98329-nurhayati m-fitk.pdf
TRANSCRIPT
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Lengkap : Nurhayati M.
No. Induk Mahasiswa : 206011000070
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jln. Jembar Jaya Rt. 004 Rw. 18 No. 09 Serua-Ciputat
Kota Tangerang Selatan
Judul Skripsi : Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih
Siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat
Tangerang Selatan
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya, maka
saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Ilmu Tabiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juli 2010
Nurhayati M.
i
ABSTRAK
Nama : Nurhayati M. NIM : 206011000070 Fak/Jur : Ilmu Tabiyah dan Keguruan Judul : Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih Siswa
Mts Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.
Secara operasional yang dimaksud dengan pengelolan kelas pada penelitian ini adalah penataan ruangan kelas, penataan alat pengajaran dan penataan kondisi siswa yang dilakukan guru bidang studi fikih di dalam kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan hasil belajar fikih pada penelitian ini adalah untuk mengantarkan siswa agar lebih mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perubahan seorang muslim baik yang berhubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sehingga dapat tercapai tujuan dari pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan dari bulan februari-april 2010 yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa/i MTs Soebono Mantofani kelas VIII dengan jumlah 40 orang. Ini merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 173 orang siswa/i MTs Soebono Mantofani Jombang.
Data tentang pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa diperoleh berdasarkan angket yang diisi oleh siswa/i MTs Soebono Mantofani Jombang. Metode yang digunakan adalah korelasi product moment dari pearson dengan taraf 5%. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh r hitung sebesar 0,587. Kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 38 taraf signifikansi 5% adalah 0,320, berarti r hitung lebih besar dari r tabel. Dengan demikian hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat hubungan positif yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas dengan hasil belajar fikih siswa ditolak dan sebaliknya hipotesis alternative yang menyatakan terdapat hubungan yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas dengan hasil belajar fikih siswa diterima.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengelolaan kelas dapat meningkatkan hasil belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang pengelolaan kelas guru dalam mengelola kelas di MTs Soebono Mantofani Jombang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa di MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
melimpahkan kekuatan lahir dan batin kepada diri penulis, sehingga setelah
melalui proses yang cukup panjang, pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya demikian juga para pengikutnya yang setia
mengikuti jejak Rasul.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mendapat gelar
S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah membuat karya
ilmiyah yang berbentuk skripsi. Dalam hal ini penulis membuat skripsi dengan
judul PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP HASIL
BELAJAR FIKIH SISWA MTS SOEBONO MANTOFANI JOMBANG-
CIPUTAT TANGERANG SELATAN.
Banyak tantangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun karena kesungguhan hati, cita-cita, kerja keras,
dorongan dan juga bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini
dapat diselesaikan.
Atas dorongan dan juga bantuan baik moril ataupun materil, penulis
mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta seluruh staffnya.
2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta seluruh
staffnya.
3. Bapak Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor yang sabar dan meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, MA selaku dosen Penasehat Akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga
bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga
ilmu yang telah diajaran dapat bermanfaat di kemudian hari.
iii
6. Ayahanku tercinta dan tersayang Mualih Mualim dan ibundahku tercinta dan
tersayang Sapnah dengan semangat dan pengorbanannya yang senantiasa
mendorong dan mendoakan penulis untuk selalu berjuang dalam
menyelesaikan pembelajaran. Semoga kedua orang tuaku yang tersayang dan
tercinta dilimpahkan rahmat dan hidayahnya oleh Allah SWT. Amin
7. Adik-adikku tersayang Alisah dan Sarah yang selalu mengantar penulis dalam
mencari buku-buku referensi yang selalu memberikan motivasi penulis hingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa dan semangat
yang tidak henti-hentinya.
9. Ibu Dra. Hj. Siti Abidah Thohayah, M.Ag selaku kepala sekolah MTs
Soebono Mantofani beserta staffnya yang telah memberikan izin, bantuan, dan
kerja samanya dalam penelitian.
10. KH. Abdul Aziz Masthuro, KH. Fachrudin Masthuro, beserta Keluarga Al-
Masthuriyah yang telah banyak memberikan pembelajaran wejangan yang
begitu berarti untuk penulis.
11. Teman-teman seperjuanganku PAI A–B dan teman-teman PPKT SMPN 6
Tangerang Selatan yang selalu memberikan info dan support sehingga
membuat penulis menjadi lebih semangat.
12. Sahabat-sahabat terbaiku: Nzah, Meroh, Anah, Tari, Wilda, Halimah, Ka
Dian, Blong, ka Santi, dll yang selalu memberikan support yang semangat.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dan rahmat dari Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
Jakarta, 14 Juli 2010
Nurhayati M.
DAFTAR ISI
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i
ABSTRAKSI ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengelolaan Kelas ................................................................................... 6
1. Pengertian Pengelolaan Kelas .......................................................... 6
2. Tujuan Pengelolaan Kelas ................................................................. 10
3. Pendekatan dalam Pengelolan Kelas ................................................. 10
4. Keterampilan dalam Mengelola Kelas .............................................. 12
5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas .................................................... 14
6. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas ................................................ 15
7. Pengelolan Kelas yang Efektif .......................................................... 16
B. Hasil Belajar Fikih .................................................................................. 18
1. Pengertian Belajar ............................................................................. 18
2. Teori-teori Tentang Belajar ............................................................... 20
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ....................................... 22
4. Pengertian Fikih ................................................................................ 23
5. Hakikat Hasil Belajar Fikih ............................................................... 25
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis ............................................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
v
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
B. Metode Penelitian ................................................................................... 27
C. Variabel Penelitian .................................................................................. 27
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 28
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ...................................................................... 38
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................. 43
C. Uji Persyaratan Analisis ......................................................................... 53
D. Interpretasi Data ..................................................................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 60
C. Saran ........................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3.1 Kisi-kisi Intrumen Penelitian 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian 31
Tabel 3.3 Indeks Korelasi Product Moment 35
Tabel 4.1 Mata Pelajaran yang di Ajarkan di MTs Soebono Mantofani 38
Tabel 4.2 Jumlah Siswa-siswi MTs Soebono Mantofani 39
Tabel 4.3 Jumlah Sarana Prasarana di MTs Soebono Mantofani 41
Tabel 4.4 Skoring Hasil Angket Pengelolaan Kelas (Variabel X) 43
Tabel 4.5 Jumlah Skor Hasil Angket Pengelolaan Kelas Setiap
Responden
45
Tabel 4.6 Deskripsi data Pengelolaan Kelas (variabel X) 46
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Skor Pengelolaan Kelas (variabel X) 47
Tabel 4.8 Nilai Hasil Tes Block (TB) 48
Tabel 4.9 Angket Nilai Hasil Belajar (variabel Y) 50
Tabel 4.10 Deskripsi Data Hasil Belajar (variabel Y) 51
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar (variabel Y) 52
Tabel 4.12 Hasil Nilai Angket dan Tes Block Siswa 53
Tabel 4.13 Perhitungan variabel X dan variabel Y 55
vii
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP
HASIL BELAJAR FIKIH SISWA MTS SOEBONO
MANTOFANI JOMBANG-CIPUTAT
TANGERANG SELATAN Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Disusun oleh :
Nurhayati M
206011000070
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
viii
PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP
HASIL BELAJAR FIKIH SISWA MTS SOEBONO
MANTOFANI JOMBANG-CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)
Oleh :
Nurhayati M
206011000070
Di bawah Bimbingan
Dr. H. Ahmad Syafi’i Noor
NIP. 19470902 1967121001
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara berkembang dimana pendidikan memiliki
kedudukan yang sangat urgen bagi perkembangan Negara Indonesia. Karena
pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan
kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan.1 Dimana
pendidikan itu mempunyai posisi yang sangat strategi dalam program
pembangunan nasional dan sebagai sarana penting dalam melancarkan program
tersebut, karena pendidikan bukan hanya berfungsi meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan tetapi juga ikut membentuk watak dan sikap manusia Indonesia.
Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertulis dalam Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3, yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
1 Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, cetakan pertama, Februari 2000), h. 22 2 Undang-undang, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20, (Surabaya: Alam
Perkasa, Nopember 2003), h. 5
2
Dalam prespektif agama, pendidikan mempunyai derajat yang tinggi
dalam kehidupan manusia. Orang yang mempunyai ilmu pengetahuan akan
dinaikan derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an
surat Al-Mujaadilah ayat 11.
…
☺
☺
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”3
Salah satu faktor terpenting dalam pendidikan adalah guru. Guru memang
figur manusia yang selalu hangat dibicarakan dan tidak pernah absen dari agenda
perbincangaan masyarakat. Guru tidak hanya disanjung dengan keteladanannya,
tetapi ia juga dicaci maki dengan sinis apabila melakukan kesalahan. Keburukan
prilaku siswa cenderung diarahkan kepada kegagalan guru dalam membimbing
dan membina siswa. Padahal tingkah laku siswa yang buruk itu dipengaruhi
berbagai macam faktor, baik lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat.
Menurut Nasrun dalam buku Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan: dalam forum pendidikan merupakan bahwa guru dituntut mampu memiliki dan menggunakan media pengajaran sesuai dengan materi yang akan disajikan, dituntut mampu menggunakan metode mangajar secara stimulasi untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.4
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi
interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik
dan sungguh-sungguh.5 Pengelolaan kelas yang efektif merupakan persyaratan
yang kritis bagi kegiatan instruksional yang efektif agar seorang guru berhasil
3 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya, (CV. Toha Putra: Semarang,
1989), h. 908 4 Nasrun, Media, Metode,dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek
Lapangan Kependidikan, (Forum Pendidikan: Universitas Negeri Padang, Desember, 2001), h. 428
5 Conny Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengqktifkan Siswa Dalam Belajar, h. 63
3
mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisifasi tingkah laku siswa yang
salah seperti siswa mengobrol dengan teman sebangku ketika guru sedang
menerangkan dan mencegah tingkah laku tersebut agar tidak terjadi.6
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Sedangkan lingkungan yang baik ialah yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan. 7
MTs Soebono Mantofani merupakan lembaga pendidikan yang memiliki
tujuan dan berkualitas baik, hal ini dapat dilihat dari segi bangunan sekolah,
tenaga pendidik yang berkompeten dibidangnya dan beberapa prestasi yang telah
diraih.
Adapun visi dan misi Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani adalah
menumbuhkan semangat ketakwaan para siswanya kepada Allah SWT,
mewujudkan fungsi kekhalifahan manusia dimuka bumi (khalifah fil ardi),
membentuk siswa yang mampu menjadi agen perubahan masyarakat menuju
masyarakat madani serta mewujudkan siswanya yang senantiasa bertambah
ilmunya sekaligus bertambah hidayah dari Allah SWT.
Langkah yang dapat dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran
adalah melaksanakan pengembangan dalam pengajaran dan pembelajaran. Salah
satunya dengan menggunakan media dan metode sebagai alat bantu siswa dalam
memahami pelajaran fikih, serta pembenahan sistem ventilasi kelas agar tercipta
lingkungan belajar yang baik, karena kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam
kelas tergantung pada dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.
