skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh...

127
ANALISIS POTENSI FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2014 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Oleh: Cindy Aprylia NIM 1112085000013 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H / 2016M

Upload: nguyenkhanh

Post on 15-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

ANALISIS POTENSI FINANCIAL DISTRESS DENGAN METODE

ALTMAN Z-SCORE PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

PERIODE TAHUN 2010-2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

Oleh:

Cindy Aprylia

NIM 1112085000013

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437H / 2016M

Page 2: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Page 3: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Page 4: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Page 5: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Cindy Aprylia

NIM : 1112085000013

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan. Ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Tangerang, 11 Mei 2016

Yang Menyatakan

(Cindy Aprylia)

Page 6: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Cindy Aprylia

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 April 1995

3. Usia : 21 tahun

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Alamat : Jl. Kubis IV No. 7 RT 04 RW 05, Pondok

Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan,

15418

6. Telepon : 0877 7167 6602

7. E-mail : [email protected]

8. Agama : Islam

9. Kewarganegaraan : Indonesia

10. Status : Belum Menikah

II. PENDIDIKAN

1. SDN Cipete Utara 14 Jakarta Tahun 2000-2006

2. SMPN 226 Jakarta Tahun 2006-2009

3. SMAN 97 Jakarta Tahun 2009-2012

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Ahmadi Sutardi

2. Ibu : Sri Purwanti

3. Alamat : Jl. Kubis IV No. 7 RT 04 RW 05, Pondok

Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan,

15418

Page 7: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

iii

ABSTRACT

This research aimed at analyzing four financial ratios in prediction method of

Altman Z-Score (1995) modification which had been adapted to non-

manufacturing companies towards the potential of financial distress. This method

was used to investigate prediction of financial distress at Islamic banks in

Indonesia period 2010-2014. The sample of this research was 35 Islamic banks.

This sample was taken through purposive sampling method and the data was

analyzed by using binary logistic regression. The result of binary logistic

regression partially proved that there was only one financial ratio, which had

significant effect on the result of financial distress prediction. Additionally,

simultaneously test showed that Altman ratio variable affected significantly on the

result of financial distress prediction at Islamic banks in Indonesia.

Keywords: Financial Distress, Financial Ratio, and Altman Z-Score Method.

Page 8: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

iv

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis empat variabel rasio keuangan dalam

metode prediksi Altman Z-score modifikasi (1995) yang telah disesuaikan dengan

perusahaan non manufaktur terhadap potensi financial distress. Metode ini

digunakan untuk meneliti prediksi financial distress pada Bank Umum Syariah

(BUS) di Indonesia periode tahun 2010-2014. Jumlah sampel penelitian ini adalah

35 sampel bank syariah. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang

digunakan peneliti adalah regresi logistik binary. Hasil pengujian regresi logistic

binary menyatakan secara parsial hanya ditemukan satu variabel rasio keuangan

Altman yang berpengaruh signifikan terhadap hasil prediksi financial distress.

Sedangkan secara simultan menyatakan variabel rasio Altman berpengaruh

signifikan terhadap hasil prediksi financial distress pada bank umum syariah di

Indonesia.

Kata kunci: Financial Distress, Rasio Keuangan, dan Metode Altman Z-Score.

Page 9: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW

dan para sahabatnya. Adapun penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk

memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik

moril maupun materil, penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik. Oleh

karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak ucapan

terima kasih kepada:

1. Orang tua tercinta, bapak Ahmadi Sutardi dan ibu Sri Purwanti yang telah

memberikan dukungan terbaiknya, baik berupa moril maupun materil dan doa

yang selalu menyertai untuk penulis. Segala sesuatu yang kalian berikan tidak

akan tergantikan oleh apapun.

2. Segenap keluarga besar yang telah menyemangati penulis dengan doa yang

tiada henti. Terutama kepada kakakku Viky Alvianas, adikku Diky

Hendrawan, dan keluarga besarku yang lain.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, MA, selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA, selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 10: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

vi

7. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB., selaku dosen pembimbing

skripsi I yang telah berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta

bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi.

10. Ibu Santi Yustini, SE., M.Ak., selaku dosen pembimbing skripsi II yang telah

berkenan memberikan waktu, ilmu dan pengetahuan serta bimbingan dan

arahan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi.

11. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama

penulis dalam masa perkuliahan.

12. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan

skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna,

dikarenakan terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang penulis miliki. Maka dari

itu, penulis menerima segala bentuk masukan, kritik, dan saran dari berbagai

pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang, 11 Mei 2016

Penulis

Page 11: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

vii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

COVER dalam

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ………………………………….......i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……………………………………………..ii

ABSTRACT ………………………………………………………………….....iii

ABSTRAK …………………………………………………………………….iv

KATA PENGANTAR …………………………………………………..…v

DAFTAR ISI ............................................................................................vii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................10

C. Tujuan Penelitian ....................................................................10

D. Manfaat Penelitian ....................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................13

A. Grand Theory ................................................................................13

B. Bank Syariah ................................................................................14

1. Pengertian Bank Syariah ........................................................14

2. Bunga, Riba, dan Bagi Hasil ........................................................15

3. Bentuk-Bentuk Bank Syariah ............................................19

4. Asas dan Tujuan Bank Syariah ............................................20

5. Fungsi Bank Syariah ....................................................................21

C. Laporan Keuangan ....................................................................23

Page 12: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

viii

1. Pengertian Laporan Keuangan .............................................23

2. Tujuan Laporan Keuangan .........................................................24

3. Komponen Laporan Keuangan .............................................26

4. Pengertian Analisis Laporan Keuangan .................................29

5. Tujuan Analisis Laporan Keuangan .............................................30

6. Pengertian Rasio Laporan Keuangan .................................31

7. Jenis Rasio Keuangan .........................................................32

8. Keunggulan dan Keterbatasan Rasio Keuangan .....................34

D. Financial Distress (Kebangkrutan) .............................................36

1. Pengertian Financial Distress .............................................36

2. Jenis-Jenis Financial Distress .............................................37

3. Indikator Financial Distress .........................................................38

4. Faktor Penyebab Financial Distress .............................................39

5. Manfaat Prediksi Financial Distress .............................................41

E. Metode Altman Z-Score .....................................................................42

F. Penelitian Terdahulu .....................................................................46

G. Keterkaitan Antar Variabel .........................................................49

H. Hipotesis .............................................................................................53

I. Kerangka Penelitian .....................................................................54

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................57

A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................57

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel .................................57

C. Metode Pengumpulan Data .........................................................58

D. Metode Analisis .................................................................................59

1. Altman Z-Score .....................................................................59

2. Analisis Deskriptif .....................................................................60

3. Regresi Logistik Binary .........................................................60

E. Operasional Variabel Rasio .........................................................65

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .............................................69

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................69

B. Altman Z-Score .................................................................................74

Page 13: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

ix

C. Analisis Deskriptif .....................................................................76

D. Regresi Logistik Binary .....................................................................83

E. Interpretasi .................................................................................89

BAB V PENUTUP .............................................................................................95

A. Kesimpulan .................................................................................95

B. Saran .............................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................98

LAMPIRAN .......................................................................................................103

Page 14: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

x

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ...............................................5

Tabel 1.2 Pertumbuhan Perbankan Syariah Tahun 2009-2014 .......................5

Tabel 2.1 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga .............................................19

Tabel 2.2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .............................................46

Tabel 3.1 Kriteria Sampel .....................................................................58

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian .............................................68

Tabel 4.1 Daftar Bank Umum Syariah .........................................................73

Tabel 4.2 Perhitungan Altman Z-score .........................................................74

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kategori 0 (Gray Zone) .................................76

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Kategori 1 (Safe Zone) .................................77

Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Kategori 0 (Gray Zone) .................................78

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Kategori 1 (Safe Zone) .................................78

Tabel 4.7 Block 0: Begining Block .........................................................84

Tabel 4.8 Block 1: Model Summary .........................................................84

Tabel 4.9 Uji Hosmer and Lemeshow .........................................................85

Tabel 4.10 Uji Tingkat Akurasi .....................................................................86

Tabel 4.11 Uji Signifikansi Parsial .........................................................86

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Simultan .........................................................88

Tabel 4.13 Rangkuman Regresi Logistik Binary .............................................89

Page 15: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

Gambar 1.1 Persentase Pertumbuhan BUS Tahun 2009-2014 .......................6

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .....................................................................55

Gambar 4.1 Pergerakan Rata-rata Rasio Pada BCA Syariah, .....................80

Bank Panin Syariah, dan Bank Viktoria Syariah

Gambar 4.2 Pergerakan Rata-rata Rasio Pada BRI Syariah, .....................82

BJB Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Maybank

Syariah

Page 16: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

Lampiran 1 Daftar Sampel Penelitian ............................................................103

Lampiran 2 Perhitungan Altman Z-score ............................................................104

Lampiran 3 Hasil Perhitungan Kategori 0 (Gray Zone) ..................................105

Lampiran 4 Hasil Perhitungan Kategori 1 (Safe Zone) ..................................105

Lampiran 5 Analisis Deskriptif Kategori 0 (Gray Zone) ..................................106

Lampiran 6 Analisis Deskriptif Kategori 1 (Safe Zone) ..................................106

Lampiran 7 Block 0: Begining Block .......................................................106

Lampiran 8 Block 1: Model Summary .......................................................106

Lampiran 9 Uji Hosmer and Lemeshow .......................................................106

Lampiran 10 Uji Tingkat Akurasi ...................................................................107

Lampiran 11 Uji Signifikansi Parsial .......................................................107

Lampiran 12 Uji Signifikansi Simultan ............................................................107

Lampiran 13 Akun Pengelolaan Rasio Kategori 0 (Gray Zone) .....................107

Lampiran 14 Akun Pengelolaan Rasio Kategori 1 (Safe Zone) .....................108

Lampiran 15 Hasil Perhitungan Rasio Kategori 0 (Gray Zone) .....................108

Lampiran 16 Hasil Perhitungan Rasio Kategori 1 (Safe Zone) .....................109

Lampiran 17 Hasil Perhitungan Z-Score Kategori 0 (Gray Zone) .....................109

Lampiran 18 Hasil Perhitungan Z-Score Kategori 1 (Safe Zone) .....................110

Page 17: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi pada pertengahan 1997

sampai tahun 2005. Krisis di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 di mulai

dengan menurunnya nilai rupiah yang sangat tajam, akibat meningkatnya

permintaan Dollar AS. Penyebab krisis ini tidak hanya karena struktur

ekonomi yang lemah, tetapi karena utang swasta luar negeri yang telah

mencapai jumlah yang cukup besar. Akibatnya, tingkat suku bunga dan inflasi

meningkat tajam serta investasi berkurang sehingga kesehatan perusahaan

banyak yang mengalami penurunan bahkan berpotensi untuk bangkrut (Adnan

dan Arisudhana, 2012:89).

Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu

mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan

keuangan atau bahkan kebangkrutan. Kesalahan prediksi terhadap

kelangsungan operasi suatu perusahaan di masa yang akan datang dapat

berakibat fatal yaitu kehilangan pendapatan atau investasi yang telah

ditanamkan pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, pentingnya suatu model

prediksi kebangkrutan suatu perusahaan menjadi hal yang sangat dibutuhkan

oleh berbagai pihak seperti pemberi pinjaman, investor, pemerintah, akuntan,

dan manajemen (Hadi dan Anggraeni, 2008:2).

Page 18: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

2

Analisis mengenai kebangkrutan suatu perusahaan sangat penting bagi

berbagai pihak. Hal ini dikarenakan kebangkrutan suatu perusahaan tidak

hanya merugikan pihak perusahaan saja, tetapi juga merugikan pihak lain

yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis

prediksi kebangkrutan dapat dilakukan untuk memperoleh peringatan awal

kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda

kebangkrutan tersebut diketahui, maka akan semakin baik bagi pihak

manajemen. Karena pihak manajemen bisa segera melakukan perbaikan-

perbaikan agar perusahaan tidak mengalami kebangkrutan (Hanafi dan Halim,

2007:263). Selain itu, bagi pihak eksternal perusahaan, prediksi kebangkrutan

ini bisa digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi.

Risiko kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui

laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio laporan

keuangan perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan merupakan alat yang

penting untuk mengetahui kondisi keuangan dan posisi keuangan perusahaan

selama periode tertentu, dari hasil analisis tersebut akan diperoleh informasi

yang dibutuhkan untuk mengetahui prediksi keuangan perusahaan di tahun

berikutnya.

Rasio utang yang tinggi akan meningkatkan risiko kebangkrutan.

Pertama, semakin tinggi rasio utang, maka perusahaan tersebut akan semakin

berisiko sehingga semakin tinggi pula biaya dari utang maupun ekuitasnya.

Kedua, jika sebuah perusahaan mengalami masa-masa sulit dan laba operasi

tidak cukup untuk menutupi beban bunga, para pemegang sahamnya harus

Page 19: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

3

menutupi kekurangan tersebut dan jika mereka tidak dapat melakukannya,

maka akan terjadi kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2006:6).

Munculnya berbagai model prediksi kebangkrutan merupakan

antisipasi dan sistem peringatan dini terhadap financial distress, karena model

tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengidentifikasikan bahkan

memperbaiki kondisi sebelum dan sampai pada kondisi krisis atau

kebangkrutan (Endri, 2009:2). Sehingga bagi perusahaan yang di nilai dalam

kategori bangkrut tapi segera melakukan perbaikan internal di perusahaannya,

maka tidak menutup kemungkinan keuangan perusahaan tersebut akan

membaik dan menjadi kategori tidak bangkrut. Untuk itu prediksi ini juga

tergantung dari feedback perusahaan terhadap hasil prediksi kebangkrutan.

Salah satu model prediksi kebangkrutan tertua setelah model Beaver (1966)

dan banyak digunakan adalah model Altman Z-score.

Model Edward I. Altman Z-Score (1968), pada penelitiannya

menggunakan sampel sebanyak 66 perusahaan yang dibagi menjadi dua

kelompok yaitu perusahaan yang di kategorikan bangkrut dan tidak bangkrut,

masing-masing kelompok terdiri dari 33 perusahaan. Edwar I. Altman

menggunakan teknik Multivariat Discriminan Analysis (MDA) dengan lima

variabel rasio keuangan, yaitu: Working Capital to Total Assets (WCTA),

Retained Earning to Total Assets (RETA), Earning Before Interest And Tax to

Total Assets (EBITTA), Market Value to Total Liabilities (MVETL), dan Sales

to Total Assets (STA). Hasilnya model ini dapat memprediksi kebangkrutan

Page 20: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

4

dengan tingkat akurasi cukup tinggi sebelum perusahaan mengalami

kebangkrutan.

Seiring dengan berjalannnya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai

jenis perusahaan, Altman kemudian merevisi modelnya supaya dapat

diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan

perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market). Dalam

Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (Sales to Total

Asset) karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset

yang berbeda-beda (Ramadhani dan Lukviarman, 2009:33).

Cut off zona perusahaan didasarkan pada nilai Z-score sebagai berikut:

1. Bila Z > 2,60 maka termasuk safe zone, artinya perusahaan berada dalam

keadaan keuangan yang baik dan risiko rendah.

2. Bila 1,10 < Z < 2,60 maka termasuk gray zone, artinya perusahaan

memiliki persentase potensi yang sama antara bangkrut dan tidak

bangkrut.

3. Bila Z < 1,10 maka termasuk distress zone, artinya perusahaan berada

dalam kesulitan keuangan (financial distress) dan beresiko tinggi

bangkrut.

Dengan menggunakan empat rasio keuangan sebagai indikator yaitu:

Working capital to Total Assets (WCTA), Retained Earning to Total Assets

(RETA), Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBITTA), dan

Market Value of Equity to Total Liabilities (MVETL).

Page 21: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

5

Penelitian ini menggunakan perbankan syariah sebagai objek

penelitian. Perbankan syariah di nilai terus mengalami pertumbuhan, dilihat

dari peningkatan kuntitasnya. Berikut ini tingkat pertumbuhan perbankan

syariah tahun 2009-2014:

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Perbankan Syariah

Indikator Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Bank Umum Syariah 5 6 11 11 11 11 12

Unit Usaha Syariah 27 25 23 24 24 23 22

Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah 131 138 150 155 158 163 163

Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah, 2014

Dari tabel di atas terlihat dari tahun ke tahun jumlah bank umum

syariah di Indonesia mengalami peningkatan sepanjang tahun 2008-2014.

Tahun 2008 hanya ada lima BUS, namun sampai tahun 2014 telah mencapai

12 BUS. Sedangkan, UUS mengalami penurunan karena beberapa UUS yang

telah spin-off menjadi BUS. Serta jumlah BPRS sampai tahun 2014 terus

mengalami peningkatan.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Perbankan Syariah Tahun 2009-2014

(Dalam Miliar Rupiah)

Tahun Aset Dana Pihak

Ketiga (DPK) Pembiayaan

Non Performing

Financing (NPF)

2008 49.555 36.852 38.195 1.509 (3,95%)

2009 66.090 52.271 46.886 1.882 (4,01%)

2010 97.519 76.036 68.181 2.061 (3,02%)

2011 145.467 115.415 102.655 2.588 (2,52%)

2012 195.018 147.512 147.505 3.269 (2,22%)

2013 242.276 183.534 184.122 4.828 (2,62%)

2014 272.343 217.858 199.330 8.632 (4,33%)

Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah, 2014

Page 22: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

6

Tabel tersebut menunjukan perbankan syariah mengalami

pertumbuhan dari tahun ke tahun, namun persentase pertumbuhannya

cenderung mengalami penurunan. Hal itu menjadi tantangan bagi manajemen

untuk membuat sebuah strategi yang tepat dalam mengatasi kondisi tersebut.

Berikut ini persentase pertumbuhan perbankan syariah sepanjang tahun 2009-

2014:

Gambar 1.1

Persentase Pertumbuhan BUS Tahun 2009-2014

Sumber: Data Diolah

Tahun 2009-2011 perbankan syariah mengalami pertumbuhan yang

sangat baik dalam hal aset, Dana Pihak Ketiga (DPK), dan pembiayaan.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011 dimana pertumbuhan aset

sebesar 58,3%, DPK tumbuh sampai 51,7%, dan pembiayaan meningkat

50,5% dari tahun sebelumnya. Tingkat NPF terendah terjadi pada tahun 2010

sebesar 9,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun sepanjang tahun 2012-

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Aset 33.3 47.5 58.3 34.06 24.2 12.4

DPK 41.8 45.4 51.7 27.8 24.4 18.7

Pembiayaan 22.7 45.4 50.5 43.6 24.8 8.2

NPF 24.7 9.5 25.5 26.5 47.6 78.7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Pe

rse

nta

se

Page 23: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

7

2014 pertumbuhan perbankan syariah mulai menurun, disertai NPF yang

meningkat. Puncaknya terjadi tahun 2014 dimana pertumbuhan aset hanya

12,4%, DPK sebesar 18,7%, pembiayaan turun sampai 8,2%, dan NPF

meningkat tajam sampai 78,7% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Siregar dalam Berita Satu, turunnya pertumbuhan tersebut

disebabkan karena hambatan-hambatan yang dialami perbankan syariah.

Setidaknya ada lima hambatan yang menyebabkan pertumbuhan perbankan

syariah melambat. Adapun kelima hal tersebut adalah permodalan yang kecil,

cost of fund yang mahal, biaya operasional yang belum efisien, layanan yang

belum memadai, dan kualitas SDM dan teknologi yang masih tertinggal jauh.

Kelima hambatan ini harus ditangani dengan stretegi yang tepat. Misalnya

dengan melakukan inovasi produk, meningkatkan pemahaman masyarakat,

meningkatkan permodalan, komitmen pemegang saham, dan peningkatan

kualitas dan kuantitas SDM.

Menurut Bustaman dalam Berita Satu, selain tantangan yang bersifat

eksternal dan internal, perbankan syariah juga harus menghadapi tantangan

regulasi. Pasalnya, sebelum tahun 2023 perbankan syariah diharuskan

memisahkan diri dari bank induknya. Regulasi ini berisiko bagi bank syariah

jika pertumbuhan ekonomi tidak mendukung. Jika tidak ada konsep dual

banking, setidaknya semua infrastruktur bank syariah bisa di leveraging dari

bank induknya.

Menurut Brodjonegoro dalam Bisnis News Viva, ada satu risiko yang

sangat membahayakan perkembangan perbankan syariah di masa depan, yaitu

Page 24: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

8

risiko manajemen (risk management). Di Indonesia, risiko itu yang sering

membuat lembaga keuangan bangkrut.

