sisprod agregat planing bab v acc

Upload: fairus-tin-08

Post on 18-Jul-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum MPS (Master Production Schedulling) adalah sebagai berikut: 1. Dalam menyusun MPS perusahaan yang memproduksi comfort taxi, metode optimal adalah metode Chase strategy dari pada metode Strategy Level atau Level Work Force Plus Overtime karena metode Chase strategy memiliki biaya total yang lebih kecil yaitu Rp 550,- Sementara biaya total yang terjadi pada Strategy Level dan Level Work Force Plus Overtime masing-masing sebesar Rp 66.250,- dan Rp 606.112,5,2. Metode dalam menentukan perencanaan produksi dan jadwal induk produksi ada bermacam-macam diantaranya adalah Strategy level, Chase Strategy dan Level Work Force Plus Overtime. Dan dari ketiga metode ini akan di ambil metode mana yang mempunyai nilai terkecil. Dan metode yang terpilih ialah metode chase strategy. 3. Produksi yang dihasil kan dalam perancangan produksi dan (MPS), maka didapat, setiap bulannya selama 12 bulan adalah sebanyak 201 unit di bulan januari, 201 unit dibulan februari, 201 unit dibulan maret, 216 unit dibulan april, 192 unit di bulan mei, 192 unit dibulan juni, 192 unit dibulan juli, 192 unit dibulan agustus, 207 unit dibulan september, 207 unit dibulan oktober, 207 unit dibulan november dan 201 unit dibulan desember. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan pada pelaksaan praktikum MPS (Master Production Schedulling) adalah sebagai berikut : 1. Karena penentuan Aggregate Planning adalah permasalahan yang kompleks dan berupa kebijakan independent yang diambil oleh perusahaan maka sebaiknya praktikan diberi kebebasan untuk

mengambil kebijakan dalam menentukan langkah-langkah yang diambil pada strategy trial dan error agar alternatif Aggregate Planning yang dihasilkan lebih variatif, namun tetap digunakan alternatif yang optimal dengan biaya minimum untuk digunakan dalam menyusun MPS (Master Production Schedulling). 2. Diberikannya informasi lebih lengkap mengenai ongkos-ongkos yang memungkinkan terlibat sebagai alternatif kebijakan dalam penyusunan Aggregate Planning dan Master Production Schedulling seperti informasi mengenai biaya back order. 3. Dalam praktikum ini, praktikan belum memahami sepenuhnya tentang Aggregate Planning karena di ruang kelas praktikan hanya diberikan. Metode-metode untuk menentukan perencanaan produksi. Selain itu

V-2