neuro oftalmik hal 3 4 5 7 8 9 10

23
Bab I Anamnesis Neuro-oftalmik Seperti dalam setiap bidang kedokteran yang lain, anamnesis neuro–oftalmik memberikan panduan dalam pemeriksaan dokter dan menentukan diagnosis diferensial. Sejak awal anamnesis, dokter harus berusaha untuk mengkategorikan masalah pasien. Tabel 1-1, yang mencerminkan pembagian buku ini, mengklasifikasikan gangguan neuro-oftalmik menjadi tiga kelompok: gangguan aferen, gangguan eferen, dan sakit kepala dan abnormalitas sensasi wajah. Hal ini dapat digunakan sebagai panduan dalam menentukan diagnosis diferensial. Kemudian, dengan mempertimbangkan usia pasien, jenis kelamin, penyakit yang mendasari, dan faktor risiko penyakit, dokter bisa mempersempit daftar diagnosis yang potensial dan bentuk pemeriksaan untuk mengkonfirmasi atau menghilangkan setiap gangguan. Seringkali gangguan neuro-oftalmik yang tepat dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis saja. Misalnya, seorang wanita muda yang sehat tiba-tiba kehilangan penglihatan pada salah satu mata dengan nyeri pada gerakan mata mungkin mengalami optik neuritis. Seorang pria tua dengan

Upload: misbahmd

Post on 25-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hjfhkgkl

TRANSCRIPT

Page 1: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

Bab I

Anamnesis Neuro-oftalmik

Seperti dalam setiap bidang kedokteran yang lain, anamnesis neuro–oftalmik

memberikan panduan dalam pemeriksaan dokter dan menentukan diagnosis

diferensial. Sejak awal anamnesis, dokter harus berusaha untuk mengkategorikan

masalah pasien. Tabel 1-1, yang mencerminkan pembagian buku ini,

mengklasifikasikan gangguan neuro-oftalmik menjadi tiga kelompok: gangguan

aferen, gangguan eferen, dan sakit kepala dan abnormalitas sensasi wajah. Hal ini

dapat digunakan sebagai panduan dalam menentukan diagnosis diferensial.

Kemudian, dengan mempertimbangkan usia pasien, jenis kelamin, penyakit yang

mendasari, dan faktor risiko penyakit, dokter bisa mempersempit daftar diagnosis

yang potensial dan bentuk pemeriksaan untuk mengkonfirmasi atau menghilangkan

setiap gangguan.

Seringkali gangguan neuro-oftalmik yang tepat dapat didiagnosis berdasarkan

anamnesis saja. Misalnya, seorang wanita muda yang sehat tiba-tiba kehilangan

penglihatan pada salah satu mata dengan nyeri pada gerakan mata mungkin

mengalami optik neuritis. Seorang pria tua dengan hipertensi, penglihatan ganda

binokular horizontal yang baru dan memburuk pada jarak dan tatapan tertentu, dan

nyeri periorbital kanan kemungkinan besar mengalami vaskulopati kelumpuhan saraf

VI kanan.

Berbagai elemen anamnesis neuro-oftalmik (tabel 1-2) akan ditinjau dalam

konteks gangguan neuro-oftalmik. Meskipun penting, topik-topik seperti sikap

dokter, gaya, penggunaan bahasa selama anamnesis, lingkungan terbaik untuk

wawancara, dan hubungan dokter-pasien berada di luar lingkup bab ini dan dibahas

secara jelas dalam buku-buku teks lain.

Keluhan Utama

Page 2: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

Usia pasien harus dipastikan terlebih dahulu. Masalah neuro-oftalmik

kongenital lebih mungkin terjadi pada anak-anak, dan gangguan degeneratif dan

pembuluh darah terutama ditemukan pada orang dewasa. Neoplasma terjadi pada

segala usia, meskipun jenis-jenis tumor yang sering terjadi tergantung dari usia.

Misalnya, pada anak-anak penyebab paling umum dari kompresi chiasma adalah

tumor jalur optik dan craniopharyngiomas, sementara pada usia dewasa adenoma

hipofisis adalah penyebab paling mungkin.

Jenis kelamin pasien harus diperhatikan karena kecenderungan beberapa

penyakit untuk laki-laki atau perempuan. Misalnya, komplikasi mata akibat kanker

payudara jelas lebih umum pada wanita, tapi neuritis optik, arteritis sel raksasa, dan

sindrom retraksi Duane juga lebih umum pada wanita.

Kemudian pasien harus diminta untuk merangkum keluhannya dalam satu

kalimat. Pernyataan sederhana seperti "Aku tidak bisa melihat dengan mata kiri

saya," "Saya memiliki penglihatan ganda," dan "kelopak mata kiri saya terkulai"

sangat membantu, dan segera memungkinkan pemeriksa untuk mulai berpikir tentang

diagnosis diferensial. Namun, ketika keluhannya samar seperti "Saya tidak melihat

dengan baik selama 6 bulan," klarifikasi tentang riwayat yang lebih lanjut perlu

dilakukan.

Keluhan utama harus dikurangi menjadi satu kalimat yang mengandung usia

pasien, jenis kelamin, dan keluhan. Misalnya "Pasien adalah seorang wanita 45 tahun

dengan nyeri wajah kiri.”

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan utama pasien harus dieksplorasi lebih lanjut secara rinci, termasuk

kondisi saat ini dan gejala terkait .

Merinci masalah

Disfungsi aferen. Jika pasien mengeluh kehilangan penglihatan, pola dan

tingkat harus dieksplorasi untuk membantu melokalisasi masalah dalam jalur visual

Page 3: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

aferen. Pasien harus ditanya apakah terjadi pada mata kanan atau kiri atau kedua mata

dan apakah kehilangan penglihatan mempengaruhi lapangan pandang nasal,

temporal, superior atau inferior. Kemudian nilai kehilangan penglihatan sesuai

dengan kualitas dan derajat (misalnya kebutaan lengkap, grayness, atau distorsi

visual). Cacat pada persepsi warna harus diperhatikan. Disfungsi visual pada level

kortikal yang lebih tinggi harus dipertimbangkan ketika keluhan visual yang tidak

jelas dan ada riwayat demensia, stroke, atau perubahan perilaku dan tidak ada

penjelasan dari segi okular yang jelas untuk gangguan penglihatan tersebut.

Disfungsi eferen. Keluhan gangguan eferen neuro-oftalmik yang paling

umum adalah penglihatan ganda. Pasien dengan diplopia harus ditanya apakah

penglihatan ganda mereka binokular, horizontal atau vertikal, dan memburuk pada

saat melirik ke kiri, kanan, atas, atau bawah, atau pada jarak jauh atau dekat. Diplopia

neurologis hampir selalu binokular, dan saraf atau otot yang rusak sering dapat

ditentukan sesuai dengan arah di mana penglihatan ganda lebih buruk.

Penglihatan kabur adalah keluhan umum yang terkait dengan kelainan

refraktif, kekeruhan media, dan disfungsi aferen. Namun, pemeriksa harus menyadari

bahwa beberapa pasien yang mengeluh penglihatan kabur ternyata mengalami

diplopia saat ditanya lebih lanjut. Hal ini harus dicurigai bila pasien melaporkan

penglihatan kabur yang membaik ketika salah satu mata ditutup.

Profil gejala saat ini

Kronisitas, kecepatan onset, dan pola gejala harus diselidiki.

Kronisitas. Waktu ketika gejala pertama kali dialami harus ditetapkan. Hal ini

dapat dieksplorasi dengan bertanya, misalnya, kapan pasien mampu untuk membaca

huruf dengan cetakan kecil terakhir kali. Beberapa gangguan, seperti optik neuritis,

biasanya sembuh dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Namun, jika kehilangan

penglihatan sudah ada selama beberapa tahun, diagnosis lain, seperti meningioma

yang perlahan-lahan tumbuh, harus dipertimbangkan. Penglihatan ganda yang lama

terjadi dan bahkan terjadi secara intermiten menyiratkan neoplasma yang berkembang

Page 4: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

perlahan-lahan atau dekompensasi strabismus kongenital.Sebagai contoh, foto-foto

lama dari pasien, saat detail wajah dan mata terlihat, seringkali sangat membantu

dalam menentukan kronisitas ptosis, kelainan pupil, dan misalignment mata.

Kecepatan onset. Gejala yang terjadi dengan onset yang tiba-tiba mengarah ke

proses vaskular, seperti stroke. Gangguan inflamasi dan infeksi juga bisa timbul

secara akut. Sebaliknya, gejala yang berhubungan dengan proses degeneratif dan

penekanan biasanya lebih tersembunyi , dan pasien mungkin tidak dapat menentukan

secara tepat kapan gelaja muncul.

Pola gejala. Pola gejala dari waktu ke waktudapat sangat membantu. Gejala

progresif menunjukkan lesi penekanan akibat massa, sementara gejala dengan onset

akut yang menetap atau membaik lebih sesuai dengan gangguan pembuluh darah atau

proses peradangan. Kehilangan penglihatan episodik bisa disebabkan misalnya karena

migrain, penyakit karotis, atau kejang. Fluktuasi ptosis atau penglihatan ganda yang

memburuk pada sore-malam hari sangat mengarah ke diagnosis myasthenia gravis.

Gejala lain yang berhubungan

Pasien harus ditanya tentang gejala neurologis atau gejala umum yang

mungkin belum dikemukakan pasien karena gejala tersebut terkait dengan masalah

mata . Misalnya, sakit kepala mungkin mengarah pada migrain, peningkatan tekanan

intrakranial, dan lesi penekanan akibat massa. Malaise, demam, nyeri otot, sakit

kepala, dan klaudikasio rahang menunjukkan arteritis sel raksasa pada pasien tua

dengan amaurosis fugax atau kehilangan penglihatan sesungguhnya. Nyeri lebih khas

pada optik neuritis daripada iskemik neuropati optik. Kelemahan sistemik, disfagia,

dan dyspnea mengarahkan ke myasthenia gravis pada pasien dengan ptosis atau

diplopia. Di sisi lain, pada pasien dengan diplopia, dysarthria, dan ataksia, lebih

mungkin terjadi lesi pada fossa posterior.

Riwayat neurologis dan oftalmologis yang lalu

Page 5: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

Riwayat penyakit neurologis, seperti migrain, stroke, serangan iskemik

transien, cedera kepala, atau kejang, atau neuroimaging sebelumnya harus diselidiki.

Pertanyaan penting mengenai masalah oftalmologis yang lalu termasuk koreksi

kacamata, katarak, glaukoma, strabismus, amblyopia, patching mata, atau operasi.

Riwayat medis dan operasi yang lalu dan review sistematis

Karena banyak gangguan neuro-oftalmik adalah komplikasi penyakit medis

yang mendasari, eksplorasi dan dokumentasi sejarah medis dan bedah dan review

sistem secara hati-hati merupakan hal yang terpenting. Pertanyaan tentang adanya

hipertensi, diabetes, penyakit arteri koroner, aritmia, penyakit katup jantung,

hiperkolesterolemia, dan penyakit pembuluh darah perifer sangat penting, tetapi

setiap riwayat kanker, gangguan rematologi atau imunosupresif, atau penyakit

menular juga sangat relevan.

Pertimbangan khusus pada anak-anak

Petunjuk diagnostik pada anak-anak menjalani evaluasi neuro-oftalmik

mungkin terlihat jelas dalam riwayat kehamilan ibu, khususnya yang berkaitan

dengan paparan obat-obatan atau alkohol atau infeksi. Rincian kelahiran, termasuk

masa kehamilan, berat lahir, skor Apgar, dan adanya kesulitan perinatal, harus

dicatat. Riwayat perkembangan, dengan perhatian khusus pada pencapaian milestone

dalam kognitif, motorik, dan fungsi bahasa, harus diambil juga. Ketidakmampuan

pencapaian milestone menunjukkan gangguan degeneratif, sedangkan keterlambatan

perkembangan dengan pencapaian milestone yang lebih lambat menunjukkan

ensefalopati statis, misalnya karena hipoksemia.

Riwayat keluarga

Riwayat setiap penyakit neurologis, mata maupun medis lainnya yang terkait

pada anggota keluarga harus didokumentasikan. Selain itu, banyak gangguan neuro-

oftalmik, seperti migrain, multiple sclerosis, dan neuropati optik herediter Leber,

Page 6: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

memiliki kecenderungan genetik, sehingga bila ditemukan pada riwayat keluarga

dapat membantu pertimbangan diagnosis pasien.

Riwayat sosial

Perilaku tertentu, seperti penggunaan obat-obatan, merokok dan konsumsi

alkohol, mungkin merupakan faktor predisposisi penting untuk gangguan neuro-

oftalmik. Misalnya, merokok merupakan faktor risiko untuk penyakit vaskular,

sedangkan alkohol dapat berhubungan dengan neuropati optik.

Karena pekerjaan juga mungkin berpengaruh secara relevan, pemeriksa harus

menanyakan tentang pekerjaan pasien. Mengetahui pekerjaan pasien juga penting

dalam memahami bagaimana masalah neuro-oftalmik pasien mempengaruhi

kehidupan sehari-harinya. Misalnya, seorang dokter gigi tak mampu bekerja lagi bila

kehilangan penglihatan monokuler dan ketidakmampuan berikutnya untuk menilai

benda secara stereoskopik. Di sisi lain, agen reservasi maskapai, yang tugasnya

mungkin tidak memerlukan penglihatan binokular, mungkin tidak akan terpengaruh

oleh karena kelainan dengan derajat keparahan yang sama.

Bab II

Pemeriksaan neuro - oftalmik

Pemeriksaan neuro - oftalmik menggabungkan teknik oftalmik dan neurologis

untuk menilai penglihatan pasien, fungsi pupil, motilitas okular, kelopak mata, orbita,

fundus, dan status neurologis. Dalam sebagian besar kasus, setelah melakukan

anamnesis, pemeriksa seharusnya sudah membentuk opini mengenai kemungkinan

lokasi dan diagnosis diferensial. Pemeriksaan yang dilakukan dapat mendukung atau

tidak sesuai dengan diagnosis awal; temuan pemeriksaan mungkin juga dapat menjadi

pertimbangan diagnosis lain secara cepat.

Dalam bab ini, akan ditinjau unsur-unsur utama dari pemeriksaan neuro -

oftalmik (tabel 2-1 ), dan di setiap bagian, gangguan yang berpengaruh akan

Page 7: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

disebutkan secara singkat. Pemeriksaan neuro - oftalmik pada pasien koma juga akan

dibahas. Pembaca kemudian harus mengacu pada bab-bab yang sesuai untuk

diagnosis banding yang lebih rinci dan diskusi tentang gangguan patologis.

Fungsi visual aferen

Pengukuran fungsi visual aferen menetapkan seberapa baik pasien dapat

melihat. Beberapa aspek yang berbeda dari penglihatan harus dievaluasi, termasuk

ketajaman penglihatan, persepsi warna, dan lapangan pandang. Pemeriksa harus ingat

bahwa pengukuran bersifat subyektif dan sangat tergantung pada tingkat kerjasama

dan usaha pasien.

Berdasarkan hasil konvensi, pada semua tes fungsi visual aferen, mata kanan dinilai

terlebih dahulu.

Ketajaman penglihatan

Ketajaman penglihatan adalah pengukuran kapasitas individu untuk

diskriminasi visual detail halus dengan kontras tinggi. Koreksi ketajaman penglihatan

terbaik harus diuji untuk setiap mata terpisah dengan mata lain ditutup dengan

jaringan, tangan ,atau perangkat occluder (Gambar 2 - 1A ). Penglihatan jauh paling

sering dievaluasi dengan kartu Snellen standar (gambar 2 - 2A), dan penglihatan

dekat dengan kartu genggam (gambar 2 - 2B ). Idealnya, koreksi penglihatan terbaik

harus dinilai menggunakan lensa korektif saat ini atau refraksi yang bermanifestasi.

Jika tidak tersedia, pinhole akan memperbaiki kelainan refraktif ringan hingga sedang

pada pasien kooperatif ( gambar 2 - 1B ). Selain itu, pasien dengan ketajaman

penglihatan subnormal meskipun telah memiliki koreksi terbaik tetap harus diuji

dengan pinhole, yang selanjutnya dapat memperbaiki beberapa kelainan refraktif

(ireguler astigmatisma) dan kekeruhan media (katarak). Ketika ketajaman tidak dapat

dikoreksi dengan pinhole, harus dipertimbangkan penyebab nonrefraktif dari

kehilangan penglihatan.

Ketajaman penglihatan sering dicatat sebagai fraksi ( misalnya 20/40), di

mana pembilang merujuk pada jarak ( dalam ukuran kaki) dari mana pasien melihat

Page 8: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

huruf, dan penyebut mengacu pada jarak dari mana pasien dengan penglihatan yang

normal melihat huruf yang sama. Mata normal bisa menyesuaikan gambaran yang

berada kebalikan dari sudut visual 5 menit pada jarak 20 kaki. Pada jarak di mana

pasien yang normal dapat mengatur garis huruf pada kartu Snellen, lebar dari garis-

garis pada setiap huruf yang berada kebalikan dari sudut visual 1 menit, atau

seperlima dari seluruh huruf. Sebuah fraksi 20/20-2 menunjukkan pasien melihat

semua huruf pada baris 20/20 kecuali dua huruf, sementara 20/20+2 berarti pasien

bisa melihat huruf pada baris 20/20 ditambah dua huruf pada baris berikutnya

(20/15). Biasanya diperbolehkan sampai dua kesalahan pada baris atau dua huruf

tambahan pada baris berikutnya dalam notasi ini. Kebanyakan orang dewasa normal

di bawah usia 40 memiliki koreksi terbaik pada tajam penglihatan 20/20 dalam setiap

mata.

Ketajaman visual pada jarak juga dapat dicatat dengan menggunakan sistem

metrik atau desimal. Ketika pengujian dilakukan pada jarak 6 meter ( hampir 20

kaki), ketajaman visual normal dicatat sebagai 6/6. Sistem desimal menggunakan

sistem numerik dari notasi pecahan: 20/20 atau 6/6 adalah ketajaman visual dari 1,0.

Sebuah ketajaman dari 20/100 akan dicatat sebagai ketajaman dari 0,2.

Jika pasien tidak dapat membaca huruf Snellen terbesar (20/ 200 atau 20/400),

ketajaman harus dicatat dengan memindahkan huruf ukuran 200 ke jarak yang lebih

dekat dari pasien sampai terlihat (Gambar 2-3). Jarak tersebut dicatat sebagai

pembilang. Sebagai contoh, ketajaman 4/200 berarti pasien bisa melihat huruf dengan

ukuran 200 pada 4 kaki. Atau, ketajaman penglihatan dapat dicatat menggunakan

frase "hitung jari" (count fingers - CF ) (dan pada jarak berapa), "mendeteksi gerakan

tangan" (hand motions-HM) , dan " memiliki persepsi cahaya" (light perception- LP).

Mata yang buta berarti "tidak ada persepsi cahaya" (no light perception - NLP).

Kriteria yang digunakan oleh lembaga yang berbeda untuk menentukan tingkat

kehilangan penglihatan yang memenuhi syarat untuk kecacatan atau kepentingan

tertentu (yaitu "buta secara hukum") berdasarkan koreksi terbaik ketajaman

Page 9: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

penglihatan lebih buruk dari 20/ 200 pada mata yang melihat lebih baik atau

konstriksi lapangan pandang binokular kurang dari 20 derajat.

Sayangnya, grafik Snellen memiliki beberapa kekurangan, yang terpenting

adalah adanya variasi nonlinear dalam ukuran huruf dari baris ke baris. Jadi, jika

ketajaman visual satu pasien berkurang 20/100 menjadi 20/200 dengan menggunakan

grafik pada Gambar 2 - 2A , dan satu lagi dari 20/80 menjadi 20/100, keduanya sama-

sama dianggap memiliki penurunan ketajaman penglihatan satu baris. Namun, dalam

contoh pertama perbedaan ukuran huruf adalah 100% tetapi pada contoh kedua hanya

25%. Selain itu, grafik Snellen khusus memiliki jumlah huruf yang berbeda pada

setiap baris. Huruf terbesar memiliki jumlah paling sedikit, sedangkan huruf terkecil

memiliki jumlah paling banyak dalam satu baris. Oleh karena itu, lebih banyak huruf

harus diidentifikasi untuk menyelesaikan baris dengan huruf kecil dibandingkan

dengan baris huruf yang lebih besar. Selain itu, beberapa huruf, seperti contohnya

"E", lebih sulit untuk diidentifikasi daripada "A" atau "L".

Untuk menghilangkan masalah ini dan untuk memperoleh konsistensi antara

pengujian di satu tempat dan tempat yang lain, seperti misalnya dalam uji klinis

multicenter, standar chart Early Treatment in Diabetic Retinopathy Study ( ETDRS )

telah menjadi standar baku emas (gambar 2 - 2c). Setiap baris berisi lima huruf, jarak

antara huruf dan baris sebanding dengan ukuran huruf, ukuran huruf menurun secara

geometris, dan tingkat kemudahan pengenalan dari setiap huru kurang lebih sama.

Menggunakan chart ETDRS, skala linier untuk ketajaman penglihatan dapat dibuat

dengan menghitung basis 10 logaritma ( 1/Snellen notasi desimal ) dalam apa yang

disebut logaritma dari sudut minimal resolusi ( logMAR ). Oleh karena itu, setiap

baris dari chart ETDRS dipisahkan oleh 0,1 unit logMAR . Jadi pada contoh di atas,

skor logMAR untuk pasien pertama akan memburuk 0,7 menjadi 1,0 , sedangkan

yang kedua akan memburuk 0,6 menjadi0,7, lebih akurat karena mencerminkan

penurunan ketajaman penglihatan yang lebih besar pada pasien pertama.

Ketajaman penglihatan jarak dekat sering dilakukan dengan menggunakan

fraksi Snellen atau standar notasi Jaeger (J1, J3, dll). Ketika ketajaman penglihatan

Page 10: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

dekat diuji, pasien presbiopia di atas 40 tahun harus memakai kacamata baca mereka.

Pengukuran ketajaman penglihatan dekat tidak seakurat yang diperoleh pada jarak

jauh, terutama ketika kartu tidak dipegang dalam jarak 14 inch.

Pada individu buta huruf atau anak-anak yang tidak dapat membaca huruf,

ketajaman penglihatan dapat diuji dengan Tumbling Es (gambar 2-4), Allen atau

Gambar Lea ( gambar 2 - 5A ) atau huruf HOTV (gambar 2-5B, C). Pada pasien

muda yang belum bisa bicara, penilaian gerakan mata yang terfiksasi pada cahaya

atau mainan dan pergerakan objek tersebut diikuti oleh setiap mata secara terpisah

dalam banyak kasus sudah cukup. Perhatian harus diterapkan ketika memeriksa bayi

kecil, karena fiksasi visual yang biasanya ada mungkin tidak konsisten atau tidak ada

sampai usia 8-16 minggu. Pada anak-anak ( misalnya untuk pemeriksaan serial),

preferensial tes mencari (Teller acuities) dapat digunakan (gambar 2-6). Tes ini

didasarkan pada prinsip bahwa anak lebih suka melihat objek dengan stimulus

berpola (corak garis-garis hitam dan putih dengan lebar tertentu) daripada benda yang

homogen. Frekuensi pola terkecil yang sepertinya lebih disukai anak-anak disebut

sebagai ketajaman kisi-kisi, yang dapat dikonversi menjadi setara dengan Snellen.

Ketajaman penglihatan pada bayi baru lahir adalah sekitar 20/400 hingga 20/600,

meningkat menjadi sekitar 20/60 pada usia 12 bulan, dan kemudian mencapai tingkat

20/20 pada usia 3-5 tahun.

Penyebab ketajaman penglihatan mata yang berkurang meliputi kelainan

refraksi, amblyopia, lesi makula, atau kekeruhan media seperti katarak, perdarahan

vitreous, vitritis, atau kekeruhan atau kelainan kornea. Proses neuro-oftalmik yang

dapat mengurangi ketajaman penglihatan adalah yang mempengaruhi saraf optik atau

chiasma. Gangguan posterior dari kiasma (retrochiasmal, yaitu, traktus optikus,

radiasi optikus , dan oksipital lobus) mempengaruhi ketajaman penglihatan hanya jika

terjadi bilateral. Kehilangan penglihatan fungsional harus selalu dipertimbangkan

ketika ketajaman visual menurun tanpa kelainan yang jelas dari mata atau jalur

penglihatan.

Page 11: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

Sensitivitas kontras dan ketajaman surat kontras rendah

Pengujian sensitivitas kontras dengan kisi-kisi gelombang sinus atau

gelombang persegi dapat menjadi tambahan yang berguna dalam evaluasi kehilangan

penglihatan. Ketajaman penglihatan konvensional mengukur resolusi spasial pada

kontras tinggi, sementara pengujian sensitivitas kontras menilai resolusi spasial ketika

kontras bervariasi. Dalam satu variasi tes, pasien diminta untuk mengidentifikasi di

mana

 

tabel 1-1

Kategorisasi gangguan neuro – oftalmik

BAB

Kehilangan penglihatan dan gangguan lain dari jalur visual aferen

Kehilangan penglihatan : gangguan retina

( 4 )

Kehilangan penglihatan : neuropati optik

( 5 )

Disc optik bengkak : papilledema dan penyebab lainnya

( 6 )

Kehilangan penglihatan : Gangguan chiasmal

( 7 )

Kehilangan penglihatan : Gangguan retrochiasmal

( 8 )

Gangguan fungsi visual kortikal yang lebih tinggi

( 9 )

Kehilangan penglihatan Transient

( 10 )

Kehilangan penglihatan fungsional

( 11 )

Halusinasi dan ilusi visual

Page 12: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

( 12 )

Gangguan neuro - oftalmik eferen

Gangguan pupil

( 13 )

Gangguan saraf kelopak mata dan wajah

( 14 )

Gangguan gerakan mata : ketiga, keempat , dan kelumpuhan saraf keenam dan

penyebab lain dari diplopia dan misalignment okular

( 15 )

Gangguan gerakan mata : kelainan tatapan

( 16 )

Gangguan gerakan mata : nistagmus dan gerakan mata nystagmoid

( 17 )

Penyakit Orbital

( 18 )

Sakit kepala, nyeri wajah , dan gangguan sensasi wajah

( 19 )

Ketiga kelompok utama mencerminkan daftar isi dan organisasi buku ini. Selama

anamnesis , pemeriksa harus berusaha untuk mengkategorikan masalah pasien ke

dalam salah satu kelompok-kelompok ini.

tabel 1-2

Anamnesis neuro - oftalmik

Keluhan utama

Usia , jenis kelamin , dan keluhan utama

Riwayat Penyakit Sekarang

Merinci masalah

Profil gejala saat ini

Gejala yang berhubungan

Page 13: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

Riwayat neurologis dan oftalmologis yang lalu

Riwayat medis dan operasi

Review sistem

Riwayat keluarga

Riwayat sosial

Tabel 2-1

Pemeriksaan neuro - oftalmik

Fungsi visual aferen

Visual ketajaman

Sensitivitas kontras ( opsional )

persepsi warna

Lapang pandang Konfrontasi

Tes Amsler Grid

Fungsi visual kortikal yang lebih tinggi ( opsional )

Sistem eferen

pupil

ukuran

reaktivitas

Swinging tes senter

Dekat ( opsional )

kelopak mata

Fungsi saraf wajah

motilitas okuler

Inspeksi

Ductions

Vergences

Penilaian misalignment okuler

Pemeriksaan luar termasuk orbita

Page 14: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

pemeriksaan slit - lamp / applanation tensions

pemeriksaan ophthalmoscopic

pemeriksaan neurologis terarah

status mental

saraf kranial

fungsi motorik

fungsi cerebellar

sensasi

gait

refleks

Pemeriksaan umum terarah

Gambar 2-1 A. occluder untuk uji penglihatan satu mata pada satu waktu.

Berdasarkan konvensi mata kanan adalah dites pertama .

B. Occluder dengan pinhole, jika ketajaman penglihatan yang subnormal namun

dapat ditingkatkan dengan pinhole, harus dicurigai kelainan refraksi atau kekeruhan

media.

Gambar 2-2 Alat pengukur ketajaman penglihatan

a. Chart Snellen untuk menguji ketajaman penglihatan. Huruf terbesar di atas adalah

20/200 E , sedangkan huruf-huruf di bagian bawah mewakili baris 20/10 .

b. Kartu penglihatan dekat dengan pupil gauge. Perhatikan bahwa dekat ketajaman

visual sering dicatat menggunakan notasi Jaeger, seperti "Jaeger 2" atau "J2" untuk

menunjukkan ketajaman penglihatan dekat 20/30.

c. Chart Early Treatment in Diabetic Retinopathy Study ( ETDRS )

Gambar 2-3. Penentuan ketajaman penglihatan menggunakan huruf dengan ukuran

200 dalam mata dengan ketajaman penglihatan lebih buruk dari 20/200 tapi lebih baik

daripada visus gerakan tangan. Jarak di mana pasien dapat melihat 20/200 E

ditentukan. Jika jarak ini adalah 3 meter, maka ketajaman visual dicatat sebagai

Page 15: Neuro Oftalmik Hal 3 4 5 7 8 9 10

"3/200"

Gambar 2-4. " Tumbling Es " untuk penilaian ketajaman visual pada orang dewasa

atau anak-anak buta huruf . Pasien dapat diminta untuk menunjukkan arah mana titik

E ( atas, bawah, kiri, atau kanan). Ukuran dari huruf E berkorelasi dengan ukuran

huruf pada Snellen chart.