skripsi diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan...

143
EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MTs NEGERI II PAMULANG TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: Nurhilda 1110018200002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: dinhnguyet

Post on 18-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS

SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

DI MTs NEGERI II PAMULANG TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

Nurhilda

1110018200002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Page 3: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Page 4: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Page 5: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Page 6: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

i

ABSTRAK

NURHILDA (NIM: 1110018200002). Efektivitas Penerapan Manajemen

Berbasis Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi di MTs

Negeri II Pamulang Tangerang Selatan). Skripsi Program Strata Satu (S1),

Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan

manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan MTs Negeri

II Pamulang Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data penelitian

dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN II Pamulang Tangerang Selatan

berjalan cukup efektif dengan pengertian lain manajemen berbasis sekolah telah

berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN II Pamulang Tangerang

Selatanyang dikembangkan kepala sekolah selama ini melalui perencanaan yang

baik, pelatihan-pelatihan, keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan

kerjasama dalam menjalankan program yang telah dibentuk, sudah baik namun

masih terdapat aspek yang belum dilakukan secara maksimal. Aspek tersebut

terkait dengan unsur masih kurangnya pengawasan kepala sekolah terhadap

penerapan manajemen berbasis sekolah, kurangnya komunikasi antara kepala

sekolah dengan guru ataupun staf sekolah, masih kurangnya supervisi ketika

proses pembelajaran sedang berlangsungyang dilakukan kepala sekolah.

Kekurangan-kekurangan yang ada diakibatkan karena kurangnya pengawasan

yang efektif oleh kepala sekolah MTsN II Pamulang Tangerang Selatan. Untuk itu

perlu disadari bahwa dalam mengembangkan penerapan manajemen berbasis

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas tentu tidak hanya

didasari dengan komponen yang ada disekolah, namun dibutuhkan juga kerjasama

yang baik serta kemauan untuk menciptakan mutu yang baik. Untuk mencapai

suatu efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah tersebut.

Kata kunci: Efektivitas, Manajemen Berbasis Sekolah ,Mutu Pendidikan

Page 7: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

i

ABSTRACT

NURHILDA (NIM: 1110018200002). Effectiveness of School-Based

Management Application in Improving the Quality of Education (Studies in

MTs II Pamulang South Tangerang). Thesis Program Tier One (S1),

Education Management Studies Program, Faculty of Science and Teaching

MT Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta in 2015.

The purpose of this study to determine and describe the effectiveness of

school-based management in improving the quality of education MTs II Pamulang

South Tangerang. The method used in this research is descriptive qualitative

approach. Data collection was conducted research through interviews, observation

and documentation as complementary. The results showed that the

implementation of school-based management in improving the quality of

education in South Tangerang MTsN II Pamulang run quite effectively with the

other sense of school-based management has been successful in improving the

quality of education in MTsN II Pamulang Tangerang Selatanyang developed

principals for this through good planning, training -Training, openness, empathy,

support, positive attitude, and cooperation in carrying out programs that have been

established, it is good but there are aspects that have not been done optimally. The

aspects related to the elements of the principal's still a lack of supervision of the

implementation of school-based management, the lack of communication between

the school head teacher or school staff, the lack of supervision when the learning

process is being carried berlangsungyang principal. Existing deficiencies caused

by a lack of effective oversight by the principal MTsN II Pamulang South

Tangerang. For that we need to realize that in developing the implementation of

school-based management in improving the quality of education, quality of course

is not only based on the existing components in school, but it needed a good

cooperation and willingness to create a good quality. To achieve an effective

implementation of the school-based management.

Keywords: Effectiveness, School-Based Management, Quality Education

Page 8: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemelihara

seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis

mampu menyelesaikan skripsiini. Tugas akhir ini dikerjakan demi memenuhi

salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana S.Pd di Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar

adalah sesuatu yang tidak terbatas.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dorongan dan uluran

tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salah kiranya bila penulis

mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya. MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staff.

2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan,

dan selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar telah meluangkan waktu

untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

3. Dr. Fathi Ismail, M.M., Dosen Penasihat Akademik yang selalu mengayomi,

membimbing, dan memberikan motivasi kepada penulis selama masa studi.

4. Dr. Zahrudin, Lc., M. Pd., Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khusunya untuk dosen

dan staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang sudah mengajarkan

banyak hal, berbagi ilmu dan pengalaman hingga akhirnya skripsi ini selesai.

6. Drs. Suhardi, M. Ag. (Kepala Sekolah), Imam Sucipto, S. Kom. (Wakil

Kepala Sekolah Bidang Humas), para guru dan staff serta siswa-siswi di MTs

Negeri Tangerang II Pamulang yang telah mengizinkan dan bersedia

membantu penulis hingga skripsi ini terselesaikan. Semoga MTs Negeri 2

Pamulang Tangerang selalu menjadi MTs yang unggul dan berprestasi. Amiin

7. Kedua orang tuaku tercinta abah ( Abdul Rasyid) dan ibu (Sukaesih) yang

tiada henti selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada penulis

Page 9: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

iii

dengan tulus, mendidik dan membesarkan dengan penuh rasa sabar,

memberikan motivasi dan dorongan yang tiada tara, dan tak pernah putus

dalam mendoakan yang terbaik sepanjang masa untuk penulis, serta

memenuhi segala kebutuhan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

pendidikan dengan lancar.

8. Kakak – kakakku tersayang yang tidak pernah bosan untuk selalu

memberikan motivasi, membimbing dan menjagaku dengan penuh kasih

sayang.

9. Hairun Nizar yang selalu bersedia berbagi banyak hal dalam suka dan duka,

menjaga, membantu, memotivasi dan menghibur penulis ketika sedang

gundah You’re my best friend, best brother, best partner, I love you.

10. Sahabat-sahabat terbaikku Santi (Santi Setyaningrum), Ulil (Nurul Hidayati),

Ovi (Novitasari Akbariyah) dan Indriani (Indri), untuk 4 tahun yang teramat

berkesan dan atas do’a, bantuan serta motivasi yang diberikan kepada penulis.

Semoga kita selalu dekat, menjadi sahabat dimanapun kita berpijak.

11. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010, khususnya my beloved

MP A, atas dukungan serta hubungan persaudaraan ini.

12. Semua pihak yang ikut serta membantu dan mendo’akan penulis dalam

penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang

tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang

telah membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya. Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, untuk itu mohon dimaafkan atas segala kekurangan yang

ada, akhir kata penulis ucapkan Alhamdulillahirobbil’alamin atas karunia dan

ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan

pembaca pada umumnya.

Jakarta, 27 Maret 2015

Penulis

Nurhilda

Page 10: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii

DAFTAR TABEL...................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ......................................................... 6

D. Rumusan Masalah ............................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................... 9

A. Mutu Pendidikan ................................................................ 9

1. Pengertian Mutu Pendidikan ....................................... 9

2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan ............ 11

3. Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan ...................... 12

B. Efektivitas........................................................................... 15

1. Pengertian Efektivitas ................................................. 15

2. Kriteria Efektivitas ....................................................... 16

C. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah................................ 18

1. Manajemen Sekolah...................................................... 18

2. Manajemen Berbasis Sekolah....................................... 18

3. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah........................... 21

4. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah......................... 23

5. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah................... 24

6. Komponen Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah 27

Page 11: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

iii

a. Manajemen Kurikulum............................................... 27

b. Manajemen Tenaga Kependidikan............................. 29

c. Manajemen Kesiswaan............................................... 29

d. Manajemen Keuangaan dan Pembiayaan................... 31

e. Manajemen Sarana dan Prasarana.............................. 32

f. Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat 32

7. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia.... 33

8. Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)……………......... 34

D. Kerangka Berfikir ………………………………………… 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 39

B. Pendekatan Metode Penelitian .......................................... 39

C. Teknik Pemilihan Informan................................................ 40

D. Sumber Data Penelitian ...................................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 42

F. Teknik Analisa Data .......................................................... 44

G. Instrumen Penelitian ........................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................... 48

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 48

1. Sejarah MTs Negeri Tangerang II Pamulang .............. 48

2. Visi, Misi, Tujuan dan Moto MTs.N Tangerang II

Pamulang ..................................................................... 48

3. Kurikulum ................................................................... 51

4. Struktur Organisasi ...................................................... 52

5. Profil Sekolah MTsN Tangerang II Pamulang ............. 53

6. Keadaan Guru, Pegawai dan Peserta Didik .................. 53

7. Keadaan Sarana dan Prasarana ..................................... 57

B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. 59

BAB V PENUTUP .............................................................................. 78

A. Kesimpulan ........................................................................ 78

Page 12: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

iii

B. Saran .................................................................................. 79

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

LAMPIRAN

Page 13: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pelaksanaan Manajemen Berbasis sekolah ............. 13

Gambar 2.2 Proses Pembelajaran ........................................................... 31

Page 14: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Hasil Wawancara Kepala Sekolah

LAMPIRAN 2 : Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah

LAMPIRAN 3 : Hasil Wawancara Bagian Bidang Kehumasan

LAMPIRAN 4 : Hasil Wawancara dengan Guru

LAMPIRAN 5 : Hasil Wawancara dengan Guru

LAMPIRAN 6 : Hasil Wawancara dengan Guru

LAMPIRAN 7 : Hasil Wawancara dengan Wali Murid

LAMPIRAN 8 : Hasil Wawancara dengan Wali Murid

LAMPIRAN 9 : Hasil Wawancara dengan Siswa kelas VIII

LAMPIRAN 10 : Hasil Wawancara dengan Siswi kelas VIII

LAMPIRAN 11 : Data Gedung MTs Negeri II Pamulang Tangerang Selatan

LAMPIRAN 12 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN 13 : Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 14 : Surat Keterangan Hasil Penelitian dari Sekolah

LAMPIRAN 15 : Surat Keterangan MBS

LAMPIRAN 16 : Lembar Uji Referensi

LAMPIRAN 17 : Biodata Penulis

Page 15: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk memanusiakan manusia1,

upaya yang dilakukan tersebut untuk mengembangkan potensi individu agar

dapat hidup secara optimal sebagai pribadi maupun anggota masyarakat, serta

memiliki nilai – nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya, bahwa

pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar, terencana dan memiliki tujuan

yang akan mendewasakan anak.

Pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan–tujuan tertentu, di antaranya

berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi,

kemampuan sosial, dan kemampuan bekerja. Maka untuk menyampaikan

bahan pelajaran ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut

diperlukan suatu metode penyampaian dan alat bantu yang tepat.2

Meskipun perencanaan dan tujuan sudah terorganisir dengan baik

mengenai pencapaian tujuan yang ingin dicapai tetapi permasalahan yang

sering dihadapi oleh bangsa Indonesia selalu saja rendahnya mutu pendidikan

pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan

menengah.3

Dalam hal ini pemerintah telah banyak berupaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan nasional, berupa pengembangan , peningkatan kompetensi

guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan

perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajamen

1Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta

Rajawali Pers,2009), Cet,1 hal 1 2Nana Syaodih Sukma dinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:

RemajaRosdakarya, 2010), Cet. 14, h. 3. 3H.VeithzalRivai,. Education Management AnalisisTeoridanPraktik. (Jakarta PT Raja

Grafindo Persada 2009), hal. 139-140

Page 16: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

2

sekolah.4Namun demikian, berbagaiin dikator mutu pendidikan belum

menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cuku menggembirakan,

tetapi sebagian lainnya masih memprihatinkan.

Dalam konteks ini pendidikan merupakan bagian pentingdari proses

pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu

Negara. Pendidikan juga merupakan invenstasi dalam pengembangan sumber

daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan individual

adalah sebagai factor pendukung manusia dalam meningkatkan mutu

pendidikan .

Dari berbagai pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang

menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan. Faktor

pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan

pendekatan education funcitionatau input- input analisis yang tidak

dilaksanakan secara konsekwen. Faktor kedua ,penyelenggaraan pendidikan

nasional dilaksanakan secara birokratik – sentralistik sehingga penempatan

sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada

keputusan birokrasi yang mempunyai jalur sangat kadang kebijakan yang

dikeluarkan tidak sesuai kondisi sekolah setempat. Faktor ketiga, guru dan

peran serta masyarakat khususnya orang tua wali murid dalam

penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi guru dalam

pengambilan keputusan sering diabaikan, dan partisipasi masyarakat selama

ini pada umumnya sebatas pada dukungan dana, sehingga dukungan –

dukungan lain seperti pemikiran, moral, barang dan jasa kurang

diperhatiakan.5

Dari ketiga faktor diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah

dalam pembangunan pendidikan sangat di butuhkan, agar sistem yang

sentralistik yang cenderung menggerogoti peluang perkembangannya

profesionalisme dibidang pendidikan tidak diterapkan kembali Karena system

4Ibid.,

5Ibid.

Page 17: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

3

sentralistik tidak memberikan banyak dampak positif terhadap kualitas

pendidikan.

Maka diharapkan pemerintah memberikan sistem desentralisasi terhadap

pendidikan, yang mana wewenang pengaturan tersebut diserahkan kepada

pemerintah daerah agar pendidikan mampu mengelola sekolah dengan baik.

Maka pemerintah telah menetapkan manajemen berbasis sekolah sebagai salah

satu strategi standar dalam mengembangkan keunggulan pengelolaan

sekolah. Penegasan ini di tuangkan dalam USPN Nomor 20 tahun 2003

padapasal 51 ayat 1 bahwa pengelolaan satuan pendidikan menengah

dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip

manajemen berbasis sekolah.6

Harapan masyarakat kebijakan yang di tetapkan pemerintah dapat

melahirkan sekolah- sekolah yang mampu membuktikan kinerjanya, terutama

dibidang peningkatan prestasi siswa .Karena tujuan utama MBS adalah

pemberdayaan sekolah, yang kemudian focus pada titik peningkatan prestasi

belajar siswa sebagai tujuan utama implementasinya.

Karena tugas utama manajemen sekolah akan lebih menantang, jika

berkaitan dengan tugas utama kepala sekolah dalam memanajemenkan akan

seluruh tugas – tugas dan tanggung jawab yang telah di laksanakan dengan

operasional yang baik. Dengan di berikannya otonomi daerah kepada sekolah,

kepala sekolah mempunyai peluang besar untuk membuat kebijakan

pengembangan sekolah .Yang lebih mengacu pada perbaikan mutu yang

berkelanjutan, kreativitas, dan produktivitas pegawai (guru).

Karena kualitas bukan saja pada unsur masukan (Input), tetapi juga unsur

proses, terutama pada unsur keluaran (Output) atau lulusan, agar dapat

memuaskan harapan masyarakat pelanggan pendidikan. Maka jelas langkah

yang diambil oleh MTs Negeri 2 Pamulang ini, yaitu menerapkan manajemen

berbasis sekolah di MTs Negeri 2 Pamulang. Sebagai suatu strategi yang

paling baik untuk meningkatkan mutu pendidikan.

6Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan

Nasional, Departemen Pendidikan Nasional RI, (Jakarta : 2003), hal.8

Page 18: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

4

Dan biasanya dibalik prestasi unggul yang diraih ada sosok seorang

pemimpin yang tangguh yang mempunyai sifat wibawa dan transformasi

dalam mengkoordinasikan anggotanya. Tetapi keadaan di MTs Negeri II

Pamulang Tangerang Selatan ini berbeda, meskipun banyak pengalaman yang

dilalui tetapi untuk memimpin anggotanya masih kurang profesioanl atau bisa

dikatakan masih mementingkan organisasi diluar sekolah. dan sifat seperti itu

akan berdampak buruk akan keberlangsungan kegiatan MBS, yang

menimbulkan ketidak efektifannya dalam menerapakan manajemen berbasis

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki berbagai

kemampuan misalnya yang berkaitan pembinaan, disiplin pegawai, dan

motivasi. Agar MBS tetap berjalan dengan baik , Karena MBS merupakan

salah satu wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah

untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para

peserta didik. Sedangkan untuk pelaksanaan kurikulum yang digunakan di

MTs Negeri 2 Pamulang ini Nampak nya sudah baik akan tetapi ketika

kurikulum 2013 di tetapkan oleh Departemen Pendidikan. Proses kurikulum

tersebut mengalami kegoyahan di karenakan belum terbiasa menggunakan

kurikulum baru.

Sehingga berdampak kurang efektif untuk keberlangsungan kegiatan

belajar mengajar di MTs Negeri 2 Pamulang .Padahal dalam pelaksanaan

MBS di MTs Negeri 2 pamulang ini menekan kan pada akumulasi

pengetahuan materi pelajaran, akantetapi yang di utamakan adalah

kemampuan siswa untuk memperoleh dan mendapatkan pengetahuannya

sendiri.

Hal tersebut dapat diamati : (1) masih kurangnya pengawasan kepala

sekolah terhadap penerapan manajemen disekolah, (2) kurangnya komunikasi

antara kepala sekolah dengan guru ataupun staf sekolah, (3)masih kurangnya

pelatihan- pelatihan untuk guru, Tetapi disamping itu terdapat hal positif yang

telah dicapai terkait dengan pelaksanaan manajemen berbasis sekolah,

diantaranya : (1) sarana dan prasarana yang sudah memenuhi standar nasional,

Page 19: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

5

(2) program- program bahasa yang sudah mulai berkembang dengan efektif

dan menghasilkan prestasi yang baik, (3) partisipasi komite dan masyarakat

yang sangat perduli akan kemajuan pendidikan. Dalam penerapan manajemen

berbasis sekolah di MTs Negeri 2 pamulang sudah berhasil mencetak keluaran

yang berprestasi. Semua terjadi karena struktur yang dibuat dan ditugaskan

kepada kepala sekolah, guru, dan para staf yang terkait menjalankan semua

tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, patuh pada peraturan dan patuh

pada kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.

Meskipun dalam penerapan manajemen berbasis sekolah MTs Negeri 2

pamulang sudah mampu menghasilkan banyak prestasi. Tidak menuntut

kemungkinan manajemen atau program yang dibuat berjalan dengan efektif,

karena jika dilihat dari kekurangan yang ada menunjukan bahwa keberhasilan

prestasi yang diraih bukan berarti seluruh program berjalan dengan efektif.

Maka untuk dapat mengefektifkan penerapan MBS disekolah MTs Negeri 2

Pamulang ini, tugas kepala sekolah sebagai pimpinan dari organisasi sekolah

harus lebih bertanggungjawab akan tugasnya, sebab jika kepala sekolah tidak

dapat melakukan manajerial yang baik, maka untuk anggota yang lainpun

akan melakukan hal yang sama dalam menjalankan tugasnya sebagai

pendidik.

Kepala sekolah mengadakan pelatihan untuk guru sedikitnya 1 tahun 2

kali, tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru dalam bidangnya

masing- masing sehingga ketika sedang melakukan kegiatan belajar mengajar

guru sudah siap untuk memberikan semua pengetahuannya kepada siswa yang

belum paham akan pelajaran tersebut. Dengan memberikannya perhatian yang

khusus kepala sekolah kepada anggota maka berlangsungnya manajemen atau

program sekolahakan lebih terkontrol. Apalagi jika kepala sekolah

mengadakan program pelatihan untuk guru, guru akan merasa lebih

diperhatikan dan akan mengahasilkan dampak yang lebih baik terhadap mutu

pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang

Dengan latar belakang tersebut jelas bahwa manajemen berbasis sekolah

merupakan suatu penawar bagi sekolah untuk menyediakan pendidikan yang

Page 20: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

6

lebih baik dan lebih memadai bagi peserta didik karena MBS member peluang

bagi kepala sekolah , guru dan peserta didik untuk melakukan inovasi di

sekolah. Berkaitan dengan masalah yang terjadi saat ini penulis tertarik untuk

mengetahui bagaimanakah agar sekolah mampu menciptakan sekolah yang

bermutu.

Maka penulis mengangkat masalah tersebut kedalam bentuk karya ilmiah

dengan judul “Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis

Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Negeri

II Pamulang Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengajuan latar belakang telah dikemukkan diatas, maka

pokok permasalahan dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Kurangnya pengawasan dalam pelaksanaan manajemen tenaga

kependidikan di MTs Negeri II Pamulang Tangeran Selatan.

2. Kurangnya pembinaan yang dilakukan kepala sekolah dalam

penerapan manajemen kesiswaan di MTs Negeri II Pamulang

Tangerang Selatan.

3. Masih kurangnya pelatihan kepemimpinan untuk kepala sekolah di

MTs Negeri II Pamulang Tangerang Selatan.

4. Kurang efektif penerapan MBS di MTs Negeri II Pamulang Tangerang

Selatan.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah :

1. Rendahnya pengawasan kepala sekolah terhadap penerapan

manajemen berbasis sekolah di MTs Negeri II Pamulang Tangerang

Selatan.

2. Masih kuranganya pembinaan penerapan manajemen tenaga

kependidikan di MTs Negeri II Pamulang Tangerang Selatan.

Page 21: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

7

3. Kurang efektif penerapan MBS di MTs Negeri II Pamulang

Tangerang Selatan.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Negeri II PamulangTangerang

Selatan

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui langkah – langkah yang dilakukan sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

2. Mengetahui konsep penerapan MBS di MTs Negeri II Pamulang

Tangerang Selatan.

3. Menambah wawasan pengetahuan tentang pelaksanaan Manajemen

Berbasis Sekolah.

4. Menambah pengetahuan dalam mengembangkan kualitas pendidikan

yang baik.

5. Menambah pengetahuan informasi untuk menambah keperdulian

terhadap pendidikan.

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat bermafaat bagi pihak- pihak yang

berkepentingan dalam pendidikan yakni :

1. Lembaga yang bersangkutan, sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan yang terkait dengan pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah.

2. Stakeholder, sebagai masukan dalam merencanakan dan mengevaluasi

setiap program atau kebijakan.

Page 22: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

8

3. Pembaca dapat menggunakan hasil penelitian sebagai bahan acuan

untuk studi perbandingan terhadap pengelolaan lembaga pendidikan

terutama pelaksanaan mbs dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Page 23: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. MUTU PENDIDIKAN

Sebelum membahas lebih dalam mengenai mutu pendidikan dalam

penelitian ini perlu diuraikan hal- hal yang terkait dengan mutu pendidikan

sebagai berikut :

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia

bisnis, baik yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan

program utama sebab kelanggengan dan kemajuan usaha sangat ditentukan

oleh mutu sesuai dengan permintaan dan tuntutan pengguna. Permintaan

dan tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa layanan terus berubah

dan berkembang.

Sejalan dengan hal itu, mutu produk dan jasa layanan yang diberikan

harus selalu ditingkatkan. Karena dewasa ini, mutu bukan hanya menjadi

masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis, melainkan juga dalam

bidang-bidang lainnya, seperti permintaan, layanan sosial, pendidikan,

bahkan bidang keamanan dan ketertiban sekalipun.1

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa mutu

pendidikan merupakan komitmen bersama terhadap komite sekolah,

administrator, guru, staf dan orangtua yang terkait. Secara umum mutu

adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang

menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang

diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input,

proses dan output pendidikan.2Input pendidikan adalah segala sesuatu

yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses.

1Nana Syaodih Sukmadinata. Dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah menengah:

Konsep, Prinsip, dan Instrumen (Bandung: Refika Aditama, 2006), Hlm. 8 2Artikel Pendidikan, Konsep Dasar MPMBS, http: www.dikdasmen.depdiknas.go.id, hlm.

3

Page 24: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

10

Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung

dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur

dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi kesiapan input, makin tinggi pula

mutu input tersebut.Proses dikatakan bermutu apabila pengkordinasian dan

penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang,

peralata, dsb) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan

situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu

mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu

memberdayakan peserta didik.

Output pendidikan merupakan kinerja sekolah, Kinerja sekolah adalah

prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses atau prilaku sekolah. Kinerja

sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya,

efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.

Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan

bahwa output sekolah dikatakan berkualitas atau bermutu tinggi jika

prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan

pencapaian yang tinggi dalam: (1) prestasi akademik, berupa nilai ulangan

umum, EBTA, EBTANAS, karya ilmiah, lomba akademik; dan (2)

prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan,

dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi

oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti

misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.3

Berdasarkan uraian diatas mutu pendidikan bisa dikatakan berhasil jika

input yang didalamnya mempunyai kesiapan yang matang untuk

menjalankan visi misinya tersebut dengan baik, karena input sangat

mempunyai pengaruh terhadap jalannya sebuah proses selain itu input

3 Rohiat, M.Pd Manajemen Sekolah “Teori dasar dan praktik” (Bandung:

Refika Aditama), hal.52

Page 25: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

11

merupakan persyaratan dari sebuah proses yang berkaitan langsung

dengan sumber daya manusia, manajemen, dan harapan.

Setelah semua input sudah dipersiapkan dengan baik, maka proses

yangmelanjutkan mengkoordinasikan dan menyerasikan input yang sudah

disiapkan agar proses mampu menciptakan situasi belajar yang

menyenangkan serta dapat memberikan motivasi atau dorongan belajar

kepada siswa. Sedangkan output adalah yang dihasilakan dari kinerja

sekolah. Yang dapat diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas,

efisiensi, inovasi, dan moral.

2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Menurut laporan bank dunia yang dikutip oleh jalal dan supriyadi,ada

empat faktor yang diidentifikasi menjadi penghambat potensi mutu

pendidikan di indonesia, khususnya pendidikan dasar. Penghambat

tersebut diantaranya sebagai berikut :

a) Kompleksitas pengorganisasian pendidikan dasar antara Depdiknas

dan Depdagri dalam bidang ketenagaan, sumber daya material dan

sumber daya lainnya.

b) Praktik manajemen yang sentralistik pada tingkat SMP, pembiyaan

dan perencanaan oleh pemerintah pusat yang melibatkan banyak

departemen.

c) Manjemen sekolah yang tidak efktif.4

Berdasarkan faktor yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa

ke empat faktor tersebut memang mempunyai pengaruh yang kuat

dalam menghambat mutu pendidikan. Maka disinilah peran kepala

sekolah sebagai pimpinan harus mampu memegang kendali akan

berjalanya suatu organisasi sekolah yaitu dalam merencanakan,

mengorganisasi, mengadakan staf, mengarahkan/orientasi sasaran,

4H.Veithzal Rivai,. Education Management :Analisis Teori dan Praktik. (Jakarta PT

Raja Grafindo Persada 2009), hal. 139-140

Page 26: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

12

mengordinasi, memantau dan menilai sampai mengevaluasi semua

kegiatan. Setelah semua proses kegiatan disekolah berjalan dengan

baik, maka akan terlihat hasilnya bermutukah atau malah sebaliknya.

Maka dari itu seluruh staf yang terkait didalam lingkungan sekolah

harus bekerja sama agar sesuatu yang tidak diingkan tidak akan pernah

terjadi.

3. Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

Upaya mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak, upaya-

upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran berupa pentingnya peranan

pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan

pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk

kemajuan masyarakat dan bangsa.

Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan

merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan

merupakan bagian integral dari upaya meningkatan kualitas manusia

Indonesia secara menyeluruh. Karena pendidikan memegang peranan

sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi

dengan proses peningkatan kulitas sumber daya manusia (SDM).

Dengan konsep manajemen berbasis sekolah (MBS) ini, seluruh

komponen yang ada antara lain melalui layanan pendidikan bermutu dan

berkualitas pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,

perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar,

serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Akan tetapi,

pada kenyataannya, upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam

meningkatkan kualitas pendidikan.

Adapun Jhon Bishop seperti yang dikutip oleh Nurcholis,

mengatakan bahwa kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui

beberapa cara, seperti (1) meningkatkan ukuran prestasi akademik melalui

Ujian Nasional atau Ujian Daerah yang menyangkut kompetensi dan

Page 27: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

13

pengetahuan, memperbaiki tes bakat (Scolastik Aptitide Test), sertifikasi

kompetensi, dan profil portofolio (Portifolio Profile), (2) membentuk

kelompok sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran melalui belajar

secara kooperatif (Coorperative Learniang), (3) menciptakan kesempatan

baru disekolah dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar

sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam- jam libur, (4)

meningkatkan pemahaman dan penghargaan belajar melalui penguasaan

materi (Mastery Learning) dan penghargaan atas pencapaian prestasi

akademik, (5) membantu siswa memperoleh pekerjaan dengan

menawarkan kursus- kursus yang berkaitan dengan keterampilan

memperoleh pekerjaan.5

Pada tataran ini, syaiful sagala menyatakan bahwa kekuasaan yang

dimiliki sekolah mencakup, antara lain (1) mengambil keputusan berkait

dengan pengelolaan kurikulum; (2) keputusan berkaitan dengan rekrutmen

dan pengelolaan guru dan pegawai administrasi;(3) keputusan berkaitan

dengan pengelolaan sekolah.6

Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Gambar 2.1

5Sri Minarti Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri

(Jogyakarta, Ar – Ruzz Media, 2011) hal. 401-403

6 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer (Bandung: CV. Alfabeta, 2008),

hlm. 80.

