a prak sisprod bab ii

Upload: boezank-tikampoenk

Post on 07-Jul-2015

245 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

BAB II LANDASAN TEORI1.2. Sistem ProduksiJika sebuah perusahaan manufaktur akan melakukan aktivitas produksi berdasarkan spesialisasi produksi perusahaan tersebut maka akan banyak yang harus diperhatikan agar perusahaan dapat mengahasilkan keuntungan seperti yang diharapkan. Berdasarkan pendapat dari Bedworth (1991) yang mengatakan bahwa Manufakturing dapat didefinisikan sebagai berikut Manufakturing merupakan sekumpulan akktivitas fisik dan intelektual yang digabungkan dengan perancangan dan pembuatan produk nyata, sehingga memberikan nilai tambah pada item-item, baik secara manual ataupun dengan menggunakan mesin . pengendalian Manufakturing melibatkan seluruh aktivitas mulai dari pemasukan bahan mentah menjadi produk jadi, termasuk diantaranya Accounting Order Entry, dan pelayanan pelanggan (Costumer Service) logistik, penganggaran (Budgeting), dan perencanaan strategi dalam manufakturing ( Manufakturing Strategi Planing ). Aktivitas-aktivitas tersebut dalam perencanaan produksi meliputi perencanaan proses, jadwal induk produksi (Shop Floor). Dalam penjabaran lebih lanjut maka perencanaan manufakturing diuraikan menjadi proses apa yang harus dikerjakan, siapa pelaksanaannya, kapan dan dimana proses itu dilakukan, serta perkiraan ongkos yang ditimbulkan. Hal yang lebih penting dalam menjalankan aktifitas manufakturing mulai dari level perencanaan strategi sampai ke level pengendalian aktivitas produksi, pemberitahuan dan pembuat keputusan yang akurat tergantung pada kekonsistenan, ketepatan dan waktu dari informasi, hal ini merupakan data yang tersedia atau yang dapat digunakan dan akan bervariasi dalam suatu keadaan menjadi keadaan yang lainya. Data tersebut dari tipe data yang diperlukan, karakteristik pengolahan atau operasi pembuatan, pelayanan yang diminta konsumen, serta kepuasan pelanggan dalam melakukan transaksi (Satisfaction Costumer) terhadap loyalitas perusahaan. Secara umum dapat dinyatakan bahwa tujuan pengendalian produksi adalah merencanakan dan mengendalikan arus bahan-bahan dalam melewati (dalam proses/operasi) dan keluar dari pabrik sedemikian rupa, sehinggaNyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 1

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

keuntungan

optimal

yang

menjadi

sasaran

perusahan

dapat

dicapai.

Pengendalian produksi harus dapat membuat penilai secara terus menerus terhadap permintaan konsumen, keadaan permodalan, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain-lainnya. Penilaian ini bukan hanya mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam keadaan sekarang, tetapi juga mempertimbangkanya untuk proyeksi dimasa yang akan datang yang tergantung pada banyak faktor, pengendalian produksi adalah berkaitan dengan perkiraan atau ramalan output yang dikehendaki, menentukan input yang diperlukan, perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku melalui pengubahan/konversi yang diperlukan atau rangkaian dari urutan pembuatan.

Pengendalian produksi mempunyai tanggung jawab terhadap penentuan operasi pengerjaan, pembuatan peramalan, rencana produksi, penjadwalan produksi, penugasan kerja dalam stasiun kerja, aliran produk dan aliran kerja, tingkat persedian, ukuran jumlah pembelian atau pemrosesan yang ekonimis, dan penyaluran produk, serta ukuran terhadap kapasitas produksi terhadap

informasi

permintaan pasar sebagai salah satunya dalam penyaluran produk. Jadi dalam pengendalian produksi agar tercapai tujuan yang diharapkan dapat ditentukan dengan pengendalian di bidang lain yang saling terkait satu sama lain, yaitu pengendalian operasi, pengendalian biaya, pengendalian prosedur kerja, pengendalian permintaan dan hasil peramalannya, dan lain-lain. Sistem produksi merupakan sistem yang merubah atau mentranformasikan sumber daya input menjadi output yang memiliki nilai lebih tinggi. Kegiatan mengubah input menjadi output yang menghasilkan produk disebut proses manufaktur, yaitu proses untuk menghasilkan suatu produk dari bahan baku menjadi produk jadi yang meliputi design, operation dan control suatu sistem manufaktur sampai dengan distribusi produk jadi. Dalam pengendalian Manufaktur melibatkan seluruh aktivitas mulai dari pemasukanNyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 2

pengarahan

input bahan baku

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

bahan mentah sampai menjadi produk jadi. keterkaitan antar aktivitas-aktivitas tersebut secara umum dapat dilihat dalam bagan sistem MRP II

Business Planning

KEPA LA

Marketing Planning

Perencanaan

Demand Mgt. - Forecasting - Order

Production Planning

Resource Planning

JA NTUNG

Master Production Schedule

Rought cut Capacity Planning

Bill of Material Material Requirement Planning Capacity Requirement Planning

Inventory Status

OPERATION MA NAGEM E NT KA KI

PelaksanaanProduction Activity Control Purchasing

Order Release Scheduling, Dispatching Ekspediting, ReportingPerformance Management

Vendor Selection Order Placement Vendor Sceduling Order Follow -up

Keterangan Gambar :

a.

Business Planning, bisa dinyatakan dalam dolar, berisi rencana

pembiayaan dan keuanganperusahaan sebagai dasar dalam membuat rencana pemasaran.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 3

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

b.

Marketing Planning, rencana tentang produk yang akan dibuat,

penjualan dan pemasaran, sebagai dasar dalam membuat production Planning.

c.

Production Planning, rencana jumlah yang akan dibuat,

dinyatakan dalam suatu Agregat, dibuat berdasrkan Marketing Planning diturunkan ke MPS divalidasi dengan Resource Planning

d.

Resource Planning, rencana kapasitas yang diperlukan untuk

memenuhi Production Plan, dapat dinyatakan dalam jam-orang atau jammesin. Merupkan bahan pertimbangan untuk ekspanci orang, mesin pabrik yang ditetapkan berdasarkan kapsitas tersedia.

e.

Rought cut capacity planning, rencana untuk menentukan

kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS, hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan tiap work station setiap 1 periode dan sebagai bahan pertimbangan untuk penambahan sub kontrak.

f.

Demand management, aktifitas memproduksi kebutuhan dimasa

mendatang dikaitkan denagan kapasitas, terdiri atas aktifitas forecast, distribution, requirement planning, order entry, shipmrnt dan service part requiremen sebagai dasar menentukan marketing, purecating, MPS planning.

g.

Material

Requirement

Planning,

menetapkan

rencana

kebutuhan material untuk melaksanakan MPS. Output Mrp adalah purecasting, Production Activity Control (PAC), dan rencana pembelian. Input MRP adalah MPS, BOM dan Inventory Status. Merupakan dasar untuk purecating dan PAC/Shoop Floor Control divalidasi denagan Capacity Requirement Planning .

h.

Capacity Requiremen Planning, rencana kebutuhan kapasitas

yang diperlukan untuk merealisasi MPS ditiap periode dan mesin. Input MRP dan Planning, lebih teliti dari RCCP karena didasari planned order

i.

Production activity control, membuat produk setelah barang

dibeli, terdiri aktivitas menentukan awal-akhir job (Operation Secheduling) berdasarkan requiremen kedatangan job, lalu membebankan job ke WS, expedisikan job yang terlambat dari pelaporan. Hasil laporan merupakan feedback MPS.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 4

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

j. k.

Purchasing, aktivita memilih vendor, membuat order pembelian, Performance Measurement, evaluasi sistem MPC untuk melihat

menjadwalkan vonder sampai mengejar vonder, merupakan dasar PAC berapa jauh yang diperoleh dengan rencana yang telah ditetapkan. Sebagai bahan evaluasi pencapaian Businnes Planning. Sistem produksi pada dasarnya terdiri dari dua hal, yaitu 1. Sistem perencanaan dan pengendalian produksi 2. Sistem Fisik Dengan memperhatikan dua sistem tersebut, maka suatu sistem produksi akan terjadi dua macam aliran, yaitu : a. Aliran Material b. Aliran data atau Informasi Faktor penentu keberhasilan sistem Produksi : a. Kedekatan hubungan antara pekerja dan sistem b. Adanya sistem perencanaan dan pengendalian yang baik Fungsi-fungsi sistem produksi meliputi : a. Business Planning b. Product Design And Engineering c. Supervision d. Production Planning e. Material Planning

f. Purecastingg. Production h. Controlling Production i. j. Quality Control Receiving, Shipping, and Inventory Control.

Kebijakan Produksi ditentukan oleh : a. Strategi Product Positioning, merupakan kebijakan yang dipilih suatu industri dalam pembuatan produk. b. Strategi Process Positioning, merupakan strategi yang dipilih suatu industri untuk menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk menghasilkan produk

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 5

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

c. Strategi Pemilihan teknologi.

2.2 Assembly Proses Chart (APC)Asembling process control (APC) merupakan salah satu peta atau diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses perakitan yang dialami oleh komponen dalam kegiataan perakitan (Asembling), termasuk didalamnya membongkar rakitan, merakit kembali rakitan (terdapat pencatatan waktu operasi perakitan), membuat peta proses perakitan (APC-nya), pemerikasaan dari awal sampai produk hasil rakitan selesai, sampai dibuat struktur produk yang dipakainya.

2.2.1 Manfaat Pembuatan APCDari pembuatan APC dapat diambil manfaaat diantaranya, yaitu: 1. untuk menentukan kebutuhan operator. 2. untuk mengetahui kebutuhan tiap komponen. 3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja 4. Sebagai alat untuk melakukan tata letak fasilitas 5. Sebagai alat untuk latihan kerja Sedangkan lambang-lambang yang digunakan untuk membuat APC adalah sebagai berikut: Untuk Proses Perakitan (Assembling) Adalah suatu kegiatan produksi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maaupun kimiawi, mengambil informasi maupun memberikan informasi pada suatu keadaan juga termasuk operasi. Proses assembling merupakan proses yang paling banyak terjadi dalam suatu proses. Juga lambang ini bisa digunakan menyatakan aktifitas perencana. Untuk Proses Perakitan (Inspection) Adalah suatu kegiatan yang terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan benda atau objek baik dari segi kualitas maupun kauantitas dengan cara membandingkan terhadap harga yang standar atau menentukan baik buruk produk yang dihasilkan. Untuk Menyatakan Penyimpanan (Storage)

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 6

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Adalah suatu proses yang terjadi apabila benda kerja disimpan dalam waktu yang cukup lama, jika benda tersebut akan diambil kembali biasanya harus berdasarkan rekomendasi atau izin terlebih dahulu. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami penyimpanan yang permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Untuk menyatakan Aktifitas Gabungan Adalah kegiatan dimana antara Assembling dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dalam selang waktu yang relatif singkat.

2.3 Bill Of Material (BOM)BOM adalah daftar komponen, bahan pokok / bahan baku maupun bahan pendukung yang diperlukan untuk suatu produk akhir. BOM mempunyai berbagai format yang dapat berupa: 1. Daftar komponen 2. Petunjuk cara perakitan barang 3. Petunjuk cara meramalkan dan menjadawalkan barang BOM disebut struktur produk apabila menggambarkan cara merakit barang dengan dibuat format-format khusus tergantung kebutuhan pemakai. Beberapa keguananya adalah :

1. Mendevinisikan produk dan membedakannya dari produk lain2. Memudahkan peramalan sifat-sifat produksi sampingan. 3. Memudahkan pembuatan jadwal induk dengan jumlah sekecil mungkin 4. Memudahkan pembuatan order oleh konsumen. 5. Sebagai basis untuk menentukan harga produk. 6. Memudahkan pengadaan material. 7. Membantu perencanaan dan perawatan file secara efisien. BOM dapat disusun untuk mendapatkan informasi secara pelacakan kebawah (Exploding) atau pelacakan keatas (imploding). Exploding dimulai dari induk (parent) dan dipecah-pecah kekomponen yang lebih bawah. Sedangkan imploding dimulai dari komponen turunannya dan dibangun secara bertahap kelevel yang lebih tinggi sehingga membentuk induknya. Jenis-jenis Bill of Material adalah: 1. Bill Of Material (BOM) Tradisonal : Eksplosi satu tingkat (Single Level Ekplosion) Eksplosi indentasi / Menjorok (Indented Ekplosion)

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 7

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Eksplosi ringkasan (Summary Eksplosion) Implosi satu tingkat (Single level implosion)

Implosi indentasi / menjolok ( indented implosion) Implosi ringkasan (Sumary implosion) 2. Bill Of Material (BOM) Matriks 3. Bill Of Material (BOM) Penambahan dan pengurangan. 4. Bill Of Material (BOM) keluarga /Family Bill Of Material (BOM) 5. Phantom Bill, yaitu : Untuk material yang tidak disimpan, hanya untuk leat saja. Tidak pernah dibuat plan order. Diasumsikan leat saja timenya nol dan lot sizenya sama denagn

lot for lot 6. Modular Bill / Pseudo Bill Of Material (BOM) /Super Bill, yaitu Digunakan jika suatu produk yang akan dijual telah option yang BOM explotion akan menghitung kebutuhan kotor untuk masingberbeda masing komponen. 7. Planing Bill atau Bill Of Material (BOM) perencanaan / Bill Of Material (BOM) Modular yaitu: Tradisonal BOM untuk perkembangan dari beberapa titik dari BOM yang baru, struktur untuk peramalan dan penjualan dan perencanaan MPS. Secara umum perencanaan file BOM adalah tetap dari teknik BOM dan digunakan hanya untuk MPS

2.4 Peramalan (Forecasting).Peramalan atau Forecasting adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu dimasa yang akan datang. Oleh karena itu peramlan pada dasarnya adalah suatu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan adanya keterbatasan dan kemampuan manusia. Untuk membuat suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan tersebut perlu direncanakan dan dijadawalkan sehingga akan diperlukan satu periode waktu yang dibutuhkanNyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 8

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

untuk membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan tersebut. Dalam hal ini terdapat sedikit nilainya, tetapi pada kenyataannya tidak ada nilai bila membuat peramalan dalam jangka pendek sehingga efektivitas kegiatan tidak dapat diperoleh. Jika suatu peramalan tidak pasti, maka akan timbul pertanyaan mengapa peramalan dibuat begitu saja ? Jawabannya adalah sangat mudah yaitu : seluruh kebijaksanaan apa saja mengenai masa yang akan datang adalah didasarkan pada semacam peramalan. Kapan saja atau suatu kebijaksanaan dibuat mengenai masa yang akan datang, maka setidaknya peramalan termasuk yang mendasari kebijaksanan tersebut. Hal ini dapat ditetapkan dengan kepastian bahwa peramalan yang direncanakan adalah lebih berharga dan lebih teliti dari pada peramlaan yang berdasarkan institusi (tanpa perencanaan ). Perhatian utama dari bab ini akan berkaitan dengan metode statistik yang menggunkan suatu tingkat ketelitian yang akan masuk dan oleh karenanya akan mempunyai nilai dalam operasi pengendalian produksi modern.

2.4.1 Kegunaan Peramalan.Bila peramalan telah dibuat, suatu manfaat dan tujuan harus dapat diperoleh dan dipersiapkan, sehingga dapat mempengaruhi sifat ramalan itu sendiri. Dalam hal ini ditetapkan 3 kegunaan daripada peramalan, yaitu: 1. Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik. 2. Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada dan dikerjakan dengan fasilitas-fasilitas yang ada. 3. Menentukan penjadwalan pendek produk-produk yang ada untuk dikerjakan berdasarkan perlatan yang ada . Dalam setiap ramalan harus dipenuhi salah satu dari kegiatan diatas sehingga hal ini akan menimbulkan tambahan waktu yang diperlukan untuk membuat kebijaksanaan ditambah dengan waktu untuk membuat akibat kebijaksanaan tersebut. Ramalan yang memenuhi tujuan yang pertama di atas dapat dibuat ramalan jangka panjang. Ramalan untuk tujuan perluasan pabrik kita namakan dengan ramalan fasilitas. Ramalan perencanaan produksi dan produk dapat digunakan untuk peramalan yang memenuhi tujuan kedua dan ketiga di atas. Sifat peramalan dan metode perbaikannya adalah ditentukan oleh manfaat yang diharapkan dari peramalan tersebut dan tingkat rincian dalamNyanyang Rusmawan - 01050103003 II - 9

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

peramalan tersebut. Sebagai contoh, suatu peramalan produk dalam satuan produk volume dolar perkelas atau kelompok produk adalah titik berat bagi tujuan penjadwalan yang ditetapkan dalam satuan jumlah perunit dari setiap produk. Demikian juga suatu peramalan dalam jumlah unit setiap produk adalah kemungkinan tidak diperlukan dalam peramalan fasilitas, sebaiknya peramalan fasilitas dibuat dalam dolar per volume. Dalam ramalan dengan periode yang panjang rinciannya akan berkurang sehingga penelitian peramalan akan kecil, sedangkan ketelitian peramalan volume secara menyeluruh akan lebih baik. Peramalan bertujuan untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut. Secara teknis peramalan terbagi dua yaitu : peramlan kuantitatif dan peramalan kualitatif. Metode kualitatif dapat dibagi deret berkala (Time Series) dan metode Causal, sedangkan metode kuantitatif dapat dibagi metode ekploratoris dan metode normatif.

2.4.2 Analisa Kebutuhan.Analisa kebutuhan bertujuan untuk melihat atau memperkirakan prospek ekonomi atau kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut. Anilsa kebutuhan dimasa yang akan datang sering disebut dengan peramalan. Peramalan merupakan kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, sedangkan ramalan merupakan situasi atau kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Secara teknis dalam praktikum ini, metode yang digunakan adalah metode yang termasuk peramalan kuantitatif diantaranya yaitu : metode double moving average with linier trend dan double eksponential smoothing satu parameter dari Brown dan Linier Regresi Metode Moving Average. Pada data yang memiliki kecenderungan suatu deret yang meningkat ( trend ) tanpa kesalahan random yang menghasilkan trend linier meningkat. dengan menggunakan single moving average akan terjadi kesalahan sistematis ( error ) akibat trend. Untuk mengurangi kesalahan tersebut, maka dikembangkan metode linier moving average. dasar metode ini adalah

menghitung rata-rata bergerak kedua. Rata-rata bergerak kedua ini merupakan rata-rata dari rata-rata bergerak pertama.Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 10

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Prosedur rata-rata bergerak linier secara umum dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.

S 't =S "t

X t + X t 1 +...... + X t N +1 N

S 't ++ S ' t . .. . . . 1 = N

a t

= 't S

+ S ' t t ) =' t t ( S " S S "

b t Brown

2 = ( S ' t "t ) S N 1

Double Eksponential Smoothing Satu Parameter dari

Dasar pemikiran dari pemulusan eksponential linier dari brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier , karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya bilaman terdapat unsur trend. Perbedaan antara nilai pemulusan tunggal dan ganda dapat ditambah pada nilai pemulusan tunggal dan disesuaikan untuk trend. Persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan eksponential linier satu parameter dari brown adalah sebagai berikut :

S "t =. S ' t + ) . S ' (1

=

S 't = . X t + 1 ) . S ' (

t 1

t 1

at = S ' t + ( S ' t S "t )b t

(S ' t 1 Ft + = t + t . m a b m

"t ) S

Double Exponential Smoothing Satu Parameter dari Holt

Dasar pemikiran dari pemulusan ( smoothing ) linier dari holt adalah, karena kedua nilai pemulusan tunggal dan ganda ketinggalan dari data yang sebenarnya, bilamana terdapat unsur trend,holt memuluskan nilai trend dengan para meter yang berbeda dari parameter yang digunakan pada deret yang asli. Ramalan dari Holt di dapat dengan menggunakan persamaan sbb : St = a Xt + ((1-a) x (St -1 + bt -1 ))..(1) bt = g(St St -1) + g(bt - 1)(2)Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 11

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Ft +m = St + (bt x m)(3) Dimana : St = Data pemulusan pada periode t bt = Trend pemulusan pada periode t Ft m = Peramalan pada periode t + m Persamaan (1) menyesuaikan St secara langsung untuk trend periode sebelumnya, yaitu b(t-1),

dengan menambahkan nilai pemulusan yang terakhir

yaitu S( t 1 ) . hal ini membantu menghilangkan kelambatan dan menempatkan St kedasar perkiraan nilai data saat ini. Kemudian persamaan (2) meremajakan trend, yang ditunjukan sebagai perbedaan antara dua nilai pemulusan terakhir. Hal ini tepat, karena jika terdapat kecendrungan dalam data, nilai yang baru akan lebih tinggi atau lebih rendah daripada nilai yang sebelumnya, mungkin masih terdapat sedikit kerandoman, maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan g trend pada periode akhir St St -1 dan menambahkannya dengan taksiran trend sebelumnya. Dikalikan dengan (1 g ). Persamaan (3) digunakan untuk ramalan kemuka yang diramalkan (m), dan di tambahkanpada nilai dasar (St ). Triple Exponential Smoothing Satu Parameter dari Winter Kelompok metoda rata-rata bergerak dalam pemulusan exponential yang telah di bahas dapat digunakan untuk segala jenis data stationer atau non stationer sepanjang data tersebut tidak mengandung faktor musiman. tetapi bilamana terdapat musiman, metoda ini mungkin menghasilkan peramalan yang buruk. Jika datanya stationer maka metoda rata-rata bergerak atau pemulusan exponential tunggal adalah tepat, jika datanya menunjukan suatu trend linier dari brown atau holt adalah tepat. tetapi jika data musiman, metoda ini sendiri tidak dapat mengatasi masalah tersebut dangan baik. Metode Winter di dasarkan atas 3 (tiga) persamaan pemulusan, yaitu satu untuk stationer, untuk trend, untuk musiman. hal ini sama dengan metode holt, dengan satu persamaan tambahan untuk mengatasi musiman. Pemulusan keseluruhan ( St ) = Pemulusan Rrend ( bt )

. X t

( = St St 1 +1 ) b t 1

(

It

+(1 ) . S

(t ) 1

+b (t ) 1

)

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 12

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Pemulusan musiman ( It ) Ramalan ( Ft + m )

=

. tS t

( + 1 ) .I t 11+m

= ( St + bt.m)It Metoda Linier Regressi

Pada dasarnya metode ini berusaha mencari fungsi hubungan antara sebab dengan akibat. Diasumsikan waktu mempunyai hubungan linier dengan ramalan dan pola data akan berlanjut, sehingga fungsi yang terbentuk akan menetukan ramalan dimasa datang dengan cara extrapolasi. Metode ini dapat dipakai untuk peramalan jangka panjang. Rumus perhitungan metode Linier Regrasi :

d .t t.dt n.t ( t ) n.dt d .t b= n.t ( t )a=2 2 2 2

Ft = a + bt

Ft1 Et1 Et2 1

= a + b . Xi = Y Ft = Et2

IEtI1 = ABS (et)

2.4.3 Type peramalan.Sifat produk dan permintaanya mempengaruhi tipe peramalan yang akan dibuat dalam periode waktu yang harus ditempuh atau dijangkau. Jika sifat produk seperti tersebut permintaan dapat diharapkan hampir konstan dari suatu periode keperiode berikutnya sehingga jangkauan waktu dari peramalan relatif pendek. Perencanaan dimasa yang akan datang dapat didasarkan pada pengendalian bahwa permintaan akan terus berlanjut pada tingkat yang sama. Dalam kasus sepert ini kapasitas yang ada secara umum dapat menangani volume permintaan. Jika terdapat sedikit yang diperlukan untuk suatu peramalan yang cukup luas. Jika salah satu produk mempunyai variasi siklus permintaan dengan siklus yang tinggi dan rendah peramalan (peramalan perencananan produksi) harus mencakup paling sedikit satu siklus. Peramalan lebih baik mencakup dariNyanyang Rusmawan - 01050103003 II 13

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

puncak kepuncak ini memberi suatu kesempatan untuk merencanakan sekaligus produksi dan persedian untuk mendapatkan permintaan puncak. Jika ada variasi siklus permintaan mungkin diperlukan adanya waktu lembur dan atau persedian untuk mendapatkan permintaan. Jika permintaan dalam jangka panjang diharapkan untuk cenderung menarik diperlukan peramalan untuk jangka waktu tertentu sehingga memungkinkan perencanan yang cermat, perluasan fasilitas atau pengadaan paralatan yang diperlukan. Jangka waktu ini dapat bervariasi dari beberapa bulan sampai beberapa tahun. Untuk kencenderungan yang menurun atau penurunan permintaan metode peramalan harus cukup lama agar diperoleh peluang untuk mengatur cara-cara perencanaan untuk mengurangi operasi pengenalan produk produk baru dan sebagainya. Peramalan permintaan harus merupakan suatu tipe dan jangkauan waktu tertentu yang tetap mengikuti pola penjualan atau permintaan sehingga akan diperoleh perencanaan yang mempunyai nilai yang lebih tinggi. Menggunakan perencanaan dan kegiatan pabrik adalah suatu fungsi utama dalam peramalan permintaan. Peramalan dapat difinisikan berdasarkan metode peningkatan peramalan, yaitu : a. Peramalan menurut pendapat Subyektif. Adalah suatu cara dimana beberapa atau seluruh manusia yang ada di bagian penjualan dan pemasaran memberikan pendapatanya untuk menentukan volume penjualan masa yang akan datang, kemudian pendapat ditampung dan dinilai untuk mendapatkan hasil penilaian yang merupakan peramalan untuk jangka waktu yang akan datang. b. Peramalan berdasarkan indek. Baik buruknya peramalan yang didasarkan pada indek adalah tergantung pada indek yang digunakan sebagai dasarkan dan koreksi yang ada diantara permintaan nyata dengan peramalan yang didasarkan pada indek.

c.

Peramalan berdasarkan rata-rata.

Ramalan berdasarkan rata-rata data penjualan yang lalu menggambarkan adanya anggapan bahwa pemintaan masa lampau dapat diarahkan untuk permintaan yang akan datang, dengan penerapan yang tepat dan penyesuaian tertentu, maka dengan membuat rata-rata data yang lalu dapat memberikan perkiraan yang memuaskan dari volume penjualan dimasa yang akan datang dengan syrat sistem sebab akibat tersebut tidak berubah.Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 14

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

d.

Peramalan secara statistik.

Ramalan berdasarkan analisa statistik terhadap permintaan masa yang lalu memberikan kemungkinan metode yang lebih teliti, asalkan terdapat hubungan timbal balik antara masa lalu dengan masa yang akan datang

2.4.4 Ciri-ciri peramalan yang terbaik.Dalam membuat suatu peramalan, kita harus memperhatikan ciri-ciri atau sifat-sifat dari peramalan yang kita harus buat tersebut. Adapun ciri-ciri peramalan yang baik itu adalah saebagai berikut : 1. ketelitian. 2. ongkos 3. respon (ramalan harus statistik ) 4. simple (sederhana). Sedangkan jenis dari peramalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. 2. Peramalan kuantitatif Ada data masa lalu. Cocok pada kondisi statis Ketelitian dapat diperoleh dari awal. Lebih disukai oleh pengambil keputusan. Peramalan kualitatif Tidak tercatat. Hal yang baru Situasi telah berubah Kesalahan ramlan tidak diproduksi Cirinya adalah :

Cirinya adalah:

2.5 Ramalan Rencana AgregatMetode yang digunakan dalam perencangan agregat adalah : 1. Metode Heuristik, adalah penyelesaian masalah dengan menggunakan aturan-aturan yang diperlukan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik tetapi tidak terjamin solusi yang didapat adalah optimal.Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 15

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

2. 3. 4. 5. 6.

Metode Simplek-Linier Programming. Metode Transfortasi-Linier Programming. Linier Decision Rule. Search Decision Rule. Simulasi

Adapun tujuan dari rencana produksi agregat ini adalah untuk membuat perencanan produksi sesuai dengan permintaan pasar dan kriterianya menghasilkan biaya produksi minimum. Langkah-langkah dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Tentukan batasan perencanaan produksi yang akan Tentukan standar satuan yang akan digunakan dalam Tentukan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kurun Rencana jumlah produksi dalam agregat. Jika item >1, lakukan proses disagregasi sesuai dilakukan dan cari informasi mengenai data yang dibutuhkan.

2. 3.4.

perencanaan produksi. waktu perencanaan dengan kriteria ongkos minimum.

5.

dengan faktor konversinya.

2.5.1 Perencanaan ProduksiPerencanaan produksi merupakan bagian dari rencana strategi perusahaan dan dibuat secara harmonis dengan rencana bisnis (Bussiness Planing) dan rencana pemasaran (Marketing Planning). Perencanaan produksi dapat diartikan penentuan tingkat atau rate produksi pabrik yang dinyatakan secara agregat. Tujuan dari rencana produksi adalah: 1. 2. Mengatur Strategi Produksi Memproduksi sesuai demand. Memproduksi pada kegiatan konstan. Menentukan kebutuhan sumber daya, yang meliputi : Tenaga kerja Material Fasilitas dan Dana

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 16

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Peralatan Menjadi langkah awal bagi seluruh kegiatan produksi.

3.

Karakteristik dari perencanaan produksi biasanya tidak rinci, rencana dibuat untuk family atau kelompok produk, dan satuan yang digunakan dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain seperti : Ton, Galon, Waktu Produksi Standar, Satuan Uang, dan lain-lain. Kemudian untuk yang tidak standar tergantung pada tipe bisnis apakah Make To Order atau Make To Stock. Dalam menghadapi yang berfluktasi strategi yang dihadapi meliputi : 1. terjadi. Produksi bervariasi mengikuti tingkat demnd yang

Dengan

menambah/mengurangi

tenaga

kerja

atau

mengubah jumlah shift. Tidak mengubah jumlah tenaga kerja, tetapi melakukan lembur atau mengurangi jumlah waktu kerja. 2. Produksi pada tingkat konstan. Dengan menumpuk jumlah tenaga kerja, tetapi melakukan lembur atau mengurangi jumlah waktu kerja. Dengan menambah atau mengurangi sub kontrak. 3. 4. Kombinasi strategi-strategi diatas. Metode pengamatan linier.

Cara-cara menghitung perencanaan produksi, adalah :

1. Jumlah Demand (Unit dan jam) untuk demand unit sama dengan hasilperamalan yang dilakukan (dari periode 25-36), sedangkan untuk demand (jam) diambil dari demand unit x Waktu Baku.

2. Safety Stock atau persediaan penyangga untuk peride 0 diambil daripersediaan awal sedangkan untuk periode 1-12 diambil dari Safety Stock per periodenya. Untuk SS (jam) = SS (unit) x Waktu Baku. 3. Jumlah tenaga kerja Untuk Tenaga Konstan dengan Back Order =

kebutuhan jam jam ker ja tersedia Untuk Tenaga Kerja Tanpa Back Order =

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 17

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi Kebutuhan Sampai dengan Periode t Total Kapasitas W aktu Re guler Sampai dengan Periode t

Langkah selanjutnya adalah diambil dari Tenaga Kerja Maksimal dari 12 periode tersebut.

Untuk Tenaga Kerja Berubah =Kebutuhan Bersih ( jam ) tiap Periode Jam Kerja Tersedia Tiap Periode

Untuk Mix Stategi, Perioda 1-6 Perhitungan Tenaga Kerja sama dengan Tenaga Kerja Kostan, untuk Perioda 8 = Kebutuhan Bersih (jam) Periode 8/ (Hk x jk, periode 8), dan untuk periode 9 12 perhitungan tenaga kerjanya sama dengan Tenaga Kerja Berubah.

4. Kebutuhan Bersih (unit dan jam), kebutuhan bersih (unit) = Demandt(unit) + SSt (unit) - PAt (unit), untuk kebutuhan bersih (jam) = Demandt (jam) + SSt (jam) PAt (jam) untuk metode heuritik dengan cara TK Konstan dan TK campuran dari perioda 1 sampai 7, sedangkan untuk metode heuristik TK Berubah Kebutuhan bersih (unit) = Demand t (unit) + SSt (unit) - SSt-1 (unit) begitu pula dengan jam

5. Kapasitas RMH (Reguler Man Hour) = Hari Kerja x Jam Kerja x TenagaKerja x Effesiensi untuk seluruh metode baik heuristik maupun transportasi. 6. Kapasitas Over Man Hour = % Over Man Hour (Waktu Lembur Tesedia) x Kapasitas Reguler Man Hour. 7. Kapasitas Sub Kontrak = Kapasitas Sub Kontrak x Waktu Baku Untuk masing masing perioda. 8. Reguler Man Hour Tepakai Untuk Metode Heuristik (Tk. Konstan) = Kapasitas Reguler Man Hour. Untuk Metode Heuristik (Tk. Berubah) = Diambil dari hasil perbandingan antara kebutuhan bersih (jam) dengan kapasitas RMH dan dipilih nilai yang terkecil = Untuk peride 1-6 RMH terpakai = Kapasitas RMH, sedangkan untuk peride 7-12 diambil dari hasil perbandingan antara kebutuhan bersih (jam) dengan kapasitas RMH dan pilih nilai yang terkecil. Untuk Metode Heuristik ( Tk. Campuran) = untuk peride 1-6 RMH terpakai = kpasitas RMH, sedangkan untuk peride 7-12 diambil dari hasil perbandingan

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 18

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

antara kebutuhan bersih (jam) dengan kapasitas RMH dan dipilih nilai yang terkecil.

9. OMH terpakai (jam) = kebutuhan bersiht (jam) RMH terpakai (jam)atau jika kebutuhan bersih melebihi RMH terpakai maka ada OMH. 10. SK terpakai (jam) = jika OMH Terpakai (jam) melebihi kapasitas OMH, maka ada subkontrak. (OMH Terpakai - Kapasitas OMH). 11. RT (Unit) = RMH Terpakai (jam)/Waktu Baku. 12. SK (Unit) = SK Terpakai (jam)/Waktu Baku. 13. Under Time (UT) (Unit) = (Kapasitas RMH RMH terpakai)/Waktu Baku. 14. UT (jam) = Kapasitas RMH RMH terpakai. 15. Hirring = Penambahan atau Perekrutan Tenaga Kerja. 16. Lay Off = Pengurangan Tenaga Kerja.

17. Persediaan Akhir PA (Unit) = RT (Unit) + OT (Unit) Demand (Unit) +PA sebelumnya (Unit), dimana PA0 = Persediaan Awal PA (jam) = PA (Unit) x Waktu Baku.

18. Untuk Metoda Transportasi adalah penempatan kebutuhan jam denganpenempatan ongkos terkecil pada waktu reguler, waktu lembur dan subkontrak. Penjelasan Metode Transportasi: Permintaan diambil dari kebutuhan (demand) dalam jam Persediaan diambil dari Safety Stock dalam jam

Kebutuhan = permintaant + Persediaant Persediaant-1 Kapasitas (jam) WR = HK x Jktersedia x TK x Eff WL = %Over Man Hour (Waktu Lembur Tersedia) x Kapasitas Reguler Man Hour SK = Kapasitas SK x WB TK = Tk. Konstan Tersedia = Kapasitas (kumulatif dari perioda sebelumnya) Ongkos = Ongkos WR, WL atau SK / Waktu Baku untuk perioda sebelumnya (kumulatif dari perioda sebelumnya) Rencana merupakan pengalokasian kebutuhan terhadap ongkos terkecil pada masing-masing perida.Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 19

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Sisa kapasitas = tersedia Rencana untuk akhir perioda. Kapasitas Terpakai = Total rencana yang digunakan untuk masing-masing perioda dan kapasitas. Total rencana produksi = Total Kapasitas Terpakai masing-masing perioda.

2.6 Disagregasi Rencana Agregat Dan Master Production ScheduleRencana Agregat tidak berkaitan dengan produk tertentu, akan tetapi merupakan wakil dari kelompok produk. Rencana agregat memberikan gambaran jumlah tenaga kerja dan jumlah produksi untuk pabrik secara keseluruhan. Agar rencana agregat dapat diterapkan kedalam kehidupan seharihari, maka rencana tersebut harus dijabarkan (di-Disagregasi-kan) dalam bentuk produksi untuk setiap jenis produk. Beberapa metode untuk merincikan suatu rencana produksi agregat adalah sebagai berikut : 1. Metode Heuristik. 2. Metode Set-Up Keluarga Produk. 3. Metode Analistis

a) b)

Metode Programa Linier, yaitu : Metode Programa Linier Bilangan Bulat. Metode Bitran dan Hax untuk memecahkan masalah Metode yang dikembangkan oleh Hax dan Candea, merupakan

Knapsack. metode yang akan menjelaskan Disagregasi rencana agregat dengan metode Set-Up keluarga produk. Master Production Schedule Di beberapa perusahaan manufaktur ini produk terdiri dari beberapa kelompok produk dan setiap kelompok produk terdiri dari beberapa item produk. Kadang kala ongkos peralihan produksi dari satu item ke item (Set-Up Cost) lainnya sangatlah besar, sehingga ongkos ini tidak dapat diasumsikan sama dengan Nol. Hal ini akan mempengaruhi pembuatan jadwal induk produksi.Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 20

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Fungsi MPS : Menjadwalkna produksi dan order pembelian untuk item-item MPS Memberikan input dasar bagi sistem MRP

Menjadi dasar bagi penentuan kebutuhan sumber daya (tenaga kerja,jam, mesin, dan lain-lain) melalui RCCP

Manjadi dasar dalam membuat janji pengiriman (Delivery Promises) padakonsumen Tujuan MPS :

Memenuhi target tingkat pelayanan terhadap konsumen (costumerservice level) Efisiensi penggunaan sumber daya produksi Mencapai target tingkat produksi Istilah yang sering digunakan : Time Bucket : pembagian planning periode yang digunakan dalam MPS / MRP Time Phase Plan : penyajian plan, dimana semua ( demand, order, inventory ) disajikan dalam time bucket Time Fences : batas waktu penyesuaian pesanan Order dalam MPS terdiri dari 3 jenis, yaitu : Planned Order, Firm Order, Orders. Sedangkan Planning Horizon adalah jangka waktu perencanaan yang dipakai. Data di dalam MPS diperoleh sebagai berikut : Forecast, diperoleh dari demand di dalam perhitungan disagregasi. Actual demand, diperoleh dari data PAB untuk saat ini ( now ) diperoleh dari persediaan awal untuk keseluruhan produk dikali proporsi masing-masing. ATP diperoleh dengan perhitungan Master Schedule diperoleh dari hasil disagregasi ( q* ij(adj) )

Prosedur Disagregasi dengan metode Set-Up keluarga produk yang dikembangkan oleh Bedworth dan Bailey. Prosedur disagregasi ini merupakan teknik untuk menjabarkan rencana agregat ke rincian produksi untuk keluarga produk.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 21

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Langkah-langkah Penjabaran Disagregasi Rencana Agregat, adalah : 1. Memilih rumpun atau keluarga produk yang akan dimasukan kedalam jadwal induk atau keluarga produk yang akan diproduksi jika keluarga produk yang ada lebih dari satu. Pemilihan ini dilakukan dengan membandingkan antara persediaan dan permintaan setiap produk dalam setiap rumpun. Jika salah satu produk dalam satu rumpun tidak dapat mencapai persediaan pengaman pada akhir periode, maka seluruh produk dalam rumpun tersebut akan diikut sertakan dalma penjabaran Rencana Agregat. Formula untuk perhitungannya dapat dituliskan dengan rumus : dij,t = Iij,t Dij,t -SSij Jika dij,t < 0 untuk semua keluarga dalam item j. Maka seluruh item i pada keluarga j harus diperhitungkan pada periode t. Keterangan : Iij,t = Tingkat persediaan awl item i keluarga j pada periode t. Dij,t = Permintaan item i pada keluarga produk j pada periode t. SSij = Persediaan pengaman (Safety Stock) untuk item i pada keluarga j. Dij,t = Iij,t Dij,t Ssij : Espektasi kelebihan persediaan dari Safety Stock pada periode t. 2. Mencari atau menghitung : Waktu antar Order untuk keluarga j, yaitu dengan rumus :

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 22

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

T*ij =

2 xk ji

hij Dijt

Ukuran pesanan tentatif / sementara pada periode t dengan rumus: q*ijt = Maximasi {Tj x Dij,t dij,t , 0}. Ongkos persedian total per periode (jika diperlukan)dengan rumus: Cj=

kj Tj

+

Di

ijt .

Tj

2

Keterangan: Kj Tj hij Tj Dij,t q*ij = Ongkos Set-UP keluarga produk j. = Waktu antar order untuk keluaga j. = Ongkos per periode untuk item i keluarga produk j. = Ukuran persanannormal. = Ukuran order sementara untuk item i keluarga produk j.

Penyusaian

terhadap

ukuran

pesanan

tentatif

(q*ij)

agar

memenuhi rencana produksi agregat (Pt) dengan mempertimbangkan faktor konversi (mij) sehingga didapatkan ukuran pesanan sebenarnya {q*ij,t (adj)}. Formula untuk :

(p

q* ij,t (adj) = q* ij,t + Dij,t Q* total = ij.q*ijt.mij Keterangan

Q * total ij Dijt mijt

)

Mij = Faktor yang menunjukan jumlah produksi untuk 1 (satu) item i pada keluargaproduk. P1 = Total rencana produksi agregat pada periode t.

2.7 Material Requirement Planing (MRP)Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) adalah suatu teknik dasar dalam melaksnakan fungsi perencanaan material secara terinci untuk memproduksi komponen, subassy sampai ke produk jadi. MPR diterapkan pada perusahaanNyanyang Rusmawan - 01050103003 II 23

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

perusahaan yang menganut proses produksi batch. Tujuan dari MRP adalah menyediakan komponen yang tepat pada waktu yang tepat. Empat hal yang dapat dilakukan MRP 1. Menentukan kebutuhan pada saat yang tepat. Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia agar jadwal induk produsi (MPS) terpenuhi. 2. Menenrukan kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan 3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan (Plane Oeder Released) 4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan. Didasarkan pada kapasitas yang ada. Asumsi yang Diperlukan Untuk Mengoprasikan MRP 1. Tersedia data file yang terintegrasi yang berisi data status persediaan dan data tentang struktur produk 2. Lead time untuk semua item diketahui atau dapat diperkirakan 3. Terkendalinya setiap item diketahui atau dapat diperkirakan 4. Tersedianya senua komponen untuk suatu perakitan, pada saat pesanan untuk perakitan tersebut dilakukan. Maksudnya agar jumlah dan waktu kebutuhan kotor dari praktikan tersebut dapat ditentukan 5. Pengadaan bahan dan komponen bersifat diskrit 6. Proses pembuatan item bersifat independent terhadap proses pembuatan item lainya.

Berikut ini ringkasan mengenai MRP disajikan dalam bentuk tabel : PertanyaanApa yang harus dipesan ?

Basis Rencana induk Produksi (MPS) Indeks Kebutuhan Materil (BOM)

Hasil Kebutuhan kotor

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 24

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi b. Berapa yang harus di Persediaan barang (Inventory Kebutuhan bersih pesan ? Balance ) Rencana penerimaan barang (Scheduled Receipt) Persediaan Penyangga c. dipesan ? Kapan harus Syarat pemesanan (Order Rules) Waktu tenggang Rencana pemesanan Rencana penerimaan pesanan

Rumus perhitungan MRP : 1. Tentukan gross Requirement (GR) Besarnya Gross Requirement diambil dari Master Schedule pada MPS dikalikan dengan quantity 2. 3. Tentukan PAB I PAB It = Past Due GR + Schedule Receiptt Tentukan Net Requirement (NR) PAB I > Safety Stock, tidak diperlukan Net Requiremen; PAB I < Safety Stock, NR = SS PAB I; PAB I < 0, NR = |PAB I|+ SS Tentukan Planned Order Receipt (PORc)PO Rc

4.

=

Net Re quirem ent Lot Size m pertim em b

Lot Size Lot Size

* dengan

angkan

5.6.

Tetukan Planned Order Release (POR1) Memperhatikan Load Time, guna memenuhi jumlah POR yang diberikan Tentukan PAB II PAB II = PAB IIt-I GRt + SRt + PORCt

Asumsi yang diperlukan untuk melaksanakan MRP adalah : 1. Tersedia data yang terintegrasi mengenai status poersediaan di gudang yang akurat dan terkini. 2. Tersedia informasi mengenai struktur produk. 3. Waktu tenggang untuk semua item material diketahui atau dapat diperkirakan. 4. Pengadaan dan pemakaian material bersipat diskrit. 5. Proses pembuatan suatu item bersipat independent terhadap proses pembuatan lain.Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 25

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Adapun keluaran MRP adalah : 1. Menentukan saat material dibutuhkan agar rencana induk produksi dapat dipenuhi. 2. Menentukan kebutuhan minimal suatu item materiual agar proses produksi dapat dijalankan. 3. Menentukan rencana pemesanan material baik dari pebrik sendiri ataupun dari rekanan. 4. Memberikan indikasi untuk pembatasan pemesanan. 5. Memberikan indikasi untuk pembatalan pemesanan. 6. Memberikan informasi tentang keadaan persediaan setiap saat. Mekanik dari prosedur MRP Gambar dibawah ini menunjukan struktur dasar record MRP dengan metode LFL Part No Bom/Uom Lead Time : : : PeriodaGross requirements (GR) Scheduled receipts (SR) Projected availeble Balance I / on hand (PAB I / POH) Net requirements (NR) Planned order receipt (PORec) Planned order release (PORel) Projected availeble balance II / on hand (PAB II / POH II

Description : On Hand Lot Size : : Past Due 1 2 3 4 Order Policy :

Safety Stock :

Cara Perhitungan MRP : 1. Untuk mendapatkan Gros Requirement ( GR ), diambil dari Master Schedule ( MS ) pada tabel MPS, lalu disimpan pada periode 3. 2. Schedule Receipt ( SR ) diketahui dari soal. 3. Untuk mendapatkan Projected Available Balance I pada Past due diperoleh dari besarnya On Hand. 4. Menghitung Projected Available Balance I untuk periode awal PAB I = Past due GR +SRtNyanyang Rusmawan - 01050103003 II 26

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

5. Menghitung Projected Available Balance I untuk periode kedua dan selanjutnya PAB I = PAB IIt-1 GR +SRt 6. Menghitung Net Requirement ( NR ) NR = Jika PAB I > Safety Stock ( SS ), maka tidak ada harga untuk NR = Jika PAB I < SS, maka NR = SS PAB I 7. Planned order Receipt ( PORc ) adalah kelipatan terkecil dari lot size untuk memenuhi NR, jika tidak ada harga NR maka harga PORc pun tidak ada

8. Planned order Release( PORL ), didapat dengan menempatkan hargaPORc sesuai dengan lead time 9. Menghitung Projected Available Balance II untuk periode awal PAB II = Past Due - GR+ SRt + PORct 10. Menghitung Projected Available Balance II untuk periode kedua dan selanjutnya PAB II = PAB IIt-1 GR + SRt + PORct

2.8 Line BalancingSalah satu masalah dalam desaign lini produksi adalah mengalokasikan pekerjaan-pekerjaan ke stasiun-stasiun kerja secara seimbang dan menjaga agar lini produksi beroperasi secara kontinyu. Masalah inilah yang dinamakan masalah penyeimbangan lini produksi. Masalah keseimbangan lini produksi diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu : 1. Tiype 1, yaitu masalah yang bertujuan menentukan jumlah stasiun kerja minimum agar kecepatan produksi tetap terjaga. Untuk tipe ini, maka data yang diketahui adalah waktu siklus stasiun kerja.

2. Tyipe 2, yaitu masalah yang bertujuan mengalaokasikan operasikestasuin kerja yang telah ditetapkan jumlahnya agar mendapatkan kecepatan produksi yang maksimum. Pada umumnya, merencanakan suatu keseimbangan didalam suatu lintasan perakitan meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu kapasitas optimal, dimana tidak terjadi penghamburan fasilitas. 1. Tujuan tersebut dapat tercapai bila :

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 27

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

2. Lintasan perakitan bersifat seimbang, setiap setasiun kerja mendapattugas yang sama nilainya diukur dengan waktu. 3. Stasiun- stasiun kerja berjumlah minimum 4. Jumlah waktu mengagur disetiap stasium kerja sepanjang lintas perakitan minimum. Dengan demikian kriteria yang umum digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan perakitan adalah : Delay) Ada juga yang menggunakan maksimum efesiensi, tetapi pada perinsipnya ketiga hal tersebut sama. Waktu menganggur biasanya waktu senggang yang biasanya digunakan untuk menyatakan ukuran ketidak seimbangan suatu lintasan produksi. Secara matematis ketiga kriteria di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Waktu menggur (Idle Time)n

Minimumkan waktu menggur Minimumkan keseimbangan waktu senggang (Balance

n .W i s Wt =I

b. Keseimbangan waktu senggang (Balance Delay)

n. Ws Wit =1

n

n. Ws

100 %

c. Efesiensi Stasiun KerjaWi 100 % Ws

d. Efesiensi Lintasan Kerja

t =I

Win. Ws

n

100 %

Dimana : N = Jumlah Stasiun Kerja Ws = Waktu stasiun terbesar / waktu siklus / waktu daur, Wi = Waktu sebenarnya pada setiap stasiun. i = 1,2,3,4 .n.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 28

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Metode penyeimbangan lini produksi dapat dibagi kedalam dua kelompok besar yaitu manual (heuristik) dan metode yang berbantuan komputer. Beberapa metode manaual : Metode pembebanan berurut. Metode pembebanan dengan kandidat beban terbesar. Metode bobot posisi dari kilbrige wester Metode wilayah dari Bedworth. Beberapa metode berbantuan komputer : 1. COMSOAL (Computer Method of Squencing Operation for Assembly Line). Metoda ini dikembangkan oleh chrysler corperaton dilaporakan oleh Arcus pada tahun 1968. 2. CALB (Computer Assembly Line Balancing atau Computer Aided Line Balancing ) yang dikembangka oleh IITRI pada tahun 1968.

3. GALS (Generalized Assembly Line Simulator). dikembangkan juga olehIITRI. 4. ALPACA (Assembly Line Balancing Planing and control Activity) dikembangkan oleh general motor dan diplementasikan pada tahun 1967. Langkah-langkah umum metode penyeimbangan lini produksi : 1. Tentukan elemen pekerjaan/operasi.

2. Dapatkan waktu estimasi untuk setiap elemen pekerajaan.3. Tentukan ketergantungan elemen pekerjaan.

4. Buat diagram ketergantungan antar elemen pekerjaan dalam suatujaringan kerja. 5. Type 1

a. b. c.

Tentukan tingkat output yang dinginkan persatuan waktu. Hitung waktu siklus stasiun kerja agar menghasilkan tingkat Pemeriksaan waktu siklus. Waktu sikllus harus lebih besar atau

output yang dihasilkan C = waktu tersedia. sama dengan waktu operasi terpanjang (t,max) dan lebih kecil atau

sama dengan total waktu operasi. ti max C

ti =1

k

i

d.

Pilih waktu siklus yang lebih besar antara 5b dan 5c.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 29

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

e.

Menghitung serta memeriksa jumlah stasun kerja. Jumlah stasiun

kerja merupakan bilangan bulat dan memenuhi syarat 1 N K. K adalah jumlah operasi.

6. Type 2a. Tentukan jumlah stasiun kerja yang diinginkan.(Misalkan N). Hitung waktu siklus. C =

b. c.

tN

i

Pemeriksaan waktu siklus. Waktu siklus harus lebih beasr atas

sama dengan waktu operasi terpanjang (t,Max) dan lebih kecil atau

sama dengan total waktu operasi Tmax ti

max

C

ti =1

k

i

. Jika tidak

memenuhi syarat maka persoalan keseimbangan lini perakitan tidak dapat diselesaikan atau ada penyesuaian jumlah stasiun kerja. Penyesuaian dilakukan dengan maksimum waktu operasi atau sama dengan total operasi. Hitung kembali jumlah stasiun kerja yang optimal(N).

N =

tC

i

Type 1 dan Type 2 7. Melakukn penyeimbangan stasiun kerja di lini menurut metoda tertentu. Pada langkah ini ditentukan operasi-operasi yang akan masuk stasiun kerja tertentu dengan mempertimbangkan ketergantungan operasi dan waktu siklusnya. Ketergantungan timbul karena adanya urutan pekerjaan yang menurut agar satu pekerjaan harus dilakukan sebelum pekerjaan lain.

8. Menghitung efesiensi stasiun kerja masing-masing serta efesiensi liniproduksi Eff. Stasiun kerja n =

100 t i C

=

100 WS C

WSn =ti = jumlah waktu pekerjaan untuk semua operasi pada stasiunkerja

9. Efesiensi lintasan dapat dihitung dari rata-rata efesiensi stasiun kerjaatau sama dengan formula sebagai berikut:

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 30

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Eff. Lintasan =

100 t i NC

N = jumlah stasiun kerja

10. Menghitung balance delay /balance loss. Balance delay adalah salahsatu bentuk formasi selain dari efesiensi. Balance delay merupakan ketidak efesienan lini produksi yang menghasilkan waktu idle. Waktu idle ini terjadi karena tidak baiknya pengalokasian operasi kedalam stasiun kerja. Balance delay = Balance loss =

NC t i NC

x100%

11. Menghitung Smoothness Index (SI) yaitu ukuran relatif tentangkeseimbangan suatu lini produksi. Suatu keseimbangan yang sempurna didapat jika SI = 0 Smoothness Index =

C STi =1

N

2 n

Metode Bobot Posisi Dari Hegelson Dan Birnie 1. Menentukan matrik posisi serta bobot posisi setiap operasi. Bobot posisi suatu operasi adalah jumlah waktu operasi yang bersangkutan ditambah waktu operasi yang mengikutinya.

2. Mengurutkan operasi menurut bobot dari yang terbesar ke yang tertekcil.3. Pengalokasian operasi kestasiun keja masing-masing dan perhitungan efesiensi. Metode wilayah (Bedworth) Metode ini merupakan perbaikan metode bobot posisi dengan memanfaatkan gagasan-gagasan dari Helgelson Birnie, Mansoor dan Killbridge Wester. Metode ini mengandung filasafah sebagai berikut : Operasi yang memiliki banyak operasi-operasi yang mengikutinya harus dijadawalkan terlebih dahulu.

Adanya kesalahan pada prosedur Helgelson Birnie adalah bahwa operasiyang memiliki waktu operasi yang lama dialokasikan terlebih dahulu dibandingkan oleh drajat ketidak tergantungan tinggi tetapi waktu operasinya kecil.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 31

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Adapun prosedur metode wilayah adalah : a. Susun jaringan kerja atau operator. b. Alokasikan ketergantungan dari kiri kekanan. Jaringan operasi digambarkan kembali dengan mengalokasikan seluruh operasi ke wilayah yang ketergantungan paling rendah. c. Dalam setiap wilayah susun operasi menurut waktu operasinya dari operasi dengan waktu terbesar keterkecil. Alokasikan tugas berdasarkan Wilayah sebelah kiri terlebih dahulu . Dalam satu wilayah mulai dari operasi dengan waktu operasi yang besar. Pada akhir penugasan periksa kembali ketergantungan antar opersi dan hitung SI. Apabila SI belum dapat diterima, lakukan pengalokasian ulang serta bandingkan hasil SI yang baru dengan yang lama. Pilih pengalokasian yang memberikan SI terkecil.

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 32

Laboratorium Sistem Perancangan dan Pengendalian Produksi

Nyanyang Rusmawan - 01050103003 II 33