silvia manurung - i1a011083

Upload: muhammad-wim-adhitama

Post on 17-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    1/83

    HUBUNGAN ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN

    LUARAN PASIEN STROKE ISKEMIK YANG MEMILIKI

    DIABETES MELITUS

    Studi di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin

    Karya Tulis Ilmiah

    Diajukan guna menyusun Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi

    sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran

    Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

    Diajukan Oleh

    Silvia Manurung

    I1A011083

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    BANJARMASIN

    Desember, 2014

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    2/83

    i

    HUBUNGAN ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN

    LUARAN PASIEN STROKE ISKEMIK YANG MEMILIKI

    DIABETES MELITUS

    Studi di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin

    Karya Tulis Ilmiah

    Diajukan guna menyusun Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi

    sebagian syarat memperoleh derajat Sarjana Kedokteran

    Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

    Diajukan Oleh

    Silvia Manurung

    I1A011083

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    BANJARMASIN

    Desember, 2014

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    3/83

    ii

    Karya Tulis Ilmiah oleh Silvia Manurung ini

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

    Banjarmasin, 10 Desember 2014

    Pembimbing Utama

    (Dr. dr. Agus Yuwono, Sp.PD, KEMD, FINASIM)

    NIP. 19630513 199070 1 001

    Banjarmasin, 10 Desember 2014Pembimbing Pendamping

    (dr. Fakhrurrazy, M.Kes, Sp.S)

    NIP. 19741030 199803 1 001

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    4/83

    iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak terdapat

    karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

    perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

    pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

    tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Banjarmasin, 10 Desember 2014

    Silvia Manurung

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    5/83

    iv

    ABSTRAK

    HUBUNGAN ANKLE BRACHIAL INDEX DENGAN LUARAN PASIEN

    STROKE ISKEMIK YANG MEMILIKI DIABETES MELITUS

    STUDI DI RSUD ULIN DAN RSUD DR. H. M. ANSARI SALEH

    BANJARMASIN

    Manurung Silvia

    Ankle brachial index (ABI) adalah indeks untuk memprediksi peripheral

    arterial disease(PAD). Pasien dengan PAD menunjukkan gejala yang lebih beratselama masa pengobatan dibandingkan pasien tanpa PAD. Hal ini masih tidak

    diketahui penyebabnya.Ankle brachial indexadalah prediktor yang kuat terhadapluaran jangka panjang stroke terutama pada pasien yang memiliki riwayat DM.

    Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan ABI dengan luaran strokeiskemik yang memiliki DM. Subjek penelitian terdiri dari 30 pasien stroke iskemik

    serangan pertama yang memiliki DM, dan 30 pasien stroke iskemik tanpa DM yang

    dilakukan pengukuran ABI selama rawat inap di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M.

    Ansari Saleh Banjarmasin. Pasien dikelompokkan menjadi kelompok ABI baik

    (0,90) dan buruk (3). Hal ini disimpulkan

    bahwa nilai ABI yang rendah berhubungan dengan luaran stroke iskemik yang

    buruk pada pasein yang memiliki DM.

    Kata-kata kunci:diabetes melitus, ankle brachial index, luaran stroke iskemik

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    6/83

    v

    ABSTRACT

    THE RELATI ON BETWEEN ANKLE BRACHI AL I NDEX AND

    ISCHAEMIC STROKE OUTCOME I N DI ABETIC PATIENTS

    STUDY IN RSUD UL IN AND ANSARI SALEH BANJARMASIN

    Manurung Silvia

    Ankle brachial index (ABI) is used to predict peripheral arterial disease

    (PAD). Patients with PAD demonstrate more severe ischemic stroke during

    treatment than those without. This mechanism is still unclear. Ankle brachial indexis a strong predictor of stroke outcome especially in patients with history of

    Diabetes Mellitus (DM). The aim of this study is to analyze the relation betweenABI and ischemic stroke outcome in DM patients. The subject of this study consists

    of 30 first-time ischemic stroke patients with DM and 30 without DM who

    underwent ABI measurements during hospitalization in RSUD Ulin and RSUD

    Ansari Saleh Banjarmasin. Patients were categorized into the good (0.90) and

    bad (

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    7/83

    vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

    Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul

    Hubungan Ankle Brachial Index dengan Luaran Pasien Stroke Iskemik yang

    Memiliki Diabetes Melitus: Studi di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin tepat pada waktunya.

    Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat guna

    memperoleh derajat sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas

    Lambung Mangkurat Banjarmasin. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

    terimakasih kepada:

    Dekan Fakultas Kedokteran, Prof. Dr. dr. H. Ruslan Muhyi, Sp.A(K) yang

    telah memberi kesempatan dan fasilitas dalam pelaksanaan penelitian.

    Kedua pembimbing, Dr. dr. Agus Yuwono Sp.PD, KEMD, FINASIM dan

    dr. Fakhrurrazy, M.Kes, Sp.S yang memberikan saran dan arahan dalam

    penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

    Kedua dosen penguji, Dr. dr. M. Darwin Prenggono, Sp.PD, KHOM dan dr.

    Pagan Pambudi, M.Si, Sp.S yang memberikan kritik dan saran sehingga karya tulis

    ilmiah ini menjadi semakin baik.

    Pasien yang telah bersedia menjadi subjek penelitian, orang tua, sahabat,

    rekan penelitian, keluarga besar PSPD 2011 dan semua pihak yang telah

    membantu.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    8/83

    vii

    Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari

    kesempurnaan, tetapi penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi dunia ilmu

    pengetahuan.

    Banjarmasin, Desember 2014

    Penulis

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    9/83

    viii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii

    HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iii

    ABSTRAK ................................................................................................ iv

    ABSTRACT................................................................................................ v

    KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

    DAFTAR ISI viii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang Masalah 1

    B.

    Rumusan Masalah 4

    C.

    Tujuan Penelitian 4

    D.Manfaat Penelitian 4

    E.Keaslian Penelitian ................................................................. 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A.Diabetes Melitus 6

    B.Stroke Iskemik 10

    C.Ankle Brachial Index(ABI) 13

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    10/83

    ix

    BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A.

    Landasan Teori 15

    B.Hipotesis 18

    BAB IV METODE PENELITIAN

    A.Rancangan Penelitian 19

    B.Populasi dan Sampel 19

    C.Instrumen Penelitian 20

    D.

    Variabel Penelitian 20

    E.

    Definisi Operasional 21

    F.

    Prosedur Penelitian 22

    G.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 25

    H.Cara Analisis Data 25

    I.

    Tempat dan Waktu Penelitian 25

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 26

    BAB VI PENUTUP

    A. KESIMPULAN..................................................................... 36

    B. SARAN................................................................................. 36

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    11/83

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    5.1 Karakteristik Subjek Penelitian......................................................... 27

    5.2 Analisis Bivariat Semua Variabel dengan Luaran Stroke Iskemik... 29

    5.3 Hasil Analisis Multivariat.................................................................. 34

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    12/83

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1. AnalisisHubungan Usia dengan ABI

    2. AnalisisHubungan Riwayat DM dengan ABI

    3. AnalisisHubungan Derajat Keparahan Stroke Iskemik dengan ABI

    4.

    Analisis Hubungan Tekanan Darah Sistolik dengan ABI

    5. Analisis Hubungan Tekanan Darah Diastolik dengan ABI

    6. Analisis Hubungan Suhu dengan ABI

    7. Analisis Hubungan ABI dengan Luaran Stroke Iskemik

    8. Analisis Hubungan Riwayat DM dengan Luaran Stroke Iskemik

    9.

    Analisis Hubungan Derajat Keparahan Stroke dengan Luaran Stroke Iskemik

    10.

    Analisis Hubungan Tekanan Darah Sistolik dengan Luaran Stroke Iskemik

    11.Analisis Hubungan Tekanan Darah Diastolik dengan Luaran Stroke Iskemik

    12.Analisis Hubungan Suhu dengan Luaran Stroke Iskemik

    13.Analisis Hubungan Usia dengan Luaran Stroke Iskemik

    14.

    Analisis Multivariat

    15.

    Data Subjek Penelitian

    16.Surat Izin Penelitian di RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin

    17.Surat Izin Penelitian di RSUD Ulin Banjarmasin

    18.SuratEthical Clearance

    19. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian

    20.

    Biodata Subjek Penelitian

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    13/83

    xii

    21. Lembar Penilaian Derajat Keparahan Stroke Iskemik (mRS)

    22.

    Lembar Penilaian Luaran Stroke Iskemik

    23. Dokumentasi Penelitian

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    14/83

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Masalah

    Diabetes melitus (DM) adalah kumpulan penyakit metabolik yang ditandai

    oleh hiperglikemia akibat gangguan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau

    keduanya. Hiperglikemia kronis pada DM sering mengakibatkan kerusakan

    jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan beberapa organ target, terutama mata,

    ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (1).

    Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum di

    hampir semua negara, dan terus meningkat prevalensinya. Penelitian Shaw et al.

    menunjukkan prevalensi penderita DM di dunia tahun 2010 pada usia 2079

    tahun adalah 6,4% atau mempengaruhi 285 juta orang dewasa dan akan

    meningkat pada 2030 menjadi 7,7%, atau 439 juta orang dewasa. Pada tahun 2010

    sampai 2030, diperkirakan akan ada peningkatan 69% pada jumlah orang dewasa

    yang menderita DM di negara berkembang dan meningkat 20% di negara maju

    (2). Menurut data Riset Kesehatan Dasar Indonesia (RISKESDAS) pada tahun

    2013, prevalensi penderita yang didiagnosis DM atau yang mengalami gejala DM

    di Indonesia sekitar 2,1%. Kalimantan Selatan menempati urutan tertinggi ke-13

    dengan prevalensi penderita DM yang telah didiagnosis sekitar 1,4% (3).

