kepemimpinan tranformasional kepala sekolah dalam...

170
Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS TESIS Disusun Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan Oleh: Ulfah NIM. 21160181000015 PROGRAM MAGISTER MANJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1439 H

Upload: lytruc

Post on 25-May-2019

246 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam

Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

TESIS

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Magister Pendidikan

Oleh:

Ulfah

NIM. 21160181000015

PROGRAM MAGISTER MANJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1439 H

Page 2: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan
Page 3: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan
Page 4: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan
Page 5: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

i

ABSTRAK

KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH

DALAM MEMBANGUN KULTUR ORGANISASI DI SMA LAZUARDI GIS

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepemimpinan transformasional

kepala sekolah dalam membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS,

Pancoran Mas Depok. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan: (1) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam

meningkatkan kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS. (2) Upaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah mengatasi kendala dalam membangun kultur

organisasi di SMA Lazuardi GIS. (3) Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan

penghambat pelaksanaan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam

membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS.

Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan

data: wawancara, dokumentasi dan observasi. Langkah menganalisis data adalah

dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan kemudian

menyimpulkan. Untuk mengkaji validitas data dilakukan uji kredibilitas,

transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil temuan yaitu: (1)

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam membangun kultur

organisasi di SMA Lazuardi GIS, kepala sekolah dapat membangun kultur dengan

baik. kepala sekolah menyusun program-program tertentu yang dapat membangun

kultur di SMA Lazuardi GIS. Dalam memutuskan program-program yang dapat

diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan seluruh stakeholders yang ada di

Sekolah. (2) Dalam membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS, Kepala

Sekolah menjadi teladan yang baik bagi seluruh warga di Sekolah, sehingga

penerapan kultur organisasi yang baik di SMA Lazuardi GIS berjalan dengan baik.

(3) Sebagai pimpinan, Kepala sekolah selalu memberikan motivasi kepada seluruh

dewan guru, baik secara lisan maupun tulisan dan secara umum maupun khusus.

Kepala Sekolah membangun kesadaran diri pada guru dan menjalin komunikasi

dengan baik sehingga hubungan sosial Kepala Sekolah dapat berjalan dengan baik.

Kata kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepala Sekolah, Kultur

Organisasi

Page 6: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

ii

ABSTRACT

TRANFORMASIONAL LEADERSHIP HEAD OF SCHOOL IN

ESTABLISHING ORGANIZATION CULTURE IN SMA LAZUARDI GIS

This study aims to describe the transformational leadership of the principal in

establishing organizational culture at SMA Lazuardi GIS, Pancoran Mas Depok.

The purpose of this research was to describe: (1) Transformational leadership of

headmaster in improving organizational culture at SMA Lazuardi GIS. (2) The

transformational leadership of the principal overcomes the obstacles in establishing

organizational culture at SMA Lazuardi GIS. (3) Factors that support and obstruct

the transformational leadership of headmaster in developing organization culture at

SMA Lazuardi GIS.

The method used is qualitative method, with data collection technique: interview,

documentation and observation. The step of analyzing data is by collecting data,

reducing data, presenting data and then concluding. To examine the validity of the

data is carried out tests of credibility, transferability, dependability, and

confirmability. The findings ware: (1) Transformational Headmaster Leadership in

establishing organizational culture at SMA Lazuardi GIS, Principal could build

culture well. The principal organizes certain programs that could build a culture at

the Blue Gazes SMA. In deciding on programs that can be implemented in the

School, the Principal involved all stakeholders in the School. (2) In establishing an

organizational culture at SMA Lazuardi GIS, the Principal is a good example for all

residents in the School, so that the application of good organizational culture in

SMA Lazuardi GIS worked well. (3) As a leader, the Head of Madrasah always

provides motivation to all teachers' councils, both orally and in writing and in

general or in particular. The principal builds self-awareness on the teacher and

communicates well so that the Principal's social relationships could go well.

Keywords: Transformational Leadership, Headmaster, Organizational

Culture

Page 7: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

iii

مستخلص الرسالةكتبت الباحثة هذه الرسالة باملوضوع قيادة مدير املدرسة التحويلية لتطوير ثقافة التنظيمية مبدرسة

ة التحويلية يف تطوير ثقافة "الزواردي كيس" الثانوية فاجنوران دفوك لتشرح عن قيادة مدير املدرسلتعرف عن قيادة مدير املدرسة التحويلية يف -1التنظيمية. أما أهداف الرسالة من هذه الرسالة فهي:

لتعرف عن عوامل الداعمة و -2تطوير ثقافة التنظيمية مبدرسة "الزواردي كيس" فاجنوران ديفوك ر ثقافة التنظيمية مبدرسة "الزواردي كيس" الثانوية التثبيطة يف قيادة مدير املدرسة التحويلية يف تطوي

لتعرف عن أنشطة مدير املدرسة يف تطوير قيادة مدير املدرسة التحويلية مبدرسة -3فاجنوران ديفوك "الزواردي كيس" الثانوية فاجنوران ديفوك. وطريقة هذه الرسالة اليت استخدمتها الباحثة هي طريقة

ثة طرائق كثرية يف طريقة مجع البيانات هبذه الرسالة، منها املقابلة و طريقة الكيفية. و استعملت الباح الوثائق و املالحضة.

و يف حتليل البيانات قدمت الباحثة مجع البيانات و حد البيانات و وجود البيانات و اختتم أكيدية يف صحة البيانات. واستخدمت الباحثة اختبار املصداقية و قابلية النقل و االعتمادية والت

البيانات. واما حتصيل البيانات يف هذه الرسالة منها يستطيع مدير املدرسة أن يعمل قيادة التحصيلية مبدرسة "الزواردي كيس" فاجنوران ديفوك جبيد. و يقدم مدير املدرسة املنظمات لتطوير ثقافة

ظمات و يعطى املدير احلافز إما التنظيمية. و يشاور مدير املدرسة مع األساتيذ قبل ان يقدم املنشفويا او خطيا لألساتيذ كل يوم فوجد مدير املدرسة منوذك املعلم مبدرسة "الزواردي كيس" فاجنوران

ديفوك.

الكلمة الرئيسية: قيادة التحويلية و مدير املدرسة و ثقافة التنظيمية

Page 8: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini

berpedoman pada surat Keputusan Bersama Departemen Agama dan Menteri

Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 Januari 1988

Nomor : 158/98 Dan 0593b/1987.

Di bawah ini disajikan daftar huruf Arab dan transliterasinya dengan huruf

latin.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif Tidak dilambangkan Tidak Dilambangkan ا

Ba’ b Be ب

Ta’ t Te ت

Sa’ £ Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

H ¥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha kh Ka dan ha خ

Dal d De د

Zal © Ze (dengan titik di atas) ذ

Ra r Er ر

Zai z Zet ز

Sin s Es س

Syin sy Es dan ye ش

Sad ¡ Es (dengan titik di bawah) ص

Dad « De (dengan titik di bawah) ض

Ta' ¯ Te (dengan titik di bawah) ط

Za’ § Zet (dengan titik di bawah) ظ

Ain _’ Koma terbalik di atas’ ع

Gain g Ge غ

Fa’ f Ef ف

Qaf q Qi ق

Kaf k Ka ك

Lam l ’el ل

Mim m ’em م

Nun n ’en ن

Waw w W و

Ha’ h Ha ه

Hamzah _’ Apostrof ء

Ya’ y ye ي

Page 9: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

v

II. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

ditulis Taqalluba تقلب

ditulis Hajjâj حجبج

III. Ta’ Marbûtah Di Akhir Kata

i. Bila dimatikan tulis h

ditulis Fidyah فدية

ditulis Faidah فبئدة

Ketentuan ini tidak diperlukan kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam

bahasa Indonesia seperti zakat, ¡alat dan sebagainya, kecuali bila dikehendaki lafal

aslinya

ii. Bila diikuti dengan kata sandang ”al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

’ditulis Hikmah al-auliya حكوة األوليبء

iii. Bila ta’ marbûtah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah ditulis

t

ditulis ¢alat i’d صالة العيد

IV. Vokal Pendek

----------------------- fathah ditulis A

----------------------- Kasrah ditulis i

----------------------- Dammah ditulis u

IV. Vokal Panjang

1 Fathah + alif

بخبري

ditulis

ditulis

â

Bukhârî

2 Fathah + ya’ mati

هستصفى

ditulis

ditulis

â

Muta¡fâ

3 Kasrah + ya’ mati

حويد

ditulis

ditulis

î

Hamîd

4 Dammah + wawu mati

غبلو

ditulis

ditulis

û

Bulûgh

V. Vokal Rangkap

1 Fathah + ya’ mati

ويلكن

ditulis

ditulis

ai

Wailakum

2 Fathah + wawu mati

وم

ditulis

ditulis

au

Naum

Page 10: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

vi

VI. Vokal Pendek Yang Berurutan Dalam Satu Kata Dipisahkan

ditulis a’antum أأتن

ditulis u’iddat أعدت

ditulis la’in syakartum لئي شكرتن

VII. Kata Sandang Alif + Lam

i. Bila Diikuti Huruf Qamariah

ditulis Alquran القرآى

ditulis Al-qiyas القيبس

ii. Bila Diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan Huruf Syamsiyah

yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf / (el) nya.

ditulis As-Sama السوبء

ditulis Asy-Syams الشوس

Page 11: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah yang telah memberikan kemampuan kepada

penulis untuk dapat menyelesaikan tesis ini dalam rentang waktu yang telah

ditentukan. Kemudian shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi besar

Muhammad saw. yang telah membawa Islam dengan melakukan perubahan dan

pencerahan kepada umat manusia.

Dalam rangka menyelesaikan studi pada strata dua ini penulis telah

berupaya untuk mengangkat karya ilmiah berupa tesis dengan judul

“Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Membangun

Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS.” Penyelesaian tesis ini merupakan prasyarat untuk menyelesaikan studi pada

Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari

bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna sebagaimana yang diharapkan dalam

penulisan suatu karya ilmiah. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan

penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari setiap pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan tesis

ini.

Oleh sebab itu dalam kesempatan ini dengan rasa hormat yang tulus,

penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Ibunda dan Ayahanda tercinta (Almh. Ramlah Allahu Yarham dan Drs. M.

Idris Hasibuan, MA) yang telah menjadi inspirasi, pembangkit semangat dan

motivasi kepada penulis agar kiranya supaya selesai dari perkuliahan dengan

sukses.

2. Saudara Kandung tersayang yang selalu setia mendampingi dan memberikan

semangat hidup bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini, abangda M. Nur

Hasibuan, M. Ya’kub Hasibuan, S.Sos.I, kakanda Mifathul Jannah Hasibuan,

S.Pd.I, dan adikku tercinta Uswatun Hasanah Hasibuan, S.HI yang selalu

memberikan motivasi dalam penyelesaian tesis ini.

3. Bapak Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.

beserta jajarannya.

4. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A beserta jajarannya.

5. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Dr. Jejen Musfah, MA

beserta jajarannya, yang telah memberikan pelayanan akademik dengan

memuaskan.

6. Pembimbing, Dr. Nurrochim, MM. yang telah memberikan bimbingan, arahan,

wawasan dan nasehat dengan penuh kesabaran, ketekunan serta keihlasan.

7. Bapak Drs. Agus Purwanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMA Lazuardi GIS

beserta jajarannya yang selalu mendukung kegiatan penelitian penulis.

8. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika pada program magister Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi Manajemen Pendidikan Islam Unversitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

viii

9. Keluarga besar Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa University, Guru

Agung, Guru Ahmad, Guru Ami, Guru Cici, Guru Asep, Guru Imu dan seluruh

guru SGI Angkatan 21.

10. Rekan-rekan mahasiswa, para dosen, yang senantiasa mendorong saya untuk

menyelesaikan penulisan tesis ini dan seluruh pihak yang tidak saya tuliskan,

yang turut membantu dalam penyelesaian penulisaan tesis ini.

Akhir kalam kepada Allah jualah kita mohon ampun dan berserah diri,

semoga ilmu yang penulis dapatkan menjadi sumbangan untuk mengakkan ajaran-

Nya dan mudah-mudahan tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 2018

Penulis

Ulfah

NIM. 21160181000015

Page 13: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ............................................................................................. i

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi

BAB I PENDAAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah .............. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori ............................................................................ 9

1. Konsep Kepemimpinan ......................................................... 9

2. Gaya kepemimpinan ............................................................. 14

3. Kepemimpinan Transformasional ......................................... 20

4. Kepala Sekolah ..................................................................... 30

B. Kultur Organisasi di Sekolah ...................................................... 35

1. Defenisi Kultur Organisasi.................................................... 35

2. Kultur di Sekolah .................................................................. 36

3. Karakterisitik kultur Organisasi ............................................ 39

4. Fungsi-Fungsi Kultur ............................................................ 40

5. Menciptakan dan Mempertahankan Kultur ........................... 41

6. Menciptakan Kultur Organisasi Yang Etis ........................... 42

7. Spritualitas dan Kultur Organisasi ........................................ 42

C. Penelitian yang Relevan .............................................................. 43

D. Kerangka Konseptual .................................................................. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 48

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................. 48

C. Data dan Sumber Data ................................................................ 49

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 49

E. Teknik Analisa Data.................................................................... 51

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data .......................................... 53

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Lokasi Penelitian ............................................................... 55

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Lazuardi GIS ................... 55

2. Visi, Misi ............................................................................... 55

3. Tujuan Sekolah ..................................................................... 56

Page 14: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

x

4. Struktur Organisasi ............................................................... 56

5. Program Strategi ................................................................... 57

6. Strategi Pelaksanaan Program ............................................... 59

7. Motto ..................................................................................... 59

8. Tugas Pejabat Struktural SMA Lazuardi GIS ....................... 59

9. Keadaan Pendidik ................................................................. 73

10. Keadaan Peserta Didik .......................................................... 73

11. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................. 73

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan ........................................... 75

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS 75

a. Idealized Influence (Pengaruh Ideal) ............................. 77

b. Inspirational Motivation (Motivasi yang menginspirasi) 81

c. Intelectual Stimulation (Rangsangan intelektual) ............ 86

d. Individualized Consideration (Pertimbangan yang diadaptasi)91

2. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Kepemimpinan Transformasional dalam Membangun

Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS ......................... 93

3. Faktor-Faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat

Pelaksanaan Kepemimpinan Transformasional Kepala

Sekolah dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA

Lazuardi GIS ......................................................................... 100

a. Faktor Pendukung ............................................................... 100

b. Faktor Penghambat .......................................................... 105

BAB V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan ........................................................................... 108

B. Saran...................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pendidik

Tabel 4.2 Peserta Didik

Tabel 4.3 Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prinsip Kepemimpinan Transformasional

Gambar 2.2 Additive effect of transformational leadership

Gambar 2.3 Kepemimpinan dan Kultur Organisasi

Gambar 3.1 Tiga Komponen Analisis Data

Gambar 3.2 Teknik Triangulasi Metode

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Lazuardi GIS

Gambar 4.2 Gambar Hasil Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Refrensi

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Pedoman Studi Dokumen

Lampiran 5 Laporan Hasil Observasi

Lampiran 6 Transkip Wawancara

Lampiran 7 Dokumentasi / Foto-Foto

Page 16: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh manusia. Permasalahan

yang ada saat ini tidak menutup kemungkinan pada wilayah pendidikan itu sendiri.

Hal ini didukung oleh pernyataan Syahatah (2004) bahwa beberapa permasalahan

yang muncul dalam bidang pendidikan, diantaranya adalah sistem pendidikan yang

terwarnai oleh sistem pendidikan barat, tidak ada perhatian terhadap tenaga

pendidik, banyaknya pengaruh negatif terhadap anak didik, terpinggirnya guru-

guru yang berprestasi baik dari kegiatan belajar mengajar, tidak diberikannya tugas

penting terhadap siswa berprestasi baik, serta kesibukan para tenaga pendidik

dalam menutupi kebutuhan hidupnya.

Setiap kalangan pendidikan berupaya untuk memajukan pendidikan di

Indonesia khususnya. Suatu negara dapat maju dan berkembang jika pendidikan di

negara tersebut baik. Untuk mewujudkan cita-cita luhur pendidikan di Indonesia

sebagai wadah yang mampu menghasilkan anak bangsa yang beriman, bertakwa

dan berakhlak mulia.

Di dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab 2 Pasal 3 disebutkan bahwa "Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab". Hal ini mengandung arti bahwa semua pendidikan yang dilaksanakan di

Negara Indonesia harus mengarah pada pencapaian tujuan di atas.

Pendidikan merupakan akar kehidupan. Sekolah yang melekat dengan

pendidikan didirikan untuk mencerdaskan dan mengembangkan afektif dan moral

murid (Musfah, 2015: 14). Manusia akan menjadi kuat jika ia telah mengenyam

pendidikan yang baik pula, sehingga dalam out-put pendidikan menghasilkan insan

yang cerdas dan berketuhanan. Dalam hal ini pemimpin sangat berperan aktif

dalam melakukan perubahan di bidang pendidikan. Pemimpin tersebut tidak lain

dan tidak bukan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah tidak hanya bertindak

sebagai pemimpin, tetapi ia juga bisa menjadi pendidik di sekolah tempatnya

memimpin.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah dituntut untuk dapat membawa

perubahan terhadap semua unsur pendidikan (Danim, 2008: 204). Perubahan-

perubahan yang dimaksud tentunya perubahan menuju kepada perubahan yang

lebih baik. Sehingga suatu negara dikatakan maju dapat dilihat dari pendidikannya.

Page 17: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

2

Jika baik pendidikan suatu negara maka baik pulalah negara itu, dan jika rendah

pendidikan suatu negara maka negara tersebut tidak akan maju. Baiknya sebuah

institusi pendidikan tentu juga dinilai dari manajemen yang memadai.

Manajemen pendidikan adalah sejumlah proses yang terorganisir yang

memberikan bantuan kepada proses kerja, seperti adanya unsur-unsur perencanaan,

pengorganisasian dan lain sebagainya (Thuwairaqi, 2004: 31). Cakupan manajemen

amatlah banyak, maka untuk membuat baik pendidikan di sebuah negara maka ada

beberapa kriteria yang harus dipenuhi dari beberapa unsur-unsur manajemen

sekolah yang baik. Adapun ciri-ciri sekolah unggul adalah sekolah yang memiliki

indikator, yaitu: 1. Kepemimpinan sekolah profesional; 2. Memahami visi sekolah;

3. Sistem pembelajaran lebih baik; Ekstrakurikuler; 4. Kegiatan pembelajaran yang

menyenangkan; 5. Guru memiliki pembelajaran yang baik; 6. Ada program positif;

7. Monitoring dan evaluasi; 8. Melaksanakan hak dan kewajiban siswa dengan baik

9. Hubungan sekolah dan orang tua siswa baik; 10. Kreativitas sekolah meningkat

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/05/18/115906-prof-arief-

rachman-ada-sepuluh-ciri-sekolah-unggul, akses pada 9/02/18 pukul: 1736)

Untuk itu, seorang kepala sekolah dituntut dapat memenuhi sebanyak-

banyaknya indikator tersebut di atas agar dapat menjadi pemimpin sekolah yang

unggul. Untuk membangun sekolah unggul banyak yang diperhatikan. Salah satu

yang menjadi fokus penulis disini adalah kultur organisasi. Kultur organisasi suatu

lembaga pendidikan yang baik adalah kultur organisasi yang menjadikan lembaga

tersebut memiliki identitas tersendiri dari lembaga pendidikan pada umumnya.

Kultur organisasi baik maka organisasi juga akan baik tetapi jika kultur organisasi

buruk maka organisasi juga akan buruk. Dalam arti kata kepala sekolah mempunyai

pengaruh besar terhadap kultur organisasi sekolah. Baik atau tidaknya

kepemimpinan kepala sekolah pasti tercermin pada kultur organisasi di sekolah

tersebut (Siahaan, 2012: 155).

Kepemimpinan transformasional hadir menjawab tantangan zaman yang

penuh dengan perubahan. Zaman yang dihadapi saat ini bukan zaman ketika

manusia menerima segala apa yang menimpanya, tetapi zaman dimana manusia

dapat, mengkritik dan meminta yang layak dari apa yang diberikan secara

kemanusiaan. Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada

kebutuhan akan penghargaan diri, tetapi menumbuhkan kesadaran pada pemimpin

untuk berbuat yang baik sesuai dengan kajian perkembangan manajemen dan

kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan pertumbuhan organisasi

adalah sisi yang saling berpengaruh (Sudaryono, 2014: 204).

Dengan demikian, kepemimpinan transformasional dalam sebuah organisasi

efektif dapat menciptakan suatu kultur yang di satu pihak membantu pencapaian

tujuan organisasi dan di lain pihak memuaskan berbagai kebutuhan para

Page 18: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

3

anggotanya. Kultur organisasi berjalan baik jika kepemimpinan yang dijalankan

dapat menciptakan perubahan dan juga dapat mempertahankannya (Uha, 2015:

160). Kultur organisasi merupakan hal yang penting dalam menjalankan sebuah

organisasi. Baiknya kultur dalam sebuah organisasi akan berdampak pada

pemenuhan tujuan organisasi.

Berdasarkan pengamatan orang lain dan pengamatannya sendiri, Schein

mengemukakan bahwa ada beberapa pengertian yang sama yang berkaitan dengan

kultur antara lain: Keteraturan perilaku yang diamati (observed behavioral

regularities) ketika orang-orang berinteraksi, misalnya bahasa yang digunakan dan

upacara yang dilakukan sehubungan dengan rasa hormat dan cara

bertindak/bersikap, norma yang berkembang dalam kelompok kerja, nilai dominan

yang didukung oleh sebuah organisasi, seperti mutu produk dan sebagainya,

falsafah yang menjadi landasan kebijaksanaan organisasi yang berkaitan dengan

karyawan dan atau pelanggan. peraturan pergaulan dalam organisasi, cara-

cara/seluk-beluk untuk diterima sebagai warga organisasi, rasa atau iklim yang

disampaikan dalam sebuah organisasi oleh tata letak fisik dan cara interaksi para

warga organisasi dengan para pelanggan atau orang luar yang lain.( Schein, 1985:

294)

Menurut Robbins (1996: 262) fungsi kultur organisasi sebagai berikut:

“dapat menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan

organisasi yang lain, dapat membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota

organisasi, dapat mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih

luas dari pada kepentingan diri individual seseorang, dapat merupakan perekat

sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan

standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh anggota, sebagai mekanisme

pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku

anggota”.

Seorang pemimpin yang baru memulai kepemimpinannya, kadang

dihadapkan pada budaya yang harus diperbaharui dan budaya yang memang dapat

dipertahankan. Namun perlu juga diperhatikan, bahwa kadang ada budaya yang

karena merasa telah mumpuni, sehingga terkesan mentabukan perubahan, padahal

budaya yang dianggap bagus itu, belum tentu dapat menjawab tuntutan pasar atau

tuntutan lingkungan yang telah berubah. Budaya sekolah mengacu pada pandangan

hidup dalam suatu sekolah dan ke sistem makna bersama yang dianut oleh guru

yang membedakan sekolah itu dari sekolah lainnya.budaya sekolah berkaitan

dengan cara guru mempersepsikan karakterisitik budaya sekolah, bukan dengan

apakah mereka menyukai budaya itu atau tidak.

Robbins dan Judge (2008: ) mengatakan bahwa fungsi terciptanya kultur

organisasi, yaitu sebagai berikut: pertama, penentu batas-batas; artinya kultur

menciptakan perbedaan atau distingsi antara satu organisasi dengan organisasi

Page 19: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

4

lainnya. Kedua, Memuat rasa identitas anggota organisasi. Ketiga, kultur

memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada

kepentingan individu. Keempat, kultur meningkatkan stabilitas sistem sosial.

Seorang pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang dapat

mendatangkan perubahan. Sebuah perubahan akan terjadi jika pada setiap

organisasi kepemimpinan tersebut memiliki kultur budaya organisasi yang baik.

Seorang pemimpin haruslah dapat menciptakan serta mengelola agar kultur

organisasi pada organisasi yang ia pimpin berjalan dengan semestinya. Tentu

dengan konsep-konsep kepemimpinan yang apik, yang tidak hanya menguntungkan

pemimpin selaku orang yang memimpin namun juga menguntungkan para

bawahannya.

Secara umum, setiap individu dilatar belakangi oleh budaya yang

mempengaruhi perilaku mereka. Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan

memberi petunjuk mengenai apa saja yang harus diikuti dan dipelajari. Kondisi

tersebut juga berlaku dalam organisasi tentang bagaimana pegawai berperilaku dan

apa seharusnya yang harus dilakukan. Harvey (2013: 333) mengemukakan, budaya

organisasi mencakup: nilai-nilai, kepercayaan, bentuk perilaku dari anggotanya

pada suatu organisasi tertentu. Budaya organisasi mengarah pada suatu sistem nilai

bersama yang dipegang oleh anggotanya yang membedakan suatu organisasi

dengan organisasi yang lainnya.

Tidak dipungkiri bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh besar

bagi kemajuan sekolah dan tercapainya tujuan pendidikan. Sebuah organisasi

ditandai keefektifannya salah satunya adalah dari kultur organisasi. Jika kultur

organisasi baik menyebabkan tujuan-tujuan organisasi terwujud maka efektiflah

sebuah organisasi tersebut. Sekolah yang efektif dapat di nilai dari perubahan-

perubahan dalam karakteristik organisasional sekolahnya, yang mencakup fokus

pada pendidikan dasar, kepemimpinan instruksional, ekspektasi-espektasi

akademik yang tinggi, ketertiban, dan suasana sekolah yang positif (Raihani, 2010:

8).

Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menjawab

berbagai tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa yang

akan datang. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kualitas atau mutu pendidikan

adalah kemampuan lembaga dan sistem pendidikan dalam memberdayakan

sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan

harapan atau tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang efektif

(Muhammad Ali, 2009: 339).

Terdapat 3 faktor penentu kualitas sebah sekolah yaitu input, prosedur, dan

outcome yang telah distandarisasi (BASN, 2003). Input mengacu pada modal yang

dimiliki sekolah, seperti sumber daya sekolah, fasilitas, dan karakteristik awal para

siswa, sedangkan prosedur mengacu pada proses-proses pendidikan yang

digunakan untuk mencapai hasil-hasil yang distandarisasikan. Dimasukkannya

input sebagai salah satu faktor mengindikasikan kesesuaiannya dengan konsep Hill

tentang “nilai tambah” dalam efektivitas sekolah. Tiga faktor tersebut kemudian

Page 20: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

5

dibagi menjadi sembilan komponen yang menentukan kualitas sekolah, yaitu:

kurikulum dan proses belajar-mengajar; administrasi sekolah; sumber daya

manusia; pendanaan sekolah; siswa; keterlibatan komunitas; lingkungan dan

kultur sekolah (BASN, 2003: 39).

Ketiga faktor di atas merupakan harga mati untuk membuat pendidikan di

suatu sekolah menjadi kualitas, bukan merupakan faktor dengan teori-teori baku,

namun butuh pengaplikasian nyata untuk sebuah sekolah agar berkualitas. Dalam

mengaplikasikan seluruh unsur pendidikan ini, diperlukan pemimpin yang

transformasional. Pemimpin transformasional atau kepala sekolah yang memiliki

tipe kepemimpinan transformasional yaitu kepala sekolah yang mampu

mempengaruhi bawahan yakni dewan guru dan seluruh staff untuk bekerja secara

maksimal dengan cara memotivasi dewan guru dan seluruh staf bukan

mengawasinya, serta mengartikulasikan visi sekolah yang saat ini sebagai tempat

mereka mengabdi. Jika kepala sekolah mampu melakukakan hal ini maka dewan

guru serta staf akan bekerja secara maksimal untuk mewujudkan visi sekolah

(Mulyasa: 2013) atau madrasah karena mereka tidak lagi menunggu instruksi dari

kepala sekolah untuk melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk mencapai visi

sekolah/ madrasah, melainkan mereka bergerak tanpa harus ada instruksi untuk

bergerak atau dengan kata lain nilai kesadaran untuk memberikan yang terbaik bagi

pendidikan telah tertanam dan menjadi bagian dari diri setiap tenaga pendidik dan

kependidikan.

Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang juga

menggambarkan kultur organisasi. Kepala sekolah yang mampu menerapkan

fungsi kepemimpinannya yang memiliki tipe kepemimpinan transformasional ini

maka dianggap sudah bisa membangun sebuah budaya organisasi yang baik di

sekolah yang dipimpinannya. Seorang pemimpin transormasional dapat merubah

semua unsur pendidikan ke arah yang lebih baik terutama kultur organisasi yang

merupakan paru-paru sebuah organisasi. Hal ini sesuai dengan fungsi budaya

organisasi yang dinyatakan oleh Schein yaitu dapat dijadikan sebagai identitas

suatu organisasi seperti yang telah dikemukan di atas.

Kultur organisasi dapat di terapkan dengan adanya pemimpin yang dapat

memotivasi guru dalam suatu lembaga pendidikan dan memiliki efek positif pada

dirinya sendiri sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Dalam memotivasi

guru, dibutuhkan pemimpin transformasional yang dapat membawa perubahan

yang baik, mengetahui kebutuhan bawahannya serta dapat menanamkan dan

memperkuat aspek-aspek kultur organisasi yang dibangun dan dikembangkan di

lembaga pendidikan tersebut sehingga akan menumbuhkan kultur organisasi yang

kuat yang di pegang teguh dan dijunjung tinggi secara bersama seluruh tenaga

pendidik dan kependidikan. Sejatinya kepemimpinan transformasional memiliki

beberpa dimensi, yaitu 1. pengaruh ideal dengan indikator kebanggaan,

Page 21: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

6

kepercayaan, loyalitas dan rasa hormat. 2. Motivasi inspiratif dengan memotivasi

guru, penggunaan simbol, pencapaian tujuan, kemampuan guru. 3. Stimulasi

intelektual dengan indikator menciptakan iklim yang kondusif, memunculkan ide

baru, penyelesaian masalah. 4. Pertimbangan yang diindividualkan dengan indiktor

perhatian, penghargan, penasehat melalui interaksi personal (Northouse, 2013: 151-

153).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian awal peneliti di SMA Lazuardi pada

bulan Februari 2017 menunjukkan bahwa, kultur organisasi di SMA Lazuardi

sudah dapat di jadikan sebagai sekolah model yang di tandai dengan pemimpin

atau kepala sekolah mampu memenuhi kepuasan kerja dewan guru dan motivasi

guru dalam mengajar yang terus meningkat.

Perubahan yang terlihat tidak hanya terjadi pada tenaga pengajar, melainkan

juga terlihat pada prestasi peserta didik baik prestasi akademik maupun non

akademik. Kepemimpinan sekolah profesional, semua warga sekolah memahami

dan melaksanakan visi dan misi sekolah, suasana pembelajaran yang

menyenangkan, kegiatan pembelajaran di sekolah sangat beragam, guru memiliki

perencanaan pembelajaran, semua program yang positif, sekolah melakukan

monitoring dan evaluasi secara terprogram, hak dan kewajiban siswa dipahami dan

dilaksanakan dengan baik di sekolah, kemitraan antara sekolah dengan rumah

tangga atau orang tua, munculnya kreativitas dalam organisasi sekolah untuk

pengembangan pendidikan.

Masa depan ideal institusi pendidikan sebenarnya sangat ditentukan oleh

eksistensi para pemimpinnya. Masa depan institusi yang ideal merupakan impian

yang sudah seharusnya diciptakan dan dicapai bersama baik oleh pemimpin,

pengikut (warga sekolah) maupun para masyarakat sekolah pendidikan yang lain.

Para pemimpin institusi pendidikan memiliki otoritas dan bertanggung jawab

penuh sesuai jenjang manejerialnyaa terhadap efektivitas pengelolaan institusi

pendidikan.

Dalam hal ini, SMA Lazuardi GIS (Global Islamic School) sejak berdiri

tahun 2003, merupakan sekolah Islam yang berwawasan global, selalu berupaya

untuk memberikan ruang bagi seluruh siswa untuk mengembangkan potensinya,

baik di bidang akademik maupun non akademik. Dengan berbagai program

unggulannya seperti Karya Ilmiah, In-Field Camp, Life Skills, Ekskul yang

beraneka ragam, penanaman nilai-nilai keislaman melalui berbagai kegiatan seperti

reciting Qur'an, Dhuha & tahajud bersama, kultum dengan berbagai bahasa,

Donasi rutin dari para siswa untuk kaum dhuafa, perayaan hari besar islam serta

berbagai Program Internasional dan lain sebagainya, telah mengantarkan para

siswa-siswi untuk tampil, berkompetisi, dan meraih prestasi mulai dari tingkat kota,

provinsi, nasional, hingga tingkat internasional. Dengan prestasi siswanya yang

begitu besar, apakah kepemimpinan kepala sekolah amat berpengaruh pada SMA

Lazuardi GIS?

Page 22: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

7

Para pemimpin transformasional menciptakan budaya-budaya organisasi

yang memberdayakan para pengikut untuk mencapai tujuan bersama (Sashkin,

2003: 132). Kepemimpinan transformasional yang bermakna kepemimpinan yang

membawa perubahan sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda atau visi

berprestasi menjadi prestasi riil, di butuhkan kepemimpinan kepala sekolah yang

mampu membawa perubahan yakni dengan membangun kultur sekolah sehingga

berdampak pada efektif dan efisiennya pemberdayaan tenaga pendidik dan

kependidikan di SMA Lazuardi. Selain itu, dengan dibangunnya sebuah kultur

organisasi maka sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh tenaga pendidik

akan berdampak pada kharakteristik yang tercermin dari sekolah tersebut, dalam

hal ini kultur organisasi tampil sebagai pembeda suatu organisasi dari organisasi

lainnya.

Sebagai data awal penelitian bahwa bapak Drs. Agus Purwanto, M.Pd yang

telah memimpin SMA Lazuardi GIS dari tahun 2007 adalah sosok pemimpin

transformsional. Salah seorang guru di Lazuardi menyebutkan bahwa “Pak Pur”

begitu sapaan beliau, merupakan pemimpin yang banyak membawa perubahan di

SMA Lazuardi ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan dari mudahnya

para guru menuangkan pendapatnya, seringnya Bapak mengajak sharing dan

diskusi seputar permalahan yang guru hadapi secara individu maupun sekolah, juga

sering berdiskusi dengan siswa dan masyarakat sekitar. Interaksi yang intens

merupakan satu modal seorang pemimpin transformasional. Yang tidak kalah

pentingnya adalah prestasi yang siswa dapatkan semenjak kepemimpinan beliau

meningkat drastis. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti Kepala Sekolah

SMA Lazuardi, apakah dalam membangun kultur atau budaya organisasi juga

sebanding dari data awal yang peneliti dapatkan.

Dari latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah

dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi”.

B. Identifikasi, Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah mendasar yang

dapat diidentifikasikan terdiri dari permasalahan-permasalahan yaitu:

a. Dibutuhkannya beberapa indikator untuk menjadikan sekolah unggul

salah satunya dengan peran utama pemimpinnya yaitu kepala sekolah.

b. Di tengah perubahan zaman yang begitu luar biasa, dibutuhkan sosok

pemimpin transformatif dengan indikator-indikator yang melekat.

2. Batasan Masalah

Page 23: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

8

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, nampak bahwa masalah-masalah

tersebut sangat penting untuk dijawab. Namun permasalahan tersebut tersebut

masih sangat luas dan diperlukan pembatasan. Pembatasan masalah yang akan

dikaji dan diteliti dalam tesis ini adalah tentang kepemimpinan transformasional

kepala sekolah SMA Lazuardi GIS dalam membangun kultur organisasi.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan di atas, maka

masalah penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimanakah kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dalam

membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS?

b. Apa saja upaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah mengatasi

kendala dalam membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS?

c. Apa saja faktor-faktor yang menjadi pendukung dan

penghambat pelaksanaan kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah

dalam membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS?

C. TUJUAN PENELITIAN

Setiap penelitian mempunyai tujuan dengan maksud agar proses penelitian

mempunyai arah yang jelas. Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam

membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS

2. Mendekripsikan upaya kepala SMA Lazuardi GIS dalam memimpin

secara transformasional.

3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat kepemimpinan

kepala SMA Lazuardi GIS

D. SIGNIFIKANSI PENELITIAN

Dengan diperolehnya data dan informasi yang memadai terkait

“Kepemimpinan transformasional kepala kesekolah dalam membangun kultur

organisasi”, secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

berikut:

1. Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menampilkan metode pendekatan

kualitatif dalam hal menguatkan kultur organisasi dan kualitas seluruh sumber daya

manusia dalam lingkungan pendidikan dan sebagai upaya untuk dapat

membuktikan dan memperkuat teori-teori tentang kepemimpinan transformasional

Kepala Sekolah dalam membangun kultur organisasi di lingkungan sekolah. Selain

itu kita juga dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan

penghambat pelaksanaan kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dalam

membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS dan upaya kepemimpinan

Page 24: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

9

transformasional Kepala Sekolah mengatasi kendala dalam membangun kultur

organisasi di SMA Lazuardi GIS.

2. Terapan

Penelitian studi kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

eksplorasi, referensi, dan dokumentasi serta untuk memberikan konstribusi

pemikiran kepada pemimpin sekolah, khususnya kepala sekolah dan juga siapapun

yang ingin mengetahui terkait kepemimpinan transformasional kepala sekolah

dalam membangun kultur organisasi dan dapat sebagai bahan masukan bagi guru-

guru yang ada di SMA Lazuardi GIS untuk memperkuat kultur organisasi

sehingga seluruh tenaga pendidik dan kependidikan memahami kultur di

lingkungan sekolah tersebut dengan baik serta dapat sebagai sumbangan informasi

mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam memperkuat

kultur organisasi dalam penelitian yang relevan.

Page 25: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

10

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan istilah yang melekat bagi setiap orang dan

kelompok, mulai dari kelompok kecil hingga kelompok besar yang terorganisasi.

Pemimpin pada kelompok masyarakat, baik yang terorganisasi atau tidak

terorganisasi merupakan satu figure yang diyakini anggota kelompokna dapat

memberikan jawaban terhaap berbagai kendala yang dihadapi, mengatasi masalah

pada setiap persoalan dan membuat keputusan ketika terjadi perbedaan di antara

anggota kelompok dan menentukan arah apa yang seharusnya dilakukan oleh

anggota kelompok (Ambarita, 2015: 81).

Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata leadership yang berasal dari

kata leader. Pemimpin adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan

merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah

kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun.

Dari pimpin lahirlah kata kerja “memimpin” yang artinya membimbing dan

menuntun (Machali, 2016: 83).

Adapun yang dimaksud dengan kepemimpinan menurut Robbins (2015:

249) adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok dengan tujuan

untuk mencapai visi yang telah ditetapkan bersama. Sehingga pemimpin sekolah

memiliki tanggungjawab yang besar dalam membawa sekolah dan warganya

menuju kearah yang lebih baik. Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua kata

yang memiliki akar kata yang sama yaitu dari kata pimpinan yang diberi awalan

“pe” untuk kata pemimpin dan awalan “kepe” dan akhiran “an” untuk kata

kepemimpinan. Secara istilah, keduanya memiliki arti yang saling berkaitan karena

kepemimpinan (style of the leader) merupakan cerminan dari karakter dan prilaku

pemimpinnya (leader behavior). Kemudian perpaduan dari “leader style dengan

leader behavior” ini menjadi sebuah kunci yang akan membawa kepada

keberhasilan pengelolaan organisasi baik organisasi dalam skala kecil maupun

organisasi dalam skala besar. Orang-orang yang mau menjalankan gerak organisasi

itu adalah karena mereka memiliki komitmen dan kemauan untuk itu, komitmen

dan kemauan itu akan bisa bejalan ketika ada orang yang mengelola dan

mempengaruhinya. Disinilah diperlukannya para pemimpin yang memiliki sifat-

sifat kepemimpinan.

