skripsi hubungan personal hygiene dan penggunaan …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/skripsi arika...

120
SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI PADI DI DESA KEBONSARI KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2018 Oleh : ARIKA PUTRI PRAHAYUNI NIM : 201403051 PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2018

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

91 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI PADI DI DESA KEBONSARI

KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2018

Oleh :

ARIKA PUTRI PRAHAYUNI

NIM : 201403051

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI PADI DI DESA KEBONSARI

KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN

TAHUN 2018

Diajukan untuk memenuhi

Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Oleh :

ARIKA PUTRI PRAHAYUNI

NIM : 201403051

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2018

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

iii

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

iv

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

v

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Arika Putri Prahayuni

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 28 Juni 1996

Agama : Islam

Alamat : Jl.Candisari 4 No 11 Rt 20 Rw 06 Kelurahan

Patihan, Kecamatan Manguharjo Kota Madiun

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan : 1. SDN Patihan Kota Madiun

2. SMP Negeri 13 Kota Madiun

3. SMA Negeri 5 Kota Madiun

Riwayat Pekerjaan : -

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

vii

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI PADI DI DESA KEBONSARI,

KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2018

ARIKA PUTRI PRAHAYUNI

(201403051)

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

JL.TAMAN PRAJA,MADIUN

ABSTRAK

Dermatitis merupakan salah satu penyakit yang ditandai dengan ruam

kemerahan, terasa gatal dan panas pada sekitar bagian telapak tangan,punggung

dan di sekitar kaki pada petani yang terpapar langsung oleh bahan bahan kimia

dan kondisi lingkungan kerja. Kejadian Dermatitis pada Petani Padi di Desa

Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Pada tahun 2017 mencapai

125 penderita. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Personal

hygiene dan penggunaan APD dengan kejadian dermatitis pada petani padi di desa

Kebonsari,Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.

Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan Case Control.

Teknik pengambilan sampel menggunakan Total Sampling. Dimana 32 sebagai

kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 64 responden. Teknik

analisis data menggunakan uji statistik chi square test.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan

kejadian dermatitis pada petami padi berbeda. Personal hygiene kurang baik

sebanyak 27 orang (84,4%) termasuk kelompok kasus dan responden yang

memiliki Personal hygiene kurang baik sebanyak 16 orang (50,0%) termasuk

kelompok kontrol dengan hasil analisis uji chisquare test (p=0,008 , OR =5,4, CI

95% = 1,660-17,561) dan Penggunaan APD pada petani padi diketahui bahwa

responden yang Tidak menggunakan APD 27 orang (84,4%) termasuk kelompok

kasus dan responden yang Tidak menggunakan APD sebanyak 13 orang (40,6%)

termasuk kelompok kontrol dengan hasil analisis uji chisquare test ( p=0,001 , OR

= 7,8 , CI 95% = 2,409-25,857).

Berdasarkan penelitian ini, saran yang dapat diberikan yaitu, dengan

menggunakan APD (Baju Lengan Panjang,Topi, Sarung Tangan, Masker) dan

menjaga Personal hygiene dengan merawat kebersihan kulit dengan mandi

menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir serta mencuci baju yang telah

digunakan saat beraktivitas di sawah dengan sabun dan air bersih.

Kata Kunci : Personal Hygine, Penggunaan APD, Dermatitis

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

viii

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERSONAL HYGIENE AND USAGE OF

BODY PROTECTOR TOOL WITH DERMATITIS INCIDENT AT RICE FARMER

(Case Study In Kebonsari Village, Madiun Regency)

ARIKA PUTRI PRAHAYUNI

(201403051)

Dermatitis was one of disease that could be marked with redness wound in

skin, itchy and hot around hand and palm section, back and in around leg of

farmer which exposed by chemistry material and environment of work condition.

Dermatitis incident at rice farmer in Kebonsari Village Madiun Regency in 2017

has reached 125 sufferers. The purpose of this research was to know the

relationship between personal hygiene and usage of body protector tool with

dermatitis incident at rice farmer in Kebonsari Village Madiun Regency.

The design of this research was using case control design. Respondences

have taken from rice farmer that got dermatitis as much as 32 respondences.

Comparison case and control group was 1:1, so the number of research samples

were 32 case and 32 control. Sampling technique has used simple random

sampling, and Bivariat Analyisis was using chi square test.

This research result showed that the variable which had relation with

dermatitis incident at rice farmer was different, Personal Hygiene (p=0,008 , OR

=5,4) and Usage of Body Protector Tool to rice farmer ( p=0,001 , OR = 7,8).

Based from this research, the suggest that could to be gave that is, use

Body Protector Tool (the Long Arm Cloth, Hat, Gloves, and Mask) and pay

attention for Personal hygiene and keep caring skin cleanliness with bath use

soap and clean with flowing water, and also washed cloth that used while activity

in rice field with detergent and clean water.

Keywords : Personal Hygiene, Usage of Body Protector Tool, Dermatitis

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang

berjudul “Hubungan Personal Hygiene dan Penggunaan APD dengan Kejadian

Dermatitis Pada Petani Padi di Desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten

Madiun Tahun 2018.

Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

jenjang Sarjana di Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu proses penulisan ini :

1. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid), selaku Ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun dan selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Prodi S1

Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

3. Ibu Riska Ratnawati, S.KM., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Beny Suyanto, S.Pd., M.Si, selaku dewan Penguji

5. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti

ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

x

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan penelitian skripsi ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan, dan kritik

yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan

proposal penelitiaan ini.

Penulis juga berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan bagi penulis serta orang-orang yang peduli dengan dunia kesehatan

masyarakat pada khususnya.

Madiun, 31 Agustus 2018

Penulis,

ARIKA PUTRI PRAHAYUNI

NIM. 201403051

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN ............................................................................................. i

SAMPUL DALAM ............................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 6

1.3 Tujuan ........................................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 6

1.4 Manfaat ......................................................................................... 7

1.4.1 Secara Teoritis ................................................................... 7

1.4.2 Secara Praktis .................................................................... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Personal Hygiene ........................................................................... 9

2.1.1 Definisi Personal Hygiene ................................................. 9

2.1.2 Tujuan Personal Hygiene ................................................... 10

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene ...... 11

2.1.4 Dampak yang Sering Timbul Pada Masalah Personal

Hygiene .............................................................................. 12

2.1.5 Jenis-jenis Personal Hygiene ............................................. 13

2.1.6 Personal hygiene Pada Petani ............................................ 17

2.1.7 Tanda dan Gejala Karakteristik Kurang Perawatan Diri ... 18

2.2 Alat Pelindung Diri (APD) ............................................................ 19

2.2.1 Definisi Alat Pelindung Diri ............................................. 19

2.2.2 Syarat-syarat Alat Pelindung Diri ..................................... 20

2.2.3 Jenis Alat Pelindung Diri pada Petani ............................... 20

2.2.4 Syarat Alat Pelindung Diri yang Harus Diikuti Oleh

Petani dalam Mengaplikasikan Pestisida ........................... 26

2.2.5 Konsep Perilaku Individu Terhadap Penggunaan APD .... 27

2.3 Dermatitis ....................................................................................... 28

2.3.1 Definisi Dermatitis ............................................................. 28

2.3.2 Etiologi dan Deskripsi Pekerjaan Petani ............................ 29

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya dermatitis ............ 30

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

xii

2.3.4 Konsep Hubungan Antara Perilaku Penggunaan Alat

Pelindung Diri Dengan Resiko Penyakit Kulit Akibat

Kerja ................................................................................... 33

2.3.5 Konsep Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian

Dermatitis Kontak .............................................................. 34

2.4 Kerangka Teori ............................................................................. 35

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................... 36

3.2 Hipotesa Penelitian ......................................................................... 37

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ........................................................................... 38

4.2 Populasi dan Sampel ..................................................................... 39

4.2.1 Populasi ............................................................................. 39

4.2.2 Sampel ............................................................................... 40

4.3 Tehnik Sampling ............................................................................ 43

4.4 Kerangka Kerja ............................................................................. 44

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 45

4.5.1 Variabel Penelitian ............................................................ 45

4.5.2 Definisi Operasional ......................................................... 46

4.6 Instrumen Penelitian ....................................................................... 48

4.6.1 Uji Validitas ....................................................................... 49

4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................... 51

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 52

4.7.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 52

4.7.2 Waktu Penelitian ................................................................ 52

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 52

4.9 Pengolahan dan Analisis Data ....................................................... 54

4.9.1 Pengolahan Data ................................................................ 54

4.9.2 Analisa Data ....................................................................... 55

4.10 Etika Penelitian .............................................................................. 57

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 59

5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 59

5.1.1 Gambaran Umum .............................................................. 59

5.1.2 Hasil Analisis Univariat .................................................... 60

5.1.3 Hasil Analisis Bivariat ...................................................... 62

5.2 Pembahasan ................................................................................ 64

5.2.1 Hubungan Personal hygiene dengan Dermatitis ............... 64

5.2.2 Hubungan APD dengan Dermatitis ................................... 67

5.3 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 71

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ................................................................................. 73

6.2 Saran ........................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76

LAMPIRAN ....................................................................................................... 79

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 4.1 Distribusi Odd Ratio (OR) Penelitian Terdahulu .............. 41

Tabel 4.2 Kriteria kriteria inklusi dan kriteria ekslusi ......................... 43

Tabel 4.3 Operasional Variabel Penelitian .......................................... 47

Tabel 4.4 Uji Validitas .......................................................................... 51

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ................................................................. 51

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas........................................................................ 52

Tabel 4.7 Coding ................................................................................... 55

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Mata Pencaharian Penduduk ................ 60

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur ..................................................................................... 60

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ............................................................... 61

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ......................................................................... 61

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hubungan antara Personal hygiene dengan

Kejadian Dermatitis pada Petani Padi di Desa Kebonsari .... 62

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hubungan antara Penggunaan APD dengan

Kejadian Dermatitis pada Petani Padi di Desa Kebonsari ..... 63

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Alat Pelindung Diri pada Petani ....................................... 22

Gambar 2.2 Gejala Klinis Dermatitis ................................................... 29

Gambar 2.3 Kerangka Teori .................................................................. 35

Gambar 3 1 Kerangka Konsep ............................................................... 36

Gambar 4.1 Kerangka Kerja .................................................................. 44

Gambar 5.1 Peta Wilayah Desa Kebonsari ........................................... 59

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Pencarian Data Awal .............................................. 79

Lampiran 2 Surat Permohonan Uji Validasi ............................................... 80

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 81

Lampiran 4 Surat Permohonan Responden ................................................. 82

Lampiran 5 Surat Pernyataan Persetujuan .................................................. 83

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................ 84

Lampiran 7 Hasil Output Validitas dan Reliabilitas Variabel Personal

Hygiene .................................................................................... 87

Lampiran 8 Hasil Output Validitas dan Reliabilitas Variabel

Penggungaan APD ................................................................... 90

Lampiran 9 Distribusi Frekuensi ................................................................. 92

Lampiran 10 Hasil Uji SPSS Chi Square ...................................................... 95

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian ........................................................... 99

Lampiran 12 Jadwal Kegiatan Penelitian ...................................................... 100

Lampiran 13 Lembar Konsultasi Bimbingan ................................................ 101

Lampiran 14 Lembar Revisi Skripsi ............................................................. 102

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

xvi

DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

AD : Atropic Dermatitis

ACD : Allergic Contact Dermatitis

DKA : Dermatitis Kontak Alergi

DKI : Dermatitis Kontak Iritan

DepKes : Departemen Kesehatan

KemenKes : Kementerian Kesehatan

KepMenKes : Keputusan Menteri Kesehatan

KLB : Kejadian Luar Biasa

MenKes : Menteri Kesehatan

PAK : Penyakit Akibat Kerja

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

RI : Republik Indonesia

RisKesDas : Riset Kesehatan Dasar

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

UU : Undang-undang

WHO : World Health Organization

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan kulit merupakan gangguan penyakit yang sering di alami

oleh masyarakat, terutama pada masyarakat yang bekerja di iklim yang

panas, lembab, serta kurang nya kebersihan perorangan yang kurang baik.

Salah satu pekerja yang rentang terkena penyakit kulita adalah petani.

Oleh karena itu , perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan pola

kebersihan diri (petani) dengan maraknya penyakit kulit yang di alami

oleh petani. (Utami MF, 2015). Indonesia termasuk dalam negara

berkembang dimana mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian.

Menurut data dari Kementrian Pertanian menyebutkan tenaga kerja di

sektor pertanian pada tahun 2017 berjumlah 38,23 juta jiwa atau 33,89%

dari jumlah tenaga kerja Indonesia seluruhnya (Deptan, 2017).

Petani yang terpapar oleh pestisida secara langsung dan terpapar

secara terus menerus dengan kondisi lingkungan merupakan penyakit

akibat kerja. Salah satu Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit yang

disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. ”Penyakit Akibat Kerja

(Occupational disease) adalah penyakit yang diderita sebagai akibat

pemajanan terhadap faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan bekerja.

Bila dihubungkan dengan jenis pekerjaan, dermatitis kontak dapat terjadi

pada hampir semua pekerjaan. (Siregar, RS. 2014)

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

2

Dermatitis merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang ditandai

dengan ruam kemerahan, terasa gatal dan panas pada sekitar bagian

telapak tangan,punggung dan di sekitar kaki pada petani yang terpapar

langsung oleh bahan bahan kimia dan kondisi lingkungan kerja yang yang

timbul karena melakukan kontak langsung dengan bahan pada lingkungan

pekerjaan dan tidak akan terkena dampak jika penderita tidak melakukan

pekerjaan tersebut. (Sularsito dan Djuanda, 2010).

Selama 30 tahun terakhir, peningkatan prevalensi dari penyakit

Atropic Dermatitis (AD) didunia mencapai 18 % pada anak-anak dan 5 %

pada orang dewasa. Selain itu, Allergic Contact Dermatitis (ACD) terjadi

sekitar 7 % dari populasi umum, diantaranya 3-24 % pada anak-anak dan

33-64 % pada lansia (Silny, 2013). Berdasarkan sebuah penelitian yang

baru-baru ini dilakukan menunjukkan bahwa penderita dermatitis yang

terbanyak adalah kelompok 45-64 tahun, jenis kelamin perempuan,

pekerjaan ibu rumah tangga, lokasi tersering kaki, penyebab tersering

diterjen dan karet, serta pemberian terapi tersering ialah antihistamin dan

kortikosteroid (Sunaryo, 2012).

Menurut penelitian di Amerika Serikat ada sekitar dua juta lahan

pertanian dengan jumlah pekerja petani sebanyak lima juta pekerja. Di

negara bagian Califirnia, kelain kulit tertinggi di sektor pertanian, itu di

karenakan oleh paparan posion oak, cow dander, di senfeksi, diterjen, wet

and dry work, dan karet merupakan faktor penyebab seringnya terjadi

penykit dermatitis di tangan pada petani. (Sunaryo, 2012)

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

3

Dermatitis merupakan salah satu penyakit terbanyak pada penderita

rawat jalan di Rumah Sakit Umum di Indonesia, pada tahun 2012

ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya

yakni sebesar 147.953 kasus pada perempuan (Ahmad dkk, 2012). Dan

pada tahun 2014 terdapat 122.076 kasus diantaranya 48.576 kasus pada

laki-laki dan 73.500 kasus pada perempuan (Ahmad, 2014).

