skripsi hubungan dukungan keluarga dengan tingkat …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf ·...

138
ii SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT PENERIMAAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun Oleh : ROSYIDAH KURNIARIFIN NIM : 201302045 PRODI KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

PENERIMAAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DI UNIT HEMODIALISA RSUD dr. SAYIDIMAN

MAGETAN

Diajukan untuk memperoleh

gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Oleh :

ROSYIDAH KURNIARIFIN

NIM : 201302045

PRODI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

iii

P E N G E S A H A N

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi dan dinyatakan

telah memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar S.Kep

Pada Tanggal ............................................

Dewan Penguji

1. Zainal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) : (....................................................)

Dewan Penguji

2. Cholik Harun Rosjidi, M.Kes : (....................................................)

Penguji 1

3. Istikomah, S.Kep.,Ns.,M.Kes : (....................................................)

Penguji 2

Mengesahkan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zainal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid)

NIS.

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui

oleh pembimbing dan telah dinyatakan layak

mengikutui Ujian Sidang

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

PENERIMAAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT

HEMODIALISA RSUD dr. SAYIDIMAN MAGETAN

Menyetujui, Menyetujui,

Pembimbing II Pembimbing I

(Istikomah, S.Kep.,Ns.,M.Kes) (Cholik Harun Rosjidi, M.Kes)

NIP. 197405171998032009 NIP. 19720222200501101

Mengetahui,

Ketua Program Studi Keperawatan

(Mega Arianti P, S.Kep.,Ns., M.Kep)

NIS. 20130092

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

v

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT

PENERIMAAN DIRI PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DI UNIT HEMODIALISA RSUD dr. SAYIDIMAN

MAGETAN

Rosyidah Kurniarifin*Cholik Harun Rosjidi*Istikomah

ABSTRAK

86 Halaman+14 Tabel+2 Gambar+16 Lampiran

Pada saat pasien divonis gagal ginjal kronik, pasien mengalami fase

kehilangan yang nyata yaitu kehilangan kesehatan dan perubahan kebiasaan hidup.

Buruknya hubungan interpersonal dan kurangnya dukungan dari pihak keluarga

akan mempengaruhi penerimaan diri pada pasien. Dukungan keluarga dapat

membantu individu untuk beradaptasi dengan segala situasi dan peristiwa yang

berkaitan dengan kondisi fisik maupun psikologis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan

keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien GGK di unit Hemodialisa RSUD

dr. Sayidiman Magetan. Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 65 pasien dan jumlah sampel

yang didapatkan menggunakan rumus Lemeshow yaitu sebanyak 56 orang. Teknik

sampling yang digunakan adalah Acidental Sampling. Data dianalisis menggunakan

uji Chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga sebesar 50% dalam

kategori baik dan sebesar 35,7% dalam kategori cukup, sedangkan tingkat

penerimaan diri pasien sebesar 67,9% dalam kategori menerima. Dari hasil uji

statistik diketahui ada hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat tingkat

penerimaan diri pasien GGK di unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan

dengan p value 0,000 (α = 0,05) dengan keeratan hubungan tergolong sedang.

Simpulanya, semakin baik dukungan keluarga yang diberikan, maka tingkat

penerimaan diri pasien gagal ginjal kronik di unit HD RSUD dr. Sayidiman

Magetan semakin baik pula (dalam tahap menerima). Saran kepada keluarga untuk

memberikan dukungan penuh kepada pasien agar dapat membantu pasien gagal

ginjal kronik dalam menerima kondisinya.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Gagal Ginjal Kronik, Tingkat Penerimaan

diri

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

vi

THE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORTS WITH SELFACCEPTANCE

LEVEL ON CHRONIC KIDNEY FAILURE PATIENT IN HEMODIALYSIS

UNIT AT dr. SAYIDIMAN MAGETAN DISTRICT GENERAL HOSPITAL

Rosyidah Kurniarifin*Cholik Harun Rosjidi*Istikomah

ABSTRACT

86 Pages+14 Tables+2 Pictures+16Lampiran

When the patient is diagnosed with Chronic Kidney Failure, patient

experiences an actual loss, in loss of health, and changes in living habits. poor

interpersonal relationships and lack of support from family will affect the patient’s

self-acceptance. Family support can help individuals to adapt to all situations and

events related to phsycal or psychological conditions.

This study aims to determined the relationships of family support with the

level of self-acceptance of patients with CKF in the hemodyalisis unit at dr.

Sayidiman Magetan District General Hospital. This type of research was

correlational with cross sectional design. The population in this study were 65

patients and the number of samples obtained using Lemeshow formula were 56

people. The sampling technique used was the Accidental Sampling. Data were

analyzed using Chi Square.

The results of the study, showed that family support were 50% in good

category and 35,7%, in moderate category. whereas patient self acceptance level

mostly in accept category that was equal to 67,9%. From the results of statistical

test using Chi Square was known there was a relationship of family support to the

level of self-acceptance of patients with CKF in the hemodialysis unit at dr.

Sayidiman Magetan district general hospital with p value 0,000 (α = 0,05) with the

power of relationship was moderate.

The conclusion, more better of family support that given by family, then the

level of self-acceptance of CKF patients in Hemodialysis Unit at dr. Sayidiman

District General Hospital Magetan also more better in acceptance stage. The

suggestion to the family are giving full of family support to patient so could help

CKF patient in accepting their condition.

Keywords : Family Support, Chronic Kidney Failure, Self-Acceptance Level

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

vii

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Rosyidah Kurniarifin

NIM : 201302045

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan

didalamnya tidak terdapat karya yang diajukan dalam memperoleh gelar Sarjana di

suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang di

peroleh dari hasil penerbitan baik yang sudah maupun belum/tidak dipublikasikan,

sumbernya di jelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.

Madiun, 20 Juli 2017

Rosyidah Kurniarifin

201302045

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rosyidah Kurniarifin

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 20 Oktober 1995

Agama : Islam

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. Lulus Dari Pendidikan RA AL-MUSLIMUN Rejosari Tahun 2001

2. Lulus Dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rejosari Tahun 2007

3. Lulus Dari Madrasah Tsanawiyah Negeri Rejosari Tahun 2010

4. Lulus Dari Madrasah Aliyah Negeri Rejosari Tahun 2013

5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2013-

sekarang

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................... i

Sampul Dalam ................................................................................................... ii

Lembar Pengesahan .......................................................................................... iii

Lembar Persetujuan ......................................................................................... iv

Abstrak ............................................................................................................... v

Halaman Pernyataan ........................................................................................ vii

Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii

Daftar Isi ............................................................................................................ ix

Daftar Tabel ....................................................................................................... xi

Daftar Gambar .................................................................................................. xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv

Daftar Istilah ..................................................................................................... xv

Daftar Singkatan ............................................................................................... xvii

Kata Pengantar ................................................................................................. xviii

Halaman Persembahan ..................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

1.5 Keaslian Penelitian .................................................................................. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA8

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga ...................................................................... 11

2.1.2 Tipe Keluarga ............................................................................ 12

2.1.3 Fungsi Keluarga ........................................................................ 12

2.1.4 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan ................................ 13

2.2 Konsep Dukungan Keluarga

2.2.1 Definisi Dukungan Keluarga..................................................... 14

2.2.2 Sumber–sumber Dukungan Keluarga ...................................... 15

2.2.3 Komponen Dukungan Keluarga ................................................ 15

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga .......... 19

2.3 Konsep Penerimaan Diri Terhadap Kehilangan dan Berduka

2.3.1 Definisi Penerimaan Diri...........................................................21

2.3.2 Definisi Kehilangan (Loss) .......................................................31

2.3.3 Definisi Berduka (Grief) ...........................................................35

2.4 Konsep Gagal Ginjal Kronik

2.4.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik ....................................................38

2.4.2 Etiologi Gagal Ginjal Kronik ....................................................39

2.4.3 Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik ............................................39

2.4.4 Manifestasi Klinis Gagal Ginjal Kronik ...................................40

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

x

2.4.5 Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik ......................................41

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual ..............................................................................42

3.2 Hipotesa Penelitian ..................................................................................43

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian .....................................................................................44

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi .....................................................................................45

4.2.2 Sampel .......................................................................................45

4.2.3 Kriteria Sampel .........................................................................47

4.3 Teknik Sampling .....................................................................................48

4.4 Kerangka Kerja Penelitian ......................................................................48

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.5.1 Indentifikasi Variabel ................................................................50

4.5.2 Definisi Operasional Variabel ...................................................50

4.6 Instrumen Penelitian

4.6.1 Validitas ....................................................................................54

4.6.2 Reliabilitas ................................................................................55

4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian .......................................................................56

4.7.2 Waktu Penelitian .......................................................................56

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................56

4.9 Teknik Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data........................................................................57

4.9.2 Analisa Data ..............................................................................59

4.10 Etika Penelitian .....................................................................................61

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum ....................................................................................63

5.2 Hasil Penelitian .......................................................................................64

5.3 Pembahasan .............................................................................................70

5.4 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................81

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan ..............................................................................................82

6.2 Saran .........................................................................................................83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................84

Lampiran-lampiran ..........................................................................................

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian………………………........................... 9

Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Berduka Berdasarkan Respon yang

Muncul…………………………..........................................

31

Tabel 4.1 Nilai Z sesuai dengan α........................................................ 40

Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal

Kronik…………………………...........................................

46

Tabel 4.3 Daftar Nilai Keeratan Hubungan Antar Variabel................. 58

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien gagal ginjal

kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni

2017......................................................................................

64

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pendidikan terakhir pasien gagal

ginjal kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan

Juni 2017...............................................................................

65

Tabel 5.3 Disribusi frekuensi pekerjaan pasien gagal ginjal kronik di

RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017..........

65

Tabel 5.4 Tendensi sentral usia pada pasien gagal ginjal kronik di

RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017..........

66

Tabel 5.5 Disribusi frekuensi Status Pernikahan pasien gagal ginjal

kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni

2017......................................................................................

66

Tabel 5.6 Disribusi frekuensi Lama Sakit pada pasien gagal ginjal

kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni

2017......................................................................................

67

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dukungan keluarga pada pasien

Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr.

Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017...........................

67

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi tingkat penerimaan diri pasien gagal

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xii

ginjal kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan

Juni 2017...............................................................................

68

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi tingkat penerimaan diri pada pasien

gagal ginjal kronik di unit hemodisalisa RSUD dr.

Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017...........................

69

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik di

Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman

Magetan…………………………………...…………….......

36

Gambar 4.1 Kerangka Konsep Penelitian……………………………...... 43

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (inform consent)

Lampiran 4 Kuesioner Dukungan Keluarga dan Tingkat Penerimaan Diri

Lampiran 5 Surat Izin dari BANKESBANPOL

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian di RSUD dr. Sayidiman Magetan

Lampiran 7 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian

Lampiran 8 Lembar Konsul

Lampiran 9 Output hasil hitung SPSS Karakteristik Responden

Lampiran 10 Output hasil hitung SPSS Variabel Penelitian

Lampiran 11 Output hasil hitung SPSS Crosstab Variabel

Lampiran 12 Output hasil hitung SPSS Crosstab variabel Penelitian dengan

Karakteristik Responden

Lampiran 13 Distribusi Frekuensi

Lampiran 14 Lembar Revisi Konsul Proposal dan Skripsi

Lampiran 15 Tabulasi Dukungan Keluarga

Lampiran 16 Dokumentasi

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xv

DAFTAR ISTILAH

Acceptance : Penerimaan

Acidental Sampling : teknik pengumpulan berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/incidental bertemu dengan

peneliti dan dianggap cocok sebagai

sumber data dapat digunakan sebagai

sampel

Alpha Cronbach : Alat untuk menguji keandalan suatu alat

dalam penelitian

Angry Marah

Anonimity : Tanpa nama

Bargainning : Menawar

Chi Square

Salah satu jenis uji komparatif non

parametris yang dilakukan pada dua

variabel, di mana skala data kedua

variabel adalah nominal. (Apabila dari 2

variabel, ada 1 variabel dengan skala

nominal maka dilakukan uji chi square

dengan merujuk bahwa harus digunakan

uji pada derajat yang terendah).

Chronic Kidney Failure Gagal Ginjal Kronik

Coding : Pengkodean

Communicable disease : Penyakit menular

: Penyakit kronik tidak menular

Correlation Berhubungan

Cronic non communicable

disease

: Penyakit kronis tidak menular

Cross sectional study : Potong lintang

Data Entry : Proses memasukan data atau informai ke

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xvi

komputer melalui perangkat.

Denial : Menolak

Dependent Bebas

Depression Depresi (tertekan)

Disseminator : Penyebar informasi

Editing : Penyuntingan data

Extended family : Keluarga Besar

Glomerulonefritis : Radang Glomerulus

Grief : Berduka

Gout : Asam Urat

Hyperparatiroidisme : Kelebihan Hormon Paratiroid

Independent : Terikat

Inform Consent : Lembar Persetujuan

instrumental material support Dukungan material (Dukungan nyata)

Irreversible : Tidak Bisa dikembalikan (ke wujud

semula)

Loss : Kehilangan

Loss actual : Kehilangan Kenyataan

Non probability sampling Suatu Teknik sampling dimana populasi

tidak memiliki kesempatan yang sama

untuk dijadikan sample (Pengambilan

sample berdasarkan Kriteria)

Nuclear family : Keluarga Inti

Progresif : Berlanjut

Scoring : Pemberian skor

Shock : Terkejut

Single parent : Orangtua tunggal

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xvii

DAFTAR SINGKATAN

CKF : Chronic Kidney Failure

GFR : Glomerular Filtration Rate

GGK : Gagal Ginjal Kronis

IRR : Indonesian Renal Registry

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

TPG : Terapi Penggantian Ginjal

USRD : United States Renal Data System

WHO : Whealth Health Organization

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xviii

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang

berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien

Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan” dengan

baik. Tersusunya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran dan dukungan

moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Zainal Abidin, SKM.,M.Kes (Epid) selaku ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun

2. Bapak Cholik Harun Rosjidi, M.Kes selaku dosen pembimbing 1 beserta

Ibu Istikomah, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang selalu

membimbing dengan penuh kesabaran dan ketlatenan

3. Seluruh staf rumah sakit dr. Sayidiman Magetan, Khususnya perawat di unit

hemodialisa yang telah memberikan iin dan kesempatan untuk melakukan

penelitian

4. Kedua Orang tua saya yang telah memberi dorongan dan semangat tanpa

henti

5. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan bantuan berupa apapun

dalam penyusunan tugas proposal ini.

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

xix

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas skripsi ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat

membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan tugas skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan tugas skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita .Amin

WassalamualaikumWr.Wb

Madiun, 20 Juli 2017

Penulis

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini di negara maju ataupun negara berkembang penyakit kronik tidak

menular (cronic non communicable diseases) seperti penyakit kardiovaskuler,

hipertensi, diabetes melitus, dan gagal ginjal kronik, sudah menggantikan

penyakit menular (communicable diseases) sebagai masalah kesehatan masyarakat

utama (Rindiastuti, 2008). Menurut Fakhrudin (2013) Gagal ginjal kronik

merupakan salah satu yang menjadi masalah utama kesehatan didunia.

Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang

progresif dan irreversible yang mengarah pada penyakit tahap akhir dan

kematian, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme

dan kesimbangan cairan serta elektrolit (Muttaqin, 2011). Ketika seseorang

divonis menderita gagal ginjal maka prosedur pengobatan yang dapat digunakan

untuk memperbaiki keadaan pasien yaitu melalui terapi hemodialisis (cuci darah)

dan transplantasi (cangkok) ginjal, tetapi karena mahalnya biaya operasi

transplantasi ginjal dan susahnya mencari donor ginjal maka cara yang paling

banyak digunakan adalah terapi Hemodialisis. Proses terapi hemodialisis dapat

membantu memperbaiki homeostasis tubuh penderita, namun tidak untuk

mengganti fungsi ginjal yang lainnya sehingga untuk mempertahankan hidupnya

pasien harus melakukan hemodialisis minimal dua kali dalam seminggu sepanjang

hidupnya (Roesli, 2008).

1

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

2

Menurut Kidney International Organization (2009), Gagal ginjal kronik

merupakan masalah kesehatan yang telah meluas dan mengenai 5-10% populasi

dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah

penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

sebelumnya.

Di Amerika Serikat, Prevalensi gagal ginjal kronik menurut United States

Renal Data System (USRDS) mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2013

sekitar 650.000 kasus, dan pada tahun 2014 sekitar 651.000 kasus. Sedangkan di

Indonesia angka kejadian gagal ginjal kronik menurut Indonesian Renal Registry

(IRR) meningkat dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2010 sebanyak 14.833

orang, pada tahun 2011 sebanyak 22.304 orang, dan meningkat pada tahun 2012

sebanyak 28.782 orang.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi

gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi tertinggi di Sulawesi

Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-

masing 0,4%. Sementara Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Lampung,

Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur masing-masing 0,3%

(RISKESDAS, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di

RSUD dr. Sayidiman Magetan penderita gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa

pada bulan Mei 2014 – Mei 2015 terdapat sebanyak 34 pasien tetap yang

menjalani hemodialisa, pada bulan Juni – April 2016 sebanyak ± 50 pasien tetap

dan bulan Mei – Maret 2017 sebanyak 65 pasien tetap. Setiap tahun di Unit

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

3

Hemodialisa terdapat sekitar 4000 – 6.500 kali kunjungan pasien (Rekam Medik

RSUD dr. Sayidiman Magetan, 2017).

Pada penderita gagal ginjal, kondisi tubuh yang melemah dan

ketergantungan pada mesin-mesin dialisa sepanjang hidupnya akan menyebabkan

penderita dituntut untuk dapat melakukan penyesuaian diri secara terus menerus

sepanjang hidupnya. pasien harus dihadapkan dengan berbagai masalah seperti

masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan, dorongan seksual

yang hilang, depresi akibat sakit yang kronis, perasaan kecewa dan putus asa, dan

ketakutan terhadap kematian, hal ini dapat menimbulkan permasalahan psikologis

yaitu depresi pada pasien gagal ginjal kronik (Alfiyanti et al, 2014).

Pada saat pasien divonis mengalami gagal ginjal kronik, pasien mengalami

fase kehilangan yang nyata ( loss actual ) yaitu Kehilangan kesehatan, dan

perubahan kebiasaan hidup. Penderita penyakit tersebut akan mengalami tahapan-

tahapan dalam penerimaan penyakitnya yaitu penyangkalan (denial), marah

(angry), menawar (bargaining), deperesi (depression), dan penerimaan

(acceptance). Pasien selayaknya sadar bahwa tahapan-tahapan tersebut akan lewat

dengan sendirinya dan pada akhirnya tahapan "Penerimaan" (Acceptance) akan

dicapai. Namun kebanyakan orang tidak siap menghadapi duka, karena seringkali,

tragedi terjadi begitu cepat, dan tanpa peringatan. Pasien harus bekerja keras

melalui proses tersebut hingga akhirnya sampai pada tahap Penerimaan.

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh promovendus dr.

Sagiran, Sp.B, M.Kes sebanyak 81 persen pasien yang divonis gagal ginjal

bereaksi dengan emosi negatif, dan baru bisa menerima kenyataan menjelang

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

4

setahun sejak divonis penyakit ini. Umumnya pasien shock dan marah pada saat

disampaikan temuan bahwa mereka gagal ginjal.

Perasaan kehilangan yang terjadi pada diri pasien tidak boleh diabaikan

karena setiap aspek dari kehidupan normal yang pernah dimiliki pasien terganggu.

Rasa kehilangan yang terjadi dapat menyebabkan rasa frustasi, marah, serta upaya

untuk bunuh diri. Jika rasa marah tersebut tidak diungkapkan, mungkin perasaan

ini akan diproyeksikan ke dalam diri sendiri dan menimbulkan depresi, rasa putus

asa serta upaya bunuh diri. Jika rasa marah tersebut diproyeksikan kepada orang

lain, hal ini dapat menghancurkan hubungan keluarga (Smeltzer & Bare, 2002

dalam Padila, 2012).

Dari hasil wawancara sekilas dengan seorang pasien gagal ginjal kronik

berinisial NL, perempuan berusia 26 tahun mengatakan bahwa setelah menderita

penyakit gagal ginjal tersebut pasien mengaku menjadi lebih sering menangis,

murung dan merasa tidak berguna lagi. Pasien juga mengaku kadang merasa malu

jika bertemu dengan teman lama ataupun tetangganya karena adanya perubahan

pada keadaan fisiknya saat ini seperti kaki dan tangannya yang seringkali

membengkak dan warna kulit serta wajah yang menjadi menghitam. Pasien

merasa sangat menyesal dengan keadaan yang dialaminya saat ini dan merasa

bahwa keadaannya tersebut merupakan akibat dari kesalahan-kesalahannya di

masa lalu. Pasien mengaku tidak jarang memiliki pikiran untuk berhenti

melakukan terapi meskipun keluarga selalu menemani dan memberi dukungan

kepada pasien.

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

5

Hasil wawancara kedua yang dilakukan kepada seorang penderita gagal

ginjal berinisal MR, laki-laki berusia 28 tahun diketahui bahwa setelah menderita

penyakit gagal ginjal, pasien mengaku menjadi mudah sedih, marah, kecewa, dan

merasa putus asa. Pasien juga mengatakan gara-gara penyakitnya pasien menjadi

tidak bisa bekerja berat lagi sehingga mengalami gangguan dalam pekerjaannya.

Pasien seringkali ingin berhenti melakukan terapi karena merasa lelah dan tidak

adanya dukungan dari keluarga akibat masalah finansial.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa

penyakit gagal ginjal yang diderita oleh individu ini menimbulkan dampak

psikologis yang cukup berat khususnya pada penderita gagal ginjal yang

menjalani terapi hemodialisis. Banyak diantara mereka yang menunjukkan adanya

gangguan depresi dan kurangnya penerimaan terhadap kondisi dirinya, padahal

masalah psikologis yang dialami ini dapat memberikan dampak yang merugikan

bagi kondisi kesehatan penderita seperti dapat memperburuk kondisi kesehatan

penderita, menurunkan kualitas hidup penderita gagal ginjal dan yang paling

membahayakan dapat berujung pada munculnya ide atau upaya melakukan bunuh

diri.

Menurut Gabrielle Macaron (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

dari 51 sampel pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis, 45%

mengalami Ansietas, 50% mengalami depresi, dan 37% mengalami pemikiran

bunuh diri , akan tetapi tidak ada pasien yang beresiko tinggi untuk melakukan

bunuh diri.

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

6

Dukungan sosial dapat membantu individu untuk beradaptasi dengan segala

situasi dan peristiwa yang berkaitan dengan kondisi fisik maupun kondisi

piskologis yang tidak signifkan Bootzin,dkk (dalam Puspita, 2013). Menurut

Taylor (2006) mengatakan dukungan sosial akan lebih berarti bagi seseorang

apabila diberikan oleh orang-orang yang memiliki hubungan yang signifikan

dengan individu yang bersangkutan, dengan kata lain, dukungan tersebut

diperoleh dari keluarga seperti orang tua, pasangan (suami atau istri) anak, dan

kerabat keluarga lainnya, dimana diharapkan adanya dukungan dari keluarga

menjadikan pasien GGK lebih tahan terhadap pengaruh psikologis dari stresor

lingkungan dari pada individu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.

Menurut Ratna (2010) dukungan dari keluarga merupakan faktor penting

seseorang ketika menghadapi masalah (kesehatan) dan sebagai strategi preventif

untuk mengurangi stress dan pandangan hidup. Dukungan keluarga sangat

diperlukan dalam perawatan pasien, dapat membantu menurunkan kecemasan

pasien, meningkatkan semangat hidup dan komitmen pasien untuk tetap menjalani

pengobatan (Ratna, 2010).

Bentuk dukungan tersebut dapat berupa perilaku melayani yang dilakukan

oleh keluarga, baik dalam bentuk dukungan emosional (perhatian, kasih sayang,

empati), dukungan penghargaan (menghargai, memberikan umpan balik),

dukungan informasi (saran, nasehat, informasi) maupun dalam bentuk dukungan

instrumental (bantuan tenaga,dana dan waktu).

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Zefry pada

tahun 2016 dalam jurnalnya menyatakan bahwa dukungan sosial (dukungan

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

7

keluarga) berkontribusi sebesar 5.9% dari penerimaan diri seorang individu, yang

artinya bahwa sebesar 5.9% penerimaan diri mungkin dipengaruhi oleh dukungan

sosial. Hal ini mungkin karena apabila seorang individu mendapatkan dukungan

yang mencukupi dari orang-orang disekitarnya, maka akan membuat seseorang

lebih mudah untuk menerima keadaan dirinya.

Dari fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan

Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaan Diri pada Pasien Gagal Ginjal

Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut “Adakah Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Penerimaan Diri pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr.

Sayidiman Magetan”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan diri

pada pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dukungan keluarga pada pasien Gagal Ginjal Kronik di

RSUD dr. Sayidiman Magetan.

2. Mengetahui tingkat penerimaan diri pada pasien Gagal Ginjal Kronik di

RSUD dr. Sayidiman Magetan.

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

8

3. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

penerimaan diri pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD dr. Sayidiman

Magetan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang

memberi manfaat di masa yang akan datang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan dan mengembangkan

materi perkuliahan.

3. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan

informasi dan dukungan kepada pasien Gagal Ginjal Kronik dalam

mempertahankan dan menerima keadaan dirinya dengan melibatkan

keluarga dalam memberikan dukungan terhadap pasien.

4. Bagi pasien Gagal Ginjal Kronik

Membantu meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri pasien Gagal

Ginjal Kronik dalam menerima keadaan diri.

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

9

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian (Jurnal Penelitian dari beberapa peneliti)

No Judul Variabel Jenis

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Analisis faktor-faktor

yang berhubungan

dengan depresi pada

pasien Gagal Ginjal

Kronik yang

menjalani

Hemodialisa di

RSUD Panembahan

Senopati Bantul

(Anin Astiti,2014)

Usia, Status

Pernikahan,

Tingkat

Pendidikan,

Dukungan

Keluarga

dan Depresi

Deskriptif

Analitik

Terdapat hubungan

yang signifikan

antara kualitas

hidup dengan

depresi pada pasien

Gagal Ginjal

Kronik yang

menjalani

Hemodialisa.

Sedangkan faktor

lain berupa usia,

tingkat pendidikan,

status pernikahan,

dan dukungan

keluarga tidak

menunjukkan

hubungan yang

signifikan dengan

depresi.

2. Effect of perceived

social support on the

levels of anxiety and

depression of

Hemodialysis patient

(Loanna

Lilympaki,dkk,

2016)

Social

support

(significant

others,family

and friends),

anxiety and

depression

levels

Deskriptif

Corelatif

Menunjukkan

terdapat hubungan

yang signifikan

antara

ansietas/depresi

dengan support

sosial dari orang

terdekat, keluarga,

dan teman dengan

nilai masing-

masing p=<0,001,

p=<0,001,

p=<0,003 dimana

semakin baik

support sosial yang

di dapat oleh

pasien tersebut

semakin dapat

mengurangi

kemungkinan

pasien mengalami

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

10

depresi

3. Anxiety,Depression

and Suicidal Ideation

in Lebanese patient

undergoing

Hemodialysis

(Gabrielle

Macaron,dkk 2013)

Ansietas,

depresi dan

pemikiran

bunuh diri

Kualitatif Hasilnya

menunjukkan dari

51 sampel pasien

yang menjalani

Hemodialisis, 45%

mengalami

Ansietas, 50%

mengalami depresi,

dan 37%

mengalami

pemikiran bunuh

diri , akan tetapi

tidak ada pasien

yang beresiko

tinggi untuk

melakukan bunuh

diri.

4. Hubungan Dukungan

Keluarga dengan

Tingkat Depresi

Pasien Gagal Ginjal

Kronik dengan

Hemodialisa di RS

PKU

Muhammadiyah

Yogyakarta ( Desi

Agustini,2014)

Dukungan

Keluarga ,

tingkat

Depresi

Kuantitatif Menunjukkan

bahwa pasien

dengan dukungan

keluarga yang baik

(83%) memiliki

tingkat depresi

50%, dimana uji

korelasi dari dua

variabel tersebut

menunjukkan nilai

ʈ = -0,596 dan

p=0,000

5. Hubungan dukungan

keluarga dengan

motivasi penderita

gagal ginjal kronik

diruang hemodialisa

RSUD Dr.Soediran

Mangunsumarso

Wonogiri (Dewi

Nawangsih,2016)

Dukungan

Keluarga

dan Motivasi

Deskriptif

korelatif

Menunjukkan

adanya hubungan

yang signifikan

antara dukungan

keluarga dengan

motivasi pasien

gagal ginjal dengan

nilai p = 0,011

dengan keeratan

hubungan

tergolong sedang.

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena

hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup

dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya

masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,

2010).

Menurut Ali (2010), keluarga adalah dua atau lebih individu yang

bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah

tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta

mempertahankan suatu budaya. Sedangkan menurut Dep.Kes RI (1988, dalam

Setiawati, 2008) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal disuatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Jadi dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga

merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari dua individu atau lebih

yang berada dalam suatu hubungan dimana saling berinteraksi satu sama lain dan

menjalankan perannya masing-masing.

11

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

12

2.1.2 Tipe Keluarga

Tipe keluarga yang dianut oleh masyarakat di Indonesia adalah tipe

keluarga tradisional. Menurut Allender & Spradley (2001) dalam Achjar (2010).

Tipe Keluarga tradisional dapat dikelompokkan menjadi :

1. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,istri dan

anak (anak kandung atau anak angkat).

2. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga

lain yang masih mempunyai hubungan darah, misalnya kakek,nenek, paman

dan bibi.

3. Keluarga dyad yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

4. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orangtua dengan anak

kandung atau anak angkat.

5. Keluarga usia lanjut yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang berusia

lanjut.

2.1.3 Fungsi Keluarga

Lima fungsi keluarga menurut (Friedman,1999 dalam Sudiharto,2012)

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Afektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling

mnerima dan mendukung.

2. Fungsi Sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu

keluarga, tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di

lingkungan sosial.

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

13

3. Fungsi Reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan

keturunan dan menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi Ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga

seperti sandang, pangan, papan.

5. Fungsi Perawatan Keluarga, adalah kemampuan keluarga untuk merawat

anggota keluarga yang mngalami masalah kesehatan.

2.1.4 Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Friedman (1998) dalam Setiadi (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam

bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu :

1. Mengenal masalah gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena

tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah

kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orangtua perlu

mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota

keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan

apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

14

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan

teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada

orang di lingkungan sekitar keluarga.

3. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan

melakukan tindakan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang

lebih parah tidak terjadi.

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga. Keluarga memainkan peran yang

bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. Dengan kata lain perlu

adanya sesuatu kecocokan yang baik pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). Hubungan yang sifatnya

positif akan memberi pengaruh yang baik pada keluarga mengenai fasilitas

kesehatan. Diharapkan dengan hubungan yang positif terhadap pelayanan

kesehatan akan merubah setiap perilaku anggota keluarga mengenai sehat sakit.

2.2 Konsep Dukungan Keluarga

2.2.1 Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggota keluarganya yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperelukan. Dalam hal ini penerimaan dukungan

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

15

keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan

mencintainya (Friedman, 2010 dalam Dian, 2014).

Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang

diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorng akan tahu

bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Cohan

dan Syme, 1996 dalam Setiadi, 2008).

2.2.2 Sumber-sumber Dukungan Keluarga

Menurut Friedman,1998 dalam Setiadi, 2008 membagi sumber dukungan

keluarga menjadi dua, yaitu dukungan keluarga eksternal dan internal :

1. Dukungan Keluarga Internal

Dukungan keluarga internal antara lain adalah dukungan dari suami atau istri,

dari saudara kandung, atau dukungan dari anak.

2. Dukungan Keluarga Eksternal

Dukungan keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga, sekolah,

keluarga besar, kelompok sosial, kelompok reakreasi, tempat ibadah, dan

praktisi kesehatan.

2.2.3 Komponen Dukungan Keluarga

Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Ratna (2010) terdiri

dari:

1. Dukungan Emosional

Pada dukungan emosional keluarga sebagai sebuah tempat yang aman, nyaman

dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap

emosi. Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain,

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

16

dukungan ini berupa dukungan simpatik dan semangat, perhatian, empati,

cinta, kepercayaan dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang

menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi

masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya,

bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya bahkan mau

membantu memecahkan masalah yang dihadapinya dan individu merasa

berharga. Gagal ginjal kronik dapat menimbulkan gangguan psikologis bagi

penderitanya. Hal ini disebabkan karena gagal ginjal kronik tidak dapat

disembuhkan. Kondisi ini dapat mempengaruhi seseorang dalam

mengendalikan emosi. Maka dukungan keluarga sangat penting yang akan

mendorong pasien untuk dapat mengendalikan emosi dan waspada terhadap hal

yang mungkin terjadi.

2. Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental yaitu keluarga sebagai sumber pertolongan praktis dan

konkrit. Bantuan instrumental bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam

melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang

dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapinya.

Misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita,

menyediakan obat-obat yang dibutuhkan. Dukungan ini meliputi penyediaan

dukungan jasmaniah seperti pelayanan,bantuan finansial dan material berupa

bantuan nyata (instrumental supportmaterial support), suatu kondisi dimana

benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di

dalamnya bantuan langsung,seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

17

uang, membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan

transportasi, menjaga dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang

dapat membantu memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila

dihargai oleh individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata

keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.

Dengan adanya dukungan instrumental yang cukup pada pasien gagal ginjal

kronik dalam menjalani hemodialisa diharapkan kondisi pasien dapat terjaga

dan terkontrol sehingga dapat meningkatkan kesehatannya.

3. Dukungan Informasional

Pada dukungan informasional keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

disseminator (penyebar informasi). Bantuan informasi yang disediakan agar

dapat digunakan seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang

dihadapi, meliputi pemberian nasehat,pengarahan, ide-ide atau informasi

lainnya yang dibutuhkan pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani

hemodialisa. Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung

jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah,

memberikan nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang

dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan

menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan

spesifik bagi individu untuk melawan stressor. Pada dukungan informasi ini

keluarga sebagai penghimpun informasi. Berdasarkan hal tersebut pasien gagal

ginjal kronik dalam menjalani hemodialisa sangat membutuhkan dukungan dari

orang lain dalam arti keluarga berupa dukungan informasi. Dukungan

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

18

informasi yang dibutuhkan dapat berupa pemberian informasi tentang

hemodialisa.

4. Dukungan Penghargaan

Dukungan ini merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang

kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini

bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang.

Pada dukungan penghargaan keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan

validator identitas keluarga. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang

terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu.Individu

mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi

melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada individu lain,

penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan

perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang

mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping

individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang

berfokus pada aspek-aspek yang positif. Pada dukungan penghargaan ini pasien

gagal ginjal kronik mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang

masalah mereka, terjadi melalui ekspresi penghargaan positif individu kepada

individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan

seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan oranglain. Dapat

dikatakan bahwa adanya dukungan penghargaan pada pasien gagal ginjal

kronik dalam menjalani hemodialisa berupa penghargaan, dapat meningkatkan

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

19

status psikososial, semangat, motivasi sehingga diharapkan dapat membentuk

perilaku yang sehat pada pasien dengan meningkatkan status kesehatannya.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut Setiadi

(2008) adalah sebagai berikut :

1. Tahap Perkembangan

Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah

pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-

lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang

berbeda-beda.

2. Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel

intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidiksn, dan

pengalaman masa lalu. kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir

seseorang termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang

berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang

kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya sehingga lebih kooperatif dalam

memberikan dukungan. dukungan yang diberikan pada lansia tergantung dari

tingkat pengetahuan keluarga. Keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan

tinggi akan memberikan dukungan informasional kepada pasien mengenai

penyakit yang diderita pasien beserta pengobatan atau terapi yang harus

dijalani.

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

20

3. Faktor emosi

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya dukungan

dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respon stres dalam

setiap perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap berbagai tanda sakit,

mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut

dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang secara umum terlihat sangat

tenang mungkin mempunyai respon emosional yang kecil selama ia sakit.

Seorang individu yang tidak mampu melakukan koping secara emosional

terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal adanya gejala penyakit

pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan.

4. Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan

dengan keluarga atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam

hidup.

5. Praktik di Keluarga

Cara bagaimana keluarga memberikan dukungan biasanya mempengaruhi

penderita dalam melaksanakan kesehatannya. Misalnya : pasien juga

kemungkinan besar akan melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya

melakukan tindakan pencegahan jika keluarganya melakukan hal yang sama.

Misal : anak yang selalu diajak orangtuanya untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

21

6. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit

dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap

penyakitnya. Variabel psikososial mencakup : stabilitas perkawinan, gaya

hidup, dan lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan

persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan

kesehatan dan cara pelaksanannya. Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang

biasanya ia akan lebih cepatn tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.

Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada

kesehatannya. Serta sebaliknya semakin rendah tingkat ekonomi seseorang

maka ia kan kurang tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan.

7. Latar belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu,

dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan kesehatan pribadi.

Keyakinan keluarga dan masyarakat selama ini akan berpengaruh pada

rendahnya dukungan keluarga yang diberikan kepada lansia.

2.3 Konsep Penerimaan Diri terhadap Kehilangan dan Berduka

2.3.1 Definisi Penerimaan Diri

Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap penerimaan terhadap

gambaran mengenai kenyataan diri. Rubin (dalam Novvida,2007) menyatakan

bahwa penerimaan diri merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan

senang sehubungan dengan kenyataan diri sendiri. Menurut Chaplin (2012),

penerimaan diri merupakan sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

22

sendiri, kualitas-kualitas dan bakat-bakat sendiri dan pengakuan akan keterbatasan

sendiri.

Germer (2009) mendefinisikan penerimaan diri sebagai kemampuan

individu untuk dapat memiliki suatu pandangan positif mengenai siapa dirinya

yang sebenar-benarnya, dan hal ini tidak dapat muncul dengan sendirinya,

melainkan harus dikembangkan oleh individu. sedangkan menurut Hurlock

(dalam Satyaningtyas, 2005) penerimaan diri merupakan kemampuan menerima

segala hal yang ada pada diri sendiri baik kekurangan maupun kelebihan yang

dimiliki, sehingga apabila terjadi peristiwa yang kurang menyenangkan maka

individu tersebut akan mampu berpikir logis tentang baik buruknya masalah yang

terjadi tanpa menimbulkan perasaan, permusuhan,perasaan rendah diri, malu, dan

rasa tidak aman.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerimaan ini

merupakan sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang

atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu

mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan

kepribadian dan fisik yang sehat. Penerimaan diri pada penderita gagal ginjal

adalah penerimaan terhadap fisik dan menerima peran sosial secara baik sehingga

ia merasa bahagia, gembira dan puas sehingga dapat memberikan rasa percaya diri

yang besar, terbebas dari rasa kehilangan dan berduka yang berlarut.

2.3.1.1 Tahapan Penerimaan

Kubbler Rose (1970) dalam Tomb (2008) mendefinisikan sikap

penerimaan (acceptance) terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

23

daripada hanya menyerah pada pengunduran diri atau tidak ada harapan. Menurut

Kubler Ross (dalam teori Kehilangan / Berduka), sebelum mencapai pada tahap

acceptance (penerimaan) individu akan melalui beberapa tahapan, diantaranya

adalah tahap denial, anger, bargainning,depression, dan acceptance.

1. Tahap Menolak (Denial)

Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok,

dimulai dari rasa tidak percaya atau menolak kenyataan bahwa kehilangan itu

terjadi, dengan mengatakan “tidak saya tidak percaya bahwa itu terjadi”, “itu

tidak mungkin”. Saat menerima diagnosa dari seorang ahli, perasaan penderita

gagal ginjal selanjutnya akan diliputi kebingungan. Bingung atas arti diagnosa,

bingung akan apa yang harus dilakukan, sekaligus bingung mengapa hal ini

dapat terjadi pada dirinya. Kebingungan ini sangat manusiawi, karena

umumnya, penderita mengharapkan yang terbaik untuk dirinya. Tidak mudah

bagi penderita gagal ginjal untuk dapat menerima apa yang sebenarnya terjadi.

Kadangkala, terselip rasa malu untuk mengakui bahwa hal tersebut dapat

terjadi pada dirinya. Keadaan ini bisa menjadi bertambah buruk, jika penderita

gagal ginjal tersebut mengalami tekanan sosial dari lingkungannya. Kadang

dalam hati muncul pernyataan ”tidak mungkin hal ini terjadi pada saya” atau

”tidak pernah terjadi keadaan seperti ini di kehidupan saya”. Reaksi fisik yang

terjadi pada fase pengingkaran adalah letih, lemah, pucat, mual, diare,

gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah, tidak tahu harus

berbuat apa.

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

24

2. Fase Marah ( Angry)

Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya

kehilangan. Individu menunjukkan perasaan yang meningkat yang sering

diproyeksikan kepada orang yang ada di lingkungannya, orang-orang tertentu

atau ditunjukkan pada dirinya sendiri. Tidak jarang dia menunjukkan perilaku

agresif, kasar dalam berbicara, menolak pengobatan, dan menuduh dokter dan

perawat yang tidak becus. Respon fisik yang sering terjadi pada fase ini antara

lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal. Pada

pasien dengan gagal ginjal, reaksi marah ini bisa dilampiaskan kepada

beberapa pihak sekaligus. Bisa kepada dokter yang memberi diagnosa. Bisa

kepada diri sendiri atau kepada pasangan hidup. Pernyataan yang sering

muncul dalam hati (sebagai reaksi atas rasa marah) muncul dalam bentuk

”Tidak adil rasanya...”, ” Mengapa saya yang mengalami ini?” atau ”Apa salah

saya?”.

3. Fase Tawar Menawar (Bergaining)

Apabila individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara

intensif, maka ia akan maju ke fase tawar menawar dengan memohon

kemurahan Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-kata “kalau saja

kejadian ini bisa ditunda maka saya akan sering berdoa “. Apabila proses

berduka ini dialami oleh keluarga maaka pernyataan sebagai berikut sering

dijumpai, “kalau saja yang sakit bukan anak saya”. Pada tahap ini, penderita

gagal ginjal berusaha untuk menghibur diri dengan pernyataan seperti

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

25

“Mungkin kalau saya menunggu lebih lama lagi, keadaan akan membaik

dengan sendirinya”.

4. Fase Depresi (Depression)

Muncul dalam bentuk putus asa, tertekan dan kehilangan harapan.

Kadangkala depresi dapat juga menimbulkan rasa bersalah, yang khawatir

apakah keadaan dirinya akibat dari kelalaian penderita sendiri, atau akibat dosa

di masa lalu. Putus asa, sebagai bagian dari depresi, akan muncul saat penderita

gagal ginjal mulai membayangkan masa depan yang akan dihadapinya.

Harapan atas masa depan dirinya menjadi keruh, dan muncul dalam bentuk

pertanyaan ”Akankah saya mampu hidup mandiri dan berguna bagiorang

lain?”. Pada tahap depresi, penderita gagal cenderung murung, menghindar dari

lingkungan sosial terdekat, lelah sepanjang waktu dan kehilangan gairah hidup.

Gejala fisik yang sering diperlihatkan adalah menolak makan, susah tidur,

letih, dorongan libido menurun.

5. Fase Penerimaan (Acceptance)

Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilanagn. Pikiran yang

selalu terpusat kepada objek atau orang hilang akan mulai berkurang atau

menghilang, individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya,

gambaran tentang objek atau orang yang hilang mulai dilepaskan dan secara

bertahap perhatian beralih pada objek yang baru. Fase menerima ini biasanya

dinyatakan dengan kata “ Apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat

sembuh”. Pada tahap ini, penderita gagal ginjal sudah menerima kenyataan

baik secara emosi maupun intelektual. Sambil mengupayakan ”penyembuhan”,

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

26

mereka mengubah persepsi dan harapan atas dirinya. Penderit gagal ginjal pada

tahap ini cenderung mengharapkan yang terbaik sesuai dengan kapasitas dan

kemampuannya.

Patut dicatat bahwa, kelima tahap tersebut di atas tidak harus terjadi secara

berurutan. Bisa saja ada satu tahap atau lebih yang terlompati, atau kembali

muncul jika ada hal-hal yang mengingatkan ketidak ”sempurnaan” dirinya (bila

dibandingkan dengan orang normal semestinya). Demikian pula pada tahap awal.

Ada juga penderita gagal ginjal yang telah begitu lama mencari diagnosa dan

penyembuhan. Begitu mereka mendapatkan diagnosa dan metode yang dapat

membantu mereka, perasaan legalah yang mereka dapatkan, bukan menolak

menerima kenyataan (Psychology Forum UMM, 2016).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah

kemampuan untuk menerima kelebihan dan maupun kekurangan yang ada

didalam dirinya dengan apa adanya dan secara realistik tanpa menyalahkan diri

sendiri dan rasa penyesalan yang tidak rasional. Sedangkan penerimaan diri pada

penderita gagal ginjal adalah penerimaan terhadap fisik dan menerima peran

sosial secara baik sehingga ia merasa bahagia, gembira dan puas yang pada

gilirannya memberikan rasa percaya diri yang besar. Apabila individu dapat

memulai fase-fase tersebut dan masuk pada fase damai atau fase penerimaan,

maka dia akan dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan

kehilangannya secara tuntas. tapi apabila individu tetap berada pada salah satu

fase dan tidak sampai pada fase penerimaan, jika mengalami kehilangan lagi sulit

baginya masuk pada fase penerimaan (Yosep dan Sutini, 2016).

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

27

2.3.1.2 Faktor- faktor yang mempengaruhi Penerimaan diri

Hurlock (1974) menjelaskan beberapa kondisi yang mendukung seseorang

untuk dapat menerima dirinya sendiri. Dimana kondisi-kondisi tersebut mampu

mewujudkan penerimaan diri seorang individu. Kondisi yang mendukung proses

penerimaan diri tersebut, antara lain:

1. Pemahaman Diri (Self-Understanding)

Pemahaman diri adalah persepsi tentang dirinya sendiri yang dibuat secara

jujur, tidak berpura-pura dan bersifat realistis. Persepsi atas diri yang

ditandai dengan keaslian (genuineness); tidak berpura-pura tetapi apa

adanya, tidak berkhayal tetapi nyata (benar adanya), tidak berbohong

tetapi jujur, dan tidak menyimpang. Pemahaman diri bukan hanya terpaku

pada mengenal atau mengakui fakta tetapi juga merasakan pentingnya

fakta-fakta .

2. Harapan yang Realistis (Realistic Expectations)

Harapan yang realistis muncul jika individu menentukan sendiri

harapannya yang disesuaikan dengan pemahaman mengenai kemampuan

dirinya, bukan harapan yang ditentukan oleh orang lain. Hal tersebut

dikatakan realistis jika individu memahami segala kelebihan dan

kekurangan dirinya dalam mencapai harapan dan tujuannya.

3. Tidak adanya Hambatan Lingkungan (Absence of Environmental

Obstacle)

Ketidakmampuan untuk meraih harapan realistis mungkin disebabkan oleh

adanya berbagai hambatan dari lingkungan. Bila lingkungan sekitar tidak

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

28

memberikan kesempatan atau bahkan malah menghambat individu untuk

dapat mengekspresikan dirinya, maka penerimaan diri akan sulit untuk

dicapai. Namun jika lingkungan, dan keluarga turut memberikan

dukungan, maka kondisi ini dapat mempermudah penerimaan diri seorang

individu.

4. Sikap Sosial yang Menyenangkan (Favorable Social Attitudes)

Tiga kondisi utama yang menghasilkan evaluasi positif terhadap diri

seseorang antara lain, tidak adanya prasangka terhadap seseorang, adanya

penghargaan terhadap kemampuan-kemampuan sosial, dan kesediaan

individu mengikuti tradisi suatu kelompok sosial. Individu yang memiliki hal

tersebut diharapkan mampu menerima dirinya.

5. Tidak Adanya Stress Emosional (Absence of Severe Emotional Stress)

Ketiadaan gangguan stress yang berat akan membuat individu dapat bekerja

sebaik mungkin, merasa bahagia, rileks, dan tidak bersikap negatif terhadap

dirinya. Kondisi positif ini diharapkan membuat individu mampu melakukan

evaluasi diri sehingga penerimaan diri yang memuaskan dapat tercapai.

6. Jumlah Keberhasilan (Preponderance of Successes)

Saat individu berhasil ataupun gagal, ia akan memperoleh penilaian sosial

dari lingkungannya. Ketika seseorang memiliki aspirasi tinggi, maka ia tidak

akan mudah terpengaruh oleh penilaian sosial tentang kesuksesan maupun

kegagalan. Dia kemudian akan menjadi lebih mudah dalam menerima dirinya

sendiri terkait dengan kondisi dimana ia telah terpuaskan dengan keberhasilan

yang telah dicapainya tanpa memikirkan pendapat lingkungan sosial.

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

29

7. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik

(Identification with Well-Adjusted People)

Saat individu dapat mengidentifikasikan diri dengan orang yang memiliki

penyesuaian diri yang baik, maka hal itu dapat membantu individu untuk

mengembangkan sikap positif dan menumbuhkan penilaian diri yang baik.

Lingkungan rumah dengan model identifikasi yang baik akan membentuk

kepribadian sehat pada seseorang sehingga ia mampu memiliki penerimanaan

diri yang baik pula.

8. Perspektif diri (Self-Persperctive)

Individu yang mampu melihat dirinya sebagaimana perspektif orang lain

memandang dirinya, akan membuat individu tersebut menerima dirinya

dengan baik. Dimana hal ini diperoleh melalui pengalaman dan belajar. Usia

dan tingkat pendidikan seseorang juga berpengaruh untuk dapat

mengembangkan perspektif dirinya. Sebuah perspektif diri yang baik

memudahkan akses terhadap penerimaan diri.

9. Pola Asuh Masa Kecil Yang Baik (Good Childhood Training)

Meskipun penyesuaian diri pada seseorang dapat berubah secara radikal

karena adanya peningkatan dan perubahan dalam hidupnya, hal tersebut

dianggap dapat menentukan apakah penyesuaiannya dikatakan baik jika

diarahkan oleh masa kecilnya. Konsep diri mulai terbentuk sejak masa kanak-

kanak sehingga pengaruhnya terhadap penerimaan diri seseorang tetap ada

walaupun usia individu terus bertambah. Dengan demikian, pola asuh juga

turut mempengaruhi bagaimana seseorang dapat mewujudkan penghayatan

penerimaan diri.

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

30

10. Konsep Diri yang Stabil (Stable Self-concept)

Individu dianggap memiliki konsep diri yang stabil, jika dalam setiap waktu

ia mampu melihat kondisinya dalam keadaan yang sama. Jika seseorang ingin

mengembangkan kebiasaan penerimaan diri, ia harus melihat dirinya sendiri

dalam suatu cara yang menyenangkan untuk menguatkan konsep dirinya,

sehingga sikap penerimaan diri itu akan menjadi suatu kebiasaan.

Sedangkan menurut Sari (2002) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi penerimaan diri individu antara lain:

1. Pendidikan

Individu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki

tingkat kesadaran yang lebih baik akan keadaan yang dia miliki dan

segera mencari upaya untuk mengatasi keadaan tersebut.

2. Dukungan Sosial

Penerimaan diri akan semakin baik apabila ada dukungan sosial yang

muncul dari lingkungan di sekitar individu tersebut.

2.3.1.3 Ciri-ciri Penerimaan Diri

Menurut Allport (dalam Wrastari, 2003), seseorang yang menerima dirinya

akan memiliki ciri sebagai berikut:

1. Memiliki gambaran positif tentang dirinya.

2. Dapat mengatur dan dapat bertoleransi dengan rasa frustasi atau

kemarahannya.

3. Dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa memusuhi mereka apabila

orang lain memberikan kritikan

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

31

4. Dapat mengatur keadaan emosi mereka (seperti depresi, kemarahan, rasa

bersalah, dan lain - lain).

5. Mengekspresikan keyakinan dan perasaan dengan mempertimbangkan

perasaan dan keadaan orang lain.

Selain ciri – ciri di atas, Sheere (dalam Wrastari, 2003. Hal. 21)

mengemukakan orang yang menerima dirinya memiliki ciri – ciri :

1. Mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi

kehidupannya.

2. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang

sederajat dengan orang lain.

3. Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya.

4. Menerima pujian dan celaan secara obyektif.

5. Tidak menyalahkan dirinya akan keterbatasan yang dimilikinya

ataupun mengingkari kelebihannya.

2.3.2 Definisi Kehilangan (Loss)

Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang

sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau

keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap

individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami

kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk

yang berbeda (Yosep, 2011).

Kehilangan adalah situasi aktual atau potensial ketika sesuatu (orang atau

objek) yang dihargai telah berubah, tidak ada lagi, atau menghilang. Seseorang

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

32

dapat kehilangan citra tubuh, orang terdekat, perasaan sejahtera, pekerjaan, barang

milik pribadi, keyakinan, atau sense of self baik sebagian ataupun keseluruhan.

Peristiwa kehilangan dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap sebagai sebuah

pengalaman traumatik. Kehilangan sendiri dianggap sebagai kondisi krisis, baik

krisis situasional ataupun krisis perkembangan (Mubarak & Chayatin, 2007).

2.3.2.1 Tipe Kehilangan

Potter dan Perry (2005) menyatakan kehilangan dapat dikelompokkan

dalam 5 kategori: kehilangan objek eksternal, kehilangan lingkungan yang telah

dikenal, kehilangan orang terdekat, kehilangan aspek diri, dan kehilangan hidup.

1. Kehilangan objek eksternal

Kehilangan benda eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi

usang, berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Bagi seorang

anak benda tersebut mungkin berupa boneka atau selimut, bagi seorang dewasa

mungkin berupa perhiasan atau suatu aksesoris pakaian. Kedalaman berduka

yang dirasakan seseorang tehadap benda yang hilang tergantung pada nilai

yang dimiliki orang tersebut terhadap benda yang dimilikinya, dan kegunaan

dari benda tersebut.

2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal

Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah di

kenal mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama periode

tertentu atau kepindahan secara permanen. Contohnya, termasuk pindah ke

kota baru, mendapat pekerjaan baru, atau perawatan di rumah sakit.

Kehilangan melalui perpisahan dari lingkungan yang telah di kenal dan dapat

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

33

terjadi melalui situasi maturasional, misalnya ketika seorang lansia pindah ke

rumah perawatan, atau situasi situasional, contohnya kehilangan rumah akibat

bencana alam atau mengalami cedera atau penyakit.

3. Kehilangan orang terdekat

Orang terdekat mencakup orang tua, pasangan, anak-anak, saudara sekandung,

guru, pendeta, teman, tetangga, dan rekan kerja.Kehilangan dapat terjadi akibat

perpisahan, pindah, melarikan diri, promosi di tempat kerja, dan kematian.

4. Kehilangan aspek diri

Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis,

atau psikologis. Kehilangan bagian tubuh dapat mencakup anggota gerak,

mata, rambut, gigi, atau payudara. Kehilangan fungsi fisiologis mencakup

kehilangan kontrol kandung kemih atau usus, mobilitas, kekuatan, atau fungsi

sensoris. Kehilangan fungsi psikologis termasuk kehilangan ingatan, rasa

humor, harga diri, percaya diri, kekuatan, respek atau cinta. Kehilangan aspek

diri ini dapat terjadi akibat penyakit, cedera, atau perubahan perkembangan

atau situasi. Kehilangan seperti ini, dapat menurunkan kesejahteraan individu.

Orang tersebut tidak hanya mengalami kedukaan akibat kehilangan tetapi juga

dapat mengalami perubahan permanen dalam citra tubuh dan konsep diri.

5. Kehilangan Hidup

Sesorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berpikir,

dan merespon terhadap kejadian dan orang sekitarnya sampai terjadinya

kematian. Perhatian utama sering bukan pada kematian itu sendiri tetapi

mengenai nyeri dan kehilangan kontrol. Meskipun sebagian besar orang takut

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

34

tentang kematian dan gelisah mengenai kematian, masalah yang sama tidak

akan pentingnya bagi setiap orang. Setiap orang berespon secara berbeda-beda

terhadap kematian. orang yang telah hidup sendiri dan menderita penyakit

kronis lama dapat mengalami kematian sebagai suatu perbedaan. Sebagian

menganggap kematian sebagai jalan masuk ke dalam kehidupan setelah

kematian yang akan mempersatukannya dengan orang yang kita cintai di surga.

Sedangkan orang lain takut perpisahan, dilalaikan, kesepian, atau cedera.

Ketakutan terhadap kematian sering menjadikan individu lebih bergantung.

2.3.2.2 Faktor presdisposisi yang mempengaruhi reaksi kehilangan

Faktor predisposisi yang mempengaruhi reaksi kehilangan adalah genetik,

kesehatan fisik, kesehatan jiwa, pengalaman masa lalu (Suliswati, 2005).

1. Genetik

Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga yang mempunyai

riwayat depresi biasanya sulit mengembangkan sikap optimistik dalam

menghadapi suatu permasalahan, termasuk menghadapi kehilangan.

2. Kesehatan fisik

Individu dengan keadaan fisik sehat, cara hidup yang teratur, cenderung

mempunyai kemampuan mengatasi stres yang lebih tinggi dibandingkan

dengan individu yang sedang mengalami gangguan fisik.

3. Kesehatan jiwa/mental

Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama mempunyai riwayat depresi,

yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya, pesimistik, selalu dibayangi oleh

masa depan yang suram, biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

35

4. Pengalaman kehilangan di masa lalu

Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang bermakna dimasa kanak-kanak

akan mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di

masa dewasa.

2.3.3 Definisi Berduka (Grief)

Berduka merupakan reaksi terhadap kehilangan yang merupakan respon

emosional yang normal (Suliswati, 2005). Definisi lain menyebutkan bahwa

berduka, dalam hal ini dukacita adalah proses kompleks yang normal yang

mencakup respon dan perilaku emosi, fisik, spiritual, sosial, dan intelektual ketika

individu, keluarga, dan komunitas menghadapi kehilangan aktual, kehilangan

yang diantisipasi, atau persepsi kehilangan ke dalam kehidupan pasien sehari-hari

(NANDA, 2015).

Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berduka merupakan

suatu reaksi psikologis sebagai respon kehilangan sesuatu yang dimiliki yang

berpengaruh terhadap perilaku emosi, fisik, spiritual, sosial, maupun intelektual

seseorang. Berduka sendiri merupakan respon yang normal yang dihadapi setiap

orang dalam menghadapi kehilangan yang dirasakan.

2.3.3.2 Faktor penyebab berduka

Banyak situasi yang dapat menimbulkan kehilangan dan dapat

menimbulkan respon berduka pada diri seseorang (Carpenito, 2006). Situasi yang

paling sering ditemui adalah sebagai berikut:

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

36

1. Patofisiologis

Berhubungan dengan kehilangan fungsi atau kemandirian yang bersifat

sekunder akibat kehilangan fungsi neurologis, kardiovaskuler, sensori,

muskuloskeletal, digestif, pernapasan, ginjal dan trauma.

2. Terkait pengobatan

Berhubungan dengan peristiwa kehilangan akibat dialisis dalam jangka waktu

yang lama dan prosedur pembedahan (mastektomi, kolostomi, histerektomi).

3. Situasional (Personal, Lingkungan)

Berhubungan dengan efek negatif serta peristiwa kehilangan sekunder akibat

nyeri kronis, penyakit terminal, dan kematian; berhubungan dengan kehilangan

gaya hidup akibat melahirkan, perkawinan, perpisahan, anak meninggalkan

rumah, dan perceraian; dan berhubungan dengan kehilangan normalitas

sekunder akibat keadaan cacat, bekas luka, dan penyakit.

4. Maturasional

Berhubungan dengan perubahan akibat penuaan seperti teman-teman,

pekerjaan, fungsi, dan rumah dan berhubungan dengan kehilangan harapan dan

impian. Rasa berduka yang muncul pada setiap individu dipengaruhi oleh

bagaimana cara individu merespon terhadap terjadinya peristiwa kehilangan.

Miller (1999 dalam Carpenito, 2006) menyatakan bahwa dalam menghadapi

kehilangan individu dipengaruhi oleh dukungan sosial (Support System),

keyakinan religius yang kuat, kesehatan mental yang baik, dan banyaknya

sumber yang tersedia terkait disfungsi fisik atau psikososial yang dialami.

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

37

2.3.3.3 Tanda dan Gejala Berduka

Tanda dan gejala berduka juga dikemukan oleh Videbeck (2008), yang

mencakup ke dalam lima respon, yaitu respon kognitif, emosional, spiritual,

perilaku, dan fisiologis yang akan dijelaskan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Tanda dan Gejala Berduka Berdasarkan Respon yang Muncul

Respon Berduka Tanda dan Gejala

Respon Kognitif 1. Gangguan asumsi dan keyakinan;

2. Mempertanyakan dan berupaya menemukan

makna kehilangan;

3. Berupaya mempertahankan keberadaan orang

yang meninggal atau sesuatu yang hilang;

4. Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-

olah orang yang meninggal adalah

pembimbing.

Respon Emosional 1. Marah, sedih, cemas;

2. Kebencian;

3. Merasa bersalah dan kesepian;

4. Perasaan mati rasa;

5. Emosi tidak stabil;

6. Keinginan kuat untuk mengembalikan ikatan

dengan individu atau benda yang hilang;

7. Depresi, apatis, putus asa selama fase

disorganisasi dan keputusasaan.

Respon Spiritual 1. Kecewa dan marah pada Tuhan;

2. Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa

ditinggalkan atau kehilangan;

3. Tidak memiliki harapan, kehilangan makna

Respon Perilaku 1. Menangis terisak atau tidak terkontrol;

2. Gelisah;

3. Iritabilitas atau perilaku bermusuhan;

4. Mencari atau menghindar tempat dan aktivitas

yang dilakukan bersama orang yang telah

meninggal;

5. Kemungkinan menyalahgunakan obat atau

alkohol;

6. Kemungkinan melakukan upaya bunuh diri

atau pembunuhan

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

38

2.3.3.4 Akibat Berduka

Setiap orang merespon peristiwa kehilangan dengan cara yang sangat

berbeda. Tanpa melihat tingkat keparahannya, tidak ada respon yang bisa

dikatakan maladaptif pada saat menghadapi peristiwa kehilangan akut. Apabila

proses berduka yang dialami individu bersifat maladaptif, maka akan

menimbulkan respon detrimental (cenderung merusak) yang berkelanjutan dan

berlangsung lama (Carpenito, 2006). Proses berduka yang maladaptif tersebut

akan menyebabkan berbagai masalah sebagai akibat munculnya emosi negatif

dalam diri individu. Dampak yang muncul diantaranya perasaan

ketidakberdayaan, harga diri rendah, hingga isolasi sosial.

2.4 Konsep Gagal Ginjal Kronik

2.4.1 Definisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah sindrom klinis yang umum pada stadium lanjut

dari semua penyakit ginjal kronik yang ditandai oleh uremia. Gagal ginjal kronik

merupakan gangguan fungsi renal progresif dan irreversibel dimana kemampuan

tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam

darah. Gagal ginjal kronik perkembangannya progresif dan lambat biasanya

berlangsung beberapa tahun (Haryono, 2013).

Respon Fisiologis 1. Sakit kepala, insomnia;

2. Gangguan nafsu makan;

3. Tidak bertenaga;

4. Gangguan pencernaan;

5. Perubahan sistem imun dan endokrin.

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

39

Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kemunduran fungsi ginjal yang progresif

dan irreversibel dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk

mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yang

mengakibatkan uremia atau azotemia. Dialisis atau transplantasi ginjal

kadangkadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien (Wijaya & Putri,

2013).

2.4.2 Etiologi

Etiologi gagal ginjal kronik (Haryono, 2013) terdiri dari:

1. Infeksi saluran kemih (pielonefitis Kronis)

2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis) primer dan sekunder yaitu peradangan

ginjal bilateral biasanya timbul pasca infeksi streptococcus.

3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis) :

merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal.

4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sistemik).

5. Penyakit congenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus

ginjal) yang ditandai dengan kista multiple.

6. Penyakit metabolik (Diabetes Melitus, gout, hiperparatiroidisme)

7. Nefropati toksik

8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih).

2.4.2 Patofisiologi

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal, sebagian nefron (termasuk glomerulus

dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).

Nefron-nefron yang utuh hipertropi dan memproduksi volume filtrasi yang

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

40

meningkat disertai reabsopsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya

saring. Metode adaftif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari

nefron-nefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada

yang bisa direabsopsi berakibat dieresis osmotik disertai poliuri dan haus.

Selanjutnya, oleh karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak, oliguri

timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada

pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila

kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini, fungsi renal yang

demikian, nilai kreatinin clearance turun sampai 15ml/menit atau lebih rendah

(Haryono, 2013).

2.4.3 Manifestasi Klinis

Pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi

uremia, oleh karena itu pasien akan memperlihatkan sejumlah tanda dan gejala.

Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal,

kondisi lain yang mendasari adalah usia pasien. Berikut merupakan tanda dan

gejala gagal ginjal kronis (Haryono, 2013):

1. Sistem kardiovaskuler antara lain, hipertensi, pitting edema, edema periorbital,

pembesaran vena leher, friction subpericardial.

2. Sistem pulmoner antara lain, nafas dangkal, krekel, kusmaul, sputum kental

dan liat.

3. Sistem gastrointestinal antara lain, anoreksia, mual dan muntah, perdarahan

saluran GI, ulserasi, perdarahan mulut, dan nafas berbau ammonia.

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

41

4. Sistem muskuloskletal antara lain, kram otot, kehilangan kekuatan otot dan

fraktur tulang.

5. Sistem integumen antara lain, warna kulit abu-abu mengkilat, pruritus, kulit

kering bersisik, ekimosis, kuku tipis rapuh, rambut tipis dan kasar.

6. Sistem reproduksi antara lain: amenore, atrofi testis.

2.4.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dilakukan dengan beberapa prosedur antara lain (Wijaya &

Putri, 2013) yaitu:

1. Pengaturan minum dengan pemberian cairan Pengendalian Hipertensi yaitu

dengan mengurangi intake garam,

2. Pengendalian K+ dalam darah,

3. Penanggulangan anemia dengan transfuse darah,

4. Penanggulangan asidosis,

5. Pengobatan dan pencegahan infeksi,

6. Pengaturan protein dalam makan,

7. Pengobatan neuropati,

8. Dialisis

9. Transplantasi

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

42

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Komponen Dukungan Keluarga

menurut Ratna (2010) yaitu :

1. Dukungan Emosional

2. Dukungan Instrumental

3. Dukungan Penghargaan

4. Dukungan

Informasional

Dukungan keluarga di

kategorikan dalam :

1. Kurang

2. Cukup

3. Baik

Penderita Gagal Ginjal

Kronik

Tahapan Penerimaan Diri

menurut teori Kubbler Rose

(1970) dalam Tomb (2008):

1. Menolak (Denial)

2. Marah (Angry)

3. Menawar

(Bargaining)

4. Depresi

5. Menerima

(Acceptance)

Mengalami Kehilangan

Aspek Diri

Mengalami Tahapan

Penerimaan Diri akibat

Kehilanagan

42

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penerimaan diri

menurut Sari (2002) adalah :

1. Pendidikan

2. Dukungan Sosial

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

43

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Di teliti

: Berpengaruh

: Berhubungan

(Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian)

1.2 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan

penelitian (Nursalam, 2013). Dari penelitian diatas dapat dirumuskan hipotesa

sebagai berikut :

H0 : Tidak ada Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaan Diri

Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman

Magetan.

H1 : Ada Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien

Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan.

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

44

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan penelitiannya. Data penelitian meliputi, desain penelitian,

kerangka kerja, populasi, sampel, teknik sampling, identifikasi variabel, definisi

operasional, teknik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, etika

penelitian, dan keterbatasan penelitian (Arikunto,2010).

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian yang

pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013).

Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif dengan menggunakan desain

penelitian Correlation, yaitu penelitian yang menggambarkan hubungan antara

dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010). Pada

penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu dukungan keluarga sebagai variabel

bebas (Independent) dan tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal kronik

sebagai variabel terikat (dependent). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Cross Sectional, dimana waktu pengukuran/observasi data variabel

independen dan dependen dilakukakan dalam satu kali pada satu saat. Dalam

penelitian ini cara pengambilan data dari dua variabel yaitu dukungan keluarga

dan tingkat penerimaan diri pasien GGK dilakukan sekaligus dalam waktu yang

bersamaan.

44

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

45

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien Gagal ginjal kronik yang berada di Unit

Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan sebanyak 65 orang dalam satu bulan

terakhir yaitu pada bulan Maret 2017.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Dalam

penelitian ini yang menjadi sampel adalah pasien gagal ginjal kronik yang berada

di unit hemodialisa RSUD dr.Sayidiman magetan, sampel yang digunakan

sebanyak 56 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive

sampling. Besar dan banyaknya sampel pada penelitian ini dihitung dengan

menggunakan Rumus Lemeshow yang sesuai digunakan untuk desain penelitian

Cross Sectional, sebagai berikut :

Keterangan :

n = Besar sampel

Z = Score Z, berdasarkan nilai α yang diinginkan

α = Derajat kepercayaan

N = Populasi

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

46

d = Toleransi kesalahan

P = Porposi kasus yang diteliti, jika P tidak diketahui maka gunakan P

terbesar yaitu P = 0,5 (peneliti menggunakan P sebesar 0,5 berdasarkan

proporsi kasus yang pernah diteliti yaitu 50% (0,5) kejadian depresi pada

pasien gagal ginjal kronik)

1-P = q, yaitu proporsi untuk terjadinya suatu kejadian, jika penelitian ini

menggunakan P 0,5 maka q= 1-P = 1-0.5

Batas toleransi kesalahan dinyatakan dengan prosentase. Semakin kecil

toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi.

Tabel 4.1 Nilai Z sesuai dengan α

Besar nilai Z disesuaikan dengan nilai α

A 1 – α – α/2 – α

1% 99% 2,58 2,33

5% 95% 1,96 1,64

10% 90% 1,64 1,28

Sesuai dengan rumjus cross sectional dimana – α/2 , maka besaran score

Z yang akan diambil adalah sesuai dengan kolom kedua. Pada penelitian ini,

derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5%, maka – α/2 = 1,96 , Jadi sudah

ditetapkan bahwa score Z² = 3,84.

Sehingga dapat dihitung jumlah sampel penelitian sebanyak 51 responden

yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut :

1,96² 0,5 (1-0,5)65

0,05² (65-1) + 1,96² 0,5 (1- 0.5)

3,84 . 0,5 . (0,5) . 65

0,0025 (64) + 3,84 . 0,5 .(0,5)

n =

n =

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

47

3,84 . 0,5 . 32.5

0,16 + 3,84 . 0,25

3,84 . 0,5 . 32.5

0,16 + 0,96

62,4

1,12

n = 55,714285714

n = 56

4.2.3 Kriteria Sampel

Sampel didapat dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria

inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari satu populasi target yang

terjamgkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah :

1. Bersedia dijadikan responden

2. Dapat diajak berkomunikasi

3. Dapat membaca dan memahami tulisan sederhana

4. Kooperatif

dengan kriteria eksklusi :

1. Responden yang sedang dalam kondisi kritis

2. Gagal ginjal bawaan (Konginetal)

3. Tinggal sendiri

n =

n =

n =

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

48

4.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Teknik ini digunakan karena peneliti

mempunyai kriteria inklusi dan ekslusi terhadap sampel yang akan dipilih. Lebih

spesifik peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik

pengumpulan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber

data dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini digunakan dengan pertimbangan

sampel yang akan diambil dapat sesuai dengan kriteria yang telah dibuat oleh

peneliti

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa saja yang akan diteliti (subyek

penelitian), variabel yang aka diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam

penelitian (Hidayat, 2007).

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

49

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik.

Populasi

Semua pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD

dr.Sayidiman Magetan

Sampel

Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 56

responden

Sampling

teknik non probability sampling dengan jenis

accidental sampling

Desain Penelitian

Corelation dengan pendekatan waktu cross sectional

Pengumpulan Data

Menggunakan Kuesioner

Variabel bebas :

Dukungan Keluarga

Variabel terikat:

Tingkat Penerimaan diri

Pengolahan Data

editing, coding, scoring, tabulating

Hasil Dan Kesimpulan

Pelaporan

Analisis

Chi Square dengan nilai α = 0,05

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

50

4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa variabel penelitian

pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu:

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel Independent atau variabel bebas merupakan variabel yang menjadi

sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat), Sehingga

variabel independent dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi (Saryono

& Setiawan, 2010). Variabel Independent dalam penelitian ini adalah

Dukungan Keluarga.

2. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan

ada tidaknya atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2013). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Penerimaan Diri Pasien GGK.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau

fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,

komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

52

Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaa Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik

Variabel Definisi Operasional Parameter Instrumen Skala Skor

Variabel

Independen

: Dukungan

Keluarga

Dukungan keluarga

adalah sikap tindakan

dan penerimaan

keluarga terhadap

anggota keluarganya

yang bersifat

mendukung selalu siap

memberikan

pertolongan dan

bantuan jika

diperelukan

Dukungan keluarga

terhadap tingkat

penerimaan diri pasien

gagal ginjal kronik :

1. dukungan informasional

(pemberian nasehat,

pengarahan, umpan

balik, ide-ide atau

informasi lainnya yang

dibutuhkan)

2. dukungan penilaian

(penyemangat,

penghargaan positif

individu kepada individu

lain, persetujuan ide-ide

atau perasaan seseorang)

3. dukungan emosional

(individu mempunyai

kepercayaan bahwa

dirinya dicintai dan

disayangi oleh orang-

orang yang

menyayanginya.)

4. dukungan instrumental

(tersedianya sarana

Kuesioner

dengan

pengukuran

skala likert

Ordinal

Dengan skor pertanyaan :

1 = tidak pernah

2 = kadang-kadang

3 = sering

4 = selalu

Kemudian hasil skor

pertanyaan di kategorikan :

1. Kurang (total skor <

40) 2. Cukup (total skor 40-

60) 3. Baik (total skor > 60)

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

53

prasarana yang

dibutuhkan untuk

5. menolong individu

tersebut)

Variabel

Dependen :

Tingkat

Penerimaan

Diri

penerimaan diri

merupakan kemampuan

menerima segala hal

yang ada pada diri

sendiri baik kekurangan

maupun kelebihan yang

dimiliki. Sikap

penerimaan

(acceptance) terjadi bila

seseorang mampu

menghadapi kenyataan

daripada hanya

menyerah pada

pengunduran diri atau

tidak ada harapan.

1. Memiliki gambaran

positif tentang dirinya.

2. Dapat mengatur keadaan

emosi mereka (seperti

depresi, kemarahan, rasa

bersalah, dan lain - lain). 3. Mempunyai keyakinan

akan kemampuannya

untuk menghadapi

kehidupannya.

4. Menganggap dirinya

berharga sebagai seorang

manusia yang sederajat

dengan orang lain. 5. Tidak menyalahkan

dirinya akan

keterbatasan yang

dimilikinya ataupun

mengingkari

kelebihannya.

Kuesioner

dengan option

jawaban ya

dan tidak

Nominal Ya =1 tidak = 0

Skor disimpulkan berdasarkan

jawaban yang dipilih pada

tahap penerimaan diri (Denial,

angry, bargainning, depresi,

dan acceptance) kemudian dari

hasil jawaban di kategorikan

dalam :

1. Tidak menerima ( apabila

jawaban pasien mengarah

pada salah satu tahap ini :

denial, angry, bargainning,

dan acceptance)

2. Menerima (apabila jawaban

pasien mengarah pada tahap

Acceptance

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

54

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data ( Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian dapat berupa:

kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang

berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya. Instrumen pada penelitian ini

menggunakan alat bantu kuesioner dukungan keluarga dan kuesioner tingkat

penerimaan diri yang dibuat berdasarkan teori yang telah dipelajari oleh peneliti.

Kuesioner dukungan keluarga berisi 20 pertanyaan yang terdiri dari dukungan in

strumental pada soal no 1-5, dukungan informasional no 6-10, dukungan penilaian

11-15, dukungan emosional 16-20 dan untuk kuesioner tingkat penerimaan diri

berisi 25 pernyataan yang terdiri dari pernyataan penolakan (denial) terdapat pada

no (1-5) pernyataan marah (angry) pada no (7-10), pernyataan menawar

(bargainning) (11-15), pernyataan depresi (depression) (16-20), dan pernyataan

penerimaan (acceptance) (21-25).

4.6.1 Validitas

Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrument. Sebuah Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang kita inginkan, dan apabila dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat (Arikunto,2010). Dalam hal ini penguji menggunakan

kuesioner yang disusun berdasarkan teori yang telah dipelajari. Uji validitas

dilakukan pada setiap butir pertanyaan dimana hasil r hitung kita bandingkan

dengan r tabel dimana df = n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid

(Sujarweni, 2014).

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

55

Untuk hasil uji kuesioner dukungan keluarga dengan 20 item soal diperoleh

r hitung 0,935. Item pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari

r tabel (0,576) pada taraf signifikan 5 % atau α = 0,05 yaitu r hitung > r tabel. Dan

untuk hasil uji validitas kuesioner tingkat penerimaan diri dengan 25 item soal

diperoleh r hitung 0,991 dan dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r

tabel.

4.6.2 Realibilitas

Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

bentuk kuesioner. Setelah 20 item pernyataan dukungan keluarga dan 25 item

pernyataan Tingkat penerimaan diri di uji kevalidannya, maka proses berikutnya

masuk pada uji reabilitas kuesioner, dengan cara yang sama dengan

komputerisasi menggunakan teknik Alpha Cronbach (α) dalam uji reliabilitas r

hasil adalah alpha. Jika r alpha > r tabel pernyataan tersebut reliable, begitu

juga sebaliknya. Suatu instrumen dikatakan reliable jika memberikan nilai Alpha

Cronbach > 0,60 (Sujarweni, 2014).

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada 12 responden

diperoleh nilai Alpha Cronbach untuk kuesioner dukungan keluarga sebesar

0,935 dan kuesioner tingkat penerimaan diri diperoleh sebesar 0,991. Dalam

penelitian ini Alpha Cronbach lebih besar dari r tabel (0,60) berarti item tersebut

sangat reliabel.

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

56

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Unit Hemodialisa RSUD

dr.Sayidiman Magetan.

4.7.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Juli 2017.

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian

(Nursalam, 2013). Dalam melakukan penelitian prosedur yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

1. Menyampaikan persetujuan judul penelitian sebagai pengantar surat

permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada ketua STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit dr.

Sayidiman MagetanMengurus surat pengantar dari kampus STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun.

2. Menyampaikan surat permohonan ijin melaksanakan penelitian kepada Kepala

Rumah Sakit dr. Sayidiman Magetan.

3. Pelaksanaan penelitian di Rumah Sakit dr. Sayidiman Magetan selama 1 Bulan.

4. Memberikan penjelasan pada calon responden dan bila bersedia menjadi

responden dipersilahkan untuk menandatangani Inform Consent.

5. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

57

6. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti

apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.

7. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.

8. Kuesioner yang telah diisi, kemudian dikumpulkan dan diperiksa

kelengkapanannya oleh peneliti kemudian dilakukan analisa.

4.9 Teknik Analisi Data

4.9.1 Pengolahan Data

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul (Alimul Aziz, 2007), yang meliputi :

a. Mengecek kelengkapan identitas pengisian

b. Setelah lengkap baru menyesuaikan kodenya

c. Mengecek masing- masing kekurangan isian data

2. Coding

Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Coding atau mengkode data bertujuan

mengindentifikasi kualitatif atau membedakan aneka karakter (Alimul Aziz,

2007).

3. Skoring

Scoring yaitu menentukan skor/nilai untuk tiap item pertanyaan dan tentukan

nilai terendah dan tertinggi (Setiadi, 2007).

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

58

a. Untuk mengukur dukungan keluarga bila responden menjawab

pertanyaan dengan jawaban “selalu” maka skornya 4, “sering” skornya 3,

“kadang-kadang” skornya 2 dan “tidak pernah” skornya 1. Kemudian

dari jumlah total skor tersebut di tentukan dalam 3 kategori, dengan

ketentuan sebagai berikut :

x ≤ (μ – σ)

(μ – σ) ≤ x ≤ (μ + σ)

x ≥ (μ + σ)

Keterangan :

μ : Mean Teoritis

σ : besar satuan standart deviasi untuk kategori

x : nilai scoring

(Azwar, 2012)

Jadi dapat dihitung sebagai berikut :

x ≤ (μ – σ)

x ≤ (50 – 10 )

x ≤ 40

(Jumlah skor untuk dukungan keluarga yang kurang adalah <40)

(μ – σ) ≤ x ≤ (μ + σ)

(50 – 10) ≤ x ≤ (50 + 10)

40 ≤ x ≤ 60

(Jumlah skor untuk dukungan keluarga yang cukup adalah 40-60)

x ≥ (μ + σ)

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

59

x ≥ (50 + 10)

x ≥ 60

(Jumlah skor untuk dukungan keluarga yang baik adalah >60)

b. Untuk mengukur tingkat penerimaan diri skor disimpulkan berdasarkan

jawaban yang di pilih responden pada tahap penerimaan diri, yaitu :

1) Tahap menolak

2) Tahap marah

3) Tahap menawar

4) Tahap depresi

5) Tahap menerima

dari jawaban yang dipilih pasien berdasarkan 5 tahapan diatas kemudian

dikategorikan menjadi 2 yaitu :

1) Tidak menerima ( apabila jawaban pasien mengarah pada salah

satu tahap ini : denial, angry, bargainning, dan acceptance)

2) Menerima (apabila jawaban pasien mengarah pada tahap

Acceptance

4. Tabulating

Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian

atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012).

4.9.2 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2013). Berdasarkan

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

60

macam data yang dimiliki tersebut, dalam penelitian ini dipakai perhitungan

distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi dalam penelitian ini sebagai berikut :

karateristik responden (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dukungan

keluarga, dan tingkat penerimaan diri pasien GGK dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi.

Data akan di analisis dengan menggunakan rumus prosentase sebagai

berikut :

P =

Keterangan :

P = Angka Presentase

f = Frekuensi

n = Banyaknya Responden

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah uji terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2013). Dalam penelitian ini

analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga

dengan tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal kronik. Pengolahan analisa

data bivariat ini dengan menggunakan bantuan komputerisasi yaitu SPSS 16.

Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square tabel 3x2 dengan α = 0,05.

Dasar digunakannya uji statistik chi square, jika data dari salah satu variabel

yang akan diolah mengandung unsur skala nominal. Selain itu juga untuk

melihat kemaknaan perhitungan jika nilai p-value < 0,05 berarti terdapat

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

61

hubungan yang bermakana (signifikan) atau H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan

diri pasien gagal ginjal kronik. Jika nilai p-value > 0,05 atau H0 diterima H1

ditolak, artinya tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat

penerimaan diri pasien gagal ginjal kronik.

4.10 Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2007), etika dalam melakukan penelitian meliputi :

1. Prinsip etika penelitian

Dalam melaksanakan penelitian khususnya menggunakan subjek penelitian

adalah manusia, maka prinsip yang harus dipahami adalah :

a. Prinsip manfaat

Penelitian yang dilakukan diharapakan memberikan manfaat untuk

kepentingan manusia. Prinsip ini bisa ditegaskan dengan membebaskan,

tidka menimbulkan kekerasan, dan tidak menjadikan manusia untuk

dieksploitasi.

b. Prinsip menghormati manusia

Berdasarkan prinsip ini manusia berhak untuk menentukan pilihan antara

mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.

c. Prinsip keadilan

Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan

menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga

privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

62

2. Masalah Etika Penelitian

a. Inform consent

Infirm consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Inform consent

ini merupakan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian

inform consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian dan mengetahui dampaknya.

b. Prinsim Anonimity

Anomality berarti dalam menggunakan subjek penelitian tidak

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Penelitian hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut.

c. Prinsip confidentially

Dalam hal ini kerahasiaan, informasi yang sudah didapatkan dari

responden harus menjamin kerahasiaanya. Masalah ini merupakan

masalah etuka dengan memberikan jaminan kerahasian hasil penelitian,

baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

63

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal

Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa dr. Sayidiman Magetan. Hasil penelitian

diuraikan secara deskriptif sesuai dengan tujuan umum dan khusus pada

penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2017 dengan responden

penelitian ini sebanyak 56 orang. Sedangkan hasil penelitian ini dikelompokkan

menjadi 2 yaitu data umum dan data khusus.

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin, umur pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan lama sakit.

Sedangkan data khususnya menyajikan Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa dr.

Sayidiman Magetan, yang didapat dari lembar kuesioner yang diberikan peneliti

kepada pasien Gagal Ginjal yang bersedia menjadi responden. Data ini akan

disajikan dalam bentuk frekuensi dan prosentase. Setelah data terkumpul

dilakukan tabulasi untuk memudahkan pembahasan.

5.1 Gambaran Umum

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan berada di Kabupaten

Magetan, Jalan Pahlawan No.2, Tambran Magetan. Penelitian ini berada di Unit

Hemodialisa RSUD dr.Sayidiman Magetan. Perawat di Unit Hemodialisa

berjumlah 7 orang yang dibagi menjadi 2 shift yaitu pagi dan siang. Shift pagi

dimulai pada pukul 06.00 – 10.00 WIB dan shift siang dimulai pada pukul 10.00 -

63

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

64

14.00 WIB. Kapasitas pasien diruangan ini sebanyak 13 bed. Di ruangan ini

perawatan yang diberikan berupa terapi cuci darah (Hemodialisis), dimana setiap

pasien melakukan terapi 2 kali dalam seminggu, dengan jumlah pasien tetap

sebanyak 65 orang sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

5.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum

meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status kawin, lama sakit, dan

tempat tinggal. Sedangkan data khusus menampilkan dukungan keluarga dan

tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal kronik, dan hubungan dukungan

keluarga dengan tingkat peneriman diri pasien gagal ginjal kronik.

5.2.1 Data Umum

Data umum yang diidentifikasikan dari responden adalah usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, status kawin, dan lama sakit.

1. Karaketistik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien gagal ginjal kronik

di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017

No Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)

1 Laki – laki 42 75,0

2 Perempuan 14 25,0

Total 56 100.0

Sumber : Data umum responden penelitian di Unit Hemodialisa

dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.1 responden gagal ginjal kronik di RSUD dr.

Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017 menunjukan bahwa sebagian

besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 42 responden (75%).

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

65

2. Karaketistik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pendidikan terakhir pasien gagal ginjal

kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni

2017

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persen (%)

1 Tidak Sekolah 3 5,4

2 SD 14 25,0

3 SMP/SLTP 18 32,1

4 SMA/SLTA 13 23,2

5 DIPLOMA/SARJANA 8 14,3

Total 56 100.0

Sumber : Data umum responden penelitian di Unit Hemodialisa

dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki status pendidikan terakhir SMP yaitu sebesar 18 responden

(32,1%) dan sebagian kecil responden yaitu 3 pasien (5,4%) memiliki

status pendidikan tidak sekolah.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3 Disribusi frekuensi pekerjaan pasien gagal ginjal kronik di

RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017

No Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Persen (%)

1 Tidak Bekerja 5 8,9

2 Pedagang 13 23,2

3 Petani 9 16,1

4 Pegawai Negeri 7 12,5

5 Wiraswasta 21 37,5

6 TNI/POLRI 1 1,8

Total 56 100.0

Sumber : Data umum responden penelitian di Unit Hemodialisa

dr.Sayidiman Magetan 2017.

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

66

Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pekerjaan sebagai Wiraswasta, yaitu sebanyak 21 pasien

(37,5%), sedangkan sebagian kecil sebanyak 1 pasien (1,8%) memilki

pekerjaan sebagai TNI/POLRI.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.4 Tendensi sentral usia pada pasien gagal ginjal kronik di

RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni 2017

Usia Mean Median Modus Min-Max SD CI-95%

48,92 49,5 54,00 26,00-76.00 10,82 46,02 –

56,82

Sumber : Data umum responden penelitian di Unit Hemodialisa

dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.4 tentang usia responden diatas menunjukan

bahwa usia minimal 26 tahun dan usia maksimal 76 tahun. Dengan rata-

rata usia responden 48 tahun.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 5.5 Disribusi frekuensi Status Pernikahan pasien gagal ginjal

kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni

2017

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persen (%)

1 Lajang 1 1,8

2 Menikah 47 83,9

3 Cerai Hidup 2 3,6

4 Cerai Mati 6 11,7

Total 56 100.0

Sumber : Data umum responden penelitian di Unit Hemodialisa

dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu

sebanyak 47 pasien (83,9%) berstatus menikah.

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

67

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Sakit

Tabel 5.6 Disribusi frekuensi Lama Sakit pada pasien gagal ginjal

kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan Juni

2017

No Lama Sakit Frekuensi Persen (%)

1 < 1 tahun 13 23,2

2 1-2 tahun 23 41,1

3 > 2 tahun 20 35,7

Total 56 100.0

Sumber : Data umum responden penelitian di Unit Hemodialisa

dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu

sebanyak 23 pasien (41,1%) lama sakit antara 1-2 tahun, dan sebagian

kecil responden yaitu sebanyak 13 pasien (23,2%) lama sakit < 1 tahun.

5.2.2 Data Khusus

Data khusus yang diidentifikasikan dari responden adalah dukungan

keluarga, tingkat penerimaan diri, dan hubungan dukungan keluarga dengan

tingkat penerimaan diri pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD dr. Sayidiman

Magetan.

1. Dukungan Keluarga

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dukungan keluarga pada pasien Gagal

Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman

Magetan pada bulan Juni 2017

Sumber : Data dari hasil pengolahan kuesioner penelitian di Unit

Hemodialisa dr. Sayidiman Magetan 2017.

No Dukungan Keluarga Frekuensi Persen (%)

1 Kurang 8 14,3

2 Cukup 20 35,7

3 Baik 28 50,0

Total 56 100.0

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

68

Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa secara umum dukungan

keluarga yang diperoleh pasien gagal ginjal kronik di RSUD dr. Sayidiman

Magetan dari 56 responden yang termasuk dalam kategori baik yaitu 28

responden (50,0%).

2. Tingkat Penerimaan Diri

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi tingkat penerimaan diri pasien gagal

ginjal kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan

Juni 2017

No Tingkat Penerimaan

Diri

Frekuensi Persen (%)

1 Tidak Menerima 18 32,1

2 Menerima 38 67,9

Total 56 100.0

Sumber : Data dari hasil pengolahan kuesioner penelitian di Unit

Hemodialisa dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa tingkat penerimaan diri pada

pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman

Magetan dari 56 responden sebagian besar adalah menerima yaitu

sebanyak 38 pasien (67,9%).

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

69

3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien

Gagal Ginjal Kronik di RSUD dr. Sayidiman Magetan

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi tingkat penerimaan diri pada pasien gagal ginjal

kronik di unit hemodisalisa RSUD dr. Sayidiman Magetan pada bulan

Juni 2017

Dukungan

Keluarga

Tingkat Penerimaan diri

Total Ρ

Value

CI

(95%)

Tidak

Menerima

Menerima

n % n % Jumlah %

Kurang 7 87,5% 1 12,5% 8 100 %

0,000

2, 147

19,46

9

Cukup 8 40% 12 60% 20 100 %

Baik 3 10,7% 25 89,3% 28 100 %

Total 56

α= 0,05 Χ= 17,701 CC=0,555

Sumber : Data dari hasil pengolahan kuesioner penelitian di Unit

Hemodialisa dr.Sayidiman Magetan 2017.

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukkan bahwa responden dengan

dukungan keluarga yang kurang sebagian besar memiliki tingkat

penerimaan diri dalam kategori tidak menerima yaitu sebanyak 7 pasien

(87,5%) dari total 8 pasien (100%), responden dengan dukungan keluarga

yang cukup sebagian besar masuk dalam kategori tingkat penerimaan diri

menerima sebanyak 12 pasien (60%) dari total 20 pasien (100%), serta

responden dengan dukungan keluarga yang baik sebagian besar memiliki

tingkat penerimaan diri dalam kategori menerima sebanyak 25 pasien

(89,3%) dari total 28 pasien (100%).

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-

Square di dapatkan ρ value 0,000 ≤ α = 0,05 artinya H0 ditolak Ha

diterima, sehingga ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

70

penerimaan diri pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUD dr.

Sayidiman Magetan. Sedangkan nilai koefisien korelasinya yaitu 0,555

yang dikategorikan sedang (0,40 – 0,599) yang artinya keeratan hubungan

dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal

kronik di unit hemodialisa RSUD dr.Sayidiman Magetan adalah sedang.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan kuesioner terhadap responden

pada bulan Juni 2017 dan setelah diolah, maka penulis akan membahas mengenai

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal

di RSUD dr. Sayidiman Magetan.

5.3.1 Dukungan Keluarga Pasien gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa

RSUD dr. Sayidiman Magetan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang

diterima oleh pasien gagal ginjal kronik di unit hemodialisa RSUD dr.Sayidiman

Magetan, sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebesar 50%.

Friedman mengatakan bahwa keluarga menjadi pusat utama yang penting

dan hanya keluarga yang memperhatikan individu secara total dan memperhatikan

setiap aspek-aspek kehidupannya. Kuntjoro dalam Prasetyaningsih (2011)

mengatakan sumber dukungan paling sering diberikan oleh pasangan hidup atau

anggota keluarga, teman dekat, dan seseorang yang memiliki hubungan yang

harmonis dengan klien. Perkawinan merupakan proses awal terbentuknya sebuah

keluarga, sehingga secara tidak langsung perkawinan merupakan awal munculnya

dukungan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar

responden yaitu sebanyak 47 responden (83,9%) berstatus menikah.

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

71

Perkawinan, seperti yang diungkapkan oleh Rodin dan Solovey dalam Iis

(2016) bahwa perkawinan dan keluarga merupakan pemberi dukungan paling

penting, dari perkawinan tersebut memunculkan adanya ikatan batin sehingga

seseorang akan lebih memberikan dukungan yang bermakna dibandingkan orang

lain. Sehingga keluarga memegang peranan yang penting dalam pengobatan dan

terapi pasien karena keluarga memperhatikan kebutuhan individu secara utuh dan

menyeluruh, karena memiliki ikatan hubungan batin, sehingga keberhasilan

pengobatan dapat tercapai dan pasien dapat mencapai kondisi yang lebih baik

bahkan sembuh dari sakit yang diderita. Seseorang yang belum menikah atau yang

sudah tidak memiliki pasangan akan lebih membutuhkan dukungan dari

lingkungan keluarganya secara lebih besar.

Peneliti berasumsi bahwa keluarga berperan penting dalam proses

penguatan mental dan emosional pada pasien Gagal ginjal kronik. Responden

yang mendapat dukungan keluarga yang baik dapat diartikan bahwa keluarga

responden sangat peduli dan memperhatikan kondisi anggota keluarganya yang

sakit. Keluarga memberikan dukungan moril maupun materil yang dapat berupa

dukungan instrumental, informasional, emosional, dan penilaian. Lubis (2009)

mengatakan bahwa individu yang mendapat dukungan sosial akan merasa bahwa

dirinya diperhatikan, dicintai, dan dihargai sehingga dapat menjadi kekuatan bagi

individu yang dapat menolong secara psikologis dan fisik, khususnya membantu

menerima reaksi emosional yang terjadi pada pasien agar siap menerima keadaan

dirinya dan mengahadapi kenyataan saat ini sehingga dapat mengurangi atau

bahkan menghilangkan kecemasan pasien.

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

72

Dalam Penelitian ini masih terdapat dukungan keluarga yang tidak baik

yaitu dukungan keluarga dalam kategori cukup sebanyak (35,7%) dan kategori

kurang sebanyak (14,3%). Sebagian besar dukungan keluarga yang tidak baik

berada pada aspek dukungan instrumental dan informasional, dimana dalam aspek

dukungan instrumental keluarga kurang memberikan dukungan dalam hal

perekonomian, membantu pasien dalam melakukan aktivitas, dan mengunjungi

pasien saat sakit atau menjalani hemodialisa. Sedangkan untuk dukungan keluarga

dalam aspek informasional, keluarga kurang dalam memberikan saran, nasehat,

pengarahan, serta tidak mengingatkan jadwal HD pasien.

Dukungan keluarga sangat diperlukan bagi penderita penyakit kronis untuk

mengatasi problem psikis yang dialami selama sakit. Selain itu kondisi yang

menyertai klien dengan penyakit kronik membutuhkan biaya perawatan tinggi,

berdampak pada individu dan keluarga besar, gangguan pada aktifitas dan

pekerjaan, menjadi ketergantungan pada orang lain dan membutuhkan program

rehabilitas. Saat pasien divonis gagal ginjal kronik, pasien akan mengalami rasa

kehilangan yang nyata, dan apabila dukungan keluarga yang di terimanya kurang,

hal inilah yang akan mempersulit penerimaan diri pada pasien. Dukungan

keluarga yang kurang menyebabkan pasien akan merasa tidak diperhatikan,

kecewa, putus asa, cemas bahkan sampai depresi. Apabila gejala-gejala tersebut

tidak ditangani segera maka akan memperburuk kondisinya dan mempengaruhi

tingkat penerimaan dirinya.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gabrielle

Macaron (2013) yang menyatakan bahwa pasien gagal ginjal kronik, 45%

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

73

mengalami ansietas, 50% mengalami depresi, dan 37% mengalami pemikiran

untuk bunuh diri.

5.3.2 Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit

Hemodialisa dr. Sayidiman Magetan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerimaan diri

pada pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman

Magetan sebagian besar dalam kategori menerima yaitu sebanyak 67,9%.

Sedangkan 32,1% lainnya dalam kategori tidak menerima.

Penerimaan diri adalah kemampuan untuk menerima kelebihan dan maupun

kekurangan yang ada didalam dirinya dengan apa adanya dan secara realistik

tanpa menyalahkan diri sendiri dan rasa penyesalan yang tidak rasional.

Sedangkan penerimaan diri pada penderita gagal ginjal adalah penerimaan

terhadap fisik dan menerima peran sosial secara baik sehingga ia merasa bahagia,

gembira dan puas yang pada gilirannya memberikan rasa percaya diri yang besar.

Ketika seseorang divonis menderita gagal ginjal maka ia harus menjalankan

terapi hemodialisis secara rutin seumur hidup sebanyak satu sampai tiga kali

seminggu tergantung kondisi ginjal penderita. Mereka tidak hanya mengalami

penderitaan secara fisik namun juga penderitaan mental seperti gangguan

kecemasan, depresi atau bahkan psikotik. Umumnya gejala yang lebih sering

ditunjukkan oleh penderita adalah depresi dan kekecewaan Soewadi (dalam

Pitoyo, 2003), karena di satu sisi harus bergantung seumur hidup pada mesin

dialisis dan di sisi lain ia harus tetap menjalankan peran dan aktivitas dalam

kehidupannya. Penderita menjadi merasa tidak bisa mandiri sehingga berpikiran

bahwa dirinya hanya merepotkan orang lain, selain itu penderita juga merasa

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

74

bahwa dirinya tidak memiliki hal yang dapat dibanggakan. Jika kondisi ini

berlangsung dalam jangka waktu yang panjang tanpa ada intervensi pada sisi

psikologis mereka, maka bisa menjadikan mereka sulit untuk menerima dirinya,

tidak menyenangi dirinya, mencemooh diri sendiri, merasa orang lain menjauhi

dan menghina dirinya, tidak percaya pada perasaan dan sikapnya sendiri. Gejala-

gejala yang ditunjukkan tersebut menurut Hurlock (1973) merupakan tanda

rendahnya tingkat penerimaan diri.

Pada penelitian ini sebagian besar pasien yang tidak menerima berada pada

fase bargainning yaitu sebesar 77,7% sedangkan 22,2% lainnya berada pada fase

depresi. Pada fase bargainning terjadi penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya

kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau terang-

terangan seolah kehilangan tersebut dapat dicegah. Individu mungkin berupaya untuk

melakukan tawar-menawar dengan memohon kemurahan Tuhan. Dan pada fase

Depresi muncul dalam bentuk rasa putus asa, tertekan dan kehilangan harapan.

Kemampuan penerimaan diri yang dimiliki seseorang berbeda-beda

tingkatannya sebab kemampuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

lain usia, latar belakang pendidikan, pola asuh orang tua dan dukungan sosial.

Berdasarkan hasil penelitian, responden dengan tingkat penerimaan diri

tidak menerima sebanyak 18 pasien (32,1%), berada di rentang usia 26-55 tahun

dimana usia tersebut termasuk dalam kategori usia produktif (15-65 tahun). Usia

produktif adalah usia dimana seseorang aktif dalam bekerja maupun beraktivitas

dalam menghasilkan suatu produk maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Responden yang menderita gagal ginjal kronik tidak dapat bekerja

layaknya orang sehat akibat komplikasi yang bisa timbul seperti sesak nafas dan

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

75

kelemahan, hal inilah yang semakin memperberat tingkat penerimaan diri pasien

gagal ginjal kronik dimana usia yang seharusnya dapat digunakan untuk bekerja

dan beraktivitas harus terhambat karena kondisi penyakit yang dialaminya.

Faktor lain yang mempengaruhi tingkat penerimaan diri adalah status

pendidikan. Berdasarkan hasil analisa, responden dengan tingkat penerimaan diri

tidak menerima (32,1%) sebagian besar bersatus pendidikan terakhir SD (12,5%)

dan SMP (12,5%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sari (2002)

bahwa penerimaan diri seseorang dipengaruhi oleh pendidikan, dimana individu

yang memiliki status pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat

kesadaran yang lebih baik akan keadaan yang dia miliki dan segera mencari upaya

untuk mengatasi keadaan tersebut. Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2010), yakni semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin

mudah seseorang menerima hal baru dan akan mudah menyesuaikan diri.

Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan individu maka

semakin tinggi pula tingkat penerimaan diri individu tersebut, dimulai dari

kesadaran akan keadaan yang di alaminya dan upaya untuk mencari solusi terbaik

dalam mengatasi keadaan tersebut. Dan sebaliknya tingkat pendidikan yang

rendah dapat mempersulit individu dalam menerima informasi dan terbatas dalam

memahami kondisi yang dialaminya.

Faktor selanjutnya yaitu lamanya sakit, dari 18 (32,1%) responden yang

tidak menerima 9 (16,1%) diantaranya telah sakit gagal ginjal selama < 1 tahun

dan 8 (14,3%) diantaranya 1-2 tahun. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh promovendus dr. Sagiran, Sp.B, M.Kes sebanyak 81 persen pasien

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

76

yang divonis gagal ginjal bereaksi dengan emosi negatif, dan baru bisa menerima

kenyataan menjelang setahun sejak divonis penyakit ini.

Lama sakit yang diderita pasien berpengaruh pada penerimaan diri pasien.

Pasien sudah lama menderita gagal ginjal kronik dan menjalani terapi hemodialisa

akan menjadi lebih adaptif terhadap kondisinya, kemungkinan sudah dalam fase

penerimaan dalam kriteria Kubbler Ross, dimana untuk mencapai pada tahap

menerima pasien harus melaui 5 fase penerimaan diri yaitu denial, angry,

bargainning, depresi, acceptance, dan dari masing-masing fase membutuhkan

waktu yang tidak pasti, Sehingga hal inilah yang menyebabkan tingkat

penerimaan dirinya lebih baik dibandingkan dengan pasien yang baru divonis

gagal ginjal kronik dan menjalani terapi hemodialisa.

5.3.3 Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien

gagal ginjal kronik di unit hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan

Hasil analisa data dari tabel 5.9 diketahui bahwa dukungan keluarga yang

baik pada pasien gagal ginjal kronik sebagian besar menghasilkan tingkat

penerimaan diri yaitu menerima sebesar 25 responden (89,3%), dukungan

keluarga yang cukup sebagian besar menghasilkan tingkat penerimaan diri yaitu

menerima sebesar 12 responden (60%), sedangkan untuk dukungan keluarga yang

kurang sebagian besar menghasilkan tingkat penerimaan diri yaitu tidak menerima

sebesar 7 responden (87,5%).

Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji statistik Chi-Square di

dapatkan ρ value 0,000 ≤ α = 0,05 artinya H0 ditolak Ha diterima, sehingga ada

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

77

kronis di unit hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan. Sedangkan nilai

koefisien korelasinya yaitu 0,555 yang dikategorikan sedang yang artinya

keeratan hubungan dukungan keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien

gagal ginjal kronik di unit hemodialisa RSUD dr.Sayidiman Magetan adalah

sedang

Dari hasil analisa data diperoleh dukungan keluarga baik dengan tingkat

penerimaan diri yaitu menerima. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan

oleh Sari (2002) bahwa tingkat penerimaan diri seseorang dipengaruhi oleh

dukungan keluarga dan pendidikan, dimana penerimaan diri akan semakin baik

apabila ada dukungan sosial yang muncul dari lingkungan di sekitar individu

tersebut. Dukungan keluarga merupakan bagian dari klien yang paling dekat dan

tidak dapat dipisahkan. Klien akan merasa nyaman dan tentram apabila mendapat

dukungan dan perhatian dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut

menimbulkan kepercayaan dalam diri klien untuk menerima kondisinya dan

menghadapi serta mengelola penyakitnya dengan lebih baik.

Friedman dalam Mubarok (2009) menyatakan lima fungsi dasar keluarga

yang salah satunya adalah fungsi afektif. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan

kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui adanya

perasaan saling memiliki antara satu sama lain sehingga tercipta hubungan yang

hangat dan saling mendukung.

Dari hasil analisa data diperoleh dukungan keluarga kurang dengan tingkat

penerimaan diri yaitu tidak menerima. Peneliti berasumsi bahwa responden

dengan dukungan keluarga kurang menunjukkan bahwa keluarga kurang

maksimal dalam memberikan dukungan sosial yaitu sebagai keluarga hanya

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

78

memberikan aksi sugesti yang umum pada responden tanpa memberikan umpan

balik responsif guna penyelesaian permasalahan yang dihadapi oleh pasien.

Cohen dan Syme (1985) secara umum mendefinisikan dukungan sosial

sebagai suatu keadaan bermanfaat atau menguntungkan yang diperoleh individu

dari orang lain baik berasal dari hubungan sosial struktural yang meliputi

keluarga/teman dan lembaga pendidikan maupun berasal dari hubungan sosial

yang fungsional yang meliputi dukungan emosi, informasi, penilaian dan

instrumental. Mengacu pada pengertian dukungan sosial di atas, maka bisa

diasumsikan bahwa ketika seseorang dihadapkan pada masalah atau kesulitan

hidup dan ia mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya berupa tersedianya

orang yang dapat memberikan motivasi yang diperlukan ketika sedang “down”,

mendengarkan keluh kesah, memberikan informasi yang diperlukan, diajak

berdiskusi dan bertukar pikiran maka orang tersebut akan merasa lebih nyaman,

merasa diperhatikan, serta merasa memiliki tempat untuk berbagi keluh kesah

yang dialami sehingga beban psikologis yang terasa berat, jika harus ditanggung

sendirian, bisa lebih ringan. Demikian halnya jika dukungan sosial ini tidak ia

peroleh, maka beban yang dialami orang tersebut akan terasa lebih berat sehingga

bisa memunculkan stres dan frustasi saat menghadapi masa-masa sulitnya.

Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit degeneratif dimana pada penderita

penyakit tersebut akan mengalami tahapan-tahapan dalam penerimaan

penyakitnya yaitu penyangkalan (denial), marah (anger), menawar (bargaining),

deperesi (depression), dan penerimaan (acceptance). Pasien selayaknya sadar

bahwa tahapan-tahapan tersebut akan lewat dengan sendirinya dan pada akhirnya

tahapan "Penerimaan" (Acceptance) akan dicapai. Namun kebanyakan orang tidak

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

79

siap menghadapi duka, karena seringkali, tragedi terjadi begitu cepat, dan tanpa

peringatan. Pasien harus bekerja keras melalui proses tersebut hingga akhirnya

sampai pada tahap Penerimaan. Selama proses tersebut berlangsung, dukungan

keluarga sangat penting terhadap kondisi pasien GGK karena pada umumnya

klien GGK yang menjalani terapi hemodialisa membutuhkan dukungan dalam

proses pengobatan dan terapi hemodialisa, khususnya dukungan dalam mengatasi

problem psikis yang dialami selama sakit. Selain itu kondisi yang menyertai klien

dengan penyakit kronik membutuhkan biaya perawatan tinggi, yang berdampak

pada individu dan keluarga besar, gangguan pada aktivitas dan pekerjaan, dan

menjadi ketergantungan terhadap orang lain. Hal – hal tersebutlah yang

mempengaruhi tingkat penerimaan diri seseorang terhadap kondisi sakit yang di

alaminya khususnya penyakit gagal ginjal kronik dimana seumur hidupnya

membutuhkan terapi guna mempertahankan fungsi ginjalnya, Dukungan keluarga

yang kurang akan menimbulkan masalah psikologis tersendiri pada pasien, yang

bisa mempengaruhi kesehatan fisiknya. Pasien akan merasa tidak diperhatikan,

merasa takut, kecewa putus asa, cemas bahkan sampai ke tingkat depresi.

Disinilah peran keluarga sangat penting untuk tetap memberikan semangat dan

dukungan penuh pada pasien sehingga pasien ada kecenderungan untuk menjadi

lebih baik dan menerima kondisinya.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih M

(2015) yang menyatakan bahwa responden gagal ginjal kronik yang mendapatkan

dukungan keluarga yang baik (83,1%) mengalami depresi (20,4%) dan tidak

depresi (79,6%).

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

80

Pada penderita gagal ginjal, dukungan emosional yang berupa kasih sayang,

perhatian dan empati merupakan hal akan dapat membantu individu untuk

menjalani kehidupannya. Dukungan ini membuat individu yang menerimanya

merasa dipahami dan diterima sehingga membawa kekuatan baru yang berguna

untuk membentengi diri dari keadaan yang terus menekan yang dapat

menyebabkan depresi. Dukungan penghargaan akan mengembangkan rasa

percaya diri pada individu yang menerimanya sehingga akan memberikan

penilaian positif, dorongan serta penghargaan pada individu yang bersangkutan.

Dukungan instrumental merupakan dukungan berupa benda, tenaga, materi atau

bantuan langsung. Dukungan ini akan sangat membantu, berkurangnya masalah

yang dihadapi misalnya seperti masalah biaya terapi sehingga akan mengurangi

beban penderita gagal ginjal. Dukungan informatif dapat meliputi pemberian

nasehat, penjelasan, saran, dan pengarahan, misalnya berupa informasi tentang

penyakit yang sedang dialami individu, tempat terapi, dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan penyakit yang diderita individu.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti masih terdapat

keterbatasan yang ditemukan oleh peneliti, yaitu Saat diberikan kuesioner,

responden dalam keadaan dilakukan terapi cuci darah sehingga memungkinkan

pasien cenderung sekedarnya atau kurang maksimal dalam memberikan jawaban,

hal ini dapat menimbulkan adanya bias informasi, dan responden yang

mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti dapat mempengaruhi pada jawaban

yang diberikan.

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

82

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini peneliti akan menyampaikan tentang hubungan dukungan

keluarga dengan tingkat penerimaan diri pasien gagal ginjal kronik di unit

hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1) Sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang baik (50%).

2) Sebagian besar responden memiliki tingkat Penerimaan diri menerima

(67,9%)

3) Ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat Penerimaan diri pasien

Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD dr. Sayidiman Magetan

dengan ρ value 0,000 ≤ α = 0,05.

6.2 Saran

1) Bagi Pasien

Meningkatkan rasa percaya diri, tidak mudah putus asa dan selalu bersemangat

untuk tetap menjalani terapi pengobatan sesuai dengan anjuran dokter.

2) Bagi Keluarga/Masyarakat

Diharapkan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya terhadap anggota

keluarga yang sedang sakit, khususnya dalam hal memberikan bantuan

perekonomian, membantu pasien dalam melakukan aktivitas, memberikan

semangat kepada pasien, memberikan saran untuk selalu menjaga kondisi

82

2

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

83

tubuhnya, memberikan nasehat dan pengarahan untuk selalu mematuhi diet

yang dianjurkan dokter, serta mengingatkan jadwal HD pasien. Dengan

demikian pasien akan merasa merasa nyaman dan tentram apabila

mendapatkan dukungan dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut

menimbulkan kepercayaan dalam diri pasien untuk menerima kondisinya.

3) Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk

tempat penelitian dan memberikan solusi seperti perawat dapat memberikan

konseling kepada pasien untuk tetap percaya diri dalam menerima kondisinya

dan menghadapi serta mengelola penyakitnya dengan lebih baik, dan untuk

keluarga agar selalu memberikan dukungan kepada pasien sehingga pasien

akan merasa diperhatikan.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Pada saat memberikan kuesioner terhadap responden, hendaknya

dilakukan saat sebelum atau sesudah pasien menjalani terapi cuci darah,

sehingga responden memilki waktu yang cukup untuk memahami

kuesioner dan memberikan jawaban maksimal (tidak sekedarnya).

b. Pada penelitian ini sample yang di gunakan adalah pasien tetap yang telah

melakukan cuci darah di unit hemodialisa, sehingga mungkin apabila

pasien sudah beradaptasi (menerima) terhadap kondisi dan lingkungannya.

Maka disarankan peneliti selanjutnya untuk mengambil sample dari

pasien rawat inap yang belum lama divonis gagal ginjal kronik untuk

mengetahui bagaimana tingkat penerimaan dirinya.

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

84

Daftar Pustaka

Alfiyanti, et al. 2014. “Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat

Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani

Hemodialisis Di Unit Hemodialisa RS Telogorejo Semarang.”

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakek. Jakarta: Rineka

Cipta.

Azwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Daftar Pustaka.

Chaplin, J.P. 2012. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Press

Black & Hawks. 2009. Medical Surgical Nursing Clinical Mnagement for

Positive Outcomes elseveir Saunders.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Ed.8 Vol.2. Jakarta:

EGC.

Friedman, M.M. 2010. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

IRR. (2015). Report of Indonesian Renal Registry dalam

http://www.indonesianrenalregistry.org/data/4th/annual/report/of/IRR/2

011.pdf diakses 07 April 2017

Jayanthi, D. 2008. Hubungan Stres dan Mekanisme Koping dengan Dukungan

Sosial Keluarga dalam Merawat Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit

Hemodialisa Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto

Jakarta Tahun 2008. Skripsi Tidak Dipublikasikan. UPN Veteran

Jakarta.

Muttaqin, A & Sari, K. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Novvida, Kartika. 2007. Penerimaan Diri dan Stress pada Penderita Diabetes

Mellitus. Skripsi (tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan

Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

85

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Sadock Kaplan. 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 1. Tangerang : Binarupa Aksara

Satyaningtyas, R. 2005. Penerimaan Diri Dan Kebermaknaan Hidup Penyandang

Cacat Fisik. Jurnal Psiko-Buana, Vol. 3, No. 2, 2005. Fakultas

Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha

Mulia

Setiawati, S. (2008). Penuntun Praktis Kepeawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info

Media.

Smeltzer, S. C dan Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner Suddarth, Edisi 8. Jakarta: EGC.

Sugiyono, S. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan, Cetakan 1.

Yogyakarta: Gava Media.

Suliswati,( 2005). Konsep Dasar Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran.

EGC

Rindiastuti, Y. 2008. Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal

Kronik. FK. UNS. Surakarta.

Ratna, W. (2010). Sosiologi dan antropologi kesehatan. Yogyakarta: Pustaka

Rihama.

Rekam Medik RSUD dr.Sayidiman. 2017. Jumlah Pasien Gagal Ginjal Kronik

TAHUN 2015-2017.

Roesli, R., (2008). Hipertensi, diabetes, dan gagal ginjal di Indonesia. Dalam:

Lubis, H.R., et al (eds).. Hipertensi dan Ginjal. USU Press, Medan: 95-

108.

Padila (2012) Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Nuha Medika

Potter & Perry. (2010). Funda Mental of Nursing Edisi 7. Salemba Medica:

Jakarta.

Price, SA, L.M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit , Edisi

6. EGC, Jakarta.

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

86

Price & Wilson. 2005. Patofisisologi Konsep Klinis Proses- proses Penyakit Jilid

2 Ed 4. Jakarta: EGC.

Taylor, S. E. 2006. Health Psychology. (6th. Ed). Singapore: Mc. Graw Hill Book

Company.

USRDS. 2013. Chronic Kidney Disease in The General Population, Vol 1. USA,

diakses tanggal 07 April 2017.

Wijaya A. 2005. Kualitas Hidup Pasien Penyakit Gagal Ginjal Kronik yang

Menjalani Hemodialisa dan Mengalami Depresi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Wijayakusuma, H. (2008). Bebas penyakit ginjal & saluran kemih. Jakarta:

Pustaka Bunda.

Yosep, I , dan Sutini , T. 2016. Buku Ajar Keperawatan Jiwa cetakan ke 7.

Bandung: Refika Aditama

.

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

87

Lampiran 1

KISI – KISI KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

No. Indikator No Pernyataan Jumlah

1. Dukungan Instrumental 1-5 5

2. Dukungan Informasional 6-10 5

3. Dukungan Emosional 11-15 5

4. Dukungan Penilaian 16-20 5

Jumlah Total Pernyataan 20

KISI – KISI KUESIONER TINGKAT PENERIMAAN DIRI

No. Indikator No Pernyataan Jumlah

1. Tahap Menolak (Denial) 1-5 5

2. Tahap Marah (Angry) 6-10 5

3. Tahap Menawar (Bargainning) 11-15 5

4. Tahap Depresi (Depression) 16-20 5

5. Tahap Penerimaan (Acceptance) 21-25 5

Jumlah Total Pernyataan 25

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

88

Lampiran 2

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya sebagai mahasiswa Progam Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun,

Nama : Rosyidah Kurniarifin

Nim : 201302045

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa

RSUD dr. Sayidiman Magetan”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesedian

saudara untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian yang akan saya

lakukan. Kerahasiaan data pribadi saudara akan sangat kami jaga dan informasi

yang akan saya gunakan untuk kepentingan penelitian.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya

ucapkan terima kasih.

Madiun, April

2017

Peneliti

Rosyidah Kurniarifin

201302045

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

89

Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan

kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh

mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

yang bernama Rosyidah Kurniarifin mengenai “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Tingkat Penerimaan Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa

Rsud dr. Sayidiman Magetan” saya mengetahui bahwa informasi yang akan saya

berikan ini sangat bermanfaat bagi pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk

itu saya akan memberikan data yang diperlukan dengan sebenar-benarnya.

Demikian penyataan ini saya buat untuk dipergunakan sesuai keperluan.

Madiun, April 2017

Responden

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

90

Lampiran 4

KUESIONER

DUKUNGAN KELUARGA DAN TINGKAT PENERIMAAN DIRI

Tanggal wawancara :

Nama pewawancara :

No responden :

A. Identitas Responden

Jawablah beberapa pertanyaan ini sebagai identitas diri anda, yaitu sebagai

berikut:

1. Inisial nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

laki-laki Perempuan

4. Pendidikan :

Tidak sekolah SD SMP SMA Diploma/Sarjana

5. Pekerjaan :

Tidak bekerja Pedagang Petani Pegawai Negeri

Wiraswasta TNI/POLRI Lain-lain

6. Status Pernikahan :

Lajang Menikah Cerai Hidup Cerai mati

7. Lama Sakit :

< 1 tahun 1-2 tahun > 2 tahun

8. Tempat Tinggal

sendiri bersama keluarga

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

91

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah angket dengan jujur sesuai dengan apa yang paling anda rasakan saat ini.

Apapun jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya.

2. Berilah tanda (√) pada salah satu kolom yang menurut anda cocok atau anda

setuju dengan pernyataan tersebut.

3. Untuk kerjasama dan perhatiannya peneliti ucapkan terimakasih.

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

1. Keluarga membantu saya dalam

mengatasi masalah

perekonomian dengan

memberikan bantuan dana untuk

menjalani terapi hemodialisa

2. Keluarga memperhatikan

minuman dan makanan yang

saya konsumsi selama sakit

3. Keluarga dekat dan teman-

teman saya mengunjungi saya

sewaktu sakit atau selama

menjalani hemodialisa

4. Keluarga mendampingi saya

selama menjalani hemodialisa

5. Keluarga membantu saya

melakukan aktivitas yang tidak

bisa saya lakukan selama sakit

atau selama menjalani

hemodialisa

6. Keluarga memberikan nasehat

kepada saya ketika merasa putus

asa

7. Saya dan anggota keluarga

lainnya berdiskusi untuk

mengatasi masalah yang timbul

karena penyakit saya selama

menjalani hemodialisa

8. Keluarga mencari informasi

tentang pengobatan alternatif

untuk membantu saya dalam

penyembuhan penyakit

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

92

No. Pernyataan Selalu Sering Kadang-

kadang

Tidak

Pernah

9. Keluarga mencari informasi

dalam mengatasi komplikasi

akibat terapi hemodialisa

10. Keluarga mengingatkan jadwal

saya untuk terapi hemodialisa

11. Keluarga memberikan kekuatan

dan semangat untuk mengatasi

rasa takut dalam menghadapi

penyakit yang saya alami

12. Keluarga memberikan

lingkungan yang nyaman untuk

saya dirumah

13. Keluarga menyarankan saya

untuk tetap menjalin hubungan

dengan lingkungan selama saya

sakit

14. Keluarga menghibur saya disaat

saya sedih

15. Keluarga memberikan banyak

perhatian dan kasih sayang

selama saya sakit

16. Keluarga membandingkan

kondisi saya dengan orang lain

yang menderita penyakit lebih

parah selama saya sakit

17. Keluarga mendukung tindakan

saya dalam melakukan kegiatan

18. Keluarga meminta pendapat

saya terkait terapi hemodialisa

yang saya jalani

19. Keluarga memberikan semangat

kepada saya untuk melakukan

aktivitas sehari-hari selama sakit

20. Keluarga memberikan pujian

atas perkembangan kondisi dari

terapi hemodialisis yang saya

lakukan.

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

93

KUESIONER TINGKAT PENERIMAAN DIRI

Jawablah pernyataan dibawah ini dengan mencentang (√) pada jawaban yang

paling sesuai dengan perasaan anda.

Bagaimana perasaan yang anda saat ini terkait penyakit gagal ginjal kronik yang

anda alami?

A. Fase Denial

1. Saya belum bisa menerima penyakit gagal ginjal kronik yang saya alami

Tidak Ya

2. Saya masih tidak percaya bahwa saya mengalami penyakit gagal ginjal

kronik

Tidak Ya

3. Saya berpikir mungkin dokter salah dalam memberikan diagnosa

Tidak Ya

4. Saya belum bisa menerima penyakit gagal ginjal kronik yang saya alami

Tidak Ya

5. Selama ini saya selalu menjaga kesehatan jadi tidak mungkin saya

mengalami penyakit gagal ginjal kronik

Tidak Ya

B. Fase Angry

1. Saya merasa tuhan tidak adil pada saya

Tidak Ya

2. Gara-gara penyakit gagal ginjal kronik ini saya tidak bisa hidup normal

seperti orang lain

Tidak Ya

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

94

3. Gara-gara penyakit gagal ginjal kronik ini saya banyak mengalami

kehilangan

Tidak Ya

4. Apa salah saya sampai harus sakit seperti ini

Tidak Ya

5. Mengapa harus saya yang mengalami ini

Tidak Ya

C. Fase Bargainning

1. Kalau saja saya menjaga pola hidup yang sehat mungkin saya tidak akan

mengalami sakit seperti ini

Tidak Ya

2. Kalau saja kejadian ini bisa ditunda mungkin saya akan lebih berhati-hati

dalam menjaga kesehatan

Tidak Ya

3. Seandainya saja saat ini saya tidak sakit gagal ginjal kronik

Tidak Ya

4. Mungkin kalau saya menunggu lebih lama lagi kondisi saya akan membaik

Tidak Ya

D. Fase Depresi

1. Saya merasa tidak berguna bagi orang lain

Tidak Ya

2. Saya merasa pesimis terhadap kondisi saat ini

Tidak Ya

3. Saya merasa lebih baik mati daripada harus menjalani terapi seumur hidup

Tidak Ya

4. Akankah saya mampu hidup mandiri dengan kondisi seperti ini

Tidak Ya

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

95

5. Saya tidak memiliki semangat untuk hidup

Tidak Ya

E. Acceptance

1. Saya harus bisa menghadapi kondisi penyakit gagal ginjal kronik yang

saya alami

Tidak Ya

2. Saya pasti mampu bertahan dengan penyakit saya saat ini

Tidak Ya

3. Saya harus melakukan terapi cuci darah dengan rutin dan patuh dalam

menjalani diit sesuai anjuran dokter

Tidak Ya

4. Saya merasa penyakit saya saat ini adalah ujian dari tuhan

Tidak Ya

5. Saya harus tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan ini

Tidak Ya

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

96

Lampiran 5

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

97

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

98

Lampiran 6

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

99

Lampiran 7

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

100

Lampiran 8

100

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

101

101

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

102

Lampiran 9

a. Output Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Descriptives

Statistic Std. Error

UMUR Mean 48,9286 1,44686

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 46,0290

Upper Bound 51,8282

5% Trimmed Mean 48,7262

Median 49,5000

Variance 117,231

Std. Deviation 10,82733

Minimum 26,00

Maximum 76,00

Range 50,00

Interquartile Range 15,00

Skewness ,199 ,319

Kurtosis -,031 ,628

b. Output Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

J_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAKI-LAKI 42 75,0 75,0 75,0

PEREMPUAN 14 25,0 25,0 100,0

Total 56 100,0 100,0

c. Output Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK SEKOLAH 3 5,4 5,4 5,4

SD 14 25,0 25,0 30,4

SMP 18 32,1 32,1 62,5

SMA 13 23,2 23,2 85,7

DIPLOMA/SARJANA 8 14,3 14,3 100,0

Total 56 100,0 100,0

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

103

d. Output Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid TIDAK BEKERJA 5 8,9 8,9 8,9

PEDAGANG 13 23,2 23,2 32,1

PETANI 9 16,1 16,1 48,2

PEGAWAI NEGERI 7 12,5 12,5 60,7

WIRASWASTA 21 37,5 37,5 98,2

TNI/POLRI 1 1,8 1,8 100,0

Total 56 100,0 100,0

e. Output Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

S_KAWIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAJANG 1 1,8 1,8 1,8

MENIKAH 47 83,9 83,9 85,7

CERAI HIDUP 2 3,6 3,6 89,3

CERAI MATI 6 10,7 10,7 100,0

Total 56 100,0 100,0

f. Output Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Sakit

LAMA_SAKIT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 1 TAHUN 13 23,2 23,2 23,2

1-2 TAHUN 23 41,1 41,1 64,3

> 2 TAHUN 20 35,7 35,7 100,0

Total 56 100,0 100,0

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

104

Lampiran 10

a. Output Dukungan Keluarga

DUKUNGAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 8 14,3 14,3 14,3

cukup 20 35,7 35,7 50,0

baik 28 50,0 50,0 100,0

Total 56 100,0 100,0

b. Output Tingkat Penerimaan Diri

TNGKT_PENERIMAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Menerima 18 32,1 32,1 32,1

Menerima 38 67,9 67,9 100,0

Total 56 100,0 100,0

Lampiran 11

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

105

Lampiran 11

c. Crosstab Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Penerimaan

Diri Pasien Gagal Ginjal Kronik Di RSUD Dr. Sayidiman Magetan

DUKUNGAN * TNGKT_PENERIMAAN Crosstabulation

TNGKT_PENERIMAAN

Total Tidak Menerima Menerima

DUKUNGAN kurang Count 7 1 8

% within DUKUNGAN 87,5% 12,5% 100,0%

% within

TNGKT_PENERIMAAN 38,9% 2,6% 14,3%

% of Total 12,5% 1,8% 14,3%

cukup Count 8 12 20

% within DUKUNGAN 40,0% 60,0% 100,0%

% within

TNGKT_PENERIMAAN 44,4% 31,6% 35,7%

% of Total 14,3% 21,4% 35,7%

baik Count 3 25 28

% within DUKUNGAN 10,7% 89,3% 100,0%

% within

TNGKT_PENERIMAAN 16,7% 65,8% 50,0%

% of Total 5,4% 44,6% 50,0%

Total Count 18 38 56

% within DUKUNGAN 32,1% 67,9% 100,0%

% within

TNGKT_PENERIMAAN 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 32,1% 67,9% 100,0%

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

106

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Pearson Chi-Square 17,701a 2 ,000

Likelihood Ratio 18,313 2 ,000

Linear-by-Linear Association 16,970 1 ,000

N of Valid Cases 56

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 2,57.

Symmetric Measures

Value

Asymptotic

Standardized

Errora Approximate T

b

Approximate

Significance

Interval by Interval Pearson's R ,555 ,104 4,909 ,000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,536 ,107 4,665 ,000c

N of Valid Cases 56

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

107

Lampiran 12

a. Output Dukungan Keluarga *Jenis Kelamin

DUKUNGAN * J_KELAMIN Crosstabulation

J_KELAMIN

Total LAKI-LAKI PEREMPUAN

DUKUNGAN kurang Count 7 1 8

Expected Count 6,0 2,0 8,0

% of Total 12,5% 1,8% 14,3%

cukup Count 13 7 20

Expected Count 15,0 5,0 20,0

% of Total 23,2% 12,5% 35,7%

baik Count 22 6 28

Expected Count 21,0 7,0 28,0

% of Total 39,3% 10,7% 50,0%

Total Count 42 14 56

Expected Count 42,0 14,0 56,0

% of Total 75,0% 25,0% 100,0%

b. Output Dukungan Keluarga *Pendidikan

DUKUNGAN * PENDIDIKAN Crosstabulation

PENDIDIKAN

Total

TIDAK

SEKOLAH SD SMP SMA

DIPLOMA/

SARJANA

DUKUNGAN Kurang Count 1 4 2 0 1 8

% of Total 1,8% 7,1% 3,6% 0,0% 1,8% 14,3%

Cukup Count 2 6 10 1 1 20

% of Total 3,6% 10,7% 17,9% 1,8% 1,8% 35,7%

baik Count 0 4 6 12 6 28

% of Total 0,0% 7,1% 10,7% 21,4% 10,7% 50,0%

Total Count 3 14 18 13 8 56

% of Total 5,4% 25,0% 32,1% 23,2% 14,3% 100,0%

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

108

c. Output Dukungan Keluarga *Pekerjaan

DUKUNGAN * PEKERJAAN Crosstabulation

PEKERJAAN

Total

TIDAK

BEKERJA PEDAGANG PETANI

PEGAWAI

NEGERI

WIRA

SWASTA

TNI/

POLRI

DUKUNGAN kurang Count 0 2 1 1 4 0 8

% of Total 0,0% 3,6% 1,8% 1,8% 7,1% 0,0% 14,3%

cukup Count 3 4 5 0 7 1 20

% of Total 5,4% 7,1% 8,9% 0,0% 12,5% 1,8% 35,7%

baik Count 2 7 3 6 10 0 28

% of Total 3,6% 12,5% 5,4% 10,7% 17,9% 0,0% 50,0%

Total Count 5 13 9 7 21 1 56

% of Total 8,9% 23,2% 16,1% 12,5% 37,5% 1,8% 100,0%

d. Output Dukungan Keluarga *Status Pernikahan

DUKUNGAN * S_KAWIN Crosstabulation

S_KAWIN

Total LAJANG MENIKAH CERAI HIDUP CERAI MATI

DUKUNGAN kurang Count 0 7 1 0 8

Expected Count ,1 6,7 ,3 ,9 8,0

% of Total 0,0% 12,5% 1,8% 0,0% 14,3%

cukup Count 1 16 0 3 20

Expected Count ,4 16,8 ,7 2,1 20,0

% of Total 1,8% 28,6% 0,0% 5,4% 35,7%

baik Count 0 24 1 3 28

Expected Count ,5 23,5 1,0 3,0 28,0

% of Total 0,0% 42,9% 1,8% 5,4% 50,0%

Total Count 1 47 2 6 56

Expected Count 1,0 47,0 2,0 6,0 56,0

% of Total 1,8% 83,9% 3,6% 10,7% 100,0%

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

109

e. Output Dukungan Keluarga *Lama Sakit

DUKUNGAN * LAMA_SAKIT Crosstabulation

LAMA_SAKIT

Total < 1 TAHUN 1-2 TAHUN > 2 TAHUN

DUKUNGAN kurang Count 3 3 2 8

% of Total 5,4% 5,4% 3,6% 14,3%

Cukup Count 5 9 6 20

% of Total 8,9% 16,1% 10,7% 35,7%

Baik Count 5 11 12 28

% of Total 8,9% 19,6% 21,4% 50,0%

Total Count 13 23 20 56

% of Total 23,2% 41,1% 35,7% 100,0%

f. Output Tingkat Penerimaan Diri * Jenis Kelamin

TNGKT_PENERIMAAN * J_KELAMIN Crosstabulation

J_KELAMIN

Total LAKI-LAKI PEREMPUAN

TNGKT_PENERIMAAN Tidak Menerima Count 12 6 18

% of Total 21,4% 10,7% 32,1%

Menerima Count 30 8 38

% of Total 53,6% 14,3% 67,9%

Total Count 42 14 56

% of Total 75,0% 25,0% 100,0%

Page 126: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

110

g. Output Tingkat Penerimaan Diri * Pendidikan

TNGKT_PENERIMAAN * PENDIDIKAN Crosstabulation

PENDIDIKAN

Total

TIDAK

SEKOLAH SD SMP SMA

DIPLOMA/

SARJANA

TNGKT

PENERIMAAN

Tidak Menerima Count 1 7 7 2 1 18

% of Total 1,8% 12,5% 12,5% 3,6% 1,8% 32,1%

Menerima Count 2 7 11 11 7 38

% of Total 3,6% 12,5% 19,6% 19,6% 12,5% 67,9%

Total Count 3 14 18 13 8 56

% of Total 5,4% 25,0% 32,1% 23,2% 14,3% 100,0%

h. Output Tingkat Penerimaan Diri * Pekerjaan

TNGKT_PENERIMAAN * PEKERJAAN Crosstabulation

PEKERJAAN

Total

TIDAK

BEKERJA PEDAGANG PETANI

PEGAWAI

NEGERI WIRASWASTA

TNI/

POLRI

TNGKT

PENERIMAAN

Tidak

Menerima

Count 1 6 2 1 8 0 18

% of

Total 1,8% 10,7% 3,6% 1,8% 14,3% 0,0% 32,1%

Menerima Count 4 7 7 6 13 1 38

% of

Total 7,1% 12,5% 12,5% 10,7% 23,2% 1,8% 67,9%

Total Count 5 13 9 7 21 1 56

% of

Total 8,9% 23,2% 16,1% 12,5% 37,5% 1,8%

100,0

%

Page 127: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

111

i. Output Tingkat Penerimaan Diri * Status Pernikahan

TNGKT_PENERIMAAN * S_KAWIN Crosstabulation

S_KAWIN

Total LAJANG MENIKAH CERAI HIDUP CERAI MATI

TNGKT_PENERIMAAN Tidak

Menerima

Count 1 15 2 0 18

% of

Total 1,8% 26,8% 3,6% 0,0% 32,1%

Menerima Count 0 32 0 6 38

% of

Total 0,0% 57,1% 0,0% 10,7% 67,9%

Total Count 1 47 2 6 56

% of

Total 1,8% 83,9% 3,6% 10,7% 100,0%

j. Output Tingkat Penerimaan Diri * Lama Sakit

TNGKT_PENERIMAAN * LAMA_SAKIT Crosstabulation

LAMA_SAKIT

Total < 1 TAHUN 1-2 TAHUN > 2 TAHUN

TNGKT_PENERIMAAN Tidak Menerima Count 9 8 1 18

% of Total 16,1% 14,3% 1,8% 32,1%

Menerima Count 4 15 19 38

% of Total 7,1% 26,8% 33,9% 67,9%

Total Count 13 23 20 56

% of Total 23,2% 41,1% 35,7% 100,0%

Page 128: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

112

Lampiran 13

DISTRIBUSI FREKUENSI

Skor_

Dukungan Dukungan Tngkt_Penerimaan Usia Jenis_Kelamin Pendidikan Pekerjaan Status_Pernikahan Lama_Sakit Tempat_Tinggal Jenis_Penerimaan

61 baik Menerima 54 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

70 baik Menerima 49 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

50 cukup Menerima 50 LAKI-LAKI SD WIRASWASTA MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

74 baik Menerima 58 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA

PEGAWAI

NEGERI MENIKAH < 1 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

72 baik Tidak Menerima 35 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

37 kurang Tidak Menerima 42 LAKI-LAKI TIDAK

SEKOLAH PEDAGANG MENIKAH < 1 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Bargainning

57 cukup Menerima 56 LAKI-LAKI SMP PETANI MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

68 baik Menerima 57 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA

PEGAWAI

NEGERI MENIKAH 1-2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

39 kurang Tidak Menerima 33 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA CERAI HIDUP 1-2 TAHUN SENDIRI Depresi

68 baik Menerima 62 LAKI-LAKI SD PEDAGANG CERAI MATI > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

52 cukup Tidak Menerima 38 LAKI-LAKI SD WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

66 baik Tidak Menerima 31 LAKI-LAKI SMA PEDAGANG CERAI HIDUP < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

58 cukup Tidak Menerima 46 PEREMPUAN SMP PEDAGANG MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

42 cukup Menerima 52 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

73 baik Menerima 42 PEREMPUAN SMA PEDAGANG MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

67 baik Menerima 33 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

50 cukup Tidak Menerima 26 PEREMPUAN SMP WIRASWASTA LAJANG < 1 TAHUN SENDIRI Depresi

56 cukup Tidak Menerima 40 PEREMPUAN SD PETANI MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

112

Page 129: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

113

59 cukup Tidak Menerima 36 PEREMPUAN SMP TIDAK

BEKERJA MENIKAH < 1 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Bargainning

50 cukup Menerima 54 PEREMPUAN SMP PEDAGANG MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

75 baik Menerima 52 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA

PEGAWAI

NEGERI MENIKAH > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

67 baik Menerima 56 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

71 baik Menerima 60 PEREMPUAN SMA PEDAGANG CERAI MATI > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

67 baik Menerima 52 LAKI-LAKI SMA PEDAGANG MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

58 cukup Tidak Menerima 40 PEREMPUAN SD PEDAGANG MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

65 baik Menerima 55 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

62 baik Menerima 44 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

61 baik Menerima 58 LAKI-LAKI SMP PETANI MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

70 baik Menerima 41 PEREMPUAN SMP PEDAGANG MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

49 cukup Menerima 74 LAKI-LAKI TIDAK

SEKOLAH

TIDAK

BEKERJA CERAI MATI > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

69 baik Tidak Menerima 40 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA

PEGAWAI

NEGERI MENIKAH < 1 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Bargainning

63 baik Menerima 76 LAKI-LAKI SD TIDAK

BEKERJA CERAI MATI > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

49 cukup Menerima 50 LAKI-LAKI SD PETANI MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

50 cukup Tidak Menerima 42 LAKI-LAKI SMP PEDAGANG MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

37 kurang Menerima 47 LAKI-LAKI DIPLOMA/ SARJANA

PEGAWAI NEGERI

MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

37 kurang Tidak Menerima 37 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Depresi

39 kurang Tidak Menerima 55 LAKI-LAKI SD WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

35 kurang Tidak Menerima 39 LAKI-LAKI SD WIRASWASTA MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

113

Page 130: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

114

64 baik Menerima 61 LAKI-LAKI SD PETANI MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

55 cukup Menerima 41 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

66 baik Menerima 60 PEREMPUAN SD TIDAK

BEKERJA MENIKAH > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

52 cukup Tidak Menerima 48 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

53 cukup Menerima 68 PEREMPUAN SD TIDAK

BEKERJA CERAI MATI > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

68 baik Menerima 48 PEREMPUAN SMA WIRASWASTA MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

66 baik Menerima 56 PEREMPUAN SMP PETANI MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

63 baik Menerima 57 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

66 baik Menerima 54 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA

PEGAWAI

NEGERI MENIKAH > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

45 cukup Menerima 42 LAKI-LAKI SMA WIRASWASTA MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

48 cukup Menerima 68 LAKI-LAKI TIDAK

SEKOLAH PETANI CERAI MATI 1-2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

61 baik Menerima 48 LAKI-LAKI SMA PEDAGANG MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

46 cukup Menerima 48 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA TNI/POLRI MENIKAH 1-2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

62 baik Menerima 54 LAKI-LAKI DIPLOMA/

SARJANA

PEGAWAI

NEGERI MENIKAH > 2 TAHUN

BERSAMA

KELUARGA Acceptance

43 cukup Menerima 54 LAKI-LAKI SMP PETANI MENIKAH > 2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

62 baik Menerima 50 LAKI-LAKI SMP WIRASWASTA MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Acceptance

36 kurang Tidak Menerima 29 LAKI-LAKI SD PEDAGANG MENIKAH < 1 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Depresi

38 kurang Tidak Menerima 42 PEREMPUAN SD PETANI MENIKAH 1-2 TAHUN BERSAMA

KELUARGA Bargainning

114

Page 131: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

115

Lampiran 14

Page 132: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

116

Page 133: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

117

Page 134: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

118

Page 135: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

119

Page 136: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

120

Page 137: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

121

Lampiran 15

TABULASI DATA DUKUNGAN KELUARGA

Inisial soal

1

soal

2

soal

3

soal

4

soal

5

soal

6

soal

7

soal

8

soal

9

soal

10

soal

11

soal

12

soal

13

soal

14

soal

15

soal

16

soal

17

soal

18

soal

19

soal

20 Total Predikat Kode_Skor

N 4 2 3 3 3 1 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 61 BAIK 3

SG 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 70 BAIK 3

MS 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 2 50 CUKUP 2

HR 1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 74 BAIK 3

MR 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 72 BAIK 3

JK 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 37 KURANG 3

ST 4 3 2 4 2 1 3 2 4 4 1 2 3 4 3 2 4 3 2 4 57 CUKUP 2

SH 4 4 3 4 4 4 2 2 1 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 68 BAIK 3

SGT 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 KURANG 3

SR 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 68 BAIK 3

SM 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 52 CUKUP 3

SP 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 1 2 2 4 3 66 BAIK 3

TN 2 3 3 4 4 4 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 58 CUKUP 2

SRN 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 42 CUKUP 2

PR 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 1 3 3 4 4 73 BAIK 3

HRT 4 4 3 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 67 BAIK 3

NR 3 3 2 4 2 2 2 2 1 3 3 3 3 2 4 3 2 2 1 3 50 CUKUP 3

SPT 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 56 CUKUP 2

SRT 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 3 59 CUKUP 3

STN_A 3 3 2 3 3 2 2 1 3 2 3 2 2 3 4 4 2 2 2 2 50 CUKUP 2

STR 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 75 BAIK 3

DM 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 4 4 67 BAIK 3

NL 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 71 BAIK 3

SY 4 4 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 67 BAIK 3

SW 4 3 2 4 4 2 2 3 1 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 3 58 CUKUP 2

YS 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 65 BAIK 3

KS 4 4 2 4 4 3 3 3 1 4 3 3 4 4 1 3 2 3 4 3 62 BAIK 3

HR 4 3 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 4 4 1 3 3 4 61 BAIK 3

STN_B 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 70 BAIK 3

NH 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 49 CUKUP 2

121

Page 138: SKRIPSI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT …repository.stikes-bhm.ac.id/233/1/66.pdf · 2018. 12. 14. · Jenis penelitian ini yaitu korelasional dengan desain cross

122

ED 4 3 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 69 BAIK 3

ST 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 63 BAIK 3

GM 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 49 CUKUP 2

SGT 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 50 CUKUP 3

STR_B 1 2 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 37 KURANG 1

SNO 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 37 KURANG 1

WRT 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 39 KURANG 1

TKN 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 35 KURANG 1

SLMN 4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 64 BAIK 3

SYN_B 3 3 2 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 2 2 2 4 2 55 CUKUP 2

SN 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 66 BAIK 3

SPN 2 3 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 52 CUKUP 2

BRH 2 3 1 2 2 3 2 2 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 53 CUKUP 2

JM 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 65 BAIK 3

RKY 4 3 1 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 66 BAIK 3

SPT 4 3 1 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 63 BAIK 3

SLMN 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 66 BAIK 3

SJT 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 45 CUKUP 2

KTM 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 4 2 48 CUKUP 2

EDG 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 2 4 3 3 4 61 BAIK 3

ARF 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 4 2 3 1 3 3 46 CUKUP 2

AD 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 62 BAIK 3

KRL 2 2 2 3 2 2 1 1 2 3 3 3 2 2 3 1 2 2 2 3 43 CUKUP 2

SJN 3 3 4 4 1 3 2 3 1 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 62 BAIK 3

MRN 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 1 1 36 KURANG 1

SFN 3 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 38 KURANG 1

122