Pemimpin merupakan pelaku yang terlibat secara aktif dalam masyarakat

maupun organisasi dan memegang peran yang sangat penting dalam mengarahkan

orang-orang yang dipimpinnya. Terry (1993: 152) mengatakan “kepemimpinan

diartikan sebagai kemampuan mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja

bersama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan

Page 26: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

11

oleh pemimpin mereka.” Dalam hal ini, pemimpin memegang peran dalam

menyatukan seluruh perbedaan para anggota dalam organisasi, sehingga seluruh

unsur dalam organisasi dapat di arahkan sesuai dengan tujuan dari organisasi

tersebut.

Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin.

Kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi kelompok ke arah pencapaian

tujuan (Baharuddin dan Umiarso, 2012: 47). Kepemimpinan menunjukan proses

seseorang dalam memimpin, membimbing, mempengaruhi, mengendalikan pikiran,

perasaan atau tingkahlaku orang lain. Kepemimpinan tersebut dapat dilakukan

melalui suatu karya seperti buku, lukisan dan sebagainya. Faktor dalam

kepemimpinan yakni dalam mempengaruhi atau mengendalikan.

Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-

sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai

sarana dalam rangka meyakinkan kepada yang dipimpinya agar mau melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela dan penuh semangat (Ngalim

Purwanto, 1997: 26). Robins (1996: 46), juga mengemukakan bahwa,

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kerja

untuk tercapainya tujuan. Oleh karena itu, kepemimpinan adalah upaya seorang

pemimpin untuk dapat mempengaruhi sekelompok orang dalam rangka mencapai

sebuah tujuan tertentu.

Tidak jauh berbeda dari pendapat beberapa tokoh di atas Fiedler (1967:

365) berpendapat, “Leader as the individual in the group given the task of directing

and coordinating task relevant group activities.” Dari pengertian tersebut

menunjukkan bahwa seorang pemimpin adalah anggota kelompok yang memiliki

kemampuan untuk mengarahkan dan mengordinasikan kinerja dalam rangka

mencapai tujuan.

Locke melukiskan kepemimpnan sebagai suatu proses membujuk orang lain

menuju sasaran bersama. Defenisi ini mencakup tiga hal: pertama, kepemimpinan

merupakan suatu konsep relasi. Kepemimpinan dalam proses relasi dengan orang

lain. Pabila tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Tersirat dalam defenisi

ini adalah premis bahwa para pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana

membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka. Kedua,

kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus

melakukan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh Gardner kepemimpinan lebih

dari sekedar menduduki suatu ororitas. Kendati posisi otoritas yang diformalkan

mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki

posisi itu tidak menandai seseorangg untuk menjadi pemimpin. Ketiga,

kepemimpinan harus membujuk orang lain untuk menggunakan otoritas yang

terlegitimasi, menciptakan model, penetapan sasaran, memberi imbalan dan

Page 27: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

12

hukuman, restrukturasi organisasi, dan mengomunikasikan visi (Machali: 2016:

84).

Berdasarkan beberapa pendapat yang diutarakan di atas, kepemimpinan

mengandung beberapa unsur pokok antara lain: 1) kepemimpinan melibatkan orang

lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya

berinteraksi, 2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses

mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan 3) adanya tujuan bersama yang harus

dicapai.

Kepemimpinan merupakan hal yang berkaitan dengan proses yang di

sengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang

lain guna membimbing, membuat struktur, serta memfasilitasi aktivitas dan

hubungan didalam grup atau organisasi. Banyak ilmuan dan praktisi tentang ilmu

perilaku percaya bahwa kepemimpinan adalah fenomena nyata yang penting untuk

keefektifan organisasi (Yulk, 2017: 3-4). Sejalan dengan hal tersebut,

Wahjosumidjo (dalam Baharudin dan Umiarso, 2012: 33 ) mengungkapkan bahwa

kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan sehingga

kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan organisasi.

Maka, esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain untuk

mengikuti keinginan pemimpin.

Karena begitu pentingnya peran pemimpin dalam sebuah organisasi, maka

diperlukan pemimpin yang benar-benar memiliki kapasitas dan kapabilitaslah yang

pantas untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam penetapan seorang pemimpin, ada

beberapa teori yang digunakan baik itu teori sifat dan proses serta kepemimpinan

yang ditetapkan dan kepemimpinan yang muncul secara alami (Notherhouse, 2013:

7).

Perspektif sifat menyatakan, individu tertentu memiliki sifat atau kualitas

alamiah khusus yang membuat mereka menjadi pemimpin. Dan, sifat inilah yang

membedakan mereka dari orang-orang yang bukan pemimpin. Sudut pandang sifat

membuat konsep kepemimpinan sebagai materi atau kumpulan materi yang

dimiliki dalam tingkatan berbeda oleh orang yang berbeda. Ini menyatakan bahwa

sifat ada dalam orang tertentu, dan membatasi kepemimpinan hanya bagi mereka

yang dipercaya memiliki kecakapan khusus, yang biasanya dibawa sejak lahir. Sifat

ini antara lain terdiri dari tinggi badan, kecerdasan, sifat ekstrovert, keyakinan, dan

sifat lainnya. Sedangkan sudut pandang proses menyatakan bahwa kepemimpinan

adalah suatu fenomena yang terletak didalam konteks tentang interaksi antara

pemimpin dan pengikutnya, serta membuat kepemimpinan dapat dimiliki oleh

semua orang. (Notherhouse, 2013: 7-8)

Gaya kepemimpinan berasal dari dua suku kata. Dua suku kata ini

mengandung arti cara menjalankan peranan kepemimpinan. Gaya kepemimpinan

Page 28: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

13

juga dapat diartikan dengan cara seorang pemimpin melakukan kegiatanya dalam

membimbing, mengarahkan, mempengaruhi dan menggerakan para pengikutnya

atau bawahannya kepada suatu tujuan tertentu. Namun jika ditinjau dari asal

katanya bahwa gaya kepemimpinan itu berasal dari kata gaya dan kepemimpinan.

Untuk itu perlu diterjemahkan bahwasanya gaya merupakan style atau cara

berprilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap anggota kelompoknya.

Timbulnya bentuk gaya seorang pemimpin berasal dari apa yang dipilih

oleh pemimpin untuk dikerjakan, ia mngerjakanya dengan cara ia bertindak

membentuk gaya kepemimpinan. Cara manajer memimpin jelas penting bagi

karyawan dan bagi organisasi.

Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh pendekatan-pendekatan yang

dilakukan oleh pemimpin. Ada dua macam pendekatan manajemen yang dilakukan

oleh pemimpin untuk mempengaruhi orang lain, diantara pendekatan tersebut

adalah pendekatan berdasarkan sifat-sifat, berdasarkan situasi atau pendekatan

contigensy (Mesiono, 2010: 88).

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mengatur sumber daya manusia dan sumber daya alam secara

efektif dan efisien dalam mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan secara

keseluruhan adalah kemampuan untuk menggerakkan, memepengaruhi,

memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, melarang, membimbing,

melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum dengan

maksud agar manusia sebagai bagian ari organisasi mau bekerja dalam rangka

mencapai tujuan dirinya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.

Kepemimpinan islam adalah konsep yang tercantum di dalam Al Quran dan

as-sunnah, yang meliputi kehidupan pribadi, keluarga sampai umat manusia.

Konsep ini mencakup cara-cara memimpin maupun dipimpin demi terlaksananya

ajaran islam untuk kehidupan dunia yang lebih baik dan akhirat sebagai tujuannya

(Nashori, 2009:106). Kepemimpinan dalam Islam dijelaskan sebagaimana firman

Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi:

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Page 29: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

14

Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu

orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,

padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak

kamu ketahui.” (QS Al Baqarah : 30)

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi agar manusia dapat

menjadi kalifah di muka bumi (Shihab, 2009: 138) tersebut, yang dimaksud dengan

khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur

apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya,

sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus

mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika

manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang

menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik

oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan

Rasulullah SWT.

Para ahli banyak memberikan definisi kepemimpinan dengan beragam

pengertian yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh beragam pendekatan yang di

gunakan. Dari berbagai pengertian kepemimpinan di atas dapat di ambil

kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan usaha yang dilakukan oleh

pemimpin untuk mencapai tujuan bersama dengan cara menggunakan pengaruhnya

yang kuat untuk mendorong, menuntun, mengajak, membimbing, mengontrol baik

perilaku maupun perasaan, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan

didalam organisasi dengan memadukan unsur tenaga, alat, bahan, uang dan waktu

serta pemberian motivasi melalui komunikasi dan interaksi yang baik.

Dalam konteks lembaga pendidikan, peran kepemimpinan dilaksanakan

oleh kepla sekolah. Sehingga kepemimpinan pendidikan adalah proses

mempengaruhi semua personel yang mendukung pelaksanaan aktivitas

pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

2. Gaya Kepemimpinan

Gaya (style) kepemimpinan lebih banyak dipengaruhi oleh karakter

seseorang dalam menjalankan organisasinya (Hakim, 2008: 98). Setiap pemimpin

memiliki gaya kepemimpinan yang khas yang ditentukan oleh kompetensi,

kepribadian, pengalaman dan kondisi instansi yang dipimpinnya. Jenis instansi

yang dipimpinnya juga berpengaruh bagaimana pemimpin melakukan fungsinya.

(Meizara, dkk. 2016: 175)

Gaya kepemimpinan mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan

tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam

Page 30: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

15

memimpin yang dapat memengaruhi bawahannya (Baharudin dan umiarso, 2012:

51) .

Adapun gaya-gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut:

a. Gaya Kepemimpinan Otokratis.

Gaya ini terkadang disebut sebagai kepemimpinan yang terpusat pada

diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya otokratis ini ditandai dengan adanya

petunjuk yang sangat banyak sekali yang berasal dari pemimpin dan tidak

ada satupun peran para anak buah dalam merencanakan dan sekaligus

mengambil suatu keputusan.

Gaya kepemimpinan otokratis ini akan menentukan sendiri keputusan,

peran, bagaimana, kapan dan bilamana secara sepihak. Yang pasti tugas

yang diperintahkan mesti dilaksanakan. Paling sangat menonjol dalam gaya

kepemimpinan otokratis ini adalah seseorang akan memberikan perintah

dan mesti dipatuhi. Ia akan memerintah berdasarkan dari kemampuannya

untuk menjatuhkan hukuman serta memberikan hadiah. Gaya

kepemimpinan otokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruhi

orang lain yang ada disekitar agar mau bersedia berkerjasama dalam

mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan ditempuh atas segala cara

kegiatan yang akan dijalankan atas dasar putusan dari pemimpin.

Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis ini yaitu wewenang

mutlak itu terpusat dari pemimpin, keputusan akan selalu dibuat oleh

pemimpin, kebijakan akan selalu dibuat oleh pemimpin, komunikasi hanya

berlangsung dalam satu arah dimana dari pimpinan ke bawahan bukan

sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau

kegiatan) dari para bawahannya dilakukan dengan ketat, tak ada

kesempatan untuk para bawahan dalam memberikan (pendapat, saran atau

pertimbangan), lebih banyak mendapatkan kritikan dibanding pujian,

menuntut adanya kesetiaan dan prestasi yang sempurna dari para bawahan

tanpa adanya syarat, dan cenderung memberikan paksaan, hukuman dan

anacaman.

b. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam

mempengaruhi orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan

yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan

pimpinan. Gaya tersebut terkadang disebut sebagai gaya kepemimpinan

yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan adanya kesederajatan,

kepemimpinan partisipatif atau konsultatif.

Pada kepemimpinan demokratis, manajer beranggapan bahwa ia

merupakan bagian integral yang sama sebagai elemen organisai dan secara

bersamaan seluruh elemen tersebut bertanggung jawab terhadap organisasi.

Page 31: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

16

Oleh karena itu, agar seluruh bawahan merasa turut bertanggung jawab

maka mereka harus berpartisipasi dalam setiap aktifitas perencanaan,

evaluasi dan pelaksanaan. (Siswanto, 2006: 158-159)

Kerja kelompok (kolaboratif), pengelolaan konflik, dan pengaruh

merupakan ciri khas pemimpin demokratis (Hakim, 2008: 105). Adapun

ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu:

a. Memiliki wewenang pemimpin yang tidak mutlak

b. Pimpinan bersedia dalam melimpahkan sebagian wewenang kepada

bawahan

c. Kebijakan dan keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan

pimpinan

d. Komunikasi dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke

bawahan dan begitupun sebaliknya

e. Pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan)

kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang dari

bawahan atau pimpinan

f. Bawahan memiliki banyak kesempatan dalam menyampaikan saran

atau pendapat

g. Tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan bersifat permintaan

dengan mengenyampingkan sifat instruksi

h. Pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk

memunculkan saling percaya dan saling menghormati.

c. Gaya Kepemimpinan Transformasional

Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional ini dikemukakan

oleh Burns dalam Baharudin dan Umiarso (2012: 222) yang menjelaskan

bahwa kepemimpinan transformasional merupakan sebuah sketsa yang di

dalamnya mengandung suatu proses dimana para pemimpin dan para

bawahannya berusaha untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi yang

lebih tinggi. Sedangkan menurut Bass dalam Rivai dkk (2014: 451)

kepemimpinan transformasional didefinisikan sebagai kemampuan

pemimpin mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, dan nilai-nilai kerja

yang dipersepsikan bawahan sehingga mereka lebih mampu

mengoptimalkan kinerja untuk mencapai tujuan organisasi. Berarti, sebuah

transformasional terjadi dalam hubungan kepemimpinan mana kala

pemimpin membangun kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja,

memperluas dan meningkatkan kebutuhan melampaui minat pribadi serta

mendorong perubahan tersebut ke arah kepentingan bersama termasuk

kepentingan organisasi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam kepemimpinan

transformasional seorang pemimpin mempengaruhi pengikut untuk

memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama dengan memberikan motivasi dan

Page 32: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

17

mengubah budaya organisasi dengan keteladanan sehingga bawahan

memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap organisasi dan secara

bersama-sama melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama. Asumsi

yang mendasari kepemimpinan transformasional adalah bahwa setiap

bawahan akanmengikuti pemimpin yang dapat memberimereka inspirasi

dengan visi yang jelas dengan cara dan energi yang baik untuk mencapai

sesuatu tujuan yang besar. Bekerjasama dengan pemimpin transformasional

ini akan mampu memberikan suatu bentuk pengalaman yang berharga

(Baharudin dan Umiarsa, 2012: 222).

Dalam kepemimpinan transformasional ini menekankan pada proses

dimana orang terlibat dengan orang lain dan menciptakan hubungan yang

meningkatkan motivasi dna moralitas dalam diri pemimpin dan pengikut.

Jenis pemimpin ini memiliki perhatian pada kebutuhan dan motif pengikut,

serta mencoba membantu pengikut mencapai potensi terbaik mereka.

(Notherhouse, 2013: 176)

Menurut Baharudin dan Umiarsa (2012: 223) ada beberapa karakteristik

dari perilaku kepemimpinan transformasional yakni:

a. Mempunyai visi yang besar dan mempunyai intuisi

b. Menempatkan diri sebagai motor penggerak perubahan

c. Berani mengambil resiko dengan pertimbangan yang matang

d. Memberikan kesadaran kepada bawahan tenttang pentingnya hasil

pekerjaan

e. Memiliki kepercayaan akan kemampuan bawahan

f. Fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman baru

g. Mendorong bawahan untuk menempatkan kepentingan organisasi

diatas kepentingan pribadi dan golongan

h. Mampu mengartikulasikan niali inti (budaya/tradisi) untuk

membimbing prilaku mereka.

Kepemimpinan transformasional peduli dengan perbaikan kinerja

pengikut dan mnegembangkan pengikut ke potensi maksimal mereka.

Orang yang menampilkan kepemimpinan transformasional seringkali

memiliki kumpulan nilai serta prinsip internal yang kuat. Mereka efektif

dalam memotivasi pengikut unutk bertindak dalam cara yang mendukung

kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan mereka sendiri.

Menurut Northouse (2013: 151-153) adapun faktor-faktor dalam

kepemimpinan transformasional adalah:

a. Pengaruh ideal

Faktor ini biasa disebut juga sebagai kharisma atau pengaruh ideal.

Ini adalah komponen emosional dari kepemimpinan. Pengaruh ideal

Page 33: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

18

mendeskripsikan pemimpin yang betindak sebagai teladanyang kuat

bagipengikut. Pengikut menghubungkan dirinya dengan pemimpin ini dan

sangat ingin menirukan mereka. Pemimpin ini biasanya memiliki standar

yang sangat tinggi akan moral dan perilaku yang etis, serta bisa diandalkan

untuk melakukan hal yang benar.

Faktor pengaruh ideal diukur pada dua komponen yakni komponen

pengakuan yang merujuk pada pengakuan pengikut kepada pemimpin yang

didasarkan pada persepsi yang mereka miliki atas pemimpin mereka, serta

komponen perilaku yang merujuk pada observasi pengikut akan perilaku

pemimpin (Northouse (2013: 151-153).

b. Motivasi yang menginspirasi

Faktor ini disebut juga sebagai inspirasi atau motivasi yang

menginspirasi. Faktor ini menggambarkan pemimpin yang

mengomunikasikan harapan tinggi kepada pengikut, menginspirasi mereka

lewat motivasi unutk menjadi setia pada, serta menjadi bagian dari visi

bersama dalam organisasi. Mereka melakukannya lewat kata-kata yang

mendorong dan percakapan singkat, untuk memberi semangat yang jelas-

jelas mengomunikasikan peran penting yang mereka mainkan dalam

pertumbuhan organisasi di masa depan.

c. Rangsangan intelektual

Hal ini mencakup kepemimpinan yang merangsang pengikut untuk

bersikap kreatif dan inovatif serta merangsang keyakinan dan nilai mereka

sendiri, seperti juga nilai dan keyakinan pemimpin serta organisasi. Jenis

kepemimpinan ini mendukung pengikut ketika mencoba pendekatan baru

dna mengembangkan cara inovasi untuk menghadapi masalah organisasi.

d. Pertimbangan yang diadaptasi

Faktor ini mewakili pemimpin yang memberikan iklim yang

mendukung dimana mereka mendengarkan dengan seksama kebutuhan

masing-masing pengikut. Pemimpin bertindak sebagai pelatih dan

penasihat, sambil mencoba untukmembantu pengikut benar-benar

mewujudkan apa yang diinginkan.

Page 34: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

19

d. Gaya Kepemimpinan Transaksional

Menurut Bass dalam Robbins & Judge (2009: 90) gaya kepemimpinan

transaksional adalah model kepemimpinan dimana pemimpin memadukan

atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan

dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Di dalam Robbins & Coulter

(2012:497), pemimpin dengan gaya kepemimpinan transaksional yaitu

pemimpin yang membimbing dan memotivasi pengikutnya menuju ke

sasaran yang ditetapkan dengan memberikan penghargaan atas

produktivitas mereka.

Menurut Odumeru & Ifeanyi (2013: 358) gaya kepemimpinan

transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin

memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin

dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran

tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar

kerja, dan penghargaan. Sehingga dapat diartikan, kepemimpinan

transaksional sebagai cara yang digunakan seorang pemimpin dalam

menggerakkan anggotanya dengan menawarkan imbalan atau akibat

kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi.

Menurut Lensufiie (2010:89) ada 3 unsur dari gaya kepemimpinan

transaksional yaitu :

a. Unsur kerja sama antara pengikut dan pemimpin yang bersifat

kontraktual.

b. Unsur prestasi yang terukur.

c. Unsur reward atau upah yang dipertukarkan dengan loyalitas.

Pola kepemimpinan ini akan berjalan dengan baik apabila ketiga unsur

diatas terpenuhi sekaligus memuaskan kedua belah pihak.

Menurut Robbins & Judge (2009: 91) dimensi dari gaya kepemimpinan

transaksional adalah :

a. Imbalan Kontinjen (Contingensi Reward).

Pemimpin melakukan kesepakatan tentang hal-hal apa saja yang

dilakukan oleh bawahan dan menjanjikan imbalan apa yang akan

diperoleh bila hal tersebut dapat tercapai. Imbalan dapat berupa bonus,

bertambahnya penghasilan, atau memberikan fasilitas kepada

karyawan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi penghargaan maupun

pujian kepada bawahan terhadap kinerja terbaiknya. Selain itu,

pemimpin betransaksi dengan bawahan dengan memfokuskan pada

aspek kesalahan yang dilakukan bawahan, menunda keputusan, atau

Page 35: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

20

menghindari hal-hal yang kemungkinan mempengaruhi terjadinya

kesalahan.

b. Manajemen dengan pengecualian/eksepsi aktif ( Active

Management by Exception )

Manajemen dengan pengecualian itu adalah kepemimpinan yang

melibatkan kritik membangun,umpan balik negatif, dan dorongan negatif.

Manajemen dengan pengecualian memiliki dua bentuk yakni aktif dan

pasif. Pemimpin menggunakan manajemen bentuk pasif mengawasi

pengikut secara seksama. Pemimpin yang menggunakan bentuk pasif

melakukan interview hanya setelah standar tidak bisa dipenuhi atau masalah

telah terjadi.

3. Kepemimpinan Transformasional

Salah satu faktor situasional yang berpengaruh terhadap efektivitas

kepemimpinan adalah hubungan antara pemimpin dan pengikut. Interaksi

antar pribadi yang berbeda motivasi dan potensi kekuasaan, termasuk

didalamnya ketrampilan dalam mencapai tujuan bersama. Bass (1985: 11)

mengemukakan kepemimpinan transformasional sebagai sebuah proses di

mana pemimpin mengambil tindakan-tindakan untuk meningkatkan

kesadaran rekan kerja mereka tentang apa yang benar dan apa yang penting,

untuk meningkatkan kematangan motivasi rekan kerja mereka serta

mendorong mereka untuk melampaui minat pribadi mereka demi mencapai

kemaslahatan kelompok, organisasi atau masyarakat.

Istilah kepemimpinan transformatif berasal dari dua kata, yaitu

kepemimpinan dan transformasional. Istilah transformatif berinduk dari

kata to transform yang bermakna mentransformasikan atau mengubah

sesuatu menjadi bentuk lain yang berbeda (Machali, 2016: 98).

Kepemimpinan transformasional merupakan jenis kepemimpinan baru (new

leadhership paradigm) yang dipandang efektif untuk mendinamisasikan

perubahan, terutama pada situasi lingkungan yang bersifat transisional.

Gagasan awal model kepemimpinan transformasional dikembangkan oleh

Burns (1978) yang menerapkannya dalam konteks politik dan selanjutnya

ke dalam konteks organisasional oleh Bass.

Kepemimpinan transformasional dipandang sebagai bentuk

menjanjikan kepemimpinan untuk memajukan lembaga pendidikan karena

dapat menyebabkan perubahan penting, menyelesaikan masalah-masalah

utama, dan menciptakan paradigma baru. Menstimulasi semangat para

kolega dan pengikut-pengikutnya untuk melihat pekerjaan mereka dari

beberapa perspektif baru”. Hal ini diperkuat dengan pemaparan Brown and

Page 36: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

21

Keeping bahwa pemimpin transformasional yang ditandai dengan

kemampuan memimpin untuk mengartikulasikan visi bersama tentang masa

depan, secara intelektual menstimulasi karyawan.(Bush, 2006: 23)

Pemimpin seperti itu mendukung terbukanya komunikasi yang

menciptakan motivasi tim. Dia juga membantu membangun kepercayaan

dia/ anggota timnya dengan memberikan pelatihan yang diperlukan dan

team building yang menyenangkan. Untuk tujuan ini, pemimpin

transformasional memiliki kendali yang diperlukan untuk memulai dan

mempertahankan proses transformasional dalam organisasi. Dia harus

mampu mengartikulasikan visi yang meyakinkan dan merealisasikannya

secara fokus. Jika diperlukan, organisasi mungkin perlu dirancang ulang

untuk mendukung transformasi atau perubahan. (Arachchi, 2012:71)

Singkatnya Peter Northouse dalam John Hall et al,

“transformational leadership is a process that changes and transforms

individuals”, (Hall, 2012: 1) kepemimpinan transformasional adalah suatu

proses perubahan dan mengubah individu. Dalam hal ini kepemimpinan

transformasional merupakan kemampuan seseorang mempengaruhi orang

lain untuk melalukakan perubahan dan meningkatkan kemampuannya dari

kepemimpinan tersebut.

Dalam kepemimpinan transformasional, menurut Burns, pemimpin

mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menyerukan

cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral. Oleh karena itu kesadaran

pengikut menjadi point penting untuk keberhasilan seorang pemimpin

transformatif.

Menurut Sudarwan Danim, istilah kepemimpinan transformasional

dibangun dari dua kata, yaitu kepemimpinan (leadership) dan

transformasional (transformational). Kepemimpinan adalah setiap tindakan

yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan

memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam

wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya.

Sedangkan Istilah transformasional berinduk dari kata to transform, yang

bermakna mentransformasikan atau mengubah sesuatu menjadi bentuk lain

yang berbeda. Misalnya, mentransformasikan visi menjadi realita, panas

menjadi energi, potensi menjadi aktual, laten menjadi manifes, dan

sebagainya. Transformasional, karenanya, mengandung makna sifat-sifat

yang dapat mengubah sesuatu menjadi bentuk lain, misalnya, mengubah

energi potensial menjadi energi aktual atau motif menjadi prestasi rill.

(Sudarwan Danim, 2005: 54)

Page 37: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

22

Sudarwan Danim menambahkan, kepemimpinan transformasional

adalah kemampuan seorang pemimpin dalam bekerja dengan dan/atau

melalui orang lain untuk mentransformasikan secara optimal sumber daya

organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan

target capaian yang telah ditetapkan.

Sullivan and Decler dalam McDonough

menuliskan, transformational leadership as “a leadership style focused on

effecting revolutionary change in organizations through a commitment to

the organization‟s vision (McDonough, 2014). Kutipan ini menyebutkan

bahwa kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan

yang difokuskan pada mempengaruhi perubahan revolusioner dalam

organisasi melalui komitmen terhadap visi organisasi. Kepemimpinan

transformasional mengubah visi dan misi masyarakat, memperbaharui

komitmen mereka, dan restrukturisasi sistem mereka untuk pencapaian

tujuan melalui hubungan stimulasi timbal balik dan elevasi yang mengubah

pengikut menjadi pemimpin dan pemimpin menjadi agen moral.

Leithwood dan kawan-kawan dalam Danim menulis,

“Transformational Leadership is see to be sensitive to organization

building, developing shared vision, distributing leadership and building

school culture necessary to current restructuring efforts in school.”

Kutipan ini menggariskan bahwa kepemimpinan transformasional

menggiring SDM yang dipimpin ke arah tumbuhnya sensitivitas pembinaan

dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara bersama,

pendistribusian kewenangan kepemimpinan, dan pembangunan kultur

organisasi sekolah yang menjadi keharusan dalam skema restrukturisasi.

Dengan demikian, seorang kepala sekolah dikatakan mampu

menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional, jika dia mampu

mengubah seluruh komponen dalam pendidikan baik itu sumber daya

manusia (SDM) maupun sumber daya alam (SDA) menjadi lebih efektif

dan efisien sehingga tujuan daripada pendidikan dapat tercapai. Dapat

diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan transformasinal adalah gaya,

strategi, dan kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi

bawahannya untuk dapat memahami hakikat perubahan sehingga tujuan dan

cita-cita organisasi dapat terwujud.

Pertanyaannya saat ini adalah mengapa organisasi membutuhkan

kepemimpinan transformasional? Kemudian apakah kepemimpinan

transformasional membawa dampak positif bagi pembentukan kultur

organisasi sekolah? Seribu pertanyaan akan terus bermunculan jika masih

belum menemukan jawaban yang pasti terhadap perubahan zaman yang

menuntut eksistensi kepemimpinan di manapun dan kapanpun.

Page 38: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

23

Cormick, dan Conners dalam Danim (2005), mengenai studi-studi

kekinian mengenai dampak kepemimpinan transformasional pernah

dilakukan oleh Leithwood, Dart, Jantzi, Steinbech, dan Sillins, di mana

hasil studi itu memberikan kesan bahwa gaya kepemimpinan seperti ini

mengontribusi pada inisiatif-inisiatif restrukturisasi (restructuring

initiatives), dan menurut apa yang dirasakan oleh guru hal itu memberi

sumbangsih bagi perbaikan perolehan belajar siswa („teacher perceived‟

student outcomes). Walau bagaimanapun, kontribusi ini dimediasi oleh

orang lain, peristiwa-peristiwa, dan faktor-faktor organisasi, seperti

komitmen guru, kepuasan kerja guru, praktik-praktik pembelajaran atau

kultur sekolah. Hasil studi ini membuktikan bahwa komitmen guru,

kepuasan guru dalam bekerja, dan kultur sekolah memberi efek positif bagi

inisiatif restrukturisasi organisasi sekolah dan perbaikan pemerolehan hasil

belajar siswa.

Dwi Suryanto menambahkan alasan bahwa organisasi

membutuhkan pemimpin adalah: Perubahan. Itulah kata kunci yang sedang

dihadapi organisasi sekarang ini. Dunia bisnis lebih merasakan betapa

gempuran perubahan demikian dahsyat. Persaingan yang makin menggila.

Biaya produksi yang makin membengkak. Harga minyak, listrik, dan

telepon yang terus menanjak. Konsumen yang makin pintar. Serikat pekerja

yang makin agresif menyuarakan hak-hak karyawan. Teroris dengan

bomnya yang meledak di mana-mana. Tuntutan pemegang saham yang

makin tidak sabar terhadap rencana jangka panjang perusahaan, dan begitu

banyak lagi tantangan yang dihadapi berbagai perusahaan sekarang ini. Fred

Fiedler & Martin Chemers sebagaimana di kutip Dwi Suryanto “Kualitas

kepemimpinan, lebih dari pada faktor lainnya, menentukan sukses atau

gagalnya sebuah organisasi”. (Dwi Suryanto, 2014)

Kepemimpinan transformasional ditandi dengan empat ciri yang

menonjol, yaitu karisma, inspirasi, stimulasi dan pertimbangan individual

(Bryant, 2003). Karisma adalah sejauh mana kebanggaan, kepercayaan dan

respek pemimpin mendorong bawahan untuk merasa memiliki terhadap diri

sendiri, pemimpin dan organisasi. Inspirasi adalah kemampuan memotivasi

bawahan terutama melalui penyampaian pesan akan harapan-harapan yang

tinggi. Stimulasi intelektual adalah frekuensi pemimpin mendorong

bawahan untuk inovatif dalam solusi dan pemecahan masalah. Sedangkan

pertimbangan individual adalah tingkat perhatian personal dan dorongan

untuk mengembangkan diri yang diberikan oleh pemimpin kepada

bawahan. Pemimpin gtransformasional mencurahkan energi yang banyak

untuk mengarahkan dn menghargai bakat dan kemampuan bawahannya.

Page 39: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

24

Daft (1999) menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional

ditandai dengan kemampuan menimbulkan perubahan yang signifikan.

Pemimpin transformasional memiliki kemampuan mengarahkan perubahan

dalam visi, strategi dan budaya organisasi maupun meningkatkan inovasi

dalam produk dan teknologi. Kepemimpinan transformasional didasarkan

pada nilai-nilai personal, keyakinan dan kualitas pemimpin lebih dari

sekedar proses barter antara pemimpin dengan bawahan.

Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan dimana

pemimpin mengembangkan komitmen pengikutnya dengan berbagi nilai-nilai

dan visi organisasi. Bass (1985) mengemukakan bahwa: “transformasional

leadersip contains four component: charisma or idealized influence,

inspirational motivation, intelctual stimulation dan individualized

consideration.” Kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses

membangun hubungan kepemimppinan manakala emimpin membangun

kesadaran bawahan akan pentingnya nilai kerja, memperluas dan

meningkatkan kebutuhan melampaui mina pribadi serta mendorong

perubahan tersebut kearah kepentingan bersama termasuk kepentingan

organisasi.

Beragam alasan yang diungkapkan oleh para pakar terkait pentingnya

kepemimpinan transformasional, namun esensi dari kepemimpinan

transformasional itu sendiri adalah kepemimpinan yang mampu membawa

perubahan di setiap zaman, terutama dalam hal pendidikan. Pemimpin harus

mampu menyatukan seluruh komponen dalam bidang pendidikan baik itu

Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA) ke arah

perubahan yang dapat mewujudkan dan mempertahankan cita-cita

pendidikan.

a. Ciri-Ciri Kepemimpinan Transformasional

Bass dan Avolio (1999), menemukan bahwa kepemimpinan

transformasional memiliki empat komponen perilaku, yaitu: idealized

influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, and individualized

consideration. Empat komponen perilaku pemimpin transformasional adalah:

1) Idealized Influence, adalah perilaku seorang pemimpin transformasional

yang memiliki keyakinan diri yang kuat. Ia selalu hadir di saat-saat sulit, ia

pun memegang teguh nilai-nilai yang ia junjung tinggi. Komitmen yang

tinggi selalu mengiringi langkah pemimpin ini. Ia menumbuhkan

kebanggaan pada pengikutnya. Ia seorang yang bervisi jelas, dan langkah-

langkahnya selalu mempunyai tujuan yang pasti. Di atas segalanya, ia

adalah orang yang tekun. Selain itu Idealized Influence juga dapat dikatakan

attributed charisme, bahwa kharisma secara tradisional dipandang sebagai

Page 40: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

25

hal yang bersifat inheren dan hanya dimiliki oleh pemimpin-pemimpin

kelas dunia. Penelitian membuktikan bahwa kharisma bisa saja dimiliki

oleh pemimpin-pemimpin kelas dunia. Penelitian membuktikan bahwa

kharisma bisa saja dimiliki oleh pemimpian di level bawah dari sebuah

organisasi. Pemimpin yang memiliki ciri tersebut, memperlihatkan visi,

kemampuan dan keahliannya serta tindakan yang lebih mendahulukan

kepentingan organisasi dan kepentingan orang laain dari pada kepentingan

pribadi. Karena itu, pemimpin kharismatik dijadikan suri teladan, idola dan

model panutan oleh bawahannya.

Pemimpin tipe ini betapa memengaruhi bawahannya melalui komunikasi

langsung dengan menekankan pentingnya nilai-nilai asumsi-asumsi,

komitmen dan keyakinan serta memiliki tekad untuk mencapai tujuan

dengan senantiasa mempertimbangkan akibat-akibat moral dan etik dari

setiap keputusan yang dibuat. Ia memperlihatkan kepercayaan pada cita-

cita, keyakinan dan nilai-nilai hidupnya. Dampaknya adalah dikagumi,

dipercaya. Hal ini disebabkan perilaku yang menomorsatukan kebutuhan

bawahan, membagi risiko dengan bawahan secara konsisten, dan

menghindari penggunaan kuasa untuk kepentinan pribadi. Dengan

demikian, bawahan bertekad dan termotivasi untuk mengoptimalkan usaha

dan bekerja ketujuan bersama.

2) Inspirational Motivation, berarti karakter pemimpin yang mampu

mendorong bawahannya kepada tingkat yang lebih tinggi.

Pemimpin transformasional bertindak dengan cara memotivasi dan

memberikan inspirasi kepada bawahan melalui pemberian arti dan

tantangan terhadap tugas bawahan. Bawahan diberi untuk berpartisipasi

secara optimal dalam hal gagasan-gagasan, memberi visi mengenai kedaan

organisasi masa depan yang menjanjikan harapan yang jelas dan transparan.

Pengaruhnya diharapkan dapat meningkatkan semangat kelompok,

antusiasme dan optimisme dikorbankan sehingga harapan-harapan itu

menjadi penting dan bernilai bagi mereka dan perlu di realisasikan melalui

komitmen yang tinggi.

3) Intellectual Stimulation, merupakan karakter seorang Pemimpin

transformatif yang mampu mendorong bawahannya untuk menyelesaikan

permasalahan dengan cermat dan rasional. Karakter ini mendorong

bawahan untuk selalu kreatif dan inovatif dalam mencari cara baru yang

lebih efektif didalam menyelesaikan sebuah permasalahan.

Pemimpin mendorong bawahan untuk memikirkan kembali tugasnya.

Pengaruhnya diharapkan, bawahan merasa pimpinan menerima dan

mendukung mereka untuk memikirkan cara-cara kerja baru dalam

Page 41: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

26

mempercepat tugas-tugas mereka. Pengaruh positif lebih jauh adalah

menimbulkan semangat belajar yang tinggi.

4) Individualized Consideration, adalah perilaku pemimpin transformasional,

di mana ia merenung, berpikir, dan selalu mengidentifikasi kebutuhan para

karyawannya. Ia berusaha sekuat tenaga mengenali kemampuan karyawan.

Dibangkitkannya semangat belajar pada para karyawannya, tidak itu saja, ia

juga memberi kesempatan belajar seluas-luasnya. Ia malahan menjadi

pelatih mereka, dan ia selalu mendengar karyawannya dengan penuh

perhatian. Ia sadar bahwa ia tidak bisa sendiri, maka ia adalah orang yang

berani mendelegasikan wewenangnya. Baginya, karyawan yang

diberdayakan adalah kunci kesuksesan sebuah karya.

Pimpinan memberikan pribadi kepada bawahannya, seperti

memperlakukan mereka sebagai pribadi yang utuh dan menghargai sikap peduli

mereka terhadap organisasi. Pengaruh terhadap bawahan antara lain, merasa

diperhatikan dan diperlakukan manusiawi dari atasannya. Adapun paradigma

baru menyangkut prinsip-prinsip kepemimpinn transformasional menyangkut

tujuh prinsip sebagai berikut (Imam Machali, 2016: 100):

a) Simplifikasi, terkait visi yang menjadi tujuan bersama

b) Motivasi, mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap

visi yang sudah dijelaskan

c) Fasilitasi, bertambahnya modal intelektual setiap anggota organisasi

d) Inovasi, berani melakukan perubahan jika diperlukan

e) Mobilitas, melengkapi dan memperkuat setiap anggota organisasi untuk

capai visi dan tujuan

f) Siap siaga, siap belajar menyambut perubahan

g) Tekad, untuk sampai pada tahap akhir.

Page 42: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

27

Gambar 2.1

Prinsip Kepemimpinan Transformasioanal

Untuk lembaga pendidikan kepemimpinan transformasional sangat relevan

untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan atau sekolah karena hal-hal, sebagai

berikut:

1. Pemimpin mampu mengembangkan nilai-nilai organisasi yang meliputi kerja

keras, menghargai waktu, semangat dan motivasi tinggi dan berprestasi, disiplin

dan sadar akan tanggung jawab.

2. Pemimpin mampu menyadarkan anggota akan rasa memiliki dan tanggung

jawab.

3. Pemimpin dalam pross kebutuhannyaktualnya secara cerdas.

4. (Pemimpin selalu memperjuangkan nasib staf dan anggotanya dan peduli akan

kebutuhan-kebutuhannya.

5. Pemimpin berani melakukan perubahan menuju tingkat produktivitas organisasi

yang lebih tinggi.

6. Pemimpin mampu membangkitkan motivasi dan semangat anggota untuk

mencapai produktivitas yang lebih tinggi.

7. Pemimpin mampu menciptakan budaya organisasi yang positif.

Page 43: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

28

Gambar 2.2

Additive effect of transformational leadership (John Hall)

+

+

+

=

b. Syarat-Syarat Menerapkan Kepemimpinan Transformasional

Seorang pemimpin yang ingin secara efektif menerapkan gaya

Kepemimpinan transformatif, harus mampu melakukan beberapa hal sebagai

berikut:

Pertama, kepala sekolah mengembangkan visi sekolah secara jelas. Seluruh

masyarakat sekolah dan terutama anggota dewan sekolah harus dilibatkan dalam

perumusan visi. Semua pihak harus mengerti dengan sungguh-sungguh strategi

untuk mencapai visi yang telah dikembangkan bersama. Visi sekolah harus sejalan

dengan tujuan utama MBS, yaitu meningkatkan hasil belajar siswa dan kinerja

sekolah secara umum. Kedua, kepala sekolah harus mengajak masyarakat sekolah

untuk membangun komitmen dan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai

visi, misi, dan tujuan pendidikan. Hal ini amat penting agar semua pihak merasa

bertanggung jawab akan keberhasilan pencapaian tujuan dan tidak ada pihak-pihak

yang merasa diabaikan. Ketiga, kepala sekolah harus lebih banyak berperan sebagai

pemimpin dari pada sebagai “bos” yang didasarkan atas kekuasaan. Untuk itu,

kepala sekolah harus mampu memberi kepercayaan, pendelegasian, sekaligus

mengambil resiko atas suatu pekerjaan.

Idealized Influece

Performance Beyond Expectations

Intellectual Stimulation

Inspirational Motivation

Individualized Consideration

Page 44: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

29

Visi merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Selain itu, visi

dan misi juga dapat menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan kinerja,

inovasi, kreativitas dan semangat kerja. Setelah semuanya dalam organisasi paham

akan visi dan misi maka langkah selanjutnya adalah komitmen yang dibangun.

Karena jika hanya sekedar paham saja tidak cukup untuk seorang kepala sekolah

dalam menerapkan kepemimpinan transformatif.

Northouse dalam Asrofi (2003:7) memberikan beberapa tips untuk

menerapkan beberapa kepemimpinan transformasional yakni sebagai berikut:

1) Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk

organisasi

2) Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang

tinggi

3) Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat

kerja sama

4) Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi

5) Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan

contoh bagaimana menggagas dan melaksanakan suatu perubahan

6) Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi

terhadap organisasi.

Dari hal tersebut, dapat dilihat bahwa adanya kepemimpinan

tranformasional maka seorang kepala sekolah akan mampu memimpin ataupun

mempengaruhi bawahanya untuk selalu berubah menuju suatu pelaksanaan kerja

yang bagus dan menghasilkan kinerja yang tinggi. Dalam surah ali-Imran 159

menyebutkan tentang pemimpin sebagai berikut:

كىت فظا غ ن زم فثما زحمح مه هللا نىت نم شا استغفس نم نك فاعف عىم ا مه ح ظ انقهة ل وفض ه

ه. ه ك م عه هللا إن هللا حة انمت ك ف المس فئذا عزمت فت

Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah

mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan

mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,

Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Secara etimologis, linta terambil dari akar kata al-lin yang berarti “lemah

lembut”, lawan al-khusyunah atau kasar. Pada asalnya kata lin diperuntukan bagi

benda – benda yang bersifat hissi (materi), namun akhirnya digunakan untuk hal –

Page 45: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

30

hal yang maknawi seperti akhlak. Linta berarti “kamu lemah lembut” ayat 159 ini

menjelaskan, hanyalah karena rahmat Allah, Rasulullah dapat memiliki sikap

lemah lembut dan tidak kasar terhadap para pengikutnya (para sahabat) meskipun

mereka melakukan kesalahan dalam perang uhud, dengan meninggalkan posisi

yang strategis di atas bukit, hal ini menyebabkan kegagalan dipihak kaum

muslimin. Dengan sikap ini, orang–orang yang ada di sekelilingnya tidak akan

menjauh dan akan semakin semakin dekat dengannya.

Seorang pemimpin tidak hanya memiliki sikap lemah lembut, dalam hadits

Nabi SAW, menjelaskan pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar terhadap

yang dipimpinnnya.

حدث عثد هللا ته عمس زض هللا عىما. ان زسل هللا صه هللا عه سهم قال: كههكم زاع فمسؤل عه

زعت فالمس انر عه انىاس زاع مسؤل عىم. انسجم زاع عه ام تت مسؤل عىم. انمسأج

زاعح عه تت تعها ندي مسؤنح عىم. انعثد زاع عه مال سدي مسؤل عى، ال فكهكم زاع

كههكم مسؤل عه زعت

سح انتطال عه انسققتاب ك -71كتاب انعتق: 094اخسج انثخاز ف -

Hadits Abdullah bin Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “setiap

kamu adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawaban atas

kepemimpinannya. Seorang amir yang mengurus keadaan rakyat adalah

pemimpin. Ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang rakyatnya. Seorang

laki-laki adalah pemimpin terhadap keluarganya di rumahnya. Seorang

wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya. Ia akan diminta

pertanggungjawaban tentang hal mereka itu. Seorang hamba adalah

pemimpin terhadap harta benda tuannya, ia kan diminta pertanggungjawaban

tentang harta tuannya. Ketahuilah, kamu semua adalah pemimpin dan semua

akan diminta pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. (Muhammad

Fuad Abdul Baqi, 1993: 562)

Dalam sejarah riyadhus shalihin dijelaskan, bahwa seorang wajib

menegakkan keadilan dalam diri dan keluarganya, dan orang-orang yang menjadi

tanggung jawabnya. Adil dalam dirinya dengan tidak memberatkan pada sesuatu

yang tidak diperintahkan Allah, dia harus memperhatikannya hingga kepada

masalah kebaikan, jangan memberatkan dan membebankannya terhadap sesuatu

yang tidak mampu dilakukannya (Nawawi, 2000: 47).

4. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberikan mandat lebih oleh

pemerintah untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan agar lembaga pendidikan

tersebut mengalami suatu perubahan dari kepemimpinan kepala sekolah tersebut.

Page 46: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

31

Sudarwan Danim (2008) mengatakan kepala sekolah adalah orang yang paling

bertanggung jawab dalam pelaksanaan perjalanan sekolah dari waktu ke waktu.

Dalam Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang tugas tambahan guru

sebagai kepala sekolah pasal 1 ayat 1, menyebutkan kepala sekolah/madrasah

adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin taman kanak-

kanak/raudhotul athfal, taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah madrasah

ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah

pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah pertama luar biasa

(SMPLB), sekolah/madrasah aliyah (SMA/MS), sekolah kejuruan/madrasah aliyah

kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) yang

bukan bertaraf internasional (SBI) atau tidak dikembangkan menjadi sekolah

bertaraf internasional (SBI).

Selain diberikan amanah lebih oleh pemerintah, seorang kepala sekolah

juga memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap lembaga pendidikan itu

sendiri. Tanpa adanya kepala sekolah di lembaga pendidikan, tujuan pencapaian

lembaga pendidikan tidak akan tercapai. Keberhasilan memimpin di lembaga

pendidikan, tentu tidak akan terlepas dari bagaimana seorang kepala sekolah

memahami apa yang menjadi dasar utama baginya untuk membawa lembaga

pendidikan ke arah yang sudah di tetapkan oleh pemerintah. Kepala sekolah sangat

berperan terutama dalam menggerakkan berbagai komponen di sekolah sehingga

proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan baik. (Suhardiman, 2012: 1)

Hakikatnya setiap manusia adalah pemimpin. Terlebih seorang kepala

sekolah yang mengemban amanah yang lebih dari pada yang lain. Seiring

perkembangan zaman, kepemimpinan kepala sekolah akan terus di tuntut untuk

menyesuaikan diri pula, sehingga seorang kepala sekolah harus memiliki

kualifikasi yang lebih di bandingkan dengan staf pengajar/guru biasa. Karena

kepala sekolah yang akan mengatur arus percepatan atau lambatnya perubahan

lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Mengarahkan seluruh staf pengajar agar

memiliki kompetensi mengajar yang sesuai dengan standar seorang guru, bahkan

lebih.

Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan khususnya seorang kepala

sekolah ditugaskan untuk menjalankan dan mengatur apa-apa yang ada di

lingkungan sekolah. Guru, siswa/siswi, dan seluruh perangkat pendidikan lainnya

yang sama pentingnya dalam pendidikan. Jadi, seorang kepala sekolah yang benar-

benar menerapkan nilai kepemimpinannya sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 30,

tentu dia dapat menanamkan nilai-nilai moral dan agama bagi kultur organisasi di

lembaga pendidikan tersebut dan tentunya dapat mencapai tujuan dari pendidikan

itu sendiri.

Page 47: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

32

Kepala sekolah sudah selayaknya menciptakan pembaharuan, keunggulan

komperatif, serta memanfaatkan berbagai peluang dalam hal menerapkan prinsip-

prinsip kewirausahawan. Sejauh mana kepala sekolah menerapkan hal tersebut

dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kompetensi guru (Hermino,

2014: 43-146). Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi

kepala sekolah ialah guru yang diberi tugas lebih dalam memimpin maupun tugas-

tugas lain tidak lain untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi seperti yang

diharapkan.

a. Ciri-Ciri Kepala Sekolah yang Ideal

Posisi kepala sekolah mempunyai dampak besar terhadap kesuksesan

sekolah. Menurut Sudarwan Danim, Kepala sekolah ideal harus memiliki

kelebihan dibanding dengan kelompok yang dipimpinnya, sekaligus ada kesadaran

di dalam dirinya bahwa dia memiliki kelemahan. Misalnya, dia memiliki

kelemahan dalam hal teknis tetapi memiliki kelebihan dalam menggerakkan orang

lain. Konsep dari kepala sekolah atau seseorang yang menjalankan fungsi

kepemimpinan setidaknya harus memiliki persyaratan atau sifat-sifat sebagai

berikut (Danim, 2008: 205):

1) Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa

Kepala sekolah menghargai stafnya tidak hanya sebagaimana adanya, tetapi

manusia sebagai mahkluk Tuhan. Pengahargaan dan pengakuan bahwa manusia itu

makhluk Tuhan amat esensial agar kepala sekolah tidak berperilaku secara semena-

mena. Kepala sekolah harus membangun hubungan yang baik sesama manusia

(Human Relation). Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-Imran 133-136 yang

berbunyi:

Artinya:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada

surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-

orang yang bertakwa.”

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan hamba hamba Nya untuk

bertakwa agar mereka beruntung di dunia dan di akhirat (Katsir, 2004). Semoga

kita senantiasa bertakwa kepada Allah swt.

Page 48: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

33

2) Memiliki intelegensi yang tinggi

Organisasi sekolah yang makin membesar menuntut seorang kepala sekolah

untuk berpikir secara luas, mendalam, dan dapat memecahkan masalah dalam

waktu yang sangat relatif singkat.

3) Memiliki fisik yang kuat

Tidak jarang kepala sekolah harus bekerja dalam waktu sangat lama dan

sangat melelahkan. Kepala sekolah mempunyai kesibukan luar biasa dan sering

kali lebih sibuk dari dugaan orang banyak.

4) Berpengatahuan luas, baik teoritis maupun praktis

Kegagalan seorang pemimpin antara lain disebabkan karena rendahnya

kemampuan teoritis dan ketidakmampuan bertindak secara praktis. Sebaliknya,

kepala sekolah yang profesional perlu memiliki keduanya. Dengan pengetahuan

luas, kepala sekolah akan cepat dan cekatan dalam membuat pengambilan

keputusan dikala sebuah sekolah mengalami banyak permasalahan.

5) Percaya diri

Sikap kepala sekolah terhadap konsep dan keyakinan dirinya (self

confidence) adalah faktor penentu bagi kesuksesan kerja kepala sekolah. Kepala

sekolah yang sukses bersikap konsisten atau tidak labil mengahadapi situasi yang

variatif. Situasi kepemimpinan yang baik adalah yang arah dan kebijakannya dapat

dibaca dan diterjemahkan secara tepat dan pasti oleh bawahannya, bukan

menggunakan jurus mabuk.

6) Dapat menjadi anggota kelompok

Seorang kepala sekolah selalu bekerja dengan dan melalui anggota

kelompoknya. Hal ini sejalan dengan tuntutan lahirnya manajemen partisipatif bagi

efektifitas implementasi MBS. Kerja sama itu amat esensi dan urgensi.

Dikarenakan adanya perpaduan antara pemimpin dan anggota kelompoknya, tujuan

organisasi akan tercapai secara efektif dan efisien.

7) Adil dan bijaksana

Sesuai dengan kodratnya, manusia ingin diperlakukan secara adil. Dia tidak

cukup hanya berbekalan bijak, tetapi juga harus bajik. Oleh karena itu, kepala

sekolah harus membuat kebijakan dan sekaligus membuat kebajikan. Keadilan

Page 49: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

34

mengandung makna kesesuaian antara hak dan kewajiban, posisi dan tugas, serta

prinsip keseimbangan lain.

8) Tegas dan berinisiatif

Ketegasan adalah kemampuan mengambil keputusan atas dasar keyakinan

tertentu, dengan didukung oleh data yang kuat atau naluri intuitif yang tepat.

Berinisiatif berarti pula memancing kreatifitas untuk staf untuk berbuat dengan

caranya sendiri, sepanjang tidak mematikan tujuan akhir yang ditetapkan.

9) Berkapasitas membuat keputusan

Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat menelurkan keputusan

yang dengan kualitas yang baik. Membuat keputusan pada intinya adalah

memecahkan persolan keorganisasian. Kepala sekolah yang mempunyai kapasitas

membuat keputusan akan dapat membawa organisasinya mencapai tujuan tertentu.

10) Memiliki kesetabilan emosi

Ciri manusia beremosi stabil adalah sabar dan mengambil inisiatif dalam

situasi emosional, kecuali benar-benar terpaksa. Emosi yang stabil berarti pula

bersikap tidak tergesa-gesa. Kepala sekolah harus sabar, teliti, dan hati-hati karena

setiap tindakan atau keputusannya mengandung suatu konsekuensi tertentu.

11) Sehat jasmani dan rohani

Sehat jasmani dan rohani adalah sarat mutlak seorang pemimpin, tetapi

bukan kita tidak boleh dipimpin oleh orang buta, meski seharusnya tidak terjadi.

Sehat jasmani dan rohani berarti memungkin seseorang bekerja secara optimal

dalam bidang yang dia tekuni.

12) Bersifat prospektif

Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu pengalaman

masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa depan. Kepala sekolah yang baik

adalah yang berkualitas. Kualitas kepala sekolah yang dimaksudkan di sini berlaku

secara general, baik didunia bisnis, organisasi sosial, lembaga keswadayaan, dan

lembaga pendidikan.

b. Ketrampilan/Kompetensi Kepala Satuan Pendidikan (Kepala

Sekolah/Madrasah)

Menjadi kepala sekolah yang seimbang antara selalu bermanfaat dan

memberikan tantangan adalah pekerjaan yang sulit, dan seperti pekerjaan apa pun

ada orang-orang yang tidak cocok untuk menanganinya. Terdapat karakteristik

tertentu dari kepala sekolah bahwa diantara beberapa kepala sekola tidak memiliki

Page 50: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

35

keterampilan dalam menyeimbangi antara kepentingan pribadi dan orang lain.

Selain persyaratan profesional yang jelas diperlukan untuk menjadi kepala sekolah,

ada beberapa ciri-ciri bahwa kepala sekolah yang baik harus memiliki untuk

melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Masing-masing karakteristik ini

memanifestasikan diri dalam tugas sehari-hari kepala sekolah. Para kepala sekolah

terbaik memiliki masing-masing tujuh kualitas ini.

Menurut Mudjahid AK dan Kailani dalam Siahaan dan Zen, terdapat tiga

keterampilan yang harus dimiliki seorang kepala sekolah, yaitu:

1). Keterampilan konseptual; yaitu keterampilan untuk memahami dan

mengoperasikan organisasi

2) Keterampilan manusiawi; yaitu keterampilan untuk bekerjasama, memotivasi

dan memimpin

3) Keterampilan teknik; yaitu keterampilan dalam menggunakan pengetahuan,

metode, teknik serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu. (Siahaan,

2010: 156)

Harvey dalam Wallace menunjukkan bahwa kepala sekolah memerlukan

lima tanggung jawab utama:

a) Shaping a vision of academic success for all students, one based on high

standards.

b) Creating a climate hospitable to education in order that safety, a

cooperative spirit and other foundations of fruitful interaction prevail.

c) Cultivating leadership in others so that teachers and other adults assume

their parts in realizing the school vision.

d) Improving instruction to enable teachers to teach at their best and students

to learn to their utmost.

e) Managing people, data and processes to foster school improvement.

(Harvey, 2013:6)

Terry menyebutkan keterampilan-keterampilan yang harus di kembangkan

oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut:

(1) Obyektivitas terhadap hubungan dan perilaku manusia. Seorang pemimpin

harus mampu melihat orang-orang dan perilaku mereka secara obyektif dan

tidak emosional. Ia tidak boleh memiliki kebiasaan berprasangka. Untuk

setiap tindakan yang penting, ia harus mampu mengidentifikasi pengaruh-

pengaruh dan responsi. Pemimpin tersebut harus memiliki kemampuan

untuk menentukan sebab-sebab dari timbulnya responsi dan mampu

meneliti kesimpulan-kesimpulan.

(2) Mampu berkomunikasi. Pemimpin harus mampu berbicara dan menulis

dengan tegas dan secara cermat membuat ringkasan dari pernyataan-

pernyataan orang lain. Lagi pula, ia harus dapat didekati, mengenal

kelompok dan pemimpin informal mereka, memberitahukan tujuan

kerjanya dan berusaha bekerjasama dengan rekan-rekan sekerjanya.

Page 51: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

36

(3) Wibawa. Kemampuan untuk memproyeksikan posisi pengikutnya sesuai

mental dan emosi mereka, membantu pemimpin tersebut untuk mengikuti

pandangan, keyakinan dan tindakang pengikut-pengikutnya. Wibawa

menghasilkan rasa hormat, walaupun orang lain mungkin tidak menyetujui

keyakinan dan nilai-nilai pandangannya.

(4) Kesadaran diri. Pemimpin tersebut mengetahui kesan-kesan yang diberikan

oleh orang lain. Ia harus berusaha untuk memenuhi peranan sebagaimana

diharapkan oleh pengikut-pengikutnya.

(5) Mengajar. Cara terbaik untuk memimpin, mengembangkan dan memberi

inspirasi kepada orang lain ialah dengan cara mengajarkan kepada mereka

hal-hal yang perlu mereka ketahui. Ia harus menggunakan ketrampilannya

melalui demonstrasi dan memberi contoh-contoh soal. (George R. Terri:

158)

B. Kultur Organisasi di Sekolah

1. Defenisi Kultur Organisasi

Schein dalam Wikipedia menyebutkan budaya organisasi adalah

sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan

suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi akses pada 12 Februari 2017)

Dalam persepsi yang hampir sama, Roger N. Nagel menyebutkan kultur

organisasi adalah “A common perception held by the organization‟s members; a

system of shared meaning” (Nagel, 2006: 3). Dapat diartikan kultur organisasi

adalah sebuah persepsi umum yang diselenggarakan oleh anggota organisasi

sebagai sebuah sistem makna bersama.Dari kedua pendapat di atas kultur

organisasi di artikan sebagai suatu sistem yang di pahami oleh seluruh anggota

dalam organisasi dan telah menjadi kesepakatan bersama untuk membangun dan

melaksanakan sistem tersebut.

McShane dan Glinow lebih menekankan kultur organisasi adalah “basic

pattern of shared assumptions, values, and beliefs concidered to be the correct way

thingking about and acting on problems and opportunities facting the

organization.” (McShane, 2007: 253) Kultur organisasi sebagai pola dasar asumsi

bersama, nilai-nilai, dan keyakinan yang kuat menjadi cara berfikir yang benar

tentang dan bertindak atas masalah dan peluang organisasi.

Sebuah sistem dengan makna bersama yang harus di terapkan dan

dilaksanakan secara bersama inilah yang di sebut kultur organisasi. Sebuah sistem

Page 52: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

37

yang disepakati bersama yang akan menjadi identitas bagi suatu organisasi dangan

organisasi lain. Setelah menjadi sebuah sistem, kultur organisasi akan membentuk

karakter individu-individu yang ada di dalamnya. Sehingga dapat terlihat jelas

bahwa kultur organisasi memang menjadi batas, identitas atau ciri satu organisasi

dangan organisasi lain. Hal ini diungkapkan oleh Jason A. Colquitt, Jeffery A.

LePine dan Michael J. Wesson, yang menyebutkan bahwa “organizational culture

as the shared social knowladge within an organization regarding the rules, norms,

and values that shape the attitudes and behaviors of the employees.”( Jason A.

Colquitt, 2009) Organisasi sebagai pengetahuan sosial bersama dalam sebuah

organisasi mengenai aturan, norma, dan nilai-nilai yang membentuk sikap dan

perilaku karyawan.

Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge, kultur organisasi adalah sebuah

sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu

organisasi dari organisasi lainnya. (Robbins, 2008: 256)

Michael E. Pacanowsky dan Nick O’Donnell-Trujillo dalam Morissan

menyatakan bahwa, “culture is not something an organization has, a culture is

something an organization is” (budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki organisasi,

tetapi organisasi itu sendiri adalah budaya). (Morissan, 2009: 101)

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kultur organisasi

yaitu sebuah sistem makna bersama dalam organisasi yang disepakati dan

dilaksanakan oleh bersama sehingga sistem tersebut dapat merubah karakter atau

perilaku individu dalam organisasi dan selanjutnya kultur tersebut berdampak pada

organisasi yang lebih unggul dari organisasi lainnya, dan cara terbaik untuk

memahami sebuah organisasi adalah dengan melihat organisasi tersebut dari sisi

budayanya.

2. Kultur di Sekolah

Budaya merupakan konsep yang penting dalam memahami masyarakat dan

kelompok manusia untuk waktu yang lama. (Uha, 2015: 1) Budaya sekolah istilah

umumnya mengacu pada keyakinan, persepsi, hubungan, sikap, dan aturan tertulis

dan aturan tidak tertulis yang memiliki bentuk dan pengaruh pada setiap aspek

sebagaimana fungsi sekolah, tetapi istilah kultur di sekolah juga mencakup isu-isu

yang lebih konkret seperti keamanan fisik dan emosional siswa, ketertiban ruang

kelas dan ruang publik, atau sejauh mana mencakup sekolah dan merayakan

keragaman ras, etnis, bahasa, dan budaya.

Sharon D. Kruse dan Karen Seashore Louis mengatakan kultur sekolah,

“characterized by deeply rooted traditions, values, and beliefs, some of which are

common across school and some of which are unique and embedded in a particular

school history and location.” (Kruse, 2009: 3) Hal ini berarti kultur sekolah

Page 53: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

38

ditandai dengan tradisi berakar, nilai-nilai, dan keyakinan, beberapa di antaranya

yang umum di sekolah dan beberapa yang unik dan tertanam dalam sejarah sekolah

tertentu dan lokasi. Selanjutnya budaya menginformasikan cara-cara "hal-hal yang

bisa dilakukan" dan, sama pentingnya untuk membingkai bagaimana upaya

perubahan yang dirasakan. Kultur sekolah yang berbasis pengalaman, sebuah

peraturan sekolah, kebijakan dan prosedur, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Seperti sosial budaya yang lebih besar, budaya sekolah merupakan hasil

dari pola alam sadar atau persfektif, nilai-nilai, interaksi, praktek, dan itu sangat

dibentuk oleh sejarah kelembagaan khususnya sekolah. Siswa, orang tua, guru,

administrator, dan anggota staf lain semua berkontribusi terhadap budaya sekolah

mereka, seperti halnya pengaruh lainnya seperti komunitas di mana sekolah berada,

kebijakan yang mengatur bagaimana ia beroperasi, atau prinsip-prinsip yang

sekolah itu didirikan.

Secara umum, budaya sekolah dapat dibagi menjadi dua bentuk dasar:

budaya positif dan budaya negatif. Banyak peneliti, pendidik, dan penulis telah

berusaha untuk mendefinisikan fitur utama dari budaya sekolah yang positif dan

negatif, dan berlimpahnya studi, artikel, dan buku yang tersedia pada topik. Selain

itu, banyak organisasi pendidikan, seperti Sekolah Nasional Iklim Center, telah

menghasilkan deskripsi rinci dari budaya sekolah yang positif dan strategi yang

dikembangkan untuk meningkatkan mereka (mengingat kompleksitas dari topik,

bagaimanapun, adalah tidak mungkin untuk menggambarkan semua perbedaan di

sini).

Didefinisikan secara luas, budaya sekolah yang positif dan kondusif untuk

kepuasan profesional, moral, dan efektivitas, serta belajar siswa, pemenuhan, dan

kesejahteraan. Daftar berikut adalah mewakili dari beberapa pilihan karakteristik

umumnya terkait dengan budaya sekolah yang positif :

a. Keberhasilan individu guru dan siswa diakui dan dirayakan.

b. Hubungan dan interaksi ditandai oleh keterbukaan kepercayaan, rasa hormat,

dan penghargaan.

c. Staf hubungan kolegial, kolaboratif, dan produktif, dan semua anggota staf yang

diadakan untuk standar profesional yang tinggi.

d. Mahasiswa dan anggota staf merasa emosional dan aman fisik, dan kebijakan

dan fasilitas sekolah mempromosikan keselamatan siswa.

e. Pemimpin sekolah, guru, dan anggota staf memodelkan, perilaku sehat yang

positif bagi siswa .

f. Kesalahan tidak dihukum sebagai kegagalan, tetapi mereka dilihat sebagai

kesempatan untuk belajar dan tumbuh bagi siswa dan pendidik.

g. Siswa secara konsisten diselenggarakan dengan harapan akademik yang tinggi,

dan mayoritas siswa memenuhi atau melebihi harapan mereka.

Page 54: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

39

h. Keputusan kepemimpinan penting dibuat sama dengan masukan dari anggota

staf, siswa, dan orang tua.

i. Kritik, ketika disuarakan, konstruktif dan bermaksud baik, tidak antagonis atau

mementingkan diri sendiri

j. Sumber daya pendidikan dan kesempatan belajar yang merata, dan semua siswa,

termasuk minoritas dan siswa penyandang cacat.

Semua siswa memiliki akses ke dukungan dan layanan yang mereka

mungkin perlu untuk berhasil akademik. (http://edglossary.org/school-culture

/aksse 2 Februari 2017)

Gambar 2.3

Kepemimpinan dan Kultur Organisasi

Emphasis on Cohesiviness and Stability

Salah satu fungsi budaya adalah untuk memberikan makna dan harga diri,

tetapi budaya sekolah yang positif melakukan hal ini karena meningkatkan kinerja

organisasi.

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan di sekolah harus

menyeimbangkan penekanan pada menciptakan stabilitas dan perubahan, dan

antara cenderung fungsi internal sekolah dan memperhatikan hubungan dengan

para pemangku kepentingan (masyarakat sekolah) di luar. Wallace menambahkan

“the principal remains the central source of leadership influence”, (James Harvey,

2013: 6) ini berarti kepala sekolah tetap menjadi sumber utama pengaruh

kepemimpinan.

Heller & Firestone dalam Kruse menyebutkan studi tentang bagaimana

kepala sekolah yang efektif beroperasi ketika ada permintaan yang tinggi untuk

perubahan menunjukkan bahwa pemimpin yang efektif memberlakukan enam

fungsi, yaitu sebagai berikut:

Intensified

Leadership External Focus

Emphasis on Cohesiviness and Stability

Internal Focus

Emphasis on Adaptation and Flexibility

Page 55: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

40

1) Providing and selling a vision (menyediakan dan menjual visi)

2) Providing encouragement and recognition (memberikan dorongan dan

pengakuan)

3) Obtaining resources (memperoleh sumber daya)

4) Adapting standard operating procedures (mengadapsi prosedur operasi

standar)

5) Monitoring the improvement effort (memantau upaya peningkatan)

6) Handling disturbances (penanganan gangguan) (Kruse: 6).

Dari fungsi-fungsi di atas menunjukkan bahwa beberapa melibatkan

pemeliharaan (misalnya, memberikan dorongan atau penanganan gangguan),

sementara yang lain menekankan perubahan (menjual visi dan mengadaptasi

prosedur sekolah).

Mengubah budaya sekolah untuk menyeimbangkan stabilitas dan perubahan

bukanlah tugas yang mudah. Kemampuan kepala sekolah diharapkan lebih fokus

untuk menerapkan kurikulum, pengajaran, dan memelihara lingkungan yang

teratur. Proses dari perubahan budaya organisasi di sekolah memang dibatasi baik

oleh keterbatasan waktu maupun harapan guru. Literatur kepemimpinan saat ini

menunjukkan bahwa ada solusi, seperti membangun komunitas belajar guru

profesional, mendorong konsultasi sebaya dan pelatihan serta menciptakan kultur

belajar bagi siswa/siswi di sekolah tersebut, yang dapat meningkatkan peran

kepemimpinan transformasional kepala sekolah.

3. Karakteristik Kultur Organisasi

Dalam Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge menyebutkan tujuh

karakterisktik utama yang secara kesuluruhan merupakan hakikat kultur sebuah

organisasi, yaitu:

a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko. Sejauh mana karyawan didorong

untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.

b. Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan

menjalankan presisi, analisis, dan perhatikan pada hal-hal detail.

c. Orientasi Hasil. Sejauh mana manjemen berfokus lebih pada hasil

ketimbang oada teknik dan proses yang di gunakan untuk mencapai hasil

tersebut

d. Orientasi Orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen

memepertimbangkan efek dari hasil tersebut atas orang yang ada dalam

organisasi.

e. Organisasi Tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasikan pada

tim ketimbang pada individu-individu.

f. Keagresifan. Sejauh mana orang bersifat agresif dan kompetitife ketimbang

santai.

Page 56: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

41

g. Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan di

pertahankannya status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

(Robbins, 1996: 256)

Ke tujuh karakteristik kultur organisasi di atas menjadi standar kultur

organisasi yang layak untuk diterapkan di manapun organisasi itu berada. Namun

Nagel (2006: 6) menambahkan satu karakteristik kultur organisasi yaitu agility

(kelincahan). Kelincahan ini dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mengubah

produk atau proses yang lebih cepat dan mudah dalam menanggapi strategi baru

atau tuntutan pasar. Dalam hal lembaga pendidikan, tentunya juga tidak terlepas

dari persaingan untuk menjadi sekolah yang terbaik dari yang lainnya. Predikat

terbaik menjadi suatu simbol bahwa sekolah tersebut memang layak dan

berkompeten dalam menciptakan generasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan

yaitu generasi yang cerdas dan berketuhanan. Untuk mendapatkan simbol tersebut

kepala sekolah harus membangun kultur organisasi sekolah yang baik pula, dan

menanamkannya pada seluruh komponen yang ada dalam sekolah tersebut

sehingga tujuan dari visi suatu lembaga sekolah dapat terwujud.

4. Fungsi – Fungsi Kultur

Robbins dan Judge (1996: 262) juga menyebutkan kultur memiliki sejumlah

fungsi dalam sebuah organisasi.

Pertama, hal ini berperan sebagai penentu batas-batas artinya kultur

menciptakan perbedaan antara suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Kedua,

memuat rasa identitas anggota organisasi. Ketiga, kultur memfalitisasi lahirnya

komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari pada kepentingan individu.

Keempat, kultur meningkatakan stabilitas social. Kelima, kultur adalah perekat

sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara yang menyediakan

standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan. Keenam,

kultur bertindak sebagai mekanisme serta kendali yang menuntun dan membentuk

sikap dan perilaku karyawan.

5. Menciptakan dan Mempertahankan Kultur

a. Asal Muasal dan Bagaimana Kultur Organisasi Terbangun

Kebiasaan, tradisi dan tata cara umum dalam melakukan segala sesuatu

yang ada di sebuah organisasi saat ini terutama merupakan hasil atau akibat dari

yang telah di lakukan sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah

diraihnya pada masa lalu. Sumber tertinggi kultur sebuah organisasi yakni dari para

pendirinya.

Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap

kultur awal organisasi tersebut. Mereka memiliki Visi tentang akan menjadi apa

nantinya organisasi tersebut. Proses penciptaan kultur terjadi dalam 3 (tiga) cara:

Page 57: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

42

1) Pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan

seperasaan dengan mereka.

2) mereka melakukan indokrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan

berperilaku mereka kepada karyawan.

3) Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong

karyawan untuk mengidentifikasi diri dan dengan demikian

menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.

Apabila Organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu di pandang

sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini seluruh kepribadian para

pendiri jadi melekat dalam kultur organisasi.

b. Mempertahankan Hidup Suatu Kultur

Suatu kultur yang sudah terbentuk, dibutuhkan praktik yang berfungsi

memelihara dan mempertahankannya dengan cara membuat karyawan memiliki

pengalaman yang sama, Ada 3 (tiga) hal yang memainkan peran sangat penting

dalam mempertahankan sebuah kultur :

1) Seleksi; yaitu mengidentifikasi dan merekrut individu-individu yang

memiiki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk berhasil dalam

mejalankan pekerjaan di dalam organisasi.

2) Manjemen puncak; tindakan manajemen puncak juga memiliki dampak

besar terhadap kultur organisai, melalui apa yang mereka katakana dan

bagaimana mereka berperilaku.

3) Sosialisasi; dalam organisasi harus membantu para karyawan baru untuk

beradaptasi.

c. Bagaimana Kultur Terbangun

Kultur asli brasal dari filosofi pendirinya. Filosofi ini, pada gilirannya

berpengaruh kuat terhadap kriteria yang di gunakan dalam perekrutan. Tindakan-

tindakan yang di ambil manajemen puncak membangun suasana umum terkait

perilaku apa yang dapat di terima dan yang tidak dalam organinasai.

6. Menciptakan Kultur Organisasi yang Etis

Menciptakan kutur organisasi yang mempunyai kemungkinan paling besar

untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur yang tinggi toleransinya

terhadap resiko yang paling tinggi, rendah sampai sedang dalam hal keagresifan,

dan focus pada sarana selain juga hasil. Dalam kultur semacam ini dilarang

mengambil resiko dan berani berinovasi, dilarang terlibat dari persaingan yang tak

Page 58: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

43

terkendalai dan akan memberikan perhatian pada bagaiman tujuan di capai dan

juga pada tujuan apa yang di capai.

Kultur organisasi yang kuat akan lebih mempengaruhi karyawan dari pada

kultur yang lemah, jika kulturnya kuat maka akan mendorong standar etika yang

tinggi, dan pasti akan berpengaruh positif tehadap perilaku karyawan.

Gabungan dari praktik–praktik untuk menciptakan kultur yang lebih etis:

1. Jadilah model peran yang visible: Perilaku manjemen puncak akan menjadi

standar untuk menentukan perilaku yang semestinya mereka ambil, ketika

karyawan senior dianggap mengambil peran jalan yang etis, hal ini akan

member pesan positif bagi semua karyawan.

2. Komunikasi harapan-harapan yang etis: Kode etik yang menyatakan nila- nilai

utama organisasi dan berbagai aturan etis yang di harapakan akan di patuhi

para karyawan.

3. Memberikan pelatihan etis: Gunakan sesi–sesi pelatihan baik dalam seminar,

lokakarya, dan program-program pelatihan yang etis. Untuk memperkuat

standar tuntutan organisasi menjelaskan yang di perbolehkan dan yang tidak,

dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.

4. Memberikan penghargaan atas tindakan etis dan memberikan hukuman

terhadap tindakan yang tidak etis.

5. Memberikan mekanisme perlindungan, organisasi perlu memiliki mekasnisme

formal sehingga karyawan dapat mendiskusikan dilema–dilema etika dan

melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut. (Robbins, 1996: 277)

7. Spiritualisasi dan Kultur Organisasi

Spiritualisasi di tempat kerja sama sekali tidak terkait dengan praktik-

praktik religious yang terorganisasi, bukan tentang tuhan atau ideologi. Spiritual di

tempat kerja menyadari bahwa manusia memiliki kehidupan batin yang tumbuh

oleh pekerja yang bermakna berlangsung dalam kontek kumunitas. Organisasi-

organiasi yang mendukung kultur spiritual mengakui bahwa manusia memiliki

pikiran dan jiwa, berusaha mencari makna dan tujuan dalam pekerjaan mereka, dan

hasrat untuk berhubungan dengan orang lain, serta menjadi bagian dari sebuah

komunitas.

Konsep spiritual di tempat kerja mendasarkan pembahasannya pada topik-

topik seperti: nilai, etika, motivasi, kepemimpinan, dan keseimbangan kerja/

kehidupan. Lima karakteristik kultur yang cenderung ada dalam organisiasi

spiritual:

a. Kesadaran akan tujuan yang kuat, Organisasi spiritual mendasarkan kultur

pada suatu tujuan yang bermakna. Meskipun penting, laba bukanlah nilai

utama organisasi, orang dapat terilhami oleh tujuan yang mereka yakini

penting dan bermakna.

Page 59: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

44

b. Fokus terhadap pengembangan individual, organisasi tidak hanya menyediakan

pekerjaan tetapi menciptakan kultur di mana karyawan dapat terus belajar dan

tumbuh.

c. Kepercayaan dan respek, Organisasi spiritual di cirikan oleh tumbuhnya sikap

saling percaya, jujur, dan terbuka.

d. Praktik kerja yang manusiawi, meliputi jadwal kerja yang fleksibel, imbalan

berbasis kelompok dan organisasi, jaminan hak- hak pekerja, pemberdayaan

karyawan dan keamanan kerja.

e. Toleransi bagi ekspresi karyawan, Tidak menekan sisi emosional karyawan,

memberi ruang bagi karyawan untuk menjadi diri mereka sendiri untuk

mengutarakan suasana hati dan perasaan mereka. (Stephen P Robbins: 283)

Dari penjelasan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa kultur organisasi

dapat di bangun dari tindakan-tindakan yang di ambil oleh manajemen puncak

yakni pemimpin dalam membangun suasana umum terkait perilaku yang dapat

diterima dan yang tidak dalam organisasi. Bagaimana seorang pemimpin dalam

mensosialisasikan nilai-nilai yang akan dianut bawahan dan membangun kultur

dengan tetap memberikan pemahaman-pemahaman kepada karyawan makna

sebuah kultur dalam organisasi. Dalam hal ini untuk membangun dan

meningkatkan kultur organisasi yang unggul.

C. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang mempunyai relevansi pada judul

penelitian ini yaitu:

1. Betty Yuliani Silalahi, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Tahun 2008,

dengan judul “Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja, Budaya

Organisasi, dan Komitmen Organisasi.”

Kesimpulan yang dapat di ambil dari penelitian ini adalah dibutuhkannya

pemimpin yang dapat memotivasi karyawan dalam suatu perusahaan dan

memberikan suatu perubahan yang menguntungkan banyak pihak. Dalam

memotivasi karyawan, dibutuhkan pemimpin transformasional yang dapat

membawa perubahan yang baik, mengetahui kebutuhan bawahannya serta

dapat menanamkan dan memperkuat aspek-aspek budaya organisasi yang

dikembangkan oleh perusahaan sehingga akan menumbuhkan komitmen

organisasi pada karyawan (Silalahi, 2008).

2. Disertasi, Richard Dean Rutledge II, Departemen of Educational Leadership,

Policy, and Technology Studies in the Graduate School of The University of

Alabama Tahun 2010 dengan judul “The Effects Of Transformational

Leadership On Academic Optimism Within Elementary Schools”. Penelitian ini

menguji hubungan antara kepemimpinan transformasional dan akademik

optimisme. Sekolah dasar di utara Alabama menjadi fokus penelitian ini. Enam

puluh tujuh sekolah berpartisipasi dalam penelitian ini. Fakultas anggota dari

Page 60: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

45

sekolah-sekolah yang berpartisipasi menyelesaikan dua instrumen survei:

survei kepemimpinan sekolah Leithwood dan optimisme akademik sekolah

survey (saos). Ada 470 responden untuk instrumen. Semua data yang

dikumpulkan ke tingkat sekolah.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model yang Leithwood tentang

transformasional kepemimpinan. Secara konseptual, Leithwood

mendefinisikan kepemimpinan transformasional sebagai bentuk pokok

kepemimpinan yang bergerak individu menuju tingkat komitmen untuk

mencapai tujuan sekolah dengan menetapkan arah, mengembangkan orang,

mendesain ulang organisasi, dan mengelola program instruksional.