Menurut studi epidemiologi, Indonesia memperlihatkan bahwa 97%

dari 389 kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3% diantaranya adalah

dermatitis kontak iritan (DKI) dan 33,7% adalah Dermatitis kontak alergi

(DKA). Insiden dermatitis kontak akibat kerja diperkirakan sebanyak 0,5

sampai 0,7 kasus per 1000 pekerja per tahun. Perdoski (2015)

Penyakit kulit diperkirakan menempati 9% sampai 34% dari penyakit

yang berhubungan dengan pekerjaan. Dermatitis kontak akibat kerja

biasanya terjadi di tangan dan angka insiden untuk dermatitis bervariasi

antara 2% sampai 10%. Diperkirakan sebanyak 5% sampai 7% penderita

dermatitis akan berkembang menjadi kronik dan 2% sampai 4% di

antaranya sulit untuk disembuhkan dengan pengobatan topical. (Tombeng,

2012)

Penderita Dermatitis Pada Petani Padi di Kabupaten Madiun pada

tahun 2017 Sebagai Berikut Kecamatan Wonoasri 2 Penderita Dermatitis,

Kecamatan Tulung 2 Penderita Dermatitis, Kecamatan Geger 2 Penderita

Dermatitis, Kecamatan Sawahan 4 Penderita Dermatitis, Kecamatan

Mejayan 4 Penderita Dermatitis, Kecamatan Jiwan 9 Penderita Dermatitis,

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

4

Kecamatan Gemarang 8 Penderita Dermatitis, Kecamatan Wungu 28

Kecamatan Dagangan 8 Penderita Dermatitis, Kecamatan Saradan 50

Penderita Dermatitis, Kecamatan Balerejo 110 Penderita Dermatitis,

Kecamatan Pilangkenceng 117 Penderita Dermatitis, Dan Kecamtan

Kebonsari 125 Penderita Dermatitis Total Keseluruhan Penderita

Dermatitis Pada Petani Padi Adalah 469 Penderita. (Dinas Kesehatan

Kabupaten Madiun Tahun, 2017)

Faktor yang dapat mempengaruhi Kejadian Dermatitis kontak yang

dapat terbagi dalam faktor eksogen dan endogen. Faktor eksogen meliputi

tipe dan karakteristik agen, karakteristik paparan serta faktor lingkungan.

Sedangkan faktor endogen meliputi faktor genetik, jenis kelamin, usia, ras,

lokasi kulit dan riwayat atopi (Djuanda, 2010). Dihubungkan dengan jenis

pekerjaan, dermatitis kontak dapat terjadi pada hampir semua pekerjaan.

Biasanya penyakit ini menyerang pada orang-orang yang sering berkontak

dengan bahan-bahan yang bersifat toksik maupun alergik, misalnya ibu

rumah tangga, petani, dan pekerja yang berhubungan dengan bahan-bahan

kimia (Orton, 2014) Pada Petani Padi sendiri Faktor-faktor yang

mempengaruhi adalah iklim yang panas dan lembab karena mereka setiap

harinya berkontak langsung yang memungkinkan bertambah suburnya

jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik yang sering dialami oleh

petani ketika mereka sering mengabaikan kebersihan diri mereka sendiri,

Kebanyakan dari mereka setelah slesai beraktivitas di sawah mencuci

tangan di aliran parit sungai yang berdekatan dengan sawah, setelah

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

5

pulang dari sawah mereka juga lupa untuk mengganti pakaian mereka

sehingga keringat yang dari sawah menempel pada kulit dan menyebabkan

tumbuhnya jamur, selain itu pada saat mereka melakukan pencampuran

pupuk mereka menggunakan tangan kosonng sehingga timbul rasa gatal

dan panas kemudian meradang hal inilah yang membuat petani sering

terkena dermatitis

Berdasarkan penelitian sebelumnya terdapat hubungan antara pola

kebersihan diri dengan terjadinya gangguan kulit pada petani padi di

Kelurahan nanggulan Wilayah Kerja Puskesmas Cawas Kecamatan Cawas

Kabupaten Klaten. Salah satu factor penyebabnya adalah pola kebersihan

diri yang kurang baik yang mengakibatkan terjadinya gangguan kulit pada

petani padi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani dan buruh

tani di Kelurahan Nanggulan yang berjumlah 767 orang. Penghitungan

sampel diperoleh sebanyak 89 responden. (Septina Sari, 2016)

Personal Hygiene dan Penggunaan APD dalam Praktek penyampuran

pestisida dan penyemprotan sangat perlu diperhatikan karena itu upaya

dalam menurunkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja adalah

dengan menurunkan frekuensi kontak dengan bahan kimia (Cohen, 2016).

Untuk itu sangat perlu dianjurkan dalam Personal Hygiene menjaga dan

menggunakan APD Untuk menurunkan kejadian dermatitis pada petani

padi pada di Kebonsari Kabupaten Madiun dengan mengadakan sosialisasi

untuk memotivasi dan menambah pengetahuan petani tentang pentingnya

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

6

penggunaan APD dan Pentingnya Personal hygiene untuk mencegah

terjadinya kejadian dermatitis di Kebonsari Kabupaten Madiun.

Berkaitan dengan latar belakang di atas di kecamatan kebonsari belum

ada penelitian tentang Hubungan Personal hygiene dan Penggunaan APD

terhadap kejadian dermatitis maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan personal hygiene dan penggunaan APD

dengan kejadian Dermatitis pada petani padi di kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara personal hygiene dan penggunaan APD

dengan kejadian Dermatitis pada petani padi di kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan penggunaan APD

dengan kejadian dermatitis pada petani padi di kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Kejadian Dermatitis pada petani padi di Desa

Kebonsari Kabupaten Madiun.

2. Mengidentifikasi personal hygiene pada petani padi di Desa

Kebonsari Kabupaten Madiun.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

7

3. Mengidentifikasi Penggunaan APD Pada Petani padi di Desa

Kebonsari Kabupaten Madiun.

4. Menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian dermatitis

pada petani padi di Desa Kebonsari Kabupaten Madiun.

5. Menganalisis hubungan penggunaan APD dengan kejadian dermatitis

pada petani padi di Desa Kebonsari Kabupaten Madiun.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:

1.4.1 Secara Teoritis

1. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman tentang

ilmu penyakit berbasis lingkungan yang diperoleh selama mengikuti

perkuliahan di peminatan Kesehatan Lingkungan khususnya mengenai

kejadian dermatitis pada petani dengan kondisi lingkungan dan

penggunaan APD.

2. Manfaat bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi keilmuan, serta

hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai informasi dalam rangka

pengembangan proses belajar mengajar.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

8

1.4.2 Secara Praktis

1. Bagi Petani di Desa Kebonsari

Sebagai sarana informasi dan menambah pengetahuan petani tentang

bahaya pestisida serta pentingnya menggunakan alat pelindung diri

(APD)

2. Bagi Pembaca

Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mengenai objek

yang akan diteliti dan sebagai panduan bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian pada objek atau masalah yang sama.

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Personal Hygiene

2.1.1 Definisi Personal Hygiene

Personal Hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk menjaga

kesehatan mereka secara fisix dan pesikis. Dalam kehidupan sehari-hari

kebersihan sangatlah penting dan perlu diperhatikan karena kebersihan

mempengaruhi kesehatan dan pesikis seseorang. Kebersihan di pengaruhi

oleh nilai individu dan kebiasaan. jika seseorang sakit, biasanya kurang

menjaga kebesihannya. Hal itu terjadi karena kita menganggap masalah

kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut di biarkan

akan mempengaruhi kesehatan kita secara umum (Hidayat, 2010).

Personal Hygiene menurut Ambarwati & Sunarsih (2011) adalah

kebesihan seseorang atau tindakan untuk menjaga kebesihan seseorang.

Brooker (2014) mendefinisikan Personal Hygiene sebagai aktifitas yang

memiliki tujuan kebersihan dan penampilan tubuh. Aktifitas meliputi

mencuci, mandi, bercukur, perawatan mata dan alat bantu penglihatan,

perawatan telinga, kuku, gigi, gusi dan sebagainya.

Pemeliharaan Personal Hygiene di perlukan setiap individu untuk

kenyamanan, keamanan dan kesehatan, Seperti orang sehat yang mampu

memenuhi kebutuhan kesehatanya sendiri, pada orang sakit atau tantangan

fisik memperlukan bantuan perawatan untuk melakukan praktek kesehatan

yang rutin. Selain itu beberapa faktor seperti pribadi dan sosial budaya

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

10

mempengaruhi praktik hygine pasien. Perawatan menentukan menentukan

kemampuan pasien untuk melakukan perawatan diri dan memberikan

perawatan hygine menurut kebutuhan dan pilihan pasien (Hidayat, 2010).

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat di simpulkan bahwa

kemandirian Personal Hygiene adalah kemampuan individu untuk

bersikap mandiri dalam perawatan diri untuk menjaga kesehatan mereka

secara fisik maupun psikis dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.2 Tujuan Personal Hygiene

Menurut Tartowo (2010), Tujuan Personal Hygiene adalah sebagai

berikut :

1. Peningkatan derajat kemanusiaan

Setiap orang menginginkan tubuh dalam kondisi sehat dalam

menjalankan segala aktifitas, maka di perlukan upaya untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan sendiri. Salah satu

cara untuk mendukung upaya tersebut adalah dengan menjaga Hygine

pribadi, yakni kebiasaan individu untuk menjaga kebesihan diri dalam

berbagai aktifitas sehari-hari.

2. Pelihara kesehatan diri

Personal Hygiene dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi dan

meningkatkan kebesihan serta mempertahankan kebersihan diri.

3. Perbaiki Personal Hygiene

Personal Hygiene adalah upaya setiap individu dalam memelihara

kesbersihan dan kesehatan diri untuk memperoleh kesejahteraan fisik

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

11

dan psikologis. Pemenuhan Pesonal Hygiene di perlukan untuk

kenyamanan, keamanan dan kesehatan setiap individu.

4. Mencegah penyakit

Terpenuhinya Personal Hygiene ini akan membuat seseorang

terhindar dari berbagi macam organisme sumber penyakit shingga

dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang

lain.

5. Meningkatkan kepercayaan diri

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Tarwoto (2010), Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal

Hygiene adalah sebagai berikut :

1. Citra Tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan

diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak

peduli dengan kebersihan dirinya.

2. Praktik Sosial

Pada orang dewasa dalam kebersihan diri, akan terjadi perubahan pola

Personal Hygiene ketika usia mereka bertambah kebutuhan dalam

perawatan diri mereka juga berbeda.

3. Status Sosial Ekonomi

Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta

gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang

untuk menyediakannya.

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

12

4. Pengetahuan

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien

penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.

5. Budaya

Sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh

dimandikan dan ini adalah persepsi yang salah.

6. Kebiasaan Seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam

perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain-lain.

7. Kondisi Fisik

Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang

dan perlu bantuan orang lain untuk melakukannya.

2.1.4 Dampak yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

Menurut Wolf (2013), Dampak yang sering timbul pada masalah

Personal Hygiene meliputi:

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran

mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada

kuku.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

13

2. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

2.1.5 Jenis-jenis Personal Hygiene

Menurut Wartonah (2013), Jenis-jenis Personal Hygiene meliputi :

1. Kebersihan Kulit

Kebersihan Kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama

memberi kesan, oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-

baiknya.Pemeliharaan kulit tidak terlepas dari makanan yang

dimakan, kebersihan diri, kebersihan lingkungan serta kebiasaan

hidup sehari-hari.

Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan yang sehat harus

selalu diperhatikan, seperti:

a. Mandi minimal 2x sehari menggunakan sabun menjaga kesehatan

kulit dari kuman dan kotoran, merawat kulit agar tetap halus dan

terpelihara dengan baik, membuat kulit menjadi wangi karena

aroma yang diberikan sabun mandi tersebut, mengatasi masalah

penyakit kulit.

b. Menjaga kebersihan handuk agar tidak ada kuman dan jamur yang

menempel di handuk.

c. Menjaga kebersihan pakaian dengan mencuci pakaian yang telah

digunakan dan mencucinya menggunakan sabun agar tidak ada

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

14

kuman dan jamur yang menempel pada pakaian yang seharian

digunakan.

d. Makan makanan yang bergizi mampu menjaga tubuh agar tetap

menjaga keseimbangan tubuh sehigga terhindar dari penyakit.

e. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkannya

dengan memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar agar tidak

ada sarang kuman yang ada di lingkungan kita sehingga

meminimalisir timbulnya penyakit.

f. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri

agar menghindari penularan penyakit yang diderita orang lain

karena jika kita bergantian menggunakannya kemungkinan besar

kita tertular penyakit kulit karena jamur yang menempel pada

handuk, pakaian, yang digunakan secara bergantian.

2. Kebersihan Rambut

Rambut yang terpelihara dengan baik akan membuat rambut tumbuh

dengan subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan

tidak berbau yang tidak sedap. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

perawatan kebersihan rambut adalah:

a. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut

sekurang kurangnya 2x seminggu.

b. Mencuci rambut dengan shampoo atau bahan pencuci rambut

lainnya dapat mengurangi kuman karena dalam shampoo

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

15

mengandung bahan kimia yang mampu membantu membersihkan

kotoran yang menempel pada rambut.

c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri.

3. Kebersihan Gigi

Menggosok gigi dengan baik dan teratur akan membersihkan gigi dan

menjaga gigi tetap sehat serta membuat gigi tidak mudah berlubang

karena sisa-sisa makanan yang tersisa di sela-sela gigi.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga kesehatan

gigi, yaitu:

a. Menggosok gigi secara benar dan teratur setiap sehabis makan

b. Menghindari mengkonsumsi makanan yang dapat merusak gigi

c. Mamakai sikat gigi sendiri

d. Membiasakan makan buah-buahan yang menyehatkan gigi

e. Memeriksa gigi secara teratur.

4. Kebersihan Mata

Mata adalah organ penglihatan yang lebih banyak memberikan

informasi tentang dunia sekitar kepada kita dibandingkan keempat

indera lainnya. Agar tetap berfungsi dengan baik dan tetap terjaga

kebersihannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

kebersihan mata, yaitu :

a. Membaca dan menulis di tempat yang terang

b. Memakan makanan yang bergizi terutama vit A

c. Istirahat yang cukup dan teratur

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

16

d. Memakai peralatan sendiri (seperti handuk/sapu tangan)

e. Memelihara kebersihan lingkungan

5. Kebersihan Telinga

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

a. Membersihkan telinga dengan benar dan teratur

b. Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam

6. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Seperti halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus juga dipelihara

dan diperhatikan kebersihannya. Kebersihan tangan, kaki dan kuku

yang baik, sehat, dan bersih akan sangat mempengaruhi kesehatan dan

sebaliknya tangan, kaki, dan kuku yang kotor membawa pengaruh

buruk bagi kesehatan.

Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar tangan, kaki dan

kuku tetap terjaga kebersihannya :

a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan benar.

b. Memotong kuku dengan benar dan teratur.

c. Membersihkan lingkungan.

d. Mencuci kaki sebelum tidur.

Menurut Sajida (2017) yang mengutip dari National Compaign for

Handwashing with Soap, langkah-langkah yang tepat dalam mencuci

tangan pakai sabun adalah sebagai berikut:

1. Basuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua permukaan

tangan dengan sabun secara merata, dan jangan lupakan sela-sela jari.

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

17

2. Bilas kedua tangan sampai bersih dengan air yang mengalir.

3. Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan

kering.

2.1.6 Personal Hygiene Pada Petani

Menurut Wartonah (2013), Personal hygiene Pada Petani meliputi :

1. Kebersihan Tangan, Kaki dan Kuku

Tangan, kaki, dan kuku merupakan sarana kontak langsung dalam

kehidupan petani dalam hal ini sangat berpengaruh besar seperti halnya

tangan mereka wajin membersihkan tangan mereka dengan mencuci

tangan sebelum dan sesudah beraktifitas di sawah tangan yang kotor

dan tertempel bahan kimia sangat berpengaruh buruk bagi kesehatan

hendaknya para petani perlu memperhatikan halini dengan mencuci

tangan dengan sabun, menggunakan air mengalirsaat mencuci tangan,

dan memotong kuku, serta mencuci kaki dengan air mengalir dan

bersih dengan benar dan teratur agar tidak berdampak buruk bagi

kesehatan.

2. Kebersihan Badan

Kebersihan badan yang perlu diperhatikan pada seorang petani adalah

dengan mandi sepulang dari sawah setelah beraktifitas seharian tubuh

mengeluarkan keringat dan menimbulkan bau badan sehingga sangat

mudah tubuh untukditumbuhi jamur sehingga menyebabkan gatal-

gatal. Para petani hendaknya menjaga kebersihan diri mereka agar

kuman dan jamur tidak tumbuh di badan mandi menggunakan sabun

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

18

sangat disarankan karena mampu menghilangkan kotoran, debu, bau

badan sehingga terhindar dari berbagai penyakit.

3. Kebersihan Rambut

Saat beraktifitas di sawah dibawah sinar matahari kulit mengeluarkan

keringat saat itu rambut yang bercampur debu dan kotoran menjadi

satu menggumpal pada rambut sehingga menyebabkan gatal berlebih

sehingga petani perlu mencuci rambut minimal 3x dalam seminggu

agar debu dan kotoran yang bersarang pada rambut tidak menyebabkan

bersarangnya penyakit.

4. Kebersihan Pakaian

Kebersihan pakaian yang digunakan petani merupakan hal yang

penting dalam menjaga kesehatan dalam hali ni para petani perlu

memperhatikannya dengan mencuci pakaian yang telah digunakan

petani kotoran, debu, keringat yang menempel menyebabkan

perkembang biakan kuman yang menyebabkan jamur sehingga sangat

rawan para petani terkena penyakit kulit seperti dermatitis, panu, kurap

dan penyakit kulit lainnya.

2.1.7 Tanda dan Gejala Karakteristik Kurang Perawatan Diri

Menurut Departemen Kesehatan RI (2016), tanda dan gejala individu

dengan kurang perawatan diri adalah :

1. Fisik

a. Badan bau dan pakaian kotor.

b. Rambut dan kulit kotor.

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

19

c. Kuku panjang dan kotor.

d. Gigi kotor disertai mulut bau.

e. Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis

a Malas dan tidak ada inisiatif

b Menarik diri atau isolasi diri merasa tak berdaya, rendah

bersosial.

c Interaksi kurang.

d Kegiatan kurangiri dan merasa hina.

e Tidak mampu berperilaku sesuai norma

f Cara makan tidak teratur, buang air besar dan kecil di sembarang

tempat dan tidak mampu melakukan merawat diri sendiri.

2.2 Alat Pelindung Diri (APD)

2.2.1 Definisi Alat Pelindung Diri

Menurut peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi no.

per.08/Men/VII/2016 tentang pelindung diri, Alat Pelindung Diri (APD)

adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan

untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya.

Alat pelindung diri sering disebut juga Personal Protective Equipment

(PPE).Perlengkapan pelindung pribadi harus digunakan dalam bersamaan

dengan kontrol ini untuk memberikan keselamatan dan kesehatan

karyawan di tempat kerja. Perlengkapan pelindung pribadi termasuk semua

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

20

pakaian dan aksesoris pekerjaan lain yang dirancang untuk menciptakan

sebuah penghalang terhadap bahaya ditempat kerja.

2.2.2 Syarat-syarat Alat Pelindung Diri

Menurut Sarwono (2012), ketentuan yang harus dipenuhi dalam

pemilihan APD adalah :

1. Dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang

spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.

2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak

menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

3. Harus dapat dipakai secara fleksibel.

4. Bentuknya harus cukup menarik.

5. Tahan untuk pemakaian yang lama.

6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang

dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah

dalam penggunaannya.

7. Alat pelindung diri harus memenuhi standard yang telah ada.

8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris

pemakainya.

9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah

pemeliharaannya.

2.2.3 Jenis Alat Pelindung Diri Pada Petani

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.Per.08/Men VII/2015 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

21

Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida pada Pasal 2 ayat (2)

menyebutkan tenaga kerja yang mengelola Pestisida harus memakai alat-

alat pelindung diri yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung

tangan, kacamata pelindung atau pelindung muka dan pelindung

pernafasan. Alat pelindung diri yang wajib digunakan oleh petani saat

bekerja mengaplikasikan pestisida adalah :

1. Topi Jenis topi yang digunakan yang bertujuan untuk mencegah

masuknya racun melalui kulit kepala, maka diperlukan topi sebagai

penutup kepala. Jenis topi yang digunakan adalah jenis topi yang

berpinggiran lebar agar dapat melindungi area tengkuk dan tentunya

area kulit kepala agar terhindar dari percikan pestisida yang terbang

dan kemungkinan dapat menempel pada kulit kepala. Topi yang 17

digunakan harus terbuat dari bahan yang tidak kedap air seperti kain

dan karet tetapi topi yang harus digunakan adalah topi yang berbahan

dari bahan plastik.

2. Kaca mata Kaca mata yang digunakan bertujuan untuk melindungi

mata dari percikan pestisida yang terbang terbawa angin. Jenis kaca

mata yang digunakan untuk bekerja adalah jenis kaca mata yang

terbuat dari bahan plastik.

3. Masker Masker yang digunakan bertujuan untuk melindungi area

pernapasan agar terhindar dari menghirup percikan pestisida. Jenis

masker yang digunakan saat bekerja ini adalah jenis masker yang

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

22

tahan terhadap cairan agar percikan pestisida tidak dapat menembus

masuk kedalam saluran pernapasan maupun saluran pencernaan.

4. Sarung tangan Sarung tangan yang digunakan yaitu sarung tangan

yang terbuat dari bahan karet yang panjang hingga menutupi bagian

pergelangan tangan. Hal ini bertujuan untuk melindungi tangan dari

percikan pestisida yang terbang akibat hembusan angin.

5. Pakaian lengan panjang dan celana panjang Pakaian lengan panjang

yang digunakan dalam bekerja mengaplikasikan pestisida adalah jenis

pakaian lengan panjang tanpa kantong dan tanpa lipatan pada lengan

18 dan dan leher serta untuk celana panjang yang digunakan adalah

jenis celana tanpa kantong dan juga lipatan hal ini bertujuan untuk

mencegah percikan pestisida berkumpul diarea lipatan dan kantong-

kantong pada pakaian dan celana tersebut.

6. Sepatu boots Sepatu boots digunakan untuk mencegah pestisida

menempel pada punggung kaki. Sepatu boot sangat penting bila

pekerja penyemprot pestisida yang berbentuk debu atau jenis residual.

Sepatu boot dapat terbuat dari neoprene.

Gambar 2.1 Alat Pelindung Diri pada Petani

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

23

Menurut Sama’ur (2014), Petani perlu memperhatikan perilaku

penggunaan pestisida dan kepatuhan menggunakan APD pada saat

melakukan pencampuran dan menyemprot tanaman. APD yang harus

dipakai antara lain masker, topi, kaca mata, baju lengan panjang dan

celana panjang, celemek, sarung tangan, dan sepatu boot.Jenis-jenis Alat

Pelindung Diri Alat pelindung diri sangat diperlukan oleh petani atau

pekerja dalam mengaplikasikan pestsida. Adapun jenis-jenis alat pelindung

diri sebagai berikut :

1. Pakaian pelindung Untuk melindungi badan dari paparan pestisida,

kita harus menggunakan pakaian pelindung yang terdiri dari :

a. Baju lengan panjang Baju lengan panjang tidak boleh memiliki

lipatan-lipatan terlalu banyak, jika perlu tidak diberikan kantong

pada bagian depan dan kerah leher harus diikat atau setidaknya

menutupi bagian leher.

b. Celana panjang Celana panjang tidak boleh ada lipatan, karena

lipatan-lipatan itu akan berfungsi sebagai tempat berkumpulnya

partikel-partikel dari pestisida.

c. Pakaian terusan Merupakan pakaian dengan model tangan

panjang dan menutupi seluruh tubuh, praktis dan lebih khusus.

2. Alat pelindung tangan Alat pelindung tangan merupakan alat yang

paling banyak digunakan karena kecelakaan pada tangan adalah yang

paling banyak dari seluruh kecelakaan yang terjadi ditempat kerja.

Pekerja harus memakai alat pelindung tangan ketika terdapat

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

24

kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka pada tangan karena

benda-benda keras, luka gores,terkena bahan kimia berbahaya dan

juga luka sengatan serangga. Bila pekerja menangani pestisida yang

mempunyai konsentrasi yang tinggi (high concentration) maka

diperlukan sarung tangan. Syarat-syarat sarung tangan yang digunakan

bagi pekerja penyemprot pestisida adalah :

a. Sarung tangan harus panjang sehingga menutupi bagian

pergelangan tangan.

b. Sarung tangan untuk menangani pestisida tidak boleh terbuat dari

kulit karena partikel pestisida akan melekat dan akan sulit untuk

dibersihkan.

c. Sarung tangan harus dipakai untuk menutupi lengan baju bagian

bawah. Agar kemungkinan masuknya pestisida kedalam tubuh

melalui tangan dapat di cegah, atau kemungkinan mengalirnya

pestisida ke dalam sarung tangan dapat dihindari.

3. Alat pelindung kepala Untuk mencegah masuknya racun melalui kulit

kepala, maka diperlukan topi penutup kepala. Beberapa persyaratan

topi yang perlu diperhatikan adalah:

a. Topi harus terbuat dari bahan yang kedap cairan dan tidak terbuat

dari kain atau kulit.

b. Topi yang digunakan sedapat mungkin dapat melindungi bagian-

bagian kepala (Tengkuk, mulut, mata, dan muka). Oleh karena itu

topi harus berpinggiran lebar.

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

25

c. Topi yang dipergunakan tidak menyebabkan keadaan tidak

nyaman bila dipakai dibawah terik matahari.

4. Alat pelindung kaki Sepatu boot sangat penting bila pekerja

penyemprot pestisida yang berbentuk debu atau jenis residual. Sepatu

boot dapat terbuat dari neoprene. Sepatu 15 pelindung dan boot harus

dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja ditempat yang mengandung

aliran listrik, maka harus menggunakan sepatu tanpa logam yang

dapat menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja ditempat biasa

semacam persawahan maka harus menggunakan sepatu yang tidak

mudah tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet ketika bekerja

dengan bahan kimia.

5. Alat Pelindung wajah Pelindung wajah merupakan suatu pelindung

yang terbuat dari bahan transparan yang anti api dan terikat

menggantung pada kepala juga dapat dengan mudah untuk dinaikkan

maupun diturunkan di depan wajah. Alat tersebut ringan dan dapat

digunakan untuk bekerja menyemprot pestisida. Pelindung wajah

berguna dari penetrasi pestisida. Masker adalah sebuah alat yang

digunakan untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan

rambut pada wajah (jenggot) untuk mencegah terjadinya penularan

penyakit infeksi melalui saluran pernapasan (Depkes RI, 2017).

Biasanya masker terbuat dari bahan yang anti air, sehingga wajah

tidak terkena percikan partikel-partikel dari pestisida Masker

merupakan alat pelindung pernapasan berfungsi memberikan

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

26

perlindungan organ pernapasan akibat pencemaran udara oleh faktor

kimia seperti debu, asap, gas beracun, dan sebagainya (Uhud dkk,

2010).

Penggunaan masker secara umum yaitu untuk mencegah

terhirupnya zat-zat polutan, debu, bakteri, bahkan virus yang mungkin

dapat mengakibatkan penyakit infeksi saluran pernapasan.

6. Alat pelindung telinga Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum

ditempat kerja dan sering tidak dihiraukan karena gangguan itu tidak

menimbulkan luka. Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang

antara bising dengan telinga dalam.

Alat pelindung telinga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Sumbat telinga Sumbat telinga memberikan perlindungan paling

efektif karena langsung dimasukkan kedalam telinga.

b. Tutup telinga Alat ini dipakai diluar telinga dan penutupnya

terbuat dari spons untuk membuat perlindungan yang baik. Dalam

bekerja menggunakan pestisida yang berbentuk cairan atau debu

maka petani memerlukan alat pelindung diri yang sesuai.

2.2.4 Syarat Alat Pelindung Diri yang Harus Diikuti oleh Petani dalam

Mengaplikasikan Pestisida

Menurut Suma’mur (2014) syarat alat pelindung diri yang harus

diikuti oleh petani dalam mengaplikasikan pestisida adalah :

1. Perlengkapan pelindung diri tersebut harus terbuat dari bahan-bahan

yang memenuhi kriteria teknis perlindungan pestisida.

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

27

2. Setiap perlengkapan pelindung diri yang akan digunakan harus dalam

keadaan bersih dan tidak rusak.

3. Jenis perlengkapan yang digunakan minimal sesuai dengan petunjuk

pengamanan yang tertera pada label/brosur pestisida tersebut.

4. Setiap kali selesai digunakan perlengkapan pelindung diri harus dicuci

dan disimpan di tempat khusus dan bersih.

2.2.5 Konsep Perilaku Individu Terhadap Penggunaan APD

Perilaku individu tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) pada

dasarnya adalah hasil dari interaksi sekelompok stimulus. Terdapat

beberapa kelompok stimulus yang dikelompokan dalam beberapa faktor

yang mempengaruhi perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD).

