skripsi hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi …repository.stikes-bhm.ac.id/717/1/skripsi yudha...
TRANSCRIPT
-
SKRIPSI
HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI
BELAJAR ANAK SD NEGERI 02 BALEREJO
KABUPATEN MADIUN
Oleh :
YUDHA JAYA WARDANA
NIM : 201402056
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
-
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR
ANAK SD NEGERI 02 BALEREJO KABUPATEN MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
YUDHA JAYA WARDANA
NIM: 201402056
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
-
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim...
Pujis yukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq,
Hidayat dan karunia-Nya yang begitu besar yang senantiasa memberikan
kemudahan, kelancran dan kekuatan kepada saya. Semoga keberhasilan ini
menjadi satu langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-citasaya.
Saya persembahkan karya sederhana ini, yang saya buat dengan sepenuh
hati dan sekuat tenaga serta pikiran untuk orang di sekitar saya yang sangat saya
cintai. Untuk ayah dan ibu yang telah menjadi sosok orang tua yang terbaik,
terhebat, dalam kehidupan saya dan selalu mendukung semua usaha yang saya
lakukan dan selalu memberikan doa yang tiada hentinya. Untuk kedua kakak dan
adik saya terimakasih karena telah menjadi saudara my partner in crime. Untuk
Om, tante dan adik sepupu saya yang juga telah mendukung saya untuk
penyusunan tugas akhir sekripsi sampai saat ini. Saya yakin bahwa keberhasilan
yang saya raih ini tidak lepas dari doa yang kalian panjatkan disetiap sujudnya.
1. Untuk Ibu Sesaria Betty Mulyati, S.Kep., Ns., M.Kes dan Kartika, S.Kep., Ns,
M.K.M terimaksih telah memberikan bimbingan dan masukan dalam
penyusunan Skripsi dengan penuh kesabaran dan ketlatenan. Semoga Allah
SWT memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan oleh Ibu.
2. Untuk semua dosen STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun terimakasih telah
mendidik dan membimbing saya selama ini. Semoga Allah SWT membalas
semua kebaikan dan ilmu yang telah bapak/ibu ajarkan.
-
vi
3. Untuk kedua orang tua saya Bapak Wardono dan IbuWiji Sundari beserta
keluarga besar lainnya.
4. Untuk My Best Partner terimkasih atas bantuan, dukungan, semangat dan
menemani saya dalam menyelesaikan Skripsi ini. Semoga selamanya kita tetap
sedekat seperti saat ini.
5. Untuk teman-teman, Nurul Fatonah, Eko Bagus Pambudi, Salis Nur Hanafi,
Novita, Ghiffari Zaka, Himawan Samudra, Syahrul Abidin, Shahrul Fajar dan
seperjuangan khususnya kelas 8B Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun perjuangan kita belum selesai sampai disini. Mari kita lanjutkan
dengan membuktikan bahwa kita mampu menjadi perawat yang profesional
dan bisa diandalkan agar dapat mengharumkan nama STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun.
-
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yudha Jaya Wardhana
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Madiun, 12 Juni 1996
Agama : Islam
Alamat : Desa Balerejo RT. 08/03 Kecamatan Balerejo Kabupaten
Madiun
Email :
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 15 Dauh Puri Denpasar Bali (2001-2008)
2. SMP PGRI 6 Denpasar Bali (2008-2011)
3. SMA Nasional Denpasar Bali (2011-2014)
4. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun (2014-sekarang)
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
-
ix
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Skripsi, Agustus 2019
Yudha Jaya Wardana
HUBUNGAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR ANAK
SEKOLAH DASAR NEGERI 02 BALEREJO KABUPATEN MADIUN
61 Halaman, 7 Tabel, 16 Lampiran
ABSTRAK
Siswa Kelas 4 dan 5 SD Negeri 02 Balerejo memiliki kebiasaan waktu pelajaran
banyak tingkah yang di lakukan yakni gelisah karena rasa lapar. Sarapan pagi
merupakan suatu tindakan yang penting dan berdampak terhadap kondisi
kesehatan jasmani terutama pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa kelas 4 dan 5
sekolah dasar di SD Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun tahun 2019.
Jenis penelitian ini korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah siswa kelas 4 dan 5 SD Negeri 02 Balerejo sebanyak 40 anak.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling sehingga di dapatkan sampel sebanyak 36 anak. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan wawancara sarapan pagi dan lembar observasi untuk
mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa.
Analisis data hasil penelitian meliputi analisis univariat dan analisis bivariat
menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
52,8% responden tidak sarapan pagi dan sebagian besar 66,7% responden dengan
tingkat konsentrasi belajar kurang baik. Berdasarkan hasil analisis statistik di
dapatkan nilai p= 0,024 dan PR= 3,75 artinya ada hubungan yang signifikan
antara sarapan pagi dengan tingkat konsentrasi belajar siswa .
Untuk itu di harapkan kepada semua pihak, baik pihak sekolah maupun orang tua
untuk dapat melakukan upaya dalam membiasakan sarapan pagi bagi anak
sebelum berangkat ke sekolah
Kata Kunci : Sarapan Pagi, Konsentr
-
x
NURSING STUDY PROGRAM HIGH SCHOOL NURSING SCIENCE
NURSING STUDY PROGRAM
Thesis, August 2019
Yudha Jaya Wardana
The RELATIONSHIP BREAKFAST MORNING WITH CONCENTRATION
OF LEARNING STATE ELEMENTARY SCHOOL 02 BALEREJO MADIUN
DISTRICT
61 Pages, 7 Tables, 16 Appendices
ABSTRACT
Students in Grades 4 and 5 of SD Negeri 02 Balerejo have a habit of studying a
lot of behavior, which is restless because of hunger. Breakfast is an important
action and has an impact on physical health, especially in school-age children.
This study aims to determine the relationship of breakfast with the concentration
of students learning grades 4 and 5 elementary schools in 02 State Elementary
School Balerejo Madiun Regency in 2019.
This type of research is correlational with cross sectional approach. The
population in this study were 40th and 5th grade students of SD Negeri 02
Balerejo with 40 children. Sampling in this study used a simple random sampling
technique so that a sample of 36 children was obtained. Collecting data in this
study using breakfast interviews and observation sheets to determine the level of
student learning concentration.
Data analysis of the results of the study included univariate analysis and bivariate
analysis using the chi square test. The results showed that the majority of 52.8%
of respondents did not eat breakfast and the majority of 66.7% of respondents
with poor concentration levels of learning. Based on the results of statistical
analysis, the value of p = 0.024 and PR = 3,75 means that there is a significant
relationship between breakfast and the level of student learning concentration.
For this reason, it is expected that all parties, both the school and parents, can
make efforts to familiarize breakfast for children before going to school.
Keywords: Breakfast, Learning Concentration
-
xi
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................... i
Sampul Dalam .................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................ iii
Pengesahan ........................................................................................................ iv
Lembar persembahan ........................................................................................ v
Halaman Pernyataan ........................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... vii
Abstrak ................................................................................................................ ix
Abstact ................................................................................................................ x
Daftar Isi ........................................................................................................... xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................ xv
Daftar Istilah ...................................................................................................... xvi
Daftar Singkatan ................................................................................................ xvii
Kata Pengantar .................................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6 1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sarapan 2.1.1 Pengertian sarapan pagi ........................................................ 9 2.1.2 Manfaat sarapan pagi ............................................................ 10 2.1.3 Akibat tidak sarapan pagi ..................................................... 11
2.2 Konsentrasi Belajar 2.2.1 Pengertian Konsentrasi ......................................................... 13 2.2.2 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada aspek konsentrasi .... 15 2.2.3 Manfaat konsentrasi ............................................................. 16 2.2.4 Cara meningkatkan konsentrasi belajar ................................ 17 2.2.5 Faktor pendukung konsentrasi belajar .................................. 18 2.2.6 Faktor penghambat konsentrasi belajar .............................. 21
2.3 Pentingnya sarapan pagi dengan konsentrasi belajar ....................... 22 2.4 Konsep Dasar Siswa Sekolah Dasar
2.4.1 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ..................................... 23
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 27 3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 28
-
xii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .............................................................................. 29 4.2 Populasi dan Sampel ........................................................................ 29
4.2.1 Populasi ................................................................................ 29 4.2.2 Sampel .................................................................................. 29
4.3 Teknik Sampel.................................................................................. 30 4.4 Kerangka Kerja Penelitian ............................................................... 32 4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 33
4.5.1 Variabel Penelitian ............................................................... 33 4.5.2 Definisi Operasional Variabel .............................................. 34
4.6 Instrumen Penelitian ......................................................................... 35 4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 35
4.7.1 Waktu .................................................................................... 35 4.7.2 Lokasi .................................................................................... 35
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................ 36 4.9 Analisis Data ................................................................................... 37
4.9.1 Teknik Pengolahan Data ....................................................... 37 4.10 Teknik Analisa Data ...................................................................... 41
4.11 Etika Penelitian ............................................................................... 43
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum ............................................................................ 45 5.2 Hasil Penelitian ................................................................................. 46
5.2.1 Data Umum ........................................................................... 46 5.2.2 Data Khusus ............................................................................. 47
5.3 Pembahasan ...................................................................................... 49 5.3.1 Sarapan pagi di SDN 02 Balerejo Madiun ............................. 49 5.3.2 Konsentrasi belajar anak SDN 02 Balerejo Madiun ............... 51 5.3.3 Hubungan Sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak
SDN 02 Balerejo Madiun ...................................................... 53
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 56
6.2 Saran .................................................................................................. 56
Daftar Pustaka .................................................................................................... 58
Lampiran-lampiran ............................................................................................ 64
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Definisi Operasional …………………………………………… 34
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis
kelamin Peserta didik di SDN 02 Balerejo Madiun ……….. 46
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia
peserta Didik di SDN 02 Balerejo Madiun……………………... 46
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan Orang tua peserta didik di SDN 02 Balerejo Madiun.. 47
Tabel 5.4 Distribusi karakteristik responden berdasarkan intensitas
sarapan pagi.................................................................................. 47
Tabel 5.5 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jenis makanan.... 48
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi sarapan pagi pada siswa SDN2 Balerejo
Madiun ......................................................................................... 49
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi konsentrasi belajar pada siswa di SDN 02
Balerejo Madiun ……………………………………………….. 49
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi
belajar pada siswa di SDN 02 Balerejo Madiun ……………… 50
Tabel 5.9 Distribusi tingkat ke eratan hubungan antara sarapan pagi
dengan tingkat konsentrasi............................................................ 51
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 27
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin data awal ………………………………………… 64
Lampiran 2 Surat Izin penelitian ………………………………………... 65
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian ……………………….. 66
Lampiran 4 Lembar Permintaan Menjadi Responden …………………... 67
Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian………………………………. 68
Lampiran 6 Informed Consent ………………………………………………... 69
Lampiran 7 Lembar Observasi Konsentrasi Belajar ……………………. 70
Lampiran 8 Lembar wawancara sarapan pagi …………………………... 71
Lampiran 9 Tabulasi Data Sarapan Pagi ………………………………... 72
Lampiran 10 Tabulasi Data Konsentrasi belajar ……………………….... 73
Lampiran 11 Tabulasi Data ………………………………………………. 74
Lampiran 12 Hasil Data Umum …………………………………………. 77
Lampiran 13 Hasil Data Khusus………………………………………….. 78
Lampiran 14 Hasil Uji Chi Square ……………………………………….. 79
Lampiran 15 Dokumentasi penelitian ……………………………………. 81
Lampiran 16 Jadwal kegiatan penelitian …………………………………. 82
Lampiran 17 Lembar konsultasi bimbingan ……………………………… 83
-
xvi
DAFTAR ISTILAH
Anonymity : Tanpa Nama
Cross-Sectional : Jenis penelitian yang menekankan waktu
pengukuran
Confidentiality : Kerahasiaan
Informed consent : lembar persetujuan menjadi responden
Malnutrisi : Kurang Gizi
Probality Sampling : Teknik Pengambilan Sampel
Simpel Random Sampling : Teknik Pengambilan Sampel
-
xvii
DAFTAR SINGKATAN
AKG : Angka Kecukupan Gizi
WHO : World Health Organization
UNICEF : United Nation Children’s Fund
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
-
xviii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatu
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi Belajar Anak Sekolah
Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun” dengan baik. Tersusunnya Skripsi
ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada penulis,
untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kepala Sekolah Ibu Sriyatun, S, Pd., M.Pd., dan Guru serta seluruh staf SDN
02 Balerejo Kabupaten Madiun yang telah memberikan ijin dan kesempatan
untuk melakukan penelitian.
2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Prodi Keperawatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
4. Ibu Heni Eka Puji L,S.ST.,.,M.Kes selaku dewan penguji.
5. Ibu Sesaria Betty Mulyati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 1
beserta Ibu Kartika, S.Kep., Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang
selalu membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
6. Kedua Orang tua dan kakak serta adik saya yang telah memberi dorongan dan
semangat tanpa henti.
7. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan bantuan berupa apapun
dalam penyusunan tugas sekripsi ini.
-
xix
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan Skripsi ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Wassalamualaikum Warrohmatullahi Wabarokatu
Madiun, 21Agustus 2019
Peneliti
Yudha Jaya Wardana
NIM. 201402056
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsentrasi belajar merupakan suatu pemusatan pikiran atau
perhatian terhadap pelajaran. Konsentrasi memiliki peranan penting bagi
seorang anak dalam mengingat, merekam dan mengembangkan materi
pelajaran di sekolah. Untuk melakukan kemampuan peranan tersebut anak
sudah dapat berfikir secara logis serta membuat keputusan tentang apa
yang akan dihubungkan secara logis, masa-masa tersebut terjadi pada usia
umur 11-13 tahun (Suwardhani, 2013).
Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting bila siswa tidak
berkonsentrasi dalam belajar maka siswa tersebut sulit menyerap materi
atau informasi yang disampaikan oleh guru, dan bila dalam belajar siswa
dapat berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru, maka
siswa tersebut dapat menyerap materi yang disampaikan oleh
guru.Konsentrasi merupakan syarat mutlak dalam belajar. Manusia tidak
akan mampu mempelajari sesuatu kalau ia tidak berkonsentrasi untuk
mendapatkannya (Suralaga, 2018).
Konsentrasi inilah yang sulit untuk dilakukan, karena banyak
faktor yang menyebabkan terganggunya konsentrasi, salah satunya adalah
rasa lapar.Gejala seperti ini biasanya terjadi pada siswa atau anak yang
tidak sarapan sebelum pergi ke sekolah. Bagi anak sekolah, meninggalkan
-
2
sarapan membawa dampak buruk. Konsentrasi di kelas biasanya buyar
karena tubuh tidak memperoleh asupan gizi. Akibatnya anak mengalami
kekosongan lambung selama 10-11 jam (dihitung saat ia tidur malam). Tak
heran anak akan merasa sangat lapar sekitar pukul 9-10, yang akhirnya
kadar gula pada tubuh menurun.
Di Indonesia 18,05% anak tidak sarapan pagi. Berdasarkan data
Rikesdas, 2010 bahwa mutu sarapan penduduk Indonesia masih rendah
karena masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat. Penduduk
yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal lebih rendah
dari 70%. Angka Kecukupan Gizi (AKG) bagi orang Indonesia tahun
(2004) adalah sebanyak 40,6%. Proporsi defisit energi terbanyak pada
anak usia sekolah (41,2%), remaja (54,5%) dan ibu hamil (44,2%). Pada
anak usia sekolah konsumsi energi
-
3
masyarakat untuk menemukan secara dini kasus gizi buruk di lapangan
(DINKES JATIM, 2018).
Sarapan pagi dimulai dari pukul 06.00 sampai pukul 10.00 pagi.
Jarak antara makan malam dengan pagi sangat panjang yaitu kurang lebih
10 jam, sehingga kadar gula yang merupakan sumber energi dalam tubuh
menurun pada pagi hari. Oleh karena itu, meninggalkan sarapan pagi akan
menyebabkan tubuh kekurangan glukosa dan tubuh menjadi lemah
sehingga semua aktivitas tubuh anak disekolah seperti berfikir dan belajar
dapat terganggu (Saragi, 2015).
Sarapan pagi merupakan makanan yang diasup pada pagi hari
bertugas mensuplai kadar gula darah. anak yang meninggalkan sarapan
pagi akan memhubungani kinerja otak dimana sarapan memiliki manfaat
dalam memberi energi untuk otak agar dapat membantu meningkatkan
daya ingat, mengurangi resiko anemia dan konsentrasi saat belajar
(Syahnur, 2012).
Faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak terdiri atas
dua faktor yakni faktor dalam seperti psikologi meliputi bakat, minat,
motivasi, ingatan kebiasaan dan status gizi meliputi pola konsumsi makan
keluarga, persediaan pangan keluarga, sarapan pagi, pendapatan keluarga
dan zat gizi dalam keluarga, faktor luar seperti non sosial yang meliputi
lingkungan, latihan, metode belajar, sarana dan prasarana serta bahasa,
budaya dan sosial yang meliputi guru dan orang tua, (Anam, 2012).
-
4
Anak usia sekolah merupakan periode rentan gizi karena berbagai
sebab dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi
anak sekolah tergantung dari tingkat konsumsi, yaitu kualitas hidangan
yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Sarapan penting bagi setiap
anak untuk mengawali aktivitas sepanjang hari. Sarapan adalah kegiatan
makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 10
(Hardinsyah, 2012).
Menurut Hardinsyah dalam Imam Firmansyah (2015) mengatakan
bahwa sarapan yang sehat harus mencakup 4 hal. Pertama adalah jenisnya,
terutama untuk makanan dan minuman. Kedua, tercukupinya kebutuhan
gizi 15-30% dari kebutuhan harian. Ketiga makanan harus aman dan
terbebas dari berbagai pencemaran dan yang terakhir adalah waktu.
Sarapan dibutuhkan untuk mengisi lambung yang telah kosong selama 8-
10 jam dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan konsentrasi
belajar dan kemampuan fisik (Martianti, 2006 ).
Sarapan bertujuan untuk memenuhi 2 kebutuhan zat gizi di pagi
hari, sebagai bagian dari pemenuhan gizi seimbang dan bermanfaat dalam
mencegah hipoglikemia, menstabilkan kadar glukosa darah, dan mencegah
dehidrasi setelah berpuasa sepanjang malam.
Kebiasaan sarapan menjadi masalah pada masa anak dan remaja.
Beradasarkan hasil survei konsumsi pangan pada Riskesdas (2010), bahwa
masih banyak anak yang tidak terbiasa sarapan sehat. Berdasarkan analisis
dari survei dapat diketahui bahwa dari 35.000 orang anak usia sekolah
-
5
sekitar 26,1% sarapan hanya dengan air minum dan 44,6% memperoleh
asupan energi kurang dari 15% kebutuhan gizi per hari. Pada hasil riset
Nestle Indonesia (2012), 4 dari 10 anak Indonesia mengonsumsi sarapan
tidak bergizi dan menurut Hardinsyah (2015), 7 dari 10 anak Indonesia
kekurangan gizi sarapan. Hal ini terjadi karena pemilihan makanan dan
minuman untuk sarapan tidak memenuhi standart gizi yang baik (Ratna
Juwita, 2015).
Dalam survei yang di lakukan oleh Ratna Juwita (2015), alasan
murid tidak sarapan adalah karena tidak sempat (57,1%), tidak ada yang
menyiapkan (28,6%) dan tidak lapar atau tidak selera makan (14,3%).
Anak yang tidak sarapan akan mengalami kekurangan energy dan motivasi
untuk beraktivitas selain itu kekurangan gizi dan kekurangan zat mikro
dapat memberikan dampak terhadap keadaan fisik, mental, kesehatan dan
menurunkan fungsi kognitif.
Dari hasil observasi jumlah siswa SD Negeri 02 Balerejo
Kabupaten Madiun sebanyak 136 anak.Dimana anak kelas IV berjumlah
21 anak kelas V 19 anak. Wawancara yang dilakukan dengan salah
seorang guru di SD Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun mengatakan
bahwa anak-anak dalam proses belajar banyak tingkah yang di lakukan
yakni jalan-jalan dalam kelas saat proses belajar berlangsung, balik kanan
kiri dan mengganggu teman-teman dalam kelasnya saat belajar disebabkan
karena anak jenuh, gelisah karna rasa lapar dan berisiknya jalan serta
lingkungan sekolah tersebut. Salah seorang siswa anak SD Negeri 02
-
6
Balerejo mengatakan anak tersebut jika dalam proses belajar berlangsung
suka keluar jajan.
Cara mengurangi dampak buruk sebaiknya siswa menyempatkan
waktu untuk melakukan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah dan
orang tua diharpakan dapat menyiapkan sarapan pagi sesuai dengan
komposisi yang memenuhi nutrisi dan gizi seimbang. Karena sarapan pagi
yang baik yaitu sesuai dengan waktu dan komposisinya.
Dari alasan yang telah disebutkan diatas, peneliti ingin mengajukan
judul tentang “Hubungan Sarapan Pagi Terhadap Konsentrasi Belajar
Anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun”.Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam memperkaya pengetahuan
mengenai dunia pendidikan dan dunia kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Apakah Ada Hubungan Sarapan Pagi
Terhadap Konsentrasi Belajar Anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten
Madiun?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan sarapan
pagi terhadap konsentrasi belajar anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten
Madiun.
-
7
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi sarapan pagi pada siswa/siswi SDN 02 Balerejo
Kabupaten Madiun.
2. Mengidentifikasi tingkat konsentrasi siswa SD dalam menerima
pelajar pada siswa/siswi SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
3. Menganalisis hubungan sarapan pagi terhadap tingkat konsentrasi
belajar anak SD di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan agar dapat
digunakan sebagai sumber informasi.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Institusi Pendidikan STIKES BHM Madiun
Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai acuan dan penekanan
materi tentang ilmu keperawatan anak yaitu tentang sarapan pagi
terhadap pemenuhan kebutuhan gizi, nutrisi dan tingkat konsentrasi
belajar anak.
2. Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun ini diharapkan
dapat digunakan sebagai acuan untuk bahan evaluasi dalam
menumbuhkan minat siswa untuk sarapan.
-
8
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber untuk
penelitian selanjutnya, dan mendorong bagi yang berkepentingan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
4. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong orang tua untuk
selalu menjaga asupan gizi melalui sarapan pagi supaya meningkat kan
daya konsentrasi peserta didik.
5. Bagi Responden
Hasil penelitian ini di harapkan dapat mendorong untuk selalu menjaga
asupan gizi melalui sarapan supaya meningkatkan daya konsentrasi.
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sarapan
2.1.1 Pengertian Sarapan
Makan pagi atau sarapan pagi mempunyai peranan penting dalam
memenuhi kebutuhan energi anak sekolah, karena dapat meningkatkan
konsentrasi belajar dan memudahkan menyerap pelajaran di sekolah,
sehingga prestasi belajar menjadi baik. Pada umumnya sarapan
menyumbangkan energi sebesar 25% dari kebutuhan gizi sehari (Azwar,
2012). Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting, karena pada
waktu sekolah anak-anak banyak melakukan aktivitas yang membutuhkan
energi cukup besar. Peranan sarapan penting dalam memenuhi kebutuhan
energi anak sekolah, karena dapat memudahkan mereka menyerap
pelajaran di sekolah. Untuk anak-anak yang masih sekolah, sarapan
merupakan sumber energi untuk kegiatan aktivitas dan belajar di sekolah
(Sartika, 2012).
Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada
awal kegiatan sehari-hari, dalam waktu dua jam setelah bangun tidur,
biasanya tidak lewat dari jam 10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20 -
35% dari total kebutuhan 10energi harian (Giovannini, 2018). Sarapan
pagi akan mengisi cadangan energi selama kegiatan belajar yang
berlangsung sekitar 8 - 10 jam dan akan diisi kembali pada saat makan
-
10
siang (Sartika, 2012). Sarapan pagi hendaknya dilakukan supaya dapat
mendukung konsentrasi belajar dan memberikan kontribusi penting
beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh dalam proses fisiologis (Khomsan
A, 2014). Sarapan pagi diharapkan dapat menjaga penyediaan kalori untuk
dipergunakan 2 jam pertama pagi hari sebelum waktunya makanan kecil
kira-kira pukul 10.00, yang akan meningkatkan lagi kalori yang mungkin
sudah berkurang sesudah digunakan (Moehji S, 2013).
2.1.2 Manfaat Sarapan Pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang.
Makan pagi bagi orang dewasa dapat memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat bekerja dan meningkatkan produktivitas
kerja. Makan pagi bagi anak sekolah dapat meningkatkan konsentrasi dan
prestasi belajar menjadi baik (Depkes, 1995). Menurut Khomsan (2010)
ada 2 manfaat yang diperoleh kalau seseorang melakukan sarapan pagi,
antara lain:
1. Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan
untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan 11 kadar gula darah
yang terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih
baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas.
2. Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan
beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin
dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya
proses fisiologis dalam tubuh.
-
11
Yudi (2008) mengatakan bahwa ada beberapa manfaat makan pagi
antara lain memberi energi untuk otak. Sarapan dapat membantu
meningkatkan daya ingat dan konsentrasi sebelum tiba waktunya makan
siang, sebagai pengganti waktu malam yang tidak terisi oleh makanan.
Setelah tidur selama kurang lebih 8jam, maka zat gula dalam tubuh akan
menurun, hal itu dapat digantikan dengan mengkonsumsi karbohidrat
ketika sarapan.
Hal ini senada dengan pendapat Gomo (2010), bahwa sarapan dapat
meningkatkan stamina kerja, konsentrasi belajar, kenyamanan kerja dan
belajar. Sarapan dapat mencegah konstipasi, hipoglikemia, pusing,
gangguan stamina, kognitif dan kegemukan.
Sarapan pagi bermanfaat untuk konsentrasi belajar, mekanisme
sarapan pagi yaitu selama proses pencernaan, karbohidrat di dalam tubuh
dipecah menjadi molekul-molekul gula sederhana yang lebih kecil, seperti
fruktosa, galaktosa dan glukosa. Glukosa ini merupakan bahan bakar otak
sehingga dapat membantu dalam mempertahankan konsentrasi,
meningkatkan kewaspadaan, dan memberi kekuatan untuk otak (Parreta,
2009).
2.1.3 Akibat Anak yang Tidak Terbiasa Sarapan Pagi
Anak yang tidak sarapan mempunyai risiko terhadap status gizi.
Status gizi yang buruk pada anak akan memberikan dampak anak
menderita gangguan mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri dan prestasi
belajar menjadi rendah karena hambatan terhadap pertumbuhan otak dan
-
12
tingkat kecerdasan (Moehji, 2003). Salah satu penyebab terjadinya status
gizi yang buruk adalah rendahnya asupan zat gizi. Anak yang tidak
sarapan akan cenderung mengkonsumsi makanan jajanan di sekolah yang
kualitas gizinya tidak terjamin. Jajan yang terlalu sering dapat mengurangi
nafsu makan anak di rumah. Selain itu banyak makanan jajanan yang
kurang memenuhi syarat kesehatan sehingga akan mengganggu kesehatan
anak, seperti terserang penyakit saluran pencernaan dan dapat timbul
penyakit-penyakit lainnya yang diakibatkan pencemaran bahan kimiawi
(Rossa, 2014).
Penyakit saluran pencernaan yang sering diderita oleh anak sekolah
dasar salah satunya adalah diare. Hal itu dimungkinkan karena anak-anak
banyak yang membeli makanan jajanan yang sembarangan. Anak usia
sekolah dasar lebih sering jajan berupa es atau kue-kue. Anak usia sekolah
dasar cenderung memiih jenis jajanan yang murah, biasanya makin rendah
harga suatu barang atau jajanan makin rendah pula kualitasnya seperti
digunakannya bahan-bahan makanan yang kurang baik dan biasanya sudah
tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang suka jajan sering
terkena penyakit diare. Penyakit diare masih sering menimbulkan kejadian
luar biasa dengan jumlah penderita yang banyak dalam kurun waktu yang
singkat. Biasanya masalah diare timbul karena kurang kebersihan terhadap
makanan. Saat ini banyak anak yang terkena diare karena pada umumnya
anak-anak tidak menghiraukan kebersihan makanan yang dimakan. Anak
-
13
usia sekolah pada umumnya belum tentu paham akan arti kesehatan bagi
tubuhnya (Saroso, 2009).
Sebagian besar makanan jajanan terbuat dari karbohidrat sehingga
lebih tepat sebagai snack antar waktu makan, bukan sebagai pengganti
makanan utama. Makanan jajanan yang dibeli atau dikonsumsi banyak
mengandung energi dan lemak seperti makanan gorengan dan lain-lain
yang berpeluangmenjadi gemuk atau status gizi lebih, sedangkan jika
makanan jajanan yang dibeli seperti makanan ringan, es, permen maka
anak ini merupakan anak yang rendah gizi terutama kalori sehingga kalau
ini dikonsumsi tiap hari maka gizi anak akan menjadi kurang (Rossa,
2014).
Makanan jajanan diluar seringkali tidak memperhatikan mutu gizi,
kebersihan dan keamanan pangan. Tidak sedikit masalah yang timbul
akibat orang tua kurang peduli terhadap makanan yang dikonsumsi anak di
sekolah. Makanan yang tidak aman dan tidak bergizi menimbulkan
penyakit, seperti diare bahkan kanker dan dapat mengakibatkan tidak
tercapainya angka kecukupan gizi (Alamin, 2014).
2.2 Konsentrasi
2.2.1 Pengertian Konsentrasi
Menurut Slameto (2013) konsentrasi adalah pemusatan pikiran
pada suatu hal dengan cara mengesampingkan hal-hal lain yang tidak
berhubungan. Ketika seseorang sedang berkonsentrasi, objek yang
difokuskan hanya objek yang menjadi target utama konsentrasi, sehingga
-
14
informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah dipilih. Fokus
yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang dalam menyerap
dan memahami informasi yang didapat.
Konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada
suatu hal.(istianah,2018) menjelaskan bahwa konsentrasi adalah
pemusatan fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau objek(Setiyo, 2010 )
didefinisikan sebagai kemampuan memusatkan pemikiran atau
kemampuan mental dalam penyortiran informasi yang tidak diperlukan
dan memusatkan perhatian hanya pada informasi yang dibutuhkan. Sejalan
dengan pendapat tersebut (Istianah, 2008) menyebutkan bahwa konsentrasi
adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan
semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Pengertian tersebut juga dapat
diartikan bahwa dalam melakukan konsentrasi, pikiran hanya ditujukan
pada hal-hal yang dibutuhkan saja dan mengabaikan hal-hal lain yang
tidak dibutuhkan.
Seperti yang sudah dipaparkan di atas tentang konsentrasi, bahwa
yang dimaksud dalam hal ini adalah konsentrasi belajar, maka dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah suatu usaha pemusatan
pikiran atau perhatian terhadap suatu mata pelajaran yang sedang
dipelajari dengan mengesampingkan hal-hal lain yang tidak ada
hubungannya dengan apa yang sedang dipelajari (Nuryana, 2010).
-
15
2.2.2 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Aspek Konsentrasi
Beberapa aspek konsentrasi yang perlu diperhatikan menurut
Purwanto (2010) yaitu terdapat beberapa hal, diantaranya seperti yang
dijelaskan di bawah berikut:
1. Pemusatan Perhatian
Individu dalam melaksanakan suatu aktivitas memerlukan
pemusatan perhatian. Pemusatan perhatian akan semakin besar jika
individu tersebut memiliki minat terhadap suatu aktivitas. Begitu pula
yang terjadi pada siswa. Jika siswa memiliki minat yang besar
terhadap hal yang dipelajari maka materi tersebut akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga siswa akan lebih berkonsentrasi terhadap
materi tersebut.
2. Perencanaan Sistematis
Strategi mengarahkan perhatian dengan suatu perencanaan yang
sistematis dan terorganisir dapat meningkatkan efisiensi konsentrasi.
Perencanaan ini meliputi faktor-faktor pendukung konsentrasi yaitu
fisik, psikis dan lingkungan. Siswa yang memiliki kesehatan fisik dan
psikis yang baik serta kondisi lingkungan yang kondusif akan
mendukung konsentrasi belajar yang baik.
3. Penyaringan Informasi
Penyaringan informasi yang dimaksud pada poin ini adalah
penyaringan antara informasi yang didapat dengan informasi yang
dibutuhkan. Dalam kegiatan belajar siswa perlu menyaring informasi
-
16
yang didapat kemudian hanya mengambil informasi yang dibutuhkan
oleh siswa dan mengabaikan informasi yang tidak dibutuhkan oleh
siswa.
4. Pengolahan Informasi
Setelah individu menyaring suatu informasi yang dibutuhkan maka
informasi tersebut akan mengalami sistem pengolahan informasi yang
lebih kompleks. Pada akhirnya pengolahan informasi ini akan
menghasilkan suatu pengetahuan baru yang dapat dimanfaatkan oleh
individu. Begitu pula saat kegiatan belajar berlangsung. Siswa akan
menyaring informasi yang didapatkan dari sumber belajar kemudian
informasi tersebut diolah sehingga menghasilkan pengetahuan baru
yang dapat mengubah perilaku siswa.
2.2.3 Manfaat Konsentrasi
Konsentrasi memiliki manfaat yang sangat berguna terutama pada
anak sekolah. Menurut Arifin (2014) terdapat lima manfaat konsentrasi,
manfaat tersebut akan dijelaskan dibawah ini:
1. Meningkatkan produktivitas
Mampu bekerja secara konsisten dan menghasilkan kinerja yang lebih
baik.
2. Kemampuan mengontrol pikiran
Lebih dapat mengontrol sesuatu dan hanya fokus pada satu pikiran yang
sedang dijalani dan tidak memikirkan hal lain.
-
17
3. Meningkatkan percaya diri
Mampu dan kompeten dalam melakukan sesuatu.
4. Meningkatkan daya ingat
Menguatkan daya ingat seseorang.
5. Meningkatkan fokus
Menguatkan dan mempertajam fokus yang terdapat pada pikiran
seseorang.
2.2.4 Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar
Terdapat cara-cara meningkatlan konsentrasi dalam belajar. Menurut
Purwanto (2010), beberapa cara untuk meningkatkan konsentrasi belajar
yaitu diantaranya sebagai berikut:
1. Memberikan kerangka waktu yang jelas, karena konsentrasi
membutuhkan waktu yang baik sehingga konsentrasi mudah didapat.
2. Mencegah siswa agar tidak terlalu cepat berganti dari satu tugas ke
tugas lain, karena jika satu tugas belum selesai akan mengganggu
konsentrasi dan membuat tugas tersebut tidak selesai.
3. Mengurangi jumlah gangguan dalam ruangan kelas, karena terlalu
banyak gangguan akan membuat konsentrasi belajar menurun.
4. Merencanakan tugas yang lebih sedikit dari pada memberikan satu sesi
yang banyak, karena jika langsung banyak tugas akan susah untuk
diselesaikan dan akan kacau.
5. Menetapkan tujuan dengan menawarkan hadiah untuk memotivasi
siswa siswi agar terus bekerja.
-
18
2.2.5 Faktor Pendukung Konsentrasi Belajar
keberhasilan seorang siswa dalam belajar dipengaruhi oleh berbagai
faktor-faktor pendukung. Menurut Hakim (2013) faktor pendukung
tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal, berikut akan
dijelaskan secara rinci:
1. Faktor Internal Pendukung Konsentrasi Belajar
Faktor internal merupakan faktor pertama dan utama yang sangat
menentukan apakah seseorang dapat melakukan konsentrasi secara
efektif atau tidak. Secara garis besar, faktor-faktor ini meliputi faktor
jasmaniah dan faktor rohaniah:
a. Faktor Jasmaniah
Hal ini dapat dilihat dari kondisi jasmani seseorang yang meliputi
kesehatan badan secara menyeluruh, artinya :
1) Kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau
bebas dari penyakit yang serius.
2) Kondisi badan di atas normal atau fit akan lebih menunjang
konsentrasi.
3) Cukup tidur dan istirahat kurang lebih 8 jam dalam sehari.
4) Cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi
memenuhi standar gizi seperti gizi seimbang untuk hidup
sehat terutama makan pada pagi hari.
5) Seluruh panca indera berfungsi dengan baik.
-
19
6) Tidak mengalami gangguan fungsi otak karena penyakit
tertentu, seperti sering kejang, ayan dan hiperaktif.
7) Tidak mengalami gangguan saraf.
8) Tidak dihinggapi rasa nyeri karena penyakit tertentu, seperti
mag dan sakit kepala.
9) Detak jantung normal. Pada detak jantung yang normal dapat
mempengaruhi ketenangan dan sangat mempengaruhi
konsentrasi efektif.
10) Irama napas berjalan baik. Sama halnya dengan jantung, irama
napas juga sangat mempengaruhi ketenangan.
b. Faktor Rohaniah
Ketika seseorang dapat melakukan konsentrasi yang efektif,
kondisi rohani seseorang setidak-tidaknya harus memenuhi hal-
hal berikut:
1) Kondisi kehidupan sehari-hari cukup tenang.
2) Memiliki sifat baik, terutama sifat sabar dan konsisten.
3) Taat beribadah sebagai penunjang ketenangan dan daya
pengendalian diri.
4) Tidak dihinggapi berbagai jenis masalah yang terlalu berat.
5) Tidak emosional.
6) Tidak sedang dihinggapi stres berat.
7) Memiliki rasa percaya diri yang cukup.
8) Tidak mudah putus asa.
-
20
9) Memiliki kemauan keras yang tidak mudah padam.
10) Bebas dari berbagai gangguan mental, seperti rasa takut, was-
was dan gelisah.
Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa faktor jasmani dan rohani
merupakan faktor internal yang sangat dibutuhkan dalam mendukung
konsentrasi belajar efektif. Keduanya harus ada secara seimbang dan
apabila salah satu faktor tidak terpenuhi maka kemungkinan tidak akan
terjadi konsentrasi belajar yang efektif.
2. Faktor Eksternal Pendukung Konsentrasi Belajar
Faktor eksternal adalah segala hal yang berada di luar diri seseorang
atau lebih tepatnya segala hal yang berada di sekitar lingkungan. Hal-hal
tersebut juga menjadi pendukung terjadinya konsentrasi yang efektif.
Beberapa faktor eksternal yang mendukung konsentrasi efektif yaitu
lingkungan, udara, penerangan, orang-orang sekitar lingkungan, suhu,
fasilitas. Lingkungan sekitar harus cukup tenang, bebas dari suara-suara
yang terlalu keras yang mengganggu pendengaran dan ketenangan.
Sebagai contoh, suara bising dari pekerja bangunan, suara mesin
kendaraan bermotor, suara keramaian orang banyak, suara pesawat radio
dan televisi yang terlalu keras. Selain itu udara sekitar harus cukup
nyaman, bebas dari polusi dan bau-bauan yang mengganggurasa nyaman.
Sebagai contoh, bau bangkai dan kotoran binatang, bau sampah, bau WC
atau keringat (Setiani, 2014).
-
21
Di samping itu penerangan di sekitar lingkungan juga harus cukup,
tidak lebih dan tidak kurang sehingga tidak menimbulkan kesukaran
bagi pandangan mata. Kemudian hal lain yang menunjang yaitu orang-
orang yang ada di sekitar lingkungan juga harus terdiri dari orang-
orang yang dapat menunjang suasana tenang, apalagi jika lingkungan
tersebut merupakan lingkungan belajar. Lingkungan belajar akan lebih
nyaman jika suhu di sekitar lingkungan tidak terlalu ekstrim karena
suhu harus menunjang kenyamanan dalam melakukan kegiatan yang
memerlukan konsentrasi (Setiani, 2014).
Untuk itu perlu diperhatikan sirkulasi udara, pendingin ruangan
atau setidaknya kipas angin. Selain itu juga harus tersedia fasilitas
yang cukup menunjang kegiatan belajar, seperti ruangan yang bersih,
kursi, meja dan perlatan untuk keperluan belajar (Setiani, 2014).
2.2.6 Faktor Penghambat Konsentrasi Belajar
Faktor penghambat terjadinya konsentrasi belajar. Faktor penghambat
tersebut menjadi penyebab terjadinya gangguan konsentrasi belajar. Ada
dua faktor penyebab gangguan konsentrasi menurutHakim (2013) yaitu,
“faktor internal dan eksternal” adapun penjelasan lebih lanjut sebagai
berikut:
1. Faktor Internal
Faktor-faktor internal merupakan faktor penyebab gangguan
konsentrasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor internal
terbagi ke dalam dua garis besar yaitu faktor jasmaniah, yang
-
22
bersumber dari kondisi jasmani seseorang yang tidak berada di dalam
kondisi normal atau mengalami gangguan kesehatan, misalnya
mengantuk, lapar, haus, gangguan panca indra, gangguan pencernaan,
gangguan jantung, gangguan pernapasan dan sejenisnya. Dan faktor
rohaniah, berasal dari mental seseorang yang dapat menimbulkan
gangguan konsentrasi seseorang, misalnya tidak tenang, mudah gugup,
emosional, tidak sabar, mudah cemas, stres, depresi dan sejenisnya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor penyebab gangguan yang
berasal dari luar diri seseorang, yaitu lingkungan di sekitar orang
tersebut berada. Gangguan yang sering dialami adalah adanya rasa tidak
nyaman dalam melakukan berbagai kegiatan yang memerlukan
konsentrasi penuh, misalnya ruang belajar yang sempit, kotor, udara
yang berpolusi dan suhu udara yang panas. Butuh usaha keras untuk
meminimalkan gangguan-gangguan tersebut. Akan tetapi, yang lebih
penting lagi adalah mengusahakan agar siswa tetap memiliki
konsentrasi belajar yang kuat sehingga tetap mampu melakukan
kegiatan dengan baik, walaupun faktor gangguan tersebut tetap ada
2.2.7 Pentingnya Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar
Penelitian Sunarti (2006) menunjukkan bahwa konsentrasi
dipengaruhi oleh asupan energi makan pagi dan energi snack pagi, protein
makan pagi dan protein snack pagi dan skor konsentrasi pagi. Kondisi
tersebut berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumber energi.
-
23
Dalam keadaan normal, sistem saraf pusat hanya dapat menggunakan
glukosa sebagai sumber energi. Dalam proses absorbsi, glukosa diabsorbsi
secara aktif menggunakan alat angkut protein dan energi sehingga jika
kecukupan protein kurang maka proses pengangkutan glukosa sebagai
nutrisi otak akan terganggu yang menyebabkan otak mengalami
kekurangan glukosa yang akan memengaruhi daya konsentrasi.
2.3 Konsep Dasar Siswa Sekolah Dasar
2.3.1 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Karakteristik siswa menurut Sardiman (2007) ialah seluruh perilaku
dan kemampuan pada diri siswa sebagai hasil pembawaan dan lingkungan
sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-cita.
Siswa kelas IV dan V SD umumnya ialah sosok anak yang memasuki
masa kanak-kanak akhir dengan usia 10 tahun. Pada masa ini, anak
memiliki tugas tugas perkembangan yang harus dikuasai serta
diselesaikan. Menurut Syamsu Yusuf (2013), tugas perkembangan pada
masa kanak-kanak akhir antara lain:
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk bermain
2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai
makhluk biologis,
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya,
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin,
5. Belajar keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan
menghitung,
-
24
6. Mengembangkan kata hati,
7. Belajar memperoleh kebebasan individu, dan
8. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial.
Penyelesaian tugas perkembangan anak pada tahap ini banyak
dipengaruhi oleh guru di sekolah (Rita Ekka Izzaty, 2008).Pada masa ini
anak dapat menerima bahan yang diajarkan oleh guru di sekolah.Anak
juga telah siap untuk menjelajahi lingkungan di sekitarnya. Seorang anak
yang memasuki masa kanak-kanak akhir tidak lagi puas dengan hanya
berperan sebagai penonton, akan tetapi berusaha agar dapat menjadi
bagian dari lingkungan.
Syaiful Bahri Djamarah (2008) menyebutkan sifat khas anak pada
masa kelas tinggi sekolah dasar antara lain:
1. Adanya keinginan akan kehidupan praktis sehari-hari yang nyata. Hal
ini menyebabkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan pekerjaan yang praktis.
2. Realistik, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan selalu ingin
belajar
3. Munculnya minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus pada
akhir masa ini, gemar untuk membentuk sebuah kelompok sebaya.
4. Anak hingga usia 11 tahun membutuhkan guru atau orang yang lebih
dewasa yang berperan sebagai pembimbing.
-
25
Siswa kelas IV memasuki masa kanak-kanak akhir. Masa ini
merupakan tahap untuk menemukan eksistensi diri secara utuh bagi setiap
anak (Sardiman, 2007). Oleh sebab itu, anak memerlukan sosok yang telah
dewasa untuk membina dan mengarahkan proses penemuan diri agar
mencapai hasil seperti yang diharapkan. Pada proses ini, sosok seorang
guru termasuk di dalamnya guru kelas IV harus mampu untuk
mengorganisasi setiap kegiatan belajar mengajar sertamenghargai siswa
sebagai subjek yang memiliki bekal dan kemampuan. Tujuan belajar pun
harus diarahkan sesuai dengan karakteristik atau kondisi siswa.Interaksi
antara guru dan siswa dapat diwujudkan melalui pemberian motivasi
kepada siswa agar siswa merasa memiliki semangat dan kemampuan yang
dapat meningkatkan harga dirinya. Dengan demikian, siswa dapat lebih
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran serta mampu memaknai hasil
belajar.
Karakteristik siswa sekolah dasar yang pada dasarnya memiliki
dorongan, kemauan dan aspirasi untuk berbuat sesuatu. Dimyati dan
Mudjiono (2002) mengungkapkan bahwa dalam setiap proses belajar,
siswa selalu menampakkan keaktifan baik secara fisik, intelektual maupun
emosional. Keaktifan siswa dapat dilihat dari kegiatan fisik yang mudah
diamati dan kegiatan psikis yang tidak dapat diamati dengan indera. Dalam
kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif memproses dan
mengolah informasi yang diperoleh sebagai hasil belajar. Sejalan dengan
hal tersebut, guru hendaknya mampu untuk mendesain pembelajaran yang
-
26
dapat memberikan peluang bagi siswa agar dapat belajar secara aktif baik
dalam mencari, memperoleh, dan mengolah apa yang sedang dipelajari
oleh siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh
guru untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran ialah strategi
active learning.
-
27
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo, 2010)
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
: Pengaruh
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Sarapan Pagi Terhadap
Konsentrasi Belajar Anak SD di SDN 02 Balerejo
Kabupaten Madiun
Faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar menurut Hakim
(2013):
b. Faktor lingkungan sekolah
c. Faktor lingungan
masyarakat
KONSENTRASI
BELAJAR ANAK
a. Faktor jasmani
Istirahat
Kondisi badan
Sarapan Pagi Makanan
-
28
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar
sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum individu yang dilalui dengan
proses belajar. Dalam menciptakan kondisi belajar yang optimal hingga
individu belajar dengan baik dan menyebabkan konsentrasi belajar yang
baik dipengaruhi oleh beberapa faktoryang meliputi kesehatan badan secara
menyeluruh, artinya a) Kondisi badan yang normal menurut standar
kesehatan atau bebas dari penyakit yang serius.b) Kondisi badan di atas
normal atau fit akan lebih menunjang konsentrasi. c) Cukup tidur dan
istirahat kurang lebih 8 jam dalam sehari. d) Cukup makan dan minum serta
makanan yang dikonsumsi memenuhi standar gizi seperti gizi seimbang
untuk hidup sehat terutama makan pada pagi hari. e) Seluruh panca indera
berfungsi dengan baik. f) Tidak mengalami gangguan fungsi otak karena
penyakit tertentu, seperti sering kejang, ayan dan hiperaktif.
3.2 Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak Sekolah
Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
-
29
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah korelasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan
cross sectional. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya
hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti
yaitu pengaruh sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak Sekolah
Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V
sejumlah 40 orang di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2018/2019.
4.2.2 Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas IV
yang berjumlah 19 siswa dan kelas V yang berjumlah 17 siswa di Sekolah
-
30
Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun. Cara menentukan besar
sampel peneliti menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
(Nursalam,2016) :
Keterangan untuk prediksi :
n = Besar Sampel
N = besar populasi
d = tingkat signifikansi ( d=0,05)
dalam penelitian ini jumlah populasinya sebanyak 40 orang, maka :
4.3 Teknik Sampel
Teknik Sampling pada penelitian ini adalah menggunakan simple
random sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan
probabilitas yang paling sederhana. Dengan pemilihan sampel ini bahwa
-
31
setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk terpilih atau
tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara menulis nama pada kertas, dibentuk lot, ditaruh di dalam
wadah kemudian di kocok dan dijatuhkan. Maka secara acak diambil
sejumlah 36 sampel dari 40 populasi yang tersedia. Peneliti kemudian
mendatangi calon responden pada saat di sekolah dan memperkenalkan
diri lalu memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan dan
manfaat penelitian. Apabila ada responden yang tidak bersedia maka akan
diambil undian lagi. Calon responden yang bersedia kemudian diberi
lembar Informed Consent untuk tanda tangan pernyataan sebagai bukti
ketersediaan untuk menjadi responden.
1. Kriteria Inklusi :
a. Siswa kelas IV dan V di SDN 2 Balerejo Kabupaten Madiun.
b. Siswa kelas IV dan V yang bersedia menjadi responden
penelitian.
2. Kriteria Ekslusi :
a. Siswa kelas IV dan V yang tidak masuk pada saat penelitian.
b. Siswa yang sedang sakit tidak ikut penelitian (flu, demam)
-
32
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Tabel 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar
Anak Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.
Populasi
Semua peserta didik kelas IV dan V yang berjumlah 40 siswa di Sekolah Dasar
Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun
Sampel
Sebagian peserta didik kelas IV dan V di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo
Kabupaten Madiun yang berjumlah 36 siswa
Tehnik Sampling
Simple Random Sampling
Desain Penelitian
Korelasional dengan pendekatan cross sectional
Pengumpulan data
Lembar observasi dan wawancara
Variabel bebas
Sarapan pagi
Variabel terikat
Konsentrasi belajar
Pengolahan data
Editing, Coding, Skoring, Data Entry, Tabulating
Analisis data
Uji Chi-Square
Hasil dan kesimpulan
-
33
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
1. VariabelIndependen
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah Sarapan
Pagi.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah
Konsentrasi Belajar.
-
34
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri
2Balerejo Kabupaten Madiun
Variabel
penelitian Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Hasil Ukur
Variabel
dependen:
konsentrasi
belajar anak
sekolah dasar
konsentrasi belajar adalah
pemusatan pikiran siswa
pada suatu pelajaran
dengan cara
mengesampingkan hal-hal
lain yang tidak
berhubungan
1. Pemusatan Perhatian siswa terhadap
pelajaran
2. Perencanaan sistematis (kondisi
fisik, psikis,
lingkungan dll.)
3. Penyaringan informasi yang dibutuhkan oleh
siswa
4. Pengolahan informasi siswa ya ng akan
menghasilkan suatu
pengetahuan baru
Lembar
observasi Nominal
1 : YA (jika jawaban siswa
“YA”
0 : Tidak (jika jawaban
siswa “Tidak”)
Skor
Baik = x ≥ 6,6
Kurang = x < 6,6
Variabel
inpenden:
sarapan pagi
Sarapan pagi sebelum
berangkat sekolah Sarapan pagi Wawancara Nominal
Skor
Ya : 1
Tidak : 2
-
35
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini
menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi dan
wawancara. Pada jenis pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data secara
formal kepada subjek untuk menjawab pertanyaan secara lisan (Nursalam,
2016).
1. Variabel dependen : Konsentrasi belajar diukur dengan lembar
observasi yang digunakan untuk mengetahui bagaimana konsentrasi
belajar siswa dengan jumlah soal 15 meliputi kategori baik dan kurang.
2. Variabel independen : Sarapan pagi diukur dengan menggunakan
wawancara.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.7.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo
Kabupaten Madiun.
4.7.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember
2018- Agustus 2019.
-
36
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2016).
1. Menyampaikan persetujuan judul penelitian sebagai pengantar surat
permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar
Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
2. Menyampaikan surat pengantar kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri 2
Balerejo Kabupaten Madiun untuk melakukan survei pendahuluan.
3. Menyampaikan surat permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada
Kepala BAKESBANGPOL Kabupaten Madiun untuk melakukan
penelitian di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.
4. Menyampaikan surat permohonan ijin melaksanaan penelitian kepada
Kepala Sekolah Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
5. Setelah proposal disetujui oleh pembimbing, peneliti mengurus surat
permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada Kepala
KESBANGPOLINMAS Kabupaten Madiun untuk melakukan penelitian
di Sekolah Dasar Negeri 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
6. Setelah mendapatkan izin, peneliti menemui calon responden secara
langsung dengan cara mengumpulkan responden, untuk mengadakan
pendekatan serta memberikan penjelasan kepada calon responden
mengenai penelitian yang akan dilakukan.
-
37
7. Apabila calon responden bersedia menjadi responden, maka dipersilahkan
untuk menandatangani informed concent dan apabila calon responden
tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tetap menghormati
keputusan tersebut.
8. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden yang telah bersedia
menjadi responden dan menandatangani informed concent, kemudian
responden mengisi tes.
9. Setelah tes diisi oleh responden maka tes tersebut dikumpulkan kembali
kepada peneliti pada saat itu juga.
10. Setelah tes terkumpul, peneliti memerikasa kelengkapan data dan jawaban
dari tes yang diisi oleh responden.
11. Dan untuk konsentrasi belajar untuk mendapatkan data peneliti mengambil
dari kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madiun.
4.9 Analisa Data
4.9.1 Tehnik Pengolahan Data
Setelah data dikelompokan lalu data diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau kuesioner (Notoatmodjo, 2012).
a. Apakah semua jawaban sudah terisi lengkap
-
38
b. Apakah jawaban atau tulisan dari masing-masing pertanyaan cukup
jelas dan terbaca
c. Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaan
d. Apakah jawaban-jawaban dari pertanyaan konsisten dengan jawaban
pertanyaan yang lain.
2. Coding
Setelah data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng”kode”an
atau “coding”, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012).
a. Kategori usia
Kode “1” ( 9-10 tahun)
Kode “2” (10-11 tahun)
b. Pekerjaan orang tua
Kode “1” ( tani )
Kode “2” ( wiraswasta)
Kode “3” ( PNS )
Kode “4” ( lain-lainnya)
c. Jenis kelamin
Kode “1” (Perempuan)
Kode “2” (Laki-laki)
d. Intensitas sarapan pagi
Kode “1” ( tidak pernah)
Kode “2” ( kadang-kadang)
-
39
Kode “3” (Sering)
Kode “4” (selalu)
e. Jenis Makanan
Kode “1” ( Nasi, Lauk, Sayur)
Kode “2” ( Nasi. Lauk)
Kode “3” (Nasi, Lauk, Sayur, Susu)
Kode “4” (Nasi, Lauk, Susu)
Kode “5” (Roti, Susu)
Kode “6” (Susu)
3. Scoring
Scoring yaitu penilaian data dengan memberikan skor pada pertanyaan
yang berkaitan dengan tindakan responden. Hal ini dimaksudkan untuk
memberikan bobot pada masing-masing jawaban, sehingga mempermudah
perhitungan (Nazir, 2011).
a. Skor Tes Sarapan Pagi :
Ya = 1
Tidak = 2
b. Skor kategori untuk tes konsentrasi belajar :
X max = 1
X min = 0
Mean =
-
40
L max = 10 x 1 = 10
L min = 10 x 0 = 0
Standart Deviasi (SD) =
Baik =
x
Kurang =
Jadi, kategori kuesioner konsentrasi belajar adalah sebagai berikut :
Baik = x ≥ 6,6 koding= 1
Kurang = x < 6,6 koding= 2
4. Data Entry
Data yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
progam atau “software” computer. Dalam proses ini dituntut ketelitian
-
41
dari orang yang melakukan “data entry” ini. Apabila tidak maka terjadi
bias, meskipun hanya memasukkan data.
5. Tabulating
Tabulatingadalah kegiatan memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan
mengatur angka-angka, sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam
berbagai kategori (Nazir, 2011).
4.10 Tehnik Analisa Data
Tahap analisa data merupakan bagian penting untuk mencapai tujuan
penelitian, dimana tujuan pokok penelitian yaitu dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap suatu fenomena. Data
mentah yang didapat tidak dapat menggambarkan informasi yang
diinginkan untuk menjawab masalah penelitian tersebut (Nursalam, 2015).
1. Analisa Univariat
Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmojo,
2012). Analisa univariat atau variabel yang dianalisis dalam penelitian
ini adalah
a. Data umum : Dengan menganalisis umur dan jenis kelamin.
b. Data khusus : Konsentrasi belajar dan Sarapan pagi
Semua data tersebut berbentuk katagori oleh karena itu akan
dianalisis dan dituangkan dengan tabel distribusi frekuensi .
-
42
2. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh
sarapan pagi dengan konsentrasi belajar pada siswa kelas IV SD.
Pengelolaan analisa bivariat ini menggunakan software SPSS 16.0.
Uji statistic yang digunakan adalah Chi-Square dengan α = 0,05. Data
atau variabel berisi skala nominal dan nominal. Uji Chi-Square
merupakan salah satu uji statistik non parametrik (distribusi dimana
besaran-besaran populasi tidak diketahui) yang cukup sering
digunakan dalam penelitian yang menggunakan dalam 2 variabel,
dimana skala data 2 variabel adalah nominal atau menguji perbedaan
dua atau lebih proporsi sampel. Uji Chi-Square diterapkan pada kasus
dimana akan diuji apakah frekuensi yang diamati (data observasi)
untuk membuktikan atau ada perbedaan secara nyata atau tidak dengan
frekuensi yang diharapkan (Arikunto, 2010). Adapun syarat –syarat
dimana chi square dapan digunakan yaitu :
a. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga
actual count (f0) sebesar 0 ( nol )
b. Apabila bentuk tabel lebih dari 2x2, misak 2 x 3, maka jumlah
cell dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5tidak boleh lebih
dari 20%
c. Apabila bentuk tabel kontingesi 2 x 2, maka tidak boleh ada 1 cell
saja yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected
count (Fh) kurang dari 5.
-
43
Uji Chi-square mencari hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)
dengan Variabel terikat (Y) dan data berbentuk nominal dan nominal.
Untuk mengetahui terdapat pengaruh atau tidak dapat dilihat dari nilai
signifikan (Sujarweni, 2015).
a. Jika Sig > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak, tidak ada
hubungan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa SD
kelas IV dan V di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
b. Jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha di terima, ada hubungan
antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar siswa SD kelas IV
dan V di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun.
c. Uji alternatif bisa menggunakan uji statistik fisher exaet
4.11 Etika Penelitian
1. Informed Concent (Lembar persetujuan responden)
Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed Concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden.
Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
serta manfaat penelitian. Jika subjek bersedia maka harus
menandatangani lembar persetujuan (Hidayat, 2011).
-
44
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah lainnya, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan
pada hasil riset (Hidayat, 2011).
3. Anonimity (Tanpa nama)
Dalam penggunaan subjek penelitian dilakukan dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar
kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
-
45
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang
hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak Sekolah Dasar Negeri 2
Balerejo Madiun. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2019 di
SDN 02 Balerejo Madiun.
5.1 Gambaran Umum
Lokasi penelitian ini di Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten
Madiun. Di sekolah SDN 2 Balerejo memiliki ruang kelas I, II, III, IV, V dan
VI. Banyaknya murid Kelas I ada 25 siswa, Kelas II ada 21 siswa, Kelas III
ada 19, Kelas IV ada 21, Kelas V ada 19 siswa dan kelas VI ada 22 Siswa .
Sehingga total keseluruhan siswa siswi SDN 2 Balerejo ada 127.
Secara umum keadaan lingkungan SDN 2 Balerejo terlihat tertata rapi,
bersih dan sejuk, di samping SD ini dibatasi dengan jalan raya. Jarak antara
SDN 2 Balerejo ke tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit atau
klinik berjarak kurang lebih 2 KM. Ada beberapa ruangan yang terdapat di
SDN 2 Balerejo seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, aula,
ruang tata usaha, masjid, kantin, lapangan, dan ada toilet berjumlah 3 terdiri
dari 1 toilet laki-laki, 1 toilet perempuan, 1 toilet untuk guru dan masing-
masing toilet berjumlah 4. Keadaan toilet sangat bersih, cukup nyaman, air
bersih dan tersedia tempat sampah di toilet.Ada ruang UKS (Unit Kesehatan
Sekolah) digunakan untuk siswa siswi yang merasa sakit, untuk keadaan
umum UKS nyaman, dilengkapi dengan tempat tidur dan obat-obatan
-
46
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Peserta Didik
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak sekolah di
SDN 02 Belerejo Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Peserta
Didik
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1 Perempuan 16 56%
2 Laki-Laki 20 44%
Total 36 100%
Sumber : data primer, di SDN 02 Belerejo Kabupatenn Madiun
Berdasarkan tabel 5.1 karakteristik jenis kelamin peseta didik
sebagian besar adalah laki-laki dengan jumlah sebanyak 20 anak ( 56%).
2. Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Peserta Didik
Karakteristik responden berdasarkan usia anak sekolah di SDN 02
Balerejo Kabupaten Madiun adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia Peserta Didik No Usia Frekuensi Presentase
1 9-10 19 52 %
2 10-11 17 48 %
Total 36 100 %
Sumber : data primer, di SDN 02 Belerejo Kabupatenn Madiun
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
usia responden adalah 9-10 tahun yang berjumlah 19 anak (52 %).
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua di SDN
02 Balerejo Madiun
-
47
Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua No Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 Petani 19 52 %
2 Wiraswasta 10 28 %
3 PNS 3 8 %
4 Lain-lain 4 12 %
Total 36 100 %
Sumber : data primer, di SDN 02 Belerejo Kabupatenn Madiun
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar pekerjaan orang tua yaitu petani sebanyak 19 orang (52 %).
Sedangkan sebagian kecil adalah PNS sebanyak 3 orang (8 %).
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Sarapan Pagi.
Karakteristik responden berdasarkan intensitas sarapan pagi pada
peserta didik di SDN 2 Balerejo Madiun.
Tabel 5.4 karakteristik responden berdasarkan intensitas sarapan pagi No Intensitas Sarapan Frekuensi Presentase
1 Tidak Pernah 6 16 %
2 Kadang 14 39 %
3 Sering 11 31%
4 Selalu 5 14 %
Total 36 100 %
Sumber : data primer, di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar peserta didik jarang sarapan pagi sebanyak 14 anak (39%).
Sedangakan sebagian kecil peserta didik selalu sarapan pagi sebanyak 5
anak (14%).
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Makanan
Karakteristik responden berdasarkan jenis makanan pada peserta
didik di SDN 2 Balerejo Madiun.
-
48
Tabel 5.5 Karakteristik responden berdasarkan jenis makanan No Menu Sarapan Frekuensi Presentase
1 Nasi,lauk dan sayur 6 16 %
2 Nasi dan lauk 15 42 %
3 Nasi,lauk,sayur dan susu 7 20%
4 Nasi,lauk dan susu 2 5%
5 Roti dan susu 4 12%
6 Susu 2 5 %
Total 36 100 %
Sumber : data primer, di SDN 02 Balerejo Kabupaten Madiun
Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar peserta didik jenis makanan yang dikonsumsi adalah nasi dan lauk
sebanyak 15 anak (42%).
5.2.2 Data Khusus
Hasil analisa data responden yang diberikan wawancara dan
observasi pada peserta didik tentang hasil konsentrasi belajar pada
sarapan pagi di SDN 2 Balerejo Madiun dibawah ini :
1. Distribusi Frekuensi Sarapan Pagi Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
02 Balerejo Kabupaten Madiun
Tabel 5.6 Sarapan Pagi pada siswa di sekolah dasar negeri 2 balerejo
madiun No Sarapan pagi Frekuensi Presentase
1 Ya 16 47,2 %
2 Tidak 20 52,8%
Total 36 100 %
Sumber : data primer, wawancara responden di SDN 2 Balerejo Madiun
Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukan bahwa sebagian besar
siswa yang tidak melakukan sarapan sebanyak 20 orang (52,8%).
2. Distribusi Frekuensi Konsentrasi Belajar Pada Siswa di Sekolah Dasar
Negeri 02 Balerejo Madiun
-
49
Tabel 5.7 konsentrasi belajar pada siswa disekolah dasar negeri 2
balerejo
No Konsentrasi
Belajar Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Baik 12 33,3
2 Kurang 24 66,7
Total 36 100
Sumber : data primer, observasi responden di SDN 2 Balerejo Madiun
Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukan bahwa sebagian besar
konsentrasi belajar siswa adalah rendah yaitu sebanyak 24 orang (66,7%).
3. Hubungan Sarapan Pagi Dan Konsentrasi Belajar Pada Siswa Sekolah
Dasar Negeri 02 Balerejo Madiun
Tabel 5.8 Tabulasi silang antara sarapan dan konsentrasi belajar pada
siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 balerejo
Sarapan
Pagi
Konsentrasi belajar Jumlah %
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah %
Ya 9 56,2% 7 43,8% 16 100%
Tidak 3 15% 17 85% 20 100%
Jumlah 12 24 36 100%
PR 3,75
P- value 0,024
Sumber : data primer, wawancara dan observasi responden di SDN 2 Balerejo
Madiun
Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukan bahwa siswa yang rutin
sarapan dan berkontrasi belajar yang baik sebanyak 9 siswa (56,2%) dan
yang berkonsentrasi kurang sebanyak 7 siswa (43,8%), berdasarkan tabel
di atas menunjukan bahwa masih ada siswa yang rutin sarapan pagi dan
berkonsentrasi kurang sedangkan siswa yang tidak sarapan dan
berkonsentrasi baik sebanyak 3 siswa (15%) dan yang berkonsentrasi
kurang sebanyak 17 siswa (85%).
Pengolahan data untuk mengetahui hubungan sarapan pagi dengan
konsentrasi belajar adalah menggunakan Uji Chi Square. Uji ini
-
50
digunakan untuk membuktikan hipotesis yaitu ada tidaknya hubungan
sarapan pagi dengan konsentrasi belajar anak di SDN 02 Balerejo
Kabupaten Madiun. Berdasarkan hasil uji Chi Square dengan nilai
continuity correction didapatkan nilai p 0,024 < =0,05 maka dapat
dikatakan ada hubungan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar
anak di SDN 02 Balerejo Madiun, Semakin sering anak tidak melakukan
sarapan pagi resiko penurunan konsentrasi juga akan semakin tinggi.
Sesuai hasil tabel diatas, hasil nilai Prevalensi Rasio sebesar 3,75 maka
dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang tidak sarapan pagi memiliki
resiko 3,75 kali lipat berkonsentrasi kurangdi bandingkan dengan peserta
didik yang melakukan sarapan pagi.
Tingkat ke eratan hubungan antara sarapan pagi dengan tingkat
konsentrasi peserta didik SDN 2 Balerejo Madiun.
Tabel 5.9 tingkat ke eratan antara sarapan pagi dan tingkat
konsentrasi
sarapan konsentrasi
Sarapan Pearson Correlation 1 .435**
Sig. (2-tailed) .008
N 36 36
konsentrasi Pearson Correlation .435**
1
Sig. (2-tailed) .008
N 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasaarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara sarapan pagi dengan konsentrasi belajar.
-
51
5.3 Pembahasan
5.3.1 Sarapan Pagi Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo Kabupaten
Madiun
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa siswa-siswi SDN 02
Balerejo Kabupaten Madiun kelas 4 dan 5 mempunyai kebiasaan tidak
sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah yakni 52,8% dikarenakan
orang tua siswa yang mayoritas bekerja sebagai petani yang harus
berangkat ke sawah pagi hari. Di SDN 02 balerejo mayoritas siswa
kadang-kadang makan pagi(39%), dengan karakteristik nasi dan
lauk(42%) ada sebagian siswa yang tidak sarapan tetapi membawa bekal.
Ada pula anak yang sekedar sarapan hanya dengan segelas air putih, teh,
susu, atau kue-kue (snack) maka bias di katakana kebutuhan gizinya
kurang.
Sarapan pagi sangat penting dan bermanfaat bagi anak usia
sekolah. Dimana jarak antara waktu makan berkisar 8 jam, sehingga pada
pagi hari perut kosong. Hardinsyah & Aries (2012) menegaskan bahwa
individu yang seringkali tidak sarapan cenderung menunjukkan fisik yang
lemas, kurang fit, terkadang terlihat mengantuk bahkan dapat juga
mengalami pusing. Sarapan penting dilakukan setiap hari untuk
mengembalikan kadar gula dalam darah. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh (Frankling dalam Suwardhani, 2013) tentang asupan makanan bahwa
kandungan glukosa berperan dalam meningkatkan kinerja otak. Ketidak
cukupan glukosa di otak member efek terhadap daya piker dan daya ingat.
-
52
Kadar glukosa yang terus-menerus mengalami penurunan karena tidak
diimbangi sarapan akan berdampak negatif bagi tubuh, yakni gizi setelah
bangun pagi.
Penelitian terdahulu yang telah di lakukuan oleh saragi(2014)
dengan judul hubungan sarapan pagi dengan aspek biologis anak usia
sekolah di SDN 26 Pekanbaru, hasil penelitian ini menunjukan bahwa
54,7% responden dengan kebiasaan sarapan pagi baik.
Penelitian yang telah di lakukan oleh Verdina dan Muniroh (2017)
dengan judul kebiasaan sarapan berhubungan dengan konsentrasi belajar
pada siswa SDN sukoharjo 1 Malang di dapatkan hasil bahwa 37,2%
responden memiliki kebiasaan sarapan pagi dan 62,8% responden tidak
memiliki kebiasaan sarapan pagi.
Penelitian sebelumnya yg di lakukan oleh Rahma (2016) dengan
judul hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan prestasi belajar
siswa SDN Sawahan 1 Surabaya di dapatkan hasil bahwa 56,7%
responden tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi.
Menurut asumsi peneliti, sebagian dari SD Negeri 2 Balerejo
Kabupaten Madiun tidak memiliki kebiasaan sarapan pagi sebelum
berangkat ke sekolah, dimana responden menyatakan bahwa tidak selalu
sarapan pagi atau tidak terbiasa sarapan pagi. Kondisi ini terjadi akibat
pola asuh orang tua yang kurang tepat serta kurangnya perhatian orang tua
tentang sarapan pagi bagi anak. Sebagian besar pekerjaan orang tua peserta
didik sebagai petani (52%) yang biasa berangkat ke sawah terlalu pagi
-
53
sehingga kesempatan mempersiapkan sarapan pagi peserta didik lebih
sedikit. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi semua pihak untuk
meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pentingnya sarapan pagi
agar orang tua dapat berperilaku sehat dengan menyediakan sarapan pagi
serta membiasakan anak-anak mereka untuk sarapan pagi setiap hari.
5.3.2 Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Balerejo
Kabupaten Madiun
Berdasarakan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 36
responden terdapat 24 siswa (66,7%) kategori konsentrasi kurang.
Sebagian besar anak saat proses belajar mengajar berlangsung siswa
banyak yang bercanda dengan temannya, bengong dan gelisah tidak fokus
ke materi pelajaran yang di terangkan oleh guru.
Konsentrasi adalah memfokuskan pikiran kepada satu hal yang
dihadapan kita. Konsentrasi akan menjadi tidak berarti apa bila ada
gangguan. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
faktor sosial yang meliputi guru, orang tua dan teman. Faktor non sosial
yang meliputi lingkungan, metode belajar, sarana dan prasarana. Faktor
psikologi meliputi bakat, minat, ingatan dan motivasi. Faktor terakhir yaitu
kebiasaan sarapan pagi, pola konsumsi makanan keluarga, persediaan
pangan keluarga dan pendapatan keluarga Tamsuri, (2010). Sehingga
konsentrasi tidak bisa disebabkan hanya satu faktor yakni kebiasaan
sarapan pagi namun ada beberapa faktor lainnya seperti yang telah
-
54
dijelaskan diatas. Seorang pelajar yang mempunyai kemampuan bagus
dalam konsentrasi akan lebih mudah menyerap materi yang diterimanya.
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Arifin (2015) dengan
judul hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi siswa di SDIT-
Alfathimiyyah Surabaya, hasil penelitian ini menunjukan bahwa 54,23%
responden dengan konsentrasi belajar kurang baik.
Penelitian lain yang di lakukan oleh Lipdiyaning (2017) dengan
judul hubungan kecukupan gizi makan pagi dengan tingkat konsentrasi
belajar pada anak sekolah dasar di dapatkan hasil bahwa 51,7% responden
denganan tingkat konsentrasi belajar kurang baik.
Menurut asumsi peneliti masih banyak ditemukan bahwa siswa SD
Negeri 2 Balerejo Kabupaten Madi