    Penderita DM memiliki peningkatan risiko terkena sejumlah komplikasi

    penyakit yang serius. Komplikasi mikrovaskular DM adalah retinopati diabetik,

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    15/83

    2

    neuropati diabetik, dan nefropati diabetik. Komplikasi makrovaskular tersering

    adalah penyakit kardiovaskular, penyakit arteri perifer dan stroke (4).

    Stroke adalah salah satu penyakit utama gangguan neurologis dan kematian di

    dunia. Stroke merupakan suatu penyakit dengan karakteristik adanya defisit

    neurologis yang disebabkan gangguan fungsi otak fokal maupun global secara

    mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran

    darah pada otak (5).

    Penderita DM memiliki risiko 1,53 kali lebih mudah mengalami stroke

    daripada penderita yang tidak menderita DM. Stroke merupakan penyebab 20%

    kematian pada penderita DM (6). Prevalensi stroke iskemik pada penderita DM

    adalah 21%44,4%. Penderita DM memiliki prognosis yang lebih buruk karena

    adanya peningkatan risiko pada kejadian stroke berulang setelah 36 bulan dari

    onset stroke. Diabetes melitus juga dihubungkan dengan defisit neurologis dan

    fungsional permanen yang lebih besar dibandingkan penderita yang tidak

    menderita DM (7).

    Pada penderita DM, terjadi peningkatan risiko terjadinya penyakit arteri

    perifer dibandingkan dengan penderita yang tidak menderita DM. Penyakit arteri

    perifer yang terjadi pada penderita stroke dengan riwayat DM akan meningkatkan

    risiko jangka panjang defisit neurologis sehingga menurunkan kualitas hidup.

    Penegakan diagnosis pada penyakit arteri perifer memegang peranan penting

    untuk mengetahui risiko terjadinya penyakit tersebut. Tes estimasi yang akurat

    adalah dengan menilai ankle brachial index (ABI) (8).

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    16/83

    3

    Ankle brachial index merupakan pemeriksaan yang tidak invasif pada

    pembuluh darah sebagai deteksi dini untuk menilai adanya obstruksi di pembuluh

    darah perifer inferior. Ankle brachial index dapat memprediksi adanya risiko

    kejadian penyakit kardiovaskular, serebrovaskular maupun kematian.

    Pemeriksaan ABI murah dan mempunyai sensitivitas lebih dari 90% dan

    spesifisitas 95% sebagai penanda adanya insufisiensi arteri. Dalam kondisi

    normal, nilai normal ABI adalah 0,911,30, obstruksi ringan bila nilai ABI 0,71

    0,90, obstruksi sedang bila nilai ABI 0,410,70, dan obstruksi berat bila nilai

    ABI

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    17/83

    4

    dilakukan. Penelitian ini penting dilakukan agar dapat menjadi suatu informasi

    dan deteksi dini bagi penderita stroke dengan riwayat DM supaya terhindar dari

    luaran yang buruk.

    B.Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti

    adalah apakah terdapat hubungan antara ABI dengan luaran pasien stroke iskemik

    yang memiliki DM dan pasien stroke iskemik tanpa DM di RSUD Ulin dan

    RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin?

    C.Tujuan Penelitian

    Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan ABI dengan

    luaran pasien stroke iskemik yang memiliki DM.

    Tujuan khusus penelitian ini adalah:

    1.

    Mengidentifikasi nilai ABI pada pasien stroke iskemik yang memiliki DM

    2.

    Mengidentifikasi luaran pasien stroke iskemik yang memiliki DM

    3. Menganalisis hubungan nilai ABI dengan luaran pasien stroke iskemik yang

    memiliki DM

    D.Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam ilmu pengetahuan

    tentang hubungan ABI dengan luaran pasien stroke iskemik yang memiliki DM

    sebagai data untuk penelitian selanjutnya. Selain itu diharapkan dapat

    memberikan informasi kepada klinisi mengenai hubungan ABI dengan luaran

    pasien stroke iskemik yang memiliki DM agar dapat melakukan tatalaksana

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    18/83

    5

    dengan baik sehingga dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien stroke

    iskemik dengan DM.

    E. Keaslian Penelitian

    Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan ABI dengan luaran pasien

    stroke iskemik yang memiliki DM dengan rincian pada tabel 1.1:

    Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

    No Peneliti Judul Hasil Perbedaan

    1 Li et al,

    2012

    High risk for

    future events

    in acute stroke

    patiens with an

    ankle-brachial

    index less than0,9

    Semakin

    meningkat

    nilai ABI

    akan

    membuat

    luaranstroke

    semakinmemburuk

    Penelitian dilakukan pada

    semua pasien stroke yang

    memiliki faktor risiko

    DM, Hipertensi,

    dislipidemia dan penyakit

    lain.

    158 sampel periode

    Agustus

    Desember 2007. uji Fisher

    2 Kim et al,2012

    Low anklebrachial index

    is an

    independent

    predictor of

    poor functional

    outcome in

    acute cerebral

    infarction

    Semakinmeningkat

    nilai ABI

    maka luaran

    infark

    serebral

    akut akan

    semakin

    memburuk

    Penelitian dilakukan

    terhadap 1265 subjekpasien infark serebral akut

    di universitas Yonsei,Korea.

    Analisis statistik dengan

    windows SAS.

    3. Manurung,2014

    HubunganAnkle Brachial

    Index dengan

    luaran pasien

    stroke iskemik

    yang memilikidiabetes

    melitus

    -

    Penelitian dengan 30sampel pasien stroke

    iskemik yang memiliki

    DM di RSUD Ulin dan

    RSUD Dr. H. M. Ansari

    Saleh Banjarmasin

    Banjarmasin periodeJuniAgustus 2014

    uji Chi Square

    Analisis menggunakan

    windows SPSS

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    19/83

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A.Diabetes Melitus

    Diabetes Melitus adalah kumpulan penyakit metabolik kronis yang ditandai

    oleh hiperglikemia akibat berkurangnya sekresi insulin, penurunan kerja insulin,

    atau keduanya. Hiperglikemia kronis pada DM sering dihubungkan dengan

    kerusakan jangka panjang beberapa organ target, terutama mata, ginjal, saraf,

    jantung dan pembuluh darah (1).

    American Diabetes Association (ADA) mengklasifikasikan DM berdasarkan

    penyebabnya menjadi 4 kategori: DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestational, dan DM

    tipe lain. Diabetes melitus tipe 1 disebabkan kerusakan sel pakreas dan

    menyebabkan defisiensi insulin yang absolut. Diabetes melitus tipe 2 disebabkan

    karena adanya gangguan pada sekresi insulin. Diabetes melitus gestasional adalah

    DM yang didiagnosis selama waktu kehamilan. Diabetes melitus tipe lain

    disebabkan karena penyebab yang lain seperti kerusakan genetik pada sel

    pankreas, kerusakan genetik pada kerja insulin, penyakit pada pankreas dan lain-

    lain (1).

    DataInternational Diabetes Federation(IDF) menunjukkan pada tahun 2011

    terdapat 366 juta penderita DM di 11 negara. Hal tersebut diperkirakan akan

    meningkat menjadi 552 juta penderita DM pada 2030. Penderita DM meningkat

    pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (12).

    http://www.idf.org/http://www.idf.org/http://www.idf.org/http://www.idf.org/
  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    20/83

    7

    Gejala klasik DM adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat

    badan. Pasien DM juga sering mudah lelah, dan dapat terjadi penurunan

    penglihatan (13).

    Menurut kriteria American Diabetes Association (ADA) tahun 2013,

    penegakan diagnosis untuk DM adalah sebagai berikut (14):

    1. Kadar HbA1c 6,5 %

    2. Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl (7,0 mmol/l), tanpa asupan kalori

    selama 8 jam.

    3.

    Ditemukan gejala hiperglikemia dan glukosa darah > 200 mg/dl (11,1 mmol/l).

    Gejala hiperglikemia meliputi poliuri, polidipsi, dan penurunan berat badan.

    4. Kadar glukosa darah 2 jam post prandial (PP) > 200 mg/dl (11,1 mmol/l)

    dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO).

    Mekanisme patofisiologi dan biokimia yang menjelaskan terjadinya efek

    buruk hiperglikemia terhadap sel vaskular bersifat multifaktorial. Aterosklerosis

    yang berkomplikasi menjadi penyakit arteri perifer dan stroke merupakan

    pertanda khas dari kerusakan makrovaskular. Kerusakan makro vaskular

    terutama mengacu pada adanya kerusakan endotel pembuluh darah. Hal ini

    selanjutnya mempengaruhi pembuluh darah besar di perifer dan otak. Pada

    akhirnya penyakit jantung koroner (PJK), penyakit pembuluh darah perifer,

    dan penyakit serebrovaskular merupakan penyebab utama morbiditas dan

    mortalitas dalam DM (15).

    Mekanisme komplikasi kerusakan makrovaskular sering dihubungkan dengan

    keadaan hiperglikemia yang tidak terkontrol dan gangguan neurohormonal dalam

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    21/83

    8

    tubuh yang menyebabkan terjadinya stres oksidatif dan disfungsi endotel. Stres

    oksidatif merupakan gambaran umum DM yang ditandai oleh kemampuan sistem

    antioksidan yang tidak mampu meredam reaktivitas dari produksi senyawa

    oksigen reaktif sehingga menyebabkan terjadinya disfungsi endotel (16).

    Disfungsi entotel adalah hilangnya kemampuan endotelium vaskular untuk

    mengalami vasodilatasi, fibrinolisis dan antiagregasi (17).

    Pada awalnya, hiperglikemia menyebabkan aktivasi dari 4 jalur utama yang

    terlibat: jalur poliol, peningkatan pembentukan advanced glycation end products

    (AGEs), aktivasi protein kinase C, dan aktivitas berlebihan dari jalur hexosamine.

    Hal ini secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan reactive oxygen

    species(ROS) intraseluler yaitu anion superoksida (O2-) dan pengaktifan nuclear

    factor B (NF-B) sehingga menyebabkan peningkatan inducible nitric oxide

    synthase (iNOS). Peningkatan iNOS menghasilkan nitric oxide (NO) yang baru.

    Namun, ketika O2- berjumlah pada konsentrasi tinggi, mereka akan cepat

    berikatan dengan NO yang baru untuk membentuk oksidan kuat, yaitu

    peroxynitrite(ONOO-). Hal ini menyebabkan penurunan secara ketersediaan NO

    pada endotel dan pembentukan ONOO- yang berlebihan dan menjadi toksik bagi

    sel endotel. Induksi O2-

    juga akan menginaktivasi enzim antiaterosklerosis yang

    bertanggung jawab pada produksi NO yaitu endothelial nitrit oxide synthase

    (eNOS) yang berakibat menurunnya vasodilatasi pembuluh darah. Melalui jalur

    ini, peningkatan ROS intraseluler menyebabkan kecacatan angiogenesis dalam

    menghadapi iskemia dan mengaktifkan sejumlah jalur inflamasi (18).

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    22/83

    9

    Aktivasi sel-sel inflamasi yang berlebihan seperti monosit dan limfosit-T pada

    DM, akan masuk ke dalam sel endotel yang rusak dan bermigrasi ke lapisan yang

    lebih dalam yaitu intima media di pembuluh darah (19). Low density lipoprotein

    (LDL) teroksidasi pada lapisan intima akan dikenali oleh reseptor scavenger

    makrofag dan tidak dikenali oleh reseptor LDL normal. Makrofag akan terus

    menyerap lipoprotein yang berubah tersebut sehingga membentuk sel busa

    (komponen utama lemak pada aterosklerosis, sebuah penanda awal penyakit

    makrovaskular) (20). Tingkat molekul adhesi (protein yang merekrut sel-sel

    inflamasi) juga meningkat pada pasien DM, sehingga memudahkan proses

    pembentukan sel busa pada aterosklerosis(19).

    Selain penurunan respon vasodilatasi, DM akan mengakibatkan terjadinya

    peningkatan produksi zat vasokonstriktor, seperti endotelin 1, yang memiliki efek

    vasokonstriksi langsung pada endotelium serta stimulasi air dan retensi garam dan

    pengaktifan sistem renin angiotensin (19).

    Faktor lain yang terlibat dalam pengembangan dan perkembangan penyakit

    makrovaskular pada DM adalah hilangnya kemampuan endotel vaskular untuk

    memproduksi NO-activated plasminogen activator, sebuah protein anti-

    pembekuan yang menginhibisi kemampuan sel inflamasi untuk menempel pada

    permukaan sel endotel (19).

    Disfungsi endotel pada DM mengakibatkan peningkatan aktivasi trombosit

    dan faktor pembekuan dalam darah. Selain itu, pasien DM mengalami

    peningkatan kadar beberapa faktor pembekuan termasuk fibrinogen, faktor VII,

    faktor VIII, faktor XI, faktor XII, dan faktor von willebrand. Hal ini juga akan

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    23/83

    10

    mengurangi mekanisme antikoagulan pada pasien DM, adanya gangguan fungsi

    trombosit juga terjadi, sehingga menyebabkan peningkatan hiperkoagulabilitas

    dan risiko pembentukan trombus, dan perkembangan aterosklerosis (21).

    B.Stroke Iskemik

    Stroke adalah penyebab umum kematian dan kelumpuhan didunia. Secara

    klasik, stroke diartikan sebagai defisit neurologis yang disebabkan oleh cedera

    otak fokal yang akut pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh gangguan

    vaskular pada pembuluh darah termasuk perdarahan infark serebral, perdarahan

    intraserebral, dan perdarahansubarachnoid(22).

    Menurut World Health Organisation (WHO), stroke adalah penyakit yang

    ditandai gangguan fungsi otak secara fokal atau global yang terus berkembang,

    berlangsung lebih dari 24 jam, dan dapat menyebabkan kematian yang disebabkan

    oleh kelainan vaskular (5).

    Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia,

    penyakit stroke meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup. Di Amerika

    Serikat, stroke menjadi penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung

    dan kanker. Diperkirakan ada 795.000 kasus stroke baru atau berulang di Amerika

    Serikat setiap tahunnya, terdapat 610.000 kasus yang mengalami serangan

    pertama, dan 185.000 kasus merupakan serangan berulang. Data tahun 2010

    menunjukkan mortalitas stroke sekitar 1 dari setiap 19 kematian di Amerika

    Serikat. Rata-rata, setiap 40 detik seseorang di Amerika Serikat mengalami stroke

    dan setiap 4 menit pasien stroke meninggal (23). Jumlah penderita stroke tertinggi

    di Indonesia adalah di Sulawesi Selatan. Prevalensi penderita stroke yang

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    24/83

    11

    terdiagnosis oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013 di Kalimantan Selatan

    berjumlah 9,2 per mil (3).

    Penyakit stroke terjadi akibat hambatan (pembuluh darah arteri yang menuju

    otak dan terjadi kekakuan arteri yang menuju otak) serta kerusakan arteri yang

    dapat menimbulkan perdarahan otak. Faktor risiko tersering yang dapat

    mengakibatkan terjadinya stroke antara lain adalah hipertensi, merokok, sindrom

    metabolik, DM, stres, depresi dan konsumsi alkohol (24).

    Stroke secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu stroke iskemik, yang

    disebabkan adanya hambatan pada pembuluh darah otak dan stroke perdarahan

    yang disebabkan pecahnya pembuluh darah dan berakibat pada perdarahan otak.

    Namun, tedapat juga jenis stroke yang lain (25).

    Stroke iskemik merupakan jenis stroke yang paling umum diderita oleh

    pasien stroke. Stroke iskemik terjadi sekitar 85% dari keseluruhan stroke yang

    terjadi. Stroke iskemik terjadi karena arteri yang mensuplai darah ke otak

    terhambat oleh adanya bekuan darah sehingga sel pada otak tidak mendapatkan

    suplai oksigen yang cukup dan mengalami iskemik (26).

    Trial of Org 10172 in Acute Stroke Treatment (TOAST) mengklasifikasikan

    etiologi stroke iskemik menjadi 5, yaitu aterosklerosis pada arteri besar,

    cardioembolism, oklusi arteri kecil, stroke akut berdasarkan etiologi yang telah

    ditentukan (pasien dengan gangguang hiperkoagulasi, gangguan hematologi dan

    lain-lain) dan stroke yang etiologinya tidak dapat ditentukan (27).

    Faktor yang mempengaruhi luaran stroke seperti derajat keparahan stroke,

    usia lanjut, tekanan darah, glukosa darah, ABI, dan suhu berperan penting dalam

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    25/83

    12

    proses inisiasi dan akselerasi aterosklerosis, dan juga merupakan faktor lain yang

    sering mengalami masalah pada pasien stroke (11,28)

    Derajat keparahan stroke sering dikaitkan dengan adanya disfagia selama fase

    akut, yang dapat menyebabkan pneumonia aspirasi dan selanjutnya memburuknya

    hasil stroke (28). Usia lanjut memberikan peranan penting, semakin meningkatnya

    usia, terjadi penurunan jumlah sinaps di otak dan pengurangan isi gray matter

    sehingga akan menghambat pemulihan stroke dan memberikan luaran stroke yang

    buruk (29). Tekanan darah akan berhubungan dengan perkembangan lesi pada

    otak. Perubahan tekanan darah yang signifikan akan meningkatkan riisko

    hipoperfusi pada otak (30).

    Peningkatan suhu tubuh pada pasien stroke iskemik dapat mencerminkan

    respon sistemik terhadap kerusakan otak iskemik dan mungkin disebabkan karena

    komplikasi dari stroke berat, seperti infeksi. Peningkatan suhu pada stroke

    iskemik akan meningkatkan risiko melebarnya sawar darah otak dan

    menyebabkan peningkatan edema ekstraseluler, pelebaran infark, aliran kapiler

    lebih terbatas dalam jaringan iskemik, reperfusi yang lebih sedikit, sehingga

    berkontribusi dalam peningkatan kerusakan iskemik dan memberikan luaran

    stroke iskemik yang lebih buruk (31).

