model

baru ini diuji dilapangan dengan menggunakan metode kuantitatif. Jadi, penelitian

dengan pengumpulan data sudah dilakukan dan dikerjakan. Pengolahan datanya akan

menghasilkan :

a. Model yang efektif

b. Penerapan model yang efektif

Setelah instrument disiapkan maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan

metode research and development pendekatan Borg and Gall. Metode ini dalam

pengambilan datanya menggunakan Metode Campuran antara lain Kualitatif dan

Kuantitatif. Untuk Kualitatif digunakan sumber datanya : (1) FGD di UMM : (Pegawai

UMM, Ketua UMM, Sekretaris, Auditor UMM); (2) FGD di Fakultas: (Wakil Dekan 1,

19

Dosen, GJM, GKM). Sedangkan untuk memperoleh data Kuantitatif dipenuhi kaedah

sebagai berikut: (1) populasinya adalah kalangan dosen, pegawai dan mahasiswa; (2)

sample diambil kalangan dosen, pegawai, pengguna, alumni dan mahasiswa; (3)

penetapan sample minimal menggunakan teknik Slovin.

Objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan

data secara lebih terarah. Adapun Obyek penelitian dalam tulisan ini tercermin dalam

konsep-konsep penelitian yang dibangun di dalam model yang dikemukakan sebagai

berikut: (1) perencanaan/pengadaan dokumen; (2) metode penelitian; (3) tujuan; (4)

akuntabilitas; (5) keputusan pimpinan/pengambilan keputusan; (6) kinerja akademik tdd:

pengorganisasian, komitmen sivitas akademika, dan budaya mutu; (7) komunikasi; (8)

efektivitas kerja; (9) prosedur kerja; (10) penilaian kerja; (11) pembinaan kerja; (12)

kebijakan dan (13) efisiensi kerja.

Model pengawasan penjaminan mutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1)

model EMI, yang merupakan penerapan dari pengawasan penjaminan mutu berjalan

dalam lingkup monitoring dan evaluai; (2) model AMI, yang merupakan penerapan dari

pengawasan penjaminan mutu pada saat akhir dari suatu siklus mutu. Model ini

diturunkan dari pemahaman yang jelas terkait penerapan tahapan SPMI.

Tahapan SPMI yang telah diterapkan selama ini pada siklus mutu di USU dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 03. Tahapan SPMI

Sumber: Data Primer

Monev USU (Check)

Perencanaan

(Plan)

Pelaksanaan Audit Manajemen Mutu

(Check)

Pengendalian

(Action)

Peningkatan (Action)

Pelaksanaan

(Do)

20

Namun pelaksanaan tahapan pengawasan SPMI di tingkat fakultas dan program

studi tergantung kepada kesiapan dan kemampuan masing-masing. Kondisi kesiapan dan

kemampuan tersebut tercermin dari pelaksanaannya yang belum sempurna. Banyak

faktor yang menyebabkan kondisi ini terjadi, mulai dari kurangnya sosialisasi mutu,

beragamnya pemahaman, pendanaan dan lain-lain.

Gambar 04. Tahapan SPMI di Fakultas (Yang akan dikembangkan)

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tahapan SPMI sebelumnya dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan

monev tidak berlangsung ideal sebagaimana yang dikemukakan oleh Dikti. Monev

dilakukan oleh fakultas dengan tidak melibatkan unsur GJM dan GKM. Hal ini berarti

Fakultas melaksanakan monev dengan tanpa bantuan GJM dan GKM ataupun Program

Studi. Dalam hal ini timbul dilemma bahwa fakultas memeriksa diri sendiri dan diakui

mereka situasi ini kurang objektif.

Untuk itu diperlukan perbaikan pelaksanaan tahapan pengawasan SPMI. Peran

aktif GJM di tingkat fakultas harus lebih dimaksimalkan. Karena idealnya melalui GJM

inilah pembinaan GKM sebagai pengendali mutu ditingkat prodi akan dilakukan. GKM

akan membantu Prodi untuk mengoptimalkan penjaminan mutu ditingkat paling bawah.

MONEV FAKULTAS

(GPM) (Check)

PEMBUATAN DOKUMEN

MUTU (SOP) (Plan)

AKREDITASI FAKULTAS DAN PRODI SERTA

AIPT (Check)

PERBAIKAN DAN

PENGENDALIAN

(GPM) (Action)

LAPORAN TAHUNAN UMM USU (Action)

PROSES PEMBELAJAR

AN (Do)

21

Monev dirancang dan dijalankan oleh GKM bersama GJM untuk keperluan Fakultas dan

Prodi.

Alur Pelaksanaan Monev:

Gambar 05. Model Pengawasan SPMI di Fakultas (yang akan dikembangkan)

Sumber: Data Primer

Model Evaluasi Penjaminan Mutu

Dari teori yang dibangun sebelumnya dapatlah dikemukakan beberapa konsep

yang membangun model evaluasi dalam penjaminan mutu. Di USU model evaluasi

penjaminan mutunya dapat dikemukakan sebagai berikut:

MONEV FAKULTAS DAN

PRODI (GJM DAN GKM) (Evaluasi/Check)

PEMBUATAN/REVISI

DOKUMEN MUTU (SOP)

(Perencanaan/ Plan)

LAPORAN TAHUNAN KE UMM DAN AKREDITASI PRODI FAKULTAS, SERTA AIPT (Pengendalian/ Action)

PERBAIKAN DAN

PENGENDALIAN

(GJM dan GKM)

(Pengendalian/ Action)

TINDAK LANJUT

LAPORAN MONEV

FAKULTAS DAN PRODI

(Peningkatan/ Action )

PROSES PEMBELAJARAN

(MANAJEMEN DAN AKADEMIK) (Pelaksanaan/ Do)

PIMPINAN FAKULTAS DAN PRODI (GJM dan

GKM) (Peningkatan/A

ction)

FAKULTAS (GJM)

(Pengendalian/ Check)

22

Model ini masih sangat sederhana dan belum dapat menjamin komitmen dan

penerapan budaya mutu ditingkat fakultas. Harus dibangun model yang lebih baik seperti

berikut ini:

Melalui model evaluasi inilah diharapkan pelaksnaan monev-monev penjaminan

mutu di fakultas dan prodi yang ada di USU bisa diterapkan dengan baik.

5.2.2. Luaran Yang Dicapai

Luaran yang dicapai sampai sejauh ini adalah tingkat kesiapan submission artikel

q3 jurnal terindeks scopus (luaran wajib). Selain itu untuk luaran tambahan sudah

dilaksanakan seminar internasional terkait tema penelitian ini yaitu evaluasi manajemen

mutu. Sedangkan HKI belum diurus mengingat baru selesai melakukan penelitian.

23

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pada awalnya evaluasi manajemen mutu dibuat untuk memenuhi syarat akreditasi

fakultas dan prodi. Pembuatannya pun disesuaikan dengan kebutuhan nilai yang akan

diperoleh dari akreditasi dan bukan berdasarkan kebutuhan evaluasi SOP yang sudah

dibuat selama ini. Evaluasi manajemen mutu internal yang dijalankan terdeteksi belum

mampu mengukur capaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam SOP fakultas dan

prodi. Sehingga akhirnya pelaksanaan evaluasi manajemen mutu tidak dapat

memperbaiki atau menyempurnakan kesalahan/kekurangan penting yang terdapat pada

dokumen mutu yang telah ada selama ini. Berarti umpan balik yang seharusnya diperoleh

dalam bentuk perbaikan dokumen dan pembuatan kebijakan baru menjadi tidak pernah

terwujud.

Temuan ini menghasilkan model evaluasi manajemen mutu yang baru dalam hal

teori dan penerapannya. Pembuatan model baru evaluasi manajemen mutu internal

dilakukan berdasarkan fungsi yang indikator pelaksanaan sebuah evaluasi mutu. Model

lama evaluasi mutu internal yang selama ini dilaksanakan hanya memperhatikan

ketersediaan bukti fisik sebagai elemen pendukung dan indikator tanpa memperhatikan

kegunaan serta umpan balik kegiatan. Setelah diteliti ternyata model lama kurang efektif

dalam mengukur tujuan, tidak mampu mendeteksi umpan balik dan belum mampu

menghasilkan perbaikan dokumen dan sebagai masukan berharga bagi kebijakan.

Pengujian model baru yang menggunakan prinsip evaluasi mutu yang lebih

lengkap ternyata lebih memberikan manfaat bagi pengembangan mutu dan budaya mutu

di FISIP USU. Faktor komitmen pemimpin dan kepahaman pemimpin ditingkat fakultas

dan prodi serta GKM dan GJM juga sangat menentukan berjalannya sebuah evaluasi

manajemen mutu internal. Walaupun belum terlihat sangat efektif dalam penerapan

model baru ini, namun telah memberikan kesadaran, pemahaman, serta kebutuhan akan

pelaksanaan evaluasi manajemen mutu dalam siklus manajemen mutu yang dijalankan di

tingkat fakultas dan prodi.

24

6.2. Saran

Model evaluasi mutu yang baru dijalankan ini walaupun belum sangat efektif

dalam membantu pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal di fakultas dan prodi,

namun sudah dapat digunakan oleh UMM USU sebagai unit manajemen mutu tingkat

universitas untuk memaksimalkan pelaksanaan Standar Mutu dan SOP di USU. Sehingga

pelaksanaan audit mutu setiap tahun yang dikeluhkan oleh UMM USU menjadi minim

kendala dan permasalahan. UMM sebaiknya memberikan lebih sering lagi pelatihan

kepada GKM dan GJM di tingkat fakultas dan prodi pada masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi Safruddin Abdul. (2009). Evaluasi Program

Pendidikan:Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi

Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Arens, Alvin A., Mark S. Beasley dan Randal J. Elder. (2012). Auditing and Assurance

Services: An Integrated Approach, 1.3th Edition. Pearson Prentice Hall:

London.

Chen, Huey-Tsyh. (2005). Practical Program Evaluation: Assessing and Improving

Planning, Implementation and Effectiveness. Sage Publications: London.

Dunn, William N. (2002). Pengantar Analisis Kebijakan Publik (terjemahan). Gadjah

Mada University Press: Yogyakarta.

George, J. M dan Jones, G. R. (2012). Understanding and Managing Organizational

Behavior Sixth Edition. Prentice Hall: New Jersey.

Hasbullah, M. (2015). Kebijakan Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.

Handari, Nawawi. (2004). Pengawasan Melekat Dilingkungan Aparatur Pemerintah.

Erlangga: Jakarta.

Hergenhahn dan Matthew H.Olson. (2012). Theories Of Leaning Pearson Education.

Kencana: Jakarta.

Handoko, T. Hani. (1999). Manajemen. BPFE: Yogyakarta.

Kadarisman, M. (2013). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Rajawali

Pers: Jakarta.

Lapian, Gandhi. (2012). Disiplin Hukum Yang Mewujudkan Kesetaraan Dan Keadian

Gender. Yayasan Pustaka Obor Indonesia: Jakarta.

Langbein, Laura dan Claire L. Felbinger. (2006) Public Program Evaluation: A Statical

Guide. M.B. Sharpe Inc.: New York.

Manullang, M. (2002). Manajemen. UGM Press: Yogyakarta.

Messier, William F., Steven M. Glover, dan Douglas F. Prawitt. (2014). Jasa Audit dan

Assurance: Edisi 8. Selemba Empat: Jakarta.

25

Munthe, Ashiong P. (2015). Pentingnya Evaluasi Program di Institusi Pendidikan(

Sebuah Pengantar, Pengertian, Tujuan dan Manfaat). Jurnal Naskah

Scholaria, Vol. 5, No. 2, Mei 2015: 1 - 14

Owen, John M. (1993). Program Evaluation: Forms and Approaches. Allen&Unwin

Press: New York.

Rutman, Leonard. (1984). Evaluation Research Methods: A Basic Guide. Sage

Publications: London.

Sudijono, Anas. (2015), Pengantar evaluasi pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.

Suripto, Bambang. (2013). Akuntasi Managemen. Salemba Empat: Yogyakarta.

Simanjuntak, Payaman J. (2012). Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit

FEUI: Jakarta.

Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE-YKPN :

Yogjakarta.

Sukardi, H.M. (2011). Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Yogyakarta.

Slameto. (2012). Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara: Jakarta.

Sudjana, Djudju. (2006). Evaluasi Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Nonformal

dan Pengembangan Sumber Daya Manusia). Falah Production: Bandung.

Sukrisno, Agoes. (2012). Auditing. Edisi 4. Salemba Empat: Jakarta.

Terry, George R. dan Rue, Leslie W. (2012). Dasar-Dasar Manajemen. Cetakan Ketiga

Belas. Bumi Aksara: Jakarta.

Wirawan. (2012). Teori-teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Kencana: Jakarta.

………... (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, PT.Raja Grafindo

Persada: Jakarta.

Wibowo. (2006). Manajemen Perubahan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Winardi, J, (2000). Manajemen Perilaku Organisasi, Cetakan Pertama. Penerbit Prenada

Media: Jakarta.

…………. (2004). Motivasi dan pemotivasian dalam manajemen. PT, Raja Grafindo:

Jakarta.

Worthen, Blain R. dan James R. Sanders. (1973). Educational Evaluation: Theory and

Practice. Jones Publishing Company: Washington.

Rivai, Veitzal. (2008). Islamic Financial Management. PT. Raja Grafindo Persada:

Jakarta.

Zahid, S.J. Anwar. 2005. Rural Development Planning and Project Management in

Bangladesh. University of Minnesota: Minnesota.

26

LAMPIRAN-LAMPIRAN:

Lampiran 1.

Pada penelitian ini ada dua tehapan kerja yang akan dilakukan, yaitu penerapan

model dan sosialisasi model. Ada TOR, pembuatan instrument dan model yang disiapkan

untuk penelitian ini, sebagai berikut:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TOR)

Nama Program : PENELITIAN MODEL PELAKSANAAN AUDIT (UMM USU)

Kegiatan : Wawancara Pelaksanaan Audit Mutu Internal di UMM USU

Lokasi Penelitian: Kantor UMM USU

Mata Anggaran : Dana Pribadi Peneliti, 2018

Kode Anggaran dalam : 02 Wawancara Pelaksanaan Audit Mutu Internal UMM USU

Tahun Anggaran : 2018

1. Latar Belakang

Penerapan Manajemen Mutu yang telah dilakukan selama ini di Universitas Sumatera Utara

(USU) sudah memasuki tahun ke 11 pelaksanaannya. UMM USU selaku pelaksana mutu di tingkat

universitas menerapkan PDCA dan berhasil membawa USU mendapatkan nilai A untuk akreditasi

institusinya. Potensi USU untuk mendapatkan nilai akreditasi A tercermin dalam sumber daya, sarana dan

prasarana, penelitian, pengabdian, kerjasama dan lain lain.

Pelaksanaan penjaminan mutu internal ditingkat USU dilaksanakan melalui penerapan standar

mutu (untuk tingkat universitas) dan standar operasional prosedur (untuk tingkat fakultas dan prodi).

Melalui PDCA dilakukan pengawasan (check) dalam bentuk audit mutu internal (untuk tingkat universitas

) dan monev (untuk tingkat fakultas dan prodi). Penerapan audit mutu yang baik dibutuhkan untuk melihat

kualitas standar mutu yang telah dihasilkan apakah perlu dipertahankan, diganti atau diperbaiki.

Khusus untuk pelaksanaan audit mutu yang dilakukan selama ini oleh UMM, perlu dievaluasi dan

di uji tingkat efektivitasnya agar memberikan dampak yang maksimal bagi penerapan penjaminan mutu

pada siklus berikutnya. Semua hal terkait audit mutu yang telah dilaksanakan selama ini, mulai dari model

pelaksanaan dan model audit mutunya sendiri akan di evaluasi pelaksanaan dan dampaknya.

Atas dasar pemikiran di atas, maka penguatan tahapan audit mutu internal akan dilakukan agar

penerapan budaya mutu menjadi kenyataan yang akan mendukung proses pengelolaan manajemen

pendidikan tinggi yang baik dan proses pembelajaran atau akademik yang bermutu di USU. Untuk itu

dilakukan penelitian pengembangan model yang berisi pengujian model audit mutu yang diterapkan,

pembentukan model audit mutu yang efektif dan pengujian model baru dari audit mutu yang telah

dihasilkan. Adapun teknik pengambilan data penelitian yang dilakukan adalah melalui wawancara.

Untuk kegiatan wawancara ini akan difokuskan kepada pertanyaan terkait pelaksanaan program

audit mutu internal yang dilakukan setiap tahunnya oleh UMM USU. Diharapkan Wawancara ini dapat

memberikan informasi terkait pelaksanaan evaluasi mutu internal yang telah berjalan selama ini sebanyak

10 siklus.

2. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah :

1. Mengumpulkan data-data terkait pelaksanaan audit mutu yang dilakukan selama ini.

2. Menemukan kendala pelaksanaan audit mutu selama ini

3. Mengumpulkan data pelaksanaan kegiatan audit mutu yang telah dijalankan selama ini.

4. Memberikan evaluasi terhadap pelaksanaan audit mutu selama ini.

3. Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan adalah :

1. Terkumpulnya data-data terkait pelaksanaan audit mutu yang dilakukan selama ini.

2. Ditemukannya kendala pelaksanaan audit mutu selama ini

27

3. Terkumpulnya data-data pelaksanaan kegiatan audit mutu yang telah dijalankan selama ini.

4. Terevaluasinya pelaksanaan audit mutu selama ini.

4. Ruang Lingkup Kegiatan

a. Waktu Pelaksanaan

Wawancara ini akan dilaksanakan pada hari kerja yaitu :

Tanggal : 21 – 23

Bulan : Mei 2018

Mulai : Pukul 08.00 s/d pukul 16.00 Wib.

b. Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan dilakukan di kantor UMM USU

c. Pelaksana

Peneliti dibantu Asisten Peneliti dan dua orang mahasiswa. yaitu :

1. Sdr. Dedi Amrizal,

2. Sdri. Yusriati

3. Mahasiswa Asri dan Mahasiswa Herman.

d. Materi FGD

Materi yang akan ditanyakan adalah :

1. Sistem Pelaksanaan Audit Mutu

2. Pelaksana Audit Mutu

3. Kendala Pelaksanaan Audit Mutu

4. Pendanaan

5. Evaluasi kerja pelaksanaan

6. Masukan dan Saran

e. Peserta

Peserta Wawancara , yaitu:

Ketua UMM : 1 Orang

Staf /Pegawai UMM : 2 Orang

Auditor : 2 Orang

Dekan/ Wakil Dekan : 2 Orang

Jumlah Seluruhnya : 7 Orang

f. Sarana

Alat-alat yang diperlukan untuk mendukung FGD terdiri dari :

1. Daftar Wawancara (Panduan Wawancara)

2. Alat Perekam

3. Buku-buku terkait penjaminan mutu di USU

4. Pulpen dan Kertas

g. Prasarana

Prasarana dibutuhkan ruangan kondusif dengan kelengkapan :

1. AC

2. Meja dan Kursi

3. Internet

4. Microphon

5. Papan Tulis

Setelah TOR disiapkan, maka disusunlah instrument untuk menjalankan

penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam bentuk

Wawancara/FGD/Angket lainnya.

(1) perencanaan/pengadaan dokumen;

28

Pertanyaan:

a. Apakah pelaksanaan monev dilakukan berdasarkan tuntunan dokumen yang ada?

b. Apakah dokumen yang dimiliki sudah dilaksanakan dengan baik?

c. Apakah monev yang dijalankan dapat mengukur dokumen yang ada berhasil atau

tidak?

(2) metode penelitian;

Pertanyaan:

a. Apakah monev yang dilakukan berdasarkan metode penelitian yang benar?

b. Apakah metode penelitian yang digunakan membantu pelaksanaan monev?

c. Apakah metode penelitian yang digunakan sudah lama digunakan?

(3) tujuan;

Pertanyaan:

a. Tahukah Anda tujuan monev dilakukan?

b. Sudahkan SOP yang dibuat selama ini terukur pelaksanaannya melalui monev

yang ada selama ini?

c. Sudahkah SOP yang ada selama ini diperbaharui setelah ditemukan permasalahan

oleh monev yang dilakukan?

(4) akuntabilitas;

Pertanyaan:

a. Sudahkah monev yang dilakukan selama ini merupakan wujud nyata dari

akuntabilitas pimpinan terhadap yang dipimpinnya?

b. Yakinkah anda dengan model akuntabilitas yang diterapkan selama ini melalui

monev yang dilaksanakan pimpinan melalui penjaminan mutu?

c. Adakah penjaminan mutu dilibatkan dalam proses akuntabilitas public pimpinan

selam ini?

(5) keputusan pimpinan/pengambilan keputusan;

Pertanyaan:

a. Adakah keputusan yang diambil pimpinan selama ini berdasarkan kajian monev

yang dilakukan selama ini?

b. Pertimbangan apa saja selain monev yang dipakai pimpinan dalam membuat

keputusan?

c. Adakah keputusan yang dibuat pimpinan sesuai dengan rekomendasi monev yang

dilakukan selama ini?