Variabel dependen dari penelitian ini adalah optimisme akademik. Hoy, Tarter,

dan Hoy didefinisikan optimisme akademik sebagai kepercayaan umum dan

kolektif fakultas sekolah yang kondisi yang ada bagi siswa untuk mencapai

keberhasilan akademik. Optimisme akademik terdiri dari tiga karakteristik

organisasi: kemanjuran guru kolektif, penekanan akademis, dan

fakultaspercaya pada klien. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa

kegiatan utama berfokus pada lingkungan belajar, menekankan prestasi

akademik, dan menetapkan tujuan kinerja tinggi dapat mempengaruhi prestasi

siswa. Selain itu, penelitian sebelumnya mendukung hubungan positif antara

kepemimpinan transformasional dan keterlibatan siswa, instruksi kelas,

komitmen guru, pembelajaran organisasi, budaya sekolah, kepuasan kerja,

mengubah praktek guru, dan khasiat terutama kolektif. Penelitian ini berteori

bahwa kepemimpinan transformasional dan optimisme akademik akan

berkorelasi positif.

Hasil pengujian korelasi menunjukkan bahwa model Leithwood tentang

transformasional kepemimpinan secara positif terkait dengan optimisme

akademik sekolah. Hasil linear pengujian regresi menunjukkan bahwa setiap

kategori individu model Leithwood tentang kepemimpinan transformasional

juga berhubungan positif dengan optimisme akademik.

3. Jurnal saudara Avin Fadilla Helmi dan Iman Arisudana, Fakultas Psikologi

Universitas Gadjah Mada, dengan judul Kepemimpinan Transformasional,

Kepercayaan dan Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah penelitian ini menggunakan

metode survei, dan mengambil 99 karyawan PT. Bina Karya Jakarta sebagai

sampel. Instrumen untuk mendapatkan data adalah kuesioner Skala Likert,

yang terdiri dari skala kepemimpinan, skala strust organisasi, kepercayaan

manajerial, skala kepercayaan rekan kerja dan skala berbagi knowladge.

Penelitian ini menemukan bahwa kepemimpinan transformasional,

kepercayaan organisasional, manajemen kepercayaan dan rekan kerja

Page 61: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

46

kepercayaan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku berbagi knowladge dengan r = 0.264. Koefisien regresi juga

menunjukkan hanya ada kepercayaan rekan kerja yang memiliki pengaruh

paling signifikan terhadap perilaku berbagi knowladge. Temuan ini perlu

dibahas untuk penelitian lanjut terutama untuk mendapatkan pemahaman

tentang peran kepemimpinan transformasional dan kepercayaan pada berbagi

pengetahuan yang bervariasi, tergantung pada situasi dan kondisi (Avin Fadilla

Helmi, 2009: 95).

D. Kerangka Konseptual

Kepemimpinan Transformasional

+

+

+

=

Kultur organisasi

Emphasis on Cohesiviness and Stability

Idealized Influece

Performance Beyond Expectations

Intellectual Stimulation

Inspirational Motivation

Individualized Consideration

Intensified

Leadership

Internal Focus

Emphasis on Adaptation and Flexibility

Page 62: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

47

Gambar di atas menunjukkan bahwa seorang pemimpin dikatakan sebagai

pemimpin transformasional jika memiliki empat sifat pokok, yaitu pengaruh ideal,

motivasi inspirasi, rangsangan intelektual dan pertimbangan yang di adaptasi.

Masih banyak pula dari satu sifat pokok, yang menjadi indikator sehingga seorang

pemimpin dapat dikatakan transformatif.

Untuk seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah jika transformatif,

dapat dipastikan ia dapat membangun kultur organisasi yang baik di sekolahnya

dengan dua syarat yaitu ketika lingkungan internal dan eksternal dalam organisasi

tersebut memiliki kefokusan untuk meraih tujuan.

External Focus

Emphasis on Cohesiviness and Stability

Page 63: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini akan diuraikan mengenai metodologi penelitian.

Adapun yang menjadi jenis penelitian yang digunakan, sumber data penelitian,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Berikut ini adalah uraiannya:

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Lazuardi GIS yang berada di Jln. Jl.

Kampus (Pakis) Sawangan Raya, Pancoran Mas, Rangkapan Jaya Baru–Depok

kode pos. 16434 Jawa Barat pada bulan Maret 2017 pada tahun ajaran 2016/2017.

Kepala Sekolah saat ini adalah Bapak Drs. Agus Purwanto, M.Pd. Sekolah

ini dipilih karena belum ada yang melakukan penelitian sebelumnya mengenai

kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam membangun kultur

organisasi di sekolah ini. Selain itu, lokasi sekolah mudah dijangkau karena masih

berada di Kota Depok.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

Menurut Sugiyono (2008:15) penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrumen kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara

pusposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari generalisasi.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam,

suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data

yang pasti yang merupakan suatu nilai balik data yang tampak. Penelitian ini akan

menghasilkan/ menggambarkan model kepemimpinan transformasional dalam

membangun kultur organisasi oleh kepala sekolah di SMA Lazuardi GIS yang

nantinya banyak kepala sekolah yang terinspirasi untuk menjadi transformasional

leader di sekolahnya masing-masing.

Sebagaimana diketahui bahwa pendekatan kualitatif merupakan field study

atau naturalistic inquiry. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif yang berupa

kata-kata tertuis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati secara

holistik dan apa adanya (Mahmud, 2011: 89). Dengan demikian, melalui jenis dan

pendekataan ini, penelitian dapat menggambarkan secara jelas melalui data yang

bersumber tertulis atau lisan tentang model kepemimpinan transformasional kepala

sekolah di SMA Lazuardi GIS.

Page 64: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

49

C. Data dan Sumber Data

Adapun sumber/subjek dalam penelitian kualitatif adalah orang yang dapat

dijadikan sebagai, sumber informasi sebanyak-banyaknya kepada peneliti. Sumber

data di sini dibagi dua yaitu:

1. Data

Data yang digali daalam penelitian ini adalah data utama yang meliputi: 1)

indikator-indikator pemimpin yang transformasional; 2) faktor penghambat dan

pendukung kepemimpinan transformasional kepala sekolah SMA Lazuardi GIS; 3)

upaya untuk mengembangkan kepemimpinan tranformasional kepala sekolah di

SMA Lazuardi GIS.

Selain data utama, peneliti juga membutuhkan data pendukung sebagai

pelengkap, yang meliputi: 1) profil SMA Lazuardi GIS 2) fasilitas yang dimiliki

oleh SMA Lazuardi GIS; 3) keadaan pendidik, peserta didik dan lulusan SMA

Lazuardi GIS dan 4) jadwal kegiatan di SMA Lazuardi GIS.

2. Sumber Data

Sumber dalam penelitian ini berasal dari sumber primer dan sekunder.

Sumber data primer yang dilakukan yaitu dengan mengolah informasi yang

diperoleh dari lapangan berupa catatan dan dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan fokus penelitian. Pencarian data dimulai dari kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, guru maupun staf di SMA Lazuardi GIS. Pencarian data akan dimulai dari

kepala sekolah sebagai informan kunci, informasi ditentukan berdasarkan atas

petunjuk kepala sekolah, kecukupan data didasarkan pada kejenuhan data yaitu

apabila dari data yang satu dan data yang lainnya adalah sama. Kemudian untuk

subjek penelitian lainnya akan dilakukan secara puposive dan dianggap paling

representatif untuk menjawab pertanyaa-pertanyaan berkenaan dengan fokus

penelitian.

Selanjutnya sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu bersumber dari

perpustakaan, terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, artikel dan dokumen yang

berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Lincoln dan Guba, pengumpulan data menggunakan observasi,

wawancara dan studi dokumen saling mendukung dan melengkapi dalam

memenuhi data yang diperlukan sebagaimana fokus penelitian ini, yaitu sebagai

berikut:

Page 65: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

50

1. Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi berperan serta untuk

mengungkapkan makna suatu kejadian tertentu yang merupakan perhatian esensial

dalam penelitian kualitatif. Observasi berperan serta dilakukan untuk mengamati

objek penelitian, seperti khusus organisasi, sekelompok orang dan beberapa

aktivitas suatu sekolah.

Data informasi yang dikumpulkan dengan observasi dilakukan melalui

pengamatan langsung pada tempat penelitian baik secara terbuka maupun

tersembunyi.

2. Wawancara

Wawancara terhadap informan sebagai sumber data dan informasi

dilakukan dengan tujuan menggali informasi tentang fokus penelitian. Wawancara

adalah percakapan dua orang atau lebih, yang memiliki tujuan dan diarahkan salah

seorang dengan maksud memperoleh keterangan. Apabila wawancara dijadikan

satu-satunya alat pengumpul data, maka wawancara akan berfungsi sebagai metode

primer. Sebaliknya, bila digunakan sebagai alat untuk mencari informasi yang tidak

dapat diperoleh dengan cara lain, maka akan menjadi metode pelengkap (Arikunto,

2014: 116).

Wawancara mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara tatap muka dengan informasi berupa pertanyaan dengan

maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti. Wawancara

mendalam dilakukan secara intensif dan berulang-ulang. Pada penelitian kualitatif,

wawancara mendalam menjadi alat utama yang dikombinasikan dengan observasi.

Wawancara dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan tidak

bersifat menguji kemampuan dan tidak menyulitkan subjek peneliti serta

memberikan keleluasan untuk mengatakan keinginan dan harapan mereka.

Pelaksanaan wawancara tidak hanya satu dua kali, melainkan berulang-ulang.

Penelitian tidak hanya percaya saja dengan yang dikatakan informan,

melainkan perlu mengecek dalam kenyataan melalui pengamatan, sebelum

melakukan wawancara sebaiknya menyusun daftar pertanyaan sebagai pedoman

dan tidak bersifat kaku, melainkan dapat mengalami perubahan sesuai kondisi dan

situasi disekolah.

Sebelum mengumpulkan data dilapangan sebaiknya menyusun daftar

pertanyaan sebagai pedoman, namun pertanyaan bukanlah sesuatu yang bersifat

ketat, dapat mengalami perubahan sesuai situasi dan kondisi dilapangan.

Page 66: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

51

3. Studi Dokumen

Menurut Moleong (2016: 2017) studi dokumen dalam menganalisis data

penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan fokus

penelitian seperti catatan tertulis dan dokumen-dokumen baik bersifat pribadi

maupun tertulis dan melakukan pengkajian berbagai hal yang didapat yang

berhubungan dalam penelitian.

Berbagai dokumen yang diperoleh seperti catatan dan data sekolah, foto dan

profil sekolah, kegiatan belajar yang sedang berlangsung dan dokumen lainnya

yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah cara mengorganisasikan data, untuk itu data

yang di dapat kemudian dianalisis data kualitatif model interaktif dari Miles dan

Huberman yang terdiri dari : (a) reduksi data, (b) penyajian data, dan (c)

kesimpulan, dimana prosesnya yang berlangsung secara sirkuler selama penelitian

berlangsung.

Pada tahap awal pengumpulan data, fokus penelitian masih melabar tampak

jelas, sedangkan observasi masih bersifat umum dan luas. Data yang telah

diorganisasikan kedalam suatu pola dan membuat kategorinya, maka data diolah

dengan menggunakan analisis data model Miles dan Huberman. (Matthew B.

Milles, 2007: 16)

Gambar 3.1

Tiga Komponen Analisis Data

Data Collection Data Display

Data

Reduction

Conclusion

Page 67: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

52

Berdasarkan gambar 3.1 di atas, dapat dijabarkan melalui penjelasan

sebagaimana berikut:

1. Reduksi Data

Miles dan Huberman menjelaskan bahwa reduksi data diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan

dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama penelitian

berlangsung. Data yang diperoleh dari asil observasi, wawancara dan studi

dokumen akan dipilih dan diidentifikasi, jika terdapat data yang kurang relevan

maka akan dibuang. Kemudian data yang relevan akan difokuskan pada hal-hal

yang berkenaan dengan Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah Dalam

Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS.

2. Penyajian Data

Penyanyian data adalah sebagai sekumpulan imformasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan

(Miles Huberman). Penyanyian data berbentuk teks naratif diubah menjadi

berbagai bentuk jenis matriks, grafiks, jaringan dan bagan. Semua dirancang

guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu

dan mudah diraih yang berkenaan dengan Kepemimpinan Tranformasional

Kepala Sekolah Dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS,

lalu diadakan analisis secara mendalam.

3. Menarik Kesimpulan

Setelah data disajikan yang juga dalam rangkaian analisis data, maka proses

selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau vertifikasi data, dalam tahap

analisis data, kesimpulan, pada tahap pertama bersifat longgar, tetap terbuka dan

belum jelas kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar lebih kokoh

seiring bertambahnya data sehingga kesimpulan menjadi suatu konfigurasi yang

utuh, kesimpulan pinal akan didapatkan seiring bertambahnya data sehingga

kesimpulan menjadi suatu konfigurasi yang utuh (Salim, 2007: 147).

Hasil analisis pada penyajian data ditarik kesimpulan yang berkenaan

dengan fokus penelitian Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah Dalam

Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS, baik dari aspek kepala

sekolah, faktor pendukung dan penghambat serta upaya peningkatannya.

Page 68: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

53

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Dalam menetapkan keabsahan data pemeriksaan didasarkan pada derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), kepastian (confirmability) (Moleong, 2006: 324).

1. Credibility (kepercayaan), yaitu peneliti melakukan pengamatan

sedemikian rupa dengan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen

berbasis sekolah, sehingga tingkat kepercayaan penemuan dapat dicapai.

Selanjutnya peneliti mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan

dengan melakukan pembuktian pada kenyataan yang sedang diteliti. Hal ini

dapat dilakukan dengan ketekunan pengamatan.

2. Transferability (keteralihan), yaitu peneliti mencari dan mengumpulkan

kejadian empiris dalam situasi yang sangat relevan dengan hal-hal yang

berhubungan dengan manajemen berbasis sekolah. Hal ini dapat dilakukan

dengan mengadakan pengamatan teliti dan rinci secara berkesinambungan

terhadap factor-faktor yang menonjol dalam meningkatkan mutu sekolah.

3. Dependability (kebergantungan), hasil penelitian naturalistic sangat

bergantung pada kesamaan dan konteks. Pada tahap ini peneliti melakukan

ulang dengan konteks data yang sudah ada, bila konteks data yang lama

sudah sama dengan data yang baru maka suatu kepastian akan didapat.

4. Confirmability (kepastian), kepastian akan lebih mudah diperoleh apabila

dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan

hasil peneliti. Karena itu peneliti melakukan penelusuran audit, yakni

dengan mengklasifikasikan data-data yang sudah diproses kemudian

mempelajari seluruh bahan yang sudah tersedia, lalu peneliti menuliskan

laporan hasil peneliti.

Selain itu dapat pula menggunakan triangulasi metode yaitu dengan cara

membandingkan dan mencocokkan fenomena yang diperoleh peneliti dilapangan

(berupa catatan selama observasi) dengan data yang diperoleh melalui wawancara

dan dokumentasi. Hal tersebut sebagaimana disajikan dalam gambar 3.2 di bawah

ini:

Page 69: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

54

Gambar 3.2

Teknik Trianglasi Metode

Kemudian membandingkan data-data dan bukti yang diperoleh dari situasi

yang berbeda yaitu sebagai berikut:

1) Orang, data-data dikumpulkan dari orang-orang berbeda yang melakukan

aktivitas yang sama

2) Waktu, data-data dikumpulkan pada waktu yang berbeda

3) Ruang, data-data dikumpulkan di tempat yang berbeda

Artinya, peneiti akan mengambil dan menggali informasi dan data dari

kepala sekolah, pegawai dan guru, siswa yang melakukan aktivitas sama dan

melaksanakan di waktu dan tempat yang berbeda.

Observasi

Observasi Observasi

Page 70: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

55

BAB IV

DESKRIPSI DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Lazuardi GIS

Berdiri sejak tahun 2003, SMA Lazuardi GIS (Global Islamic School)

merupakan sekolah Islam yang berwawasan global, selalu berupaya untuk

memberikan ruang bagi seluruh siswa untuk pengembangan potensinya, baik di

bidang akademik maupun non akademik. SMA Lazuardi Global Islamic School

merupakan salah satu sekolah menengat atas swasta yang beralamat di Jl. Kampus

(Pakis) Sawangan Raya, Pancoran Mas, Rangkapanjaya Baru–Depok kode pos.

16434 Jawa Barat. Di bangun pada luas tanah sebesar 18.000 m2

dan luas bangunan

sekolah sebesar 4600 m2

SMA Lazuardi merupakan salah satu unggul yang juga

telah dinobatkan sebagai sekolah percontohan yang ada di Indonesia tahun 2017.

Majunya sebuah sekolah juga tidak lepas serta dari peran pemimpinnya

dalam hal ini kepala sekolah. Sebagai data awal yang ditemukan pada lokasi

penelitian, maka ditemukan bahwa SMA Lazuardi di bawah kepemimpinan Bapak

Agus Purwanto, M.Pd selaku kepala sekolah, SMA telah berhasil melaksanakan

berbagai program unggulannya seperti Karya Ilmiah, In-Field Camp, Life Skills,

Ekskul yang beraneka ragam, penanaman nilai-nilai keislaman melalui berbagai

kegiatan seperti reciting Alquran, dhuha & tahajud bersama, kultum dengan

berbagai bahasa, donasi rutin dari para siswa untuk kaum dhuafa, perayaan hari

besar Islam serta berbagai program internasional dan lain sebagainya, telah

mengantarkan para siswa-siswi untuk tampil, berkompetisi, dan meraih prestasi

mulai dari tingkat kota, provinsi, nasional, hingga tingkat internasional.

2. Visi dan Misi

a. Visi

“Mencapai worid class school yang dapat menjadi sumber inovasi dan

kreativitas dalam upaya perbaikan terus-menerus falsafah, prinsip, sistem, dan

praktik pendidikan serta mendorong ke arah pemerataan pendidikan berkualitas

untuk seluruh masyarakat Indonesia”.

b. Misi

“Membekali siswanya untuk dapat memiliki kesemua bekal bagi suatu

kehidupan yang baik, di dunia dan akhirat, mengadvokasi pemerintah untuk

mengembangkan sistem pendidikan yang baik dan accesible untuk seluruh

masyarakat Indonesia, serta mendorong tumbuhnya sekolah-sekolah yang

berkualitas”.

Page 71: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

56

3. Tujuan

a. Menjadikan SMA Lazuardi sebagai Sekolah Bertaraf Internasional di mana

kurikulum merupakan adaptasi antara kurikulum 2013 dengan

kurikulum sekolah luar negeri, pembelajaran disajikan billingual dan

media pembelajaran berbasis ICT serta mengembangkan e-learning.

b. Mampu bersaing dengan sekolah-sekolah internasional melalui upaya

peningkatan kualitas output siswa yang kita hasilkan secara terarah,

terpadu dan menyeluruh.

c. Mempersiapkan generasi penerus untuk siap berkompetisi pada masyarakat

global.

d. Mengupayakan perluasan dan pemerataankesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu bagi masyarakat, baik masyarakat mampu maupun tidak

mampu (melalui program beasiswa).

e. Terus menerus melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan m

elalui upaya pengembangan kurikulum melalui pengadaptasian antara K-

13 dengan kurikulum internasional.

4. Struktur Oganisasi

Adapun struktur organisasi di SMA Lazuardi GIS yaitu sebagai berikut:

Page 72: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

57

Gambar 4.1

Struktur Organisasi SMA Lazuardi GIS

5. Program Startegi

Beberapa program-program andalan yang di lakukaan oleh SMA Lazuardi

GIS, yaitu sebagai berikut:

1. Bidang Akademik

a. Kelulusan UN 100 %,

b. Penyusunan dan pelaksanaan K13 100 %,

c. Proses pembelajaran dengan mengembangkan PAIKEM/CTL untuk

semua mata pelajaran 90 %,

d. Lulusan SMA Lazuardi GIS Medan dapat melanjutkan pendidikan ke

jenjang lebih tinggi pada PTN dan universitas baik di luar negeri

e. Kualifikasi pendidik yang berpredikat S-1 100%,

f. Pengadaan, pemberdayaan, dan pemanfaatan srana prasarana

pembelajaran yang memadai 95%,

g. Tersedianya biaya pendidikan baik biaya investasi, operasional maupun

personal 95 %,

Page 73: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

58

h. Sistem pelaksanaan penilaian yang mengacu kepada aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik 98%.

2. Program Islamic Culture

Adalah sebuah program yang dilaksanakan agar para peserta didik tidak

melupakan budayanya dan juga agama. Seperti yang baru-baru ini dilaksanakan

adalah Festival Budaya Nusantara 2017 merupakan proses pembelajaran

kolaborasi antara mata pelajaran Sosiologi dan Geografi yang mengaitkannya pula

dengan nilai-nilai keislaman.

3. Character Building

Adalah sebuah program yang dilaksanakan oleh sekolah dalam rangka

membangun nilai-nilai karakter baik pada diri peserta didik.

4. Kreativitas dalam belajar dan mengajar

Hal ini yang menjadi program utama yang kepala sekolah ingin laksanakan.

Karena keberhasilan sebuah proses belajar dan mengajar porosnya terletak pad

eorang guru. Sehingga kreativitas guru amat menentukan dalam proses ini.

Beberapa training peningkatan kompetensi guru sudah dilakukan untuk menunjang

keberhasilan program ini.

5. Pendidikan Inklusi

Adalah program yang tidak membedakan antara anak berkebutuhan khusus

dan anak normal. Hal ini coba untuk SMA Lazuardi GIS buat, dan sudah berjalan

namun belum terdapat kendala karena hal ini sudah direncanakan matang.

6. Internasional

Selain para peserta didik SMA Lazuardi GIS berprestasi di nasional,

sekolah juga memiliki cita-cita untuk bisa juga banyak menjuarai lomba-lomba

kanca internasional. Hal ini sudah mulai diprogramkan dan telah banyak yang juara

di internasional. Hal ini akan terus dipupuk untuk prestasi yang lebih baik lagi

untuk persiapan menghadapi perkembangan zaman berikutnya.

7. Multiple Inteligent

SMA Lazuardi GIS juga telah menerapkan sistem multiple inteligent untuk

mengetahui para peserta didik yang memiliki bakat dan terus mendorong bakat

yang dimiliki agar terus berkembang.

8. Pengembangan potensi

Setelah mengethui bakat yang dimiliki, sekolah juga berusaha memfasilitasi

untuk mengembangkan bakat siswa sehingga siswa memiliki keahlian khusus yang

dapat dipertunjukkan. Pegembangan potensi di SMA Lazuardi Gis, difasilitasi

dengan dibentuknya berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Page 74: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

59

6. Strategi Pelaksanaan Program

Adapun strategi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam

mengupayakan agar program-program yang direncanakan dapat berjalan biak yaitu:

a. Pembagian tugas yang baik melibatkan seluruh komponen supaya

semua program berjalan sukses. Dengan pembagian tugas yang baik maka

tidak akan ada kesenjangan- kesenjangan yang terjadi pada sumber daya

manusia dalam hal ini semua yang bekerja di SMA Lazuardi GIS.

b. Koordinasi harian ataupun pengawasan. Hal ini sudah dilakukan lama

oleh SMA Lazuardi GIS. Di Lazuardi koordinasi harian berupa brifing

setiap pagi dan sore hari yang langsung dipimpin oleh kepala sekolah

jika tidak ada kegiatan di luar sekolah.

c. Menumbuhkan motivasi instrinsik dengan membuat semboyan/ kalimat

Thoyibah yang bisa memacu semangat kerja dan dapat dijadikan

seabagai alat pembelajaran.

d. Melibatkan semua pihak baik didalam dan diluar sekolah untuk menggapai

keberhasilan/ prestasi, beberapa caranya sebagai berikut:

1) Meciptakan akuntabilitas kerja

2) Bekerja sama dan sama-sama bekerja serta melakukan komunikasi

yang aktif

3) Melakukan evaluasi secara kontiniu terhadap pencapaian hasil kerja

yang telah dilaksanakan.

7. Motto

Adapun motto dari SMA Lazuardi GIS adalah “Morally dan creativical

come first”.

8. Tugas Pejabat Struktural SMA Lazuardi GIS

a. Direktur

Sebagai Direktur mengemban tugas sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah kependidikan yang

berada di lingkungan Yayasan Lazuardi Madina.

2) Memberikan pembinaan rutin kepada Kepala Sekolah.

3) Menyetujui rencana kerja, rencana anggaran dan laporan kepala

sekolah.

4) Mengevaluasi kinerja Kepala Sekolah, Manager Usaha

Page 75: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

60

b. Kepala Sekolah

Sebagai kepala sekolahmengemban tugas sebagai berikut:

1) Mengevaluasi kinerja Guru

2) Memberikan pembinaan rutin kepada Wakasek Kurikulum, Kesiswaan,

Asrama

3) Menyetujui rencana kerja, rencana anggaran dan laporan guru

4) Menjamin terselenggaranya kegiatan Quantum Training.

5) Menjamin terselenggaranya kampanye OSIS, pelantikan OSIS

6) Menjamin terselenggaranya KBM, observasi bagi Mata pelajaran

7) Menjamin terselenggaranya penyusunan tata Komisi Disiplin dan

bertanggung jawab bagi penegakkan kedisiplinan siswa.

c. Wakil Kepala Bagian Kurikulum

Sebagai Direktur mengemban tugas sebagai berikut:

1) Mengkoordinir pengembangan silabus untuk setiap mata pelajaran sesuai

kurikulum.

2) Mengkoordinir pembuatan perangkat pembelajaran (Program Tahunan,

Program Semester, Analisis Materi Pelajaran per mata pelajaran dan

Lesson plan).

3) Mengkoordinir pembuatan kurikulum muatan lokal .

4) Membuat kalender pendidikan di awal tahun ajaran baru.

5) Menyusun jadwal mata pelajaran dan pembagian tugas mengajar guru serta

memantau pelaksanaannya.

6) Meneliti kehadiran guru dan menindaklanjuti.

7) Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran dan pembinaan guru.

8) Merencanakan dan melaksanakan ulangan umum semester, test out, bimbel,

try out untuk kelas 3.

9) Mempersiapkan pelaksanaan rapat pembinaan: pembinaan program,

pengisian raport, kenaikan kelas, Ujian Akhir Nasional (UAN) dan

kelulusan.

10) Mengkoordinir pelaksanaan evaluasi formatif (antara lain ulangan harian),

sumatif (ulangan umum/akhir semester).

11) Mengkoordinir penggunaan teknik evaluasi sesuai dengan tujuan dan

karakteristik pembelajaran.

12) Mengkoordinir pelaksanaan analisis hasil ulangan harian.

13) Mengkoordinir pengadaan buku pelajaran yang digunakan sebagai buku

pegangan siswa dan guru.

14) Memberi arahan mengenai penggunaan media, alat peraga dan alat Bantu

lainnya dalam pembelajaran di kelas.

Page 76: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

61

15) Mengkoordinir pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan jumlah hari belajar

efektif.

16) Mengarahkan guru untuk peningkatan efektifitas belajar.

17) Mengkoordinir penggunaan laboratorium (MIPA dan Komputer).

18) Mengkoordinir pelaksanaan dan pengawasan piket pagi

19) Mengajukan dan menyiapkan sarana yang terkait dengan kebutuhan KBM.

20) Menyusun jadwal observasi (minimal 2 kali dalam satu semester).

21) Melakukan observasi terjadwal dan tidak terjadwal (sidak).

22) Menyiapkan dan melaksanakan tugas lain yang relevan dengan kegiatan

kurikulum.

23) Melaporkan pelaksanaan dan hasil kegiatan urusan kurikulum tiap bulan.

24) Menyiapkan upaya-upaya untuk meningkatkan hasil belajar.

25) Menampung bahan/keterangan (dari dalam dan luar sekolah) yang berguna

untuk mendukung kebijakan dan perencanaan sekolah.

26) Menyelenggarakan remedial.

27) Mengkoordinir pelaksanaan rapat rumpun.

28) Mengkoordinir penyelenggaraan perpustakaan dan mendukung/mendorong

penggunaan perpustakaan sebagai salah satu sarana belajar.

29) Menjamin tersedianya dokumen kurikulum nasional.

d. Wali Kelas

Sebagai wali kelas mengemban tugas sebagai berikut:

1) Mengkoordinir penyusunan struktur kelas, petugas piket kelas.

2) Secara khusus dan terarah melakukan circle time secara berkala, membina

dan membimbing siswa satu kelas dan bertindak sebagai wakil semua guru

bidang study (membantu siswa menyelesaikan masalah pribadi, akademik,

kelas, disiplin dan asrama).

3) Membuat catatan khusus mengenai siswa tertentu ”baik masalah maupun

kelebihan” untuk ditindaklanjuti di tingkat kesiswaan (program konseling).

4) Membuat profil bulanan (berisi laporan akademik dan kedisiplinan),

mendistribusikan ke siswa dan mengontrol bukti pengembalian profil.

5) Mengarsipkan surat-surat dan data lainnya yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan kepada masing-masing siswa untuk menentukan kenaikan

atau kelulusan dan mencatat seluruh upaya pembinaan dalam jurnal wali

kelas.

6) Membina siswa kelasnya agar secara sadar mampu mengikuti seluruh

program dan tata tertib sekolah.

7) Membantu komdis dalam pengontrolan dan pencatatan disiplin siswa.

8) Mengadakan kunjungan rumah (home visit) untuk siswa yang butuh

perhatian khusus dengan membawa surat tugas dari kepala sekolah.

9) Bersedia menjadi pendamping kegiatan Field Trip, karya wisata, penelitian.

Page 77: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

62

10) Bertanggung jawab memelihara inventaris kelas (dari corat-coret atau

kerusakan), kebersihan, keindahan dan kenyamanan kelas.

11) Memotivasi siswa bimbingannya untuk meningkatkan nilai akademik lewat

program remedial dan pengayaan.

e. Guru

Sebagai guru mengemban tugas sebagai berikut:

1) Membuat silabus K-13 berbahasa Inggris, program tahunan, lesson plan

berbahasa inggris (wajib mendiskusikannya dengan native).

2) Mengaplikasikan sistem pembelajaran aktif (untuk menemukan kesesuaian

antara topik dengan metode yang akan disajikan), sehingga didalam setiap

tatap muka, siswa merasa nyaman, aktif, kreatif dan memiliki minat besar

terhadap pelajaran yang bersangkutan.

3) Menjamin perolehan nilai ujian nasional di atas 7,50.

4) Aktif di dalam menemukan alat pembelajaran (Teaching Aids) yang dapat

merangsang minat siswa pada setiap sesi tatap muka.

5) Melaksanakan penilaian dan analisis terhadap kegiatan dan hasil belajar

siswa.

6) Membuat catatan kemajuan hasil belajar masing-masing siswa sesuai

bidang studi yang diajarkannya.

7) Melaksanakan tindak lanjut berupa program remedial (bagi siswa yang

memiliki nilai kurang), drilling (bagi siswa yang memiliki nilai cukup tetapi

ingin lebih memantapkan pemahamannya pada bidang studi yang

bersangkutan) dan pengayaan (mengaplikasikan teori yang diterima dengan

realitas kehidupan sehari-hari).

8) Membimbing siswa dalam menghasilkan karya/produk nyata sesuai mata

pelajaran yang diajarkan.

9) Membuat soal Ulangan Umum, Ujian tengah Semester, Ujian Akhir sekolah

dan mengoreksi jawaban siswa serta memberi nilai.

10) Melaksanakan ujian praktik agama di akhir semester.

11) Bersedia menjadi duta sekolah dalam kegiatan workshop, training, seminar

pendidikan, MGMP dan mempresentasikan (minimal menginformasikan)

hasil dari kegiatan tersebut kepada guru-guru.

12) Mengisi agenda kelas setiap kali sesi tatap muka selesai.

13) Mengikuti rapat mingguan dan sharing sesuai jadwal.

14) Mendukung dan turut aktif dalam seluruh kegiatan yang sudah

diprogramkan oleh sekolah.

15) Bersedia bertugas sebagai piket intrakurikuler (dibawah koordinasi

kurikulum) dengan tugas sebagai berikut:

a) Bertanggung jawab atas lancarnya kegiatan belajar mengajar selama

piket.

b) Jika ada guru berhalangan hadir maka piket bertanggungjawab

mengatur tugas siswa dan tugas darurat untuk mengatasi jam.

Page 78: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

63

c) Mencatat keterlambatan dan ketidakhadiran siswa pada papan tulis yang

sudah disiapkan (ada di ruang reseptsionis).

d) Mencari tahu ketidakhadiran siswa dan berkoordinasi dengan

resepsionis dan Bapak Asrama.

e) Mengkoordinir dan mengingatkan guru tentang penulisan agenda kelas.

f. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan

Sebagai kepala bidang kesiswaanmengemban tugas sebagai berikut:

1) Menyiapkan program kerja tahunan bidang kesiswaan.

2) Mengkoordinir pelaksanaan penerimaan siswa baru.

3) Menyelenggarakan Latihan Dasar Kepemimpinan siswa.

4) Menyelenggarakan kegiatan Quantum Training, Outbound dan initiation

camp bagi siswa.

5) Membina OSIS dan seksi-seksinya.

6) Mengkoordinir dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler.

7) Bersama dengan kepala sekolah mengikuti rapat dinas yang berkaitan

dengan kesiswaan.

8) Bekerjasama dengan instansi terkait dalam rangka kebijakan dan

perencanaan sekolah.

9) Bekerjasama dengan tata usaha melaksanakan kegiatan administrasi

kesiswaan.

10) Membuat dan menyampaikan laporan bulanan mengenai kegiatan

kesiswaan.

11) Bertanggung jawab terhadap penegakkan kedisiplinan siswa.

12) Bertanggung jawab terhadap pembentukan dan tata kerja Komisi Disiplin

siswa.

13) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan wisuda kelas 3.

14) Mengkoordinir keikutsertaan siswa di dalam perlombaan yang

diselenggarakan oleh pihak luar.

15) Mencari informasi tentang lomba-lomba atau event yang diselenggarakan

oleh pihak luar, misalnya program acara TV yang dapat diikuti oleh siswa.

16) Membuat program tahunan bidang Bimbingan dan Konseling.

17) Bertanggung jawab terhadap kegiatan Bimbingan Konseling.

18) Membuat laporan bidang Bimbingan Konseling setiap bulan.

19) Bekerjasama dengan wakil kepala sekolah bidang keasramaan untuk

melakukan pembinaan siswa di sekolah maupun asrama.

20) Bekerja sama dengan guru dan wali kelas dalam pembinaan siswa di

sekolah.

21) Merencanakan pengelompokkan kelas siswa.

Page 79: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

64

g. Wakil Kepala Sekolah Bidang Keagamaan

Diskripsi Pekerjaan:

1) Menjamin pelaksanaan Sholat jamaah berjalan dengan tertib dan benar.

2) Menjamin seluruh siswa mampu melaksanakan wudhu dengan tertib dan

benar

3) Menjamin siswa mampu membaca Al-Quran dengan tertib dan benar

4) Menjamin siswa mampu menghafal Asmaul Husna dan doa ba’da sholat

5) Menjamin kultum dilakukan dengan serius dan benar

6) Menjamin pelaksanaan Tahajud bersama berjalan dengan baik

7) Mengkoordinir Hafalan surat pendek

8) Melakukan kontrol terhadap penggunaan pakain secara islam

9) Melakukan kontrol terhadap pwergaulan yang baik dikalangan siswa

maupun karyawa.

10) Bertanggungjawab terhadap program pembacaan Al-quran di awal

pelajaran dilaksanakan oleh seluruh siswa dengan baik dan benar

11) Bertanggungjawab terhadap ketersediaan Al Quran di setiap kelas

12) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan peringatan hari besar keagamaan

oleh seluruh siswa- siswi dan karyawan Lazuardi GIS

13) Memberikan tausiah secara rutin untuk seluruh warga Lazuardi

14) Mengupayakan suasana religius di lingkungan sekolah

15) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan syariat Islam di kalangan warga

Lazuardi

16) Bertanggung jawab terhadap pembelajaran agama di SMA Lazuardi

termasuk ulangan dan ujian pelajaran agama Islam.

h. Koordinator Humas

Sebagai Koordinator Humas mengemban tugas sebagai berikut:

1) Menjamin terselenggaranya promosi ke sekolah-sekolah tujuan.

2) Menjamin tersedianya alat-alat promosi (brosur, pamflet, spanduk, banner)

dan mendistribusikannya pada tempat-tempat yang tepat.

3) Menjamin tersusunnya jadwal piket dan pewawancara penerimaan siswa

baru.

4) Menjamin tersedianya perlengkapan administrasi dan alat-alat tes

penerimaan siswa baru.

5) Bekerjasama dengan wakasek bidang kesiswaan mencari sponsorship bagi

pelaksanaan event.

6) Menjamin terlayaninya permintaan presentasi terkait penerimaan siswa baru

di sekolah atau lembaga lain.

7) Menjamin terselenggaranya kegiatan Laz fair (bekerjasama dengan

wakasek bidang kesiswaan).

8) Menjamin terselenggaranya pertemuan orang tua murid dengan guru (baik

sosialisasi program maupun efektifitas komite sekolah).

Page 80: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

65

9) Merintis program kunjungan persahabatan dengan keluarga asing.

i. Manager Usaha

Manager usaha mempunyai tugas:

1) Menyetujui rencana kerja, rencana anggaran dan laporan guru

2) Menjamin terselenggaranya kegiatan Quantum Training.

3) Menjamin terselenggaranya kampanye OSIS, pelantikan OSIS

4) Menjamin terselenggaranya KBM, observasi bagi Mata pelajaran

j. Personalia

Personalia mempunyai tugas:

1) Merancang dan mengimplementasikan struktur organisasi

2) Mengontrol sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia yang berlaku di

Lembaga

3) Memperbaiki, melakukan update dan memastikan realisasi deskripsi

pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lembaga

4) Melakukan rotasi, mutasi dan promosi karyawan sesuai dengan kebutuhan

setiap bagian sesuai persetujuan atasan dan pendistribusian sumber daya

manusia secara efektif

5) Melakukan komunikasi dengan karyawan

6) Merancang rencana dan proses perekrutan karyawan, termasuk anggaran

biaya yang diperlukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku

7) Menjalankan negosiasi antar bagian

8) Menjalankan sistem penilaian kerja karyawan sesuai dengan standar yang

sudah ditentukan yayasan

9) Mengorganisasi dan mengimplementasikan manajemen SDM berdasarkan

hasil kerja

10) Memperbaiki serta meningkatkan prosedur penilaian karyawan

11) Merancang prosedur kenaikan gaji dan jabatan

12) Mengurus jaminan sosial

13) Mengorganisasi system training karyawan baru

14) Mengurus training yang dibutuhkan untuk peningkatan SDM

15) Bekerja sama dengan atasan dalam merancang dan membangun sistem

kelembagaan.

16) Membangun sistem pengangkatan dan pemilihan SDM cadangan

17) Memberikan support terhadap system ataupun mekanisme yang sudah

berjalan

18) Memperbaiki serta mengawasi dengan seksama sistem penilaian kerja

19) Menjalankan reward dan sanksi kepada karyawan berdasarkan peraturan

yang berlaku

Page 81: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

66

20) Menjalankan komunikasi mengenai sistem penilaian kerja.

k. Bagian Umum

Tugas bagian umum adalah sebagai berikut :

1) Mengorganisasi, membuat, memeriksa dan mengimplementasikan system

manajemen administrasi

2) Mengorganisasi dan mengurus berbagai macam kegiatan lembaga selain

PSB

3) Bertugas untuk berhubungan dengan organisasi di luar lembaga

4) Mengurus segala perijinan yang diperlukan lembaga

5) Mengumpulkan dan merapikan informasi internal lembaga serta mencata

segala kegiatan harian lembaga

6) Mengontrol proses pembangunan fisik sekolah

7) Mengurus keperluan dan kebutuhan rumah tangga sekolah

8) Merancang standar pemakaian sarana dan prasarana sekolah

9) Mengorganisir dan mengontrol kegiatan layanan rutin kebutuhan rumah

tangga.

10) Mengawasi dan mengontrol kwalitas sarana dan prasarana sekolah

11) Melakukan pengawasan pengelolaan catering, kantin dan koperasi

12) Membuat program pengelolaan usaha

l. Keuangan

Tugas Bagian keuangan adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah) di

awal tahun ajaran baru.

2) Menyusun sistim mekanisme keuangan sekolah yang efisien dan efektif.

3) Melaksanakan pengelolaan keuangan meliputi penerimaan, penyimpanan,

pengeluaran, pertanggunggungjawaban dan pembukuan.

4) Meneliti dan menguji kebenaran setiap dokumen dan bukti penerimaan,

penyimpanan dan pengeluaran uang.

5) Melaksanakan pencatatan dan pengarsipan dokumen/bukti pengeluaran

keuangan.

6) Melaksanakan pembayaran gaji pegawai.

7) Melaksanakan pembayaran biaya perjalanan dinas.

8) Melaksanakan pembayaran pekerjaan borongan atau pembelian.

9) Melaksanakan pengurusan ganti rugi.

10) Mencatat, mengolah dan menganalisa hasil pelaksanaan keuangan tahun

sebelumnya.

11) Mengurus segala jenis pajak, dana pensiun, dan Jaminan Pelayanan

Kesehatan Guru Karyawan.

Page 82: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

67

12) Melaporkan penggunaan dana rutin sekolah kepada yayasan dengan

sepengetahuan kepala sekolah dan Direktur sekolah.

13) Menyusun laporan rutin keuangan tertulis kepada pengurus Yayasan

bersama kepala Sekolah dan Direktur.

m. Koordinator Konseling

Sebagai Konselor Bimbingan Konseling bagi sekolah mengemban tugas

sebagai berikut :

1) Merancang, merencanakan dan memandu karyawisata siswa dalam

kaitannya dengan informasi jabatan/karir, pembuatan laporan kepada orang

tua siswa, dan sebagainya. Kemudian, tugastugas pengajaran, tutorial,

pengawasan dan pengajaran remedial; disiplin siswa

2) Penyediaan informasi bagi siswa yang berkaitan dengan kebutuhan mereka

akan pendidikan, jabatan, dan data sosial-pribadi; bantuan dalam

penyelenggaraan layanan testing untuk mengungkap minat, kemampuan,

prestasi belajar dan penyesuaian diri siswa; bantuan penempatan dan

pengelompokan siswa di dalam situasi belajar yang menguntungkan secara

maksimal; konsultasi sekolah serta penyelenggaraan layanan

kemasyarakatan bagi siswa

3) Melakukan konseling yang profesional dengan individu atau kelompok

siswa, yang memiliki permasalahan kesulitan belajar; menyediakan atau

menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat menanggulangi

permasalahannya secara terbuka dan efektif.

4) Membantu siswa dalam merencanakan dan mencapai tujuan pendidikan

serta jabatan/karir; menyediakan informasi mengenai beasiswa

5) Memotivasi siswa untuk mencoba konseling dengan kemauan sendiri,

melalui program yang kreatif dan berkesinambungan

6) Mengelola program bimbingan di sekolah;

(a) Menemukan dan membantu menanggulangi masalah sosial-pribadi

siswa;

(b) Bersama guru menemukan dan menanggulangi kesulitan belajar siswa;

(c) Bersama kepala sekolah, menemukan dan menanggulangi masalah

ketertiban siswa;

(d)Membimbing perkembangan karir siswa;

(e) Menjalin hubungan antara kehidupan sekolah dan kehidupan anak dalam

keluarga;

(f) Membantu penanggulangan konflik guru-siswa;

(g) Membantu siswa dalam menangani tekanan psikis.

n. Kepala Asrama

Di SMA Lazuardi kelas X diwajibkan untuk menetap di asrama. Adapun

kepala asrama mengemban tugas sebagai:

1) Menjamin terselenggaranya kegiatan masa orientasi siswa (MOS) asrama.

Page 83: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

68

2) Menjamin terselenggaranya kampanye Forsa, pelantikan Forsa, pembinaan

Forsa, pembuatan Laporan Pertanggung jawaban Forsa.

3) Menjamin terselenggaranya kegiatan pengayaan malam, observasi bagi

guru pengayaan malam baik terjadwal maupun tidak terjadwal (sidak) dan

rapat terjadwal dengan guru pengayaan malam serta bekerjasama dengan

bagian umum dalam pengadaan peralatan dan perlengkapan pengayaan

malam.

4) Menjamin terselenggaranya penyusunan tata Komisi Disiplin asrama dan

bertanggung jawab bagi penegakkan kedisiplinan siswa asrama.

Melaksanakan rekapitulasi pelanggaran dan revisi tata tertib pada akhir

tahun.

5) Bertanggung jawab terhadap kegiatan Pengasuhan.

6) Menjamin terselenggaranya pengelompokkan kamar siswa asrama

(berkoordinasi dengan humas) dan melakukan penelompokkan ulang

minimal 1 semester sekali.

7) Menjamin terselenggaranya kegiatan sholat berjamaah magrib, isya dan

subuh.

8) Menjamin terselenggaranya kegiatan tadarus setelah sholat magrib.

9) Menjamin terselenggaranya penilaian bed room of the month dan boarding

student of the month.

10) Membantu wakasek kesiswaan dalam mensukseskan kegiatan tahajud

bersama.

11) Bekerjasama dengan wakasek kesiswaan dalam mensukseskan

terselenggaranya paket ramadhan (buka bersama, taraweh keliling, saur on

the road).

12) Menjamin terselenggaranya questioner perkembangan siswa asrama

kemudian membuat hasil penelitian dalam bentuk laporan essai dan grafik.

13) Menjamin terselenggaranya rapat koordinasi antara asrama dengan

kesiswaan untuk melakukan pembinaan siswa di sekolah maupun asrama.

14) Secara khusus dan terarah melakukan circle time secara berkala, membina

dan membimbing siswa asrama (membantu siswa menyelesaikan masalah

pribadi, akademik, kelas, disiplin dan asrama).

15) Menjamin terciptanya suasana asrama yang aman, nyaman dan bebas

tekanan (tidak terintimidasi).

16) Menjamin kebersihan asrama dan selalu mengingatkan siswa untuk tidak

menyimpan barang di sembarang tempat.

17) Menjamin pendataan dan pengaturan proses perijinan siswa saat masuk dan

keluar kampus untuk keperluan pulang atau pesiar.

18) Menjadwalkan program sidak saat pesiar.

19) Menjamin keamanan inventaris asrama dan segera melaporkannya bila

terdapat kerusakan atau hilang kepada kepala personalia dan umum.

20) Menjamin pembuatan progress report asrama di setiap akhir semester.

21) Merintis penyelenggaraan paket B untuk masyarakat putus sekolah.

Page 84: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

69

22) Melakukan interview bagi siswa non asrama yang berminat ikuti program

asrama.

23) Menjamin tersedianya program untuk siswa asrama yang tidak pulang pada

jum’at malam, sabtu dan minggu.

24) Merintis penyelenggaraan paket B untuk masyarakat putus sekolah dan

kursus komputer bagi warga tidak mampu.

o. Pembina Asrama putri

Pembina asrama putri mengemban tugas sebagai berikut:

1) Menyusun dan melaksanakan program tahunan dan program semesteran

bidang pembinaan dan pengasuhan asrama putra.

2) Memberikan perlindungan, pembinaan kepada siswa agar tercipta suasana

yang aman, nyaman dan bebas tekanan (tidak terintimidasi).

3) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama dan Litbang Keagamaan

melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan ibadah (khususnya

sholat berjamaah) dan akhlak siswa.

4) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama dan Litbang Keagamaan

secara khusus dan terarah membina kegiatan yang berkaitan dengan

pembinaan keislaman (Aqidah dan akhlak).

5) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama dan Litbang Keagamaan

merencanakan dan melaksanakan program pembinaan khusus Ramadhan

atau programa Pesantren kilat.

6) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama turut serta dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan, remedial, drilling dan pengkayaan malam.

7) Melaporkan hasil atau pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengasuhan

asrama putra pada setiap akhir bulan.

8) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi kegiatan pembinaan dan

pengasuhan asrama putra.

9) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama melakukan pembinaan,

pengontrolan dan penegakkan jalannya peraturan dan tata disiplin serta

menindaklanjuti secara cepat, tepat, arif dan bijaksana sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

10) Berkoordinasi dengan wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama, wali kelas,

wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang kurikulum, litbang

keagamaan dan pihak terkait lainnya dalam membuat laporan

perkembangan siswa di asrama.

11) Membina, mengontrol kebersihan asrama putra dan selalu mengingatkan

siswa untuk tidak menyimpan barang di sembarang tempat.

12) Mendata dan mengatur proses perijinan siswa saat masuk dan keluar

kampus untuk keperluan pulang atau pesiar.

13) Menjaga dan mengontrol keamanan inventaris asrama putra dan segera

melaporkannya bila terdapat kerusakan atau hilang kepada pihak sekolah.

14) Membuat progress report asrama putra di setiap akhir semester.

Page 85: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

70

p. Pembina asrama putra

Pembina asrama putri mengemban tugas sebagai berikut:

1) Menyusun dan melaksanakan program tahunan dan program semesteran

bidang pembinaan dan pengasuhan asrama putra.

2) Memberikan perlindungan, pembinaan kepada siswa agar tercipta suasana

yang aman, nyaman dan bebas tekanan (tidak terintimidasi).

3) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama dan Litbang Keagamaan

melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan ibadah (khususnya

sholat berjamaah) dan akhlak siswa.

4) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama dan Litbang Keagamaan

secara khusus dan terarah membina kegiatan yang berkaitan dengan

pembinaan keislaman (Aqidah dan akhlak).

5) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama dan Litbang Keagamaan

merencanakan dan melaksanakan program pembinaan khusus Ramadhan

atau programa Pesantren kilat.

6) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama turut serta dalam

pelaksanaan kegiatan pembinaan, remedial, drilling dan pengkayaan

malam.

7) Melaporkan hasil atau pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengasuhan

asrama putra pada setiap akhir bulan.

8) Merencanakan dan melaksanakan evaluasi kegiatan pembinaan dan

pengasuhan asrama putra.

9) Bersama wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama melakukan pembinaan,

pengontrolan dan penegakkan jalannya peraturan dan tata disiplin serta

menindaklanjuti secara cepat, tepat, arif dan bijaksana sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

10) Berkoordinasi dengan wakil Kepala Sekolah Bidang Asrama, wali kelas,

wakil kepala bidang kesiswaan, wakil kepala bidang kurikulum, litbang

keagamaan dan pihak terkait lainnya dalam membuat laporan

perkembangan siswa di asrama.

11) Membina, mengontrol kebersihan asrama putra dan selalu mengingatkan

siswa untuk tidak menyimpan barang di sembarang tempat.

12) Mendata dan mengatur proses perijinan siswa saat masuk dan keluar

kampus untuk keperluan pulang atau pesiar.

13) Menjaga dan mengontrol keamanan inventaris asrama putra dan segera

melaporkanny bila terdapat kerusakan atau hilang kepada pihak

sekolah. Membuat progress report asrama putra di setiap akhir semester.

Page 86: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

71

q. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)

OSIS mengemban tugas sebagai berikut:

1) Menjamin terselenggaranya kegiatan Quantum Training dan kegiatan

evaluasi pasca quantum training.

2) Menjamin terselenggaranya kegiatan initiation camp bagi siswa.

3) Menjamin terselenggaranya kampanye OSIS, pelantikan OSIS, pembinaan

OSIS, pembuatan Laporan Pertanggungjawaban OSIS.

4) Menjamin terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler, observasi bagi guru

ekstrakurikuler baik terjadwal maupun tidak terjadwal (sidak) dan rapat

koordinasi bulanan dengan guru ekstrakurikuler serta bekerjasama dengan

bagian umum dalam pengadaan peralatan dan kostum ekstrakurikuler.

5) Menjamin terselenggaranya administrasi kesiswaan (Bekerjasama dengan

bagian umum).

6) Menjamin terselenggaranya penyusunan tata Komisi Disiplin dan

bertanggung jawab bagi penegakkan kedisiplinan siswa. Melaksanakan

rekapitulasi pelanggaran dan revisi tata tertib pada akhir tahun.

7) Menjamin terselenggaranya pelaksanaan perpisahan kelas 3.

8) Menjamin terselenggaranya keikutsertaan siswa di dalam perlombaan yang

diselenggarakan oleh pihak luar. Khusus lomba yang terkait dengan

pengetahuan diharuskan berkoordinasi dengan wakasek kurikulum.

9) Menjamin terselenggaranya kegiatan Laz Fair (berkoordinasi dengan

humas).

10) Bertanggung jawab terhadap kegiatan Bimbingan Konseling (melibatkan

guru, wali kelas dan psikolog dalam pembinaan siswa di sekolah).

11) Menjamin terselenggaranya pengelompokkan siswa kelas X (berkoordinasi

dengan wakasek kurikulum).

12) Menjamin terselenggaranya field trip (bekerjasama dengan wakasek

kurikulum).

13) Bekerjasama dengan bagian umum dalam penyelenggaraan coffee morning.

14) Menjamin terselenggaranya pelaksanaan test urine (jika dianggap ada hal

mencurigakan terkait dengan penggunaan narkoba).

15) Menjamin terselenggaranya kegiatan sholat berjamaah, sholat jum’at dan

keputrian.

16) Menjamin terselenggaranya penilaian class of the month dan student of the

month.

17) Menjamin terselenggaranya tahajud bersama

18) Menjamin terselenggaranya paket ramadhan (lomba ramadhan, saur on the

road, buka bersama).

19) Menjamin terselenggaranya questioner keagamaan dan perkembangan

siswa kemudian membuat hasil penelitian dalam bentuk laporan essai dan

grafik.

20) Menjamin terselenggaranya upacara 17-an.

21) Menjamin terselenggaranya class meeting diakhir semester.

Page 87: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

72

22) Mengkoordinir terselenggaranya rapat koordinasi antara kesiswaan dengan

asrama untuk melakukan pembinaan siswa di sekolah maupun asrama.

23) Menjamin terselenggaranya pembuatan data base alumni.

24) Menggalakkan kembali program kakak asuh.

r. KOMDIS (Komisi Disiplin)

KOMDIS mengemban tugas sebagai berikut:

1) Mengkoordinir kegiatan Quantum Training dan kegiatan evaluasi pasca

quantum training.

2) Membantu Pembina OSIS dalam menyukseskan kegiatan infield camp.

3) Membantu Pembina OSIS dalam menyukseskan pelaksanaan kampanye

OSIS, pelantikan OSIS, pembinaan OSIS dan pembuatan Laporan

Pertanggungjawaban OSIS.

4) Membantu Pembina OSIS dalam menyukseskan pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler.

5) Turut serta dalam rapat koordinasi bulanan dengan guru ekstrakurikuler.

6) Mengkoordinir penyusunan tata Komisi Disiplin dan bertanggung jawab

bagi penegakkan kedisiplinan siswa. Melaksanakan rekapitulasi

pelanggaran tiap bulan dan revisi tata tertib pada akhir tahun.

7) Membantu Pembina OSIS dalam pelaksanaan perpisahan kelas 3.

8) Membantu Pembina OSIS dalam mengikutsertakan siswa di dalam

perlombaan yang diselenggarakan oleh pihak luar.

9) Membantu Pembina OSIS dan humas dalam menyukseskan kegiatan Laz

Fair.

10) Membantu wakasek kesiswaan dalam mensukseskan program Bimbingan

Konseling.

11) Mengkoordinir pengelompokkan siswa kelas X.

12) Mengkoordinir penyelenggaraan field trip.

13) Mengkoordinir pelaksanaan test urine (jika dianggap ada hal mencurigakan

terkait dengan penggunaan narkoba).

14) Mengkoordinir kegiatan keputrian.

15) Mengkoordinir penilaian class of the month dan student of the month.

16) Membantu Pembina OSIS dalam mensukseskan kegiatan tahajud bersama

17) Membantu Pembina OSIS dalam mensukseskan paket ramadhan (lomba

ramadhan, saur on the road, buka bersama).

18) Mengkoordinir pelaksanaan questioner perkembangan siswa kemudian

membuat hasil penelitian dalam bentuk laporan essai dan grafik.

19) Membantu Pembina OSIS dalam mensukseskan kegiatan upacara 17 an dan

rally lomba 17 an.

20) Membantu Pembina OSIS dalam mensukseskan kegiatan class meeting

diakhir semester.

21) Turut serta dalam rapat koordinasi antara kesiswaan dengan asrama untuk

melakukan pembinaan siswa di sekolah maupun asrama.

Page 88: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

73

22) Mengkoordinir pembuatan data base alumni.

s. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler mengemban tugas sebagai berikut:

1) Membuat silabus ekstrakurikuler

2) Melatih siswa dalam mengembangkan skill.

3) Menjamin pengembangan ragam ekstrakurikuler.

4) Menjamin terselenggaranya performance dan diikutsertakan dalam lomba.

5) Membuat target prestasi tiap semester.

6) Membuat catatan kemajuan hasil belajar masing-masing siswa

ekstrakurikuler.

7) Mencari guru pengganti jika berhalangan hadir.

8) Turut serta mendukung penegakkan kedisiplinan.

9. Keadaan Pendidik

Sekolah SMA Lazuardi GIS pada tahun 2017, waktu dimana diadakannya

penelitian penulis memiliki pegawai dan guru sebanyak 70 orang yang di jabarkan

lagi sebagai berikut:

Namun jika dirincikan lagi maka sebanyak 22 orang non guru dan selebihnya

adalah guru.

Tabel 4.1

Daftar Pendidik

No. Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 41

2. Perempuan 29

10. Keadaan Peserta Didik

Adapun keadaan peserta didik di SMA Lazuardi GIS pada tahun 2017 total

keseluruhannya adalah berjumlah 234 siswa dan siswi. Dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Daftar Peserta Didik

No. Nama Jumlah

1. Kelas X 75

2. Kelas XI 79

3. Kelas XII 80

Page 89: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

74

Tabel 4.3

Daftar Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

Kelas X Kelas XI Kelas XII

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

46 29 42 37 41 49

Keterangan:

Lk: Laki-Laki

Pr: Perempuan

11. Keadaan Sarana dan Prasarana

Proses dan pencapaian sebuah pendidikan, tentu memerlukan adanya sarana

dan prasarana di dalamnya. Fasilitas yang lengkap dan mendukung tentu akan

berpengaruh pada kemajuan sebuah sekolah. Sarana prasarana di SMA Lazuardi

GIS termasuk kepada kategori sarana prasarana yang sudah memadai. Untuk

sekolah yang bertaraf internasional, SMA Lazuardi GIS sudah selayaknya memiliki

sarana dan prasarana yang sudah ada.

SMA Lazuardi GIS terus berusaha mengembangkan sekolah termasuk fasilitas

yang mendukung berbagai kegiatan pembelajaran di SMA Lazuardi, di antaranya:

a. Ruang kelas dengan fasilitas ICT, AC dan speaker

b. Laboratorium kimia

c. Laboratorium fisika

d. Laboratorium biologi

e. Laboratorium komputer dan multimedia

f. Studio Musik

g. Perpustakaan dengan digital library

h. Aula A dan Aula B

i. Mesjid

j. Klinik sekolah dengan suster jaga setiap hari kerja dan dokter jaga 3x

seminggu

k. Asrama putra dan putri

l. Lapangan olahraga, futsal dan basket

m. Koperasi

n. Saung

Page 90: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

75

o. Dapur

p. Kantin

q. Digital Corner

r. Halaman sekolah yang nyaman untuk outing class

s. Lapangan basket

t. Hutan

u. Ruang Multimedia

v. Ruang receiptionist

w. Ruang humas

x. Tempat parkir luas

y. Toilet dan westafel tersebar di sudut sekolah

Melihat begitu banyaknya sarana dan prasarana di SMA Lazuardi GIS

menunjukkan sekolah ini sudah terlihat keunggulanna dari semua sarana dan

prasarana yang ada. Jika sarana dan prasarana pendidikan memadai didukung

adanya kemampuan menggunakan secara tepat maka akan memudahkan

terbentuknya proses pembelajaran dan budaya belajar. Peserta didik akan lebih

mudah dalam menyerap informasi dan segala proses transfer pengetahuan yang

diberikan oleh sekolah.

B. Temuan Penelitian dan Pembahasan

Temuan penelitian merupakan hasil dari penelitian yang peneliti lakukan di

lapangan penelitian kemudian dikaji dan ditelaah dengan sedemikian rupa. Dalam

hal ini penelitian yang dilakukan terkait dengan kepemimpinan transformasional

kepala sekolah SMA Lazuardi GIS telah mendapatkan beberapa temuan penelitian.

Data tentang temuan penelitian tersebut diperoleh melalui wawancara kepala

sekolah, guru, staf, dan siswa, observasi kepemimpinan kepala sekolah, dan studi

dokumen terkait profil SMA Lazuardi GIS. Struktur organisasi dan sebagainya.

Secara rinci diuraikan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Membangun

Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

Kepemimpinan di era globalisasi akan menghadapi tuntutan yang semakin

kompleks. Kondisi demikian menuntut kapabilitas dan keterampilan pemimpin

dalam mengelola perubahan (Suwatno, 2013: 39). Tuntutan-tuntutan tersebut telah

bermuara pada pendidikan karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu

menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut (Fattah, 2012: 37). Salah

satu keterampilan yang harus dimiliki adalah membangun kultur organisasi yang

baik. Membangun Kultur organisasi merupakan hal yang perlu dilakukan dalam

proses kepemimpinan Kepala Sekolah. Dalam rangka meniptakan kultur organisasi

yang baik dan unggul di SMA Lazuardi GIS dibutuhkan kepala sekolah yang

Page 91: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

76

mampu membangun kultur organisasi yang diinginkan dan kepemimpinan yang

tepat untuk melakukan hal tersebut adalah kepemimpinan transformasional.

Burns (1978) sebagaimana dikutip Zaenal menjelaskan bahwa kepemimpinan

transformasional merupakan suatu proses yang pada dasarnya:

“pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan

motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin adalah seorang yang sadar akan

prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia sehingga ia berupaya

mengembangkan sisi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian

terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral,

seperti kemerdekaan, keadilan, kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi,

seperti misalnya keserakahan, kecemburuan atau kebencian.” (Burns dalam

Zaenal, 2012: 195-196)

Kepala Sekolah tidak melihat dirinya sebagai seorang pemimpin yang

transformasional yakni pemimpin yang membawa perubahan bagi dirinya dan

orang lain melainkan orang-orang di sekitarnya yang dapat melihat kepemimpinan

kepala sekolah. Tanggung jawab pemimpin adalah memberikan jawaban arif,

efektif dan produktif atas berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi

zamannya (Rivai, 2013: 445). Hasilnya kepemimpinan kepala sekolah dapat

dikatakan sebagai kepemimpinan transformasional.

Sejatinya, kepemimpinan transformasional adalah proses mengubah orang-

orang (Machali, 2016: 99). Hal itu terkait dengan emosi, nilai, etika, standar dan

tujuan jangka panjang. Seorang kepala sekolah yang transformasional selalu

menampilkan nilai-nilai prinsip mereka yang kuat. Kepemimpinan

transformasional mencakup bentuk pengaruh luar biasa, yang menggerakkan

pengikut untuk mencapai lebih dari apa yang biasanya diharapkan dari mereka.

Untuk menjadi seorang pemimpin yang transformatif setidaknya ada empat hal

yang harus dimiliki, yaitu pengaruh ideal, motivasi yang menginspirasi, rangsangan

intelektual, pertimbangan yang diadaptasi (Northouse, 2013: 181).

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala sekolah SMA Lazuardi GIS,

ketika ditanyakan mengenai makna kepemimpinan transformatif, beliau

menuangkan sebagai berikut:

Menurut saya kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan

dengan membawa perubahan positif untuk organisasi. Saya masih ingat

betul, karena kebetulan tesis saya juga meneliti tentang kepemimpinan

transformatif di beberapa sekolah SMA di Depok. 4 hal wajib dimiliki oleh

seseorang untuk disebut sebagai pemimpin ransformasional yaitu pengaruh

ideal, inspiratif atau motivator, stimulasi intelektual dan pertimbangan

yang di adaptasi. Saya tentu tidak dapat menilai diri saya apakah termasuk

Page 92: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

77

pemimpin transformatif atau tidak. Ananda bisa melakukan wawancara dan

obervasi kepada warga sekolah.

Menurut penulis, sosok kepala sekolah sudah mumpuni untuk dikatakan

sebagai pemimpin transformatif, hal ini berdasarkan karakteristik yang harus

dimiliki pemimpin tranformatif. Secara rinci akan dikemukan sebagai berikut:

a. Idealized Influence (Pengaruh Ideal)

Dapat pula dikatakan sebagai karisma. Ini adalah komponen emosional dari

kepemimpinan. Pengaruh ideal mendeskripsikan pemimpin yang bertindak sebagai

teladan yang kuat bagi pengikut. Pengikut menghubungkan dirinya dengan

pemimpin ini dan sangat ingin menirukan mereka. Pemimpin ini biasanya memiliki

standar yang sangat tinggi akan moral dan prilaku yang etis, serta bisa diandalkan

untuk melakukan hal yang benar. Mereka sangat dihargai oleh pengikut yang

biasanya sangat dipercaya kepada mereka. Mereka memberi pengikut visi dan

pemahaman akan misi. Pemimpin membuat visi yang diharapkan dapat menggugah

semangat pengikutnya secara totalitas untuk kepentingan institusi, bukan

kepentingan pribadi atau kelompok. Setelah merencanakan, langkah selanjutnya

merumuskannya. Visi yang benar-benar ideal pemimpin perlu mengkaji kembali

kekuatan dan kelemahan institusi serta memprediksikan kemungkinan masa depan

yang ideal yang dapat dicapai dalam kurun waktu antara 5-10 tahun. Langkah

selanjutnya adalah mengkomunikasikan visi. Komunikasi visi akan sangat efektif

jika pemimpin mampu menampilkan diri sebagai orang yang jujur, terbuka, bijak

dan sadar akan kekurangan yang dimiliki, pada akhirnya untuk visi yang baik

adalah disebarluaskan kedalam realita dengan cara membangun budaya kerja yang

kondusif dan membangun networking yang luas.

Mengenai tema penyebaran visi, selain dilibatkan dalam pembentukan visi,

mereka terus diberi informasi dan diingatkan oleh kepala sekolah perihal visi dan

strategi untuk encapainya. Bu Ika mengungkapkan bahwa setiap pertemuan dengan

kepala sekolah kami selalu diingatkan akan visi tersebut. Menurut kepala sekolah

dengan senantiasa mengingatkan visi tersebut akan terbangun komitmen bersama

terhadap visi tersebut.

Untuk itu, kepala sekolah yang sukses memahami bahwa penting sekali

membangun tujuan-tujuan pembelajaran yang jelas dan membuat seluruh sekolah

berkomitmen pada tujuan-tujuan tersebut. Para kepala sekolah dengan pencapaian

tinggi memiliki keyakinan bahwa segala tantangan dan hambatan yang ada ketika

mampu melewatinya untuk ciri dan tujuan yang telah ditetapkan.(Stronge, 2013: 5)

Dalam hal implementasi visi, Pak Pur selaku kepala SMA Lazuardi GIS

memang terkenal amat concern dalam hal merunutkan proses-proses untuk

Page 93: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

78

mencapainya. Hal ini tertuang pada kutipan wawancara penulis dengan Pak pur,

sebagai berikut:

”Menurut saya, adanya visi merupakan hal penting dalam sebuah

organisasi terutama sekolah. Visi yang kuat penting untuk pengembangan

sekolah. Saya tekun membangun visi yang telah disepakati, meskipun

keterlibatan dalam proses pembentukan visi dibatasi dengan tidak

dilibatkannya orang tua dan siswa. Seperti yang sudah ananda ketahui

mungkin, visi SMA Lazuardi GIS yaitu “Mencapai world class school yang

dapat menjadi sumber inovasi dan kreativitas dalam upaya perbaikan

terus-menerus falsafah, prinsip, sistem, dan praktik pendidikan serta

mendorong ke arah pemerataan pendidikan berkualitas untuk seluruh

masyarakat Indonesia, dan saya selalu berkomitmen untuk berproses dalam

mewujudkan visi tersebut.”

Dari kutipan wawancara di atas telah terlihat bahwa kepala sekolah

berusaha terus dengan kalimat proses yang beliau katakan untuk berkomitmen

dalam mewujudkan visis sekolah, hal ini juga sesuai dengan data observasi penulis

yang pada data tersebut terlihat kepala sekolah memberikan informasi kepada

masyarakat sekolah tentang ekspektasinya dan program-program untuk memotivasi

para guru dan menumbuhkan komitmen mereka.

Faktor pengaruh ideal diukur pada dua komponen. Komponen pengakuan

dan komponen prilaku. Komponen pengakuan yang merujuk pada pengakuan

pengikut kepada pemimpin yang didasarkan pada persepsi yang mereka miliki atas

pimpinan mereka. Adapun komponen prilaku yang merujuk pada observasi

pengikut akan prilaku pemimpin. Pada intinya, faktor karisma mendeskripsikan

orang yang khusus dan yang ingin membuat orang lain mengkuti visi yang mereka

utarakan. Orang yang kepemimpinannya menunjukkan faktor karisma adalah

Nelson Mandela, presiden non kulit putih pertama di Afrika Selatan. Mandela

dilihat sebagai pemimpin yang menghasilkan perubahan penting tentang bagaimana

masyarakat Afrika Selatan yang menghasilkan perubahan penting tentang

bagaimana masyarakat Afrika Selatan akan dikelola. Karakter karismatiknya dan

respons orang-orang terhadap hal tersebut mengubah seluruh negara.

Kepemimpinan memang menjadi kekuatan penting, apalagi dalam

pengelolaan sehingga kemampuan pemimpin efektif merupakan kunci keberhasilan

organisasi. Pemimpin berkarisma adalah salah satu untuk menjadikan pemimpin

dengan segala kemampuan yang menunjang performa pemimpin dalam memimpin

organisasinya. Pemimpin berkarisma adalah poin dari pada subjek pengaruh ideal.

Adapun kepemimpinanan kepala SMA Lazuardi GIS, Bapak Drs. Agus Purwanto,

M.Pd sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan pada BAB 2 sebelumnya.

Kesesuaian antara teori dan praktik yaitu mengenai aspek visi yang jelas dan

keteladanan kepala sekolah yang menjadi beberapa indikatornya. Untuk visi yang

Page 94: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

79

jelas, Bapak Purwanto telah membuat sebuah visi yang matang untuk memajukan

sekolah Lazuardi dikepemimpinannya. Inilah juga yang membuat semua warga

sekolah ikut mendukung visi tersebut untuk keberlangsungan rencana-rencana

sekolah yang sesuai dengan apa yang direncanakan.

Untuk keteladanan sendiri, Bapak Drs. Agus Purwanto, M.Pd yang biasa

dipanggil “Pak Pur” begitu beliau sering disapa merupakan sosok teladan bagi

guru, pegawai, siswa dan seluruh warga sekolah lainnya. Hal ini dapat dilihat dari

jam kehadiran beliau dan kepulangannya dari sekolah. Hal ini berdasarkan

wawancara penulis dengan Pak syukur selaku satpam di SMA Lazuardi GIS, ia

menyatakan bahwa:

Jika tidak ada agenda di luar sekolah, Pak Pur tidak segan-segan untuk

menghabiskan waktu yang ia miliki di sekolah. Penjaga sekolah pun

membenarkan dengan berkata”Biasa datang jam 06.30 WIB dan pulang

hingga 17.00 WIB bahkan saya sering melihat jika ada pekerjaan beliau

pulang malam hari.

Dari pernyataan Pak Syukur tersebut dan penulis juga bertanya langsung

dengan Pak Pur, beliau juga mengatakan hal yang serupa. Selain jam kedatangan

dan kepulangan, untuk disiplin dalam segi waktu menurut salah seorang guru,

sosok Pak Pur adalah sosok yang amat menghargai waktu. Berdasarkan Wawancara

dengan Ibu Arifah Hilyati, S.S pada 20 Februari 2017) Ia menuturkan bahwa:

”Saya sering melihat agenda-agenda beliau yang ditulis setiap

harinya. Sekecil-kecilnya agenda yang ia miliki, pasti tercatat di

agenda pribadi miliknya. Disiplin dalam hal apapun terutama waktu,

tentunya dapat meningkatkan profesionalisme. Melalui contoh disiplin

yang telah kepala sekolah mulai, maka pengikut juga akan mengikuti

sehingga tujuan bersama yang telah dirancang dapat berjalan secara

efektif dan dapat pula meningkatkan produktivitas sekolah.”

Hal ini juga dikatakan oleh beberapa pegawai dan guru lainnya, antara

lain Ibu Vita, Ibu Ika dan Ibu Lia yang mengatakan bahwa Pak Pur adalah

sosok orang yang menghargai waktu. Pernyataan mereka sebagai berikut:

Ibu Vita: Pak Pur selalu membawa agenda kecil dan mencatat semua

jadwal-jadwal sebagai remainder bagi dirinya sendiri. Ibu Ika:

pemimpin yang disiplin dalam semua hal termasuk waktu. Pernah suatu

kali, beliau menunda rapat dengan dewan guru karena ada beberapa

guru yang telat hadir, beliau mengatakan rapatnya ditunda saja karena

saya harus berlanjut kepada agenda berikutnya. Ibu Lia: Pak Pur

adalah kepala sekolah yang amat menghargai waktu karena saya sudah

lama berteman dengan beliau hampir 9 tahun ketika masih dikerjaan

Page 95: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

80

yang lama. Saya sudah seperti sahabat beliau jadi saya tahu beliau

seperti apa.

Selain keteladanan dalam segi waktu, beberapa hal yang dapat

diteladani dari beliau, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis

lakukan, Pak Pur dinilai sebagai sosok dapat menyatukan feeling, bebas dalam

mengungkapkan pendapat dan fleksibel, tidak segan-segan untuk mengontrol

dengan berkeliling sekolah, sering melakukan evaluasi sehingga selalu ada

inovasi yang mengarah kepada perbaikan sekolah, hal ini dibuktikan dari

diadakannya brifing setiap hari, senin rapat pimpinan, rabu sore rapat dan

selalu memberi dukungan kepada para siswa yang membutuhkan dukungan

fasilitas. Hal ini sesuai dengan wawancara penulis dengan salah seorang siswa

yaitu Hanifah, ia mengungkapkan bahwa:

Menurut saya sosok Pak Purwanto adalah pemimpin yang selalu

memberikan kesempatan kepada guru-guru dan siswa untuk

menyampaikan pandangan terkait sekolah dan berusaha memenuhi

fasilitas yang siswa butuhkan. Pada waktu itu saya juga anggota OSIS

yang membutuhkan peralatan untuk menggelar acara, dan pak

Purwanto tidak berfikir panjang karena mungkin alat tersebut juga

dibuthkan oleh sekolah.

Pak Pur memang telah memberikan pengaruh baik kepemimpiannnya

kepada para masyarakat sekolah, beberapa contoh sifatnya yaitu percaya diri,

komitmen, tekun, kerja keras, dan penuh inovasi adalah beberapa keteladanan yang

patut dicontoh oleh semua pemimpin organisasi apapun di Indonesia dari Bapak

Purwanto. Ketika penulis menayakan mengenai, seberapa optimisi beliau dalam

membuat Lazuardi meningkat keunggulannya, berikut jawaban beliau (Wawancara

dengan Pak Pur, 3 Maret 2017)

“Di tengah persaingan sekolah-sekolah swasta saat ini, saya tetap optimis

untuk menjadikan Lazuardi sebagai sekolah swasta percontohan baik kanca

nasional maupun Internasional. “Saya yakin bahwa kita adalah apa yang

kita prasangkakan, ketika kita berprasangka positif maka Allah pun akan

meridhoi,” tutur Pak Pur.

Mengenai keoptimisan beliau juga amat dibenarkan oleh guru-guru di SMA

Lazuardi GIS. Salah satunya datang dari Bapak Hafiz, bahwa:

“Pak Pur merupakan pemimpin yg amat optimis. Program-program yang

Pak Pur rencanakan dengan percaya diri diaplikasikan bersama para guru,

pegawai, siswa dan semua yang mendukung kegiatan sekolah. Beberapa

guru dan pegawai mengatakan Pak Pur adalah sosok pemimpin yang

optimis dengan semua yang ia lakukan. Dan hal itu juga yang dapat kami

Page 96: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

81

contoh. Ketika pemimpin memberikan energi positifnya maka kamipun

selaku bawahan tertransfer untuk melakukan semuanya dengan

kepercayaan diri.” (Wawancara dengan Hafiz Alvian, S.Pd pada April,

2017)

Perilaku seseorang pemimpin transformasional adalah seseorang dengan

keyakinan diri yang kuat. Keyakinan diri yang kuat dilihat semua inovasi-inovasi

yang dikeluarkan oleh kepala sekolah. Pak Pur adalah sosok kepala sekolah yang

yang amat memberikan pengaruh ideal bagi semua warga sekolah yang

dipimpinnya. Kemudian beberapa guru juga mengungkapkan bahwa Pak Pur tak

segan-segan untuk meninggalkan kepentingan pribadinya untuk kepentingan

kelompok. Dengan metode pendekatan one by one yang selama kepemimpinan

beliau gunakan, Pak Pur akan merangkul semua warga sekolah untuk mewujudkan

visi dan misi sekolah secara bersama.

Perilaku pemimpin sejatinya perilaku yang mengagumi, menghormati dan

sekaligus mempercayai. Salah satu indikator pemimpin transformasional yaitu

adanya “pengaruh ideal” yang didukung dengan keyakinan diri yang kuat,

komitmen tinggi, bervisi jelas, tekun, pekerja keras, konsisten, mampu

menunjukkan ide-ide penting, besar dan agung serta mampu menularkan pada

bawahannya, mampu memengaruhi dan menimbulkan emosi-emosi yang kuat para

pegawai terhadap sasaran organisasi, memberi wawasan serta kesadaran akan misi,

membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan kepercayaan pada para

pengikutnya.

Dalam hal ini idealisme menjadi kunci para pemimpin transformasional.

Idealisme juga menjadi pembeda antara manajer dengan pemimpin. Dengan ide

besar, pemimpin akan mampu menciptakan haluan yang jelas dan lebih baik ke

depan. Idealisme itu juga turut memperjelas langkah organisasi akan diarahkan,

tanpa idealisme organisasi akan kehilangan semangat perubahan bahkan cenderung

pragmatis, praktis dan puas dengan keadaan yang sedang berlaku dan berjalan apa

adanya.

Beberapa hal yang juga dapat mencirikan pengaruh ideal ada di dalam diri

Pak Pur, di antaranya dari interaksi yang terjalin hangat antara Pak Pur dan semua

warga sekolah (Wawancara dengan Bu Ika:Guru; Bu Vita: Pegawai; Hanifah: siswa

dan Pak Syukur: Security). Mereka juga mengungkapkan bahwa Pak Pur juga

merupakan sosok yang menghargai orang lain. Salah satunya kutipan wawancara

penulis dari Bu Ika guru mata pelajaran Biologi, salah satu guru berprestasi yang

SMA Lazuardi GIS miliki, bahwa:

“Pernah suatu kali, saya diajak berbicara dengan beliau walaupun

menurut saya apa yang saya ungkap hal yang kurang penting namun Pak

Pur selalu menghargai pembicaraan kami. Dan satu hal lagi, Pak Pur juga

adalah sosok kepala sekolah yang tidak pernah lupa untuk mengucapkan

kata “terima kasih” kepada para bawahannya. Menurut saya, hal ini

Page 97: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

82

adalah nilai plus-plus bagi Pak Pur selaku kepala sekolah karena saya dan

teman-teman merasa dihargai dengan hal-hal tersebut. Kepala sekolah

juga merupakan sosok yang tidak pernah mendiskriminasi perlakuannya

terhadap siapapun. Jika ia memperlakukan setiap orang berbeda, menurut

saya itu merupakan sikap yang layak sebagai seorang pemimpin, karena

pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat yang berbeda dan pendekatan

yang dilakukan pun tentu berbeda-beda.”

