alkohol acc
DESCRIPTION
Alkohol adalah senyawa yang diperlukan bagi kehidupan kita yang memiliki gugus hidroksil yang berikatan dengan gugus alkil. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat alkohol dari sari buah nanas dengan membandingkan konversi hasil proses fermentasi sesuai variabel bebas pada percobaan yaitu jumlah ragi saat starter alkohol dan persentase volume starter saat fermentasi.Bahan yang digunakan untuk membuat alkohol adalah bahan yang mengandung glukosa, seperti nanas dengan kandungan total 12,1%. Variabel yang digunakan pada starter ialah banyaknya ragi dan pH, sedangkan pada fermentasi yaitu %V starter. Langkah pertama dalam praktikum adalah pembuatan starter dimana dihitung koloni mikroba dengan hemositometer. Selanjutnya dilakukan fermentasi media yang meliputi analisa glukosa standar, persiapan sari buah yang akan difermentasi, pengukuran kadar glukosa sari buah, penentuan kadar glukosa substrat, dan fermentasi media sari buah, dan menganalisa hasilnya.TRANSCRIPT
INTISARI
Alkohol adalah senyawa yang diperlukan bagi kehidupan kita yang memiliki gugus
hidroksil yang berikatan dengan gugus alkil. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat
alkohol dari sari buah nanas dengan membandingkan konversi hasil proses fermentasi sesuai
variabel bebas pada percobaan yaitu jumlah ragi saat starter alkohol dan persentase volume
starter saat fermentasi.
Bahan yang digunakan untuk membuat alkohol adalah bahan yang mengandung
glukosa, seperti nanas dengan kandungan total 12,1%. Variabel yang digunakan pada starter
ialah banyaknya ragi dan pH, sedangkan pada fermentasi yaitu %V starter. Langkah pertama
dalam praktikum adalah pembuatan starter dimana dihitung koloni mikroba dengan
hemositometer. Selanjutnya dilakukan fermentasi media yang meliputi analisa glukosa
standar, persiapan sari buah yang akan difermentasi, pengukuran kadar glukosa sari buah,
penentuan kadar glukosa substrat, dan fermentasi media sari buah, dan menganalisa hasilnya.
Dari percobaan, jumlah koloni starter semakin meningkat seiring bertambahnya waktu
karena dalam fase eksponensial dan semakin banyak jumlah ragi, maka jumlah koloni juga
semakin banyak karena banyak yang membelah. Densitasnya semakin menurun karena
adanya perubahan sebagian glukosa menjadi etanol yang memiliki densitas rendah (<1). Pada
tahap fermentasi, kadar glukosa semakin menurun karena glukosa dikonversi menjadi alkohol
dan CO2. Sedangkan densitas hasil fermentasi semakin meningkat karena masih terjadi fase
eksponensial. Semakin lama waktu proses, maka kesempatan selulosa melakukan
dekomposisi lebih panjang, sehingga kadar etanol naik.
Saran untuk praktikum selanjutnya, pastikan semua alat dalam kondisi baik saat akan
digunakan, suhu mencapai 700 C pada saat titrasi, semua alat dan bahan dalam keadaan steril
dan timbangan yang dipakai telah distandarisasi sebelum digunakan.
BAB IVPEMBAHASAN
4.1. Pengaruh waktu vs %h
0 0.5 1 1.5 2 2.5 30.000000
2.000000
4.000000
6.000000
8.000000
10.000000
variabel 1variabel 2variabel 3variabel 4variabel 5variabel 6
Waktu (hari)
%h
Grafik 4.1 Hubungan antara waktu dan %h
Berdasarkan hasil praktikum didapat bahwa semakin lama variabel waktu fermentasi, kadar etanol (%h) yang terkandung juga semakin besar. Hal Ini dapat terllihat pada grafik kadar etanol yang semakin besar dengan bertambahnya waktu fermentasi. Hal ini juga berhubungan dengan jumlah pengurangan glukosa pada tiap waktu fermentasi. Dari hasil penelitian di dapat bahwa semakin lama waktu fermentasi, jumlah pengurangan glukosa juga semakin besar. Hal ini dikarenakan pada proses fermentasi terjadi pengurangan glukosa sebagai substrat. Glukosa digunakan sebagai makanan untuk mikroba dan pembentukan etanol sebagai produk.Menurut teori, lama fermentasi berpengaruh terhadap aktivitas bakteri, karena semakin lama fermentasi, bakteri semakin aktif, semakin banyak jumlahnya, sehingga mempunyai kemampuan untuk memecah substrat semakin besar (Kunaepah, 2011). Selanjutnya setelah subtrat atau persenyawaan tertentu yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme dalam media biakan mendekati habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat, maka terjadi penurunan laju pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Fase penurunan ditandai oleh berkurangnya jumlah sel hidup (viable) dalam media akibat terjadinya kematian (mortalitas) (Rahmat, 2011).
4.2. Pengaruh Penambahan Konsentrasi yeast terhadap %h
11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.50
2
4
6
8
10
12
hari ke 0hari ke 1Hari ke 2Hari ke 3
Konsentrasi Gula (%V)
%h
(%)
Grafik 4.2 Hubungan antara konsentrasi gula dengan %hDimana penambahan konsentrasi yeast menyebabkan kadar glukosa yang dihasilkan lebih
rendah akibatnya waktu untuk fermentasi lebih panjang atau lebih lama. Hal ini terjadi karena semakin besar rasio glukosa substrat menyebabkan tumbukan moekul-molekul reaktan dengan mikroba meningkat , sehimgga penyusupan mikroba kedalam molekul substrat lebih sering terjadi. Namun konsentrasi gula awal yag terlalu tinggi mengakibatkan konsentrasi gula sisa juga tinggi sehingga kualitas alcohol pada wine kurang bagus.
4.3. Pengaruh Penambahan Nutrient terhadap %h
3 3.5 4 4.5 5 5.50
2
4
6
8
10
12
hari ke 0hari ke 1hari ke 2Hari ke 3
konsentrasi urea (g/L)
%h
(%)
Grafik 4.3 Hubungan antara konsentrasi nutrient dan %h
Mengenai pengaruh nutrien terhadap jumlah alkohol yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa penambahan nutrien dalam proses fermentasi berbanding lurus dengan banyaknya
volume kadar gluosa alkohol yang dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dalam grafik . Terutama pada saat penambahan urea 5 gr/liter, 4 gr/liter dan 3 gr/liter(Sutriani, 2008).
4.4. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Gula terhadap Kadar EtanolKonsentrasi glukosa yang makin tinggi menyebabkan kadar etanol meningkat,
tetapi pada konsentrasi tertentu mengalami penurunan, kadar glukosa cenderung menurun seiring dengan waktu, meskipun pada beberapa titik sempat mengalami kenaikan. Hal ini diakibatkan oleh aktivitas S.cereviceae yang ada pada treatment, mengonsumsi glukosa menjadi ethanol (Rosa, dkk, 1996). Berikut adalah reaksinya:
C6H12O6 → 2 CH3CH2OH + 2 CO2
4.5. Pengaruh Penambahan Nutrient Terhadap Jumlah Koloni
3 3.5 4 4.5 5 5.52
3
4
5
6
7
8
9
10
Hari ke 1Hari ke 2
konsentreasi urea (g/L)
Jum
lah
kolo
ni (x
1010
)
Grafik 4.5 Hubugan antara konsentrasi nutrien dan jumlah koloni
Pada variable 1 kami menggunakan urea 3 gr/liter . sedangkan pada variable 2 kami
menggunakan urea sebanya 4 gr/liter dan pada variable 3 kami menggunakan urea sebanyak
5gr/liter. Semakin banyak yeast yang ditambahkan maka semakin banyak pula mikroba yang
membelah sehingga banyak koloni yang dapat dihitung jumlahnya(Duta, 2011).
Hal ini disebabkan Karena mikroba mengalami fase log(eksponensial) yaitu fase dimana
mikroba memperbanyak sel sehingga terjadi pertumbuhan yang meningkat. Akibatnya jumlah
koloni yang terlihat semakin banyak(Oktarina, 2011) Dari grafik tersebut terlihat jelas bahwa
terjadi kenaikan jumlah koloni yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
Saccharomyces cereviceae berkembang dengan sangat pesat, menunjukkan bahwa media
sangat cocok untuk pertumbuhan dan metabolisme Saccharomyces cereviceae (Rosa, dkk,
1996).
4.2. Pembahasan
4.2.5. Hubungan Konversi Glukosa Hasil Fermentasi vs Waktu
0 1 2 30
102030405060708090
100
Konversi Glukosa menjadi Etanol (X)
Variabel 1Variabel 2Variabel 3Variabel 4Variabel 5Variabel 6
Waktu (hari)
Konv
ersi
Gluk
osa
(%)
Gambar 4.5. Grafik hubungan konversi glukosa hasil fermentasi vs waktu
Dari grafik, dapat dilihat bahwa konversi glukosa selama proses fermentasi
etanol terus mengalami kenaikan dari hari ke hari. Hal ini dikarenakan karena adanya
pemecahan sumber gula sehingga sumber gula dalam medium fermentasi menurun
dan diikuti dengan peningkatan yield etanol (Agustin, 2013). Pada hari pertama,
mikroorganisme yang terdapat pada starter memasuki masa adaptasi, dimana belum
menghasilkan produk atau bisa mengasilkan produk tetapi hanya sedikit. Pada hari-
hari pengamatan berikutnya, mikroorganisme mengalami fase pertumbuhan cepat atau
yang disebut dengan fase eksponensial dimana mikroorganisme akan menghasilkan
produk secara maksimal. Pada saat inilah alkohol siap untuk dipanen.
Konversi glukosa dari selulosa sangat dipengaruhi oleh waktu hidrolisis.
Semakin lama waktu proses, maka kesempatan selulosa melakukan dekomposisi lebih
panjang, sehingga kadar etanol naik. Tetapi kenaikan itu sudah tidak begitu mencolok
setelah waktu hidrolisis mencapai 2-3 hari karena kadar etanol yang didapatkan tidak
begitu bertambah secara signifikan. Semakin banyak ragi yang ditambahkan maka
kadar etanol yang dihasilkan juga semakin besar karena dengan semakin banyak ragi
yang ditambahkan, maka bakteri yang mengurai glukosa menjadi etanol pun semakin
banyak. Tetapi pada penambahan ragi yang lebih lanjut cenderung turun, karena
disebabkan adanya ragi yang mati pada saat proses fermentasi berlangsung. (Metha,
2013)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1. Jumlah koloni meningkat seiring pertambahan waktu. Peningkatan paling maksimum
terjadi saat hari ke-2 karena mikroorganisme mengalami fase eksponensial.
2. Semakin banyak yeast yang ditambahkan, maka semakin banyak pula
mikroorganisme yang membelah. Pembelahan yang terjadi pada fase eksponensial
ini mengakibatkan koloni bertambah banyak.
3. Kadar glukosa sisa setiap variabel ada yang mengalami peningkatan dan penurunan.
Kadar glukosa yang mengalami peningkatan disebabkan karena masih terjadi
pemecahan disakarida menjadi monosakarida. Sedangkan, kadar glukosa yang turun
disebabkan karena glukosa dikonversi menjadi alkohol.
4. Semakin lama waktu proses, maka kesempatan selulosa melakukan dekomposisi
lebih panjang, sehingga kadar etanol naik.
5.2. Saran
1. Sterilkan bahan sebelum praktikum.
2. Pastikan mengatur pH dengan teliti sesuai prosedur.
3. Cermat dalam pengamatan jumlah koloni menggunakan mikroskop.
4. Tutup rapat erlenmeyer dengan alumunium foil.
5. Perhatikan perubahan warna titrasi saat TAT.
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Startera. Perhitungan densitas
Hari ke-0 :Massa picnometer = 23,5 gramMassa picnometer + aquadest = 48,65 gramρaq = 0,99626 gram/ml
V = (48,65−23,5 ) gram0,99626 gram /ml
= 25,24 ml
Variabel 1Massa picnometer = 23,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,45 gram
ρlarutan = (51,9−23,5 ) gram
25,24 ml = 1,126 gram/ml
Variabel 2Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,8 gram
ρlarutan = (50.6−23,5 ) gram
25,24 ml = 1,072 gram/ml
Variabel 3Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,9 gram
ρlarutan = (49,93−23,5 ) gram
25,24 ml = 1,047 gram/ml
Hari ke-1 :Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + aquadest = 46,1 gramρaq = 0,99626 gram/ml
V = (46,1−20,77 ) gram0,99626 gram /ml
= 25,4 ml
Variabel 1Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,45 gram
ρlarutan = (46 , 45−20,77 ) gram
25,4 ml = 1,011 gram/ml
Variabel 2Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,8 gram
ρlarutan = (46 , 8−20,77 ) gram
25,4 ml = 1,026 gram/ml
Variabel 3Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,9 gram
ρlarutan = (46 , 9−20,77 ) gram
25,4 ml = 1,029 gram/ml
b. Perhitungan jumlah koloni
Jumlah mikroorganisme = 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× fp ×total v starter ×∑ sel
Hari ke-1 :
Variabel 1 : 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×23=2,3 ×1010
Variabel 2 : 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 × 41=4,1× 1010
Variabel 3 : 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×52=5,2× 1010
Hari ke-2 :
Variabel 1 : 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×50=5 ×1010
Variabel 2 : 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 ×72=7,2× 1010
Variabel 3 : 1
80 ×25. 10−5 ×10−3× 100 ×200 × 91=9,1 ×1010
2. Fermentasia. Kadar glukosa nanas
F = 27,8 mlM = 18,1 mlρ = 1,012 gram/ml
%SB=(F−M )× V total
V titrasi×
V pengenceranV yang diambil
V total × ρ×100 %× 0,0025
b. Densitas dan kadar glukosa fermentasi variabel
ρlarutan = (massa picnometer+sampel )−(massa picnometer kosong)
volume picnometer
%h=(F−M )×
V totalV titrasi
×V pengenceranV yang diambil
V total × ρ×100 %× 0,002 5
Hari ke-0 :
Variabel 1Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,0 gram
ρlarutan = (46,0−20,77 ) gram
25,4 ml = 0,994 gram/ml
F = 27,8 mlM = 18,1 ml
%h=(27,8−18,1)×
2005
×1005
200 ×0,994× 100 %×0,002 5
= 9,76%
Variabel 2Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 45,35 gram
ρlarutan = (45,35−20,77 ) gram
25,4 ml = 0,968 gram/ml
F = 27,8 mlM = 18,1 ml
%h=(27,8−18,1)×
2005
×1005
200 ×0,968× 100 %×0,002 5
= 10,02%
Variabel 3Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,0 gram
ρlarutan = (46,0−20,77 ) gram
25,4 ml = 0,994 gram/ml
F = 27,8 mlM = 18,1 ml
%h=(27,8−18,1)×
2005
×1005
200 ×0,994× 100 %×0,002 5
= 9,76%
Variabel 4Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 45,3 gram
ρlarutan = (45,3−20,77 ) gram
25,4 ml = 0,965 gram/ml
F = 27,8 mlM = 18,1 ml
%h=(27,8−18,1)×
2005
×1005
200 ×0,965× 100 %×0,002 5
= 10,05%
Variabel 5Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 45,4 gram
ρlarutan = (45,4−20,77 ) gram
25,4 ml = 0,971 gram/ml
F = 27,8 mlM = 18,1 ml
%h=(27,8−18,1)×
2005
×1005
200 ×0,971× 100 %×0,002 5
= 9,98%
Variabel 6Massa picnometer = 20,77 gramMassa picnometer + sari buah = 46,1 gram
ρlarutan = (46,1−20,77 ) gram
25,4 ml = 0,997 gram/ml
F = 27,8 mlM = 18,1 ml
%h=(27,8−18,1)×
2005
×1005
200 ×0,997× 100 %×0,002 5
= 9,73%
Hari ke-1 :
Variabel 1Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 48,5 gram
ρlarutan = (48,5−20,5 ) gram
25,4ml = 1,101 gram/ml
F = 24 mlM = 21,6 ml
%h=(24−21,6)×
2005
×1005
200× 1,101×100% ×0,002 5
= 2,18%
Variabel 2Massa picnometer = 20,5 gram
Massa picnometer + sari buah = 45,8 gram
ρlarutan = (45,8−20,5 ) gram
25,4ml = 0,996 gram/ml
F = 24 mlM = 21,4 ml
%h=(24−21,4)×
2005
×1005
200 × 0,996× 100 %×0,002 5
= 2,61%
Variabel 3Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,8 gram
ρlarutan = (45,8−20,5 ) gram
25,4ml = 0,9964 gram/ml
F = 24 mlM = 20,8 ml
%h=(24−20,8)× 200
5×
1005
200×0,9964×100%× 0,002 5
= 2,61%
Variabel 4Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,8 gram
ρlarutan = (45,8−20,5 ) gram
25,4ml = 0,9964 gram/ml
F = 24 mlM = 21,1 ml
%h=(24−21,1)× 200
5×
1005
200×0,9964×100%× 0,0025
= 2,61%
Variabel 5Massa picnometer = 20,5 gram
Massa picnometer + sari buah = 45,9 gram
ρlarutan = (45,9−20,5 ) gram
25,4 ml = 0,999 gram/ml
F = 24 mlM = 21,7 ml
%h=(24−21,7)×
2005
×1005
200 × 0,999×100% ×0,002 5
= 2,30%
Variabel 6Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,9 gram
ρlarutan = (45,9−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,003 gram/ml
F = 24 mlM = 21,8 ml
%h=(24−21,8)× 200
5×
1005
200 × 1,003×100%× 0,002 5
= 2,193%
Hari ke-2 :
Variabel 1Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 51,0 gram
ρlarutan = (51,0−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,20 gram/ml
F = 24 mlM = 21,6 ml
%h=(26,8−25,1)×
2005
×1005
200 ×1,2× 100 %×0,002 5
= 1,42%
Variabel 2
Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,1 gram
ρlarutan = (46,1−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,008 gram/ml
F = 26,8 mlM = 25,7 ml
%h=(26,8−25,7)× 200
5×
1005
200 ×1,008×100 %× 0,0025
= 2,61%
Variabel 3Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 52,25 gram
ρlarutan = (52,25−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,25 gram/ml
F = 24 mlM = 20,8 ml
%h=(26,8−25,6)× 200
5×
1005
200 ×1,008×100 %× 0,0025
= 2,61%
Variabel 4Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 45,9 gram
ρlarutan = (45,9−20,5 ) gram
25,4 ml = 0,999 gram/ml
F = 26,8 mlM = 25,8 ml
%h=(26,8−25,8)× 200
5×
1005
200 × 0,999× 100 %× 0,0025
= 1,001%
Variabel 5
Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,7 gram
ρlarutan = (46,7−20,5 ) gram
25,4ml = 1,032 gram/ml
F = 26,8 mlM = 26 ml
%h=(26,8−26)× 200
5×
1005
200 × 1,032×100%× 0,0025
= 0,775%
Variabel 6Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,23 gram
ρlarutan = (46,23−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,013 gram/ml
F = 26,8 mlM = 25,8 ml
%h=(26,8−25,8)× 200
5×
1005
200 ×1,013× 100 %× 0,0025
= 0,99%
Hari ke-3 :
Variabel 1Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 52,3 gram
ρlarutan = (52,3−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,251 gram/ml
F = 21,3 mlM = 20,6 ml
%h=(21,3−20,6)× 200
5×
1005
200 × 1,251×100 %× 0,0025
= 0,56%
Variabel 2Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 47,4 gram
ρlarutan = (47,4−20,5 ) gram
25,4ml = 1,058 gram/ml
F = 21,3 mlM = 20,2 ml
%h=(21,3−20,2)×
2005
×1005
200 ×1,058× 100 %×0,002 5
= 1,04%
Variabel 3Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 53,4 gram
ρlarutan = (53,4−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,293 gram/ml
F = 21,3 mlM = 20,1 ml
%h=(21,3−20,1)×
2005
×1005
200 ×1,293× 100 %×0,002 5
= 0,93%
Variabel 4Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 46,25 gram
ρlarutan = (46,25−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,014 gram/ml
F = 21,3 mlM = 20,5 ml
%h=(21,3−20,5)× 200
5×
1005
200 ×1,014× 100 %× 0,0025
= 0,79%
Variabel 5Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 48,6 gram
ρlarutan = (48,6−20,5 ) gram
25,4ml = 1,105 gram/ml
F = 21,3 mlM = 20,6 ml
%h=(21,3−20,6)× 200
5×
1005
200 ×1,105×100 %× 0,0025
= 063%
Variabel 6Massa picnometer = 20,5 gramMassa picnometer + sari buah = 48,4 gram
ρlarutan = (46,23−20,5 ) gram
25,4 ml = 1,098 gram/ml
F = 21,3 mlM = 20,5 ml
%h=(21,3−20,5)× 200
5×
1005
200 ×1,098× 100 %× 0,0025
= 0,73%
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Pelatihan Membuat Etanol dari Ubi Kayu. http://www.indobioethanol.com.Diakses tanggal 17 September 2015.
Anonim. 2010. Saccharomyces cerevisiae.
https://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces_cerev- isiae. Diakses tanggal 17 September 2015.
Anonim. 2013. Apa itu Bioetanol
http://ellachemicalengineering.blogspot.co.id/2013/01/bio- etanol-apa-si-bioetanolitu.html. Diakses tanggal 17 September 2015.
Harjana, Dadan. 2013. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Nanas untuk Kesehatan http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/10/manfaat-buah-nanas.html. Diakses tanggal 17 September 2015.
Krisno, Agus. 2011. Peranan Jamur Ragi Saccharomyces cerevisiae sebagai Fermentasi Roti.https://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/27/peranan-jamur-ragisaccharomyces-cerevisiae-sebagai-fermentasi-roti/. Diakses tanggal 17 September 2015.
Ikmawati. 2011. Variasi Penambahan Ragi Pada Pembuatan Alkohol dari Kulit Umbi Kayu (Monihot esculenta) secara fermentasi. Skripsi. Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo: Gorontalo
Nurcholis, Ma’mun. 2012. Manfaat dan Kandungan Buah Nanas.http://manfaatdankandungan.blogspot.co.id/2012/11/manfaat-buah-nanas.html.Diakses tanggal 17 September 2015.
Prihandana, R. K. Noerwijari , P.G.Adinuraini , D. Setyianingsih. Setiadi, S. dan R. Hendroko. 2007. Bioetanol Ubi Kayu Bahan bakar Masa Depan. Agromedia: Jakarta. Siahaan, AS. 2010. Fermentasi Alkohol dari Buah Nanas.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20009/4/Chapter%20II.pdf.Diaksestanggal 17 September 2015.
Soeprijanto. (2010). Biokonversi lignoselulosa dari residu limbah pertanian menjadi biofuel melalui hidrolisis enzim dan fermentasi. Pidato Pengukuhan untuk Jabatan Guru Besar. Kementrian Pendidikan Nasioanal Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya