prak 4 sso
DESCRIPTION
fghjTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK
Judul : Sintesis Dibenzalaseton
TujuanPercobaan : Mempelajari reaksi aldol kondensasi melalui pembuatan
dibenzalaseton
Pendahuluan
Sintesis dibenzalaseton dilakukan dengan reaksi kondensasi. Reaksi kondensasi
adalah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yg lebih besar,
dengan satu atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol adalah
adisi nukleofilik dari ion enolat terhadap gugus karbonil dengan produk reaksi -hidroksi
keton atau -hidroksi aldehida, dimana senyawa enolat dan gugus karbonil yang diserang
adalah dua senyawa yang sama. Reaksi ini disebut kondensasi aldol karena diturunkan dari
aldehida dan alkohol, apabila suatu aldehid diolah dengan basa NaOH dalam air, ion enolat
yang terjadi cepat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul aldehid yang lain. Hasilnya
ialah adisi suatu molekul aldehid ke molekul aldehid yang lain (Fessenden, 1986).
Kondensasi dengan katalis asam suatu asetaldehid memberikan “aldol”, dalam
kondensasi ini sejumlah katalis asam membantu enolisasi dan menyebabkan asetaldehida
lebih reaktif untuk adisi dan pada umumnya enol mengalami serangan nukleufilik atau
elektrofilik oleh asam konjugat dari komponen karbonil. Proses ini terjadi dalam
keseimbangan dan biasanya reaksi tidak berhenti pada tahap aldol, melainkan dapat pula
terjadi dehidrasi dan memberikan alfa, beta-karbonil tidak jenuh (Sastrawijaya, 1985).
Suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung
menjadi satu molekul yang lebih besar dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil
(seperti air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskannya
suatu molekul kecil (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Dibenzalaseton merupakan senyawa karbonil yang mempunyai hidrogen yang terikat
pada atom karbon alfa yang mana dapat mengalami reaksi kondensasi aldol, dimana reaksi
kondensasi aldol merupakan reaksi antara suatu aldehida dengan suatu keton dengan adanya
katalis basa, dalam hal ini dibenzalaseton dapat di buat melalui reaksi kondensasi aldol
campuran (claisen-schmidt) dari aseton dan dua ekivalen benzaldehida gugus karbonil dari
ParafAsisten
benzaldehida lebih reaktif dari gugus karbonil aseton sehingga bereaksi cepat dengan anion
aseton menghasilkan β hidroksi keton dan dengan mudah mengalami dehidrasi dengan katalis
basa sehingga dapat menghasilkan mono atau dibenzalaseton (Decky, 2008).
Tahap awal pembuatan dibenzalaseton dari dibenzaldehida dan aseton melalui reaksi
kondensasi aldol yakni mencampurkan dibenzaldehida dengan aseton dimana separuh dari
campuran ini ditambahkan kelarutan NaOH (dalam 50 ml air + 40 ml etanol). Percobaan kali
ini etanol diperlukan sebagai pelarut untuk melarutkan bahan awal benzaldehida dan juga
intermedietnya, benzalaseton. Benzalaseton sekali terbentuk dapat dengan mudah bereaksi
dengan benzaldehida yang lain menghasilkan dibenzalaseton (Handayani, 2009).
MekanismeReaksi
Tahap 1
Tahap 2
Alat
Labu erlenmeyer 125 ml, corong buchner, kertas saring, batang pengaduk, pipet mohr, pipet
tetes, alat uji titik leleh, botol semprot, gelas ukur.
Bahan
Benzaldehida, aseton, etanol, NaOH, air, alumunium foil.
ProsedurKerja
a. Skema Kerja
- ditimbang 2,55 mL benzaldehida didalam erlenmeyer dan ditambahkan 20
mL etanol 95% dan 5mL larutan NaOH 20%.
- ditambahkan 1,84 mL aseton
- ditutup erlenmeyer dengan cepat dan dikocok larutan selama 15 menit
- dibuka erlenmeyer jika produk tidak mengkristal dan dikerok pada sisi
tabung dengan batang penngaduk
- dipisahkan padatan dengan penyaringan dan dicuci 3 kali dengan 50 mL
air
- direkristalisasi produk dengan 10 mL etanol dan dilakukan uji titik leleh
terhadap produk.
b. Prosedur Kerja
Percobaan kali ini dilakukan beberapa prosedur kerja, langkah pertama yaitu
menimbang 2,55 mL (0,025 mol) benzaldehida didalam erlenmeyer kemudian menambahkan
20 mL etanol 95% dan 5 mL larutan NaOH 20%. Selanjutnya menambahkan 1,84 mL aseton
menggunakan pipet.
Selanjutnya menutup erlenmeyer dengan cepat setelah larutan tercampur, kemudian
dilanjutkan dengan mengkocok larutan. Pengocokan dilakukan berulang kali selama 15 menit
dan campuran didiamkan selama 15 menit dan apabila produk tidak mengkristal, maka
erlenmeyer harus dibuka agar dapat dikerok sisi tabung erlenmeyer dengan batang
penngaduk.
Padatan yang telah terbentuk kemudian dipisahkan dengan cara penyaringan dan
dicuci sebanyak 3 kali dengan 50 mL air, setelah itu produk direkristalisasi dengan
menambahkan 10 mL etanol. Selanjutnya dilakukan identifikasi terhadap produk dengan
dilakukannya uji titik leleh.
Benzaldehida
Hasil
Waktu yang dibutuhkan
No. Perlakuan Waktu
1. Preparasi sampel 15 menit
2. Penimbangan benzaldehid 5 menit
3. Penambahan etanol, NaOH dan aseton 5 menit
4. Pengocokan 15 menit
5. Pendiaman larutan 15 menit
6. Penyaringan 10 menit
7. Penambahan etanol dan pemanasan 15 menit
8. Penyaringan dengan filtrasi 10 menit
9. Penyaringan kembali 10 menit
10. Pengeringan dengan oven 10 menit
11. Menimbang endapan 5 menit
12. Uji titik leleh 10 menit
Total 1 jam 45 menit
Data danPerhitungan
a. Data
No. Perlakuan Pengamatan
1. Penambahan dibenzaldehid + etanol + NaOH Larutan berwarna kuning kecoklatan
2. Ditambahkan aseton ke dalam campuran dan
dikocok selama 15 menit
Larutan berwarna merah, kemudian
berwarna kuning kunyit dan setelah
pengocokan 15 menit larutan berwarna
putih kekuningan
3. Larutan didiamkan selama 15 menit Larutan membentuk endapan kuning pada
bagian bawah
4. Larutan disaring dengan corong Buchner Dihasilkan residu endapan kuning
5. Endapan dilarutakan dengan etanol dan Endapan larut
dipanaskan
6. Larutan disaring dengan filtrasi dan filtrat
didinginkan dengan es
Larutan berwarna kuning keruh
7. Filtrat disaring kembali Dihasilkan residu berupa endapan berwarna
kuning
8. Endapan dioven Dihasilkan endapan kering
9. Dilakukan uji titik leleh Dihasilkan titik leleh sebesar 109 °C
10. Menimbang kertas saring dan endapan Kristral + kertas saring = 1,68 g
Kertas saring = 1,24 g
Kristal = 0,44 g
b. Perhitungan
Diketahui : mol benzaldehida = 0,025 mol
V aseton = 1,84 ml
aseton = 0,787 g/ml
Mr aseton = 58,08 g/mol
massa aseton = aseton x V aseton
= 0,787 g/ml x 1,84 ml = 1,45 gram
mol aseton = m
Mr =
1,45 gram58,08 g /mol
= 0,025 mol
Benzaldehid + aseton à dibenzalaseton + air
M 0,025 mol 0,025 mol
R 0,025 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol -
S - 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol
Massa dibenzalaseton teoritis = mol dibenzalaseton x Mr dibenzalaseton
= 0,025 mol x 234,29 gram/mol
= 5,86 gram
Massa dibenzalaseton hasil percobaan = 0,44 gram
Rendemen = massa asam salisilat yang diperolehmassa asam salisilat teoritis
x 100 %= 0, 44 gram5,86 gram
x 100% = 7,51 %
Hasil
No. Gambar Keterangan
1. Campuran benzaldehida, etanol
dan NaOH menghasilkan
larutan berwarna orange
kecoklatan.
2. Penambahan aseton dilakukan
dan dilanjutkan dengan
pengocokan sehingga
menghasilkan lautan berwarna
merah
3. Pengocokan terus dilakukan
hingga menghasilkan larutan
berwarna putih kekuningan
4. Larutan didiamkan selama 15
menit membentuk endapan
kuning pada bagian bawah
larutan
5. Penyaringan larutan dengan
corong Buchner
6. Penyaringan menghasilkan
endapan berwarna kuning
7. Endapan larutkan dengan
etanol dan dipanaskan
8. Dilakukan penyaringan dengan
mendinginkan filtrat dengan es
9. Filtrat yang dihasilkan disaring
dan kembali membentuk
endapan kuning berupa kristal
10. Endapan yang telah dioven
berupa kristal kering
11. Endapan diidentifikasi dengan
uji titik leleh dihasilkan titik
leleh sebesar 109 °C
PembahasanHasil
Praktikum kali ini adalah percobaan untuk mensintesis senyawa dibenzalaseton
dengan menggunakan reagen aldehida berupa benzaldehida dan keton berupa senyawa
aseton. Reaksi yang berlangsung pada proses sintesis ini adalah reaksi kondensasi aldol.
Kondensasi aldol adalah suatu aldehida direaksikan dengan basa seperti NaOH dalam air, ion
enolat yang terjadi dapat bereaksi dengan gugus karbonil dari molekul aldehida yang lain.
Hasilnya adalah adisi satu molekul aldehida ke molekul aldehida lain.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu mereaksikan etanol,
benzaldehida dan NaOH. Pencampuran tersebut menghasilkan larutan berwarna kuning
kecoklatan. Penambahan NaOH berfungsi untuk menciptakan suasana basa pada saat reaksi
sedang berlangsung, sedangkan penambahan etanol digunakan sebagai pelarut dalam sintesis
dibenzalaseton dari benzaldehida dan aseton dengan kondensasi aldol.
Langkah kedua adalah menambahkan aseton pada larutan, penambahan aseton
dilakukan secara tetes demi tetes agar reaksi yang terjadi bertahap produk yang dihasilkan
sesuai dengan harapan, kemudian dilanjutkan dengan pengocokan larutan selama 15 menit
secara terus menerus. Pengocokan dilakukan dengan keras sehingga dihasilkan perubahan
warna secara bertahap yaitu bermula dengan berwarna merah bening kemudian berwarna
kuning kunyit dan setelah 15 menit kemudian larutan berwarna putih kekuningan. Fungsi lain
dari pengocokan adalah agar tumbukan antar molekul yang terjadi semakin cepat dan
semakin lebih mudah terjadi. Reaksi eksoterm terjadi saat pengocokan berlangsung, sehingga
setelah pengocokan selesai dilakukan maka larutan didiamkan selama 15 menit agar sistem
menjadi dingin dan membentuk endapan kuning. Reaksi yang terjadi saat pengocokan yaitu:
Tahap 1
Tahap 2
Langkah ketiga yaitu menyaring larutan yang telah didinginkan dengan corong
Buchner, residu yang tertampung dari proses penyaringan ini adalah endapan berwarna
kuning. Selanjutnya dilakukan rekristalisasi pada endapan yang dihasilkan dengan
menggunakan 10 mL etanol, kemudian dipanaskan diatas penangas air agar padatan cepat
larut. Pelarut etanol digunakan dalam rekristalisasi dibenzalaseton karena etanol merupakan
cairan volatil yang mudah menguap sehingga zat-zat yang tidak diinginkan akan menguap
bersama etanol, selain itu digunakan etanol karena prinsip kerja rekristalisasi adalah
berdasarkan kelarutan dan kepolaran senyawa yang akan dimurnikan. Selanjutnya larutan
yang telah dipanaskan kemudian disaring dengan cara filtrasi saat masih panas, kemudian
filtrat yang dihasilkan ditampung dalam erlenmeyer yang bagian luarnya telah didinginkan
dengan es. Filtrat yang dihasilkan berupa larutan kuning keruh campuran dari endapan dan
sisa etanol, kemudian larutan disaring kembali dan dihasilkan residu berupa endapan kuning
saja. Endapan berupa kristal tersebut kemudian dikeringkan dalam oven untuk mengurangi
kadar air atau komponen lain didalamnya.
Langkah terakhir yaitu menimbang kristal yang telah dikeringkan kemudian
ditimbang yaitu dihasilkan massa kristal sebesar 0,44 g. Langkah berikutnya dilakukan
identifikasi uji titik leleh, titik leleh yang dihasilkan yaitu 109 °C. Hal tersebut sesuai dengan
titik leleh yang ada dalam literatur yaitu 109 - 111 °C, sehingga menunjukkan bahwa kristal
yang dihasilkan adalah kristal dibenzalaseton. Hasil rendemen yang diperoleh adalah 58,36 %
dan tingkat kemurnian dibenzalaseton adalah 7,51 %. Rendemen yang diperoleh tidak
maksimal karena pada saat pengocokan digunakan pengocokan manual oleh praktikan, dan
sering tidak kontinyu seperti yang diinstruksikan sehingga hasil campuran yang diperoleh
mungkin belum cukup homogen.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah reaksi adisi berdasarkan reaksi aldol
kondensasi antara benzaldehid dengan aseton membentuk dibenzalaseton.
2. Reaksi kondensasi aldol dilakukan dengan suasana basa, sehingga terbentuk ion enolat
yang dapat bereaksi dengan gugus karbonil dari molekul aldehida yang lain.
Referensi
Decky, Gunanto. 2008. Sintesis Senyawa 1,5-difenil-2,4 pentadien-1-on dan Uji
Potensinya Sebagai Senyawa Tabir Surya. Skripsi. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta.
Handayani, Sri. 2009. Sinsetis Senyawa Dibenzalaseton. Laporan Penelitian.
Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Edisi ke-tiga. Jakarta:
Erlangga.
Saran
Sebaiknya praktikan lebih teliti dan cermat dalam melakukan percobaan, agar hasil
yang diperoleh dapat sesuai dengan literatur yang telah ada.
NamaPraktikan
Ria Sherly Farida