Selain itu, beberapa pengamat ekonomi memperkirakan industri

perbankan dan industri keuangan non bank terancam bangkrut jika nilai tukar

rupiah menembus level Rp 16.000 per Dollar AS. Center of Banking Crisis

(CBC) menjelaskan apabila rupiah terus melemah sampai menembus Rp

16.000 per Dollar AS, hasil stress test yang dilakukan CBC menyebutkan

akan ada tiga bank kelas menengah terancam bangkrut.

Diskusi Media Training 2015 menjelaskan kegagalan perbankan akan

menyebabkan kerugian lebih besar kepada nasabah di banding pemegang

saham atau pemilik modal, seperti saat krisis 1998. Perbankan yang bangkrut

berpengaruh besar ke pengusaha. Mereka tidak bisa mendapat kredit dan

akhirnya kegiatan perekonomian tidak bisa berjalan seperti biasa.

Fenomena di atas menyebutkan beberapa penyebab terjadinya

financial distress pada lembaga keuangan khususnya perbankan syariah antara

lain: permodalan yang kecil, cost of fund yang mahal, biaya operasional yang

belum efisien, layanan yang belum memadai, kualitas SDM dan teknologi

yang rendah, tantangan regulasi, NPF yang meningkat, terjadi rush, risiko

manajemen, dan nilai tukar rupiah menurun. Membuat peneliti tertarik

menganalisis potensi financial distress perbankan syariah, untuk mengetahui

kondisi keuangan perbankan syariah periode tahun 2010-2014. Di mana bank-

bank tersebut kini menjadi perhatian khusus para investor. Sehingga informasi

ini bisa menjadi pertimbangan bagi para investor dalam melakukan investasi.

Page 25: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

9

Selain itu, menurut penelitian Hadi dan Anggraeni (2008), dan Fanny

(2005), menyatakan bahwa model Altman Z-score merupakan prediktor

terbaik di antara model Zmijewski dan model Springate.

Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk

meneliti dan menganalisa potensi kebangkrutan pada Bank Umum Syariah

(BUS) dengan menggunakan pendekatan Multivariate Discrimant Analysis

(MDA) melalui pengujian regresi logistik binary. Penelitian dan analisis ini

dikembangkan dengan judul “Analisis Potensi Financial Distress Dengan

Metode Altman Z-Score Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode

Tahun 2010-2014”

Penelitian ini merupakan pengembangan dari peneliti sebelumnya,

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Mawardi (2012) dengan

judul “Analisis Prediksi Financial Distress Dengan Menggunakan Model

Altman Z-Score Modifikasi 1995 (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Go Public Di Indonesia Tahun 2008 Sampai Dengan Tahun 2010)”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut antara lain:

1. Sampel penelitian ini menggunakan bank syariah, sedangkan penelitian

sebelumnya menggunakan perusahaan manufaktur.

2. Periode tahun penelitian ini 2010-2014, sedangkan penelitian sebelumnya

tahun 2008-2010.

3. Alat uji statistik penelitian ini regresi logistik binary, sedangkan penelitian

sebelumnya menggunakan analisis diskriminan.

Page 26: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

10

4. Penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial

dan simultan terhadap variabel dependen, sedangkan penelitian

sebelumnya hanya menguji pengaruh variabel independen secara parsial

terhadap variabel dependen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan di kaji pada penelitian ini.

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah variabel rasio WCTA secara parsial berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah?

2. Apakah variabel rasio RETA secara parsial berpengaruh terhadap financial

distress pada bank umum syariah?

3. Apakah variabel rasio EBITTA secara parsial berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah?

4. Apakah variabel rasio MVETL secara parsial berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah?

5. Apakah variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara

simultan berpengaruh terhadap financial distress pada bank umum

syariah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Altman Z-score untuk mengetahui

potensi financial distress. Adapun tujuan dari dilakukan penelitian ini dari

empat variabel rasio Altman sebagai berikut:

Page 27: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

11

1. Menganalisa pengaruh rasio WCTA secara parsial terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

2. Menganalisa pengaruh rasio RETA secara parsial terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

3. Menganalisa pengaruh rasio EBITTA secara parsial terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

4. Menganalisa pengaruh rasio MVETL secara parsial terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

5. Menganalisa pengaruh rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara

simultan terhadap financial distress pada bank umum syariah.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perbankan

syariah, khususnya mengenai potensi financial distress pada perbankan

syariah di Indonesia.

2. Bagi Perbankan Syariah

Diharapkan menjadi masukan sebagai sarana informasi dan sumbangan

pemikiran agar perbankan syariah dapat lebih berkembang ke depannya

dan dapat meningkatkan kinerja perbankan syariah dengan memperhatikan

faktor yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan.

Page 28: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

12

3. Bagi Akademisi

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan referensi bagi

mahasiswa, staf, dan pengajar dalam menunjang penelitian selanjutnya

terkait financial distress pada perbankan syariah.

4. Bagi Prodi

Untuk memperluas informasi dalam rangka meningkatkan khazanah

pengetahuan, khususnya dalam bidang keuangan sektor perbankan syariah

yang berhubungan dengan penyebab financial distress.

5. Bagi Masyarakat

Untuk memberikan informasi dan pengetahuan mengenai potensi financial

distress yang bisa menghambat perkembangan dan pertumbuhan

perbankan syariah di Indonesia.

Page 29: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Grand Theory

Grand theory dalam penelitian ini adalah signalling theory, teori

tersebut mulai berkembang tahun 1990-an. Menurut Besley dan Brigham

(2008:517), signaling theory adalah sebuah tindakan yang di ambil oleh

manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk kepada investor tentang

bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Menurut Megginson,

Smart, dan Lucey (2010:493), jika manajer mengetahui bahwa perusahaan

mereka “kuat” sementara investor untuk beberapa alasan tidak mengetahui hal

ini, maka manajer dapat membayar dividen (atau secara agresif membeli

kembali saham) dengan harapan kualitas sinyal perusahaan mereka ke

pasar. Sinyal secara efektif memisahkan perusahaan yang kuat dengan

perusahaan-perusahaan yang lemah, itu menjadi mahal untuk sebuah

perusahaan yang lemah untuk meniru tindakan yang dilakukan oleh

perusahaan yang kuat.

Sehingga hasil prediksi financial distress dalam penelitian ini juga

dapat dijadikan sebagai sinyal kepada pihak eksternal (investor, nasabah,

pemerintah, dll) tentang bagaimana kondisi perusahaan tersebut di tahun

berikutnya. Serta bisa menjadi pembeda antara bank dengan prospek keuangan

kuat dan lemah di masa depan.

Page 30: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

14

B. Bank Syariah

1. Pengertian Bank Syariah

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank terdiri atas dua jenis yaitu:

a. Bank konvensional

Bank konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya secara konvensional yang terdiri atas bank umum

konvensional dan bank perkreditan rakyat.

b. Bank syariah

Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip syariah yang terdiri atas; Bank Umum Syariah

(BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Prinsip syariah

adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan

fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan

dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

Berikut beberapa definisi lainnya mengenai bank syariah, sebagai

berikut:

a. Menurut Muhamad Sadi (2015:38), bank syariah adalah lembaga

keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa

Page 31: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

15

dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang

pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

b. Menurut Zainuddin Ali (2008:1), bank syariah adalah suatu lembaga

keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang

berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan

usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam.

c. Menurut Sudarsono (2003:27), bank syariah adalah lembaga keuangan

yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu

lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan

dengan prinsip-prinsip syariah.

Jadi, bank syariah adalah badan usaha yang menghimpun dana,

menyalurkan pembiayaan, dan memberikan layanan jasa lalu lintas

pembayaran berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

2. Bunga, Riba, dan Bagi Hasil

Inti dari riba dalam pinjaman (riba dayn) adalah tambahan atas

pokok, baik sedikit maupun banyak. Dalam bahasa Indonesia riba

diartikan sebagai bunga (baik sedikit maupun banyak). Dalam bahasa

inggris riba bisa diartikan interest (bunga yang sedikit) atau usury (bunga

yang banyak). Sebagian besar ulama berpendapat interest maupun usury

termasuk riba (Ascarya, 2007:14).

Menurut ijma’ „konsensus‟ para fuqaha tanpa kecuali, bunga

tergolong riba (Chapra, 1985), karena riba memiliki persamaan makna dan

kepentingan dengan bunga (interest). Lebih jauh lagi, lembaga-lembaga

Page 32: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

16

Islam internasional telah memutuskan sejak tahun 1965 bahwa bunga bank

atau sejenisnya adalah sama dengan riba dan haram secara syariah

(Ascarya, 2007:14).

Keputusan lembaga Islam internasional, antara lain (Ascarya,

2007:15).

a. Dewan Studi Islam Al-Azhar, Cairo, dalam Konferensi DSI Al-Azhar,

Muharram 1385H / Mei 1965M, memutuskan bahwa “bunga dalam

segala bentuk pinjaman adalah riba yang diharamkan”.

b. Keputusan Muktamar Bank Islam II, Kuwait, 1403H / 1983M.

c. Majma’ Fiqih Islami, Organisasi Konferensi Islam, dalam Keputusan

No. 10 Majelis Majma‟ Fiqih Islami, pada Konferensi OKI ke II,

Jeddah – Arab Saudi, 10-16 Rabi’utsana 1406 H/ 22-28 Desember

1985, memutuskan bahwa:

“Seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang jatuh tempo dan

nasabah tidak mampu membayarnya, demikian pula tambahan (atas

bunga) atas pinjaman dari permulaan perjanjian adalah dua gambaran

dari riba yang diharamkan secara syariah.”

d. Rabithah Alam Islamy, dalam Keputusan No. 6 Sidang ke-9, Makkah

12-19 Rajab 1406H, memutuskan bahwa:

”Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah riba

yang diharamkan.”

e. Jawaban Komisi Fatwa Al-Azhar, 28 Februari 1988.

Page 33: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

17

Dalam surat Al-Baqarah ayat 275, merupakan salah satu ayat yang

membahas tentang hukum riba (bunga) yaitu:

Artinya: “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.

Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama

dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari

Tuhan-nya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya

dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada

Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni

neraka mereka kekal di dalamnya (QS. Al-Baqarah:275).”

Sebagaimana telah disebutkan di atas Allah SWT. Sangat

mengharamkan riba dalam kegiatan ekonomi manusia. Sebagai alternatif

sistem bunga dalam ekonomi konvensional, ekonomi Islam menawarkan

sistem bagi hasil (profit and loss sharing) ketika pemilik modal (surplus

Page 34: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

18

spending unit) bekerja sama dengan pengusaha (deficit spending unit)

untuk melakukan kegiatan usaha. Apabila kegiatan usaha menghasilkan,

keuntungan di bagi berdua, dan apabila kegiatan usaha menderita

kerugian, kerugian di tanggung bersama. Sistem bagi hasil menjamin

adanya keadilan dan tidak ada pihak yang tereksploitasi (didzalimi).

Sistem bagi hasil dapat berbentuk musyarakah atau mudharabah dengan

berbagai variasinya (Ascarya, 2007:26).

Riba sangat dilarang dalam transaksi ekonomi baik dalam pinjam-

meminjam dan tukar-menukar suatu komoditas, karena cenderung

menguntungkah salah satu pihak sedangkan pihak lainnya mengalami

kerugian. Dalam perbankan, riba terkandung dalam bunga sehingga

banyak pihak yang mengecam bunga yang dikeluarkan sebuah lembaga

keuangan. Salah satu upaya untuk menghindari riba dengan diterapkan

bagi hasil yang disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan syariah. Sehingga

mempermudah masyarakat untuk bertransaksi melalui bank tanpa

mengandung unsur riba.

Bagi sebagian besar masyarakat banyak yang tidak mengetahui apa

sebenarnya yang membedakan bagi hasil dan bunga dan tidak jarang

beranggapan kedua hal tersebut sama, padahal tentunya sangat berbeda.

Perbedaan antara bagi hasil dan bunga secara detail akan disajikan dalam

tabel berikut:

Page 35: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

19

Tabel 2.1

Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga

Bagi Hasil Bunga

1. Penentuan besarnya rasio atau nisbah

bagi hasil disepakati pada waktu akad

dengan berpedoman pada

kemungkinan untung rugi.

Penentuan bunga dibuat pada waktu

akad dengan asumsi usaha akan

selalu menghasilkan keuntungan.

2. Besarnya rasio bagi hasil didasarkan

pada jumlah keuntungan yang

diperoleh.

Besarnya persentase didasarkan

pada jumlah dana atau modal yang

dipinjamkan.

3. Rasio bagi hasil tetap tidak berubah

selama akad masih berlaku, kecuali

diubah atas kesepakatan bersama.

Bunga dapat mengambang atau

variabel, dan besarnya naik turun

sesuai dengan naik turunnya bunga

patokan atau kondisi ekonomi.

4. Bagi hasil bergantung pada

keuntungan usaha yang dijalankan.

Bila usaha merugi, kerugian akan

ditanggung bersama.

Pembayaran bunga tetap seperti

yang dijanjikan tanpa pertimbangan

apakah usaha yang dijalankan

peminjam untung atau rugi.

5. Jumlah pembagian laba meningkat

sesuai dengan peningkatan

keuntungan.

Jumlah pembayaran bunga tidak

meningkat sekalipun keuntungan

naik berlipat ganda.

6. Tidak ada yang meragukan keabsahan

bagi hasil.

Eksistensi bunga diragukan (kalau

tidak dikecam) oleh semua agama.

Sumber: Ascarya (2007:27)

3. Bentuk-Bentuk Bank Syariah

Bank syariah menjadi penggerak ekonomi Islam dalam

perkembangan zaman yang konvensional, melalui produk-produk

transaksi yang sesuai dengan syariah. Sehingga masyarakat dapat

menjalankan aktivitas ekonomi sehari-hari tanpa mengandung unsur yang

Page 36: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

20

di larang Islam. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, bank syariah memiliki dua bentuk terdiri dari:

a. Bank Umum Syariah (BUS)

Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah

yang dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak memberikan jasa

dalam lalu lintas pembayaran.

Bank syariah bisa disebut sebagai alternatif terhadap bank

konvensional. Apabila bank konvensional beroperasi dengan sistem bunga

(interest), bank syariah bekerja berdasarkan prinsip dasar rela sama rela

(an taraddin minkum) dan tidak boleh ada pihak yang menzalimi dan

dizalimi (Karim, 2004:15).

4. Asas dan Tujuan Bank Syariah

Asas operasional bank syariah berdasarkan Pasal 2 Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, disebutkan

bahwa perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan

prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian

(prudential).

Selanjutnya, tujuan bank syariah pada Pasal 3, dinyatakan bahwa

perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan

Page 37: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

21

nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan

pemerataan kesejahteraan rakyat.

5. Fungsi Bank Syariah

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib

menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat.

Bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk lembaga

baitul maal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah,

hibah, atau dana sosial lainnya (antara lain denda terhadap nasabah atau

ta’zir) dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Selain itu,

bank syariah juga dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf

uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan

kehendak pemberi wakaf (wakif).

Dalam beberapa literatur perbankan syariah, bank syariah dengan

beragam skema transaksi yang dimiliki dalam skema non-riba memiliki

setidaknya empat fungsi yaitu (Yahya, 2014:48).

a. Fungsi manajer investasi

Fungsi ini dapat di lihat pada segi penghimpunan dana oleh

bank syariah, khususnya dana mudharabah. Dengan fungsi ini, bank

syariah bertindak sebagai manajer investasi dari pemilik dana

(shahibul maal) dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada

penyaluran yang produktif, sehingga dana yang di himpun dapat

Page 38: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

22

menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan antara bank

syariah dan pemilik dana.

b. Fungsi investor

Dalam penyaluran dana, bank syariah berfungsi sebagai

investor (pemilik dana). Sebagai investor, penanaman dana yang

dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-sektor yang

produktif dengan risiko yang minim dan tidak melanggar ketentuan

syariah. Selain itu, dalam menginvestasikan dana bank syariah harus

menggunakan alat investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang

sesuai dengan syariah meliputi akad jual beli (murabahah, salam, dan

istishna), akad investasi (mudharabah dan musyarakah), akad sewa-

menyewa (ijarah dan ijarah muntahiya bittamlik), dan akad lainnya

yang dibolehkan oleh syariah.

c. Fungsi sosial

Fungsi sosial bank syariah merupakan sesuatu yang melekat

pada bank syariah. Setidaknya ada dua instrumen yang digunakan oleh

bank syariah dalam menjalankan fungsi sosialnya, yaitu; instrumen

Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF) dan instrument qardhul

hasan. Instrumen ZISWAF berfungsi untuk menghimpun ZISWAF

dari masyarakat, pegawai bank, serta bank sendiri sebagai lembaga

milik para investor. Dana yang di himpun melalui instrumen ZISWAF

selanjutnya disalurkan kepada yang berhak dalam bentuk bantuan atau

hibah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Instrumen qardhul hasan

Page 39: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

23

berfungsi menghimpun dana dari penerimaan yang tidak memenuhi

kriteria halal serta dana infak dan sedekah yang tidak ditentukan

peruntukannya secara spesifik oleh yang memberi.

d. Fungsi jasa keuangan

Fungsi jasa keuangan yang dijalankan oleh bank syariah

tidaklah berbeda dengan bank konvensional, seperti memberikan

layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran gaji, letter of guarantee,

letter of credit, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam hal mekanisme

mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut, bank syariah tetap

harus menggunakan skema yang sesuai dengan prinsip syariah.

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan biasanya digunakan untuk memberikan

informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan yang secara tidak

langsung menggambarkan kinerja sebuah perusahaan selama satu periode

akuntansi. Berikut ini adalah beberapa definisi mengenai laporan

keuangan:

a. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi

Keuangan (2014:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan, meliputi laporan atas kegiatan komersial dan atau

sosial.

Page 40: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

24

b. Menurut Harahap (2008:183), laporan keuangan adalah produk akhir

dari proses akuntansi yang umumnya terdiri dari; neraca, laba rugi, dan

arus kas.

c. Menurut Hanafi dan Halim (2007:12), laporan keuangan pada

dasarnya melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan, kegiatan investasi,

kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional, sekaligus mengevaluasi

keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan yang ingin di

capai.

Jadi, laporan keuangan adalah suatu laporan terstruktur pada suatu

periode tertentu yang dapat menunjukan kondisi dan kinerja keuangan

suatu perusahaan serta melaporkan kegiatan-kegiatan perusahaan dalam

rangka mengevaluasi strategi perusahaan guna mencapai tujuannya.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan

informasi, menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi

keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar

pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Beberapa tujuan lainnya

sebagai berikut (KDPPLKS paragraf 32 dalam Rizal Yaya, 2014:74).

a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua

transaksi dan kegiatan usaha.

Page 41: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

25

b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta

informasi aset, liabilitas, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai

dengan prinsip syariah dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.

c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab

entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,

menginvestikasikan pada tingkat keuntungan yang layak.

d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang di peroleh

penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi

mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas

syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah,

dan wakaf.

Selain itu, menurut Kasmir (2009:87), beberapa tujuan pembuatan

atau penyusunan laporan keuangan sebagai berikut:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang di

miliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang di miliki perusahaan saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang di

peroleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Page 42: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

26

e. Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap aktiva,

pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

g. Memberikan informasi tentang catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan diharapkan dapat menjadi sarana memenuhi

kebutuhan masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan, serta dapat

digunakan sebagai bentuk laporan dan pertanggungjawaban manajemen

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai akan menilai

tindakan yang telah dilakukan dan dipertanggungjawabkan manajemen

dalam membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencangkup

keputusan untuk menahan atau menjual investasinya dalam entitas syariah

atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

3. Komponen Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) sesuai dengan PSAK

101 (Revisi 2014), komponen laporan keuangan entitas syariah terdiri atas

(Prastowo, 2013:61).

a. Laporan posisi keuangan (neraca)

Laporan posisi keuangan mencerminkan sumber dana dan

pengelolaan dana atau menggambarkan hak dan kewajiban dari

perbankan syariah. Karena karakteristik bank syariah berbeda dengan

bank konvensional, di mana lembaga keuangan syariah tidak

Page 43: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

27

membedakan dengan jelas pada sektor keuangan atau sektor riil, maka

beberapa akun dalam laporan posisi keuangan bank syariah

menunjukan karateristik tersebut.

b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain bank

syariah ini menunjukan kinerja yang telah di capai oleh bank syariah.

Bank syariah memiliki kegiatan usaha yang lebih luas dari bank

konvensional sehingga dalam laporan ini juga dapat menggambarkan

hasil usaha yang diperoleh bank syariah.

c. Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan

perubahan ekuitas bank yang menggambarkan peningkatan atau

penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.

d. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan

penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank selama

periode tertentu yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi,

dan pendanaan. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan

bank dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para

pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan

nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari

berbagai bank.

Page 44: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

28

e. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil

Bank syariah menyajikan laporan rekonsiliasi pendapatan dan

bagi hasil yang merupakan rekonsiliasi pendapatan bank syariah, yang

menggunakan dasar akrual (accrual basis), dan pendapatan yang

dihasilkan kepada pemilik dana yang menggunakan dasar kas (cash

basis). Perbedaan dasar pengakuan tersebut mengharuskan bank

syariah menyajikan laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil

sebagai bagian komponen utama laporan keuangannya.

f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat

Laporan sumber dan penggunaan dana zakat merupakan

laporan yang menunjukan sumber dan penggunaan dana selama suatu

jangka waktu tertentu, serta saldo zakat pada tanggal tertentu. Bank

syariah menyajikan laporan sumber dan penggunaan dana zakat sesuai

PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan

PSAK No. 109 tentang Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah.

g. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan

Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan berisi

informasi penerimaan dana kebajikan dari beberapa komponen yang di

terima oleh bank syariah seperti; infak, sedekah, dan hasil pengelolaan

dana wakaf sesuai Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf.

Page 45: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

29

h. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau

rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan

arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber dan penggunaan

dana zakat, laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, serta

informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.

Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang

diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK, serta

pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk

menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

4. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu “analisis” dan

“laporan keuangan”. Analisis adalah menjabarkan sesuatu hal secara

mendetail sehingga di peroleh suatu hasil. Sedangkan analisis juga bisa

diartikan memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai

unit terkecil (Harahap, 2010:189). Analisis laporan keuangan menjadi

suatu proses penting yang harus dilakukan dalam perusahaan karena

proses tersebut dapat menjadi salah satu dasar pembuatan kebijakan

perusahaan. Berikut beberapa definisi mengenai analisis laporan

keuangan:

a. Menurut Harjito dan Martono (2013:51), analisis laporan keuangan

merupakan ikhtisar mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang

melibatkan neraca dan laba rugi.

Page 46: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

30

b. Menurut Harmono (2009:104), analisis laporan keuangan merupakan

alat analisis bagi manajemen keuangan perusahaan yang bersifat

menyeluruh, dapat digunakan untuk mendeteksi atau mendiagnosis

tingkat kesehatan perusahaan, melalui analisis kondisi arus kas atau

kinerja organisasi perusahaan, baik yang bersifat parsial maupun

kinerja organisasi secara keseluruhan.

c. Menurut Subramanyam dan Wild (2009:3), “financial statement

analysis in an integral and important part of the boarder field of

business analysis”, artinya analisa laporan keuangan adalah satu

kesatuan dan bagian penting dari suatu analisis bidang bisnis yang

luas. Hal ini meliputi analisa lingkungan bisnis perusahaan, strategi,

dan posisi serta kondisi keuangan suatu perusahaan.

Jadi, analisis laporan keuangan adalah suatu proses penilaian dan

pengukuran kondisi keuangan ataupun posisi keuangan perusahaan pada

periode tertentu sebagai informasi dalam melakukan pengambilan

keputusan perusahaan.

5. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi kepada para pemakai laporan keuangan dengan berbagai teknik

dan metode yang berguna untuk menilai kinerja, keputusan investasi, dan

memprediksi keadaan perusahaan di masa yang akan datang. Lebih

lengkap tujuan analisis laporan keuangan yaitu (Bernstein dalam Harahap,

2010:31).

Page 47: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

31

a. Screening

Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan

keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau

merger.

b. Forecasting

Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan

perusahaan di masa yang akan datang.

c. Diagnosis

Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya

masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,

keuangan, atau masalah lainnya.

d. Evaluation

Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen,

operasional, efisiensi, dan lainnya.

Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah

yang di baca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih

dalam. Hubungan satu pos dengan pos lain akan bisa menjadi inkubator

tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan (Prastowo, 2013:44).

6. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk

menganalisis keuangan dan rasio keuangan ini hanya menyederhanakan

hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan

ini bisa menilai hubungan antara pos sebelumnya dan bisa

Page 48: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

32

membandingkan dengan rasio lain sehingga bisa memberikan penilaian

tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu

perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya. Rasio laporan

keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu dengan pos lain

yang memiliki hubungan signifikan (Prastowo, 2013:73).

7. Jenis Rasio Keuangan

Rasio keuangan memiliki berbagai macam jenis yang penggunaan

masing-masing rasio tersebut berbeda-beda tergantung kebutuhan

perusahaan, terkadang tidak semua rasio digunakan perusahaan karena

disesuaikan dengan informasi tententu yang ingin di cari. Hanya saja jika

hendak melihat kondisi dan posisi perusahaan secara lengkap, maka

sebaiknya seluruh rasio digunakan (Kasmir, 2009:110). Dalam praktiknya,

terdapat beberapa macam jenis rasio keuangan yang digunakan suatu

perusahaan. Berikut ini jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan

perusahaan:

a. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Karena

itu, rasio likuiditas sering di sebut dengan short term liquidity. Jenis-

jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari (Irham Fahmi,

2013:65).

1) Rasio lancar (current ratio)

2) Rasio cepat (quick ratio)

Page 49: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

33

3) Rasio modal kerja bersih (net working capital ratio)

4) Rasio likuiditas arus kas (cash flow liquidity ratio)

b. Rasio solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan di biayai dengan hutang.

Artinya, berapa besar beban hutang yang di tanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas

adalah (Kasmir, 2009:112).

1) Debt to assets ratio

2) Debt to equity ratio

3) Long term debt to equity ratio

4) Time interest earned

5) Fixed charge coverage

c. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan seberapa

baik perusahaan dalam mengelola asetnya, khususnya untuk

menghasilkan keuntungan setelah dikurangi biaya. Berikut ini adalah

jenis-jenis rasio profitabilitas (Fabozzi dan Peterson, 2003:738).

1) Gross profit margin

2) Operating profit margin

3) Net profit margin

4) Return On Investment (ROI)

5) Return On Equity (ROE)

Page 50: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

34

d. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia,

tercermin dalam perputaran modalnya. Jenis-jenis rasio aktivitas

adalah sebagai berikut (Rodoni dan Ali, 2010:26).

1) Total asset turnover

2) Receivable turnover

3) Inventory turnover

4) Average collection period

5) Average payment period

6) Working capital turnover

7) Fixed asset turnover

e. Rasio penilaian

Rasio penilaian adalah rasio yang memberikan ukuran

kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya atas biaya

investasi. Jenis-jenis rasio penilaian adalah sebagai berikut (Kasmir,

2010:116).

1) Rasio harga saham terhadap pendapatan

2) Rasio nilai pasar terhadap nilai buku

8. Keunggulan dan Keterbatasan Rasio Keuangan

Rasio keuangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik

lainnya, keunggulan tersebut adalah (Harahap, 2010:298).

Page 51: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

35

a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah

di baca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan

laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model

pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

e. Menstandarisir size perusahaan.

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain

atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau “time

series”.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di

masa yang akan datang.

Di samping keunggulan yang di miliki, teknik ini juga memiliki

beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya,

keterbatasan tersebut adalah (Harahap, 2010:299).

a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk

kepentingan pemakainya.

b. Keterbatasan yang di miliki akuntansi atau laporan keuangan juga

menjadi keterbatasan rasio keuangan ini, seperti:

1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak

mengandung taksiran dan judgement yang dapat di nilai bias atau

subjektif.

Page 52: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

36

2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah

nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.

3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka

rasio.

4) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa

diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.

c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan

kesulitan dalam menghitung rasio.

d. Sulit jika data yang diterima tidak sinkron.

e. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi

yang di pakai tidak sama. Oleh karenanya, bila dilakukan

perbandingan bisa menimbulkan kesalahan.

D. Financial Distress

1. Pengertian Financial Distress

Menurut Platt (2002:125), financial distress adalah tahap

penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu perusahaan, yang

terjadi sebelum kebangkrutan ataupun likuidasi. Kondisi ini pada

umumnya di tandai antara lain dengan adanya penundaan pengiriman,

kualitas produk yang menurun, dan penundaan pembayaran tagihan dari

bank. Sedangkan, menurut Brealey dan Myers (2003:497), financial

distress terjadi apabila perusahaan tidak dapat menepati janjinya kepada

kreditor untuk melunasi kewajibannya dan terkadang kondisi ini akan

membawa perusahaan pada kebangkrutan.

Page 53: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

37

Jadi, Financial distress adalah suatu kondisi di mana perusahaan

mengalami kesulitan keuangan dalam operasional ditandai dengan

ketidakmampuan memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo

sehingga terancam mengalami kebangkrutan.

Jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka akan muncul biaya

kebangkrutan yang disebabkan oleh keterpaksaan menjual aset di bawah

harga pasar, biaya likuidasi, dan sebagainya. Ada dua jenis biaya

kebangkrutan (Ambarwati, 2010:52).

a. Biaya kebangkrutan langsung adalah semua biaya yang secara

langsung berhubungan dengan kebangkrutan seperti biaya administrasi

dan hukum yang timbul pada saat terjadinya proses kebangkrutan.

b. Biaya kebangkrutan tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan

untuk menghindari kebangkrutan.

2. Jenis-Jenis Financial Distress

Menurut Ross (2006:562), jenis kebangkrutan sebagai kegagalan

bisa didefinisikan dalam beberapa arti, sebagai berikut:

a. Kegagalan bisnis (business failure)

Situasi di mana bisnis berakhir dengan kerugian kredit dan

bahkan semua modal perusahaan bisa berkurang.

b. Kebangkrutan menurut hukum (legal bankruptcy)

Keadaan di mana perusahaan atau kreditor membawa petisi ke

pengadilan federal mengenai kebangkrutan. Kebangkrutan di sini

Page 54: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

38

adalah di mana perusahaan sedang dalam proses hukum untuk

melikuidasi dan mereorganisasi bisnis.

c. Insolvensi teknis (technical insolvency)

Suatu keadaan di mana perusahaan tidak dapat memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo.

d. Insolvensi akuntansi (accounting insolvency)

Di mana perusahaan memiliki pendapatan yang negatif dan

total kewajibannya lebih besar dibandingkan total aktivanya.

3. Indikator Financial Distress

Dalam suatu perusahaan pasti terdapat perjanjian-perjanjian dalam

bentuk kewajiban yang harus dijalankan suatu perusahaan sesuai jangka

waktu yang ada di perjanjian tersebut. Jika kewajiban-kewajiban tersebut

tidak dapat dilakukan, maka hal tersebut bisa menjadi indikator bahwa

perusahaan tersebut dalam kondisi kesulitan keuangan (financial distress).

Sebelum pada akhirnya pada suatu perusahaan dinyatakan

bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai situasi atau keadaan khusus

yang berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya. Menurut

Hanafi dan Halim (2007:263), kebangkrutan yang terjadi sebenarnya dapat

di prediksi dengan melihat beberapa indikator-indikator, sebagai berikut:

a. Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang.

b. Analisis strategi perusahaan, yaitu analisis yang memfokuskan pada

persaingan yang dihadapi oleh perusahaan.

c. Struktur biaya relatif terhadap pesaingnya.

Page 55: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

39

d. Kualitas manajemen.

e. Kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya.

4. Faktor Penyebab Financial Distress

Menurut Rodoni dan Ali (2010:170), apabila di tinjau dari aspek

keuangan, maka terdapat tiga keadaan yang dapat menyebabkan financial

distress yaitu:

a. Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal

Ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang bersumber

pada penjualan atau penagihan piutang dengan pengeluaran uang untuk

membiayai operasi perusahaan tidak mampu menarik dana untuk

memenuhi kekurangan dana tersebut, maka perusahaan akan berada

pada posisi tidak likuid.

b. Besarnya beban hutang dan bunga

Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar, misalnya

kredit dari bank untuk menutup kekurangan dana, maka masalah

likuiditas perusahaan dapat teratasi untuk sementara waktu. Tetapi

kemudian timbul persoalan baru yaitu adanya keterikatan kewajiban

untuk membayar kembali pokok pinjaman dan bunga kredit. Walaupun

demikian hal ini tidak membahayakan perusahaan dan masih

memberikan keuntungan bagi perusahaan apabila tingkat bunga lebih

rendah dari tingkat investasi harta (return to assets) dan perusahaan

melakukan apa yang disebut dengan manajemen risiko atas hutang

yang diterimanya.

Page 56: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

40

c. Menderita kerugian

Pendapatan yang di peroleh perusahaan harus mampu menutup

seluruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba bersih.

Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan

reinvestasi, sehingga akan menambah kekayaan bersih perusahaan dan

meningkatkan ROE (Return On Equity) untuk menjamin kepentingan

pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu berupaya

meningkatkan pendapatan dan mengendalikan tingkat biaya.

Ketidakmampuan perusahaan mempertahankan keseimbangan

pendapatan dengan biaya, niscaya perusahaan akan mengalami

financial distress.

Selain itu, menurut Lesmana dan Surjanto (2004:183), sebuah

perusahaan yang mengalami kebangkrutan atau kesulitan keuangan

memiliki tanda-tanda sebagai berikut:

a. Terjadi penurunan secara signifikan terhadap penjualan dan

pendapatan.

b. Laba atau arus kas dari operasional mengalami penurunan.

c. Penurunan total aktiva.

d. Terjadi penurunan secara signifikan terhadap close price.

e. Kemungkinan gagal yang besar dalam industri atau industri dengan

risiko yang tinggi.

f. Terjadi pemotongan deviden yang besar.

g. Young company.

Page 57: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

41

5. Manfaat Prediksi Financial Distress

Informasi tentang prediksi kebangkrutan suatu perusahaan akan

sangat bermanfaat bagi beberapa kalangan. Menurut Hanafi dan Halim

(2007:261), informasi kebangkrutan dapat bermanfaat untuk:

a. Pemberi pinjaman

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk pengambilan

keputusan siapa yang akan di beri pinjaman dan kemudian bermanfaat

untuk mengambil kebijakan memonitor pinjaman yang ada.

b. Investor

Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu

perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya

kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menerbitkan

surat berharga tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan

mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-

tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi

kemungkinan tersebut.

c. Pemerintah

Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah memiliki

tanggung jawab untuk mengatasi jalan usaha tersebut. Pemerintah

memiliki kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih

awal supaya tindakan-tindakan yang perlu dilakukan dapat dilakukan

lebih awal.

Page 58: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

42

d. Akuntan

Akuntan memiliki kepentingan terhadap informasi

kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan

going concern suatu perusahaan.

e. Manajemen

Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-

langkah preventif sehingga biaya kebangkrutan dapat dihindari atau

dapat diminimalisir.

E. Metode Altman Z-Score

Metode prediksi kebangkrutan pada mulanya dipelopori Beaver tahun

1966, kemudian Edward I. Altman tahun 1068 juga melakukan penelitian

tentang financial distress.

Altman (1968) adalah orang yang pertama yang menerapkan Multiple

Discriminant Analysis (MDA). Analisa diskriminan ini merupakan suatu

teknik statistik yang mengidentifikasikan beberapa macam rasio keuangan

yang dianggap memiliki nilai paling penting dalam mempengaruhi suatu

kejadian, lalu mengembangkannya dalam suatu model dengan maksud untuk

memudahkan menarik kesimpulan dari suatu kejadian. Analisa diskriminan ini

kemudian menghasilkan sesuatu dari beberapa pengelompokan yang bersifat

apriori atau mendasarkan teori dari kenyataan yang sebenarnya. Dasar

pemikiran Altman menggunakan analisis diskriminan bermula dari

keterbatasan analisa rasio yaitu metodologinya yang pada dasarnya bersifat

menyimpang yang artinya setiap rasio di uji secara terpisah sehingga pengaruh

Page 59: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

43

kombinasi dari beberapa rasio hanya didasarkan pada pertimbangan para

analis keuangan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kekurangan dari analisa

rasio maka perlu dikombinasikan berbagai rasio agar menjadi suatu model

prediksi yang berarti (Ramadhani dan Lukviarman, 2009:19).

Edward I. Altman adalah seorang profesor dan wakil direktur di

Universitas Salomon Center New York dan Leonard N. Stem School of

Bussines. Altman di kenal sebagai tokoh penemu teknik statistik untuk

memprediksi perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Altman

mengembangkan analisis z-score sudah hampir 30 tahun yang lalu. Dalam

penelitiannya, Altman menggunakan sampel sebanyak 66 perusahaan, yang

setengahnya adalah perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Data yang

digunakan berasal dari perusahaan manufaktur dan perusahaan kecil dengan

aset yang kurang dari 1 juta dollar tidak dimasukan sampel (Vickers,

2006:64).

Altman menggunakan metode Multivariate Discriminant Anlysis

(MDA) dalam penelitiannya. Seperti regresi logistik, teknik statistika ini juga

biasa digunakan untuk menguji suatu model, di mana variabel dependennya

merupakan variabel kualitatif dalam bentuk kategori. Output dari teknik MDA

adalah menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Seiring dengan berjalannnya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai

jenis perusahaan, Altman kemudian merevisi modelnya supaya dapat

diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan

perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang (emerging market). Dalam

Page 60: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

44

Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable X5 (sales to total asset)

karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aset yang

berbeda-beda (Ramadhani dan Lukviarman, 2009:20).

Berikut ini adalah model Altman Z-Score (1995) modifikasi yang

merupakan gabungan dari empat rasio keuangan:

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Dimana:

Z = Financial distress

X1 = Working Capital to Total Assets (WCTA)

X2 = Retained Earnings to Total Assets (RETA)

X3 = Earning Before Interest And Taxes to Total Assets (EBITTA)

X4 = Market Value of Equity to Total Liabilities (MVETL)

Klasifikasi hasil dari perhitungan tersebut dimasukan ke dalam cut off

point yang telah ditentukan Altman, yaitu:

Jika nilai Z < 2,60 maka termasuk “safe zone”

Jika nilai 1,10 < Z < 2,60 maka termasuk “gray area”

Jika nilai Z > 2,60 maka termasuk “distress zone”

Berikut ini adalah penjelasan dari variabel-variabel rasio yang terdapat

di model Altman:

1. Rasio Working Capital to Total Assets

Rasio working capital to total assets menyajikan informasi

tambahan mengenai likuiditas perusahaan, karena rasio ini

mengindikasikan persentase dari total aset perusahaan yang digunakan

Page 61: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

45

sebagai modal bersih perusahaan. Nilai rasio yang tinggi mengindikasikan

kondisi likuiditas yang kuat (Baker dan Powell, 2005:50).

WCTA =

2. Rasio Retained Earnings to Total Assets

Retained Earnings to Total Assets adalah akun yang

menginformasikan total pendapatan atau kerugian dari investasi yang

dilakukan perusahaan. Akun ini juga mengindikasikan saldo keuntungan

yang didapatkan (Bell, 2013:433).

RETA =

3. Rasio Earnings Before Interest and Tax to Total Assets

Rasio earnings Before Interest and Tax to Total Assets atau disebut

juga basic earnings power mencerminkan efektivitas dan efisiensi

pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan perusahaan. Semakin

tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan seluruh

aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga

dan pajak (Sudana, 2011:23).

EBITTA =

4. Rasio Market Value Equity to Total Liabilities

Market Value of Equity to Total Liabilities adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari

hutang. Artinya seberapa besar beban utang yang di tanggung perusahaan

dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas, dikatakan bahwa rasio

Page 62: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

46

ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar

seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila

perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi (Endri, 2009:42).

MVETL =

F. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2.2

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Mokhamad

Iqbal Dwi

Nugroho

dan Wisnu

Mawardi

(2012)

Journal of

Manageme

nt

Analisis Prediksi

Financial Distress

Dengan

Menggunakan

Model Altman Z-

Score Modifikasi

1995

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

EBITTA,

MVETL.

Teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling.

Sampel

perusahaan

manufaktur dan

tahun

penelitian

2008-2010.

Alat uji analisis

diskriminan

Hasil dari pengujian

ditemukan keempat

variabel independen

berpengaruh positif

terhadap variabel

dependen. Serta fungsi

diskriminan non

distress memiliki

persentase tingkat

kebenaran atau akurasi

dalam mengklasifikasi

sebesar 86,2%.

