peningkatan keterampilan membaca pemahaman...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R
(SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)
PADA SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH
PONDOK AREN TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Anis Finalisa
NIM 1110018300003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R
(SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW)
PADA SISWA KELAS V MI UNWAANUNNAJAH
PONDOK AREN TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Anis Finalisa
NIM : 1110018300003
Di bawah bimbingan
Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M.Pd
NIP. 19700606 199702 1 002
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui
Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa
Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015. Disusun
oleh Anis Finalisa, NIM:1110018300003, Jurusan Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 04 November 2014
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M.Pd
NIP. 19700606 199702 1 002
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anis Finalisa
NIM : 1110018300003
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun : 2010
Alamat : Jalan Elang Gank Musolah RT 005 RW 002 Pondok
Pucung Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V
MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015 adalah benar hasil
karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama : Dr. Muhammad Arif, M.Pd
NIP : 19700606 199702 1 002
Dosen Jurusan : Ilmu Pendidikan Sosial
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 04 November 2014
Anis Finalisa
NIM: 1110018300003
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI
Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun Ajaran 2014/2015” yang disusun oleh Anis
Finalisa dengan NIM 110018300003 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi
pada tanggal 04 September 2014.
Jakarta, 04 November 2014
Pembimbing
Dr. Muhammad Arif, M.Pd
NIP. 19700606 199702 1 002
i
ABSTRAK
Anis Finalisa (1110018300003), “Peningkatan Keterampilan Membaca
Pemahaman melalui Penerapan Metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review) pada Siswa Kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Tahun
Ajaran 2014/2015”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci: Keterampilan Membaca Pemahaman, Metode SQ3R.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui peningkatan keterampilan
membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran
2014/2015.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi kualitatif
melalui penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilakukan
dalam dua siklus tindakan. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan,
dalam setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar
observasi siswa dan guru, catatan lapangan, dan tes hasil belajar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembelajaran melalui penerapan
metode SQ3R dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V MI Unwaanunnajah Pondok
Aren tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-
rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 69 dan siklus II sebesar 83. Pada
siklus I ditemukan bahwa dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus I, terdapat 22
siswa mencapai nilai KKM dan 14 orang siswa belum mencapai nilai KKM.
Namun, pada siklus II mengalami peningkatan yang menunjukkan seluruh siswa
telah mencapai nilai KKM yaitu 70.
ii
ABSTRACT
Anis Finalisa (1110018300003), “Increasing Reading Comprehension Skills
Through The Application of the SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Method in Class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren Year Academic
2014/2015”. Thesis of Elementary School Teacher Education Department,
Faculty of Tarbiyah and Teaching, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta.
Keywords: Reading Comprehension Skills, SQ3R method.
The purpose of this study is to know the increasing reading comprehension
skills through the application of the SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review) method in class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren year academic
2014/2015.
The method used in this study is qualitative description of classroom action
research done in two cycles of action. Each cycle consists of two meetings, in
every meeting consists of four stages: planning, implementation, observation, and
reflection. The instruments used ware students and teacher observation sheet,
field notes, and achievement test.
Results of the study revealed that the of reading comprehension application of
SQ3R method can improve students' reading comprehension skills in Bahasa
Indonesian subject class V MI Unwaanunnajah Pondok Aren year academic
2014/2015. This is avidence an increase in the average student learning outcomes
in the first cycle is 69 and the second cycle is 83. However, in the second cycle
increased which shows all of the students have reached the KKM is 70.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan doa, bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Nurlena Rifai, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Muhammad Arif, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan ilmu, bimbingan, arahan dan kritik yang sangat membangun
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Abdul Ghofur, MA., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu
memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang
telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
iv
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur
yang dibutuhkan.
7. Sanijah, S.Pd.I, selaku Kepala SDN Pamulang Permai yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka
menyelesaikan skripsi.
8. Siti Jubaidah, S.Pd, selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
sudah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
9. Almarhum Ayahandaku tercinta H. Asmur, semasa hidupnya selalu
memberikan do’a, motivasi, inspirasi dan dukungannya baik moril maupun
materil.
10. Ibundaku tercinta Hj. Sati yang telah membesarkan dan selalu mendidik
penulis, serta mendoakan selama penulis menyelesaikan skripsi.
11. Kakak-kakakku tersayang Murnih, S.Pd.I, Mursidi, Mursalin, SH, Jumadi,
Musripah, yang selalu menjadi semangat, dan motivasi bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Drs. Nashir Ansori selaku kakak ipar yang selalu memberikan saran, ide,
semangat dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman - teman PGMI angkatan 2010 dan khususnya kelas A yang telah
memberikan semangat dan pengaruh positif selama penulis menyelesaikan
skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Tidak ada gading yang tak retak, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak guna perbaikan skripsi ini. Akhir kata, harapan penulis
semoga skripsi ini bermanfaat.
Jakarta, 04 November 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4
D. Perumusan Masalah.......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian............................................................................ 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritik .................................................................................. 6
1. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman .......................... 6
a. Pengertian Membaca ............................................................. 6
b. Tujuan Membaca ................................................................... 7
c. Keterampilan Membaca ........................................................ 8
d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keterampilan Membaca
............................................................................................... 9
e. Membaca Pemahaman .......................................................... 9
f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman ................................. 11
2. Hakekat Hasil Belajar ................................................................. 11
a. Pengertian Belajar ................................................................ 11
vi
b. Pengertian Hasil Belajar ........................................................ 14
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................ 17
3. Metode SQ3R .............................................................................. 18
a. Pengertian Metode SQ3R ........................................................ 18
b. Karakteristik Metode SQ3R .................................................... 19
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R ............................. 19
d. Penerapan Metode SQ3R ........................................................ 20
4. Pembelajaran Bahasa Indonesia .................................................. 22
a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ............................ 22
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia.................................. 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 25
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27
D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 29
B. Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian ................................... 30
C. Subjek Penelitian ............................................................................... 32
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ....................................... 32
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................................ 32
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ..................................... 35
G. Data dan Sumber Data ...................................................................... 36
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36
I. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 37
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan .................................................... 40
K. Analisis Data dan Interpretasi Data................................................... 41
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................................. 43
1. Gambaran Umum Sekolah......................................................... 43
a. Sejarah Singkat Sekolah.......................................................43
vii
b. Visi, Misi, dan Tujuan.......................................................... 44
c. Guru dan Tenaga Kependidikan............................................45
d. Data Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah............ 46
e. Ekstra Kulikuler.....................................................................46
2. Kegiatan Pra Penelitian................................................................47
3. Tindakan Pembelajaran Siklus 1 ................................................. 48
a. Tahap Perencanaan ................................................................ 48
b. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 49
c. Tahap Pengamatan .................................................................52
d. Tahap Refleksi....................................................................... 59
4. Tindakan Pembelajaran Siklus II ................................................ 60
a. Tahap Perencanaan ................................................................ 60
b. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 61
c. Tahap Pengamatan ................................................................ 63
d. Tahap Refleksi........................................................................68
B. Analisis Data dan Pembahasan ........................................................ 68
C. Hasil Penerapan Metode SQ3R........................................................ 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 74
B. Saran ................................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 76
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ................... 29
Tabel 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ........................................................... 33
Tabel 3.3 Instrumen Aktivitas Mengajar Guru ............................................... 37
Tabel 3.4 Instrumen Aktivitas Belajar Siswa ..................................................... 38
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Post test Siklus I ........................................................ 40
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Post test Siklus II ....................................................... 40
Tabel 4.1 Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah ................................... 45
Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015 ............................................. 46
Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia .................................................... 47
Tabel 4.4 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I......................................................... 56
Tabel 4.5 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II ....................................................... 65
Tabel 4.6 Statistik Deskripsi Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia .................. 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ......................................................... 28
Gambar 4.1 Aktivitas Mensurvey ................................................................ 53
Gambar 4.2 Aktivitas membuat pertanyaan ................................................. 54
Gambar 4.3 Aktivitas Membaca Pemahaman .............................................. 54
Gambar 4.4 Aktivitas Recite ....................................................................... 54
Gambar 4.5 Melaksanakan posttest siklus I ................................................ 55
Gambar 4.6 Kegiatan apersepsi .................................................................. 56
Gambar 4.7 Aktivitas Membaca .................................................................. 63
Gambar 4.8 Aktivitas Membuat Pertanyaan ............................................... 64
Gambar 4.9 Aktivitas Ricite ........................................................................ 64
Gambar 4.10 Melaksanakan Post Test Siklus II ............................................ 65
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perolehan Nilai Siswa Siklus I 58
Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siswa Siklus II 66
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
Lampiran 3 : Permohonan Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 : Nilai Hasil Pra Penelitian
Lampiran 5 : Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 6 : Instrumen Soal Post Test Siklus I
Lampiran 7 : Instrumen Soal Post Test Siklus II
Lampiran 8 : Lembar Jawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus I
Lampiran 9 : LembarJawaban Siswa pada Soal Post Test Siklus II
Lampiran 10 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Lampiran 11 : Lembar Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 12 `: Lembar Hasil Catatan Lapangan
Lampiran 13 : Foto-Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 14 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 15 : Biografi Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde baru,
sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program wajib
belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk
menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat
berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga
sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan benar
dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang
menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang
tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra
Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2)
sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia dalam
rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan
pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia untuk meraih dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) sarana
penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai
keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan
penalaran.1
Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang
wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar serta mampu menerapkannya dalam kehidupan.
Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan
berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak,
1 Budinuryanta Y, Kusuriyanta dan Imam Koemrmen, Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
(Jakarta: Universitas Terbuka,2008), cet. ke-2, h. 1.12.
2
dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu,
pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi
strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya.
Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum diketahui.
Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang diperlukan
bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. Memiliki
kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting dalam
kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah membaca
pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan membaca
pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar.
Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang ini, untuk
memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada
tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan
berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan
hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pengajaran.
Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di
SD/MI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan
membosankan.
Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus diminta atau
diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca. Kendala lainnya
yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud atau inti dari isi
teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang memahami isi bacaan
karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir, sehingga kemampuan
membaca pemahaman siswa terbilang minim.
Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena banyak
siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini siswa
sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang
terbuang sia-sia.
3
Kendala lain yang menjadi perhatian adalah terkadang siswa kurang mampu
dalam mengajukan atau membuat pertanyaan, dan sulit menjelaskan atau
menceritakan isi bacaan. Meski disadari bahwa hal ini disebabkan kurangnya
latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca
pemahaman siswa.
Kendati pihak sekolah sudah menyediakan kepustakaan sebagai sumber
belajar, akan tetapi penggunaannya terkesan belum maksimal terlihat dari
distribusi bahan-bahan tersebut yang belum rata di kalangan siswa.
Guru cenderung menggunakan LKS sebagai sumber belajar ditambah metode
ceramah yang membosankan dan seringkali melupakan teknik atau strategi-
strategi lain yang lebih menarik, kreatif, mudah dipahami siswa dan tepat sesuai
materi.
Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan
berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Riview). Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara
memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read,
recite dan riview.
Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka, peneliti merasa
perlu untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode tersebut dengan judul
”Peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview) pada siswa kelas V MI
Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul adalah
sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
monoton.
2. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia
rendah.
4
3. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kurang efektif.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah.
5. Fasilitas kepustakaan dan media yang tersedia minim.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya
permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah rendahnya
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok
Aren.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan sebagai alat
pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka
rumusan masalah yang timbul adalah ”Bagaimanakah peningkatan keterampilan
membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran
2014/2015?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengatahui peningkatan
keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah Pondok
Aren tahun ajaran 2014/2015.
5
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat
yang diharapkan adalah:
1. Bagi sekolah:
a. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
b. Pihak sekolah diharapkan meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat
mendukung proses pembelajaran.
c. Pihak sekolah diharapkan selalu menambah koleksi buku perpustakaan.
d. Pihak sekolah diharapkan selalu menjaga iklim pembelajaran yang
kondusif.
2. Bagi guru:
a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan
metode yang lebih beragam dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa :
a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia.
b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca
pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan
yang lebih luas.
c. Memanfaatkan sarana perpustakaan yang ada secara maksimal.
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kerangka Teori
1. Hakekat Keterampilan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dituntut dapat memiliki
empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan meyimak, membaca, menulis,
dan berbicara. Namun, dalam pembahasan ini akan lebih dijelaskan mengenai
membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui
media kata-kata/bahasa tulis.2
Menurut Tarigan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.3 Sedangkan
Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup membaca
merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan
interaktif.4
Menurut Jazir Burhan, membaca merupakan perbuatan yang dilakukan
berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami,
dan memikirkan.5 Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa “reading”
adalah “bringing meaning to and getting meaning from –printed or written
2 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Kesatu, h. 98. 3 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi), (Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 64.
4 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 2,
Cet. 4, h. 2. 5 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 63.
7
material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam
bahan tertulis.6
Dengan demikian, membaca dapat dikatakan sebagai proses dan sebagai
suatu hasil memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat, tersirat,
maupun yang tersorot.
b. Tujuan Membaca
Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca
dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang
yang tidak mempunyai tujuan. Secara umum menurut Akhadiah tujuan
membaca dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Untuk mendapatkan informasi.
2) Meningkatkan citra diri.
3) Melepaskan diri dari kenyataan.
4) Membaca untuk tujuan rekreatif.
5) Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.7
Menurut Blatin, dkk dan Irwin dalam Burns dkk mengatakan bahwa tujuan
membaca mencakup:
1) Kesenangan;
2) Menggunakan membaca nyaring;
3) Menggunakan strategi tertentu;
4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya;
6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks;
9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.8
Dengan demikian bahwa tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri
pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai
kegiatan membaca.
6 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 99.
7 Novi Resmini dan Dadan juanda, op.cit, h. 78.
8 Farida Rahim, op.cit, h. 11-12.
8
c. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang
terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih
luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan
penulis lewat tulisan.
Keterampilan adalah sebuah usah untuk mengetahui dan atau memperoleh
ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam KBBI, keterampilan adalah kecakapan
orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau
berbicara.9 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan
memiliki keterampilan maka dapat dikatakan juga memiliki kemampuan baik
kemampuan pengetahuan, memahami, apalikasi, analisis, sintesis, maupun
evaluasi.
Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal
dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan
perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam
atau pengujaran keras-keras.10
Keterampilan membaca mempengaruhi
kebiasaan dan budaya membaca.11
Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan
dan dibina mengembangkan keterampilan membaca. Dengan terciptanya
budaya membaca, maka akan tercipta pula Negara maju.
Menurut Alek A dan Achmad H.P mengatakan bahwa keterampilan
membaca adalah suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal
yang harus dipenuhi oleh semua anggota komunita yang membuka diri dalam
cakrawala pemikiran positif, referensial, berpikiran luas meultidimensional, dan
kearah depan demi kemajuan kualitas hidup dan kehidupan manusia.12
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca
merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas
9 Dendi Sugono, Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), Cet. V, h. 143. 10 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 67.
11 Aleka A & H. Ahmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana,
2010), Cet kesatu, h. 77. 12 Ibid,
9
membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan
kebiasaan membaca.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca
Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca
permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Adapun faktor-
faktornya adalah sebagai berikut:
1) Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.
2) Faktor intelektual
3) Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di
rumah, dan social ekonomi keluarga siswa.
4) Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan
penyesuaian diri.13
Menurur Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai faktor.
Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat,
motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa dalam
bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), faktor
lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi
membaca.14
Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi
alasan kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.
e. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca
dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta
ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau
menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang
13 Ibid, h. 16-19.
14
Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu. 2013 , h. 7.
10
lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah
membaca teliti.15
Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam
hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni
suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf
rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan
teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas
pendek kira-kira dua hingga empat halaman.16
Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu
bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi
pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan
pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya
membaca.17
Menurut Kundharu Saddhono dan Slmaet membaca intesif atau pemahaman
adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa yang
seharusya dikuasai siswa/pembaca.”18
Tampubolon mengatakan bahwa
“Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan
ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang
dikomunikasikan pengarang.19
Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa dalam
memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari & Palladino,
penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan dalam
memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:
1) Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi
bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata.
2) Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam
menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja.
3) Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran
jauh lebih cepat gerakan bibir.
15 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110. 16 Ibid, h. 89. 17 Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80.
18 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.
19
Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal
uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3.
11
4) Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah
dibaca.
5) Kebiasaan membaca terlalu cepat.20
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa membaca
pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk
memahami suatu isi bacaan.
f. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman
Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen, prinsip-
prinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi
pemhaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.
1) Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.
2) Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang
membantu perkembangan pemahaman.
3) Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa.
4) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif
dalam proses membaca.
5) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.
6) Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks
pada berbagai tingkat kelas.
7) Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman
membaca.
8) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.
9) Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.
10) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca
pemahaman.21
Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada
diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.
2. Hakekat Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar sangat penting dalam kehidupan manusia, baik untuk kehidupan
dunia maupun kehidupan akhirat. Adapun cakupan mengenai definisi belajar
20 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet h. 85.
21 Farida Rahim, op.cit, h. 4.
12
sangat luas. Secara umum, belajar diartikan sebagai perubahan pada individu
yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.22
Dalam perspektif islam, belajar berarti memperoleh ilmu
pengetahuan dan upaya perubahan perilaku sebagai konsep belajar yang
ideal. Namun tujuan utama bukanlah mencari rezeki di dunia ini semata,
tetapi untuk sampai kepada hakikat, memperkuat akhlak, artinya mencari
atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak yang sempurna. Dalam
perspektif psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu
perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.23
Untuk itu perubahan prilaku yang baik tergantung pada ilmu pengetahuan
yang didapat dengan melalui proses belajar yang baik dan juga sesuai. Menurut
Gagne belajar dapat didefinisikan sebagai “Suatu proses di mana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.”24
Belajar dapat didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan individu
secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah
dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya,
aktifitas ini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik,
menuju ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut
unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik).25
Dalam buku Oemar Hamalik definisi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam konteks
merancang sistem belajar, konsep belajar ditafsirkan berbeda. Belajar dalam
hal ini harus dilakukan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan
struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil belajar dapat
dikontrol secara cermat.26
22 Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2009), h. 21. 23 Nadliri, dkk, Psikologi Belajar, edisi pertama, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), h.2.10-2.11. 24 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga: 2011), cet. Ke-2, h.2
25 Nadliri, dkk, op.cit., h. 1.12
26
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h. 154
13
Sedangkan menurut Bower dan Hilgard “Belajar diartikan sebagai usaha
memperoleh dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan.”27
Menurut M.
Sobry Sutikno “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”28
Dapat
dikatakan bahwa belajar adalah usaha memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman.
Morgan mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman.”29
Penulis lain juga berpendapat tentang belajar diantaranya
adalah Burton, “Learning is a change in the individual, due to interaction of
the that individual and his environment, which fills a need and makes him more
capble of dealing adequately with his environment”,30
Belajar adalah suatu
perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya
untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan
lingkungannya secara memadai. Harold Spears mengemukakan pengertian
belajar dalam perspekttifnya yang lebih detail. Menurut Spears learning is to
observe, to read, to imititate, to tray something them selves, to listen, to follow
direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada
dirinya sendiri, mendengar dan, mengikuti aturan.31
Dari definisi-definisi yang dikemukakan diatas dapat dijelaskan adanya
beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu
bahwa :
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
27 Asep Hernawan, asra dan laksmi Dewi, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 2 28 Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), h. 5 29 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 84. 30 Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7.
31 Eveline Siregar& Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010), h. 4.
14
tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk.
2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman.
3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap,
harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup
panjang.
4) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan
dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berfikir, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.32
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dijelaskan diatas, maka belajar
dapat dikatakan sebagai proses perubahan perilaku yang dialami oleh individu
setelah melakukan aktivitas tertentu, dimana perubahan perilaku tersebut
dilakukan secara sadar dan bersifat menetap atau kontinyu dan fungsional,
perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar peserta didik merupakan bagian yang penting dalam proses
pembelajaran, guna mengetahui seberapa besar keberhasilan peserta didik
menguasai atau memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Dr. Nana
Sujana mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”33
Begitu juga
dikatakan oleh Suryono bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan suatu
pengetahuan yang dicapai oleh warga belajar sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan.34
Menurut Dimyati dan Mudjiono, Hasil belajar merupakan hal yang
dipandang dari dua sisi yaitu siswa dan dari segi guru. Dari sisi siswa
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan
32 M. Ngalim Purwanto, op.cit, h. 85. 33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), cet 15 h. 22.
34 Munasco, Bentuk Tes Formatif, Kualifikasi Guru dan Hasil Belajar Fisika dengan Mengontrol
Kemampuan Awal, Jurnal Evaluasi Pendidikan, Vol 4, No. 1, 2013, h. 38.
15
mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terealisasikannya bahan pelajaran.35
Menurut Muhammad Ali “Hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya
kemampuan melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan
hasil yang sama.”36
Hasil belajar dapat dibagi menjadi empat ranah yaitu
kognitif, psikomotorik, reaksi emosional, dan interaksi.37
Sedangkan Robert M.
Gagne mengemukakan bahwa ada lima macam kemampuan hasil belajar, yaitu:
1) Keterampilan intelektual.
2) Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berfikir seseorang di
dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memcahkan masalah.
3) Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta,
4) Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain
keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan
sebagainya.
5) Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang memiliki seseorang, sebagimana dapat disimpulkan dari
kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang barang, atau
kejadian.38
Secara garis besar Benyamin Bloom ”Mengklasifikasikan hasil belajar
kedalam tiga ranah yakni ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.”39
Sebagai contoh
pengetahuan atau ingatan adalah mengetahui dan ingat kata kunci yang telah
dibaca dan digariskan dengan spidol. Hasil belajar berupa pemahaman peserta
didik mampu menjelaskan dengan susunan kalimat sendiri sesuatu yang dibaca
atau didengarnya dan mengungkapkan tentang sesuatu dengan bahasa sendiri.40
Hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe
hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
35 Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 250-251. 36 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensido, 2007), cet.3 h. 14-15. 37 Munasco, loc.cit. 38 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 5.
39 Nana Sudjana. Loc cit.
40 Ibid, h.24.
16
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan
sosial. Hasil belajar Ranah psikomotorik tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak setelah menerima
pengalaman belajar.41
Begitu juga yang dikatakan Kunandar bahwa “Hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses
belajar mengajar.”42
Dapat diambil kesimpulan bahwa hasil balajar ialah
perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek
kemampuan saja atau terpisah, melainkan saling berhubungan setelah
menerima pengalaman belajarnya.
Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi
adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
tercapai.”43
Untuk menjaring hasil belajar siswa diperlukan prosedur yang
sistematis untuk menggambarkan karakteristik ketercapaian siswa,
ketercapaian tersebut yang dapat diukur melalui tes.44
Maka, secara garis besar,
alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
nontes dan tes.
1) Teknik nontes
(a) Skala bertingkat (rating scale), menggambarkan suatu nilai yang
berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan.
(b) Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagai angket.
(c) Daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan (yang baisanya
singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal
membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.
(d) Wawancara (interview).
(e) Pengamatan (observation).
41 Ibid, h. 29-30. 42 Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), cet. Ke-2, h. 62.
43 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), edisi 2,
h. 39. 44 Munasco, op.cit, h. 39.
17
2) Teknik tes. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi
menjadi 3, yaitu:
a) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat
dilakukan penanganan yang tepat.
b) Tes formatif dimasudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk setelah mengikuti program tertentu. tes formatif diberikan
pada akhir setiap program. Tes formatif ini disamakan dengan ulangan
harian.
c) Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok
d) atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif ini dapat disamakan
dengan ulangan umum.45
Dengan demikian, penilaian hasil belajar dengan instrumen-instrumennya
bisa dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan
guru dan juga tingkat penguasaan atau pemahaman siswa terhadap kompetensi
yang telah ditentukan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa
setelah diberikan pelajaran atau materi. Pada dasarnya hasil belajar merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun
dari luar individu. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Yudhi Munadi, bahwa
ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu:
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologi seperti kesehatan yang prima.
b) Faktor Psikologis, Seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif
dan motivasi, Kognitif dan daya nalar.
2) Faktor Eksternal, seperti lingkungan alam dan lingkungan sosial.
3) Faktor Instrumental.
45 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 41-53.
18
Faktor Insrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor
instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.46
Dengan demikian, beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dipahami
oleh guru dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
3. Metode SQ3R
a. Pengertian Metode SQ3R
Metode atau strategi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu
alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk selalu
menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi
agar tersampaikan dengan baik. Berbagai macam metode pembelajaran salah
satunya yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P.
Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat
praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.47
Menurut Tarigan, metode SQ3R adalah strategi membaca yang terlebih
dahulu menyurvei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang
akan dibaca. Kemudian, mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri
yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih
mudah memahami bacaan. Selanjutnya, mencoba mengutarakan kata-kata
sendiri pokok-pokok pentingnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat
menguasai dan mengingatnya lebih lama.48
Metode/teknik SQ3R adalah suatu metode belajar yang efektif dalam
membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran
yang sedang dipelajari/dibaca.49
Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang
menagalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan, bahkan tidak jarang agar
dapat memhami suatu bacaan tersebut siswa membaca lebih dari satu kali.
46 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gunung Persada Press Jakarta, 2012), h. 24-35. 47 Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja rosdakarya, 2010), h. 128 48 Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnal-online.um.ac.id, 2012.
49 Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang Tata Surya
Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan http://jurnal.fkip.uns.ac.id, h. 329.
19
Dengan demikian metode SQ3R dapat dikatakan sebagai suatu teknik
membaca untuk dapat memahami suatu bacaan melalui tahap atau langkah-
langkah yang telah ditetapkan.
b. Karakteristik Metode SQ3R
Karakteristik metode SQ3R menurut Muhibbin Syah, yaitu:
1) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran
2) Guru sebagai fasilitator dan monitor aktif.
3) Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru
sebagai pembimbing.
4) Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk
mensurvei lebih dahulu.50
Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang
dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab,
siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa
menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa
menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan
ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh sebuah
kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas
pertanyaan yang telah diajukan.51
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R
Seperti halnya model pembelajaran lain, model pembelajaran SQ3R
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca
cenderung lebih menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca
lanjut bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan
sistematik. Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis bacaan
dapat dipelajari dengan metode ini.52
Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan, dan Hafdarani
kelebihan metode SQ3R adalah:
50 Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan. 51 Widya Arta Pujana, Ni Wy. Arini, dan Wawan Sudatha, Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV, e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1, 2014. 52 Warsiti, loc.cit.
20
1) Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran
yang terdapat didalam buku teks tersebut,
2) Membuat siswa menjadi lebih aktif,
3) Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan
pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.53
Sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang
efektif sesuai tujuan yang diharapkan. Sedangkan kekurangan metode SQ3R
menurut Apriani adalah:
1) Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks,
2) Kurangnya waktu belajar, serta
3) Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.54
Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling penting
dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi kekurangan-
kekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari
pembelajaran akan tercapai secara optimal.
d. Penerapan Metode SQ3R
Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan
mengulang tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berfikir mencari
pemahaman makna informasi yang sedang dipelajari. SQ3R pada prinsipnya
merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:
1) Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi
seluruh teks,
2) Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan
teks,
3) Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.
4) Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.
5) Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan
yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.55
Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan SQ3R dapat diharapkan
lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan
53 Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk., op.cit, h.6.
54
Ibid, h. 7 55 Muhibbin syah , loc.cit.
21
terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat
dan tersurat dalam teks.
Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus
terampil membaca materi yang disajikan guru. adapun langkah-langkah metode
SQ3R, yaitu:
1) Survey (menyelidiki)
Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan penyelidikan pada teks
dengan memperhatikan seluruh struktur teks seperti judul, kata kunci dan
sebagainya. “Pada bagian-bagian tersebut dibaca dengan teknik skimming, yaitu
membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran umum isi buku atau bagian
buku secara menyeluruh dan bersifat umum.”56
Sebelum melanjutkan langkah
berikutnya, guru memastikan siswa mengerti tujuan teks itu, apakah buku atau
teks tersebut berisi informasi yang diperlukan atau tidak. Dengan mempunyai
gambaran menganai pokok-pokok yang akan dipelajari maka para siswa dapat
dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain
dengan baik.
Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan
alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. bagian-
bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk
memudahkan proses peyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.
2) Question (bertanya)
Pada tahap ini siswa merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan
teks bacaan yang ditandai untuk meningkatkan keingintahuan dan mengubah
pembacaan para siswa menjadi tugas yang bertujuan untuk menjawab tugas
tersebut. Sebelumnya, guru akan memberikan petunjuk atau contoh membuat
pertanyaan-pertanyaan yang jelas.
3) Read (membaca)
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dirumuskan pada tahap kedua
tadi, selanjutnya dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang sesungguhnya.
Pembaca tidak diharuskan untuk membaca dengan kecepatan yang sama.
56 Budinuryanta Y, Kasuriyanta, dan Imam Koermen, op.cit, h. 11.13
22
Dengan cara ini, siswa harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang
penting.
4) Recite (menceritakan kembali)
Setelah melakukan tahapan membaca, siswa menceritakan atau
membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Siswa juga
akan menguraikan isi bacaan teks dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai
pemandu penceritaan hasil baca.
5) Review (meninjau ulang).
Siswa mengkaji ulang semua pertanyaan dan jawaban serta meninjau
ulang isi bacaan secara singkat. Kegiatan meninjau kembali di sini
dimaksudkan untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan
dipahami siswa.
4. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yang
sebelumnya telah direncanakan guru untuk disampaikan kepada para peserta
didik. Proses pembelajaran yang baik dapat terjadi jika ada interaksi antara
guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa yang penyampainnya
dapat dipahami dan diterima oleh peserta didik.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan manusia yang kompleks,
yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.57
“ Adapun definisi Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.”58
Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah prosedur
dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan
bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Mohammad Surya
57 Trianto, op.cit, h. 24.
58 Mellawati, op.cit. h. 2.
23
menjelaskan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.59
Dengan demikian, pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang memiliki
peranan penting dalam pendidikan, yang bertujuan untuk memberikan
informasi kepada siswa dengan berbagai macam metode agar tersampaikan
dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena
bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan atau informasi
kepada orang lain. Bahasa adalah sistem bunyi yang digunakan dalam
komunikasi interpersonal oleh sekelompok manusia untuk mengungkapkan
sesuatu peristiwa dan proses yang terdapat di lingkungan sekitar.60
Menurut Soejono Dardjowidjojo definisi bahasa adalah “Suatu sistem
simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu masyarakat Bahasa
untuk berkomunikasi dan berinteraksi antar sesamanya, berlandaskan pada
budaya yang mereka miliki bersama.”61
Sedangkan Abdul Chaer
mendefinisikan “Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi
dalam berkomunikasi.”62
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa bahasa merupakan
alat komunikasi guna memperoleh informasi baik berupa lisan, isyarat maupun
tulisan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa
Indonesia. Menurut Minto Rahayu ada beberapa ahli mendefinisikan Bahasa
Indonesia, diantaranya yaitu:
59 Asep Herry Hernawan dkk, op.cit, h. 3 60 Jauharoti Alfin, dkk., Pembelajaran Bahasa Indonesia MI, (Learning Assistence Program for Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), edisi 1, h. 8. 61 Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010), edisi 4, h. 16.
62 Abdul Chaer, Psikolinguistik: Psikologi Kajian Teoritik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) cet 2, h.
30.
24
1) Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda)
Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-berabad
tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan
dan setelah pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan
insyaf diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa
persatuan.
2) Amin Singgih
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui
serta digunakan oleh masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama
sekali bebas dari unsur-unsur bahasa daerah yang belum dalam
bahasa kesatuan kita.
3) Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka
Bahasa Indonesia yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi
bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.63
Dengan demikian pembelajaran Bahasa Indonesia adalah suatu proses
interaksi guna mempelajari Bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena
Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang dapat mengembangkan
pribadi diri sebagai bangsa Indonesia.
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Bahasa Indonesia sebagai
bahasa yang penting dan wajib dipelajari disetiap jenjang pendidikan karena
merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa Negara.
3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.64
63 Minto Rahayu, Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi, ( Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 8.
25
Sehingga Bahasa Indonesia memiliki fungsi Sebagai sarana
penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia, sarana pelestarian dan
pengembangan budaya, sarana pengembangan penalaran siswa, dan sebagai
penerapan pengetahuan kebahasaan dan pengetahuan tentang penggunaan
bahasa.
Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia Kurikulum 1994 tujuan pengajaran meliputi tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dirumuskan dalam lima butir
rumusan yang pada intinya siswa menghargai dan membanggakan,
memahami serta dapat menggunakan Bahasa Indonesia, memiliki disiplin
dalam berpikir dan berbahasa, serta mampu menikmati dan memanfaatkan
karya sastra. Tujuan khusus meliputi kebahasaan, pemahaman, dan
penggunaan.65
Dengan demikian, dengan menerapkan tujuan-tujuan yang telah dijelaskan
diatas, dapat membentuk karakter bangsa atau jati diri bangsa Indonesia pada
kepribadian siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang
telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu:
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hazrina Siregar
Dalam penelitian yang berjudul upaya peningkatan hasil belajar siswa pada
konsep permintaan dan penawaran serta harga keseimbangan melalui metode
Survey, Question, Read, Recite, Review (SQ3R) yang dilakukan melalui
penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan
hasil belajar siswa, siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklus II.66
64 Bambang Soehendro, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, (Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, 2006), cet 1, h. 22.
65 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung;PT Remaja Rosdakarya, 2011), cet ke-3, h. 268
66 Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan
Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.
26
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tihajar,
Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca melalui
metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor
yang dilakukan melaui metode penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan
bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00
menjadi 72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan
membaca.67
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman,
Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca
pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah
Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 kota bogor, menyatakan bahwa
penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman cerpen disekolah dengan nilai rata-rata
52,88 menjadi 86, 35.68
Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi
pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi
penelitian dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik dipinggiran kota,
terutama dalam budaya dan gaya hidup.
Sekolah yang menjadi target penelitian ini memiliki ciri khas yang unik,
diantaranya yaitu letak lokasi yang dipinggiran kota, sebagian murid sekolah MI
Unwaanunnajah merupakan pendatang dari berbagai macam daerah. Sehingga
banyak ragam dialek bahasa yang digunakan siswa yang menjadi tantangan
tersendiri dalam pengajaran Bahasa Indonesia.
67 Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan. 68 Ahmad Saeful Rahman, Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman Cerpen dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 Bogor,skripsi, ((Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2011, tidak dipublikasikan.
27
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Unwaanunnajah yang selama ini
dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu
ceramah. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS
setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang bervariasi dan
monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa menjadi kurang
bersemangat dan menjadi jenuh.
Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal untuk
meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak siswa
yang mendapat nilai dibawah target. Mereka kesulitan memahami teks bacaan dan
kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari bacaan yang
dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih bagaimana
memahami bacaan dan menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak
mandiri dalam memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan
dan jawaban dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa.
Berdasarkan hal tersebut, Peneliti menggunakan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review), sebagai suatu tindakan dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan menarik minat untuk aktif mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa
untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran akan berlangsung lebih
efektif.
Peneliti bekerja sama dengan guru untuk merumuskan bentuk pembelajaran
yang lebih efektif, menyenangkan dan menimbulkan minat siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam kemampuan memahami bacaan.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V MI Unwaanunnajah dengan
pertimbangan materi yang ada di kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Adapun
penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.
28
Gambar 2.1 Bagan Kerangka berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis dalam
penelitian ini dapat dirumuskan bahwa:
“Penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MI
Unwaanunnajah Pondok Aren tahun ajaran 2014/2015”.
Metode mengajar guru yang monoton
(konvensional) Kondisi awal
kelas (sebelum
tindakan) Hasil belajar yang rendah, dibawah
nilai ketuntasan KKM
Kesulitan siswa memahami teks
bacaan, bersikap pasif, merasa bosan
dan tidak tertarik dalam mengikuti
pembelajaran Tindakan yang
akan dilakukan
oleh guru dan
peneliti
Menerapkan metode SQ3R dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia
Siswa lebih tertarik dan aktif dalam
pembelajaran
Hasil belajar siswa meningkat dan
diatas nilai KKM yang telah
ditentukan
Kondisi akhir
yang diharapkan
setelah tindakan
Proses pembelajaran berjalan aktif,
dan kreatif.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Unwaanunnajah Pondok Aren. Sekolah
Madrasah ini beralamat Pondok Pucung Indah II blok A 20/No.8 Kecamatan
Pondok Aren.
2. Waktu Penelitian
Rentang waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil periode tahun
2014/2015. Penentuan waktu penelitian ini berpedoman pada kalender akademik
sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses
belajar mengajar yang efektif.
Rencana tahap penerapan hingga pelaporan hasil penelitian akan dilakukan
selama sepuluh bulan, yakni mulai bulan Februari sampai dengan November
2014. Rincian waktu dan jenis kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No Jadwal Kegiatan Bulan
Feb Mar Jun Jul Ags Sep Okt Nov
1. Persiapan awal sampai
pennyusunan proposal
√
√
2. Perencanaan (studi
lapangan)
√ √
3. Kegiatan penelitian √ √
4. Pengelolahan data &
analisis data
√
5. Penyusunan √ √
30
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research) yang merupakan bagian dari penelitian tindakan
(Action Research) yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh
David Hopkins PTK didefinisikan sebagai berikut:
“a form self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-
cluding educational) situation in order to improve the rationality and justice
of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of
these practices; and (c) the situations in which practices are carried out”.49
Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK mengandung
pengertian bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan
refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi
kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: praktik-
praktik kependidikan mereka, pemahaman mereka tentang praktik-praktik
tersebut, dan situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang berbeda dari penelitian
lainnya, karakteristik tersebut antara lain:
a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional,
b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,
c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,
d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional,
e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.50
Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan
mutu praktik pembelajaran.
49 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010, Cet. 5, h. 46.
50 Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah
Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakrta: Araska, 2013), cet. 1, h. 25-26.
31
2. Rancangan Siklus Penelitian
Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan (pra
penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah siklus
maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, observasi,
tindakan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun sebagai berikut:
a. Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah tentang hasil belajar Bahasa Indonesia siswa.
b. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan
alternatif pemecahan masalah.
c. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
a) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri
dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS,
menyiapkan sumber belajar dan lain-lain.
b) Menentukan format penilaian.
c) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi
pembelajaran).
b. Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang
pada tahap sebelumnya.
c. Pengamatan,
a. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat.
b. Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah
dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh.
d. Refleksi,
a. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang
telah dianalisis.
b. Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang
nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.
32
Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai. Setelah
melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika
hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan
telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan
belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi
siklus II sebagai acuannya.
C. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI
Unwaanunnajah Pondok Aren semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Jumlah
siswa kelas V adalah 36 siswa, terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan.
D. Peran dan Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu
sebagai perancang kegiatan, pelaksana kegiatan, mengumpulkan data serta
melaporkan hasil penelitian pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan
menggunakan metode SQ3R.
E. Tahapan dan Intervensi Tindakan
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri
atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
“Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama.
Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang
dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, peneliti dapat menentukan rancangan
untuk siklus kedua”.51
Peneliti merancang penelitian ini dilakuakan dalam 2
siklus, yang terdiri dari 2 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus
biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat
perhatian, sehingga siklus tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang
diperoleh pada siklus II masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada
51Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-
6, h. 74
33
siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan
sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.
Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap Kegiatan
1. Pra Penelitian/
Kegiatan
Pendahuluan
a. Observasi ke sekolah
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Mengobservasi proses pembelajaran dikelas.
d. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali
kelas.
e. Mengumpulkan data hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa sebagai salah satu acuan dalam menentukan
tindakan selanjutnya.
f. Menganalisis dan menetapkan tindakan alternatif
pemecahan masalah.
2. siklus I
Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R.
b. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.
c. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam
pembelajaran.
d. Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran
siklus I
Pelaksanaan
e. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti
pembelajaran.
f. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang
dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.
g. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam
kelas.
34
Tahap Kegiatan
siklus I
Pengamatan
h. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama
pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer.
i. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan
aktivitas belajar siswa di kelas.
siklus I
Refleksi
j. Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil
pengamatan dan merefleksikan untuk menentukan
keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan
dari tindakan tersebut.
k. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan
hasil evaluasi pada siklus I.
Tahap Kegiatan
3. siklus II
Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R yang telah diperbaiki
berdasarkan pada siklus I.
b. Menyiapkan media pembelajaran.
c. Membuat lembar observasi guru dalam pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi siswa dalam
pembelajaran.
siklus II
Pelaksanaan
e. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti
pembelajaran.
f. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang
dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.
g. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.
35
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui
metode SQ3R. Adapun penelitian ini akan dihentikan apabila:
1. Seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70.
2. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sudah sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran SQ3R dengan kategori baik.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif.
1. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil
dokumentasi jalannya proses pembelajaran.
2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
Tahap Kegiatan
siklus II
Pengamatan
h. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama
pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan
dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer.
i. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan
aktifitas belajar siswa di kelas.
siklus II
Refleksi
j. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil
pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan
dari tindakan tersebut.
k. Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti
membuat kesimpulan dari hasil penelitian.
36
1. Teknik tes
Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.52
Pengertian tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada
seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. aspek
psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap,
kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.53
Teknik tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar.
Adapun alat tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir soal/instrumen
soal. Tes ini diberikan setiap akhir siklus dan diberikan pada aktivitas
pembelajaran dengan indikator soal-soal pemahaman guna mengukur
kemampuan pemahaman siswa.
2. Teknik non tes
Dalam non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa
dalam proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran SQ3R
berlangsung. Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
sasaran.54
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif
adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai
instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan akan terjadi.55
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau
mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap subjek atau observasi atau
52 Suharsimi Arikunto, op.cit, hal. 67 53 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-5, h. 186
54 Ibid, h. 143
55 Burhan Elfanani, op.cit, hal. 90
37
objek penelitian tindakan kelas.56
Peneliti menggunakan catatan lapangan untuk
mengungkap aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan
menggunakan lembar observasi.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan untuk melihat aktivitas menagajar guru
dan melihat aktivitas belajar siswa sehingga dapat diketahui gambaran
pembelajaran yang terjadi. Contoh lembar observasi aktivitas mengajar guru dan
aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Instrumen Aktivitas Mengajar Guru
No Aspek yang diobservasi Nilai
SB B C K SK
1 Mengkondisikan kelas.
2 Apersepsi
3 Menyampaikan tujuan
4 Menjelaskan materi
5 Menjelaskan langkah metode SQ3R
6 Mengarahkan perhatian siswa
7 Menggunakan media
8
Memberikan kesempatan:
a. Mensurvey isi teks
b. Membuat pertanyaan
c. Membaca teks
d. Membaca hasil latihan
e. Memeriksa hasil latihan
f. Membuat kesimpulan
56 Kunandar, op.cit, h. 197
38
Keterangan:
Aspek Penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Bagus
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
Tabel 3.4
Instrumen Aktivitas Belajar Siswa
No
Aspek yang dinilai
Penilaian
SB B C K SK
1 Kegiatan Awal
Menjawab salam dan berdo’a.
2 Menjawab pertanyaan dari guru.
3 Memperhatikan tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
4 Kegiatan Inti
Memperhatikan penjelasan materi.
5 Terlibat dalam penggunaan media.
6 Mencatat penjelasan guru.
7 Memahami langkah-langkah pembelajaran metode
SQ3R.
8 Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.
No Aspek yang diobservasi Nilai
SB B C K SK
9 Mengamati kesulitan siswa
10 Memberikan nilai
39
No
Aspek yang dinilai
Penilaian
SB B C K SK
9 Membuat pertanyaan.
10 Membaca teks bacaan.
11 Mencatat jawaban.
12 Membacakan hasil latihan dengan kalimat sendiri
13 Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang
dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan.
14 Memberikan pendapat.
15 Antusias selama mengikuti pembelajaran.
16 Menyimpulkan materi saat itu.
Keterangan:
Aspek Penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Bagus
K : Kurang
SK : Sangat Kurang
2. Lembar Tes Hasil Belajar
Lembar tes tertulis ini berupa post test soal-soal yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi post test tiap siklus adalah sebagai
berikut:
40
Tabel 3.5. Kisi-kisi Soal post test siklus I
Tabel 3.6. Kisi-kisi soal post test siklus II
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid, peneliti menggunakan teknik triangulasi,
yaitu :
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
siswa dilakukan dengan cara mengobservasi siswa dan memeriksa hasil kerja
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Indikator Nomor Urut
Soal
3.2.
Menemukan
gagasan utama
suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75
kata per menit.
1. Gagasan utama.
Menentukan maksud
gagasan utama.
6
Menentukan gagasan
utama.
5, 7, 8, 9, 10, 11,
15, 18
2. Menjawab Pertanyaan
dari teks bacaan.
Menentukan jawaban
dari pertanyaan teks.
1, 2, 3, 4, 12, 13,
14, 16, 17, 19, 20
3. Amanat yang dibaca. Menentukan amanat
yang dibaca.
11
Kompetensi
Dasar
Materi Pokok Indikator Nomor Urut
Soal
3.2.
Menemukan
gagasan utama
suatu teks yang
dibaca dengan
kecepatan 75
kata per menit.
4. Tema isi bacaan. Menentukan tema isi
bacaan.
6, 9, 14, 18
5. Menentukan maksud
kalimat atau kata
pada teks bacaan.
Menentukan maksud
kalimat atau kata pada
teks bacaan.
1, 2, 3, 4, 5, 8,
10, 1, 15, 16, 19
6. menyimpulkan isi
bacaan.
Menentukan
kesimpulan dari suatu
bacaan.
6,7, 12, 13, 17,
20
41
siswa dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bisa
dilakukan oleh peneliti atau guru.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang
sama. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan membaca
pemahaman siswa dilakukan dengan memeriksa hasil pekerjaan siswa.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik kejanggalan,
keaslian, ataupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul yang terdiri dari hasil observasi terhadap aktivitas
siswa dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
metode SQ3R serta hasil belajar yang berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus.
Maka langkah selanjutnya adalah:
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap
siklus dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.57
2. Analisis data secara kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pada
setiap siklusnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal pilihan
ganda.
S = R
Dimana:
S = Score
R = Jawaban yang betul.58
b. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh
ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus:
57 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), Cet ke-9, h. 54. 58 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 188.
42
Nilai Akhir (NA) = Jumlah Skor yang didapat siswa x 100
Skor maksimum
Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan:
“MX = ∑F (X)
∑N
MX = Mean (nilai rata-rata) yang kita cari
∑F(X) = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor
dengan frekuensinya.
N = Number of Cases”.59
c. Penulis mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus
persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
P = F x 100%
N
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
P = angka persentase”.60
59Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Cet. XXIV,
hlm. 83.
60
Anas Sudjiono, Ibid., h.43
43
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas berturut-turut mengenai deskripsi data penelitian,
analisis data dan pembahasan hasil penelitian dengan penerapan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Data ini diperoleh dari kelas V MI Unwaanunnajah Pondok Aren.
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Sekolah
a. Sejarah Singkat Sekolah
Bermula dari kebutuhan warga Pondok pucung ingin belajar membaca dan
menulis di awal tahun 80 an. Maka dirintislah kelompok belajar sebagai cikal
bakal Madrasah Unwaanunnajah dibawah bimbingan H. Ahmad Djusi. Dalam
perjalanannya, mulailah mengalir dukungan dari para tokoh masyarakat
setempat untuk mengukuhkan kegiatan pembelajaran tersebut menjadi lembaga
pendidikan yang formal.
Pada tahun 1984 dihadapan notaris Sri Rahayu yang berkedudukan di
Ciputat disahkan yayasan pendidikan Unwaanunnajah kelurahan Pondok
Pucung kecamatan Pondok Aren. Para tokoh perintis yang dapat dikenang
dalam pendirian tersebut diantaranya H. Maneng Bin Umat, Bapak H. Mual.
Sebagai tonggak yang monumental, Madrasah ini mengeluarkan ijazah yang
pertama kali untuk para lulusannya pada tahun 1985. Dalam perjalanannya
hingga sekarang, putra-putri MI Unwaanunnajah telah banyak meraih prestasi
baik dalam bentuk akademik maupun non akademik dan pada mata pelajaran.
MI Unwaanunnajah terdiri atas beberapa unit kelas, ruang guru, ruang
perpustakaan, ruang lab komputer, musholah dan lapangan futsal serta kamar
mandi.
MI Unwaanunnajah ini beralamat di jalan Komplek Pondok Pucung
Kecamatan Pondok Aren No.45 Tangerang Selatan. Saat ini kepala sekolah MI
44
Unwaanunnajah dijabat oleh Ibu Sanijah, S.Pd.I. adapun program
kurikulumnya meliputi materi pembelajaran pokok yang diajarkan pada tingkat
MI pada umumnya.
b. Visi, Misi, dan Tujuan
VISI : Terwujudnya peserta didik yang terbina dalam akhlak, unggul
dalam prestasi dan terpercaya dalam masyarakat.
MISI :
1) Membina Akhlak melalui ajaran agama Islam dan keteladanan Nabi
Muhammad SAW
2) Mengembangkan pengetahuan melalui pembelajaran dan bimbingan.
3) Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat dan lingkungan sekolah
untuk menjalin keharmonisan
4) Membina dan mengarahkan peserta didik agar mampu beradaptasi sesuai
ilmu pengetahuan dan teknologi terdasar iman dan taqwa.
Tujuan
Tujuan madarasah kami merupakan jabaran dari visi dan misi madrasah
agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut:
1) Memajukan kegiatan keagamaan dan kepedulian madrasah terhadap
lingkungan masyarakat dan terciptanya suasana madrasah yang nyaman.
2) Perolehan nilai yang tinggi pada kegiatan UASBN, dan UAMBN.
3) Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang agama, sains dan matematika.
4) Prestasi yang membanggakan dalam setiap lomba.
5) Menjadi cermin dan tauladan dalam kebersihan dan penghijauan
madrasah.
Tujuan madrasah kami tersebut secara bertahap akan dimonitoring,
dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Madrasah Ibtidaiyah yang dibakukan
secara nasional sebagai berikut:
45
1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam
kehidupan.
2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan
memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.
3) Berpikir secara logis, kritis dan kreatif, inovatif dalam memecahkan
masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media.
4) Menyenangi dan menghargai seni.
5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar dan sehat.
6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga
terhadap bangsa dan tanah air.
c. Guru dan Tenaga Kependidikan
Guru dan tenaga kependidikan di MI Unwaanunnajah berjumlah 17 orang
termasuk kepala sekolah. Tenaga guru dan kependidikan di MI Unwaanunnajah
merupakan tenaga profesional yang rata-rata telah menempuh jenjang strata
satu (S1), akan tetapi hanya 3 orang yang belum menempuh jenjang strata satu
(S1).
Tabel 4.1
Data Guru Kependidikan MI Unwaanunnajah
NIP/NIGNP Nama Lengkap Jabatan
111236740008020004 Sanijah, S.Pd.I Kepala Sekolah
196612112007011032 Romelih, S.Pd Guru Kelas VI
196612112007011032 Maryanih, S.Pd Guru Kelas I A
111236740008090009 Achmad Hidayat Administrasi
111236740008320005 Siti Haroh, S.Pd Guru Kelas IV
197704212007012030 Siti Maisaroh, S.Pd Guru Kelas II A
111236740008320015 Evi Fitrya, S.Pd.I Guru Kelas III
111236740008240013 M. Ali Imron, S.Pd.I Guru Olah Raga
111236740008320011 Siti Aliyah, S.Pd.I Guru Kelas II B
111236740008320014 Siti Jubaidah, S.Pd Guru Kelas V
46
NIP/NIGNP Nama Lengkap Jabatan
111236740008320019 Kusnandar, Amd Guru Komputer
111236740008320017 Lina Andriyani Asisten Guru
111236740008320024 Triyana, S.Pd.I Guru Kelas I B
111236740008320025 Siti Rodiah, S.Pd.I Guru Bidang Studi
Akidah Akhlak
111236740008320026 Dimas Mahfudzo Guru Bidang Studi
Bahasa Arab
Sandi Penjaga dan bag.
Kebersihan
Wati Penjaga dan bag.
Kebersihan
d. Data Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah
Adapun data siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah Unwaanunnajah meliputi:
Tabel 4.2 Data Siswa Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Rombel
I 59 2
II 54 2
III 40 1
IV 37 1
V 36 1
VI 31 1
Jumlah 257 8
Berdasarkan tabel, Siswa siswi MI Unwaanunnajah berjumlah 257 pada
tahun ajaran 2014-2015. Adapun jumlah rombel kelas sebanyak 8 kelas.
e. Ekstra Kulikuler
Kegiatan ekstrakulikuler yang dikembangkan di MI Unwaanunnjah yaitu
kegiatan Pramuka, marawis, angklung, matematika gasing (gampang asik dan
47
menyenangkan), sains IPA, dan Tahsinul Qur’an. Di sekolah tersebut
menjadikan Pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib yang harus diikuti oleh
seluruh siswa di MI Unwaanunnajah pada tiap hari Rabu.
2. Kegiatan pra penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan pra penelitian di kelas V MI
Unwaanunnajah. Pertama, menggali informasi secara mendalam dengan guru
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua, observasi proses pembelajaran
Bahasa Indonesia di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui
kondisi siswa dan gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan
masalah-masalah yang dihadapi. Sekolah MI Unwaanunnajah menetapkan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas V. kegiatan belajar mengajar di MI Unwanunnajah dilakukan
pada pukul 07.00 sampai dengan 14.00 WIB.
Tabel 4.3 Jadwal Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas Hari Jam ke- Waktu
V (Lima) Selasa 1 07.30-09.30
Rabu 2 08.20-09.30
Kelas yang dijadikan objek penelitian di MI Unwaanunnajah yaitu pada
kelas V yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 21 laki-laki dan 15 perempuan.
Dalam perbincangan dengan guru Bahasa Indonesia terungkap bahwa :
a. Siswa kelas V berasal dari beragam latar belakang yang memiliki dialek
bahasa ibu yang berbeda-beda sesuai asal sukunya. Hal ini menjadi
tantangan tersendiri dalam mengajarkan Bahasa Indonesia.
b. Distribusi buku paket yang tidak merata menghambat proses pembelajaran
dan juga penyampaian pengajaran menjadi kurang efektif.
c. Kapasitas kelas yang terlalu gemuk menjadi kendala dalam pengelolahan
kelas. Jumlah ideal dalam satu kelas sabanyak 28 siswa. Namun, jumlah
siswa di kelas V MI Unwaanunnajah sebanyak 36 siswa.
d. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar dibawah standar
KKM sekolah.
48
Sementara itu, penulis menemukan bahwa antusiasme para siswa terhadap
pelajaran Bahasa Indonesia tidak merata, disamping itu metode pembelajaran
yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa kurang bersemangat dan
menjadi jenuh serta kurang mandiri dalam melakukan latihan. hal lain yang
ditemukan yaitu masih banyak siswa yang bingung dalam memahami bacaan,
terlihat saat siswa menjawab soal yang ada di LKS, mereka tidak yakin akan
jawabannya.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x
35 menit dipertemuan pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan kedua. Materi
yang diajarkan pada siklus I ini adalah maksud dari gagasan utama, membaca
isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit, menentukkan gagasan utama,
menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca, menjelaskan amanah
yang ada dalam bacaan.
Pada tahap perencanaan Siklus I peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) berbasis metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite,
Review). Peneliti juga mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian, yaitu
lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru KBM, catatan lapangan, lembar
soal tes. perangkat lainnya yang disiapkan adalah bahan teks bacaan yang
berjudul diantaranya:”Mengunjungi Pasar Malam”, dan “Kesehatan
Lingkungan di Kampung Bajo” yang dijadikan sebagai bahan ajar.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dan didiskusikan
bersama guru Bahasa Indonesia kelas agar materi sesuai dengan kurikulum
yang telah ditetapkan di sekolah terebut.
Pada siklus I ini, peneliti memperkenalkan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) kepada subyek. Penelitian dilaksanakan di
kelas V yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 21 laki-laki dan 15
perempuan.
49
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x 35
menit dipertemuan pertama dan 2 x 35 menit dipertemuan kedua. Adapun
uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke- 1 (Selasa, 02 September 2014)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama (5x35) pelajaran dimulai
pada pukul 07.30-09.30 WIB. Jumlah siswa yang hadir saat itu sebanyak 30
siswa. Dan yang tidak hadir saat itu sebanyak 6 siswa.
Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Materi yang dipelajari pada
pertemuan pertama adalah menjelaskan maksud gagasan utama, membaca isi
bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit, dan menentukkan gagasan utama
dari teks bacaan “Mengunjungi Pasar Malam”.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan membaca do’a.
untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan dan
tahun saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti juga
menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti memberikan sedikit penjelasan
mengenai gagasan utama. Dalam penjelasan materi, peneliti juga
memberikan satu soal dan meminta siswa untuk menjawab bersama-sama.
Pada saat peneliti memberikan penjelasan, siswa terlihat sangat
memperhatikan. Kemudian, peneliti menyajikan materi dengan menggunakan
metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review).
Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
dimulai dengan membagikan teks bacaan pada setiap siswa. Untuk
mengkondisikan kelas tetap fokus, secara bersamaan peneliti membagikan
teks bacaan “Mengunjungi pasar malam” dan bertanya jawab mengenai pasar
malam yang ada disekitar lingkungan siswa. Siswa menjawab pertanyaan
serta menceritakan pasar malam yang ada disekitar lingkungan siswa.
Langkah pertama dalam pelaksanaan metode SQ3R, yaitu Survey. Siswa
diminta untuk mengamati bacaan dengan membaca bagian-bagian teks dan
isi bacaan sambil menggarisbawahi bagian-bagian yang penting dengan
50
teknik membaca cepat dengan kecepatan 75 kata per menit. peneliti
memberikan waktu selama 3 menit untuk melakukan survey.
Pada tahap kedua yaitu Question, siswa diminta untuk membuat
pertanyaan dari hasil pengamatan sebanyak 5 pertanyaan, termasuk
pertanyaan menentukkan gagasan utama. Masih ada beberapa siswa yang
mengalami kesulitan membuat pertanyaan, sehingga peneliti menjelaskan
terlebih dulu acuan membuat pertanyaan berdasarkan kata apa, siapa,
bagaimana, kapan, dan lain-lain. Selain itu, pada tahap ini peneliti juga
membimbing siswa.
Tahap ketiga Read, siswa membaca teks bacaan secara keseluruhan
dengan teliti, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka buat.
Tahap keempat Recite, siswa diminta untuk menulis jawabannya pada buku
tulis mereka masing-masing sesuai dengan pemahaman mereka sendiri.
Selanjutnya, peneliti meminta beberapa siswa membacakan jawaban-jawaban
yang telah mereka susun dengan menggunakan kalimat sendiri. Pada tahap
ini, peneliti meminta siswa lain untuk menanggapi jawaban yang dibacakan
oleh temannya.
Tahap terakhir Review, yaitu siswa diminta untuk memeriksa dan
meninjau ulang pertanyaan dan jawaban yang telah mereka susun. Setelah
siswa meninjau ulang, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi pelajaran.
Pada tahap penutup, peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Kemudian diakhir kegiatan pembelajaran,
dilakukan evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada materi yang
sudah dipelajari.
Setelah semua tahapan dilakukan, guru menilai pertanyaan dan jawaban
yang telah mereka buat. Dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
membaca hamdalah serta mengucapkan salam.
Pada siklus ini, peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti proses
pembelajaran dan bisa dikatakan semua siswa ikut berperan aktif dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question,
51
Read, Recite, Review). Namun, demikian, beberapa siswa ada yang belum
memahami isi teks bacaan dan enggan menjawab.
Pada pertemuan pertama ini proses pembelajaran dengan menggunakan
metode SQ3R belum terselesaikan, maka proses pembelajaran dilanjutkan
pada pertemuan kedua.
2) Pertemuan ke-2 (Rabu, 03 September 2014)
Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 dimulai pada pukul 08.20-
09.30 WIB. Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini sebanyak 33 siswa
dari 36 siswa. Materi pada pertemuan kedua adalah menjawab pertanyaan
sesuai dengan isi teks yang dibaca, menentukan gagasan utama pada suatu
paragraf dan amanat atau pesan yang telah dibaca.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca basmallah
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru,
dengan teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi
yang telah dipelajari (apersepsi). Pada saat Tanya jawab, sebagian besar
siswa menjawab walaupun masih ada beberapa siswa diam tidak menjawab
tetapi memperhatikan.
Sebelum memulai penjelasan, peneliti menjelaskan secara umum
mengenai lingkungan yang dibutuhkan bagi makhluk hidup, kemudian
peneliti bertanya kepada siswa mengenai upaya menciptakan lingkungan
sehat dan bersih. Peneliti juga bertanya mengenai dampak negatif lingkungan
yang tidak sehat dan tidak bersih. Kemudian, peneliti menjelaskan mengenai
gagasan utama paragraf dan gagasan penjelas paragraf serta memberikan
contoh. Setelah menjelaskan, peneliti membagikan teks bacaan mengenai
lingkungan yang berjudul “Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo”. Agar
siswa lebih paham dan mengerti materi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Pelaksanaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
dimulai dengan mensurvey bacaan dan menggaris bawahi bagian-bagian
yang penting dari isi bacaan. Kemudian, tahap kedua siswa membuat 5
pertanyaan. Tahap ketiga, siswa membaca teks untuk mendapatkan
pemahaman. Kegiatan ini dilakukan secara bersama-sama dengan didampingi
52
peneliti agar terkontrol dan sesuai waktu yang diharapkan. Kemudian, siswa
menjawab pertanyaan yang telah dibuat pada tahap kedua. Menentukkan
gagasan utama dan gagasan penjelas tiap paragraf. Pada tahap keempat,
beberapa siswa menguraikan hasil latihan mereka. Kemudian, satu persatu
siswa maju kedepan menentukkan gagasan utama dan gagasan penjelas.
Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan media berupa alat peraga. Pada
tahap terakhir, siswa memeriksa jawaban mereka.
Pada kegiatan penutup, peneliti melakukan tanya jawab kepada siswa
mengenai materi yang telah dipelajari bersama. Kemudian, peneliti
mengoreksi tugas siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
alhamdalah bersama-sama. Dalam waktu 70 menit siswa melakukan tahapan-
tahapan metode SQ3R (survey,question, read, recite, review) sama seperti
pertemuan pertama.
c. Tahap Pengamatan
1) Data Lembar Observasi
Tahap pengamatan pada siklus I ini dilakukan bersamaan dengan tahap
pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan proses pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan metode SQ3R berlangsung dua kali pertemuan dikelas V
MI Unwaanunnajah. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 02
September 2014 pada jam 07.30-09.30 WIB, sedangkan untuk pertemuan
kedua dilaksanakan pada tanggal 03 September 2014 WIB pada jam 08.20 -
09.30 WIB.
Observer mengambil posisi duduk di belakang kelas agar
keberadaannya tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran. Observasi
ini difokuskan untuk mengetahui pelaksanaan yang dilaksanakan oleh guru
(peneliti), serta aktivitas siswa di dalam kelas. Dalam hal ini peneliti
menggunakan pedoman observasi terlampir sebagaimana terlampir.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran Bahasa Indonesia, guru
mengkondisikan situasi pembelajaran dan kesiapan siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran seperti mengucap salam dan berdo’a bersama, siswa
53
pun menjawab salam dan berdo’a. Guru juga memberikan motivasi melalui
ice breaking “ Tepuk cek bum”. Cara tersebut cukup membantu dalam
memulai pembelajaran.
Selanjutnya, dilakukan pengukuran apersepsi untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa terhadap materi yang sudah diberikan dan
kaitannya dengan materi yang akan diberikan. Seluruh siswa menjawab
pertanyaan yang diajukan guru dengan penuh semangat. Kemudian, guru
menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai dengan cara
menuliskannya dipapan tulis. Pada kegiatan tersebut terlihat siswa
memperhatikan dan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan
guru dengan penuh rasa ingin tahu.
Proses kegiatan inti pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan
metode SQ3R dimulai dengan memberikan penjelasan materi yang
berkaitan dengan gagasan utama, dengan cara memberikan contoh paragraf
yang berisikan kalimat gagasan utama. Siswa memperhatikan dan
mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan. Guru dan siswa saling
bertanya jawab kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mencatat. Langkah berikutnya adalah memberikan latihan kepada siswa
dengan tujuan agar lebih memahami materi yang disampaikan dengan
memberikan teks bacaan yang sudah disiapkan sebagai acuan dalam
latihan.
Selanjutnya, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran melalui
metode SQ3R. Tahap pertama yaitu survey, guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membaca cepat bacaan selama 3 menit. Hal ini dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4. 1 Aktivitas Mensurvey
54
Selama kegiatan tersebut siswa menggarisbawahi kalimat-kalimat
yang berkaitan dengan gagasan utama dan kalimat-kalimat untuk membuat
pertanyaan. Pada tahap kedua yaitu Question, siswa membuat pertanyaan
dari hasil survey mereka. Guru memberikan kesempatan dan membimbing
siswa dalam membuat pertanyaan. Guru memberikan acuan dalam
membuat pertanyaan untuk mempermudah siswa. Adapun hasil gambar
pada langkah kedua dapat dilihat dibawah ini
Gambar 4. 2 Aktivitas Membuat Pertanyaan
Pada tahap ketiga yaitu Read, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membaca seluruh teks guna menemukan jawaban pertanyaan
yang telah mereka buat. Berikut hasil gambar yang diperoleh.
Gambar 4. 3 Aktivitas Membaca
Kemudian siswa diminta untuk mencatat jawaban atas pertanyaan
yang telah dibuat. Pada tahap ini masih terdapat siswa yang enggan
menjawab atau mencatat jawaban yang mereka buat. Hal tersebut terlihat
ketika guru melakukan penilaian pada tugas mereka yang dikumpulkan.
55
Pada tahap keempat yaitu Recite, Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membacakan hasil tugas yang telah dikerjakan dengan
kalimat sendiri. Berikut hasil pengamatan yang didapat.
Gambar 4. 4 Aktivitas Ricite
Pada tahap recite, Masih banyak siswa yang malu untuk membacakan
hasil tugasnya didepan kelas. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi
guru dalam mengupayakan agar murid selalu percaya diri dalam
membacakan hasil tugasnya didepan kelas. Salah satu caranya adalah
dengan menunjuk siswa sesuai absen dan memberikan pujian atau nilai
yang bagus. Tindakan tersebut cukup efektif, siswa mulai membacakan
hasil tugasnya di depan kelas. Pada tahap ini guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi. Sebagian siswa
menanggapi dan memperhatikan temannya.
Kemudian, tahap terakhir dalam penerapan metode SQ3R yaitu
Riview, Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengkaji ulang
kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan.
Pada tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki hasil
latihan.
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati kesulitan
yang dihadapi siswa dalam penerapan metode SQ3R. Siswa tampak
antusias mengikuti pembelajaran. kemudian guru memberikan penilaian
yang dapat digunakan sebagai ukuran dalam melihat perkembangan siswa.
56
Sebagai tahap akhir, guru membimbing siswa untuk merumuskan
kesimpulan materi yang telah dipelajari. Hal ini berlaku pula untuk setiap
pelajaran lain. Lebih jauh dapat dilihat dalam lampiran sepuluh dan sebelas
yaitu hasil lembar observasi aktivitas siswa dan guru.
2) Data Hasil Tes
Peneliti melaksanakan Siklus I pada hari Selasa, tanggal 09 September
2014. Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak 36 siswa, hal ini berarti
semua siswa kelas V MI Unwaanunnajah hadir mengikuti tes siklus I.
Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 08.00-09.00 WIB. Dibawah ini
merupakan hasil gambar ketika siswa sedang mengerjakan pos test siklus I.
Gambar 4. 5 Melaksanakan Postest Siklus I
Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada akhir siklus I diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4. Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I
No
Nama
Nilai KKM Nilai post test Keterangan
1 AS1 70 80 Tuntas
2 AS2 70 55 Belum Tuntas
3 AS3 70 60 Belum Tuntas
4 AS4 70 40 Belum Tuntas
5 AS5 70 85 Tuntas
6 AS6 70 80 Tuntas
7 AS7 70 75 Tuntas
8 AS8 70 75 Tuntas
9 AS9 70 85 Tuntas
10 AS10 70 55 Belum Tuntas
57
No
Nama
Nilai KKM Nilai post test Keterangan
11 AS11 70 85 Tuntas
12 AS12 70 75 Tuntas
13 AS13 70 80 Tuntas
14 AS14 70 85 Tuntas
15 AS15 70 45 Belum Tuntas
16 AS16 70 45 Belum Tuntas
17 AS17 70 50 Belum Tuntas
18 AS18 70 70 Tuntas
19 AS19 70 60 Belum Tuntas
20 AS20 70 75 Tuntas
21 AS21 70 70 Tuntas
22 AS22 70 45 Belum Tuntas
23 AS23 70 70 Tuntas
24 AS24 70 65 Belum Tuntas
25 AS25 70 80 Tuntas
26 AS26 70 85 Tuntas
27 AS27 70 65 Belum Tuntas
28 AS28 70 85 Tuntas
29 AS29 70 30 Belum Tuntas
30 AS30 70 85 Tuntas
31 AS31 70 85 Tuntas
32 AS32 70 80 Tuntas
33 AS33 70 75 Tuntas
34 AS34 70 60 Belum Tuntas
35 AS35 70 60 Belum Tuntas
36 AS36 70 85 Tuntas
Jumlah 2485
Rata-rata 69
Berdasarkan tabel penilaian hasil belajar siklus I di atas, diperoleh
rata-rata nilai siswa 69. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan
nilai siswa berikut ini.
58
Grafik 4.1. Perolehan Nilai Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa
dari 36 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I ada 1 orang siswa mendapat
nilai 30, 1 orang siswa mendapat nilai 40, 3 orang siswa mendapat nilai 45,
1 orang siswa mendapat nilai 50, 2 orang siswa mendapat nilai 55, 3 orang
siswa mendapat nilai 60, 2 orang siswa mendapat nilai 65, 3 orang siswa
mendapat nilai 70, 5 orang siswa mendapat nilai 75, 5 orang siswa
mendapat nilai 80, dan 9 orang siswa mendapat nilai 85.
3) Catatan Lapangan
Catatan lapangan siklus I ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Tahap pencatatan lapangan ini dilakukan pada setiap
pertemuan oleh observer. Berdasarkan penilaian data lembar catatan
lapangan pada akhir siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Pertemuan ke-1 (Selasa, 02 September 2014)
Pada aspek kegiatan inti, pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya yang terkait dengan pelajaran yang dibahas. Guru
memberikan penjelasan mengenai acuan dasar membuat pertanyaan.
Siswa juga sangat antusias terhadap pembelajaran melalui metode
SQ3R.
45
50
55
60
65
70
75
80
85
4
1
2
4
2
3
5
5 9
0 20 40 60 80 100
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Nilai Jumlah orang Nilai
59
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil
dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Pada
pembelajaran dengan metode SQ3R siklus I ini masih terdapat kekurangan,
diantaranya:
1) Masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan membuat pertanyaan.
2) Masih terdapat siswa yang tidak memberikan jawaban yang benar.
3) Masih terdapat siswa yang belum berani mengemukakan pendapat
terhadap jawaban temannya.
4) Masih terdapat siswa yang hanya mampu membuat pertanyaan tetapi
tidak menemukan jawaban (pada sesi latihan).
5) Aspek bahan bacaan yang menurut siswa terbilang sulit untuk
dipahami, sehingga mempengaruhi langkah-langkah pembelajaran
metode SQ3R, seperti pada langkah membuat pertanyaan dan pada
langkah Recite. Hal tersebut dapat dikatakan siswa belum sering
dilatih membuat pertanyaan.
6) Masih ada 14 siswa yang nilainya di bawah KKM. Hal ini karena
mereka kurang serius mengerjakan tugas, kemampuan membaca yang
minim. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan daya tangkap yang
minim.
7) Alokasi waktu dalam proses pembelajaran di pertemuan kedua tidak
mencukupi. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran terlihat terburu-
buru.
8) Guru tidak optimal dalam mengendalikan kondisi kelas agar fokus
dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil belajar serta refleksi yang dilakukan, maka untuk siklus
II perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran, diantaranya:
1) Perlu ditingkatkan bimbingan, perhatian serta arahan saat siswa
mengerjakan tugas agar kelas lebih kondusif.
60
2) Perlu ditingkatkan lagi dalam upaya memotivasi siswa untuk lebih aktif
dan lebih berani dalam mengungkapkan pendapat. Dengan cara
menunjuk siswa dan meminta pendapatnya.
3) Perlu lebih kreatif lagi memusatkan konsentrasi siswa dalam proses
pembelajaran dengan memberikan Ice Breaking atau berupa iyel-iyel.
4) Perlu diberi penegasan lagi bagi siswa yang gaduh dalam pembelajaran.
5) Guru memanfaatkan alokasi waktu yang tersedia secara efisien dengan
membagi antara materi uraian dengan latihan sesuai kebutuhan.
4. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil tes siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus
lebih diarahkan. Guru harus lebih memberikan arahan secara jelas dan penuh
perhatian terhadap siswa. Guru pun harus lebih tegas mengkondisikan kelas.
Pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien seperti alokasi waktu untuk
menjelaskan materi dan mengerjakan latihan digunakan sesuai kebutuhan.
guru memberikan apresiasi terhadap siswa yang lebih aktif agar meningkat
keaktifan maupun prestasinya.
Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dari hasil
diskusi bersama guru Bahasa Indonesia, guna memperbaiki Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan hasil refleksi. Peneliti juga
menyiapkan instrumen-instrumen penelitian seperti lembar observasi kegiatan
guru dan siswa, soal tes untuk akhir siklus II, dan alat dokumentasi.
Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi
5 x 35 pada pertemuan pertama dan 2 x 35 pada pertemuan kedua. Pokok
bahasan yang diajarkan adalah menentukan tema, menentukan maksud kalimat
atau kata, menyimpulkan isi bacaan, dan mencatat hal-hal penting dalam teks
dengan metode SQ3R.
61
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan 2 kali pertemuan dengan durasi 5 x
35 pada pertemuan pertama dan 2 x 35 pada pertemuan kedua. Adapun uraian
proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ke-1 (Selasa, 16 September 2014)
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 5 x 35 menit dimulai pada
pukul 07.30-09.30 WIB. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 34 siswa, 2
siswa tidak hadir. Pada pertemuan pertama ini pokok bahasan yang
dipelajari adalah menentukan tema, dan menentukan maksud kalimat atau
kata.
Pada tahap kegiatan awal, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan yang
sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, mengucapkan salam dan
do’a serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Peneliti memberikan dua
soal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dimana soal tersebut
merupakan sebuah contoh menentukan tema dan menentukan maksud
kalimat yang merupakan materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama
ini. Setelah itu, peneliti menjelaskan mengenai tema melalui contoh tersebut.
Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi tersebut.
Pelaksanaan metode SQ3R dimulai dengan bertanya jawab mengenai
tanaman, menanam tanaman, dan merawat tanaman serta manfaat tanaman
yang ada dilingkungan rumah siswa. Kemudian, peneliti meminta siswa
untuk menjawab gambar tanaman yang peneliti tunjukkan. Siswa menjawab
dengan tepat. Kemudian, peneliti membagikan teks bacaan “Menanam
kangkung”.
Pada tahap survey, siswa membaca cepat dengan durasi waktu 3 menit.
Pada tahap ini siswa juga menggarisbawahi bagian-bagian yang menurut
mereka penting. Penelitipun membimbing dan memperhatikan kegiatan
mereka agar tetap fokus membaca dan sesuai waktu yang ditentukan.
Tahap Question, siswa membuat 5 pertanyaan. Peneliti terus
mengarahkan dan membimbing mereka agar membuat pertanyaan dengan
62
benar dan tepat. Siswa pun bertanya kepada peneliti mengenai kesulitan
mereka. Saat proses pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang
gaduh, sehingga peneliti memberikan iyel-iyel setiap kali suasana kelas
mulai gaduh. Namun, ternyata tidak bertahan lama taktik tersebut.
penelitipun memberikan penegasan kepada siswa yang melakukan
kegaduhan. Proses pembelajaran pun sesuai harapan.
Pada saat melakukan recite, masih banyak siswa yang belum percaya
diri untuk membacakan hasil latihan yang mereka kerjakan. Namun, hingga
akhirnya ada siswa yang berani untuk membacakan hasil latihannya di depan
kelas dengan memanggil namanya sesuai absen. Kemudian, siswa yang lain
memberanikan diri membacakan dengan penuh percaya diri dan begitu
seterusnya hingga waktu pada tahap ini berakhir. Pembelajaran pun berjalan
sesuai harapan.
2) Pertemuan ke-2 (Rabu, 17 September 2014)
Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 menit, dimulai pada pukul
08.20-09.30 WIB. Semua siswa kelas V MI Unwanunnajah hadir yang
berjumlah 36 siswa. Pokok bahasan pada pertemuan kedua adalah
menyimpulkan dan mencatat hal-hal penting yang ada di teks bacaan.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam, membaca basmallah
dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai materi baru,
dengan teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi
yang telah dipelajari. Pada saat tanya jawab, sebagian besar siswa menjawab
pertanyaan dengan tepat. Hal ini berarti siswa memahami materi yang
dipelajari sebelumnya.
Pelaksanaan metode SQ3R dimulai dengan memberikan sedikit
penjelasan mengenai sensus penduduk. Pada tahap ini, siswa dan peneliti
bertanya jawab mengenai sensus penduduk. Kemudian, peneliti
membagikan teks bacaan “Sensus penduduk”.
Untuk lebih semangat lagi dalam mengikuti pembelajaran, peneliti
memotivasi siswa dengan memberikan iyel-iyel. Siswapun merespon dengan
antusias. Pada saat membuat pertanyaan siswa tidak terlalu banyak bertanya
63
mengenai kesulitan mereka dalam membuat pertanyaan. Siswa juga
mengerjakan semua tugas yang diperintahkan. Hal ini dapat dikatakan siswa
sudah mulai terbiasa dengan kegiatan ini. Siswa sangat antusias mengikuti
pembelajaran.
Siswa membacakan hasil tugas yang dikerjakan. Setelah selesai, peneliti
meminta siswa untuk menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca dan
mencatat hal-hal penting pada isi bacaan yang telah dibaca. Peneliti bersama
siswa membahas jawaban yang mereka catat. Kemudian peneliti mengakhiri
pembelajaran dengan masing-masing siswa mengumpulkan soal evaluasi
yang diberikan peneliti.
c. Tahap Pengamatan
1) Data Hasil Pengamatan
Observasi pada siklus II dilaksanakan saat pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan metode SQ3R yang berlangsung selama 2 pertemuan.
Siklus II ini dilaksanakan dikelas pada tanggal 16 September 2014 pukul
07.00-09.30 WIB, sedangkan pertemuan kedua pada tanggal 17 September
2014 pukul 08.20-09.30 WIB.
Pada siklus ini suasana lebih tenang dan teratur. Siswa mulai terbiasa
dengan pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R. Minat, peran aktif
dan rasa percaya diri siswa mulai terbangun, terutama saat membuat
pertanyaan siswa sudah mulai terbiasa dengan latihan-latihan membuat
pertanyaan dan mencatat jawaban. Dibawah ini merupakan hasil gambar
yang diperoleh ketika pembelajaran berlangsung.
Gambar 4. 6 Kegiatan Apersepsi Gambar 4.7 Aktivitas Membaca
64
Gambar 4.8 Aktivitas Membuat Pertanyaan
Hal tersebut juga berpengaruh pada penggunaan media yang dilakukan
pada siklus II ini. Media yang digunakan pada siklus II ini selain teks bacaan
guru juga menggunakan media gambar, agar siswa lebih terfokus dan aktif.
Siswa sangat percaya diri membacakan hasil tugasnya. siswa lain
memperhatikan dan menanggapi. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Gambar 4.9 Aktivitas Ricite
Hal ini berbeda dengan siklus I, sebagian besar siswa dapat
menggunakan waktu dengan efektif dan efisien. Mereka dapat
menyelesaikan kegiatan berupa membuat pertanyaan, membaca dan
mencatat jawaban dengan tepat waktu. Lebih jauh dapat dilihat dalam
lampiran sepuluh dan sebelas yaitu hasil lembar observasi aktivitas siswa
dan guru.
2) Data Hasil Tes
Peneliti melaksanakan Siklus II pada pertemuan ketiga hari Selasa,
tanggal 23 September 2014. Adapun siswa yang hadir saat itu sebanyak 36
siswa, hal ini berarti semua siswa kelas V MI Unwaanunnajah hadir
65
mengikuti tes siklus II. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul 07.30-
09.00 WIB. Dibawah ini merupakan hasil gambar pelaksanaan tes siklus II.
Gambar 4.10. Melaksanakan Pos test Siklus II
Berdasarkan analisis data tes evaluasi pada akhir siklus II diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5. Hasil Belajar Tes Akhir Siklus II
No
Nama
Nilai KKM Nilai post test Keterangan
1 AS1 70 95 Tuntas
2 AS2 70 70 Tuntas
3 AS3 70 70 Tuntas
4 AS4 70 75 Tuntas
5 AS5 70 90 Tuntas
6 AS6 70 80 Tuntas
7 AS7 70 70 Tuntas
8 AS8 70 85 Tuntas
9 AS9 70 85 Tuntas
10 AS10 70 70 Tuntas
11 AS11 70 95 Tuntas
12 AS12 70 75 Tuntas
13 AS13 70 75 Tuntas
14 AS14 70 90 Tuntas
15 AS15 70 85 Tuntas
16 AS16 70 70 Tuntas
17 AS17 70 70 Tuntas
18 AS18 70 85 Tuntas
19 AS19 70 70 Tuntas
20 AS20 70 70 Tuntas
21 AS21 70 95 Tuntas
66
No
Nama
Nilai KKM Nilai post test Keterangan
22 AS22 70 70 Tuntas
23 AS23 70 70 Tuntas
24 AS24 70 80 Tuntas
25 AS25 70 85 Tuntas
26 AS26 70 95 Tuntas
27 AS27 70 80 Tuntas
28 AS28 70 85 Tuntas
29 AS29 70 70 Tuntas
30 AS30 70 75 Tuntas
31 AS31 70 90 Tuntas
32 AS32 70 95 Tuntas
33 AS33 70 70 Tuntas
34 AS34 70 80 Tuntas
35 AS35 70 80 Tuntas
36 AS36 70 85 Tuntas
Jumlah 2880
Rata-rata 80
Berdasarkan tabel penilaian hasil belajar siklus II di atas, diperoleh
rata-rata nilai siswa 80. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan
nilai siswa berikut ini.
Grafik 4.2 Perolehan Nilai Siswa Siklus II
70
75
80
85
90
95
12
4
5
7
3
5
0 20 40 60 80 100
1
2
3
4
5
6
Nilai Jumlah Orang Nilai
67
Berdasarkan grafik perolehan nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa
dari 36 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II ada 12 orang siswa
mendapat nilai 70, 4 orang siswa mendapat nilai 75, 5 orang siswa mendapat
nilai 80, 7 orang siswa mendapat nilai 85, 3 orang siswa mendapat nilai 90,
dan 5 orang siswa mendapat nilai 95.
Tabel 4.6. Statistik Deskripsi Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Statistik Deskripsi
Hasil Nilai Belajar
Siklus I Siklus II
Nilai tertinggi 85 95
Nilai terendah 30 70
Rata-rata nilai 69 80
Jumlah siswa yang belum tuntas belajar 14 0
Jumlah siswa yang tuntas belajar 22 36
Persentase Ketuntasan 61% 100%
Nilai KKM 70 70
3) Catatan Lapangan
Catatan lapangan siklus II ini dilaksanakan ketika proses pembelajaran
berlangsung. Tahap pencatatan lapangan ini dilakukan pada setiap
pertemuan oleh observer. Berdasarkan penilaian data lembar catatan
lapangan pada akhir siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Pertemuan ke-1 (Selasa, 16 September 2014)
Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan, guru bersama siswa
membaca Al-Qur’an Juz 30 selama setengah jam dimulai pukul 07.00-
07.30 WIB. Pada tahap kegiatan awal. Banyak siswa yang gaduh, namun
guru segera memusatkan konsentrasi siswa dengan cukup baik. Siswa
mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias, seperti pada tahap
Read, siswa membaca sambil menggarisbawahi isi atau kalimat bacaan
yang menurut mereka penting. Guru memberikan penjelasan mengenai
68
acuan dasar membuat pertanyaan. Kegiatan pembelajaran pun berjalan
sesuai rencana.
b) Pertemua ke-2 (Rabu, 17 September 2014)
Pada tahap kegiatan awal, siswa belum siap menerima pelajaran dan
guru menenangkan siswa dengan bernyanyi. Pada tahap inti, guru
menunjukkan gambar berupa tanaman kepada siswa agar siswa lebih
fokus, sehingga siswa dapat mengikuti arahan guru dengan baik dan
pembelajaran pun sesuai rencana.
d. Tahap Refeleksi
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan guru
pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu metode pembelajaran
SQ3R. Dalam pembelajaran ini, semua tahapan dan langkah-langkahnya
sudah sesuai dengan baik.
Hal tersebut didasarkan pada pengamatan selama proses pembelajaran
yang tercatat dalam lembar observasi terhadap penerapan metode
pembelajaran SQ3R. Hasil tes belajar keterampilan membaca pemahaman
siswa siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu dalam rentang nilai
70-95.
B. Analisis Data dan Pembahasan
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
1. Data Hasil Observasi Pembelajaran
Indikator ketercapaian hasil belajar dalam penelitian ini adalah apabila
lembar observasi aktifitas mengajar guru dan aktifitas belajar siswa selama dua
siklus telah menunjukkan kategori baik pada setiap aspek yang diamati. Berikut
penjelasan dan uraiannya.
69
a. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Dalam lampiran sebelas, diperoleh gambaran mengenai penilaian terhadap
peran aktif siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penerapan
metode SQ3R. Berikut adalah uraian penilaian secara lengkap.
1) Pada pertemuan pertama, siswa kurang mengerti tentang langkah-langkah
pembelajaran melalui penerapan metode SQ3R, karena siswa belum
terbiasa menerapkan metode SQ3R. Terutama dalam membuat pertanyaan,
siswa selalu bertanya kepada guru mengenai langkah tersebut. Hal ini dapat
dilihat pada lampiran sebelas nomor 7 dan 9.
Sebagian siswa enggan mencatat jawaban pertanyaannya. Hal ini terlihat
ketika guru melakukan penilaian pada tugas yang dikumpulkan. Dapat
dilihat pada lampiran nomor 11.
Pada tahap memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan
jawaban dari teks bacaan mendapatkan kategori kurang baik. hal ini
disebabkan karena siswa enggan memeriksa dan memperbaiki pertanyaan
dan jawaban. Hal tersebut terlihat ketika guru melakukan penilaian tugas
yang dikumpulkan. Sehingga masih banyak siswa yang tidak mendapatkan
nilai yang cukup baik.
2) Pada pertemuan kedua, tidak semua siswa yang menjawab pertanyaan guru
(apersepsi), Siswa juga kurang memperhatikan dan mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut terjadi karena
siswa masih terlihat belum siap menerima pelajaran. Disamping itu juga,
masih banyak siswa yang tidak memberikan pendapatnya terhadap jawaban
siswa lain. Hal ini berarti proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penerapan metode SQ3R perlu ditingkatkan.
b. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan lampiran tujuh, diperoleh gambaran mengenai penilaian
terhadap proses keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui
penerapan metode SQ3R. Berikut adalah uraian penilaian secara lengkap.
70
Pelaksanaan siklus II sudah berlangsung dengan baik, dalam arti secara
umum segala kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui penerapan metode SQ3R telah dapat diatasi. Siswa telah
melaksanakan langkah-langkah penerapan metode SQ3R dengan baik karena
sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Siswa dapat membuat pertanyaan
dengan baik. Terbukti ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa
menyelesaikan tahapan tersebut sesuai waktu yang disediakan. Siswa juga
memeriksa ulang jawaban dan pertanyaan mereka dengan baik. hal ini terbukti
ketika guru melakukan penilaian tugas, rata-rata siswa mendapatkan nilai cukup
baik.
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan diatas, proses pembelajaran
Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R di kelas V MI
Unwaanunnajah sudah memenuhi kriteria yang tercantum pada lampiran sebelas
yaitu secara umum sudah memenuhi harapan.
c. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Pada siklus I belum semua aspek menunjukkan kategori baik. Aspek
tersebut yaitu penggunaan bahasa yang disampaikan guru sulit dipahami siswa.
Dalam artian guru sudah berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang baku
dan beberapa istilah. Hal ini mungkin yang menjadi penyebab. Kemudian dalam
penggunaan media dianggap kurang atraktif, lebih banyak menggunakan teks
saja tetapi tidak menggunakan media visual. Secara umum, penggunaan media
visual akan sangat membantu daya tarik materi pelajaran untuk diperhatikan
oleh siswa.
Adapun aspek yang sudah memenuhi kriteria adalah pada awal
pembelajaran guru mengkondisikan siswa dengan ice breaking yang
menyenangkan. guru menguji apersepsi siswa untuk mengetahui pamahaman
awal mereka. Setelah menyampaikan tujuan materi pembelajaran kemudian
dijelaskan langkah-langkah metode SQ3R. Pada tahap selanjutnya, guru
memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan metode tersebut. sebagian
siswa kemudian menyadari bahwa ternyata secara tidak langsung mereka pernah
71
menerapkan metode tersebut kendati tidak secara sistematis dan tidak pula
mengenal istilah SQ3R tersebut. Hal ini menjadikan penyampain metode SQ3R
menjadi lebih mudah.
Akan tetapi, pada tahap question masih terdapat sejumlah siswa yang tidak
begitu cekatan membuat pertanyaan. Hal ini lebih dimungkinkan karena
kurangnya latihan dan minimnya bahan bacaan. Situasi tersebut umum terjadi
walaupun disadari tetapi selalu luput dari perhatian.
Kendala lain yaitu pada tahap membaca, siswa mengulang-ulang kata yang
sudah dibaca, menunjuk kata satu persatu dan masih ada yang membaca dengan
bersuara atau menggerakkan bibirnya. Dalam menentukan gagasan utama dan
kalimat penjelas siswa masih ragu-ragu. Hal ini lebih disebabkan karena kurang
konsentrasi dalam memahami bacaan dan siswa cenderung tidak mempunyai
minat untuk membaca. Hal ini terlihat ketika pertemuan selanjutnya siswa acuh
tak acuh terhadap proses pembelajaran, siswa mengeluh ketika diminta untuk
membaca.
Disamping itu, pada tahap recite. masih terdapat siswa yang malu-malu
maju kedepan untuk mengungkapkan pendapat hasil latihan yang telah
dikerjakan, dari 36 siswa hanya 5 orang siswa yang lebih percaya diri untuk
tampil di depan kelas. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk selalu
memberikan motivasi agar siswa lebih percaya diri.
Pada pertemuan kedua, guru memperbaiki aspek penjelasan materi. Guru
menggunakan bahasa yang lebih sederhana agar siswa lebih paham menerima
penyampaian materi dari guru. Pada tahap membaca guru selalu mengingatkan
dan menyampaikan kepada siswa cara-cara membaca cepat seperti membaca
dalam hati, hanya mata saja yang bergerak dan harus konsentrasi. Sebagai
pendukung guru menggunakan alat peraga berbentuk kartu. Media tersebut
ternyata cukup membuat siswa antusias, terlihat dari besarnya keinginan siswa
untuk memegang dan menggunakannya. Ini dapat dijadikan bukti bahwa
penggunaan alat peraga sangat efektif, apalagi bila dibuat lebih atraktif dan
bervariasi.
72
Pada siklus II, guru berupaya memperbaiki aspek yang telah dikaji pada
siklus I. Kondisi siswa lebih kondusif karena suasana kelas lebih mencair dan
siswa lebih siap mengikuti pembelajaran. Terbukti saat guru menguji apersepsi
siswa dan partisipasi siswa lebih meningkat. Pada saat digunakan alat peraga
visual, suasana pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik dan siswa lebih
mudah mendapat pemahaman.
Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa dalam melaksanakan
langkah-langkah metode SQ3R dengan batas waktu yang ditentukan. Hal ini
dimaksudkan agar penggunaan alokasi waktu yang disediakan lebih efektif dan
membuat siswa tebiasa dengan latihan-latihan yang diberikan.
d. Data Hasil Belajar
Nilai tes hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Ricite, Review) pada siklus I dan siklus II terdapat
adanya peningkatan. pada hasil belajar post test siklus I nilai tertinggi adalah 85
dan nilai terkecil adalah 30. Siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 22 siswa
dan 14 siswa diantaranya belum memenuhi nilai KKM. hal ini terjadi karena
kemampuan siswa dalam memahami bacaan masih minim, konsentrasi saat
pembelajaran kurang ditambah minimnya latihan.
Pada siklus I ditemukan beberapa siswa yang mencapai nilai di atas
ketuntasan, kelompok ini memang dikenal mempunyai intelegensi yang baik,
sedangkan siswa yang belum mencapai nilai KKM memang dibutuhkan
perhatian khusus melalui latihan yang cukup. Makin sering intensitas membaca
dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan dan terlatih pula
menemukan gagasan utama, tema atau topik dan kesimpulan pada suatu bacaan.
Namun, pada hasil post test siklus II hampir seluruh siswa cukup memenuhi
nilai KKM yaitu sebanyak 36 siswa. Nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah
adalah 70. Dikatakan demikian, karena indikator ketercapaian hasil belajar dalam
penelitian ini adalah jika seluruh siswa telah mencapai nilai KKM 70.
73
Kemudian, pada siklus II menunjukkan nilai hasil belajar yang meningkat
11% dari siklus sebelumnya, rata-rata nilai tes akhir pada siklus I hanya 69
sedangkan rata-rata nilai tes akhir pada siklus II adalah 80.
Jika ditelaah lebih mendalam, perolehan nilai tersebut secara keseluruhan
hasil siklus I sampai hasil siklus II mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian “Peningkatan
Keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah” dapat
diterima khususnya pada tahun ajaran 2014/2015.
C. Hasil Penerapan Metode SQ3R
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan pada siklus I dan II, metode SQ3R
berhasil diterapkan di kelas V MI Unwaanunnajah dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil post test siklus I, II, dan
data lembar observasi proses pembelajaran yang dapat dilihat dalam lampiran
hasil penelitian.
Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan metode SQ3R, siswa
menjadi antusias mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa juga lebih
memperhatikan penjelasan guru dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan SQ3R.
Dengan metode ini guru memfasilitasi dengan bahan-bahan pembelajaran.
Disisi lain, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru
dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Penerapan metode
SQ3R mampu meningkatkan kualitas proses pemahaman bahan bacaan khususnya
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Unwaanunnajah. Hal ini dapat
dilihat pada saat siswa membuat pertanyaan, menjawab pertanyaan hingga
membacakan hasil latihan.
74
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis pada bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada
siswa kelas V MI Unwaanunnajah. Hal tersebut terlihat pada hasil
aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II.
a. Siswa lebih aktif dan tertarik dengan proses pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui metode SQ3R dan media visual.
b. Siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Perhatian dan motivasi siswa juga lebih meningkat terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V
MI Unwaanunnajah melalui penerapan metode SQ3R. Hal ini dibuktikan
dari adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar
69 dan siklus II sebesar 83. Pada siklus I ditemukan bahwa dari 36 siswa
yang mengikuti tes siklus I, terdapat 22 siswa mencapai nilai KKM dan
14 orang siswa belum mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan yang menunjukkan seluruh siswa telah mencapai
nilai KKM yaitu 70.
B. Saran
Berdasakan hasil simpulan di atas diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi pengembangan pelajaran, khususnya pelajaran Bahasa
Indonesia, dapat disampaikan antara lain:
1. Bagi sekolah:
a. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
75
b. Pihak sekolah diharapkan meningkatkan sarana dan prasarana yang
dapat mendukung proses pembelajaran.
c. Pihak sekolah diharapkan selalu menambah koleksi buku
perpustakaan.
d. Pihak sekolah diharapkan selalu menjaga iklim pembelajaran yang
kondusif.
2. Bagi guru:
a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif
untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.
b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan
metode yang lebih beragam dalam pembelajaran.
3. Bagi siswa :
a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam
pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan
membaca pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh
pengetahuan yang lebih luas.
c. Memanfaatkan sarana perpustakaan yang ada secara maksimal.
76
DAFTAR PUSTAKA
A, Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana, cet 1. 2010.
Ali, Muhammad. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensido, cet.3. 2007.
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada, cet ke-19. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
edisi 2. 2012.
Asep Hernawan, dkk. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI
PRESS. 2007.
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. 2011.
Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa di SD. Edisi 1. Bandung: UPI
PRESS. 2007.
Chaer, Abdul. Psikolonguistik:Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta, cet 2.2009.
Dahar, Ratna Wilis. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga,
cet. Ke-2. 2011.
Dimyati dan Mudjono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, cet 4.
2010.
Dardjowidjojo, Soejono. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, edisi 4. 2010.
Elfanani, Burhan. Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah
Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan
Mahasiswa. Yogyakrta: Araska, cet. 1, 2013.
Fathurrahman, Pupuh. dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: PT Refika
Aditama. 2009.
Faricha Alfin Afdila, dkk. Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan
Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang,
http://jurnalonline.um.ac.id/data. 2012.
77
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara, cet ke-4. 2005.
Hasibuan, J.J dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2010.
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa,. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, cet ke-3. 2011.
Jauharoti Alfin, dkk. Pembelajaran Bahasa Indonesia MI. Learning Assistence
Program for Islamic Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, edisi
1. 2009.
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, cet. Ke-2. 2013.
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 5. 2010.
Mellawati. Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan
MetodeSq3r.Jurnaluneshttp://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id.
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gunung
Persada Press Jakarta. 2012.
Munasco. Bentuk Tes Formatif, Kualifikasi Guru dan Hasil Belajar Fisika Dengan
Mengontrol Kemampuan Awal. Jurnal Evaluasi Pendidikan. Vol 4, 2013.
Nadliri, dkk. Psikologi Belajar. Edisi pertama. Surabaya: Amanah Pustaka. 2009.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2003.
Rahayu, Minto. Bahasa Indoneisa di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
2007.
Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Edisi 2. Jakarta: Bumi
Aksara. 2009.
Rahman, Ahmad Saeful. Peningkatan Keterempilan Membaca Pemahaman
Cerpen dengan metode SQ3R Pada Siswa Kelas IX A Madrasah
Tsanawiyah (Mts) Mathla’ul Anwar 2 Bogor. Skripsi. Jakarta:
Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. 2011. tidak
dipublikasikan.
78
Rasmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007.
Saddhono, Kundharu dan Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
(Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati. 2012.
Siregar, Siti Hazrina. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep
Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode
SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skrips. Jakarta: Perpustakaan
Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. 2013. tidak dipublikasikan.
Siregar, Evelina dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2010.
Soehendro, Bambang. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
SD/MI. Jakarta Timur: BP. Dharma Bhakti Jakarta, cet 1. 2006.
Sudjana, Nana.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, cet 15. 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, Cet.
XXIV. 2012.
Sugono, Dendi. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Cet. V. 2008.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, cet ke-9. 2013.
Syah, Muhibbin. Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2010.
Tihajar. Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R
Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi. Jakarta:
Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta. 2013. tidak
dipublikasikan.
Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk. Metode SQ3R Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman.
http://jerman.upi.edu. 2013.
Warsiti, Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA Tentang
Tata Surya Dengan Menerapkam Metode SQ3R, jurnal pendidikan
http://jurnal.fkip.uns.ac.id.
79
Widya Arta Pujana, dkk. Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap
Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV,
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
PGSD Vol: 2 No: 1, 2014.
Y, Budinuryanta, dkk. Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka, cet. ke-2. 2008.
LAMPIRAN 5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SE;j0MESTER : V / Ganjil
PERTEMUAN KE- : 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI :
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi.
I. KOMPETENSI DASAR
3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per
menit.
II. INDIKATOR
3.2.1 Menjelaskan maksud gagasan utama.
3.2.2 Membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit.
3.2.3 Menentukkan gagasan utama.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat menjelaskan maksud gagasan utama.
Siswa dapat membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata per menit.
Siswa dapat menentukan gagasan utama.
IV. MATERI PEMBELAJARAN :
A. Materi Pokok : Membaca teks “Mengunjungi Pasar Malam”
B. Uraian Materi : a. Maksud gagasan utama
b. Membaca isi bacaan dengan cepat.
c. Menentukan gagasan utama
V. METODE PEMBELAJARAN : Tanya jawab, Ceramah, SQ3R (Survey. Question,
Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI. NILAI KARAKTER SISWA :
1. Aktif
2. Kreatif
3. Berani.
4. Disiplin
5. Rasa ingin tahu
6. Percaya Diri
7. Kerjasama
8. Tanggap
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
A. Pendahuluan (Waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa ketika memasuki ruang
kelas.
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum
memulai pembelajaran.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru bertanya kepada siswa dan menulis
di papan tulis mengenai tanggal, bulan
dan tahun sekarang untuk memfokuskan
siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi
melalui Ice Breaking.
Siswa menjawab salam.
Berdo’a.
Siswa menjawab.
Menjawab.
Melakukan instruksi
yang diberikan guru.
Berani.
Disiplin.
Aktif.
Percaya
diri.
Guru bertanya :
“Anak-anak, apakah kalian suka
membaca ?”
“Bacaan apa saja yang pernah kalian
baca?”
“mengapa kalian suka membaca bacaan
tersebut?”
Guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Menjawab pertanyaan
dan menyimak
penjelasan dari guru.
Mendengarkan
penjelasan guru.
B. Kegiatan Inti (Waktu 70 menit)
B.1 Eksplorasi (Waktu 40 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru memberikan penjelasan dan
bertanya jawab mengenai maksud
gagasan utama.
Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
siswa melalui metode SQ3R (survey,
Question, Read, Recite, Review), yaitu :
Guru menugaskan siswa untuk
membaca cepat bacaan. Guru
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru menugaskan siswa untuk
membuat beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan gagasan utama
yang ada dalam teks bacaan.
Guru mengarahkan siswa untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Mendengarkan,
bertanya jawab dan
mencatat.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa membaca cepat
bacaan.
Menyimak dan
membuat pertanyaan.
Siswa membaca teks
secara mendalam.
Kerjasama
Aktif.
Rasa ingin
tahu
Percaya
diri.
Guru memerintahkan siswa untuk
mencatat jawaban atas pertanyaan yang
telah dibuat yang berkaitan dengan
gagasan utama.
Mencatat jawaban.
B.2. Elaborasi (Waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil
latihan dengan kalimat sendiri.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menanggapi.
Guru memerintahkan siswa untuk
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
teks bacaan.
Membacakan hasil
latihan.
Memberikan
tanggapan.
Mengkaji ulang
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan
jawaban dari teks
bacaan.
Berani.
Aktif.
Percaya
diri.
Tanggap.
B.3. Konfirmasi (Waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru memberikan penguatan singkat
terkait materi yang telah dibahas.
Guru bersama siswa bertanya jawab
mengenai hal-hal yang belum dipahami
tentang gagasan utama.
Mendengarkan.
Bertanya.
Berani.
Aktif.
Percaya
diri.
C. Penutup (Waktu 40 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kesimpulan
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan dari semua materi yang
telah dipelajari.
Evaluasi
Guru memberikan post test kompetensi
hasil pembelajaran.
Refleksi
Guru dan siswa membahas jawaban
bersama-sama.
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalah, do’a dan salam.
Memberikan
kesimpulan.
Menjawab soal.
Membahas jawaban.
Mendengarkan.
Berdo’a.
Aktif.
Percaya
diri.
Disiplin.
VIII. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
A. Sumber Belajar
1. Buku paket penerbit Lin Dwi Eni Fadlih MI Kelas V (Lima).
2. Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas V.
B. Media Belajara :
1. Hand Out.
IX. PENILAIAN
Indikator Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/Soal
3.2.1. Menjelaskan maksud
gagasan utama.
3.2.2. Membaca isi bacaan
tentang “Mengunjungi
Pasar Malam” dengan
kecepatan 75 kata per
menit.
3.2.3. Menentukkan gagasan
utama pada teks bacaan
“Mengunjungi pasar
malam”.
Tes Tulis.
Tes Tulis.
Tes Tulis.
Essay.
Essay.
Essay.
1. Jelaskan apa yang
dimaksud gagasan
utama!
2. Kapan Dimas
sekeluarga liburan
ke desa Kakek?
3. Ke mana mereka
pergi berjalan-
jalan?
4. Kapan pasar
malam mulai
dibuka?
5. Berapa lama
mereka berada di
pasar malam?
6. Senangkah Dimas
pergi ke pasar
malam itu?
7. Tentukanlah
gagasan utama
pada teks bacaan
“Mengunjungi
pasar malam!”
Format Kriteria Penilaian
No. Butir-butir Soal Kunci Jawaban Skor
1. Menurutmu, apa yang dimaksud
dengan gagasan utama?
Gagasan utama merupakan ide
pokok paragraf yang terdapat di
dalam kalimat utama. Gagasan
utama adalah gagasan yang
menjadi dasar pengembangan
suatu teks bacaan.
2
2. Kapan Dimas sekeluarga liburan ke
desa Kakek?
Akhir tahun lalu 1
3. Ke mana mereka pergi berjalan-jalan? Ke Pasar malam di alun-alun 1
4. Kapan pasar malam mulai dibuka? Mulai dibuka hari Minggu, 27
Juni
1
5. Berapa lama mereka berada di pasar
malam?
Hampir 3 jam 2
6. Senangkah Dimas pergi ke pasar
malam itu?
Iya, senang sekali 1
7. Menurutmu, bacaan itu menceritakan
tentang apa? Nah, jawabanmu itu
merupakan gagasan utama.
Berlibur ke rumah kakek
mengelilingi pasar malam.
2
Jumlah Skor Maksimal 10
CATATAN :
*Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, ...................... 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(Sanijah, S.Pd.I) (Anis Finalisa)
LAMPIRAN
Uraian Materi
Sebelum membahas mengenai gagasan utama, terlebih dulu membahas kalimat utama.
Kalimat utama adalah sebuah kalimat yang diperjelas oleh kalimat-kalimat lain
dalam suatu paragraf. Dengan kata lain, kalimat utama adalah kalimat yang berisi gagasan
utama. Kalimat utama bisa terletak di awal paragraf, di akhir paragraf, di awal dan akhir
paragraf, atau di awal sampai akhir paragraf.
Setiap paragraf memiliki satu gagasan utama yang merupakan inti dari pemikiran dari
pokok pembahasan yang ada pada paragraf tersebut. Gagasan utama adalah gagasan yang
menjadi dasar pengembangan suatu teks bacaan. Gagasan utama merupakan ide pokok.
Fungsinya sebagai pokok, patokan atau dasar acuan suatu paragraf.
Selain gagasan utama, dalam paragraf terdapat gagasan penjelas. Gagasan penjelas
merupakan ide-ide tambahan yang berfungsi sebagai penjelas. kalimat penjelas adalah kalimat
yang berisi gagasan penjelas. Gagasan penjelas bisa berupa contoh-contoh, bukti-bukti, data-
data, fakta-fakta, penjabaran, detail, dan lain sebagainya yang digunakan untuk memperjelas
gagasan utama. Maka, gagasan utama paragraf dapat dikatakan sebagai gagasan yang terdapat di
dalam kalimat utama, yang diperjelas oleh gagasan penjelas, dan yang menjadi inti/pokok
pembahasan suatu paragraf. Kita dapat menemukan gagasan utama di awal paragraf, akhir
paragraph, atau di awal dan di akhir paragraf.
Contoh :
Rumah temanku sungguh mewah mengagumkan. Dinding-dinding rumah bagian dalam dihiasi
permata. Lantainya terbuat dari marmer. Pintu-pintu kamar terbuat dari emas. Meja kursi terbuat
dari bahan alumunium.
1. Gagasan utama paragraf di atas adalah rumah temanku sungguh mewah mengagumkan.
2. Gagasan penjelas paragraf di atas adalah Dinding-dinding rumah bagian dalam dihiasi
permata. Lantainya terbuat dari marmer. Pintu-pintu kamar terbuat dari emas. Meja kursi
terbuat dari bahan alumunium.
Bacalah bacaan di bawah ini !
Mengunjungi Pasar Malam
Dimas tidak akan pernah melupakan liburannya akhir tahun lalu bersama keluarga. Waktu
itu, ia berlibur ke desa kakeknya.
Pada suatu sore, Dimas, Wita, Pak Bani, Kakek, dan Nenek pergi berjalan-jalan. Mereka
berjalan ke Pasar Malam di alun-alun.
“Ketika masih kecil, Ayah sering diajak ke Pasar Malam oleh Kakek-Nenekmu. Pasar malam
itu menjadi sarana hiburan yang murah dan meriah,”kata Pak Bani sebelum memasuki arena
Pasar Malam.
Mereka telah sampai di depan pintu gerbang arena Pasar Malam. Dimas berdiri paling depan.
Ia menunjuk papan yang dipajang diatas pintu masuk. Papan itu papan pengumuman.
“Bagaimana cara masuk arenanya, yah?” Tanya Dimas.
“Berapa harga karcis masuknya, yah? Tanya Wita pula.
“Coba kamu baca dulu pengumuman itu. Kamu nanti pasti tahu!” jawab Ayah.
Dimas membaca pengumuman yang ditujukan kepada pengunjung Pasar Malam.
Setelah membeli karcis, mereka pun masuk. Di dalam, orang sudah penuh sesak.
Tampaknya, seluruh warga desa ada di sana.
“Mengapa ada tata tertib, yah?” Tanya Dimas.
“Ya, agar pengunjung teratur, tertib, dan tidak berdesak-desakan. Pengunjung akan merasa
aman dan nyaman menikmati pasar malam, “jelas Ayah lebih lanjut.
“Bagaimana jika ada yang melanggar?”
“Pelanggannya akan berurusan dengan petugas keamanan atau pihak berwajib, “jawab Ayah.
“Kapan Pasar Malam ini mulai dibuka, Bu? Tanya Wita.
“Mulai dibuka hari Minggu, 27 Juni. Berakhirnya hari Minggu, 11 Juli,”Jawab Ibu.
Di pasar malam, ada berbagai permainan anak-anak, seperti komidi putar, kereta gantung,
kereta putar, dan sebagainya. Ada juga hiburan pentas musik yang diselingi lawak.
Dimasa dan Wita naik komidi putar, keduanya senang sekali. Bahkan, dimas sampai
berkhayal. Ia membayangkan dirinya sebagai seorang satria penunggang kuda yang gagah
berani.
Hampir tiga jam mereka mengelilingi Pasar Malam. Dimas dan Wita sangat senang. Mereka
pulang naik angkutan umum bersama-sama warga desa.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SE;j0MESTER : V / Ganjil
PERTEMUAN KE- : II (Dua)
ALOKASI WAKTU : 3 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI :
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi.
I. KOMPETENSI DASAR
3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per
menit.
II. INDIKATOR
3.2.1. Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca.
3.2.2. Menentukkan gagasan utama pada suatu paragraf
3.2.3. Menjelaskan amanah yang ada dalam bacaan.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca.
Siswa dapat menentukan gagasan utama pada suatu paragraf.
Siswa dapat menjelaskan amanah yang ada dalam bacaan.
IV. MATERI PEMBELAJARAN :
A. Materi Pokok : Membaca bacaan “Kesehatan Lingkungan di-
Kampung Bajo”
B. Uraian Materi : a. Menjawaab pertanyaan
b. Gagasan utama pada suatu paragraf.
c. Amanah yang ada dalam bacaan.
V. METODE PEMBELAJARAN : Tanya jawab, Ceramah, SQ3R (Survey. Question,
Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI. NILAI KARAKTER SISWA :
1. Aktif dan kreatif.
2. Rasa ingin tahu.
3. Kreatif
4. Berani.
5. Disiplin
6. Percaya Diri
7. Kerjasama
8. Tanggap
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
A. Pendahuluan (Waktu 5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa ketika memasuki ruang
kelas.
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum
memulai pembelajaran.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru bertanya dan menulis di papan tulis
kepada siswa mengenai tanggal, bulan
dan tahun sekarang untuk memfokuskan
siswa.
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Siswa menjawab salam.
Berdo’a.
Siswa menjawab.
Menjawab.
Menjawab pertanyaan .
Mendengarkan
penjelasan guru.
Berani.
Disiplin.
Aktif.
Percaya
diri.
B. Kegiatan Inti (Waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (Waktu 25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan dan bertanya jawab
mengenai lingkungan.
Guru membagikan teks bacaan
mengenai “lingkungan”.
Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
siswa melalui metode SQ3R (survey,
Question, Read, Recite, Review), yaitu :
Guru menugaskan siswa untuk
membaca cepat bacaan. Guru
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru menugaskan siswa untuk
membuat beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan gagasan utama
yang ada dalam teks bacaan.
Guru mengarahkan siswa untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Guru memerintahkan siswa untuk
mencatat jawaban atas pertanyaan yang
telah dibuat yang berkaitan dengan
gagasan utama.
Mendengarkan,
bertanya jawab dan
mencatat.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Membaca cepat bacaan.
Membuat pertanyaan.
Siswa membaca teks
secara mendalam.
Mencatat jawaban.
Kerjasama
Aktif.
Rasa ingin
tahu
Percaya
diri.
B.2. Elaborasi (Waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil
latihan dengan kalimat sendiri.
Kemudian, guru meminta siswa untuk
menempelkan kartu yang berisikan
kalimat gagasan utama dan gagasan
penjelas.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menanggapi.
Guru memerintahkan siswa untuk
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
teks bacaan.
Membacakan hasil
latihan.
Siswa memilih dan
menempelkan kartu.
Memberikan
tanggapan.
mengkaji ulang
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan
jawaban dari teks
bacaan.
Berani.
Aktif.
Percaya
diri.
Tanggap.
B.3. Konfirmasi (Waktu 5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru memberikan penguatan singkat
terkait materi yang telah dibahas.
Guru bersama siswa bertanya jawab
mengenai hal-hal yang belum dipahami
tentang gagasan utama dan lingkungan.
Mendengarkan.
Bertanya.
Berani.
Aktif.
Percaya
diri.
C. Penutup (Waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kesimpulan
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan mengenai semua materi
yang telah dipelajari.
Evaluasi
Guru memberikan post test kompetensi
hasil pembelajaran.
Refleksi
Guru dan siswa membahas jawaban
bersama-sama.
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalah, do’a dan salam.
Memberikan
kesimpulan.
Menjawab soal.
Membahas jawaban.
Mendengarkan.
Berdo’a.
Aktif.
Percaya
diri.
Disiplin.
VIII. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
A. Sumber Belajar
Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas V.
H. Suyatno dkk, Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V.
B. Media belajar
Gambus, paku mading dan kartu yang terbuat dari kertas karton.
IX. PENILAIAN
Indikator Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/Soal
2.2.1. Menjawab
pertanyaan
sesuai dengan
isi teks yang
dibaca.
Tes
Tulis.
Pilihan
Ganda.
1. Berdasarkan bacaan di atas,
salah satu masalah, pemerintah
kita adalah …..
a. Rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat
b. Kemikinan warga
masyarakat Bajo
c. Pendidikan anak-anak
Bajo
d. Teknologi tepat guna bagi
warga Bajo
2. Pernyataan berikut ini yang
benar adalah…..
a. Kampong Bajo memiliki
taraf kesehatan lingkungan
yang rendah.
b. Seluruh kampung di
Kecamatan Kaledupa tidak
sehat.
c. Kecamatan Kaledupa
berada di Daerah
pegunungan.
d. Mata pencarian penduduk
Bajo adalah mengelolah
2.2.2. Menentukkan
gagasan utama
pada teks
bacaan yang
Tes
Tulis.
Essay.
hutan.
3. Oleh karena kesulitan air
bersih, masyarakat bajo banyak
yang ….
a. Meminum air laut
b. Memasak dengan air laut.
c. Mandi dengan air laut.
d. Mengairi ladangnya dengan
air laut.
4. Salah satu kebiasaan warga
Bajo yang memperhatinkan
adalah ….
a. Hanya hidup dari laut.
b. Membuang sampah
sembarangan ke laut.
c. Merusak tanaman bakau.
d. Sehari-harinya hanya
makan berlauk ikan laut.
5. Selain dari hasil laut,
masyarakat Bajo mendapatkan
hasil dari ……
a. Bertenak unggas
b. Berladang
c. Kunjungan wisatawan
d. Bantuan dari para
pengusaha
6. Salah satu masalah pemerintah
kita adalah rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal itu
dapat ditemukan, misalnya, di
Kampung Bajo, Kecamatan
dibaca.
2.2.3. Menjelaskan
amanah yang ada
dalam bacaan
“Kesehatan
Lingkungan di
Kampung Bajo”.
Tes
Tulis.
Essay.
Kaledupa, kabupaten Buton,
Sulewesi Tenggara. Air tidak
tersedia dengan layak. Kondisi
rumah masih jauh dari standar
kesehatan. Sanitasi tidak
mendukung. Semua itu menjadi
indikasi rendahnya tingkat
kesehatan lingkungan atau
masyarakat Kampung Bajo.
Tentukanlah kalimat utama dan
gagasan utama pada paragraf di
atas !
7. Pencemaran yang disebabkan
ulah manusia membuat alam
tidak mampu kembali ke
kondisi semula. Alam menjadi
kehilangan kemampuan untuk
memurnikan pencemaran yang
terjadi. Plastik, DDT, detergen,
dan sebagainya semakin
memperparah pengruskan
alam.
Tentukanlah kalimat utama dan
gagasan utama pada paragraf di
atas!
8. Jelaskanlah amanah yang ada
dalam bacaan “Kesehatan
Lingkungan di Kampung
Bajo”.!
Format Kriteria Penilaian
No. Butir-butir Soal Kunci Jawaban Skor
1. Berdasarkan bacaan di atas, salah satu masalah,
pemerintah kita adalah …..
a. Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
b. Kemikinan warga masyarakat Bajo
c. Pendidikan anak-anak Bajo
d. Teknologi tepat guna bagi warga Bajo
A 1
2. Pernyataan berikut ini yang benar adalah…..
a. Kampong Bajo memiliki taraf kesehatan
lingkungan yang rendah.
b. Seluruh kampung di Kecamatan Kaledupa
tidak sehat.
c. Kecamatan Kaledupa berada di Daerah
pegunungan.
d. Mata pencarian penduduk Bajo adalah
mengelolah hutan.
A 1
3. Oleh karena kesulitan air bersih, masyarakat bajo
banyak yang ….
a. Meminum air laut
b. Memasak dengan air laut.
c. Mandi dengan air laut.
d. Mengairi ladangnya dengan air laut.
C 1
4. Salah satu kebiasaan warga Bajo yang
memperhatinkan adalah ….
a. Hanya hidup dari laut.
B 1
b. Membuang sampah sembarangan ke laut.
c. Merusak tanaman bakau.
d. Sehari-harinya hanya makan berlauk ikan
laut.
5. Selain dari hasil laut, masyarakat Bajo
mendapatkan hasil dari ……
a. Bertenak unggas
b. Berladang
c. Kunjungan wisatawan
d. Bantuan dari para pengusaha
C 1
6. Salah satu masalah pemerintah kita adalah
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal itu
dapat ditemukan, misalnya, di Kampung Bajo,
Kecamatan Kaledupa, kabupaten Buton, Sulewesi
Tenggara. Air tidak tersedia dengan layak.
Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan.
Sanitasi tidak mendukung. Semua itu menjadi
indikasi rendahnya tingkat kesehatan lingkungan
atau masyarakat Kampung Bajo.
Tentukanlah kalimat utama dan gagasan
utama pada paragraf di atas !
Kalimat utamanya
adalah “salah satu
masalah pemerintah
kita adalah
rendahnya tingkat
kesehatan
masyarakat”.
Gagasan utamaya
adalah rendahnya
kesehatan
masyarakat.
2
7. Pencemaran yang disebabkan ulah manusia
membuat alam tidak mampu kembali ke kondisi
semula. Alam menjadi kehilangan kemampuan
untuk memurnikan pencemaran yang terjadi.
Plastik, DDT, detergen, dan sebagainya semakin
Kalimat utamanya
adalah
“Pencemaran yang
disebabkan ulah
manusia membuat
2
memperparah pengruskan alam.
Tentukanlah kalimat utama dan gagasan utama
pada paragraf di atas!
alam tidak mampu
kembali ke kondisi
semula”.
Gagasan utamanya
adalah “alam tidak
mampu kembali ke
kondisi semula.”
7. Jelaskanlah amanah yang ada dalam bacaan
“Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo”.!
Menjaga dan
meningkatkan
kesehatan
lingkungan.
1
Jumlah Skor Maksimal 10
CATATAN :
*Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, ...................... 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(Sanijah, S.Pd.I) ( Anis Finalisa )
LAMPIRAN
Kesehatan Lingkungan di Kampung Bajo
Salah satu masalah pemerintah kita adalah rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Contohnya, di Kampung Bajo, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Air
tidak tersedia dengan layak. Kondisi rumah masih jauh dari standar kesehatan lingkungan atau
masyarakat Kampung Bajo.
Kampung Bajo merupakan salah satu objek kunjungan wisatawan. Jalan-jalan kayu
yang kini terbentang membelah tengah desa adalah salah satu hasil dari banyaknya kunjungan
turis. Ini berarti, kampung tersebut memiliki daya tarik tersendiri.
Namun, kita akan merasa sedih jika kita masuk ke sisi-sisi terdalam di kampung ini.
Terutama jika kita keluar dari garis jalan kayu, menyusup ke celah-celah antargubuk di sana.
Atau kita ikut mengendarai sampan, mengelilingi sisi luar kampung. Kita akan melihat
pemandangan yang tentu saja mengharukan. Bagaimana tidak, kita mesti menyaksikan jamban-
jamban pembuangan yang hasil buangannya jatuh begitu saja ke laut.
Hal itu baru satu permasalahan. Masalah air bersih juga menjadi satu hal penting di
sini. Untuk mencukupi persediaan air, orang Bajo harus membawa air dengan jeriken-jeriken.
Mereka juga harus menghemat air karena di sana memang sangat sulit mendapatkan air bersih.
Untuk mandi saja, mereka menggunakan air laut.
Satu hal yang cukup memiriskan adalah kebiasaan orang Bajo membuang sampah di
laut. Mereka berpikir bahwa laut itu sedemikian luasnya. Jadi, kalau membuang sedikit sampah
di sana, tidak akan berpengaruh sama sekali.
Dapat dibayangkan jika penduduk Bajo yang sekarang sekitar 1.500 orang itu setiap
hari membuang satu kilogram sampah. Berarti hampir setiap hari, laut di sana menampung 1,5
ton sampah organik dan anorganik.
Kebiasaan ini sudah berjalan turun-temurun di kalangan para nelayan. Menurut
mereka, laut tidak akan tercemar jika mereka membuang sampah di sana. Tidak ada yang dapat
disalahkan memang. Orang-orang Bajo hanyalah para pelaku yang tidak mengerti. Pemerintah
yang seharusnya lebih banyak campur tangan mengenai masalah ini. Hal itu karena pemerintah
memiliki tanggung jawab terhadap warganya.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : V / Ganjil
PERTEMUAN KE- : III (Tiga)
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI :
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi.
I. KOMPETENSI DASAR
3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per
menit.
II. INDIKATOR
3.2.7. Menentukan tema isi bacaan.
3.2.8. Menentukan maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa mampu menentukan tema isi bacaan.
Siswa mampu menentukan maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.
IV. MATERI PEMBELAJARAN :
A. Materi Pokok : Membaca Teks “Menanam Kangkung”
B. Uraian Materi : a. Menentukan tema
b. Menentukan maksud kalimat atau kata.
V. METODE PEMBELAJARAN : Tanya jawab, Ceramah, SQ3R (Survey. Question,
Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI. NILAI KARAKTER SISWA :
1. Aktif
2. Rasa ingin tahu.
3. Kreatif
4. Berani.
5. Disiplin
6. Percaya Diri
7. Kerjasama
8. Tanggap
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
A. Pendahuluan (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa ketika memasuki ruang
kelas.
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum
memulai pembelajaran.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru bertanya dan menulis di papan tulis
kepada siswa mengenai tanggal, bulan
dan tahun sekarang untuk memfokuskan
siswa.
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Siswa menjawab salam.
Berdo’a.
Siswa menjawab.
Menjawab.
Menjawab pertanyaan
dan menyimak
penjelasan dari guru.
Mendengarkan
penjelasan guru.
Berani.
Disiplin.
Aktif.
Percaya
diri.
B. Kegiatan Inti (Waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (Waktu 30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru menjelaskan dan bertanya jawab
mengenai tema dan maksud suatu
kalimat atau kata dalam teks.
Guru bertanya jawab mengenai
tanaman dengan menggunakan media
gambar.
Guru membagikan teks bacaan
mengenai “tanaman”.
Guru memberikan contoh menentukan
tema.
Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan oleh
siswa melalui metode SQ3R (survey,
Question, Read, Recite, Review), yaitu :
Guru menugaskan siswa untuk
membaca cepat bacaan. Disini guru
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru menugaskan siswa membuat
beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan tema dalam teks bacaan.
Guru mengarahkan siswa untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Guru memerintahkan siswa untuk
mencatat jawaban atas pertanyaan yang
telah dibuat yang berkaitan dengan
tema dalam teks bacaan.
Mendengarkan,
bertanya jawab.
Mendengarkan dan
bertanya jawab.
Menyimak, bertanya
jawab, dan mencatat.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Membaca teks dengan
cepat.
Membuat pertanyaan.
Siswa membaca teks
secara mendalam.
Mencatat jawaban.
Kerjasama
Aktif.
Rasa ingin
tahu
Percaya
diri.
B.2. Elaborasi (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil
latihan dengan kalimat sendiri.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menanggapi.
Guru memerintahkan siswa untuk
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
teks bacaan.
Membacakan hasil
latihan.
Memberikan
tanggapan.
Mengkaji ulang
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan
jawaban dari teks
bacaan.
Berani.
Aktif.
Percaya
diri.
Tanggap.
B.3. Konfirmasi (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Guru memberikan penguatan singkat
terkait materi yang telah dibahas.
Guru bersama siswa bertanya jawab
mengenai hal-hal yang belum dipahami
tentang gagasan utama dan lingkungan.
Mendengarkan.
Bertanya.
Berani.
Aktif.
Percaya
diri.
C. Penutup (Waktu 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
Kesimpulan
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan mengenai semua materi
yang telah dipelajari.
Evaluasi
Guru memberikan post test kompetensi
hasil pembelajaran.
Refleksi
Guru dan siswa membahas jawaban
bersama-sama.
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalah, do’a dan salam.
Memberikan
kesimpulan.
Menjawab soal.
Membahas jawaban.
Mendengarkan.
Berdo’a.
Aktif.
Percaya
diri.
Disiplin.
VIII. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
A. Sumber Belajar
Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas V.
H. Suyatno dkk, Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI Kelas V.
B. Media Belajar :
Hand out.
Gambar tanaman kangkung.
IX. PENILAIAN
Indikator Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/Soal
3.2.7.Menentukan tema
isi bacaan.
3.2.8.Menentukan
maksud kalimat
atau kata pada
teks bacaan.
Tes Tulis.
Tes Tulis
Essay.
Esssay.
1. Tentukan tema dari teks bacaan
yang sudah dibaca?
2. Apa yang dimaksud dengan
hidroponik?
3. Apa yang dimaksud dengan
ziolit?
4. Zat apa yang terkandung dalam
kangkung?
5. Jenis kangkung apa yang dapat
ditanam dengan cara
hidroponik?
6. Kapan kangkung dapat
dipanen?
7. Apa kegunaan kangkung bagi
manusia?
8. Mengapa tanaman harus
dipupuk?
9. Bagaimana cara menanam
kangkung secara hidroponik?
10. Mengapa menanam kangkung
secara hidroponik itu mudah?
Format Kriteria Penilaian
Butir-butir Soal Kunci Jawaban Skor
1. Tentukan tema dari teks bacaan yang
sudah dibaca?
Cara mudah menanam kangkung. 1
2. Apa yang dimaksud dengan
hidroponik?
Hidroponik yaitu menanam tanpa
tanah.
1
3. Apa yang dimaksud dengan zeolit? Zeolit adalah bahan seperti batuan
kecil yang dapat menyerap air.
1
4. Zat apa yang terkandung dalam
kangkung?
Zat besi. 1
5. Jenis kangkung apa yang dapat ditanam
dengan cara hidroponik?
Kangkung darat. 1
6. Kapan kangkung dapat dipanen? Setelah berumur 25-30 hari. 1
7. Apa kegunaan kangkung bagi
manusia?
Berguna untuk menambah darah. 1
8. Mengapa tanaman kangkung harus
dipupuk?
Supaya bertumbuh subur/supaya
tanamannya menjadi bagus dan
1
berkualitas.
9. Bagaimana cara menanam kangkung
secara hidroponik?
Lubangi dasar bak plastik,
letakkan plastik strimin di dasar
bak platik yang telah dilubangi.
Zeolit dimasukkan ke dalam bak
dan disiram air. Kemudian
ditanam ke dalam bak dengan
jarak 5 x 7 cm. dua atau tiga benih
ditanam dalam satu lubang tanam,
kemudian ditutup dengan zeolit.
1
10. Mengapa menanam kangkung secara
hidroponik itu mudah?
Karena menanamnya tidak
membutuhkan media
tanah/menanamnya tanpa tanah.
1
Jumlah Skor Maksimal 10
CATATAN :
*Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
( Sanijah, S.Pd.I) ( Anis Finalisa )
Menanam Kangkung
Apakah kamu suka makan sayur? Sayur banyak sekali manfaatnya bagi tubuh kita.
Kangkung, misalnya, mengandung zat besi yang berguna untuk menambah darah.
Pada umumnya, orang menanam kangkung di sawah sehingga memerlukan lahan yang
cukup luas. Akan tetapi, ada cara mudah untuk menanam kangkung, yaitu dengan cara
hidroponik (menanam tanpa tanah).
Kangkung yang dapat ditanam dengan cara hidroponik adalah kangkung darat. Kangkung
jenis ini berkembangbiak dengan biji. Kangkung tersebut ditanam di atas zeolit. Zeolit adalah
bahan seperti batuan kecil yang dapat menyerap air.
Zeolit ditaruh di bak plastik berbentuk persegi panjang dengan ukuran kira-kira 35 x 30 cm.
jika tidak ada bak plastik, dapat diganti dengan playbag atau ember plastik. Untuk
kelengkapannya, dapat ditambahkan plastik strimin sebagai alas dengan ukuran 25 x 30 cm.
benih kangkung dapat diperoleh di toko-toko yang menjual sarana produksi pertanian. Setiap
kantong palstik biasanya berbobot kurang lebih 100-200 gram. Sebelum ditanam, benih harus
direndam dahulu dalam air hangat kira-kira satu jam.
Cara menanamnya sangat mudah. Pertama, lubangi dasar bak plastik. Tujuannya, agar aliran
air dan udara dapat berjalan lancer. Kemudian, letakkan plastik strimin di dasar bak plastik yang
telah dilubangi. Gunanya untuk menahan zeolit agar tidak keluar melalui lubang-lubang dasar
bak. Selanjutnya, zeolit dimasukkan ke dalam bak, kemudian disiram air. Benih yang telah
direndam itu, selanjutnya ditanam ke dalam bak dengan jarak 5 x 7 cm. dua atau tiga benih
ditanam dalam satu lubang tanam, kemudian, ditutup dengan zeolit.
Pemeliharaan dimulai sejak benih ditanam. Setiap hari, benih disiram dengan air hingga
tunasnya kelihatan. Pemupukan jug perlu. Caranya, larutkan 1 gram urea dalam satu liter air.
Penyiraman harus hati-hati. Jangan sampai mengenai daun karena dapat terbakar atau mati.
Kegiatan ini dilakukan dua kali sekali.
Setelah berumur 25-30 hari, kangkung sudah dapat dipanen. Cara memanennya tidak
dicabut, tetapi cukup dipetik. Dengan cara ini, kangkung akan bertunas dan bercabang sehingga
dapat dipanen berkali-kali.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : MI Unwaanunnajah
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : V / Ganjil
PERTEMUAN KE- : IV (Empat)
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 menit
STANDAR KOMPETENSI :
3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan
membaca puisi.
I. KOMPETENSI DASAR
3.2. Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per
menit.
II. INDIKATOR
3.2.9. Menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca
3.2.10. Mencatat hal-hal yang penting dari teks bacaan.
III. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa mampu menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca.
Siswa mampu mencatat hal-hal yang penting dari teks bacaan.
IV. MATERI PEMBELAJARAN :
A. Materi Pokok : Membaca teks “Sensus Penduduk”
B. Uraian Materi : a. Menyimpulkan isi bacaan.
b. Mencatat hal-hal penting.
V. METODE PEMBELAJARAN :Ceramah, SQ3R (Survey. Question,
Read, Recite, Review), dan penugasan.
VI. NILAI KARAKTER SISWA :
1. Aktif
2. Kreatif
3. Berani.
4. Disiplin
5. Rasa ingin tahu
6. Percaya Diri
7. Kerjasama
8. Tanggap
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :
A. Pendahuluan (Waktu 5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai karakter
Guru mengucapkan salam dengan ramah
kepada siswa ketika memasuki ruang
kelas.
Guru mengajak siswa berdo’a sebelum
memulai pembelajaran.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru bertanya kepada siswa dan menulis
di papan tulis mengenai tanggal, bulan
dan tahun sekarang untuk memfokuskan
siswa.
Guru melakukan kegiatan motivasi
melalui Ice Breaking.
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan indikator
pencapaian kompetensi yang diharapkan.
Siswa menjawab salam.
Berdo’a.
Siswa menjawab.
Menjawab.
Mengikuti intruksi guru.
Menjawab pertanyaan
Menyimak penjelasan
dari guru.
Berani.
Disiplin.
Aktif.
Percaya
diri.
B. Kegiatan Inti (Waktu 50 menit)
B.1 Eksplorasi (Waktu 25 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya jawab kepada siswa
mengenai Sensus Penduduk.
Guru membagikan teks bacaan
mengenai sensus penduduk.
Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan
siswa melalui metode SQ3R (survey,
Question, Read, Recite, Review), yaitu:
Guru menugaskan siswa untuk
membaca cepat bacaan. Disini guru
memberikan waktu selama 3 menit.
Guru menugaskan siswa untuk
membuat beberapa pertanyaan yang
berhubungan dengan hal-hal penting
yang terdapat pada teks bacaan.
Guru mengarahkan siswa untuk
membaca secara intensif teks bacaan.
Guru memerintahkan siswa untuk
mencatat jawaban atas pertanyaan yang
telah dibuat yang berkaitan dengan hal-
hal penting yang terdapat pada teks
bacaan.
Mendengarkan,
bertanya jawab dan
mencatat.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
Siswa membaca cepat
bacaan.
Menyimak dan
membuat pertanyaan.
Siswa membaca teks
secara mendalam.
Mencatat jawaban.
Kerjasama
Aktif.
Rasa ingin
tahu
Percaya diri.
B.2. Elaborasi (Waktu 20 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru meminta siswa membacakan hasil Membacakan hasil Berani.
latihan dengan kalimat sendiri.
Guru memberikan kesempatan kepada
siswa lain untuk menanggapi.
Guru memerintahkan siswa untuk
mengkaji ulang kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari
teks bacaan.
latihan.
Memberikan
tanggapan.
mengkaji ulang
kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan
jawaban dari teks
bacaan.
Aktif.
Percaya diri.
Tanggap.
B.3. Konfirmasi (Waktu 5 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru memberikan penguatan singkat
terkait materi yang telah dibahas.
Guru bersama siswa bertanya jawab
mengenai hal-hal yang belum dipahami
tentang materi yang telah dibahas.
Mendengarkan.
Bertanya.
Berani.
Aktif.
Percaya diri.
C. Penutup (Waktu 15 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Kesimpulan
Guru bersama siswa memberikan
kesimpulan dari semua materi yang
telah dipelajari.
Evaluasi
Guru memberikan evaluasi
pembelajaran.
Refleksi
Guru dan siswa membahas jawaban
Memberikan
kesimpulan.
Menjawab soal.
Membahas jawaban.
Aktif.
Percaya diri.
Disiplin.
bersama-sama.
Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Mengakhiri pembelajaran dengan
membaca hamdalah, do’a dan salam.
Mendengarkan.
Berdo’a.
VIII. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR
A. Sumber Belajar
1. Buku paket penerbit Lin Dwi Eni Fadlih MI Kelas V (Lima).
2. Buku paket penerbit Erlangga Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar
Kelas V.
B. Media Belajar
1. Hand Out.
IX. PENILAIAN
Indikator Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Instrumen/Soal
3.2.9. Menyimpulkan isi bacaan
yang telah dibaca.
3.2.10. Mencatat hal-hal yang
penting dari teks bacaan.
Tes Tulis.
Tes Tulis.
Essay.
Essay.
1. Berikanlah
kesimpulan isi
bacaan yang telah
dibaca!
2. Catatlah hal-hal
yang penting dari
teks bacaan yang
sudah dibaca!
Format Kriteria Penilaian
No. Butir-butir Soal Kunci Jawaban Skor
1. Berikanlah kesimpulan isi bacaan
yang telah dibaca!
Dibutuhkan pencatatan secara
berkala (periode)/ waktu tertentu
untuk mengetahui perkembangan
kependudukan (jumlah.
Penghasilan dan biodata keluarga)
disuatu wilayah.
5
2. Catatlah hal-hal yang penting dari teks
bacaan yang sudah dibaca!
- Pemerintah melakukan cacah
jiwa (sensus penduduk) setiap
lima tahun sekali.
- Petugas sunsus mencatat data
informasi lengkap tentang
jumlah anggota keluarga, dan
biodata tiap anggota keluarga.
5
Jumlah Skor Maksimal 10
CATATAN : *Jumlah Skor = Jumlah Skor Maks x 10
Tangsel, ...................... 2014
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
( Sanijah, S.Pd.I ) ( Anis Finlisa )
Bacalah bacaan di bawah ini !
Sensus Penduduk
Pemerintah melakukan cacah jiwa (sensus penduduk) setiap lima tahun sekali. Sensus
penduduk dilakukan untuk mengetahui keadaan penduduk suatu Negara.
Sensus penduduk dilakukan oleh petugas khusus. Petugas itu mendatangi rumah satu per
satu. Ia mencatat data tentang keadaan penghuni rumah. Petugas ingin mendapatkan informasi
yang lengkap tentang berapa jumlah anggota keluarga dalam satu rumah, siapa kepala
keluarganya, serta siapa nama suami-istri dan anak-anaknya. Mereka juga mencatat jenis
kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan.
Dengan adanya sensus penduduk, dapat diketahui berapa jumlah penduduk laki-laki dan
perempuan, jumlah anak usia balita, usia sekolah, usia pekerja, dan usia lanjut. Disamping itu,
juga untuk mengetahui jenis pendidikan dan jenis pekerjaan penduduk secara nasional. Misalnya,
berapa persen yang bersekolah SD,SMP,SMA, dan perguruan tinggi. Berapa persen yang bekerja
sebagai pengawai negeri, pegawai swasta, wiraswasta, petani, pedagang, nelayan, atau
pengangguran.
NAMA :
KELAS :
I. Berilah Tanda Silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling
tepat!
Teks bacaan ini untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 4,
Hutan Hujan
Hutan hujan merupakan hutan yang lebat. Ciri utamanya adalah pepohonan yang
tumbuh pada hutan tersebut sangat rapat. Akibatnya dedaunan pada bagian atas pohon
saling bersentuhan. Hal ini menyebabkan dasar hutan seperti terlindung oleh tudung
pepohonan yang disebut konopi hutan.
Suasana hutan menjadi gelap karena cahaya matahari terhalang oleh kanopi hutan.
Curah hujan yang diterima hutan jenis ini memang banyak sehingga disebut hutan hujan.
Hutan ini juga merupakan tempat tinggal penduduk asli. Mereka mendapat makanan,
pakaian, obat-obatan, dan rumah dari hutan tersebut.
Selain itu, kawasan hutan ini tempat yang paling kaya dengan flora dan fauna. Para
ilmuwan memperkirakan ada sekitar 5-10 juta spesies. Jumlah yang paling banyak adalah
serangga. Mereka ada yang hidup di bagian dasar hutan, ada juga yang bersarang di
pepohonan.
1. Apa ciri hutan hujan tersebut?
a. Pepohonan yang tumbuh di hutan hujan sangat rapat.
b. Hutan hujan tidak lebat sehingga kurang rimbun.
c. Suasana hutan hujan sangat terang oleh cahaya matahari.
d. Dedaunan pada hutan hujan tidak bersentuhan.
2. Bagaimana suasana pada hutan hujan?
a. Cukup terang
b. Sangat sepi
c. Menjadi gelap
d. Cukup cahaya
3. Di manakah serangga itu hidup?
a. Di bagian dasar hutan dan di pepohonan.
b. Di dedaunan dan pepohonan.
NILAI PARAF
c. Di bagian dasar hutan dan di dedaunan.
d. Di pepohonan dan di dasar pepohonan.
4. Mengapa tempat itu disebut hutan hujan?
a. Karena cahaya matahari terhadang oleh kanopi hutan yang terlindung.
b. Karena kawasan hutan hujan merupakan tempat yang kaya flora dan fauna.
c. Karena hujan sehingga pepohonan yang tumbuh menjadi rapat.
d. Karena curah hujan yang diterima pada jenis hutan ini banyak.
“Pak, biarlah saya yang pergi ke puncak gunung itu “. Kata si Bungsu, “Saya akan
mengambil bata api ajaib itu untuk kesembuhan Ibu.”
“Apakah kamu tidak takut dimangsa ular gaib itu?” Tanya si Sulung kepada adiknya.
“Tidak, Aku percaya bisa mendapatkan bara api ajaib itu, “Kata Si Bungsu mantap.
(Dikutip dari “Kisah Si Bungsu dan Ular n’Daung dalam kumpulan cerita rakyat, dengan
pengubahan).
5. Kutipan diatas menceritakan tentang …..
a. Si Bungsu
b. Si Bungsu dan Si Sulung
c. Si Bungsu yang pemberani
d. Si Bungsu dan Ular n’Daung
6. Gagasan pokok sebuah bacaan terdapat pada setiap ……
a. Kalimat c. halaman
b. Paragraf d. lembar
Memasuki musim hujan, demam berdarah bengue (DBD) kembali menjadi momok
menakutkan bagi masyarakat. Lebih-lebih bila kondisi cuaca berubah-ubah, sehari hujan,
besoknya panas menyengat, dan kemudian hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut
sangat potensial untuk berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti, sang vektor penyebar
DBD.
7. Gagasan utama pada paragraf di atas adalah ….
a. Memasuki musim hujan
b. Aedes Aegypti vector penyebar DBD
c. Cuaca berubah-ubah
d. Demam berdarah dengue adalah penyakit yang menakutkan masyarakat.
Kegemaran itu bermacam-macam, bahkan sering ada yang aneh. Ada orang yang
hobinya mendaki gunung, mencari kerang di laut, menonton film, bermain catur, dan lain-
lain. Toni mempunyai kegemaran mendaki gunung. Setiap akhir bulan, dia dan teman-
temannya selalu mendaki gunung merapi. Minggu kemarin, dia telah mendaki Gunung
merapi, dia merencanakan pergi ke Gunung Slamet bersama teman-temannya.
8. Gagasan utama paragraf di atas adalah ….
a. Kegemaran itu bermacam-macam
b. Toni mempunyai kegemaran mendaki gunung
c. Toni mendaki gunung merapi
d. Toni merencanakan pergi ke Gunung Slamet.
SD Mekar Sari memiliki ekstrakurikuler dokter kecil. Anak-anak senang dengan
kegiatan ini. Bagi mereka kegiatan ini berguna untuk menolong orang lain. Kegiatan ini
dimulai pukul 15.00 setiap hari Kamis.
9. Kalimat utama paragraf di atas adalah ....
a. SD Mekar Sari memiliki ekstrakurikuler dokter kecil.
b. Anak-anak senang dengan kegiatan ini.
c. Bagi mereka kegiatan ini berguna untuk menolong orang lain.
d. Kegiatan ini dimulai pukul 15.00 setiap hari Kamis.
Upaya pencegahan wabah DBD harus terus dilakukan secara berkesinambungan,
baik oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah. Masa-masa rawan yaitu pascamusim
hujan perlu diwaspadai. Caranya dengan meningkatkan kebersihan lingkungan. Genangan
air yang menjadi habitat pembiakan nyamuk harus dimusnahkan. Tempat-tempat air
ditutup rapat-rapat. Gunakan kelambu saat tidur atau obat oles untuk mengusir serangan
nyamuk. Ingat juga 3 M, yakni menguras, menutup, dan mengubur.
10. Pokok pikiran bacaan di atas adalah…
a. Pencegahan demam berdarah dengue (DBD)
b. Pencegahan DBD harus dilakukan oleh rakyat sendirian
c. Masa-masa rawan penyebaran DBD
d. Peningkatan kebersihan lingkungan.
“…. Kita tidak boleh menghina barang milik orang lain, sekalipun barang tersebut di
mata kita kuno dan jelek. Sebab, yang perlu diingat, orang memiliki sesuatu pasti ada
alasannya……”
11. Amanat dalam kutipan cerpen di atas adalah . . .
a. Kita harus menghargai barang milik orang lain
b. Barang orang lain yang kuno dan jelek bukan masalah bagi kita
c. Banyak hal yang perlu kita ingat
d. Setiap orang memliki alasan yang berbeda.
Manfaat sungai dalam pertanian, yang tidak kalah penting, yakni sebagai sumber
irigasi atau pengairan. Kawasan-kawasan pertanian yang subur mendapatkan pengairan
dari sungai. Belakangan ini, manusia membendung sungai sebagai sumber irigasi dan
pembangkit tenaga listrik. Pembuatan bendungan-bendungan itu sangat bermanfaat.
12. Apa kegunaan sungai bagi kehidupan pertanian?
a. Sumber-sumber pengairan
b. Digunakan dalam kegiatan perikanan
c. Tempat hidup flora dan fauna air
d. Sebagai pembangkit tenaga listrik
13. Bagaimana usaha manusia mendapatkan sumber irigasi?
a. Membangun bendungan
b. Mengalirkan air ke sungai
c. Membuat sungai
d. Membendung sungai
Mbah sarminah (70) secara cekatan mengambil tanah liat dengan kedua tangannya.
Tanah liat tersebut kemudian di letakkan di tatakan bundar yang terletak di ujung telapak
kakinya. Sesaat kemudian, kedua telapak kaki yang menyangga tatakan tersebut bergerak
dengan cepat. Tatakan bundar itupun turut berputar searah jarum jam. Begitulah Mbah
Sarminah bekerja setiap hari membuat gerabah.
14. Bacaan di atas berisi tentang . . .
a. Kegiatan Mbah Sarminah dalam membuat gerabah.
b. Gerabah dan tanah liat.
c. Cara membuat gerabah.
d. Kelincahan Mbah Sarminah.
Tidak kurang dari 70% warga desa itu hidup sebagai petani. Mereka menanami
sawahnya dengan tanaman padi, terutama pada musim penghujan. Pada musin kemarau,
hanya sebagian kecil yang menanam padi. Sebagian besar dari mereka menanam palawija.
Hal ini disebabkan sawah di desa itu termasuk sawah di desa itu termasuk sawah tadah
hujan.
15. Kalimat utama paragraf di atas adalah. . .
a. Tidak kurang dari 70% warga desa itu hidup sebagai petani.
b. mereka menanami sawahnya dengan tanaman padi.
c. pada musim kemarau, hanya sebagian yang menanam padi.
d. sebagian besar dari mereka menanam palawija.
Ibu memang suka makan yang pedas-pedas. Makan sayur, bakso, mie ayam, nasi
goreng semuanya harus pedas. Jika tidak pedas, katanya makanan itu terasa hambar.
Akibat makan yang pedas-pedas itu, ibu sering sakit perut.
16. Persoalan yang terdapat pada cerita di atas adalah ..
a. Ibu suka makanan yang pedas-pedas
b. Akibat gemar makan-makanan yang pedas-pedas
c. Nikmatnya makan makanan yang pedas.
d. Ibu sering sakit perut.
17. Lingkungan sehat menjadikan orang betah tinggal di tempat itu.
Lingkungan sehat berarti ….
a. Rumah sakit c. Tempat untuk mengobati penyakit
b. Rauang operasi d. Tempat yang bebas dari kuman penyakit
Sarapan memberi modal energi pada tubuh untuk beraktivitas sepanjang hari. selain
memberi energi pada tubuh, sarapan juga memiliki manfaat lain yang tak kalah penting
yaitu memberi kekuatan metabolisme setelah sepanjang malam, menambah esensial nutrisi
dan energi serta memberi otak Anda bahan bakar untuk meningkatkan konsentrasi. Oleh
karena itu, sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan.
18. Kalimat utama pada paragraf atas adalah …….
a. Sarapan adalah salah satu rahasia untuk menjaga kesehatan.
b. Sarapan memberi modal energi pada tubuh untuk beraktivitas.
c. Sarapan memberi kekuatan metabolisme setelah sepanjang malam.
d. Sarapan adalah penambah esensial nutrisi dan energi.
Dipasar-pasar tradisional di Makassar, masih mudah ditemukan belanga, tempayan,
kuali, dan padupa atau pedupaan dari tanah liat. Kerajinan gerabah itu berasal dari
kabupaten Takalar, kurang lebih 60 kilometer selatan Makassar. Membuat kerajinan
gerabah itu merupakan warisan secara turun-temurun.
19. Jenis apakah belanga, tempayan, kuali, dan padupaan itu?
a. Gerabah c. Porselen
b. Keramik d. Gelas
20. Dimana benda-benda itu mudah ditemukan?
a. Bone c. Mamuju
b. Takalar d. Kendal
KUNCI JAWABAN
1. A 11. A
2. C 12. A
3. A 13. A
4. D 14. A
5. D 15. A
6. B 16. B
7. D 17. D
8. A 18. B
9. A 19. A
10. A 20. B
NAMA :
KELAS :
I. Berilah Tanda Silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling
tepat!
Teks bacaan ini untuk menjawab soal nomor 1 sampai dengan nomor 5 ,
Taman Instan di Rumah Mungil
Kini dengan mudah, cepat, dan relatif murah kita dapat menghadirkan taman instan
yang mungil, indah, dan cantik yang siap menyegarkan suasana alami rumah. Pada
prinsipnya, tanaman instan merupakan kerativitas perpaduan berbagai tanaman pot dengan
berbagai jenis. Pot-pot tanaman dapat dibuat dari plastik, tanah liat, kaleng, atau ember
daur ulang kreasi sendiri.
Tema tanaman sangat variatif, yang paling baik adalah diselaraskan dengan gaya
arsitektur bangunan rumah. Ada beberapa pilihan yang dapat dikembangkan, yakni tema
taman tropis (tanaman warna-warni), taman aromatik (tanaman berbau harum dan wangi),
taman apotek hidup (tanaman berkhasiat obat) atau taman rempah (tanaman kebutuhan
memasak).
1. Apa yang dimaksud taman instan?
a. Taman instan yang luas, indah, dan cantik dan siap menyegarkan suasana alami
rumah.
b. Taman yang dihasilkan oleh kreativitas perpaduan berbagai tanaman pot dengan
berbagai jenis.
c. Taman yang dipenuhi bunga-bunga sejenis dan dihiasi dengan permainan lampu yang
indah.
d. Taman yang menggunakan pot-pot dari semen atau tanah liat yang berbentuk besar
dan unik.
2. Apa yang dimaksud dengan taman apotek hidup?
a. Tanaman warna-warni.
b. Tanaman yang hidup dan bergerak.
c. Tanaman tanaman berbau harum dan wangi.
d. Tanaman berkhasiat obat.
NILAI PARAF
3. Bagaimanakah tema tanaman yang baik?
a. Diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah.
b. Divariasikan dengan berbagai jenis tanaman yang dimiliki.
c. Dipadukan sesuai dengan bentuk pot dan jenis tanaman.
d. Dibuat dalam bentuk kontemporer dan minimalis.
4. Yang paling baik adalah diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah.
Maksud dari kata “diselaraskan” adalah ….
a. Disamakan c. Diupayakan
b. Dipadukan d. Dipelihara
5. Apa yang dimaksud dengan taman aromatik?
a. Tanaman warna-warni.
b. Tanaman yang hidup dan bergerak.
c. Tanaman tanaman berbau harum dan wangi.
d. Tanaman berkhasiat obat.
6. Kesimpulan yang tepat untuk paragraf kedua adalah ……
a. Tema taman apotek hidup adalah tanaman berkhasiat sebagai obat.
b. Taman instan yang cantik memerlukan kreativitas dalam penataan.
c. Tema taman diselaraskan dengan gaya arsitektur bangunan rumah.
d. Tema tanaman yang disajikan taman instan sangat variatif.
7. Perhatikan cerita dibawah ini!
Amri adalah anak terakhir dari keluarga sabani. Amri sekarang duduk dikelas V SDN
Rahayu. Setiap waktu belajar tiba, banyak alasan yang dilontarkannya. Alasan sakit perut,
kepala agak sakit, dan mengantuk adalah alasan yang selalu terucap ketika disuruh belajar.
Setiap nasihat yang diberikan orang tua tidak pernah didengarkan dan dilaksanakan.
Dengan sikapnya yang seperti itu, ia dijuluki si kepala batu.
Tema dari cerita di atas adalah …..
a. Anak yang mudah diatur. c. Anak yang malas belajar
b. Amri si kepala batu. d. Amri seorang pemalas.
8. Dengan sikapnya yang seperti itu, ia dijuluki si kepala batu.
Maksud kalimat dalam cerita tersebut adalah …..
a. Kepala yang dimiliki Amri sekeras batu.
b. Semua nasihat yang diberikan selalu diabaikan.
c. Amri selalu banyak alasan jika disuruh belajar.
d. Amri anak yang tidak pintar dan sering sakit.
9. Perhatikan cerita di bawah ini!
Ketika hujan gerimis, pengemis itu berteduh di samping toko. Saat itu ada seorang
saudagar pemilik toko tersebut. Pengemis itu mendatangi saudagar sambil menengadahkan
tangannya. “tuan, berilah aku sedekah. Sejak pagi aku belum makan”, kata pengemis.
Saudagar pun segera memberi uang kepada pengemis satu lembar puluh ribuan.
Tema dari cerita di atas adalah …..
a. Pengemis malang. c. Saudagar yang pemurah.
b. Kebiasaan seorang pengemis. d. keikhlasan seorang saudagar.
10. Pengemis itu mendatangi saudagar sambil menengadahkan tangannya.
Maksud kalimat dalam cerita tersebut adalah …..
a. Saudagar itu berjalan memberikan uang kepada pengemis.
b. Tangan pengemis itu diangkat untuk meminta maaf.
c. Pengemis itu datang meminta uang kepada saudagar.
d. Saudagar itu menghampiri pengemis dengan penuh iba.
Teks bacaan ini untuk menjawab soal nomor 11 sampai dengan nomor 12 ,
Kualitas tidur merupakan sumber kesegaran, tenaga, dan vitalitas yang dibutuhkan
untuk mengoptimalkan produktivitas keesokan harinya. Kualitas tidur adalah kebutuhan
mutlak yang sama pentingnya dengan makanan bergizi dan olahraga. Jika setiap hari kita
mengalami insomnia (penyakit sulit tidur), maka keesokan harinya kita akan lemas.
11. Apa yang dimaksud dengan insomnia?
a. Penyakit mudah tidur c. Penyakit sulit tidur
b. Penyakit kurang darah d. Penyakit kurang gizi
12. Kesimpulan untuk paragraf tersebut adalah ….
a. Kualitas tidur yang baik sangat penting.
b. Kualitas tidur yang baik adalah kebutuhan mutlak.
c. Kualitas tidur yang baik tidak harus dalam jangka waktu lama.
d. Kualitas tidur yang baik sangat penting agar tubuh dapat langsing.
13. Perhatikan paragraf dibawah ini!
Selain itu, kawasan hutan ini tempat yang paling kaya dengan flora dan fauna. Para
ilmuwan memperkirakan ada sekitar 5-10 juta spesies. Jumlah yang paling banyak adalah
serangga. Mereka ada yang hidup dibagian dasar hutan, ada juga yang bersarang di
pepohonan.
Kesimpulan yang sesuai pada paragraf diatas adalah ….
a. Kawasan hutan hujan banyak yang dihuni oleh flora dan fauna.
b. Para ilmuwan memperkirakan ada sekitar 5-10 juta spesies.
c. Jenis fauna yang paling banyak pada hutan hujan adalah serangga.
d. Serangga yang hidup pada hutan hujan memiliki dua tempat tinggal.
14. Yang dimaksud dengan tema adalah …..
a. Rangkaian cerita dalam cerpen atau novel.
b. Ide atau gagasan pokok yang menjadi dasar sebuah cerita.
c. Tempat terjadinya cerita dalam cerpen atau novel.
d. Gaya pengarang dalam mencaritakan ceritanya.
Paragraf dibawah ini adalah untuk menjawab soal nomor 15 sampai dengan nomor 17,
LKBN Antara adalah Lembaga Kantor Berita nasional Antara. Peran LKBN antara
pada masa perjuangan sangat besar. Antara menyiarkan berita-berita objektif tentang
perjuangan bangsa Indonesia. Oleh para pendirinya, Antara didirikan untuk menandingi
kantor berita Aneta milik belanda. Aneta menyiarkan berita-berita yang memojokkan
perjuangan bangsa Indonesia.
15. Aneta menyiarkan berita-berita yang memojokkan perjuangan bangsa Indonesia.
Maksud dari kalimat diatas adalah….
a. Aneta menyiarkan berita positif.
b. Aneta menyiarkan berita negatif.
c. Aneta menyiarkan berita yang membangkitkan semangat perjuangan.
d. Aneta menyiarkan berita kejahatan.
16. Apa tujuan didirikannya kantor berita Antara?
a. Menandingi kantor berita Aneta milik Belanda.
b. Membuka kantor cabang Antara di Indonesia.
c. Merupakan tempat berkumpulnya para pejuang Indonesia.
d. Menyiarkan berita-berita tentang pejuang Belanda.
17. Kesimpulan yang tepat dari bacaan tersebut adalah ….
a. Antara adalah nama kantor berita terbesar di Indonesia yang memiliki banyak kantor
cabang.
b. Kantor Antara didirikan oleh Belanda untuk menandingi kantor berita Aneta.
c. Kantor berita Antara, pada masa perjuangan menyiarkan berita-berita objektif tentang
perjuangan bangsa Indonesia.
d. LKBN Antara adalah kantor berita nasional Indonesia yang pada awalnya didirikan
untuk menandingi knator Aneta milik Belanda.
18. Perhatikan cerita di bawah ini!
Hari ini aku mengikuti perkemahan yang diadakan sekolah. Aku mengikuti acara ini
selama dua hari. Selama itu pula, aku dan teman-teman harus hidup mandiri. Kami
memasak, membersihkan tenda, dan membuat kopi ketika dingin. Walaupun sebanarnya
dirumah aku belum pernah sekalipun melakukan semua pekerjaan itu. Setelah pulang
mengikuti kegiatan perkemahan, aku bercerita kepada ibu. Ibu senang sekali karena aku
bisa belajar hidup mandiri.
Tema dari cerita di atas adalah ….
a. Kebersamaan dengan teman-teman.
b. Kegiatan pengakraban siswa baru.
c. Pengalaman sebagai pembelajaran.
d. Kegiatan menarik ketika berkemah.
19. Ibu senang sekali karena aku bisa belajar hidup mandiri.
Maksud dari kalimat diatas adalah….
a. Ibu bangga karena aku bisa membuat sesuatu kepada orang lain.
b. Kebanggaan seorang ibu kepadaku karena aku bisa mandi sendiri.
c. Ibu senang aku dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
d. Aku bisa hidup mandiri walupun tanpa ibu disampingku.
20. Perhatikan cerita di bawah ini!
Mendapat nilai yang baik dan memuaskan adalah keinginan seorang murid. Untuk
memenuhi keinginan tersebut seorang murid atau siswa harus giat belajar serta tidak lupa
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Belajar tidak harus dikerjakan di meja
belajar atau di kamar belajar saja. Belajar bisa dilakukan dimana saja asal tempat itu
nyaman untuk belajar. Ada yang belajar sambil duduk dibawah pohon yang rindang, ada
juga yang belajar ditaman sambil menikmati indahnya pemandangan.
Kesimpulan isi bacaan tersebut yang sesuai adalah ….
a. Agar mendapat nilai yang baik seorang siswa harus giat belajar dan tidak boleh
menyontek.
b. Seorang siswa harus selalu belajar di manapun agar mendapatkan nilai yang
memuaskan.
c. Belajar dapat dilakukan di mana saja yang penting tempat itu nyaman untuk belajar.
d. Kebiasaan menyontek akan menyebabkan siswa malas belajar dan berpikir.
KUNCI JAWABAN
1. B 11. B
2. D 12. C
3. A 13. B
4. A 14. A
5. C 15. B
6. C 16. A
7. B 17. C
8. B 18. C
9. C 19. C
10. C 20. C
LAMPIRAN 12
Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa mengerjakan latihan
Guru membimbing siswa
Siswa menempelkan kartu
Hasil aktivitas siswa
Hasil siswa membuat pertanyaan
Hasil penilaian latihan siswa
Aktivitas foto bersama
BIOGRAFI PENULIS
Anis Finalisa, lahir di Tangerang, 05 Juli 1992.
Merupakan putri keenam dari enam bersaudara
pasangan almarhum H. Asmur dan Hj. Sati, yang
beralamatkan di Jalan Elang gank musolah Rt 05 Rw
002 desa Pondok Pucung Kecamatan Pondok Aren
Kota Tangerang Selatan. Penulis memiliki tiga orang
kakak laki-laki dan dua orang kakak perempuan.
Penulis memulai Pendidikan di MI Unwaanunnajah pada tahun 1998 dan selesai
pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke Pondok Pesantren Al-
Amanah Al-Gontory lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikannya ke MA Soebono Mantofani dan lulus tepat waktu pada tahun 2010.
Tamat dari MA penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Pada tahun 2010, melalui jalur PMDK penulis berhasil lulus di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.