    Kadar glukosa darah yang meningkat akan memperberat luaran stroke. Hal

    ini terjadi dikarenakan adanya metabolisme anaerob selama iskemik. Asidosis

    akan menginduksi kerusakan intraseluler melalui regenerasi ROS, dan gangguan

    sinyal intraseluler. Hiperglikemia juga dihubungkan dengan kenaikan asam amino

    eksitatorik (glutamat), yang akan memicu kematian sel saraf melalui aktivasi

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    26/83

    13

    reseptor glutamat, influks kalsium, dan terjadi depolarisasi membran. Kerusakan

    mitokondrial yang akan menyebabkan luaran yang lebih buruk pada pasien stroke

    iskemik dengan DM (19).

    Ankle brachial index dapat digunakan sebagai prediktor luaran stroke. Nilai

    ABI yang rendah akan menunjukkan luaran stroke yang lebih buruk dikarenakan

    adanya aterosklerosis yang general pada pasien stroke (11).

    Salah satu dari parameter luaran stroke yang telah divalidasi adalah modified

    rankin scale (mRS). Modified rankin scale adalah ukuran untuk menilai luaran

    defisit neurologis yang telah banyak diterapkan untuk mengevaluasi pemulihan

    dari stroke. Presentasi hasil mRS adalah baik jika jumlah nilainya 3dan buruk

    jika jumlah nilainya >3 (32).

    C.Ankle Brachial Index(ABI)

    Ankle brachial index merupakan pemeriksaan sederhana dan tidak mahal

    untuk mengetahui adanya penyakit arteri perifer. Pemeriksaan ini memiliki

    spesifisitas (lebih dari 95%) dan sensitivitas (lebih dari 90%) yang cukup baik

    sebagai penanda adanya stenosis arteri. Interpretasi nilai ABI adalah sebagai

    berikut: normal bila nilai ABI >0,90, obstruksi ringan jika nilai ABI diantara

    0,710,91, obstruksi sedang jika nilai ABI 0,410,70, dan obstruksi berat jika

    nilai ABI 0,000,40 (9).

    Pemeriksaan ABI ini menggunakan manset sfigmomanometer tepat di atas

    pergelangan kaki dan menggunakan alat doppler probeuntuk mengukur tekanan

    sistolik arteri tibialis posterior dan arteri dorsalis pedis dari masing-masing kaki.

    ABI kemudian diperoleh dengaan menggunakan rasio tekanan sistolik dari

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    27/83

    14

    masing-masing pergelangan kaki dengan tekanan brakialis tertinggi pada ke 2

    lengan (33).

    American Diabetes Association merekomendasikan pemeriksaan ABI pada

    semua pasien DM yang berusia >50 tahun dan 10 tahun (34). Rendahnya nilai ABI (< 0,9)

    telah banyak diteliti sebagai penanda penyakit arteri perifer. Faktor-faktor risiko

    yang berperan terhadap timbulnya penyakit arteri perifer adalah peningkatan usia,

    merokok, DM, hipertensi, dan dislipidemia. Secara umum faktor risiko ini bekerja

    pada timbulnya aterosklerosis. Maka secara tidak langsung, faktor-faktor tersebut

    mempengaruhi nilai ABI (35).

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    28/83

    15

    BAB III

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A.Landasan Teori

    Hiperglikemia kronik pada pasien DM akan memicu peningkatan radikal

    bebas melalui 4 jalur utama, yaitu: jalur pembentukan AGEs, jalur proten kinase

    C, dan jalur poliol, dan jalur heksosamin yang akan menyebabkan perubahan

    patologi pada pembuluh darah berupa peningkatan stress oksidatif dan disfungsi

    endotel. Pada pasien DM, apabila kadar glukosa darahnya tidak terkendali, maka

    akan muncul komplikasi berhubungan dengan vaskular, dan akan terjadi

    kerusakan makrovaskular dan mikrovaskular (18,21).

    Kelainan pembuluh darah dalam diabetes melibatkan kelainan pada endotel

    dan sel otot polos pembuluh darah. Kelainan metabolik juga merupakan ciri khas

    DM, seperti hiperglikemia, peningkatan LDL teroksidasi, dan resistensi insulin,

    masing-masing memicu mekanisme molekuler yang berkontribusi terhadap

    disfungsi vaskular. Kelainan ini berkontribusi pada peristiwa seluler yang

    menyebabkan aterosklerosis dan kemudian meningkatkan risiko efek samping

    kardiovaskular yang terjadi pada pasien DM dan aterosklerosis yang berakibat

    pada penyakit arteri perifer dan stroke iskemik. Penyakit arteri perifer dan stroke

    iskemik menyebabkan aliran darah yang tidak lancar dan iskemia pada jaringan

    (20).

    Pada pasien DM, apabila kadar glukosa tidak terkendali, maka akan terus

    terjadi peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) yang semakin lama akan

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    29/83

    16

    mengakibatkan komplikasi kronik yang berhubungan dengan pembuluh darah,

    berupa penebalan membran basal yang mengakibatkan kekakuan, penyumbatan

    lumen arteri, disfungsi endotel, gangguan trombosis, dan stres oksidatif, sehingga

    akan mengakibatkan terjadinya aterosklerosis yang mengakibatkan menurunnya

    sirkulasi darah dan terjadinya stenosis tungkai, ditandai oleh hilang atau

    berkurangnya denyut nadi pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior.

    Pada keadaan stenosis arteri di tungkai bawah, maka akan terjadi penurunan

    tekanan. Untuk menentukan patensi vaskuler pada tungkai bawah tersebut dapat

    digunakan pemeriksaan non invasif seperti ABI. Berkurangnya denyut nadi pada

    kedua arteri tersebut dapat digambarkan pada buruknya skor ABI, yaitu < 0,9.

    (20,21,36).

    Pemeriksaan ABI dilakukan seperti melakukan pengukuran tekanan darah

    menggunakan manset tekanan darah, kemudian adanya tekanan yang berasal dari

    arteri akan dideteksi oleh doppler probe. ABI dihitung berdasarkan rasio tekanan

    sistolik ankle dibagi tekanan sistolik brachial(34).

    Ankle brachial index juga dapat menjadi prediktor luaran stroke iskemik.

    Semakin rendah nilai ABI maka akan memperburuk luaran stroke iskemik. Faktor

    lain yang mempengaruhi luaran stroke iskemik adalah usia, tekanan darah, kadar

    glukosa, albumin, suhu, dan derajat keparahan stroke yang berperan penting

    dalam proses perkembangan dan hasil pada stroke iskemik (19,32).

    Berdasarkan landasan teori di atas, dapat dibuat kerangka konsep seperti

    ditunjukkan pada Gambar 3.1.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    30/83

    17

    Keterangan: yang diteliti

    tidak diteliti

    Gambar 3.1. Skema Kerangka Konsep Penelitian HubunganAnkle Brachial Index

    dengan Luaran Pasien Stroke Iskemik yang Memiliki Diabetes

    Melitus di RSUD Ulin Banjarmasin

    Hiperglikemia kronis

    PeningkatanReactive

    Oxygen Species(ROS)

    Jalur PoliolJalur

    Pembentukan

    AGEs

    Jalur Protein

    Kinase C

    Aterosklerosis

    Diabetes Melitus

    Hiperkoagulabilitas

    Jalur

    Heksosamin

    Stres Oksidatif

    Disfungsi endotel

    Penyakit

    ArteriPerifer

    LuaranStroke

    IskemikABI

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    31/83

    18

    B. Hipotesis

    Hipotesis penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara ABI

    dengan luaran kelompok pasien stroke iskemik yang memiliki DM dan kelompok

    pasien stroke tanpa DM.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    32/83

    19

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    A.Rancangan Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian analitik yang bersifat observasional dengan

    pendekatan case control. Studi case controlpada penelitian ini dilakukan dengan

    pengamatan pada pasien stroke iskemik dengan DM dan pasien stroke iskemik

    tanpa DM. Pelitian dilaksanakan dari hari ke-1 sampai hari ke-7 dengan tujuan

    untuk menganalisis hubungan antara ABI dengan luaran pasien stroke iskemik

    yang memiliki DM.

    B.Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah pasien stroke iskemik di

    rumah sakit umum daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin dan RSUD Dr. H. M. Ansari

    Saleh Banjarmasin periode Juni sampai Agustus 2014. Sampel penelitian ini

    adalah pasien stroke iskemik dengan DM dan pasien stroke iskemik tanpa DM

    yang di rawat inap di RSUD Ulin dan dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin.

    Pemilihan subyek penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling,

    yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria penelitian akan

    dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi. Pengambilan

    sampel dilakukan sampai subjek berjumlah 30 orang. Hal ini didasarkan pada

    pendapat Gay dan Diehl (1992) mengenai jumlah sampel minimal yaitu 30 orang.

    Sampel penelitian diambil dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    33/83

    20

    1. Pasien stroke iskemik dengan DM yang di rawat inap di RSUD Ulin dan

    RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin bulan Juni

    Agustus 2014 yang

    telah didiagnosis oleh dokter yang menangani.

    2. Pasien yang telah didiagnosis DM yang dinyatakan oleh dokter yang

    menangani dari hasil laboratorium berdasarkan kriteria ADA 2013 atau sedang

    mendapat terapi obat antidiabetes.

    3. Berusia kurang dari 65 tahun

    4.

    Serangan stroke iskemik yang pertama kali.

    5.

    Bersedia menjadi subyek penelitian.