Data-data di atas menunjukkan bahwa Pak Pur adalah sosok pemimpin

ideal. Ada satu kalimat yang amat menginspirasi penulis di akhir wawancara

penulis dari sosok Pak Pur yaitu “Bagi Pak Purwanto, ketika hendak menjadi

teladan kitalah yang harus meneladankan diri terlebih dahulu, bagaimana banyak

orang yang akan mencontoh kita jika pada diri kita tidak tercermin sifat-sifat yang

ingin diteladani.” Dari data-data yang telah di dapatkan maka salah satu indikator

pemimpin transformasional sudah dimiliki oleh Bapak Purwanto selaku kepala

SMA Lazuardi GIS.

b. Inspirational Motivation (Motivasi yang menginspirasi)

Faktor ini menggambarkan pemimpin yang mengomunikasikan harapan

tinggi kepada pengikut, menginspirasi mereka lewat motivasi untuk menjadi setia

pada, dan menjadi bagian dari visi bersama dalam organisasi. Pada praktiknya,

pemimpin menggunakan simbol dan daya tarik emosional untuk memfokuskan

upaya anggota kelompok, guna mencapai lebih daripada yang akan mereka lakukan

untuk kepentingan pribadi mereka. Semangat tim ditingkatkan oleh jenis

kepemimpinan ini.

Contoh dari faktor ini bisa saja seorang pemimpin menyemangati

pengikutnya lewat kata-kata mendorong dan percakapan singkat, untuk memberi

semangat yang jelas-jelas mengomunikasikan peran penting yang mereka mainkan

dalam pertumbuhan organisasi di masa depan. Dan juga dengan contoh-contoh

tingkah laku dari pemimpin.

Pemimpin transformasional juga merupakan sosok pemimpin yang penuh

inspirasi dan motivasi. Salah satu usaha yang dilakukan dengan motivasi personal.

Mudjijo dan Satiningsih sebagaimana dikutip Siska dan Erny, motivasi personal

adalah setiap perilaku kepala sekolah yang mampu memberikan motivasi tinggi

kepada bawahan untuk mencapai tujuan sekolah. Karena motivasi adalah semangat.

Motivasi dibutuhkan agar perilaku kita terus terpelihara dan mengarah pada tujuan

yang sudah ditetapkan (Siska dan Erny, 2014: 60). Motivasi personal menjadi daya

penggerak yang meningkatkan semangat kerja dan mendorong orang tersebut untuk

mengembangkan kreativitas serta mengerahkan semua kemampuan dan energi

yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang tinggi.

Pada SMA Lazuardi GIS, kegiatan yang mewakili hal tersebut adalah

briefing pagi dan sore hari. Jika Pak Pur di tempat maka kegiatan ini amatlah rutin

Page 98: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

83

dilaksanakan. Salah satu kutipan wawancara penulis terkait manfaat adanya

kegiatan brifing sebagai berikut:

“Ada satu tujuan yang saya harapkan dari kegiatan ini yaitu menjaga

semangat semua warga sekolah. Saya tidak sama sekali menganggap

bahwa warga sekolah adalah bawahan saya, namun lebih kepada teman

dan sahabat kerja yang menyenangkan. Briefing pagi dan sore dilakukan

juga untuk menguatkan satu sama lain, membahas apa yang seharusnya

dibahas dan mengeluarkan kata-kata dengan positif sehingga membuat

situasi briefing menjadi amat nyaman dan tenang.”

Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi peneliti, bahwa dalam briefing

pagi Pak Pur menunjukkan sosok kepala sekolah yang inspiratif dan motivator.

Dalam briefing tersebut Pak Pur selalu menyampaikan kalimat-kalimat yang

menginspirasi dan memberikan semangat kepada guru-guru agar selalu

meningkatkan kinerja dan selalu mengucapkan bahwa sekolah kita bangga dengan

guru-guru semua yang menandakan bahwa Pak Pur terus membangun bahwa

organisasi di Lazuardi adalah milik bersama (Hasil Observasi, 3 Mei 2017).

Semangat Pak Pur yang tak kunjung padam, membuat semua warga sekolah

juga tertular. Pernah Lazuardi ditimpa sebuah masalah yang hampir pelik, menurut

kita orang awam tidak bisa diatasi namun beda dengan Pak Pur. Beliau selalu

memberikan kemungkinan-kemungkinan walaupun kecil untuk menghadapi sebuah

masalah besar. Sosok beliau adalah pemimpin yang juga tidak pernah menyalahkan

orang lain. Jika memang perlakuan salah satu warga sekolah ada yang belum tepat,

maka satu kata-kata magic dari beliau yaitu “jadikanlah sebagai pengalaman

belajar”. Hal ini langsung di alami oleh Bu Verda Amalia, S.Pd, selaku wakil

kepala bidang kurikulum, sebagai berikut:

“Selaku bawahan yang dekat dengan beliau, saya merasa bahwa Bapak

tidak pernah menyalahkan kami. Kata-kata yang keluar selalu berupa

nasehat sehingga membuat kami selalu bersemangat dalam bekerja. Selain

itu kepala sekolah selalu menunjukkan semangat dalam bekerja, selalu

mendorong bawahan menghasilkan hasil maksimal sesuai kompetensi,

memotivasi untuk bersinergi dalam menciptakan inovasi. Oleh karena itu,

untuk pemimpin yang penuh inspirasi dan motivasi saya merasa sudah ada

pada diri kepala SMA Lazuardi GIS. Maka sudah selayaknya ia dijuluki

sebagai pemimpin transformatif.”

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk

memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai

tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara

efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar.

Page 99: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

84

Pak Pur, sebagai kepala sekolah yang hendak membangkitkan motivasi

pengikutnya juga telah berupaya untuk memperbaiki setiap sistem yang dapat

membangkitkan motivasi guru dan pegawai. Beberapa diantaranya pada pengaturan

lingkungan fisik, kepala sekolah telah membuat ruang guru dan pegawai yang

cukup kondusif, dan beberapa fasilitas sumber belajar seperti kelas, perpustakaan.

Karena dari ruang-ruang yang nyaman dan kondusiflah banyak ide-ide cemerlang

yang akan muncul.

Kemudian dari aspek pengaturan suasana kerja, Pak Pur selalu berusaha

menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan. Seperti brifing

pagi dan sore hari yang telah menjadi suatu pembiasaan dikemas dengan sekreatif

mungkin. Misalnya pada saat brifing pagi, kepala sekolah membuat program

“Coffe Morning” atau minum kopi bersama untuk menghangatkan suasana antar

sesama rekan guru dan pegawai.

Motivasi yang inspiratif, sejatinya menggambarkan pemimpin

transformasional digambarkaan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan

pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan

komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit tim

dalam organisasi melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme. Harapannya,

dari pemimpin transformasionallah inspirasi, motivasi dan modifikasi para

bawahan terbangun sehingga apa-apa yang dinilai tidak mungkin menjadi

mungkin.

Inspirational motivation berarti karakter pemimpin yang mampu

mendorong bawahannya kepada tingkat yang lebih tinggi. Berdasarkan wawancara

dengan berbagai stakeholder di SMA Lazuardi GIS, sosok kepala sekolah memang

terkenal sebagai pemberi motivasi yang baik. Ketika ditanya mengenai, apa saja

yang Bapak lakukan dalam rangka memotivasi bawahan, beliau menerangkan

sebagai berikut:

Setiap program yang ada di SMA Lazuardi GIS memang tidak lepas dari

peran serta semua masyarakat sekolah. Seseungguhnya, saya selalu

senantiasa mencoba menjadi pemimpin yang amanah. Salah satu tugasnya

adalah dengan mengetahui kondisi anggota yang dipimpinnya. Untuk itu

saya selalu berusaha untuk melakukan pengawasan terhadap apapun yang

menjadi wewenang saya. Saya berusaha di setiap sudut sekolah,

bercengkrama dengan para guru, pegawai dan siswa, satu kebiasaan yang

sering saya lakukan yaitu memberi motivasi. Karena menurut saya,

mengeluarkan kata-kata positif merupakan salah satu strategi untuk

membuat semuanya ikhlas dalam mengerjakan sebuah pekerjaan.

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai Motivator, Kepala Sekolah

senantiasa memotivasi guru, pegawai maupun siswa/siswi untuk lebih menyadari

pentingnya budaya disiplin. Dengan disiplin maka maka semua yang menjadi

tujuan akan terealisasi dengan baik, tutur Pak Purwanto dalam wawancara dengan

penulis.

Page 100: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

85

Kepemimpinan akan efektif bila pemimpin dapat memberi inspirasi kepada

yang dipimpin untuk bekerja bersama-sama, bertindak mencapai tujuan organisasi.

Orang yang dipimpin akan mengalami proses pengembangan kepemimpinan

sehingga kelak mereka pun akan dapat menjadi pemimpin. Hal ini berarti seorang

pemimpin yang efektif adalah seorang yang dengan kekuasaannya mampu

mengubah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang dengan kekuasaannya mampu

menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Kekuasaan

yang dimiliki para pemimpin dapat bersumber dari beberapa hal sebagai berikut:

1) Reward power, yang disandarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin

memiliki kemampuan dan sumber daya untuk memberikan penghargaan

kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.

Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja dan

mengurangi kegiatan yang dinilai kurang produktif (Mulyasa, 2013: 151).

2) Coercive poewer, yang didasarkan ats persepsi bawahan bahwa pemimpin

memiliki kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak

mengikuti arhan-arahan pemimpinnya.

3) Legitimate power, berdasarkan persepsi bawahan bahwa pemimpin

memiliki hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.

4) Referent power, berdasarkan pengenalan bawahan terhadap sosok

pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena

karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.

5) Expert power, berdasarkan persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah

seorang yang memiliki kompetensi dan keahlian dibidangnya.

Sudah tidak menjadi hal yang didalamnya terdapat keraguan bahwa sosok

Pak Pur adalah sosok yang penuh dengan motivasi inspirasi. Rapat rutin yang

dilakukan setiap hari Rabu bersama kepala sekolah dan guru menjadi bukti nyata

pula. Bu Ika yang merupakan salah satu guru berprestasi di SMA Lazuardi GIS

menuturkan rapat tersebut menjadi pembinaan bagi kami guru-guru di Lazuardi. Di

rapat yang penuh dengan saling memotivasi dan memuji baik antar kepala sekolah

dengan guru ataupun guru dengan guru membuat kami para guru merindukan hari

Rabu sebagai hari kami selalu termotivasi untuk mempersiapkan yang terbaik bagi

SMA Lazuardi. Selain itu, kutipannya sebagai berikut:

“Salah satu indikator sosok Pak Pur adalah sosok kepala sekolah yang

amat memotivasi bawahannya adalah dari ide-ide yang beliau keluarkan

selalu inovatif, memperoleh solusi-solusi untuk problem yang menimpa

kami, mampu mengantisipasi berbagai konsekuensi dari pelaksanaan

keputusan dan mampu mempergunakan kemampuan berpikir imajinatif

untuk masalah-masalah di Lazuardi. Satu hal yang saya pelajari dari Pak

Pur bahwa Pak Pur adalah sosok yang mampu mengenali apa-apa yang

penting saat itu dan apa-apa yang benar-benar mendesak, mampu

mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan mendatang dan mampu melakukan

analisis. Analisis Pak Pur selalu mendalam. Dengan berdasarkan catatan-

Page 101: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

86

catatan yang beliau miliki, membuat beliau lebih mudah untuk

menganalisis sesuatu. Hal-hal seperti itulah yang membuat saya semakin

menjadikan beliau sosok yang menginspirasi. Satu hal lagi yang saya alami

yaitu beliau adalah sosok yang selalu tenang di dalam suasana apapun.

Pernah sekolah kami mengalami masalah yang cukup pelik, saya rasa jika

pada saat itu bukan Pak Pur yang memimpin sekolah kami saya rasa

sekolah kami sudah mengalami satu kesalahan. Namun Pak Pur dengan

tenangnya membuat keputusan yang menurut saya bijaksana (Wawancara

dengan Bu Ika).”

Memang patut diakui bahwa kepala sekolah SMA Lazuardi adalah sosok

kepala sekolah yang inspiratif. Beberapa hal yang juga patut untuk dicontoh oleh

semua masyarakat sekolah yaitu usaha kepala sekolah dalam membangun semangat

bersaing di kalangan komunitas sekolah, karena Pak Pur percaya bahwa sekolah

yang baik adalah sekolah yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan

sekolah lain dan hal ini terbukti dari banyak prestasi-prestasi yang diraih baik oleh

siswa maupun guru yang lampirannya akan penulis sajikan di bagian lampiran. Pak

Pur juga berhasil untuk membangun budaya religius di sekolah, karena Lazuardi

juga merupakan salah satu sekolah tingkat menengah atas yang berbasis ke-Islaman

tentu budaya dan lingkungan religius di sekolah meruapakan hal yang tidak perlu

diragukan lagi. Namun, dua kunci tersebut diakui Pak Pur sebagai kultur sekolah

yang amat ia junjung tinggi dalam program-program sekolah yang direncanakan

bersama.

Dengan berbagai data yang tersaji, indikator sosok motivasi yang

menginspirasi sebagai salah satu yang terdapat pada diri pemimpin

transformasional sudah ada di dalam diri Pak Purwanto.

c. Intelectual Stimulation (Rangsangan intelektual)

Hal ini mencakup kepemimpinan yang merangsang pengikut untuk

bersikap kreatif dan inovatif serta merangsang keyakinan dan nilai mereka sendiri,

seperti juga nilai dan keyakinan pemimpin serta organisasi. Karakter seorang

Pemimpin transformatif yang mampu mendorong bawahannya untuk

menyelesaikan permasalahan dengan cermat dan rasional. Seorang pemimpin juga

diwajibkan memiliki intelektual yang baik. Kepala sekolah yang sudah

menyelesaikan S2-nya di UMJ ini merupakan sosok pemimpin yang cerdas. Bukan

hal yang mudah untuk memimpin sekaligus menjalankan tugas melanjutkan

pendidikan. Itu semua dilakukan dengan penuh keikhlasan untuk kemajuan

organisasi yang sedang dipimpinnya.

Jenis kepemimpinan ini mendukung pengikut ketika mencoba pendekatan

baru dan mengembangkan cara inovatif untuk menghadapi masalah organisasi. Hal

itu mendorong karyawan untuk memikirkan hal-hal secara mandiri dan terlibat

Page 102: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

87

dalam pengambilan keputusan yang hati-hati. Suatu contoh dari jenis

kepemimpinan ini adalah manajer pabrik yang meningkatkan upaya setiap pekerja

untuk mengembangkan cara unik, guna memecahkan masalah yang telah

menyebabkan kemerosotan dalam produksi.

Tugas menstimulasi warga sekolah sangatlah diperlukan, apalagi saat

psikologi sosial organisasi secara intelektual tidak mengarah kepada perkembangan

dan perbaikan. Sebab, mereka membutuhkan dukungan untuk membantu mereka

mengatasi masalah. Dorongan untuk mencoba sistem baru merupakan hal penting

selain dukungan teknis untuk membantu memcahkan masalah.

Dalam hal ini, Pak Pur yang di tengah kepemimpinannya dalam memimpin

SMA Lazuardi juga telah meluluskan magisternya di salah satu universitas swasta

di Jakarta. Beliau tentu tahu betul, apa yang seharusnya pemimpin lakukan untuk

merangsang intelektual warga sekolah. Ketika penulis menayakan mengenai,

program-program apa saja yang beliau lakukan untuk merangsang intelektual

bawaan, berikut kutipan jawaban beliau:

“Di SMA Lazuardi sering diadakan diskusi-diskusi produktif dan kegiatan

pengembangan bakat guru dan siswa. Tak jarang dalam diskusi-diskusi

tersebut saya turut hadir. Selain membahas mengenai isu-isu terkini

pendidikan, tak jarang para guru diskusi mengenai perkembangan siswa

hingga saling membantu untuk mengembangkan prestasi siswa/siswi

Lazuardi. Hal ini saya lakukan demi membangun suasana positif dan

keilmuan dilingkungan masyarakat sekolah dan kepala sekolah.”

Sejalan dengan data tersebut, beberapa kali hasil observasi juga

mendapatkan data yang sama. Tak jarang ketika kehadiran penulis di SMA

Lazuardi GIS, Pak Pur terlihat bercengkrama dengan guru, pegawai dan beberapa

gardener yang ada di SMA Lazuardi GIS. Ketika penulis menanyakan, kepada

salah seorang gardener yang di ajak bercengkrama, begini ulasannya:

“Bapak emang begitu neng, suka menyapa. Terkadang ketika Bapak sudah

di tunggu tamu Bapak pasti tidak pernah lupa menyapa kami walaupun

hanya sekedar menayakan kabar kami. Tidak hanya itu menurut saya bapak

orangnya pemimpin bijaksana neng Saya memiliki pengalaman sebagai

tukang kebun disini. Yaitu ketika teman saya yang juga tukang kebun tidak

dapat hadir dalam waktu yang cukup lama, bukan memberhentikan malah

mencari pengganti sementara. Pemimpin bijak yang amat dirindui oleh

semua orang”(Pak Herman Gardener Lazuardi).

Page 103: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

88

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan, memang

dalam hal diskusi, Pak Purwanto memiliki salah satu kompetensi yang baik sebagai

kepala sekolah yaitu komunikasi. Hal ini yang penulis alami sendiri terkait

wawancara dengan beliau. Setiap perkataan yang penulis ajukan, beliau jawab

dengan baik membuat penulis amat memahami jawaban-jawaban beliau. Melalui

kegiatan diskusi yang Pak Pur sering lakukan telah membuktikan bahwa

komunikasi antara kepala sekolah dan guru dapat terjalin dengan baik. Dalam

kegiatan ini, dibahas berbagai permasalahan ataupun konflik yang terjadi dalam

internal atau eksternal sekolah. Sehingga, dari hasil diskusi ini dicari solusi

terhadap berbagai masalah yang dihadapi.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Danim dan Suparno sebagaimana

dikutip Siska dan Erny bahwa salah satu komponen yang memengaruhi

kepemimpinan transformasional adalah komunikasi persuasif. Komunikasi

persuasif adalah kemampuan kepala sekolah dalam menyampaikan pesan, pikiran,

dan gagasan kepada komunikan (Siska dan Erny, 2014: 62). Kemampuan dalam

berkomunikasi merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai agar dapat

berkomunikasi secara efektif dengan guru, staf, dan siswa. Komunikasi persuasif

yang dilakukan kepala sekolah akan berpengaruh dalam proses bimbingan,

motivasi, dan akomodasi seluruh aspirasi warga sekolah dalam rangka mencapai

visi dan misi sekolah. Untuk itu, dalam mewujudkan iklim komunikasi yang baik

di sekolah, semua komponen dalam organisasi sekolah sudah semestinya untuk

membangun suasana yang baik. Misalnya kepala sekolah dapat menjadi teladan

dan melahirkan kenyamanan kerja dalam persepsi para bawahannya (Yosal: 2013:

103).

Selain itu, untuk merangsang intelektual para bawahan Pak Pur juga

memfasilitasi dengan kebebasan guru dalam mengembangkan bakat yang dimiliki.

Artinya, ketika ada suatu acara yang hendak melibatkan guru-guru lazuardi dalam

kegiatan tersebut, kepala sekolah tidak keberatan. Malahan beliau selalu

mendukung setiap kegiatan yang sifatnya untuk pengembangan kompetensi guru.

Menurut Pak Pur dengan memberikan kebebasan dalam kesempatan belajar para

guru akan termotivasi untuk lebih baik disetiap performence-nya.

Adapun untuk mengembangkan kompetensi guru-guru di SMA Lazuardi

GIS agar tidak ketinggalan dengan sekolah-sekolah unggul lainnya, SMA Lazuardi

GIS melakukan peningkatan kinerja guru melalui supervisi yang dilakukan kepala

sekolah. Untuk supervisi sendiri, Ibu Ika salah satu guru Biologi di SMA Lazuardi

GIS mengakuinya seperti kutipan wawancara berikut ini:

“Pak Pur sering melakukannya kepada kami. Adapun penerapan supervisi

rutin setiap hari ke setiap kelas baik oleh Pak Pur langsung maupun wakil

kepala sekolah dengan peraturan yang sama yaitu kepala sekolah

melakukan supervisi dengan tiga cara yaitu dengan jadwal yang telah

ditentukan kepala sekolah, undangan dari guru yang bersangkutan dan

Page 104: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

89

supervisi mendadak (kepala sekolah langsung datang ke kelas tanpa

pemberitahuan).”

Kemudian cara selanjutnya untuk merangsang intelektual para bawahan,

kepala sekolah selalu menciptakan lingkungan yang nyaman. Beliau, mengatakan

bahwa untuk hasil yang baik diperlukan pula proses yang baik. Salah satu proses

baik yang kepala sekolah rancang yaitu menciptakan lingkungan yang nyaman di

sekolah. Adapun indikator dari terciptanya lingkungan yang nyaman yaitu

terpenuhinya kebutuhan para bawahan. Jika kebutuhan dasar manusia, sudah

sekolah fasilitasi menurut Pak Pur peluang untuk bekerja total sudahlah amat

terbuka. Banyak sekolah yang menginginkan kemajuan namun tidak didukung

dengan kesejahteraan guru. Oleh karena itu, tidak pula akan berhasil. Dengan

memberikan lingkungan yang nyaman maka Kepala Sekolah akan mudah dalam

memberikan stimulus-stimulus positifnya.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin transformasional harus mampu

menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap

permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan

untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas

organisasi. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatkan kesadaran para pengikut

terhadap masalah diri dan organisasi. Selain itu, juga upaya memengaruhi untuk

memandang masalah tersebut dari perspektif yang baru untuk mencapai sasaran

organisasi, meningkatkan intelegensi, rasionalitas, dan pemecahan masalah secara

seksama. Kemudian penggunaan imajinasi dipadu dengan intuisi namun dikawal

oleh logika dimanfaatkan oleh pemimpin ini dalam mengajak pengikutnya untuk

berkreasi, risau dengan status quo, menantang tradisi uang, mempertanyakan

asumsi dan kepercayaan lama yang tidak baik.

Keintelektualan kepala sekolah juga dapat dilihat dari cara beliau dalam hal

membebaskan guru dalam mengonsep pembelajaran, mendukung dan membimbing

para guru, dan sosok Pak Pur adalah sosok yang tidak sungkan-sungkan untuk

menggantikan guru kelas jika berhalangan hadir ke sekolah. Pak Pur juga

mendukung berbagai pelatihan baik yang lembaga luar adakan maupun Lazuardi

buat sendiri. Beberapa guru menyatakan bahwa mereka mendapat mandat langsung

dari kepala sekolah untuk mengikuti pelatihan x, tentu hal tersebut untuk

peningkatan kompetensi para guru-guru di SMA Lazuardi. Pak Pur juga

mengalokasikan dana khusus untuk event internal dalam hal pengembangan

kompetensi guru-guru di SMA Lazuardi. Sosok pak Pur yang menyukai kegiatan

membaca tentu berpengaruh dengan keintelektualannya dalam mengembangkan

SMA Lazuardi GIS. (Hasil Wawancara dengan beberapa guru)

Strategi yang Pak Pur lakukan tersebut, tak lain memiliki tujuan untuk

mengembangkan profesionalisme staf dan guru. Dalam hal tersebut, kepala sekolah

mengadakan beberapa program yang mencakup pengiriman staff dan guru ke

pelatihan dan pendidikan yang lebih tinggi, menyediakan pelatihan dalam sekolah

dan mengadakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Pelatihan internal

sekolah meliputi pelatihan kurikulum 2013, bahasa dan beberapa pelatihan lainnya.

Page 105: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

90

Untuk MGMP sendiri, merupakan wadah yang Pak Pur buat untuk menyuburkan

semangat dan budaya belajar di kalangan guru demi menciptakan komunitas

belajar. Berdasarkan salah satu postingan admin SMA Lazuardi GIS, salah satu

pelatihan internal yang telah dilakukan baru-baru ini yaitu guru-guru di SMA

Lazuardi GIS sedang melaksanakan In House Training Pengembangan Penilaian

Berbasis TIK (e-Rapor), sebagai salah satu program dari SMA Rujukan 2017.

(www.lazuardi-gis.net, di akses pada 9 Desember 2017)

Intelektual pemimpin transformasional juga dapat dilihat dari inisiatif untuk

mengubah suatu keadaan yang ia miliki, kondisi jika di dalam organisasi diam,

tidak bergerak, tidak berkembang dan akan mengalami kerusakan. Sebab,

pemimpin transformasional sangat menyadari bahwa kondisi ini tidaklah kondusif

bagi perbaikan.

Inisiatif juga merupakan satu sikap yang menjadi sikap pemimpin

transformasional. Hal tersebut dapat di lihat dari kutipan penulis dengan informan

salah seorang guru sebagai berikut:

Satu hal yang unik dari keinisiatifan beliau adalah sosok pemimpin dengan

inisiatif yang beretika. Kepala sekolah yang mampu memahami berbagai

karakter bawahan dengan inisiatif yang ia punya. Karena memang tempat

dahulu saya mengabdi belum menemukan sosok kepala sekolah seperti pak

Pur jadi saya merasa amat beruntung berada di SMA Lazuardi GIS.

(Wawancara dengan Ibu Afifah)

Selain dari para guru beberapa orang tua yang penulis wawancarai

mengungkapkan bahwa Pak Purwanto adalah sosok pemimpin dengan menjunjung

tinggi nilai-nilai moral dan keinovatifan program-program sekolah. Keinovatifan

Pak Pur, terlihat dari berbagai program-program yang beliau canangkan, berikut

kutipan wawancara penulis dengan salah satu orang tua siswa, sebagai berikut:

Sedikit berbagi pengalaman mengenai anak saya beersekolah di SMA

Lazuardi, bahwa dari segi pembangunan akhlak anak mendapatkan porsi

yang cukup besar. Terlihat bahwa pihak sekolah lebih berusaha untuk

mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam bidang moral,

sebelum itu terjadi. Ketegasan pihak sekolah dalam memberikan sanksi

pada murid yang melakukan pelanggaran berat juga merupakan hal yang

positif sekali. Kami sebagai orangtua sangat mempercayai pihak sekolah

karena hal tersebut, sehingga kami benar-benar mempercayakan

pendidikan anak di sekolah pada pihak Lazuardi. Selain itu, dalam bidang

pelajaran pun terlihat bahwa pihak sekolah memberikan kesempatan siswa

untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang, bukan hanya bidang

eksakta saja tetapi juga bidang kesenian dan olahraga. (Orang tua

Narayana)

Page 106: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

91

Memang untuk stimulasi intelektual seorang pemimpin transformatif

memiliki banyak indikator yang telah dipenuhi oleh kepala sekolah SMA Lazuardi.

Sebagai salah satu bukti stimulasi intelektual lainnya yaitu kepala SMA Lazuardi

GIS pada bulan November lalu mendapatkan keberkahan dengan kehadiran 20

kepala sekolah SMA Negeri dan swasta se-kota Depok untuk melaksanakan

workshop Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah (PKB KS).

Mulai dari pagi hari hingga sore hari selama dua hari berturut-turut kepala sekolah

SMA se-kota Depok yang hadir berdiskusi, bekerja bersama melakukan presentasi

demi pengembangan profesi mereka menegenai pengelolaan administrasi sekolah

dan pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan. Selain itu, kepala sekolah

SMA Lazuardi GIS, pada tanggal 14-17 November 2017 lalu juga menjadi

narasumber yang di undang langsung oleh Kementerian Pendididkan dan

Kebudayaan (Kemdikbud) terkait Best Practice Pembelajaran dan Penilaian High

Order Thinking Skills (HOTS) di Hotel Haris Bandung.

Dengan demikian, intelectual stimulation (rangsangan intelektual) yang

Bapak Purwanto miliki telah berhasil meningkatkan kepercayaan diri bawahan

untuk senantiasa menjadi lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Hal inilah yang

mencirikan bahwa sosok Pak Pur adalah kepala sekolah transformasional.

d. Individualized Consideration (Pertimbangan yang diadaptasi)

Faktor ini mewakili pemimpin yang memberikan iklim yang mendukung,

dimana mereka mendengarkan dengan seksama kebutuhan masing-masing

pengikut. Pemimpin bertindak sebagai pelatih dan penasihat, sambil mencoba

untuk membantu pengikut benar-benar mewujudkan apa yang diinginkan.

Pemimpin ini mungkin menggunakan delegasi untuk membantu pengikut tumbuh

lewat tantangan pribadi. Contoh dari jenis kepemimpinan ini adalah manajer yang

meluangkan waktu untuk memperlakukan setiap karyawan dalam cara yang unik

dan peduli. Untuk sejumlah karyawan, pemimpin bisa memberi perintah tertentu

dengan tingkatan struktur yang tinggi.

Kepemimpinan transformasional menghasilkan dampak yang lebih besar

yaitu berupa kinerja yang lebih daripada yang diharapkan. Kepemimpinan

transformasional dianggap menjadi pemimpin yang lebih efektif dengan hasil kerja

yang lebih baik. Para pemimpin transformasional biasanya termotivasi untuk

mengalahkan kepentingannya demi kepentingan grup atau organisasi. Menurut

Evans (1995) sebagaimana dikutip Syafaruddin, bahwa paling tidak ada tiga hal

yang mendasarkan dalam kepemimpinan transformatif, yaitu:

Pertama, guru berpartisipasi secara aktif dalam dinamika kelangsungan

proses kepemimpinan. Kontribusi pengetahuan, pemahaman dan gagasan-gagasan

untuk mengembangkan visi sekolah. Kedua, mengusahakan rasa memiliki yang

besar dan komitmen pribadi yang tinggi kepada nilai-nilai sekolah untuk

memantapkan visi sekolah di masa mendatang. Ketiga, dengan keaktifan guru dan

komitmennya yang dalam, maka guru-guru akan terdorong untuk berkembang

Page 107: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

92

dalam kesadaran yang luas akan visi dan misi sekolah dan hubungannya sehari-hari

dalam bekerja untuk mencapai misi tersebut (Evans dalam Syafaruddin, 2010: 99).

Untuk SMA Lazuardi sendiri, Pak Pur adalah sosok pemimpin yang selalu

memberikan penghargaan kepada para warga sekolah sekecil apapun prestasi yang

warga sekolah raih. Penghargaan merupakan hal penting untuk meningkatkan

profesionalisme dalam hal ini guru dan pegawai. Ia akan merasa dihargai ketika

terdapat penghargaan, dan senantiasa akan mengurangi kegiatan yang kurang

produktif. Karena motivasi para guru akan bersaing positif untuk mendapatkan

berbagai penghargaan. Dalam wawancara penulis, penghargaan terbesar adalah

ketika menjadi “Teacher Of the Year” (Ibu Ika dengan hadiah umroh) dan

“Employer Of the Year” (Ibu Vita dengan hadiah peralatan rumah tangga). Sempat

mewawancarai mereka sebagai guru dan pegawai yang pernah mendapatkan

penghargaan tersebut mereka mengatakan terdapat kebanggan tersendiri.

“Motivasi kami untuk menjadi lebih baik semakin bertambah dengan

adanya beberapa penghargaan tersebut. Tidak itu saja, beberapa souvenir

sponsor yang berlebih juga tidak jarang Pak Pur berikan kepada setiap

warga sekolah di SMA Lazuardi jika memiliki prestasi dan ingin di

apresiasi. Dalam pemilihan penghargaan di SMA Lazuardi GIS tersebut,

kepala sekolah selalu berusaha untuk tepat, efektif, dan efisien dalam hal

menetapkannya dari beberapa indikator yang dibuat.”

Dari adanya penghargaan-penghargaan yang diterima tentu membuat iklim

organsasi semakin nyaman bagi setiap anggota dalam meningkatkan kinerjanya.

Selain itu, indikator berikutnya untuk pertimbangan individu adalah kedekatan

kepala sekolah dengan bawahannya. Hal ini di akui oleh Bu Arum Afriani Dewi,

S.Si yang menyatakan bahwa

“Kepala sekolah selalu berhubungan dengan guru secara personal, selalu

mempertimbangkan segala kebutuhan bawahan, bersikap proaktif dan

penuh inisiatif dalam bekerja. Pernah saya alami sendiri, waktu itu saya

memiliki masalah pada pekerjaan saya. Bapak Pur mengajak saya untuk

berdiskusi dan meng-coaching saya, sehingga saya memiliki jalan keluar

untuk permasalahan tersebut.”

Selain dengan guru-guru, Pak Pur juga memiliki kedekatan yang sama

dengan para siswa. Salah satu pernyataan datang dari Alif dan Dita, sebagai

berikut:

“Menurut kami Pak Purwanto adalah sosok yang humble. Beliau tidak

pernah terlihat sibuk. Walau kami tahu pekerjaanya amat banyak. Menyapa

kami dengan amat , yahhh keren lah ka. Sosok tokoh inspiratif yang

demokratis juga ka. Bapak Purwanto, tidak pernah memaksakan

keinginannya sendiri, ia lebih memilih untuk mendengarkan banyak

Page 108: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

93

pendapat pada umumnya. Salah satu indikator seorang kepala sekolah

dikatakan profesional adalah dengan sikap demokratis yang dimilikinya.

Dari, oleh dan untuk warga sekolah adalah sikap yang selalu Pak Pur

junjung.” (Wawancara dengan Alif dan Dita siswa SMA Lazuardi GIS)

Pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang

mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan

secara khusus mau memerhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan

pengembangan karir. Prilaku yang ditunjukkan oleh pemimpin transformasional

biasanya selalu merenung, berpikir dan selalu mengidentifikasi kebutuhan

bawahan, mengenali kemampuan bawahan, mengidentifikasi kebutuhan bawahan,

mengenali kemampuan kemampuan bawahan, mendelegasikan wewenang,

memberikan perhatian, membina, membimbing dan melatih para pengikut secara

khusus dan pribadi agar mencapai sasaran organisasi, memberikan dukungann,

membesarkan hati, dan memberikan pengalaman-pengalaman tentang

pengembangan kepada pengikut.

Pak Pur juga merupakan sosok yang penuh dengan ide kreatif sehingga

selalu memunculkan program-program menarik. Kekompakan dalam tim adalah

satu hal yang Pak Pur jaga, dan ketika terdapat beberapa orang tua siswa yang

sedang mau menjemput anak-anak mereka, penulis diberikan kesempatan untuk

mewawancarai mereka. Salah satu pernyataan datang dari orang tua Hanifah,

sebagai berikut:

“Para orang tua siswa juga lagi-lagi mengatakan kesalutan mereka dengan

sosok Pak Purwanto dalam memimpin SMA Lazuardi GIS. Tidak pernah

luput untuk mengikutsertakan semua masyarakat sekolah di Lazuardi

membuat kami tidak pernah khawatir anak kami di didik disini.”

Perilaku pemimpin transformasional untuk pertimabangan individu

memang telah ada pada diri kepala sekolah SMA Lazuardi GIS, dimana ia

merenung, berpikir, dan selalu mengidentifikasi kebutuhan para karyawannya.

Pribadi seorang pemimpin adalah pribadi yang secara indvidu sudah menunjukkan

kepribadiannya sebagai seorang pemimpin. Ia senantiasa berevaluasi terhadap

kepemimpinannya. Hal ini juga sudah dilakukan oleh Pak Pur yang mengadakan

evaluasi setiap harinya pada jam sebelum pulang kerja untuk seluruh guru-guru di

SMA Lazuardi GIS.

2. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kepemimpinan

Transformasional dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi

GIS

Dalam kaitannya dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja

tenaga kependidikan, perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah bertanggung

jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan, dan dia sendiri harus

Page 109: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

94

berbuat baik. Kepala sekolah juga harus menjadi contoh, sabar dan penuh

pengertian (Mulyasa, 2013: 160).

Kepemimpinan transformasional merupakan jawaban dari berbagai

permasalahan yang dihadapi sekolah. Sekolah akan berkualitas jika dipimpin oleh

kepala sekolah yang tranformasional. Kepemimpinan transformasional memiliki

penekanan dalam hal pernyataan visi dan misi yang jelas, penggunaan komunikasi

secara efektif, pemberian rangsangan intelektual, serta perhatian pribadi terhadap

permasalahan individu anggota organisasinya. Dengan penekanan seperti itu,

diharapkan kepala sekolah akan mampu meningkatkan kinerja staf pengajarnya

dalam rangka mengembangkan kualitas sekolahnya.

Kepemimpinan transformasional kepala sekolah menuntut kemampuan

dalam berkomunikasi, terutama komunikasi persuasif. Dengan komunikasi

persuasif akan menjadi faktor pendukung dalam proses transformasi

kepemimpinannya.

Kepemimpinan tranformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah dapat

berperan sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai keputusan tanpa adanya

pihak yang merasa dirugikan. Kemampuan melakukan transformasi aneka

sumberdaya sekola mutlak dalam kerangka kepemimpinn sekolah yang produktif.

Misalnya mentransformasikan potensi menjadi aktual, visi menjadi laten menjadi

manifes dan sebagainya.

Dalam hal ini, kepala sekolah SMA Lazuardi GIS sudah dapat

dikategorikan sebagai kepala sekolah yang transformasional dari beberapa data

yang didapatkan. Pak Pur, memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin yang

senantiasa bekerja dengan atau melalui orang lain, mentransformasikan secara

optimal sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna

sesuai dengan target capaian yang telah ditetapkan. Sumber daya yang dimaksud

dapat berupa SDM, fasilitas, dana, dan faktor eksternal keorganisasian. Di

organisasi sekolaah tentunya SDM yang dimaksud dapat berupa pimpinan, staf

pengajar, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, widyaswara, peneliti dan lain

sebagainya.

Sebagai sekolah yang telah memiliki kualitas tentunya SMA Lazuardi GIS

menginginkan kemajuan yang lebih dari pada pencapaian saat ini. Hal ini

merupakan impian bersama baik kepala sekolah dan semua warga sekolah. Pak Pur

selaku kepala sekolah SMA Lazuardi GIS memang telah menunjukkan dirinya

sebagai seorang pemimpin yang transformasional. Membantu para staf untuk

mengembangkan dan memlihara budaya kerjasama, budaya profesional, membantu

mempercepat pengembangan dan membantu tenaga pendidik untuk memecahkan

masalah yang lebih efektif.

Kepala Sekolah melakukan pendekatan individual dalam memotivasi guru.

Pendekatan ini dilakukan pada guru yang belum menyadari pentingnya budaya

disiplin. Kepala Sekolah melakukan pendekatan dengan mengajak guru tersebut

untuk berdiskusi dan menyelesaikan masalah yang terjadi.

Pendekatan ini dinilai memberikan dampak yang baik pada guru, karena

setelah di berikan masukan berupa motivasi dari Kepala Sekolah dan pesan-pesan

Page 110: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

95

yang sifatnya persuasif, guru dapat menerima dan berjanji tidak akan lagi

mengulangi perbuatannya. Jadi, tampaklah dalam kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS tidak terlepas dari

faktor yang mendukung dan menghambat proses dan upaya Kepala sekolah dalam

mengentasi permasalahan yang terjadi.

Oleh sebab itu terdapat beberapa hal yang seorang kepala sekolah

transformasional lakukan agar dapat mengasah kemampuan memimpin secara

transformasional yaitu sebagai berikut:

Pertama, teladan dan kerja sama: budaya kerja bukan sekedar perubahan

artifisial atau sekedar slogan, tetapi perubahan mental bersama aksi nyata (Musfah,

2016: 134). Ia akan berhasil jika ada teladan dari pemimpin pada satu sisi dan kerja

kolektif pada sisi yang lain. Kepala sekolah sebgai penanggung jawab tertinggi di

sekolah harus tampil paling epan dalam memajukan kerja sama antar sekolah

dengan masyarakat. Kepala sekolalah orang yang amat berkepentingan terhadap

semua permasalahan sekolah karena ia adalah motor penggerak kemajuan kerja

sama sekolah dengan masyarakat (Pidarta, 2014:3).

Kedua, penghargaan. Penghargaan penting untuk meningkatkan

produktivitas kerja dan untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui

penghargaan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan ini akan bermakna

apabila dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga

setiap tenaga kependidikan memiliki peluang untuk meraihnya. Penggunaan

penghargaan ini perlu dilakukan secara tepat, efektif dan efisien, agar tidak

menimbulkan dampak negatif. Salah satu contoh penghargaan, dapat berupa

pemberian tunjangan kinerja bagi pegawai yang sudah berjalan selama satu tahun

ini diharapkan berdampak positif tehadap implementasi budaya kerja. Ketiga,

inovatif. Hanya pemimpin inovatif yang bisa menyelesaikan masalah-masalah

tersebut.

Selain itu pembinaan disiplin, seorang pemimpin harus mampu

menubuhkan disiplin terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, pemimpin harus

mampu membantu pegawai mengembangkan pola dan meningkatkan pelaksanaan

aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin. Serta pembangkitan motivasi,

keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan

(Mulyasa, 2013:118).

Kepemimpinan transformasional menunjukan pada proses membangun

komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberikan kepercayaan kepada para

pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Teori transformasional

mempelajari juga bagaimana para pemimpin mengubah budaya dan struktur

organisasi agar lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemen untuk mencapai

sasaran organisasional. (Rizal, 2014: 450)

Untuk kultur organisasi sendiri, terdapat beberapa hal yang

mempengaruhinya, yaitu terdapat faktor internal dan eksternal. Faktor internal

sebagai berikut:

Page 111: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

96

a. Lingkungan organisasi

Merupakan satu elemen yang berpengaruh cukup kuat dala

pembentukan budaya perusahaan cukup kuat dalam pembentukan

budaya sekolah.

b. Sistem nilai

Merupakan apa yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih

penting atau kurang penting, apa yang lebih baik, kurang baik dan apa

yang lebih benar dan kurang benar.

c. Kepahlawanan

Yang sering dimanfaatkan untuk mengajak seluruh sumber daya

manusia untuk mengikuti nilai-nilai budaya yang dilakukan oleh orang-

orang tertentu yang ditunjuk perusahaan sebagai tokon panutan.

d. Upacara

Kegiatan yang bersifat ritual tidak harus dilkukan secara besar-besaran,

kadang dilakukan secara sederhana saja namun yang dinilai adalah

frekuensi kegiatan ritual yang mengandung banyak manfaat pada

keberhasilan sebuah sekolah.

e. Jaringan kultural

Merupakan elemen yang berasal dari kekuatan yang tersembunyi di

dalam organisasi.

Adapun faktor yang berasal dari luar yaitu: Struktur, SDM, dan Sistem

Pengaturan Kerja. Faktor eksternal tersebut merupakan faktor yang berasal dari

luar organisasi. Tentu banyak lagi pengaruh-pengaruh dari luar yang merupakan

bagian dari ketiga faktor eksternal di atas.

Kultur sekolah yang positif diasosiasikan dengan motivasi dan prestasi

siswa yang tinggi. Dalam hal ini, siswa dan siswi SMA Lazuardi memang dikenal

dengan prestasi yang luar biasa. Di tengah wawancara penlulis dengan kordinator

HUMAS Ibu Eni mengungkapkan setahun ini lebih kurang 50 prestasi yang sudah

di dapatkan oleh kami. Hal ini juga senada dengan Raihani (2010: 21) yang

mengungkapkan bahwa keberhasilan pemimpin ditandai dengan prestasi siswa.

Selain itu, meningkatkan kolaborasi antar guru dan mengubah sikap guru terhadap

pekerjaannya kedepan menjadi positif. Sikap positif guru diruang belajar tidak

berdiri sendiri melainkan antara lain disumbang oleh gaya kepemimpinan

transformasional kepala sekolah.

Oleh karena itu kepemimpinan transformasional adalah seorang pemimpin

yang mampu membangun perubahan dalam tubuh organisasi sekolah sesuai dengan

nilai-nilai yang ditetapkan dengan memberdayakan seluruh komunitas sekolah

melalui komunikasi yang terarah, agar para pengikut dapat bekerja lebih energik

dan terfokus sehingga pengajaran dan pembelajaran menjadi transformatif bagi

Page 112: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

97

setiap orang. Pada Bab II telah di sebutkan beberapa indikator seorang pemimpin

yang transformasional, yaitu sebagai berikut:

a. Pembaru

b. Memberi teladan

c. Mendorong kinerja bawahan

d. Mengharmonisasikan lingkungan kerja

e. Memberdayakan bawahan

f. Bertindak atas sistem nilai

g. Meningkatkan kemampuannya terus-menerus

h. Mampu menghadapi situasi yang rumit.

Dari beberapa indikator di atas hampir keseluruhan sudah ada pada diri

kepala sekolah SMA Lazuardi GIS. Untuk pembaru, beliau terkenal sebagai

seorang pimpinan yang sering memunculkan inovasi-inovasi baru, sudah banyak

inovasi yang ia munculkan sejak kepemimpinannya di SMA Lazuardi GIS. Tidak

memperbolehkan siswa membawa smartphone adalah salah satu inovasi yang

beliau keluarkan baru-baru ini.

Memberi teladan, ya sosok “Pak Pur” dapat dijadikan sosok teladan. Sikap

ramah yang beliau miliki dan tak sungkan untuk menyapa orang-orang yang berada

jauh di bawah beliau patut di apresiasikan. Beliau juga sosok yang suka men-

support para guru dan pegawai untuk bekerja lebih semangat dan saling sharing

akan permasalahan yang ada.

Harmonisasi lingkungan kerja selalu menjadi prioritas utama. Karena ketika

lingkungan kerja sudah aman dan nyaman hal tersebut berpengaruh pada

peningkatan motivasi kerja. Selain itu, beliau juga amat suka memberdayakan

bawahan dengan kegiatan-kegiatan positif. Baik siswa maupun pegawai dan guru,

terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan produktivitas masing-masing.

Banyak yang mengagumi sosok kepala sekolah SMA Lazuardi GIS baik di

lingkungan internal sekolah maupun eksternal sekolah berdasarkan penelitian yang

penulis lakukan. Jika berdasarkan indikator yang seharusnya dimiliki oleh seorang

pemimpin transformasional, maka ke-4 ciri kepemimpinan transformasional

sudahlah ada di diri Pak Purwanto selaku kepala sekolah SMA Lazuardi GIS.

Sebagai sekolah yang telah memiliki kualitas tentunya SMA Lazuardi GIS

menginginkan kemajuan yang lebih dari pada pencapaian saat ini. Hal ini

merupakan impian bersama baik kepala sekolah dan semua warga sekolah. Pak Pur

selaku kepala sekolah SMA Lazuardi GIS memang telah menunjukkan dirinya

sebagai seorang pemimpin yang transformasional. Membantu para staf untuk

mengembangkan dan memlihara budaya kerjasama, budaya profesional, membantu

memperepat pengembangan dan membantu tenaga pendidik untuk memecahkan

masalah yang lebih efektif.

Dalam kaitannya dengan peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja

tenaga kependidikan, perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah bertanggung

jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan, dan dia sendiri harus

Page 113: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

98

berbuat baik. Kepala sekolah juga harus menjadi contoh, sabar dan penuh

pengertian (Mulyasa, 2013: 160).

Kepala Sekolah melakukan pendekatan individual dalam memotivasi guru.

Pendekatan ini dilakukan pada guru yang belum menyadari pentingnya budaya

disiplin. Kepala Sekolah melakukan pendekatan dengan mengajak guru tersebut

untuk berdiskusi dan menyelesaikan masalah yang terjadi.

Pendekatan ini dinilai memberikan dampak yang baik pada guru, karena

setelah di berikan masukan berupa motivasi dari Kepala Sekolah dan pesan-pesan

yang sifatnya persuasif, guru dapat menerima dan berjanji tidak akan lagi

mengulangi perbuatannya. Jadi, tampaklah dalam kepemimpinan Kepala Sekolah

dalam membangun kultur organisasi di SMA Lazuardi GIS tidak terlepas dari

faktor yang mendukung dan menghambat proses dan upaya Kepala sekolah dalam

mengentasi permasalahan yang terjadi.

Upaya selanjutnya yang kepala sekolah lakukan adalah selalu berusaha

untuk membuat efektif dan efisien semua aspek di SMA Lazuardi GIS. Efektivitas

pendidikan menurut Mulyasa (2013: 122) dalam Menjadi kepala sekolah yang

profesional adalah dapat dilihat dari sudut prestasi. Yaitu mampu menampung

masukan yang banyak dan menghasilkan tamatan yang banyak, bermutu bersaing

dipasaran atau lapangan kerja yang ada dan diperlukan. Untuk Lazuardi sendiri,

berdasarkan data yang didapatkan setidaknya ada 56 orang siswa sepanjang tahun

2017 yang memiliki prestasi baik dikanca nasional maupun internasional. Untuk

lulusan sendiri, banyak alumni SMA Lazuardi yang diterima di PTN favorit baik di

Indonesia maupun luar negeri. Untuk itu, inilah salah satu upaya yang akan kepala

sekolah tingkatkan.

Adapun untuk efisiensi pendidikan sendiri dapat dilihat dari tenaga,

fasilitas, dana dan waktu sedikit mungkin yang mampu menghasilkan banyak,

bermutu, relevan dan bernilai. Bagaimana dengan segala sarana dan prasarana yang

ada, dapat menghasilkan kegiatan positif yang berguna untuk kemajuan sekolah.

Untuk lebih jelasnya, saat wawancara penulis dengan kepala sekolah, beliau

mengemukakan 7 upaya untuk meningkatkan kemampuan beliau dalam memimpin,

yaitu sebagai berikut:

a. Menggunakan pola kepemimpinan bersahabat

Sahabat adalah tempat dimana antara satu orang dengan orang lainnya tidak

ada rasa sungkan lagi. Itulah yang ingin diimplementasikan oleh Pak Pur

selaku kepala SMA Lazuardi GIS. Ketika ia memimpin dengan

keloyalannya maka itu pula yang akan ia dapatkan. Beliau mencontohkan

pula, banyak pemimpin di luaran sana yang memimpin dengan otoriternya

dan tidaklah efektif. Sahabat sejatinya keluarga, maka dengan menganggap

guru dan karyawan adalah keluarga, maka keharmonisan dalam organisasi

akan terjadi.

b. Kreatif

Selain dengan kepemimpinan kita guru-guru bertransformasi menjadi

kreatif begitu pula kepala sekolahnya.

Page 114: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

99

c. Kritis

Kepala sekolah juga harus kritis positif. Dalam rangka membangkitkan

motivasi bawahan kepala sekolah dibolehkan untuk kritis demi perbaikan

sekolah kedepannya.

d. Komunikasi

Hal yang sudah selayaknya menjadi fokus dalam perbaikan seluruh aspek

pada organisasi.

e. Kerjasama

Adalah suatu usaha yang wajib diciptakan menjadi suatu pembiasaan dalam

suatu organisasi.

Kepemimpinan transformasional memang merupakan tipe kepemimpinan

yang dapat mengefektifkan sebuah organisasi. Melalui kultur sekolah yang

produktif yaitu budaya yang mendukung terhadap tumbuhnya pemberdayaan dan

kemandirian personel dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokok. Di sekolah

yang terdapat nilai-nilai yang berkembang, kebiasaan warga sekolah yang apik,

resik, disiplin serta tumbuhnya sikap dan perilaku seluruh personel yang dipandu

etika dan moral yang mencerminkan kepribadian utuh adalah buah dari

kepemimpinan transformasional. Sejak berdirinya, SMA Lazuardi GIS selalu

berupaya memberikan ruang bagi seluruh siswa untuk mengembangkan potensinya,

baik bidang akademik maupun non akademik. Dengan berbagai program

unggulannya seperti karya ilmiah, in field camp, life skills, ekstrakurikuler yang

beraneka ragam, penanaman nilai-nilai keislaman melalui berbagai kegiatan seperti

reciting Quran, Dhuha dan tahajud bersama, kultum dengan berbagai bahasa,

donasi rutin dari para siswa untuk kaum dhuafa, perayaan hari besar Islam serta

berbagai program internasional lainnya telah mengantarkan siswa/i untuk tampil

berkompetisi dan meraih prestasi mulai dari tingkat kota, provinsi, nasional hingga

internasional.

Metode pembelajaran aktif, kreatif dan tetap mengedepankan nilai-nilai

keislaman serta didukung oleh kinerja para guru dan karyawan yang loyal dan

penuh dedikasi, Pak Pur berharap tujuan SMA Lazuardi GIS untuk menjadikan

semua warga sekolah tidak hanya sukses di dunia namun juga di akhirat.

Dengan nilai akreditasi yang selalu mendapat predikat A, nampaknya Pak

Pur berhasil untuk mengajak kerjasama semua guru dan karyawan serta siswa

dalam kepemimpinan transformatifnya. Berbagai prestasi yang telah SMA

Lazuardi GIS saat ini miliki baik kanca nasional maupun internasional dari siswa

maupun guru dan daya serap di perguruan tinggi negeri sampai lebih dari 50 %

membuat SMA Lazuardi GIS terpilih menjadi salah satu sekolah rujukan tahun

2017 yang dijadikan contoh untuk sekolah-sekolah lain di Indonesia.

Page 115: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

100

Kepemimpinan transformasional memang menjadi salah satu model

kepemimpnan pendidikan yang diprediksikan mampu mendorong terciptanya

efektivitas institusi pendidikan. Kepemimpinan transformasional memang

menawarkan perspektif perubahan pada keseluruhan kehidupan sekolah, sehingga

warga sekolah menyadari eksistensinya untuk membanun institusi yang siap

menyongsong perubahan bahkan menciptakan perubahan. Kepemimpinan

transformasional memiliki ciri khas yaitu kemampuan menggerakkan pengikut

untuk mencapai tingkat prestasi yang ideal dengan mendorong semangat perubahan

pada semua lini dan aspek dalam institusi pendidikan. Untuk kepemimpinan

transformasional yang telah kepala sekolah SMA Lazuardi lakukan hendaklah

menjadi satu pemancing para pemimpin sekolah-sekolah di Indonesia. Adanya etos

kerja yang baik dengan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional,

mengusahakan tenaga pendidik yang memiliki ekspektasi yang tertinggi,

mengembangkan tenaga pendidik sebagai model peran yang positif, memberikan

perlakuan baik pada siswa, menyediakan kondisi kerja yang baik bagi tenaga

pendidik dan staf tata usaha, memberikan tanggung jawab pada peserta didik dan

saling berbagi aktivitas antara pendidik dan anak didik.

3. Faktor-Faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Membangun

Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

a. Faktor Pendukung

Memulai memimpin SMA Lazuardi GIS memang menjadi pembelajaran

tersendiri bagi Bapak Purwanto. Ada suka dan duka yang dilewati. Kepemimpinan

transformasional Kepala Sekolah dalam membangun kultur organisasi terlihat dari

faktor-faktor yang mendukung kepemimpinan Kepala Sekolah. Faktor-faktor

tersebut adalah pertama: Kesadaran diri yang tertanam dalam jiwa. Kepala Sekolah

menyadari hal ini sangat penting bagi individu di lingkungan SMA Lazuardi GIS.

Tanpa adanya kesadaran diri untuk berubah maka, tidak akan tercapai kultur

Sekolah yang di cita-citakan.

Kesadaran diri guru dan pegawai sebagian besar sudahlah terbangun,

sehingga membutuhkan upaya yang lebih maksimal lagi untuk mencapai

keseluruhan masyarakat sekolah. Sebenarnya tidak perlu ada lagi sebuah

peneguran, namun para guru dan pegawai bahkan semua warga sekolah termasuk

siswa dan orang tua siswa sudah sampai pada tingkatan sadar untuk berbuat

sebagaimana mestinya demi kemajuan sekolah yang lebih lagi.

Untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat sekolah, berikut kutipan

wawancara penulis:

Page 116: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

101

“Biasanya, saya terlebih dahulu menggunakan metode tertentu untuk

sama-sama menumbuhkan kesadaran memiliki sekolah ini yaitu dengan

menumbuhkan semua warga sekolah bangga dulu terhadap lembaganya.

Jika setiap orang sudah merasa memiliki dengan lembaganya, maka

keinginan untuk berbuat baik pada lembaga tersebut pun sudah mulai

tumbuh. Saya selalu bersikap lemah lembut dan tidak mengadakan

birokrasi yang ribet dalam kepemimpinan saya sehingga pemimpin dan

pengikut mudah saja untuk berinteraksi. Dan mengutamakan kedisiplinan

terutama manajemen waktu untuk keberhasilan setiap program yang

dirancang.”

Hal ini juga senada dengan wawancara guru dan observasi penulis. Belum

begitu terlihat keganjalan di saat penelitian yang penulis lakukan untuk stakeholder

yang belum menumbuhkan kesadaran diri, haal ini juga termasuk buah dari

keepemimpinan yang beliau jalankan. Kepala SMA Lazuardi GIS dengan

membangun kultur organisasi yang baik dianggap sudah berhasil menumbuhkan

kebanggaan kepada masyarakat sekolah, semua warga sekolah telah dengan proses

yang terus dilakukan oleh kepala sekolah menumbuhkan citra diri yang positif

terhadap sekolah dan sangat membanggakan organisasinya. Nuansa tersebut tentu

tidak tumbuh dengan senirinya, tetapi melalui paya manajemen dan kepemimpinan.

Dengan demikian, kemadirian dan pemberdayaan staf tumbuh karena adanya

langkah-langkah kepemimpinan dalam menciptakan, merumuskan,

mentransformasikan dan mengimplementasikan visi secara konsisten dan

konsekuen.

Kedua: Kemampuan Kepala Sekolah dalam mengonsep program.

Kemampuan mengonsep program yang dimiliki Kepala Sekolah telah terbukti

dengan adanya program-program yang telah di laksanakan di SMA Lazuardi GIS.

Seluruh program yang dirancang oleh Kepala Sekolah bertujuan untuk

mengembangkan kompetensi individu baik guru maupun siswa/siswi serta dapat

merubah ke arah yang lebih baik. Kepala Sekolah menyakini bahwa program-

program yang telah dirancang dan didiskusikan bersama akan terlaksana jika

individu di lingkungan sekolah saling bekerjasama dan memiliki kesadaran diri

untuk berubah. Keinginan kuat yang tertanam dalam diri akan mempengaruhi

proses terbangunnya sebuah kultur yang baik di sekolah.

Perencanaan yang baik adalah awal keberhasilan yang baik. Sehingga,

kepala sekolah juga dituntut untuk mampu membuat sebuah perencanaan matang.

Dalam menjalankan program yang telah direncanakan kepala sekolah memang

telah dikenal sebagai “top planner” dan setelah diadakan wawancara, beliau

mengatakan bahwa “saya hanya mengambil keputusan terbanyak”, yang secara

tersirat mengemukakan musyawarah terhadap perencanaan yang kepala sekolah

buat lebih diutamakan.

Ketiga: Kemampuan teknik Kepala Sekolah dalam melaksanakan program.

Kepala Sekolah tidak bekerja sendirian dalam menjalankan seluruh program-

program yang dirancang, melainkan untuk mencapai kultur organisasi yang dicita-

Page 117: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

102

citakan yakni “Morally dan creativical come first”, Kepala Sekolah membutuhkan

kerjasama seluruh elemen di lingkungan sekolah. Hal ini sudah pula beliau lakukan

dengan menjaga koordinasi pada setiap warga sekolah. Dalam menggandeng

seluruh warga sekolah, Bapak Purwanto memang sudah dikenal amat lihai. Karena

tidak ada satupun warga sekolah yang luput dari perhatian beliau sehingga untuk

pelaksanaan program-program sekolah selalu memuaskan. Salah satu kompetensi

yang harus dimiliki pula oleh seorang kepala sekolah yaitu dapat

mengimplementasikan sebuah perncanaan yang telah dibuat.

Selain itu, kerjasama antar semua elemen juga yang menjadi andalan pada

setiap rencana Pak Pur. Kerjasama ini, merupakan kemampuan Kepala Sekolah

dalam membina hubungan sesama guru dikatakan baik. Kecakapan Kepala Sekolah

menimbulkan keakraban. “Kepemimpinan lebih cair”, adalah tema kepemimpinan

yang beliau usung. Dalam proses inilah Kepala Sekolah mampu mempengaruhi

bawahannya untuk menuju perubahan yang lebih baik demi mencapai kultur

sekolah yang Islami. Adapun ketika kultur sekolah sudah baik, maka juga akan

berimplikasi pada proses pembelajaran yang kreatif dari semua guru dan membuat

siswa merasa senang berada di sekolah. Adapun gambaran dari kultur yang coba

sudah dikembangkan, yaitu sebagai berikut:

1) Pembinaan Siswa dan Guru

Beberapa hal penting dari kultur yang berhasil terbangun dari adanya

kepemimpinan transformasional adalah pembinaan siswa dan guru. Hal yang

berhasil dicapai sebagai berikut:

a) Senyum & salam antara guru & siswa.

b) Do’a sebelum memulai pelajaran dan Tadarus Qur’an di setiap kelas pada

jam pertama secara bersama-sama selama 5 – 7 menit.

c) Wajib sholat berjamaah. Khusus untuk sholat zuhur siswa “yang memenuhi

kriteria” secara bergiliran ditunjuk bertugas sebagai muadzin, imam sholat

dan menyampaikan kultum.

d) Melaksanakan tahajud bersama 1 bulan sekali.

e) Menggalakkan program kakak asuh yang memberi bantuan kepada beberapa

sekolah di sekitar.

f) Memperingati hari besar Islam.

g) Umroh.

h) Inklusif. Menerima siswa dari berbagai kalangan tanpa membedakan tingkat

kecerdasan, penyandang kebutuhan khusus ataupun perbedaan mazhab.

i) Hidup Bersih Dan Sehat

Seluruh komunitas sekolah dibiasakan untuk terus menjaga kebersihan.

Guru-guru diwajibkan dalam setiap pembelajarannya untuk mengajak siswa

membuang sampah pada tempatnya. Menyiapkan tong sampah di tiap kelas dan

Page 118: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

103

tempat-tempat yang biasa dilalui siswa. Siswa diajarkan pula untuk memilah

sampah organik dan anorganik. Selain itu, siswa juga dibiasakan merapihkan

meja dan alat makannya masing-masing di tempat yang telah disediakan.

j) Disiplin, Tertib dan Aman.

Sekolah membentuk satu tim komisi disiplin siswa untuk menerapkan

peraturan sekolah. Komdis sudah dibekali buku panduan yang lebih dikenal

dengan buku tata aturan disiplin siswa.

Beberapa kegiatan Komdis dalam upaya menegakkan kedisiplinan adalah:

a) Mengadakan inspeksi mendadak (sidak) secara berkala terhadap barang

bawaan siswa.

b) Penegakan peraturan pada lingkungan sekolah dan di luar sekolah.

c) Secara rutin diadakan test urine.

d) Siswa dibiasakan untuk saling menghargai, menghormati dan berempati

terhadap siswa yang lain.

k) Koordinasi

Koordinasi sangat dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan

dengan baik. Pengembangan budaya koordinasi melalui:

a) Profil Bulanan Siswa yang berisi informasi per individu, dibuat oleh wali

kelas mengenai perkembangan perilaku, kedisiplinan, kebiasaan sholat

dan akademik untuk disampaikan ke orang tua siswa.

b) Apel awal pekan. Dilakukan setiap 2 minggu sekali di senin pagi.Apel

awal pekan disampaikan oleh pimpinan atau guru dengan tena yang

beragam.Kontens apel selain memberikan pengetahuan/pengembangan

wawasan siswa juga berisi motivasi bagi siswa.

c) Temu wali kelas. Disampaikan 2 minggu sekali agar terjalin koordinasi

dan kerjasama yang baik antara wali kelas dengan siswa-siswi nya.

d) Do’a pagi. Dilakukan oleh guru dan karyawan.

e) Rapat mingguan, Rapat Pimpinan, dan Rapat Kerja

2) Prestasi dan Apresiasi

Diakui warga sekolah, bahwa semenjak kepemimpinan yang Pak Pur

jalankan, SMA Lazuardi GIS telah banyak menuai prestasi baik siswa maupun

guru. Pak Pur memang amat concern pada prestasi sekolah, dan karena itu

pulalah SMA Lazuardi GIS berhasil menjadi SMA Rujukan tahun 2017.

Nasional dan internasional mewarnai juara siswa dan guru-guru Lazuardi GIS.

Page 119: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

104

Dalam sebulan saja, Lazuardi dapat menyabet penghargaan beberapa kali di

kanca internasional. Diakui oleh Pak Pur ini juga tidak lepas dari pembinaan

yang SMA Lazuardi GIS berikan dan juga dukungan para orang tua siswa.

Adapun pemberian reward, diberikan tidak hanya untuk siswa tetapi juga

diperuntukkan untuk guru dan karyawan. Siswa, guru dan karyawan yang dapat

menunjukkan prestasi dan kontribusi terhadap sekolah selalu diberikan reward

secara langsung. Selain itu, ada juga reward tahunan seperti, student of the year,

class of the yearteacher of the year dan employee of the year. Hadiah terbesar

yang diperoleh dalam reward tahunan adalah diberangkatkannya guru/karyawan

umroh ke tanah suci.

Beberapa hal yang mendukung, sebagai berikutBelajar dengan Efektif

a) Menghadirkan native dalam proses pelajaran bahasa inggris, siswa

dibiasakan berbicara dalam bahasa inggris termasuk pada saat kultum dan

presentasi- presentasi

b) Mengadakan ekskul Science club yang membuat produk-produk aplikatif,

seperti sabun, yoghurt, hidroponik, dan lain-lain

c) Memprogramkan Field Trip ke perusahaan-perusahaan, industri, kampus

d) Melaksanakan program Keputrian dengan beragam materi, diantaranya

adalah cookery, fiqhun nissa, menjahit, menyulam.

e) Riset : Karya Ilmiah, khusus kelas XI , Science Project yang dilaksanakan

untuk kelas X bersama tim, Project Expo.

3) Mandiri dengan entrepreneur

Kegiatan SMA Lazuardi GIS, memang tidak jarang untuk outing class, dimana

kebijakan sekolah membuat mandiri para siswa dengan tidak meminta uang

kepada orang tua melainkan berwirausaha. Beberapa kegiatan wirausaha SMA

Lazuardi GIS, sebagai berikut:

a) Siswa diajarkan menjual produk/hasil karya dalam kegiatan entrepreneur

expo.

b) Siswa dibiasakan mencari sponshorship dalam berbagai event yang

diselenggarakan sekolah.

c) Siswa dibiasakan menjadi event organizer (EO) pada event-event sekolah

berikut pencarian sponsor untuk mendukung terwujudnya event-event

tersebut.

Kesemua kultur yang telah di jalankan oleh SMA Lazuardi GIS, juga tidak

akan terlepas dari campur tangan kerjasama yang baik antara pemimpin

Page 120: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

105

transformatif yaitu Bapak Drs. Agus Purwanto, M.Pd dan semua masyarakat

sekolah di SMA Lazuardi GIS.

b. Faktor Penghambat

Proses Kepemimpinan tidak akan terlepas dari resisten atau penolakan-

penolakan yang terjadi. Dalam proses membangun kultur organisasi yang disiplin

ternyata tidak terlepas dari faktor penghambat. Diantara faktor penghambat tersebut

yaitu masih terdapat beberapa individu yang belum menyadari pentingnya budaya

disiplin untuk melakukan perubahan terhadap diri sendiri. Memang persentasenya,

tingal 20% lagi namun jika tidak di usahakan untuk menurunkannya terdapat

kemungkinan angka tersebut akan meningkat kembali. Hal tersebut juga terkait

dengan sulitnya untuk merubah mindset bawahan dari pola lama menjadi pola baru

yang diusung oleh kepala sekolah.

Selain guru dan pegawai, untuk kepemimpinannya, Pak Pur mengaku

bahwa selalu diuji dengan kehadiran siswa/siswi baru yang membawa kebiasaan

dari sekolah lamanya. Sehingga pembinaan ketat pun terus dilakukan untuk

mensinergikan mereka dengan tujuan sekolah.

Berdasarkan paparan temuan penelitian di atas, berikut akan disajikan

bagan 4.2 tentang temuan penelitian, sebagai berikut:

Page 121: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

106

Gambar 4.2

Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dalam Membangun

Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

(Sumber: Hasil Penelitian Ulfah, 2017)

Bentuk Kepemimpinan Transformatif Kepala SMA Lazuardi GIS

IDEAL INFLUENCE

-Komitmen visi

-Sifat

-Teladan -Optimis

-Menghargai bawahan

INSPIRATIONAL

MOTIVATION

-Brifing: coffe morning

-Bercengkrama tanpa batas

- Budaya baca

- Berani - Sisematis

INTELEKTUAL

STIMULATIN

-Mendukung guru s2

-Pembicara

-Komunikasi baik

-Mengonsep pembelajaran

-Inisiatif -Inovatif

-Lingkungan nyaman

-Saling mendengarkan -Penghargaan

- Supervisi

- Prestasi

INDIVIDUALIZUED

CONSIDERATION

-Iklim yang mendukung

-Evaluasi setiap hari

-Memahami kebutuhan

masyarakat sekolah

Faktor Pendukung

1.Kesadaran pengikut

2.Unggul perencanaan

program, pengembangan

kompetensi, implementasi

program

3.Dukungan Dana dari

orang tua

Faktor Penghambat

1.Sebagian kecil

kesadaran masyarakat

sekolah belum

terbangun.

2.Kebiasaan buruk

masyarakat sekolah

Faktor Penghambat

1.Menggunakan pola

kepemimpinan

bersahabat

2.Kreatif

3.Kritis

4.Komunikasi

5.Kerjasama

KULTUR SEKOLAH

Program Keagamaan Pembinaan Guru

Literasi

Prestasi 32 cabang Ekstrakurikuler

Life skill

Page 122: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

107

Kerangka hasil di atas, menunjukkan bahwa Bapak Drs. Agus Purwanto, M.

Pd dengan indikator-indikator yang ada pada pemimpin transformatif telah

menanamkan pada dirinya sendiri untuk menjadi pemimpin transformatif dalam

membangun kultur organisasi yang ada di SMA Lazuardi GIS. Bapak Purwanto

memang telah memberikan pengaruh cukup besar bagi SMA Lazuardi GIS dengan

kepemimpinannya. Pengaruh ideal, motivator, intelektual dan cepat beradaptasi

adalah 4 kriteria pemimpin transformasional yang ada dalam diri beliau sepanjang

penelitian penulis. Memiliki ide-ide inovatif untuk menghadapi masalah, dapat

menghubungkan kenyataan sekarang dengan hari esok, mampu menditribusikan

tugas dan tanggung jawab yang adil, mampu mendengarkan bawahan, mampu

memberi inspirasi bawahan, mampu membandingkan hasil yang dicapai dengan

tujuan. Oleh karena itu, yang terpenting dari seluruh sifat-sifat seorang pemimpin

transformatif adalah terus belajar untuk mengimplementasikan visi yang

menggambarkan adanya kesungguhan dan kontinuitas perencanaan sekolah untuk

memberikan langkah operasional yang dapat dijalankan bersama oleh semua warga

sekolah.

Page 123: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

108

Page 124: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam membangun kultur

organisasi ternyata telah membawa perubahan pada SMA Lazuardi GIS. Hal ini

dibuktikan melalui visi dan misi sekolah yang baik, program-program yang

direncanakan dan dilaksanakan berjalan dengan baik, norma-norma yang di

terapkan di SMA Lazuardi GIS mengandung norma Islami yang menjadikan

SMA Lazuardi terlihat unggul, menyusun sebuah forum dalam pemecahan

masalah yang terstruktur yakni rapat rutin managemet dan kepala sekolah dan

dewan guru, menggunakan slogan yang menjadi cita-cita SMA Lazuardi

“Morally and Creativical Come First”, memajang simbol-simbol yang

mencirikan nuansa Islami di lingkungan sekolah baik ruang guru, ruang kelas,

maupun koridor sekolah juga menambah kental kultur organisasi di SMA

Lazuardi GIS, menggunakan kata-kata atau ungkapan motivasi, kerjasama dan

tanggungjawab antara satu dengan lainnya. Sehingga, dalam pelaksanaan KBM

di SMA Lazuardi terbukti berjalan dengan sebagaimana mestinya dengan ada

ataupun tidaknya kepala sekolah. Kepemimpinan transformasional kepala SMA

Lazuardi GIS juga ditandai dengan beberapa pengaruh yang baik, motibvator

yang baik, menstimulus intelektual stakeholders dengan baik dan mendukung

bawahan dengan baik.

2. Kepala SMA Lazuardi berusaha untuk semaksimal mungkin dalam meng-

upgrade setiap sikap yang ia miliki untuk dapat menjadi sebenar-benarnya

pemimpin transformasional dengan beberapa usahanya seperti melakukan

kordinasi tanpa henti dengan cara mengayomi masyarakat sekolah dengan

sebagaimana mestinya, menciptakan strategi dan program dengan kreatif, kritis

terhadap hal yang dapat memecah tujuan organisasi, menjalin komunikasi dan

kerjasama baik terhadap stakeholders.

3. Dalam pelaksanaan kepemimpinan transformasional kepala sekolah tidak

terlepas dari faktor pendukung dan penghambat dalam membangun kultur

organisasi, hal ini tampak pada faktor pendukung yang dimiliki oleh kepala

sekolah yaitu kemampuan kepala sekolah dalam mengonsep program,

melaksanakan program dan membina hubungan kerjasama baik dengan guru

maupun masyarakat dan faktor penghambat yang amat menonjol terdapat

beberapa guru yang kesadaran diri masih belum terlihat dan masih ada

stakeholders yang membawa sifat buruk dari instansi yang lama.

Page 125: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

109

B. Saran

1. Dalam membangun kultur organisasi, kepala sekolah sudah baik. Mungkin

perlu semangat dari semua stakeholders untuk meningkatkan kerja sama dan

komunikasi yang lebih intensif dan berkesinambungan, karena di sini seluruh

tenaga pendidik dan kependidikan merupakan mitra kerja dalam sebuah

organisasi yaitu lembaga pendidikan.

2. Dalam meningkatkan kedisiplinan seluruh tenaga pendidik dan kependidikan,

kepala sekolah sebaiknya terus memotivasi agar kesadaran diri dapat terus

bertambah.

3. Kepada guru dan tenaga kependidikan lain, sebaiknya senantiasa

berprasangka baik terhadap siapa pun. Karena hal ini dapat menghindarkan

dari silang pendapat antara satu dan lainnya. Berprasangka baik juga

merupakan ciri dari sebuah kultur yang kuat pada sebuah organisasi, karena

tanpa prasangka baik terhadap orang lain maka organisasi tidak akan kuat.

Kultur organisasi yang unggul adalah kultur yang menciptakan individu-

individu berprasangka baik sehingga kultur organisasi menjadi kultur yang

positif dan menjadikan organisasi tersebut lebih kuat.

Page 126: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

110

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Ali, Muhammad, 2009, Pendidikan Untuk Pembangunan Kualitas Nasional,

(Jakarta: Grasindo).

An-Nawawi, Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf, 2000, Riyadus Solihin, Semarang:

Toha Putra.

Avolio, B.J., & Locke, E.E, 2002, Contrasting different philosophies of leader

motivation: Altruism versus egoism, Leadership Quarterly. Ambarita, Alben, 2015, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arikunto, Suharsimi dan Jabar, Cepi. Evaluasi Program Pendidikan. Pedoman

Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. 2014.

Badan Akreditasi Sekolah Nasional, 2003, Bahan Rapat Koordinasi Nasional

Akreditasi Sekolah, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Badeni, 2013, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Bandung: Alfabeta.

Baharuddin dan Umiarso, 2012, Kepemimpinan Pendidikan Islam, Jogjkarta: Ar-

Ruzzmedia.

Baqi, Muhammad Fuad Abdul., 1993, Al-Lu’lu Wal Marjan, Semarang: Al-Ridha.

Bass, B, M, 1985, Leadership and Performance Beyond Expectations, (Newyork:

The Free Press).

Bryant, 2003, The Role Of Transformasional And Transacsional Leadership.

Bush, Tony dan Marianne Coleman. 2006, Managemen Strategis Kepemimpinan

Pendidikan, (IRCiSoD : Yogyakarta).

Colquitt, Jason A, 2009 (et al). Organizational Behavior, New York: McGraw-Hill

Companies.

Danim, Sudarwan, 2005. Menjadi Komunitas Pembelajar-Kepemimpinan.

Transformasional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakarta:

Bumi Aksara.

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah-Dari Unit Birokrasi ke

Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara.

Fattah, Nanang, 2012, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Fred E, Fiedler, 1967, A Theory of Leadhership Effectiveness, Newyork: McGraw

Hill.

George R. Terry, 1993, Prinsip-Prinsip Manajemen- Terjemah, Jakarta: Bumi

Aksara.

Hakim, Lukman. 2008. Manajemen Pendidikan: Kepemimpinan, Motivasi,

Konflik, Perubahan, dan Kemitraan dalam Pendidikan. Mataram: Genta Press.

Hal, John et al. 2012. Transformational Leadership: The Transformation of

Managers and Associates, US: University of Florida-IFAS Extention. Harvey, James et al. 2013. The School Principal As Leader: Guiding School to

Better Teaching and Learning, Seattle: The Wallace Pondation.

Page 127: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

111

Hermino, A. Kepemimpinan Kependidikan di Era Globalisasi. Malang: Pustaka

Pelajar. 2014.

Hughess, dkk, 2012, Leadership: Memperkaya Pelajaran dari Pengalaman,

Jakarta: Salemba Humanika.

Iriantara, Yosal dan Usep Syaripudin, 2013, Komunikasi Pendidikan, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media). Jelantik, Ketut, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional: Panduan Menuju

PKKS, 2015, Yogyakarta: Deepublish.

Kartono,.Kartini 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali Pers

Komariah, Aan dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership; Menuju Sekolah

Efektif (Jakarta: Bumi Aksara).

Machali, Imam dan Ara Hidayat, 2006, The Handbook Of Education Management,

Jakarta: Kencana.

Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Erlangga.

Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif,

Jakarta: Universitas Indonesia- Press.

Mesiono. 2010. Manajemen dan Organisasi, Bandung: Ciptapustaka Media

perintis. Moleong, Lexy J.. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Morissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi, Bogor: Ghalia Indonesia.

Muhammad, Abdullah Bin, 2004, Tafsir Ibnu Katsir, Bogor: Pustaka Imam Asy-

Syafi’i.

Mulyasa, E 2013, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Musfah, J, 2015, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Musfah, J, 2016, Analisis Kebijakan Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Nagel, Roger N. 2006. Organizational Behavior and Organizational Change-

Organizational Culture, Emba Jinan, CSE & Enterprise Systems Center

Lehigh University.

Ngalim Purwanto. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nashori, fuad, 2009, Psikologi Kepemimpinan. Yogyakarta: Pustaka Femia.

Nawawi, Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an Nawawi, 2000, Riyadhus Solihin,

Semarang: Toha Putra.

Peter G Northouse, 2013, Kepemimpinan: Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Indeks.

Pidarta, Made, 2014, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.

Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Yogyakarta: Lkis.

Rivai, Veithzal, 2014, Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi, Depok:

Rajagrafindo Persada.

RN, Anthony, & Govinderajan V, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen.

Jakarta: Salemba Empat.

Robins, Stephen P, 1996. Prilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo).

Page 128: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

112

Salim dan Syahrum, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Cipta

Pustaka Media.

Sashkin, Marshall dan Molly G. Sashkin, 2003, Prinsip-prinsip Kepemimpinan,

Jakarta: Erlangga. Schein, Edger H. 1985. Organizational Culture and Leadership. San Francisco:

Jossey Bass.

