skripsi hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi …repository.stikes-bhm.ac.id/717/1/skripsi yudha...

103
SKRIPSI HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK SD NEGERI 02 BALEREJO KABUPATEN MADIUN Oleh : YUDHA JAYA WARDANA NIM : 201402056 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2019

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SKRIPSI

    HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI

    BELAJAR ANAK SD NEGERI 02 BALEREJO

    KABUPATEN MADIUN

    Oleh :

    YUDHA JAYA WARDANA

    NIM : 201402056

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    2019

  • ii

    SKRIPSI

    HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR

    ANAK SD NEGERI 02 BALEREJO KABUPATEN MADIUN

    Diajukan untuk memenuhi

    Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

    Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    Oleh:

    YUDHA JAYA WARDANA

    NIM: 201402056

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    2019

  • v

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    Bismillahirohmanirohim...

    Pujis yukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,

    Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan

    kemudahan, kelancran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini

    menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-citasaya.

    Saya persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh

    hati dan sekuat tenaga serta pikiran untuk orang di sekitar saya yang sangat saya

    cintai. Untuk ayah dan ibu yang telah menjadi sosok orang tua yang terbaik,

    terhebat, dalam kehidupan saya dan selalu mendukung semua usaha yang saya

    lakukan dan selalu memberikan doa yang tiada hentinya. Untuk kedua kakak dan

    adik saya terimakasih karena telah menjadi saudara my partner in crime. Untuk

    Om, tante dan adik sepupu saya yang juga telah mendukung saya untuk

    penyusunan tugas akhir sekripsi sampai saat ini. Saya yakin bahwa keberhasilan

    yang saya raih ini tidak lepas dari doa yang kalian panjatkan disetiap sujudnya.

    1. Untuk Ibu Sesaria Betty Mulyati, S.Kep., Ns., M.Kes dan Kartika, S.Kep., Ns,

    M.K.M terimaksih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam

    penyusunan Skripsi dengan penuh kesabaran dan ketlatenan. Semoga Allah

    SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan oleh Ibu.

    2. Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih telah

    mendidik dan membimbing saya selama ini. Semoga Allah SWT membalas

    semua kebaikan dan ilmu yang telah bapak/ibu ajarkan.

  • vi

    3. Untuk kedua orang tua saya Bapak Wardono dan IbuWiji Sundari beserta

    keluarga besar lainnya.

    4. Untuk My Best Partner terimkasih atas bantuan, dukungan, semangat dan

    menemani saya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga selamanya kita tetap

    sedekat seperti saat ini.

    5. Untuk teman-teman, Nurul Fatonah, Eko Bagus Pambudi, Salis Nur Hanafi,

    Novita, Ghiffari Zaka, Himawan Samudra, Syahrul Abidin, Shahrul Fajar dan

    seperjuangan khususnya kelas 8B Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia

    Madiun perjuangan kita belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan

    dengan membuktikan bahwa kita mampu menjadi perawat yang profesional

    dan bisa diandalkan agar dapat mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada

    Mulia Madiun.

  • viii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Yudha Jaya Wardhana

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat/tgl lahir : Madiun, 12 Juni 1996

    Agama : Islam

    Alamat : Desa Balerejo RT. 08/03 Kecamatan Balerejo Kabupaten

    Madiun

    Email :

    Riwayat Pendidikan :

    1. SDN 15 Dauh Puri Denpasar Bali (2001-2008)

    2. SMP PGRI 6 Denpasar Bali (2008-2011)

    3. SMA Nasional Denpasar Bali (2011-2014)

    4. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun (2014-sekarang)

    Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja

  • ix

    PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU

    KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

    Skripsi, Agustus 2019

    Yudha Jaya Wardana

    HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK

    SEKOLAH DASAR NEGERI 02 BALEREJO KABUPATEN MADIUN

    61 Halaman, 7 Tabel, 16 Lampiran

    ABSTRAK

    Siswa Kelas 4 dan 5 SD Negeri 02 Balerejo memiliki kebiasaan waktu pelajaran

    banyak tingkah yang di lakukan yakni gelisah karena rasa lapar. Sarapan pagi

    merupakan suatu tindakan yang penting dan berdampak terhadap kondisi

    kesehatan jasmani terutama pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa kelas 4 dan 5

    sekolah dasar di SD Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun tahun 2019.

    Jenis penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada

    penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 02 Balerejo sebanyak 40 anak.

    Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random

    sampling sehingga di dapatkan sampel sebanyak 36 anak. Pengumpulan data pada

    penelitian ini menggunakan wawancara sarapan pagi dan lembar observasi untuk

    mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa.

    Analisis data hasil penelitian meliputi analisis univariat dan analisis bivariat

    menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar

    52,8% responden tidak sarapan pagi dan sebagian besar 66,7% responden dengan

    tingkat konsentrasi belajar kurang baik. Berdasarkan hasil analisis statistik di

    dapatkan nilai p= 0,024 dan PR= 3,75 artinya ada hubungan yang signifikan

    antara sarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar siswa .

    Untuk itu di harapkan kepada semua pihak, baik pihak sekolah maupun orang tua

    untuk dapat melakukan upaya dalam membiasakan sarapan pagi bagi anak

    sebelum berangkat ke sekolah

    Kata Kunci : Sarapan Pagi, Konsentr

  • x

    NURSING STUDY PROGRAM HIGH SCHOOL NURSING SCIENCE

    NURSING STUDY PROGRAM

    Thesis, August 2019

    Yudha Jaya Wardana

    The RELATIONSHIP BREAKFAST MORNING WITH CONCENTRATION

    OF LEARNING STATE ELEMENTARY SCHOOL 02 BALEREJO MADIUN

    DISTRICT

    61 Pages, 7 Tables, 16 Appendices

    ABSTRACT

    Students in Grades 4 and 5 of SD Negeri 02 Balerejo have a habit of studying a

    lot of behavior, which is restless because of hunger. Breakfast is an important

    action and has an impact on physical health, especially in school-age children.

    This study aims to determine the relationship of breakfast with the concentration

    of students learning grades 4 and 5 elementary schools in 02 State Elementary

    School Balerejo Madiun Regency in 2019.

    This type of research is correlational with cross sectional approach. The

    population in this study were 40th and 5th grade students of SD Negeri 02

    Balerejo with 40 children. Sampling in this study used a simple random sampling

    technique so that a sample of 36 children was obtained. Collecting data in this

    study using breakfast interviews and observation sheets to determine the level of

    student learning concentration.

    Data analysis of the results of the study included univariate analysis and bivariate

    analysis using the chi square test. The results showed that the majority of 52.8%

    of respondents did not eat breakfast and the majority of 66.7% of respondents

    with poor concentration levels of learning. Based on the results of statistical

    analysis, the value of p = 0.024 and PR = 3,75 means that there is a significant

    relationship between breakfast and the level of student learning concentration.

    For this reason, it is expected that all parties, both the school and parents, can

    make efforts to familiarize breakfast for children before going to school.

    Keywords: Breakfast, Learning Concentration

  • xi

    DAFTAR ISI

    Sampul Depan .................................................................................................... i

    Sampul Dalam .................................................................................................... ii

    Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii

    Pengesahan ........................................................................................................ iv

    Lembar persembahan ........................................................................................ v

    Halaman Pernyataan ........................................................................................... vi

    Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii

    Abstrak ................................................................................................................ ix

    Abstact ................................................................................................................ x

    Daftar Isi ........................................................................................................... xi

    Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii

    Daftar Gambar ................................................................................................... xiv

    Daftar Lampiran ................................................................................................ xv

    Daftar Istilah ...................................................................................................... xvi

    Daftar Singkatan ................................................................................................ xvii

    Kata Pengantar .................................................................................................. xviii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 7

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sarapan 2.1.1 Pengertian sarapan pagi ........................................................ 9 2.1.2 Manfaat sarapan pagi ............................................................ 10 2.1.3 Akibat tidak sarapan pagi ..................................................... 11

    2.2 Konsentrasi Belajar 2.2.1 Pengertian Konsentrasi ......................................................... 13 2.2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada aspek konsentrasi .... 15 2.2.3 Manfaat konsentrasi ............................................................. 16 2.2.4 Cara meningkatkan konsentrasi belajar ................................ 17 2.2.5 Faktor pendukung konsentrasi belajar .................................. 18 2.2.6 Faktor penghambat konsentrasi belajar .............................. 21

    2.3 Pentingnya sarapan pagi dengan konsentrasi belajar ....................... 22 2.4 Konsep Dasar Siswa Sekolah Dasar

    2.4.1 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ..................................... 23

    BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 27 3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 28

  • xii

    BAB 4 METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 29 4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 29

    4.2.1 Populasi ................................................................................ 29 4.2.2 Sampel .................................................................................. 29

    4.3 Teknik Sampel.................................................................................. 30 4.4 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................... 32 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 33

    4.5.1 Variabel Penelitian ............................................................... 33 4.5.2 Definisi Operasional Variabel .............................................. 34

    4.6 Instrumen Penelitian ......................................................................... 35 4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 35

    4.7.1 Waktu .................................................................................... 35 4.7.2 Lokasi .................................................................................... 35

    4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 36 4.9 Analisis Data ................................................................................... 37

    4.9.1 Teknik Pengolahan Data ....................................................... 37 4.10 Teknik Analisa Data ...................................................................... 41

    4.11 Etika Penelitian ............................................................................... 43

    BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Gambaran Umum ............................................................................ 45 5.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 46

    5.2.1 Data Umum ........................................................................... 46 5.2.2 Data Khusus ............................................................................. 47

