skor norton dan dekubitus

15
dr. M. Faruk

Upload: whydia-wedha-sutedja

Post on 05-Feb-2016

318 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

GERIATRIC

TRANSCRIPT

dr. M. Faruk

Dekubitus dapat terjadi pada setiap usia, tetapi hal ini merupakan masalah yang khusus dan sering terjadi pada lansia. Khususnya pada pasien dengan imobilitas.

Seseorang yang immobil (berbaring ditempat tidur sampai berminggu-minggu) tidak terjadi dekubitus karena dapat berganti posisi beberapa kali dalam sejam. Penggantian posisi ini, biarpun hanya bergeser, sudah cukup untuk mengganti bagian tubuh yang kontak dengan alas tempat tidur.

Sedangkan im-mobilitas hampir menyebabkan dekubitus bila berlangsung lama. Terjadinya ulkus disebabkan gangguan aliran darah setempat, dan juga keadaan umum dari penderita.

Dekubitus kependekan dari kata “gangraena per decubitum” = kematian jaringan karena berbaring.

Dalam penelitian pada hewan, tekanan 60 mm Hg diaplikasikan pada kulit selama 1 jam menghasilkan cedera secara histologi yg dpt diidentifikasi seperti trombosis vena, degenerasi otot, dan nekrosis jaringan. Tekanan arteri normal 48 mmHg, kapiler, dan tekanan venule masing-masing adalah 32, 20, dan 12 mm Hg. Tekanan yang dihasilkan di bawah tuberositas iskiadika saat seseorang duduk dapat mencapai 300 mm Hg, dan tekanan sakral dapat berkisar 100-150 mm.

Individu sehat secara teratur menggeser tumpuan berat badan mereka, bahkan saat tidur. Ex: orang sehat yg duduk di satu posisi untuk waktu lama menyebabkan rasa sakit o.k meningkatnya tekanan di daerah tertentu, pada gilirannya, rasa sakit ini merangsang inisiasi gerakan/perpindahan tumpuan posisi duduk.

Pressure ulcers, as the name implies, are caused by excessive and unrelieved pressure.

Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus sehingga m’akibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.

Tekanan daerah pada kapiler berkisar 32 mmHg. Kulit akan tetap utuh bila sirkulasi darah terjaga, dan tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita immobil pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg.

Tekanan ini akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nekrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dekubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya.

Semua bagian tubuh dpt mengalami dekubitus, tapi bagian bawah dari tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus.

Lokasi terjadinya dekubitus : (tempat di atas tonjolan tulang dan tak dilindungi dengan cukup lemak subkutan)

- Sakrum                         - Tumit- Trokhanter mayor            - Siku- Kepala bagian belakang - SIAS

Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju, prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua minggu pertama dalam perawatan

1. Faktor intrinsik, antara lain : Status gizi, underweight atau overweight Anemia. Hipoalbuminemia Penyakit-penyakit neurologik Keadaan hidrasi/cairan tubuh yang kurang 2. Faktor ekstrinsik, antara lain : Kebersihan tempat tidur Alat-alat tenun yang kusut dan kotor Peralatan medik sehingga Px terfiksasi pada

sikap tertentu.

Kontraktur, demensia berat, osteoporosis, fraktur, ulkus.

 Gangguan penglihatan.  Rasa nyeri pada tulang, otot, dan sendi. Rasa lemah (malnutrisi, ggg elektrolit, anemia,

otot tidak digunakan). gangguan neurologi (stroke, kehilangan reflek

tubuh, neuropati  DM). Kekakuan yang sering disebabkan oleh OA,

parkinson, RA, gout, dan obat-obat antipsikotik Tidak sadar karena koma, pembiusan,

pembedahan,

Mula-mula kulit tampak kemerahan yang tidak hilang meski tekanan telah dihilangkan pada tahap dini ini, tidak terlihat nekrosis sebab permukaan kulit masih utuh. Iskemi dan nekrosis sudah terjadi pada lapisan dalam tetapi baru terlihat setelah beberapa hari berupa kulit yang kemerahan dan mengelupas sedikit. Kemudian terlihat suatu defek kulit. Setelah 1 minggu/10 hari, luas nekrosis kulit dan batasnya menjadi jelas. Biasanya nekrosis ini mencapai tulang atau fascia di dasarnya.

 

Diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya dekubitus dengan mengenal penderita risiko tinggi terjadinya dekubitus, misalnya pada penderita yang immobil dan koma.

Usaha untuk meramalkan terjadinya dekubitus ini dengan memakai sistem skor Norton.

Skor dibawah ≤14 menunjukkan adanya risiko tinggi untuk terjadinya dekubitus. Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan penderita.

1. Memperbaiki keadaan umum pasien dan mengobati penyakit pasien.

2. Mengurangi/meratakan faktor tekanan yang mengganggu aliran darah. Dengan cara mengubah sikap tubuh pasien paling lama tiap 2 jam atau dg pemakaian Kasur khusus.

3. Bila telah terjadi dekubitus:• Perawatan luka secara aseptik dan dicuci dg cairan

NS/PZ serta balutan luka jangan terlalu tebal.• Bila perlu dilakukan debridemen.• Diberikan salep topikal, untuk merangsang

tumbuhnya granulasi.• Antibiotik sistemik bila tampak tanda2 infeksi.

Seorang lansia 72 tahun yang menderita sakit Diabetes puluhan tahun, tidak bisa bangun dari tempat tidurnya serta hanya bisa sedikit2 menggerakkan tangan dan kakinya , kondisi fisiknya lemas, tingkat kesadarannya penuh, sering ia mengompol di t4 tidurnya. Berapa skor Norton lansia ini??