Sharon D. Kruse and Karen Seashore Louis. 2009. Building Strong School

Cultures: A Guide to Leading Change, Corwin Press.

Shihab, Quraish, 2009, Tafsir Al-Misbah, Jakarta: Lentera Hati.

Siahaan, Amiruddin dan Wahyuli Lius Zen. 2010. Paradigman Baru Administrasi

Pendidikan, Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Siahaan, Amiruddin dan Wahyuli Lius Zen, 2012, Manajemen Perubahan-

Telaah Konseptual, Filosopis dan Praksis terhadap Kebutuhan

Melakukan Perubahan dalam Organisasi, Bandung: Citapustaka Media

Perintis.

Steven L McShane and Mary Ann Von Glinow. 2007. Organizational Behavior,

Americas New York: McGraw-Hill Companies.

Stronge, James H dkk, 2013, Kualitas Kepala Sekolah, Jakarta: Indeks. Sudaryono, 2014, Kepemimpinan dan Kepengikutan: Teori dan Perkembangan,

Jakarta: Andi. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan-Pendekataan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Suhardiman, Budi, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, Jakarta: Rineka

Cipta.

Suharsaputra, Uhar, 2016, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan, Bandung: PT.

Refika Aitama.

Syafaruddin, Asrul. 2007. Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, Bandung:

Ciptapustaka Media Perintis.

Syahatah, H, 2004, Quantum Learning. Bandung: Hikmah.

Thuwairaqi Nawwal Ath, 2004, Sekolah Unggulan Berbasis Sirah Nabawiyah,

Jakarta: Darul Falah.

Uha, Ismail Nawawi, 2015 Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja, Jakarta:

Kencana.

William G, Cunningham & Cordeiro Paula A. 2003, Educatinal Leadership

Boston: Pearson Education.

Yukl, Gary, 2017, Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta: PT.Indeks.

Sumber Jurnal:

Asrofi. 2003. Menuju Kepemimpinan Transformasional, http://www. badilag. net/

data/ artikel/ kepemimpinan, transf-badilag-word97-.pdf.

Avin Fadilla Helmi dan Iman Arisudana. 2009. Kepemimpinan Transformasional,

Kepercayaan dan Berbagi Pengetahuan dalam Organisasi, Jurnal

Psikologi, Volume 36, No.2, Desember

Page 129: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

113

Betty Yuliani Silalahi. 2008. Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja,

Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi, Jurnal Psikologi Vol. 2,

No. 1, Desember 2008.

Dwi Suryanto, Pemimpin Unggul. http://www com/buku, html, di akses tanggal, 13

Februari 2014.

Dwi Suryanto. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional, http://www

com/buku, html, di akses tanggal, 13 Februari 2014.

http://edglossary.org/school-culture/.

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi, di akses tanggal 19 Februari 2014.

http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/berita/10/05/18/115906-prof-arief-

rachman-ada-sepuluh-ciri-sekolah-unggul, akses pada 9/02/18 pukul: 1736

Kasturi Arachchi. 2012. Transformational leadership and learning organizations,

the journal of Adyapana Sanwada, (04),71-89, 2012 . May-Chiun Lo, T. Ramayah, Ernest Cyril de Run. 2010. Does Transformational

Leadership Style Foster Commitment to Change? The Case of Hinger

Education in Malaysia, Procedia - Social and Behavioral Sciences, Jurnal,

Volume 2, Issue 2, Pages 5384-5388, di unduh tanggal 16Februari 2014.

Meizara, Eva dkk. Jurnal: Analisis Kompetensi Kepemimpinan Wanita. Vol. 04,

No. 02, Agustus 2016.

Michele McDonough. Characteristict of Transfrmational Leadership, http://www.

brighthub. com/ office/ home/ articles, diunduh tanggal 16 Februari 2014.

Sayyed Mohsen Allameh, Sayyed Mohammad Reza Davoodi. 2011. Considering

Transformational Leadership Model in Branches of Tehran Social Security

Organization, Procedia - Social and Behavioral Sciences, Jurnal Volume

15, Pages 3131- 3137 di unduh tanggal 16 Februari 2014.

Siska Cahya Pribadi, Implementsi Kepemimpinan Transformasional Di SD

Muhammadiyah 4 Surabaya. Vol. 03, No. 3, Januari 2014.

staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M..../B-

13.PENELITIAN.pdf, di akses pada 12 Februari 2017.

Zainal Berlian, Penerapan Model Kepemimpinan Transformasional Dalam Dunia

Pendidikan. Vol. XVII, No. 02, Desember 2012.

http://edglossary.org/school-culture /aksse 2 Februari 2017

www.lazuardi-gis.net, website SMA Lazuardi GIS

Disertasi, Richard Dean Rutledge II, Departemen of Educational Leadership,

Policy, and Technology Studies in the Graduate School of The University of

Alabama Tahun 2010 dengan judul “The Effects Of Transformational Leadership

On Academic Optimism Within Elementary Schools”.

Sumber Dokumen:

Beberapa dokumen SMA Lazuardi GIS

Page 130: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

114

UU No. 32 Tahun 2013 atas revisi UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Page 131: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 132: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

LAMPIRAN

Lampiran 1

Uji Referensi

Nama : Ulfah

NIM : 21160181000015 Judul penelitian : Kepemimpinan Transformasional Kepala

Sekolah Dalam Membangun Kultur

Organisasi di SMA Lazuardi GIS

N

o.

Identittas Buku, Jurnal dan Sumber Lainnya Paraf

Pemb

imbin

1

Baharuddin dan Umiarso, 2012. Kepemimpinan Pendidikan Islam,

Jakarta: Ar- Ruzz Media

2 Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, Jakarta: PT.Indeks, 2017.

3

Kartini Kartono. 2010. Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: Rajawali

Pers

4

Machali, Imam dan Ara Hidayat, The Handbook Of Education

Management, Jakarta: Kencana, 2016.

5

Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data

Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia- Press.

6

Ngalim Purwanto. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

7

Peter G Northouse, 2013, Kepemimpinan: Teori dan Praktik, Jakarta: PT.

Indeks.

8

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan-Pendekataan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

9

Uhar Suharsaputra, 2016, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan, Bandung:

PT. Refika Aitama.

10 Stephen P Robin. 1996. Prilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo).

11

Alben Ambarita, 2015, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

12

Yosal dan Usep Syaripudin, 2013, Komunikasi Pendidikan, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media).

Page 133: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

13

Nanang Fattah, 2012, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

14 James H Stronge dkk, 2013, Kualitas Kepala Sekolah, Jakarta: Indeks.

15

Made Pidarta, 2014, Manajemen Pendidikan Indonesia: Jakarta: Rineka

Cipta.

16

Budi Suhardiman, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah, Jakarta:

Rineka Cipta.

17

Mulyasa, E, 2013, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

18

Ismail Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja,

Jakarta: Kencana, 2015.

19

Veithzal Rivai, 2014, Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam Organisasi,

Depok: Rajagrafindo Persada.

20

Aan Komariah dan Cepi Triatna. 2006. Visionary Leadership; Menuju

Sekolah Efektif (Jakarta: Bumi Aksara).

21

Amiruddin Siahaan dan Wahyuli Lius Zen. 2012, Manajemen

Perubahan- Telaah Konseptual, Filosopis dan Praksis

terhadap Kebutuhan Melakukan Perubahan dalam Organisasi,

Bandung: Citapustaka Media Perintis.

22

Cunningham William G & Cordeiro Paula A. 2003, Educatinal

Leadership Boston: Pearson Education.

23

Fiedler E. Fred. 1967. A Theory of Leadhership Effectiveness,

Newyork: McGraw Hill

24

Badeni, 2013, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Bandung:

Alfabeta).

25

George R. Terry. 1993. Prinsip-Prinsip Manajemen- Terjemah,

Jakarta: Bumi Aksara.

26

Hughess, dkk, 2012, Leadership: Memperkaya Pelajaran dari

Pengalaman, Jakarta: Salemba Humanika.

27

James Harvey et al. 2013. The School Principal As Leader: Guiding

School to Better Teaching and Learning, Seattle: The Wallace

Pondation.

28

Jason A. Colquitt. 2009 (et al). Organizational Behavior, New

York: McGraw-Hill Companies.

Page 134: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

29

John Hal et al. 2012. Transformational Leadership: The

Transformation of Managers and Associates, US: University

of Florida-IFAS Extention.

30

Kasturi Arachchi. 2012. Transformational leadership and learning

organizations, the journal of Adyapana Sanwada, (04),71-89,

2012.

31

Lexy J.Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Remaja Rosda Karya.

32

Machali, Imam dan Ara Hidayat, The Handbook Of Education

Management, Jakarta: Kencana, 2016.

33

Matthew B. Milles dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data

Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia- Press.

34

Mesiono. 2010. Manajemen dan Organisasi, Bandung:

Ciptapustaka Media perintis.

35

Morissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi, Bogor: Ghalia

Indonesia.

36

Muhammad Ali, 2009, Pendidikan Untuk Pembangunan Kualitas

Nasional, (Jakarta: Grasindo).

37

Muhammad Fuad Abdul Baqi. Al-Lu’lu Wal Marjan, Semarang: Al-

Ridha, 1993.

38

Mulyasa, E, 2013, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung:

Remaja Rosdakarya.

39

Ngalim Purwanto. 1997. Administrasi dan Supervisi Pendidikan,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

40

Peter G Northouse, 2013, Kepemimpinan: Teori dan Praktik,

Jakarta: PT. Indeks.

41

Pidarta, Made, 2014, Manajemen Pendidikan Indonesia: Jakarta:

Rineka Cipta.

42

Rivai, Veithzal, 2014, Pemimpin dan Kepemimpinan Dalam

Organisasi, Depok: Rajagrafindo Persada.

43

Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif, Yogyakarta:

Lkis.

Page 135: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

44

Roger N. Nagel. 2006. Organizational Behavior and Organizational

Change- Organizational Culture, Emba Jinan, CSE &

Enterprise Systems Center Lehigh University.

45

Salim dan Syahrum. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: Cipta Pustaka Media.

46

Sashkin, Marshall dan Molly G. Sashkin, 2003, Prinsip-prinsip

Kepemimpinan, Jakarta: Erlangga.

47

Schein, Edger H. 1985. Organizational Culture and Leadership.

San Francisco: Jossey Bass.

48

Sharon D. Kruse and Karen Seashore Louis. 2009. Building Strong

School Cultures: A Guide to Leading Change, Corwin Press.

49

Siahaan, Amiruddin dan Wahyuli Lius Zen. 2012, Manajemen

Perubahan- Telaah Konseptual, Filosopis dan Praksis terhadap

Kebutuhan Melakukan Perubahan dalam Organisasi,

Bandung: Citapustaka Media Perintis

50

Stephen P Robin. 1996. Prilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo).

51

Stronge, James H dkk, 2013, Kualitas Kepala Sekolah, Jakarta:

Indeks.

52

Steven L McShane and Mary Ann Von Glinow. 2007.

Organizational Behavior, Americas New York: McGraw-Hill

Companies.

53

Sudarwan Danim. 2005. Menjadi Komunitas Pembelajar-

Kepemimpinan. Transformasional dalam Komunitas

Organisasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

54

Sudarwan Danim. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah-Dari Unit

Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara.

55

Sudaryono, 2014, Kepemimpinan dan Kepengikutan: Teori dan

Perkembangan, Jakarta: Andi.

56

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan-Pendekataan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

57

Suhardiman, Budi, 2012, Studi Pengembangan Kepala Sekolah,

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 136: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

58

Syafaruddin, Asrul. 2007. Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer,

Bandung: Ciptapustaka Media Perintis.

59

Uhar Suharsaputra, 2016, Kepemimpinan Inovasi Pendidikan,

Bandung: PT. Refika Aitama.

60

Kasturi Arachchi. 2012. Transformational leadership and learning

organizations, the journal of Adyapana Sanwada, (04),71-89,

2012 .

61

Betty Yuliani Silalahi. 2008. Kepemimpinan Transformasional,

Motivasi Kerja, Budaya Organisasi, dan Komitmen

Organisasi, Jurnal Psikologi Vol. 2, No. 1, Desember 2008.

62

Michele McDonough. Characteristict of Transfrmational

Leadership, http://www. brighthub. com/ office/ home/

articles, diunduh tanggal 16 Februari 2014.

63

Dwi Suryanto, Pemimpin Unggul. http://www com/buku, html, di

akses tanggal, 13 Februari 2014.

64

Dwi Suryanto. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional,

http://www com/buku, html, di akses tanggal, 13 Februari

2014.

65

Asrofi. 2003. Menuju Kepemimpinan Transformasional,

http://www. badilag. net/ data/ artikel/

kepemimpinan, transf-badilag-word97-.pdf.

66

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi, di akses tanggal 19

Februari 2014.

67 http://edglossary.org/school-culture/.

68

Sayyed Mohsen Allameh, Sayyed Mohammad Reza Davoodi.

2011. Considering Transformational Leadership Model in

Branches of Tehran Social Security Organization, Procedia -

Social and Behavioral Sciences, Jurnal Volume 15, Pages 3131-

3137 di unduh tanggal 16 Februari 2014.

69

May-Chiun Lo, T. Ramayah, Ernest Cyril de Run. 2010. Does

Transformational Leadership Style Foster Commitment to

Change? The Case of Hinger Education in Malaysia,

Procedia - Social and Behavioral Sciences, Jurnal, Volume

2, Issue 2, Pages 5384-5388, di unduh tanggal 16Februari

2014.

Page 137: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

70

Avin Fadilla Helmi dan Iman Arisudana. 2009. Kepemimpinan

Transformasional, Kepercayaan dan Berbagi Pengetahuan

dalam Organisasi, Jurnal Psikologi, Volume 36, No.2,

Desember: 2009.

71

staff.uny.ac.id/system/files/penelitian/Dr.%20Aman,%20M..../B-

13.PENELITIAN.pdf, di akses pada 12 Februari 2017.

72

Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

73 Mahmud, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Erlangga.

74 Beberapa dokumen SMA Lazuardi GIS

75

Hakim, Lukman. 2008. Manajemen Pendidikan: Kepemimpinan,

Motivasi, Konflik, Perubahan, dan Kemitraan dalam Pendidikan.

Mataram: Genta Press.

76

Meizara, Eva dkk. Jurnal: Analisis Kompetensi Kepemimpinan Wanita.

Vol. 04, No. 02, Agustus 2016.

77

http://kuliahgratis.net/Karakteristik-Sekolah/Madrasah-Unggulan/Senin,

03-02-2014.

78

Zainal Berlian, Penerapan Model Kepemimpinan Transformasional

Dalam Dunia Pendidikan. Vol. XVII, No. 02, Desember 2012.

79

Siska Cahya Pribadi, Implementsi Kepemimpinan Transformasional Di

SD Muhammadiyah 4 Surabaya. Vol. 03, No. 3, Januari 2014.

80

Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional: Panduan

Menuju PKKS, 2015, (Yogyakarta: Deepublish).

81

Anthony RN, & Govinderajan V. 2000. Sistem Pengendalian

Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

82

Tony Bush dan Marianne Coleman. Managemen Strategis

Kepemimpinan Pendidikan.2006. (IRCiSoD : Yogyakarta

83

Bryant, 2003 The Role Of Transformasional And Transacsional

Leadership

84 http://edglossary.org/school-culture /aksse 2 Februari 2017

Page 138: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Jakarta, 6 Desember 2017

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Tesis

Dr. H. Nurrochim, MM

NIP. 19590715 198403 1 003

Page 139: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Lampiran 2

Pedoman Observasi

Judul penelitian: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

Tempat penelitian: SMA Lazuardi GIS

Hari/tanggal observasi:

No. Elemen

Penelitian Pernyataan

Penilaian Ket

4 3 2 1

1. Pengaruh

Ideal

- Kepsek Datang Tepat

Waktu

- Memperlakukan

bawahan dengan sopan

- Kepala sekolah

membantu guru

- Kepala sekolah

mendukung guru yang

memiliki komitmen

- Kepala sekola

mempertimbangkan

konsekuensi etika dan

moral

- Menyemangati

mencapai tujuan

- Menumbuhkan rasa

percaya diri guru

- Rasa memiliki bersama

dengan menjaga

fasilitas bersama

- Melayani dengan suka

rela

- Guru memuji kepala

sekolah

- Guru mengerti instruksi

kepala sekolah

2.

Motivasi

inspirasiona

l

- Menyemangati

bawahan dengan

komunikasi baik

- Kepala sekola memberi

reward pada guru

Page 140: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

berprestasi

- Memberikan

mendukung berupa

motivasi tiada henti

- Pemimpin sosok kerja

keras

- Bertanggung jawab

akan tuga sebagai

kepala sekolah

- Melakukan banyak

kegatan positif sehingga

menginspirasi bawahan

3. Rangsangan

Intelektual

- Problem solver yang

baik dalam menghadapi

masalah

- Memunculkan ide-ide

kreatif saat rapat dengan

guru

- Kepala sekolah

membaca buku

4. Pertimbang

an adaptasi

- Peduli dengan kebutuhan

bawahan misalnya dengan

mengembangkan bakat

bawahan dengan

memberikan wadah

pengembangannya

- Menjadi penasehat

terbaik bagi bawahan

Page 141: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Lampiran 3

Pedoman Wawancara

Judul penelitian: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

Tempat penelitian: SMA Lazuardi GIS

Hari/tanggal:

Format untuk Kepala sekolah, Guru, Siswa

Aspek Sub Aspek Pertanyaan Informan

Pengar

uh

ideal

a. Ketepatan

waktu

1. Jam berapakah Bapak

biasanya hadir kesekolah?

2. Jam berapakah Bapak

biasanya meninggalkan

sekolah ?

3. Kegiatan kepsek pagi hari?

Kepala Sekolah,

Guru, dan Siswa

b. Cara

meperlakuka

n orang lain

1. Bagaimana hubungan

komunikasi kepsek dan

warga sekolah?

2. Menghadapi persaingan

sekolah?

Kepala

Sekolah,

Guru, dan

Siswa

c. Keteladanan 1. Cara kepsek dalam

memberikan contoh

prilaku?

2. Bagaimana kepsek

membangun komitmen

pada warga sekolah?

3. Sikap bawahan menerima

ajakan kepsek?

4. Bagaimana kepala

sekolah membangkitkan

rasa percaya diri?

5. Kegiatan apa saja yang

kepsek lakukan dalam

mengembangkan bakat

guru?

Kepala

Sekolah,

Guru, dan

Siswa

Page 142: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Aspek Sub Aspek Pertanyaan Informan

6. Sikap keteladanan kepsek

apa saja yang dapat di

ambil?

7. Bagaimana kepsek

merusmuskan sebuah

visi?

8. Cara kepsek

menyelaraskan visi dan

tujuan

9. Jika ada yang bersalah

tindakan apa yang bapak

lakukan?

10. Berapa banyak waktu

yang bapak lakukan

untuk sekolah?

Motivas

i yang

mengin

spirasi

a. Kegiatan

yang dapat

membangun

motivasi

1. Kegiatan yang dapat

membangkitkan motivasi

dalam bekerja?

Kepala

Sekolah,

Guru, dan

Siswa

b. Pemberian

motivasi

1. Cara kepsek memberi

semangat?

2. Bentuk semangat lisan?

3. Bentuk semangat

tindakan?

Kepala

Sekolah,

Guru, dan

Siswa

Rangsa

ngan

intelekt

ual

a. Prestasi yang

pernah diraih

1. Selama bapak memimpin

penghargaan apa saja yang

pernah bapak terima?

Kepala Sekolah,

Guru, dan Siswa

b. Nilai kkg 1. Berapakah nilai kkg kepsek?

2. Pernahkah menjadi role mode

mengajar guru?

Kepala

Sekolah,

c. Kemampuan

problem solver

1. Masalah terberat apa yang di

alami Lazuardi dan

bagaimana Bapak

Kepala Sekolah,

Page 143: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Aspek Sub Aspek Pertanyaan Informan

mengatasinya?

2. Cara mendiskusikan masalah

3. Sikap terhadap kritikan?

4. Bagaimana kepsek bersikap

dalam menglola ide-ide baru

dari warga sekolah?

5. Jika ada yang tidak mungkin

dapat dilakukan, apa yang

kepsek lakukan?

6. Cara apa yang kepsek

lakukan dalam meninggikan

bawahan?

7. Pernahkah ada sebuah

masalah besar, dan

bagaimana kepsek

menanggulanginya?

8. Membangun budaya berani

bawahan?

Pertimb

angan

yang di

adaptas

i

a. Tindakan

saat supervisi

1. Berapa kali dalam setahun

Bapak memsupervisi guru?

2. Bagaimana teknis kepsek

dalam supervisi?

Kepala Sekolah,

Guru, dan Siswa

b. Cara

mengajar

1. Berapa jam kepsek

mengajar?

Kepala Sekolah,

Guru, dan Siswa

c. Tujuan

organisasi

1. Dalam hal memberi

bimbingan kepada guru-

guru yang membutuhkan,

apa saja program kepsek?

2. Masalah besar yang

pernah di hadapi? Sikap

terhadap masalah yang

muncul?

3. Bagaimana kepsek

melibatkan warga sekolah

dalam setiap masalah

yang dihadapi?

4. Mempresentsikan

segalanya dengan makna?

5. Apakah kepsek selalu

Kesalahan sebagai

pengalaman belajar?

6. Program pelatihan dan

pengembangan diri?

Kepala Sekolah,

Guru, dan Siswa

Page 144: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Lampiran 4

Studi Dokumen

Judul penelitian: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

Tempat penelitian: SMA Lazuardi GIS

Hari/tanggal:

No. Elemen Penelitian Checklist

Ya Tidak

1. Data letak geografis sekolah

2. Struktur organisasi

3. Visi

4. Pendidik

5. Siswa

6. Kegiatan guru,siswa, sekolah

7. Sarpras

8. Jobdisc

9. Data Prestasi

10. Foto Kegiatan

11. Data tentang Lulusan

Page 145: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Lampiran 5

Laporan Hasil Observasi

Judul penelitian: Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah

Dalam Membangun Kultur Organisasi di SMA Lazuardi GIS

Tempat penelitian: SMA Lazuardi GIS

Hari/tanggal observasi:

No. Elemen

Penelitian Pernyataan

Penilaian Ket

4 3 2 1

1. Pengaruh

Ideal

- Kepsek Datang Tepat

Waktu

- Memperlakukan

bawahan dengan sopan

- Kepala sekolah

membantu guru

- Kepala sekolah

mendukung guru yang

memiliki komitmen

- Kepala sekola

mempertimbangkan

konsekuensi etika dan

moral

- Menyemangati

mencapai tujuan

- Menumbuhkan rasa

percaya diri guru

- Rasa memiliki bersama

dengan menjaga

fasilitas bersama

- Melayani dengan suka

rela

- Guru memuji kepala

sekolah

- Guru mengerti instruksi

kepala sekolah

2.

Motivasi

inspirasiona

l

- Menyemangati

bawahan dengan

komunikasi baik

- Kepala sekola memberi

reward pada guru

Page 146: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

berprestasi

- Memberikan

mendukung berupa

motivasi tiada henti

- Pemimpin sosok kerja

keras

- Bertanggung jawab

akan tuga sebagai

kepala sekolah

- Melakukan banyak

kegatan positif sehingga

menginspirasi bawahan

3. Rangsangan

Intelektual

- Problem solver yang

baik dalam menghadapi

masalah

- Memunculkan ide-ide

kreatif saat rapat dengan

guru

- Kepala sekolah

membaca buku

4. Pertimbang

an adaptasi

- Peduli dengan kebutuhan

bawahan misalnya dengan

mengembangkan bakat

bawahan dengan

memberikan wadah

pengembangannya

- Menjadi penasehat

terbaik bagi bawahan

Page 147: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Lampiran 6

Transkip Wawancara

Beberapa kutipan wawancara dengan warga sekolah

a. Kepala Sekolah

No. Pertanyaan dan Jawaban

1 Menurut Bapak, apakah arti kepemimpinan transformasional?

Menurut saya kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan

dengan membawa perubahan positif untuk organisasi. Saya masih ingat

betul, karena kebetulan tesis saya juga meneliti tentang kepemimpinan

transformatif di beberapa sekolah SMA di Depok. 4 hal wajib dimiliki oleh

seseorang untuk disebut sebagai pemimpin ransformasional yaitu pengaruh

ideal, inspiratif atau motivator, stimulasi intelektual dan pertimbangan yang

di adaptasi. Saya tentu tidak dapat menilai diri saya apakah termasuk

pemimpin transformatif atau tidak. Ananda bisa melakukan wawancara dan

obervasi kepada warga sekolah

2 Motivasi terbesar apa yang Bapak lakukan hingga berhasil membuat SMA

Lazuardi menjadi salah satu sekolah unggul?

Menurut saya menjadi pemimpin bukanlah perkara yang mudah, yang

nantinya saya akan mempertanggung jawabkan semuanya atas

kepemimpinan yang telah saya lakukan. Oleh karena itu saya masih terus

belajar untuk memperbaiki dan terus memperbaiki kepemimpinan yang

saya lakukan.

3 Siapa idola bapak dalam memimpin?

Saya mencoba belajar dari kepemimpinan yang Rasulullah saw ajarkan

kepada umatnya. Menurut saya kunci keberhasilan dari sebuah organisasi

apalagi sekolah adalah terletak pada pemimpinnya. Jika pemimpinnya saja

tidak layak untuk dicontoh atau dijadikan teladan maka bagaimana

bawahannya hendak mengikutinya.

4 Tips memimpin organisasi versi Bapak?

Beberapa tips dalam memimpin yang dapat saya bagikan adalah menjalin

stakeholders hubungan yang begitu erat dengan semua di sekolah baik

guru, pegawai, siswa, orang tua siswa dan sebagainya. Bukan meninggikan

diri sebagai pemimpin namun lebih seperti teman akrab mereka sehingga

tidak ada batas penghalang yang berarti sehingga semuanya merasa

nyaman. Lebih tepatnya pemimpin yang bersahabat.

Kordinasi antar sesama merupakan cara saya untuk menyamakan frekuensi

dengan semua tim saya. Jika kordinasi yang akarnya adalah komunikasi

Page 148: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

tidak dibangun yakinlah organisasi tidak akan berjalan lancar. Dalam

memeberikan motivasi, saya selalu lebih suka untuk mendalami setiap

pribadi yang bekerja di SMA Lazuardi GIS. Saya yakin dengan

menanamkan SMA Lazuardi GIS miliki bersama akan tertananm sika

saling memiliki dan menjaga antar sesama.

Kreatif, kritis dan komunikasi adalah inti dari setiap program yang saya

tawarkan di sekolah ini. Saya dan semuanya belajar untuk berinovasi dan

mengkritisi apa saja hal-hal yang antas dan tidak pantas dilakukan untuk

kemajuan sekolah.

Tentunya kesemua tersebut tidak lepas dari kekurangan baik saya pribadi

dan semua stakeholder. Saya masih mencari cara untuk menumbuhkan

kesadaran penuh bagi setiap stakeholder di SMA Lazuardi GIS untuk

kemudahan mencapai tujuan-tujuan organisasi.

b. Guru dan Pegawai

No. Pertanyaan dan Jawaban

1 Ibu Vita

Staff administrasi

Masuk sejak 9 Desember 2000 (staff administratif)

Bagaimana menurut ibu kepemimpinan kepala sekolah?

Awal sekali mengenal Pak Pur sebagai guru ekonomi, wakil keala bidang

kesiswaan dan wakil kepala bidang kurikulum baru menjabat sebagai

kepala sekolah. Belum menjabat sebagai kepala sekolah saja saya

melihatnya sudah bagus. Beliau sangat pembelajar sejati. Suka sekali

dengan diskusi-diskusi produktif. Amat terstruktur dan sistematis. Pak Pur

memiliki catatan-catatan kecil terkait apa-apa saja yang menyangkut

kinerja beliau. Saya saja sekeretarisnya tidak seperti itu. Lanjut Bu Vita.

Pak Pur juga sosok pengawas yang detail hingga tugas sekecil apapun.

2 Ibu Ika

Bagaimana menurut ibu kepemimpinan kepala sekolah?

Merupakan salah satu guru lazuardi yang berprestasi. Masuk tahun 2008.

Menurut saya sosok Pak Pur adalah sosok yang membaur dengan bawahan,

suka bercanda, memposisikan diri sebagai teman. Jika tidak ada kesibukan,

sering main keruang guru dan menyapa guru. Dan hal yang paling berkesan

bagi saya adalah beliau sebagi pemimpin tidak pernah terlihat menyuruh

kami, namun pembawannya membuat kami sadar akan tanggung jawab

kami. Sering memotivasi dan memuji. Memberikan pula apresiasi bagi

Page 149: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

guru-guru yang berprestasi. Alhamdulillah pada Theacher of the year saya

mendapatkan umroh wisuda anak-anak lalu. Dan juga reward-reward kecil

lainnya.

Pak Pur merupakan sosok pemimpin yang senang menjalin komunikasi dan

evaluasi. Jika rapat rutin dilakukan setiap hari Rabu. Hari itu kami

merasakan pembinaan dari lazuardi. Evaluasi-evaluasi terkait peningkatan

kompetensi dalam pembelajaran di diskusikan di hari tersebut.

Untuk mendukung guru ikut pelatihan diluar, pak Pur adalah pemimpin

yang bijak dengan langsung mendisposisikan nama guru-guru yang berhak

untuk mengikuti pelatihan.dan untuk guru-guru yang ingin melanjutkan

pendidikan S2 diperbolehkan asal tidak mengganggu waktu mengajar guru

tersebut.

Riset dan ekskul sungguh amat banyak. Bisa di cari di website kami.

3 Ibu Eni

Kordinator humas lebih kepada promosi

Bagaimana menurut ibu kepemimpinan kepala sekolah?

Kepala sekolah adalah sosk yang low profile, welcome, tidak terpaku pada

struktur birokrasi yang ribet

4 Ibu Lia

Wakil kepala bidang kesiswaan

Bagaimana menurut ibu kepemimpinan kepala sekolah?

Pak Pur adalah teman saya sejak tahun 1999. Sosok pemimpin yang

demokratis, pembelajar, menyenangi diskusi, sangat dekat dengan bawahan

namun izzahnya sebagai pemimpin tertap terjaga.

Dari pak Pur saya belajar cara konsultasi, kordinasi, kroscek dan

konfirmasi yang baik.

Satu guru bimbing 2 anak untuk belajar ngajai oleh karena itu gurunya juga

dibimbing.

32 cabang ekskul

1. In field camp: mengikuti kegiatan sebuah perkampungan

2. Karya ilmiah

3. Research

Yg di olimpiadekan, olah raga, kesenian, pendalaman, pramuka dan PMR

5 Bapak Haikal

Wakil kepala bidang keagamaan

Page 150: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Hati-hati, administratif, rapi, ndak sungkan bertanya, agamis. Pernah saya

bersama beliau, ada hal yang ingin ditanyakan dengan pelan-pelan sekali.

Saya tanya kenap pelan pak, saya khawatir saya tidak boleh bertanya ini.

Sosok pemimpin yang tegas, jika tidak cocok menurut beliau, beliau tidak

sungkan dalam mencutnya.

6. Bapak Hafiz

Menurut bapak bagaimanakah kepemimpinan Pak Purwanto?

Pak Pur merupakan pemimpin yg amat optimis. Program-program yang

Pak Pur rencanakan dengan percaya diri diaplikasikan bersama para guru,

pegawai, siswa dan semua yang mendukung kegiatan sekolah. Beberapa

guru dan pegawai mengatakan Pak Pur adalah sosok pemimpin yang

optimis dengan semua yang ia lakukan. Dan hal itu juga yang dapat kami

contoh. Ketika pemimpin memberikan energi positifnya maka kamipun

selaku bawahan tertransfer untuk melakukan semuanya dengan

kepercayaan diri.

7. Ibu Arifah Hilyati

Sifat kepemimpinan seperti apa yang paling berkesan bagi ibu?

Saya sering melihat agenda-agenda beliau yang ditulis setiap harinya.

Sekecil-kecilnya agenda yang ia miliki, pasti tercatat di agenda pribadi

miliknya. Disiplin dalam hal apapun terutama waktu, tentunya dapat

meningkatkan profesionalisme. Melalui contoh disiplin yang telah

kepala sekolah mulai, maka pengikut juga akan mengikuti sehingga

tujuan bersama yang telah dirancang dapat berjalan secara efektif dan

dapat pula meningkatkan produktivitas sekolah.”

c. Siswa

No. Pertanyaan dan Jawaban

1 Hanifah (Kelas X)

Demokratis, selalu menghargai ide-ide siswa merupakan dua sifat yang

saya sukai dari kepemimpinan Pak Purwanto. Law profile dan high

perfermoeence adalah hal yang amat saya kagumi. Tidak pernah sungkan

untuk bercengkrama bersama kami membuat kami merasakan ada sosok

ayah di sekolah kami. Dan beliau sosok kepala sekolah yang selalu

berusaha memnuhi fasilitas yang kami butuhkan.

Page 151: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

2 Abdullah Fatih (Kelas XI)

Menurut saya kepemimpinan beliau adalah sosok pemimpin yang

mengayomi. Bapak Purwanto telah berhasil memimpin sekolah yang unik,

cool, tapi selalu terlihat elegan bagi saya. Dengan program-program yang

membuat kami bisa bersaing dengan sekolah lainnya Bedanya anak

Lazuardi, alumninya pasti lebih unggul dan menonjol soft skillnya di

banding lulusan SMA lainnya. Dengan programnya yang paling membekas,

In camp, life skill, kultum, karya ilmiah.

3 Alif (Kelas XII) Sosok pak Purwanto adalah sosok pemimpin yang amat inspiratif.

Menginspirasi, dengan sifat-sifatnya banyak menginpirasi kami. Sosok

kepemimpinan yang beliau perlihatkan patut kami contoh.

d. Masyarakat Sekolah

No. Pertanyaan dan Jawaban

1 Satpam

Pak Abdul Syukur

Sosok Pak Pur adalah pemimpin yang peduli dan loyal.

2 Gardener

Pak Herman

Sosok kepala sekolah adalah sosok yang menyukai perubahan yang positif.

Saya memiliki pengalaman sebagai tukang kebun disini. Yaitu ketika teman

saya yang juga tukang kebun tidak dapat hadir dalam waktu yang cukup

lama, bukan memberhentikan malah mencari pengganti sementara.

Pemimpin bijak yang amat dirindui oleh semua orang.

3 Orang tua

Bu Zaitun, Orang tua Bagir & Afrah Kelas XII

Pemimpnin SMA Lazuardi dalam hal ini pak Purwanto adalah sosok kepala

sekolah yang amat inspiratif dengan mengutamakan pembinaan akhlak.

Sebenarnya mencari ilmu itu mudah, tapi membina aqidah dan akhlak anak

bukan pekerjaan mudah. Harus kita titipkan pada lembaga yang amanah.

Saya rasa Pak Purwanto telah berhasil menjadi kepala sekolah yang

dirundui oleh semuanya.

Pak Ahmad, Orang tua dari Sri Handayani Kelas X

Menurut saya kepala SMA Lazuardi GIS lebih berusaha untuk mencegah

terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam bidang moral. ketegasan

pihak sekolah dalam memberikan sanksi pada murid yang melakukan

Page 152: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

pelanggaran berat juga merupakan hal positif. selain itu, dalam bidang

pelajaran pun terlihat bahwa lazuardi memberikan kesempatan pada siswa

untuk mengembangkan diri dalam berbagai bidang, tidak hanya akademis,

tapi juga seni dan olahraga.

"Sri Handayani, (Orang tua siswa angkatan X)

Bu Lisa, Orang tua dari Narayana Kelas XI

Pak Purwanto adalah sosok pemimpin dengan menjunjung tinggi nilai-nilai

moral dan keinovatifan program-program sekolah. Sedikit berbagi

pengalaman mengenai anak saya beersekolah di SMA Lazuardi, bahwa dari

segi pembangunan akhlak anak mendapatkan porsi yang cukup besar.

Terlihat bahwa pihak sekolah lebih berusaha untuk mencegah terjadinya

hal-hal yang tidak diinginkan dalam bidang moral, sebelum itu terjadi.

Ketegasan pihak sekolah dalam memberikan sanksi pada murid yang

melakukan pelanggaran berat juga merupakan hal yang positif sekali. Kami

sebagai orangtua sangat mempercayai pihak sekolah karena hal tersebut,

sehingga kami benar-benar mempercayakan pendidikan anak di sekolah

pada pihak Lazuardi. Selain itu, dalam bidang pelajaran pun terlihat bahwa

pihak sekolah memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan diri

dalam berbagai bidang, bukan hanya bidang eksakta saja tetapi juga bidang

kesenian dan olahraga.

Page 153: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Dokumentasi Foto-Foto

Wawancara dengan kepala sekolah

Page 154: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Wawancara dengan guru dan

pegawai

Page 155: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Dokumen sekolah

Jadwal Karya Ilmiah Siswa

Page 156: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Beberapa Brosur Kegiatan

Menu Makan Siang

Prestasi dan kegiatan siswa

Page 157: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Dari Malaysia, Nafila dan Radita

mendapatkan medali perunggu

dari International Challenge,

KUALA LUMPUR SCIENCE

FAIR 2017.

Page 158: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan
Page 159: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Pembelajaran Kontekstual

Aktivitas pada pelajaran

Geografi, Kelas XI Soc 2,

setelah pertemuan wali

kelas. Anak dibagi

menjadi 4 kelompok yg

mempunyai peran

yg berbeda tiap kelompok

nya. Sudah tidak

diragukan lagi untuk

pembelajaran aktif yg

selalu di utamakan SMA

Lazuardi GIS.

Debat berlangsung seru,

argumentatif, dan

pemberian solusi atas

kasus tersebut

bagi kepentingan korban d

an lingkungan.

Page 160: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

In Field Camp

LAP WALL MAGAZINE

Memberikan proyek ini

dengan tujuan anak2

kesayangan ini bisa lebih

mudah memahami apa2

yang dipelajari,

memperlihatkan juga

betapa Indonesia kaya

dengan berbagai macam

Sumber Daya Alam yang

sangat perlu dijaga dan

dilestarikan, selain itu

anak2 ini bisa

memberikan pendapat

apa2 saja yang bisa

dilakukan dalam

memanfaatkan secara

bijak serta upaya apa

yang bisa dilakukan untuk

meminimalisir kerusakan.

Kegiatan guru

Bu Ika, peraih juara 1

olimpiade guru mapel

biologi tingkat kota dan

juara 2 olimpiade guru

mapel biologi tingkat

provinsi

Page 161: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Bu Vita pegwai berprestasi

menerima umroh

Brifing pagi

Lambang sekolah

Study tour guru-guru

Foto bersama guru dan

kepala sekolah

Page 162: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Diskusi gur

Prestasi siswa bidang

kebudayaan

Lomba riset di tokyo

Riset siswa yang masuk grand

final

Page 163: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Tamu nasional dan

internasional

ekskul

Sarana dan Prasarana

UKS

Kamar mandi

Page 164: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Hutan

Outing class

Kelas

selasar

Selasar kelas

Saung untuk belajar

Page 165: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Salah satu sudut hijau

Ruang humas

Ruang adm

Receptionist

Perpustakaan

Ruang multimedia a

Page 166: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Ruang multimedia b

Ruang multimedia c

Ruang multimedia d

Lapangan futsal

Lapangan basket dan gedung

kelas

Lab komputer

Page 167: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Lab fisika

Lab biologi

Lab kimia

Lab biologi b

Koperasi

kantin

Page 168: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan

Kamar mandi

Halaman sekolah

Digital corner

Auditorium

Auditorium b

Asrama putera

Masjid

Page 169: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan
Page 170: Kepemimpinan Tranformasional Kepala Sekolah dalam ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43662/2/ULFAH-FITK.pdf · diterapkan di Sekolah, kepala sekolah melibatkan