pre planing imunisasi rw1 leaflet.doc

Upload: sekarlangit7

Post on 29-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PROGRAM STUDI PROFESI NERSSTIKES HANGTUAH SURABAYA ANGKATAN 3KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RW I KELURAHAN KENJERAN

KECAMATAN BULAK, SURABAYA

PRA PLANNING KEGIATAN PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS

DI KELURAHAN KENJERAN, KECAMATAN BULAK

KOTA SURABAYA

1.1 Latar Belakang

Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu (Theophilus, 2007), sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit (Theophilus,2007)Di indonesia program imunisasi sudah terorganisasi sejak tahun 1956 yang dilaksanakan di pulau jawa untuk mencegah penyakir cacar, dewasa ini angka kesakitan dan kematian bayi dan anak cukup tinggi akibat serangan menular padahal penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi. Maka bayi mendapatkan kekebalan tubuh dari imunisasi dan daya tahan bayi akan meningkat. Adapun kekebalan yang diperoleh bayi ada 2 kategori. Kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang terjadi dimana bayi mendapat serangan penyakit dan tubuh secara alamiah membentuk antibody. Sedangkan kekebalan pasif adalah kekebalan yang terjadi bila anak medapatkan kekebalan selama ia berada dalam kandungan dan mendapatkannya melalui placenta.

Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut. Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.

Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan dapat memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu guna mendapatkan imunisasi lengkap.b. Tujuan Khusus

Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu dapat :

1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.

2. Menjelaskan tujuan imunisasi.

3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.

4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.

5. Menjelaskan Sasaran imunisasi.

6. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.

7. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.

8. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan atau kontra indikasi pemberian imunisasi .

9. Menjelaskan keadaan atau efek yang timbul setelah imunisasi.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang ditemukan hasil kuesioner di RW I kelurahan kenjeran kecamatan bulak,mahasiswa menemukan rumusan masalah sebagai berikut kurangnya pengetahuan masyarakat tetang imunisasi.

1.4 Manfaat

a. Bagi penulis

Meningkatkan pengetahuan dan mendeteksi pengetahuan dan mendeteksi secara dini permasalahan serta melakukan pemeriksaan atau pencegahan dan tindakan dengan memberikan perawatan.

b. Bagi klien

Klien dapat mengetahui dan memahami tentang imunisasi serta perubahan dan masalah yang dapat terjadi pada pemberian imunisasi.c. Bagi pendidikan

Untuk kemampuan mahasiswa dalam hal yang berhubungan denga imunisasi.

1.5 Nama Kegiatan

Penyuluhan tentang imunisasi1.6 Konsep Pelaksanaan

a. Waktu Dan Tempat

Penyuluhan Imunisaia. Hari/tanggal: Rabu,12-06-2013b. Waktu

: 08.00-selesai (30 menit)c. Tempat: Balai RW 1 Kelurahan kenjeran kecamatan Bulakb. Setting

Keterangan :

: Penyuluh atau penyaji

: Moderator

: Peserta / ibu balita

:Observer

: Failitatorc. Sasaran

Ibu Balita RW 1 yang berjumlah 90 balita d. Kepanitiaan

1. Koordinator Pokja

: Maya puteri.S2. Sekretaris

: Ike R3. Bendahara

: Sunarti4. Penanggungjawab

: Risa Puspitawati5. Pemateri

: Eni rahmawati6. Perlengkapan alat

: Hainum, Fandi Prakasa7. Konsumsi

: Siska Tri.S, Yuvita8. Moderator

: Tita pratiwi9. Dokumentasi

: Yunita, Rayani10. Observer

: Riza Noviana, Niken Faridiba

11. Fasilitator :

Eufrasia Gracia

Yeni Purwati

Kartika O

Lailul Riska

Hendrikus

Maria C.S

Meida P

Miftahul R

Novi Rahayu

Rahayu Dwi

Rendy Maulana

Galuh Dwi Supartiningsih

Resti Ika

Rinta Ayu

Saiful R

M. Wahyu

Adrien Amelia

Anisa Fitriyah

Indah Yuliana

Risa Ayu

Kartika Mey

e. Metode

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

f. MediaLeafletg. Kegiatan

NOWAKTUKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

1. 5 MenitPembukaan:

1. Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

Melakukan kontrak waktu.

Menyebutkan materi penyuluhan

yang akan diberi kan

Menyambut salam dan mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

2. 15 MenitPelaksanaan :

Menjelaskan tentang pengertian Imunisasi

Menjelaskan tentang tujuan pemberian imunisasi Menjelaskan sasaran pemberian imunisasi Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Menjelaskan tentang jenis imunisasi yang harus diberikan Menjelaskan Cara pemberian imunisasi

Menjelaskan Kapan imunisasi tidak boleh diberikan atau kontra indikasinya

Menjelaskan Keadaan atau efek yang timbul setelah imunisasI Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

3. 55 MenitEvaluasi :

- Menanyakan pada ibu tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada ibu bila dpt menjawab & menjelas kan kembali pertanyaan/materi

Menjawab dan menjelaskan pertanyaan

4. 5 MenitTeriminasi :

Mengucapkan terimakasih kepada ibu-ibu

Mengucapkan salamMendengarkan dan membalas salam

h. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi struktur :

a. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnyab. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di balai RW 1

2. Evaluasi proses :a. Peserta hadir di tempat penyuluhan

b. Kegiatan berjalan lancerc. Kegiatan dilaksanakan ssesuai waktu yang ditentukan d. Ibu balita antusias terhadap materi penyuluhan.

e. Ibu balita konsentrasi mendengarkan penyuluhanf. Peserta yang hadir sekurang-kurangnya 66% dari jumlah undangan

g. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhanh. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar3. Evaluasi hasil :

Ibu balita dapat menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan

MATERI PENYULUHAN IMUNISASIA. Pengertian imunisasiImunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan. (Depkes RI, 2005). Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. (Depkes-Kessos RI, 2000). Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu (Theophilus, 2007), sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit (Theophilus,2007)B. Tujuan imunisasiUntuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar (Ranuh dkk, 2001).

Menurunkan kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

Memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu :

a. Polio

b. Campak c. Difteri

d. Pertusis e. Tetanus f. TBC dan Hepatitis B (Depkes, 2000). C. Syarat Imunisasi

Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak, yang pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi dalam bentuk vaksin. Dapat dipahami bahwa imunisasi hanya dilakukan pada tubuh yang sehat. Berikut ini keadaaan yang tidak boleh memperoleh imunisasi yaitu : anak sakit keras, keadaan fisik lemah, dalam masa tunas suatu penyakit, sedang mendapat pengobatan dengan sediaan kortikosteroid atau obat imunosupresif lainnya (terutama vaksin hidup) karena tubuh mampu membentuk zat anti yang cukup banyak (Huliana, 2003). Menurut Depkes RI (2005), dalam pemberian imunisasi ada syarat yang harus diperhatikan yaitu : diberikan pada bayi atau anak yang sehat, vaksin yang diberikan harus baik, disimpan di lemari es dan belum lewat masa berlakunya, pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat, mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi yang telah diterima, meneliti jenis vaksin yang diberikan, memberikan dosis yang akan diberikan, mencatat nomor batch pada buku anak atau kartu imunisasi serta memberikan informed Concent kepada orang tua atau keluarga sebelum melakukan tindakan imunisasi yang sebelumnya telah dijelaskan kepada orang tuanya tentang manfaat dan efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dapat timbul setelah pemberian imunisasi.

D. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.1. TuberculosisTuberculosis yakni penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis, yang pada umumnya sering mengenai paru - paru, tetapi dapat juga mengenai organ - organ lainnya, seperti selaput otak, tulang, kelenjar superfisialis dan lain - lain. Seseorang yang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis tidak selalu menjadi sakit tuberculosis aktif. Beberapa minggu (2-12 minggu) setelah infeksi maka terjadi respon imunitas selular yang dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin (Satgas IDAI, 2008). 2. DifteriDifteri yaitu suatu penyakit akut yang bersifat toxin - mediated desease dan disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Seseorang anak dapat terinfeksi difteria pada nasofaringnya dan kuman tersebut kemudian akan memproduksi toksin yang menghambat sintesis protein selular dan menyebabkan destruksi jaringan setempat dan terjadilah suatu selaput/ membran yang dapat menyumbat jalan nafas.

3. TetanusTetanus yaitu penyakit akut, bersifat fatal, gejala klinis disebabkan oleh eksotoksin yang diproduksi bakteri Clostridium tetani yang umumnya terjadi pada anak - anak. perawatan luka, kesehatan gigi dan telinga merupakan pencegahan utama terjadinya tetanus disamping imunisasi terhadap tetanus baik aktif maupun pasif.4. Pertusis atau Batuk RejanPertusis adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis, yakni bakteri batang yang bersifat gram negatif dan membutuhkan media khusus untuk isolasinya. Gejala utama pertusis timbul saat terjadinya penumpuka n lendir dalam saluran nafas akibat kegagalan aliran oleh bulu getar yang lumpuh dan berakibat terjadinya batuk paroksismal. Pada serangan batuk seperti ini, pasien akan muntah dan sianosis, menjadi sangat lemas dan kejang. Demikian juga, bayi dan anak prasekolah mempunyai resiko terbesar untuk terkena pertusis termasuk komplikasinya. Pengobatannya dapat dilakukan dengan antibiotik khususnya eritromisin dan pengobatan suportif terhadap gejala batuk yang berat, sehingga dapat mengurangi penularan.5. Campak (Measles)Campak yaitu penyakit akut yang disebabkan oleh virus campak yang sangat menular pada anak -anak, ditandai dengan gejala panas, batuk, pilek, k dan ditemukan spesifik.6. PolioPolio yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh virus poliomyelitis pada medula spinalis yang secara klasik dapat menimbulkan kelumpuhan, kesulitan bernafas dan dapat menyebabkan kematian. Gejalanya ditandai dengan menyerupai influenza, seperti demam, pusing, diare, muntah, batuk, sakit menelan, leher dan tulang belakang terasa kaku.7. Hepatitis-B

Hepatitis B yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis-B (VHB) yang dapat menyebabkan kematian, biasanya tanpa gejala, namun jika infeksi terjadi sejak dalam kandungan akan menjadi kronis, seperti pembengkakan hati, sirosis dan kanker hati, jika terinfeksi berat dapat menyebabkan kematian.

E. Jenis-Jenis imunisasi.1. Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberikan kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman-kuman. Reaksi yang mungkin terjadi :2. Imunisasi Hepatitis adalah tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakit hepatitis.3. Imunisai Polio adalah tindakan memberikan vaksin polio (dalam bentuk oral/oral polio) vaccine bertujuan memberi kekebalan dari penyakit poliomelitis.4. Imunisasi DPT adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT (difteri pertusis tetanus/ DT : Difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.5. Imunisasi Campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat diberikan pada usia 9 bulan, kemudian ulangan dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulan ( Asuhan neonatus bayi dan balita 2001 : 98-101).F. Sasaran imunisasi.1. Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.

2. Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.

3. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

G. Jadwal pemberian imunisasi.Jadwal Pelaksanaan Program Imunisasi NasionalUmurVaksinTempat

Bayi lahir dirumah

0 Bulan (0-7 hari)HB1Dirumah

1 BulanBCGPosyandu

2 BulanHB2Posyandu

3 BulanHB2, DPT1, Polio1Posyandu

4 BulanHB3, DPT2. Polio2Posyandu

9 BulanCampak dan Polio 4Posyandu

Bayi lahir di RS/Bidan praktek

0 Bulan (0-7hari)HB1, Polio1, BCGRS/Bidan Praktek

2 BulanHB2, DPT1, Polio 2Posyandu

3 BulanHB3, DPT2, Polio 3Posyandu

4 BulanDPT3, Polio 4Posyandu

9 BulanCampakPosyandu

Sumber : Depkes RIH. Cara pemberian imunisasi.1. BCG

: dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah

dalam.

2. DPT

: suntikan ke dalam otot di pangkal paha.

3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.

4. HB : suntikan pada lengan.

5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha, punggung.I. Kapan imunisasi tidak boleh diberikan atau kontra indikasi pemberian imunisasi.Keadaan-keadaan di mana imunisasi tidak dianjurkan :

b. BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas tinggi.c. DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.d. Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.e. Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi, infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38(Celcius, gangguan system kekebalan, pemakaian obat imunosupresan, alergi terhadap protein telur, hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisinJ. Keadaan atau efek yang timbul setelah imunisasi.Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing imunisasi, seperti yang diuraikan di bawah ini.

1. BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat

suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut. Reaksi yang mungkin terjadi :

a) Reaksi lokal :

12 minggu setelah penyuntikan, pada tempatpenyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang terabakeras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8 12 m inggu den gan meningkatkan jaringan parut yang disebut scar. Bila tidak ada scar berarti imunisasi BCG tidak jadi, maka bila akan diulang dan bayi sudah berumur lebih dari 2 bulan harus dilakukan uji Mantoux (tuberkulin).b) Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atauleher tanpa disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang dalam waktu 3 6 bulan.2. DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 - 2 hari. Di tempat suntikan merah dan bengkak serta sakit, walaupun demikian tidak berbahaya dan akan sembuh sendiri. DPT sering menyebabkan efek samping yang ringan seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponepertusis di dalam vaksin. Pada kurang dari 1% penyuntikan DPT menyebabkan komplikasi sebagai berikut :a).Demam tinggi (lebih 40,5 ( Celcius )

b).Kejang demam (risiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah mengalami kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarga)

d).Syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon) Kontraindikasi

dari pemberian imunisasi DPT adalah jika anak mempu nyai riwayat kejang. Pemberian imunisasi yang boleh diberikan adalah DT, yang hanya dapat diperoleh di Puskesmas (kombinasi toksoid difteria dan tetanus).3. Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala katarak serta ensefalitis (jarang)4. HB, Efek samping dari vaksin HB adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) Dan sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari5. PolioDAFTAR PUSTAKAMansjoer, A, et. All (2001) Kapita Selekta kedokteran. Jilid I, Jakarta: Penerbit FKUI Jakarta.

Manajemen Terpadu Balita Sakit, 2001, asuhan keperawatan anak sehat, DEPKES RI, 1998.A. Aziz Alimul Hidayat, Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan 1.Jakarta :Buku Kedokteran EGC 2009. Hal 98-101

DAFTAR HADIR PENYULUHAN IMUNISASI DI RW 1

KECAMATAN BULAK KELURAHAN KENJERAN SURABAYA

NoNamaAlamatTTD

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

48.

49.

50.

51.

52.

53.

54.

55.

56.

57.

58.

59.

60.

Pengertian imunisasi

Memberikan kekebalan dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia, untuk mencegah penyakit. (Depkes-Kessos RI, 2000).

Tujuan imunisasi

Menurunkan kematian dan kesakitan.

Memberikan kekebalan

Mencegah &menghilangkan terjadinya penyakit tertentu pada seseorang

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

Polio

Campak

Difteri

Pertusis

Tetanus

TBC dan Hepatitis B (Depkes, 2000).

Jenis-Jenis imunisasi.

Imunisasi BCG

Imunisasi Hepatitis

Imunisai Polio

Imunisasi DPT

Imunisasi Campak

Sasaran imunisasi.

Bayi 0 - 9 bulan untuk imunisasi BCG, polio, DPT, HB, dan campak.

Anak SD kelas I untuk imunisasi DT.

Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT.

Kapan imunisasi tidak boleh diberikan atau kontra indikasi pemberian imunisasi

BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas tinggi.

DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.

Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah.

Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi, infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38(Celcius, gangguan system kekebalan, pemakaian obat imunosupresan, alergi terhadap protein

PRODI PROFESI NERS

STIKES HANG TUAH SURABAYA

2013

Keadaan atau efek yang timbul setelah imunisasi

BCG, dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat

suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dan menjadi luka parut.

DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan imunisasi, tetapi akan turun dalam 1 - 2 hari atau nyeri

Campak, panas dan umumnya disertai kemerahan yang timbul 4 - 10 hari setelah penyuntikan. Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala katarak serta ensefalitis (jarang)

HB, Efek samping dari vaksin HB adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) Dan sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari

Kapan imunisasi tidak boleh diberikan atau kontra indikasi pemberian imunisasi

BCG, tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang sakit TBC dan panas tinggi.

DPT, tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah, panas tinggi dan kejang.

Polio, tidak diberikan bila diare dan sakit parah

Campak, tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi, infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38(Celcius, gangguan system kekebalan, pemakaian obat imunosupresan, alergi terhadap protein telur, hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin

Cara pemberian imunisasi

1. BCG : dengan suntikan ke dalam kulit pada lengan atas sebelah dalam.

2. DPT: suntikan ke dalam otot di pangkal paha.

3. Campak : suntikan ke bawah kulit di lengan kiri atas.

4. HB : suntikan pada lengan.

5. DT / TT: suntikan ke dalam otot pada lengan, paha ataupun punggung.