    Untuk kriteria eksklusi yaitu pasien dengan luka/ulkus pada kedua dorsum

    pedis.

    C.Instrumen Penelitian

    Alat dan bahan yang dipergunakan pada penelitian ini adalah:

    a.

    Pemeriksaan ABI: sfigmomanometer, doppler ultrasound, gel ultrasound.

    b.

    Penilaian luaran stroke menggunakan lembar penilaian modified ranking scale

    (mRS).

    c. Lembar surat pernyataan menjadi subjek penelitian.

    D.Variabel Penelitian

    1. Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah nilai ABI pasien stroke iskemik

    yang memiliki DM di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    34/83

    21

    2. Variabel Terikat

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah luaran pasien stroke iskemik yang

    memiliki DM yang dirawat inap di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin.

    3. Variabel Perancu

    a. Derajat keparahan stroke iskemik: Derajat keparahan stroke juga

    mempengaruhi luaran karena semakin berat derajat stroke maka semakin sulit

    untuk mendapatkan luaran yang baik.

    b. Suhu: Pasien dengan derajat stroke yang lebih berat juga memiliki suhu tubuh

    diatas normal sehingga suhu dimasukkan ke dalam faktor yang mempengaruhi

    luaran.

    c.

    Tekanan darah: Tekanan darah yang tinggi juga dikaitkan dengan luaran yang

    buruk. Dari sebuah penelitian didapatkan bahwa penurunan tekanan darah

    setelah terjadinya stroke dapat memberikan luaran yang lebih baik.

    E.Definisi Operasional

    1. Ankle brachial index adalah perbandingan tekanan sistolik ankle dengan

    tekanan sistolik brachial. Pengukuran ABI dilakukan oleh tenaga medis yang

    telah mengikuti pelatihan dan berkompeten. Variabel ini diklasifikasikan

    menjadi:

    a.Nilai ABI baik, yaitu 0,9

    b.Nilai ABI buruk, yaitu < 0,9

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    35/83

    22

    2. Pasien stroke iskemik yang memiliki DM adalah pasien stroke iskemik yang

    telah didiagnosis DM yang dinyatakan oleh dokter dari hasil laboratorium

    berdasarkan kriteria ADA 2013, yaitu:

    a. Kadar HbA1c 6,5 %

    b. Kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl (7,0 mmol/l), tanpa asupan kalori

    selama 8 jam.

    c. Ditemukan gejala hiperglikemia dan glukosa darah > 200 mg/dl (11,1

    mmol/l). Gejala hiperglikemia meliputi poliuri, polidipsi, dan penurunan

    berat badan.

    d. Kadar glukosa darah 2 jam PP > 200 mg/dl (11,1 mmol/l) dengan tes

    TTGO.

    3. Luaran stroke iskemik adalah derajat defisit neurologis yang dinilai saat

    perawatan di rumah sakit pada hari ke-7. Luaran dinilai menggunakan mRS

    dengan kategori:

    a. Luaran baik, yaitu mRS 3

    b. Luaran buruk, yaitu mRS > 3

    F.Prosedur Penelitian

    1. Perizinan dan Prasurvei

    Surat izin penelitian diajukan ke bagian ruang rawat inap RSUD Ulin dan

    RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin. Prasurvei dilakukan di bagian ruang

    rawat inap untuk mengetahui data jumlah pasien stroke iskemik yang memiliki

    DM dan memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian, penjelasan tentang

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    36/83

    23

    prosedur penelitian kepada staf ruang rawat inap, serta mempelajari prosedur

    penggunaan ABI pada pasien.

    2. Penentuan Sampel

    Pasien stroke iskemik dengan DM di ruang rawat inap RSUD Ulin dan RSUD

    Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin periode JuniAgustus 2014, apabila

    memenuhi kriteria inklusi, diikutkan menjadi sampel pada penelitian ini.

    3. Persetujuan Menjadi Subyek Penelitian, Pengukuran ABI, dan Penilaian

    Luaran Stroke Iskemik

    Peneliti menjelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, serta prosedur

    pengukuran ABI dan penilaian luaran stroke iskemik yang dilakukan selama 7

    hari, kemudian meminta persetujuan pasien yang kesadarannya baik (compos

    mentis) atau dengan keluarga yang bertanggung jawab jika pasien mengalami

    gangguan kesadaran untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan menjadi

    subjek penelitian, kemudian peneliti mengisi biodata pasien.

    Tekanan darah sistolik lengan dan tungkai pasien diukur menggunakan

    sfigmomanometer dan doppler probe. ABI ditentukan dengan cara mengukur

    tekanan darah sistolik lengan dan tungkai dan diukur menggunakan

    sfigmomanometer.

    Pengukuran tekanan darah dan perhitungan ABI dilakukan sebagai berikut:

    Manset dipasang pada lengan atas kira-kira 2 cm di atas siku, kemudian pada

    daerah arteri brachialis di fossa cubiti diberikan gel yang berfungsi sebagai

    perantara gelombang dari transducerke permukaan tubuh, kemudian alat doppler

    probe ditempelkan pada daerah yang sudah diberi gel. Alat tersebut akan berbunyi

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    37/83

    24

    secara teratur sesuai denyut nadi ketika sudah mendapatkan pembuluh darah .Saat

    alat sudah berbunyi tersebut, manset dipompa hingga bunyi pada doppler probe

    menghilang, kemudian tekanan manset diturunkan perlahan. Dilihat tekanan

    ketika doppler probekembali berbunyi. Pada saat itu, didapatkan tekanan sistolik

    lengan atas. Setelah diukur pada kedua lengan, kemudian diambil tekanan sistolik

    yang tertinggi.

    Tekanan darah sistolik tungkai pasien kanan dan kiri diukur menggunakan

    sfigmomanometer yang dipasang pada daerah pergelangan kaki. Pada daerah

    arteri dorsalis pedis di dorsum pedis dan arteri tibialis posterior di daerah

    malleolus medialis diberikan gel, kemudian alat doppler probe ditempelkan pada

    daerah yang sudah diberi gel. Alat tersebut akan berbunyi secara teratur sesuai

    denyut nadi ketika sudah mendapatkan pembuluh darah.Saat alat sudah berbunyi,

    manset dipompa hingga bunyi pada doppler probemenghilang, kemudian tekanan

    manset diturunkan perlahan. Setelah itu, dilihat ketika tekanan pada doppler probe

    kembali berbunyi, saat itulah didapatkan tekanan sistolik tungkai bawah. Setelah

    diukur pada kedua tungkai, kemudian diambil tekanan sistolik yang tertinggi.

    Masing-masing pemeriksaan di lengan dan tungkai diulangi dua kali, lalu

    rata-rata kedua pengukuran untuk masing-masing lengan dan tungkai digunakan

    dalam menentukan ABI. Nilai ABI dihitung dengan cara:

    Tekanan darah sistolik tertinggi pada tungkai (mmHg)

    Tekanan darah sistolik tertinggi pada lengan (mmHg)

    Selanjunya menilai hasil pengukuran ABI. Kemudian hasil dari pengukuran

    nilai ABI tersebut dimasukkan ke dalam tabel.

    ABI =

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    38/83

    25

    Penilaian luaran stroke iskemik dilakukan pada hari ketujuh terhadap pasien

    yang telah dilakukan pengukuran ABI. Hal ini dilakukan dengan melakukan

    wawancara terhadap pasien dengan kesadaran yang baik atau terhadap keluarga

    pasien yang ada di rumah sakit dengan lembar penilai mRS.

    G.Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

    Data diambil berdasarkan hasil pengukuran ABI dan luaran stroke diperoleh

    dengan wawancara pengisian nilai mRS terhadap pasien stroke iskemik dengan

    DM di ruang rawat inap RSUD Ulin dan dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin. Data kemudian ditabulasi dan dihitung jumlahnya. Hasil data akan

    dilampirkan dalam bentuk tabel.

    H.Cara Analisis Data

    Analisis data penelitian ini dilakukan dengan uji statistik chi square dengan

    tingkat kepercayaan 95%. Analisis data dilanjutkan dengan menghitung rasio odds

    (RO) untuk melihat kemaknaannya dan dilanjutkan menggunakan uji multivariat

    dengan analisis regresi logistik.

    I. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin. Penelitian dilaksanakan pada bulan JuniAgustus 2014.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    39/83

    26

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada penelitian mengenai hubungan ABI dengan luaran pasien stroke iskemik

    yang memiliki DM di RSUD Ulin Banjarmasin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin bulan JuliAgustus 2014 didapatkan subyek penelitian sebanyak 30

    pasien stroke iskemik yang memiliki DM dan 30 pasien stroke iskemik tanpa DM.

    Berdasarkan penelitian ini didapatkan data sebagai berikut:

    1. Karakteristik subjek penelitian

    Karakteristik subjek penelitian pada penelitian ini merupakan variabel-variabel

    penelitian yang terdiri dari usia, riwayat DM, derajat keparahan stroke iskemik,

    tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, dan suhu. Secara rinci, karakteristik

    pasien yang menjadi subjek penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.1.

    Pada Tabel 5.1, dapat diketahui dari semua variabel yang berpengaruh terhadap

    ABI dan dilakukan uji chi square dan fisherhanya riwayat DM yang bermakna

    (p0,05. Data tersebut juga menunjukkan dari 60 pasien, terdapat 20

    pasien stroke iskemik yang memiliki ABI

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    40/83

    27

    rendahnya nilai ABI pada pasien stroke iskemik. Hubungan ini dapat disebabkan

    karena DM meningkatkan risiko aterosklerosis dan terjadinya penyakit arteri perifer

    pada pasien stroke iskemik sehingga akan menurunkan nilai ABI (36).

    Tabel 5.1. Karakteristik subjek penelitian

    Keterangan : ABI : ankle brachial index

    DM : diabetes melitus

    mRS : modified rankin scale* : signifikan

    Pada pasien stroke iskemik dengan ABI 3) berjumlah 39 orang (95,1%) dan pasien yang

    memiliki ABI

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    41/83

    28

    yang memiliki tekanan sistolik 140 mmHg berjumlah 31 orang (75,6%). Data

    pasien stroke iskemik dengan ABI

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    42/83

    29

    dilanjutkan dengan pengujian besar kekuatan hubungan yang diketahui dengan

    parameter nilai RO dengan interval kepercayaan (IK) 95%.

    Analisis hubungan antarvariabel dengan luaran pasien stroke iskemik dapat

    dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini:

    Tabel 5.2. Analisis bivariat semua variabel dengan luaran stroke iskemik

    Keterangan * : signifikan

    RO : Rasio oddsIK : Interval kepercayaan

    Berdasarkan analisis tabel di atas, variabel yang tidak memiliki hubungan yang

    bermakna terhadap luaran stroke adalah tekanan darah sistolik (p=1,275), tekanan

    darah diastolik (p=0,547), suhu (p=2,941), dan usia (p=1,719) karena memiliki nilai

    p>0,05. Variabel yang memiliki hubungan terhadap luaran stroke iskemik yaitu

    ABI, riwayat DM, dan derajat keparahan stroke dengan nilaipberturut-turut0,000;

    0,003; 0,012.

    Variabel Kategori

    Luaran Stroke

    Iskemikp

    RO

    (IK 95%)>3

    (n=39)

    3

    (n=21)

    ABI3 39 (100) 17 (81)0,012*

    0,304

    (0,204-0,451)mRS3 0 (0) 4 (19)

    Tekanan darah

    sistolik

    45 tahun 33 (84,6) 16 (76,2)

    0,4931,719

    (0,455-6,489)45 tahun 6 (15,4) 5 (23,8)

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    43/83

    30

    Hasil uji komparasi yang dilakukan antara ABI dan luaran pasien stroke

    iskemik diperoleh nilai p=0,000. Hal ini diperkuat dengan hasil perhitungan RO,

    yaitu sebesar 13,6 dengan IK 95% 3,686-50,180 yang berarti pasien stroke iskemik

    yang memiliki ABI 3) dibandingkan dengan pasien stroke iskemik yang

    memiliki ABI >0,9. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sen et al. Pada

    penelitian yang dilakukan dengan metode kohort prospektif didapatkan nilai p

    sebesar 0,001 (RO=6,5; IK 95%=2,1-19,9). Sen et al. menyatakan penyakit arteri

    perifer asimptomatik yang ditandai dengan nilai ABI yang rendah secara langsung

    akan berhubungan dengan rekurensi stroke iskemik atau kelainan vaskular lain,

    sehingga akan memberikan luaran yang buruk pada pasien stroke iskemik (40).

    Hasil yang sama juga dipaparkan oleh penelitian kohort yang dilakukan Busch

    et al. yang menyatakan ABI dapat digunakan sebagai prediktor risiko

    kardiovaskular setelah serangan stroke iskemik pertama (p=0,03). Busch et al.

    menyimpulkan nilai ABI rendah akan meningkatkan risiko terkena stroke dua kali

    lipat lebih besar daripada pasien yang memiliki ABI yang rendah, sehingga akan

    memberikan luaran yang buruk pada pasien stroke (41), sedangkan Weimer at al.

    mendapakan hasil jika pasien dengan ABI rendah akan memiliki risiko stroke

    berulang (p=0,024; OR=2,0; IK 95%= 1,12-3,56) (42).

    Analisis hubungan antara riwayat DM dan luaran pasien stroke iskemik

    diperoleh nilaip=0,003 yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

    dua variabel tersebut. Dari hasil analisis diperoleh nilai RO sebesar 5,714 dengan

    IK 95% sebesar 1,724-18,944. Hal ini berarti bahwa pasien stroke iskemik yang

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    44/83

    31

    memiliki riwayat DM memiliki kemungkinan 5,714 kali lebih besar memiliki

    luaran stroke yang buruk (nilai mRS >3) daripada pasien stroke iskemik yang tidak

    memiliki DM. Hasil yang tidak berbeda jauh juga dipaparkan oleh Zahra et al.

    Penelitian ini menyatakan dari 250 pasien stroke yang menjadi subjek penelitian,

    terdapat 50 pasien yang menderita DM, pasien tersebut memiliki luaran yang lebih

    buruk dibandingkan pasien yang tidak menderita DM. Diabetes melitus

    menyebabkan terjadinya hiperglikemia kronis yang dapat meningkatkan risiko

    serebral iskemik dan asidosis intraseluler sehingga memperburuk luaran stroke

    (43). Hjalmarsson et al. menjelaskan dalam penelitian di Swedia, pasien yang

    memiliki kadar HbA1C >6 memiliki defisit neurologis dan luaran stroke yang lebih

    berat selama 1 tahun setelah serangan stroke. HbA1C >6 mencerminkan adanya

    kontrol glikemik yang buruk yang dapat mengganggu fungsi vaskular termasuk

    pembuluh darah kecil dan besar di otak (p=0,042; RO=1,29; IK 95%=1,011,67)

    (44).

    Analisis hubungan derajat keparahan stroke iskemik pada hari pertama

    terhadap luaran pasien stroke iskemik memiliki nilai p=0,005. Hasil nilai RO

    sebesar 0,304 dengan IK 95%=0,2040,415 menunjukkan bahwa pasien yang

    memiliki derajat keparahan stroke yang buruk (nilai mRS >3) akan memiliki luaran

    stroke iskemik 0,304 kali lebih berat dari pada pasien yang memiliki nilai mRS 3

    atau pasien yang memiliki derajat keparahan stroke yang ringan.

    Penelitian Saposnik et al. yang meneliti luaran stroke pada hari ke-7

    menyimpulkan bahwa derajat keparahan stroke pada hari pertama berhubungan

    dengan luaran stroke. Hal ini terkait dengan penanganan utama terhadap defisit

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    45/83

    32

    neurologis dan adanya penyakit komorbid pada pasien yang dapat memperberat

    luaran stroke iskemik. Defisit neurologis yang berat pada hari pertama terkena

    stroke (mRS >3) akan meningkatkan risiko 0,52 kali memiliki luaran stroke yang

    lebih berat daripada pasien yang memiliki defisit neurologis ringan (45).

    Pada penelitian ini, usia tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

    (p=0,493) kerena usia >65 tahun telah dimasukkan ke dalam kriteria eksklusi. Usia

    >65 tahun adalah usia puncak untuk terjadinya penurunan bagian white matterdan

    grey mattersecara difus sekitar 0,30,5% pertahun. Pada usia tersebut juga terjadi

    penurunan area permukaan pembuluh darah kapiler di otak, sehingga akan

    mengganggu perfusi ke otak dan dapat menyebabkan kematian neuron yang

    memperburuk luaran stroke (46).

    Analisis hubungan tekanan darah sistolik (p=0,718) dan diastolik (p=0,341)

    dengan luaran stroke iskemik juga tidak menunjukkan adanya hubungan

    antarvariabel. Hal ini didukung oleh penelitian Zang et al. di Mongolia yang

    menyimpulkan bahwa penurunan dan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik

    yang signifikan pada 24 jam awal setelah terjadinya stroke tidak memiliki hubungan

    yang bermakna dengan luaran stroke iskemik dan hanya berhubungan pada stroke

    perdarahan. Penilaian yang dapat dijadikan prediktor luaran stroke adalah

    perubahan tekanan darah pada 2448 jam awal setelah onset stroke iskemik terjadi

    (47). Meskipun pada penelitian Willmot et al. menyimpulkan bahwa kenaikan

    tekanan darah pada pasien stroke iskemik sangat berbahaya karena meningkatkan

    risiko terjadinya edema serebal dan luaran yang lebih buruk (48).

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    46/83

    33

    Variabel suhu >37,2 dan 37,2 tidak memiliki hubungan yang bermakna

    terhadap stroke iskemik. Hal ini disebabkan oleh perhitungan suhu tubuh hanya

    diukur pada hari pertama saat pasien masuk ke rumah sakit. Penelitian Karaszewski

    et al. menjelaskan pada 4 jam pertama terjadinya stroke, suhu tubuh tetap normal.

    Perubahan suhu tertinggi terjadi pada 1,52 hari setelah stroke. Suhu yang

    berhubungan dengan luaran stroke adalah suhu pada hari ke-2 dan ke-7 (49). Hasil

    yang sama juga didapatkan oleh Leira et al. Suhu pada pasien stroke diperiksa setiap

    6 jam selama 3 hari setelah terjadi stroke, karena jika suhu >37,2 selama 3 hari akan

    meningkatkan risiko terjadinya edema otak dan kematian sel saraf pada otak (50).