(6) kinerja akademik;

Pertanyaan:

a. Adakah isi monev berbicara terkait kinerja akademik?

b. Adakah monev yang ada dapat mengukur kinerja akademik selama ini?

c. Mampukah monev memberikan solusi masalah kinerja akademik?

(7) komunikasi;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang ada disosialisasikan dengan baik?

b. Sudahkan monev yang dilakukan dikomunikasikan dengan baik kepada sivitas

akademika?

c. Adakah hasil monev dikomunikasikan oleh pimpinan?

(8) efektivitas kerja;

Pertanyaan:

29

a. Adakah monev yang dilaksanakan sudah efektif?

b. Dari sudut mana saja monev yang dilakukan bernilai efektif?

c. Hal apa saja yang belum efektif dari pelaksanaan monev yang ada selama ini?

(9) prosedur kerja;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang ada dilakukan dapat mengukur prosedur yang telah

dijalankan selama ini?

b. Adakah prosedur yang diteliti melalui monev disampaikan kepada sivitas

akademika?

c. Adakah hasil monev mampu menghasilkan prosedur baru dalam brokrasi yang

dibangun?

(10) penilaian kerja;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang dilaksanakan dapat menilai kerja yang sudah dilakukan

selama ini dibidang akademis?

b. Adakah monev yang dilaksanakan dapat menilai kerja yang sudah dilakukan

selama ini dibidang administratif?

c. Apakah monev yang telah dilakukan selama ini efektif untuk menilai kerja sivitas

akademika?

(11) efisiensi kerja.

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang dilaksanakan sudah efisien?

b. Dari sudut mana saja monev yang dilakukan sudah bernilai efisien?

c. Hal apa saja yang belum efisien dari pelaksanaan monev yang ada selama ini?

Sedangkan instrument yang kedua akan digunakan adalah angket penelitian.

Instrumen ini dapat dilihat sebagai berikut:

(1) perencanaan/pengadaan dokumen;

Pertanyaan:

a. Apakah monev mengukur dokumen yang ada?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Apakah dokumen yang dimiliki sudah dilaksanakan dengan baik?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Apakah monev yang dijalankan dapat memperbaiki dokumen yang belum tepat?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(2) metode penelitian;

Pertanyaan:

a. Apakah monev yang pernah dilakukan berdasarkan metode penelitian yang

benar?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Apakah metode penelitian yang digunakan membantu pelaksanaan monev?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Apakah metode penelitian yang digunakan sudah lama digunakan?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

30

(3) tujuan;

Pertanyaan:

a. Tahukah Anda tujuan monev dilakukan?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Sudahkan SOP yang dibuat selama ini terukur pelaksanaannya melalui monev

yang ada selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Sudahkah SOP yang ada selama ini diperbaharui setelah ditemukan permasalahan

oleh monev yang dilakukan?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(4) akuntabilitas;

Pertanyaan:

a. Sudahkah monev yang dilakukan selama ini merupakan wujud nyata dari

akuntabilitas pimpinan terhadap yang dipimpinnya?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Yakinkah anda dengan model akuntabilitas yang diterapkan selama ini melalui

monev yang dilaksanakan pimpinan melalui penjaminan mutu?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Adakah penjaminan mutu dilibatkan dalam proses akuntabilitas public pimpinan

selam ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(5) keputusan pimpinan/pengambilan keputusan;

Pertanyaan:

a. Adakah keputusan yang diambil pimpinan selama ini berdasarkan kajian monev

yang dilakukan selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Pertimbangan apa saja selain monev yang dipakai pimpinan dalam membuat

keputusan?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Adakah keputusan yang dibuat pimpinan sesuai dengan rekomendasi monev yang

dilakukan selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(6) kinerja akademik;

Pertanyaan:

a. Adakah isi monev berbicara terkait kinerja akademik?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Adakah monev yang ada dapat mengukur kinerja akademik selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Mampukah monev memberikan solusi masalah kinerja akademik?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(7) komunikasi;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang ada disosialisasikan dengan baik?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Sudahkan monev yang dilakukan dikomunikasikan dengan baik kepada sivitas

akademika?

31

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Adakah hasil monev dikomunikasikan oleh pimpinan?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(8) efektivitas kerja;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang dilaksanakan sudah efektif?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Dari sudut mana saja monev yang dilakukan bernilai efektif?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Hal apa saja yang belum efektif dari pelaksanaan monev yang ada selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(9) prosedur kerja;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang ada dilakukan dapat mengukur prosedur yang telah

dijalankan selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Adakah prosedur yang diteliti melalui monev disampaikan kepada sivitas

akademika?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Adakah hasil monev mampu menghasilkan prosedur baru dalam brokrasi yang

dibangun?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(10) penilaian kerja;

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang dilaksanakan dapat menilai kerja yang sudah dilakukan

selama ini dibidang akademis?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Adakah monev yang dilaksanakan dapat menilai kerja yang sudah dilakukan

selama ini dibidang administratif?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Apakah monev yang telah dilakukan selama ini efektif untuk menilai kerja sivitas

akademika?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

(11) efisiensi kerja.

Pertanyaan:

a. Adakah monev yang dilaksanakan sudah efisien?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

b. Dari sudut mana saja monev yang dilakukan sudah bernilai efisien?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

c. Hal apa saja yang belum efisien dari pelaksanaan monev yang ada selama ini?

(1) Ya Semua (2) Sebagian (3) Tidak sama sekali

32

Lampiran 2.

From: Journal of Studies in International Education <[email protected]> Date: Fri, Aug 31, 2018 at 8:35 AM Subject: Journal of Studies in International Education JSIE-18-0262 To: <[email protected]> 30-Aug-2018 Dear Dr. Amrizal: Your manuscript entitled "The Development Model of Evaluation Internal Quality In Faculty of Social and Political Sciences of University of Sumatera Utara" has been successfully submitted online and is presently being given full consideration for publication in the Journal of Studies in International Education. Your manuscript ID is JSIE-18-0262. Please mention the above manuscript ID in all future correspondence or when calling the office for questions. If there are any changes in your street address or e-mail address, please log in to Manuscript Central at https://mc.manuscriptcentral.com/jsie and edit your user information as appropriate. You can also view the status of your manuscript at any time by checking your Author Center after logging in to https://mc.manuscriptcentral.com/jsie. Unfortunately, a strong increase in submissions has created an unusual slowdown in our processing of manuscripts over the last several weeks. We are highly sensitive to the difficulties caused to authors when delays occur and assure you that our team is trying its best to process manuscripts in a timely manner. As part of our commitment to ensuring an ethical, transparent and fair peer review process SAGE is a supporting member of ORCID, the Open Researcher and Contributor ID (https://orcid.org/). We encourage all authors and co-authors to use ORCID iDs during the peer review process. If you already have an ORCID iD you can link this to your account in ScholarOne just by logging in and editing your account information. If you do not already have an ORCID iD you may login to your ScholarOne account to create your unique identifier and automatically add it to your profile. Thank you for submitting your manuscript to the Journal of Studies in International Education. Sincerely, Betty Leask, Fiona Hunter, Laura Rumbley & Rui Yang, Editors Journal of Studies in International Education

33

Lampiran 3.

Draf artikel

The Development Model of Evaluation Internal Quality In

Faculty of Social and Political Sciences of University of

Sumatera Utara _______________________________________________________________________

1Dedi Amrizal, 2Paningkat Siburian

1Magister Higher Education Management University of Muhammadiyah Sumatera Utara

Medan (UMSU), Indonesia, 2Education Management, Postgraduate Programe of State University of Medan

(UNIMED), Medan, Indonesia

_______________________________________________________________________

Abstracts- This study aims to determine: (1) implementation of internal quality assurance

evaluation; (2) the effectiveness of the old quality assurance evaluation model; and (3) testing the

new quality assurance evaluation model at the Faculty of Social and Political Sciences,

University of North Sumatra (FISIP USU). This research uses research and development

research method with borg and gall approach by digging informsi from faculty leader, head of

study program, quality assurance group, quality control group, lecturer, student and user. Data

obtained through observation, interviews, and document studies. This research indicates that

internal quality evaluation is held as a condition of fulfillment of accreditation forms. The

evaluation model recommended for dikti has not been well implemented. Penerpan new

evaluation model proved more effective than the old model. This newly applied evaluation model

provides a clearer picture of the application of the existing quality documents as well as the

follow-up of the limitations and weaknesses of the application of the existing quality documents.

This evaluation model ensures the implementation of a quality culture that is central to the

implementation of quality assurance.

Keywords: Evaluation, Quality Evaluation, Internal Quality Management.

I. INTRODUCTION

Internal quality evaluation is a big work that requires a lot of money and money.

Yet not many higher education organizations are aware of the importance of this activity.

Internal quality evaluation in its implementation is often considered an ordinary

obligation that serves to complement accreditation forms of study program and faculty.

Whereas the function of an internal quality evaluation is very important and decisive for

the quality journey of a quality assurance unit from the faculty level up to the study

program. An internal quality evaluation can even be pronounced as an early clue in

detecting a quality culture running or not.

34

During this evaluation implementation goes hand in hand with monitoring activities

that we often know with monev. The monitoring conducted by FISIP USU is related to

the routine process of data collection and objective measurement of program progress,

monitoring changes that focus on process and output. Evaluation activities are activities

to assess the performance level of a policy, as well as systematically investigate the

effectiveness of a program, assess the program's contribution to change (goals /

objectives / objectives) and assess the need for improvement, continuity or extension of

the program (recommendation).

An evaluation activity requires a research method in its application. The method of

this research is the fundamental perasing with monitoring activities that only collect data

and see trends.

The purpose of this internal quality evaluation action in FISIP USU is to determine

the level of performance of a policy (through evaluation it can be known the degree of

achievement of the goals and objectives of a policy), to measure the efficiency of a policy

(through the evaluation can be known how much cost and the benefits of a policy are

rolled out), to measure the level of output (through which evaluations can be measured

how large or how far the quality of expenditure or output of a policy), to measure the

implementation impact of a policy (evaluation is intended to see the impact of a policy

both positive and negatives), to know if there are deviations from a policy (to identify

possible deviations, by comparing goals and objectives with the achievement of targets),

to become inputs for an upcoming policy (for give m assault for future policy processes

to generate better policies).

All objectives of internal quality evaluation have not been implemented properly

because the existing internal quality evaluation model has not been implemented

properly. The objective of monev implementation has not been well understood by all

faculty and study leaders and GJM and GKM. The existence of quality documents as the

standard of monev implementation such as SOP has not been implemented properly. In

addition, reports of follow-up and improvement of SOP documents have not been done.

Meetings related to the implementation of monev have not been conducted.

Measuring tools used in monev activities in FISIP USU have not been applied

well in the implementation. Some of the implementation constraints are still not trained

35

and socialized in their application. Among the measuring instruments that should be used

are effectiveness (whether the desired outcome has been achieved), adequacy (how far

the results have been solved), equity (whether costs and benefits are equitably distributed

to different groups of people), responsiveness preference / value of the group and can

satisfy them, the accuracy: whether the results achieved useful).

During this time more dominant monitoring activities run than the evaluation.

Though an evaluation activity is different from monitoring. A monitoring is done in

relation to the evaluation being carried out. An evaluation requires results from

monitoring and is used for program contributions. A monitoring activity is program

specific. While doing an evaluation is not only influenced by the program itself, but the

variables from outside. The purpose of the evaluation activity is the evaluation of

effectiveness and cost effectiveness During this monitoring activity is more dominant run

than the evaluation. Though an evaluation activity is different from monitoring. A

monitoring is done in relation to the evaluation being carried out. An evaluation requires

results from monitoring and is used for program contributions. A monitoring activity is

program specific. While doing an evaluation is not only influenced by the program itself,

but the variables from outside. The purpose of the evaluation activity is the evaluation of

effectiveness and cost effectiveness.

Based on the data presented previously related to the evaluation model and

evaluation implementation model that has been implemented so far in FISIP USU needs

to be improved and developed.

II. METHODOLOGY

This research uses research and development method. The focus of data collection

is to explore the evaluation of the internal quality assurance system, to test the

effectiveness of the evaluation model of the new internal quality assurance system, and to

test the new internal quality assurance evaluation system model in FISIP USU. Data were

obtained through participant observation, in-depth interviews, and FGD on the

effectiveness of the internal quality assurance system evaluation model. The validity of

observational data, interviews, and document studies is conducted through credibility or

36

trust test of research data conducted by field observation, triangulation (checking data

from various sources with various ways and various deadlines), confirmability (research

is said objectively when research results has been agreed upon by many), dependability

(conducting an audit of the entire research process by an independent counselor), and

transferability (making a report with detailed, clear, systematic, and reliable descriptions

so that others can understand the research results so as to have the possibility to apply

research results obtained).

III. RESULTS AND DISCUSSION

3.1 Result

The evaluation of academic and non academic quality assurance at FISIP USU is

designed, implemented and supervised by GJM and GKM to ensure that the standard

operating procedures (SOPs) in the academic and administrative fields are maintained.

Implementation of monev has not been based on (SOP) that has been built so far. In

addition, the existing monev results have not been made follow up and used as materials

to revise quality documents such as SOP. The track record of improving the quality

document becomes unnoticed at all.

Internal quality evaluation has not become an important means of quality

improvement which is a requirement of application of quality culture in Faculty and

Prodi. Implementation of the internal quality assurance system evaluation is conducted

only as a complement to the annual report submitted to the Unit of Quality Management

of USU (UMM USU) and as a complement to the accreditation of the study program and

FISIP USU. The main benefits and function of evaluation in establishing the culture of

quality in FISIP USU have not been well established. Implementation model that has not

been formed and evaluation model that has not been formulated until the time of the

research conducted.

All the conditions mentioned above can be detailed as follows:

1. Implementation of internal quality assurance system evaluation that has not been

effective yet

GJM and GKM FISIP USU have published many quality documents and

conducted monitoring for the faculty and study levels. In this study revealed that the

37

documents that have been formed and owned today is not fully known to be effective or

not a journey in the field. Documents that have been produced so far have not been

known to need improvement or replacement in the learning system in the future. This

happens because the imperfect evaluation of the quality assurance evaluation system that

has been implemented so far.

The function of quality control in the internal quality assurance system that

dictated so far must be adjusted to the capabilities and needs of the quality management

unit at each level in a university. Implementation of evaluation conducted so far only

incidental and for the purposes of accreditation alone without seeing its function in

building a quality culture at faculty and study level.

Limited funding is a major obstacle to the implementation of internal quality

evaluations. In addition, the competence of quality personnel who are still not trained in

the implementation of the M & E at the study program and faculty level.

2. Effectiveness of Internal Quality Assurance Evaluation Model;

Internal quality assurance evaluation model can be run by relying on the ability

and readiness of study program and faculty. In FISIP USU, the built model is still very

simple with a low level of effectiveness. Starting from forming evaluation team,

preparation of evaluation, evaluation implementation, preparation of evaluation report,

preparing follow-up report, and revision of old policy and SOP.

The weakness of the application of quality management evaluation so far can be

improved from the implementation model to the quality management evaluation model

itself. Understanding quality documents and techniques of conducting quality evaluation

to improve old policies and documents is needed from quality actors ranging from GJM

to GKM.

Improvements from research, implementation, reporting and follow-up are

important elements to support the effectiveness of the internal quality assurance

evaluation model. Data obtained from interviews and observations reveal that an

evaluation of internal quality management has not achieved its objectives due to

personnel competence constraints, use of research methods, and the ability to correct the

lack and improvement of documents and policies.

3. Testing Evaluation Model Internal Quality Assurance.

38

Faculty and Prodi through GJM and GKM realize the quality culture has not run

perfectly, the main cause is the ineffectiveness of the implementation of internal quality

management evaluation that is carried out so far. The updated quality management

evaluation model is tested for its effectiveness in the implementation of quality

management evaluation conducted at FISIP USU. The final conclusion is the

implementation of evaluation planning, the trained executor of evaluation and the

implementation of policy improvement meeting and supporting documents such as SOP.

3.2 Discussion

Arikunto (2015: 25) reveals that evaluation is a data collection activity to measure

the extent to which goals have been achieved. Anastasi (Hergenhahn, 2012: 1) defines

evaluation as not only a spontaneous and incidental activity, but an activity to assess

something in a planned, systematic, and focused on purpose. Rostiah (Slameto, 2012: 6)

says that evaluation is the process of understanding or giving meaning of getting and

communicating an information for guidance of decision-making parties. So, it can be

concluded that evaluation according to Sukardi (2011: 22) is the process of

understanding, giving meaning, getting decisions, and communicating an information for

the purposes of decision making.

If an evaluation is conducted based on a systematic, directed and objective plan,

the results must be submitted and communicated to the leader to promptly revise the

documents and correct the inappropriate policies. The evaluation process undertaken in

the FISIP is not fully based on the prepared SOP, then the evaluation results obtained

have not been used to correct the documents and policies that are not appropriate.

Implementation of evaluation requires research methods and academic research

results to be accounted for. It is, as Wirawan (2015: 7) says that evaluation as a research

to collect, analyze, and present useful information about the object of evaluation, evaluate

it and compare it with evaluation indicators and the results are used to make decisions

about the object of evaluation.

The methods and techniques of analysis in evaluations made so far have been very

simple and have been improved using academic methods and analysis. This proves that

FISIP USU can account for the results and use them to improve existing documents and

39

policies so that the evaluation objectives in education management can be achieved as

revealed by Wirawan (2015: 22-23) that the objectives of the evaluation consist of: (1)

measuring influence programs to the community; (2) assess whether the program has

been implemented as planned; (3) to measure whether the program implementation is in

accordance with the standard; (4) program evaluation can identify and determine which

program dimensions are roads, which are not running; (5) development of program staff;

(6) comply with the provisions of law; (7) program accreditation; (8) measures cost

effectiveness and cost efficiency; (9) making decisions about the program; (10)

accountability; (11) provide feedback to leaders and programs; (12) develop evaluation

theory and evaluation research.

Implementation of internal quality evaluation

The theoretical Secra of Crawford (Sukardi, 2011: 22) detailing the function of

evaluation as follows: (1) to know whether the established goals have been achieved in

the activity; (2) to provide objective observation of results behavior; (3) to provide

feedback for the activities undertaken. While in the implementation of internal quality

evaluation in FISIP USU has not been able to show the achievement of objectives that

have been predetermined, has not been able to carry out improvements or improvements

related to the results obtained reports, and has not been able to provide feedback activities

for improvements form or next policy making.

Implementation of New Internal Quality Evaluation Model Tests

A new internal quality evaluation is formed through the variables derived from

valid, meaningful, comprehensive, continuity, fair, objectivity, cooperative and practical

principles, open and accurate. (Sudijono, Arifin, Mujid, Hermawan, Ramayulis). All of

these principles should be able to make Standard Operating Procedures (SOPs) workable

at administrative and academic levels. By using research methods that are agreed and

assisted by the application of the principles of quality evaluation hence obtained accurate

data. This accurate data will be accounted for in the form of a research report and follow-

up through meeting meetings of faculty and study program. It is through this meeting that

there is an improvement in the existence of the documents and policies of the next leader.

After that socialization and communicated to stakeholders related findings and choices of

actions taken by the leadership elements.

40

In this research, model testing is done with results that can be accounted for and

able to guarantee the implementation of evaluation in the future well.

IV. CONCLUSION

Implementation of internal quality evaluations that have been undertaken so far

have not yet been able to measure the achievements of predetermined objectives. Finally,

the implementation of the quality evaluation has not been able to carry out the necessary

improvements or improvements related to the findings obtained, so that the expected

feedback is finally obtained in the form of new document improvements and new policies

have never materialized.

The creation of a new model of internal quality evaluation is performed on the

basis of a function that is an indicator of the implementation of a quality evaluation. The

old model of internal quality evaluation that has been carried out only concerns the

availability of supporting elements and indicators regardless of the usefulness of the

feedback activities. Having examined the old model is less effective in measuring the

purpose, not able to detect the bait well and has not resulted in improvements to

documents and policies.

Testing a new model that uses the principle of a more perfect quality evaluation

turned out to provide more benefits for the development of quality and culture of quality

in FISIP USU.

41

REFERENCES

[1] Suharsimi Arikunto. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara:

Jakarta.

[2] Hergenhahn, B.R. dan Matthew H.Olson. (2012) Theories Of Leaning Pearson

Education. Kencana:

Jakarta.

[3] Slameto. (2012) Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara: Jakarta.

[4] Sukardi, H. M. (2011). Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara: Yogyakarta.

[5] Wirawan. (2015) Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. PT.Raja Grafindo

Persada : Jakarta.

[6] Arifin, Zainal. (2012). Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rodaskarya: Bandung.

[7] Sudijono, Anas. (2015), Pengantar evaluasi pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.

[8] Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir. (2010) Ilmu Pendidikan Islam. Kencana

Prenida Media: Jakarta.

[9] Hermawan, A. Heris. (2008) Ilmu Pendidikan Islam. Pustaka Ilmiah: Bandung.

[10] Ramayulis. (2008) Metodologi Pendidikan Agama Islam. Kalam Mulia: Jakarta.

42

Lampiran 4.