Input Proses Output

Implementasi

Manajemen Kurikulum,

Tenaga Kependidikan,

Kesiswaan, Keuangan,

Dan Hubungan Sekolah

Dengan Masyarakat

Proses Pembelajaran Prestasi Belajar

Siswa Yang

Meningkat

Page 28: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

14

Uraian di atas disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan manajemen

berbasis sekolah otonomi yang luas memang harus diberikan kepada

sekolah dengan tujuan sekolah dapat meningkatkan mutu hasil

penyelenggaraan pendidikan. penulis menyetujui akan pendapatnya,

syaiful sagala yang menyatakan bahwa kekuasaan yang dimiliki sekolah

mencakup, (1) mengambil keputusan berkait dengan pengelolaan

kurikulum yang berarti dalam pelaksanaa manajemen berbasis sekilah

memang ada indikator yang membedakan, sehingga target atau sasaran

tujuan akan dapat tercapai dengan apa yang diharapkan. (2) keputusan

berkaitan dengan rekrutmen dan pengelolaan guru dan pegawai

administrasi. dalam kontek ini dapat ditarik kesimpulan bahwanya jiak

input yang disediakan benar- benar penuh dengan kesiapan yang matang

maka akan menciptakan hasil yang bermutu karena sdm yang ada

disekolah memgang peranan penting dalam meciptakan siswa yang

berprestasi. (3) keputusan berkaitan dengan pengelolaan sekolah,

maksudnya kebijakan yang ditetapkan oleh sekolah adalah jawaban akan

hasil akhir dari semua kegiatan yang dilakukan.

Dapat disimpulkan mengenai upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan memang sudah sering dilakukan oleh pemerintah, namun hasil

yang diinginkan belum tercapai secara maksimal. Akan tetapi pendapat

yang dikutip oleh Nurkholis mengenai upaya yang disebutkan bisa

menjadi tolak ukur yang baik untuk pendidikan. karena dengan

dilakukannya ujian nasional, pembelajaran secara kooperatif, membuka

jam belajar disekolah pada hari libur, diberikannya penghargaan bagi

siswa yang berprestasi dan yang terakhir membantu mendapatakan

lapangan pekerjaan seperti kursus. Itu sangat efektif, Karena pada

dasarnya untuk menghasilkan mutu yang baik sekolah harus mampu

mengelola semua kegiatan agar hasilnyapun benar- benar bermutu. Karena

harapan masyarakat sekolah dapat menjawab semua keinginan masyarakat

melalui pendidikan.

Page 29: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

15

B. EFEKTIVITAS

Sebelum membahas lebih dalam mengenai efektifitas dalam penelitian

ini perlu diuraikan terlebih dahulu apa yang maksud dengan sekolah :

sekolah merupakan suatu sistem yang memiliki komponen inti yang terdiri

dari input, proses dan output.

1. Pengertian Efektivitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata efektif berasal dari bahasa

inggris, yaitu effective yang bermakna “ 1) ada efeknya (akibat,

pengarungnya, kesannya), 2) manjur atau mujarab (tentang obat), 3)dapat

membawa hasil , berhasil guna (tentang usaha atau tindakan).7

Menurut Taylor (1990) yang dikutip oleh Dr. Aan Komariah dan Cepi

Triatna dalam buku yang berjudul VISIONARY LEADERSHIP Menuju

Sekolah Efektif, mendefinisikan efektivitas adalah : sekolah yang

mengorganisasikan dan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya

untuk menjamin semua siswa tanpa memandang ras, jenis kelamin,

maupun status sosial ekonomi, bisa mempelajari materi kurikulum yang

esensial di sekolah.8

Menurut Lipham dan Hoeh (1987) yang di kutip E. Mulyasa, meninjau

efektivitas adalah suatu kegiatan dari faktor pencapaian tujuan, yang

memandang bahwa efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan

bersama bukan pencapaian tujuan pribadi. Suatu organisasi atau lembaga

termasuk sekolah dikatakan efektif jika tujuan bersama dapat dicapai, dan

belum bisa dikatakan efektif meskipun tujuan individu yang ada di

dalamnya dapat dipenuhi.

Menurut Steer (1985) yang dikutip E. Mulyasa, mengungkapkan

bahwa efektivitas adalah bagaimana organisasi melaksanakan seluruh

tugas pokoknya atau mencapai sasaran.Sejalan dengan itu, Depdikbud

7Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikandan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1997). Cet -

10, h.250 8Aan Komaria dan Cepi Triatna.Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. (Jakarta :

PT Bumi Aksara), Cet- 1, h. 33

Page 30: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

16

(1988) mengidentifikasi efektivitas sekolah dalam dua kelompok, yaitu

efektivitas internal dan efektivitas eksternal.

Efektivitas internal menunjuk pada keluaran pendidikan yang tidak

diukur secara moneter, seperti prestasi belajar dan jumlah lulusan. Adapun

efektivitas eksternal menunjuk pada keluaran yang bersifat moneter,

seperti tingkat menghasilkan lulusan.9

T. Hani Handoko berpendapat bahwa efektivitas merupakan

kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat

untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.10

Sedangkan menurut Uhar

Suharsaputra efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana

sasaran/tujuan telah dicapai11

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang

terpenting menjadi landasan dalam pengelolaan pendidikan adalah input

yang ada disekolah, jika input sekolah mampu melaksanakan tugas dan

kewajibannya dengan penuh rasa tanggungjawab dan mempunyai jiwa

ingin mencerdaskan peserta didiknya , maka input tersebut harus

melaksanakan tugasnya dengan baik, tepat waktu serta memiliki

partisipasi yang aktif dalam anggotanya. Karena efektivitas dapat

dijadikan barometer untuk mengukur suatu keberhasilan pendidikan. Akan

tetapi perlu diperhatikan kembali efektivitas tidak hanya mengacu pada

input, proses output dan income,tetapijuga pada apa yang terjadi atau

proses indikator- indikator yang telah ditentukan.

2. Kriteria Efektivitas

Efektivitas MBS dapat dilihat dari efektivitas kepala sekolah dalam

melaksanakan tugasnya, oleh sergiovanni (1987) di indentifikan

9 E. Mulyasa Manajemen Berbasis Sekolah : konsep, strategi dan implementasi. (Jakarta:

Remaja Rodakarya, 2003). Cet-4, h.83-84 10

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1998),

Ed. 2, Cet. 13, h. 7 11 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010),

Cet. 1, h. 61

Page 31: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

17

sebagai berikut :

a) Produktivitas, bagaiaman peserta didik, guru, kelompok dan

sekolah pada umumnya mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

b) Efisiensi, perbandingan indvidu dan prestasi sekolah dengan biaya

yang di keluarkan untuk mencapai prestasi tersebut.

c) Kualitas, tingakat dan kualitas usaha, tujuan, jasa, hasil dan

kemampuan yang dihasilkan oleh peserta didik dan sekolah.

d) Pertumbuhan, perbaikan kualitas kepedulian dan inovasi, tantangan

dan prestasi dibandingkan dengan kondisi di masa lalu.

e) Ketidakhadiran, yang berkaitan dengan jumlah waktu dan frekuensi

ketidakhadiran para peserta didik, guru dan pegawai sekolah

lainnya.

f) Perpindahan, jumlah perpindahan dan tetapnya peserta didik,

kepala sekolah dan pegawai lainnya.

g) Kepuasan kerja guru, bagaimana tingkat kesenangan yang

dirasakan guru terhadap berbagai macam pekerjaan yang

dilakukan.

h) Kepuasan peserta didik : bagaiaman peserta didik merasakan

senangmenerima pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

i) Motivasi : kekuatan kecenderungan dan keinginan guru, peserta

didik dan pekerja sekolah untuk melibatkan diri dalam kegiatan

ataupun pekerjaan senang.12

Berdasarkan kriteria efektivitas yang disebutkan di atas dapat

disimpulkan bahwa efektivitas tersebut memang mempunyai pengaruh

yang kuat dalam dalam penerapan MBS untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Maka disinilah peran kepala sekolah sebagai pimpinan

harus mampu memegang kendali akan berjalanya suatu organisasi

sekolah yaitu dalam merencanakan, mengorganisasi, mengadakan staf,

12

E. Mulyasa Ibid, hal. 85

Page 32: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

18

mengarahkan/orientasi sasaran, mengordinasi, memantau dan menilai

sampai mengevaluasi semua kegiatan. Setelah semua proses kegiatan

disekolah berjalan dengan baik, maka akan terlihat hasilnya

bermutukah atau malah sebaliknya. Maka dari itu seluruh staf yang

terkait didalam lingkungan sekolah harus bekerja sama agar sesuatu

yang tidak diingkan tidak akan pernah terjadi.

C. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah

1. Manajemen Sekolah

Istilah manajemen sekolah selalu disamakan dengan istilah

administrasi sekolah, berkaitan dengan dengan hal tersebut, ada tiga

pandangan berbeda pertama, mengartikan administrasi lebih luas dari

pada manajemen ,karena manajemen merupakan inti dari administrasi,

kedua, melihat manajemen lebih luas dari administrasi, dan yang ketiga,

menganggap bahwa manajemen indetik dengan adminitrasi.13

Maka pelakasanaan manajemen sekolah yang efektif dan efesien

menuntut dilaksanakannya keempat fungsi pokok manajemen tersebut

diantaranya : perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan,

secara terpadu dan terintegrasi dalam mengelola kegiatan manajemen

tersebut. Karena melalui manajemen yang efektif dan efesien diharapkan

dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkannya mutu atau kualitas

pada pendidikan.

2. Manajemen Berbasis Sekolah

Secara bahasa, Manajemen berbasis sekolah (MBS) berasal dari tiga

kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah proses

menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran.14

Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau

13

E. Mulyasa op,cit, Hal. 19 14

Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 2002), hlm.708

Page 33: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

19

asas.Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan mengajar serta untuk

menerima dan memberikan pelajaran.

Eman Suparman mengutip dari buku Mulyono tentang manajemen

administrasi dan organisasi pendidikan, yang mengatakan Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) dapat didefinisikan sebagai penyerasian sumber

daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan

semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung

dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu

sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah atau mencapai tujuan

mutu sekolah dalam pendidikan nasional.15

Hal ini berarti, sekolah harus bersikap terbuka dan inklusif terhadap

sumber daya manusia yang ada di luar lingkungan sekolah yang

mempunyai kepentingan yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional.

Karena MBS merupakan suatu konsep yang menempatkan kekuasaan

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pendidikan diletakkan pada

tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar.

Dalam hal ini Bedjo Sujanto mendefinisikan “ manajemen berbasis

sekolah (MBS) sebagai model manajemen sekolah yang memberikan

otonomi kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan

partisifasi yang melibatkan langsung semua warga sekolah dan masyarakat

(stakeholder ) yang dilayani, dengan tetap selaras dengan kebijakan

nasional tentang pendidikan.

UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan di nyatakan bahwa

dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan didaerah sudah seharusnya

juga merujuk pada peraturan perundangan tersebut, sekalipun tetap

mengacu kepada UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Sebagaimana telah dikemukan diatas, manajemen pendidikan

yang tersentralisasi, kurang mampu mengembangkan potensi yang ada

dilingkungan masyarakat sesuai dengan kebutuhan daerah/lokal.

15

Mulyono, Ibid, hlm.239.

Page 34: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

20

Berkaitan dengan pelaksaan otonomi daerah yang makin besar sebagai

amanat UUD 1945 dan UU No. 32 Tahun 2004, merupakan tantangan

sekaligus peluang bagi para manajer pendidikan didaerah otonom untuk

secara kreatif mengembangkan sekolah. Dengan MBS, maka kepala

sekolah dapat mengatur dan mengurus sekolah sesuai dengan kepentingan

masyarakat yang dilayaninya”.16

Selain MBS merupakan salah satu strategi untuk proses meningkatkan

mutu pendidikan dengan adanya MBS diharapkan dapat membuat sekolah

lebih mandiri, dengan memberdayakan potensi sekolah melalui pemberian

kewenangan lebih besar kepada sekolah, dan mendorong sekolah untuk

memulai mengambil keputusan secara partisifasi yang melibatkan seluruh

warga sekolah dan pihak masyarakat yang dilayaninya.

Nurkolis mengartikan “Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal

dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah

proses menggunakan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Berbasis memiliki kata basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah

lembaga untuk belajar mengajar serta tempat menerima dan memberikan

pelajaran. Maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya

yang berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam pengajaran atau

pembelajaran.17

Dari buku Sri Minarti , tentang Manajemen Sekolah dalam mengelola

lembaga pendidikan secara mandiri menyatakan, “manajemen berbasis

sekolah (MBS) sebagai peletakan tanggung jawab dalam pengambilan

keputusan dari pemerintah kepada sekolah berkaitan dengan anggaran

personel dan kurikulum”. Oleh karena itu, manajemen berbasis sekolah

memberikan hak kontrol, kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan orang

tua, bahkan pada sisi otoritas pengambilan keputusan kepada sekolah.18

16

Bedjo Sujanto,Manajemen Pendidikan Bebasis Sekolah, (Jakarta, Sagung Seto,2007), h

30 17

Nurkolis, Manjemen Berbasis Sekolah:Teori, Model Dan Aplikasi, (Jakarta: PT

Grasindo 2003), cet. 3, h.1 18

Sri Minarti, Ibid, h. 15

Page 35: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

21

Dari beberapa pendapat tentang manajemen berbasis sekolah yang

telah disebutkan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa manajemen

berbasis sekolah merupakan suatu strategi pengelolaan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengerahan dan

pendayagunaan sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif

dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu.

Selain itu dengan MBS mampu mendorong profesionalisme guru dan

kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah. dengan di

terapkannya manajemen yang transparansi membuat manajemn sekolah

semakin terlihat akan meningkatnya kinerja yang dilakukan para guru dan

dala menerapkan mbs di sekolah, motivasi yang tinggi yang digerakan

oleh kepala menjadi acuan untuk para guru dalam memberikan mutu yang

baik untuk peserta didik, karena dalam menerapkan mbs membutuhkan

kerja yang kuat antara satu dengan yang lain . maka dari itu setiap program

yang akan di jalankan hars benar- benar terencana agar visi misi yang di

rencakan dapat berjalan dengan baik. Dan tentukan jika hasil sudah

mencapai taraf yang di inginkan secara langsung masyarakat akan melihat

kinerja yang dilakukan di sekolah tersebut. Dan dengan itu pula

masyarakat akan memberikan partisipasi dalam menciptakanmutu

pendidikan. Akan tetapi dalam penerapan MBS tidak selalu indah

perjalannya maka dari itu sekolah harus mampu membuat strategi atau

evalusi yang berkelanjutan, tujuannya agar setiap program yang berjalan

ketika mengahadapi masalh dipertengahan jalan mempunyai alternatif

dalam memecahkan sebuah masalah pada program tersebut. Maka MBS

adalah kata yang paling tepat dalam dunia pendidkan. Kerana dengan

MBS semua hambatan yang terjadi dalam pengorganissian di sekolah

dapat teratasi secara bertahap.

3. Tujuan Manjemen Berbasis Sekolah

Dalam tujuan MBS terdapat dua bagian yaitu: tujuan umum dan

tujuan utama. Tujuan umum manajemen berbasis sekolah untuk

Page 36: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

22

memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian

kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih

besar kepada sekolah untuk mampu mengelola sumber daya sekolah dan

memberikan dorongan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu

pendidikan19

Sedangkan Tujuan utama penerepan MBS pada intinya adalah untuk

penyeimbangan struktur kewenangan antara sekolah, dan pemerintah

daerah. Agar pelaksanaan proses manajemen menjadi lebih efesien.

Karena pada dasarnya tujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan

atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan (otonomi) kepala

sekolah, dan mendorong sekolah untuk melakukan pengembalian

keputusan secara partisipatif.Lebih rincinya MBS bertujuan untuk :

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan insiatif

sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang

tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan

bersama.

c. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat,

dan pemerintah tentang mutu sekolahnya, dan

d. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu

pendidikan yang akan dicapai. 20

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan MBS hadir

sebagai salah satu strategi yang baik untuk dapat meningkatkan mutu

pendidikan dan kinerja sekolah.Dengan MBS sekolah dapat

memandirikan dan mengelola lembaga pendidikan bersama guru, peserta

didik, masyarakat, wali murid dan instansi lainnya.

19

Ibid, hal .69 20

Veithzal Ibid, h. 148

Page 37: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

23

Sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi harus menunggu intruksi dari

atasan dalam mengambil keputusan atau langkah - langkah untuk dapat

memajukan pendidikan. Pencapaian visi misi yang diharapakan sekolah

akan mudah terjawab karena sekolah mampu mendirikan visi misinya

secara mandiri dan menjawab semua keingin masyarakat untuk dapat

melihat pendidikan yang benar- benar berkualitas

4. Manfaat Manajemen Berbasis Sekolah

Eman Suparman (2001) mengatakan, dengan menerapkan MBS,

beberapa manfaat yang bisa diraih, yaitu:21

a. Sekolah sebagai lembaga pendidikan lebih mengetahui

kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya di banding

dengan lembaga- lembaga lain.

b. Dengan demikian, sekolah dapat mengoptimalkan sumber daya yang

tersedia untuk memajukan lembaganya.

c. Sekolah lebih mengetahui sumber daya yang dimilikinya dan input

pendidikan yang akan dikembangkan serta didayagunakan dalam

proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kebutuhan peserta didik.

d. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-

masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat

pada umumnya sehingga sekolah akan berupaya semaksimal mungkin

untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang

telah direncanakan.

e. Sekolah dapat melakukan persaingan sehat dengan sekolah lain untuk

meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya – upaya inovatif

dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah

daerah setempat.

21

Mulyono, Op,cit. h.

Page 38: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

24

Dari kelima manfaat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sekolah

merupakan wadah atau tempat sebuah pengorganisasian untuk menggali

ilmu menjadikan anak menjadi lebih baik, memberikan pengetahuan

bagi anak- anak bangsa dari yang tidak tau menjadi tau, dari yang tidak

bisa menjadi bisa, dari yang tidak mengenal warna menjadi mengenal

warna. Sekolah merupakan pendidikan yang sangat tepat untuk memulai

menciptakan kuliatas anak bangsa yang berprestasi dan nantinya dapat

dijadikan aset tersendiri bagi dirinya untuk mencapai tujuan hidup yang

gemilang

5. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Dalam manajemen berbasis sekolah itu mempunyai ciri atau

karakteristik yang dapat membedakan antara sekolah yang menerapkan

manajemen berbasis sekolah dan tidak menerapkana manajemen berbasis

sekolah karena perbedaan itu akan terlihat ketika sekolah menerapakan

MBS sebagian besar sekolah menerapkan MBS itu mempunya ciri-ciri

diantaranya ialah:

1. Manajemen yang transparansi

2. Partisipasi yang melibatkan langsung seluruh warga sekolah atau

(stakeholder)

3. Dapat mengambil keputusan terhadap sekolah

4. Disiplin

5. Kepemimpinan yang transformasi

6. Diadakannya pelatihan- pelatihan untuk guru

7. Melakukan pengawasan yang baik terhadap berjalannya penerapan

MBS.

Adapun Edmon, seperti yang dikutip oleh B. Suryosubroto, mencoba

untuk mengemukakan berbagai indikator yang menunjukan karakteristik

dari konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ini, antara lain sebagai

berikut:

a. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib.

Page 39: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

25

b. Sekolah memiliki visi dan target mutu yang ingin dicapai.

c. Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat.

d. Adanya harapan yang tinggi dari personil sekolah (kepala sekolah,

guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi.

e. Adanya pengembangan staf sekolah yang terus-menerus sesuai

tuntutan IPTEK.

f. Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus-menerus terhadap berbagai

aspek akademik dan administratif, dan pemanfaatan hasilnya untuk

penyempurnaan / perbaikan mutu.

g. Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid dan

masyarakat.22

Saud, seperti yang dikutip oleh E. Mulyasa, mengatakan bahwa

berdasarkan pelaksanaan di negara maju, Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS) mempunyai karakteristik dasar, yaitu pemberian otonomi yang luas

kepada sekolah, partisipasi masyarakat, dan orang tua peserta didik yang

tinggi, kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional, serta

adanya teamwork yang tinggi dan profesional.23

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) memiliki karakteristik yang

harus dipahami oleh sekolah yang menerapkan. Karakteristik Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) didasarkan atas input, proses, dan output.24

a. Output yang Diharapkan

Output pendidikan adalah kinerja (prestasi) sekolah. Kinerja sekolah

dihasilkan dari proses pendidikan. Output pendidikan dinyatakan tinggi

jika prestasi sekolah tinggi dalam hal berikut:

1) Prestasi akademik siswa berupa nilai ulangan umum, Nilai Ujian

Nasional, Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), lomba karya

22

Sri Minarti,op,cit, h. 56 23

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Propesional dalam Menyukseskan MBS dan

KBK (bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005), hlm .36 24

Sri Minarti, op,cit, hal,58-60

Page 40: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

26

ilmiah remaja, lomba Bahasa Inggris, Lomba Fisika, lomba

Matematika, dan sebagainya.

2) Prestasi nonakademik siswa, seperti imtak, kejujuran, kerja sama, rasa

kasih sayang, keingintahuan, solidaritas, toleransi, kedisiplinan,

kerajinan, prestasi olahraga, kesopanan, olahraga, kesenian,

kepramukaan, keterampilan, harga diri, dan kegiatan ekstrakurikuler

lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi (proses), yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan.

3) Prestasi lainnya, seperti kinerja sekolah dan guru meningkat,

kepuasan, kepemimpinan kepala sekolah andal, jumlah peserta didik

yang berminat masuk sekolah meningkat, jumlah putus sekolah

menurun, guru dan tenaga tata usaha yang pindah / berhenti

berkurang, peserta didik dan guru serta tenaga tata usaha yang tidak

hadir berkurang, hubungan sekolah-masyarakat meningkat, dan

kepuasan stakeholder meningkat.

b. Proses Pendidikan

Proses ialah berubahnya sesuatu (input) menjadi sesuatu yang lain

(output). Di tingkat sekolah, proses meliputi pelaksanaan administrasi

dalam arti proses (fungsi) dan administrasi dalam arti sempit. Sekolah

yang efektif memiliki: (a) Proses Belajar Mengajar (PBM) yang

efektivitasnya tinggi; (b) kepemimpinan sekolah yang kuat; (c)

lingkungan sekolah yang aman dan tertib; (d) pengelolaan tenaga

pendidikan yang efektif; (e) memiliki budaya mutu; (f)memiliki tim kerja

yang kompak, cerdas dan dinamis; (g) memiliki kewenangan

(kemandirian); (h) partisipasi stakeholder tinggi; (i) memiliki keterbukaan

manajemen; (j) memiliki kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik);

(k) melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan; (l) responsif

dan antisipatif terhadap kebutuhan; (m) komunikasi yang baik; (n)

memiliki akuntabilitas; (o) sekolah memiliki sustainbilitas

(keberlangsungan hidup).

Page 41: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

27

c. Input Pendidikan

Input adalah sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses.

Input juga disebut sesuatu yang berpengaruh terhadap proses. Input

merupakan prasyarat proses. Input terbagi empat, yaitu input Sumber

Daya Manusia (SDM), input sumber daya, input manajemen, dan input

harapan. Input Sumber daya manusia (SDM) meliputi kepala sekolah,

guru, pengawas, staf TU, dan siswa. Input sumber daya lainnya meliputi

peralatan, perlengkapan, uang, dan bahan. Input perangkat (manajemen)

meliputi struktur organisasi, peraturan perundang-undangan , deskripsi

tugas, kurikulum, rencana, dan program. Input harapan meliputi visi, misi,

strategi, tujuan, dan sasaran sekolah.25

Berdasarkan kedua uraian karakteristik tersebut masing – masing

mempunyai karakteristik yang berbeda namun maksud dan tujuan mereka

tetap sama, penulis lebih cenderung kepada pendapat E. Mulyasa karena

dalam karakateristik tersebut mengatakan bahwa pemberian otonomi yang

luas kepada sekolah, partisipasi masyarakat, dan orang tua peserta didik

yang tinggi, kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional,

serta adanya teamwork yang tinggi dan professional. Itu merupakan ciri

yang tepat dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan karena mereka memahami bahwa tanpa

adanya input yang baik dan proses yang sesuai tidak akan menghasilkan

output yang baik pula, tetapi karakteristik disini menjelaskan yang utama

adalah mempersiapkan input sebaik mungkin agar proses dan output yang

dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan sekolah dan masyarakat.

6. Komponen Sekolah dalam Manjemen Berbasis Sekolah

a. Manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian

dari MBS.Manajemen kurikulum dan program pengajaran mencakup

25

Sri Minarti, op,cit. hal. 58-60

Page 42: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

28

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum.Perencanaan

dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan

oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat pusat.

Adapun penjelasan perencanaan, pengembangan samapai dengan

evaluasi kurikulum sebagai berikut :

1) Perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum menyangkut penetapan tujuan dan

memperkirakan cara pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan merupakan

fungsi sentral dari administrasi pembelajaran dan harus berorientasi

kemasa depan. Dalam pengambilan dan pembuatan keputusan tentang

proses pembelajaran, harus melakukan berbagi pilihan menuju

tercapainnya tujuan.

2) Pelaksanaan kurikulum

Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan kepastian

bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan

sarana prasarana yang diperlukan sehingga dapat mencapai tujuan yang

diinginkan.

Fungsi pelaksanaan ini termasuk didalamnya kegiatan

pengorganisasian dan kepemimpinan yang melibatkan penentuan berbagai

kegiatan, seperti pembagian pekerjaan ke dalam berbagai tugas khusus

yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran

Dalam fungsi manajerial pelaksanaan proses pembelajaran, selain

mencakup fungsi pengorganisasian, terdapat pula fungsi kepemimpinan.

Artinya, dalam pembelajaran , ketika kepala sekolah bertindak sebagai

pemimpin yang mampu memberikan bimbingan pada bahan- bahan acuan

operasioanl pembelajaran karena acuan operasional yang membantu untuk

mencapai tujuan adanya kurikulum.

3) Evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat

ketercapaian tujuan- tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui

Page 43: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

29

kurikulum yang bersangkutan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam

manjerial evaluasi yakni : (a). jenis evaluasi dikaitkan dengan tujuan.

Maksudnya kepala sekolah perlu meningkatkan kualitas guru karena

evaluasi mempunyai tujuan ganda yaitu untuk mengetahui kesulitan

peserta didik, dan untuk ketercapaian tujuan pembelajaran khusus. (b).

hasil evaluasi harus benar- benar dimanfaatkan oleh guru untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran.26

b. Manajemen Tenaga Kependidikan

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia

pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara

efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal.

Manajemen tenaga kepndidikan mencakup : (1) perencanaan pegawai,

(2) pengadaan pegawai, (3) pembinanaan dan pengembangan pegawai, (4)

promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, (7)

penilaian pegawai. Yakni tersedianya tenaga kependidikan yang

diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat

melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.27

c. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara terus

- menerus terhadap seluruh peserta didik ( dalam lembaga pendidikan

yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses PBM dengan efektif dan

efisien.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan

dalam bidang-bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah

26

Sri Minarti, Ibid, Hal. 96 27

E. Mulyasa, op,cit. h.43

Page 44: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

30

dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur, serta mencapai tujuan

pendidikan sekolah.28

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan

sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu

penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar (pengelolaan proses

pembelajaran), serta bimbingan dan pembinaan disiplin.

Adapun langkah- langkah dalam penerimaan siswa baru sebagi berikut:

1) Membentuk panitia penerimaan murid

2) Menetukan persyaratan pendaftaran

3) Menyediakan formulir pendaftaran

4) Pengumaman pendaftaran calon

5) Menyediakan buku pendaftaran

6) Waktu pendaftaran, serta

7) Penentuan calon yang diterima.

Adapun Suharsimin Arikunto mendeskripsikan secara detail langkah-

langkah penerimaan siswa baru yang secara garis besar dapat ditentukan

sebagai berikut :

1) Menentukan panitia

2) Menetukan syarat- syarat penerimaan

3) Mengadakan pengumuman, meyiapkan soal-soal untuk seleksi dan

meyediakan tempatnya.

4) Melaksanakan penyaringan melalui tes tertulis maupun lisan.

5) Pengadakan pengumuman penerimaan

6) Mendaftar kembali calon yang diterima

7) Melaporkan hasil pekerjaan kepada kepala sekolah.

Langkah – langkah pengelolaan proses pembelajaram

28

Sri Minati, op,cit. h. 155

Page 45: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

31

Secara umum starategi atau metode pembelajaran dan pengajaran yang

berpusat pada peserta didik lebih mampu memperdayakan pembelajaran

peserta didik. Secara ringkas prosespembelajaran yang dimaksud seperti

ini.29

PROSES PEMBELAJARAN

Gambar 2.2

d. Manajemen keuangan dan pembiayaan

Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen

pendidikan. Komponen keuangan dan pembiyaan pada suatu sekolah

merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan

proses belajar mengajar disekolah. Pada tahap perencanaan analisis

kebutuhan pengembangan sekolah dalam kurun waktu tertentu menjadi

focus utama yang perlu diperhatikan, kebutuhan dalam satu tahun

anggaran, lima tahun, sepuluh tahun, bahkan dua puluh lima tahunan.