Salah satu faktor internal dari proses pembelajaran adalah hasil belajar
siswa yang mempengaruhi ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung,
misalnya dalam pembelajaran terdapat siswa yang mengobrol dengan teman
6 Nasrun, Media, Metode,dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, , h. 429
7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Maret, 2008), h. 10
4
sebangku, ada yang tidur, ada yang bermain ponsel di dalam kelas, dan ada juga
yang memilih untuk ke luar kelas meninggalkan pelajaran. Adapun faktor ekternal
dari proses pembelajaran adalah lingkungan kelas misalnya teman sebangku, guru,
keadaan kelas yang tidak kondusif, sarana dan prasarana yang tidak memadai.
Kondisi seperti ini akan mengganggu aktivitas yang sedang berlangsung di kelas,
sehingga proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif, dan tentunya
akan berdampak pula dengan tujuan pembelajaran.
Melihat konteks tersebut pengelolaan kelas dapat dipandang sebagai suatu
usaha yang sangat penting dan harus menjadi prioritas oleh seorang guru dalam
berbagai aktivitas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan siswa.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan kepada siswa agar
melaksanakan kegiatan yang kreatif dan terarah.
Mata pelajaran fikih merupakan pengetahuan tentang hukum segala
sesuatu menurut ajaran agama Islam, baik yang mengenai cara beribadah yang
khusus ataupun yang mengenai cara bermasyarakat antara sesama makhluk.
Untuk meningkatkan hasil belajar fiqh siswa, dapat diwujudkan dengan
pengelolaan kelas yang berorientasi pada siswa artinya guru harus memberi
penekanan dan pengalaman secara langsung serta merencanakan proses belajar
mengajar di kelas yang memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajari
dalam kehidupannya.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
tentang Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Fikih Siswa
MTs Soebono Mantofani Jombang - Ciputat Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Keterampilan guru dalam mengelola kelas
2. Kondisi penilaiaan guru mengajar
3. Kelengkapan sarana sekolah
4. Suasana penataan ruangan kelas
5
5. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran baik fisik maupun psikis.
C. Pembatasan Masalah
1. Pengelolaan kelas merupakan bagian dari keterampilan dasar yang harus
dikuasai guru dalam pembelajaran. Pengelolaan kelas yang dimaksud
adalah pengaturan yang dilakukan oleh guru terhadap anak didik dan
sarana pengajaran yang lengkap sehingga dapat menghasilkan suasana
yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran dan pembelajaran.
2. Hasil belajar yang diteliti adalah pada mata pelajaran fikih kelas dua di
MTs Soebono Mantofani Jombang-Ciputat Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Apakah kemampuan guru dalam mengelola kelas berpengaruh positif
terhadap hasil belajar fikih siswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Dapat memberikan masukan bagi para guru dalam meningkatkan
kompetensinya, terutama yang berkaitan dengan pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar fikih .
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa di MTs Soebono Mantofani
Jombang.
3. Dapat lebih meningkatkan dan memperbaiki pengelolaan sekolah pada
umumnya dan pengelolaan kelas pada khususnya.
4. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pengelolaan kelas terhadap hasil
belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengelolaan Kelas
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.
Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awalan “pe” dan
akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan adalah “management”. Management
berasal dari bahasa Inggris yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan
pengelolaan. Management atau pengelolaan dalam pengertian umum adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.1
Sedangkan kelas, menurut Bobbi De Porter, Mark Reardon dan Sarah
Singer dalam buku Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang-ruang Kelas mengatakan bahwa kelas adalah berfokus pada hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka
untuk belajar.2
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia kelas adalah tingkat, ruang tempat
belajar di sekolah.3 Sedangkan pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris
diistilahkan sebagai Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan
identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada
1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet ke-3, h. 175 2 Bobbi De Porter, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching Mempraktikkan
Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: Kaifa, 2002), h. 3 3 W. J. S., Poerwadarmita, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indinesia, h.
446.
6
7
umumnya yaitu kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pengawasan, dan penelitian. Wilford A. Weber (James M.
Cooper, 1995: 230) mengemukakan bahwa Classroom management is a complex
set of behaviors the teacher uses to establish and maintain classroom conditions
that will enable students to achievetheir instructional objectives efficienly – that
will enable them to learn. Pengelolaan kelas sebagai bagian dari sekolah secara
keseluruhan yang menjadi pusat atau tempat terjadinya proses belajar mengajar. 4
Manajemen kelas adalah pembentukan orkestra dari komponen–komponen
yang tak terhitung untuk memastikan lingkungan pembelajaran yang aman dan
nyaman.5 Dapat dikatakan manajemen kelas berarti prosedur dan kegiatan rutin
tertentu yang dikembangkan dengan sengaja dan dengan kerja sama. Sehingga
manajemen kelas merupakan suatu bagian mengajar yang tidak pernah
disempurnakan karena harus selalu diadaptasi agar sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan para murid dan guru.
Bagi banyak guru, ketidak pastian tentang cara mengatur ruang kelas menjadi ketakutan yang menghentikan mereka untuk berusaha memberikan pengajaran yang didasarkan pada berbagai minat dan kebutuhan para siswa mereka. Meskipun mengatur ruang kelas yang dibedakan tidaklah selalu mudah namun kemajuan kearah itu cenderung menjadikan pengajaran menjadi lebih memuaskan. Hal itu juga membuat pengajaran menjadi lebih memuaskan dan lebih menguatkan pemahaman para siswa. 6
Kelas bukanlah sekedar ruangan dengan segala isinya yang bersifat statis
dan pasif, Namun kelas juga merupakan sarana berinteraksi antara siswa dengan
siswa dan guru dengan siswa. Ciri utama kelas adalah pada aktivitasnya untuk
dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dinamis. Oleh karena itu, perlu
adanya suatu aktivitas pengelolaan kelas yang baik dan terencana.
Menurut Hendyat Soetopo dalam buku Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek: bahwa pengelolaan kelas tidak terbatas pada memberikan ceramah dan memimpin diskusi, melainkan juga dapat
4 Dr. Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996) Cet-1, h. 63 5 Gene E. Hall; Linda F. Quinn; Donna M. Gollnick, Mengajar denagn Senang, (Jakarta:
PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2008) Cet-2, h. 482 6 Martha Kaudfeldt, Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu Perintah
Pengajaran yang Berbeda-beda dan Sesuai Dengan Otak, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2008) Cet-2, h. 161
8
meliputi pemberian tugas, memimpin kegiatan di laboratorium, praktek lapangan, permainan kelompok di kelas, sosio drama dan sebagainya. Pengelolaan kelas tidak terbatas pada mengatur perlengkapan fisik di kelas, tetapi juga interaksi psikologis yang ada di dalam kelas, antar subyek didik, subyek didik dengan guru, serta arus komunikasi yang diterapkan.7
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain dalam buku
Strategi Belajar Mengajar pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan.8
Dari pengertian yang telah diungkapkan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengelolaan kelas diajukan untuk menyelenggarakan proses atau kegiatan
belajar mengajar di kelas agar dapat berlangsung dengan baik dan efektif serta
dapat mencapai tujuan yang digariskan atau direncanakan.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan.9
Dalam pengertian yang lain dikemukakan bahwa pengelolaan kelas
merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya
sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi penggunaan alat-alat belajar yang
tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi. Jadi,
pengelolaan kelas sebenarnya merupakan upaya mendayagunaka seluruh potensi
kelas, baik sebagai komponen utama pembelajaran maupun komponen
pendukungnya. Pengelolaan kelas merupakan usaha yang dengan sengaja
dilakukan oleh guru agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan pembelajaran.10
7 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek,
(Malang : UMM Press, 2005), h. 200 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 173-174 9 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
(Jakarta: CV Rajawali, 1988), Cet ke-2, h. 68 10 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, M. Pd, Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), h. 104
9
Sedangkan yang dimaksud dengan mengelola kelas adalah suatu kegiatan
yang dilaksanakan guru, untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal, serta mengembalikan kondisi belajar yang terganggu.11
Dari beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukan para
ahli di atas, dapatlah memberikan suatu gambaran serta pemahaman yang jelas
bahwa pengelolaan kelas adalah merupakan suatu usaha untuk menyiapkan
kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar dapat belangsung secara
lancara dan sistematis. Pengelolaan kelas merupakan suatu masalah yang
kompleks yang dihadapi seorang guru untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Untuk membangun kondisi kelas yang kondusif sehingga dapat tercapai
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien sebenarnya tidak terlalu sulit, jika
seorang guru dapat mengkondisikan kelas dengan sebaik-baiknya dan begitupun
sebaliknya pengelolaan kelas akan sulit jikalau seorang guru kurang peduli
dengan kondisi kelasnya. Oleh karena itu, terciptanya kondisi kelas yang kondusif
bagi pembelajaran yang efektif merupakan langkah awal bagi terlaksananya
proses belajar mengajar yang optimal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
seorang guru kelas dapat menempatkan posisi serta peranannya yang cukup
penting bagi pengelolaan kelas.
Pandangan mengenai pengertian pengelolaan kelas yang telah
dikemukankan di atas intinya sama memiliki karakteristik, yaitu pengelolaan
kelas merupakan sebuah usaha yang real untuk mewujudkan suatu kondisi
kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan demikian bahwa pengelolaan
kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran di
mana proses tersebut memberikan pengaruh positif yang secara langsung
menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas yang efektif dan
efisien.
11 Sri Anita Wiryawan dan Noorhadi, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1994), Cet ke-2, h. 9-10
10
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan
pendidikan. Agar proses belajar mengajar yang dilakukan dapat berhasil dengan
memuaskan, maka di dalam pengelolaan kelas diperlukan adanya suatu tujuan
agar dalam mengelolan kelas mendapatkan hasil yang signifikan.
Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan
intelektual dalam kelas.12 Sehingga anak didik terhindar dari permasalahan yang
disalah gunakan seperti siswa mengantuk, dengan mengerjakan tugas, terlambat
masuk kelas, mengajukan pertanyaan aneh, mengganggu teman lain, tempat
duduk yang kotor dan ruang kelas kotor serta jorok.13 Sedangkan tujuan
khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-
alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa belajar dan
bekerja, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan.14
Dengan demikian penulis berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas
adalah menyediakan fasilitas dalam kegiatan belajar mengajar siswa dalam
lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Karena fasilitas yang
disediakan itu akan lebih memudahkan siswa belajar dan bekerja sehingga dapat
terciptanya suasana social yang memberikan kepuasan, kedisiplinan,
perkembangan intelektual, sikap dan emosional serta kesadaran yang tertanam
dalam diri siswa.
3. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait
dengan berbagai faktor. Anak didik adalah faktor utama yang terkait langsung
dalam proses belajar mengajar, karena pengelolaan kelas yang dilakukan guru
tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar siswa secara kelompok
maupun individu. Lahirnya interaksi yang optimal itu bergantung dari pendekatan
12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h.178 13 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek, h.