2. Nisaa

Nuurillah

dan

Anindya

Ardiansari

(2015)

Manageme

nt Analysis

Journal

Analisis

Kebangkrutan

Menggunakan

Rasio Altman Z-

Score

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan.

Variabel

independen

rasio WCTA,

RETA,

EBITTA, dan

MVETL.

Variabel

independen

rasio STA.

Sampel yang

digunakan

perusahaan

yang listed dan

delisted di BEI.

Alat uji

statistik dengan

Hasil dari 27 sampel

perusahaan yang diteliti

dari tahun 2010-2012

ditemukan 12

perusahaan berpotensi

mengalami kesulitan

keuangan. Rasio

Altman Z-Score

mempunyai akurasi

tinggi dalam

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 63: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

47

Tabel 2.2

(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

Teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling.

microsoft excel. memprediksi kondisi

suatu perusahaan.

3. Tahmina

Ahmed dan

Shah Alam

(2015)

The Cost

and

Manageme

nt Journal

Prediction of

Finance Distress

in Banking

Companies of

Bangladesh and A

Need For

Regulation by

FRC

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

EBITTA,

MVETL, dan

alat uji regresi

logistik.

Sampel bank

komersil

(konvensional),

tahun

penelitian

2009-2013.

Hasil dari pengujian

ditemukan bahwa tidak

ada bank yang berada

dalam kategori „Safe

Zone‟ dan terdapat satu

rasio yang tidak

signifikan dalam

pengujian tersebut yaitu

MVETL (Market Value

Equity to Total

Liabilities).

4. Mochamad

Irfan dan

Tri Yuniati

(2014)

Jurnal Ilmu

dan Riset

Manajemen

Analisis Financial

Distress Dengan

Pendekatan

Altman Z”-Score

Untuk

Memprediksi

Kebangkrutan

Perusahaan

Telekomunikasi

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

EBITTA,

MVETL.

Teknik

pengambilan

sampel

purposive

sampling.

Alat uji regresi

linier berganda.

Sampel

perusahaan

telekomunikasi,

tahun

penelitian

2006-2012.

Hasil dari pengujian

secara parsial rasio

WCTA dan EBITTA

yang berpengaruh

signifikan dan secara

parsial rasio keuangan

Altman berpengaruh

signifikan terhadap

financial distress.

5. Yayu

Kusdiana

(2014)

Jurnal

Tepak

Manajemen

Bisnis

Analisis Model

Camel dan Altman

Z-Score Dalam

Memprediksi

Kebangkrutan

Bank Umum di

Indonesia

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

EBITTA,

MVETL.

Teknik

pengambilan

sampel

purposive

Variabel

independen

model

CAMEL; CAR,

NPL, ROA,

BOPO, LDR.

Sampel bank

umum

(konvensional).

Hasil dari pengujian

ternyata ketepatan

prediksi model Altman

Z-score lebih

baik dalam

memprediksi

kebangkrutan bank

umum di Indonesia

dibandingkan dengan

model CAMEL, karena

hasil prediksi model

Altman mengalami

tingkat

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 64: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

48

Tabel 2.2

(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

sampling. Alat

uji regresi

logistik.

probabilitas

kebangkrutan yang

tinggi.

6. Jia Chian

Wong dan

Tze San

Ong

(2014)

Internation

al Journal

of Business

and Social

Science

A Revisited of

Altman Z-Score

Model For

Companies Listed

In Bursa Malaysia

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

EBITTA,

MVETL, dan

alat uji regresi

logistik.

Variabel

independen

STA, sampel

perusahaan

yang listed di

PN17.

Hasil dari pengujian

terdapat satu rasio

paling signifikan di

antara rasio yang lain

yaitu WCTA (Working

Capital to Total Assets)

dan melalui analisis

diskriminan ditemukan

tingkat akurasi model

sebesar 76,7%.

7. Emin

Zeytinoglu

dan

Yasemin

Deniz

Akarim

(2013)

Journal of

Applied

Finance &

Banking

Financial Failur

Prediction Using

Financial Ratios:

An Empirical

Application On

Istanbul Stock

Exchange

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

dan alat uji

regresi logistik.

Sampel

perusahaan

yang listed di

ISE (Istanbul

Stock

Exchange),

tahun

pengamatan

2009-2011.

Hasil dari pengujian

terdapat rasio paling

signifikan di antara

rasio yang lain yaitu

WCTA (Working

Capital to Total Asset)

dan ditemukan tingkat

akurasi tahun 2009,

2010, 2011 adalah

88,7%, 90,4%, 92,2% .

8. Syamsul

Hadi dan

Atika

Anggraeni

(2008)

Jurnal

Manajemen

Pemilihan

Prediktor

Delisting Terbaik

(Perbandingan

antara The

Zmijewski Model,

The Altman

Model, dan The

Springate Model)

Variabel

dependen

prediksi

kebangkrutan,

variabel

independen

WCTA, RETA,

EBITTA,

MVETL, dan

alat uji regresi

logistik.

Variabel

independen

STA,

menggunakan

model

springate dan

model

zmijewski.

Sampel

perusahaan

yang delisted

dan listed

2003-2007.

Hasil dari pengujian

ternyata ditemukan

model Altman adalah

model prediktor terbaik

dan model Zmijewski

menjadi prediktor

dengan tingkat akurasi

terendah di antara

ketiga model yang di

analisis.

Sumber: diolah dari berbagai referensi

Page 65: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

49

G. Keterkaitan Antar Variabel

1. Rasio Working Capital to Total Assets (WCTA) dan Financial Distress

Menurut Kasmir (2009), rasio ini di hitung dengan membagi modal

kerja bersih dengan total aktiva. Modal kerja bersih (Net working Capital)

di peroleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar.

Modal kerja bersih negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah

dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya

aktiva lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut.

Menurut Altman (1968), rasio working capital to total assets sering

ditemukan dalam penelitian mengenai masalah perusahaan, sebagai ukuran

dari net liquid assets yang relatif kuat untuk kapitalisasi perusahaan. Dari

tiga rasio likuiditas (working capital to total assets, current ratio, dan

quick ratio), rasio ini terbukti menjadi yang paling berpengaruh. Seperti

penelitian Merwin (1942), yang menyatakan working capital to total

assets sebagai indikator terbaik dari kebangkrutan.

Berdasarkan penelitian Altman (1968) dan Merwin (1942), rasio

working capital to total assets berpengaruh positif terhadap financial

distress, karena rasio ini menunjukan tingkat likuiditas perusahaan yang

berasal dari selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar, jika aktiva

lancar lebih besar dibandingkan kewajiban lancar maka menunjukan

perusahaan dengan mudah bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Semakin kecil rasio ini akan meningkatkan potensi financial distress.

Sesuai dengan penelitian Jia Chian Wong dan Tze San Ong (2014),

Page 66: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

50

Zeytinoglu (2013), Irfan dan Yuniati (2014), Wahyuni (2014), menyatakan

bahwa rasio WCTA secara parsial berpengaruh terhadap financial distress.

2. Rasio Retained Earnings to Total Assets (RETA) dan Financial Distress

Menurut Kasmir (2009), Rasio ini merupakan rasio yang mengukur

leverage perusahaan karena dari nilai rasio ini dapat pula diketahui

proporsi aset dari perusahaan yang dibiayai dengan menggunakan laba

yang dihasilkannya sendiri tanpa menggunakan hutang.

Menurut Bell (2013), retained earning to total asset menghitung

tingkat profitabilitas perusahaan. Retained earnings atau biasa disebut laba

ditahan adalah akun yang menginformasikan total pendapat atau kerugian

dari investasi yang dilakukan perusahaan. Akun ini juga mengindikasikan

saldo keuntungan yang didapatkan. Umur perusahaan berpengaruh

terhadap rasio ini karena semakin lama perusahaan beroperasi

memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba ditahan.

Menurut Altman (1968), rasio ini di hitung dari profitabilitas

kumulatif dari waktu ke waktu yang dikatakan sebagai salah satu rasio

baru. Usia perusahaan secara implisit akan dipertimbangkan dalam rasio

ini. Usia perusahaan yang relatif muda akan membuat rasio RETA yang

rendah karena belum mempunyai waktu untuk membangun keuntungan

kumulatifnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perusahaan baru

akan di diskriminasi dalam analisis ini, dan potensi perusahaan tersebut

diklasifikasikan bangkrut relatif lebih tinggi di banding perusahaan lain.

Page 67: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

51

Situasi tersebut banyak terjadi di dunia bisnis. Kejadian kegagalan jauh

lebih tinggi untuk perusahaan baru.

Berdasarkan penelitian Altman (1968), Bell (2013), dan Kasmir

(2009), kegagalan perusahaan banyak terjadi pada perusahaan yang baru,

karena cenderung memiliki rasio RETA yang rendah karena belum

mempunyai waktu untuk membangun keuntungan kumulatifnya

dibandingkan perusahaan lama. Artinya prediksi financial distress

perusahaan ditentukan dengan ukuran rasio RETA. Sesuai dengan

penelitian Hidayah (2014), rasio RETA secara parsial berpengaruh

terhadap prediksi financial distress. Namun, dalam penelitian Irfan dan

Yuniati (2014), rasio RETA secara parsial tidak berpengaruh terhadap

financial distress.

3. Rasio Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBITTA) dan

Financial Distress

Menurut Kasmir (2009), rasio ini menunjukan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan sebelum

pembayaran bunga dan pajak.

Menurut Altman (1968), pada dasarnya rasio ini adalah ukuran

sebenarnya dari produktivitas aset perusahaan dan pengaruh pajak. Karena

pengaruh utama suatu perusahaan didasarkan pada kekuatan pendapatan

dari aset, rasio ini tampaknya sangat tepat untuk penelitian yang

berhubungan dengan kegagalan perusahaan. Selanjutnya, insolvency dalam

arti kebangkrutan terjadi ketika jumlah kewajiban melebihi penilaian wajar

Page 68: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

52

dari aset perusahaan serta nilai yang telah ditentukan berdasarkan

pendapatan.

Berdasarkan penelitian Altman (1968) dan Kasmir (2009), rasio ini

menunjukan tingkat profitabilitas perusahaan dalam hal pengelolaan

investasi dari aset perusahaan. Kebangkrutan akan terjadi jika kewajiban

perusahahaan melebihi pendapatan dan aset perusahaan, artinya semakin

kecil rasio EBITTA akan meningkatkan potensi financial distress. Sesuai

dengan penelitian Irfan dan Yuniati (2014), rasio EBITTA secara parsial

berpengaruh terhadap prediksi financial distress. Namun, dalam penelitian

Hidayah (2014), rasio EBITTA secara parsial tidak berpengaruh terhadap

financial distress.

4. Rasio Market Value Equity to Total Liabilities (MVETL) dan Financial

Distress

Menurut Kasmir (2009), rasio ini digunakan untuk menilai

solvabilitas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka panjang atau mengukur kemampuan permodalan

perusahaan dalam menanggung seluruh kewajibannya.

Menurut Altman (1968), ekuitas adalah ukuran yang didasarkan

dari nilai saham gabungan dari semua saham, seperti: saham biasa dan

saham preferen. Dan hutang meliputi: hutang jangka pendek dan hutang

jangka panjang. Untuk mengukur seberapa banyak aset perusahaan yang

dapat menurun nilainya sebelum kewajiban melebihi aset dan perusahaan

menjadi bangkrut. Rasio ini menambahkan dimensi nilai pasar yang tidak

Page 69: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

53

dipertimbangkan pada penelitian kegagalan lain. Rasio ini tampaknya

menjadi prediktor kebangkrutan yang lebih efektif dari rasio sejenis

lainnya yang telah banyak digunakan yaitu, kekayaan bersih / total utang.

Berdasarkan penelitian Kasmir (2009) dan Altman (1968), rasio ini

menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dalam hal kewajiban yang

didasarkan pada nilai perusahaan. Semakin besar rasio ini akan

meningkatkan potensi financial distress. Sesuai dengan penelitian

Widhyarti (2011), rasio MVETL secara parsial berpengaruh terhadap

prediksi financial distress. Namun, dalam penelitian Hidayah (2014), rasio

MVETL secara parsial tidak berpengaruh terhadap financial distress.

H. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan keterkaitan variabel yang telah

dikemukakan maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H01 : Variabel rasio WCTA secara parsial tidak berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah.

Ha1 : Variabel rasio WCTA secara parsial berpengaruh terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

H02 : Variabel rasio RETA secara parsial tidak berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah.

Ha2 : Variabel rasio RETA secara parsial berpengaruh terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

H03 : Variabel rasio EBITTA secara parsial tidak berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah.

Page 70: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

54

Ha3 : Variabel rasio EBITTA secara parsial berpengaruh terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

H04 : Variabel rasio MVETL secara parsial tidak berpengaruh terhadap

financial distress pada bank umum syariah.

Ha4 : Variabel rasio MVETL secara parsial berpengaruh terhadap financial

distress pada bank umum syariah.

H05 : Variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara simultan

tidak berpengaruh terhadap financial distress pada bank umum

syariah.

Ha5 : Variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara simultan

berpengaruh terhadap financial distress pada bank umum syariah.

I. Kerangka Penelitian

Penelitian ini mengenai pengaruh rasio keuangan dengan metode

Altman Z-score (1995) modifikasi yang terdiri dari; Working Capital to Total

Assets (X1), Retained Earnings to Total Assets (X2), Earnings Before Interest

and Tax to Total Assets (X3), dan Market Value Equity to Total Liabilities (X4)

terhadap prediksi financial distress (Z).

Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan, dapat disederhanakan

dalam bentuk kerangka penulisan. Kerangka penelitian dalam penelitian ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 71: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

55

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Tahun 2010-2014

Laporan Keuangan Bank Syariah

Metode Altman Z-Score

Working Retained Earnings Market

Capital Eearnings Before Value

Total Total Assets Interest Equity

Assets (X2) and Taxes Total

(X1) Total Assets Liabilities

(X3) (X4)

Financial Distress

(Z)

Analisis Deskriptif

Regresi Logistik Binary

Interpretasi

Kesimpulan dan Saran

Page 72: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

56

Dari kerangka pemikiran tersebut, dapat diuraikan bahwa X1, X2, X3, dan

X4 akan mempengaruhi hasil perhitungan potensi financial distress pada bank

umum syariah. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa semakin

tinggi atau rendahnya X1, X2, X3, dan X4 maka akan berdampak pada potensi

financial distress. Jadi, tinggi atau rendahnya potensi financial distress akibat dari

tingkat X1, X2, X3, dan X4.

Page 73: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisa variabel rasio keuangan yang terdapat

dalam metode Altman Z-Score untuk memprediksi financial distress pada

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia periode tahun 2010-2014. Penelitian

ini menggunakan lima variabel yaitu, empat variabel independen terdiri dari:

Working Capital to Total Assets (WCTA), Retained Earnings to Total Assets

(RETA), Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets (EBITTA), dan

Market Value Equity to Total Liabilities (MVETL). Satu variabel dependen

yaitu, financial distress. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder berupa laporan keuangan tahunan (annual report). Sumber data yang

digunakan adalah data keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

periode tahun 2010-2014.

B. Populasi dan Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

pada periode tahun 2010-2014. Teknik pengambilan sampel dengan teknik

nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Karena sampel yang di

pilih telah terseleksi (memenuhi kriteria) sehingga relevan dengan data

penelitian. Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan

penelitian. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah yang masuk dalam

kriteria berikut:

Page 74: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

58

Tabel 3.1

Kriteria Sampel

No. Kriteria Jumlah

1. Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia dan tercatat di BI

dan OJK tahun 2014.

7 BUS

2. Memiliki laporan keuangan yang dibutuhkan dalam

penelitian sejak tahun 2010-2014 yang berakhir pada bulan

desember.

3. Termasuk dalam Bank Umum Syariah Nasional (BUSN)

non devisa dan campuran

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan kriteria di atas, dari 12 Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia hanya tujuh bank yang masuk dalam kriteria, enam bank

diantaranya yaitu Bank Umum Syariah (BUS) non devisa dan satu Bank

Umum Syariah (BUS) campuran. Sedangkan empat bank lainnya yaitu Bank

Umum Syariah Nasional (BUSN) devisa dan satu Bank Umum Syariah

Nasional (BUSN) non devisa yang hanya memiliki laporan keuangan tahun

2014 tidak masuk dalam kriteria sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder yang di peroleh dari berbagai macam sumber melalui studi

kepustakaan, yang merupakan teknik pengumpulan data dari teori-teori yang

bersumber dari berbagai referensi yang mendukung penelitian ini meliputi;

jurnal, skripsi, artikel, literatur, buku-buku, dan sebagainya, yang berkaitan

dengan penelitian ini. Serta laporan keuangan Bank Umum Syariah (BUS) di

Indonesia yang di akses melalui internet dengan memasuki website dari BI

(www.bi.go.id)

Page 75: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

59

D. Metode Analisis Data

1. Altman Z-Score

Metode prediksi kebangkrutan pada mulanya dipelopori Beaver

tahun 1966, kemudian Edward I. Altman tahun 1968 juga melakukan

penelitian tentang financial distress.

Seiring dengan berjalannnya waktu dan penyesuaian terhadap

berbagai jenis perusahaan, Altman kemudian merevisi modelnya supaya

dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non

manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang

(emerging market). Dalam Z-score modifikasi ini Altman mengeliminasi

variable X5 (sales to total asset) karena rasio ini sangat bervariatif pada

industri dengan ukuran aset yang berbeda-beda (Ramadhani dan

Lukviarman, 2009:33).

Berikut ini adalah model Altman Z-Score (1995) modifikasi yang

merupakan gabungan dari empat rasio keuangan:

Z = 6,56 X1 + 3,26 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4

Dimana:

Z = Financial distress

X1 = Working Capital to Total Assets (WCTA)

X2 = Retained Earnings to Total Assets (RETA)

X3 = Earnings Before Interest And Tax to Total Assets (EBITTA)

X4 = Market Value of Equity to Total Liabilities (MVETL)

Page 76: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

60

Klasifikasi hasil dari perhitungan nilai Z tersebut ke dalam cut off

point yang telah ditentukan, yaitu:

Jika nilai Z < 2,60 maka masuk kategori “safe zone”

Jika nilai 1,10 < Z < 2,60 maka masuk kategori “gray zone”

Jika nilai Z > 2,60 maka masuk kategori “distress zone”

2. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang di lihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2013:19).

Pada penelitian ini akan digambarkan atau di deskripsikan data dari

masing-masing variabel yang telah di olah sehingga dapat di lihat nilai

terendah (minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean), dan

deviasi standar (std. deviation) dari masing-masing variabel yang akan di

teliti.

3. Regresi Logistik Binary

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan adalah untuk menjawab

masalah dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

variabel rasio yang berpengaruh signifikan terhadap potensi financial

distress. Untuk menjawab masalah tersebut penelitian ini menggunakan

alat regresi logistik binary yang di olah dengan menggunakan SPSS 16.

Menurut Ghozali (2013:8), pada dasarnya regresi logistik sama

dengan analisis diskriminan, perbedaan ada pada ketentuan jumlah sampel

Page 77: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

61

dari masing-masing kategori. Jika pada analisis diskriminan jumlah

masing-masing sampel pada setiap kategori harus sama, sedangkan pada

regresi logistik tidak diharuskan jumlahnya sama. Selain itu, pada analisis

diskriminan variabel independen harus berupa metrik, sedangkan pada

regresi logistik variabel independen tidak hanya berupa metrik saja

melainkan bisa berupa kombinasi antara metrik dan nominal. Menurut

Santoso (2014:217), tujuan regresi logistik adalah pembuatan sebuah

model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa

variabel binary menggunakan data variabel independen yang sudah

diketahui besarnya.

Banyak dijumpai variabel response Y yang hanya mempunyai dua

kategori, seperti: sukses-gagal, ya-tidak, benar-salah, hidup-mati, hadir-

bolos, pria-perempuan. Variabel dengan dua kategori ini sering disebut

variabel dikotomi (dichotomous variable) atau variabel biner (binary

variable). Analisis regresi logistik binary digunakan untuk melihat

pengaruh sejumlah variabel independen X1, X2, …, Xk terhadap variabel

dependen Y yang berupa variabel response biner yang hanya mempunyai

dua nilai atau juga untuk memprediksi nilai suatu variabel dependen Y

(yang berupa variabel biner) berdasarkan nilai variabel-variabel

independen X1, X2, …, Xk. (Uyanto, 2006:226).

Maka, model regresi logistik yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah model regresi logistik binary. Di mana variabel dependen berupa

data kategori yaitu 0 untuk bank yang berada dalam “Gray Zone”, dan 1

Page 78: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

62

untuk bank yang berada dalam “Safe Zone”. Model regresi logistik yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Metode Altman

Ln

Keterangan:

= Probabilitas bank berada dalam “Safe Zone” atau “Gray

Zone”

b1 – b4 = Koefisien variabel bebas Prediksi kebangkrutan (1 jika dalam

“Safe Zone”, 0 jika dalam “Gray Zone”).

WCTA = Working Capital to Total Assets

RETA = Retained Earnings to Total Assets

EBITTA = Earnings Before Interest and Tax to Total Assets

MVETL = Market Value Equity to Total Liabilities

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam regresi logistik binary:

a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Penurunan pada nilai tabel antara -2LL awal (Initial -2LL

Function) dengan nilai -2LL menunjukan model regresi yang lebih

baik. Log likekihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian

“Sum of Square” pada model regresi (Singgih Santoso, 2014:220).

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2

Log Likehood (-2LL) pada awal (Step 0) dengan nilai -2 Log Likehood

(-2LL) pada akhir (Step 1). Adanya penurunan angka antara -2LL awal

dengan nilai -2LL akhir menunjukan bahwa model fit dengan data.

Page 79: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

63

b. Menilai kelayakan model regresi

Kelayakan model regresi di nilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Alat ini menguji bahwa data

empiris cocok atau sesuai dengan model.

Menurut Ghozali (2013:341), jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05

maka menujukan ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness of Fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit lebih besar dari 0,05, maka

menujukan model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat

dikatakan model dapat di terima karena cocok dengan data

observasinya.

c. Menguji tingkat akurasi

Tabel klasifikasi 2 X 2 menghitung nilai estimasi yang benar

(correct) dan salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai

prediksi dari variabel dependen dan hal ini sukses (1) dan tidak sukses

(0), sedangkan pada baris menunjukan nilai observasi sesungguhnya

dari variabel dependen sukses (1) dan tidak sukses (0). Pada model

yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan

tingkat ketepatan peramalan 100% (Ghozali, 2013:342).

Sehingga dalam tabel klasifikasi akan menunjukan hasil

persentase tingkat akurasi model Altman dalam memprediksi potensi

Page 80: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

64

financial distress pada bank umum syariah yang terlihat dari nilai

overall percentage.

d. Menguji signifikansi parsial

Untuk menguji koefisien regresi di lihat dari tabel variable in

the equation. Pada tabel variable in the equation tabel Sig.

menunjukan apakah variabel bebas memiliki pengaruh terhadap

variabel terikat (Pramesti, 2013:64).

Jika nilai Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Sedangkan, jika nilai Sig. > 0,05 maka H0 diterima, artinya variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

e. Menguji Signifikansi Simultan

Tabel Omnibus test of coefficients menunjukan hasil bahwa

secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen. Hal ini di lihat dari nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih

kecil dari α (0,05) (Nasir, 2014:14).

Jika nilai Sig. < 0,05 maka H0 ditolak, artinya variabel

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen. Sedangkan, jika nilai Sig. > 0,05 maka H0 diterima, artinya

variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Page 81: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

65

E. Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dalam penelitian, maka variabel yang

digunakan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua, yaitu variabel dependen

dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

variabel dummy atau variabel kategori. Di mana kategori 1 untuk bank “safe

zone”, dan kategori 0 untuk bank “gray zone”. Sedangkan untuk variabel

independen dalam bentuk matrik (rasio keuangan) yang dapat diuraikan

sebagai berikut:

Metode Altman

Z = 6,56 ( ) + 3,26 ( ) + 6,72 ( ) + 1,05 ( )

Dimana:

Z = Financial distress

= Working Capital to Total Assets (WCTA)

= Retained Earnings to Total Assets (RETA)

= Earning Before Interest And Tax to Total Assets (EBITTA)

= Market Value of Equity to Total Liabilities (MVETL)

Klasifikasi hasil dari perhitungan tersebut ke dalam cut off point

yang telah ditentukan, yaitu:

Jika nilai Z < 2,60 maka termasuk “safe zone”

Jika nilai 1,10 < Z < 2,60 maka termasuk “gray area”

Jika nilai Z > 2,60 maka termasuk “distress zone”

Page 82: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

66

1. Variabel Dependen

Financial Distress

Financial distress adalah suatu kondisi kesulitan keuangan suatu

perusahaan yang ditandai dengan tingkat kewajiban yang harus di bayar

lebih tinggi dibandingkan tingkat pendapatan yang diperoleh dari

operasional perusahaan, kondisi tersebut menjadi indikator suatu

perusahaan menuju kebangkrutan.

2. Variabel Independen

a. Working Capital to Total Assets (WCTA)

Rasio net working capital to total assets menyajikan informasi

tambahan mengenai likuiditas perusahaan, karena rasio ini

mengidikasikan persentase dari total aset perusahaan yang digunakan

sebagai modal bersih perusahaan. Nilai rasio yang tinggi

mengidikasikan likuiditas yang kuat (Baker dan Powell, 2005:50).

Jadi, semakin kecil nilai rasio WCTA akan meningkatkan

potensi financial distress dan sebaliknya, semakin besar nilai rasio

WCTA akan menurunkan potensi financial distress.

WCTA =

b. Retained Earnings to Total Assets (RETA)

Retained Earnings to Total Assets adalah akun yang

menginformasikan total pendapatan atau kerugian dari investasi yang

dilakukan perusahaan. Akun ini juga menindikasikan saldo

keuantungan yang didapatkan (Bell, 2013:433).

Page 83: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

67

Jadi, semakin kecil nilai rasio RETA akan meningkatkan

potensi financial distress dan sebaliknya, semakin besar nilai rasio

RETA akan menurunkan potensi financial distress.

RETA =

c. Earning Before Interest and Tax to Total Assets (EBITTA)

Earning Before Interest and Tax to Total Assets adalah rasio

yang mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga

dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien

pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk

mengasilkan laba sebelum bunga dan pajak (Sudana, 2011:23).

Jadi, semakin kecil nilai rasio EBITTA akan meningkatkan

potensi financial distress dan sebaliknya, semakin besar nilai rasio

EBITTA akan menurunkan potensi financial distress.

EBITTA =

d. Market Value of Equity to Total Liabilities

Market Value of Equity to Total Liabilities adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai

dari hutang. Artinya seberapa besar beban utang yang di tanggung

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan

bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun

Page 84: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

68

jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan atau dilikuidasi (Endri,

2009:42).

Jadi, semakin besar nilai rasio MVETL akan meningkatkan

potensi financial distress dan sebaliknya, semakin kecil nilai rasio

MVETL akan menurunkan potensi financial distress.

MVETL =

Berdasarkan pemaparan operasi variabel di atas, maka indikator-

indikator yang terkait dengan variabel independen dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

No Definisi Variabel Indikator

1. Working Capital to Total Assets

(WCTA)

1. Aset lancar

2. Hutang lancar

3. Total aset

2. Retained Earnings to Total Assets

(RETA)

1. Laba bersih

2. Deviden

3. Total aset

3.

Earnings Before Interest and Tax to Total

Assets

(EBITTA)

1. Pendapatan

2. Bunga

3. Pajak

4. Total aset

4. Market Value Equity to Total Liabilities

(MVETL)

1. Harga saham

2. Jumlah saham beredar

3. Total hutang

Sumber: Altman (1968)

Page 85: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

69

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Berkembangnya bank-bank syariah di negara-negara Islam

berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

syariah sebagai pilar ekonomi Islam mulai dilakukan. Para tokoh yang terlibat

dalam kajian tersebut adalah Karnaen A. Perwataatmadja, M. Dawam

Rahardjo, A. M. Saefuddin, M. Amien Aziz, dan lain-lain. Beberapa uji coba

pada skala yang relatif terbatas telah diwujudkan. Akan tetapi, prakarsa lebih

khusus untuk mendirikan bank Islam di Indonesia baru dilakukan pada tahun

1990. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990

menyelenggarakan Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan di Cisarua, Bogor,

Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam pada

Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya Jakarta,

22-25 Agustus 1990, berdasarkan amanat Munas IV MUI, dibentuk kelompok

kerja untuk mendirikan bank Islam di Indonesia. Kelompok kerja yang disebut

Tim Perbankan MUI, bertugas melakukan pendekatan dan konsultasi dengan

semua pihak terkait (Antonio,2001:25).

Atas dasar dorongan kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa

perbankan syariah, bank syariah pertama berdiri pada tahun 1992. Semenjak

itu, pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan dual banking system.

Page 86: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

70

Komitmen Pemerintah dalam usaha pengembangan perbankan syariah baru

mulai terasa sejak tahun 1998 yang memberikan kesempatan luas kepada bank

syariah untuk berkembang. Tahun berikutnya, kepada Bank Indonesia (bank

sentral) diberi amanah untuk mengembangkan perbankan syariah di

Indonesia. Selain menganut strategi market driven dan fair treatment,

pengembangan perbankan syariah di Indonesia dilakukan dengan strategi

pengembangan bertahap yang berkesinambungan (gradual and sustainable

approach) yang sesuai dengan prinsip syariah (comply to sharia principles).

Tahap pertama dimaksudkan untuk meletakan landasan yang kuat bagi

pertumbuhan industri (2002-2004). Tahap berikutnya memasuki fase untuk

memperkuat struktur industri perbankan syariah (2005-2009). Tahap ketiga

perbankan syariah diarahkan untuk dapat memenuhi standar keuangan dan

mutu pelayanan internasional (2010-2012). Sedangkan tahap keempat mulai

terbentuk integrasi lembaga keuangan syariah (2013-2015). Pada tahun 2015

diharapkan perbankan syariah Indonesia telah memiliki pangsa yang

signifikan yang ikut ambil bagian dalam mengembangkan ekonomi Indonesia

yang mensejahterakan masyarakat luas (Ascarya, 2007:203).

Pada 1 November 1991 telah dibentuk bank syariah pertama di

Indonesia, yang secara resmi beroperasi pada 1 Mei 1992. Bank tersebut

menggunakan prinsip syariah dalam opersionalnya, seperti: mengganti bunga

menjadi bagi hasil, hanya melakukan investasi pada perusahaan-perusahaan

yang menjual produk halal, memiliki dewan syariah untuk menjaga bank tidak

melanggar batasan dalam syariah, dll. Seiring perkembangan bank syariah

Page 87: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

71

terutama tahun 1998, dikeluarkan UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual

banking system) maka bank umum konvensional mulai membentuk Unit

Usaha Syariah (UUS) sebagai anak perusahaannya dan pada akhirnya

beberapa anak perusahaan tersebut melakukan spin off dan menjadi badan

usaha yang berdiri sendiri menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Terhitung

sampai dengan tahun 2015 terdapat 12 bank umum syariah di Indonesia.

Berikut ini adalah tujuh profil bank umum syariah yang menjadi

sampel dalam penelitian ini:

1. Bank BRI Syariah

PT Bank Rakyat Indonesia Syariah semakin kokoh setelah pada 19

desember 2008 ditandatangani akta pemisahan unit usaha syariah PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank

BRI Syariah (proses spin-off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 januari

2009.

2. Bank Syariah Bukopin

PT Bank Syariah Bukopintahun 2008 setelah memperolah izin

kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 oktober 2008 tentang Pemberian

Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank

Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi

PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi

Page 88: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

72

tanggal 9 desember 2008, kegiatan operasional perseroan secara resmi

dibuka oleh M. Jusuf Kalla, wakil presiden republik Indonesia periode

2004 -2009.

3. Bank Panin Syariah

PT Bank Panin Syariah mendapat izin usaha dari Bank Indonesia

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 oktober 2009 sebagai bank

umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai bank

umum syariah pada tanggal 2 desember 2009.

4. Bank BJB Syariah

Pada tanggal 15 januari 2010 didirikan bank BJB syariah

berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh notaris Fathiah

Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26

januari 2010.

5. Bank BCA Syariah

Perubahan kegiatan usaha Bank BCA Syariah dari bank

konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur

Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No.

12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 maret 2010. Dengan memperoleh

izin tersebut, pada tanggal 5 april 2010, BCA Syariah resmi beroperasi

sebagai bank umum syariah.

Page 89: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

73

6. Bank Victoria Syariah

PT Bank Victoria Syariah telah mendapatkan izin operasional

sebagai bank syariah bedasarkan SK Gubernur Bank Indonesia No.

12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 10 februari 2010. 1 april 2010

beroperasi secara penuh sebagai Bank Umum Syariah (BUS).

7. Bank Maybank Syariah

PT Bank Maybank Syariah memulai kegiatan usaha sebagai bank

syariah pada bulan oktober 2010, PT Bank Maybank Syariah Indonesia

(Maybank Syariah) telah mengembangkan berbagai layanan dan solusi

inovatif untuk memenuhi kebutuhan para nasabah sekaligus meraih

peluang di pasar keuangan regional yang terus berkembang.

Berikut ini daftar Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia yang

melakukan spin-off di tahun yang berbeda mulai tahun 1991-2014, yaitu:

Tabel 4.1

Daftar Bank Umum Syariah

No Bank Umum Syariah Kode Spin-off

Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) Devisa

1 Bank Muamalat Syariah BMS November 1991

2 Bank Syariah Mandiri BSM November 1999

3 Bank Negara Indonesia Syariah BNIS April 2000

4 Bank Mega Syariah BMS Juli 2004

Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) Non Devisa

5 Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS Desember 2008

6 Bank Syariah Bukopin BSB Oktober 2008

7 Bank Panin Syariah BPS Oktober 2009

8 Bank Jabar Banten Syariah BJBS Januari 2010

9 Bank Central Asia Syariah BCAS April 2010

10 Bank Victoria Syariah BVS April 2010

11 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah BTPNS Mei 2014

Bank Umum Syariah (BUS) Campuran

12 Maybank Syariah MBS Oktober 2010

Page 90: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

74

B. Altman Z-Score

Tahap pertama yang dilakukan adalah menghitung Z-score masing-

masing sampel berdasarkan metode Altman. Metode ini menggunakan empat

variabel rasio keuangan dan klasifikasi hasil dari perhitungan tersebut ke

dalam cut off yang telah ditentukan, yaitu:nilai Z < 2,60 maka termasuk “safe

zone”, nilai 1,10 < Z < 2,60 maka termasuk “gray zone” dan nilai Z > 2,60

maka termasuk “distress zone”, dengan rumus:

Z = 6,56 WCTA + 3,26 RETA + 6,72 EBITTA + 1,05 MVETL

Berikut ini hasil perhitungan kategori 0 (gray zone) dan kategori 1

(safe zone) prediksi kebangkrutan model Altman, yaitu:

Tabel. 4.2

Perhitungan Altman Z-Score

(Dalam satuan desimal)

Kode THN WCTA

(6,56)

RETA

(3,26)

EBITTA

(6,72)

MVETL

(1,05) Z-Score Ket.

BCAS

2010 1,3793 0,0137 0,0262 0,7169 2,1362 0

2011 2,3968 0,0181 0,0494 0,2140 2,6784 1

2012 2,2411 0,0170 0,0459 0,1826 2,4867 0

2013 2,6564 0,0202 0,0551 0,2177 2,9496 1

2014 3,1026 0,0140 0,0392 0,2726 3,4286 1

BRIS

2010 3,7409 0,0052 0,0176 0,2125 3,9763 1

2011 3,8998 0,0033 0,0100 0,0348 3,9480 1

2012 3,4941 0,0235 0,0658 0,0561 3,6396 1

2013 3,1455 0,0242 0,0710 0,0317 3,2726 1

2014 2,8216 0,0010 0,0050 0,0332 2,8609 1

BJBS

2010 3,2853 0,0091 0,0267 0,0847 3,4060 1

2011 4,4076 0,0210 0,0607 0,0171 4,5066 1

2012 3,7151 -0,0139 -0,0288 0,0146 3,6869 1

2013 3,5198 0,0196 0,0580 0,0097 3,6073 1

2014 4,3056 0,0121 0,0392 0,0077 4,3647 1

BPS

2010 2,4478 -0,0509 -0,1050 0,1372 2,4291 0

2011 2,9729 0,0295 0,0820 0,0233 3,1079 1

2012 1,9136 0,0565 0,1556 0,0255 2,1513 0

2013 2,4607 0,0171 0,0483 0,0012 2,5274 0

2014 1,0605 0,0372 0,1036 0,0035 1,2049 0

Page 91: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

75

Tabel 4.2

(Lanjutan)

Kode THN WCTA

(6,56)

RETA

(3,26)

EBITTA

(6,72)

MVETL

(1,05) Z-Score Ket.

BSB

2010 6,1983 0,0152 0,0456 0,0052 6,2644 1

2011 6,5155 0,0145 0,0369 0,0022 6,5693 1

2012 6,2821 0,0155 0,0452 0,0109 6,3539 1

2013 5,9488 0,0146 0,0421 0,0222 6,0279 1

2014 5,7215 0,0054 0,0166 0,0081 5,7517 1

BVS

2010 1.0923 0,0225 0,0601 0,0037 1.1639 0

2011 6,3539 0,1043 0,2810 0,0011 6,7405 1

2012 6,1189 0,0352 0,0742 0,0001 6,2285 1

2013 3,5726 0,0100 0,0250 0,0005 3,6083 1

2014 2,4262 -0,0438 -0,1167 0,0002 2,2658 0

MBS

2010 3,8987 0,1035 0,2879 0,0057 4,2959 1

2011 3,5956 0,0775 0,2157 0,0004 3,8893 1

2012 4,4257 0,0637 0,1830 0,00007 4,6726 1

2013 4,6971 0,0586 0,1729 0,0003 4,9290 1

2014 4,1358 0,0744 0,2102 0,0001 4,4206 1

Sumber: Data Diolah

Tabel diatas menunjukan dari 35 sampel bank dalam penelitian ini,

delapan bank berada di kategori 0 (gray zone) terdiri dari: BCA syariah tahun

2010 dan 2012, Bank Panin Syariah tahun 2010, 2012, 2013, dan 2014, dan

Bank Victoria Syariah tahun2010 dan 2014. Sedangkan 27 bank lainnya di

berada di kategori 1 (safe zone). Selain itu, dari delapan BUS yang dijadikan

sampel, terdapat empat BUS selama periode tahun 2010-2014 berturut-turut

berada di kategori 1 (safe zone) yaitu: BRI Syariah, BJB Syariah, bank

Bukopin Syariah, dan Maybank Syariah. Membuktikan bahwa keempat bank

tersebut memiliki kondisi keuangan yang sangat baik dan jauh dari financial

distress. Hasil Z-score tahun 2011 juga tidak ditemukan bank umum syariah

yang di prediksi dalam kategori distress zone ataupun gray zone, hasil tersebut

mendukung persentase pertumbuhan perbankan syariah tahun 2010-2014 yang

Page 92: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

76

menyatakan pertumbuhan tertingi dalam hal aset, DPK, dan pembiayaan

terjadi pada tahun 2011.