Bloom dalam Notoatmodjo (2011) mengungkapkan perilaku dipengaruhi

oleh faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong.

Faktor predisposisi yang berupa pengetahuan dan sikap tentang alat

pelindung diri (APD). Sedangkan faktor pendukung mengacu pada daya

dukung lingkungan fisik meliputi ketersediaan alat pelindung diri (APD)

untuk menunjang perilaku penggunaa alat pelindung diri. Faktor

pendorong yaitu daya dukung sumber daya manusia disekitar individu

yang selalu melakukan pengawasan penggunaan alat pelindung diri saat

bekerja. Sedangkan batasan-batasan perilaku menurut Chaplin adalah:

respon (reaksi, tanggapan, jawaban, dan balasan) yang dilakukan suatu

organism, secara khusus merupakan bagian dari kesatuan pola reaksi suatu

perbuatan atau aktivitas, suatu gerak atau kompleks gerak-gerik.

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

28

2.3 Dermatitis

2.3.1 Definisi Dermatitis

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai

respon endogen menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensesi

polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel skuama, likenifikasi) dan gatal.

Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya

beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis.

(Suria Djuanda & Sri Adi Sularsito, 2015).

1. Etiologi Dermatitis

Etiologi dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen ),misalnya

bahan kimia,fisik (contoh: sinar), mikro organisme (contoh: bakteri

jamur); dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik.

Sebagian lain tidak dapat di ketahui (Suria Djuanda & Sri Adi

Sularsito, 2015).

2. Patogenesis Dermatitis

Banyak macam dermatitis yang belum diketahui patogenesisnya,

terutama yang penyebabnya endogen.Yang telah banyak dipelajari

adalah tentang dermatitis kontak, baik yang tipe alergik maupun iritan

primer. (Suria Djuanda & Sri Adi Sularsito, 2013).

3. Gejala Klinis Dermatitis

Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal. Kelainan

kulit bergantung pada stadium penyakit, batasnya dapat tegas dapat

pula tidak tegas, penyebaran dapat setempat, generalisata, bahkan

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

29

universalis. Pada stadium akut kelainan kulit berupa eritema, edema,

vesikel atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah

(madidans). Stadium subkutan, eritema berkurang, eksudat mengering

menjadi krusta. Sedang pada stadium kronis tampak lesi kering,

skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, dan papul, mungkin terdapat

erosi atau ekskoriasi akibat garukan. Stadium tersebut tidak selalu

berurutan, bias saja sejak awal suatu dermatitis member gambaran

klinis berupa kelainan kulit stadium kronis. Demikian pula jenis

efloresensinya tidak selalu polimorfi, mungkin hanya oligomorfi.

(Suria Djuanda & Sri Adi Sularsito, 2013).

Gambar 2.2 Gejala Klinis Dermatitis

2.3.2 Etiologi dan Deskripsi Pekerjaan Petani

Menurut Parisca (2015), Etiologi dan deskripsi pekerjaan petani

adalah :

Pekerja di bidang pertanian melakukan bervariasi pekerjaan yang

terpapar bahan kimia, biologi, dan bahan berbahaya lainnya. Mereka

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

30

memupuk, memanen ladang pertanian, membersihkan, serta memperbaiki

segala peralatan pertanian.Para pekerja pertanian khususnya petani

terpapar bahan-bahan kimia yang sering digunakan di bidang pertanian

dan juga faktor-faktor lingkungan seperti kelembaban, suhu, dan frekuensi

mencuci tangan dapat mempengaruhi mudahnya terjadi dermatitis kontak

akibat kerja.

Contoh bahan iritan yang dapat menyebabkan dermatitis kontak akibat

kerja pada petani adalah sabun dan deterjen, pestisida, debu, kotoran,

keringat, desinfektan, petroleum, pupuk buatan, dan tanaman dan

sejenisnya. Sedangkan bahan allergen yang dapat menyebabkan dermatitis

kontak akibat kerja pada petani adalah bahan-bahan yang terbuat dari karet

(sarung tangan, sepatu bot), Potassium dichromate (alat-alat pertanian),

preservatives (pada pupuk buatan), pestisida, antimikrobial, cow dander,

serbuk gandum, tepung terigu, dan storagemyte, molds.

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Dermatitis

Menurut teori HL. Blum (2011) ada empat faktor yang dapat

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat keempat faktor tersebut

terdiri dari faktor perilaku atau gaya hidup (Life Style), Faktor Lingkungan

(Sosial, ekonomi, politik, budaya), Faktor pelayanan kesehatan (Jenis

cakupan dan kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor

tersebut saling berinteraksi yang dapat memepengaruhi derajat kesehatan

masyarakat.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

31

Sehingga Faktor yang mempengaruhi kejadian Dermatitis pada petani

menurut teori HL. Blum (2011) adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh terjadinya dermatitis adalah

lingkungan pekerjaan dan Lingkungan Rumah

a. Lingkungan Pekerjaan disini adalah sawah karena petani setiap

harinya bekerja di sawah.

b. Lingkungan Rumah dimana setiap harinya petani tinggal

melakukan aktivitas setelah bekerja, tempat dimana mereka

beristirahat, berkumpul dengan sanak keluarga.

c. Lama Kontak petani terpapar oleh pestisida jangka waktu pekerja

berkontak dengan bahan kimia dalam hitungan jam/hari. Setiap

pekerja memiliki lama kontak yang berbeda-beda sesuai dengan

proses kerjanya. Lama kontak dengan bahan kimia yang berasal

dari pestisida akan meningkatkan terjadinya dermatitis kontak.

Semakin lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau

iritasi kulit dapat terjadi sehingga menimbulkan kelainan kulit

(Nuraga, et al., 2016). Pekerja yang berkontak dengan bahan

kimia menyebabkan kerusakan sel kulit lapisan luar, semakin

lama berkontak dengan bahan kimia maka akan semakin merusak

sel kulit lapisan yang lebih dalam dan memudahkan untuk

terjadinya dermatitis. Kontak kulit dengan bahan kimia yang

bersifat iritan atau alergen secara terus menerus dengan durasi

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

32

yang lama akan menyebabkan 13 kerentanan pada pekerja mulai

dari tahap ringan sampai tahap berat (Hudyono, 2012).

2. Perilaku

Perilaku yang berpengaruh dalam terjadinya dermatitis adalah

Perilaku petani dalam penggunaan APD, Personal Hygiene dan Lama

Kontak mereka terpapar di lingkungan pekerjaan mereka.

a. Perilaku petani dalam penggunaan Alat Pelindung Diri pada saat

petani melakukan aktivitas di sawah dan saat petani melakukan

pencampuran pupuk dan penyemprotan pestisida di sawah.

b. Personal Hygiene Petani setelah mereka melkukan aktivitas di

sawah dan pada saat petani berada di rumah.

3. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan yang berpengaruh dalam kejadian dermatitis

pada petani adalah keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan yang

berada di sekitar tempat tinggal.

a. Keterjangkauan Tempat pelayanan Kesehatan

4. Genetik

Faktor genetik yang berpengaruh dengan kejadian dermatitis adalah

sebagai berikut :

a. Riwayat Penyakit Kulit pada petani sebelumnya

b. Riwayat Alergi pada petani yang khusus selaindermatitis.

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

33

5. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan yang berpengaruh dalam kejadian dermatitis

pada petani adalah keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan yang

berada di sekitar tempat tinggal.

a. Keterjangkauan Tempat pelayanan Kesehatan

2.3.4 Konsep Hubungan Antara Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri

dengan Resiko Penyakit Kulit Dermatitis

Bloom dalam Notoatmodjo (2011) mengungkapkan perilaku

dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor

pendorong. Faktor predisposisi yang berupa pengetahuan dan sikap

tentang alat pelindung diri (APD). Sedangkan faktor pendukung mengacu

pada daya dukung lingkungan fisik meliputi ketersediaan alat pelindung

diri (APD) untuk menunjang perilaku penggunaa alat pelindung diri.Faktor

pendorong yaitu daya dukung sumber daya manusia disekitar individu

yang selalu melakukan pengawasan penggunaan alat pelindung diri saat

bekerja.

Menurut Endif (2015) alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat

alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian

tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.

Sedangkan Penyakit kulit akibat kerja menurut Ganong (2016),

merupakan peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons

terhadap faktor endogen (alergi) atau eksogen (bakteri, jamur).

Gambarannya polimorfi, dalam artian berbagai macam bentuk, dari bentol-

bentol, bercak-bercak merah, lepuh, basah, keropeng kering, penebalan

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

34

kulit disertai lipatan kulit yang semakin jelas, serta gejala utama adalah

gatal.

Pada pekerja yang sering bersentuhan dengan bahan-bahan kimia,

penyakit kulit yang paling sering mengenai pekerja adalah dermatitis

(eksema). Gejala yang ditimbulkan adalah peradangan kulit yang ditandai

oleh rasa gatal, dapat berupa penebalan/bintil kemerahan, multipel

mengelompok atau tersebar, kadang bersisik, berair dan lainnya. Akibat

permukaan kulit terkena bahan atau unsur-unsur yang ada di

lingkungannya (faktor eksogen). Namun demikian, untuk terjadinya suatu

jenis dermatitis atau beratnya gejala dermatitis, kadang-kadang

dipengaruhi pula oleh faktor kerentanan kulit seseorang (faktor endogen).

Berdasarkan teori- teori dan pendapat dari berbagai ahli maka peneliti

dapat menjelaskan bahwa perilaku penggunaan alat pelindung diri sangat

diperlukan untuk melindungi kulit dari paparan serta kontak lingkungan

secara langsung sebagai faktor penyebab penyakit kulit akibat kerja.

2.3.5 Konsep Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Dermatitis

Kebersihan pribadi merupakan salah satu usaha pencegahan terhadap

penyakit kulit. Salah satu tindakan Personal Hygiene untuk mencegah

penyakit dermatitis kontak yaitu dengan cara menjaga kebersihan kulit.

Kebersihan kulit pada penelitian merupakan kebiasaan petani untuk

menjaga kebersihan kulitnya sebelum dan setelah bekerja yang meliputi

(mandi, memakai sabun, memakai handuk dan pakaian yang bersih).

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

35

Kulit merupakan pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh

dari pengaruh lingkungan dan bersambungan dengan selaput lendir yang

melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk kulit. Begitu vitalnya

kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbagai

masalah yang serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi

sebagai proteksi, kulit memegang peranan penting dalam meminimalkan

setiap gangguan dan ancaman yang akan masuk melewati kulit. Untuk itu

diperlukan perawatan terhadap kesehatan dan kebersihan kulit. (Susanty

E., 2015)

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan uraian dalam landasan teori, maka disusunlah kerangka

teori mengenai kejadian dermatitis pada petani sebagai berikut :

6.

Gambar 2.3 : Kerangka Teori

Sumber : Teori HL. Blum (Notoatmodjo, 2011)

YANKES Keterjangkauan

Puskesmas

GENETIK Riwayat Penyakit Kulit

Riwayat Alergi

LINGKUNGAN

Lingkungan Pekerjaan

Lingkungan Rumah

PERILAKU

Penggunaan APD

Personal Hygiene

Lama Kontak

DERMATITIS

Masa Kerja

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

36

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan dasar

pemikiran pada penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, onservasi,

dan tinjauan pustaka (Muchson, 2017). Kerangka konseptual dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

: Diteliti

: Berhubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, menjelaskan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis pada petani yaitu

penggunaan APD dan Personal Hygiene yang menyebabkan dermatitis

pada petani.

VARIABEL BEBAS

Personal hygine

Pemakaian APD

KEJADIAN

DERMATITIS

VARIABEL TERIKAT

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

37

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua

variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan

dan secara umum maupun khusus menghubungkan variabel yang satu

dengan variabel yang lain (Rosjidi & Liawati, 2013: 27).

H1 : Ada hubungan personal hygiene dengan kejadian Dermatitis pada

petani padi di Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

H2 : Ada Hubungan penggunaan APD dengan kejadian Dermatitis pada

petani padi di Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

38

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan untuk mengarahkan

penelitian yang mengontrol faktor yang mugkin mempengaruhi validitas

penemuan (Nonoatmodjo, 2010). Design penelitian yang digunakan adalah

desain studi case control, yaitu salah satu metode penelitian dengan survey

analitik yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi

kesehatan) dengan faktor risiko tertentu. Metode ini digunakan karena

mempunyai kelebihan yang merupakan satu-satunya cara untuk meneliti

kasus yang jarang atau yang masa latennya panjang, hasil dapat diperoleh

dengan cepat, biaya yang diperlukan relatif sedikit, memerlukan subyek

penelitian yang lebih sedikit. Studi kasus kontrol sering disebut juga

dengan study retrospektif, karena faktor risiko diukur dengan melihat

kejadian masa lampau untuk mengetahui ada tidaknya faktor risiko yang di

alami (Saryono, dan Anggraeni, 2013).

Pada penelitian ini dilakukan pendekatan retrospektif yang diawali

dengan mengamati pada kelompok kasus (dermatitis), kemudian

dilanjutkan dengan kelompok pembanding kontrol (tidak dermatitis).

Kemudian jumlah angka terpajan dan tidak terpajan dari masing-masing

kelompok kasus dan kontrol dianalisis dengan membandingkan frekuensi

pajanan antara kedua kelompok tersebut.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

39

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek

itu (Notoatmodjo, 2011). Populasi merupakan keseluruhan sumber data

yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian ini,

populasi penelitian adalah:

1. Populasi target

Populasi target pada penelitian ini adalah Semua Petani yang

berkunjung ke Puskesmas Kebonsari dan bertempat tinggal di desa

Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun dan tercatat oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah petani padi yang menderita dermatitis

dengan kriteria :

a. Kasus adalah semua petani padi penderita dermatitis yang datang

dan berobat berdasarkan diagnosis dokter/ perawat yang

bertempat tinggal di desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

40

Kabupaten Madiun dan tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Madiun.

b. Kontrol adalah semua Petani Padi bukan penderita dermatitis

bertempat tinggal di desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian populasi dengan ciri-cirinya yang diselidiki

atau di ukur (Sumantri, 2011). Sampel penelitian adalah sebagian yang

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi. Sampel pada penelitian adalah responden penderita

dermatitis maupun bukan penderita dermatitis yang datang dan berobat ke

puskesmas berdasar diagnosis dokter/ perawat/ bidan dan bertempat

tinggal di desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun dan

tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

1. Sampel kasus adalah responden dimana pada satu tahun terakhir

menderita dermatitis yang datang dan berobat ke puskesmas/ pustu/

polindes berdasarkan diagnosa dokter/ perawat/ bidan dan bertempat

tinggal di desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

dan tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

2. Sedangkan sampel kontrol adalah responden dimana pada satu tahun

terakhir tidak menderita dermatitis yang datang dan berobat

kepuskesmas berdasarkan diagnosa dokter/ perawat/ bidan dan

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

41

bertempat tinggal di desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten

Madiun dan tercatat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun

Besar sampel minmal dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

P1 = OR x P2

(1 − P2) + (ORxP2)

P2 = b

b + d x 100%

Keterangan :

n1 = n2 : Perkiraan besar sampel minimal

P1 : Proporsi paparan pada kelompok kasus

P2 : Proporsi paparan pada kelompok kontrol

d : Taraf signifikansi (0,05)

zα : Nilai pada distribusi normal stándar yang sama dengan tingkat

kemaknaan α = 0,05 yaitu 1,96

zβ : Nilai pada distribusi normal stándar yang sama dengan

kuasasebesar yang diinginkan sebesar 80 % yaitu 0,84.

OR : Odd Ratio

Tabel 4.1 Distribusi Odd Ratio (OR) Penelitian Terdahulu

Variabel P1 P2 OR

Personal hygiene 49 47 5,4

Pemakaian APD 12 18 1,34

( )( ) ( )( )

( )2

21

2

22111

__

2/1 1112

pp

ppppZppZ

n−

−+−+

=

−−

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

42

Perhitungan besar sampel didasarkan pada uji hipotesis terhadap OR.

Besar sampel dalam penelitian ini berdasarkan derajat kemaknaan

(Confident Interval/ CI) 95. Maka perihitungan besar sampel sebagai

berikut :

P1 = ORx P2

(1 − P2) + (ORxP2)

= 1,34 x 0,18

(1 − 0,18) + (1,34 x 0,18)

=0,241

1,061

= 0,22

n = [Z1 − ɑ /2√[2P2(1 − P2)] + Z 1 − β √P1(1 − P1) + P2 (1 − P2] ²

(P1 − P2)²

= [1,96 √2(0,18)x(1 − 0,18) + 0,84√0,22(1 − 0,22) + 0,18(1 − 0,18)] ²

(0,87 − 0,65)2

= 1,904

0,06

= 31,7/ dibulatkan menjadi 32

Dari perhitugan diatas didapatkan sampel sebesar 32 responden. Dari

persamaan diatas dan didasarkan pada perhitungan, P2 dan OR hasil

penelitian yang dilakukan terdahulu, dimana jumlah sampel setiap variabel

α = 0,05, dengan perbandingan 1 : 1. Berdasarkan perhitungan, didapatkan

besar sampel yang diambil sebanyak 32 responden, dengan perbandingan

besar sampel antara jumlah responden pada kelompok kasus adalah 32

responden, dan 32 responden sebagai kelompok kontrol, sehingga jumlah

sampel secara keseluruhan adalah 64 responden.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

43

4.3 Tehnik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik simple random sampling yaitu merupakan proses

sampling dengan cara pengambilan sampel secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,2009).

Penggunaan tehnik Simpel Random Sampling dalam penelitian ini dipilih

karena keunggulannya lebih cepat dan lebih mudah pelaksanaannya

dibandingkan tehnik lainnya. Selain itu, cara ini juga megambil sampel

dilapangan dengan tanpa harus menggunakan kerangka sampel. Tehnik

Simpel Random Sampling memiliki 2 kriteria. Kriteria tersebut terdiri dari

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. (Saryono dan Anggraeni Dwi Mekar,

2013).

Tabel 4.2 Kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

Sampel Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Kasus 1. Petani yag menderita Dermatitis

dan tercatat oleh rekamedik di

wilayah Kebonsari dan dinas

kesehatan kabupaten Madiun.

2. Bertempat tinggal di desa

Kebonsari.

3. Petani padi berusia 18-80 tahun.

4. Bersedia menjadi Responden.

1. Petani yang menderita Dermatitis

yang terdaftar pada tempat

pelayanan swasta (dokter/

perawat/ bidan praktek swasta)

2. Petani yang menderita penyakit

kulit tetapi bukan dermatitis.

Kontrol 1. Tidak atau belum menderita

Dermatitis.

2. Bertempat tinggal di desa

Kebonsari.

3. Petani padi berusia 18-80 tahun.

4. Bersedia menjadi responden.

1. Bukan Petani padi

2. Petani yang bertempat tinggal

bukan di desa Kebonsari.

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

44

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian merupakan kerangka pelaksanaan penelitian

mulai dari pengambilan data sampai menganalisa hasil penelitian (STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun, 2015:44).

Kerangka kerja dalam peneltian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi

Populasi pada penelitian ini 45 petani padi di desa kebonsari kabupaten madiun

yang tercatat di dinas kesehatan kabupaten madiun sebagai penderita dermatitis.

Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah petani padi yang menderita dermatitis di desa kebonsari

kabupaten madiun sebanyak 32 orang sebagai kasus dan 32 orang sebagai kontrol

Desain penelitian

Desain penelitian pada penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case

control study

Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan yaitu data kuesioner dan observasi

Pengolahan data

Pengolahan data Editing, entry, coding, cleaning, tabulating

Penyajian hasil dan kesimpulan

Tekhnik Sampling

Simple Random Sampling

Analisa data univariat dan bivariat

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

45

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang berada dengan yang dimiliki oleh

kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Variabel ini dibedakan menjadi dua

yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat).

1. Variabel Independent (bebas)

Variabel Independent (bebas) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependent (Sugiyono, 20013). Variabel independent dalam

penelitian ini adalah Personal hygiene yang meliputi kebersihan

petani pada saat petani pulang dari sawah dan kebersihan setelah

melakukan pencampuran pestisida dan penggunaan APD dan yang

meliputi : Sarung tangan, Topi, Baju lengan panjang dan sepatu boots

dan masker yang digunakan petani.

2. Variabel Dependent (terikat)

Variabel Dependent (terikat) merupakan variabel yang di

pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

kejadian dermatitis. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan

kejadian dermatitis sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh

variabel bebas Personal hygiene dan penggunaan APD.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

46

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah penjelasan tentang bagaimana

suatu variabel akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk

mengukurnya. Definisi operasional variabel bukanlah define teoritis. Tidak

semua variabel peril diberikan definisi operasional, hanya variabel yang

mempunyai lebih dari satu cara pengukuran, atau variabel yang

pengukurannya spesifik, atau variabel yang belum memiliki alat ukur

standard an perlu dikembangkan alat ukur oleh penrliti (Rosjidi & Liawati,

2013: 81). Berikut definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

47

Tabel 4.3 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Data Hasil Ukur

Independen

Personal Hygiene

Personal hygiene adalah cara

perawatan diri manusia untuk

menjaga kesehatan mereka

secara fisix dan pesikis. Dalam

kehidupan sehari-hari

kebersihan Kebersihan di

pengaruhi oleh nilai individu

dan kebiasaan

1. Perawatan kebersihan

tangan

2. Perawatan kebersihan kulit

3. Perawatan kebersihan kaki

4. Kebersihan pakaian

5. Kebersihan rambut.

(Depkes RI, 2006).

Wawancara dan

Kuesioner

Ordinal 1 = Kurang Baik ≤50%

2 = Baik >50%

Idependen

Penggunaan APD

Alat Pelindung Diri (APD)

adalah seperangkat alat yang

mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang dalam

pekerjaannya yang mengisolasi

tenaga kerja dari bahaya tempat

kerja

1. Menggunakan Sarung

tangan

2. Menggunakan sepatu boots

3. Menggunakan baju lengan

panjang

4. Menggunakan alat

pelindung kepala (topi)

Wawancara dan

kuesioner

Ordinal 1 = Tidak

menggunakan.≤ 50%

2= Menggunakan

>50%

Dermatitis Dermatitis adalah peradangan

pada kulit yang disebabkan oleh

subtansi yang menempel pada

kulit. Yang telah terdiagnosa

oleh dokter dan tercatat oleh

rekamedik.

1. Dermatitis

2. Tidak Dermatitis

Data Sekunder

Dinkes Kabupaten

Madiun Tahun

2017

Nominal 1 : Tidak

2 : Ya

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

48

4.6 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini

pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan lembar

kuesioner. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

data penderita dermatitis dari dinas kesehatan kabupaten Madiun,

sedangkan lembar kuesioner untuk mendapatkan data Personal Hygiene

Petani dan Penggunaan Alat Pelindung Diri Petani Di Desa Kebonsari

Kabupaten Madiun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Kuesioner merupakan suatu daftar tertulis yang memuat

pertanyaan-pertanyaan peneliti mengenai suatu hal tertentu untuk

mengumpulkan data-data melalui proses wawancara. (Sugiyono, 2008).

Jenis kuesioner dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Kuesioner terbuka yaitu merupakan daftar prtanyaan yang memberi

kesempatan kepada responden untuk menuliskan pendapat mengenal

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti.

2. Kuesioner tertutup yaitu merupakan daftar pertanyaan yang alternatif

jawabannya sudah disiapkan oleh peneliti.

3. Kuesioner campuran adalah perpaduan antara bentuk kuesioner

terbuka dan tertutup.

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

49

Sedangkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuisioner tertutup, cara ini sangat efektif karena responden dapat lansung

memberikan tanda centang atau melingkari nomor yang telah disediakan

oleh peneliti. Uji kuesioner sebagai alat ukur kuesioner dapat digunakan

sebagai alat ukur penelitian. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita

susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu

diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan)

dengan skor totalkuesioner tersebut.

4.6.1 Uji Validitas

Pada pengamatan dan pengukuran observasi, harus diperhatikan

beberapa hal yang secara prinsip sangat penting yaitu uji validitas,

reabilitas dan ketepatan fakta atau kenyataan hidup (data) yang

dikumpulkan dari alat dan cara pengumpulan data maupun kesalahan-

kesalahan yang sering terjadi pada pengamatan atau pengukuran oleh

pengumpul data (Nursalam, 2013). Prinsip validitas adalah pengukuran

dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrument dalam

mengumpulkan data, instrument dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur (Nursalam, 2013).

Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi product

moment person. Hasil r hitung dibandingkan r tabel dimana df = n-2

dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid (Sujarweni, 2015).

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

50

1. Uji Validitas

Kuesioner diujikan pada kelompok petani yang berada pada

wilayah desa Pilang Kenceng Kabupaten Madiun. Peneliti melakukan

uji validitas kuesioner pada kelompok petani tersebut karena

kelompok tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama dengan

sampel penelitian. Jumlah sampel pada uji validitas kuesioner

sebanyak 30 responden. Pengujian validitas kuesioner pada penelitian

ini menggunakan software SPSS versi 16.0. Untuk mengetahui bahwa

item-item pernyataan pada kuesioner tersebut jika r hitung > r tabel

product moment pearson. Nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r

product moment dengan df (degree of freedom) = n-2 , jadi jika

responden berjumlah 30 maka df=30-2=28 . Dengan taraf signifikansi

5%, maka diketahui bahwa r tabel product moment pearson sebesar

0,312. Hasil menunjukkan bahwa dari 24 item pernyataan pada

kuesioner, ada 2 pernyataan yang dinyatakan tidak valid. Untuk

mengetahui kuesioner tersebut benar-benar valid, maka dilakukan lagi

validasi dengan menggunakan komputer dengan syarat item-item

pernyataan yang tidak valid dihilangkan ke dalam entri data. Hasil

menunjukkan bahwa 22 item pernyataan pada kuesioner tersebut

valid. Berdasarkan uji validitas, didapatkan hasil instrumen yang tidak

valid diantaranya :

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

51

Tabel 4.4 Uji Validitas

No Variabel Pertanyaan Yang Tidak Valid

1 Personal Hygine Valid

2 Penggunaan APD (2), (3)

Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas

VARIABEL R.HITUNG R.TABEL KETERANGAN

PAPD 1 0.546 0.312 VALID

PAPD 2 0.175 0.312 TIDAK VALID

PAPD 3 0.241 0.312 TIDAK VALID

PAPD 4 0.344 0.312 VALID

PAPD 5 0.599 0.312 VALID

PAPD 6 0.631 0.312 VALID

PAPD 7 0.492 0.312 VALID

VARIABEL R HITUNG R.TABEL KETERANGAN

PH 1 0.440 0.312 VALID

PH 2 0.468 0.312 VALID

PH 3 0.513 0.312 VALID

PH 4 0.739 0.312 VALID

PH 5 0.637 0.312 VALID

PH 6 0.652 0.312 VALID

PH 7 0.732 0.312 VALID

PH 8 0.764 0.312 VALID

Dari data Tabel 4.4 hasil uji validitas yang didapatkan, maka

pernyataan yang tidak valid sebaiknya disingkirkan dan tidak

dijadikan sebagai instrumen penelitian.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas maka selanjutnya melakukan uji

reliabilittas. Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau

pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati

berkali-kali dalam waktu yang berlainan (Nursalam, 2013). Uji reliabilitas

dapat dilihat pada nilai cronbach alpha, jika nilai alpha > 0,60 maka

kontruk pernyataan yang merupakan dimensi variabel adalah reliabel.

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

52

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbcah Alpha Simpulan

1 Personal Hygine 0,768 Reliabel

2 Penggunaan APD 0,664 Reliabel Sumber : Pengolahan Data Primer Menggunakan SPSS

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun.

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Mei- selesai 2018.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer didapat dari jawaban atas kuesioner yang diberikan

kepada responden petani padi . Jenis Data antara lain :

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari kuesiner yang langsung ke lokasi di

desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun dan

memberikan lembar kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data jumlah penderita

dermatitis di desa Kebonari Kabupaten Madiun.

Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

53

a. Meminta izin kepada Kaprodi Kesehatan Masyarakat STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun dan Pimpinan untuk

menandatangani surat ijin penelitian dan diserahkan kepada

Badan Kesatuan Bangsa dan Negara Kabupaten Madiun untuk

menyetujui surat ijin penelitian.

b. Mendapatkan ijin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Madiun dan Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.

c. Mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan Madiun.

d. Mendatangi rumah atau tempat tinggal responden yang telah

memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi bersama Ketua

paguyuban petani di desa Kebonsari Kabupaten Madiun.

e. Meminta kesediaan responden yang menjadi sampel dengan

terlebih

dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

f. Meminta kesukarelaan responden untuk menandatangani

informed consent.

g. Memberikan kuesioner kepada responden untuk diisi. Pada saat

responden kesulitan maka kuesioner dibacakan dan responden

diminta menjawab sesuai pilihan dalam kuesioner.

h. Mengumpulkan hasil kuisioner yang telah diisi responden,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dan dianalisis.

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

54

4.9 Pengolahan dan Analisis Data

4.9.1 Pengolahan Data

Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk mememeriksa atau pengecekan

kembali data maupun kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan.

Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data, pengisian

kuesioner, dan setelah data terkumpul (Notoatmodjo, 2010).

2. Entry

Mengisi masing–masing jawaban dari responden dalam bentuk

code dimasukkan ke dalam program atau kolom–kolom lembar code

(Notoatmodjo, 2010).

3. Cleaning

Cleanig merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,

ketidak lengkapan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi

(Notoatmodjo, 2010).

4. Coding

Coding setelah semua data diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan pengodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo,

2010).

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

55

Tabel 4.7 Coding

NO VARIABEL CODING

1. JENIS KELAMIN 1 = Laki-Laki

2 = Perempuan

2. PENDIDIKAN 1 = Sd

2 = Smp

3 = Sma

3 DERMATITIS 1 = Dermatitis

2 = Tidak Dermatitis

4 PERSONAL HYGINE 1 = Kurang Baik ≤ 50%

2 = Baik > 50%

5 APD 1 = Tidak Menggunakan ≤ 50%

2 = Menggunakan > 50%

6 KELOMPOK 1 = Kasus

2 = Kontrol

5. Tabulating

Tabulating yaitu memasukkan data dari hasil penelitian kedalam

tabel-tabel sesuai kriteria (Notoatmodjo, 2010).

4.9.2 Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendiskripsikan setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam

analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase

dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Data yang akan di analisis

dengan univariat adalah Personal Hygiene yang meliputi Perawatan

kebersihan tangan Perawatan kebersihan kulit, Perawatan kebersihan

kaki, Kebersihan pakaian, Kebersihan rambut dan Penggunaan APD

meliputi Pemakaian sarung tangan, baju lengan panjang, penggunaan

sepatu dan topi yang dipakai oleh petani pada saat bekerja di sawah.

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

56

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,

2010). Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang

signifikan dari kedua variabel, yaitu variabel independent (Personal

Hygiene dan penggunaan APD) dan dependent (kejadian Dermatitis).

yang dianalisis dengan uji statistik Chi-square dan menggunakan

SPSS versi 16 for Windows dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.

Syarat Uji Chi Square adalah sebagai berikut :

a. Untuk tabel lebih dari 2 x 2, continuity correction untuk tabel 2 x

2 dengan expected count < 5.

b. Sedangkan Fisher’s exact digunakan untuk tabel 2 x 2 dengan

expected count > 5.

c. Semua pengamatan dilakukan dengan independen.

d. Setiap sel paling sedikit berisi frekuensi harapan 1 (satu). Sel- sel

dengan frekuensi harapan kurang dari 5 tidak melebihi 20% dari

total sel.

Hasil Uji Chi Square hanya dapat menyimpulkan ada/ tidaknya

perbedaan proporsi antar kelompok atau dengan kata lain hanya dapat

menyimpulkan ada/ tidaknya hubungan antara dua variabel kategorik.

Dengan demikian Uji Chi Square dapat digunakan untuk mencari

hubungan dan tidak dapat untuk melihat seberapa besar hubungannya

atau tidak dapat mengetahui kelompok mana yang memiliki resiko

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

57

lebih besar (Sujarweni, 2015). Untuk mengetahui derajat hubungan,

dikenal ukuran Risiko Relatif (RR) dan Odds Ratio (OR). Keputusan

dari pengujian Chi Square:

a. Apabila p value ≤ 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

sehingga antara kedua variabel ada hubungan yang bermakna.

b. Apabila p > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga

antara kedua variabel tidak ada hubungan yang bermakna.

Syarat Odds Ratio, sebagai berikut (Saryono, 2013) :

1) OR (Odds Ratio) < 1, artinya faktor yang diteliti merupakan

faktor protektif resiko untuk terjadinya efek.

2) OR (Odds Ratio) > 1, artinya faktor yang diteliti merupakan

faktor resiko.

3) OR (Odds Ratio) = 1, artinya faktor yang diteliti bukan

merupakan faktor resiko.

Odds Ratio dipakai untuk mencari perbandingan kemungkinan

peristiwa terjadi di dalam satu kelompok dengan kemungkinan hal

yang sama terjadi di kelompok lain. Rasio odds adalah ukuran

besarnya efek dan umumnya digunakan untuk membandingkan hasil

dalam uji klinik (Sujarweni, 2015).

4.10 Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subyek

penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar

manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

58

sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung

tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2012). Etika yang harus diperhatikan

antara lain :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Confidentially (Kerahasiaan)

Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok dua tertentu yang

berhubungan dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.

3. Anomity (Tanpa Nama)

Selama untuk menjaga kerahasiaannya identitas nama responden

tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut

hanya diberikan kode tertentu (Hidayat, 2012)

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

59

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum

A. Keadaan Geografis Desa Kebonsari

Luas wilayah desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten

Madiun memiliki luas sekarang 462,26 Ha. Desa Kebonsari Kecamatan

Kebonsari Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur. Adapun batas-batas

wilayah desa Kebonsari yaitu :

1. Sebelah Utara : Desa Balerejo, Kecamatan Kebonsari.

2. Sebelah Selatan : Desa Sidorejo, Kecamatan Kebonsari.

3. Sebelah Timur : Desa Singgahan, Kecamatan Kebonsari.

4. Sebelah Barat : Desa Rejosari, Kecamatan Kebonsari.

Gambar 5.1 Peta Wilayah Desa Kebonsari

Sumber : Profil Desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari, Tahun 2017

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

60

B. Kependudukan

Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun memiliki

jumlah penduduk 5.848 Jiwa dan Memiliki 1981 Kepala Keluarga. Desa

Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun terbagi dalam 39 RT

dan 4 RW.

Tabel 5.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Kebonsari Kecamatan

Kebonsari Kabupaten Madiun

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

(Jiwa)

Persentase

(%)

1 Petani 1496 69,5

2 Buruh Tani 518 24

3 Pns/Tni/Polri 60 2,5

4 Pedagang Keliling 36 1,3

5 Pensiun 24 1,1

6 Pengrajin 38 1,6

Total 2.152 100%

Sumber : Data Profil Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun, Tahun

2017

Berdasarkan tabel 5.1 di Desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun pada tahun 2017 Jumlah mata Pencaharian paling

banyak adalah sebagai Petani 1.496 orang (69,5%) dan yang paling sedikit

adalah sebagai pensiunan 24 orang (1,1%).

5.1.2 Hasil Analisis Univariat

Berikut hasil analisis univariat pada Petani Padi di Wilayah Desa

Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun :

1. Umur

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan kelompok

umur pada Petani Padi di Desa Kebonsari Kecamatan

Kebonsari Kabupaten Madiun pada Tahun 2018

No UMUR (Tahun) Frekuensi

KASUS % KOTROL %

1 35-50 26 81,2 0 0

2 51-66 6 18,8 19 59,4

3 67-80 0 0 13 40,6

TOTAL 32 100 32 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2018

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

61

Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui responden pada kelompok kasus

berusia 35-50 Tahun sebanyak 26 orang (81,2%) dan pada responden

Kelompok Kontrol sebagian besar berusia 51-66 Tahun sebanyak 19

orang (59,4%).

2. Tingkat Pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Tingkat

pendidikan pada petani padi di Desa Kebonsari

Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun pada Tahun

2018

NO PENDIDIKAN FREKUENSI

KASUS % KONTROL %

1 SD 15 46,9 18 51,6

2 SMP 11 34,4 9 28,1

3 SMA 6 18,8 5 15,6

TOTAL 32 100 32 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui pada responden kelompok kasus

Tingkat lulusan pendidikan SD sebanyak 15 orang (46,9%) dan

responden pada kelompok kontrol tingkat lulusan pendidikan SD 18

Orang (51,6%), Jadi rata-rata pendidikan petani di desa Kebonsari

Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun berpendidikan sebagai

lulusan SD.

3. Jenis Kelamin

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin

pada Petani Padi di Desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun pada Tahun 2018

No Jenis Kelamin Frekuensi

Kasus % Kontrol %

1 Laki-Laki 17 53,1 17 53,1

2 Perempuan 15 46,9 15 46,9

Total 32 100 32 100

Sumber : Data Primer, Tahun 2018

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

62

Berdasarkan Tabel 5.4 pada Kelompok Kasus yang berjenis

kelamin Laki-Laki sebanyak 17 orang (53,1%) dan pada kelompok

kasus berjenis kelamin Perempuan sebanyak 15 orang (46,9%). Pada

Responden kelompok kontrol berjenis kelamin Laki-laki 17 orang

(53,1%) dan pada kelompok kontrol berjenis kelamin perempuan 15

orang (46,9%).

5.1.3 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan dan besarnya

odd ratio faktor resiko, dan digunakan untuk mencari hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat dengan uji statistik yang disesuaikan

dengan skala data yang ada. Uji statistik yang digunakan Chi-square dan

penentuan odds Ratio (OR) dengan taraf kepercayaan (CI) 95% dan

tingkat kemaknaan 0,005. Beriku adalah analisis Bivariat Hubungan

Personal hygiene dan penggunaan APD dengan kejadian dermatitis pada

petani padi di wilayah desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari, Kabupaten

Madiun. Berikut adalah hasil analisa bivariat penelitian menggunakan

aplikasi pengolah data statistik SPSS 16.0 :

1. Hubungan Personal Hygiene dengan kejadian dermatitis

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Hubungan Personal Hygiene dengan

Kejadian Dermatitis.

Personal

Hygine

Kejadian Dermatitis

Dermatitis

(Kasus)

Tidak

Dermatitis

(Kontrol) P- Value

OR

95% CI

F % F %

Kurang Baik 27 84,4 16 50

0,008

5,400

(1,660-17,561)

Baik 5 15,6 16 50

Total 32 100 % 32 100%

Sumber : data primer hasil penelitian bulan juli,2018

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

63

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat diketahui bahwa responden

yang memiliki Personal hygiene kurang baik sebanyak 27 orang

(84,4%) termasuk kelompok kasus dan responden yang memiliki

Personal hygiene kurang baik sebanyak 16 orang (50,0%) termasuk

kelompok kontrol. Hasil analisis uji chisquare hubungan antara

Personal hygiene dengan kejadian dermatitis menunjukkan bahwa

nilai p-value = 0,008 kurang dari α = 0,05. Maka dapat diambil

kesimpulan bahwa secara statistik ada hubungan antara Personal

hygiene dengan kejadian dermatitis Nilai odds ratio (OR) = 5,400 > 1,

maka secara statistik dapat disimpulkan bahwa responden yang

memiliki Personal hygiene kurang baik beresiko 5,4 kali terkena

dermatitis.

2. Hubungan Penggunaan APD dengan kejadian dermatitis

Tabel 5.6 Tabulasi Silang Hubungan Penggunaan APD dengan

Kejadian Dermatitis.

Penggunaan

APD

Kejadian Dermatitis

Dermatitis

(Kasus)

Tidak

Dermatitis

(Kontrol) P- Value

OR

95% CI

F % F %

Tidak

Menggunakan 27 84,4 13 40,6

0,001 7,892

(2,409-25,857) Menggunakan 5 15,6 19 59,4

Total 32 100 % 32 100%

Sumber : data primer hasil penelitian bulan juli, 2018

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat diketahui bahwa responden

yang Tidak menggunakan APD 27 orang (84,4%) termasuk kelompok

kasus dan responden yang Tidak menggunakan APD sebanyak 13

orang (40,6%) termasuk kelompok kontrol. Hasil analisis uji

chisquare hubungan antara Penggunaan APD dengan kejadian

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

64

dermatitis menunjukkan bahwa nilai p = 0,001 kurang dari α = 0,05.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara statistik ada hubungan

antara Personal hygiene dengan kejadian dermatitis Nilai OR = 7,892

> 1, maka secara statistik dapat disimpulkan bahwa responden yang

tidak menggunakan APD beresiko 7,8 kali terkena dermatitis.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Hubungan Personal Hygiene Petani dengan Kejadian Dermatitis Pada

Petani Padi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara

Personal hygiene dengan kejadian dermatitis di desa Kebonsari kecamtan

kebonsari, kabupaten madiun hasil uji Chi-square diperoleh nilai p-value

(0,008) kurang dari α (0,05) yang berarti ada hubungan antara Personal

hygiene Petani dengan kejadian dermatitis.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa Personal Hygiene

adalah cara perawatan diri manusia untuk menjaga kesehatan mereka

secara fisik dan psikis. Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan sangatlah

penting dan perlu diperhatikan karena kebersihan mempengaruhi

kesehatan dan pesikis seseorang. (Mubarak, 2008)

Menurut Wartonah (2013), kebersihan diri termasuk kebersihan kulit

sangat penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan seperti mandi 2x

sehari menggunakan sabun dan air bersih. Salah satu bagian tubuh yang

cukup sensitif terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit. Kulit

merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

65

pengaruh lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa

efek yang baik bagi kulit. Demikian pula sebaliknya, lingkungan yang

kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara

lain penyakit kulit (Harahap, 2015).

Berdasarkan observasi langsung pada responden (petani) terlihat

bahwa kondisi tempat para petani bekerja dalam hal ini adalah sawah

kondisi yang panas dan terik yang mampu membuat keringat muncul lebih

banyak sehingga membuat sarang kuman dan jamur yang menempel pada

badan dan pakaian yang membuat bau badan sehingga bersarangnya

kuman dan jamur.

Petani yang menderita dermatitis adalah petani yang memiliki

Personal hygiene kurang baik hal ini terjadi karena kurangnya petani

dalam memperhatikan kebersihan diri mereka seperti pada saat mereka

pulang dari sawah kebanyakan diantara mereka setelah beraktivitas dari

sawah mereka tidak mandi setelah mereka istirahat mereka hanya mandi

pada saat pagi dan sore hari dan mengganti pakaian mereka, pakaian yang

mereka kenakan pada saat di sawah mereka gunakan kembali ke esokan

harinya pada saat petani kembali ke sawah mereka mencuci pakaian

mereka setelah dipakai dua kali bahkan bila dalam dua hari masih bersih

mereka gunakan kembali kebiasaan dalam mencuci tangan menggunakan

sabun setelah beraktifitas dari sawah juga jarang mereka terapkan

kebanyakan diantara mereka hanya mencuci tangan dengan air biasa, air

tersebut berada di parit sawah (galengan) mereka mencuci tangan mereka

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

66

tidak menggunakan air mengalir sehingga mereka yang terkena dermatitis

kurang memperhatikan kebersihan diri mereka.

Pada dasarnya menjaga kebersihan diri dapat mencegah terjadinya

dermatitis dengan membiasakan mencuci tangan, kaki, dan mengganti

pakaian yang dia gunakan pada saat bekerja di sawah. Kebiasaan mencuci

tangan sangat penting karena tangan adalah anggota tubuh yang paling

sering kontak dengan bahan-bahan kimia bahan kimia dalam hal ini adalah

pupuk yang digunakan para petani seperti pupuk Urea (Amonium

Carbamide), pupuk ZA (Zwavelzure Amonium), Pupuk SP36 (Super

Phospate), Pupuk KCL (Kalium Klorida), ZK (Zwavelzure kali), Pupuk

NPK PHONSKA (Nitrogen Phospate Kalium), Dolomite (Kapur

Karbonat). Pupuk-pupuk tersebut sering digunakan para petani desa

Kebonsari Kecamtan Kebonsari Kabupaten Madiun. Mencuci tangan

menggunakan sabun dan membilasnya menggunakan air bersih dan

mengalir mampu menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit

khususnya dalam hal ini adalah tangan.

Mandi dengan menggunakan sabun dan air bersih dan menggunakan

air yang mengalir setelah beraktifitas dari sawah merupakan pencegahan

yang sangat tepat untuk para petani karena mandi menggunakan sabun dan

menggunakan air bersih yang mengalir merupakan hal yang wajib

dilakukan karena hal ini dapat mengurangi petani terkena penyakit kulit

khsusnya dermatitis karena setelah seharian beraktivitas disawah dan

menyebabkan keringat karena terik matahari dan aktivitas yang menguras

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

67

tenaga keringat itu mucul memicu kuman untuk tumbuh dan menempel

pada pakaian yang dikenakan petani padasaat itu untuk itu sangat

disarankan untuk petani mengganti pakaian yang mereka kenakan setelah

mandi, hal-hal yang sangat perlu diperhatikan dalam hubungan Personal

hygiene dengan kejadian dermatitis pada petani adalah dengan mandi

menggunakan air bersih yang menggalir dan menggunakan sabun sepulang

beraktivitas dari sawah mengganti pakaian yang mereka kenakan dengan

pakaian yang bersih dan tidak menggunakan pakaian yang kotor yang

mereka kenakan pada saat beraktivitas disawah kemudian mencuci baju

yang kotor dengan sabun dan air yang bersih agar baju yang bercampur

keringat tidak menimbulkan sarang penyakit yang menempel pada pakaian

kemudian dikenakan kembali dan menyebabkan penyakit pada petani dan

jangan lupa untuk membersihkan kaki mencucinya dengan air bersih dan

mengalir menggunakan sabun agar tidak menjadi sarang penyakit dan

jamur sehingga tidak terkena penyakit kulit (Dermatitis).

5.2.2 Hubungan Penggunaan APD dengan Kejadian Dermatitis Pada

Petani Padi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara

Penggunaan APD dengan kejadian dermatitis di desa Kebonsari Kecamtan

Kebonsari, Kabupaten Madiun hasil uji Chi-square diperoleh nilai p-value

(0,001) kurang dari α (0,05) yang berarti ada hubungan antara Penggunaan

APD Petani dengan kejadian dermatitis.

Hal ini sesuai dengan Teori yang diungkapkan oleh Bloom dalam

Notoatmodjo (2011) mengungkapkan perilaku dipengaruhi oleh faktor

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

68

predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi

yang berupa pengetahuan dan sikap tentang alat pelindung diri (APD).

Sedangkan faktor pendukung mengacu pada daya dukung lingkungan fisik

meliputi ketersediaan alat pelindung diri (APD) untuk menunjang perilaku

penggunaa alat pelindung diri. Faktor pendorong yaitu daya dukung

sumber daya manusia disekitar individu yang selalu melakukan

pengawasan penggunaan alat pelindung diri saat bekerja.

Menurut Endif (2015) alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat

alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau

sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya

kecelakaan kerja.

Berdasarkan observasi secara langsung pada petani yang terkena

dermatitis mereka tidak menggunakan APD untuk melindungi diri mereka

dari bahaya lingkungankerja yang terik dan panas dan juga lembab

menyebabkan kontaks secara langsung dengan kulit. Petani hanya

menggunakan pelindung kepala (topi capil) tidak menggunakan baju

pelindung yang sesuai dengan pelindung untuk petani saat bekerja di

sawah. Mereka juga tidak memakai sarung tangan berbahan karet maupun

sarung tangan yang tebal yang disarankan untuk petani saat bekerja di

sawah, Para petani juga tidak menggunakan sepatu boots berbahan karet

mereka menggunakan kaki yang tanpa alas apapun sehingga sering

ditemui masalah penyakit kulit (dermatitis) pada petani di area kaki dan

tangan. Pada saat proses pencampuran pupuk mereka juga tidak

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

69

menggunakan masker dan sarung tangan sehingga sering terjadi masalah

gangguan kulit di sekitar telapak tangan dan di pergelangan tangan

kebanyakan pada telapak tangan kemudian mengeras dan mengakibatkan

penumpukan bahan-bahan kimia yang terserap oleh kulit yang

mengakibatkan kulit mengerak (Ngapal) karena sudah terlalu sering

berkontaks langsung dengan bahan-bahan kimia, hal yang pertama

dirasakan oleh petani yang terkena dermatitis pada telapak tangan terasa

seperti terasa terbakar, gatal, pedih, dan bahkan sampai melepuh kondisi

ini mereka anggap biasa maka para petani sering menganggap remeh akan

hal ini.

Tidak hanya disekitar telapak tangan dan pergelangan tangan petani

yang terkena dermatitis yang tidak menggunakan alas kaki disebabkan

oleh cuaca yang panas dan lembab yang bercampur dengan bahan kimia

yang berada di sawah pertama yang petani rasakan adalah gata, panas,

pedih dan melepuh mereka menganggap hal ini biasa dan petani hanya

menganggap remeh dan mereka menganggap ini sudah menjadi suka

dukanya menjadi petani.

Petani yang hanya menggunakan baju senyamanya sebenarnya tidak

disarankan oleh pemerintah kususnya dinas pertanian namun hal ini petani

mengabaikannya mereka terkadang menggunakan baju yang menganggap

mereka nyaman sehingga mereka hanya terkadang menggunakan baju

lengan panjang. Sehingga banyak diantara petani yang terkena dermatitis

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

70

kurang memperhatikan penggunaan baju pelindung dari sinar matahari dan

bahan-bahan kimia yang berkontak secara langsung dengan tubuh.

Pada dasarnya Menjaga tubuh dengan menggunakan APD merupakan

langkah yang terakhir dalam melindungi potensi bahaya namun hal ini

perlu diterapkan betul oleh petani karena mereka berkontak lansgung

dengan bahan-bahan kimia dan cuaca yang extreame padakondisi

lingkungan kerja mereka. Pemerintah sudah memberikan himbauan dan

sosialisasi dalam hal penggunaan APD namun para petani kurang

menyikapi betul dalam masalah ini karena mereka menganggap bahwa

menggunakan APD pada saat bekerja di sawah mereka rasa kurang

nyaman dan efisien karena mereka menganggap terlalu ribet sehingga

petani hanya menggunakan pelindung topi seadanya dan menggunakan

baju lengan panjang berbahan kain mereka sudah merasacukup aman dan

nyaman tanpa mereka sadari bahwakeringat yang bercampur bahan-bahan

kimia yang menempel pada tubuh dan pakaian yang mereka gunakan dapat

memicu terjadinya masalah-masalah pada gangguan penyakit kulit

khususnya dermatitis untuk itu perlu perhatian yang amat khusus bagi para

petani untuk menggunakan APD pada saat pencampuran pupuk,

Penyemprotan pupuk, dan pada saat aktivitas di sawah, agar mereka

terhindar dari masalah-masalah penyakit kulit seperti yang sudah mereka

alami, mereka hanya perlu membiasakan diri dengan menggunakan alat

pelindung diri seperti masker khusus saat menyemprot, menggunakan

sarung tangan berbahan karet, menggunakan sepatu boots berbahan karet

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

71

dan memakai apron pelindung baju saat menyemprot maupun beraktivitas

di sawah, menggunakan pelindung kepala serta pelindung wajah seperti

tebeng yang berbahan plastic yang transparan kegunaan ini tidak hanya

untuk melindungi kepala namun juga melindungi mata, wajah dan rambut

sehingga bahan-bahan kimia yang mereka gunakan tidak menempel

langsung pada kulit sehingga menyebabkan dermatitis, untuk itu mereka

perlu memperhatikan kesehatan kulit mereka agar tidak terkena dermatitis

secara terus menerus walaupun mereka sudah melakukan pengobatan

namun bila tidak didukung oleh diri sendiri dengan menjaga diri mereka

dengan menggunakan APD semuanya sama saja tidak berarti, jadi petani

perlu memperhatikan betul dan menyikapinya ini dengan sungguh-

sungguh.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat

mempengaruhi hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini peneliti mengalami keterbatasan yaitu ada sebagian

responden yang buta huruf dan ada juga responden yang tidak

berkenan membaca kuesioner satu persatu, sehingga peneliti harus

membacakan kuesioner tersebut satu persatu kepada responden.

Pertanyaan dalam kuesioner bersifat tertutup (ya atau tidak ) sehingga

jawaban yang didapat dari responden sangat terbatas.

2. Kuesioner dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan teori tentang faktor-faktor yang menjadi hubungan antara

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

72

variabel independent dan variabel dependent, dikarenakan belum ada

kuesioner yang baku. Maka peneliti melakukan uji validitas dan

reliabilitas kuesioner untuk membuktikan ketepatan dan kelayakan

kuesioner untuk mengukur variabel yang diteliti.

3. Uji statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam

penelitian ini menggunakan uji non parametrik, sehingga memiliki

tingkat kepekaan yang kurang baik meskipun hasilnya berhubungan.

Namun peneliti telah melengkapi hasil penelitian dengan teori dan

penelitian terdahulu yang mendukung, sehingga memperkuat hasil

penelitian.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

73

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang hubungan Personal hygiene dan

penggunaan APD dengan kejadian dermatitis pada petani padi di desa

kebonsari, kecamatan Kebonsari kabupaten madiun pada tahun 2018 , di

dapatkan hasil sebagai berikut :

1. Sebagian besar petani yang terkena dermatitis memiliki perbandingan

1 : 1 dengan jumlah 32orang (50%) sebagai kelompok kasus dan 32

orang (50%) sebagai kelompok kontrol .

2. Responden yang memiliki Personal hygiene kurang baik terkena

dermatitis sebanyak 27 orang (84,4%) dan responden yang tidak

terkena dermatitis sebanyak 16 orang (50%) memiliki Personal

hygiene baik.

3. Responden yang mengalami dermatitis yang tidak menggunakan APD

sebanyak 27 (84,4%) orang dan responden yang tidak terkena

dermatitis menggunakan APD sebanyak 19 orang (59,4%).

4. Ada hubungan antara Personal hygiene dengan kejadian dermatitis di

Desa Kebonsari Kecamtan Kebonsari, Kabupaten Madiun diperoleh

nilai p-value (0,008) kurang dari α (0,05)

5. Ada hubungan antara Penggunaan APD dengan kejadian dermatitis di

Desa Kebonsari Kecamtan Kebonsari, Kabupaten Madiun dengan

nilai p-value (0,001) kurang dari α (0,05).

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

74

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat mengajukan saran

antara lain sebagai berikut

1. Bagi Tempat Penelitian (Desa Kebonsari Kab.Madiun)

Sebaiknya Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat maupun

kepada semua kelompok petani yang belum terkena dermatitis dan

yang sudah terkena dermatitis agar para petani di Desa Kebonsari

Kecamatan Kebonsari Memiliki Personal hygiene yang baik dan sadar

akan penggunaan APD agar terhindar dari bahaya yang timbul dari

bahan kimia

2. Bagi STIKES Bakti Husada Mulia Madiun

a. Diharapkan dapat memberikan manfaat serta pengetahuan yang

lebih kepada pembaca.

b. Diharapkan institusi pendidikan dapat mempergunakan hasil

penelitian ini sebagai referensi dan bahan tolak ukur untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

a. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian

ini jauh lebih baik lagi dengan menganalisis kedua variabel .

b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti dengan variabel

yang berbeda.

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

75

4. Bagi Responden dan Masyarakat (Petani)

a. Sebaiknya untuk petani padi yang terkena dermatitis lebih

meningkatkan dan menjaga kebersihan diri dengan mandi

menggunakan sabun dan membilas dengan air bersih yang

mengalir.

b. Sebaiknya untuk petani padi yang kurang menjaga kebersihan

dirimereka dalam hal kebersihan pakaian sebaiknya mencuci

pakaian yang telah digunakan di sawah saat beraktivitas dengan

menggunakan sabun dengan air bersih yang mengalir agar

kotoran yang menempel pada baju hilang.

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

76

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, dkk. 2014. Dermatitis di indonesia. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Ambarwati, E.R., Sunarsih, T. 2011. KDPK Kebidanan: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Cohen. 2016. Penyakit Akibat Kerja. Hand Book off occupational Health. Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Lokakarya Nasional Jaminan Mutu

Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Depkes; 2012.

Departemen Pertanian. 2017. Data petani di Indonesia.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2015. Data APD Pada Pekerja

Djewarut H, Nurhudayah, Ernawati Askar. 2012. Hubungan pengetahuan dan

perilaku dengan kejadian dermatitis kontak di puskesmas canga di

Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng.

Djuanda S,Sularsito SA. Dermatitis Atopik. Dalam: Djuanda A,editor. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi ke- 6. Jakarta: FK UI; 2015. h.138-47.

Djuanda, H., Lokananta MD.2010. Dermatitis Kontak Akibat Kerja, Majalah

Kesehatan Masyarakat Indonesia. 31(3). 27-33. Dalam : Mariz, DR.,

Hamzah., SM, Wintoko., R. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kejadian Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada Petani rumput Laut,

Universitas Lampung. Lampung: 46.

Harahap, 2015. Buku Personal Hygine,Jakarta Penerbit Rineka Cipta

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2010). Buku Panduan Personal Hygiene. Jakarta:

Salemba Medika.

HJ.Mukono, (2011). Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan . Surabaya. Pusat

Penerbitan dan Percetakan Unair

Lestari, F. dan Utomo, H.S. 2008. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Dermatitis Kontak pada Pekerja di PT Inti Pantja Press Industri. Depok:

FKM UI.

M Sopiyudin Dahlan, (2016). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan.Jakarta

Epidemiologi Indonesia

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

77

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Orton, D.I., Wilkinson, J.D. 2014. Bahan kimia penyebab dermatitis. Cosmetic

Allergy: Incidence, Diagnosis, and Management. Am J Clin Dermatol.

Parisca, 2015. Etiologi dan Deskripsi pekerjaan petani. Jurnal 2015

Perdoski. 2015. Studi Epidemiologi Kasus dermatitis di indonesia.

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, Tahun 2017.

Sarwono, 2012. Syarat-syarat Alat Pelindung diri Pada Pekerja. Jurnal.2012

Suma’mur, 2014. Syarat Alat Pelindung Diri Yang Harus dipenuhi oleh petani

padi dalam mengaplikasikan pestisida.Jurnal.2014

Sajida, 2017. National Campaign for Handwashing with soap.Jurnal.2017

Septiana sari. 2014. Hubungan Masa Kerja, Higiene Perorangan dan

Penggunaan Alat Pelindung Diri, pola kebersihan diri dengan keluhan

Gangguan Kulit Petani Rumput Laut di Kelurahan Kalumeme Bulukumba.

Jurnal. 2014, 22 Agustus.

Siregar, RS. 2014. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi: II. Jakarta:

Penerbit buku kedokteran EGC.

Silny S,2013 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Gangguan Penyakit Kulit.

Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar

Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,

editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI; 2010: 129-53.

Suma’mur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta

sagung seto. Dalam: Aisyah, Faddilatul. dkk. 2015. Hubungan Hygiene

Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Keluhan

Gangguan Kulit Pada Pekerja Pengupas Udang Di Kelurahan Pekan

Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Medan.

Sunaryo, 2012. Professional Development Program Irritant contact dermatitis: A

review. Australasian Journal of Dermatology, 49: 1–11.

Susanty E. 2015. Hubungan Personal Hygiene dan Karakteristik Individu

terhadap kejadian dermatitis pada petani rumput laut di Dusun Puntondo

Kabupaten Takalar. Skripsi. Makassar. Universitas Hasanuddin Makassar.

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

78

Suria Djuanda, SriAdi S. 2015. DERMATITIS. Jakarta : IPUSNAS

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.Buku Panduan Penyusunan Tugas Akhir.

2018. Madiun.

Tarwaka, dkk. 2010. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta: HARAPAN

PRESS.

Tombeng, Melina, IGK Darmada, IGN Darmaputra. 2012. Dermatitis Kontak

Akibat Kerja Pada Petani. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Tesis.

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Utami MF. 2015. Analisis faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian

dermatitis kontak iritan pada perawat RSUP Dr.Moh.Hoesin Palembang

Tahun 2014. Jurnal. Universitas Sriwijaya.

Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s. Color Atlas and Synopsis of Clinical

Dermatology. Edisi ke-6. New York: The McGraw-Hill Companies;

2013:20-33.

Wiratna Sujarweni. Spss Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press . 2015. Jakarta

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak
Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

79

Lampiran 1

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

80

Lampiran 2

Surat Permohonan Uji Validasi

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

81

Lampiran 3

Surat Ijin Penelitian

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

82

Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden Penelitian

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat di STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun. Saya mengadakan penelitian ini sebagai salah satu

kegiatan untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi Sarjana Kesehatan

Masyarakat Di STIKES Bhakti Husada Mulia Mulia Madiun.

Tujuan penelitian ini untuk “Hubungan Personal hygiene dan Penggunaan

APD Dengan Kejadian Dermatitis Di Desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun Tahun 2018”,

Saya mengharap jawaban yang saudara berikan sesuai dengan kenyataan

yang ada. Saya menjamin kerahasiaan jawaban saudara serta informasi yang

diberikan hanya akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu kesehatan

masyarakat dan tidak digunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat bebas, artinya saudara bebas

ikut atau tidak tanpa sanksi apapun. Apabila saudara setuju terlibat dalam

penelitian ini dimohon menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Peneliti

Arika Putri Prahayuni

NIM. 201403

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

83

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat penelitian

dengan judul “Hubungan Personal hygiene dan Penggunaan APD Dengan

Kejadian Dermatitis Di Desa Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

Tahun 2018”, saya menyatakan setuju diikut sertakan dalam penelitian ini yang

bersifat sukarela. Oleh karena itu secara sukarela saya ikut berperan serta dalam

penelitian ini. Saya percaya apa yang saya buat dijamin kerahasiaannya.

Madiun, 2018

Responden,

( )

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

84

Lampiran 6

KUESIONER

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI PADI DI DESA KEBONSARI

KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2018

No. Responden :

IDENTITAS RESPONDEN :

Umur :

Kelompok : Kasus Kontrol

Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir :

PETUNJUK PENGISIAN

a. Isilah identitas responden terlebih dahulu sebelum melangkah ke pertanyaan

(identitas asli).

b. Bacalah pernyataan dibawah ini dengan cermat dan teliti dalam

angket/kuesioner sebelum menjawab.

c. Jawablah pernyataan dengan jujur sesuai keadaan yang sebenarnya.

d. Berilah tanda (√) pada kolom Bapak/Ibu/Sdr pilih sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya.

e. Semua pernyataan wajib di jawab dan hanya diperkenankan memberi satu

jawaban.

f. Ada dua alternatif jawaban pada lembar kuesioner untuk variabel Lama

Kontak, Masa Kerja, Riwayat penyakit Kulit dengan kejadian Dermatitis

yaitu :

1. Tidak

2. Ya

Tidak Sekolah

SLTP

Lain-lain

Diploma

Magister

Sarjana

SLTA

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

85

g. Ada dua alternatif jawaban pada lembar observasi untuk variabel Personal

Hygiene dan Penggunaan APD yaitu:

1. Tidak

2. Ya

Berilah tanda ( √ ) pada kolom checklist ya atau tidak.

KUESIONER

UNTUK KASUS

PERSONAL HYGIENE Jawaban

NO Karakteristik YA TIDAK

1.

2.

3.

4.

5.

Kebiasaan Mencuci Tangan :

a. Mencuci tangan menggunakan sabun

b. Mencuci tangan dengan menggosok

tangan menggunakan sabun

c. Mencuci tangan dengan menggunakan air

yang mengalir

d. Mencuci tangan sebelum dan sesudah

beraktifitas

Mengganti baju setelah beraktivitas dari sawah

Membersihkan diri ( Mandi) sepulang dari

sawah

Mencuci baju yang telah dipakai saat

beraktivitas di sawah.

Mencuci peralatan APD yang telah digunakan.

(Sarung Tangan, Sepatu Boots, Topi,)

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

86

Berilah tanda ( √ ) pada kolom checklist ya atau tidak.

Penggunaan APD Jawaban

NO Karakteristik YA TIDAK

1. Menggunakan Alas kaki

(Sepatu boots saat beraktivitas di sawah).

2. Sarung Tangan digunakan setiap hari saat

bekerja dan pada saat aktivitas di sawah.

3. Menggunakan Masker pada saat

penyemprotan pupuk.

4. Menggunakan Topi pada saat beraktivitas di

sawah

5. Menggunakan Baju pelindung (Baju lengan

panjang) pada saat beraktivitas di sawah

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

87

Lampiran 7

HASIL OUTPUT VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VARIABEL PERSONAL HYGIENE

Correlations

PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 PH6 PH7 PH8 TOTAL

PH1 Pearson Correlation 1 .583** .431* .085 .028 -.027 -.144 .247 .446*

Sig. (2-tailed) .001 .019 .656 .884 .885 .447 .188 .013

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

PH2 Pearson Correlation .583** 1 .858** .085 -.111 -.165 .000 .110 .474**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .656 .559 .384 1.000 .563 .008

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

PH3 Pearson Correlation .431* .858** 1 .209 .005 -.053 .127 .228 .570**

Sig. (2-tailed) .019 .000 .277 .980 .783 .512 .234 .001

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

PH4 Pearson Correlation .085 .085 .209 1 .649** .451* .636** .591** .734**

Sig. (2-tailed) .656 .656 .277 .000 .012 .000 .001 .000

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

PH5 Pearson Correlation .028 -.111 .005 .649** 1 .659** .577** .384* .637**

Sig. (2-tailed) .884 .559 .980 .000 .000 .001 .036 .000

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

88

PH6 Pearson Correlation -.027 -.165 -.053 .451* .659** 1 .809** .593** .653**

Sig. (2-tailed) .885 .384 .783 .012 .000 .000 .001 .000

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

PH7 Pearson Correlation -.144 .000 .127 .636** .577** .809** 1 .666** .726**

Sig. (2-tailed) .447 1.000 .512 .000 .001 .000 .000 .000

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

PH8 Pearson Correlation .247 .110 .228 .591** .384* .593** .666** 1 .761**

Sig. (2-tailed) .188 .563 .234 .001 .036 .001 .000 .000

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation .446* .474** .570** .734** .637** .653** .726** .761** 1

Sig. (2-tailed) .013 .008 .001 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 29 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

89

OUTPUT RELIABILITAS VARIABEL PERSONAL HYGEINE

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.768 8

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

90

Lampiran 8

HASIL OUTPUT VALIDITAS DAN RELIABILITAS

VARIABEL PENGGUNAAN APD

Correlations

PAPD1 PAPD2 PAPD3 PAPD4 PAPD5 PAPD6 PAPD7 TOTAL

PAPD1 Pearson Correlation 1 .293 -.293 .155 .365* .208 -.111 .546**

Sig. (2-tailed) .116 .116 .414 .047 .270 .559 .002

N 30 30 30 30 30 30 30 30

PAPD2 Pearson Correlation .293 1 .040 -.247 -.293 .000 -.098 .175

Sig. (2-tailed) .116 .834 .189 .116 1.000 .608 .354

N 30 30 30 30 30 30 30 30

PAPD3 Pearson Correlation -.293 .040 1 -.035 -.098 .000 .293 .241

Sig. (2-tailed) .116 .834 .853 .608 1.000 .116 .199

N 30 30 30 30 30 30 30 30

PAPD4 Pearson Correlation .155 -.247 -.035 1 .155 .032 -.017 .344

Sig. (2-tailed) .414 .189 .853 .414 .866 .928 .063

N 30 30 30 30 30 30 30 30

PAPD5 Pearson Correlation .365* -.293 -.098 .155 1 .356 .206 .599**

Sig. (2-tailed) .047 .116 .608 .414 .053 .274 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

PAPD6 Pearson Correlation .208 .000 .000 .032 .356 1 .208 .631**

Sig. (2-tailed) .270 1.000 1.000 .866 .053 .270 .000

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

91

N 30 30 30 30 30 30 30 30

PAPD7 Pearson Correlation -.111 -.098 .293 -.017 .206 .208 1 .492**

Sig. (2-tailed) .559 .608 .116 .928 .274 .270 .006

N 30 30 30 30 30 30 30 30

TOTAL Pearson Correlation .546** .175 .241 .344 .599** .631** .492** 1

Sig. (2-tailed) .002 .354 .199 .063 .000 .000 .006

N 30 30 30 30 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.664 5

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

92

Lampiran 9

DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN

PENDIDIKAN * KATEGORI_KELOMPOK Crosstabulation

KATEGORI_KELOMPOK

Total KASUS KONTROL

PENDIDIKAN SD Count 15 14 29

Expected Count 14.5 14.5 29.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

46.9% 43.8% 45.3%

SMP Count 11 9 20

Expected Count 10.0 10.0 20.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

34.4% 28.1% 31.2%

SLTA Count 6 5 11

Expected Count 5.5 5.5 11.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

18.8% 15.6% 17.2%

PERGURUAN TINGGI

Count 0 4 4

Expected Count 2.0 2.0 4.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

.0% 12.5% 6.2%

Total Count 32 32 64

Expected Count 32.0 32.0 64.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

100.0% 100.0% 100.0%

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

93

JENIS_KELAMIN * KATEGORI_KELOMPOK Crosstabulation

KATEGORI_KELOMPOK

Total KASUS KONTROL

JENIS_KELAMIN

laki-laki Count 17 17 34

Expected Count 17.0 17.0 34.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

53.1% 53.1% 53.1%

perempuan Count 15 15 30

Expected Count 15.0 15.0 30.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

46.9% 46.9% 46.9%

Total Count 32 32 64

Expected Count 32.0 32.0 64.0

% within KATEGORI_KELOMPOK

100.0% 100.0% 100.0%

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

94

KATEGORI_UMUR * KATEGORI_KELOMPOK Crosstabulation

KATEGORI_KELOMPO

K

Total KASUS KONTROL

KATEGORI_UMUR 35-50 Tahun Count 26 0 26

Expected Count 13.0 13.0 26.0

% within

KATEGORI_KELOMPOK 81.2% .0% 40.6%

51-66 Tahun Count 6 19 25

Expected Count 12.5 12.5 25.0

% within

KATEGORI_KELOMPOK 18.8% 59.4% 39.1%

67-80 Tahun Count 0 13 13

Expected Count 6.5 6.5 13.0

% within

KATEGORI_KELOMPOK .0% 40.6% 20.3%

Total Count 32 32 64

Expected Count 32.0 32.0 64.0

% within

KATEGORI_KELOMPOK 100.0% 100.0% 100.0%

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

95

Lampiran 10

HASIL UJI SPSS

UJI CHI SQUARE

PERSONAL HYGINE

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KATEGORI PH *

DERMATITIS 64 100.0% 0 .0% 64 100.0%

KATEGORI PH * DERMATITIS Crosstabulation

DERMATITIS

Total

DERMATITIS

TIDAK

DERMATITIS

KATEGORI PH KURANG BAIK Count 27 16 43

Expected Count 21.5 21.5 43.0

% within DERMATITIS 84.4% 50.0% 67.2%

BAIK Count 5 16 21

Expected Count 10.5 10.5 21.0

% within DERMATITIS 15.6% 50.0% 32.8%

Total Count 32 32 64

Expected Count 32.0 32.0 64.0

% within DERMATITIS 100.0% 100.0% 100.0%

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

96

Chi-square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.576a 1 .003

Continuity Correctionb 7.087 1 .008

Likelihood Ratio 8.905 1 .003

Fisher's Exact Test .007 .004

Linear-by-Linear Association 8.442 1 .004

N of Valid Casesb 64

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KATEGORI

PH (KURANG BAIK / BAIK) 5.400 1.660 17.561

For cohort DERMATITIS =

DERMATITIS 2.637 1.186 5.863

For cohort DERMATITIS =

TIDAK DERMATITIS .488 .310 .771

N of Valid Cases 64

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

97

PENGGUNAAN APD

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KATEGORI APD *

DERMATITIS 64 100.0% 0 .0% 64 100.0%

KATEGORI APD * DERMATITIS Crosstabulation

DERMATITIS

Total

DERMATITIS

TIDAK

DERMATITIS

KATEGORI APD TIDAK

MENGGUNAKAN

Count 27 13 40

Expected Count 20.0 20.0 40.0

% within

DERMATITIS 84.4% 40.6% 62.5%

MENGGUNAKAN Count 5 19 24

Expected Count 12.0 12.0 24.0

% within

DERMATITIS 15.6% 59.4% 37.5%

Total Count 32 32 64

Expected Count 32.0 32.0 64.0

% within

DERMATITIS 100.0% 100.0% 100.0%

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

98

Chi-square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 13.067a 1 .000

Continuity Correctionb 11.267 1 .001

Likelihood Ratio 13.713 1 .000

Fisher's Exact Test .001 .000

Linear-by-Linear Association 12.862 1 .000

N of Valid Casesb 64

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for KATEGORI

APD (TIDAK

MENGGUNAKAN /

MENGGUNAKAN)

7.892 2.409 25.857

For cohort DERMATITIS =

DERMATITIS 3.240 1.443 7.276

For cohort DERMATITIS =

TIDAK DERMATITIS .411 .251 .671

N of Valid Cases 64

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

99

Lampiran 11

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

100

Lampiran 12

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Pengajuan dan konsul judul

2. Penyusunan proposal

3. Bimbingan Proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi proposal

6. Pengambilan data (Penelitian)

7. Penyusunan dan bimbingan skipsi

8. Ujian skripsi

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

101

Lampiran 13

LEMBAR KONSULTASI BIMBING

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

102

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN PENGGUNAAN …repository.stikes-bhm.ac.id/303/1/SKRIPSI ARIKA PUTRI... · 2019. 1. 27. · kasus dan 32 sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak

103

Lampiran 14