    3. Uji Multivariat

    Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara seluruh

    variabel yang bermakna dengan luaran stroke iskemik. Analisis multivariat

    dilakukan dengan uji regresi logistik. Variabel yang memiliki nilaip

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    47/83

    34

    Tabel 5.3. Hasil analisis multivariat

    Variabel B SE Sig(p) Exp() IK 95%

    ABI -2,554 0,750 0,001* 0,078 0,018-0,338

    Riwayat DM -0,681 0,753 0,366 0,056 0,116-2,217

    Derajat keparahan

    stroke iskemik-21,873 18051,396 0,999 0,000 0,000

    Keterangan : *: signifikan

    Hasil analisis multivariat regresi logistik untuk mencari hubungan yang paling

    dominan antara nilai ABI terhadap luaran pasien stroke iskemik dibandingkan

    dengan faktor risiko lain menunjukkan bahwa ABI memiliki hubungan paling kuat

    terhadap luaran stroke iskemik dengan nilaip=0,001, disusul dengan riwayat DM,

    dan derajat keparahan stroke iskemik. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal, yang

    menganggap terdapat hubungan antara ABI dan luaran pasien stroke iskemik yang

    memiliki DM.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lee et al. yang menyimpulkan

    bahwa ABI

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    48/83

    35

    adalah salah satu parameter PAD yang merupakan manifestasi utama dari

    aterosklerosis sistemik pada daerah perifer, sehingga pemeriksaan ABI dapat

    berperan sebagai indikator aterosklerosis sistemik termasuk aterosklerosis di otak

    yang berakibat pada stroke iskemik. Hal ini juga dapat digunakan sebagai prediktor

    terhadap luaran pasien stroke iskemik (53).

    Keterbatasan penelitian ini adalah tidak dilakukannya pemeriksaan terhadap

    faktor-faktor lain seperti riwayat penyakit dan kebiasaaan pasien yang dpat

    mempengaruhi luaran stroke iskemik.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    49/83

    36

    BAB VI

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan

    bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara nilai ABI dengan luaran pasien

    stroke iskemik yang memiliki DM di RSUD Ulin dan RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh

    Banjarmasin.

    B. Saran

    Pada penelitian selanjutnya, diharapkan untuk melakukan pemeriksaan yang

    lebih mendalam mengenai variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap

    luaran stroke iskemik. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan disarankan agar

    meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya luaran stroke

    iskemik yang lebih buruk.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    50/83

    DAFTAR PUSTAKA

    1. American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes

    mellitus. Diabetes Care 2014; 25(1): 8487.

    2. Shaw J , Sicree R, Zimmet P. Global estimates of the prevalence of diabetes

    for 2010 and 2030. Diabetes and Clinical Research 2010; 87: 414.

    3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar-

    RISKESDAS 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

    2013.

    4.

    Fowler MJ. Microvascular and macrovascular complications of diabetes.

    Clinical Diabetes 2008; 26(2): 7782.

    5. Aho K, Harmsen P, Hatano S, et al. Cerebrovascular disease in the

    community: results of a WHO collaborative study. Bull World Health Organ

    1980; 58: 113130.

    6. Sander D, Kerstin S, Holger P. Review: Stroke in type 2 diabetes. Br J

    Diabetes Vasc Dis 2008; 8: 222229.

    7. Jia Q, Xingquan Z, Chunxue W, et al. Diabetes and poor outcomes within 6

    months after acute ischemic stroke : the China national stroke registry.

    Journal of The American Hearth Association 2011; 42: 27582762.

    8. American Diabetes Association. Peripheral arterial disease in people with

    diabetes. Diabetes Care 2003; 26(12): 33333341.

    9. Grenon M, Joel G, York H. Ankle-brachial index for assessment of peripheral

    arterial disease. The New England Journal of Medicine 2009; 361(19): e401

    e403.

    10.National Stroke Association. Stroke scale: an update. Stroke Clinical Update

    2006; 26(1): 17.

    11. Li-Chun, Hsin-Fan W, Shu-Yi C, et al. High risk for future events in acute

    stroke patiens with an ankle-brachial index less than 0,9. Acta Cardiol Sin

    2012; 28: 1724.

    12. Whiting D, Leonor G, Clara W, et al. IDF diabetes atlas: global estimates of

    the prevalence of diabetes for 2011 and 2030.Diabetes Research and Clinical

    http://www.sciencedirect.com/science/journal/01688227http://www.sciencedirect.com/science/journal/01688227
  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    51/83

    Practice 2011; 94(3): 311321.

    13.

    Patel P, Macerollo A. Diabetes mellitus: diagnosis and screening. Am FamPhysician 2010; 81(7): 863870.

    14.

    American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes

    2013. Diabetes Care 2013; 36(1): 1166.

    15. Laight D, Carirer M, Anggard E. Endothelial cell dysfungction and thepathogenesis of diabetic macroangiopathy. Diabetes Metab Res Rev 1999;

    15: 274282.

    16.

    Evans J, Goldfine I, Maddux B, et al. Perspective in diabetes: are oxidativestress-activated signaling pathways mediators of insulin resistance and -cell

    dysfunction?. Diabetes 2003; 52: 18.

    17.

    Avogaro A, Albiero M, Menegazzo L, et al. Endothelial dysfunction in

    diabetes. Diabetes Care 2011; 2:S285S290.

    18. American Diabetes Association. The pathobiology of diabetic complications

    a unifying mechanism. Diabetes care 2005; 54: 16151625.

    19. Cade W. Diabetes-related microvascular and macrovascular diseases in thephysical therapy setting. Phys Ther 2008; 88: 13221335.

    20. Steinbrecher U, Lougheed M. Scavenger receptor-independent stimulation of

    cholesterol esterification in macrophages by low density lipoprotein extracted

    from human aortic intima. Arterioscler Thromb Vasc Biol. 1992; 12: 608

    625.

    21.

    Dokken B. The pathophysiology of cardiovascular disease and diabetes:

    beyond blood pressure and lipids. Diabetes spectrum 2008;21(3): 160165.

    22.

    American Stroke Association. An updated definition of stroke for the 21stcentury: a statement for healthcare professionals from the american heart

    association/american stroke association. Stroke 2013; 44: 126.

    23. American Heart Association. Heart disease and stroke statistics 2014 update:

    a report from the american heart association. Circulation 2013; 129: e28e292.

    24. O'Donnell M, Denis X, Lisheng L, et al. Risk factors for ischaemic and

    intracerebral haemorrhagic stroke in 22 countries (the interstroke study): a

    case-control study. The Lancet 2010; 376(9735): 112123.

    http://www.sciencedirect.com/science/journal/01688227http://www.thelancet.com/search/results?fieldName=Authors&searchTerm=Martin%20J+O%27Donnellhttp://www.thelancet.com/search/results?fieldName=Authors&searchTerm=Martin%20J+O%27Donnellhttp://www.sciencedirect.com/science/journal/01688227
  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    52/83

    25. Americal Medical Association. Hemorrhagic stroke. The Journal of

    Americal Medical Association 2004; 292(15): 1916.

    26. Hinkle J, Guanci M. Acute ischemic stroke review. J Neurosci Nurs. 2007;

    39(5): 28529.

    27. Lang Q, Zhou M, Feng H, et al. Research on the relationship between

    fibrinogen level and subtypes of the TOAST criteria in the acute ischemic

    stroke. BMC Neurology2013; 13(207); 14.

    28. Bill O,Zufferey P,Faouzi M,et al. Severe stroke: patient profile and

    predictors of favorable outcome.J Thromb Haemost 2013; 11(1): 929.

    29.

    Chen R, Balami J, Esiri M, et al. Ischemic stroke in the elderly: an overviewof evidence. Nat. Rev. Neurol 2010; 6: 256265.

    30. Kang J, Ko Y,Park J, et al. Effect of blood pressure on 3-month functional

    outcome in the subacute stage of ischemic stroke. Neurology 2012; 79(20):

    20182024.

    31. Karaszewski B, Thomas R, Dennis M, et al. Temporal profile of body

    temperature in acute ischemic stroke: relation to stroke severity and outcome.

    BMC Neurology 2012; 12:123.

    32. Banks J, Marotta C. Outcomes Validity and Reliability of the Modified

    Rankin Scale: Implications for Stroke Clinical Trials. A Literature Review

    and Synthesis. Stroke 2007; 38: 10911096.

    33. Giugliano G, Anna S, Linda B, et al. Ankle/brachial index to everyone. BMCSurgery 2012; 12(1): S1814.

    34. Lahoz C, Jos MM. Ankle brachial index: a useful tool for stratifying

    cardiovascular risk. Rev Esp Cardiol 2006; 59(7): 6479.

    35.

    Bartholomew JR, Jeffrey WO. Pathophysiology of peripheral arterial disease

    and risk factors for its development. Cleveland Clinical J Med 2006; 73(4):

    814.

    36. Tsai A, Aaron R, Wayne D, et al. Ankle-brachial index and 7-year ischemicstroke incidence the ARIC study. J. Stroke 2001; 32: 17211724.

