sistem neuro psikiatri

20
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi. 2,3 Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh Tugas Makalah Biokimia – Sistem Neuropsikiatri Page 1 Rahmat Aryandi

Upload: rahmat-aryandi

Post on 14-Sep-2015

17 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

biomedik

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangCara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.2,3Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.2,3Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.2,3Sistim saraf manusia adalah suatu jalinan jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.1

2. Rumusan MasalahAdapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut.A. Apa yang dimaksuddengansistem sarafdan sel saraf?B. Apasaja penyusunsistemsaraf?C. Apasaja fungsi sistem saraf?D. 2.5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?3. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut.A. 3.1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.B. 3.2. Untuk mengetahuipengertiansistem saraf.C. 3.3. Untuk mengetahui apa saja penyusun, fungsi sistem saraf.D. 3.4.Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.

4. ManfaatBeberapa manfaat yang didapat dari makalah ini, yaitu sebagai berikut.4.1. Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan Anatomi Fisiologi Manusia tentang sistem saraf.4.2. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang membutuhkan.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf 2Sistem saraf terdiri dariberjuta-juta sel saraf yangbentuknyabervariasi.Sisteminiterdiri darisistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem sarafadalahsalah satu sistem koordinasi yang berfungsi untuk menyampaikan rangsangan dari reseptoryang akandideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidupdapat menanggapiperubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalamsecara cepat.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel sarafyang sering disebut dengan neuron yang berfungsi dalammengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsanganataupuntanggapan. Untuk menanggapi rangsangantersebut, ada3komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf,antara lain:1. ReseptorReseptor adalah sel yang memberikan respon terhadap ransangan terhadap lingkungan eksternal maupun internal kemudian reseptor akan mengubah rangsangan yang diterima menjadi suatu impuls saraf yang akan di teruskan melalui neuron. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalahalatindera.2. Penghantar impulsPenghantar impuls dikerjakan oleh saraf itu sendiri tanpa bantuan organ organ lain. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas.3. EfektorEfektor adalah sel atau organ yang di gunakan untuk beraksi terhadap rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh dapat diartikan sebagai bagianyang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Bagian utama efektor pada manusia adalah otot dan kelenjar.B. Penyusun Sistem Saraf 2,3Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan). 1. Berdasarkan Bentuknya 2Berdasarkan bentuknya, satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson

Gambar 1. Struktur Sel Saraf. 41.1. Badan Sel/ Soma (Cell Body)Badan sel saraf adalah bagian yang terbesar dari sel saraf. Badan sel dapat berfungsi sebagai penerima rangsangan dari dendrit dan kemudian diteruskannya menuju ke akson. Pada badan sel saraf terdapar inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel.1.2. DendritDendrit merupakan serabut sel saraf pendek, bercabang-cabang dan perluasan dari badan sel. Dendrit memiliki fungsi sebagai penerima dan pengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit mengandung badan Nissl dan organel. Pada umumnya neuron terdiri dari beberapa dendrite. Dendrit tidak mengandung selubung myelin maupun neurolema.1.3. AksonAkson dikenal sebagai neurit. Neurit merupakan serabut sel saraf yang panjang dan merupakan perjuluran dari sitoplasma pada badan sel. Benang-benang halus yang terdapat dalam neurit dikenal sebagai neurofibril yang dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan dapat mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel schwann yang dapat membentuk suatu jaringan yang menyediakan makanan untuk neurit dan juga membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari resiko kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak terbungkus oleh lapisan myelin dapat disebut dengan nodus ranvier, yang berfungsi sebagai mempercepat jalannya rangsangan.Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat saraf, Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul saraf.2. Berdasarkan Struktur dan Fungsinya 2,3Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).2.1. Sel saraf sensori Sel saraf sensori merupakan neuron yang badan selnya bergerombol membentuk ganglia, aksonnya pendek tetapi dendritnya panjang. Neuron sensorik berhubungan dengan alat indra untuk menerima rangsangan. Fungsi sel saraf sensori sebagai penghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).2.2. . Sel saraf motorSel saraf motorik merupakan neuron yang memiliki dendrit yang pendek dan akson yang panjang. Dendrit berhubungan dengan akson lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar. Fungsi sel saraf motor sebagai pengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan dari tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.2.3. Sel saraf intermediet (Neuron konektor)Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.C. Fungsi Sistem Saraf 2,3Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.a. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.b. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau merasakan dan memikirkannya.c. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.d. Mengekspresikan emosi.e. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar endokrin dan organ lain.f. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau menghadapi bahaya, dan meningkatkan aktivitas yang menyenangkan.

D. Mekanisme Penghantar ImpulsImpuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron.Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.Komponen listrik dari transmisi saraf menangani transmisi impuls di sepanjang neuron. Permeabilitas membran sel neuron terhadap ion natrium dan kalium bervariasi dan dipengaruhi oleh perubahan kimia serta listrik dalam neuron tersebut ( terutama neurotransmitter dan stimulus organ receptor ). Dalam keadaan istirahat , permeabillitas membran sel menciptakan kadar kalium intrasel yang tinggi dan kadar natrium intra sel yang rendah, bahkan pada pada kadar natrium extrasel yang tinggi. Impuls listrik timbul oleh pemisahan muatan akibat perbedaan kadar ion intrasel dan extrasel yang dibatasi membran sel. 1, 6,7

Gambar 2. Mekanisme perubahan Kimia pada Akson (Potensial diam) 5Membran tidak dapat dilewati oleh senyawa yang terionisasi. Hal ini juga berlaku pada membran sitoplasma. Pada membran sitoplasma saraf (Axon) terdapat kanal (Protein membran) untuk dilalui oleh ion-ion Na+, K+, cl-, Ca+. Kanal ini sebagian besar tertutup dan hanya terbuka dalam waktu singkat untuk membiarkan ion-ion melewatinya.5Di dalam membran sitoplasma berlokasi Na+ /K+ ATP-ase, yang terus menerus memompakan Na+ keluar dari sel dan menukarnya dengan K+(tiga ion Na+ ditukar dengan dua K+). Dalam keadaan istirahat selalu mengalir K+ keluar sel, bila ion K+ keluar, maka ion ini membawa muatan positif sehingga menghasilkan suatu potensial diam.5

Gambar 3. Mekanisme perubahan Kimia pada Akson (Potensia Aksi) 5

1. Keadaan listrik pada membran istirahat (polarized). Extrasel lebih banyak ion natrium, sebaliknya intrasel lebih banyak ion kalium. Membran dalam keadaan relatif impermeable terhadap kedua ion2. Depolarisasasi Potensial membran istirahat berubah dengan adanya stimulus. Ion Natrium masuk ke intrasel secara cepat. Pembentukan potensial aksi pada tempat perangsangan Jika stimulus cukup kuat, potensial aksi akan dialirkan secara cepat ke sepanjang membran sel 3. Repolarisasi. Potensial istirahat kembali terjadi. Ion kalium keluar dari dalam sel dan permeabilitas membran berubah kembali. Terjadi pemulihan keadaan negatif di dalam sel dan positif diluar sel Potensial aksi yang terjadi atau impuls pada saat terjadi depolarisasi dialirkan ke ujung saraf dan mencapai ujung akson ( akson terminal ). Saat potensial aksi mencapai akson terminal akan dikeluarkanlah neurotransmitter, yang melintasi sinaps dan dapat saja merangsang saraf berikutnya. 3 Pemindahan sinyal antara neuron-neuron dan dari neuron ke sel-sel otot terjadi pada sinaps dengan bantuan subtansi sinyal (transmitor). Pada sinaps, sel-sel terletak erat bersebelahan. Membran presinaptik hanya dipisahkan dari membran pasca sinaptik hanya oleh suatu celah yang sempit. Pada Celah sinaptik ini transmitor di sekresikan dengan cara eksositosis. Transmitor berdifusi ke reseptor dari membran pasca sinaptik, berikatan pada membran tersebut dan dengan demikian menyampaikan sinyal pada sel-sel tetangganya. 5Pada gambar di bawah, sinaps kolinergik yang digambarkan adalah sinaps yang menghubungkan neuron motorik dengan sel otot, mengandung neutransmitor asetilkolin. 5

Gambar 4. Sinaps KolinergikPada pemindahan sinyal berlangsung langkah-langkah berikut:Suatu potensial aksi mencapai membran presinaptik (1), menyebabkan kanal Ca+2 yang diatur oleh tegangan dibuka (2). Ion-ion Ca2+ dari daerah ekstraseluler mendesak masuk dan kadarnya meningkat secara drastis di dalam sinaps. Ion kalsium menyebabkan suatu proses eksositosis. Pada proses ini banyak vesikel sinaptik yang mensekresikan isinya (asetilkolin) ke dalam celah sinaptik (3). Molekul asetlkolin berdifusi melalui celah sinaptik, berikatan pada reseptor pasca sinaptik dan mengaktifkannya (4). Reseptor asetilkolin merupakan kanal ion yang diatur oleh ligan, terbuka untuk ion Na+ dan K+ Arus ion Na+ meningkatkan potensial diam sel-sel saraf pasca-sinaptik atau sel-sel otot sedemilian rupa sehingga kanal-kanal yang tergantung pada tegangan terbuka dan dihasilkan suatu potensial aksi (5).5Reseptor untuk asetilkolin yang dapat distimulasi oleh nikotin merupakan suatu protein membran yang dapat berfungsi sebagai kanal ion untuk ion Na+ dan K+ yang diatur oleh ligan. Kedua submit -nya yang membentuk kompleks protein pada sisi ekstraseluler, masing-masing mempunyai satu tempat ikatan untuk asetilkolin. Pada pengikatan ligan terbuka terbentuk suatu struktur di pusat reseptor yang berbentuk corong. Struktur ini terbentuk dari lima subunit protein. Ion Na+ (dan ion K+) kemudian dapat lewat melalui reseptor. Pembukaan dan penutupan kanal ion dapat dibayangkan sebagai pergeseran alosterik rantai peptida yang membawa muatan dibagian dalam molekul.5Pada reseptor dapat berikatan berbagai macam obat . nikotin bekerja sebagai agonis seperti asetilkolin. Sebaliknya atropin bekerja sebagai antagonis, karena obat ini dapat mendesak asetilkolin dari reseptornya, tanpa menyebabkan perubahan alosterik dan pembukaan kanal ion.5Timbulnya kontraksi pada otot rangka mulai dengan potensial aksi dalam serabut-serabut otot. Potensial aksi ini menimbulkan arus listrik yang menyebar ke bagian dalam serabut, dimana menyebabkan dilepaskannya ion-ion kalsium dari retikulum sarkoplasma. Selanjutnyaion kalsium menimbulkan peristiwa- peristiwa kimia proses kontraksi.6Dalam fungsi tubuh normal, serabut serabut otot rangka dirangsang oleh serabut serabut saraf besar bermielin. Serabut serabut saraf ini melekat pada serabut serabut otot rangka dalam hubungan saraf otot ( neuromuscular junction) yang terletak di pertengahan otot. Ketika potensial aksi sampai pada neuromuscular junction, terjadi depolarisasi dari membran saraf , menyebabkan dilepaskan Acethylcholin, kemudian akan terikat pada motor end plate membrane, menyebabkan terjadinya pelepasan ion kalsium yang menyebabkan terjadinya ikatan Actin Myosin yang akhirnya menyebabkan kontraksi otot. Oleh karena itu potensial aksi menyebar dari tengahserabut ke arah kedua ujungnya, sehingga kontraksi hampir bersamaan terjadi di seluruh sarkomer otot.6,7 Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut.1,2a. Gerak sadarGerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak, untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

b. Gerak refleksGerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Contoh gerak refleks, misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanSistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron).Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.B. SaranUntuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, A. Silvia; Wilson, M. Lorraine, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses proses Penyakit, 901 929, 1021 1022, EGC, Jakarta, 1995. 2. Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat.Buku Kedokteran EGC : Jakarta3. Sherwood, Lauralee.2012. Fisiologi Manusia.Buku Kedokteran EGC : Jakarta4. Https://www.google.com (diakses 3 Januari 2015)5. Koolman J, Klaus-Heinrich R. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Hipokrates : Jakarta 6. Guyton, Arthur C, Fisiologi Kedokteran, 148 168, Edisi ke 5, EGC, Jakarta, 1987. 7. Luciano, Dorothy S, ; Vander, Arthur J.; Sherman, James H.; Human Function and Structure, 113 122, Mc Graw Hill International Book Co, 1988. 8. Marieb, Elaine N, PhD, Essentials ofHuman Anatomy & Fisiologi, Chap. 5 : 88 92, Chap.6 : 117 125, Second edition, Benjamin / Cumming Publishing Co, California, 1988.

Tugas Makalah Biokimia Sistem NeuropsikiatriPage 2Rahmat Aryandi