200 14 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 10
11
yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan-
pendekatan itu antara lain:
a. Pendekatan Kekuasaan Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas.
b. Pendekatan Kebebasan Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu, kapan saja dan di mana saja.
c. Pendekatan Pengajaran Pendekatan ini didasarkan atau suatu anggapan bahwa suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
d. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku Pendekatan berdasarkan tingkah laku ini (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandang Psikologi Bihavioral yang mengemukakan asumsi-asumsi, diantara asumsi itu adalah semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses belajar.
e. Pendekatan Suasana Emosional dan Hubungan Sosial Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana social di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling (penyuluhan).15
Menurut Hendyat Soetopo yang mengutip dari James Cooper dan kawan-
kawan mengemukakan tiga pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu
pendekatan modifikasi tingkah laku, pendekatan sosio emosional, dan pendekatan
proses kelompok.16
Dari penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa dalam pendekatan suatu
pengelolaan kelas itu tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja akan tetapi perlu
ada kerjasama diantara kedua belah pihak yaitu antara guru sebagai pengelola dan
murid sebagai yang dikelola agar pendekatan tersebut dapat berjalan sesuai
dengan apa yang diinginkan sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Adapun
pendekatan yang dilakukannya yaitu melalui bermacam-macam kegiatan seperti
guru memberikan peringatan kepada siswa agar siswa tidak melakukan kesalahan
yang berulang, memberikan resep atau mendata siswa-siswa yang berbuat tidak
15 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 180 16 Hendyat Soetopo, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan Praktek, h. 201
12
diperbolehkan, dengan menggunakan perasaan atau emosi yang halus supaya
siswa mudah menerimanya.
4. Keterampilan Dalam Mengelola Kelas
Keterampilan yang berhubungan dengan pengelolaan kelas, dapat dibagi
menjadi dua macam diantaranya adalah:
a) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal (Bersifat Preventif)
Keterampilan ini berhubungan dengan kompetensi guru dalam mengambil
inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta aktivitas-aktivitas yang berkait
dengan keterampilan sebagai berikut:
a. Sikap Tanggap
Komponen ini ditunjukan oleh tingkah laku guru bahwa hadir bersama
mereka. Guru tahu kegiatan mereka, tahu ada perhatian, tahu apa yang
mereka kerjakan. Sikap ini dapat dilakukan dengan cara: memandang
secara seksama, gerak mendekati, memberi pernyataan, memberi reaksi
terhadap gangguan dan ketakacuhan.
b. Membagi Perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru membagi perhatiannya
kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama, yaitu
dengan cara: visual dan verbal.
c. Pemusatan Perhatian Kelompok
Guru mempertahankan perhatian anak didik dan memberitahukan bahwa
ia bekerja sama dengan kelompok atau subkelompok yang terdiri dari tiga
sampai empat orang. Untuk itu ada beberapa hal yang harus guru lakukan
diantaranya adalah: memberi tanda, pertanggungan jawab, pengarahan dan
petunjuk yang jelas, penghentian, penguatan, kelancaran, dan kecepatan.17
Menurut hemat penulis dengan adanya keterampilan yang berhubungan
dengan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar, seorang guru dalam
mengendalikan pelajaran harus memiliki sikap tanggap, dapat membagi
17 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 187-192
13
perhatian, serta dapat memusatkan perhatian kelompok sehingga dalam proses
belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan baik.
b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang
optimal
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan
anak didik yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-
ulang walaupun guru telah menggunakan tingkah laku dan tanggapan yang
sesuai, guru dapat meminta bantuan kepada kepala sekolah, konselor sekolah,
atau orang tua anak didik, untuk mambantu mengatasinya.18
Bukan kesalahan professional guru apabila ia tidak dapat menangani setiap
masalah anak didik dalam kelas. Namun pada tingkat tertentu guru dapat
menggunakan seperangkat strategi untuk tindakkan perbaikan terhadap
tingkah laku anak didik yang terus-menerus yang menimbulkan gangguan dan
mau terlibat dalam tugas di kelas.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam buku strategi belajar mengajar
bahwa strategi itu adalah:
a. Modifikasi Tingkah Laku Guru mengatasi tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis.
b. Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara: 1) Memperlancar tugas-tugas: mengusahakan terjadinya kerja sama yang
baik dalam pelaksanaan tugas. 2) Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok: memelihara dan
memulihkan semangat anak didik dan mengatasi konflik yang timbul. c. Menemukan dan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah
Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang
18 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 193
14
mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya. 19
Dari penjelasan mengenai komponen-komponen keterampilan dalam
pengelolaan kelas di atas, penulis berpendapat bahwa keterampilan itu dibagi
menjadi dua yaitu: satu; keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, dimana keterampilan jenis ini sangat
berhubungan dengan keterampilan guru dalam mengendalikan dan mengelola
kelas. Sedangkan keterampilan yang kedua; keterampilan yang berhubungan
dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Dimana kedua keterampilan
ini sangat mendukung dalam mengelolaan kelas sehingga dapat tercipta suasana
yang hangat antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.
5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka sangat penting bagi
guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang
akan diuraikan sebagai berikut:
a. Kehangatan dan keantusiasan kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptannya iklim kelas yang menyenangkan yang merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang optimal.
b. Tantangan penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
c. Bervariasi Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar mengajar yang bervariasi merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindarkan kejenuhan.
d. Keluwesan keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
e. Penekanan pada hal-hal yang positif pada dasarnya, di dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang negatif.
19 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 193-194
15
f. Penanaman disiplin diri Pengembangan disiplin diri sendiri oleh siswa merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk itu guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi contoh atau teladan pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.20
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip dalam
pengelolaan kelas, menuntut seorang guru harus dapat menciptakan suasana yang
hangat, antusias, dan dapat mendorong siswa agar melaksanakan disiplin diri,
penekanan pada hal-hal yang positif, keluwesan, serta bervariasi dalam
mengunakan metode karena semuanya itu adalah kunci terciptanya pengelolaan
kelas yang baik. Oleh karena itu guru yang baik tidak mengandalkan karisma,
tetapi mereka yang mengandalkan pada kualitas cinta dalam batin, integritas dan
komitmen.
6. Masalah-masalah Pengelolaan Kelas
Tingkah laku anak didik bervariasi. Variasi perilaku anak didik merupakan
permasalah bagi guru dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta,
masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan prilaku anak didik
diantaranya adalah:
a. Kurang Kesatuan b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok d. Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima dan
mendorong perilaku anak didik yang keliru e. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif atau terganggu f. Moral rendah, permusuhan dan agresif g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
Variasi perilaku anak didik itu menurut Made Pidarta bukan tanpa sebab,
faktor-faktor penyebab itu adalah :
a. Pengelompokkan (pandai, sedang, dan bodoh) b. Karakteristik individual c. Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak
seperti dia d. Dalam latihan diharapkan semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang
jam pelajaran
20 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 97-98
16
e. Dari organisasi kurikulum tentang tem teaching. 21
Lois V. Johnson dan Mary A. Bany mengemukakan 6 kategori masalah
kelompok dalam pengelolaan kelas, masalah-masalah itu antara lain:
a. Kelas kurang kondusif b. Kelas mereaksi negatif terhadap salah satu seorang anggotanya. c. “Membesarkan” hati anggota kelas justru melanggar norma kelompok d. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang
tengah digarap e. Semangat kerja rendah f. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru.22
Dari beberapa masalah-masalah dalam pengelolaan kelas penulis
berpendapat bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru dengan positif
akan menghasilkan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa. Jadi,
pengelolaan kelas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan guru
untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang optimal.
7. Pengelolaan Kelas Yang Efektif
Pengelolaan kelas yang efektif adalah berusaha menghilangkan atau
memperkecil permasalahan-permasalahan yang terkait dengan semua problem
pengelolaan kelas. Untuk mengelolaan kelas secara efektif maka perlu hal-hal
sebagai berikut:
a. kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru
b. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok
c. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-masing individu dalam kelompok itu
d. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota e. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan
siswa f. Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan
oleh cara pengelolaan, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan. 23
21 Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, h. 173-174 22 Ahmad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), cet ke-
2, h. 126 23 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 214
17
Pengelolaan kelas yang dilakukan guru seperti inilah yang diyakini
berpositif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa. Dengan
kata lain, menciptakan iklim kelas yang baik merupakan salah satu syarat untuk
meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran di kelas.
Adapun peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah dikatakan bahwa persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran
dari pengelolaan kelas, diantaranya sebagai berikut:
a. Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
c. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik. d. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan
belajar peserta didik. e. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, dan kepatuhan
pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. f. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil
belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. g. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama,
suku, jenis kelamin, dan status social ekonomi. h. Guru menghargai pendapat peserta didik. i. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih dan rapi. j. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang
diampunya. k. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan. 24
Dari berbagai teori tentang pengelolaan kelas yang telah dipaparkan di
atas, maka yang dimaksud dengan pengelolaan kelas dalam penelitian ini adalah
usaha yang dilakukan oleh seorang guru untuk menciptakan situasi dan kondisi
belajar yang efektif sehingga tercapai suatu pembelajaran yang optimal dan
menghasilkan. Pengelolaan kelas dapat diukur berdasarkan dua aspek yaitu aspek
pengelolaan fisik dan aspek pengelolaan siswa. Aspek pengelolaan fisik meliputi
pengaturan ruang belajar (kelas) seperti pengaturan tempat duduk, alat pengajaran,
24 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007,
Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidkan, 2007), h. 13-14
18
ventilasi dan cahaya, keindahan dan kebersihan kelas, serta usaha yang bersifat
pencegahan dan penyembuhan. Sedangkan aspek pengelolaan siswa meliputi
tindakan berupa tindakan yang bersifat pencegahan (preventif) dan tindakan yang
bersifat kuratif.
B. Hasil Belajar Fikih
1. Pengertian Belajar
Belajar seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif
berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh melalui pengalaman-
pengalaman. Tetapi belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yang terjadi di
dalam diri seseorang, yang sukar untuk diamati secara langsung. Oleh karena itu
para ilmuan mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar.
Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru yang mengutip dari Hintzman dalam bukunya The Psychology
of Learning and Memory berpendapat Learning is organism due to experience
which can effect the organism’s behavior. “belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman
yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.25
Menurut penulis belajar itu merupakan sesuatu yang timbul oleh
pengalaman tersebut, baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi
organisme.
Menurut Muhibbin Syah dalam buku Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru yang mengutip Biggs dalam pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan yaitu: rumusan kuantitatif, rumusan institusional, rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah) belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampun kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses “validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang ia telah pelajari. Bukti institusional yang menunjukan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukurannya, semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor. Adapun pengertian
25 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT,
Remaja Rosda Karya, edisi revisi, September 2006), h. 90
19
belajar secara kualitatif (ditinjau mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.26
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono yang mengutip dari James O.
Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.27
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas penulis berpendapat
bahwa belajar itu secara umum dapat dipahami dan belajar itu merupakan tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psikofisik
menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Dalam arti sempit, belajar
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Relevan dengan ini ada pengertian bahwa belajar adalah penambahan
pengetahuan.28
Menurut Ngalim Purwanto dalam buku psikologi pendidikan yang
mengutip pendapat Hilgard dan Brow, belajar berhubungan dengan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku tidak dapat
dijelaskan atas dasar kecenderungan, respon pembawaan, kematangan atau
keadaan-keadaan sesaat seseorang.29
Menurut hemat penulis bahwa yang dimaksud belajar adalah kegiatan
yang berproses dan merupakan unsur yang sangat urgen dan fundamental dalam
setiap penyelenggaraan jenjang dan jenis pendidikan.
26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 91-92 27 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
edisi revisi, Maret, 2004), h. 126 28 Sadriman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 20 29 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Krya, cet kedua
puluh tiga, September, 2007), h. 84
20
2. Teori-teori tentang Belajar
a. Teori Behaviorisme: teori yang sangat menekankan pada perilaku atau tingkah
laku yang dapat diamati. Beberapa ciri umum yang nampak dalam rumusan
teori belajar Behaviorisme, yaitu: mengutamakan unsur-unsur, bersifat
mekanisme, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan
reaksi dan respon, serta menekankan pentingnya latihan.30
b. Teori Kognitif, pendekatan teori kognitif lebih menekankan proses mental
manusia. Dalam pandangan ahli penganut aliran kognitif, tingkah laku yang
tampak tidak dapat diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental
seperti motivasi, kesengajaan, dan keyakinan. Jadi, dalam pandangan teori
kognitif ini, pengkondisian klasikal memberikan suatu pengetahuan baru pada
organisme tentang hubungan antara dua stimuli.31
c. Teori Belajar Sosial
Teori ini sering disebut juga dengan teori belajar pengamatan. Tokohnya
adalah Albert Bandura. Menurut Bandura bahwa tingkah laku manusia bukan
semata-mata reflek otomatis terhadap stimulus melainkan juga akibat reaksi
yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif
manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar social terhadap proses
perkembangan social dan moral siswa ditekankan pada perlunya pembiasaan
merespon dan peniruaan.
d. Teori Belajar Menurut Ikhwan al-Shafa
Menurut Ihkwan al-Shafa mengatakan perbedaan individual manusia dalam
belajar disebabkan oleh dua hal; pertama, faktor fisiologis atau konstitusi
biologis yaitu perbedaan tabiaat yang disebabkan oleh perbedaan campuran
atau hormon fisik serta pengaruh bintang dan tata surya sesuai dengan tanggal
kelahiran; kedua, faktor lingkungan atau usaha berbagai macam tindakan dan
pengetahuan yang dipelajari manusia dan model pendidikan yang ia peroleh.
Aspek psikologi manusia berbeda-beda sesuai dengan perbedaan daya jiwa,
30 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 63 31 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.
70
21
dan perbedaan daya jiwa sesuai dengan perbedaan mereka dalam tindakan,
pengetahuaan dan akhlak.32
e. Teori perubahan Akhlak Menurut Al-Ghazali
Yang menjadi ketertarikan Al-Ghazali terhadap perbaikan perilaku adalah
ketika ia melihat dekadensi moral, penyimpangan perilaku, dan penyakit hati
dan jiwa melanda banyak orang dizamannya. Ia sangat terkejut sehingga ia
merasa bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan akhlak dan perilaku.
Menurut Al-Ghazali, akhlak itu mengalami perubahan atau dengan kata lain akhlak dapat diperoleh dan diubah melalui proses belajar. Pendapat ini juga sama dengan pendapat para psikologi modern dari kalangan penganut teori belajar, tetapi menurut Al-Ghazali tidak mempengaruhi bawaan. Menurutnya akhlak yang baik disebabkan oleh kekuatan akal, kesempurnaan hikmah, kekuatan emosi dan syahwat yang normal, dan ketaatan terhadap syariat.33
Dari uraian tentang teori-teori belajar di atas bahwa dalam menyimpulkan
pendapat-pendapat dari teori-teori belajar tersebut hendaknya penulis memandang
sebagai suatu yang saling bertentangan, dan menganggap yang satu itulah yang
benar dan yang lain salah. Perbedaan-perbedaan yang terdapat antara berbagai
teori belajar itu disebabkan karena perbedaan jenis-jenis belajar yang diselidiki.
Belajar ada yang bertahap rendah dan ada yang bertahap tinggi, ada yang belajar
dalam tingkat biologis dan ada yang bertingkat rohaniah, ada belajar yang besifat
skills atau kecekatan dan ada yang bersifat rasional, dan sebagainya. Jadi dalam
hal menyimpulkan benar tidaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh
berbagai teori belajar itu, penulis harus memandangnya dari segi-segi tertentu
yang sesuai dengan jenis-jenis belajar yang diselidikinya. Yang penting sebagai
pendidik ialah mengambil manfaat dari masing-masing teori itu, dan
menggunakannya dalam praktek sesuai dengan situasi dan materi yang dipelajari
dan yang diajarkan agar tercapainya tujuan pembelajaran.
32 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.
72 33 Fadilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, h.
73
22
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan
terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku. Sampai di
manakah perubahan atau pembaharuan itu tercapai atau dengan kata lain, berhasil
baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bemacam-macam faktor.
Menurut M. Ngalim Purwanto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat dibedakan menjadi dua golongan:
a. Faktor yang ada pada diri organism itu sendiri yang kita sebut faktor individu. Yang termasuk kedalam faktor individu antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdsan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, an motivasi sosial.34
Menurut M. Dalyono dalam bukunya psikologi pendidikan menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua diantaranya adalah:
a. Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa), diantaranya meliputi: 1) Kesehatan 2) Intelegensi dan bakat 3) Minat dan motivasi 4) Cara belajar.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, diantara faktor yang berasal dari luar siswa yaitu lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat. 35
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi belajar diatas, penulis dapat
menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu ada dua yaitu
faktor yang terjadi pada diri siswa itu sendiri seperti kesehatan, cara belajar siswa,
dan motivasi. Dan faktor yang terjadi diluar diri siswa.
Menurut Abu Ahmadi bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor itu
antara lain:
34 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h. 102 35 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), h. 41-42
23
1) Faktor-faktor stimulusi belajar, yang mencangkup panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pengajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.
2) Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resistensi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.
3) Faktor-faktor individual, mencangkup usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani dan rohani, serta motivasi.36
Dari berbagai penjabaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, bahwa faktor-faktor itu dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal itu adalah faktor yang timbul dari dalam diri anak didik sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang disebabkan oleh stimuli atau faktor dari luar diri siswa, kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi sehingga secara tidak langsung faktor-faktor tersebut akan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa karena berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam belajar disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
4. Pengertian Fikih
Fikih menurut bahasa berarti paham, mengerti. Paham yang dimaksud disini ialah kepahaman dalam masalah-masalah agama yang sangat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.37 Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 122.
... ⌧ ⌧
⌧ …
…Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di anatara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama… (Q. S At-Taubah: 122).38
Sedangkan menurut istilah fikih adalah ilmu tentang hukum-hukum syar’i
yang bersifat amaliyah, yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafshili.39
36 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, h. 139 37 H. A. Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia, 1997), Cet. I, h. 11 38 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra,
1989), h. 301 39 Zurinal. Z dan Aminuddin, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam
Negeri, 2008), h. 5
24
Menurut fuqaha fikih berarti ilmu yang menerangkan hukum-hukum
syara’ dari dalil-dalil yang rinci.”40
Dari kedua definisi di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud fikih
adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hukum-hukum syara yang
bersifat furu’iyyah (cabang), yang dihasilkan para fuqaha atas hukum Allah baik
yang terdapat dalam Al-Quran maupun sunnah yang berkaitan dengan tingkah
laku manusia.
Fikih merupakan ilmu yang harus dipelajari agar seorang muslim dapat
mengetahui dari apa yang dilakukannya. Karena dengan mempelajari fikih, ibadah
kita akan lebih sempurna dan tentu kita akan selamat dari perbuatan-perbuatan
yang dilarang oleh Allah SWT.
Adapun fikih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah:
a. Mata Pelajaran fikih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan-ketentuan syariat Islam. Materi yang sifatnya memberikan bimbingan terhadap siswa agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan pelaksanaan syar’I tersebut kemudian menjadi dasar pandangan dalam kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
b. Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberiaan pengetahuan, tetapi lebih jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi siswa dan masyarakat lingkungan. dengan keteladanan guru ini diharapkan para orang tua dan masyarakat membantu secara aktif pelaksanaan pelajaran fiqh di dalam rumah tangga dan masyarakat lingkungannya.41
Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fikih dalam
kurikulum Madrasah Tsanawiyah yaitu bimbingan untuk mengetahui dan
memahami hukum atau tata cara yang berkaitan dengan perbuatan seorang
muslim mukallaf, baik dalam hubungannya dengan Allah SWT, manusia dengan
manusia, maupun manusia dengan alam. Selain itu juga siswa dapat melaksanakan
ketentuan hukum Islam dengan baik dan benar dalam beribadah kepada Allah dan
ibadah sosial.
40 Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantara Ilmu Fiqh, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), cet Ke-8, h. 17
41 DEPAG RI, GBPP MTs Pelajaran Fiqh, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam), h. 1
25
5. Hakikat Hasil Belajar Fikih
Menurut Tabrani Rusyan dalam buku Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, bahwa hasil belajar merupakan hasil yang oleh seseorang siswa setelah
ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima
pengajaran dari seseorang guru pada suatu saat.42
Hasil belajar siswa yang diperoleh di sekolah itu biasanya dinyatakan
dalam angka hasil belajar yang diukur melalui tes atau penilaian hasil belajar
terhadap berbagai pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, keterampilan, dan sikap
siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.
Hakikat hasil belajar fikih adalah untuk mengantarkan siswa agar lebih
mengetahui dan memahami tata cara yang berkaitan dengan perbuatan seorang
muslim baik yang berhubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia
dan manusia dengan alam semesta. Setelah siswa mempelajari fkih, siswa akan
memahami hal-hal yang halal dan haram, juga tata cara ibadah yang baik dan
benar. Dengan demikian, anak didik akan lebih yakin dalam melakukan sesuatu
dalam beribadah.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan, intinya adalah
perubahan. Oleh karena itu, seorang siswa yang melakukan aktivitas belajar dan
memperoleh perubahan dalam dirinya dengan memperoleh pengalaman baru,
maka siswa atau anak didik itu sendiri dikatakan telah belajar.
C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis
1. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini variabel yang mempengaruhi hasil belajar adalah
pengelolan kelas. Dimana pengelolaan kelas itu merupakan masalah tingkah laku
yang paling kompleks. Dan seorang guru diharuskan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas yang efektif sehingga anak didik dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan karena guru yang efektif itu membiarkan siswanya
mengetahui segala sesuatu agar mereka merasa kalau dirinya itu mempunyai arti.
42 Tarani Rusyan, Pendekatan dalan Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT, Remaja
Rosda Karya, 2000), h. 65
26
Pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas dalam kegiatan belajar
mengajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Karena dengan adanya fasilitas yang disediakan akan dapat memudahkan guru
untuk mengajar lebih maksimal dan anak didik dapat lebih mudah lagi dalam
belajar dan bekerja, sehingga dapat terciptanya suasana kelas yang nyaman
terhadap lingkungan kelas serta akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan
dan menjadikan diri siswa merasa dihargai di dalam kelas.
Dari penjelasan di atas maka dapat diasumsikan jika pengelolaan kelas
dapat dilaksanakan dengan baik maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik
pula dan begitupun sebaliknya. Adapun pengelolaan kelas yang baik itu akan
didasari dengan faktor-faktor pendukung, faktor-faktor yang mendukung itu
antara lain: sarana yang lengkap, guru yang berkompentensi, professional dan
dapat mengelola kelas dengan baik sehingga mendapatkan hasil belajar yang
maksimal dan memuaskan.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 43
Berdasarkan deskripsi teori di atas dan kerangka berpikir, maka hipotesis
penelitian dirumuskan untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh antara
pengelolaan kelas dan hasil belajar, maka penulis dalam hal ini akan mengajukan
hipotesis sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh positif yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar fikih siswa.
43 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2010 hingga selesai.
Sedangkan tempat yang dijadikan penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah
Soebono Mantofani Jombang Ciputat Tangerang Selatan.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
korelasional melalui penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian
yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian karena dalam
penelitian ini dibutuhkan data-data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah perubahan perilaku yang bisa diukur. Adapun
dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: variabel independen (variabel
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pengelolaan kelas
sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar siswa.
27
28
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi, yakni keseluruhan subyek penelitian
yang memiliki karakter sama dan ditetapkan oleh penelitian sebagai obyek dalam
penelitiannya serta akan ditarik kesimpulan dan digeneralisasi pada semua
anggota populasi tersebut.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII MTs Soebono
Mantofani Tangerang Selatan tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 173 siswa
dari 5 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Dinamakan
penelitian sampel jika penelitian bermaksud untuk mengeneralisasikan hasil
penelitian sampelnya pada keseluruhan populasi. Untuk mempermudah penelitian
ini, penulis hanya mengambil 23% dari jumlah populasi 173, yaitu 40 siswa/i.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan sampel stratifikasi
(stratified sampling). Stratified sampling adalah teknik penganbilan data yang
langkah awalnya melakukan pengelompokkan populasi dengan kriteria tertentu
dalam beberapa strata atau tingkatan. Dengan pertimbangan sampel berjumlah 40
siswa dimaksudkan untuk mempermudah perhitungan statistik. Dengan cara
seperti ini diharapkan setiap anggota dari populasi memiliki kemungkinan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
a. Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam hal-hal yang ia ketahui.1 Yang
menjadi responden adalah siswa-siswi kelas VIII MTs Soebono Mantofani.
Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui data yang obyektif dari responden.
1 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h. 140
29
Dan kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang sudah
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara.2 Penulis menggunakan teknik ini
karena untuk mendapatkan keterangan yang dapat menguatkan informasi data
yang diperoleh sebagai bahan penulisan skripsi. Dalam penelitian ini penulis
mengadakan wawancara langsung dengan guru fikih untuk mengetahui
kemampuan guru dalam mengelola kelas selama proses pembelajaran dan
kepala sekolah untuk memperoleh informasi secara umum mengenai MTs
Soebono Mantofani Jombang Ciputat – Tangerang Selatan.
c. Observasi
Obsevasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.3 Observasi atau yang disebut pula
dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indra, yang dilakukan dengan cara
datang langsung ketempat penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa.
d. Pemeriksaan Dokumentasi (studi dokumenter)
Pemeriksaan dokumentasi ini dilakukan dengan meneliti bahan
dokumentasi yang ada dan mempunyai relevansi dengan tujuan penelitian.4
Adapun teknik pengumpulan data, penulis menggunakannya untuk
memperoleh data-data tentang hasil belajar fikih siswa.
2. Intrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan variabel pengelolaan kelas dengan
hasil belajar fikih siswa. Adapun kisi-kisi intrumennya sebagai berikut:
2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 145 3 Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Andi Offest, 1992), h. 151 4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
2008), h. 30
30
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Item Σ
Variabel X
Pengelolaan
Kelas
a. Pengelolaan
Fisik
b. Pengelolaa
n Siswa
1. Pengaturan Tempat
duduk
2. Pengaturan alat
pengajaran
3. Penataan keindahan
dan kebersihan kelas
4. Ventilasi dan tata
cahaya
1.Menunjukkan sikap
tanggap
2.Memusatkan perhatian
ketika proses belajar
mengajar berlangsung
3.Membantu siswa
dengan memberikan
petunjuk yang jelas
4. Memberikan teguran
dan penguatan
5. Pengelolaan kelompok
6. Memberikan motivasi
dan semangat kepada
siswa untuk bertanya
7. Menemukan dan
memecahkan tingkah
laku yang
menimbulkan masalah
1, 2
3, 4
5
6, 7
14
15
9, 12
8, 10
11
13
16
17
18
2
3
2
1
1
2
3
1
1
1
1
31
Variabel Y
Hasil Belajar
Siswa
a. Intrinsik
b. Ekstrinsik
1. Kebutuhan dari dalam
diri siswa.
2. Keinginan berprestasi
3. Cita-cita dalam diri
siswa.
4. Keaktifan siswa.
1.Pemberian hadiah
kepada siswa yang rajin
dan aktif
2.Adanya persaingan
untuk memotivasi
siswa agar mendapat
hasil belajar yang
bagus
3.Pemberian hukuman
kepada siswa yang
gaduh di kelas
1, 2
3, 4,
6, 5
17
7, 10
8, 9
11,
12,
13
14,
15,
16
2
2
2
1
2
2
3
3
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument
a. Validitas Instrument
Suatu instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui valid atau
tidaknya butir soal, maka r hitung dibandingkan dengan r tabel product
moment dengan α = 0,05. Jika r hitung kurang dari r tabel, maka soal
tersebut dinyatakan tidak valid, dan jika r hitung lebih dari r tabel maka
soal tersebut dinyatakan valid, dan tetap dipertahankan dalam instrument
selanjutnya untuk proses pengolahan data dalam penelitian yang
sebenarnya.
32
Berdasarkan data hasil uji coba validitas angket pengelolaan kelas
yang terdiri dari 18 item dan 17 item untuk angket hasil belajar fikih
siswa, yang disebarkan kepada responden sebanyak 20 orang siswa
diketahui terdapat pernyataan yang valid yaitu:
Untuk variabel pengelolaan kelas item yang valid adalah nomor 1, 2, 3,
4, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18. Sisanya sebanyak 3 butir
pernyataan yang tidak valid.
Sedangkan untuk variabel hasil belajar fikih siswa item yang valid
adalah 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17. Sisanya sebanyak 2
butir pernyataan yang tidak valid.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Setelah Divaliditas
Variabel Dimensi Indikator Item Σ
Variabel X
Pengelolaan
Kelas
a.Pengelolaan
Fisik
b.Pengelolaan
Siswa
1. Pengaturan Tempat
duduk
2. Pengaturan alat
pengajaran
3. Penataan keindahan
dan kebersihan kelas
4. Ventilasi dan tata
cahaya
1. Menunjukkan sikap
tanggap
2. Memusatkan perhatian
ketika proses belajar
mengajar
berlangsung
3. Membantu siswa
dengan memberikan
1
2, 3
4
5
6
7, 14
15
1
2
1
1
1
2
1
33
petunjuk yang jelas
4. Memberikan teguran
dan penguatan
5. Pengelolaan kelompok
6. Memberikan motivasi
dan semangat kepada
siswa untuk bertanya
7. Menemukan dan
memecahkan tingkah
laku yang
menimbulkan
masalah
9
12
8, 10
11,13
1
1
2
2
Variabel Y
Hasil Belajar
Siswa
a. Intrinsik
b. Ekstrinsik
1. Kebutuhan dari dalam
diri siswa.
2. Keinginan berprestasi
3. Cita-cita dalam diri
siswa
4. Keaktifan siswa
1. Pemberian hadiah
kepada siswa yang
rajin dan aktif
2. Adanya persingan
untuk memotivasi
siswa agar mendapat
hasil belajar yang
bagus
3. Pemberian hukuman
kepada siswa yang
gaduh di kelas
1, 2
3, 4,
6
5
7, 10
8, 9
11,
12
13,
14,
15
2
3
1
2
2
2
2
1
34
b. Reliabilitas Instrumen
Suatu instrument penelitian dikatakan reliable apabila instrument
tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur.
Dalam instrument penelitian ini, penulis menggunakan rumus alpha
cronbach, sebagai berikut:
α = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ Σ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
− 21
2
11 σ
σσ b
kk
keterangan:
α = Koefosien alpha
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2bσΣ = Jumlah varians butir
21σ = Varian total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien
reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
1. Apabila α sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti instrument
yang sedang diuji kredibilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas
yang tinggi (reliabel).
2. Apabila α lebih kecil dari pada 0,70 berarti intrumen yang sedang diuji
dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (unreliliabel).5
Berdasarkan perhitungan reliabilitas, penulis mendapatkan angka
koefisien (α) sebesar 0,88 untuk angket variabel pengelolaan kelas dan
sebesar 0,72 untuk angket variabel hasil belajar siswa. Dengan demikian
angket ini reliable karena α lebih besar dari 0,70.
5 Suharsimi Arokunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 196
35
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara 2 variabel. Maka cara-cara yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Editing yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil
dikumpulkan.
2. Skoring yaitu tahap untuk menentukan skor dalam hasil penelitian, ditetapkan
bahwa untuk responden yang menjawab diberi bobot nilai sebagai berikut :
a. Untuk jawaban dengan simbol SS = 4
b. Untuk jawaban dengan simbol SR = 3
c. Untuk jawaban dengan simbol KD= 2
d. Untuk jawaban dengan simbol TP = 1
3. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke
dalam table yang telah disediakan. Setelah pengumpulan data dilakukan, maka
tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan analisis kuantitatif
secara deskriptif yang sebelumnya telah dilakukan presentasenya dengan
menggunakan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut:
P = NF x 100%
P = Presentasi untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Number of cases
4. Analisis korelasi Product Moment yang digunakan untuk mencari pengaruh
antara variabel X dan variabel Y. Rumus yang digunakan adalah:
rxy = })(}{)({
))((2222 YYNXXN
YXXYN∑−∑∑−∑
∑∑−∑
rxy = Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
N = Number of Cases
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX = Jumlah seluruh skor X
36
ΣY = Jumlah seluruh skor Y.6
Memberikan interpretasi rxy, yaitu memberikan interpretasi sederhana dengan
cara mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi “r” Product
Moment seperti dibawah ini:
Tabel 3.3
Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi, akan tetapi
itu sangat lemah atau sangat rendah
sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah
0,40 – 0, 70 Antara variabel X dan variabel Y
terapat korelasi yang sedang atau cukup
0,70 – 0, 90 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelsi yang kuat atau tinggi
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sangat tinggi
Setelah diberikan interpretasi terdapat angka indeks korelasi “r” product
moment dengan jalan berkonsultasi pada nilai product moment, maka prosedur
selanjutnya secara berturut-turut adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan atau membuat hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau
hipotesis nol (Ho).
2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah diajukan dengan
cara membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses
6 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 206
37
penghitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r”yang tercantum
dalam tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari
derajat bebasnya (db) atau degrees of freedomnya (d) yang rumusnya:
Df = N-nr
Df : degrees of feedom
N : Number of cases
nr : banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah hasilnya dicocokan dengan pedoman nilai koefisien korelasi “r”
product moment baik pada taraf signifikansi 5% ataupun pada taraf signifikansi
1% kemudian dibuat kesimpulan apakan terdapat korelasi positif yang signifikan
atau tidak.
Untuk lebih memudahkan memberikan interpretasi angka indeks korelasi
“r” product moment, maka prosedurnya adalah sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD : kontribusi atau pengaruh variabel X terhadap variabel Y
r2 : koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah
Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani adalah sekolah yang berciri
khas Islam, telah berdiri sejak tahun 1995. Madrasah ini dibangun atas dasar
menumbuhkan semangat ketakwaan para siswanya kepada Allah SWT,
mewujudkan fungsi kekhalifahan manusia dimuka bumi (khalifah fil ardi),
membentuk siswa yang mampu menjadi agen perubahan masyarakat munuju
masyakat madani serta mewujudkan siswanya yang senantiasa bertambah ilmunya
sekaligus bertambah hidayah dari Allah SWT.
Dengan status sekolah (akreditasi) yang telah DISAMAKAN sejak tahun
1998 dan sekarang terakreditasi dengan nilai A, MTs Soebono Mantofani
berkomitmen kuat mewujudkan visi pendidikannya sebagaimana yang tertuang di
atas. Namun usaha ke arah pembentukan siswa yang akan menjadi agent of
change masyarakat ke arah masyarakat madani yang dicita-citakan hanya dapat
terlaksana apabila ada kerjasama yang kuat dari berbagai pihak. Menjadi penting,
adanya komitmen yang kuat dari pengelola Yayasan dan MTs Soebono Mantofani
serta dukungan masyarakat luas (stakeholders) untuk serius melakukan perubahan
terhadap tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran di MTs Soebono
Mantofani mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) untuk mata pelajaran umum, dan Departemen Agama
(Depag) untuk kurikulum pendidikan agama Islam. Kedua sumber kurikulum
38
39
tersebut mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
merupakan konteks baru kurikulum pendidikan nasional dewasa ini.
Adapun mata pelajaran yang diajarkan di MTs Soebono Mantofani,
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Mata pelajaran yang diajarkan di MTs Soebono Mantofani
No Mata Pelajaran
Kelas (Jumlah
Jam Pelajaran)
VII VIII IX
1. Pendidikan agama Islam :
a. Qur’an Hadits 2 2 2
b. Aqidah Akhlak 2 2 2
c. F i q i h 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 5
4. Bahasa Arab 2 2 2
5. Bahasa Inggris 4 4 5
6. Matematika 4 4 5
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 5
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Pendidikan Jasmani, OR dan
Kesehatan
2 2 2
11. Teknologi Informatika dan
Komunikasi
2 2 2
12. Nahwu Shorf 2 2 2
Jumlah jam pelajaran (perminggu) 40 40 44
40
1. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Madrasah Tsanawiyah Soebono Mantofani Jombang Ciputat-Tangerang
Selatan adalah suatu lembaga yayasan pendidikan, di mana setiap guru yang
mengajar harus memiliki persyaratan formal dan kredibilitas dan
berkepribadian yang tinggi karena seorang guru adalah orang tua kedua
setelah orang tua yang melahirkan.
Jumlah guru yang mengajar di Mts Soebono Mantofani sebanyak 27 orang
guru, adapun pendidikan terakhir guru di Mts Soebono Mantofani antara lain
lulusan UIN, PTIQ, UMJ, STAI, IAIN, dan lain-lain.
Untuk mengetahui data tersebut, dapat dilihat pada table yang telah
terlampir.
b. Keadaan Siswa
Peserta didik adalah faktor yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar, sebab peserta didik merupakan subjek yang mendukung
keberhasilan sebuah pendidikan.
Adapun jumlah peserta didik atau siswa Mts Soebono Mantofani sebanyak
545 orang siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Jumlah Siswa – siswi MTs Soebono Mantofani Jombang Ciputat –
Tangerang Selatan
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII 100 112 212
2 VIII 88 85 173
3 XI 80 80 160
Jumlah 268 277 545
41
2. Kegiatan pembelajaran :
a. Belajar di ruang kelas: pembelajaran isi/materi buku pelajaran
b. Belajar interaktif materi pelajaran: melalui tayangan VCD program
pembelajaran SLTP.
c. Belajar praktek dengan praktikum di laboratorium: IPA dan Komputer
d. Belajar di luar ruang kelas (alam nyata): IPA dan pendidikan jasmani dan
kesehatan
e. Belajar di tempat rekreasi: karya wisata (study tour)
3. Waktu belajar dilaksanakan pada :
a. Pagi (07.00 s.d 12.30 WIB) dan
b. Siang (12.45 s.d 17.15 WIB)
4. Ekstrakurikuler :
a. Pembinaan keimanan dan ketakwaan (wajib untuk semua siswa) : sholat
berjama’ah Dzuhur dan Ashar di masjid sekolah dan praktikum ibadah.
b. Bimbingan penyuluhan/psikologi (semua siswa): kurikulum pendidikan
budi pekerti (terintegrasi) dengan berbagai mata pelajaran.
c. Pembinaan fisik, mental dan kepribadian (pilihan siswa): Pramuka, Palang
Merah Remaja (PMR-Madya), Beladiri (Jujitsu) dan Sepak Bola (Futsal).
d. Pengembangan estetika: Musik (band sekolah), Qasidah, Tata Boga dan
Tata Busana
e. Class meeting (porseni, pentas seni dan pagelaran kreasi siswa).
5. Sarana dan Prasarana sekolah :
a. Gedung sekolah : milik sendiri, permanen, lantai tiga.
b. Ruang kelas : penyejuk ruangan, kapasitas 40 siswa, ukuran 8 x 8 m.
c. Laboratorium : komputer, multimedia dan IPA.
d. Lapangan olahraga : volly, basket, tenis meja dan sepakbola (futsal)
e. Perpustakaan : koleksi buku-buku pelajaran pelengkap, bacaan umum,
agama ensiklopedi, kamus
42
f. Masjid : sholat Dzuhur dan Ashar berjama’ah dan praktikum ibadah
g. Pendopo : ruang tambahan untuk belajar
h. Koperasi dan kantin
i. Perlengkapan music.
Tabel 4.3
Jumlah sarana dan prasarana di Mts Soebono Mantofani Jombang
Ciputat – Tangerang Selatan
No. Jenis Ruang Milik Baik
Jml Luas (m2) (1) (2) (3) (4) 1. Ruang Teori/Kelas 9 48 2. Laboratorium IPA 1 16 3 Laboratorium Komputer 1 48 4. Laboratorium Multimedia 1 48 5. Ruang Perpustakaan 1 30 6 Ruang Serba Guna 1 54 7 Koperasi/Toko 1 21 8 Ruang BP/BK 9 Ruang Kepala Sekolah 1 16 10 Ruang Guru 1 24 11 Ruang TU 1 16 12 Ruang OSIS 13 Kamar Mandi/WC Guru 1 12 14 Kamar Mandi/WC Siswa 2 28 15 Gudang 1 9 16 Ruang Ibadah 1 48
17 Rumah Dinas Kepala Sekolah
18 Rumah Dinas Guru 3 48 19 Asrama Siswa 2 96
6. Prestasi siswa/sekolah: Bidang akademik/pengetahuan
1) Juara I : Lomba Cerdas-cermat tingkat MTs se-kabupaten Tangerang,
HUB Departemen Agama ke-52 ; 1997.
2) Juara II : Lomba Karya Tulis Bahasa Indonesia tingkat MTs se-kabupaten
Tangerang, HUB Departemen Agama ke-52 ; 1997.
43
3) Juara I : lomba Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (K3) tingkat MTs
se-kabupaten Tangerang, HUB Depag ke-52 ; 1997.
4) Rata-rata tertinggi Nilai Ebtanas Murni (NEM) : tingkat MTs se kab.
Tangerang, kegiatan Ebtanas tahun pelajaran : 1997/1998 dan 1998-1999.
5) Dua orang siswa lulus pada : seleksi masuk SMU Dwi Warna (SMU
Unggulan) - Parung-Bogor dengan mendapat beasiswa (bebas semua biaya
selama 3 tahun) ; 1999.
6) Juara I : Lomba Cerdas-cermat tingkat SLTP/MTs se-kabupaten
Tangerang, Peringatan Hari Pendidikan Nasional, MA. Soebono
Mantofani ; 2002.
7) Juara III : piala Bupati Cup, Lomba Cerdas-cermat Matematika IV tingkat
MTs se-jabotabek dan Depok, dilaksanakan oleh BEMJ Matematika
Universitas Islam Negeri Jakarta ; 2003.
8) Juara I : lomba cerdas-cermat tingkat MTs/SLTP se-kab. Tangerang,
dilaksanakan oleh MA. Soebono Mantofani ; 2003.
9) Juara II : lomba cerdas-cermat tingkat MTs se-kab. Tangerang, pada acara
Gebyar Ponpes Jam’iyah Islamiyah – Pd. Aren ; 2003.
10) Juara II : lomba cerdas-cermat tingkat MTs se-Jabotabek dan Jawa Barat,
pada acara Festival Tafsir Hadits Universitas Islam Negeri Jakarta ; 2003.
11) Juara III : piala Bupati Cup, Lomba Cerdas-cermat Matematika V tingkat
MTS se-jabotabek dan Depok, dilaksanakan oleh BEMJ Matematika
Universitas Islam Negeri Jakarta ; 2004.
12) Juara II : Bupati Cup, lomba cerdas-cermat tingkat SLTP/MTs se-kab.
Tangerang, Harlah YSM ke-10 ; 2004.
13) Juara I : Lomba Olimpiade Bahasa Inggris Se KKM Pamulang ; 2008
14) Juara I : Lomba Olimpiade Bahasa Indonesia Se KKM Pamulang ; 2008
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Tehnik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui angket. Angket
ini berjumlah 30 butir soal yang valid dan disebarkan pada 40 orang siswa Mts
Soebono Mantofani Jombang Ciputat – Tangerang Selatan. Angket tersebut terdiri
44
dari 30 soal yang terdiri dari 15 butir soal untuk variabel X dan 15 butir soal untuk
variabel Y. Untuk deskripsi data setiap variabel dapat dilihat pada uraiaan sebagai
berikut:
1. Variabel X (Pengelolaan Kelas)
Pengelolaan merupakan variabel independent atau dikenal dengan variabel
X. Pengelolaan kelas yang dikelola adalah kondisi kelas yang terdiri dari
pengelolaan fisik dan pengelolaan siswa.
Untuk mengetahui data tentang pengelolaan kelas adalah dengan
menggunakan angket sebanyak 15 pernyataan sebagaimana yang telah
dilampirkan kemudian dilakukan penilaian berupa skoring yang telah dijelaskan
pada bab 3, kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
korelasi “product moment”. Sebelum menggunakan rumus korelasi product
moment yang perlu diketahui adalah hasil angket yang dijelaskan melalui
interpretasi data sebagai berikut:
Tabel 4.4
Skoring Hasil Angket Pengelolaan Kelas (Variabel X)
No Nama
Responden
No Butir Angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AD 2 2 1 1 3 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4
2 AH 2 1 1 1 1 1 4 3 2 2 2 4 2 3 4
3 SY 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 RR 1 1 2 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3
5 MS 1 1 2 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3
6 AZ 1 1 1 1 2 1 3 4 3 2 3 3 4 4 4
7 EA 1 1 2 2 4 2 4 2 2 4 3 4 3 2 4
8 FF 1 1 1 1 2 2 4 3 2 1 3 3 4 2 2
9 AH 2 2 1 1 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4
10 EK 1 1 1 1 4 2 4 4 2 3 4 4 3 2 3
11 ES 1 2 1 1 4 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2
45
12 NK 2 1 1 1 1 1 4 3 1 4 4 4 3 1 1
13 SW 2 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
14 TR 1 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
15 SA 1 1 1 1 2 2 4 4 3 1 3 3 4 2 3
16 HD 1 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
17 IM 2 1 1 1 1 1 3 4 2 4 4 4 4 3 3
18 SK 1 1 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4
19 DM 2 1 2 2 4 1 4 2 3 4 4 4 2 2 2
20 MP 1 1 1 1 1 1 4 4 2 2 4 2 4 2 2
21 FI 2 1 2 2 3 1 4 3 3 3 4 4 3 3 2
22 JL 1 1 1 1 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3
23 BL 1 1 1 1 2 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3
24 SH 1 1 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
25 IH 4 2 1 1 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 2
26 LA 1 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27 SR 1 1 1 1 2 1 4 4 2 3 4 4 2 2 3
28 AH 4 1 1 2 2 1 2 2 4 4 3 2 3 4 4
29 IR 1 1 1 1 2 2 4 4 3 3 3 4 4 2 2
30 MA 1 1 1 1 3 2 4 3 2 2 3 4 3 4 3
31 CF 1 1 1 1 1 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3
32 DA 1 1 1 1 1 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4
33 ZA 1 1 1 1 4 2 4 2 2 2 3 4 2 3 4
34 MS 1 1 1 1 2 1 3 4 2 1 1 1 2 3 3
35 ML 1 1 1 1 1 1 2 4 3 2 3 4 4 2 3
36 FI 4 1 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 4
37 VS 1 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3
38 FD 1 1 1 1 2 2 4 3 2 1 3 3 4 3 3
39 RK 1 2 2 2 3 1 4 3 3 4 2 4 4 3 4
40 PT 1 1 2 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 3
46
Setelah diketahui skoring hasil angket dari variabel X, maka dapat
diketahui jumlah skor hasil angket dari setiap responden yang datanya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Jumlah Skor Hasil Angket Pengelolaan Kelas Setiap Responden
Nomor
Responden
Jumlah hasil Angket
Pengelolaan Kelas
1 38
2 33
3 49
4 46
5 46
6 37
7 40
8 32
9 38
10 39
11 41
12 32
13 47
14 48
15 35
16 47
17 38
18 45
19 39
20 32
21 40
22 38
47
23 34
24 43
25 44
26 50
27 35
28 39
29 37
30 37
31 30
32 41
33 36
34 27
35 33
36 41
37 46
38 34
39 42
40 43
Setelah diketahui jumlah skor dari variabel X, maka dapat diketahui nilai
rata-rata (mean), median (nilai tengah), modus, strandar deviasi, range, skor
minimum, dan skor maksimun. Data tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.6
Deskripsi data pengelolaan kelas (variabel X)
No Keterangan Hasil
1 Mean 39,3
2 Median 39
3 Modus 38
4 Standar Deviasi 5,57
48
5 Range 23
6 Skor Minimum 27
7 Skor Maksimum 50
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata – rata yang disebut
dengan mean = 39,3; median = 39; modus = 38; standar deviasi = 5,57; range =
23; skor minimum = 27; skor maksimum = 50. Dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.7
Distribusi frekuensi skor pengelolaan kelas (variabel X)
No Interval Frekuensi Presentase
1 45 – 50 9 22,5
2 39 - 44 12 30
3 33 - 38 14 35
4 27 - 32 5 12,5
Jumlah N = 40 100
2. Variabel Y (Hasil belajar fikih siswa)
Hasil belajar fikih merupakan variabel dependent atau dikenal dengan
variabel Y. Variabel Y diperoleh dari Tes Block (TB) siswa dan hasil angket.
Dimana nilai TB diperoleh dari hasil ulangan harian siswa kelas VIII pada bab
Binatang Halal dan Haram yang dilakukan oleh guru mata pelajaran fikih. seperti
yang terlihat pada tabel dibawah ini:
49
Tabel 4.8
Nilai hasil Tes Bloock (TB)
No
Nama Responden
(N)
Nilai TB Siswa
1 AD 79
2 AH 80
3 SY 70
4 RR 89
5 MS 89
6 AZ 83
7 EA 92
8 FF 87
9 AH 80
10 EK 86
11 ES 90
12 NK 95
13 SW 77
14 TR 77
15 SA 80
16 HD 87
17 IM 91
18 SK 70
19 DM 86
20 MP 68
21 FI 88
22 JL 84
23 BL 75
24 SH 78
50
25 IH 98
26 LA 86
27 SR 88
28 AH 98
29 IR 87
30 MA 85
31 CF 90
32 DA 86
33 ZA 91
34 MS 88
35 ML 85
36 FI 92
37 VS 92
38 FD 84
39 RK 87
40 PT 86
Jumlah 3404
Setelah penulis mengetahui nilai TB, untuk melengkapi data hasil belajar
adalah dengan menyebarkan angket sebanyak 15 pernyataan. Dari penyebaran
angket tersebut yang dikelola dari hasil belajar ini adalah dilihat dari kisi-kisi
instrumen penelitian yang ada pada dinamika intrinsik dan ekstrinsik yang
dikembangkan melalui indikator-indikator instrument penelitian.
Tabel dibawah ini merupakan hasil angket dari kisi-kisi instrument yang
telah skoring berdasarkan skor yang telah ditentukan.
51
Tabel 4.9
Angket Nilai Hasil Belajar (variabel Y)
N
o
Nama
Responden
No Butir Angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AD 4 4 4 3 4 1 4 3 3 2 4 2 2 1 2
2 AH 3 2 3 4 2 2 3 1 3 2 3 2 3 3 4
3 SY 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4 RR 4 4 4 3 3 1 4 1 4 3 4 1 3 2 1
5 MS 4 4 4 3 3 1 4 1 4 3 4 1 3 2 1
6 AZ 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 4 2 3 1 1
7 EA 4 4 2 4 3 1 2 2 2 1 4 2 4 1 1
8 FF 3 4 4 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 1
9 AH 4 4 4 2 4 1 4 3 2 2 4 1 3 1 2
10 EK 3 4 4 4 3 1 3 2 2 1 2 1 2 2 1
11 ES 2 3 4 2 3 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1
12 NK 3 3 3 1 3 1 2 4 1 2 2 1 4 1 1
13 SW 3 4 2 4 4 1 2 2 1 2 3 1 2 1 1
14 TR 3 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 1 4 1 1
15 SA 3 4 4 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 1
16 HD 4 4 4 4 4 1 2 1 4 1 4 2 4 1 1
17 IM 4 4 4 2 2 1 2 2 2 4 4 1 2 1 1
18 SK 4 4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 1 4 1 1
19 DM 3 4 3 4 2 1 2 3 3 4 4 1 4 1 1
20 MP 4 4 4 1 2 1 1 2 1 2 4 1 2 1 1
21 FI 3 4 3 3 2 1 2 2 2 4 4 3 4 1 3
22 JL 2 3 3 4 4 1 2 3 4 2 3 1 3 1 1
23 BL 2 3 3 2 3 2 3 3 2 1 2 1 2 1 1
24 SH 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 1 3 1 2
25 IH 3 4 4 4 4 1 4 2 2 1 3 2 4 1 1
26 LA 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 4 1 1
52
27 SR 4 4 4 2 4 1 2 2 2 1 4 1 2 1 1
28 AH 3 4 4 3 4 1 3 2 2 1 2 1 3 1 1
29 IR 3 3 4 4 3 1 3 2 2 1 4 1 2 1 1
30 MA 4 4 4 4 2 1 2 1 2 2 4 1 3 2 1
31 CF 3 3 4 1 4 1 4 3 1 2 3 1 4 1 1
32 DA 3 4 3 4 4 1 4 2 1 1 4 1 4 1 1
33 ZA 2 4 2 2 3 1 4 2 4 3 4 1 4 1 2
34 MS 3 3 4 4 1 1 2 3 2 4 4 2 2 1 1
35 ML 3 4 4 1 4 1 4 3 2 3 3 1 4 1 1
36 FI 4 4 2 2 4 1 2 1 2 4 4 2 2 1 1
37 VS 4 4 4 4 4 1 2 1 1 2 4 1 4 1 1
38 FD 3 4 2 4 2 1 2 1 2 1 3 1 3 1 1
39 RK 3 4 4 4 4 1 2 2 4 3 1 2 4 1 2
40 PT 4 4 4 4 4 1 4 3 1 2 4 1 4 1 1
Setelah diketahui nilai dari variabel X pengelolaan kelas, maka dapat
diketahui hasil nilai dari variabel X yang datanya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.10
Deskripsi data Hasil Belajar (variabel Y)
No Keterangan Hasil
1 Mean 85,1
2 Median 86
3 Modus 86
4 Standar Deviasi 5,49
5 Range 30
6 Skor Minimum 68
7 Skor Maksimum 98
53
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata–rata (mean) = 85,1;
median = 86; modus = 86; standar deviasi = 5,49; range = 30; skor minimum =
68; skor maksimum = 98. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Distribusi frekuensi skor Hasil Belajar (variabel Y)
No Interval Frekuensi Presentase
1 92 – 99 6 15
2 84 – 91 22 55
3 76 – 83 8 20
4 68 - 75 4 10
Jumlah N = 40 100
C. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Linieritas Data
Untuk mengelola data dalam kaitan upaya tujuan penelitian yakni
dengan menentukan model hubungan antara variabel X dan variabel Y, model
yang digunakan adalah persamaan regresi linier sederhana, regresi linier
sederhana yaitu memperkirakansatu variabel (Y) berdasarkan satu variabel
bebas (X).
Dengan rumus sebagai berikut: Y = a+b X. Regresi linier sederhana.
berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: a = 1,364 dan b = 0,944,
dengan demikian model persamaan regresi liniernya adalah Y = 1,364 + 0,944
X. Dari hasil persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan
variabel X satu satuan akan diikuti oleh kenaikan variabel Y 1,364 atau jika
berkurang atau bertambahnya nilai variabel X satu point maka nilai Y akan
berkurang atau bertambah sebesar 1,364. 1
1 Drs. Subana, M. Pd, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2005, h.161
54
2. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara kemampuan
guru bidang studi fikih dalam mengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa,
maka akan dideskripsikan dengan menggunakan rumus product moment.
untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hubungan antara pengelolaan
kelas dengan hasil belajar fikih siswa, maka tabel dibawah ini merupakan
perolehan nilai hasil angket (penjumlahan variabel X dan variabel Y) dan nilai
hasil belajar siswa (Tes Block).
Tabel 4.12
Hasil nilai angket dan Tes Block Siswa
No
Nama Responden
(N)
Nilai
Angket
Nilai TB
Siswa
1 AD 85 79
2 AH 73 80
3 SY 106 70
4 RR 92 89
5 MS 92 89
6 AZ 78 83
7 EA 77 92
8 FF 63 87
9 AH 79 80
10 EK 74 86
11 ES 72 90
12 NK 63 95
13 SW 80 77
14 TR 92 77
15 SA 66 80
16 HD 88 87
55
17 IM 74 91
18 SK 90 70
19 DM 79 86
20 MP 63 68
21 FI 81 88
22 JL 75 84
23 BL 65 75
24 SH 88 78
25 IH 84 98
26 LA 92 86
27 SR 70 88
28 AH 74 98
29 IR 72 87
30 MA 74 85
31 CF 66 90
32 DA 79 86
33 ZA 75 91
34 MS 64 88
35 ML 72 85
36 FI 77 92
37 VS 84 92
38 F 65 84
39 RK 83 87
40 PT 85 86
Jumlah 3111 3404
Setelah diketahui hasil angket tentang kemampuan guru dalam
pengelolaan kelas yang telah disebarkan, analisis dan diinterpretasikan dalam
bentuk per item. Agar dapat mengetahui tingkat kemampuan guru fikih dalam
pengelolaan kelas dengan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses
56
pembelajaran. Maka dilakukan proses perhitungan indeks korelasi antara
pengelolaan kelas (variabel X) dan hasil belajar fikih siswa (variabel Y).
Tabel 4.13
Tabel perhitungan variabel X dan variabel Y
Nama Responden
(N)
X
Y
XY
X2
Y2
AD 38 47 1786 1444 2209
AH 33 40 1320 1089 1600
SY 49 57 2793 2401 3249
RR 46 46 2116 2116 2116
MS 46 46 2116 2116 2116
AZolla 37 41 1517 1369 1681
EA 40 37 1480 1600 1369
FF 32 31 992 1024 961
AH 38 41 1558 1444 1681
EK 39 35 1365 1521 1225
ES 41 31 1271 1681 961
NK 32 31 992 1024 961
SW 47 33 1551 2209 1089
TR 48 44 2112 2304 1936
SA 35 31 1085 1225 961
HD 47 41 1927 2209 1681
IM 38 36 1368 1444 1296
SK 45 45 2025 2025 2025
DM 39 40 1560 1521 1600
MP 32 31 992 1024 961
FI 40 41 1640 1600 1681
JL 38 37 1406 1444 1369
BL 34 31 1054 1156 961
57
SH 43 45 1935 1849 2025
IH 44 40 1760 1936 1600
LA 50 42 2100 2500 1764
SR 35 35 1225 1225 1225
AH 39 35 1365 1521 1225
IR 37 35 1295 1369 1225
MA 37 37 1369 1369 1369
CF 30 36 1080 900 1296
DA 41 38 1558 1681 1444
ZA 36 39 1404 1296 1521
MS 27 37 999 729 1369
ML 33 39 1287 1089 1521
FI 41 36 1476 1681 1296
VS 46 38 1748 2116 1444
FD 34 31 1054 1156 961
RK 42 41 1722 1764 1681
PT 43 42 1806 1849 1764
Jumlah Σ X = 1572 Σ Y = 1539 Σ XY = 61201 Σ X2 = 63020 Σ Y2 = 60419
Setelah diketahui N = 40, X = 1572, Y = 1539, XY = 61201, X2 = 63020,
Y2 = 60419, maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus
product moment sebagai berikut:
rxy = })(}{)({
))((2222 YYNXXN
YXXYN∑−∑∑−∑
∑∑−∑
Diketahui:
N = 40
Σ X = 1572
Σ Y = 1539
Σ XY = 61201
Σ X2 = 63020
58
Σ Y2 = 60419
Ditayakan:
rxy?
Maka perhitungannya sebagai berikut
rxy = })(}{)({
))((2222 YYNXXN
YXXYN∑−∑∑−∑
∑ − ∑ ∑
= })1539(60419.40}{)1572(63020.40{
)1539)(1572(61201.4022 −−
−
=}23685212416760}{24711842520800{
24193082448040−−
−
=}48239}{49616{
28732
=2393426224
28732
=6,48922
28732
= 0,587
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi antara variabel X
dan variabel Y sebesar 0,587. Dengan demikian variabel tersebut dapat
dikategorikan sebagai kategori sedang atau cukup.
D. Interpretasi Data
Berdasarkan pengujian hipotesis dapat dikategorikan:
Ha : Terdapat pengaruh yang nyata antara pelaksanaan pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar Fikih di MTs Soebono Mantofani (diterima).
Dengan demikian dapat dikatakan terjadi pengaruh yang signifikan antara
pengelolaan kelas terhadap hasil belajar fikih siswa MTs Soebono Mantofani.
59
Hasil signifikan ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh terhadap
perhitungan nilai jumlah ‘r’ yang lebih besar dari pada ‘r’ tabel. Untuk lebih jelas
lagi dapat dilihat pada penjelasan sebagai berikut :
1. Memberikan interpretasi terhadap rxy
Jika dilihat interpretasi secara kasar dari perhitungan di atas ternyata angka
korelasi variabel X dan variabel Y tidak terdapat tanda negative, berarti kedua
variabel tersebut terdapat korelasi atau pengaruh yang positif, dengan
memperhatikan besarnya rxy = 0,587 yang besarnya berkisar antara 0,4 sampai
0,7 berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y adalah termasuk
korelasi yang sedang atau cukup.
2. Memberikan interpretasi dengan menggunakan tabel nilai ‘r’
Df = N – nr
= 40 – 2
= 38
Dengan memeriksa tabel nilai ‘r’ produck moment bahwa dengan Df
sebesar 38 pada taraf signifikan 5% diperoleh dari ‘r’ tabel= 0,320, sehingga
pada taraf signifikan 1% atau 5%. Hipotesis Ho ditolak sedangkan hipotesis
alternative Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
signifikan antara pengelolaan kelas dengan hasil belajar Fikih siswa.
3. Menghitung koefisien Determinan, sebagai berikut :
Untuk mengetahui kontribusi antara variabel X dan variabel Y maka dapat
digunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
= 0,587 x 100%
= 41,3%
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengelolaan kelas
terhadap hasil belajar Fikih siswa di MTs Soebono Mantovani sebesar 58,7% dan
41,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,
maka dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:
1. Dari hasil temuan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas yang
dilakukan guru bidang fiqh cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari interval
kelas sebanyak 33-38 dengan frekuensi 14.
2. Dari hasil belajar siswa, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar
siswa cukup baik. Dengan perolehan nilai rata-rata dari jumlah
responden sebesar 85,1 dengan frekuensi 22 hal ini membuktikan bahwa
hasil belajar siswa cukup baik.
3. Terdapat hubungan positif antara variabel X (pengelolaan kelas) dan
variabel Y (hasil belajar siswa), dengan perolehan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,587. Dengan perolehan nilai tersebut hubungan antara
kedua variabel dikategorikan sebagai hubungan positif signifikan dengan
kategori yang cukup atau sedang. Hubungan yang positif tersebut
dinyatakan dengan adanya kontribusi variabel X (pengelolaan kelas)
terhadap variabel Y (hasil belajar siswa) melalui koefisien
determinasinya. Dari perhitungan koefisien determinan sebagaimana
telah dipaparkan pada bab IV diketahui nilai koefisien determinasinya
adalah 41,3%. Hal ini mencerminkan bahwa kemampuan guru bidang
fiqh dalam mengelola kelas hanya dapat memberikan kontribusi atas
hasil belajar siswa sebesar 58,7%.
60
61
Atas dasar temuan-temuan tersebut penulis menyimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan
pengelolaan kelas guru bidang fiqh. Semakin baik kemampuan pengelolaan
kelas guru bidang fiqh, maka semakin baik juga hasil belajar yang terbentuk
pada siswa MTS Soebono Mantofani Jombang Ciputat Tangerang Selatan.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran
yang dapat dikemukakan antara lain:
1. Saran yang ditunjukan untuk kepala sekolah, seharusnya kepala sekolah
secara intensif memberikan motivasi dan bimbingan kepada guru untuk
selalu meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, salah satunya
adalah keterampilan guru dalam pengelolaan atau menejemen kelas.
2. Saran yang ditunjukkan untuk kepala sekolah, untuk memperhatikan
sarana dan prasarana salah satunya menambah alat peraga agar dapat
mempermudah dan membantu guru dalam menyampaikan materi
sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran. Di lain pihak siswa dan
siswi lebih termotivasi untuk belajar fiqh sehingga memperoleh hasil
belajar yang baik, karena media yang tersedia sangat menarik dan
mendukung proses belajar mengajar.
3. Saran yang ditunjukan untuk guru, dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa seharusnya guru lebih berkreasi lagi dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa di kelas, antara lain dengan menggunakan
metode pengajaran yang bervariasi, penggunaan alat peraga yang dapat
menarik perhatian siswa serta teknik-teknik lainnya yang dapat lebih
mengaktifkan siswa.
4. Hasil belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh satu macam faktor
saja, oleh karena itu hendaknya pihak sekolah pada umumnya dan guru
pada khususnya memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi sikap belajar siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, edisi revisi, Maret, 2004.
Arikunto, Suharsini, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
Jakarta: CV Rajawali, Cet. 2, 1988. _______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,
1998. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pengantara Ilmu Fiqh, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 8,
1993. Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001. Daradjat, Zakiyah, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet-1, 1996 Depag RI, GBPP MTs Pelajaran Fiqh, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Djamara, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, cetakan pertama, Februari 2000. _______, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,
Cet. 3, 2006. Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,
Bandung: PT. Refika Aditama, 2007 Hadi, Sutrisno, Metodelogi Research, Yogyakarta: Andi Offest, 1992. Hall, Gene E; Linda F. Quinn; Donna M. Gollnick, Mengajar denagn Senang,
Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Cet-2, 2008 Karim, Syafi’I H.A, Fiqih Ushul Fiqih Bandung: Pustaka Setia, Cet. I, 1997. Kaudfeldt, Martha, Wahai Para Guru, Ubahlah Cara Mengajarmu Perintah
Pengajaran yang Berbeda-beda dan Sesuai Dengan Otak, Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, Cet-2, 2008
M, Sadriman A., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
62
63
Nasrun, Media, Metode, dan Pengelolaan Kelas Terhadap Keberhasilan Praktek Lapangan Kependidikan, Forum Pendidikan: Universitas Negeri Padang, Desember, 2001.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007, Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidkan, 2007.
Poerwadarmita, W. J. S, Tim Penyusun Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Porter, Bobbi De, Mark Reardon, dan Sarah Singer, Quantum Teaching
Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas, Bandung: Kaifa, 2002.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
Cet kedua puluh tiga, September, 2007. Rohani, Ahmad HM, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. 2,
2004. Rusyan, Tarani, Pendekatan dalan Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT,
Remaja Rosda Karya, 2000. Semiawan, Conny, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan
Siswa Dalam Belajar, Jakarta: PT. Grafindo, 1992. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT,
Remaja Rosda Karya, edisi revisi, September 2006. Soetopo, Hendyat, Pendidikan dan Pembelajaran, Teori, Permasalahan, dan
Praktek, Malang : UMM Press, 2005. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo
persada, 2008. Suralaga, Fadilah, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Undang-undang, SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 20, Surabaya:
Alam Perkasa, Nopember 2003. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Maret, 2008.
64
Wiryawan, Sri Anita dan Noorhadi, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. 2, 1994.
Z, Zurinal. dan Aminuddin, Fiqh Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Islam Negeri, 2008.