C. Analisis Deskriptif

Tahap berikutnya yang dilakukan adalah analisis deskriptif. Untuk

melakukan analisis deskriptif ini, sampel akan dibagi dua sesuai dengan

kategorinya, yaitu kategori 0 (gray zone) dan kategori 1 (safe zone). Sehingga

setelah dilakukan uji analisis deskriptif akan terlihat perbedaan nilai terendah

(minimum), nilai terbesar (maximum), rata-rata (mean), dan standar deviasi

dari masing-masing kategori. Sebelum dilakukan pengujian, berikut ini hasil

pembagian rasio kategori 0 (gray zone) yang diolah dengan menggunakan

microsoft excel:

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan Kategori 0 (Gray Zone)

(Dalam satuan desimal)

NO KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA MVETL

1. BCAS 2010 0,2074 0,0042 0,0039 0,6828

2. BPS 2010 0,3681 -0,0156 -0,0156 0,1307

3. BVS 2010 0.1642 0,0069 0,0089 0,0035

4. BCAS 2012 0,3370 0,0052 0,0068 0,1739

5. BPS 2012 0,2877 0,0173 0,0231 0,0243

6. BPS 2013 0,3700 0,0052 0,0071 0,0011

7. BPS 2014 0,1594 0,0114 0,0154 0,0033

8. BVS 2014 0,3648 -0,0134 -0,0173 0,0002

Rata-rata 0,2823 0,0026 0,0040 0,1274

Sumber: Data Diolah

Berikut ini hasil pembagian rasio kategori 1 (safe zone) yang diolah

dengan menggunakan microsoft excel:

Page 93: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

77

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Kategori 1 (Safe Zone)

(Dalam satuan desimal)

NO KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA MVETL

1. BRIS 2010 0,5625 0,0015 0,0026 0,2024

2. BJBS 2010 0,4940 0,0027 0,0039 0,0807

3. BSB 2010 0,9320 0,0046 0,0068 0,0050

4. MBS 2010 0,5862 0,0317 0,0428 0,0054

5. BCAS 2011 0,3604 0,0055 0,0073 0,2038

6. BRIS 2011 0,5864 0,0010 0,0014 0,0331

7. BJBS 2011 0,6628 0,0064 0,0090 0,0163

8. BPS 2011 0,4470 0,0090 0,0122 0,0222

9. BSB 2011 0,9797 0,0044 0,0055 0,0021

10. BVS 2011 0,9554 0,0320 0,0418 0,0011

11. MBS 2011 0,5406 0,0237 0,0321 0,0004

12. BRIS 2012 0,5254 0,0072 0,0097 0,0534

13. BJBS 2012 0,5586 -0,0042 -0,0042 0,0139

14. BSB 2012 0,9446 0,0047 0,0067 0,0104

15. BVS 2012 0,9201 0,0030 0,0110 0,0001

16. MBS 2012 0,6655 0,0195 0,0272 0,00007

17. BCAS 2013 0,3994 0,0062 0,0082 0,2074

18. BRIS 2013 0,4730 0,0074 0,0105 0,0302

19. BJBS 2013 0,5293 0,0060 0,0086 0,0092

20. BSB 2013 0,8945 0,0045 0,0062 0,0212

21. BVS 2013 0,5372 0,0030 0,0037 0,0005

22. MBS 2013 0,7063 0,0179 0,0257 0,0002

23. BCAS 2014 0,4665 0,0043 0,0058 0,2596

24. BRIS 2014 0,4243 0,0003 0,0007 0,0316

25. BJBS 2014 0,6474 0,0037 0,0058 0,0073

26. BSB 2014 0,8603 0,0016 0,0024 0,0077

27. MBS 2014 0,6219 0,0228 0,0312 0,0001

Rata-rata 0,6400 0,0085 0,0120 0,0453

Sumber: Data Diolah

Setelah sampel dibagi menjadi dua kategori, langkah selanjutnya yaitu

melakukan analisis deskriptifkategori 0 (gray zone) dan kategori 1 (safe zone)

untuk mengetahu nilai terendah (minimum), nilai terbesar (maximum), rata-

rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing kategori. Berikut ini

adalah tabel output dari hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan untuk

kategori 0 (gray zone) dengan menggunakan SPSS 16:

Page 94: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

78

Tabel 4.5

Analisis Deskriptif Kategori 0 (Gray Zone)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA_0 8 0,1594 0,3700 0,2823 0,0922

RETA_0 8 -0,0156 0,0173 0,0026 0,0114

EBITTA_0 8 -0,0173 0,0231 0,0040 0,0140

MVETL_0 8 0,0002 0,6828 0,1274 0,2342

Valid N (listwise) 8

Sumber: Data Diolah

Sedangkan untuk kategori 1 (safe zone), tabel output dari hasil analisis

statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16sebagai berikut:

Tabel 4.6

Analisis Deskriptif Kategori 1 (Safe Zone)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA_1 27 0,3604 0,9797 0,6400 0,1915

RETA_1 27 -0,0042 0,0320 0,0085 0,0094

EBITTA_1 27 -0,0042 0,0428 0,0120 0,0125

MVETL_1 27 0,0001 0,2596 0,0453 0,0763

Valid N (listwise) 27

Sumber: Data Diolah

Dari hasil analisis statistik dan output SPSS 16 yang dilakukan pada

kedua kategori sampel tersebut, dapat dilihatrasio WCTA pada kategori 0

(gray zone) nilai terkecil (minimum) adalah 0,1594, nilai terbesar (maximum)

adalah 0,3700, nilai rata-rata (mean) adalah 0,2823 dengan standar deviasi

0,0922. Sedangkan, rasio WCTA pada kategori 1 (safe zone) nilai terkecil

(minimum) adalah 0,3604, nilai terbesar (maximum) adalah 0,9797, nilai rata-

rata (mean) adalah 0,6400 dengan standar deviasi 0,1915.

Page 95: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

79

Rasio RETA pada kategori 0 (gray zone) nilai terkecil (minimum)

adalah -0,0156, nilai terbesar (maximum) adalah 0,0173, nilai rata-rata (mean)

adalah 0,0026 dengan standar deviasi 0,0114. Sedangkan, rasio RETA pada

kategori 1 (safe zone) nilai terkecil (minimum) adalah -0,0042, nilai terbesar

(maximum) adalah 0,0320, nilai rata-rata (mean) adalah 0,0085 dengan standar

deviasi 0,0094.

Rasio EBITTA pada kategori 0 (gray zone) nilai terkecil (minimum)

adalah -0,0173, nilai terbesar (maximum) adalah 0,0231, nilai rata-rata (mean)

adalah 0,0040 dengan standar deviasi 0,0140. Sedangkan, rasio EBITTA pada

kategori 1 (safe zone) nilai terkecil (minimum) adalah -0,0042, nilai terbesar

(maximum) adalah 0,0428, nilai rata-rata (mean) adalah 0,0120 dengan standar

deviasi 0,0125.

Rasio MVETL pada kategori 0 (gray zone) nilai terkecil (minimum)

adalah 0,0002, nilai terbesar (maximum) adalah 0,6828, nilai rata-rata (mean)

adalah 0,1274 dengan standar deviasi 0,2342. Sedangkan, rasio MVETL pada

kategori 1 (safe zone) nilai terkecil (minimum) adalah 0,0001, nilai terbesar

(maximum) adalah 0,2596, nilai rata-rata (mean) adalah 0,0453 dengan standar

deviasi 0,0763.

Berikut ini adalah grafik yang menunjukan pergerakan rata-rata rasio

pada BCA Syariah, Bank Panin Syariah, dan Bank Victoria Syariah dalam

kategori 0 (gray zone) dan kategori 1 (safe zone) yang masuk dalam sampel

penelitian selama periode tahun 2010-2014:

Page 96: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

80

Gambar 4.1

Pergerakan Rata-rata Rasio Pada BCA Syariah, Bank Panin Syariah dan

Bank Viktoria Syariah

Dari grafik tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata rasio perusahaan

karegori gray zone dan safe zone pada BCA Syariah, bank Panin syariah, dan

bank Victoria syariah dari tahun ke tahun cukup berbeda. Dalam hal likuiditas

(WCTA) bank dari kedua kategori tersebut memiliki kinerja yang sama-sama

baik karena memiliki rasio WCTA positif, namun jika diamati bank dalam

kategori safe zone memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank

kategori gray zone karena memiliki tingkat rata-rata rasio yang lebih tinggi

dan dari ketiga bank tersebut, Bank Victoria Syariah menjadi bank terbaik

dalam hal likuiditas.

Dalam hal profitabilitas (RETA dan EBITTA) bank dari kedua

kategori tersebut memiliki kinerja yang cukup baik kecuali Bank Victoria

Syariah kategori 0 (gray zone) yang memiliki rata-rata rasio RETA dan

EBITTA negatif. Namun jika diamati bank dalam kategori safe zone memiliki

-20 0 20 40 60 80 100

MVETL

EBITTA

RETA

WCTA

Grey Zone (BCAS)

Grey Zone (BPS)

Grey Zone (BVS)

Safe Zone (BCAS)

Safe Zone (BPS)

Safe Zone (BVS)

Page 97: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

81

kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank kategori gray zone karena

memiliki tingkat rata-rata rasio yang lebih tinggi dan dari ketiga bank tersebut,

Bank Victoria Syariah menjadi bank terbaik dalam hal profitabilitas.

Sedangkan dalam hal solvabilitas (MVETL) bank dari kedua kategori

tersebut memiliki kinerja yang cukup baik kecuali bank BCA syariah kategori

1 (safe zone) dan kategori 0 (gray zone) karena memiliki rata-rata rasio

MVELT cukup tinggi yang menandakan sebagian besar modal berasal dari

pinjaman. Namun jika diamati bank dalam kategori safe zone memiliki kinerja

yang lebih baik dibandingkan dengan bank kategori gray zone karena

memiliki tingkat rata-rata rasio yang lebih rendah dan dari ketiga bank

tersebut, Bank Victoria Syariah menjadi bank terbaik dalam hal solvabilitas.

Jadi, berdasarkan pergerakan rata-rata rasio memperlihatkan bahwa

Bank Victoria Syariah memiliki tingkat keuangan yang baik dalam hal

likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas dibandingkan dengan BCA Syariah

dan Bank Panin Syariah.

Selanjutnya, dalam penelitian ini terdapat empat BUS selama periode

2010-2014 tidak ada satupun yang masuk dalam kategori gray zone yaitu:

Bank BRI Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Syariah Bukopin, dan Bank

Maybank Syariah. Berikut ini adalah grafik yang menunjukan pergerakan rata-

rata rasio dari empat BUS tersebut selama periode tahun 2010-2014:

Page 98: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

82

Gambar 4.2

Pergerakan Rata-rata Rasio Pada BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Syariah

Bukopin, dan Maybank Syariah

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara rata-

rata rasio dari masing-masing bank, walaupun keempat bank tersebut selama

periode tahun 2010-2014 berada dalam kategori safe zone. Pada rata-rata rasio

WCTA keempat bank sama-sama memiliki nilai rata-rata rasio positif. Ini

berarti dalam hal likuiditas (WCTA) keempat bank tersebut memiliki kinerja

yang sama-sama baik. Namun jika diamati Bank Syariah Bukopin memiliki

kinerja yang paling baik dibandingkan dengan ketiga bank lainnya, karena

memiliki tingkat rata-rata rasio yang lebih tinggi sehingga kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangat baik.

Pada rata-rata rasio RETA dan EBITTA keempat bank sama-sama

memiliki nilai rata-rata rasio positif. Ini berarti dalam hal profitabilitas (RETA

dan EBITTA) keempat bank tersebut memiliki kinerja yang sama-sama baik.

0 2 4 6 8 10

MVETL

EBITTA

RETA

WCTA

BRIS

BJBS

BSB

MBS

Page 99: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

83

Namun jika diamati Bank Maybank Syariah memiliki kinerja yang lebih baik

dibandingkan dengan ketiga bank lainnya, karena memiliki tingkat rata-rata

rasio yang lebih tinggi, menunjukan kemampuan bank untuk menghasilkan

laba sangat baik.

Pada rata-rata rasio MVETL keempat bank sama-sama memiliki nilai

rata-rata rasio positif. Ini berarti dalam hal solvabilitas (MVETL) keempat

bank tersebut memiliki modal yang berasal dari pinjaman jangka pendek dan

jangka panjang dalam jumlah berbeda. Namun jika diamati Bank Maybank

Syariah memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan ketiga bank

lainnya, karena memiliki tingkat rata-rata rasio yang lebih rendah sehingga

menujukan sebagian besar modal berasal dari internal bank tersebut.

Jadi, berdasarkan pergerakan rata-rata rasio memperlihatkan bahwa

bank syariah bukopin memiliki tingkat keuangan yang baik dalam hal

likuiditas, sedangkan dalam hal profitabilitas dan solvabilitas Maybank

syariah menjadi yang terbaik dibandingkan dengan BRI Syariah dan BJB

Syariah.

D. Regresi LogistikBinary

Pengujian regresi logistik binarysalah satunya untuk menilai

keseluruhan model (overall model fit). Hasil tersebut berasaldari nilai -2 Log

likelihood sebagai berikut:

Page 100: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

84

Tabel 4.7

Block 0: Begining Block

Iteration History

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 35,230 1,200

2 35,029 1,377

3 35,028 1,386

4 35,028 1,386

Sumber: Data Diolah

Tabel 4.8

Block 1: Model Summary

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 14,423 0,445 0,704

Sumber: Data Diolah

Dari hasil output keseluruhan model regresi pada model Altman diatas

dengan menilai menggunakan -2Loglikehood, jika terjadi penurunan pada step

1 dari step 0 maka dapat diasumsikan bahwa model regresi kedua (step 1)

setelah dimasukan data model menjadi fit dengan data.

Pada step 0 nilai -2Loglikehood sebesar 35,028 dan pada step 1 nilai -

2Loglikehood sebesar 14,423. Dari hasil tersebut dinyatakan bahwa model

regresi menjadi lebih baik untuk memprediksi financial distress pada BUS di

Indonesia, karena antara nilai -2Loglikehood dari step 0 ke step 1 terjadi

penurunan yang mengartikan model fit dengan data.

Dari tabel tersebut juga dapat terlihat bahwa dalam kolom Nagelkerke

R Square. Hasil dari outputmenunjukan bahwa nilai pada model regresi

sebesar 0,704.Artinya 70,4% variabel dependen yaitu prediksi financial

Page 101: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

85

distress dipengaruhi oleh variabel-variabel independen, terdiri dari: rasio

WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL. Sedangkan sisanya sebesar 29,6%

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model Altman.

Setelah mengukur overall model fit selanjutnya menilai kelayakan

model dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit

Test.Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test<0,05 maka

model dinilai tidak layak. Sebaliknya, jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test> 0,05 maka model dinilai layak. Data yang

digunakan pada model Altman berasal dari tahun 2010-2014. Berikut ini

adalah tabel yang menunjukan hasil uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of

Fit Test pada model Altman:

Tabel 4.9

Uji Hosmer and Lemeshow

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3,283 7 0,858

Sumber: Data Diolah

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa model Altman memiliki nilai

Sig. lebih besar dari α (0,858 > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa model

Altman layak dan dapat diterima karena model ini dapat memprediksi nilai

observasinya.

Berikutnya adalah menguji tingkat akurasi dalam model Altman yang

dapat terlihat padaclassification table, berikut ini adalah output dari uji tingkat

akurasi model Altman:

Page 102: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

86

Tabel 4.10

Uji Tingkat Akurasi

Classification Table

Observed

Predicted

Z_SCORE Percentage

Correct Grey Zone Safe Zone

Step 1 Z_SCORE Grey Zone 4 3 57,1

Safe Zone 1 27 96,4

Overall Percentage 88,6

Sumber: Data Diolah

Dari hasil pengamatan tabel klasifikasi pada model Altman

menunjukan bahwa nilai overall percentage88,6 artinya tingkat akurasi model

Altman dalam memprediksifinancial distress BUS sebesar 88,6%.Hal ini

sesuai dengan nilai Negelkerke R Square yang menujukan variabel dependen

29,6% dipengaruhi oleh variabel independen lain di luar model Altman.

Tahap selanjutnya melakukan pengujian inti untuk menguji pengaruh

variabel independen secara parsialterhadap variabel dependen (financial

distress) yang dapat di lihat pada variables in the equationsebagai berikut:

Tabel 4.11

Uji Signifikansi Parsial

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1 WCTA 2,566 1128 5,172 1 0,023 13,012

RETA 82,253 334,648 0,060 1 0,806 5,272

EBITTA -16,134 128,440 0,016 1 0,900 0,000

MVETL -,690 5,081 0,018 1 0,892 0,501

Constant -6,073 3,269 3,450 1 0,063 0,002

Sumber: Data Diolah

Page 103: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

87

Dari hasil pengamatan tabel variables in the equationdiatas, maka

model persamaan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:

Z = -6,073 + 2,566WCTA + 82,253RETA – 16,143EBITTA – 0,690MVETL

Hasil pengujian terhadap pengaruh signifikansi parsial modelAltman

terlihat bahwa variabel rasio WCTA mempengaruhi potensifinancial distress

karena nilai Sig. lebih kecil dari α (0,023 < 0,05). Artinya variabel rasio

WCTA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada

bank umum syariah. Dari hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa

dalam model Altman hanya variabel WCTA menjadi variabel rasio yang

dominan diantara variabel rasio lainnya dalam mempengaruhi potensi

financial distress pada bank umum syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Jia Chian Wong dan Tze San Ong (2014), Wahyuni (2014),

Zeytinoglu (2013), Nugroho dan Mawardi (2012), Ardiyanto (2011),

Widhyarti (2011), Yuanita (2010), Pasaribu (2008), Zu’amah (2005),

Nugraheni (2005), dan Yuliana (2005), yang menyatakan bahwa rasio WCTA

berpengaruh signifikan terhadap financial distresssuatu perusahaan.

Sedangkan variabel rasio RETA secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kondisi financial distress, karena nilai Sig. lebih besar

dariα (0,806 > 0,05). Selanjutnya, variabel rasio EBITTA secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress, karena nilai Sig.

lebih besar dari α (0,900 > 0,05). Terakhir, variabel rasio MVETLsecara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kondisi financial distress,

karena nilai Sig. lebih besar dari α (0,892 > 0,05). Hasil tersebut mendukung

Page 104: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

88

penelitian Hidayah (2014), menyatakan rasio EBITTA dan MVETL tidak

berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Serta penelitian Wahyuni

(2014) dan Puryati (2012), variabel rasio RETA, EBITTA, dan MVETL tidak

berpengaruh signifikan terhadapfinancial distress. Lalu penelitian Irfan dan

Yuniati (2014), rasio RETA dan MVETL tidak berpengaruh signifikan

terhadap financial distress. Dan penelitian Ahmed dan Alam (2015), variabel

rasio MVETL tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

Tahap terakhir melakukan uji simultan untuk mengetahui apakah

variabel independen (WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL) yang masuk

dalam model Altman mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel

dependen (financial distress). Hasil pengujian keempat varibel rasio Altman

dapat terlihat pada omnibus tests of model coefficients sebagai berikut:

Tabel 4.12

Uji Signifikansi Simultan

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 20,605 4 0,000

Block 20,605 4 0,000

Model 20,605 4 0,000

Sumber: Data Diolah

Pada uji Omnibus test of Model Coefficients diperoleh nilai Chi-square

hitung 20,605 dan nilai Chi-square tabel 9,490, dimana nilai Chi-square

hitung lebih besar dari nilai Chi-square tabel (20,605 > 9,490) dan Sig. kurang

dari α (0,000 < 0,05), maka H0 ditolak artinya variabel rasio WCTA, RETA,

EBITTA, dan MVETL secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

prediksi financial distress. Hal tersebut mendukung penelitian Irfan (2014),

Page 105: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

89

ST. Ibrahim Mustafa Kamal (2010), Hadi (2008), dan Adnan (2001), yang

menyatakan variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara

simultan berpengaruh signifikan dalam menentukan hasil prediksi financial

distress.

Berikut ini hasil rangkuman dari pengujian regresi logistik binary

berdasarkan metode prediksi kebangkrutan Altman untuk menjawab hipotesis

penelitian tentang pengaruh variabel independen (WCTA, RETA, EBITTA,

dan MVETL) secara parsial dan simultan terhadap potensi financial distress

pada bank umum syariah:

Tabel 4.13

Rangkuman Regresi LogistikBinary

Hosmer and

Lemeshow Block 0 Block 1

Negelkerke R

Square

Tingkat

Akurasi

Omnibus Test

0,858 > 0,05 35,028 14,423 0,704 88,6% 20,605

Signifikansi Variabel Rasio

Variabel Rasio Altman Signifikansi Variabel

Working Capital to Total Assets (WCTA) Signifikan, karena 0,023 < α

Retained Earnings to Total Assets (RETA) Tidak Signifikan, karena 0,806 > α

Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (EBITTA) Tidak Signifikan, karena 0,900 > α

Market Value Equity to Total Liabilities (MVETL) Tidak Signifikan, karena 0,892 > α

Sumber: Data Diolah

E. Interpretasi

Hasil pengujian regresi logistik binary untuk mengukur pengaruh

variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara parsial dan

simultan terhadap potensi financial distresspada bank umum syariahsebagai

berikut:

1. Hasil dari uji signifikansi parsial WCTA dalam regresi logistik binary

menunjukan nilai Sig. kurang dari α (0,023 < 0,050), maka Ha diterima.

Page 106: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

90

Artinya variabel rasio WCTA secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

Jia Chian Wong (2014), Wahyuni (2014), Zeytinoglu (2013), Nugroho dan

Mawardi (2012). Hal tersebut menunjukan hanya ada satu variabel rasio

yang dinilai dapat mempengaruhi potensifinancial distress secara

signifikan, yaitu variabel WCTA (Working Capital to Total Assets).

Variabel rasio tersebut dinilai paling dominan dalam model Altman

berdasarkan uji regresi logistik binary, variabel WCTA dapat

mempengaruhi dan membedakan potensifinancial distress antara bank

kategori 1 (safe zone) dan kategori 0 (gray zone). Rasio WCTA

mengindikasikan likuiditas bank atau kemampuan bank untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dari hasil rata-rata pada analisis

deskriptif yang telah dilakukan, rasio WCTA pada bank kategori 1 (safe

zone) lebih besar dibandingkan kategori 0 (gray zone). Pada bank kategori

1 (safe zone) memiliki rata-rata rasio WCTA 2,2 kali lipat lebih besar

dibandingkan bank kategori 0 (gray zone) maka ini berarti bank kategori 1

(safe zone) memiliki aset lancar yang cukup untuk menutupi kewajiban

lancarnya dibandingkan bank kategori 0 (gray zone) yang memiliki rata-

rata lebih rendah. Modal kerja yang bernilai positif menandakan bank

dapat memenuhi kewajiban jangka pendek pendek yang jatuh tempo

sehingga menurunkan potensi financial distress dan sebaliknya bagi bank

syariah dengan modal kerja negatif.

Page 107: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

91

2. Hasil dari uji signifikansi parsial RETA dalam regresi logistik binary

menunjukan nilai Sig. lebih besar dari α (0,806 > 0,050), maka Ha ditolak.

Artinya variabel rasio RETA secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap financial distress. Hasil tersebut mendukung penelitian Wahyuni

(2014), Puryati (2012) dan Irfan (2014). Hal tersebut menunjukan variabel

rasio RETA (profitabilitas) menjadi faktor pendukung dalam hasil prediksi

financial distress. Dari hasil rata-rata pada analisis deskriptif yang telah

dilakukan, rasio RETA pada bank kategori 1 (safe zone) lebih besar

dibandingkan kategori 0 (gray zone). Pada bank kategori 1 (safe zone)

memiliki rata-rata rasio RETA 3,2 kali lipat lebih besar dibandingkan bank

kategori 0 (gray zone) maka ini berarti bank kategori 1 (safe zone)

memiliki laba ditahan yang lebih banyak dibandingkan bank kategori 0

(gray zone) yang memiliki rata-rata lebih rendah.Rasio ini menujukan

modal bank syariah yang berasal dari persentase keuntungan yang tidak

dibagikan dalam bentuk deviden kepada stockholders. Laba ditahan yang

bernilai positif menandakan bank mendapatkan keuntungan dari kegiatan

operasional sehingga menurunkan potensi financial distress dan

sebaliknya bagi bank syariah dengan laba ditahan negatif.

3. Hasil dari uji signifikansi parsial EBITTA dalam regresi logistik binary

menujukan nilai Sig. lebih besar dari α (0,900 > 0,050), maka Ha ditolak.

Artinya variabel rasio EBITTA secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap financial distress. Hasil tersebut mendukung penelitian Wahyuni

(2014) dan Puryati (2012). Hal tersebut menujukan variabel rasio EBITTA

Page 108: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

92

(profitabilitas) menjadi faktor pendukung dalam hasil prediksi financial

distress. Dari hasil rata-rata pada analisis deskriptif yang telah dilakukan,

rasio EBITTA pada bank kategori 1 (safe zone) lebih besar dibandingkan

kategori 0 (gray zone). Pada bank kategori 1 (safe zone) memiliki rata-rata

rasio EBITTA 3 kali lipat lebih besar dibandingkan bank kategori 0 (gray

zone) maka ini berarti bank kategori 1 (safe zone) memiliki pendapatan

sebelum pajak (tidak ada bunga) yang lebih banyak dibandingkan bank

kategori 0 (gray zone) yang memiliki rata-rata lebih rendah. Rasio ini

menujukan pendapatan operasional bank syariah yang belum dikurangi

pajak (tidak ada bunga). EBITTA yang bernilai positif menandakan bank

memperoleh pendapatan operasional yang tinggi sehingga menurunkan

potensi financial distress dan sebaliknya bagi bank syariah dengan

pendapatan sebelum pajak negatif.

4. Hasil dari uji signifikansi parsial MVETL dalam regresi logistik binary

menujukan nilai Sig. lebih besar dari α (0,892 > 0,050), maka Ha ditolak.

Artinya variabel rasio MVETL secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap financial distress. Hasil tersebut mendukung penelitian Ahmed

(2015), Wahyuni (2014), Puryati (2012) dan Irfan (2014). Hal tersebut

menujukan variabel rasio MVETL (solvabilitas) menjadi faktor

pendukung dalam hasil prediksi financial distress. Dari hasil rata-rata pada

analisis deskriptif yang telah dilakukan, rasio MVETL pada bank kategori

0 (gray zone) lebih besar dibandingkan kategori 1 (safe zone). Pada bank

kategori 0 (gray zone) memiliki rata-rata rasio MVETL 2,8 kali lipat lebih

Page 109: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

93

besar dibandingkan bank kategori 1 (safe zone) maka ini berarti bank

kategori 0 (gray zone) memiliki modal yang berasal dari pinjaman lebih

banyak dibandingkan bank kategori 1 (safe zone) yang memiliki rata-rata

lebih rendah. Rasio ini menujukan modal bank syariah yang berasal dari

pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. MVETL yang bernilai

rendah menandakan sebagian besar modal bank syariah berasal dari

internal bank bukan dari pinjaman pihak lain dan sebaliknya bagi bank

syariah dengan nilai pasar ekuitas positif.

5. Hasil dari uji signifikansi simultan menggunakanregresi logistik binary

diperoleh nilai Chi-square hitung 20,605 dan nilai Chi-square tabel 9,490,

dimana nilai Chi-square tabel lebih kecil dari nilai Chi-square hitung

(2,680 < 6,237) dan nilai Sig. kurang dari α (0,000 < 0,05) maka Ha

diterima artinya variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap financial distresspada

bank umum syariah. Hasil tersebut mendukung penelitian Irfan (2014),

ST. Ibrahim Mustafa Kamal (2010), Hadi (2008), dan Adnan (2001).

Hal tersebut menujukan kemampuan likuitas, profitabilitas, dan

solvabilitas yang berasal dari keempat rasio keuangan Altman yang diuji

secara multivariate akan membuat hasil prediksi financial distress yang

cukup akurat. Berdasarkan uji regresi logistik binary penelitian ini juga

dinilai fit dengan data (dari hasil penurunan -2LL), layak digunakan (dari

nilai Hosmer and Lemeshow), danmemiliki tingkat akurasi yang cukup

tinggi sebesar 88,6% yang mendukung hasil uji simultan.

Page 110: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

94

Namun, jika diuji secara univariate (parsial) maka akan minimbulkan

salah satu rasio menjadi dominan sedangkan rasio lainnya sebagai

pendukung sesuai analisa peneliti. Menurut Altman (1968),salah satu

kelemahan utama model univariate adalah tidak memungkinkannya rasio-

rasio keuangan yang digunakan untuk berinteraksi satu dengan lainnya

karena masing-masing rasio di uji secara terpisah atau diisolasikan dari

rasio lainnya. Model ini menghasilkan suatu penilaian terhadap prediksi

financial distress hanya dari satu sudut pandang.

Page 111: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial dan simultan sebagai

berikut:

1. Variabel rasio Working Capital To Total Asset (WCTA) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada bank umum

syariah. Artinya, kemampuan likuiditas menjadi faktor utama yang

menentukan potensi financial distress.

2. Variabel rasio Retained Earnings To Total Asset (RETA) secara parsial

tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada bank umum

syariah. Artinya, kemampuan profitabilitas (berdasarkan laba ditahan)

menjadi faktor pendukung dalam menentukan potensi financial distress.

3. Variabel rasio Earnings Before Interest and Tax to Total Asset (EBITTA),

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress

pada bank umum syariah. Artinya, kemampuan profitabilitas (berdasarkan

pendapatan sebelum pajak dan bagi hasil) menjadi faktor pendukung

dalam menentukan potensi financial distress.

4. Variabel rasio Market Value Equity to Total Liabilities (MVETL) secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada bank

Page 112: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

96

umum syariah. Artinya, kemampuan solvabilitas menjadi faktor

pendukung dalam menentukan potensi financial distress.

5. Variabel rasio WCTA, RETA, EBITTA, dan MVETL secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Artinya, kemampuan

likuitas, profitabilitas, dan solvabilitas yang tercermin dari keempat rasio

keuangan Altman jika di uji secara multivariate maka akan menimbulkan

hasil prediksi financial distress yang cukup akurat dari pengaruh keempat

variabel rasio tersebut. Namun, jika di uji secara univariate maka akan

akan minimbulkan salah satu rasio menjadi dominan sedangkan rasio

lainnya sebagai pendukung.

Hasil pengujian Z-score dari 35 sampel bank dalam penelitian ini

diprediksi delapan bank berada di kategori 0 (gray zone) terdiri dari: BCA

Syariah tahun 2010 dan 2012, Bank Panin Syariah tahun 2010, 2012, 2013,

dan 2014, dan Bank Viktoria Syariah tahun 2010 dan 2014. Sedangkan 27

bank lainnya di prediksi berada di kategori 1 (safe zone). Selain itu, dari

delapan BUS yang dijadikan sampel, terdapat empat BUS selama periode

tahun 2010-2014 berturut-turut diprediksi berada di kategori 1 (safe zone)

yaitu: BRI Syariah, BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan Maybank

Syariah.

B. Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:

Page 113: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

97

1. Penelitian selanjutnya, dapat menggunakan metode-metode prediksi

financial distress lain yang ada.

2. Penelitian selanjutnya, jumlah sampel dan periode penelitian sebaiknya di

tambah lagi.

3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan perbandingan dan

menganalisis variabel rasio antar metode prediksi financial distress yang

lainnya.

4. Penelitian selanjutnya, diarahkan untuk membuat metode prediksi

financial distress baru yang dapat diaplikasikan di Indonesia.

Page 114: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

98

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahnya. Al-Muyassar. Tafsir.

Adnan, Hafiz dan Dicky Arisudhana. “Analisis Kebangkrutan Model Altman Z-score dan

Springate pada Perusahaan Industri Property”. Jakarta: Jurnal Ekonomi Vol. 1

No. 1-6, 2012.

Adnan, M. A. dan Taufiq, M.I. “Analisis Ketepatan Prediksi Metode Altman terhadap

Terjadinya Likuidasi pada Lembaga Perbankan (Kasus Likuidasi Perbankan di

Indonesia)”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 5 No 2. 2001.

Ahmed, Tahmina dan Shah Alam. “Prediction of Finance Distress in Banking Companies

of Bangladesh and A Need For Regulation by FRC”. Bangladesh: The Cost and

Management, ISSN: 1817-5090 Vol. 43 No. 6. 2015.

Altman, Edward I. “Financial Ratios, Discriminant Analysis and The Prediction of

Corporate Bankruptcy”. The Journal of Finance Vol. 23 No. 4. 1968.

Altman, E., Hartzell, J. dan Peck, M.. “Emerging Markets Corporate Bonds: A Scoring

System”. New York: Wiley and Sons. 1995.

Ali, Zainuddin. “Hukum Perbankan Syariah”. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.

Ambarwati, Dewi Sri Ari. “Manajemen Keuangan Lanjut”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2010.

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah; Dari Teori Ke Praktik”. Jakarta: Gema

Insani. 2001.

Ascarya. “Akad dan Produk Bank Syariah”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007.

Ardiyanto, Feri Dwi. “Prediksi Rasio Keuangan terhadap Kondisi Financial Distress

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2005-2009”. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro. 2011.

Baker, H. Kent dan Gary E. Powell. “Understanding Financial Management; A Practical

Guide”. Garsington: Blackwell Publishing. 2005.

Beaver W. H. “Financial Ratios As Predictors Of Failure”. Journal of Accounting

research, 1966.

Bell. Adrian R., Chris Brooks, dan Marcel Prokopczuk. “Handbook of Research Methods

and Applications in Empirical Finance”. UK: Edward Elgar Publishing Inc.

2013.

Brahmana, Rayenda K. “Identifying Financial Distress Condition In Indonesia

Manufacture Industry”. London: Birmingham Business School. 2007.

Brealey, Richard A., dan Stewart C. Myers. “Principles of Corporate Finance”, New

York: McGrw-Hill Irwin. 2003.

Page 115: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

99

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Housten. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Jakarta:

Salemba Empat. 2006.

Brodjonegoro, Bambang. “Menkeu Ungkap Kelemahan Perbankan Syariah”. artikel

diakses tanggal 15 Oktober 2015, dari

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/613575-menkeu-ungkap-kelemahan-

perbankan-syariah

Damayanti, Maya. “Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Asuransi Syariah Berdasarkan

Metode Altman Z-Score”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta: 2014.

Endri. “Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan

Lingkungan Bisnis: Analisis Model Atman Z-Score”. Surabaya: ABFI Institute

Perbanas. 2009.

Fabozzi, Frank J. dan Pamela P. Peterson. “Financial Management and Analysis Second

Edition”. New Jersey: John Willey and Sons, Inc. 2003.

Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab”. Bandung:

Alfabeta. 2013

Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan

Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor

Akuntan Publik”. Solo: SNA VIII. 2005.

Fathuddin, Fahmy. “Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan Pertambangan Yang Go

Public Di Jakarta Islamic Index”. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta:

2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Update

PLS Regresi”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013.

Hadi, Syamsul dan Atika Anggraeni. “Pemilihan Prediktor Delisting Terbaik

(Perbandingan Antara The Zmijewski Model, The Altman Model dan The

Springate Model)”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 12 No. 2.

2008.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN. 2007.

Harahap, Sofyan Syafri. “Kerangka Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah”. Jakarta:

Pustaka Quantum. 2008.

Harahap, Sofyan Syafri. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Rajawali

Press. 2010.

Harjito, Agus dan Martono. “Manajemen Keuangan Edisi Kedua”. EKONISIA. 2013.

Harmono. “Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard Pendekatan Teori, Kasus

dan Riset Bisnis”. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Hayes, Suzanne K. Kay A. Hodge and Larry W. Hughes. “A Study of the Efficacy of

Altman’s Z To Predict Bankruptcy of Specialty Retail Firms Doing Business in

Page 116: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

100

Contemporary Times”. Economics & Business Journal: Inquiries & Perspectives

3(1). University of Nebraska at Kearney and Central Washington University.

2010.

Hidayah, Fitri., Priyo Sarjowo Yurianto, dan Bambang Hartadi. “Estimasi Risiko

Kebangkrutan Perusahaan Dengan Metode Neural Network”. Yogyakarta:

Indonesia Accounting Research Journal Vol. 2 No. 2. 2014.

Irfan, Mochamad dan Tri Yuniati. “Analisis Financial Distress Dengan Pendekatan

Altman Z”-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan

Telekomunikasi”. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, Vol. 3 No. 1. 2014.

Karim, Adiwarman A. “Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan”. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. 2004.

Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Pres. 2009.

Kusdiana, Yayu. “Analisis Model Camel dan Altman Z-Score Dalam Memprediksi

Kebangkrutan Bank Umum di Indonesia”. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol.

6 No. 1. 2014.

Lesmana, Rico dan Rudi Surjanto. “Financial Performance Analyzing”. Jakarta:

Gramedia. 2004.

Lestari, Dewi Puji. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebangkrutan Perusahaan

Manufaktur yang Go Public di BEJ”. Skripsi. Sarjana Ekonomi. Universitas

Negeri Semarang: 2008.

Megginson, William L., Scott B. Smart, dan Brian M. Lucey. “Introduction to Corporate

Finance, South-Western Cengage Learning EMEA”. London: The International

Journal of Accounting Vol. 45 No. 3. 2010

Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Vadela Irna Utara. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada

Perusahaan LQ45 yang Terdaftar”. Riau: Jurnal Ekonomi Vol. 22 No. 1. 2014.

Nugraheni, Aprilia. “Analisis Ketepatan Prediksi Potensi Kebangkrutan Melalui Altman

Z-Score dan Hubungannya dengan harga saham pada Perusahaan Perbankan

yang Listing di BEJ”. Skripsi. Sarjana Ekonomi. Universitas Negeri Semarang:

2005.

Nugroho, Mokhamad Iqbal Dwi dan Wisnu Mawardi. “Anlisis Prediksi Financial

Distress Dengan Menggunakan Model Altman Z-Score Modifikasi 1995”.

Journal of Management, Vol. 1 No. 1. 2012.

Nuurillah, Nisa dan Anindya Ardiansari. “Analisis kebangkrutan menggunakan rasio

Altman Z-Score”. Management Analysis Journal; Vol. 4 No. 2. ISSN 2252-6552.

2015.

Pasaribu, R. B. F. “Penggunaan Binary Logit Untuk Prediksii Financial Distress

Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus Emiten Industri

Perdagangan)”. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi Ventura, Vol. 11 No. 2.

2008.

Page 117: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

101

Platt, H., dan M. B. Platt. “Predicting Corporate Financial Distres”. Journal of Financial

Service Professionals, No. 56. 2002.

Pramesti, Getut. “Smart Olah Data Penelitian Dengan SPSS 21”. Jakarta: Elex Media

Komputindo. 2013.

Prastowo, Dwi. “Analisis Laporan Keuangan; Konsep dan Aplikasi”. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN. 2013.

Puryati, Dwi. dan Savitri. “Model Financial Distress VS Altman Z-Score: Analisa

Perbandingan Prediksi Kebangkrutan di Industri Perbankan yang Terdaftar di

BEI Periode 2004-2008”. Finance & Accounting Journal, Vol. 1 No. 2. 2012.

Ramadhani, Ayu Suci dan Niki Lukviarman. “Perbandingan Analisis Prediksi

Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman

Modifikasi Dengan Ukuran dan Umur Perusahaan sebagai Variabel Penjelas

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.

Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 13, No. 1. 2009.

Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Mitra Wacana Media.

2010.

Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, dan Bradford D. Jordan. “Fundamentals of

Corporate Finance”. New York: McGrw-Hill Irwin. 2006.

Sadi, Muhamad. “Perbankan Syariah; Pola Relasi Sebagai Institusi Intermediasi dan

Agen Investasi”. Malang: Setara Press. 2015.

Santoso, Siggih. “Statistik Multivariat Edisi Revisi”. Jakarta: Elex Media Komputindo.

2014.

Scott, Besley dan Eugene F. Brigham. “Essential of Managerial Finance”. New Jersey:

Pearson-Prentice Hall. 2008

Subramanyam, K. R. dan John J. Wild. “Financial Statement Analysis”. New York:

McGrw Hill-Irwin. 2009.

Sudana, I. Made. “Manajemen Keuangan Perusahaan; Teori dan Praktik”. Jakarta:

Erlangga. 2011.

Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Diskripsi dan Ilustrasi”.

Yogyakarta: Ekonisia. 2003.

Siregar, Mulya E., “Pertumbuhan Bank Syariah Melambat Drastis, Ini Penyebabnya”,

artikel diakses tanggal 15 November 2015, dari

http://www.beritasatu.com/ekonomi/314843-pertumbuhan-bank-syariah-

melambat-drastis-ini-penyebabnya.html

Standar Akuntansi Keuangan Syariah 2014.

ST. Ibrahim Mustafa Kamal. “Analisis Prediksi Kebangkrutan Pada Perusahaan

Perbankan Go Public di bursa efek Indonesia (dengan menggunakan model

Altman Z-Score)”. Makassar: 2010.

Page 118: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

102

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Uyanto, Stanislaus S. “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Yogyakarta: Graha Ilmu.

2006.

Vickers, Frank. “The Dynamic Small Bussines Manager Second Edition”. United States:

ISBN 978-1-4116-5284-2. 2006.

Wahyuni, Mutiara. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap Metode Altman Z-Score,

Zmijewski dan Springate Dalam Memprediksi Kebangkrutan Pada Sektor-Sektor

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2012”. Skripsi.

UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2014.

Widhyarti, Anna Wahyu. “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Model Altman Z-

Score Terhadap Tingkat Kesehatan Bank Yang Diukur Dengan Metode CAMEL

Pada Bank Umum Swasta Nasional Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2008-2010”

Univeritas Diponegoro. Semarang: 2011.

Wong, Jia Chian dan Tze San Ong. “A Revisited of Altman Z-Score Model For

Companies Listed In Bursa Malaysia”, Malaysia: International Journal of

Business and Social Science, Vol. 5 No. 12. 2014.

Yahya, Rizal. Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim. “Akuntansi Perbankan

Syariah; Teori dan Praktik Kontemporer”. Jakarta: Salemba Empat. 2014.

Yuanita, Ika. “Prediksi Financial Distress dalam Industri Textile dan Garment (Bukti

Empiris di Bursa Efek Indonesia)”. Dalam Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol. 5

No. 1. 2010

Yuliana, Rita. “Analisis pengaruh rasio keuangan dalam Model Altman z-score terhadap

tingkat kesehatan bank yang diukur dengan Metode CAMEL”. Infestasi, vol.1,

no.1. 2005

Zeytinoglu, Emin dan Yasemin Deniz Akarim. “Financial Failur Prediction Using

Financial Ratios: An Empirical Application On Istanbul Stock Exchange”, Turki:

Journal of Applied Financing & Banking, Vol. 3 No. 3, ISSN: 1792-6580. 2013.

Zu’amah, S. “Perbandingan Ketepatan Klasifikasi Model Prediksi Kepailitan Berbasis

Akrual dan Berbasis Aliran Kas”. SNA VIII. 2005

Page 119: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

LAMPIRAN

Page 120: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

103

Lampiran 1: Daftar Sampel Penelitian

No Safe Zone

No Safe Zone

Kode Nama Bank Kode Nama Bank

2010 2010

1 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah 1 BCAS Bank Central Asia Syariah

2 BJBS Bank Jawa Barat Syariah 2 BPS Bank Panin Syariah

3 BSB Bank Syariah Bukopin 3 BVS Bank Viktoria Syariah

4 MBS Maybank Syariah 2012

2011 4 BCAS Bank Central Asia Syariah

5 BCAS Bank Central Asia Syariah 5 BPS Bank Panin Syariah

6 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah 2013

7 BJBS Bank Jawa Barat Syariah 6 BPS Bank Panin Syariah

8 BPS Bank Panin Syariah 2014

9 BSB Bank Syariah Bukopin 7 BPS Bank Panin Syariah

10 BVS Bank Viktoria Syariah 8 BVS Bank Viktoria Syariah

11 MBS Maybank Syariah

2012

12 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah

13 BJBS Bank Jawa Barat Syariah

14 BSB Bank Syariah Bukopin

15 BVS Bank Viktoria Syariah

16 MBS Maybank Syariah

2013

17 BCAS Bank Central Asia Syariah

18 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah

19 BJBS Bank Jawa Barat Syariah

20 BSB Bank Syariah Bukopin

21 BVS Bank Viktoria Syariah

22 MBS Maybank Syariah

2014

23 BCAS Bank Central Asia Syariah

24 BRIS Bank Rakyat Indonesia Syariah

25 BJBS Bank Jawa Barat Syariah

26 BSB Bank Syariah Bukopin

27 MBS Maybank Syariah

Page 121: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

104

Lampiran 2: Perhitungan Altman Z-Score

(Dalam satuaan desimal)

Kode THN WCTA

(6,65)

RETA

(3,26)

EBITTA

(6,72)

MVETL

(1,05) Z-Score Ket.

BCAS

2010 1.3793 0.0137 0.0262 0.7169 2.1362 0 2011 2.3968 0.0181 0.0494 0.2140 2.6784 1 2012 2.2411 0.0170 0.0459 0.1826 2.4867 0 2013 2.6564 0.0202 0.0551 0.2177 2.9496 1 2014 3.1026 0.0140 0.0392 0.2726 3.4286 1

BRIS

2010 3.7409 0.0052 0.0176 0.2125 3.9763 1 2011 3.8998 0.0033 0.0100 0.0348 3.9480 1 2012 3.4941 0.0235 0.0658 0.0561 3.6396 1 2013 3.1455 0.0242 0.0710 0.0317 3.2726 1 2014 2.8216 0.0010 0.0050 0.0332 2.8609 1

BJBS

2010 3.2853 0.0091 0.0267 0.0847 3.4060 1 2011 4.4076 0.0210 0.0607 0.0171 4.5066 1 2012 3.7151 -0.0139 -0.0288 0.0146 3.6869 1 2013 3.5198 0.0196 0.0580 0.0097 3.6073 1 2014 4.3056 0.0121 0.0392 0.0077 4.3647 1

BPS

2010 2.4478 -0.0509 -0.1050 0.1372 2.4291 0 2011 2.9729 0.0295 0.0820 0.0233 3.1079 1 2012 1.9136 0.0565 0.1556 0.0255 2.1513 0 2013 2.4607 0.0171 0.0483 0.0012 2.5274 0 2014 1.0605 0.0372 0.1036 0.0035 1.2049 0

BSB

2010 6.1983 0.0152 0.0456 0.0052 6.2644 1 2011 6.5155 0.0145 0.0369 0.0022 6.5693 1 2012 6.2821 0.0155 0.0452 0.0109 6.3539 1 2013 5.9488 0.0146 0.0421 0.0222 6.0279 1 2014 5.7215 0.0054 0.0166 0.0081 5.7517 1

BVS

2010 1.0923 0.0225 0.0601 0.0037 1.1639 0 2011 6.3539 0.1043 0.2810 0.0011 6.7405 1 2012 6.1189 0.0352 0.0742 0.0001 6.2285 1 2013 3.5726 0.0100 0.0250 0.0005 3.6083 1 2014 2.4262 -0.0438 -0.1167 0.0002 2.2658 0

MBS

2010 3.8987 0.1035 0.2879 0.0057 4.2959 1 2011 3.5956 0.0775 0.2157 0.0004 3.8893 1 2012 4.4257 0.0637 0.1830 0,00007 4.6726 1 2013 4.6971 0.0586 0.1729 0.0003 4.9290 1 2014 4.1358 0.0744 0.2102 0.0001 4.4206 1

Page 122: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

105

Lampiran 3: Hasil Perhitungan Kategori 0 (Gray Zone) (Dalam satuaan desimal)

NO KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA MVETL

1. BCAS 2010 0,2074 0,0042 0,0039 0,6828

2. BPS 2010 0,3681 -0,0156 -0,0156 0,1307

3. BVS 2010 0.1642 0,0069 0,0089 0,0035

4. BCAS 2012 0,3370 0,0052 0,0068 0,1739

5. BPS 2012 0,2877 0,0173 0,0231 0,0243

6. BPS 2013 0,3700 0,0052 0,0071 0,0011

7. BPS 2014 0,1594 0,0114 0,0154 0,0033

8. BVS 2014 0,3648 -0,0134 -0,0173 0,0002

Rata-rata 0,2697 0,0026 0,0040 0,1274

Lampiran 4: Hasil Perhitungan Kategori 1 (Safe Zone)

(Dalam satuan desimal)

NO KODE TAHUN WCTA RETA EBITTA MVETL

1. BRIS 2010 0,5625 0,0015 0,0026 0,2024

2. BJBS 2010 0,4940 0,0027 0,0039 0,0807

3. BSB 2010 0,9320 0,0046 0,0068 0,0050

4. MBS 2010 0,5862 0,0317 0,0428 0,0054

5. BCAS 2011 0,3604 0,0055 0,0073 0,2038

6. BRIS 2011 0,5864 0,0010 0,0014 0,0331

7. BJBS 2011 0,6628 0,0064 0,0090 0,0163

8. BPS 2011 0,4470 0,0090 0,0122 0,0222

9. BSB 2011 0,9797 0,0044 0,0055 0,0021

10. BVS 2011 0,9554 0,0320 0,0418 0,0011

11. MBS 2011 0,5406 0,0237 0,0321 0,0004

12. BRIS 2012 0,5254 0,0072 0,0097 0,0534

13. BJBS 2012 0,5586 -0,0042 -0,0042 0,0139

14. BSB 2012 0,9446 0,0047 0,0067 0,0104

15. BVS 2012 0,9201 0,0030 0,0110 0,0001

16. MBS 2012 0,6655 0,0195 0,0272 0,00007

17. BCAS 2013 0,3994 0,0062 0,0082 0,2074

18. BRIS 2013 0,4730 0,0074 0,0105 0,0302

19. BJBS 2013 0,5293 0,0060 0,0086 0,0092

20. BSB 2013 0,8945 0,0045 0,0062 0,0212

21. BVS 2013 0,5372 0,0030 0,0037 0,0005

22. MBS 2013 0,7063 0,0179 0,0257 0,0002

23. BCAS 2014 0,4665 0,0043 0,0058 0,2596

24. BRIS 2014 0,4243 0,0003 0,0007 0,0316

25. BJBS 2014 0,6474 0,0037 0,0058 0,0073

26. BSB 2014 0,8603 0,0016 0,0024 0,0077

27. MBS 2014 0,6219 0,0228 0,0312 0,0001

Rata-rata 0,6400 0,0085 0,0120 0,0453

Page 123: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

106

Lampiran 5: Analisis Deskriptif Kategori 0 (Gray Zone) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA_0 8 .1594 .3700 .282325 .0922283

RETA_0 8 -.0156 .0173 .002650 .0114350

EBITTA_0 8 -.0173 .0231 .004038 .0140106

MVETL_0 8 .0002 .6828 .127475 .2342634

Valid N (listwise) 8

Lampiran 6: Analisis Deskriptif Kategori 1 (Safe Zone) Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

WCTA_1 27 .3604 .9797 .640048 .1915531

RETA_1 27 -.0042 .0320 .008533 .0094911

EBITTA_1 27 -.0042 .0428 .012022 .0125868

MVETL_1 27 .0001 .2596 .045384 .0763171

Valid N (listwise) 27

Lampiran 7: Block 0: Begining Block Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 35.230 1.200

2 35.029 1.377

3 35.028 1.386

4 35.028 1.386

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 35.028

c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.

Lampiran 8: Block 1: Model Summary Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 14.423a .445 .704

a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.

Lampiran 9: Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 3.283 7 .858

Page 124: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

107

Lampiran 10: Uji Tingkat Akurasi Classification Table

a

Observed

Predicted

Z_SCORE Percentage

Correct Grey Zone Safe Zone

Step 1 Z_SCORE Grey Zone 4 3 57.1

Safe Zone 1 27 96.4

Overall Percentage 88.6

a. The cut value is .500

Lampiran 11: Uji Signifikansi Parsial Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 2.566 1.128 5.172 1 .023 13.012

X2 82.253 334.648 .060 1 .806 5.272E35

X3 -16.134 128.440 .016 1 .900 .000

X4 -.690 5.081 .018 1 .892 .501

Constant -6.073 3.269 3.450 1 .063 .002

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4.

Lampiran 12: Uji Signifikansi Simultan Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 20.605 4 .000

Block 20.605 4 .000

Model 20.605 4 .000

Lampiran 13: Akun Pengelolaan Rasio Kategori 0 (Gray Zone)

(Dalam jutaan rupiah)

No Kode THN WC TA RE EBIT MVE TL

1. BCAS 2010 181420 874631 3688 3412 76160 111540 2. BPS 2010 168854 458713 -7173 -7173 2720 20802 3. BVS 2010 55302 336676 2327 3013 123 34852 4. BCAS 2012 539949 1602181 8360 10961 46763 268793 5. BPS 2012 615967 2140482 37099 49572 14904 612730 6. BPS 2013 1499661 4052701 21332 29162 1188 1026305 7. BPS 2014 989978 6207679 70939 95732 3007 892549 8. BVS 2014 21302 336676 2327 3013 123 34852

Page 125: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

108

Lampiran 14: Akun Pengelolaan Rasio Kategori 1 (Safe Zone)

(Dalam jutaan rupiah)

No Kode THN WC TA RE EBIT MVE TL 1. BRIS 2010 3857005 6856386 10954 18053 241353 1192418 2. BJBS 2010 953733 1930469 5393 7696 22161 274568 3. BSB 2010 2044931 2193952 10234 14919 3320 663559 4. MBS 2010 826925 1410475 44815 60434 1478 271287 5. BCAS 2011 438673 1217097 6773 8950 38780 190216 6. BRIS 2011 6568617 11200823 11654 16701 73996 2230290 7. BJBS 2011 1888640 2849451 18395 25769 5727 350268 8. BPS 2011 454609 1016878 9233 12410 3636 163564 9. BSB 2011 2674831 2730027 12209 15023 975 455614 10. BVS 2011 613439 642026 20559 26852 73 64479 11. MBS 2011 915370 1692959 40269 54350 241 598773 12. BRIS 2012 7402845 14088914 101888 138052 183375 3431739 13. BJBS 2012 2368419 4239449 -18180 -18180 8008 572584 14. BSB 2012 3416095 3616108 17298 24354 9450 905598 15. BVS 2012 864445 939472 10164 10374 28 161411 16. MBS 2012 1372674 2062552 40353 56187 37 522991 17. BCAS 2013 815477 2041419 12701 16761 57038 275000 18. BRIS 2013 8230779 17400914 129568 183942 136397 4504515 19. BJBS 2013 2485128 4695088 28316 40571 6582 711187 20. BSB 2013 3885142 4343069 19548 27245 25564 1204054 21. BVS 2013 710993 1323398 4075 4928 62 114822 22. MBS 2013 1624567 2299971 41367 59188 149 505245 23. BCAS 2014 1397114 2994449 12950 17498 84888 326917 24. BRIS 2014 8631695 20343249 6577 15385 177452 5610590 25. BJBS 2014 3943705 6090945 22744 35531 4307 583989 26. BSB 2014 4440693 5161300 8662 12770 8805 1136981 27. MBS 2014 1523545 2449723 55953 76637 52 497768

Lampiran 15: Hasil Perhitungan Rasio Kategori 0 (Gray Zone)

(Dalam satuan desimal)

No Kode THN WCTA RETA EBITTA MVETL

1. BCAS 2010 0.207424617 0.004216635 0.003901074 0.682804375 2. BPS 2010 0.368103803 -0.015637229 -0.015637229 0.130756658 3. BVS 2010 0.164258813 0.00691169 0.008949257 0.003529209 4. BCAS 2012 0.33700874 0.005217887 0.006841299 0.173974025 5. BPS 2012 0.287770231 0.017332078 0.02315927 0.024323927 6. BPS 2013 0.370039882 0.00526365 0.007195695 0.001157551 7. BPS 2014 0.159476352 0.011427621 0.015421545 0.003369003 8. BVS 2014 0.364850141 -0.013448075 -0.0173759 0.00020851

Rata-rata 0.26974316 0.002660532 0.004056876 0.127515407

Page 126: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

109

Lampiran 16: Hasil Perhitungan Rasio Kategori 1 (Safe Zone)

(Dalam satuan desimal)

No Kode THN WCTA RETA EBITTA MVETL 1. BRIS 2010 0.562541986 0.001597635 0.00263302 0.202406371 2. BJBS 2010 0.494042121 0.002793622 0.003986596 0.080712246 3. BSB 2010 0.932076454 0.004664642 0.006800058 0.005003323 4. MBS 2010 0.586274128 0.031772984 0.042846559 0.005448105 5. BCAS 2011 0.360425669 0.005564881 0.007353563 0.203873491 6. BRIS 2011 0.586440568 0.001040459 0.001491051 0.033177748 7. BJBS 2011 0.66280838 0.00645563 0.009043496 0.016350337 8. BPS 2011 0.447063463 0.009079752 0.012204021 0.022229831 9. BSB 2011 0.979781885 0.004472117 0.005502876 0.002139969

10. BVS 2011 0.955473766 0.032022068 0.041823851 0.001132152 11. MBS 2011 0.540692362 0.023786164 0.032103554 0.00040249 12. BRIS 2012 0.525437589 0.007231785 0.009798626 0.053435008 13. BJBS 2012 0.558661986 -0.004288293 -0.004288293 0.013985721 14. BSB 2012 0.944688322 0.004783596 0.006734865 0.010435094 15. BVS 2012 0.920139185 0.010818843 0.011042373 0.00017347 16. MBS 2012 0.66552213 0.019564598 0.027241495 0.000070746 17. BCAS 2013 0.399465764 0.006221653 0.008210465 0.207410909 18. BRIS 2013 0.473008429 0.007446046 0.010570824 0.030280063 19. BJBS 2013 0.529303817 0.006030984 0.008641159 0.00925495 20. BSB 2013 0.894561426 0.004500965 0.006273214 0.021231606 21. BVS 2013 0.537248054 0.003079195 0.003723748 0.000539966 22. MBS 2013 0.706342384 0.017985879 0.025734238 0.000294906 23. BCAS 2014 0.466567973 0.004324669 0.005843479 0.259662238 24. BRIS 2014 0.424302677 0.000323301 0.000756271 0.031628046 25. BJBS 2014 0.647470138 0.003734068 0.005833413 0.007375139 26. BSB 2014 0.860382656 0.001678259 0.002474183 0.007744193 27. MBS 2014 0.621925418 0.022840542 0.031283945 0.000104466

Rata-rata 0.640098101 0.008871335 0.01206158 0.045426022

Lampiran 17: Hasil Perhitungan Z-Score Kategori 0 (Gray Zone)

(Dalam satuan desimal)

Kode THN WCTA

(6,56)

RETA

(3,26)

EBITTA

(6,72)

MVETL

(1,05) Z-Score Ket.

BCAS 2010 1.360705488 0.01374623 0.026215217 0.716944594 2.117611529 0

BPS 2010 2.414760948 -0.050977367 -0.105082179 0.137294491 2.395995893 0

BVS 2010 1.085755563 0.022532109 0.060139007 0.003705669 1.172132347 0 BCAS 2012 2.210777334 0.017010312 0.045973529 0.182672726 2.456433902 0

BPS 2012 1.887772715 0.056502574 0.155630294 0.025540123 2.125445707 0

BPS 2013 2.427461626 0.017159499 0.04835507 0.001215429 2.494191624 0

BPS 2014 1.046164869 0.037254044 0.103632782 0.003537453 1.190589149 0

BVS 2014 2.393416925 -0.043840725 -0.116766048 0.000218936 2.233029088 0

Page 127: Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35736/1/CINDY... · Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

110

Lampiran 18: Hasil Perhitungan Z-Score Kategori 1 (Safe Zone)

(Dalam satuan desimal)

Kode THN WCTA

(6,56)

RETA

(3,26)

EBITTA

(6,72)

MVETL

(1,05) Z-Score Ket.

BRIS 2010 3.690275428 0.00520829 0.017693894 0.21252669 3.925704302 1

BJBS 2010 3.240916314 0.009107208 0.026789925 0.084747858 3.361561305 1

BSB 2010 6.114421538 0.015206733 0.04569639 0.005253489 6.18057815 1

MBS 2010 3.84595828 0.103579928 0.287928876 0.00572051 4.243187594 1

BCAS 2011 2.364392389 0.018141512 0.049415943 0.214067166 2.64601701 1

BRIS 2011 3.847050126 0.003391896 0.010019863 0.034836635 3.895298521 1

BJBS 2011 4.348022973 0.021045354 0.060772293 0.017167854 4.447008474 1

BPS 2011 2.932736317 0.029599992 0.082011021 0.023341323 3.067688652 1

BSB 2011 6.427369166 0.014579101 0.036979327 0.002246967 6.481174561 1

BVS 2011 6.267907905 0.104391942 0.281056279 0.00118876 6.654544885 1

MBS 2011 3.546941895 0.077542895 0.215735883 0.000422615 3.840643287 1

BRIS 2012 3.446870584 0.023575619 0.065846767 0.056106758 3.592399728 1

BJBS 2012 3.664822628 -0.013979835 -0.028817329 0.014685007 3.636710471 1

BSB 2012 6.197155392 0.015594523 0.045258293 0.010956849 6.268965057 1

BVS 2012 6.036113054 0.035269428 0.074204747 0.000182144 6.145769372 1

MBS 2012 4.365825173 0.063780589 0.183062846 7.42833E-05 4.612742892 1

BCAS 2013 2.620495412 0.020282589 0.055174325 0.217781454 2.91373378 1

BRIS 2013 3.102935294 0.02427411 0.071035937 0.031794066 3.230039408 1

BJBS 2013 3.47223304 0.019661008 0.058068588 0.009717698 3.559680333 1

BSB 2013 5.868322955 0.014673146 0.042155998 0.022293186 5.947445285 1

BVS 2013 3.524347234 0.010038176 0.025023587 0.000566964 3.559975961 1

MBS 2013 4.633606039 0.058633966 0.172934079 0.000309651 4.865483735 1

BCAS 2014 3.060685903 0.014098421 0.039268179 0.27264535 3.386697853 1

BRIS 2014 2.783425561 0.001053961 0.005082141 0.033209448 2.822771112 1

BJBS 2014 4.247404105 0.012173062 0.039200535 0.007743896 4.306521598 1

BSB 2014 5.644110223 0.005471124 0.01662651 0.008131403 5.67433926 1

MBS 2014 4.079830742 0.074460167 0.21022811 0.000109689 4.364628709 1