Perencanaan dibuat oleh kepala sekolah, guru, staf sekolah, dan

pengurus komite sekolah mereka mengadakan pertemuan untuk

29

Sri Minarti, op,cit.h. 169

Input

Proses Output

tujuan

Alat evaluasi

Materi

Guru

Siswa

Metode

Waktu

Media

Lingkungan

PBM

(pemberdayaan

a. prilaku guru

b. prilaku siswa

Hasil belajar

1. Peningkatan

daya pikir

2. Peningkatan

daya kalbu

3. Peningkatan

daya fisik

Page 46: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

32

menentukan kebutuhan dan menentukan kegiatan sekolah dalam waktu

tertentu. Berdasarkan analisis ini, diperloeh banyak kegiatan yang perlu

dilakukan sekolah dalam satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun, atau

bahkan dua puluh lima tahun.

Untuk itu perlu diurutkan tingkat kebutuhan kegiatan dari yang paling

penting sampai kegiatan pendukung yang mungkin bisa ditunda

pelaksanaanya. Hal ini terkait dengan tersediaanya waktu keberadaan

tenaga, dan jumlah dana yang tersedia atau yang bisa diupayakan

ketersediaanya. Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana

pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan

akuntanbilitas publik.30

e. Manajemen sarana dan prasarana

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan untuk menunjang proses pendidikan, khususnya

proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta

alat-alat dan media pengajaran.Manajemen sarana dan prasarana bertugas

mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat

memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalanya proses

pendidikan. manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan sekolah yang bersih baik rapi, indah sehingga menciptakan

kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun murid-murid untuk

berada di sekolah. 31

f. Manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

a) Manajemen humas

Hubungan masyarakat (humas) merupakan suatu kegiatan untuk

menanamkan dan memperoleh pengertian, kepercayaan, dan penghargaan

30

Sri Minarti, Ibid, hal. 223 31

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,Strategi, dan Implementasi, h.49

Page 47: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

33

dari masyarakat khususnya pada masyarakatnya umumnya. Melalui

humas hubungan antar sekolah akan dengan mudah menyebarluaskan

informasi untuk menciptakan pemahaman yang sebaik – baiknya

dikalangan masyarakat luas mengenai tugas – tugas dan fungsi organisasi

tersebut.

Apalagi, pendidikan merupakan wilayah kerja sekolah yanhg menjadi

tanggungjawab bersama akan tiga elemen yaitu, orangtua, masyarakat,

dan pemerintah. Hal ini dikuat dalam Undang- undang No. 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal, 7, 8, 9, 10, dan 11 tentang

hak dan kewajiban orangtua, masyarakat, dan pemerintah dalam

pendidikan.

Menurut Ibrahim Bafadal,yang dikutip oleh Sri Minarti dalam bukunya

yang berjudul Manajemen Sekolah mengelola lembaga pendidikan secara

mandiri. Menjelaskan ada empat pendekatan yang digunakan dalam

humas antar sekolah dan masyarakat yaitu, (1) komunikasi, (2) peragaan,

(3) pelibatan, dan (4) penggunaan fasilitas sekolah oleh masyarakat.32

Berdasarkan komponen- komponen yang diuraikan diatas dalam

pelaksanaan MBS komponen tersebut memiliki keterkaitan yang sangat

erat dengan pendidikan.Karena semua komponen mengacu pada

efektifitas peningkatannya mutu pendidikan. Agar dapat berjalan dengan

tertib, lancar dan benar-benar terintegrasi dengan baik maka komponen-

komponen tersebut dimasukan kedalam suatu sistem kerja sama untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

7. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di Indonesia

Melalui MBS, sekolah dapat dikembangkan menjadi lembaga

pendidikan yang diberikan kewenangan dan tanggungjawab secara luas

untuk lebih mandiri, maju dan berkembangnya lembaga pendidikan

32

Sri Minarti , Manajemen Sekolah : mengelola lembaga pendidikan secara mandiri

(Jogyakarta, Ar- Ruzz Media)hal. 277

Page 48: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

34

berdasarkan kebijakan dasar pengelolaan pendidikan yang ditetapkan oleh

pemerintah pusat.33

Untuk dapat menerapkan manajemen berbasis sekolah secara efektif

dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan, kepemimpinan,

perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan.

Kewibawaan atau karisma kepala sekolah harus ditumbuh kembangkan

melalui sikap terhadap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja,

keteladanan, dan hubungan baik antar masyarakat sekolah semata – mata

untuk menciptakan iklim yang kondusif.

Lebih lanjutnya kepala sekolah dituntut harus melaksanakan

fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses

pembelajaran, dengan melakukan supervisi kelas, membina dan

memberikan saran- saran positif kepada guru. Selain itu tugas kepala

sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran dan studi

banding antar sekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari

kepala sekolah yang lain.

Sehubungan dengan uraian diatas, maka penerapan MBS di Indonesia

perlu didukung oleh perubahan yang mendasar dalam kebijakan

pengelolaan sekolah, yaitu dengan memperhatikan iklim sekolah atau

suasana sekolah yang kondusif, otonomi sekolah, kewajiban sekolah ,

kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis dan profesional, serta

partisipasi masyarakatdan orangtua peserta didik dalam perencanaa,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan pendidikan di sekolah.

8. Faktor yang perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan

Manajemen Berbasisi Sekolah (MBS)

1) Kewajiban sekolah

33

E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional. hal 39-40

Page 49: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

35

Manajemen berbasis sekolah yang menawarkan keleluasaan

pengelolaan sekolah memiliki potensi yang besar dalam menciptakan

kepala sekolah, guru, dan pengelolaan sistem pendidikan profesional.

a. Kebijakan dan prioritas pemerintah

Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan nasional berhak

merumuskan kebijakan-kebijakan yang menjadi prioritas nasional

terutama yang berkaiatan dengan program peningkatan pengenalan huruf

dan angka, efesiensi, mutu dan pemerataan pendidikan.

b. Peranan orang tua dan masyarakat

MBS menuntut dukungan tenaga dan terampil dan berkualitas untuk

membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan

otoritas daerah setempat, serta mengiefesiensikan sistem dan

menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih.

c. Peranan profesionalisme dan manjerial

Manajemen berbasis sekolah menuntut perubahan – perubahan tingkah

laku kepala sekolah, guru dan tenaga administrasi dalam mengoprasikan

sekolah.

d. Pengembangan profesi

Dalam MBS pemerintah harus menjamin bahwa semua unsur penting

tentang pendidikan menerima pengembangan profesi yang diperlukan

untuk mengelola sekolah secara efektif.34

Berdasarkan faktor yang diuraikan dapat ditarik kesimpulan

bahwasannya faktor yang perlu diperhatikan dalam Penerapan Manajemen

Berbasisi Sekolah (MBS) yang disebutkan sudah sangat baik, namun disisi

lain indikator mengenai MBS yang lebih mengarahkan akan pelaksanaan

manajemen berbasis sekolah karena dengan indikator semua program atau

kegiatan akan terlihat sasaran dan tujuan yang diarahkan. Indikator

manajemen berbasis sekolah.

34

Dr. E. Mulyasa, M.Pd, Manajemen Berbasis Sekolah. h.26-29

Page 50: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

36

D. Kerangka Berfikir

Dengan melihat kondisi sekolah dan mutu peserta didik yang ada di MTs

Negeri 2 Pamulang, maka Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah sangat

memungkinkan untuk terus dilaksankan oleh kepala sekolah beserta dewan

guru dan para staf yang terkait didalamnya untuk dapat meningkatkan mutu

pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang.

Sebab melihat mutu pendidikan yang ada di MTs Negeri 2 pamulang ini

sudah sangat baik, maka dari itu penerapan manajemen berbasis sekolah harus

tetap terkoordir dengan baik, supaya sekolah- sekolah lain melihat akan

manfaat dari pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang sangat membatu

untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Selain mutu yang dihasilkan memuaskan di MTs Negeri 2 Pamulang.

Untuk sarana dan prasaran sudah sangat baik bahkan sudah memenuhi standar

nasional jadi untuk penerapan manajemen berbasis sekolah sangat mudah

tercapai. Tetapi akhir belakang MTs Negeri 2 pamulang untuk proses

pembelajaran dikelas mulai menurun, mungkin dikarenakan kebijakan

kurikulum yang berbeda, sehingga ketika kegiatan belajar mengajar sedang

berlangsung guru sedikit banyak kurang menguasai akan teknik yang akan

diajarkan oleh peserta didik.

Sehingga yang telihat saat ini ketika proses belajar sedang berlangsung

banyak beberapa siswa yang belum memahami akan apa yang disampaikan

oleh guru tersebut. Maka dari itu yang harus dipahami dalam penerapan

manajmen berbasis sekolah dengan kebijakan kurikulum yang berbeda ini

melihat dari indikator. Agar mutu yang sudah adaakan terus berkembang

menjadi lebih berkualitas.

Ini hanya salah satu faktor yang menjadi latar belakang MTs Negeri 2

Pamulang yang melaksanakan manajemen berbasis sekolah. Hasil yang

didapatkan di MTs Negeri 2 pamulang menjadi bahan bicara masyarakat dan

sekolah - sekolah lain. Karena memang pada saat ini tidak semua sekolah

menerapkan manajemen berbasis sekolah

Page 51: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

37

hal yang menjadi dasar penelitian ini , yaitu kurangnya supervise dan

pembinaan dari kepala sekolah terhadap dewan guru dalam melaksanakan

penerapan MBS dikarenakan

1. Perencaan yang kurang matang

2. Pelaksanan yang belum efektif

3. Pengawasan yang belum maksimal

4. Dan pembinaan yang belum mampu dilakulkan secara baik

Dari konsep yang dipaparkan dapat diambil kesimpulan, bahwa dalam

perencanaan , pelaksanaan, pembinaan serta pengawasan yang di lakukan

kepala sekolah masih kurang maksimal. Sehingga output yang di hasilkan

kurang membanggakan banyak anak yang mengerti akan satu bidang study

tapi tidak dapat menguasai pelajaran dengan baik. dan proses pembelajaran

pun berjalan sangat kurang kreatif dan inovatif. Yang terlihat hanya guru saja

yang menjelaskan tetapi tidak ada respon baik dari siswa, seperti mencoba

bertanya dari pembahasan yang dijelaskan, atau memberikan argument .Maka

dari MBS lahir untuk menjadi sekolah lebih bermutu, berwawasan, kreatif,

inovatif dan cerdas.

Page 52: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

38

Kerangka Pemikiran

INPUT PROSES OUTPUT

FEED BACK

Keadaan Nyata

1. Kurangnya pembinaan

manajemen tenaga

kependidikan di MTs

Negeri 2 Pamulang

2. Kurangnya supervisi

manajemen kesiswaan di

MTs Negeri 2 Pamulang.

3. Masih kurangnya pelatihan

kepemimpinan kepala

sekolah.

4. Kurang efektif penerapan

MBS disekolah.

5. Manajemen yang tidak

transparnsi

6. Kurangnya pelatihan untuk

guru

7. Kurangnya partisipasi dari

masyarakat sekitar

Masalah

Rendahnya

supervisi

kepala sekolah.

Masih

rendahnya

kompetensi

yang dimiliki

guru dalam

meningkatkan

mutu

pendidikan.

Kurangnya

persiapan dari

peserta didik

saat proses

pembelajaran

Strategi/Solusi

Melakukan

supervisi kelas

secara rutin.

melakukan studi

banding antar

sekolah per 3

bulan.

Pelatihan diklat

diklat untuk

guru 1tahun 2

kali.

Hasil

Efektifitas

Penerapkan

manajemen

berbasis sekolah

dalam

meningkatkan

mutu pendidikan

Page 53: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Pamulang Kota

Tangerang Selatan yang beralamat di Jl. Pajajaran 31 Pamulang

Tangerang Selatan. Alasan saya memilih sekolah ini, karena di MTs

Negeri 2 Pamulang sudah terlihat prestasi yang telah diraih selain itu

pula di sekolah MTs Negeri 2 Pamulang sudah menerapkan

manajemen berbasis sekolah sebagai acuan dalam meningkatkan mutu

atau kuliatas pendidikan

2. Waktu Penelitian

Peneliti mengurus izin penelitian dan observasi awal di MTs

Negeri 2 Pamulang.Kegiatan penelitian ini mulai dilaksanakan pada

pertengahan bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2014.Selama 6

bulan ini peneliti membagi waktu untuk beberapa tahap.Pertama,

melakukan observasi ke sekolah dilanjutkan dengan mengumpulkan

data yang diperlukan.Lalu melakukan wawancara, dokumentasi

selama dua bulan yaitu bulan November dan Desember dilanjutkan

mengolah data dari hasil data yang telah diteliti.Tahapan akhir peneliti

menuangkan hasil penelitian dalam sebuah laporan penelitian skripsi.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode

yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian

pada masalah-masalah aktual dan fakta-fakta yang terjadi

sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.Yang

Page 54: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

40

dilakukan dalam penelitian deskriptif adalah pencatatan, menganalisis

dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi.Deskripsi pada

penelitian ini untuk menggambarkan efektivitas kegiatan MBS dalam

meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang.

C. Teknik Pemilihan Informan

Informan adalah orang yang memberikan informasi.1Adapun

pada penelitian ini, teknik yang digunakan untuk menentukan subjek

penelitian kualitatif adalah teknik purposive sampling yaitu, sampel

yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti atau tidak secara

acak.2Teknik ini dipilih oleh peneliti berdasarkan tujuan penelitian

yakni memilih orang-orang yang dapat dijadikan sebagai sampel

penelitian karena mereka dianggap dapat memberikan informasi

tentang masalah pada penelitian ini. Dengan demikian, informan yang

akan dipilih adalah orang-orang atau sumber yang masih berada dan

terlibat dalam pelaksanaan kegiatan di MTs Negeri 2 Pamulang dan

dapat dimintai informasi. Berkaitan dengan jumlah informan yang

digunakan dalam penelitian ini, penulis memilih beberapa orang yang

dianggap dapat memberikan informasi secara lengkap dan mendalam.

Jumlah atau banyaknya informan yang dipilih disesuaikan dengan

kebutuhan data.

Adapun beberapa informan tersebut adalah:

1. Kepala Sekolah MTs Negeri II Pamulang Tangerang.

2. Wakil Kepala Sekolah bagian Kesiswaan MTs Negeri II

Pamulang Tangerang.

3. Imam Sucipto, S. Kom. (Wakil Kepala Sekolah Bidang

Humas),

1 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 188 2 Lexy J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h. 224

Page 55: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

41

4. Guru – guru di MTs Negeri II Pamulang Tangerang

5. Wali Murid.

6. Murid MTs Negeri II Pamulang Tangerang.

D. Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.3

Terdapat 3 macam sumber data, yaitu:

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara. Adapun sumber data yang

berupa person dalam penelitian ini berupa wawancara yakni

Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Wakasek Kehumasan,

dan guru di MTs Negeri 2 Pamulang.

2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa

keadaan diam dan bergerak. Sumber data ini berasal pada

tempat penelitian yakni MTs Negeri 2 Pamulang.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa

huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Sumber data ini

meliputi data siswa, data guru, data tenaga kependidikan dan

data sarana prasarana, serta dokumen prestasi sekolah, data

seluruh kegiatan KBM di sekolah, dan dokumen-dokumen lain

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Adapun dalam penelitian ini menggunakan sumber data seperti

person dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri

dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data

dalam penelitian ini yakni:

3 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 172

Page 56: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

42

a. Data Primer

Data primer, yaitu sumber data lapangan yang diperoleh secara

langsung.4Data primer ini diperoleh dari sumber data pertama

yakni person dengan menggunakan prosedur dan teknik

pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.Observasi

dilakukan dilapangan mengamati secara langsung dan mencatat

secara sistematis objek penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder, merupakan sumber data yang mendukung dan

melengkapi sumber data primer.Data sekunder diperoleh dari

sumber data ketiga yakni paper dengan menggunakan teknik

dokumentasi yang relevan sebagai pendukung penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa,

keterangan-keterangan, karakteristik-karakteristik atau hal-hal yang

berkaitan dengan sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan

mendukung penelitian, atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data.5

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam

penelitian ini adalah :

1. Metode wawancara (Interview)

Ciri utama dari wawancara adalah proses pengumpulan data

atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer)

dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewe).10

Wawancara

digunakan peneliti untuk memperoleh langsung informasi dari

sumbernya, informan pada wawancara ini yaitu memiliki keterkaitan

4 Prof. Dr. H. Syamsir Salam, Ms dan Jaenal Aripin, M.Ag, Metodologi Penelitian

Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 38 5Samiaji Sarosa, op.cit., h. 43

10 Djudju Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production,

2000) , h. 316

Page 57: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

43

langsung dengan kegiatan ekstrakurikuler dan disiplin siswa.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah metode penelitian dengan mengamati

secara langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap objek

penelitian.Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

menggunakan perkataan pada umumnya melibatkan penglihatan

terhadap data visual, dapat pula melibatkan indera lain seperti

pendengaran, sentuhan, penciuman.11

Observasi dilaksanakan pada

waktu proses penelitian ini berlangsung dan penulis menggunakan

observasi partisipastif (participant observation) yaitu dilakukan oleh

peneliti dengan terjun langsung dalam kegiatan dan observasi

kebetulan (incindental observation) yaitu observasi yang dilakukan

melalui pengamatan kegiatan terhadap objek secara kebetulan tanpa

direncanakan.

Metode ini berfungsi untuk mengetahui pelaksanaan program-

program berlangsungnya kegiatan manajemen berbasis sekolah dan

melihat kondisi disiplin siswa ketika berada dilingkungan sekolah dan

pada saat kegiatan berlangsung, mengamati keadaan pembina,

pelatih, guru dan staf dalam mendukung kegiatan dan kedisiplinan

siswa serta mengamati faktor pendukung dan penghambat dalam

kegiatan berlangsung. Kemudian hasil observasi dipertegas lagi

dengan teknik wawancara maupun dokumentasi.

3. Studi Dokumentasi

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya.12

Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui

dokumen, dalam hal ini melalui dokumen mengenai sejarah dan

perkembangan MTs Negeri 2 Pamulang, visi dan misi, letak geografis,

11

Ibid., h. 320-321 12

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 201

Page 58: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

44

struktur organisasi, data siswa, data guru, data tenaga kependidikan,

data sarana prasarana, dokumen prestasi sekolah, data seluruh

kegiatan ekstrakurikuler sekolah, program ekstrakurikuler sekolah,

tata tertib MTs Negeri 2 Pamulang, serta hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah proses mencari, mempelajari,

mencatat, mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi.13

Data yang diperoleh dari

penelitian kemudian dianalisis secara bertahap.Mempertimbangkan

rumusan dan tujuan penelitian di atas, bahwa laporan penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat laporan

deskriptif.Seperti hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Adapun analisis yang digunakan melalui beberapa tahap yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengumpulan data

penelitian, seseorang peneliti dapat menemukan kapan saja

waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti

mampu menerapkan metode wawancara, observasi atau dari

berbagai dokumen yang berhubungan dengan kedisiplinan

siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Selama proses

reduksi data peneliti dapat melanjutkan proses penyempurnaan

data dengan peringkasan data yang kurang perlu dan tidak

relevan, pengkodean, menemukan tema, maupun melakukan

penambahan terhadap data yang masih kurang dan sangat

dibutuhkan dalam penelitian, reduksi data berlangsung selama

13

Lexy J. Moleong, op. cit., h. 248

Page 59: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

45

penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian selesai.

2. Penyajian Data dan Interpretasi Data

Dalam penelitian biasanya peneliti akan mendapatkan

begitu banyak data.Oleh karena itu pada penyajian data

dalamproses pengumpulan informasi harus disusun berdasar

kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang

diperlukan.Data yang didapatkan tidak mungkin dipaparkan

secara keseluruhan.Untuk itu, dalam penyajian data dapat

dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis

sehingga data yang diperoleh dapat menjelaskan dan menjawab

permasalahan yang diteliti.Selanjutnya interpretasi data adalah

proses pemahaman makna dari serangkaian data yang telah

tersaji, dalam wujud yang tidak sekedar melihat apa yang

tersurat, namun lebih pada memahami atau menafsirkan

mengenai apa yang tersirat di dalam data yang telah disajikan.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Data

Penarikan sebuah kesimpulan merupakan analisis lanjutan

dari reduksi data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti

masih berpeluang untuk menerima masukan.Penarikan

kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali, peneliti

dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat,

sehinggakebenaran ilmiah dapat dicapai.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah

dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan

akanberkembang sesuai dengan situasi dilapangan.14

Oleh karena itu, dalam analisis data ini peneliti

14

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h.

216

Page 60: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

46

menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian yang

digunakan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan

bagaimana efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri 2

Pamulang

G. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara

Tabel 3. 1

Kisi-kisi wawancara

Fokus Penelitian Dimensi Indikator

A. Manajemen

Berbasis

Sekolah

a. Penerapan

Manajemen

Berbasis Sekolah

1. Peran kepala sekolah sebagai

fasilitator dalam penerapan kegiatan

MBS di sekolah.

2. Fungsi kepala sekolah sebagai

mediator dalam memberikan

arahan kepada guru dalam

penerapan MBS

3. Peran kepala sekolah sebagai

administrator dalam penerapan

MBS

4. Bentuk kerjasama antara kepala

sekolah dengan guru, dan staf yang

terkait.

5. Mengontol dalam setiap kegiatan

MBS

b. Karakteristik

manajemen

berbasis sekolah

1. 1. Out put apa yang dihasilkan dari

prestasi akademik ataupun non

akademik.

Page 61: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

47

2. 2. Proses belajar mengajar dengan

efektifitas yang tinggi

c. Komponen sekolah

dalam manajemen

berbasis sekolah

1. Penyusunan visi dan misi

2. Penyusunan tujuan

3. Penyusunan program penerapan

MBS

4. Perencanaan pengadaan fasilitas

5. Pembagian kerja dalam struktur

organisasi

B. Mutu

Pendidikan

a. Faktor yang

mempengaruhi mutu

pendidikan

2. 1. Guru atau Pendidik

3. 2. Siswa/Anak didik

4. 3. Alat Pendidikan

5. 4. Lingkungan Masyarakat

b. Upaya yang

dilakukan dalam

peningkatkan mutu

pendidikan

1. Meningkatnya efisiensi proses

belajar mengajar menuju arah

tercapainya hasil yang optimal.

2. Menguatnya mutu pendidik serta

meningkatnya kapasitas seluruh

warga sekolah termasuk masyarakat

dan orang tua siswa

3. Terbangunnya budaya sekolah yang

demokratis, akuntabel dan

transparan.

4. Terbangunya Model program

pengembangan sekolah

Page 62: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah MTs Negeri II Pamulang Tangerang

Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tangerang II Pamulang terletak

di Jalan Pajajaran No. 31 Kecamatan Pamulang Barat, Kota Tangerang

Selatan, Provinsi Banten. MTsN II Pamulang Tangerang memiliki lokasi

yang strategis, hanya 100 M dari jalan raya.

Pada awalanya MTsN II Pamulang Tangerang berdiri sejak tahun

1981 di Cimanggis, Ciputat (waktu itu belum ada pemekaran kecamatan

Ciputat). Kepala Madrasah pertama kali dijabat oleh Drs. Syamsuddin Pane,

M. Pd. Berkat perjuangan yang gigih dari kepala madrasah dengan

melakukan pendekatan ke berbagai pihak, terutama pihak pemerintahan desa

dan kecamatan, lima tahun kemudian tepatnya tahun 1987, MTsN II

Pamulang Tangerang dipindahkan ke kelurahan Pamulang di atas tanah

seluas 4000 M2.

Pada masa tersebut merupakan masa-masa perjuangan yang gigih

untuk memantapkan eksistensi madrasah, karena masih dihadapkan kepada

pencitraan madrasah yang kurang menguntungkan dari masyarakat.

Masyarakat memandang bahwa madrasah lebih banyak mengajarkan ilmu-

ilmu agama dan kurang mengajarkan ilmu-ilmu umum. Padahal komposisi

kurikulum di madrasah juga menyediakan ilmu-ilmu umum, bahkan

komposisinya mencapai kurang lebih 70% dan ilmu-ilmu agamanya 30%.

Masyarakat juga memandang madrasah adalah sekolah dakwah yang dalam

banyak hal kurang dikelola secara profesional. Paradigma ini tentunya kurang

menguntungkan bagi eksistensi pendidikan madrasah.

Page 63: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

49

Belajar dari kondisi kurang menguntungkan inilah yang tampaknya

terus-menerus ingin diluruskan oleh para pejuang awal MTsN II Pamulang

Tangerang, baik oleh kepala madrasah maupun oleh guru-gurunya. Mereka

tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi tentang madrasah baik melalui

pengajian, forum-forum pertemuan pemerintah, kegiatan madrasah,

pertemuan dengan orang tua siswa, dan sebagainya.

Alhamdulillah, berkat perjuangan yang tidak mengenal lelah, di bawah

kepemimpinan Drs. H. Syamsuddin, Drs. H. Edy Djunaedy, dan Drs.

Nasharuddin Sarbini, MTsN II Pamulang Tangerang mulai dikenal dan

dipahami secara proporsional oleh masyarakat. Sehingga dari tahun ke tahun,

antusiasme masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah semakin

bertambah.

Masyarakat juga mulai menyadari akan pentingnya partisipasi

khususnya dalam hal bantuan finansial, sehingga mulai tahun 1990-an

kesediaan masyarakat untuk membantu secara finansial mulai terlihat.

Hasilnya adalah secara bertahap mulai ada peningkatan jumlah dan kualitas

bangunan gedung. Selanjutnya di bawah kepemimpinan Dra. Hj. Iis Aisyah,

Drs. M. Askolani, dan Drs. Suhardi, M. Ag bangunan gedung MTsN II

Pamulang Tangerang secara perlahan menjadi sangat memadai dan menjadi

kebanggaan masyarakat sebagai lembaga pendidikan Islam modern.

Bangunan gedung madrasah yang awalnya sangat sederhana, kini terlihat

tampak megah karena hampir semuanya sudah bertingkat. Demikian juga

sarana dan prasarana pendidikan lainnya yang semula belum lengkap, secara

perlahan saat ini sudah mulai dipenuhi dengan fasilitas yang lebih modern.

Berkat kerja keras kepala madrasah dan seluruh dewan guru, kini

MTsN II Pamulang Tangerang juga melakukan banyak inovasi baik dalam

bidang manajemen, bidang akademik atau kurikulum, dan bidang kesiswaan.

Di bidang manajemen, madrasah kini sudah lebih banyak

menggunakan pola-pola kerja yang didasarkan pada teknologi modern

Page 64: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

50

(walaupun belum maksimal), di bidang akademik mulai banyak melakukan

program-program kelas unggulan, di bidang kesiswaan mulai banyak

diadakan program pengembangan bakat, karakter, dan kepemimpinan.

Dari berbagai inovasi yang dilakukan tersebut telah mengantarkan

MTsN II Pamulang Tangerang banyak meraih prestasi dari berbagai macam

lomba baik di tingkat kecamatan, kabupaten, tingkat provinsi, dan nasional.

2. Visi, Misi, Tujuan dan Moto MTs Negeri II Pamulang

Tangerang

a. Visi

“Madrasah Insan religious, unggul, berprestasi, dan berwawasan

global”.

b. Misi

Misi MTs Negeri II Pamulang Tangerang yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pembinaan keimanan dan ketakwaan

2. Meningkatkan kualitas pembinaan ibadah

3. Meningkatkan kualitas pembinaan akhlak mulia

4. Meningkatkan kualitas pembinaan prestasi akademik

5. Meningkatkan profesionalitas pembinaan ekstrakurikuler

6. Meningkatkan kualitas tata kelola atau manajemen madrasah secara

lebih transparan, partisipatif, efektif, efisien dan akuntabel.

7. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan

8. Meningkatkan kompetensi guru dan profesionalitas pegawai

9. Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan, pribadi, dan masyarakat

sekitar

10. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sosial, ekonomi, dan

budaya masyarakat pamulang dan masyarakat sekitarnya.

Page 65: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

51

11. Mengembangkan tradisi pembelajar bagi seluruh komunitas

madrasah, terutama guru dan pegawai.

12. Membekali siswa, guru dan pegawai dengan kecakapan-kecakapan

yang diperlukan di era globalisasi.

c. Tujuan

Terwujudnya peserta didik yang dapat mengembangkan seluruh

potensi insaniyahnya secara optimal sehingga dapat meraih prestasi yang

setingi-tingginya dan bisa melanjutkan pendidikan jenjang berikutnya

pada lembaga-lembaga pendidikan yang unggul.

d. Moto

Moto atau semboyan pernyataan yang singkat yang bila diingat atau

diucapkan akan menjadi penyemangat dalam melakukan berbagai

kegiatan di madrasah. Moto MTs Negeri II Pamulang Tangerang yakni

Fastabiqul Khoirot dan Do the best.

3. Kurikulum

Kurikulum pembelajaran yang diterapkan di MTs Negeri II Pamulang

Tangerang adalah kurikulum yang diberlakukan sesuai dengan keputusan

pemerintah. Pada tahun pembelajaran 2014/2015 kurikulum yang digunakan

adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini diterapkan pada pembelajaran

kelas VII sedangkan kelas VIII dan IX masih menggunakan kurikulum

pembelajaran yang sebelumnya.

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di MTs N Tangerang II Pamulang

dilaksanakan dari hari senin sampai dengan hari sabtu. KBM dimulai dari

pukul 07.00 s/d 15.30 WIB.

Page 66: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

52

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi MTs Negeri II Pamulang Tangerang

KKM

Guru Peduli

Kepala

Madrasah

Komite

Madrasah

Kepala TU Koperasi

WKM

Kurikulum

WKM

Kesiswaan

WKM

Humas-Penemu

WKS

SARPRAS

Adm.

Kurikulum

Pengajaran dan

Evaluasi

Kelas BP &

Olimpiade

Perpustakaan

Kormapel

Pemb. OSIS

Koordinator

PD

Koord. Pram &

ICBC

Pet. UKS

BK-PIKR

Pembina

DKMMesjid

Komunikasi,

Kerjasama, dan

Diklat (KKD)

Pubdok

Lab. Bahasa

Lab. IPA

SABMN

Keling

Pemeliharaan

Alat

Guru/Wali Kelas

SISWA

Keterangan:

= garis komando

= garis koordinasi

Page 67: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

53

5. Profil Sekolah

DATA SEKOLAH

Nama Sekolah : MTsN II Pamulang Tangerang

Alamat :

Jl. Pajajaran No. 31 Pamulang Barat Kec. Pamulang Kota

Tangerang Selatan Provinsi Banten

Telp / Fax : 021-7415023 / 021-7415023

Website : http://mtsnpamulang.net

E Mail : [email protected]

Status Sekolah : Negeri

Akreditasi : A Tahun 2011

NSM (No stattistik

Madrasah) : 121136740001

NPSN (No. Pokok

Sekolah Nasional : 2062303

Luas Tanah : 6.852 M2

Luas Bangunan : 3.864 M2

Jumlah Ruang Belajar : 31 ruang

Waktu Belajar : Pagi 07.00-15.00 WIB

6. Keadaan Guru, Pegawai dan Peserta Didik

a. Data Guru

Tenaga pendidik di MTs Negeri II Pamulang berjumlah 65 orang

terdiri dari 1 orang kepala sekolah dan 64 guru bidang studi. Sebagian

Page 68: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

54

besar dari tenaga pendidik MTs Negeri II Pamulang Tangerang ini

berstatus sebagai guru PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan telah

menyelesaikan pendidikan S2 (Strata 2) di berbagai bidang ilmu

pengetahuan.

Tabel 4.1

Data Guru MTs Negeri II Pamulang Tangerang

No Nama Gol. Pendidikan Guru Mapel

1 Drs. Suhardi, M. Ag IV.a S2 Kepala Sekolah

2 Abd. Rozak, SH III.b S2 Akidah Akhlak

3 Drs. Azhar Munadi III.b S1 Akidah Akhlak

4 Dra. Siti Rochmaniah III.b S1 Bahasa Arab

5 Masri’ah, MA III.c S2 Bahasa Arab

6 Siti Bahriyah, S. Ag, MA IV.a S2 Bahasa Arab

7 Hj. Neneng Susilawati, M. Pd IV.a S2 Bahasa Inggris

8 Drs. Panji Waluyo, M. Pd IV.a S2 PKN

9 Dra. Iriastuti IV.a S1 Bahasa Inggris

10 R. Lukman Firdaus, S. Pd III.d S1 Matematika

11 Achmad Buchori, M. Si III.d S2 Seni Budaya

12 Dasril, S. Pd, M. Pd III.c S2 Penjaskes

13 Usep Rahmat, S. Ag, M. Si IV.a S2 Matematika

14 Romlan, S. Ag, MA III.d S2 Qur’an Hadits

15 Ita Rosmita, S. Ag, MA III.d S2 Fiqih

16 Midahwati, S. Ag, MA IV.a S2 SKI

17 Nuraini, S. Ag, MA IV.a S2 Qur’an Hadits

18 Ulik Widiantoro, S. Pd, M. Pd III.d S2 Bhs. Indonesia

19 M. Kamal, S. Pd, M. Pd III.c S2 Bhs. Indonesia

20 Dra. Eka Munawaroh, M. Ed IV.a S2 Matematika

21 Drs. Nurabdillah IV.a S1 Bhs. Indonesia

22 Dra. Hj. Surtini, M. Si IV.a S2 IPS

23 Dra. N. Supriati, M. Pd IV.a S2 Bhs. Indonesia

Page 69: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

55

24 Dra. Wirda Hanum, M. Pd IV.a S2 Bhs. Indonesia

25 Dra. Entu Tuningrat IV.a S1 IPA

26 Dra. Dian Rivia, M. Pd III.d S2 Bhs. Indonesia

27 Dra. Hj. Enung Sutiasih IV.a S1 Matematika

28 Asep Abd. Rohim, M. Si III.d S2 IPS

29 Mawalidah, S. Ag III.d S1 Matematika

30 Umi Widaningsih, S. Pd III.c S1 IPS

31 Imam Sucipto, S. Kom III.b S1 TIK

32 Hamdani, S. Ag III.b S1 Qur’an Hadits

33 Oman Sulaeman, S. Pd.I III.b S1 Fiqih

34 Ikhlas, S. Ag, M. Pd IV.a S2 Bahasa Arab

35 Sri Rahayu, S. Sos III.c S1 IPS

36 Hj. Iin Hamidah, S. Ag IV.a S1 IPS

37 Dra. Siti Rif’ah IV.a S1 IPA

38 Hj. Azizah, S. Ag IV.a S1 IPS

39 Drs. Madhari III.c S1 IPS

40 Suhardo, S. Pd, M. Si III.c S2 IPS

41 Nur Utami, S. Pd III.c S1 Matematika

42 Yuli Astuti, S. Pd III.c S1 PKN

43 Ganti Endang Prihatini, S. Pd III.c S1 Matematika

44 Nurlena Hayati, M. Si III.c S2 IPA

45 Sri Widyastuti, S. Psi III.c S1 BK

46 Nalti Nasution, M. Pd III.c S2 Bahasa Inggris

47 Drs. Sanusi III.c S1 IPA

48 Neneng Herawati, S. Pd III.a S1 Bahasa Inggris

49 Tjetjep Saiman, S. Pd IV.a S1 IPA

50 Dra. Dewi Widiyantari IV.a S1 Bahasa Inggris

51 Aeni Rohmah, S. Ag III.a S1 Seni Budaya

52 Lia Nurmalia, S. Psi III.b S1 BK

53 Noprianto, S. Pd IV.a S1 Penjaskes

Page 70: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

56

54 Lia Yuliana, S. Pd III.b S1 Seni Budaya

55 Hj. Siti Nuraliyah, S. Pd. I IV.a S1 SKI

56 Tri Endah irianti, S. Pd IV.a S1 IPA

57 Uung Suryadi, S. Ag III.c S1 SKI/Fiqih

58 Arif Sahrudin III.b S1 Penjas

59 Atung Ramdhan, S. Pd. I - S1 Mulok

60 Bedah Zubaedah, S. Pd. I - S1 Fiqih

61 Joko Sutopo, S. Pd - S1 TIK

62 Syaiful Bahri, S. Ag - S1 Mulok

63 Ahmad Arief UN, S. Ag - S1 Mulok

64 Afif Fauzi, S. Pd - S1 Bahasa Inggris

65 Siti Rahayu, S. Pd - S1 Matematika

Data guru di atas menunjukkan bahwa seluruh guru MTsN Tangerang

Pamulang memiliki latar belakang pendidikan S-1 (Strata Satu) bahkan

beberapa guru sudah berpendidikan S-2 (Strata 2). Dengan adanya

pendidikan yang dimiliki masing- masingg guru maka untuk mewujudkan

mutu yang baik tidaklah sulit jika semua pekerjaan dilakukan secara bersama

anatar kepalasa sekolah guru serta staf sekolah di MTs Negeri 2 Pamulang.

Dengan demikian maka efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah

dalam meningkat mutu akan berjalan secara efektif.

.

b. Data Pegawai

Tabel 4.2

Data Pegawai MTs.N Tangerang II Pamulang

Status TU Keling Keamanan Driver Jumlah

PNS 7 0 0 0 7

Honor 7 6 2 1 16

Page 71: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

57

Jumlah 14 6 2 1 23

c. Data Peserta Didik

MTsN II Pamulang Tangerang memiliki jumlah siswa yang cukup

banyak yaitu berjumlah 995 orsang siswa. Jumlah siswa secara

keseluruhan secara rinci pada tahun ajaran 2014/2015 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Siswa/iMTsN II Pamulang Tangerang

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

Kelas VII 151 199 350

Kelas VIII 117 201 318

Kelas IX 110 217 327

Jumlah 378 617 995

7. Keadaan Sarana dan Prasarana

a. Tanah dan Halaman

Tanah MTsN II Pamulang Tangerang sepenuhnya milik negara

dengan luas seluruhnya 6.852 M2, sedangkan luas bangunan 3.864 M

2. Di

sebelah timur bersebelahan dengan SDN Pamulang 1, 3 dan 4.

b. Gedung Madrasah

MTs Negeri II Pamulang Tangerang memiliki beberapa fasilitas

fisik (ruang) yang menunjang keberlangsungan kegiatan organisasi

sekolah yaitu diantaranya ruang kelas, laboratorium, ruang perpustakaan,

Page 72: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

58

ruang guru, ruang OSIS, aula, kamar mandi, mushalla, ruang piket, ruang

penjaga, dan untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

c. Sumber Belajar

1. Sarana Sumber Belajar

Perpustakaan merupakan pusat sumber ilmu yang utama, maka di

perpustakaan MTsN II Pamulang Tangerang dilengkapi dengan

berbagai buku sumber, meliputi:

1) Jumlah total : 15.163 eksemplar

2) Jumlah buku pelajaran : 9.620 eksemplar

3) Jumlah judul buku : 1.574 eksemplar

4) Koran/surat kabar : tiap hari 3 surat kabar

5) Majalah : tiap bulan 2 majalah

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang tersedia meliputi:

a) Perpustakaam lengkap, serta multimedia

b) TV di tiap kelas khusus

c) VCD player di tiap kelas khusus

d) CD pembelajaran berada di unit komputer dan di perpustakaan

e) LCD proyektorter sedia di tiap kelas

f) Komputer 60 dan akses internet 24 jam

g) Kaset dan video recorder

h) Aula dilengkapi dengan sound sistem

i) Masjid At-taqwa sebagai prasarana ibadah, yang sekaligus sebagai

laboratorium keagamaan

j) Laboratorium sains, lab. Bahasa 1 lokal dengan 40 both, lab.

komputer, lab. ICBC, greenhouse, studio musik, dan drumband

k) Tanaman obat

l) Kolam ikan

Page 73: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

59

m) Taman untuk belajar out door

n) 31 lokal untuk ruang kelas

o) Ruang BK

p) Lapangan footsal dan basket

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu wadah untuk menimbah ilmu yang

dapat dijadikan sebagai tempat yang dipercaya oleh kalangan masyarakat,

Agar bisa mencerdaskan anak bangsa. Maka pendidikan harus senantiasa

mampu menjawab apa yang diharapkan masyarakat. Bagaiamana agar

pendidikan bisa membuktikan bahwa ia mampu menjawab tantangan dunia,

maka yang harus diperhatikan adalah manajemen atau pengelola suatu

lembaga pendidikan. Banyak sekolah- sekolah yang mengeluh akan sulitnya

mengelola pendidikan.

Maka Departemen pendidikan memutuskan agar MBS hadir sebagai

penawar bagi sekolah- sekolah yang kedodoran dalam memanajemenkan

organisasi sekolah. Dengan MBS semua hambatan yang terjadi dalam

manajemen pendidikan akan mudah dikelola secara terperinci mulai dari

perencanaan sampai dengan evaluasi berkelanjutan. Jadi akan terlihat masalah

apa yang sering hadir dalam dunia pendidikan. MBS menjawab semua

kebutuhan yang diperlukan dalam dunia pendidikan.

Dalam penerapan MBS dibutuhkan kesiapan mental dari seluruh

komponen yang terkait didalamnya. Karena pada penerapan MBS harus

menentukan salah satu fokus arah dan tujuan jelas yaitu bagian mana kineraja

sekolah yang harus ditingkatkan. Karena sulit untuk meningkatkan kinerja

sekolah secara umum tanpa adanya arah yang jelas.

Page 74: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

60

Apakah terfokus pada mutu belajar siswa, mutu manajemen sekolah,

mutu personil, mutu anggaran keuangan sekolah, mutu kurikulum dan lain-

lain.

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diperoleh melalui

wawancara, observasi dan dokumentasi, adapun hasil penelitian ini meliputi

efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang. Data-data yang telah penulis temukan

adalah sebagai berikut:

1. Penerapan manajemen berbasis sekolah

Untuk melaksanakan suatu program yang efektif dalam proses kegiatan

belajar mengajar disekolah diperlukan penyusunan perencanaan program,

pengorganisasian, penetapan kebijakan dan pengawasan yang optimal .karena

program kegiatan yang dilakukan disekolah sangat berpengaruh dalam

meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan, Dalam upaya menciptakan mutu

yang baik siswa, MTs Negeri 2 Pamulang menyusun pelaksanaan program

efektivitas manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah adapun langkah-langkah sebagai berikut:

a. Manajemen berbasis sekolah

Dalam penerapan MBS tentunya dibutuhkan sebuah perencanaan yang

matang. Menurut pendapat Bapak Suhardi sebagai Kepala Sekolah MTs

Negeri 2 Pamulang ,terkait dengan efektivitas penerapan manajemen

berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu yaitu:

“ Jika berbicara mengenai MBS sudah pasti membicarakan bagaimana

tentang manajemen yang dikelola disekolah mulai dari perencanaan

sampai dengan pengevaluasian. Dalam penerapan mbs di MTs Negeri

2 Pamulang ini sudah mulai berjalan dengan baik meskipun

penerapannya belum berjalan secara optimal tetapi prosesnya tetap

mengikuti prosedur yang ditetapkan. Maka Untuk dapat

terselenggaranya pembelajaran yang efektif , yang artinya anak bisa

Page 75: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

61

belajar secara optimal dalam segala koneksinya tentu perlu adanya

guru-guru yang mampu mengimplementasi pembelajaran dengan

menggunakan metode yang menarik, mudah dipahami oleh peserta

didik dan mampu memberikan motivasi yang baik terhadap peserta

didik agar mereka dapat menyalurkan segala kemampuan atau potensi

yang dimiliki”.1

“Sedangkan menurut Bpk. Ulik Widyantoro, M.Pd sebagai wakil

kepala bidang kurikulum sekolah MBS merupakan cara untuk

mengatur ,mengelola dan menggunakan sumber daya secara efektif

untuk mencapai sasaran. Dan perlu pula memperhatikan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan sebagai penunjang proses kegiatan belajar

mengajar”.2 Dan dalam proses penerapan MBS disini kepala sekolah

sangat berperan aktif sebagai fasilitator serta mengajak guru – guru

untuk terus tetap memberikan apa yang dibutuhkan siswa sehingga

siswa terus berperstasi.

Dari hasil wawancara oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah

menurut teori George R. Terry dalam buku Mulyono.MA ,Manajemen

Administrasi dan Organisasi Pendidikan.“manajemen merupakan sebuah

proses yang khas, yang terdiri dari tindakan- tindakan : perencanaan,

pengorganisasian, penggiatan, dan pengawasan, yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran- sasaran yang telah ditetapkan

melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber- sumber lain” .

Maka penulis menyimpulkan bahwa MBS merupakan cara atau

strategi yang paling tepat untuk diterapkan disekolah karena dengan adanya

MBS seluruh program dapat terorganisir dengan baik, mulai dari

manajemen, sumber daya manusia (sdm), sarana prasarana , administrasi

sampai dengan hubungan dengan masyarakat sekitar. Dan disini tidak

hanya kepala sekolah yang berperan sebagai fasilitator, atau administrator

tetapi seluruh guru dan staf yang terkait di dalam sekolah ikut berpatisifasi

1Hasil wawancara dengan Bapak Suhardi (Kepala MTsN Tangerang 2 Pamulang), pada hari

Rabu, 11Desember 2014 Pukul 09.00 WIB 2Hasil wawancara dengan Bapak Ulik Widyantoro , Wakil Kepala Madrasah bidang

Kurikulum MTs 2 Pamulang, (11 Desember, pukul 10.03 WIB), di Ruang Wakil Kepala Madrasah

bidang Kurikulum.

Page 76: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

62

didalam melaksanakan MBS.Kemudian di lanjutkan dengan wawancara

guru- guru di MTs Negeri 2 Pamulang mengenai penerapan MBS.

“ Bapak Suhardo sebagai guru di MTs Negeri 2 Pamulang menyatakan

peran kepala sekolah dalam pelaksanaan MBS bukan hanya sekedar

memberikan instruksi kepada bawahannya untuk melaksanakan

program MBS ,Bahkan dalam penerapan MBS di MTs Negeri 2

Pamulang kepala sekolah bukan hanya sebagai fasilitator tetapi beliau

juga selalu memantau disetiap kegiatan atau program yang sedang

berajalan. Dan selalu mengajak guru- guru untuk mengikuti pelatihan-

pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru.

Kepala sekolah pun selalu memberikan arahan kepada guru dalam

pelaksanaan MBS misalnya, dalam pembuatan RPP, Silabus dan

program- program yang dapat membantu meningatkan mutu siswa.

jika terjadi kendala dalam penerapan MBS kepala sekolah selalu

memberikan evalusi berkelanjutan agar program- program yang belum

berjalan secara efektif dapat diperbaiki secara bertahap”.3

Hasil dari wawancara bersama bapak suhardo sebagai guru di MTs

Negeri 2 Pamulang penulis menyimpulkan bahwa peran serta koordinasi

dan pengawasan dari kepala sekolah untuk berjalannya suatu kegaiatan

MBS disekolah memang sangat diperlukan karena dengan adanya instruksi,

arahan dan bimbingan secara baik maka sasaran yang direncanakan akan

lebih terarah dan mudah untuk dicapai.

Kemudian di lanjutkan dengan bapak Nur Abdillah mengenai

penerapan MBS di sekolah MTs Negeri 2 Pamulang berpandangan bahwa:

“Kepala sekolah dalam penerapan MBS masih belum maksimal,

karena dalam penerapan MBS ini masih terlalu banyak yang harus

diperhatikan misalnya saja ketika proses belajar sedang berlangsung.

terkadang terhambat dikarena buku yang masih belum juga datang,

lalu ketika membutuhkan media pembelajaran juga masih belum

terpenuhi mungkin dikarenakan masih banyak kebutuhan lain yang

harus didahulukan. tetapi tidak menuntut kemungkinan meskipun

demikian kita sebagai guru harus tetap siap dan harus tetap bisa

mengkondisikan kekurangan yang belum terpenuhi. karena tidak

3Hasil Wawancara dengan Bapak Suhardo, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 11Desmber

2014, pukul 10.20 WIB), di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 77: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

63

mungkin kebutuhan yang tidak ada, proses pembelajaran berhenti

begitu saja, jadi tugas guru selain memberikan pelajaran untuk siswa

juga harus kreatif agar siswa tetap menerima pembelajaran dari guru

disekolah”. 4

Sedangkan MBS menurut Bapak Iman sebagai wakil bidang

kehumasan menyatakan bahwa:

“peran kepala sekolah dalam penerapan manajemen berbasis sekolah

sudah cukup baik karena inti dari MBS tersebut bagaimana cara

sekolah bisa berkembang atau maju , disisi itu keberhasilan sekolah

juga dilihat dari input yang ada didalamnya dan semenjak

kepemimpinan kepala sekolah bapak Suhardi ini di MTsNegeri 2

Pamulang telah mencapai titik kejayaan “prestasi” baik prestasi

akademik maupun non akademik. dan selain itu peran kepala sekolah

sebagai mediator dan administrator itu ada suatu kebanggaan lain,

yaitu kepala sekolah mampu menjembatani antara komite dan guru

disekolah. Komite sekolah ditugaskan untuk mencari orang tua murid

yang memiliki potensi dan semangat yang tinggi untuk memajukan

sekolah.

Di MTs Negeri 2 Pamulang selain prestasi yang baik tentunya,

sikap dan prilaku pun sangat di perhatikan dan diutamakan karena

sikap dan prilaku mencerminkan tentang pendidikan yang diajarkan

disekolah tersebut. MTs Negeri 2 pamulang sudah cukup dikenal

masyarakat, baik mengenai prestasi akademik ataupun non akademik,

untuk prestasi yang telah diraih oleh siswa siswi MTs Negeri 2

Pamulang tentunya memiliki standar, ketentuan dan syarat yang telah

ditetapkan. Jadi sekolah bisa terus mengawasi perkembangan pada

siswa- siswi MTs Negeri 2 Pamulang.

Jadi apa bila ada siswa- siswi sudah mempunyai nilai yang telah

distandarkan oleh sekolah siswa tersebut boleh mengikuti

esktrakurikuler, dan sebaliknya jika siswa tersebut belum mampu

mencapai nilai yang ditentukan maka sekolah tidak mengizinkan siswa

tersebut aktif atau ikut berpartisipasi dalam ekstrakurikuler. karena

tujuan dan sasaran sekolah adalah menciptakan siswa- siswi yang

berprestasi dan berkompeten”. 5

4Hasil Wawancara dengan Bapak Nur Abdillah, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12

Desmber 2014, pukul 11.00 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang 5Hasil Wawancara dengan Imam Sucipto, Wakil Bidang Kehumasan di MTs Negeri 2

Pamulang, ( 12 Desmber 2014, pukul 09.10 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 78: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

64

Gambaran dari hasil yang diperoleh di MTs Negeri 2 Pamulang dapat

dilihat dari prestasi akademik maupun non akademik.Hampir semua mata

pelajaran yang biasa di ujikan siswa- siswi MTs Negeri 2 pamulang

memiliki hasil yang memuaskan. Selain itu sekolah ini memiliki nilai plus

yang jarang dimiliki oleh sekolah- sekolah lain. Di MTs Negeri 2

Pamulang sudah mampuh meraih juara mulai dari tingkat jabotabek,

provinsi, sampai dengan tingkat Nasional. Berarti bisa dikatakan penerapan

MBS di MTsN 2 Pamulang sudah 95% berjalan efektif tinggal bagaiamana

cara mempertahankan mutu yang sudah ada dan mengembangkan potensi

siswa-siswi melalui guru-guru yang ada disekolah serta memanfaatkan

sarana prasarana yang ada.

Penulis menyimpulkan hasil dari wawancara bersama bapak Imam

sebagai wakil bidang kehumasan bahwa program penerapan MBS yang

dilakukan diMTs Negeri 2 Pamulang sudah berjalan dengan baik,

walaupun perjalannya tidak semulus yang diingikan tetapi memang sudah

terlihat hasilnya dengan adanya MBS terlebih diterapkan disekolah yang

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan maka manajemen sekolah

akan mudah dioperasikan dengan baik, karena MBS merupakan langkah

alternatif yang tepat untuk mengelola pendidikan dengan baik.

Setelah itu melanjutkan wawancara dengan Bapak Panji sebagai guru

di MTs Negeri 2 Pamulang,beliau mengatakan :

“Untuk pelaksanaan MBS disini sudah menerapkannya dan prosesnya

cukup berjalan dengan baik meskipun perjalannya tak selalu mulus

yang diinginkan tapi semuanya berjalan menurut standar yang

ditentukan. Dan peran kepala sekolah dalam pelaksanaan atau

manajemen di sekolah ini sudah cukup baik, sebenarnya kepala

sekolah dan guru sama saja hanya saja kepala sekolah disini di berikan

tugas yang lebih berat tanggung jawabnya, tetapi pada dasaranya

semuanya pun sama mempunyai tugas dan tanggung jawab yang

besar.Untuk tugas kepala sekolah sebagai mediator tekadang memang

Page 79: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

65

sedikit terhambat tapi semuanya bisa diatasi karena guru- guru disini

selain aktif juga kreatif jadi saling membatu saja satu sama lain. Dan

untuk masalah prestasi disini sudah bisa dirasakan dan alhamdulilah

perkembangnya pun selalu meningkat.Apa lagi dengan dibuatnya

program- program bantuan oleh guru, seperti sekolah klinik itu sangat

membantu sekali, dan banyak orang tua yang sangat setuju akan

program tersebut jadi siswa bisa terus terpantau akan kemampuan

yang dimilikinya”.6

Hasil dari beberapa wawancara yang telah diuraikan di atas mulai dari

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wakil bidang kehumasan sampai

dengan dewan guru yang bersangkutan dapat disimpulkan bahwa

efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan

mutu pendidikan dapat terlihat dan sudah terkonsep dengan baik. Dan

kepala sekolah cukup perduli akan program yang tengah di jalankan oleh

seluruh komponen yang ada disekolah meskipun dalam proses perjalannya

kepala sekolah tidak terlalu memantau secara langsung tetapi kepala

sekolah selalu memberikan kepercayaan kepada guru-guru dan seluruh staf

yang terkait disekolah dalam efektivitas penerapan MBS di MTs Negeri 2

Pamulang.

Dan untuk dapat terkontrol terus menerus secara berkesinambungan

tentang efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah di MTs Negeri 2

Pamulang kepala sekolah membuat perkumpulan atau bisa dikatakan

dengan diskusi bersama, tujuan diskusi bersama tersebut agar setiap

program yang sedang berjalan tetap terawasi setiap saat, meskipun pada

kenyataanya pengontrolan tidak dilakukan setiap hari, dengan adanya

diskusi setiap kedala yang terjadi pada tiap - tiap bagian akan mendapatkan

solusi atau pemecahan masalah bersama. Jadi dari hasil yang didapat dalam

penelitian ini terlihat sekolah telah menerapkan MBS sebagai strategi yang

6 Hasil Wawancara dengan Bapak Panji , Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12 Desmber

2014, pukul 08.20 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 80: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

66

menjawab akan mutu sekolah. Hanya saja dalam pengawasan kurang

dilakukan secara terprogram.

b. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah

Karakteristik manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang sudah cukup baik dalam

perjalannyan sudah melibatkan semua aspek yang ada disekolah baik itu

berupa SDM , sarana dan prasarana, adimistrasi sampai dengan kurikulum

yang disediakan sekolah untuk proses kegiatan belajar mengajar.

Hal tersebut sebagaimana yang di jelaskan oleh kepala sekolah yang

menyatakan bahwa:

“dalam penerapan MBS di sekolah sudah cukup menjalankan

kurikulum yang distandarkan bahkan sekolah mampu membuktikan

bahwa kurikulum yang diterapkan dapat berjalan dengan maksimal dan

itu sudah terbukti dengan yang seperti kita lihat. Prestasi disekolah

MTs Negeri 2 Pamulang, ini semua berkat para guru yang tak pernah

pantang menyerah untuk mendidikan dan mewujudkan sasaran yang

diinginkan sehingga pada akhirnya sasaran tersebut telah sampai pada

tujuannya. Sebenarnya mbs merupakan pilihan yang tepat untuk

diterapkan disekolah karena strateginya sangat mengena pada apa yang

kita tujukan contohnya seperti : ingin menciptakan budaya bahasa pada

siswa – siswi MTs Negeri 2 Pamulang. Dan program itu berjalan

dengan baik ,selain prestasi yang didapatkan siswa siswi mampu

menggunakan bahasa inggris , arab dengaan baik”.7

Dari pemaparan yang telah disampaikan oleh Kepala Sekolah MTs

Negeri 2 Pamulang tersebut dapat dikatakan bahwa dalam penerpan mbs di

MTs Negeri 2 Pamulang untuk kriteria sudah mampu mengikuti peraturan

yang telah ditetapkan dan dalam prosesnya tidak hanya kepala sekolah saja

yang terlibatkan tapi semua guru dan staf yang ada disekolah semua saling

bahu membahu dalam menciptakan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan.

7Hasil Wawancara dengan Bapak Suhardo, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12 Desmber

2014, pukul 11.20 WIB), di Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Pamulang

Page 81: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

67

Dalam karakterisitik MBS di MTs Negeri 2 Pamulang sudah berjalan

dengan sangat baik apa lagi dengan adanya SDM yang ada di sekolah rata-

rata sudah memiliki potensi yang sangat berkualitas dan memiliki sifat

ingin memajukan sekolah dan menciptakan generasi yang berkompenten

baik dalam pelajaran maupun dalam minat bakat masing – masing siswa.

Hal tersebut sebagaimana yang di kemukakan oleh bapak Imam sebagai

ketua bagian kehumasan yang menyatakan bahwa “ MBS memang

merupakan cara atau strategi yang sangat tepat untuk diterapkan di sekolah

karena dengan diterapkan MBS disekolah kita tidak perlu

mengkhawatirkan akan prestasi siswa tinggal seluruh komponen yang yang

terkait didalamnya mampu menggarapkan secara baik dalam

perjalanannya. Saling bekerja sama dengan baik agar hasilnya dapat

memuaskan dengan begitu kita dapat menjawab keinginan masyarakat serta

orang tua murid”.8

Menurut sergiovanni yang dijelaskan dalam buku E. mulyasa tentang

Kriteria Efektivitas MBS (1987) di Indentifikasikan bahwa: Produktivitas,

Efesiensi, Kualitas, Pertumbuhan, Ketidakhadiran, Kepuasan kerja guru,

Kepuasan peserta didik, serta Motivasi. Merupakan bagian yang

mempunyai pengaruh besar akan program MBS . Karena kriteria sama

seperti system atau komponen yang mempunyai daya tarik dari apa yang

dikelola dan apa yang dihasilkan,

Hasil teori yang dijelaskan dengan pemaparan yang telah

disampaikan oleh Bapak Imam sebagai ketua bagian kehumasan, bahwa

kriteria dalam menerapakan MBS merupakan hal yang sangat memicu akan

keberhasilan, karena dengan adanya kriteria yang ditentukan tujuan dan

sasaran yang diingin akan akan mudah tercapai. Mulai dari produktivitas

yang ada disekolah, kemudian efesiensi yang akan membandingkan

prestasi siswa dan dana yang akan dikeluarkan lalu akan terlihat

kuliatasnya dari usaha yang dilakukan sampai dengan hasil akhir yang

membanggakan.

8Hasil Wawancara dengan Bapak Suhardo, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12 Desmber

2014, pukul 10.20 WIB), di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 82: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

68

c. Komponen Sekolah Dalam Manajemen Berbasis Sekolah

Komponen sekolah dalam MBS mempunyai pengaruh yang sangat

besar karena tanpa adanya komponen sekolah yang baik efektivitas dalam

penerapan mbs di sekolah tidak akan mungkin berjalan dengan efektif,

komponen disini merupakan penggerak atau proses berlangsungnya

kegiatan disekolah mulai dari manajemen kurikulum, manajemen tenaga

kependidikan, manajemen kesiswaan, manajemen keuangan atau

pembiayaan, sampai dengan hubungan masyarakat dengan sekolah.

Menurut bapak Imam “Di MTs Negeri 2 Pamulang untuk komponen

sekolah dalam manajemen berbasis sekolah semua sudah terorganisir

dengan baik karena masing- masing guru ataupun staf di MTs Negeri 2

Pamulang sudah melaksanakan tugas yang diamanatkan, hanya saya yang

kurang dalam hal ini proses pengawasan yang jarang dilakukan bahkan

dapat terbilang kurang maksimal, ini dikarenakan kepala kepala sekolah

yang terlalu sibuk akan tugasnya yang begitu banyak sehingga untuk

mengawasi kinerja guru disekolah hanya dipantai melalui komunikasi antar

personal. Karena setiap tugas yang diberikan dibuat kelompok agar proses

kegiatan terus tetap terkendali dengan baik.”Namun dalam penerapannya

MBS masih terdapat kekurangan yang terjadi di sekolah , seperti

kurangnya komunikasi dengan baik antara kepala sekolah dengan para

guru.

Jika dikaitan dengan masalah manajemen anggaran di MTs negeri 2

pamulang apakah sudah tarsparansi atau belum tentunya sudah transparansi

karena karena kita menerapkan mbs disini yang tidak lain agar semua

program yang akan dijalan terlihat adanya. Baik dari sisi manajemen

sampai anggran yang dibutuhkan dalam membuat program yang bertujuan

untuk dapat memberikan mutu yang baik terhadap sekolah ini. untuk

sumber dana yang diperoleh di MTs Negeri 2 Pamulang itu dari

Pemerintah, dana BOS dan Komite sekolah .9

“Bapak Nurabdillah sebagai guru di MTs Negeri 2 Pamulang

menyatakan bahwa “dalam Menerapankan MBS kepala sekolah masih

kurang dalam prosesnya dikarenakan kurangnya komunikasi antar guru

sehingga yang terjadi sekarang penerapan MBS berjalan karna guru- guru

yang sangat bertanggung jawab akan tugas yang diamanatkan, dan

sehararusnya kepala sekolah memantau akan perkembangan yang terjadi

9Hasil Wawancara dengan Imam Sucipto, Wakil Bidang Kehumasan di MTs Negeri 2

Pamulang, ( 12 Desmber 2014, pukul 13.10 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 83: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

69

disekolah. Melihat apa yang dibutuhkan guru dalam proses kegiatan belajar

mengajar dan apa yang harus di tingkatkan agar proses pengembangan

dalam meningkatkan mutu siswa tercapai dengan maksimal. Untuk hal

seperti ini komunikasi yang baik antara guru dan kepala sekolah sangat

berpengaruh besar akan kelancaran kegiatan MBS disekolah”.Selaras

dengan yang di kemukakan oleh bapak Imam, memang sudah seharusnya

dalam penerapan MBS, komunikasi harus berjalan dengan baik karena

dengan komunikasi yang baik maka kesulitan- kesulitan yang hadir akan

mudah untuk penyelesaiannya .

Sedangkan masalah mengenai manajemen yang transparansi baik

dalam program ataupun masalah anggaran pendidikan sudah cukup baik

proses manajemen yang dilakukan, baik dalam mengelola sarana dan

parasarana yang ada ataupun anggaran yang butuhkan.10

Dari penjelasan yang di sampaikan oleh Bapak Imam dan Nur

Abdillah tersebut terlihat bahwa dalam efektivitas penerapan manajemen

berbasis sekolah, komunikasi kepala sekolah dengan guru ataupun staf

disekolah masih kurang efektiv karena dalam pembentukan organsasi

dibentuk perkelompok jadi bisa dikatakan yang sering berkomunikasi

hanya ketua-ketua saja yang melaporkan tentang program masing-masing

dan para anggotanya. Meskipun terlihat sangat simple kepala sekolah tidak

melibatkan semua pihak dan hanya melibatkan pihak-pihak tertentu saja

seperti pada tingkat ketua kelompok sedangkan manajemen yang

transparansi baik itu dalam segi anggaran pembiayaan MTs Negeri 2

Pamulang sudah dilakukan dengan baik dari awal menerapkan MBS.

Dari uraian yang telah dijelaskan, dapat penulis simpulkan bahwa

dalam penerapan manajemen berbasis sekolah sebagaian dewan guru

berpendapat akan efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah di

MTs Negeri 2 Pamulang sudah berjalan dengan baik bahkan hampir

seluruh dewan guru atau staf yang berkaitan sangat berantusias akan

penerapan MBS karena menurut mereka dengan MBS guru sangat terbantu

dalam proses pembelajar baik didalam kelas maupun di luar kelas seperti

study di lapangan mempelajari tentang alam yang berada pada mata

pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau IPS (Ilmu Pengetahuan

10

Hasil Wawancara dengan Bapak Nurabdillah, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12

Desmber 2014, pukul 11.30 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 84: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

70

Sosial) , yang kurang disini hanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah

saja dan komunikasi yang tidak terlalu intens hingga banyak guru yang

terkadang mengeluh akan kendala yang dialami selama berjalannya

penerapan MBS.

Di MTs Negeri 2 Pamulang untuk tenaga kependidikan sudah cukup

baik karena masing-masing mata pelajaran memiliki guru yang

berkualisifikasi baik. Baik itu dalam pengetahuan ataupun skill yang diluar

kemampuan seperti keagamaan, ekstrakurikuler dan lain-lain. Sedangkan

mengenai anggaran pembiyaan yang transparansi itu sudah dilakukan

dengan baik karena dalam penerapan MBS itu memang sudah seharusnya

anggaran harus bersifat transparansi dan tidak ditutup- tutupi.

.

d. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah di MTs Negeri 2

Pamulang

Untuk penerapan MBS di MTs Negeri 2 Pamulang sudah dapat

dikatakan baik, karena pada dasarnya MTs Negeri 2 Pamulang dalam

mengelolah dan memanajemenkan suatu organisasi benar- benar terarah

dan terstruktur. Apa lagi saat ini MTs Negeri 2 sudah memiliki potensi

yang sangat baik dalam segala aspek, baik itu dari segi pembiyaan yang

terbilang sangat transparansi , kesiswaan yang mendisiplinkan tata tertib

kepada seluruh warga sekolah, guru yang berkualitas dan sarana prasarana

yang memperlancar proses kegiatan belajar menagajar disekolah. Tinggal

bagaimana cara sekolah mempertahankan agar prestasi yang sudah dimiliki

mampu bertahan dan bersaing dengan baik dari sekolah- sekolah lain.

Menurut penjelasan bapak panji, bahkan hampir seluruh guru disini sangat

memberikan bantuan kepada anak yang benar- benar terlambat dalam

belajar, tapi itu semua kembali lagi kepada masing- masing siswa mau atau

Page 85: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

71

tidak untuk menjalankannya karena penerapan mbs tidak akan mungkin

terjadi jika ada penggerak tapi tidak tau siapa yang ingin digerakan.11

Selaras dengan penjelasan bapak panji bapak ulik sebagai wakil kepala

sekolah pun menyampaikan penerapan mbs di MTs Negeri 2 Pamulang

berjalan dengan hikmat , karena semua terjadi karena adanya motivasi dan

dorongan yang kuat dari intenal maupun ekternal semua berjalan dengan

saling bahu membahu dan mempunyai tujuan dan tekad yang sama

sehingga proses efektivitas penerapan manajemen barbasis sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan akan terasa lebih ringan di samping

kebutuhan yang terpenuhi dan jiwa ingin menciptakan hasil yang

bermutu.12

Penulis menyimpulkan bahwa untuk penerapan MBS di MTs Negeri2

Pamulang sudah berjalan dengan baik , bahkan hampir semua kebutuhan

dalam kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik, kemudian

manajemen yang dikelola pun benar- benar terarah secara jelas sehingga

untuk melakukan efektivitas MBS tidaklah sulit apa lagi ditambah masing-

masing guru memilki kemampuan yang luar biasa dan memiliki jiwa ingin

memajukan dan menciptakan generasi yang bermutu.

2. Mutu Pendidikan

a. Faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan

Dalam menciptakan mutu pendidikan bukan hal mudah yang dapat

diraih namun ini merupakan tantangan yang sangat berat untuk seorang

pendidik. Maka disinilah tugas guru harus mempunyai jiwa pembangun,

11

Hasil Wawancara dengan Bapak Suhardo, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12 Desmber

2014, pukul 11.20 WIB), di Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Pamulang 12

Hasil wawancara dengan Bapak Ulik Widyantoro , Wakil Kepala Madrasah bidang

Kurikulum MTs 2 Pamulang, (11 Desember, pukul 09.10 WIB), di Ruang Wakil Kepala Madrasah

bidang Kurikulum

Page 86: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

72

motivasi agar mampu memberikan arahan yang baik kepada siswa-

siswi.Karakter seperti ini yang harus ada ditanamkan pada seorang

pendidik ujar bapak kepala sekolah, dan di MTs Negeri 2 Pamulang faktor

yang sepeti yang sudah ditanamkan oleh guru- guru disini.Walaupun

terkadang memang selalu saja ada hambatan tapi semua dapat teratasi

dengan baik.13

Selain itu faktor yang dapat mempengaruhi mutu itu sendiri adalah

sarana prasarana, karena meskipun di MTsN 2 Pamulang untuk sarana

sudah terlengakapi terkadang masih tetap terhambat dalam proses

pembelajar, hal itu disebabkan karena tidak adanya rasa ingin menjaga

merawat dengan baik sarana yang sudah dimiliki dan hal yang seperti ini

yang harus diperhatikan karenaini merupakan faktor penghambatan yang

sangat vatal jika selalu terjadi berulang kali.

Sedangkan hasil wawancara dari bapak imam mengenai faktor yang

mempengaruhi mutu mengatakan bahwa “ mutu pendidikan akan tercipta

dengan baik jika masing- masing memiliki jiwa sebagai pendidik dan

memiliki hubungan yang baik, baik untuk guru- guru, kepala sekolah

taupun siswa- siswi MTs Negeri 2 pamulang. Mengapa saya berbicara

seperti ini, karena pada dasarnya mutu akan di hasilkan jika komponen

yang ada di dalamnya berjalan dengan baik itu lah faktor yang sangat

menonjol dalam pengaruh peningkatan mutu. Terkadang siswa- siswi

bermalas – malasan atau jenuh dalam pembelajaran mengapa? karena

yang di dihadapkan pada mereka hanya belajar belajar dan terus belajar

sehingga mengakibatkan hilangnya konstrasi pada siswa. Maka faktor

peninggkatan mutu bukan hanya sekedar fasilitas yang baik tapi perhatian

dan komunikasi yang biak yang akan membuahkan hasil yang lebih baik.

13

Hasil wawancara dengan Bapak Suhardi (Kepala MTsN Tangerang 2 Pamulang), pada hari

Rabu, 11Desember 2014 Pukul 9.34 WIB

Page 87: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

73

Selain itu faktor lingkunganpun menjadi salah satu pendukung karena

jika sekolah tidak memiliki hubungan dengan baik dengan lingkungan

sekitar maka itu akan mempunyai pengaruh yang besar bahkan itu dapat

menjadi siswa tidak dapat belajar dengan tenang.14

Dan disini penulis menyimpulkan faktor yang mempengaruhi mutu

pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang bukan hanya sekedar dengan

adanya fasilitas yang menunjang melainkan perhatian yang penuh dan

komunikasi yang baiklah yang sangat mempengaruhi akan mutu. karena

dengan komunikasi yang baik kita dapat mengetahui permasalahan yang

di hadapi pada masing- masing siswa dan disitu lah tugas guru untuk

memberikan arahan dan motivasi agar semangat mereka tidak padam.

Jadi bisa dikatakan untuk komunikasi baik antar guru dengan kepala

sekolah, dan murid dengan guru masih kurang terjalin dengan baik.

3. Upaya meningkatkan mutu pendidikan

“Upaya- upaya yang dilakukan di MTs Negeri 2 Pamulang sudah

sangat terlihat walaupun kadang sedikit terhalang.Tapi upaya untuk

meningkatkan mutu selalu dijalankan dengan baik.bapak panji

mengatakan bahwa “ MTs Negeri 2 Pamulang selalu mengadakan

perbaikan pelajaran apa bila ada salah satu anak yang masih kurang

dalam memahami mata pelajaran yang di ajarkan. Misalnya saja

diadakannya sekolah klinik “ sekolah klinik ini diadakan untuk

memberikan motivasi untuk anak, agar anak tidak merasa berbeda

dari anak yang sudah mengerti kan mata pelajaran yang diajarkan. 15

Sekolah klinik ini diadakan diluar jam sekolah, sehingga tidak

mengganggu kegiatan sekolah. Selain itu diadakannya kelas minat

permata pelajaran tujuan sekolah membuat kelas minat siswa ini, agar

terlihat sudah sampai mana kemampuan siswa- siswi MTs Negeri 2

14

Hasil Wawancara dengan Imam Sucipto, Wakil Bidang Kehumasan di MTs Negeri 2

Pamulang, ( 12 Desmber 2014, pukul 09.10 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang 15

Hasil Wawancara dengan Bapak Panji , Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12 Desmber

2014, pukul 08.20 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 88: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

74

Pamulang dalam permata pelajaran yang dikuasai .Dengan adanya

program seperti ini dapat dijadikan tolak ukur sekolah.Dan dapat

mengevaluasi kekurang- kekurangan yang ada agar semua masalah

teratasi dengan baik.

Bapak suhardo mengatakan “upaya dalam meningkatkan mutu di MTs

Negeri 2 Pamulang sudah sangat baik, disamping kepala sekolah yang

sangat peduli akan tanggung jawabnya bukan hanya murid saja bahkan

guru- guru pun selalu diberikan pelatihan- pelatihan agar bertambah

kompetensi yang sudah dimiliki pada masing- masing guru perbidang

study”.16

Bapak Nur Abdillah mengatakan “Alhamduliah untuk masalah

mengupayakan peningkatkan mutu di sekolah sudah terealisasikan dengan

baik, karena dalam konteks ini memang sangat banyak sekali godaan yang

hadir , konflik- konflik pun bahkan sering terjadi tetapi karena disini kita

sebagai pendidik ya alhamdulilah semua dapat teratasi dan tidak berlarut-

larut dan penyelesaian masalah.17

Dari hasil wawancara ketiga guru tersebut penulis menyimpulkan.

Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTs Negeri 2 Pamulang

sudah dilakukan dengan maksimal. Berbagai cara telah dilakukan agar

sasaran yang ditujukan mencapai titik keberhasilan dan itu dapat dirasakan

dan dilihat oleh masyarakat setempat. Karena dalam penerapan MBS ini

kepala sekolah selalu memberikan arahan kepada guru- guru, serta

pelatihan – pelatihan yang akan membantu akan kompetensi pedagogik,

profesional sampai dengan sosial. Kepala sekolah telah menjalankan

tugasnya sebagai tenaga pendidik yang mengajak kepada penerapan dan

peningkatan mutu pendidikan dengan mempraktikan empat pilar

pendidikan yaitu learning to know(belajar untuk mengetahui), learning to

16

Hasil Wawancara dengan Bapak Suhardo, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12 Desmber

2014, pukul 10.20 WIB), di Ruang Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Pamulang 17

Hasil Wawancara dengan Bapak Nur Abdillah, Guru di MTs Negeri 2 Pamulang, ( 12

Desmber 2014, pukul 10.20 WIB, di Ruang Guru MTs Negeri 2 Pamulang

Page 89: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

75

be(belajar untuk menjadi), learning to do(belajar dengan praktik) dan

learning live together(belajar dengan prinsip kebersamaan).

Dalam setiap lembaga pendidikan Membutuhkan pemimpin yang

bijaksana dan mampu dijadikan suritauladan yang baik anggotanya. Dan

tentunya selain bijaksana seorang pemimpin harus cerdas dan memiliki

wawasan yang luas agar bisa memberikan dan mengajarkan ilmu yang

dimiliki kepada anggotanya.

Hasil wawancara dari murid MTs Negeri 2 Pamulang faisal

mnegatakan bahwa pimpinan di sekolah MTs Negeri 2 Pamulang, baik

tegas dan bijaksana dalam memberikan arahan kepada guru selain itu

pimpinan atau kepala sekolah di MTs Negeri 2 Pamulang selalu

melakukan upaya – upaya dalam meningkatkan mutu siswa itu telihat dari

adanya sistem yang transparansi, partisipasi, dan akuntebel. Maksudnya

transparansi itu adalah diadakannya musyawarah bersama untuk

mengambil keputusan bersama, adanya keterbukaan, saat kepala sekolah

akan membelanjakan uang tentu dengan sepengetahuan bendahara, dan

semua kegiatan ada laporannya dengan rinci, jelas, dan disertakan pula

bukti-buktinya seperti kwitansi. Partisipasi, orang tua ikut berpartisipasi

dalam rapat dan musyawarah, mempersiapkan anak saat akan mengikuti

lomba, dll. Kemandirian, sekolah punya tanggung jawab secara utuh untuk

mengelola dan menyusun ktsp sendiri. Akuntabel , pertanggungjawaban

laporan dengan pembutan sebuah LPJ dan juga disosialisasikan pada

orangtua murid (rencana kegiatan dan anggaran sekolah). Dan itu sangat

saya rasakan akan program yang telah dijelankan di sekolah ini. Dengan

Page 90: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

76

adanya manajemen yang baik siswa menjadi lebih displin tertib dan rajin

begitupun untuk para guru yang lainnya.18

Sedangkan hasil wawancara bersama Nursyamsiah sebagai murid di

MTs Negeri 2 Pamulang mengatakan dengan diterapkankan MBS di

sekolah mendapatkan hal yang sangat menarik diantaranya Antara pihak

sekolah, komite, dan masyarakat saling bersinergi atau bersama-sama

bekerja sama demi kemajuan sekolah dan siswa, lalu kedisplinan sangat

terasa baik itu kedisiplanan untuk siswa ataupun guru. Tidak melihat siapa

yang melakukan pelanggran pasti mendapatkan sanksi dan itu membuat

kami sangat bangga karena dengan adanya MBS di terapkan di sekolah

sangat membantu akan seluruh program yang sedang berlangsung. Lalu

upaya yang sering dilakukan oleh Kepala sekolah bersama-sama dengan

guru berusaha untuk mengelola manajemen sekolah dengan baik agar

seluruh program kegiatan berjalan dengan lancar. Contohnya membuat

pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan demi peningkatan

prestasi siswa. Memajang hasil karya anak yang bagus akan memotivasi

siswa karena anak menjadi bangga.19

Dari hasil wawancara bersama siswa- siswi MTs Negeri 2 Pamulang

penulis menyimpulkan bahwa penerapan MBS yang dilakukan di MTs

Negeri 2 Pamulang memiliki hasil yang sangat menggembirakan karena

itu dirasakan oleh siswa- siswi MTs Negeri 2 Pamulang. Mereka

merasakan bahwa guru dalam memberikan pelajaran dan memberikan

peraturan mebuat motivasi baru dan semangat yang tinggi dalam belajar.

18

Hasil Wawancara dengan Faisal siswa MTs Negeri 2 Pamulang Tangerang (17 Desember

2014, pukul 09.00 WIB), di MTs Negeri 2 Pamulang Tangerang – Selatan 19 Hasil Wawancara dengan Nur Syamsiyah siswi MTs Negeri 2 Pamulang Tangerang (17

Desember 2014, pukul 10.20 WIB), di MTs Negeri 2 Pamulang Tangerang – Selatan

Page 91: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

77

Hasil wawancara dengan wali murid tentang guru dalam memberikan

pelajaran dan motivasi dan keterlibat orangtua terhadap sekolah. Ibu isti

mengatakan bahwa sebagai komite atau wali murid hanya bisa men-

support untuk guru-guru yang mulai kedodoran mengajar dan memberikan

solusi untuk pelatihan dan mengingatkan kepada kepala sekolah guru-guru

yang perlu di Up-Grade. Sebenarnya untuk komite itu tidak hanya yang

berasal dari anak yang sekolah di MTs 2, tetapi apabila ada masyarakat

luar yang ingin berpartisipasi dipersilahkan.20

Sedangkan hasil wawancara dari ibu silvi untuk guru tidak mempunyai

problem karena saya sudah melihat akan hasil yang di dapatkan. Visi, misi

dan tujuannya sudah 99% berhasil dicapai tinggal bagaimana cara untuk

dapat mempertahankan mutu yang ada. Yang saya banggakan di sekolah

MTs Negeri 2 Pamulang ini adalah budayanya selain manajemen yan

sudah terkoordinir dengan rapi budaya 3 S (salam, sapa, senyum) sangat

mencerminkan akan sikap, akhlak dan prilaku dan alhamdulillah sudah

baik dan itu sudah terbiasa dilakukan oleh lingkungan MTs Negeri 2

Pamulang.21

Dapat ditarik kesimpulan bahwa MBS yang diterapkan di MTs Negeri

2 Pamulang sudah dapat dirasakan hasilnya dan itu menandakan bahwa

MBS memang merupakan langkah yang paling tepat dalam urusan

mengatur semua kegiatan lembagaan pendidikan seperti hasil yang sudah

didapatkan daru wawancara kedua komite. Maka MBS dapat dijadikan

tolak ukur yang sangat ampuh untuk diterapkan di sekolah- sekolah.

20

Hasil Wawancara dengan Ibu Isti wali murid MTs Negeri 2 Pamulang Tangerang (17

Desember 2014, pukul13.00 WIB) di Ciputat Rawa Kalong 21

Hasil Wawancara dengan Ibu Silvi wali murid MTs Negeri 2 Pamulang Tangerang (17

Desember 2014, pukul 08.22 WIB) di Ciputat Taman Kedaung

Page 92: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai efektivitas penerapan manajemen

berbasis sekolah di MTsN II Pamulang Tangerang yang dilakukan melalui

wawancara, dan observasi, maka dapat di simpulkan bahwa dalam penerapan

manajemen berbasis sekolah yang di lakukan di MTs Negeri 2 Pamulang

sudah efektif dalam menerapakan MBS di sekolah dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

Meskipun dalam proses penerapan MBS terkadang ada beberapa yang

belum sempurna dalam penerapannya akan tetapi dalam prosesnya standar

yang di tentukan dalam MBS sudah cukup mengena bahkan sudah mampu

memperlihatkan hasil yang baik. Artinya, sekolah sudah mampu

memperlihatkan prestasi dan potensi siswa siswi MTs Negeri 2 Pamulang .

Adapun prestasi lomba perbidang studi : Matematika, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, Ekstrakurikuler, robotic, pidato Bahasa Arab,

Bahasa Inggris dan masih banyak lagi prestasi yang telah diraih oleh MTs

Negeri 2 Pamulang. Karena pada dasarnya MTs Negeri 2 Pamulang dalam

pengelolaan dan mengatur semua anggotany asudah sangat baik hanya saja

terkadang kepala sekolah yang sebagai pemimpin yang memiliki wewenang

lebih tinggi kurang berkomunikasi dan pengawasan secara intensif. Padahal

jika di lihat dari latar belakang kepala sekolah yang aktif dalam berbagai

organisasi serta banyaknya mengikuti pelatihan - pelatihan tentu dapat

menunjang dalam mengasah kemampuan baik untuk pribadi atau pun untuk

guru- guru lainnya.

Penerapan MBS yang di lakukan oleh kepala sekolah dalam

mengoptimalkan efektivitas penerapanMBS di sekolah ialah dengan berusaha

Page 93: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

79

membangun dan memotivasi seluruh komponen sekolah dengan baik dan

mempelajari hal-hal yang berkaitan akan keberhasilan mutu di sekolah.

B. Saran

Berdasarkan dari temuan-temuan hasil penelitian, penulis memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepala sekolah hendaknya lebih banyak waktu di sekolah karena sekolah

sangat membutuhkan pengawasan dan perhatian yang khusus.

2. Guru dan semua akivitas sekolah seharusnya meningkatkan rasa empati

dalam menjalin komunikasi efektif demi kelancaran efektivitas penerapan

MBS dalam mutu karena dalam program ini tidak bias berjalan tanpa

pemimpin yang mampu memberikan dorongan khusus pada organisasinya

dalam menejalan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah apalagi

yang berkaitan dengan mutu.

3. Guru dan warga sekolah lainnya sudah seharusnya ikut serta

berpartisipasi mendukung kepala sekolah dalam menciptakan mutu yang

berkualitas yang efektif antar individu agar terwujud lingkungan sekolah

yang aman, nyaman dan menyenangkan.

Page 94: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

DAFTAR PUSTAKA

Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya, (Jakarta Rajawali Pers,2009), Cet,1 hal 1

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

(Bandung: RemajaRosdakarya, 2010), cet 14

H.VeithzalRivai,. Education Management :AnalisisTeoridanPraktik. (Jakarta

PT Raja GrafindoPersada 2009)

Undang – undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang system

Pendidikan nasional, departemen pendidikan Nasional RI, (Jakarta : 2003)

Nana Syaodih Sukmadinata.Dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah

menengah: Konsep, Prinsip, danInstrumen (Bandung: RefikaAditama,

2006)

-----..Artikel Pendidikan, Konsep Dasar MPMBS, http:

www.dikdasmen.depdiknas.go.id

Rohiat, M.Pd Manajemen Sekolah “Teori dasar dan praktik”(Bandung:

RefikaAditama)

Sri Minarti Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara

Mandiri.

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Konteporer (Bandung : CV.

Alfabeta,2008)

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .Kamus Besar Bahasa

Indonesia.(Jakarta: BalaiPustaka, 1997). Cet -10

Aan Komaria dan Cepi Triatna.Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.

(Jakarta : PT Bumi Aksara), Cet- 1,

E. Mulyasa Manajemen Berbasis Sekolah :konsep, strategi dan implementasi.

(Jakarta: Remaja Rodakarya, 2003). Cet-4

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi Kedua,(Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta,

1998),Ed. , Cet 13

Uhar Suharsaputra, Adminstrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama,

Page 95: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

2010), cet.1

Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta, Balai Pustaka, 2002)

Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2008)

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Bebasis Sekolah, (Jakarta, Sagung

Seto,2007)

Nurkolis, Manjemen Berbasis Sekolah:Teori, Model Dan Aplikasi, (Jakarta:PT

Grasindo 2003), cet. 3

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Propesional dalamMenyukseskan MBS

dan KBK (bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005)

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta: RinekaCipta, 2010)

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009)

Prof. Dr. H. Syamsir Salam, Ms dan Jaenal Aripin, M.Ag, Metodologi

Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006)

Djudju Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah

Production, 2000)

Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,

2011)

Page 96: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/159/2014 Jakarta,10 Februari 2014

Lamp. : 1 Berkas Proposal

Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd

Pembimbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama : Nurhilda

NIM : 1110018200002

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Semester : 8 (delapan)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS

SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN DI MTs NEGERI II PAMULANG

TANGERANG SELATAN

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 28 Januari 2014,

abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul

tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi

Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat

diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

a.n. Dekan

Kajur Manajemen Pendidikan

Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd

NIP : 19661009 199303 1 004 Tembusan:

1. Dekan FITK

2. Mahasiswa ybs.

Page 97: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/2120/2014 Jakarta,28 Februari 2014 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yth. Kepala Sekolah MTs Negeri 2 Pamulang di Tempat

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama : Nurhilda

NIM : 1110018200002

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Semester : VIII (delapan)

Judul Skripsi :EFEKTIVITAS PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MTs NEGERI II PAMULANG TANGERANG SELATAN

adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.

a.n. Dekan Kajur Manajemen Pendidikan Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd NIP: 19661009 199303 1 004 Tembusan:

1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan

Page 98: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 1

Wawancara

Hari / Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014

Waktu : 09.00

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang kepala sekolah)

Sumber :Drs. Suhardi, M. Ag

NO. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Peran kepala sekolah

sebagai fasilitator

dalam penerapan

MBS

Jika berbicara mengenai MBS

sudah pasti membicarakan

bagaimana tentang manajemen

yang dikelola disekolah mulai

dari perencanaan sampai

dengan pengevaluasian. Dalam

penerapan mbs di MTs Negeri

2 Pamulang ini sudah mulai

berjalan dengan baik meskipun

penerapannya belum berjalan

secara optimal tetapi prosesnya

tetap mengikuti prosedur yang

ditetapkan. Maka Untuk dapat

terselenggaranya pembelajaran

yang efektif , yang artinya

anak bisa belajar secara

optimal dalam segala

koneksinya tentu perlu adanya

guru-guru yang mampu

mengimplementasi

pembelajaran dengan

menggunakan metode yang

menarik, mudah dipahami oleh

peserta didik dan mampu

memberikan motivasi yang

baik terhadap peserta didik

agar mereka dapat

menyalurkan segala

kemampuan atau potensi yang

dimiliki

Untuk peran kepala sekolah

sebagai fasilitator dalam

penerapan MBS di MTs

Negeri 2 Pamulang sudah

cukup baik. Karena kepala

sekolah sudah mampu

mengkoordinir anggotanya

dengan baik, mulai dari

perencaan sampai dengan

pengevaluasian dalam

penerapan manajmen

berbasis sekolah .

2. Peran kepala sekolah

sebagai mediator dan

administrator dalam

penerapan MBS

Sebagai kepala sekolah atau

pimpinan yaitu mengatur,

mengarahkan , mengawasi

akan jalannya penerapan MBS

yang di koordinir dari masing-

masing bagian. Agar proses

penerapan yang dilakukan

disekolah berjalan dengan

baik. Setelah itu memberikan

pelatihan- pelatihan kepada

Dalam hal ini kepala sekolah

sudah cukup bertanggung

jawab akan

tanggungjawabnya, hanya

saja disini kepala sekolah

kurang mengawasi akan

program yang tenagh

dijalankan oleh guru- guru di

MTs Negeri 2 Pamulang

Tangerang.

Page 99: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

guru bagaimana cara membuat RPP dan memberikan

pembelajaran yang kreatif dan

inovatif.

3. Cara kepala sekolah

dalam mengevaluasi

penerapan MBS

Yang harus dilakukan dalam

mengevaluasi program yang

sedang mengahadapi masalah

baiasanya, yaitu dengan

diadakan forum raker kepada

kepada guru yang diadakan 3

bulan atau 6 bulan sekali.

Pengevaluasian yang

dilakukan oleh kepala

sekolah sudah cukup baik,

karena dengan diadakannya

raker atau bisa dikatakan

diskusi bersama dalam

memberikan solusi yang

tengah dihadapi oleh para

guru sangat membantu akan

berjalannya penerapan MBS

yang lakukan di MTs Negeri

2 Pamulang Tangerang

4. Output yang

diharapkan dari

penerapan MBS

Alhamdulilah untuk hasil yang

menjadi sasaran sudah

menegenai tujuan. Dan

sekarang hanya

mengembangkan, agar potensi

yang sudah ada dapat bertahan

dan berkembang lebih baik.

Output yang diciptakan di

MTs Negeri 2 Pamulang

Tangerang sangat

memuaskan, dan hal yang

harus dipertahankan agar

mutu pendidikan menjadi

lebih baik adanya dari apa

yang sudah dimiliki.

5. Prestasi akademik

ataupun non

akademik

Untuk prestasi akademik dapat

dilihat secara langsung karena

pada kenyataanya MTs Negeri

2 Pamulang Tangerang dapat

menjawab apa yang

diharapkan masyarakat sekitar.

Begitupun untuk prestasi non

akademik MTs Negeri 2

Pamulang Tangerang sudah

mendapatkan juara- juara

tingkat nasional seperti

paskibra dll.

Untuk prestasi akademik dan

non akademik dapat

dirasakan, karena semua

prestasi yang didapatkan

adalah hasil dari semua

program yang dilakukan

dalam penerapan MBS di

MTs Negeri 2 Pamulang.

Mulai dari mata pelajaran

perbidang study sampai

dengan ekstrakurikuler yang

diadakan di MTs Negeri 2

Pamulang Tangerang.

Page 100: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 2

Wawancara

Hari / Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014

Waktu : 10.03

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang wakil kepala sekolah)

Sumber : Ulik Widiantoro, S. Pd, M. Pd

No

.

Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Proses penerapan

MBS di sekolah

Untuk proses penerapan MBS

yang dilakukan di MTs Negeri 2

Pamulang, sudah berjalan dengan

baik bahkan prosesnya berjalan

dengan sangat hikmat semua

karena kita mempunyai tim yang

baik dan bertanggungjawab akan

tugas yang telah di amanatkan.

Penerapan MBS di sekolah

berjalan dengan baik, baik

dalam mengatur tata tertib ,

manajemen kesiswaan, sarana

dan parsana sampai dengan

proses kegiatan belajar

mengajar dan yang terakhir

adimistrasi sudah mampu

dikelola sesuai dengan baik.

2. Input pendidikan

yang sudah ada

dapat mendukung

MBS atau tidak

Untuk input pendidikan yang

sudah ada di MTs Negeri 2

Pamulang Tangerang, sudah

sangat baik karena sudah terlihat

akan kemampuan dan potensi

yang dimiliki pada tiap – tiap guru

per bidang study.

Input pendidikan di MTs

Negeri 2 Pamulang sudah

memenuhi standar yang di

tentukan , sehingga untuk input

pendidikan disini tidak

mempunyai masalah.

3. Budaya yang

diterapkan di MTs

Negeri 2 Pamulang

Tangerang

Budaya yang diterapkan di sini

sudah sangat sesuai dengan visi

misi yang kita buat. Selain

kualitas pendidikan, sikap, moral

dan akhlak sangat diperhatikan

karena dengan menerapkan moral

dan sikap yang baik , sama

dengan kita menjungjung tinggi

nama sekolah.

Budaya yang diterapkan di

MTS Negeri 2 Pamulang ,

sudah mampu menerapkan

budaya- budaya islam, seperti

melakukan 3 S: Salam, santun,

dan sopan.

4. Kebijakan yang

ditetapkan sekolah

dalam mencapai ,

tujuan, dan sasaran

mutu sekolah

Kebijakan yang diterapkan

disekolah sesuai dengan ketentuan

yang disepakati bersama oleh

seluruh komponen MTs Negeri 2

lalu untuk meraih apa yang

diinginkan seluruh guru, staf dan

stakeholder bersama-sama

memberikan ilmu atau pengajaran

yang maksmial kepada siswa-

siswi MTs Negeri 2 agar hasil

yang diinginkan sesuai dengan

harapan.

Dalam mencapai sasaran yang

diharapakan sekolah sudah

cukup bekerja keras dalam

mendapatkan hasil yang

memuaskan. Dan tentunya

untuk dapat terwujud

perjuangan yang dilakukan

tidak mudah tetapi MTs telah

berhasil membuktikan bahwa

MTs bisa menciptakan mutu

yang berkualitas untuk siswa-

siswinya.

Page 101: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 3

Wawancara

Hari / Tanggal : Jumat, 12 Desember 2014

Waktu : 09.10 WIB

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang Guru)

Sumber : Imam Sucipto, S. Kom

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Peran kepala sekolah

dalam Penerapan

MBS

Peran kepala sekolah sebagai

fasilitaor yang sudah cukup

baik,Walaupun belum maksimal.

Karena dalam memfasilitator

penerapan MBS kepala sekolah

sudah melakukan tugas dengan baik

hanya sajabelum maksimal. yang

artinya tugasnya sudah dijalankan

dengan baik tetapi belem sesuai

yang diingkan para guru, tetapi

untuk perencanaan sudah cukup

baik dan program – program yang

dibuat sesuai tujuan dari visi misi

yang hendak dicapai.

Peran kepala sekolah dalam

penerapan mbs sudah cukup

maksimal sampai saat ini dan

program-program yang telah

dibuat pun sudah mampu

membuktikan hasil yang cukup

memuaskan.

2. Komponen yang ada

di sekolah

untuk komponen sekolah dalam

manajemen berbasis sekolah semua

sudah terorganisir dengan baik

karena masing- masing guru

ataupun staf di MTs Negeri 2

Pamulang sudah melaksanakan

tugas yang diamanatkan, hanya saya

yang kurang dalam hal ini proses

pengawasan yang jarang dilakukan

bahkan dapat terbilang kurang

maksimal, ini dikarenakan kepala

kepala sekolah yang terlalu sibuk

akan tugasnya yang begitu banyak

sehingga untuk mengawasi kinerja

guru disekolah hanya dipantai

melalui komunikasi antar personal.

Karena setiap tugas yang diberikan

dibuat kelompok agar proses

kegiatan terus tetap terkendali

dengan baik.”Namun dalam

penerapannya MBSmasih terdapat

kekurangan yang terjadi di sekolah ,

seperti kurangnya komunikasi

dengan baik antara kepala sekolah

dengan para guru

Untuk komponen di MTs

Negeri 2 Pamulang sudah baik,

semua komponen bergerak

sesuai dengan tugasnya masing-

masing yang harus ditingkatkan

dala proses ini hanya

pengawasan saja agar berjalan

efektif.

Page 102: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

3. Faktor yang mempengaruhi mutu

mutu pendidikan akan tercipta dengan baik jika masing- masing

memiliki jiwa sebagai pendidik dan

memiliki hubungan yang baik, baik

untuk guru- guru, kepala sekolah

taupun siswa- siswi MTsNegeri 2

pamulang. Mengapa saya berbicara

seperti ini, karena pada dasarnya

mutuakan di hasilkan jika

komponen yang ada di dalamnya

berjalan dengan baik itu lah faktor

yang sangat menonjol dalam

pengaruh peningkatan mutu.

Terkadang siswa- siswi bermalas –

malasan atau jenuh dalam

pembelajaran mengapa?karena yang

di dihapakan pada mereka hanya

belajar belajardan terus belajar

sehingga mengakibatkan hilangnya

konstrasi pada siswa. Maka faktor

peninggkatan mutu bukan hanya

sekedar fasilitas yang baik tapi

perhatian dan komunikasi yang biak

yang akan membuahkan hasil yang

lebih baik

Agar mutu tetap tejaga lakukan komunikasi yang baik terhadap

kepala sekolah , guru dan staf

karena dengan adanya

komunikasi yangbaik maka

manajemen yang di kelolapun

sentasia akan terpantau

kefektifannya

4. Cara kepala sekolah

membentuk kerja

sama antar guru,

dan staf yang terkait

Cara kepala sekolah dalam

membentuk suatu organisasi dalam

penerapan MBS di MTs Negeri 2

Pamulang, yaitu dengan cara :

- Pertama , dibuatnya kelompok

pada tiap-tiap guru perbidang

study

- Kedua, menyusun laporan hasil

siswa- siswi dalam perbidang

study

- Ketiga , membuat kelas minat

perbidang study

Dari ketiga cara yang dibentuk oleh

kepala sekolah bertujuan agar

kepala sekolah dengan mudah

mendapatkan data secara rinci dari

guru perbidang study, karena

dengan dibuatnya kelompok guru

perbidang study . kepala sekolah

akan mendapatkan data yang akurat

tentang perkembang siswa . dan

tujuan yang sasarkan akan mudah

terjawab. Dan kerja sama dalam

penerapan MBS sangat dibutuhkan

agar prosesnya tetap berjalan

Bentuk kerja sama anatara guru

dan staf yang terkait sudah

dikeolah dengan baik sehinga

semua program dapat tercofer

dengan maksimal. dan membuat

tugas semakin efektif dan

efesien.

Page 103: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan maksimal.

5. Dalam transparansi

proses manajemen

pada sekolah

Jika berbicara mengenai anggaran

yang ada di MTs Negeri 2

pamulang tentunya sudah

transfransi, karena kita menerapkan

mbs disini yang tidak lain agar

semua program yang akan dijalan

terlihat adanya. Baik dari sisi

manajemen samapai anggran yang

dibutuhkan dalam membuat

program yang bertujuan untuk dapat

memberikan mutu yang baik

terhadap sekolah ini.

Di MTs Negeri 2 Pamulang

untuk manajemen dan

pembiayaan sudah transparansi

dengan manajemen yang

teransparansi memudahkan

sekolah dalam mengembangkan

seluruh program baik yang

bersifat internal (dalam sekolah)

atau yang ekternal (lingkungan

sekolah).

6. Sumber dana yang

diperoleh sekolah

selain pemerintah

Sumberdana yang kita peroleh dari

Pemerintah, BOS, dan komite

sekolah.

Dana yang diperoleh di MTs

Negeri 2 Pamulang diperoleh

dari Pemerintah, BOS, dan

Komite selebihnya dari

anggaran bulanan siswa.

Page 104: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 4

Wawancara

Hari / Tanggal : Kamis, 11 Desember 2014

Waktu : 10:20

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang guru)

Sumber : Suhardo, S. Pd, M. Si

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Peran kepala sekolah

sebagai

administrator

Kepala sekolah dalam adminsitrator

sudah baik, karena kepala sekolah

memang sudah seharusnya dalam

menjalankan tugasnya sebagai

fasilitator, mediator dan

admisntrator sudah mampu

memberikan harapan, perhatian

yang khusus untuk seluruh

komponen sekolah meskipun tak

berhadapan langsung tapi kepala

sekolah selalu berusah menjalankan

tugas sebagai kepala sekolah yang

baik.

Kepala sekolah sebagai

adminstrator sangat

memperhatikan bawahannya

dan respon terhadap apa yang

dibutuhkan oleh guru dan

selalu mengarahkan apa bila

guru mengalami kesulitan

dalam menangani tugasnya.

2. Sarana dan prasarana

di sekolah ini sudah

menunjang proses

kegiatan belajar

mengajar

Untuk sarana- dan prasarana di MTs

Negeri 2 Pamulang, alhamdulilah

sudah terpenuhi dengan baik, semua

kebutuhan yang diperlukan untuk

berjalannya penerapan MBS sudah

bisa dikatakan 100% maksimal.

tinggal kita merawat dan menjaga

fasilitas yang sudah ada, agar

kegiatn pembelajaran disekolah

tetap berjalan secara efektif dan

efesien.

Sarana dan prasarana yang

ada di MTs Negeri 2

Pamulang sudah memenuhi

standar yang di tentukankan .

3. Transparansi proses

manajemen pada

sekolah

Jelas, MTs Negeri 2 Pamulang

dalam manajemen tidak terlalu di

tutupi karena dengan transparasi

semua kinerja yang sedang berjalan

akan terlihat perubahannya,

perkembangnya dan lain

sebagainya, maka manajemen yang

transparansi harus dilakukan tidak

hanya anggaran saja yang

ditransparansikan tapi sebaiknya

untuk seluruh program agar terlihat

dengan jelas perubahanya.

Dalam mengelola secara

keseluruhan program yang

dilakukan di MTs Negeri 2

Pamulang dalam penerapan

manajemen berbasis sekolah

sudah transparansi.

4. Sumber dana yang

diperoleh sekolah

selain pemerintah

Sumber dana yang didapatkan dari

Pemerintah, Dana BOS, dan Komite

sekolah.

Dana yang di dapat dari MTs

Negeri 2 hanya mendapatkan

dana dari pemerintah, dana

BOS, dan komite sekolah

Page 105: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yang sangat berperan aktif di sekolah dan semangat dalam

menciptakan mutu

pendidikan yang baik.

Page 106: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 5

Wawancara

Hari / Tanggal : Jumat, 12 Desember 2014

Waktu : 10:20

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang guru)

Sumber : Drs. Nurabdillah

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Peran kepala sekolah

sebagai mediator

kepada guru dalam

penerapan MBS

Dalam proses penerapan MBS di

MTs Negeri 2 Pamulang. Kepala

sekolah sangat memberikan

dukungan yang kuat, selalu mencoba

memberikan masukan bahkan

pelatihan- pelatihanpun sering

diajarkan contohnya seperti dalam

pembuat RPP, memberikan

mentoring pada setiap kesempatan.

Dan mau mendengarkan berbagai

kendala yang dihadapi oleh guru-

guru.

Sebagai mediator di

sekolah kepala sekolah

sudah memberikan

dukungan yang baik, dan

dapat dijadikan pemimpin

yang bertanggungjawab.

2. Dalam melakukan

evaluasi dan

perbaikan secara

berkelanjutan

sekolah

Evaluasi dan pebaikan berkelanjutan

yang dilakukan di sekolah ini,

kurang lebih 3 bulan sekali, tapi

semua dilihat lagi dari kondisi yang

ada jika memang harus di tangani

dengan cepat 1 bulan sekali. Jadi

semua bentuk pengevaluasian dan

perbaikan berkelanjutan itu dilihat

dari proposinya saja.

Jadi pengevaluasian dan

perbaikan berkelanjutan di

lakukan semuai dengan

kondisi dan keadaan yang

dibutuhkan.

3. Kondisi lingkungan

sekolah

Untuk kondisi lingkungan di MTs

Negeri 2 Pamulang alhamdulilah

baik, aman dan menyenangkan.

Aman sejahtera dan

mempunyai hubungan yang

baik

4. Transparansi proses

manajemen pada

sekolah

Sudah transparansi dan sudah cukup

baik proses manajemen yang

dilakukan di MTs Negeri 2

Pamulang, baik dalam mengelola

sapras yang ada ataupun anggaran

yang dibutuhakan.

Semua program sudah

termenejemn dengan baik

dan smua anggaran yang

diperlukan sudah

transparansi .

5. Sumber dana yang

diperoleh sekolah

selain pemerintah

Hanya Pemerintah, Dana BOS, dan

Komite yang sangat berperan aktif di

sekolah.

Semua dana yang diperoleh

hanya dari pemerintah,

Dana BOS, dan komite

Page 107: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 6

Wawancara

Hari / Tanggal : Jumat, 12 Desember 2014

Waktu : 08.20

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang guru)

Sumber : Drs. Panji Waluyo, M. Pd

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Bentuk pengawasan

kepala sekolah pada

penerapan MBS di

sekolah

Untuk pengawasan dalam penerapan

MBS disini tidak hanya kepala

sekolah, tetapi seluruh gurupun

diwajiban mengontrol karena dalam

proses penerapan MBS bukan hanya

kepala sekolah saja yang dikaitkan,

karena ini tugaas bersama. Dan

alhamdulilah untuk hal ini guru- guru

MTs Negeri 2 Pamulang sangat,

perhatian bahkan sangat peduli akan

perkembangan pada setiap program

yang telah dijalankan. Karena

dengan pengontrolan yang baik insya

allah, program yang sedang

mengalami kendala bisa diatasi

secara cepat agar tidak berlarut- larut

pengambatan yang terjadi selam

penerapan MBS sedang berlangsung.

Untuk pengawasan memang

difokuskan kepada kepala

sekolah tetapi karena

memang semua saling

berkaitan dan bekerja sama

mempunyai visi,misi dan

tujuan yang sama maka

pengawasan tersebut

dilakukan pula dengan

dewan guru dan staf yang

terkait.

2. Cara sekolah

melakukan rencana

peningkatan mutu

Yang di lakukan sekolah dalam

meningkatkan mutu siswa, yaitu

dengan diadakannya pelatihan-

pelatihan baik untuk siswa ataupun

guru. Bentuk pelatihan untuk guru

biasanya diadakan oleh kepala

sekolah jangka waktunya bisa dalam

1 tahun 2 kali pelatihan, sedangkan

untuk siswa biasanya itu dibentuknya

kelas minat atau sekolah klinik.

dengan adanya kelas peminatan

maka akan mudah untuk melihat

sejauh mana kemampuan siswa

dalam menguasai pelajaran yang

diajarakan di MTs Negeri 2

Pamulang. Selain itu atau juga yang

disebut dengan sekolah klinik

maksud dari seklah klinik disini,

yaitu evaluasi dalam pembelajaran

misalnya: ketika ada salah satu

seorang anak yang belum paham

akan pelajaran yang disampaikan

Untuk perencanaan mutu

yang dilakukan di MTs

Negeri 2 Pamulang

sebenarnya dengan

menerapkan MBS di

sekolah sudah merupakan

strategi yang paling bagus

karena MBS menjawab

semua tentang keluh-

keluhan yang didalam

dalam dunia pendidikan

menjadi sekolah lebih

mandiri, kreatif dan inovatif

serta menjadikan mutu yang

berkualitas dan

berkompeten.

Page 108: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

disekolah lalu mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, klinik

sekolah lah sebagai evaluasinya. jadi

siswa atau siswi yang belum

mengerti atau masih kurang

menguasai akan bidang study yang

diajarkan biasanya guru perbidang

studi membuat pembalajaran ulang

di klinik sekolah ini. Dan klinik

sekolah diadakan diluar jam sekolah

sehingga tidak menggangu waktu

sekolah. Ini merupakan salah satu

cara peninggkatan mutu yang

diadakan di MTs Negeri 2 Pamulang.

3. Transparansi proses

manajemen pada

sekolah

Di MTs Negeri 2 manajemen yang

dilakukan secara transparansi di

terapkan sejak dulu hanya saja 5

tahun lalu MTs ini belum

menerapkan karena memang

kurikulum yang diajarkanpun

berbeda. Dan sekarang untuk proses

manajemen sampai dengan

pembiayaan berjalan dengan

transparansi.

Manajemen yang dilakukan

secara transparansi tidak

hanya manajemen dalam

anggaran saja melainkan

seluruh manajemen program

yang dikeloa di sekolah

MTs Negeri 2 Pamulang.

4. Sumber dana yang

diperoleh sekolah

selain pemerintah

Sumber dana hanya di dapatkan

melalui pemerintah, Dana BOS, dan

komite sekolah

Hanya mendapatkan dana

bantuan melalui Pemerintah,

Dana BOS komite sekolah

karena sebagian komitepun

adalah pendidik.

Page 109: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 7

Wawancara

Hari / Tanggal : Rabu, 12 Desember 2014

Waktu : 09.00

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang guru)

Sumber : Faisal Abda’u (siswa MTs Negeri II Pamulang kls : VIII

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Karakter

kepemimpinan di

MTs Negeri 2

Pamulang terkait

MBS

Bagus, lebih tegas, konsekuen dan

berjalan sampai sekarang

Dalam memimpin kepala

sekolah cukup tegas dan

bertanggungjawab akan tugas

yang diamanatkan

2. Upaya yang

dilakukan oleh

kepala sekolah

terkait dengan

implementasi:

transparansi,

partisipasi,

kemandirian dan

akuntabel?

ü Transparansi : diadakannya

musyawarah bersama untuk

mengambil keputusan bersama,

adanya keterbukaan, saat kepala

sekolah akan membelanjakan uang

tentu dengan sepengetahuan

bendahara, dan semua kegiatan ada

laporannya dengan rinci, jelas, dan

disertakan pula bukti-buktinya

seperti kwitansi.

ü Partisipasi : orang tua ikut

berpartisipasi dalam rapat dan

musyawarah, mempersiapkan anak

saat akan mengikuti lomba, dll.

ü Kemandirian : sekolah punya

tanggung jawab secara utuh untuk

mengelola dan menyusun ktsp

sendiri.

ü Akuntabel :pertanggungjawaban

laporan dengan pembutan sebuah

LPJ dan juga disosialisasikan pada

orangtua murid (rencana kegiatan

dan anggaran sekolah).

Dalam menerapkan MBS di

MTs Negeri 2 sudah mulai

termenejemn dengan baik

semua bidang program sudah

dapat terorganisir secara

optimal, dan dalam anggaran

pembiayaanpun sudah

transparansi , mandiri dan

akuntabel sehingga sekolah

sudah tidak tergantung dari

apapun.karena secara garis

besar MTs Negeri 2 sudah

mulai mandiri dan sudah

mampu membuktikan bahwa

MTs Negeri 2 Pamulang

mampu menciptakan generasi

dengan mutu yang berkualitas.

3. Tingkat

keberhasilan

penerapan MBS

Siswa menjadi disiplin, tertib, dan

rajin.

Masuk sekolah pagi tanpa harus ada

peringatan dari guru dengan tegas.

Yang dirasakan semenjak

diterapkannya MBS di sekolah

siswa menjadi jauh lebih

semangat dalam belajar, taat

dalam mematuhi tata tertib

yang telah di di tentukan

kemudian gurupun semakin

terarah dalam melaksanakan

tugas yang di emban.

4. Faktor faktor pendukung Pe Dukungan dari siswa, guru, kepala

sekolah dan komite sekolah

Dukungn selalu diberikan baik

dari internal ataupun ekternal.

Page 110: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Page 111: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 8

Wawancara

Hari / Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014

Waktu : 10.20 WIB

Tempat : MTs Negeri II Pamulang Tangerang (Ruang guru)

Sumber : Nur Syamsiah (siswi MTs Negeri II Pamulang kls : VIII)

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Pe Pengalaman menarik

dari diterapkannya

MBS di sekolah ini

Antara pihak sekolah, komite, dan

masyarakat saling bersinergi atau

bersama-sama bekerja sama demi

kemajuan sekolah dan siswa, lalu

kedisplinan sangat terasa baik itu

kedisiplanan untuk siswa ataupun

guru. Tidak melihat siapa yang

melakukan pelanggran pasti

mendaptkan sanksi dan itu

membuat kami sangat bangga

karena dengan adanya MBS di

terapkan di sekolah sangat

membantu akan seluruh program

yang sedang berlangsung.

Kedisiplinan tidak hanya

diterapkan untuk siswa –

siswi saja, tetapi itupun

berlaku untuk para guru dan

staf sehingga kedisplinan d

sekolah tetap terjaga. Dan ini

membuktikan bahwa

manajemen yang diterapkan

di MTs Negeri 2 Pamulang

berjalan dengan efektif.

2. Siapa saja yang selalu

mengawasi akan

berjalannya MBS

Kepala sekolah , guru dan staf yang

terkait itu untuk internal sedangkan

ekternalnya masyarakat sekitar

MTs Negeri 2 Pamulang

Tangerang.

Pengawasan tidak hanya

kepala sekolah saja yang

melakukan melainkan

seluruh staf jadi semua

mempunyai tanggungjawab

yang sama saling menjaga

dan mengawasi agar sekolah

tetap terkontrol secara

optimal

3 Upaya yang dilakukan

oleh dewan guru dan

kepala sekolah dalam

penerapan MBS

Kepala sekolah bersama-sama

dengan guru berusaha untuk

mengelola manajemen sekolah

dengan baik agar seluruh program

kegiatan berjalan dengan lancar.

Contohnya membuat pembelajaran

di kelas menjadi lebih

menyenangkan demi peningkatan

prestasi siswa. Memajang hasil

karya anak yang bagus akan

memotivasi siswa karena anak menjadi bangga.

Berbagai upaya telah

dilakukan untuk dapat

terlaksananya program MBS

akhirnya sudah dapat berjalan

sesuai dengan kriteria dan

standar yang di tentukan.

Kepala sekolah dan para

dewan guru telah mampu

memberikan mutu yang

diharapkan oleh masyarakat.

4. Cara apa yang biasa

dilakukan guru dalam

meningkatkan mutu

siswa ketika di dalam

ü biasanya guru kami melakukan

“SARAPAN PAGI” yang

merupakan variasi bentuk

pembelajaran sampai pernah

Dalam proses pembelajaran

telah banyak metode yang

digunakan untuk memulai

suatu pembelajaran.

Page 112: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kelas. dilombakan. Dengan adanya PAIKEM, tingkat kenaikan kelas

meningkat dan sering menang

lomba. Serta bisa dilihat dari hasil

UAS BN

ü Nilai yang bagus yang didapat oleh

siswa pada “sarapan pagi” akan

dipampang, maka anak yang

memperoleh nilai bagus tersebut

akan merasa senang, bangga, dan

semangat belajarnya akan lebih

meningkat.

Tujuannya tidak lebih hanya untuk mengetahui kesiapan

anak apakah sudah siap untuk

menerima pelajaran atau

belum, selain itu untuk

mengasah akan pelajaran

yang sudah diajarkan .

5. Pelajaran penting

untuk pengalaman

menjadi lebih kreatif lagi dalam

proses belajar. Dan siswa juga

saling berani dalam menggunakan

metode yang bervariasi dan

beragam. Jadi anak akan semangat

dan menjadi lebih semangat.

Bahwa metode merupakan

cara tepat untuk memberikan

daya ingat kepada siswa

dalam memahami suatu

pelajaran karena dengan

metode yang kreatif

membuat siswa lebih enjoy

dalam menerima pelajaran

yang disampaikan oleh guru

Page 113: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 9

Wawancara

Hari / Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014

Waktu : 13.00

Tempat : Rawa Kalong Ciputat

Sumber : Ibu Isti

No. Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. Guru dalam

memberikan

pelajaran

komite hanya bisa men-support untuk

guru-guru yang mulai kedodoran

mengajar dan memberikan solusi

untuk pelatihan dan mengingatkan

kepada kepala sekolah guru-guru yang

perlu di Up-Grade.

Agar tidak terjadi ketidak

efektivan guru dalam

memberikan pelajaran terhadap

siswa dikelas, maka pelatihan

pelatihan sangat diperlukan agar

proses KBM akan terus berjalan

dengan baik

2. dukungan apa

yang

diperlukan

Dukungan yayasan sudah baik untuk

peningkatan kualitas kepala sekolah,

dan menginginkan untuk pelatihan-

pelaihan yang ketat dengan sekolah

luar.

Yayasan selalu memberikan

dukungan baik yang bersifat

profit ataupun nonprofit, tinggal

bagaimana sekolah dapat

mengelola dan memenejemkan

dengan maksimal.

3. sikap dan

motivasi guru

Orang tua mengenai hal tersebut

melaporkannya langsung kepada

komite misalnya ada guru yang jarang

dikelas, maka komite membicarakan

hal tersebut kepada kepala sekolah

bahwa ada beberapa nama guru yang

jarang dikelas dll

Untuk sikap dan motivasi yang

guru MTs Negeri 2 Pamulang

sudah cukup baik, meskipun

terkadang tidak selamanya guru

selalu melakukan hal benar. Tapi

mereka tetap berusaha

mendisplikan waktu dan

bertanggungjawab akan

tugasnya sebagai pendidik yang

harus mentaati segala Peraturan

yang telah disepakatkan.

4. keterlibatan

orang tua

dengan

sekolah

Sebenarnya untuk komite itu tidak

hanya yang berasal dari anak yang

sekolah di MTs 2, tetapi apabila ada

masyarakat luar yang ingin

berpartisipasi dipersilahkan.

untuk masalah keterlibatan

menjaga melindungi tidak hanya

komponen sekolah yang di

wajibkan tetapi aspek

masyarakat sekitarpun ikut serta,

sebab keterbukaan sekolah tidak

hanya tergolong untuk warga

sekolah yang ada di dalam saja.

Page 114: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

LAMPIRAN 10

Wawancara

Hari / Tanggal : Rabu, 17 Desember 2014

Waktu : 08.22

Tempat : Taman Kedaung Ciputat

Sumber : Ibu Silvi

No

.

Fokus Kajian Deskripsi Isi Makna

1. budaya sekolah

MTs Negeri II

Pamulang.

Di MTs Negeri 2 ini kan sudah ada 3 S

(Salam, Sapa, Senyum), dengan tiga itu

alhamdulillah sudah baik dan itu sudah

terbiasa dilakukan oleh lingkungan MTs

Negeri 2 Pamulang.

Di MTs Negeri 2 selain

mutu yang diperhatikan tata

krama dan sopan santunpun

diterapkan tujuannya adalah

tiak lain agar seimbang

antara pendidikan,prilaku

dan sikap

2. Manajemen

sekolah di MTs

Negeri II

Pamulang.

mulai dari supervisi, budgeting, dll

komite semua tahu dan komite tahu apa

yang dibutuhkan. Dan ada tiap tahun

ada rapat bersama terkait sekolah.

Sejauh ini orang tua tidak ada yang

komplen masalah biaya. Karena sarana

sesuai dengan yang didapatkan. Dan

juga ada kompensasi untuk siswa yang

kurang mampu

Artinya untuk manajemen

yang di kelola oleh MTs

Negeri 2 sudah baik, dan

pengawasan yang dilakukan

kepala sekolah mulai dari

manajemen sampai dengan

pembiayaan telah dikelola

secara rinci atau transparasi

sehingga untuk menegenai

manajemen tidak ada

hambatan yang tidak

terselesaikan semua selalu

diselesaikan secara

bertahap.

3. Anggaran, di MTs

Negeri II

transparnsi atau

tidak.

Sejauh ini, pihak orang tua tidak ada

yang komplen mengenai biaya karena

untuk ukuran madrasah ini sudah biasa,

berbeda bila dibandingkan dengan

sekolah-sekolah mahal diluar sana

misalnya al-azhar,dll. Dan apabila ada

orang tua ada yang komplen itu ,

artinya mereka siap untuk mencari

sekolah lain.

Untuk masalah anggaran

sejauh ini tidak memili,i

hambatan karena disini

bentuk anggaran sanagt

terbuka, dan ekolah

memberikan bantuan kepada

anak yang kurang mampu

dan berprestasi.

4. Pengembangan

sekolah/kepala

sekolah, apakah

ada bentuk

perhatiannya

Ada, kemudian kita bisa menilai untuk

pemilihan kepala sekolah apakah

layak/tidak. Dan pemilihan kepala

sekolah dilakukan dari internal.

Kepala sekolah MTs Negeri

2 Pamulang selalu

memperhatikan akan

perkembangan siswa, dan

memperhatikan guru apa

bila sudah mulai kedodoran

dalam proses pembelajaran

dan disini kepala sekolah

memberikan pelatihan agar

Page 115: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kompetensi guru semakin meningkat yang dampaknya

akan baikjuga terhadap

siswa-siswi yang diajarkan.

Page 116: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lampiran 11

DATA GEDUNG MTs NEGERI TANGERANG II PAMULANG

Jumlah dan Luas Ruang MTsN Tangerang II Pamulang

No Ruang Jumlah Luas (m2) Kondisi

1. Ruang Teori/Kelas 31 7 x 8 Baik

2. Laboratorium Fisika 1 7 x 8 Baik

3. Laboratorium Biologi 1 7 x 10 Baik

4. Laboratorium Bahasa 1 7 x 10 Baik

5. Laboratorium Komputer 2 7 x 8 Baik

6. Laboratorium ICBC 1 7 x 2,5 Baik

7. Ruang Perpustakaan 2 8 x 9 Baik

8. Ruang UKS 1 7 x 8 Baik

9. Ruang Pramuka 1 7 x 3 Baik

10. Ruang Audio Visual 1 7 x 3 Baik

11. Ruang Aula 1 7 x 24 Baik

12. Ruang Kepala Madrasah 1 6 x 5 Baik

13. Ruang Guru 1 7 x 18 Baik

14. Ruang Arsip 1 5 x 5 Baik

15. Ruang Komite 3 3 x 3 Baik

16. Ruang Tata Usaha 2 6 x 7 Baik

17. Ruang OSIS 1 7 x 3 Baik

18. Kamar Mandi/WC Guru 2 2 x 2 Baik

19. Kamar Mandi/WC Murid 4 3 x 5 Baik

20. Gudang 1 8 x 9 Baik

21. Mushalla 1 7 x 24 Baik

22. Ruang Penjaga 1 1,2 x 2 Baik

23. Ruang Piket 1 2 x 2 Baik

24. Ruang Komite 1 3 x 4 Baik

25. Ruang Koperasi 1 7 x 4 Baik

26. Ruang BK 1 7 x 4 Baik

27. Ruang Studio Musik 1 7 x 3 Baik

Page 117: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

28. Ruang Wakabid 1 6 x 7 Baik

29. Ruang Alat Drumband 1 7 x 5 Baik

30. Kantin 1 54 x 9 Baik

31. Tempat Wudlu 1 9 x 4 Baik

Page 118: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BIODATA PENULIS

NURHILDA, lahir di Jakarta, 26 November 1990. Saat

ini penulis tinggal di Tambora RT 007 RW. 02 Kel.

Tambora Kec. Tambora DKI Jakarta Barat 11220. Penulis

merupakan anak keempat dari lima bersaudara pasangan

Abdul Rasyid dan Sukaesih. Penulis menempuh

pendidikan di SDN 03 Pagi Jembatan Lima (1997-2003),

SMPN 32 Jakarta (2004-2006), Madrasah Aliyah Pondok

Pesantren Daarul Falah Carenang kopo Serang Banten (2007-2010), kemudian

melanjutkan pendidikan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan

Manajemen Pendidikan dan telah menyelesaikan masa studi pada tahun 2014.

Pada masa pendidikan penulis juga ikut serta dalam berbagai organisasi yaitu

Organisasi Pramuka SMP Negeri 32 Jakarta (2004-2006), dan menjadi anggota

organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Manajemen Pendidikan. Alamat

Email penulis adalah [email protected]

Page 119: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Efektivitas Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Negeri II Pamulang

Tangerang Selatan

Nurhilda

[email protected] , Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan

Dosen Pembimbing : Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd

Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan efektivitas penerapan

manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan MTs Negeri

II Pamulang Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data penelitian

dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai pelengkap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen berbasis sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN II Pamulang Tangerang Selatan

berjalan cukup efektif dengan pengertian lain manajemen berbasis sekolah telah

berhasil dalam meningkatkan mutu pendidikan di MTsN II Pamulang Tangerang

Selatanyang dikembangkan kepala sekolah selama ini melalui perencanaan yang

baik, pelatihan-pelatihan, keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif, dan

kerjasama dalam menjalankan program yang telah dibentuk, sudah baik namun

masih terdapat aspek yang belum dilakukan secara maksimal. Aspek tersebut

terkait dengan unsur masih kurangnya pengawasan kepala sekolah terhadap

penerapan manajemen berbasis sekolah, kurangnya komunikasi antara kepala

sekolah dengan guru ataupun staf sekolah, masih kurangnya supervisi ketika

proses pembelajaran sedang berlangsungyang dilakukan kepala sekolah.

Kekurangan-kekurangan yang ada diakibatkan karena kurangnya pengawasan

yang efektif oleh kepala sekolah MTsN II Pamulang Tangerang Selatan. Untuk itu

perlu disadari bahwa dalam mengembangkan penerapan manajemen berbasis

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkualitas tentu tidak hanya

didasari dengan komponen yang ada disekolah, namun dibutuhkan juga kerjasama

yang baik serta kemauan untuk menciptakan mutu yang baik. Untuk mencapai

suatu efektivitas penerapan manajemen berbasis sekolah tersebut.

Kata kunci: Efektivitas, Manajemen Berbasis Sekolah , Mutu Pendidikan

Page 120: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Abstract : The purpose of this study to determine and describe the effectiveness

of school-based management in improving the quality of education MTs II

Pamulang South Tangerang. The method used in this research is descriptive

qualitative approach. Data collection was conducted research through interviews,

observation and documentation as complementary. The results showed that the

implementation of school-based management in improving the quality of

education in South Tangerang MTsN II Pamulang run quite effectively with the

other sense of school-based management has been successful in improving the

quality of education in MTsN II Pamulang Tangerang Selatanyang developed

principals for this through good planning, training -Training, openness, empathy,

support, positive attitude, and cooperation in carrying out programs that have been

established, it is good but there are aspects that have not been done optimally. The

aspects related to the elements of the principal's still a lack of supervision of the

implementation of school-based management, the lack of communication between

the school head teacher or school staff, the lack of supervision when the learning

process is being carried berlangsungyang principal. Existing deficiencies caused

by a lack of effective oversight by the principal MTsN II Pamulang South

Tangerang. For that we need to realize that in developing the implementation of

school-based management in improving the quality of education, quality of course

is not only based on the existing components in school, but it needed a good

cooperation and willingness to create a good quality. To achieve an effective

implementation of the school-based management.

Keywords: Effectiveness, School-Based Management, Quality Education

Pendahuluan

Pendidikan merupakan

sebuah upaya untuk

memanusiakan manusi, upaya

yang dilakukan tersebut untuk

mengembangkan potensi individu

agar dapat hidup secara optimal

sebagai pribadi maupun anggota

masyarakat, serta memiliki nilai

– nilai moral dan sosial sebagai

pedoman hidupnya, bahwa

pendidikan dapat diartikan

sebagai usaha sadar, terencana

dan memiliki tujuan yang akan

mendewasakan anak.

Pendidikan diarahkan pada

pencapaian tujuan–tujuan

tertentu, di antaranya berkenaan

dengan penguasaan pengetahuan,

pengembangan pribadi,

kemampuan sosial, dan

kemampuan bekerja. Maka untuk

menyampaikan bahan pelajaran

ataupun mengembangkan

kemampuan-kemampuan tersebut

diperlukan suatu metode

penyampaian dan alat bantu yang

tepat.

Meskipun perencanaan dan

tujuan sudah terorganisir dengan

baik mengenai pencapaian tujuan

Page 121: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yang ingin dicapai tetapi

permasalahan yang sering

dihadapi oleh bangsa Indonesia

selalu saja rendahnya mutu

pendidikan pada setiap jenjang

dan satuan pendidikan,

khususnya pendidikan dasar dan

menengah.

Dalam hal ini pemerintah

telah banyak berupaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan

nasional, berupa pengembangan

, peningkatan kompetensi guru

melalui pelatihan, pengadaan

buku dan alat pelajaran,

pengadaan dan perbaikan sarana

dan prasarana pendidikan, dan

peningkatan mutu manajamen

sekolah. Namun demikian,

berbagaiin dikator mutu

pendidikan belum menunjukkan

peningkatan mutu pendidikan

yang cuku menggembirakan,

tetapi sebagian lainnya masih

memprihatinkan.

Dalam konteks ini pendidikan

merupakan bagian pentingdari

proses pembangunan nasional

yang ikut menentukan

pertumbuhan ekonomi suatu

Negara. Pendidikan juga

merupakan invenstasi dalam

pengembangan sumber daya

manusia, dimana peningkatan

kecakapan dan kemampuan

individual adalah sebagai factor

pendukung manusia dalam

meningkatkan mutu pendidikan .

Dari berbagai pengamatan

dan analisis, sedikitnya ada tiga

faktor yang menyebabkan mutu

pendidikan tidak mengalami

peningkatan. Faktor pertama,

kebijakan dan penyelenggaraan

pendidikan nasional

menggunakan pendekatan

education funcitionatau input-

input analisis yang tidak

dilaksanakan secara konsekwen.

Faktor kedua ,penyelenggaraan

pendidikan nasional dilaksanakan

secara birokratik – sentralistik

sehingga penempatan sekolah

sebagai penyelenggaraan

pendidikan sangat tergantung

pada keputusan birokrasi yang

mempunyai jalur sangat kadang

kebijakan yang dikeluarkan tidak

sesuai kondisi sekolah setempat.

Faktor ketiga, guru dan peran

serta masyarakat khususnya

orang tua wali murid dalam

penyelenggaraan pendidikan

selama ini sangat minim.

Partisipasi guru dalam

pengambilan keputusan sering

diabaikan, dan partisipasi

masyarakat selama ini pada

umumnya sebatas pada dukungan

dana, sehingga dukungan –

dukungan lain seperti pemikiran,

moral, barang dan jasa kurang

diperhatikan.

Maka diharapkan pemerintah

memberikan sistem desentralisasi

terhadap pendidikan, yang mana

wewenang pengaturan tersebut

diserahkan kepada pemerintah

daerah agar pendidikan mampu

mengelola sekolah dengan baik.

Page 122: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Maka pemerintah telah

menetapkan manajemen berbasis

sekolah sebagai salah satu

strategi standar

dalam mengembangkan

keunggulan pengelolaan sekolah.

Penegasan ini di tuangkan dalam

USPN Nomor 20 tahun 2003

padapasal 51 ayat 1 bahwa

pengelolaan satuan pendidikan

menengah dilaksanakan

berdasarkan standar pelayanan

minimal dengan prinsip

manajemen berbasis sekolah.

Harapan masyarakat

kebijakan yang di tetapkan

pemerintah dapat melahirkan

sekolah- sekolah yang mampu

membuktikan kinerjanya,

terutama dibidang peningkatan

prestasi siswa .Karena tujuan

utama MBS adalah

pemberdayaan sekolah, yang

kemudian focus pada titik

peningkatan prestasi belajar

siswa sebagai tujuan utama

implementasinya.

Karena tugas utama

manajemen sekolah akan lebih

menantang, jika berkaitan dengan

tugas utama kepala sekolah

dalam memanajemenkan akan

seluruh tugas – tugas dan

tanggung jawab yang telah di

laksanakan dengan operasional

yang baik. Dengan di berikannya

otonomi daerah kepada sekolah,

kepala sekolah mempunyai

peluang besar untuk membuat

kebijakan pengembangan sekolah

.Yang lebih mengacu pada

perbaikan mutu yang

berkelanjutan, kreativitas, dan

produktivitas pegawai (guru).

Karena kualitas bukan saja

pada unsur masukan (Input),

tetapi juga unsur proses, terutama

pada unsur keluaran (Output)

atau lulusan, agar dapat

memuaskan harapan masyarakat

pelanggan pendidikan. Maka

jelas langkah yang diambil oleh

MTs Negeri 2 Pamulang ini,

yaitu menerapkan manajemen

berbasis sekolah di MTs Negeri

2 Pamulang. Sebagai suatu

strategi yang paling baik untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

Dan biasanya dibalik prestasi

unggul yang diraih ada sosok

seorang pemimpin yang tangguh

yang mempunyai sifat wibawa

dan transformasi dalam

mengkoordinasikan anggotanya.

Tetapi keadaan di MTs Negeri II

Pamulang Tangerang Selatan ini

berbeda, meskipun banyak

pengalaman yang dilalui tetapi

untuk memimpin anggotanya

masih kurang profesioanl atau

bisa dikatakan masih

mementingkan organisasi diluar

sekolah. dan sifat seperti itu akan

berdampak buruk akan

keberlangsungan kegiatan MBS,

yang menimbulkan ketidak

efektifannya dalam menerapakan

manajemen berbasis sekolah

dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

Page 123: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Dalam hal ini kepala sekolah

sebagai pemimpin harus

memiliki berbagai kemampuan

misalnya yang berkaitan

pembinaan, disiplin pegawai, dan

motivasi. Agar MBS tetap

berjalan dengan baik , Karena

MBS merupakan salah satu

wujud dari reformasi pendidikan

yang menawarkan kepada

sekolah untuk menyediakan

pendidikan yang lebih baik dan

memadai bagi para peserta didik.

Sedangkan untuk pelaksanaan

kurikulum yang digunakan di

MTs Negeri 2 Pamulang ini

Nampak nya sudah baik akan

tetapi ketika kurikulum 2013 di

tetapkan oleh Departemen

Pendidikan. Proses kurikulum

tersebut mengalami kegoyahan di

karenakan belum terbiasa

menggunakan kurikulum baru.

Sehingga berdampak kurang

efektif untuk keberlangsungan

kegiatan belajar mengajar di MTs

Negeri 2 Pamulang .Padahal

dalam pelaksanaan MBS di MTs

Negeri 2 pamulang ini menekan

kan pada akumulasi pengetahuan

materi pelajaran, akantetapi yang

di utamakan adalah kemampuan

siswa untuk memperoleh dan

mendapatkan pengetahuannya

sendiri.

Hal tersebut dapat diamati :

(1) masih kurangnya pengawasan

kepala sekolah terhadap

penerapan manajemen disekolah,

(2) kurangnya komunikasi antara

kepala sekolah dengan guru

ataupun staf sekolah, (3)masih

kurangnya supervisi ketika

proses pembelajaran sedang

berlangsung. Tetapi disamping

itu terdapat hal positif yang telah

dicapai terkait dengan

pelaksanaan manajemen berbasis

sekolah, diantaranya : (1) sarana

dan prasarana yang sudah

memenuhi standar nasional, (2)

program- program bahasa yang

sudah mulai berkembang dengan

efektif dan menghasilkan prestasi

yang baik, (3) partisipasi komite

dan masyarakat yang sangat

perduli akan kemajuan

pendidikan. Dalam penerapan

manajemen berbasis sekolah di

MTs Negeri 2 pamulang sudah

berhasil mencetak keluaran yang

berprestasi. Semua terjadi karena

struktur yang dibuat dan

ditugaskan kepada kepala

sekolah, guru, dan para staf yang

terkait menjalankan semua tugas

dan tanggung jawabnya dengan

baik, patuh pada peraturan dan

patuh pada kebijakan-kebijakan

yang telah ditetapkan.

Meskipun dalam penerapan

manajemen berbasis sekolah

MTs Negeri 2 pamulang sudah

mampu menghasilkan banyak

prestasi. Tidak menuntut

kemungkinan manajemen atau

program yang dibuat berjalan

dengan efektif, karena jika dilihat

dari kekurangan yang ada

menunjukan bahwa keberhasilan

Page 124: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

prestasi yang diraih bukan berarti

seluruh program berjalan dengan

efektif. Maka untuk dapat

mengefektifkan penerapan MBS

disekolah MTs Negeri 2

Pamulang ini, tugas kepala

sekolah sebagai pimpinan dari

organisasi sekolah harus lebih

bertanggungjawab akan

tugasnya, sebab jika kepala

sekolah tidak dapat melakukan

manajerial yang baik, maka

untuk anggota yang lainpun akan

melakukan hal yang sama dalam

menjalankan tugasnya sebagai

pendidik.

Kepala sekolah mengadakan

pelatihan untuk guru sedikitnya 1

tahun 2 kali, tujuannya untuk

meningkatkan kompetensi guru

dalam bidangnya masing-

masing sehingga ketika sedang

melakukan kegiatan belajar

mengajar guru sudah siap untuk

memberikan semua

pengetahuannya kepada siswa

yang belum paham akan

pelajaran tersebut. Dengan

memberikannya perhatian yang

khusus kepala sekolah kepada

anggota maka berlangsungnya

manajemen atau program

sekolahakan lebih terkontrol.

Apalagi jika kepala sekolah

mengadakan program pelatihan

untuk guru, guru akan merasa

lebih diperhatikan dan akan

mengahasilkan dampak yang

lebih baik terhadap mutu

pendidikan di MTs Negeri 2

Pamulang

Kajian literatur

Pengertian Mutu Pendidikan

Program mutu sebenarnya

berasal dari dunia bisnis. Dalam

dunia bisnis, baik

yang bersifat produksi maupun

jasa, program mutu merupakan

program utama

sebab kelanggengan dan

kemajuan usaha sangat

ditentukan oleh mutu sesuai

dengan permintaan dan tuntutan

pengguna. Permintaan dan

tuntutan pengguna

terhadap produk dan jasa layanan

terus berubah dan berkembang.

Sejalan dengan hal itu, mutu

produk dan jasa layanan yang

diberikan harus selalu

ditingkatkan. Karena dewasa ini,

mutu bukan hanya menjadi

masalah dan kepedulian dalam

bidang bisnis, melainkan juga

dalam bidang-bidang lainnya,

seperti permintaan, layanan

sosial, pendidikan, bahkan

bidang keamanan dan ketertiban

sekalipun.

Berdasarkan pemaparan diatas

dapat disimpulkan bahwa mutu

pendidikan merupakan

komitmen bersama terhadap

komite sekolah, administrator,

guru, staf dan orangtua yang

terkait. Secara umum mutu

adalah gambaran dan

karakteristik menyeluruh dari

barang atau jasa yang

Page 125: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menunjukkan kemampuannya

dalam memuaskan kebutuhan

yang diharapkan. Dalam konteks

pendidikan, pengertian mutu

mencakup input, proses dan

output pendidikan. Input

pendidikan adalah segala sesuatu

yang harus tersedia karena

dibutuhkan untuk

berlangsungnya proses.

Kesiapan input sangat

diperlukan agar proses dapat

berlangsung dengan baik. Oleh

karena itu, tinggi rendahnya

mutu input dapat diukur dari

tingkat kesiapan input. Makin

tinggi kesiapan input, makin

tinggi pula mutu input

tersebut.Proses dikatakan

bermutu apabila

pengkordinasian dan

penyerasian serta pemaduan

input sekolah (guru, siswa,

kurikulum, uang, peralata, dsb)

dilakukan secara harmonis,

sehingga mampu menciptakan

situasi pembelajaran yang

menyenangkan (enjoyable

learning), mampu mendorong

motivasi dan minat belajar, dan

benar-benar mampu

memberdayakan peserta didik.

Output pendidikan

merupakan kinerja sekolah,

Kinerja sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan dari

proses atau prilaku sekolah.

Kinerja sekolah dapat diukur

dari kualitasnya, efektivitasnya,

produktivitasnya, efisiensinya,

inovasinya, kualitas kehidupan

kerjanya, dan moral kerjanya.

Khusus yang berkaitan dengan

mutu output sekolah, dapat

dijelaskan bahwa output sekolah

dikatakan berkualitas atau

bermutu tinggi jika prestasi

sekolah, khususnya prestasi

belajar siswa, menunjukkan

pencapaian yang tinggi dalam:

(1) prestasi akademik, berupa

nilai ulangan umum, EBTA,

EBTANAS, karya ilmiah, lomba

akademik; dan (2) prestasi non-

akademik, seperti misalnya

IMTAQ, kejujuran, kesopanan,

dan kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler lainnya. Mutu

sekolah dipengaruhi oleh banyak

tahapan kegiatan yang saling

berhubungan (proses) seperti

misalnya perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasa

Faktor yang Mempengaruhi

Mutu Pendidikan

Menurut laporan bank dunia

yang dikutip oleh jalal dan

supriyadi,ada empat faktor yang

diidentifikasi menjadi

penghambat potensi mutu

pendidikan di indonesia,

khususnya pendidikan dasar.

Penghambat tersebut diantaranya

sebagai berikut :

a) Kompleksitas

pengorganisasian

pendidikan dasar antara

Depdiknas dan Depdagri

dalam bidang

ketenagaan, sumber daya

Page 126: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

material dan sumber daya

lainnya.

b) Praktik manajemen yang

sentralistik pada tingkat

SMP, pembiyaan dan

perencanaan oleh

pemerintah pusat yang

melibatkan banyak

departemen.

c) Manjemen sekolah yang

tidak efktif

Upaya Meningkatkan Mutu

Pendidikan

Upaya mutu pendidikan terus

dilakukan oleh berbagai pihak,

upaya-upaya tersebut dilandasi

suatu kesadaran berupa

pentingnya peranan pendidikan

dalam pengembangan sumber

daya manusia dan

pengembangan watak bangsa

(Nation Character Building)

untuk kemajuan masyarakat dan

bangsa.

Dalam konteks bangsa

Indonesia, peningkatan mutu

pendidikan merupakan sasaran

pembangunan di bidang

pendidikan nasional dan

merupakan bagian integral dari

upaya meningkatan kualitas

manusia Indonesia secara

menyeluruh. Karena pendidikan

memegang peranan sangat

penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber

daya manusia. Peningkatan

kualitas pendidikan merupakan

suatu proses yang terintegrasi

dengan proses peningkatan

kulitas sumber daya manusia

(SDM).

Dengan konsep manajemen

berbasis sekolah (MBS) ini,

seluruh komponen yang ada

antara lain melalui layanan

pendidikan bermutu dan

berkualitas pengembangan dan

perbaikan kurikulum dan sistem

evaluasi, perbaikan sarana

pendidikan, pengembangan dan

pengadaan materi ajar, serta

pelatihan bagi guru dan tenaga

kependidikan lainnya. Akan

tetapi, pada kenyataannya, upaya

pemerintah tersebut belum

cukup berarti dalam

meningkatkan kualitas

pendidikan.

Efektivitas

Dalam kamus besar bahasa

Indonesia kata efektif berasal

dari bahasa inggris, yaitu

effective yang bermakna “ 1)

ada efeknya (akibat,

pengarungnya, kesannya), 2)

manjur atau mujarab (tentang

obat), 3)dapat membawa hasil ,

berhasil guna (tentang usaha

atau tindakan).

T. Hani Handoko berpendapat

bahwa efektivitas merupakan

kemampuan untuk memilih

tujuan yang tepat atau peralatan

yang tepat untuk pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Uhar

Suharsaputra efektivitas adalah

ukuran yang menyatakan sejauh

Page 127: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

mana sasaran/tujuan telah

dicapai

Kriteria Efektivitas

a) Produktivitas, bagaiaman

peserta didik, guru,

kelompok dan sekolah pada

umumnya mencapai tujuan

yang telah di tetapkan.

b) Efisiensi, perbandingan

indvidu dan prestasi sekolah

dengan biaya yang di

keluarkan untuk mencapai

prestasi tersebut.

c) Kualitas, tingakat dan

kualitas usaha, tujuan, jasa,

hasil dan kemampuan yang

dihasilkan oleh peserta didik

dan sekolah.

d) Pertumbuhan, perbaikan

kualitas kepedulian dan

inovasi, tantangan dan

prestasi dibandingkan

dengan kondisi di masa lalu.

e) Ketidakhadiran, yang

berkaitan dengan jumlah

waktu dan frekuensi

ketidakhadiran para peserta

didik, guru dan pegawai

sekolah lainnya.

f) Perpindahan, jumlah

perpindahan dan tetapnya

peserta didik, kepala

sekolah dan pegawai

lainnya.

g) Kepuasan kerja guru,

bagaimana tingkat

kesenangan yang dirasakan

guru terhadap berbagai

macam pekerjaan yang

dilakukan.

h) Kepuasan peserta didik :

bagaiaman peserta didik

merasakan senangmenerima

pelajaran untuk mencapai

tujuan yang telah

ditetapkan.

i) Motivasi : kekuatan

kecenderungan dan

keinginan guru, peserta

didik dan pekerja sekolah

untuk melibatkan diri dalam

kegiatan ataupun pekerjaan

senang

Manajemen Berbasis Sekolah

Secara bahasa, Manajemen

berbasis sekolah (MBS) berasal

dari tiga kata, yaitu manajemen,

berbasis, dan sekolah.

Manajemen adalah proses

menggunakan sumber daya

secara efektif untuk mencapai

sasaran. Berbasis memiliki kata

dasar basis yang berarti dasar

atau asas.Sekolah adalah

lembaga untuk belajar dan

mengajar serta untuk menerima

dan memberikan pelajaran

UU Nomor 32 tahun 2004

tentang Pemerintahan di

nyatakan bahwa dalam

pelaksanaan pembangunan

pendidikan didaerah sudah

seharusnya juga merujuk pada

peraturan perundangan tersebut,

sekalipun tetap mengacu kepada

UU Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Sebagaimana telah

dikemukan diatas, manajemen

pendidikan yang tersentralisasi,

Page 128: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kurang mampu mengembangkan

potensi yang ada dilingkungan

masyarakat sesuai dengan

kebutuhan daerah/lokal.

Berkaitan dengan pelaksaan

otonomi daerah yang makin

besar sebagai amanat UUD 1945

dan UU No. 32 Tahun 2004,

merupakan tantangan sekaligus

peluang bagi para manajer

pendidikan didaerah otonom

untuk secara kreatif

mengembangkan sekolah.

Dengan MBS, maka kepala

sekolah dapat mengatur dan

mengurus sekolah sesuai dengan

kepentingan masyarakat yang

dilayaninya”

Selain MBS merupakan salah

satu strategi untuk proses

meningkatkan mutu pendidikan

dengan adanya MBS diharapkan

dapat membuat sekolah lebih

mandiri, dengan

memberdayakan potensi sekolah

melalui pemberian kewenangan

lebih besar kepada sekolah, dan

mendorong sekolah untuk

memulai mengambil keputusan

secara partisifasi yang

melibatkan seluruh warga

sekolah dan pihak masyarakat

yang dilayaninya.

Manajemen berbasis sekolah

merupakan suatu strategi

pengelolaan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah yang

menekankan pada pengerahan

dan pendayagunaan sumber

internal sekolah dan

lingkungannya secara efektif dan

efisien sehingga menghasilkan

lulusan yang berkualitas dan

bermutu. Selain itu dengan MBS

mampu mendorong

profesionalisme guru dan kepala

sekolah sebagai pemimpin

pendidikan di sekolah. dengan di

terapkannya manajemen yang

transparansi membuat manajemn

sekolah semakin terlihat akan

meningkatnya kinerja yang

dilakukan para guru dan dala

menerapkan mbs di sekolah,

motivasi yang tinggi yang

digerakan oleh kepala menjadi

acuan untuk para guru dalam

memberikan mutu yang baik

untuk peserta didik, karena

dalam menerapkan mbs

membutuhkan kerja yang kuat

antara satu dengan yang lain .

maka dari itu setiap program

yang akan di jalankan hars

benar- benar terencana agar visi

misi yang di rencakan dapat

berjalan dengan baik. Dan

tentukan jika hasil sudah

mencapai taraf yang di inginkan

secara langsung masyarakat

akan melihat kinerja yang

dilakukan di sekolah tersebut.

Dan dengan itu pula masyarakat

akan memberikan partisipasi

dalam menciptakanmutu

pendidikan. Akan tetapi dalam

penerapan MBS tidak selalu

indah perjalannya maka dari itu

sekolah harus mampu membuat

strategi atau evalusi yang

Page 129: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

berkelanjutan, tujuannya agar

setiap program yang berjalan

ketika mengahadapi masalh

dipertengahan jalan mempunyai

alternatif dalam memecahkan

sebuah masalah pada program

tersebut. Maka MBS adalah kata

yang paling tepat dalam dunia

pendidkan. Kerana dengan MBS

semua hambatan yang terjadi

dalam pengorganissian di

sekolah dapat teratasi secara

bertahap.

Tujuan Manjemen Berbasis

Sekolah

Dalam tujuan MBS terdapat dua

bagian yaitu: tujuan umum dan

tujuan utama. Tujuan umum

manajemen berbasis sekolah

untuk memandirikan atau

memberdayakan sekolah melalui

pemberian kewenangan

(otonomi) kepada sekolah,

pemberian fleksibilitas yang

lebih besar kepada sekolah untuk

mampu mengelola sumber daya

sekolah dan memberikan

dorongan partisipasi masyarakat

dalam meningkatkan mutu

pendidikan

Manfaat Manajemen Berbasis

Sekolah

Eman Suparman (2001)

mengatakan, dengan

menerapkan MBS, beberapa

manfaat yang bisa diraih, yaitu:

a. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan lebih

mengetahui

kekuatan,kelemahan,

peluang dan ancaman bagi

dirinya di banding dengan

lembaga- lembaga lain.

b. Dengan demikian, sekolah

dapat mengoptimalkan

sumber daya yang tersedia

untuk memajukan

lembaganya.

c. Sekolah lebih mengetahui

sumber daya yang

dimilikinya dan input

pendidikan yang akan

dikembangkan serta

didayagunakan dalam

proses pendidikan sesuai

dengan tingkat

perkembangan dan

kebutuhan peserta didik.

d. Sekolah dapat

bertanggungjawab tentang

mutu pendidikan masing-

masing kepada pemerintah,

orangtua peserta didik, dan

masyarakat pada umumnya

sehingga sekolah akan

berupaya semaksimal

mungkin untuk

melaksanakan dan mencapai

sasaran mutu pendidikan

yang telah direncanakan.

e. Sekolah dapat melakukan

persaingan sehat dengan

sekolah lain untuk

meningkatkan mutu

pendidikan melalui upaya –

upaya inovatif dengan

dukungan orangtua peserta

didik, masyarakat, dan

pemerintah daerah setempat.

Page 130: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Karakteristik Manajemen

Berbasis Sekolah

Dalam manajemen berbasis

sekolah itu mempunyai ciri

atau karakteristik yang dapat

membedakan antara sekolah

yang menerapkan manajemen

berbasis sekolah dan tidak

menerapkana manajemen

berbasis sekolah karena

perbedaan itu akan terlihat

ketika sekolah menerapakan

MBS sebagian besar sekolah

menerapkan MBS itu

mempunya ciri-ciri diantaranya

ialah:

1. Manajemen yang

transparansi

2. Partisipasi yang

melibatkan langsung

seluruh warga sekolah

atau (stakeholder)

3. Dapat mengambil

keputusan terhadap

sekolah

4. Disiplin

5. Kepemimpinan yang

transformasi

6. Diadakannya pelatihan-

pelatihan untuk guru

7. Melakukan pengawasan

yang baik terhadap

berjalannya penerapan

MBS.

Berbagai indikator yang

menunjukan karakteristik dari

konsep Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) ini, antara

lain sebagai berikut:

a. Lingkungan sekolah yang

aman dan tertib.

b. Sekolah memiliki visi

dan target mutu yang

ingin dicapai.

c. Sekolah memiliki

kepemimpinan yang

kuat.

d. Adanya harapan yang

tinggi dari personil

sekolah (kepala sekolah,

guru, dan staf lainnya

termasuk siswa) untuk

berprestasi.

e. Adanya pengembangan

staf sekolah yang terus-

menerus sesuai tuntutan

IPTEK.

f. Adanya pelaksanaan

evaluasi yang terus-

menerus terhadap

berbagai aspek akademik

dan administratif, dan

pemanfaatan hasilnya

untuk penyempurnaan /

perbaikan mutu.

Adanya komunikasi dan

dukungan intensif dari

orang tua murid dan

masyaraka

Komponen Sekolah dalam

Manjemen Berbasis

Sekolah

a. Manajemen kurikulum

Manajemen kurikulum dan

program pengajaran

merupakan bagian dari

MBS.Manajemen kurikulum

dan program pengajaran

mencakup kegiatan

Page 131: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian

kurikulum.Perencanaan dan

pengembangan kurikulum

nasional pada umumnya

telah dilakukan oleh

Departemen Pendidikan

Nasional pada tingkat pusat.

b. Manajemen Tenaga

Kependidikan

Manajemen tenaga

kependidikan atau

manajemen personalia

pendidikan bertujuan untuk

mendayagunakan tenaga

kependidikan secara efektif

dan efisien untuk mencapai

hasil yang optimal.

Manajemen tenaga

kepndidikan mencakup : (1)

perencanaan pegawai, (2)

pengadaan pegawai, (3)

pembinanaan dan

pengembangan pegawai, (4)

promosi dan mutasi, (5)

pemberhentian pegawai, (6)

kompensasi, (7) penilaian

pegawai. Yakni tersedianya

tenaga kependidikan yang

diperlukan dengan

kualifikasi dan kemampuan

yang sesuai serta dapat

melaksanakan pekerjaan

dengan baik dan berkualitas.

c. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan

adalah seluruh proses

kegiatan yang direncanakan

dan diusahakan secara

sengaja serta pembinaan

secara terus - menerus

terhadap seluruh peserta

didik ( dalam lembaga

pendidikan yang

bersangkutan) agar dapat

mengikuti proses PBM

dengan efektif dan efisien.

Manajemen kesiswaan

bertujuan untuk mengatur

berbagai kegiatan dalam

bidang-bidang kesiswaan

agar kegiatan pembelajaran

disekolah dapat berjalan

dengan lancar, tertib, teratur,

serta mencapai tujuan

pendidikan sekolah.

d. Manajemen keuangan

dan pembiayaan

Merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam

kajian manajemen

pendidikan. Komponen

keuangan dan pembiyaan

pada suatu sekolah

merupakan komponen

produksi yang menentukan

terlaksananya kegiatan

proses belajar mengajar

disekolah. Pada tahap

perencanaan analisis

kebutuhan pengembangan

sekolah dalam kurun waktu

tertentu menjadi focus utama

yang perlu diperhatikan,

kebutuhan dalam satu tahun

anggaran, lima tahun,

sepuluh tahun, bahkan dua

puluh lima tahunan.

Perencanaan dibuat oleh

kepala sekolah, guru, staf

Page 132: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sekolah, dan pengurus

komite sekolah mereka

mengadakan pertemuan

untuk menentukan kebutuhan

dan menentukan kegiatan

sekolah dalam waktu

tertentu. Berdasarkan analisis

ini, diperloeh banyak

kegiatan yang perlu

dilakukan sekolah dalam satu

tahun, lima tahun, sepuluh

tahun, atau bahkan dua puluh

lima tahun

e. Manajemen sarana dan

prasarana

Sarana pendidikan adalah

peralatan dan perlengkapan

yang secara langsung

dipergunakan untuk

menunjang proses

pendidikan, khususnya

proses belajar mengajar,

seperti gedung, ruang kelas,

meja, kursi, serta alat-alat

dan media

pengajaran.Manajemen

sarana dan prasarana

bertugas mengatur dan

menjaga sarana dan

prasarana pendidikan agar

dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti

pada jalanya proses

pendidikan. manajemen

sarana dan prasarana yang

baik diharapkan dapat

menciptakan sekolah yang

bersih baik rapi, indah

sehingga menciptakan

kondisi yang menyenangkan

baik bagi guru maupun

murid-murid untuk berada di

sekolah.

f. Manajemen hubungan

sekolah dengan

masyarakat

a) Manajemen humas

Hubungan masyarakat

(humas) merupakan suatu

kegiatan untuk menanamkan

dan memperoleh pengertian,

kepercayaan, dan

penghargaan dari masyarakat

khususnya pada

masyarakatnya umumnya.

Melalui humas hubungan

antar sekolah akan dengan

mudah menyebarluaskan

informasi untuk menciptakan

pemahaman yang sebaik –

baiknya dikalangan

masyarakat luas mengenai

tugas – tugas dan fungsi

organisasi tersebut.

Apalagi, pendidikan

merupakan wilayah kerja

sekolah yanhg menjadi

tanggungjawab bersama akan

tiga elemen yaitu, orangtua,

masyarakat, dan pemerintah.

Hal ini dikuat dalam

Undang- undang No. 20

Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional pasal, 7,

8, 9, 10, dan 11 tentang hak

dan kewajiban orangtua,

masyarakat, dan pemerintah

dalam pendidikan.

Metodologi Penelitian

Page 133: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Tempat dan Waktu

Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

MTs Negeri 2 Pamulang

Kota Tangerang Selatan

yang beralamat di Jl.

Pajajaran 31 Pamulang

Tangerang Selatan. Alasan

saya memilih sekolah ini,

karena di MTs Negeri 2

Pamulang sudah terlihat

prestasi yang telah diraih

selain itu pula di sekolah

MTs Negeri 2 Pamulang

sudah menerapkan

manajemen berbasis sekolah

sebagai acuan dalam

meningkatkan mutu atau

kuliatas pendidikan

Waktu Penelitian

Peneliti mengurus izin

penelitian dan observasi

awal di MTs Negeri 2

Pamulang. Kegiatan

penelitian ini mulai

dilaksanakan pada

pertengahan bulan Juli

sampai dengan bulan

Desember 2014.Selama 6

bulan ini peneliti membagi

waktu untuk beberapa

tahap.Pertama, melakukan

observasi ke sekolah

dilanjutkan dengan

mengumpulkan data yang

diperlukan.Lalu melakukan

wawancara, dokumentasi

selama dua bulan yaitu

bulan November dan

Desember dilanjutkan

mengolah data dari hasil

data yang telah

diteliti.Tahapan akhir

peneliti menuangkan hasil

penelitian dalam sebuah

laporan penelitian skripsi.

Pendekatan dan Metode

Penelitian

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif dan

metode yang digunakan

adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif.

Teknik Pemilihan

Informan

Informan adalah orang yang

memberikan informasi.

Adapun pada penelitian ini,

teknik yang digunakan

untuk menentukan subjek

penelitian kualitatif adalah

teknik purposive sampling

yaitu, sampel yang

ditetapkan secara sengaja

oleh peneliti atau tidak

secara acak. Teknik ini

dipilih oleh peneliti

berdasarkan tujuan

penelitian yakni memilih

orang-orang yang dapat

dijadikan sebagai sampel

penelitian karena mereka

dianggap dapat memberikan

informasi tentang masalah

pada penelitian ini. Jumlah

atau banyaknya informan

yang dipilih disesuaikan

dengan kebutuhan data.

Page 134: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Adapun beberapa informan

tersebut adalah:

1. Kepala Sekolah MTs

Negeri II Pamulang

Tangerang.

2. Wakil Kepala Sekolah

bagian Kesiswaan MTs

Negeri II Pamulang

Tangerang.

3. Imam Sucipto, S. Kom.

(Wakil Kepala Sekolah

Bidang Humas),

4. Guru – guru di MTs

Negeri II Pamulang

Tangerang

5. Wali Murid.

6. Murid MTs Negeri II

Pamulang Tangerang.

Sumber Data Penelitian

Sumber data adalah subjek

dari mana data dapat

diperoleh. Terdapat 3

macam sumber data, yaitu:

1. Person, yaitu sumber

data yang bisa

memberikan data

berupa jawaban lisan

melalui wawancara.

Adapun sumber data

yang berupa person

dalam penelitian ini

berupa wawancara

yakni Kepala Sekolah,

Wakasek Kesiswaan,

Wakasek Kehumasan,

dan guru di MTs Negeri

2 Pamulang.

2. Place, yaitu sumber

data yang menyajikan

tampilan berupa

keadaan diam dan

bergerak. Sumber data

ini berasal pada tempat

penelitian yakni MTs

Negeri 2 Pamulang.

3. Paper, yaitu sumber

data yang menyajikan

tanda-tanda berupa

huruf, angka, gambar,

atau simbol-simbol lain.

Sumber data ini

meliputi data siswa,

data guru, data tenaga

kependidikan dan data

sarana prasarana, serta

dokumen prestasi

sekolah, data seluruh

kegiatan KBM di

sekolah, dan dokumen-

dokumen lain yang

dibutuhkan dalam

penelitian ini.

Teknik Pengumpulan

Data

Adapun teknik

pengumpulan data yang

dipergunakan dalam

penelitian ini adalah :

a. Metode wawancara

(Interview)

b. Metode Observasi

c. Studi Dokumentasi

Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif

adalah proses mencari,

mempelajari, mencatat,

mengumpulkan,

memilah-milah,

mengklasifikasikan dan

menyusun secara

Page 135: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sistematis data yang

diperoleh dari hasil

wawancara, catatan

lapangan dan

dokumentasi.

Adapun analisis yang

digunakan melalui

beberapa tahap yaitu:

1. Reduksi Data

2. Penyajian Data dan

Interpretasi Data

3. Penarikan

Kesimpulan atau

Verifikasi Data

INSTRUMEN

WAWANCARA

1. Bagaimana

peran kepala

sekolah

sebagai

fasilitator

dalam

penerapan

MBS di

sekolah ini?

2. Bagaimana

peran kepala

sekolah

sebagai

mediator

(perantara atau

pendukung)

memberikan

arahan kepada

guru dan

administrator

dalam

penerapan

MBS?

3. Output

sepertiapakah

yang

diharapkan

dari penerapan

MBS ini?

Apasaja output

yang dimiliki

sekolah yang

berupa prestasi

akademik

maupun non

akademik ?

4. Kurikulum apa

yang

diterapkan

sekolah ini?

5. Apakah Input

pendidikan

yang sudah ada

dapat

mendukung

penerapan

MBS di

sekolah dalam

meningkatkan

mutu

pendidikan?

6. Apakahsekolah

responsive dan

antisipasif

terhadap

kebutuhan?

7. Seberapa

efekifnya

pengelolaan

tenaga

Page 136: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kependidikan

di sekolah ini?

8. Apa saja

budaya sekolah

yang dapat

menunjang

terlaksananya

MBS?

9. Bagaimana

partisipasi

warga sekolah

dan

masyarakat

dalam

menunjang

penerapan

MBS dalam

meningkatkan

mutu

pendidikan?

10. Bagaimana

sekolah

melakukan

langkah

alternative

pemecahan

masalah dalam

kaitannya

dengan MBS?

11. Berapa kali

sekolah

melakukan

evaluasi dan

perbaikan

secara

berkelanjutan ?

12. kebijakanapa

yang

ditetapkan

sekolah dalam

mencapai ,

tujuan, dan

sasaran mutu

pendidikan?

13. Apakah Sarana

dan prasarana

di sekolah ini

sudah

menunjang

proses kegiatan

MBS?

14. Apa visi misi

sekolah ini?

Dan siapa saja

yang

menyusunnya?

15. Bagaimana

sekolah

melakukan

rencana

peningkatan

mutu

pendidikan?

16. Apakan

manajemen

yang dilakukan

di sekolah

sudah

transparansi?

17. Apakah dengan

adanya MBS

diterapakanm

di sekolah

memiliki

perubahan yang

signifikan?

Gambaran Umum

Objek Penelitian

Sejarah MTs Negeri II

Pamulang Tangerang

Page 137: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Madrasah Tsanawiyah

Negeri (MTsN)

Tangerang II Pamulang

terletak di Jalan

Pajajaran No. 31

Kecamatan Pamulang

Barat, Kota Tangerang

Selatan, Provinsi

Banten. MTsN II

Pamulang Tangerang

memiliki lokasi yang

strategis, hanya 100 M

dari jalan raya.

Pada awalanya MTsN

II Pamulang Tangerang

berdiri sejak tahun 1981

di Cimanggis, Ciputat

(waktu itu belum ada

pemekaran kecamatan

Ciputat). Kepala

Madrasah pertama kali

dijabat oleh Drs.

Syamsuddin Pane, M.

Pd. Berkat perjuangan

yang gigih dari kepala

madrasah dengan

melakukan pendekatan

ke berbagai pihak,

terutama pihak

pemerintahan desa dan

kecamatan, lima tahun

kemudian tepatnya

tahun 1987, MTsN II

Pamulang Tangerang

dipindahkan ke

kelurahan Pamulang di

atas tanah seluas 4000

M2. Pada masa tersebut

merupakan masa-masa

perjuangan yang gigih

untuk memantapkan

eksistensi madrasah,

karena masih

dihadapkan kepada

pencitraan madrasah

yang kurang

menguntungkan dari

masyarakat. Masyarakat

memandang bahwa

madrasah lebih banyak

mengajarkan ilmu-ilmu

agama dan kurang

mengajarkan ilmu-ilmu

umum. Padahal

komposisi kurikulum di

madrasah juga

menyediakan ilmu-ilmu

umum, bahkan

komposisinya mencapai

kurang lebih 70% dan

ilmu-ilmu agamanya

30%. Masyarakat juga

memandang madrasah

adalah sekolah dakwah

yang dalam banyak hal

kurang dikelola secara

profesional. Paradigma

ini tentunya kurang

menguntungkan bagi

eksistensi pendidikan

madrasah.

Visi, Misi, Tujuan dan

Moto MTs Negeri II

Pamulang Tangerang

Visi

“Madrasah Insan

religious, unggul,

berprestasi, dan

berwawasan global”.

Misi

Page 138: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Misi MTs Negeri II

Pamulang Tangerang

yaitu:

1. Meningkatkan

kualitas pembinaan

keimanan dan

ketakwaan

2. Meningkatkan

kualitas pembinaan

ibadah

3. Meningkatkan

kualitas pembinaan

akhlak mulia

4. Meningkatkan

kualitas pembinaan

prestasi akademik

5. Meningkatkan

profesionalitas

pembinaan

ekstrakurikuler

6. Meningkatkan

kualitas tata kelola

atau manajemen

madrasah secara

lebih transparan,

partisipatif, efektif,

efisien dan

akuntabel.

7. Meningkatkan

kualitas sarana dan

prasarana pendidikan

8. Meningkatkan

kompetensi guru dan

profesionalitas

pegawai

9. Meningkatkan

kualitas kesehatan

lingkungan, pribadi,

dan masyarakat

sekitar

10. Meningkatkan

kepedulian terhadap

lingkungan sosial,

ekonomi, dan

budaya masyarakat

pamulang dan

masyarakat

sekitarnya.

11. Mengembangkan

tradisi pembelajar

bagi seluruh

komunitas madrasah,

terutama guru dan

pegawai.

12. Membekali siswa,

guru dan pegawai

dengan kecakapan-

kecakapan yang

diperlukan di era

globalisasi.

Hasil Penelitian

Pendidikan merupakan

salah satu wadah untuk

menimbah ilmu yang

dapat dijadikan sebagai

tempat yang dipercaya

oleh kalangan

masyarakat, Agar bisa

mencerdaskan anak

bangsa. Maka

pendidikan harus

senantiasa mampu

menjawab apa yang

diharapkan masyarakat.

Bagaiamana agar

pendidikan bisa

membuktikan bahwa ia

mampu menjawab

tantangan dunia, maka

yang harus diperhatikan

Page 139: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

adalah manajemen atau

pengelola suatu

lembaga pendidikan.

Banyak sekolah-

sekolah yang mengeluh

akan sulitnya mengelola

pendidikan.

Maka Departemen

pendidikan

memutuskan agar MBS

hadir sebagai penawar

bagi sekolah- sekolah

yang kedodoran dalam

memanajemenkan

organisasi sekolah.

Dengan MBS semua

hambatan yang terjadi

dalam manajemen

pendidikan akan mudah

dikelola secara

terperinci mulai dari

perencanaan sampai

dengan evaluasi

berkelanjutan. Jadi akan

terlihat masalah apa

yang sering hadir dalam

dunia pendidikan. MBS

menjawab semua

kebutuhan yang

diperlukan dalam dunia

pendidikan.

Dalam penerapan MBS

dibutuhkan kesiapan

mental dari seluruh

komponen yang terkait

didalamnya. Karena

pada penerapan MBS

harus menentukan salah

satu fokus arah dan

tujuan jelas yaitu

bagian mana kineraja

sekolah yang harus

ditingkatkan. Karena

sulit untuk

meningkatkan kinerja

sekolah secara umum

tanpa adanya arah yang

jelas. Apakah terfokus

pada mutu belajar

siswa, mutu manajemen

sekolah, mutu personil,

mutu anggaran

keuangan sekolah, mutu

kurikulum dan lain-lain.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian

mengenai efektivitas

penerapan manajemen

berbasis sekolah di

MTsN II Pamulang

Tangerang yang

dilakukan melalui

wawancara, dan

observasi, maka dapat

di simpulkan bahwa

dalam penerapan

manajemen berbasis

sekolah yang di lakukan

di MTs Negeri 2

Pamulang sudah efektif

dalam menerapakan

MBS di sekolah dalam

meningkatkan mutu

pendidikan.

Meskipun dalam proses

penerapan MBS

terkadang ada beberapa

yang belum sempurna

dalam penerapannya

akan tetapi dalam

Page 140: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

prosesnya standar yang

di tentukan dalam MBS

sudah cukup mengena

bahkan sudah mampu

memperlihatkan hasil

yang baik. Artinya,

sekolah sudah mampu

memperlihatkan

prestasi dan potensi

siswa siswi MTs Negeri

2 Pamulang .

Saran

1. Kepala sekolah

hendaknya lebih

banyak waktu di

sekolah karena

sekolah sangat

membutuhkan

pengawasan dan

perhatian yang

khusus.

2. Guru dan semua

akivitas sekolah

seharusnya

meningkatkan

rasa empati dalam

menjalin

komunikasi

efektif demi

kelancaran

efektivitas

penerapan MBS

dalam mutu

karena dalam

program ini tidak

bias berjalan

tanpa pemimpin

yang mampu

memberikan

dorongan khusus

pada

organisasinya

dalam menejalan

proses kegiatan

belajar mengajar

di sekolah apalagi

yang berkaitan

dengan mutu.

3. Guru dan warga

sekolah lainnya

sudah seharusnya

ikut serta

berpartisipasi

mendukung

kepala sekolah

dalam

menciptakan

mutu yang

berkualitas yang

efektif antar

individu agar

terwujud

lingkungan

sekolah yang

aman, nyaman

dan

menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sukardjo dan Ukim

Komarudin, Landasan

Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya, (Jakarta

Rajawali Pers,2009),

Cet,1 hal 1

Nana Syaodih

Sukmadinata,

Pengembangan

Kurikulum Teori dan

Praktek, (Bandung:

Page 141: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

RemajaRosdakarya,

2010), cet 14

H.VeithzalRivai,.

Education Management

:AnalisisTeoridanPrakti

k. (Jakarta PT Raja

GrafindoPersada 2009)

Undang – undang

Republik Indonesia

nomor 20 tahun 2003

tentang system

Pendidikan nasional,

departemen pendidikan

Nasional RI, (Jakarta :

2003)

Nana Syaodih

Sukmadinata.Dkk,

Pengendalian Mutu

Pendidikan Sekolah

menengah: Konsep,

Prinsip, danInstrumen

(Bandung:

RefikaAditama, 2006)

Artikel Pendidikan,

Konsep Dasar MPMBS,

http:

www.dikdasmen.depdik

nas.go.id

Rohiat, M.Pd

Manajemen Sekolah

“Teori dasar dan

praktik”(Bandung:

RefikaAditama)

Sri Minarti Manajemen

Sekolah : Mengelola

Lembaga Pendidikan

Secara Mandiri.

Syaiful Sagala,

Administrasi

Pendidikan Konteporer

(Bandung : CV.

Alfabeta,2008)

Tim Penyusun Kamus

Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa

Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan

.Kamus Besar Bahasa

Indonesia.(Jakarta:

BalaiPustaka, 1997).

Cet -10

Aan Komaria dan Cepi

Triatna.Visionary

Leadership Menuju

Sekolah Efektif. (Jakarta

: PT Bumi Aksara),

Cet- 1,

E. Mulyasa Manajemen

Berbasis Sekolah

:konsep, strategi dan

implementasi. (Jakarta:

Remaja Rodakarya,

2003). Cet-4

T. Hani Handoko,

Manajemen Edisi

Kedua,(Yogyakarta :

BPFE-Yogyakarta,

1998),Ed. , Cet 13

Uhar Suharsaputra,

Adminstrasi

Pendidikan, (Bandung:

PT Refika Aditama,

2010), cet.1

Tim Penyusun, Kamus

Besar Bahasa Indonesia

(Jakarta, Balai Pustaka,

2002)

Mulyono, Manajemen

Administrasi dan

Organisasi Pendidikan

Page 142: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2008)

Bedjo Sujanto,

Manajemen Pendidikan

Bebasis Sekolah,

(Jakarta, Sagung

Seto,2007)

Nurkolis, Manjemen

Berbasis Sekolah:Teori,

Model Dan Aplikasi,

(Jakarta:PT Grasindo

2003), cet. 3

E. Mulyasa, Menjadi

Kepala Sekolah

Propesional

dalamMenyukseskan

MBS dan KBK

(bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2005)

Prof. Dr. Suharsimi

Arikunto, Prosedur

Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik,

(Jakarta: RinekaCipta,

2010)

Lexy J. Moleong,

Metodologi Penelitian

Kualitatif, (Bandung:

PT. Remaja

Rosdakarya, 2009)

Prof. Dr. H. Syamsir

Salam, Ms dan Jaenal

Aripin, M.Ag,

Metodologi Penelitian

Sosial, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006)

Djudju Sudjana,

Manajemen Program

Pendidikan, (Bandung:

Falah Production, 2000)

Syofian Siregar,

Statistika Deskriptif

untuk Penelitian,

(Jakarta: Rajawali Pers,

2011)

Page 143: Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43422/1/NURHILDA-FITK.pdf · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah