sk 4 neuro

36
Ayu Anggraeni H. 1102012 036 SASARAN BELAJAR LI.1 Memahami dan menjelaskan tentang Sistem Limbik LO.1.1 Anatomi LO.1.2 Fisiologi LI.2 Memahami dan menjeaskan klasifikasi dan gejala klinis Gangguan Psikotik LI.3 Memahami dan menjelaskan tentang Skizofrenia LO.3.1 Definisi LO.3.2 Epidemiologi LO.3.3Etiologi LO.3.4 Klasifikasi LO.3.5 Patofisiologi LO.3.6 Manifestasi klinis LO.3.7 Diagnosis dan diagnosis banding LO.3.8 Tatalaksana LO.3.9 Komplikasi LO.3.10 Pencegahan LO.3.11 Prognosis LI.4 Memahami dan menjelaskan Ibadah Mahdhah

Upload: jason-carter

Post on 08-Jul-2016

270 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

sk 4 blok neuro

TRANSCRIPT

Page 1: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

SASARAN BELAJAR

LI.1 Memahami dan menjelaskan tentang Sistem Limbik

LO.1.1 Anatomi

LO.1.2 Fisiologi

LI.2 Memahami dan menjeaskan klasifikasi dan gejala klinis Gangguan Psikotik

LI.3 Memahami dan menjelaskan tentang Skizofrenia

LO.3.1 Definisi

LO.3.2 Epidemiologi

LO.3.3Etiologi

LO.3.4 Klasifikasi

LO.3.5 Patofisiologi

LO.3.6 Manifestasi klinis

LO.3.7 Diagnosis dan diagnosis banding

LO.3.8 Tatalaksana

LO.3.9 Komplikasi

LO.3.10 Pencegahan

LO.3.11 Prognosis

LI.4 Memahami dan menjelaskan Ibadah Mahdhah

Page 2: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

LI.1 Memahami dan menjelaskan tentang Sistem Limbik

LO.1.1 Anatomi

Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.limbik secara harfiah diartikan sebagai perbatasan. Sistem limbik itu sendiri diartikan keseluruhan lintasan neuronal yang mengatur tingkah laku emosional dan dorongan motivasional.   Bagian utama sistem limbik adalah hipothalamus dan struktur-strukturnya yang berkaitan.

Komponen limbik antara lain hipotalamus, thalamus, amigdala, hipocampus dan kortes limbik. Sistem limbik berfungsi mengendalikan emosi, mengendalikan hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, seksualitas, pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang. Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang lazim disebut sebagai otak emosi. Sistem limbic merupakan Alam Bawah Sadar atau ketaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku baik seperti menolong orang, dan perilaku tulus lainnya. LeDoux mengistilahkan sistem limbik ini sebagai tempat duduk bagi semua nafsu manusia, tempat bermuaranya cinta, respek dan kejujuran.

Sistem Limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperanan  sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya.  Karena  hubungan langsung sistem Limbik  dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem Limbik dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti : gangguan jantung, hipertensi maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah, maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras  dan  tekanan darah dapat meninggi .

Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem Limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional.  Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik , seperti misalnya hipertensi.

HipothalamusDi sekeliling hipotalamus terdapat terdapat subkortikal lain dari sistem limbik yang meliputi septum,

area paraolfaktoria, epithalamus, nukleianteriorthalamus, gangglia basalis hipocampus dan amigdala. Di sekeliling area subkortika limbik terdapat korteks limbik, yang terdiri atas sebuah cincin korteks serebri pada setiap belahan otak yang dimulai dari area orbitofrontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus sub kalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kalosum ke bagian hemisferium serebri dalam girus singulata dan akhirnya berjalan ke belakang korpus kalosum dan ke bawah menuju permukaan ventro medial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferium serebri ada sebuah cincin terutama merupakan paleokorteks yang mengelilingi sekelompok struktur dalam yang menagtur perilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks limbik ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik lain yang lebih rendah.

Jalur komunikasi yang penting antara sistem limbik dan batang otak adalah berkas otak depan bagian medial (medial forebrain bundle) yang menyebar ke regio septal dan orbito frontal korteks serebri ke bawah melalui bagian tengah hipotalamus ke formasio retikularis batang otak. Berkas ini membuat serabut-serabut dalam dua arah, membentuk garis batang sistem komunikasi. Jalur komunikasi yang kedua adalah melalui jaras

Page 3: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

pendek yang melewati formasio retikularis batang otak, thalamus, hipothalamus, dan sebagian besar area lainnya yang berhubungan dengan area basal otak.Hipotalamus meskipun berukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter kubik mempunyai jaras komunika dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah:1) Ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama di area retikular mesenfalon, pons, dan medula dan

dari area tersebut ke saraf perifer sistem saraf otonom.2) Ke atas menuju bagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum khususnya bagia anterior

talamus dan bagian limbik korteks serebri.3) Infundibulum hipotalamus untuk mengatur atau mengatur secara sebagain dari fungsi sekretorik pada

sebagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis.

Pengaturan fungsi vegetatif dan fungsi endokrin Hipotalamus

Pada setiap hipotalamus tampak adanya suatu area hipotalamik lateral yang besar. Area ini berguna untuk pengaturan rasa haus, rasa lapar, dan sebagian besar hasrat emosional.

1. Pengaturan kardiovaskular menimbulkan efek neurogenik pada sistem kardiovaskular yang telah dikenal meliputi kenaikan tekanan arteri, penurunan arteri, peningkatan dan penurunan frekuensi denyut jantung.

2. Pengaturan suhu tubuh. Bagian anterior hipotalamus khususnya area preoptik berhubungan dengan suhu tubuh. Peningkatan suhu darah yang mengalir melewati area ini meningkatkan aktivitas neuron-neuron suhu. sebaliknya penurunan suhu darah akan menurunkan aktivitasnya.

3. Pengaturan cairan. Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara. 1) dengan mencetuskan sensasi haus yang menyebabkan seseorang atau hewan minum air. 2) mengatur ekskresi air ke dalam urine. Di hipotalamus bagian lateral terdapat area pusat rasa haus.

4. Pengaturan kontraktiitas uterus dan pengeluaran air susu oleh payudara. Perangsangan nuklei paraventrikular menyebabkan sel-sel neuronnya mensekresi  hormon oksitosin yang menyebabkan peningkatan kontraktilitas uterus serta kontraksi sel-sel mioepitelial yang mengelilingi alveoli payudara yang selanjutnya alveoli mengosongkan air susu melalui puting susu.

5. Pengaturan gastrointestinal dan hasrat makan.  Yang berhubungan dengan rasa lapar terdapat di area hipotalamus lateral. Sedangkan pusat rasa kenyang terletak di nuklei ventromedial.

6. Pengaturan hipotalamik sekresi hormon endokrin oleh kelenjar hipofisis anterior.

Fungsi perilaku dari hipotalamus dan fungsi limbik yang berkaitan1. Perangsangan hipotalamus lateral pada hewan, tidak hanya merangsang timbulnya rasa haus dan nafsu

makan, tetapi juga kadangkala menyebabkan timbu rasa marah yang sangat hebat dan keinginan untuk berkelahi.

2. Perangsangan nukleus ventromedial menimbulkan rasa kenyang, menurunkan nafsu makan, dan hewan juga tenang.

3. Perangsangan zone tipis dari nuklei paraventrikular, yang terletak sangat berdekatan dengan ventrikel ke tiga biasanya menimbulkan rasa takut dan reaksi terhukum.

4. Dorongan seksual terjadi bila ada rangsangan pada hipotalamus khususnya sebagian besar bagian anterior dan posterior.

Beberapa prinsip sebagai bentuk kecerdasan emosi yang diperankan sistem limbik antara lain: Mempengaruhi sistem belajar manusia. Sistem limbik ini mengontrol kemampuan daya ingat,

kemampuan merespon segala informasi yang diterima pancaindera. Mengontrol setiap informasi yang masuk. Sistem limbik ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan

memilih informasi yang berharga untuk disimpan dan yang tidak berharga akan dilupakan. Oleh karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat jangka panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.

Otak tidak akan memberikan perhatian jika informasi yang masuk mengabaikan sistem limbik. Suasana belajar yang membosankan membuat sistem limbik mengkerut dan kehilangan daya kerjanya. Oleh karena itu suasana belajar yang menyenangkan akan memberi pengaruh positif pada kerja sistem limbik.

Page 4: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

Fungsi spesifik bagian bagian lain sistem limbik

1. Fungsi hipokampusHipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang melipat ke dalam untuk membentuk

lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis. Hipokampus merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang masuk, yang dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda.

Seperti halnya halnya pada struktur-struktur limbik lain, perangsangan pada berbagai area dalam hipokampus hampir selalu dapat menyebabkan salah satu dari berbagai pola perilaku, misalnya rasa marah, ketidak pedulian, atau dorongan seks yang berlebihan.

Hal-hal yang berasal dari ingatan jangka pendek dapat diubah untuk disimpan menjadi ingatan jangka panjang oleh hipokampus. Hipokampus (terletak diantara lobus temporal otak) dan bagian media lobus temporal (bagian yang terletak paling dekat dengan garis tengah badan) juga berperan dalam proses penggabungan ingatan (memory consolidation). Untuk mengingat sesuatu, seseorang harus berhasil melaksanakan 3 hal, yaitu mendapatkan informasi, menahan/meyimpannya dan mengeluarkannya. Bila kita lupa akan sesuatu, maka gangguan dapat terjadi pada bagian mana saja dari ke 3 proses tersebut. Memory adalah proses aktif, karena ilmu pengetahuan berubah terus, selalu diperiksa dan diformulasi ulang oleh pikiran otak kita.

Ingatan mempunyai beberapa fase  yaitu :

1. Waktunya sangat singkat (extremely shortterm)/ingatan segera (immediate memory) (item hanya dapat disimpan dalam beberapa detik),

2. Ingatan jangka pendek (short term) (items dapat ditahan dalam beberapa menit), ingatan jangka panjang (long term) (penyimpanan berlangsungbeberapa jam sampai seumur hidup.

3. Ingatan jangka panjang dihasilkan oleh perubahan struktural pada system saraf, yang terjadi karena aktifasi berulang terhadap lingkaran neuron (loop of neuron). Lingakaran tersebut dapat dari korteks ke thalamus atau hipokampus, kembali lagi ke korteks.

Aktifasi berulang terhadap neuron yang membentuk loop tersebut akan menyebabkan synaps diantara mereka secara fungsional berhubungan. Sekali terjadi hubungan, maka neuron tersebut akan merupakan suatu kumpulan sel, yang bila tereksitasi pada neuron tersebut akan terjadi aktifasi seluruh kumpulan sel tersebut. Dengan demikian dapat disimpan dan dikembalikan lagi oleh berbagai sensasi, pikiran atau emosi yang mengaktifasi beberapa neuron dari kumpulan sel tersebut. Menurut Hebb perubahan struktural tersebut terjadi di sinaps.

Peran Hipokampus dalam pembelajaranFungsi teoritis hipokampus pada pembelajanèdapat menyebabkan timbulnya dorongan untuk

mengubah in gatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang. Artinya, hipokampus menjalarkan

Page 5: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

sinyal-sinyal yang tampaknya membuat pikiran berulang-ulang melatih informasi baru sampai menjadi ingatan yang disimpan permanaen.

2. Fungsi AmigdalaAmigdala merupakan kompleks beragam nukleus kecil yang terletak tepat di bawah korteks serebri dari tiang (pole) medial anterior setiap lobus temporalis. Amigdala mempunyai banyak sekali hubungan dua jalur dengan hipothalamus seperti juga dengan daerah sistem limbik lainnya. Amigdala menerima sistem neuronal dari semua bagian korteks limbik seperti juga dari neokorteks lobus temporalis, parietalis, dan ksipitalis terutama dari area asosiasi auditorik dan area asosiasi visual. Oleh karena hubungan yang multiple ini, amigdala disebut “ jendela “, yang dipakai oleh  sistem limbik untuk melihat kedudukan seseorang di dunia.  Sebaliknya, amigdala menjalarkan sinyal- sinyal :a. Kembali ke area kortikal yang sama ini,b. Ke Hipokampus,c. Ke septum,d. Ke thalamus, dane. Khususnya ke hipothalamus.

Efek perangsangan amigdala hampir sama dengan efek perangsangan langsung pada hipothalamus, ditambah dengan efek lain.  Efek yang diawali dari amigdala kemudian dikirim melalui hipotalamus meliputi : 1) peningkatan dan penurunan tekanan arteri, 2) meningkatkan atau menurunkan frekuensi denyut jantung 3,) meningkatkan atau menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal, 4) defekasi atau mikturisi 5), dilatasi pupil atau kadangkala kontriksi, 6) piloereksi, 7) sekresi berbagai hormon hipofisis anterior terutama hormon gonadotropin dan adrenokortikortopik.

Disamping efek yang dijalarkan melalui hipotalamus ini, persangsangan amigdala juga dapat menimbulkan beberapa macam gerakan involunter yakni: 1) pergerakan tonik seperti mengangkat kepala atau membungkukkan badan, 2) pergerakan melingkar melingkar, 3) kadangkala pergerakan klonik, ritmis, dan berbagai macam pergerakan yang berkaitan dengan penciuman dan makan sperti menjilat, mengunyah, dan menelan. Selain itu, perangsangan pada nukleo amigdala tertentu dapat menimbulkan pola marah, melarikan diri, rasa terhukum, nyeri yang sangat, dan rasa takut seperti pola rasa marah yang dicetuskan oleh hipotalamus.

Fungsi keseluruhan amigdalaAmigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala juga

tampaknya berproyeksi pada jalur sistem limbik seseorang dalam berhubungan dengan alam sekitar dan pikiran. Amigdala dianggap membuat respon perilaku seseorang sesuai dengan tiap keadaan.

3. Korteks limbicBagian dari sistem limbik yang sedikit dimengerti adalah cincin korteks limbik, yang mengelilingi struktur subkortikal limbik. Korteks ini berfungsi sebagai zona transisional yang dilewati oleh sinyal-sinyal yang dijalarkan oleh sisa korteks otak ke dalam sistem limbik dan juga ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu. Korteks limbik berfungsi sebagai area asosiasi serebral untuk mengatur perilaku

Korteks limbik ini dimulai dari :Otak area orbito frontalis pada permukaan ventral lobus frontalis, menyebar ke atas ke dalam girus

subkalosal, kemudian melewati ujung atas korpus kolosum ke bagian medial hemisferum serebri dalam girus singulata, dan akhirnya berjalan di belakang korpus kolosum dan ke bawah menuju permukaan ventromedial lobus temporalis ke girus parahipokampal dan unkus. Lalu pada permukaan medial dan ventral dari setiap hemisferum serebri ada sebuah cincin, terutama merupakan paleokorteks, yang mengelilingi sekelompok struktur dalam yang sangat berkaitan dengan prilaku dan emosi. Sebaliknya, cincin korteks ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi dua arah dan merupakan tali penghubung antara neokorteks dan struktur limbik yang lebih rendah.

Perangsangan pada berbagai regio korteks limbik akan meinggagalkan fungsi korteks limbik ini. Namun, sepetri halnya regio-regio lain dari sitem limbik, pola perilaku tersebut dapat juga dicetuskan dengan merangasang daerah spesifik dalam korteks limbik. Demikian juga ablasi beberapa area korteks limbik dapat menimbulkan perubahan yang persisten pada perilaku hewan,misalnya hewan menjadi liar, mau menyelidiki segala objek, mempunyai dorongan seksual yang besar tehadap hewan yang tidak sesuai atau terhadap benda- benda mati.

Page 6: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

Sistem Kortikal

Korteks cerebrum terorganisasi menjadi 6 lapisan berbatas tegas berdasarkan distribusi badan sel yang bervariasi dan serat-serat terkait lain dari beberapa jenis sel tertentu. Lapisan-lapisan ini tersusun menjadi kolom-kolom vertical fungsional, yang berjalan secara tegak lurus dari permukaan ke bawah menelusuri kedalaman kortex sampai ke substantia alba yang mendasarinya.

Daerah-daerah kortex yang bertanggungjawab terhadap persepsi indera-indera memiliki 4 lapisan yang berkemban, suatu lapisan yang kaya akan sel stelata, yang berperan dalam pengolahan awal masukan sensorik ke kortex. Sebaliknya, daerah kortex yang mengontrol keluaran ke otot rangka mengalami lapisan 5 yang menebal, yang sangat banyak mengandung sel pyramid besar. Sel-sel ini mengirim serat ke korda spinalis dari korteks untuk berakhir di berbagai neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka.

Kemampuan berbahasa adalah salah satu contohyang sangat baik mengenai plastisitas korteks dini digabungkan dengan sifat menetap kemudian. Bahasa melibatkan integrasi 2 kemampuan terpisah, yaitu ekspresi dan pemahaman masing-masing berkaitan dengan daerah tertentu di korteks. Daerah primer spesialisasi kortikal untuk bahasa adalah daerah Brocca dan daerah Wernicke.

Daerah Brocca bertanggungjawab untuk kemampuan bicara, terletak di lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik kortex yang mengontrol otot-otot yang penting untuk artikulasi/ Daerah Wernicke, yang terletak di kortex kiri pada pertemuan lobus-lobus parietalis, temporalis, dan oksipitalis, berhubungan dengan pemahaman bahasa. Daerah ini berperan penting dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan.

AREA BRODMANN AREA FUNGSIONAL LETAK FUNGSI

1,2,3 Cortex somato sensorik primer Gyrus post-centralis Sentuhan

4 Cortex motorik primer Gyrus pre-centralis Mengontrol gerak sadar

5 Cortex somato-sensorik tersier Area asosiasi parietal posterior

Lobulus parietalis superior Sterognosia

6 Cortex motorik suplementer Lapangan penglihatan suplementer Cortex premotorik Lapangan penglihatan frontal

Gyrus pre-centralisPengaturan gerakan anggota badan dan bola mata

7 Area asosiasi parietal superior Lobulus parietal superior Visuo-motorik Persepsi

Page 7: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

8 Lapangan penglihatan frontal Gyrus frontalis superior

et media Lobus frontalis medialis

Kontrol gerakan bola mata

9,10,11,12 Cortex asosiasi prefrontalis Langan penglihata frontal

Gyri frontalis superior et media

Lobus frontalis medialis

Berfikir Kognitif Perencanaan gerakan

17 Cortex penglihatan primer Tepi fissura calcarina Penglihatan

18 Cortex penglihatan sekunder Gyri occipitalis medialis et lateralis

Penglihatan Kedalaman

19 Cortex penglihatan tersier Area visualis temporalis media

Gyri occipitlis medialis et lateralis

Penglihatan Warna Gerakan Kedalaman

20 Area penglihatan inferotemporal Gyrus temporalis inferior Penglihatan bentuk

21 Area penglihatan inferotemporal Gyrus temporalis media Penglihatan bentuk

22 Cortex pendengaran Gyrus temporalis superior Pendengaran Bicara

23,24,25,26,27 Cortex asosiasi limbik Gyrus cinguli Area subcallosum Area retrosplenium Gyrus para-hippocampi

Emosi

28 Cortex olfactorius primer Cortex asosiasi limbik

Gyrus parahipocampi Penciuman Emosi

29,30,31,32,33 Cortex asosiasi limbik Gyrus cinguli Area retrosplenium

Emosi

34,35,36 Cortex olfactorius primer Cortex asosiasi limbik

Gyrus parahippocampi Penciuman Emosi

37 Cortex asosiasi parieto-temporo-

occipitalis Area visualis temporalis media

Gyrus temporalis media et inferior

Persepsi Penglihatan Baca Bicara

38 Cortex olfactorius primer Cortex asosiasi limbik

Polus temporalis Penciuman Emosi

39 Cortex asosiasi parieto- temporo-occipitalis

Lobus parietalis inferior (gyrus angularis)

Persepsi Penglihatan Baca Bicara

40 Cortex asosiasi parieto- temporo-occipitalis

Lobus parietalis inferior (gyrus supra marginalis) Pendengaran

41 Cortex pendengaran primer Gyrus heschl Gyrus temporalis superior

Pendengaran

42 Cortex pendengaran sekunder Gyrus heschlGyrus temporalis superior Pendengaran

43 Cortex pengecapan Cortex insulae Operculum fronto-

parietalis

Pengecapan

44 Area brocca Cortex premotorik lateral

Gyrus frontalis inferior (opperculum frontalis)

Bicara Perencanaan gerakan

45 Cortex asosiasi prefrontalis Gyrus frontalis inferior (opperculum frontalis)

Berfikir Kognitif Perencanaan perilaku

Page 8: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

46 Cortex asosiasi prefrontalis (cortex prefronto dorsolateralis) Gyrus frontalis media

Berfikir Kognitif Perencanaan perilaku Kendali gerakan mata

47 Cortex asosiasi prefrontalis Gyrus frontalis inferior (opperculum frontalis)

Berfikir Kognitif Perencanaan perilaku

LO.1.2 Fisiologi

Fungsi dopaminFungsi dopamin sebagai neurotransmitter bekerja cepat disekresikan oleh neuron-neuron yang berasal

dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis.Dopamin berperan dalam fungsi : kognitif, motorik dan neuroendokrin.Lokasi neuron : substansia nigra, area tegmenti ventralis, hypothalamus, retina dan bulbus olfaktorius.Lokasi terminal : nukleus caudatus, putamen, sistem limbik, cortex cerebri, infundibulum, retina dan

bulbus olfaktorius.

Jalan utama dopamin : Jaras nigrostriata

Bermula dari substansia nigra menuju striatum ganglia basalis. jaras ini mengatur pergerakan manusia. Jaras mesolimbik

Bermula dari area tegmentum mesencephalon ventral menuju ke nukleus accumbens yang merupakan salah satu bagian dari sistem limbik yang mengatur perilaku, sensasi yang menyenangkan, rasa euforia pada drug abuse, juga waham dan halusinasi pada penderita psikosis.

Jaras tuberoinfundibuler Bermula dari hypothalamus menuju kelenjar hipofisis anterior. jaras ini bertanggung jawab terhadap pengontrolan sekresi prolaktin. neurotransmitter dopamin sentral berfungsi menginhibisi sekresi prolaktin. bila fungsi ini terganggu sebagai akibat blocking obat antipsikotik maka kadar prolaktin dalam darah akan meningkat (terjadi hiperprolaktinemia). secara klinis akan menunjukkan gejala amenorhoe, ginekomastia.Pengaruh dopamin : dopamin mengatur aktivitas didalam lobus frontal, area otak yang mengatur komunikasi, motivasi dan kemampuan untuk merasakan kesenangan.

Efek DopaminBerlokasi di CNS dan dipindahkan dari celah synaptic oleh enzim MAO. Fungsi Utama Dopamine

(DA) adalah mengatur fungsi pikiran, pengambilan keputusan, perilaku reward-seeking. Berperan dalam mengintegrasikan kognisi.

Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan oleh neuron- neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh dopamin biasanya sebagai inhibisi.

Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline).

Dopamin telah diduga kemungkinan penyebab skizofrenia secara tidak langsung. Telah diduga bahwa pada skizofrenia terjadi kelebihan dopamin yang disekresikan oleh sekelompok neuron yang mensekresikan dopamin yang badan selnya terletak tegmentum ventral dari mesensefalon, disebelah medial dan anterior dari sistem limbik, khususnya hipokampus, amigdala, nukleus kaudatus anterior dan sebagian lobus frefrontalis ini semua pusat- pusat pengatur tingkah laku yang sangat kuat. Suatu alasan yang lebih meyakinkan untuk mempercayai skizofrenia mungkin disebabkan produksi dopamin yang berlebihan ialah bahwa obat-obat yang bersifat efektif mengobati skizofrenia seperti klorpromazin, haloperidol, dan tiotiksen semuanya menurunkan sekresi dopamin pada ujung-ujung syaraf dopaminergik atau menurunkan efek dopamin pada neuron yang selanjutnya.

(Sumber : Ganong,W,F. 2008. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 22. Jakarta : EGC)

Page 9: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

LI.2 Memahami dan menjeaskan klasifikasi dan gejala klinis Gangguan Psikotik

Psikopatologi atau simptomatologi adalah gejala-gejala penyakit jiwa yang melambangkan masalah ketegangan jiwa yang lebih besar atau lebih luas.

Gejala-gejala gangguan jiwa pada umumnya dapat dipahami dari dua segi, yaitu:1. Deskriptif, hanya melukiskan bagaimana gejala itu terjadi tanpa menerangkan makna dan dinamikanya.

Misal: terjadi halusinasi berulang-ulang atau pada saat-saat tertentu (pagi hari) tanpa menerangkan halusinasi apa dan sebagainya.

2. Psikodinamik, tidak hanya menerangkan tentang bagaimana gejala itu terjadi tetapi juga dinamikanya. Misal : kapankah terjadinya, tentang apa gangguannya, bagaimana prosesnya, reaksi psikologis yang ditampilkan kemudian, dan sebagainya.

Beberapa contoh simptomatologi pada beberapa gangguan jiwa:1) Gangguan Kesadaran/conciousness

Jenis-jenis gangguan kesadaran:a. Gangguan kesadaran kuantitatif

Somnolen, kesadarannya seperti orang tidur, tidak acuh terhadap sekelilingnya, apatis, tetapi masih dapat memberikan jawaban dan reaksi.

Sopor, kesadarannya seperti orang yang tidur lelap, dimana ingatan, orientasi, dan pertimbangannya sudah hilang. Kalau dirangsang hanya sedikit memberikan respon, dengan tidak acuh atau dengan membuka mata sebentar kemudian tidur lagi.

Apati, kesadarannyabaik, bisa berkomunikasi dengan baik tetapi memerlukan intensitas yang tinggi.

Koma, keadaan pingsan, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap rangsang dari luar. Refleksi pupil sudah tidak ada.

Kesadaran yang meninggi, kesadaran dengan respon yang meninggi terhadap rangsang, suara-suara terdengar lebih keras, warna-warna kelihatan lebih jelas atau terang.

b. Gangguan kesadaran kualitatif Stupor, kesadaran yang menyempit. Keadaan dini, kesadarannya mengabur, sering disertai dengan halusinasi lihat dan dengar. Bingung/confusion, keadaan yang disifatkan dengan adanya gangguan-gangguan asosiasi,

disorientasi, kesulitan mengerti, dan ketidaktahuan apa yang harus diperbuat, tercengang dan penuh pertanyaan.

Disorientasi, kesadaran pemehaman diri dalam lingkungan seperti disorientasi diri, tempat, waktu, dan situasi.

Delirium, pengaburan kesadaran, ribut-gelisah, inkoheren, ilusi dan halusinasi, sering disertai dengan cemas dan takut.

Disosiasi, pemisahan diri secara psikologik dari kesadarannya, diikuti dengan amnesia sebagian. Kesadaran berubah, kesadarannya tidak normal, tidak menurun, tidak meninggi, tetapi

kemampuan mengadakan hubungan dan pembatasan terhadap dunia luardan dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai dengan kenyataan.

2) Gangguan PerhatianJenis-jenis gangguan perhatian:a. Distractbility, yaitu ketidakmampuan mengarahkan perhatian dirinya, perhatian mudah teralihkan pada

rangsang atau stimuli yang tidak berarti. Biasanya ditemukan pada pasien ADHD.b. Aprosexia, yaitu ketidaksanggupan untuk memperhatikan secara tekun dalam waktu yang singkat

terhadap suatu situasi, dengan tidak memandang pentingnya situasi itu.c. Selective, yaitu perhatian yang kurang selektif sehingga mudah lupa dan sulit mengenali.d. Hipervigilance/hiperprosexia, yaitu konsentrasi yang berlebih-lebihan, sehingga lapangan persepsi

menjadi sangat sempit. Terjadi pada pasien paranoid dan cemas.

3) Gangguan EmosiJenis-jenis gangguan emosi:a. Afek

- Inappropiate, yaitu gangguan emosi ditandai dengan jelas adanya perbedaan antara sifat emosi yang ditunjukkan dengan situasi yang minumbulkannya.

Page 10: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

- Blunted, yaitu kemiskinan afek dan emosi secara umum, afek/emosinya datar, tumpul, atau dingin.- Flat, yaitu datar, tidak ada perubahan roman muka.- Labil, yaitu mudah berubah terbawa faktor eksternal.- Restricted, yaitu terbatas/menyempit.- Depresi, yaitu perasaan sedih tertekan.

b. Mood- Expansive, yaitu perasaan menguasai lingkungan.- Irritable, yaitu perasaan mudah tersinggung.- Elevated- Euphoria, yaitu emosi yang menyenangkan dalam tingkatan sedang, mudah melambung.- Exaltasi, yaitu elasi yang berlebih-lebihan, sering disertai dengan waham kebesaran.- Euthymia, yaitu perasaan wajar.- Dysphoric, yaitu perasaan sedih, bersalah.- Ectasy, yaitu emosi senang disertai dengan rasa hati yanhg aneh, penuh kegairahan, perasaan

aman, damai, dan tenang. Merasa hidup baru kembali.- Anhedonia, yaitu ketidakmampuan merasakan kesenangan,tidak timbul senang dengan aktivitas

yang biasanya menyenangkan.

4) Gangguan PsikomotorJenis-jenis gangguan psikomotor:a. Katatonia

- Katalepsi, yaitu mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu, sekalipun hendak diubah orang lain.

- Stupor, yaitu reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat.

- Rigiditas, yaitu pengkakuan pada bagian tubuh tertentu.- Posturing- Fleksibilitas cerea, yaitu kelenturan dalam menggerakkan anggota badan tetapi masih ada

hambatan.- Kataplexia, yaitu kehilangan tonus otot secara mendadak.- Stereotipi, yaitu gerakan yang berulang-ulang.- Echopraxia, yaitu menirukan gerakan orang lain pada saat dilihatnya.- Echolalia, yaitu menirukan apa yang diucapkan orang lain.

b. Hiperaktif- TIC, yaitu gerakan-gerakan muncul ketika cemas.- Grimace - Akatisia, yaitu gerakan bibir yang muncul ketika cemas.- Raptus, yaitu mengamuk yang mendadak- Mannerism, yaitu tangan seperti menghitung uang (jari bergerak-gerak).- Kompulsi, terdiri dari kleptomania, satriasis, remphormia, trikotilomania (suka mencabuti rambut

sendiri).c. Negativisme

- Aktif, respon berlebihan.- Pasif, diam saja.

d. Otomatisme, yaitu menuruti apa yang disuruh tetapi tanpa dikoreksi.

5) Gangguan Proses pikirJenis-jenis gangguan proses pikir:a. Bentuk pikir:

- Autistik, yaitu adanya kegagalan untuk membedakan batas antara kenyataan dengan fantasi.- Dereistik, yaitu ketidaksesuaian antara proses mental individu dengan pengalamannya yang sedang

berjalan. Ide-ide yang seakan-akan cemerlang tetapi tidak mungkin realistis.- Non-realistik, yaitu bentuk pikiran yang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan.

b. Isi pikir:- Waham, yaitu kesalahan dalam menilai diri sendiri, atau keyakinan tentang isi pikirannya padahal

tidak sesuai dengan kenyataan. Macamnya ada waham sistematis (cemburu, kejar, curiga), bizarre, nihilistik, kebesaran, magic-mystic, dosa, pengaruh, somatik, hubungan.

Page 11: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

- Obsesi, yaitu isi pikiran yang kukuh/persisten dan datang berulang-ulang, biarpun tak dikehendaki dan diketahui tidak wajar atau tidak mungkin terjadi.

- Fobia, yaitu rasa takut yang irasional terhadap suatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan walaupun ia sendiri menyadari bahwa itu tidak rasional adanya.

- Fantasi, yaitu isi pikiran tentang suatu keadaan atau kejadian yang diharapkan atau diinginkan, tetapi sebenarnya tidak nyata.

c. Progesi/jalan pikir:- Flight of ideas, yaitu pikiran yang melayang atau melompat-lompat.- Assosiasi longgar, yaitu mengatakan sesuatu ide yang tidak ada hubungannya antara ide satu

dengan yang lain.- Clang association, yaitu berbicara seperti berpantun.- Circumstantiality, yaitu pikiran yang berbelit-belit, ngomong berputar-putar tidak sampai isi.- Tongentiality, yaitu pembicaraan semakin jauh dari pokok permasalahan.- Inkoherensi, yaitu keadaan jalan pikiran yang kacau, sehingga satu ide bercampur dengan ide yang

lain.- Verbigerasi, yaitu kata-kata yang diulang-ulang.- Neologisme, yaitu membuat kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.- Word salad, yaitu potongan-potongan kata yang tidak ada makna.- Blocking, yaitu jalan pikirannya tiba-tiba terhenti, tidak tahu kenapa berhenti.

6) Gangguan PembicaraanJenis-jenis gangguan pembicaraan:a. Logorhoe, yaitu berbicara terus.b. Stuttering, yaitu susah berbicara, tetapi sekali berbicara tidak berhenti-berhenti.c. Miskin isi pembicaraan.d. Mutisme, yaitu sejak awal tidak mau berbicara,e. Remming, yaitu berbicara sangat pelan.f. Blocking, yaitu tiba-tiba berhenti bicara tanpa sebab.g. Irrelevan, yaitu jawaban-jawaban yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pertanyaan pemeriksa.

7) Gangguan PersepsiJenis-jenis gangguan persepsi:a. Halusinasi:

- Auditorik - Olfaktori- Gustatorik - Taktil- Hipnagogik - Hipnopompik- Visual

b. Ilusi, yaitu persepsi yang salah.c. Derealisasi, yaitu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan.d. Depersonalisasi, yaitu perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa dirinya sudah tidak seperti

dulu lagi.

8) Gangguan MemoriJenis-jenis gangguan memori:a. Amnesia, yaitu keadaan seseorang kehilangan ingatan, mungkin sebagian atau seluruhnya. Ada dua

macam amnesia, yaitu antegrade dan retrograde.b. Paramnesia, yaitu ingatan yang keliru (ilusi ingatan) karena distorsi pemanggilan kembali (recall),

meliputi: konfabulasi, deja vu, jamais vu, fausse reconnaissance.c. Level of memory, terdiri dari intermediate, recent,recent past, remote.d. Dementia, yaitu lupa dengan pengalaman-pengalaman barue. Hypermnesia, yaitu ingatan yang berlebih-lebihan, sehingga seseorang dapat menggambarkan

kejadian-kejadian secara mendetail.

9) Gangguan Insight/tilikan diriKemampuan memahami situasi/sakit yang dialami.

LI.3 Memahami dan menjelaskan tentang Skizofrenia

Page 12: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

LO.3.1 Definisi

Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizein”yang berarti “terpisah”atau “pecah”, dan “phren” yang artinya “jiwa”. Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku.

LO.3.2 Epidemiologi

LO.3.3Etiologi

1) Model Diatesis-stresMerupakan integrasi faktor biologis, faktor psikososial, faktor lingkungan. Model ini mendalilkan

bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatessis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stress, memungkinkan perkembangan skizofrenia.

Komponen lingkungan mungkin biologikal (seperti infeksi) atau psikologis (missal kematian orang terdekat). Sedangkan dasar biologikal dari diatesis selanjutnya dapat terbentuk oleh pengaruh epigenetik seperti penyalahgunaan obat, stress psikososial , dan trauma.

Kerentanan yang dimaksud disini haruslah jelas, sehingga dapat menerangkan mengapa orang tersebut dapat menjadi skizofren. Semakin besar kerentanan seseorang maka stressor kecilpun dapat menyebabkan menjadi skizofren. Semakin kecil kerentanan maka butuh stressor yang besar untuk membuatnya menjadi penderita skizofren. Sehingga secara teoritis seseorang tanpa diathese tidak akan berkembang menjadi skizofren, walau sebesar apapun stressornya.

2) Faktor NeurobiologiPenelitian menunjukkan bahwa pada pasien skizofrenia ditemukan adanya kerusakan pada bagian

otak tertentu. Namun sampai kini belum diketahui bagaimana hubungan antara kerusakan pada bagian otak tertentu ddengan munculnya simptom skizofrenia.

Terdapat beberapa area tertentu dalam otak yang berperan dalam membuat seseorang menjadi patologis, yaitu sistem limbik, korteks frontal, cerebellum dan ganglia basalis. Keempat area tersebut saling berhubungan, sehingga disfungsi pada satu area mungkin melibatkan proses patologis primer pada area yang lain. Dua hal yang menjadi sasaran penelitian adalah waktu dimana kerusakan neuropatologis muncul pada otak, dan interaksi antara kerusakan tersebut dengan stressor lingkungan dan sosial.

Hipotesa DopaminMenurut hipotesa ini, skizofrenia terjadi akibat dari peningkatan aktivitas neurotransmitter

dopaminergik. Peningkatan ini mungkin merupakan akibat dari meningkatnya pelepasan dopamine, terlalu banyaknya reseptor dopamine, turunnya nilai ambang, atau hipersentivitas reseptor dopamine, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Munculnya hipotesa ini berdasarkan observasi bahwa :a. Ada korelasi antara efektivitas dan potensi suatu obat antipsikotik dengan kemampuannya

bertindak sebagai antagonis reseptor dopamine D2.b. Obat yang meningkatkan aktivitas dopaminergik- seperti amphetamine-dapat menimbulkan gejala

psikotik pada siapapun.

3) Faktor GenetikaPenelitian tentang genetik telah membuktikan faktor genetik/keturunan merupakan salah satu

penyumbang bagi jatuhnya seseorang menjadi skizofren. Resiko seseorang menderita skizofren akan menjadi lebih tinggi jika terdapat anggota keluarga lainnya yang juga menderita skizofren, apalagi jika hubungan keluarga dekat. Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan keberadaan pengaruh genetik melebihi pengaruh lingkungan pada munculnya skizofrenia, dan kembar satu telur memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami skizofrenia.

4) Faktor Psikososial

4.1 Teori Tentang Individu Pasiena. Teori Psikoanalitik

Page 13: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

Freud beranggapan bahwa skizofrenia adalah hasil dari fiksasi perkembangan, yang muncul lebih awal daripada gangguan neurosis. Jika neurosis merupakan konflik antara id dan ego, maka psikosis merupakan konflik antara ego dan dunia luar. Menurut Freud, kerusakan ego (ego defect) memberikan kontribusi terhadap munculnya simptom skizofrenia. Disintegrasi ego yang terjadi pada pasien skizofrenia merepresentasikan waktu dimana ego belum atau masih baru terbentuk.

Konflik intrapsikis yang berasal dari fiksasi pada masa awal serta kerusakan ego-yang mungkin merupakan hasil dari relasi obyek yang buruk-turut memperparah symptom skizofrenia. Hal utama dari teori Freud tentang skizofrenia adalah dekateksis obyek dan regresi sebagai respon terhadap frustasi dan konflik dengan orang lain.

Harry Stack Sullivan mengatakan bahwa gangguan skizofrenia disebabkan oleh kesulitan interpersonal yangyang etrjadi sebelumnya, terutama yang berhubungan dengan apa yang disebutnya pengasuhan ibu yang salah, yaitu cemas berlebihan.

Secara umum, dalam pandangan psikoanalitik tentang skizofrenia, kerusakan ego mempengaruhi interprestasi terhadap realitas dan kontrol terhadap dorongan dari dalam, seperti seks dan agresi. Gangguan tersebut terjadi akibat distorsi dalam hubungan timbal balik ibu dan anak.

Berbagai simptom dalam skizofrenia memiliki makna simbolis bagi masing-masing pasien. Misalnya fantasi tentang hari kiamat mungkin mengindikasikan persepsi individu bahwa dunia dalamnya telah hancur. Halusinasi mungkin merupakan substitusi dari ketidakmampuan pasien untuk menghadapi realitas yang obyektif dan mungkin juga merepresentasikan ketakutan atau harapan terdalam yang dimilikinya.

b. Teori PsikodinamikBerbeda dengan model yang kompleks dari Freud, pandangan psikodinamik setelahnya lebih

mementingkan hipersensitivitas terhadap berbagai stimulus. Hambatan dalam membatasi stimulus menyebabkan kesulitan dalam setiap fase perkembangan selama masa kanak-kanak dan mengakibatkan stress dalam hubungan interpersonal.

Menurut pendekatan psikodinamik, simptom positif diasosiasikan dengan onset akut sebagai respon terhadap faktor pemicu/pencetus, dan erat kaitannya dengan adanya konflik. Simptom negatif berkaitan erat dengan faktor biologis, dan karakteristiknya adalah absennya perilaku/fungsi tertentu. Sedangkan gangguan dalam hubungan interpersonal mungkin timbul akibat konflik intrapsikis, namun mungkin juga berhubungan dengan kerusakan ego yang mendasar.

Tanpa memandang model teoritisnya, semua pendekatan psikodinamik dibangun berdasarkan pemikiran bahwa symptom-simptom psikotik memiliki makna dalam skizofrenia. Misalnya waham kebesaran pada pasien mungkin timbul setelah harga dirinya terluka. Selain itu, menurut pendekatan ini, hubungan dengan manusia dianggap merupakan hal yang menakutkan bagi pengidap skizofrenia.

c. Teori BelajarMenurut teori ini, orang menjadi skizofrenia karena pada masa kanak-kanak ia belajar pada

model yang buruk. Ia mempelajari reaksi dan cara pikir yang tidak rasional dengan meniru dari orangtuanya, yang sebenarnya juga memiliki masalah emosional.

4.2 Teori Tentang KeluargaBeberapa pasien skizofrenia-sebagaimana orang yang mengalami nonpsikiatrik-berasal dari

keluarga dengan disfungsi, yaitu perilaku keluarga yang patologis, yang secara signifikan meningkatkan stress emosional yang harus dihadapi oleh pasien skizofrenia. Antara lain: Double Bind

Konsep yang dikembangkan oleh Gregory Bateson untuk menjelaskan keadaan keluarga dimana anak menerima pesan yang bertolak belakang dari orangtua berkaitn dengan perilaku, sikap maupun perasaannya. Akibatnya anak menjadi bingung menentukan mana pesan yang benar, sehingga kemudian ia menarik diri kedalam keadaan psikotik untuk melarikan diri dari rasa konfliknya itu.

Schims and Skewed FamiliesMenurut Theodore Lidz, pada pola pertama, dimana terdapat perpecahan yang jelas antara orangtua, salah satu orang tua akan menjadi sangat dekat dengan anak yang berbeda jenis kelaminnya. Sedangkan pada pola keluarga skewed, terjadi hubungan yang tidak seimbang antara

Page 14: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

anak dengan salah satu orangtua yang melibatkan perebutan kekuasaan antara kedua orangtua, dan menghasilkan dominasi dari salah satu orang tua.

Pseudomutual and Pseudohostile FamiliesDijelaskan oleh Lyman Wynne, beberapa keluarga men-suppress ekspresi emosi dengan menggunakan komunikasi verbal yang pseudomutual atau pseudohostile secara konsisten. Pada keluarga tersebut terdapat pola komunikasi yang unik, yang mungkin tidak sesuai dan menimbulkan masalah jika anak berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

Ekspresi EmosiOrang tua atau pengasuh mungkin memperlihatkan sikap kritis, kejam dan sangat ingin ikut campur urusan pasien skizofrenia. Banyak penelitian menunjukkan keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi (dalam hal apa yang dikatakan maupun maksud perkataan) meningkatkan tingkat relapse pada pasien skizofrenia.

4.3 Teori SosialBeberapa teori menyebutkan bahwa industrialisasi dan urbanisasi banyak berpengaruh dalam

menyebabkan skizofrenia. Meskipun ada data pendukung, namun penekanan saat ini adalah dalam mengetahui pengaruhnya terhadap waktu timbulnya onset dan keparahan penyakit.

(Sumber : Kaplan & Sadock: ”Skizofrenia” dalam Sinopsis Psikiatri Jilid 1, edisi 7, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta, 1997)

LO.3.4 Klasifikasi

Dalam PPDGJ III skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang mempunyai spesifikasi masing-masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Skizofrenia Paranoid- Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia- Sebagai tambahan :

Halusinasi dan atau waham harus menonjol :a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi

auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi tawa.b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan

tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),

dipengaruhi (delusion of influence), atau “Passivity” (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata / menonjol.

Pasien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya. Pasien yang sehat sampai akhir usia 20 atau 30 tahunan biasanya mencapai kehidupan social yang dapat membantu mereka melewati penyakitnya. Juga, kekuatan ego paranoid cenderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. Pasien skizofrenik paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuanmentalnya, respon emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik.

Pasien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pencuriga, berhati-hati, dan tak ramah. Mereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. Pasien skizofrenik paranoid kadang-kadang dapat menempatkan diri mereka secara adekuat didalam situasi social. Kecerdasan mereka tidak terpengaruhi oleh kecenderungan psikosis mereka dan tetap intak.

2. Skizofrenia Hebefrenik- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia- Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda

(onset biasanya mulai 15-25 tahun).

Page 15: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

- Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.

- Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan :

· Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan;

· Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);

· Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren.

- Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

- Menurut DSM-IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.

3. Skizofrenia Katatonik- Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.- Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

a. Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara):

b. Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)

c. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh);

d. Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berlawanan);

e. Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya);

f. Fleksibilitas cerea/”waxy flexibility” (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar); dan

g. Gejala-gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.

- Pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala-gejala lain.

- Penting untuk diperhatikan bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik untuk skizofrenia. Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.

Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan pengawasan yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. Perawatan medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau cedera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.

4. Skizofrenia tak terinci (Undifferentiated).

Page 16: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

Seringkali pasien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam salah satu tipe. PPDGJ mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terinci. Kriteria diagnostic menurut PPDGJ III yaitu:- Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia- Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau katatonik.- Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pasca skizofrenia.

5. Depresi Pasca-Skizofrenia Diagnosis harus ditegakkan hanya kalau :

a. Pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum skizzofrenia) selama 12 bulan terakhir ini;

b. Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya); dan

c. Gejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.

Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.

6. Skizofrenia ResidualUntuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua :a) Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas

menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non-verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk;

b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofenia;

c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom “negative” dari skizofrenia;

d) Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut.

Menurut DSM IV, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang cukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia. Penumpulan emosional, penarikan social, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual. Jika waham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak disertai afek yang kuat.

7. Skizofrenia Simpleks Diagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari :· gejala “negative” yang khas dari skizofrenia residual tanpa didahului riwayat halusinasi,

waham, atau manifestasi lain dari episode psikotik, dan· disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna, bermanifestasi sebagai

kehilangan minat yang mencolok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan hidup, dan penarikan diri secara sosial.

Gangguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis

simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses berpikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbulnya perlahan-lahan sekali. Pada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. Makin lama ia makin mundur dalam pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pelacur, atau penjahat.

Page 17: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

8. Skizofrenia lainnya

9. Skizofrenia YTTSelain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak berdasarkan

DSM IV TR), antara lain :

Bouffe delirante (psikosis delusional akut). Konsep diagnostik Perancis dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama gejala yang kurang dari tiga bulan. Diagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan skizofreniform didalam DSM-IV. Klinisi Perancis melaporkan bahwa kira-kira empat puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya diklasifikasikan sebagai media skizofrenia.

Skizofrenia laten. Konsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu waktu saat terdapat konseptualisasi diagnostic skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan diagnosis skizofrenia; tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai contohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian schizoid dan skizotipal. Pasien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline schizophrenia) di masa lalu.

Oneiroid. Keadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap waktu dan tempat. Istilah “skizofrenik oneiroid” telah digunakan bagipasien skizofrenik yang khususnya terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam dunia nyata. Jika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut.

Parafrenia. Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk “skizofrenia paranoid”. Dalam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk secara progresif atau adanya system waham yang tersusun baik. Arti ganda dari istilah ini menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi.

Pseudoneurotik. Kadang-kadang, pasien yang awalnya menunjukkan gejala tertentu seperti kecemasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan pikiran dan psikosis. Pasien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia, panambivalensi dan kadang-kadang seksualitas yang kacau. Tidak seperti pasien yang menderita gangguan kecemasan, mereka mengalami kecemasan yang mengalir bebas (free-floating) dan yang sering sulit menghilang. Didalam penjelasan klinis pasien, mereka jarang menjadi psikotik secara jelas dan parah.

Skizofrenia Tipe I.Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom positif yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembicaraan. Disertai dengan struktur otak yang normal pada CT dan respon yang relatif baik terhadap pengobatan.

Skizofrenia tipe II.Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang muncul adalah simptom negative yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembicaraan atau isi pembicaraan, penghambatan (blocking), dandanan yang buruk, tidak adanya motivasi, anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. Disertai dengan kelainan otak struktural pada pemeriksaan CT dan respon buruk terhadap pengobatan.

LO.3.5 Patofisiologi

Page 18: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

a. Faktor Biologi

- Komplikasi kelahiranBayi laki laki yang mengalami komplikasi saat dilahirkan sering mengalami skizofrenia,

hipoksia perinatal akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap skizofrenia.- Infeksi

Perubahan anatomi pada susunan syaraf pusat akibat infeksi virus pernah dilaporkan pada orang orang dengan skizofrenia. Penelitian mengatakan bahwa terpapar infeksi virus pada trimester kedua kehamilan akan meningkatkan seseorang menjadi skizofrenia.

- Hipotesis Dopamin Dopamin merupakan neurotransmiter pertama yang berkontribusi terhadap gejala

skizofrenia. Hampir semua obat antipsikotik baik tipikal maupun antipikal menyekat reseptor dopamin D2, dengan terhalangnya transmisi sinyal di sistem dopaminergik maka gejala psikotik diredakan.1° Berdasarkan pengamatan diatas dikemukakan bahwa gejala gejala skizofrenia disebabkan oleh hiperaktivitas sistem dopaminergik.5’7  

- Hipotesis Serotonin Gaddum, wooley dan show tahun 1954 mengobservasi efek lysergic acid diethylamide

(LSD) yaitu suatu zat yang bersifat campuran agonis/antagonis reseptor 5-HT. Temyata zatini menyebabkan keadaan psikosis berat pada orang normal. Kemungkinan serotonin berperan pada skizofrenia kembali mengemuka karena penetitian obat antipsikotik atipikal clozapine yang temyata mempunyai afinitas terhadap reseptor serotonin 5-HT~ lebih tinggi dibandingkan reseptordopamin D2.57 

- Struktur OtakDaerah otak yang mendapatkan banyak perhatian adalah sistem limbik dan ganglia

basalis. Otak pada pendenta skizofrenia terlihat sedikit berbeda dengan orang normal, ventrikel teilihat melebar, penurunan massa abu abu dan beberapa area terjadi peningkatan maupun penurunan aktifitas metabolik. Pemenksaaninikroskopis dan jaringan otak ditemukan sedikit perubahan dalam distnbusi sel otak yang timbul pada masa prenatal karena tidak ditemukannya sel glia, biasa timbul pada trauma otak setelah lahir.81°

b. Genetika Para ilmuwan sudah lama mengetahui bahwa skizofrenia diturunkan, 1% dari populasi umum

tetapi 10% pada masyarakat yang mempunyai hubungan derajat pertama seperti orang tua, kakak laki laki ataupun perempuan dengan skizofrenia. Masyarakat yang mempunyai hubungan derajat ke dua seperti paman, bibi, kakek / nenek dan sepupu dikatakan lebih sering dibandingkan populasi umum. Kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia sedangkan kembar dizigotik 12%. Anak dan kedua orang tua yang skizofrenia berpeluang 40%, satu orang tua 12%.

c. PsikodinamikMenggunakan rumus I+S R

I: individu, yaitu sesorang yang sudah mempunyai bakat-bakat tertentu, kepribadian yang rentan (vulnerable personality) ataupun factor genetic yang kesemuanya itu merupakan factor predisposisi yaitu kecenderungan untuk menadi sakit

S: situasi, yaitu suatu kondisi yang menjadi tekanan mental bagi individu yang bersangkutan misalnya stressor psikososial

R: Reaksi,yaitu respons dari individu yang benrsangkutan setelah mengalami situasi yang tidak mengenakan sehingga ia mengalami frustasi yang nantinya mengalami jatuh sakit

d. PsikososialStressor sikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan

dalam kehidupan seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan penyesuaian diri untuk menanggulangi stressor yang timbul.Jenis-jenis stressor psikoosial yang dimaksud digolongkan sebagai berikut :

Page 19: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

a. Perkawinan dengan berbagai masalah perkawinan misalnya pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu pasangan.

b. Problem orangtua permasalahan yang dihadapi orangtuamisal tidak punya anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak sakit , dan hubungannya tidak baik.

c. Hubungan interpersonal gangguan ini dapat berupa hubungan dengan kawan dekat yang mengalami konflik.

d. Pekerjaan misalnya kehilangan pekerjaan, pekerjaan terlalu banyak, pensiun, mutasi jabatan dll.e. Lingkungan hidup, keuangan, hokum, dan perkembangan fisik atau mental, penyakit fisik, faktor

keluarga lain-lain.

LO.3.6 Manifestasi klinis

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal, fase aktif dan fase residual.

- Fase prodromalBiasanya timbul gejala gejala  non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih

dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.  Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”. Semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya.

- Fase aktifGejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham,

halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan.

- Fase residualFase aktif akan diikuti oleh fase residual dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal

tetapi gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas, pendenta skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial)

Gejala positive skizofreniaa) Delusi atau waham, yaitu suatu keyakinan yang tidak rasionalb) Halusinasi, yaitu pengalaman panca indera tanpa ada rangsangan (stimulus). Misalnya penderita

mendengar suara/bisikan di telinganya padalah tidak ada sumber dari suara/bisikan tersebutc) Kekacauan alam piker yang dapat dilihat dari isi pembicaraanyad) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, agresif, bicara dengan semangat dan gembira berlebihan.e) Merasa dirinya “Orang Besar” merasa serba mampu, serba hebat dan sejenisnyaf) Pikirannya penuh dengan kecurigaan atau seakan-akan ada ancaman terhadap dirinyag) Menyimpan rasa permusuhan.

Gejala negative skizofrenia a) Alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar” dapat terlhat dari wajahnya yang tanpa ekspresib) Menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul atau kontak dengan orang lainc) Kontak emosional amat “miskin” sukar diajak bicara, pendiamd) Pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan sociale) Sulit dalam berpikiran abstrakf) Pola piker stereotipg) Tidak ada/kehilangan dorongan kehendak (avolition) dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha,

tidak ada spontanitas, monoton, serba malas

Page 20: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

LO.3.7 Diagnosis dan diagnosis banding

- Gejala karakteristik: dua (atau lebih) berikut, masing-masing ditemukan untuk bagian waktu yang bermakna selama periode 1 bulan (atau kurang jika diobati dengan berhasil) waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi, perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas, gejala negative

- Sosial / Pekerjaan : untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan , satu atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, disfungsi hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas dibawah tingkat yang dicapai sebelum onset.

- Durasi :tanda gangguan terus menerus menetap selama sekurangnya 6 bulan, termaksud sekurangnya satu bulan gejala.

- Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan mood. - Penyingkiran zat/ kondisi medis umum : gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari

suatu zat (mis: obat yang disalahgunakan).- Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive jika terdapat riwayat adanya gangguan autistic

atau gangguan perkembangn pervasive lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau halusinasi yang menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya satu bulan (atau kurang jika berhasil diobati).

LO.3.8 Tatalaksana

A. PsikofarmakoObat psikofarmako yang ideal yaitu memenuhi syarat antara lain sebagai berikut :

a. Dosis rendah dengan efektivitas terapi dalam waktu relative singkatb. Tidak ada efek samping, kalaupun ada relative kecilc. Dapat menghilangkan dalam waktu relative singkat, gejala positif maupun negative skizofrenia.d. Lebih cepat memulihkan fungsi kognitife. Tidak menyebabkan kantuk f. Memperbaiki pola tidurg. Tidak menyebabkan habituasi, adisi dan dependensih. Tidak menyebabkan lemas ototi. Pemakaian dosis tunggal

Ada 2 golongan :1. Generasi pertama (typical)2. Generasi kedua (atypical)

Obat yang termasuk golongan pertama :

Nama generic Nama dagangChlorpromazine Largactil, PromactilTrifluoperazin StelazineThioridazine MellerilHaloperidol Haidol, Govotil

Obat yang termasuk golongan kedua :

Nama genric Nama dagangRisperidone Risperdal, RizodalCiozapine ClozarilQuetiapine SerequelOlanzapine ZyprexaAripiprazole Abilify

Page 21: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

Golongan typical:Mengatasi gejala positif skizofrenia, pada gejala negative kurang memberikan respon, tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan funsi kognitif penderita. Dan menimbulkan efek samping gejala ekstrapiramidal.

Golongan atypical :Mengatasi ejala positif dan negative dapat dihilangkan. Efek samping ekstrapiramidal sangat minimal/dikatakan tidak ada. Memulihkan fungsi kognitif.

B. PsikoterapiPsikoterapi banyak macamnya tergantung dari kebutuhan latar belakang pederita sebelum sakit sebagai contoh misalnya :a) Psikoterapi suportifb) Psikoterapi re-eduktifc) Psikoterapi re-konstruktifd) Psikoterapi kognitife) Psikoterapi psiko-dinamikf) Psikoterapi perilakug) Psikoterapi keluarga

C. PsikosialDengan terapi psikosial dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan social sekitarnya dan mampumerawat diri, mampu madiri tidak tergantung kepada orang lain. Kepada penderita diupayakan untuk tidak menyendiri, tidak melamun, banyak kegiatan dan kesibukan dan banyak bergaul.

D. PsikoreligiusTerapi keagamaan yang dimaksudkan adalah berupa kegiatan ritual keagamaan seperti sembahyang, berdoa, memanjatkan pujian kepada Tuhan YME, ceramah keagamaan dan kajian kitab suci.

LO.3.9 Komplikasi

LO.3.10 Pencegahan

LO.3.11 Prognosis

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa lebih dari periode 5 sampai 10 tahun setelah perawatan psikiatrik pertama kali di rumah sakit karena skiofrenia, hanya kira-kira 10-20 % pasien dapat digambarkan memliki hasil yang baik.Lebih dari 50% pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk, dengan perawatan di rumah sakit yang berulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood berat, dan usaha bunuh diri. Walaupun angka-angka yang kurang bagus tersebut, skizofrenia memang tidak selalu memiliki perjalanan penyakit yang buruk, dan sejumlah faktor telah dihubungkan dengan prognosis yang baik.

Rentang angka pemulihan yang dilaporkan didialam literatur adalah dari 10-60% dan perkiraan yang beralasan adalah bahwa 20-30% dari semua pasien skizofrenia mampu untuk menjalani kehidupan yang agak normal. Kira-kira 20-30% dari pasien terus mengalami gejala yang sedang,dan 40-60% dari pasien terus terganggu scara bermakna oleh gangguannya selama seluruh hidupnya.

Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:

1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih baik.4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred lebih jelek.8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.

Page 22: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

(Sumber : Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi 3,Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002)

LI.4 Memahami dan menjelaskan Ibadah Mahdhah

Pengertian IbadahSecara etomologis diambil dari kata ‘ abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun. ‘Abid, berarti hamba

atau budak, yakni seseorang yang tidak memiliki apa-apa, hatta dirinya sendiri milik tuannya, sehingga karenanya seluruh aktifitas hidup hamba hanya untuk memperoleh keridhaan tuannya dan menghindarkan murkanya.

Manusia adalah hamba Allah “‘Ibaadullaah” jiwa raga haya milik Allah, hidup matinya di tangan Allah, rizki miskin kayanya ketentuan Allah, dan diciptakan hanya untuk ibadah atau menghamba kepada-Nya:

الذريات ليعبدوِن اال واالنس الجن خلقت 56وما

Tidak Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu (QS. 51(al-Dzariyat ): 56).

Jenis ‘IbadahDitinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya;

1. Ibadah Ghairu Mahdhah2. ‘Ibadah Mahdhah, artinya penghambaan yang murni hanya merupakan hubung an antara hamba dengan

Allah secara langsung. ‘Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:a) Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al- Sunnah,

jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.b) Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh Allah

adalah untuk memberi contoh:النسآء … الله باذن ليطاع اال رسول من 64وماارسلنا

Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4: 64).

… الحشر فانتهوا عنه نهاكم وما فخذوه الرسول آتاكم 7وماDan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).

Shalat dan haji adalah ibadah mahdhah, maka tatacaranya, Nabi bersabda:

Prognosis Baik Prognosis Buruk- Onset lambat- Faktor pencetus yang jelas- Onset akut- Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan

premorbid yang baik- Gejala gangguan mood (terutama

gangguan depresif)- Menikah- Riwayat keluarga gangguan mood- Sistem pendukung yang baik- Gejala positif

- Onset muda- Tidak ada factor pencetus- Onset tidak jelas- Riwayat social dan pekerjaan premorbid

yang buruk- Prilaku menarik diri atau autistic- Tidak menikah, bercerai atau janda/ duda- Sistem pendukung yang buruk- Gejala negatif- Tanda dan gejala neurologist- Riwayat trauma perinatal- Tidak ada remisi dalam 3 tahun- Banyak relaps- Riwayat penyerangan

Page 23: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

مناسككم . . عنى خذوا البخاري رواه اصلى رايتمونى كما . صلواShalatlah kamu seperti kamu melihat aku shalat. Ambillah dari padaku tatacara haji kamu

Jika melakukan ibadah bentuk ini tanpa dalil perintah atau tidak sesuai dengan praktek Rasul saw., maka dikategorikan “Muhdatsatul umur” perkara meng-ada-ada, yang populer disebut bid’ah: Sabda Nabi saw.:

المه . . الراشدين الخلفآء وسنة بسنتى عليكم عليه متفق رد فهو منه ليس ما هذا امرنا فى احدث منوكل بدعة، محدثة كل فان االمور، ومحدثات واياكم ، بالنواجذ بها وعضوا بها تمسكوا ، بعدى من ديين

اله . وخير ، الله كتاب الحديث خير فان بعد، اما ، ماجه وابن والترمذي وابوداود احمد رواه ضاللة بدعة . . مسلم رواه ضاللة بدعة وكل بدعة محدثة وكل محدثاتها االمور وشر ص محمد هدي دي

Salah satu penyebab hancurnya agama-agama yang dibawa sebelum Muhammad saw. adalah karena kebanyakan kaumnya bertanya dan menyalahi perintah Rasul-rasul mereka.

c) Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

d) Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan hamba, bukan untuk Allah, dan salah satu misi utama diutus Rasul adalah untuk dipatuhi.Jenis ibadah yang termasuk mahdhah, adalah :1. Wudhu,2. Tayammum3. Mandi hadats4. Adzan5. Iqamat6. Shalat7. Membaca al-Quran8. I’tikaf9. Shiyam ( Puasa )10. Haji11. Umrah12. Tajhiz al- Janazah

Rumusan Ibadah Mahdhah adalah“KA + SS”(Karena Allah + Sesuai Syari’at)

Page 24: sk 4 neuro

Ayu Anggraeni H.

1102012036

Daftar Pustaka

Maslim. R. 2002. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi 3. Jakarta : Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI

Kaplan & Sadock.1997. ”Skizofrenia” dalam Sinopsis Psikiatri Jilid 1, edisi 7. Jakarta : Bina Rupa Aksara

Ganong,W,F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 22. Jakarta : EGC

Sumber: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Lauralee Sherwood

http://www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.htm

Hawari, D. 2001. “Pendekatan Holistik pada Gangguan jiwa Skizofrenia”. Jakarta : FKUI