    5.3 Pembahasan ...................................................................................... 49 5.3.1 Sarapan pagi di SDN 02 Balerejo Madiun ............................. 49 5.3.2 Konsentrasi belajar anak SDN 02 Balerejo Madiun ............... 51 5.3.3 Hubungan Sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak

    SDN 02 Balerejo Madiun ...................................................... 53

    BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 56

    6.2 Saran .................................................................................................. 56

    Daftar Pustaka .................................................................................................... 58

    Lampiran-lampiran ............................................................................................ 64

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.3 Definisi Operasional …………………………………………… 34

    Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis

    kelamin Peserta didik di SDN 02 Balerejo Madiun ……….. 46

    Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia

    peserta Didik di SDN 02 Balerejo Madiun……………………... 46

    Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan

    pekerjaan Orang tua peserta didik di SDN 02 Balerejo Madiun.. 47

    Tabel 5.4 Distribusi karakteristik responden berdasarkan intensitas

    sarapan pagi.................................................................................. 47

    Tabel 5.5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis makanan.... 48

    Tabel 5.6 Distribusi frekuensi sarapan pagi pada siswa SDN2 Balerejo

    Madiun ......................................................................................... 49

    Tabel 5.7 Distribusi frekuensi konsentrasi belajar pada siswa di SDN 02

    Balerejo Madiun ……………………………………………….. 49

    Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi

    belajar pada siswa di SDN 02 Balerejo Madiun ……………… 50

    Tabel 5.9 Distribusi tingkat ke eratan hubungan antara sarapan pagi

    dengan tingkat konsentrasi............................................................ 51

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 27

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin data awal ………………………………………… 64

    Lampiran 2 Surat Izin penelitian ………………………………………... 65

    Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ……………………….. 66

    Lampiran 4 Lembar Permintaan Menjadi Responden …………………... 67

    Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian………………………………. 68

    Lampiran 6 Informed Consent ………………………………………………... 69

    Lampiran 7 Lembar Observasi Konsentrasi Belajar ……………………. 70

    Lampiran 8 Lembar wawancara sarapan pagi …………………………... 71

    Lampiran 9 Tabulasi Data Sarapan Pagi ………………………………... 72

    Lampiran 10 Tabulasi Data Konsentrasi belajar ……………………….... 73

    Lampiran 11 Tabulasi Data ………………………………………………. 74

    Lampiran 12 Hasil Data Umum …………………………………………. 77

    Lampiran 13 Hasil Data Khusus………………………………………….. 78

    Lampiran 14 Hasil Uji Chi Square ……………………………………….. 79

    Lampiran 15 Dokumentasi penelitian ……………………………………. 81

    Lampiran 16 Jadwal kegiatan penelitian …………………………………. 82

    Lampiran 17 Lembar konsultasi bimbingan ……………………………… 83

  • xvi

    DAFTAR ISTILAH

    Anonymity : Tanpa Nama

    Cross-Sectional : Jenis penelitian yang menekankan waktu

    pengukuran

    Confidentiality : Kerahasiaan

    Informed consent : lembar persetujuan menjadi responden

    Malnutrisi : Kurang Gizi

    Probality Sampling : Teknik Pengambilan Sampel

    Simpel Random Sampling : Teknik Pengambilan Sampel

  • xvii

    DAFTAR SINGKATAN

    AKG : Angka Kecukupan Gizi

    WHO : World Health Organization

    UNICEF : United Nation Children’s Fund

    Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

  • xviii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatu

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

    berjudul “Hubungan Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi Belajar Anak Sekolah

    Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun” dengan baik. Tersusunnya Skripsi

    ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada penulis,

    untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

    1. Kepala Sekolah Ibu Sriyatun, S, Pd., M.Pd., dan Guru serta seluruh staf SDN

    02 Balerejo Kabupaten Madiun yang telah memberikan ijin dan kesempatan

    untuk melakukan penelitian.

    2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti

    Husada Mulia Madiun.

    3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan

    STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

    4. Ibu Heni Eka Puji L,S.ST.,.,M.Kes selaku dewan penguji.

    5. Ibu Sesaria Betty Mulyati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 1

    beserta Ibu Kartika, S.Kep., Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang

    selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.

    6. Kedua Orang tua dan kakak serta adik saya yang telah memberi dorongan dan

    semangat tanpa henti.

    7. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan bantuan berupa apapun

    dalam penyusunan tugas sekripsi ini.

  • xix

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

    kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

    membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan Skripsi ini.

    Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah

    SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

    Wassalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatu

    Madiun, 21Agustus 2019

    Peneliti

    Yudha Jaya Wardana

    NIM. 201402056

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Konsentrasi belajar merupakan suatu pemusatan pikiran atau

    perhatian terhadap pelajaran. Konsentrasi memiliki peranan penting bagi

    seorang anak dalam mengingat, merekam dan mengembangkan materi

    pelajaran di sekolah. Untuk melakukan kemampuan peranan tersebut anak

    sudah dapat berfikir secara logis serta membuat keputusan tentang apa

    yang akan dihubungkan secara logis, masa-masa tersebut terjadi pada usia

    umur 11-13 tahun (Suwardhani, 2013).

    Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting bila siswa tidak

    berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap materi

    atau informasi yang disampaikan oleh guru, dan bila dalam belajar siswa

    dapat berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka

    siswa tersebut dapat menyerap materi yang disampaikan oleh

    guru.Konsentrasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Manusia tidak

    akan mampu mempelajari sesuatu kalau ia tidak berkonsentrasi untuk

    mendapatkannya (Suralaga, 2018).

    Konsentrasi inilah yang sulit untuk dilakukan, karena banyak

    faktor yang menyebabkan terganggunya konsentrasi, salah satunya adalah

    rasa lapar.Gejala seperti ini biasanya terjadi pada siswa atau anak yang

    tidak sarapan sebelum pergi ke sekolah. Bagi anak sekolah, meninggalkan

  • 2

    sarapan membawa dampak buruk. Konsentrasi di kelas biasanya buyar

    karena tubuh tidak memperoleh asupan gizi. Akibatnya anak mengalami

    kekosongan lambung selama 10-11 jam (dihitung saat ia tidur malam). Tak

    heran anak akan merasa sangat lapar sekitar pukul 9-10, yang akhirnya

    kadar gula pada tubuh menurun.

    Di Indonesia 18,05% anak tidak sarapan pagi. Berdasarkan data

    Rikesdas, 2010 bahwa mutu sarapan penduduk Indonesia masih rendah

    karena masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat. Penduduk

    yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal lebih rendah

    dari 70%. Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi orang Indonesia tahun

    (2004) adalah sebanyak 40,6%. Proporsi defisit energi terbanyak pada

    anak usia sekolah (41,2%), remaja (54,5%) dan ibu hamil (44,2%). Pada

    anak usia sekolah konsumsi energi

  • 3

    masyarakat untuk menemukan secara dini kasus gizi buruk di lapangan

    (DINKES JATIM, 2018).

    Sarapan pagi dimulai dari pukul 06.00 sampai pukul 10.00 pagi.

    Jarak antara makan malam dengan pagi sangat panjang yaitu kurang lebih

    10 jam, sehingga kadar gula yang merupakan sumber energi dalam tubuh

    menurun pada pagi hari. Oleh karena itu, meninggalkan sarapan pagi akan

    menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan tubuh menjadi lemah

    sehingga semua aktivitas tubuh anak disekolah seperti berfikir dan belajar

    dapat terganggu (Saragi, 2015).

    Sarapan pagi merupakan makanan yang diasup pada pagi hari

    bertugas mensuplai kadar gula darah. anak yang meninggalkan sarapan

    pagi akan memhubungani kinerja otak dimana sarapan memiliki manfaat

    dalam memberi energi untuk otak agar dapat membantu meningkatkan

    daya ingat, mengurangi resiko anemia dan konsentrasi saat belajar

    (Syahnur, 2012).

    Faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak terdiri atas

    dua faktor yakni faktor dalam seperti psikologi meliputi bakat, minat,

    motivasi, ingatan kebiasaan dan status gizi meliputi pola konsumsi makan

    keluarga, persediaan pangan keluarga, sarapan pagi, pendapatan keluarga

    dan zat gizi dalam keluarga, faktor luar seperti non sosial yang meliputi

    lingkungan, latihan, metode belajar, sarana dan prasarana serta bahasa,

    budaya dan sosial yang meliputi guru dan orang tua, (Anam, 2012).

  • 4

    Anak usia sekolah merupakan periode rentan gizi karena berbagai

    sebab dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi

    anak sekolah tergantung dari tingkat konsumsi, yaitu kualitas hidangan

    yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Sarapan penting bagi setiap

    anak untuk mengawali aktivitas sepanjang hari. Sarapan adalah kegiatan

    makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 10

    (Hardinsyah, 2012).

    Menurut Hardinsyah dalam Imam Firmansyah (2015) mengatakan

    bahwa sarapan yang sehat harus mencakup 4 hal. Pertama adalah jenisnya,

    terutama untuk makanan dan minuman. Kedua, tercukupinya kebutuhan

    gizi 15-30% dari kebutuhan harian. Ketiga makanan harus aman dan

    terbebas dari berbagai pencemaran dan yang terakhir adalah waktu.

    Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-

    10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi

    belajar dan kemampuan fisik (Martianti, 2006 ).

    Sarapan bertujuan untuk memenuhi 2 kebutuhan zat gizi di pagi

    hari, sebagai bagian dari pemenuhan gizi seimbang dan bermanfaat dalam

    mencegah hipoglikemia, menstabilkan kadar glukosa darah, dan mencegah

    dehidrasi setelah berpuasa sepanjang malam.

    Kebiasaan sarapan menjadi masalah pada masa anak dan remaja.

    Beradasarkan hasil survei konsumsi pangan pada Riskesdas (2010), bahwa

    masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat. Berdasarkan analisis

    dari survei dapat diketahui bahwa dari 35.000 orang anak usia sekolah

  • 5

    sekitar 26,1% sarapan hanya dengan air minum dan 44,6% memperoleh

    asupan energi kurang dari 15% kebutuhan gizi per hari. Pada hasil riset

    Nestle Indonesia (2012), 4 dari 10 anak Indonesia mengonsumsi sarapan

    tidak bergizi dan menurut Hardinsyah (2015), 7 dari 10 anak Indonesia

    kekurangan gizi sarapan. Hal ini terjadi karena pemilihan makanan dan

    minuman untuk sarapan tidak memenuhi standart gizi yang baik (Ratna

    Juwita, 2015).

    Dalam survei yang di lakukan oleh Ratna Juwita (2015), alasan

    murid tidak sarapan adalah karena tidak sempat (57,1%), tidak ada yang

    menyiapkan (28,6%) dan tidak lapar atau tidak selera makan (14,3%).

    Anak yang tidak sarapan akan mengalami kekurangan energy dan motivasi

    untuk beraktivitas selain itu kekurangan gizi dan kekurangan zat mikro

    dapat memberikan dampak terhadap keadaan fisik, mental, kesehatan dan

    menurunkan fungsi kognitif.

    Dari hasil observasi jumlah siswa SD Negeri 02 Balerejo

    Kabupaten Madiun sebanyak 136 anak.Dimana anak kelas IV berjumlah

    21 anak kelas V 19 anak. Wawancara yang dilakukan dengan salah

    seorang guru di SD Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun mengatakan

    bahwa anak-anak dalam proses belajar banyak tingkah yang di lakukan

    yakni jalan-jalan dalam kelas saat proses belajar berlangsung, balik kanan

    kiri dan mengganggu teman-teman dalam kelasnya saat belajar disebabkan

    karena anak jenuh, gelisah karna rasa lapar dan berisiknya jalan serta

    lingkungan sekolah tersebut. Salah seorang siswa anak SD Negeri 02

  • 6

    Balerejo mengatakan anak tersebut jika dalam proses belajar berlangsung

    suka keluar jajan.

    Cara mengurangi dampak buruk sebaiknya siswa menyempatkan

    waktu untuk melakukan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah dan

    orang tua diharpakan dapat menyiapkan sarapan pagi sesuai dengan

    komposisi yang memenuhi nutrisi dan gizi seimbang. Karena sarapan pagi

    yang baik yaitu sesuai dengan waktu dan komposisinya.

    Dari alasan yang telah disebutkan diatas, peneliti ingin mengajukan

    judul tentang “Hubungan Sarapan Pagi Terhadap Konsentrasi Belajar

    Anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun”.Hasil penelitian ini

    diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam memperkaya pengetahuan

    mengenai dunia pendidikan dan dunia kesehatan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka masalah penelitian ini

    dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Ada Hubungan Sarapan Pagi

    Terhadap Konsentrasi Belajar Anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten

    Madiun?”.

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan sarapan

    pagi terhadap konsentrasi belajar anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten

    Madiun.

  • 7

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Tujuan penelitian ini adalah :

    1. Mengidentifikasi sarapan pagi pada siswa/siswi SDN 02 Balerejo

    Kabupaten Madiun.

    2. Mengidentifikasi tingkat konsentrasi siswa SD dalam menerima

    pelajar pada siswa/siswi SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    3. Menganalisis hubungan sarapan pagi terhadap tingkat konsentrasi

    belajar anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan agar dapat

    digunakan sebagai sumber informasi.

    1.4.2 Manfaat Praktis

    1. Bagi Institusi Pendidikan STIKES BHM Madiun

    Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai acuan dan penekanan

    materi tentang ilmu keperawatan anak yaitu tentang sarapan pagi

    terhadap pemenuhan kebutuhan gizi, nutrisi dan tingkat konsentrasi

    belajar anak.

    2. Bagi Lahan Penelitian

    Hasil penelitian di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun ini diharapkan

    dapat digunakan sebagai acuan untuk bahan evaluasi dalam

    menumbuhkan minat siswa untuk sarapan.

  • 8

    3. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber untuk

    penelitian selanjutnya, dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk

    melakukan penelitian lebih lanjut.

    4. Bagi Orang Tua

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong orang tua untuk

    selalu menjaga asupan gizi melalui sarapan pagi supaya meningkat kan

    daya konsentrasi peserta didik.

    5. Bagi Responden

    Hasil penelitian ini di harapkan dapat mendorong untuk selalu menjaga

    asupan gizi melalui sarapan supaya meningkatkan daya konsentrasi.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sarapan

    2.1.1 Pengertian Sarapan

    Makan pagi atau sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam

    memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan

    konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah,

    sehingga prestasi belajar menjadi baik. Pada umumnya sarapan

    menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari (Azwar,

    2012). Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting, karena pada

    waktu sekolah anak-anak banyak melakukan aktivitas yang membutuhkan

    energi cukup besar. Peranan sarapan penting dalam memenuhi kebutuhan

    energi anak sekolah, karena dapat memudahkan mereka menyerap

    pelajaran di sekolah. Untuk anak-anak yang masih sekolah, sarapan

    merupakan sumber energi untuk kegiatan aktivitas dan belajar di sekolah

    (Sartika, 2012).

    Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada

    awal kegiatan sehari-hari, dalam waktu dua jam setelah bangun tidur,

    biasanya tidak lewat dari jam 10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20 -

    35% dari total kebutuhan 10energi harian (Giovannini, 2018). Sarapan

    pagi akan mengisi cadangan energi selama kegiatan belajar yang

    berlangsung sekitar 8 - 10 jam dan akan diisi kembali pada saat makan

  • 10

    siang (Sartika, 2012). Sarapan pagi hendaknya dilakukan supaya dapat

    mendukung konsentrasi belajar dan memberikan kontribusi penting

    beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh dalam proses fisiologis (Khomsan

    A, 2014). Sarapan pagi diharapkan dapat menjaga penyediaan kalori untuk

    dipergunakan 2 jam pertama pagi hari sebelum waktunya makanan kecil

    kira-kira pukul 10.00, yang akan meningkatkan lagi kalori yang mungkin

    sudah berkurang sesudah digunakan (Moehji S, 2013).

    2.1.2 Manfaat Sarapan Pagi

    Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang.

    Makan pagi bagi orang dewasa dapat memelihara ketahanan fisik,

    mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas

    kerja. Makan pagi bagi anak sekolah dapat meningkatkan konsentrasi dan

    prestasi belajar menjadi baik (Depkes, 1995). Menurut Khomsan (2010)

    ada 2 manfaat yang diperoleh kalau seseorang melakukan sarapan pagi,

    antara lain:

    1. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan

    untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan 11 kadar gula darah

    yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih

    baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas.

    2. Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan

    beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin

    dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya

    proses fisiologis dalam tubuh.

  • 11

    Yudi (2008) mengatakan bahwa ada beberapa manfaat makan pagi

    antara lain memberi energi untuk otak. Sarapan dapat membantu

    meningkatkan daya ingat dan konsentrasi sebelum tiba waktunya makan

    siang, sebagai pengganti waktu malam yang tidak terisi oleh makanan.

    Setelah tidur selama kurang lebih 8jam, maka zat gula dalam tubuh akan

    menurun, hal itu dapat digantikan dengan mengkonsumsi karbohidrat

    ketika sarapan.

    Hal ini senada dengan pendapat Gomo (2010), bahwa sarapan dapat

    meningkatkan stamina kerja, konsentrasi belajar, kenyamanan kerja dan

    belajar. Sarapan dapat mencegah konstipasi, hipoglikemia, pusing,

    gangguan stamina, kognitif dan kegemukan.

    Sarapan pagi bermanfaat untuk konsentrasi belajar, mekanisme

    sarapan pagi yaitu selama proses pencernaan, karbohidrat di dalam tubuh

    dipecah menjadi molekul-molekul gula sederhana yang lebih kecil, seperti

    fruktosa, galaktosa dan glukosa. Glukosa ini merupakan bahan bakar otak

    sehingga dapat membantu dalam mempertahankan konsentrasi,

    meningkatkan kewaspadaan, dan memberi kekuatan untuk otak (Parreta,

    2009).

    2.1.3 Akibat Anak yang Tidak Terbiasa Sarapan Pagi

    Anak yang tidak sarapan mempunyai risiko terhadap status gizi.

    Status gizi yang buruk pada anak akan memberikan dampak anak

    menderita gangguan mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri dan prestasi

    belajar menjadi rendah karena hambatan terhadap pertumbuhan otak dan

  • 12

    tingkat kecerdasan (Moehji, 2003). Salah satu penyebab terjadinya status

    gizi yang buruk adalah rendahnya asupan zat gizi. Anak yang tidak

    sarapan akan cenderung mengkonsumsi makanan jajanan di sekolah yang

    kualitas gizinya tidak terjamin. Jajan yang terlalu sering dapat mengurangi

    nafsu makan anak di rumah. Selain itu banyak makanan jajanan yang

    kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga akan mengganggu kesehatan

    anak, seperti terserang penyakit saluran pencernaan dan dapat timbul

    penyakit-penyakit lainnya yang diakibatkan pencemaran bahan kimiawi

    (Rossa, 2014).

    Penyakit saluran pencernaan yang sering diderita oleh anak sekolah

    dasar salah satunya adalah diare. Hal itu dimungkinkan karena anak-anak

    banyak yang membeli makanan jajanan yang sembarangan. Anak usia

    sekolah dasar lebih sering jajan berupa es atau kue-kue. Anak usia sekolah

    dasar cenderung memiih jenis jajanan yang murah, biasanya makin rendah

    harga suatu barang atau jajanan makin rendah pula kualitasnya seperti

    digunakannya bahan-bahan makanan yang kurang baik dan biasanya sudah

    tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang suka jajan sering

    terkena penyakit diare. Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian

    luar biasa dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang

    singkat. Biasanya masalah diare timbul karena kurang kebersihan terhadap

    makanan. Saat ini banyak anak yang terkena diare karena pada umumnya

    anak-anak tidak menghiraukan kebersihan makanan yang dimakan. Anak

  • 13

    usia sekolah pada umumnya belum tentu paham akan arti kesehatan bagi

    tubuhnya (Saroso, 2009).

    Sebagian besar makanan jajanan terbuat dari karbohidrat sehingga

    lebih tepat sebagai snack antar waktu makan, bukan sebagai pengganti

    makanan utama. Makanan jajanan yang dibeli atau dikonsumsi banyak

    mengandung energi dan lemak seperti makanan gorengan dan lain-lain

    yang berpeluangmenjadi gemuk atau status gizi lebih, sedangkan jika

    makanan jajanan yang dibeli seperti makanan ringan, es, permen maka

    anak ini merupakan anak yang rendah gizi terutama kalori sehingga kalau

    ini dikonsumsi tiap hari maka gizi anak akan menjadi kurang (Rossa,

    2014).

    Makanan jajanan diluar seringkali tidak memperhatikan mutu gizi,

    kebersihan dan keamanan pangan. Tidak sedikit masalah yang timbul

    akibat orang tua kurang peduli terhadap makanan yang dikonsumsi anak di

    sekolah. Makanan yang tidak aman dan tidak bergizi menimbulkan

    penyakit, seperti diare bahkan kanker dan dapat mengakibatkan tidak

    tercapainya angka kecukupan gizi (Alamin, 2014).

    2.2 Konsentrasi

    2.2.1 Pengertian Konsentrasi

    Menurut Slameto (2013) konsentrasi adalah pemusatan pikiran

    pada suatu hal dengan cara mengesampingkan hal-hal lain yang tidak

    berhubungan. Ketika seseorang sedang berkonsentrasi, objek yang

    difokuskan hanya objek yang menjadi target utama konsentrasi, sehingga

  • 14

    informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah dipilih. Fokus

    yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang dalam menyerap

    dan memahami informasi yang didapat.

    Konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada

    suatu hal.(istianah,2018) menjelaskan bahwa konsentrasi adalah

    pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek(Setiyo, 2010 )

    didefinisikan sebagai kemampuan memusatkan pemikiran atau

    kemampuan mental dalam penyortiran informasi yang tidak diperlukan

    dan memusatkan perhatian hanya pada informasi yang dibutuhkan. Sejalan

    dengan pendapat tersebut (Istianah, 2008) menyebutkan bahwa konsentrasi

    adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan

    semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pengertian tersebut juga dapat

    diartikan bahwa dalam melakukan konsentrasi, pikiran hanya ditujukan

    pada hal-hal yang dibutuhkan saja dan mengabaikan hal-hal lain yang

    tidak dibutuhkan.

    Seperti yang sudah dipaparkan di atas tentang konsentrasi, bahwa

    yang dimaksud dalam hal ini adalah konsentrasi belajar, maka dapat

    disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah suatu usaha pemusatan

    pikiran atau perhatian terhadap suatu mata pelajaran yang sedang

    dipelajari dengan mengesampingkan hal-hal lain yang tidak ada

    hubungannya dengan apa yang sedang dipelajari (Nuryana, 2010).

  • 15

    2.2.2 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Aspek Konsentrasi

    Beberapa aspek konsentrasi yang perlu diperhatikan menurut

    Purwanto (2010) yaitu terdapat beberapa hal, diantaranya seperti yang

    dijelaskan di bawah berikut:

    1. Pemusatan Perhatian

    Individu dalam melaksanakan suatu aktivitas memerlukan

    pemusatan perhatian. Pemusatan perhatian akan semakin besar jika

    individu tersebut memiliki minat terhadap suatu aktivitas. Begitu pula

    yang terjadi pada siswa. Jika siswa memiliki minat yang besar

    terhadap hal yang dipelajari maka materi tersebut akan lebih menarik

    perhatian siswa sehingga siswa akan lebih berkonsentrasi terhadap

    materi tersebut.

    2. Perencanaan Sistematis

    Strategi mengarahkan perhatian dengan suatu perencanaan yang

    sistematis dan terorganisir dapat meningkatkan efisiensi konsentrasi.

    Perencanaan ini meliputi faktor-faktor pendukung konsentrasi yaitu

    fisik, psikis dan lingkungan. Siswa yang memiliki kesehatan fisik dan

    psikis yang baik serta kondisi lingkungan yang kondusif akan

    mendukung konsentrasi belajar yang baik.

    3. Penyaringan Informasi

    Penyaringan informasi yang dimaksud pada poin ini adalah

    penyaringan antara informasi yang didapat dengan informasi yang

    dibutuhkan. Dalam kegiatan belajar siswa perlu menyaring informasi

  • 16

    yang didapat kemudian hanya mengambil informasi yang dibutuhkan

    oleh siswa dan mengabaikan informasi yang tidak dibutuhkan oleh

    siswa.

    4. Pengolahan Informasi

    Setelah individu menyaring suatu informasi yang dibutuhkan maka

    informasi tersebut akan mengalami sistem pengolahan informasi yang

    lebih kompleks. Pada akhirnya pengolahan informasi ini akan

    menghasilkan suatu pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan oleh

    individu. Begitu pula saat kegiatan belajar berlangsung. Siswa akan

    menyaring informasi yang didapatkan dari sumber belajar kemudian

    informasi tersebut diolah sehingga menghasilkan pengetahuan baru

    yang dapat mengubah perilaku siswa.

    2.2.3 Manfaat Konsentrasi

    Konsentrasi memiliki manfaat yang sangat berguna terutama pada

    anak sekolah. Menurut Arifin (2014) terdapat lima manfaat konsentrasi,

    manfaat tersebut akan dijelaskan dibawah ini:

    1. Meningkatkan produktivitas

    Mampu bekerja secara konsisten dan menghasilkan kinerja yang lebih

    baik.

    2. Kemampuan mengontrol pikiran

    Lebih dapat mengontrol sesuatu dan hanya fokus pada satu pikiran yang

    sedang dijalani dan tidak memikirkan hal lain.

  • 17

    3. Meningkatkan percaya diri

    Mampu dan kompeten dalam melakukan sesuatu.

    4. Meningkatkan daya ingat

    Menguatkan daya ingat seseorang.

    5. Meningkatkan fokus

    Menguatkan dan mempertajam fokus yang terdapat pada pikiran

    seseorang.

    2.2.4 Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar

    Terdapat cara-cara meningkatlan konsentrasi dalam belajar. Menurut

    Purwanto (2010), beberapa cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar

    yaitu diantaranya sebagai berikut:

    1. Memberikan kerangka waktu yang jelas, karena konsentrasi

    membutuhkan waktu yang baik sehingga konsentrasi mudah didapat.

    2. Mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke

    tugas lain, karena jika satu tugas belum selesai akan mengganggu

    konsentrasi dan membuat tugas tersebut tidak selesai.

    3. Mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas, karena terlalu

    banyak gangguan akan membuat konsentrasi belajar menurun.

    4. Merencanakan tugas yang lebih sedikit dari pada memberikan satu sesi

    yang banyak, karena jika langsung banyak tugas akan susah untuk

    diselesaikan dan akan kacau.

    5. Menetapkan tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasi

    siswa siswi agar terus bekerja.

  • 18

    2.2.5 Faktor Pendukung Konsentrasi Belajar

    keberhasilan seorang siswa dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai

    faktor-faktor pendukung. Menurut Hakim (2013) faktor pendukung

    tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal, berikut akan

    dijelaskan secara rinci:

    1. Faktor Internal Pendukung Konsentrasi Belajar

    Faktor internal merupakan faktor pertama dan utama yang sangat

    menentukan apakah seseorang dapat melakukan konsentrasi secara

    efektif atau tidak. Secara garis besar, faktor-faktor ini meliputi faktor

    jasmaniah dan faktor rohaniah:

    a. Faktor Jasmaniah

    Hal ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang meliputi

    kesehatan badan secara menyeluruh, artinya :

    1) Kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau

    bebas dari penyakit yang serius.

    2) Kondisi badan di atas normal atau fit akan lebih menunjang

    konsentrasi.

    3) Cukup tidur dan istirahat kurang lebih 8 jam dalam sehari.

    4) Cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi

    memenuhi standar gizi seperti gizi seimbang untuk hidup

    sehat terutama makan pada pagi hari.

    5) Seluruh panca indera berfungsi dengan baik.

  • 19

    6) Tidak mengalami gangguan fungsi otak karena penyakit

    tertentu, seperti sering kejang, ayan dan hiperaktif.

    7) Tidak mengalami gangguan saraf.

    8) Tidak dihinggapi rasa nyeri karena penyakit tertentu, seperti

    mag dan sakit kepala.

    9) Detak jantung normal. Pada detak jantung yang normal dapat

    mempengaruhi ketenangan dan sangat mempengaruhi

    konsentrasi efektif.

    10) Irama napas berjalan baik. Sama halnya dengan jantung, irama

    napas juga sangat mempengaruhi ketenangan.

    b. Faktor Rohaniah

    Ketika seseorang dapat melakukan konsentrasi yang efektif,

    kondisi rohani seseorang setidak-tidaknya harus memenuhi hal-

    hal berikut:

    1) Kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang.

    2) Memiliki sifat baik, terutama sifat sabar dan konsisten.

    3) Taat beribadah sebagai penunjang ketenangan dan daya

    pengendalian diri.

    4) Tidak dihinggapi berbagai jenis masalah yang terlalu berat.

    5) Tidak emosional.

    6) Tidak sedang dihinggapi stres berat.

    7) Memiliki rasa percaya diri yang cukup.

    8) Tidak mudah putus asa.

  • 20

    9) Memiliki kemauan keras yang tidak mudah padam.

    10) Bebas dari berbagai gangguan mental, seperti rasa takut, was-

    was dan gelisah.

    Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa faktor jasmani dan rohani

    merupakan faktor internal yang sangat dibutuhkan dalam mendukung

    konsentrasi belajar efektif. Keduanya harus ada secara seimbang dan

    apabila salah satu faktor tidak terpenuhi maka kemungkinan tidak akan

    terjadi konsentrasi belajar yang efektif.

    2. Faktor Eksternal Pendukung Konsentrasi Belajar

    Faktor eksternal adalah segala hal yang berada di luar diri seseorang

    atau lebih tepatnya segala hal yang berada di sekitar lingkungan. Hal-hal

    tersebut juga menjadi pendukung terjadinya konsentrasi yang efektif.

    Beberapa faktor eksternal yang mendukung konsentrasi efektif yaitu

    lingkungan, udara, penerangan, orang-orang sekitar lingkungan, suhu,

    fasilitas. Lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suara-suara

    yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan.

    Sebagai contoh, suara bising dari pekerja bangunan, suara mesin

    kendaraan bermotor, suara keramaian orang banyak, suara pesawat radio

    dan televisi yang terlalu keras. Selain itu udara sekitar harus cukup

    nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan yang mengganggurasa nyaman.

    Sebagai contoh, bau bangkai dan kotoran binatang, bau sampah, bau WC

    atau keringat (Setiani, 2014).

  • 21

    Di samping itu penerangan di sekitar lingkungan juga harus cukup,

    tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak menimbulkan kesukaran

    bagi pandangan mata. Kemudian hal lain yang menunjang yaitu orang-

    orang yang ada di sekitar lingkungan juga harus terdiri dari orang-

    orang yang dapat menunjang suasana tenang, apalagi jika lingkungan

    tersebut merupakan lingkungan belajar. Lingkungan belajar akan lebih

    nyaman jika suhu di sekitar lingkungan tidak terlalu ekstrim karena

    suhu harus menunjang kenyamanan dalam melakukan kegiatan yang

    memerlukan konsentrasi (Setiani, 2014).

    Untuk itu perlu diperhatikan sirkulasi udara, pendingin ruangan

    atau setidaknya kipas angin. Selain itu juga harus tersedia fasilitas

    yang cukup menunjang kegiatan belajar, seperti ruangan yang bersih,

    kursi, meja dan perlatan untuk keperluan belajar (Setiani, 2014).

    2.2.6 Faktor Penghambat Konsentrasi Belajar

    Faktor penghambat terjadinya konsentrasi belajar. Faktor penghambat

    tersebut menjadi penyebab terjadinya gangguan konsentrasi belajar. Ada

    dua faktor penyebab gangguan konsentrasi menurutHakim (2013) yaitu,

    “faktor internal dan eksternal” adapun penjelasan lebih lanjut sebagai

    berikut:

    1. Faktor Internal

    Faktor-faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan

    konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal

    terbagi ke dalam dua garis besar yaitu faktor jasmaniah, yang

  • 22

    bersumber dari kondisi jasmani seseorang yang tidak berada di dalam

    kondisi normal atau mengalami gangguan kesehatan, misalnya

    mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indra, gangguan pencernaan,

    gangguan jantung, gangguan pernapasan dan sejenisnya. Dan faktor

    rohaniah, berasal dari mental seseorang yang dapat menimbulkan

    gangguan konsentrasi seseorang, misalnya tidak tenang, mudah gugup,

    emosional, tidak sabar, mudah cemas, stres, depresi dan sejenisnya.

    2. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal merupakan faktor penyebab gangguan yang

    berasal dari luar diri seseorang, yaitu lingkungan di sekitar orang

    tersebut berada. Gangguan yang sering dialami adalah adanya rasa tidak

    nyaman dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan

    konsentrasi penuh, misalnya ruang belajar yang sempit, kotor, udara

    yang berpolusi dan suhu udara yang panas. Butuh usaha keras untuk

    meminimalkan gangguan-gangguan tersebut. Akan tetapi, yang lebih

    penting lagi adalah mengusahakan agar siswa tetap memiliki

    konsentrasi belajar yang kuat sehingga tetap mampu melakukan

    kegiatan dengan baik, walaupun faktor gangguan tersebut tetap ada

    2.2.7 Pentingnya Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar

    Penelitian Sunarti (2006) menunjukkan bahwa konsentrasi

    dipengaruhi oleh asupan energi makan pagi dan energi snack pagi, protein

    makan pagi dan protein snack pagi dan skor konsentrasi pagi. Kondisi

    tersebut berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumber energi.

  • 23

    Dalam keadaan normal, sistem saraf pusat hanya dapat menggunakan

    glukosa sebagai sumber energi. Dalam proses absorbsi, glukosa diabsorbsi

    secara aktif menggunakan alat angkut protein dan energi sehingga jika

    kecukupan protein kurang maka proses pengangkutan glukosa sebagai

    nutrisi otak akan terganggu yang menyebabkan otak mengalami

    kekurangan glukosa yang akan memengaruhi daya konsentrasi.

    2.3 Konsep Dasar Siswa Sekolah Dasar

    2.3.1 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

    Karakteristik siswa menurut Sardiman (2007) ialah seluruh perilaku

    dan kemampuan pada diri siswa sebagai hasil pembawaan dan lingkungan

    sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-cita.

    Siswa kelas IV dan V SD umumnya ialah sosok anak yang memasuki

    masa kanak-kanak akhir dengan usia 10 tahun. Pada masa ini, anak

    memiliki tugas tugas perkembangan yang harus dikuasai serta

    diselesaikan. Menurut Syamsu Yusuf (2013), tugas perkembangan pada

    masa kanak-kanak akhir antara lain:

    1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk bermain

    2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai

    makhluk biologis,

    3. Belajar bergaul dengan teman sebaya,

    4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin,

    5. Belajar keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan

    menghitung,

  • 24

    6. Mengembangkan kata hati,

    7. Belajar memperoleh kebebasan individu, dan

    8. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial.

    Penyelesaian tugas perkembangan anak pada tahap ini banyak

    dipengaruhi oleh guru di sekolah (Rita Ekka Izzaty, 2008).Pada masa ini

    anak dapat menerima bahan yang diajarkan oleh guru di sekolah.Anak

    juga telah siap untuk menjelajahi lingkungan di sekitarnya. Seorang anak

    yang memasuki masa kanak-kanak akhir tidak lagi puas dengan hanya

    berperan sebagai penonton, akan tetapi berusaha agar dapat menjadi

    bagian dari lingkungan.

    Syaiful Bahri Djamarah (2008) menyebutkan sifat khas anak pada

    masa kelas tinggi sekolah dasar antara lain:

    1. Adanya keinginan akan kehidupan praktis sehari-hari yang nyata. Hal

    ini menyebabkan adanya kecenderungan untuk membandingkan

    pekerjaan pekerjaan yang praktis.

    2. Realistik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan selalu ingin

    belajar

    3. Munculnya minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus pada

    akhir masa ini, gemar untuk membentuk sebuah kelompok sebaya.

    4. Anak hingga usia 11 tahun membutuhkan guru atau orang yang lebih

    dewasa yang berperan sebagai pembimbing.

  • 25

    Siswa kelas IV memasuki masa kanak-kanak akhir. Masa ini

    merupakan tahap untuk menemukan eksistensi diri secara utuh bagi setiap

    anak (Sardiman, 2007). Oleh sebab itu, anak memerlukan sosok yang telah

    dewasa untuk membina dan mengarahkan proses penemuan diri agar

    mencapai hasil seperti yang diharapkan. Pada proses ini, sosok seorang

    guru termasuk di dalamnya guru kelas IV harus mampu untuk

    mengorganisasi setiap kegiatan belajar mengajar sertamenghargai siswa

    sebagai subjek yang memiliki bekal dan kemampuan. Tujuan belajar pun

    harus diarahkan sesuai dengan karakteristik atau kondisi siswa.Interaksi

    antara guru dan siswa dapat diwujudkan melalui pemberian motivasi

    kepada siswa agar siswa merasa memiliki semangat dan kemampuan yang

    dapat meningkatkan harga dirinya. Dengan demikian, siswa dapat lebih

    aktif dalam mengikuti proses pembelajaran serta mampu memaknai hasil

    belajar.

    Karakteristik siswa sekolah dasar yang pada dasarnya memiliki

    dorongan, kemauan dan aspirasi untuk berbuat sesuatu. Dimyati dan

    Mudjiono (2002) mengungkapkan bahwa dalam setiap proses belajar,

    siswa selalu menampakkan keaktifan baik secara fisik, intelektual maupun

    emosional. Keaktifan siswa dapat dilihat dari kegiatan fisik yang mudah

    diamati dan kegiatan psikis yang tidak dapat diamati dengan indera. Dalam

    kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan

    mengolah informasi yang diperoleh sebagai hasil belajar. Sejalan dengan

    hal tersebut, guru hendaknya mampu untuk mendesain pembelajaran yang

  • 26

    dapat memberikan peluang bagi siswa agar dapat belajar secara aktif baik

    dalam mencari, memperoleh, dan mengolah apa yang sedang dipelajari

    oleh siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh

    guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran ialah strategi

    active learning.

  • 27

    BAB III

    KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konseptual

    Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep

    yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan

    dilakukan (Notoatmodjo, 2010)

    Keterangan :

    : Diteliti

    : Tidak Diteliti

    : Berhubungan

    : Pengaruh

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Sarapan Pagi Terhadap

    Konsentrasi Belajar Anak SD di SDN 02 Balerejo

    Kabupaten Madiun

    Faktor yang mempengaruhi

    konsentrasi belajar menurut Hakim

    (2013):

    b. Faktor lingkungan sekolah

    c. Faktor lingungan

    masyarakat

    KONSENTRASI

    BELAJAR ANAK

    a. Faktor jasmani

    Istirahat

    Kondisi badan

    Sarapan Pagi Makanan

  • 28

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar

    sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum individu yang dilalui dengan

    proses belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal hingga

    individu belajar dengan baik dan menyebabkan konsentrasi belajar yang

    baik dipengaruhi oleh beberapa faktoryang meliputi kesehatan badan secara

    menyeluruh, artinya a) Kondisi badan yang normal menurut standar

    kesehatan atau bebas dari penyakit yang serius.b) Kondisi badan di atas

    normal atau fit akan lebih menunjang konsentrasi. c) Cukup tidur dan

    istirahat kurang lebih 8 jam dalam sehari. d) Cukup makan dan minum serta

    makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi seperti gizi seimbang

    untuk hidup sehat terutama makan pada pagi hari. e) Seluruh panca indera

    berfungsi dengan baik. f) Tidak mengalami gangguan fungsi otak karena

    penyakit tertentu, seperti sering kejang, ayan dan hiperaktif.

    3.2 Hipotesis Penelitian

    Ha : Ada hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak Sekolah

    Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

  • 29

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan

    cross sectional. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang

    melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada

    hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya

    hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui

    tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai

    dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti

    yaitu pengaruh sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak Sekolah

    Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.

    4.2 Populasi dan Sampel

    4.2.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V

    sejumlah 40 orang di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun

    tahun pelajaran 2018/2019.

    4.2.2 Sampel

    Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV

    yang berjumlah 19 siswa dan kelas V yang berjumlah 17 siswa di Sekolah

  • 30

    Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun. Cara menentukan besar

    sampel peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut

    (Nursalam,2016) :

    Keterangan untuk prediksi :

    n = Besar Sampel

    N = besar populasi

    d = tingkat signifikansi ( d=0,05)

    dalam penelitian ini jumlah populasinya sebanyak 40 orang, maka :

    4.3 Teknik Sampel

    Teknik Sampling pada penelitian ini adalah menggunakan simple

    random sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan

    probabilitas yang paling sederhana. Dengan pemilihan sampel ini bahwa

  • 31

    setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau

    tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan

    dengan cara menulis nama pada kertas, dibentuk lot, ditaruh di dalam

    wadah kemudian di kocok dan dijatuhkan. Maka secara acak diambil

    sejumlah 36 sampel dari 40 populasi yang tersedia. Peneliti kemudian

    mendatangi calon responden pada saat di sekolah dan memperkenalkan

    diri lalu memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan dan

    manfaat penelitian. Apabila ada responden yang tidak bersedia maka akan

    diambil undian lagi. Calon responden yang bersedia kemudian diberi

    lembar Informed Consent untuk tanda tangan pernyataan sebagai bukti

    ketersediaan untuk menjadi responden.

    1. Kriteria Inklusi :

    a. Siswa kelas IV dan V di SDN 2 Balerejo Kabupaten Madiun.

    b. Siswa kelas IV dan V yang bersedia menjadi responden

    penelitian.

    2. Kriteria Ekslusi :

    a. Siswa kelas IV dan V yang tidak masuk pada saat penelitian.

    b. Siswa yang sedang sakit tidak ikut penelitian (flu, demam)

  • 32

    4.4 Kerangka Kerja Penelitian

    Tabel 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar

    Anak Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.

    Populasi

    Semua peserta didik kelas IV dan V yang berjumlah 40 siswa di Sekolah Dasar

    Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun

    Sampel

    Sebagian peserta didik kelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo

    Kabupaten Madiun yang berjumlah 36 siswa

    Tehnik Sampling

    Simple Random Sampling

    Desain Penelitian

    Korelasional dengan pendekatan cross sectional

    Pengumpulan data

    Lembar observasi dan wawancara

    Variabel bebas

    Sarapan pagi

    Variabel terikat

    Konsentrasi belajar

    Pengolahan data

    Editing, Coding, Skoring, Data Entry, Tabulating

    Analisis data

    Uji Chi-Square

    Hasil dan kesimpulan

  • 33

    4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

    4.5.1 Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu:

    1. VariabelIndependen

    Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Sarapan

    Pagi.

    2. Variabel Dependen

    Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah

    Konsentrasi Belajar.

  • 34

    4.5.2 Definisi Operasional Variabel

    Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri

    2Balerejo Kabupaten Madiun

    Variabel

    penelitian Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Hasil Ukur

    Variabel

    dependen:

    konsentrasi

    belajar anak

    sekolah dasar

    konsentrasi belajar adalah

    pemusatan pikiran siswa

    pada suatu pelajaran

    dengan cara

    mengesampingkan hal-hal

    lain yang tidak

    berhubungan

    1. Pemusatan Perhatian siswa terhadap

    pelajaran

    2. Perencanaan sistematis (kondisi

    fisik, psikis,

    lingkungan dll.)

    3. Penyaringan informasi yang dibutuhkan oleh

    siswa

    4. Pengolahan informasi siswa ya ng akan

    menghasilkan suatu

    pengetahuan baru

    Lembar

    observasi Nominal

    1 : YA (jika jawaban siswa

    “YA”

    0 : Tidak (jika jawaban

    siswa “Tidak”)

    Skor

    Baik = x ≥ 6,6

    Kurang = x < 6,6

    Variabel

    inpenden:

    sarapan pagi

    Sarapan pagi sebelum

    berangkat sekolah Sarapan pagi Wawancara Nominal

    Skor

    Ya : 1

    Tidak : 2

  • 35

    4.6 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

    pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini

    menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi dan

    wawancara. Pada jenis pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data secara

    formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara lisan (Nursalam,

    2016).

    1. Variabel dependen : Konsentrasi belajar diukur dengan lembar

    observasi yang digunakan untuk mengetahui bagaimana konsentrasi

    belajar siswa dengan jumlah soal 15 meliputi kategori baik dan kurang.

    2. Variabel independen : Sarapan pagi diukur dengan menggunakan

    wawancara.

    4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

    4.7.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo

    Kabupaten Madiun.

    4.7.2 Waktu Penelitian

    Waktu penelitian pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember

    2018- Agustus 2019.

  • 36

    4.8 Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

    proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian

    (Nursalam, 2016).

    1. Menyampaikan persetujuan judul penelitian sebagai pengantar surat

    permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada Ketua STIKES Bhakti

    Husada Mulia Madiun untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar

    Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    2. Menyampaikan surat pengantar kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri 2

    Balerejo Kabupaten Madiun untuk melakukan survei pendahuluan.

    3. Menyampaikan surat permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada

    Kepala BAKESBANGPOL Kabupaten Madiun untuk melakukan

    penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.

    4. Menyampaikan surat permohonan ijin melaksanaan penelitian kepada

    Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    5. Setelah proposal disetujui oleh pembimbing, peneliti mengurus surat

    permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada Kepala

    KESBANGPOLINMAS Kabupaten Madiun untuk melakukan penelitian

    di Sekolah Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    6. Setelah mendapatkan izin, peneliti menemui calon responden secara

    langsung dengan cara mengumpulkan responden, untuk mengadakan

    pendekatan serta memberikan penjelasan kepada calon responden

    mengenai penelitian yang akan dilakukan.

  • 37

    7. Apabila calon responden bersedia menjadi responden, maka dipersilahkan

    untuk menandatangani informed concent dan apabila calon responden

    tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tetap menghormati

    keputusan tersebut.

    8. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang telah bersedia

    menjadi responden dan menandatangani informed concent, kemudian

    responden mengisi tes.

    9. Setelah tes diisi oleh responden maka tes tersebut dikumpulkan kembali

    kepada peneliti pada saat itu juga.

    10. Setelah tes terkumpul, peneliti memerikasa kelengkapan data dan jawaban

    dari tes yang diisi oleh responden.

    11. Dan untuk konsentrasi belajar untuk mendapatkan data peneliti mengambil

    dari kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.

    4.9 Analisa Data

    4.9.1 Tehnik Pengolahan Data

    Setelah data dikelompokan lalu data diolah dengan langkah-langkah

    sebagai berikut :

    1. Editing

    Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir

    atau kuesioner (Notoatmodjo, 2012).

    a. Apakah semua jawaban sudah terisi lengkap

  • 38

    b. Apakah jawaban atau tulisan dari masing-masing pertanyaan cukup

    jelas dan terbaca

    c. Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaan

    d. Apakah jawaban-jawaban dari pertanyaan konsisten dengan jawaban

    pertanyaan yang lain.

    2. Coding

    Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kode”an

    atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi

    data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).

    a. Kategori usia

    Kode “1” ( 9-10 tahun)

    Kode “2” (10-11 tahun)

    b. Pekerjaan orang tua

    Kode “1” ( tani )

    Kode “2” ( wiraswasta)

    Kode “3” ( PNS )

    Kode “4” ( lain-lainnya)

    c. Jenis kelamin

    Kode “1” (Perempuan)

    Kode “2” (Laki-laki)

    d. Intensitas sarapan pagi

    Kode “1” ( tidak pernah)

    Kode “2” ( kadang-kadang)

  • 39

    Kode “3” (Sering)

    Kode “4” (selalu)

    e. Jenis Makanan

    Kode “1” ( Nasi, Lauk, Sayur)

    Kode “2” ( Nasi. Lauk)

    Kode “3” (Nasi, Lauk, Sayur, Susu)

    Kode “4” (Nasi, Lauk, Susu)

    Kode “5” (Roti, Susu)

    Kode “6” (Susu)

    3. Scoring

    Scoring yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan

    yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini dimaksudkan untuk

    memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga mempermudah

    perhitungan (Nazir, 2011).

    a. Skor Tes Sarapan Pagi :

    Ya = 1

    Tidak = 2

    b. Skor kategori untuk tes konsentrasi belajar :

    X max = 1

    X min = 0

    Mean =

  • 40

    L max = 10 x 1 = 10

    L min = 10 x 0 = 0

    Standart Deviasi (SD) =

    Baik =

    x

    Kurang =

    Jadi, kategori kuesioner konsentrasi belajar adalah sebagai berikut :

    Baik = x ≥ 6,6 koding= 1

    Kurang = x < 6,6 koding= 2

    4. Data Entry

    Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

    progam atau “software” computer. Dalam proses ini dituntut ketelitian

  • 41

    dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka terjadi

    bias, meskipun hanya memasukkan data.

    5. Tabulating

    Tabulatingadalah kegiatan memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan

    mengatur angka-angka, sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam

    berbagai kategori (Nazir, 2011).

    4.10 Tehnik Analisa Data

    Tahap analisa data merupakan bagian penting untuk mencapai tujuan

    penelitian, dimana tujuan pokok penelitian yaitu dengan menjawab

    pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap suatu fenomena. Data

    mentah yang didapat tidak dapat menggambarkan informasi yang

    diinginkan untuk menjawab masalah penelitian tersebut (Nursalam, 2015).

    1. Analisa Univariat

    Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

    mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmojo,

    2012). Analisa univariat atau variabel yang dianalisis dalam penelitian

    ini adalah

    a. Data umum : Dengan menganalisis umur dan jenis kelamin.

    b. Data khusus : Konsentrasi belajar dan Sarapan pagi

    Semua data tersebut berbentuk katagori oleh karena itu akan

    dianalisis dan dituangkan dengan tabel distribusi frekuensi .

  • 42

    2. Analisa Bivariat

    Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh

    sarapan pagi dengan konsentrasi belajar pada siswa kelas IV SD.

    Pengelolaan analisa bivariat ini menggunakan software SPSS 16.0.

    Uji statistic yang digunakan adalah Chi-Square dengan α = 0,05. Data

    atau variabel berisi skala nominal dan nominal. Uji Chi-Square

    merupakan salah satu uji statistik non parametrik (distribusi dimana

    besaran-besaran populasi tidak diketahui) yang cukup sering

    digunakan dalam penelitian yang menggunakan dalam 2 variabel,

    dimana skala data 2 variabel adalah nominal atau menguji perbedaan

    dua atau lebih proporsi sampel. Uji Chi-Square diterapkan pada kasus

    dimana akan diuji apakah frekuensi yang diamati (data observasi)

    untuk membuktikan atau ada perbedaan secara nyata atau tidak dengan

    frekuensi yang diharapkan (Arikunto, 2010). Adapun syarat –syarat

    dimana chi square dapan digunakan yaitu :

    a. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga

    actual count (f0) sebesar 0 ( nol )

    b. Apabila bentuk tabel lebih dari 2x2, misak 2 x 3, maka jumlah

    cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5tidak boleh lebih

    dari 20%

    c. Apabila bentuk tabel kontingesi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 cell

    saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected

    count (Fh) kurang dari 5.

  • 43

    Uji Chi-square mencari hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)

    dengan Variabel terikat (Y) dan data berbentuk nominal dan nominal.

    Untuk mengetahui terdapat pengaruh atau tidak dapat dilihat dari nilai

    signifikan (Sujarweni, 2015).

    a. Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak, tidak ada

    hubungan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa SD

    kelas IV dan V di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    b. Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha di terima, ada hubungan

    antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa SD kelas IV

    dan V di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.

    c. Uji alternatif bisa menggunakan uji statistik fisher exaet

    4.11 Etika Penelitian

    1. Informed Concent (Lembar persetujuan responden)

    Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

    dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

    Informed Concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

    dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden.

    Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,

    serta manfaat penelitian. Jika subjek bersedia maka harus

    menandatangani lembar persetujuan (Hidayat, 2011).

  • 44

    2. Confidentiality (Kerahasiaan)

    Menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

    masalah lainnya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

    pada hasil riset (Hidayat, 2011).

    3. Anonimity (Tanpa nama)

    Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara tidak

    memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

    kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

    atau hasil penelitian yang akan disajikan.

  • 45

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang

    hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak Sekolah Dasar Negeri 2

    Balerejo Madiun. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2019 di

    SDN 02 Balerejo Madiun.

    5.1 Gambaran Umum

    Lokasi penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten

    Madiun. Di sekolah SDN 2 Balerejo memiliki ruang kelas I, II, III, IV, V dan

    VI. Banyaknya murid Kelas I ada 25 siswa, Kelas II ada 21 siswa, Kelas III

    ada 19, Kelas IV ada 21, Kelas V ada 19 siswa dan kelas VI ada 22 Siswa .

    Sehingga total keseluruhan siswa siswi SDN 2 Balerejo ada 127.

    Secara umum keadaan lingkungan SDN 2 Balerejo terlihat tertata rapi,

    bersih dan sejuk, di samping SD ini dibatasi dengan jalan raya. Jarak antara

    SDN 2 Balerejo ke tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau

    klinik berjarak kurang lebih 2 KM. Ada beberapa ruangan yang terdapat di

    SDN 2 Balerejo seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, aula,

    ruang tata usaha, masjid, kantin, lapangan, dan ada toilet berjumlah 3 terdiri

    dari 1 toilet laki-laki, 1 toilet perempuan, 1 toilet untuk guru dan masing-

    masing toilet berjumlah 4. Keadaan toilet sangat bersih, cukup nyaman, air

    bersih dan tersedia tempat sampah di toilet.Ada ruang UKS (Unit Kesehatan

    Sekolah) digunakan untuk siswa siswi yang merasa sakit, untuk keadaan

    umum UKS nyaman, dilengkapi dengan tempat tidur dan obat-obatan

  • 46

    5.2 Hasil Penelitian

    5.2.1 Data Umum

    1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Peserta Didik

    Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak sekolah di

    SDN 02 Belerejo Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut:

    Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Peserta

    Didik

    No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

    1 Perempuan 16 56%

    2 Laki-Laki 20 44%

    Total 36 100%

    Sumber : data primer, di SDN 02 Belerejo Kabupatenn Madiun

    Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik jenis kelamin peseta didik

    sebagian besar adalah laki-laki dengan jumlah sebanyak 20 anak ( 56%).

    2. Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Peserta Didik

    Karakteristik responden berdasarkan usia anak sekolah di SDN 02

    Balerejo Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut:

    Tabel 5.2 Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Peserta Didik No Usia Frekuensi Presentase

    1 9-10 19 52 %

    2 10-11 17 48 %

    Total 36 100 %

    Sumber : data primer, di SDN 02 Belerejo Kabupatenn Madiun

    Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

    usia responden adalah 9-10 tahun yang berjumlah 19 anak (52 %).

    3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

    Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua di SDN

    02 Balerejo Madiun

  • 47

    Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua No Pekerjaan Frekuensi Presentase

    1 Petani 19 52 %

    2 Wiraswasta 10 28 %

    3 PNS 3 8 %

    4 Lain-lain 4 12 %

    Total 36 100 %

    Sumber : data primer, di SDN 02 Belerejo Kabupatenn Madiun

    Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

    besar pekerjaan orang tua yaitu petani sebanyak 19 orang (52 %).

    Sedangkan sebagian kecil adalah PNS sebanyak 3 orang (8 %).

    4. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Sarapan Pagi.

    Karakteristik responden berdasarkan intensitas sarapan pagi pada

    peserta didik di SDN 2 Balerejo Madiun.

    Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan intensitas sarapan pagi No Intensitas Sarapan Frekuensi Presentase

    1 Tidak Pernah 6 16 %

    2 Kadang 14 39 %

    3 Sering 11 31%

    4 Selalu 5 14 %

    Total 36 100 %

    Sumber : data primer, di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun

    Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

    besar peserta didik jarang sarapan pagi sebanyak 14 anak (39%).

    Sedangakan sebagian kecil peserta didik selalu sarapan pagi sebanyak 5

    anak (14%).

    5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Makanan

    Karakteristik responden berdasarkan jenis makanan pada peserta

    didik di SDN 2 Balerejo Madiun.

  • 48

    Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan jenis makanan No Menu Sarapan Frekuensi Presentase

    1 Nasi,lauk dan sayur 6 16 %

    2 Nasi dan lauk 15 42 %

    3 Nasi,lauk,sayur dan susu 7 20%

    4 Nasi,lauk dan susu 2 5%

    5 Roti dan susu 4 12%

    6 Susu 2 5 %

    Total 36 100 %

    Sumber : data primer, di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun

    Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

    besar peserta didik jenis makanan yang dikonsumsi adalah nasi dan lauk

    sebanyak 15 anak (42%).

    5.2.2 Data Khusus

    Hasil analisa data responden yang diberikan wawancara dan

    observasi pada peserta didik tentang hasil konsentrasi belajar pada

    sarapan pagi di SDN 2 Balerejo Madiun dibawah ini :

    1. Distribusi Frekuensi Sarapan Pagi Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri

    02 Balerejo Kabupaten Madiun

    Tabel 5.6 Sarapan Pagi pada siswa di sekolah dasar negeri 2 balerejo

    madiun No Sarapan pagi Frekuensi Presentase

    1 Ya 16 47,2 %

    2 Tidak 20 52,8%

    Total 36 100 %

    Sumber : data primer, wawancara responden di SDN 2 Balerejo Madiun

    Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukan bahwa sebagian besar

    siswa yang tidak melakukan sarapan sebanyak 20 orang (52,8%).

    2. Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar Pada Siswa di Sekolah Dasar

    Negeri 02 Balerejo Madiun

  • 49

    Tabel 5.7 konsentrasi belajar pada siswa disekolah dasar negeri 2

    balerejo

    No Konsentrasi

    Belajar Frekuensi (f) Presentase (%)

    1 Baik 12 33,3

    2 Kurang 24 66,7

    Total 36 100

    Sumber : data primer, observasi responden di SDN 2 Balerejo Madiun

    Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukan bahwa sebagian besar

    konsentrasi belajar siswa adalah rendah yaitu sebanyak 24 orang (66,7%).

    3. Hubungan Sarapan Pagi Dan Konsentrasi Belajar Pada Siswa Sekolah

    Dasar Negeri 02 Balerejo Madiun

    Tabel 5.8 Tabulasi silang antara sarapan dan konsentrasi belajar pada

    siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 balerejo

    Sarapan

    Pagi

    Konsentrasi belajar Jumlah %

    Baik Kurang

    Jumlah % Jumlah %

    Ya 9 56,2% 7 43,8% 16 100%

    Tidak 3 15% 17 85% 20 100%

    Jumlah 12 24 36 100%

    PR 3,75

    P- value 0,024

    Sumber : data primer, wawancara dan observasi responden di SDN 2 Balerejo

    Madiun

    Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukan bahwa siswa yang rutin

    sarapan dan berkontrasi belajar yang baik sebanyak 9 siswa (56,2%) dan

    yang berkonsentrasi kurang sebanyak 7 siswa (43,8%), berdasarkan tabel

    di atas menunjukan bahwa masih ada siswa yang rutin sarapan pagi dan

    berkonsentrasi kurang sedangkan siswa yang tidak sarapan dan

    berkonsentrasi baik sebanyak 3 siswa (15%) dan yang berkonsentrasi

    kurang sebanyak 17 siswa (85%).

    Pengolahan data untuk mengetahui hubungan sarapan pagi dengan

    konsentrasi belajar adalah menggunakan Uji Chi Square. Uji ini

  • 50

    digunakan untuk membuktikan hipotesis yaitu ada tidaknya hubungan

    sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak di SDN 02 Balerejo

    Kabupaten Madiun. Berdasarkan hasil uji Chi Square dengan nilai

    continuity correction didapatkan nilai p 0,024 < =0,05 maka dapat

    dikatakan ada hubungan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar

    anak di SDN 02 Balerejo Madiun, Semakin sering anak tidak melakukan

    sarapan pagi resiko penurunan konsentrasi juga akan semakin tinggi.

    Sesuai hasil tabel diatas, hasil nilai Prevalensi Rasio sebesar 3,75 maka

    dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang tidak sarapan pagi memiliki

    resiko 3,75 kali lipat berkonsentrasi kurangdi bandingkan dengan peserta

    didik yang melakukan sarapan pagi.

    Tingkat ke eratan hubungan antara sarapan pagi dengan tingkat

    konsentrasi peserta didik SDN 2 Balerejo Madiun.

    Tabel 5.9 tingkat ke eratan antara sarapan pagi dan tingkat

    konsentrasi

    sarapan konsentrasi

    Sarapan Pearson Correlation 1 .435**

    Sig. (2-tailed) .008

    N 36 36

    konsentrasi Pearson Correlation .435**

    1

    Sig. (2-tailed) .008

    N 36 36

    **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

    Berdasaarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

    yang signifikan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar.

  • 51

    5.3 Pembahasan

    5.3.1 Sarapan Pagi Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten

    Madiun

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa siswa-siswi SDN 02

    Balerejo Kabupaten Madiun kelas 4 dan 5 mempunyai kebiasaan tidak

    sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah yakni 52,8% dikarenakan

    orang tua siswa yang mayoritas bekerja sebagai petani yang harus

    berangkat ke sawah pagi hari. Di SDN 02 balerejo mayoritas siswa

    kadang-kadang makan pagi(39%), dengan karakteristik nasi dan

    lauk(42%) ada sebagian siswa yang tidak sarapan tetapi membawa bekal.

    Ada pula anak yang sekedar sarapan hanya dengan segelas air putih, teh,

    susu, atau kue-kue (snack) maka bias di katakana kebutuhan gizinya

    kurang.

    Sarapan pagi sangat penting dan bermanfaat bagi anak usia

    sekolah. Dimana jarak antara waktu makan berkisar 8 jam, sehingga pada

    pagi hari perut kosong. Hardinsyah & Aries (2012) menegaskan bahwa

    individu yang seringkali tidak sarapan cenderung menunjukkan fisik yang

    lemas, kurang fit, terkadang terlihat mengantuk bahkan dapat juga

    mengalami pusing. Sarapan penting dilakukan setiap hari untuk

    mengembalikan kadar gula dalam darah. Dalam penelitian yang dilakukan

    oleh (Frankling dalam Suwardhani, 2013) tentang asupan makanan bahwa

    kandungan glukosa berperan dalam meningkatkan kinerja otak. Ketidak

    cukupan glukosa di otak member efek terhadap daya piker dan daya ingat.

  • 52

    Kadar glukosa yang terus-menerus mengalami penurunan karena tidak

    diimbangi sarapan akan berdampak negatif bagi tubuh, yakni gizi setelah

    bangun pagi.

    Penelitian terdahulu yang telah di lakukuan oleh saragi(2014)

    dengan judul hubungan sarapan pagi dengan aspek biologis anak usia

    sekolah di SDN 26 Pekanbaru, hasil penelitian ini menunjukan bahwa

    54,7% responden dengan kebiasaan sarapan pagi baik.

    Penelitian yang telah di lakukan oleh Verdina dan Muniroh (2017)

    dengan judul kebiasaan sarapan berhubungan dengan konsentrasi belajar

    pada siswa SDN sukoharjo 1 Malang di dapatkan hasil bahwa 37,2%

    responden memiliki kebiasaan sarapan pagi dan 62,8% responden tidak

    memiliki kebiasaan sarapan pagi.

    Penelitian sebelumnya yg di lakukan oleh Rahma (2016) dengan

    judul hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar

    siswa SDN Sawahan 1 Surabaya di dapatkan hasil bahwa 56,7%

    responden tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi.

    Menurut asumsi peneliti, sebagian dari SD Negeri 2 Balerejo

    Kabupaten Madiun tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi sebelum

    berangkat ke sekolah, dimana responden menyatakan bahwa tidak selalu

    sarapan pagi atau tidak terbiasa sarapan pagi. Kondisi ini terjadi akibat

    pola asuh orang tua yang kurang tepat serta kurangnya perhatian orang tua

    tentang sarapan pagi bagi anak. Sebagian besar pekerjaan orang tua peserta

    didik sebagai petani (52%) yang biasa berangkat ke sawah terlalu pagi

  • 53

    sehingga kesempatan mempersiapkan sarapan pagi peserta didik lebih

    sedikit. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi semua pihak untuk

    meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pentingnya sarapan pagi

    agar orang tua dapat berperilaku sehat dengan menyediakan sarapan pagi

    serta membiasakan anak-anak mereka untuk sarapan pagi setiap hari.

    5.3.2 Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo

    Kabupaten Madiun

    Berdasarakan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36

    responden terdapat 24 siswa (66,7%) kategori konsentrasi kurang.

    Sebagian besar anak saat proses belajar mengajar berlangsung siswa

    banyak yang bercanda dengan temannya, bengong dan gelisah tidak fokus

    ke materi pelajaran yang di terangkan oleh guru.

    Konsentrasi adalah memfokuskan pikiran kepada satu hal yang

    dihadapan kita. Konsentrasi akan menjadi tidak berarti apa bila ada

    gangguan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah

    faktor sosial yang meliputi guru, orang tua dan teman. Faktor non sosial

    yang meliputi lingkungan, metode belajar, sarana dan prasarana. Faktor

    psikologi meliputi bakat, minat, ingatan dan motivasi. Faktor terakhir yaitu

    kebiasaan sarapan pagi, pola konsumsi makanan keluarga, persediaan

    pangan keluarga dan pendapatan keluarga Tamsuri, (2010). Sehingga

    konsentrasi tidak bisa disebabkan hanya satu faktor yakni kebiasaan

    sarapan pagi namun ada beberapa faktor lainnya seperti yang telah

  • 54

    dijelaskan diatas. Seorang pelajar yang mempunyai kemampuan bagus

    dalam konsentrasi akan lebih mudah menyerap materi yang diterimanya.

    Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Arifin (2015) dengan

    judul hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi siswa di SDIT-

    Alfathimiyyah Surabaya, hasil penelitian ini menunjukan bahwa 54,23%

    responden dengan konsentrasi belajar kurang baik.

    Penelitian lain yang di lakukan oleh Lipdiyaning (2017) dengan

    judul hubungan kecukupan gizi makan pagi dengan tingkat konsentrasi

    belajar pada anak sekolah dasar di dapatkan hasil bahwa 51,7% responden

    denganan tingkat konsentrasi belajar kurang baik.

    Menurut asumsi peneliti masih banyak ditemukan bahwa siswa SD

    Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madi