    37. Tziomalos K,Giampatzis V,Bouziana S,et al. Predictive value of the ankle

    brachial index in patients with acute ischemic stroke. Vasa 2014; 43(1): 55

    61.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Bill%20O%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Zufferey%20P%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Faouzi%20M%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Kang%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Park%20JH%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Tziomalos%20K%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=24429331http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Giampatzis%20V%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=24429331http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Bouziana%20S%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=24429331http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Bouziana%20S%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=24429331http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Giampatzis%20V%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=24429331http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Tziomalos%20K%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=24429331http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Park%20JH%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/?term=Kang%20J%5Bauth%5Dhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Faouzi%20M%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Zufferey%20P%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=23140236http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Bill%20O%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=23140236
  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    53/83

    38. American Heart Association. AHA scientific statement: measurement and

    interpretation of the ankle-brachial index. circulation. 2012; 126: 28902909.

    39. Kravos A dan Bubnic S. Ankle-brachial index screening for peripheral artery

    disease in asymptomatic patients between 50 and 70 years of age.J Int Med

    Res. 2009; 37(5): 16119.

    40. Sen S, Donald R, Efiie K, et al. Association of asymptomatic peripheral

    arterial disease with vascular events in patients with stroke or transient

    ischemic attack. J. Stroke 2009; 40: 34723477.

    41.

    Busch M, Katrin L, Jens-Eric R, et al. Low ankle-brachial index predicts

    cardiovascular risk after acute ischemic stroke or transient ischemic attack. J.Stroke 2009; 40: 37003705.

    42. Weimar C, Goertler M, Rother J, et al. Predictive value of the essen stroke

    risk score and ankle brachial index in acute ischaemic stroke patients from 85

    German stroke units. J.Neurol Neurosurg Psychiatry. 2009; 79: 13391343.

    43.

    Zahra F, Saera S, Shaista A, et al. Frequency of newly diagnosed diabetes

    mellitus in acute ischaemic stroke patients. Journal of the College ofPhysicians and Surgeons Pakistan 2012; 22(4): 226229.

    44.

    Hjalmarsson C, Karin M, Lena B, et al. The role of prestroke glycemic

    control on severity and outcome of acute ischemic stroke. Stroke Research

    and Treatment2014; 694569: 16.

    45. Saposnik D, Michael D, Martin O, et al. Variables associated with 7-day, 30-

    day, and 1-year fatality after ischemic stroke. J. Stroke 2008; 39: 000006.

    46. Chen R, Joyce S, Margaret M, et al. Ischemic stroke in the elderly: an

    overview of evidence. Rev Neurol 2010; 6: 256265.

    47.

    Zhang Y,Reilly K,Tong W, et al. Blood pressure and clinical outcomeamong patients with acute stroke in Inner Mongolia, China. J

    Hypertens 2008; 26(7): 144652.

    48. Willmot M, Jo L, Philip M. High blood pressure in acute stroke andsubsequent outcome. J. Hypertension 2004; 43: 1824.

    49. Karaszewski B, Ralph G, Martin S, et al. Temporal profil of body

    temperature in acute ischemic stroke: relation to stroke severity and

    outcome. BMC Neurology 2012; 12(123): 110.

    http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19930870http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19930870http://www.hindawi.com/57428701/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Zhang%20Y%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Reilly%20KH%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Tong%20W%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Tong%20W%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Reilly%20KH%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=18551022http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=Zhang%20Y%5BAuthor%5D&cauthor=true&cauthor_uid=18551022http://www.hindawi.com/57428701/http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19930870http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19930870
  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    54/83

    50. Leira R, Tomas S, Miguel F, et al. A higher body temperature is associated

    with haemorrhagic transformation in patients with acute stroke untreated with

    recombinant tissue-type plasminogen activator (rtPA). Clinical Science 2012;122: 113119.

    51. Lee D, Kim J, Lee H, et al. Low ankle-brachial index is a predictive factor

    for initial severity of acute ischaemic stroke. European Journal of Neurology

    2012; 19: 892898.

    52.

    Pramidita E A. Hubungan ankle brachial index dengan stroke iskemik akut.

    Tesis. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2011.

    53. Weimar C, Goertler M, Rother J, et al. Predictive value of the essen strokerisk score and ankle brachial index in acute ischaemic stroke patients from 85

    German stroke units. J. Neurol Neurosurg Psychiatry. 2009; 79: 13391343.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    55/83

    LAMPIRAN

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    56/83

    Lampiran 1. AnalisisHubungan Usia dengan ABI

    USIA * ABI Crosstabulation

    ABI

    Total< 0,9 0,9

    USIA > 45 Count 35 14 49

    Expected Count 33,5 15,5 49,0

    % within ABI 85,4% 73,7% 81,7%

    45 Count 6 5 11

    Expected Count 7,5 3,5 11,0

    % within ABI 14,6% 26,3% 18,3%

    Total Count 41 19 60

    Expected Count 41,0 19,0 60,0

    % within ABI 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 1,183a 1 ,277

    Continuity Correctionb ,532 1 ,466

    Likelihood Ratio 1,131 1 ,288

    Fisher's Exact Test ,301 ,229

    N of Valid Cases 60

    a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,48.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    57/83

    Lampiran 2. AnalisisHubungan Riwayat DM dengan ABI

    RIWAYAT * ABI Crosstabulation

    ABI

    Total< 0,9 0,9

    RIWAYAT DM Count 26 4 30

    Expected Count 20,5 9,5 30,0

    % within ABI 63,4% 21,1% 50,0%

    NONDM Count 15 15 30

    Expected Count 20,5 9,5 30,0

    % within ABI 36,6% 78,9% 50,0%

    Total Count 41 19 60

    Expected Count 41,0 19,0 60,0

    % within ABI 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 9,320a 1 ,002

    Continuity Correctionb 7,702 1 ,006

    Likelihood Ratio 9,770 1 ,002

    Fisher's Exact Test ,005 ,002

    N of Valid Cases 60

    a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,50.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    58/83

    Lampiran 3. AnalisisHubungan Derajat Keparahan Stroke Iskemik dengan ABI

    KEPARAHAN * ABI Crosstabulation

    ABI

    Total< 0,9 0,9

    KEPARAHAN > 3 Count 39 17 56

    Expected Count 38,3 17,7 56,0

    % within ABI 95,1% 89,5% 93,3%

    3 Count 2 2 4

    Expected Count 2,7 1,3 4,0

    % within ABI 4,9% 10,5% 6,7%

    Total Count 41 19 60

    Expected Count 41,0 19,0 60,0

    % within ABI 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,666a 1 ,415

    Continuity Correctionb ,067 1 ,795

    Likelihood Ratio ,622 1 ,430

    Fisher's Exact Test ,585 ,377

    N of Valid Cases 60

    a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,27.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    59/83

    Lampiran 4. Analisis Hubungan Tekanan Darah Sistolik dengan ABI

    SISTOLE * ABI Crosstabulation

    ABI

    Total< 0,9 0,9

    SISTOLE < 140 Count 10 3 13

    Expected Count 8,9 4,1 13,0

    % within ABI 24,4% 15,8% 21,7%

    140 Count 31 16 47

    Expected Count 32,1 14,9 47,0

    % within ABI 75,6% 84,2% 78,3%

    Total Count 41 19 60

    Expected Count 41,0 19,0 60,0

    % within ABI 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,566a 1 ,452

    Continuity Correctionb ,173 1 ,678

    Likelihood Ratio ,591 1 ,442

    Fisher's Exact Test ,522 ,347

    N of Valid Cases 60

    a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,12.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    60/83

    Lampiran 5. Analisis Hubungan Tekanan Darah Diastolik dengan ABI

    DIASTOLE * ABI Crosstabulation

    ABI

    Total< 0,9 0,9

    DIASTOLE < 90 Count 9 4 13

    Expected Count 8,9 4,1 13,0

    % within ABI 22,0% 21,1% 21,7%

    90 Count 32 15 47

    Expected Count 32,1 14,9 47,0

    % within ABI 78,0% 78,9% 78,3%

    Total Count 41 19 60

    Expected Count 41,0 19,0 60,0

    % within ABI 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,006a 1 ,937

    Continuity Correctionb ,000 1 1,000

    Likelihood Ratio ,006 1 ,937

    Fisher's Exact Test 1,000 ,610

    N of Valid Cases 60

    a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,12.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    61/83

    Lampiran 6. Analisis Hubungan Suhu dengan ABI

    SUHU * ABI Crosstabulation

    ABI

    Total< 0,9 0,9

    SUHU > 37,2 Count 4 2 6

    Expected Count 4,1 1,9 6,0

    % within ABI 9,8% 10,5% 10,0%

    37,2 Count 37 17 54

    Expected Count 36,9 17,1 54,0

    % within ABI 90,2% 89,5% 90,0%

    Total Count 41 19 60

    Expected Count 41,0 19,0 60,0

    % within ABI 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,009a 1 ,926

    Continuity Correctionb ,000 1 1,000

    Likelihood Ratio ,008 1 ,927

    Fisher's Exact Test 1,000 ,626

    N of Valid Cases 60

    a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,90.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    62/83

    Lampiran 7. Analisis Hubungan ABI dengan Luaran Stroke Iskemik

    ABI * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    ABI < 0,9 Count 34 7 41

    Expected Count 26,7 14,4 41,0

    % within LUARAN 87,2% 33,3% 68,3%

    0,9 Count 5 14 19

    Expected Count 12,4 6,6 19,0

    % within LUARAN 12,8% 66,7% 31,7%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 18,290a 1 ,000

    Continuity Correctionb 15,886 1 ,000

    Likelihood Ratio 18,315 1 ,000

    Fisher's Exact Test ,000 ,000

    N of Valid Cases 60

    a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,65.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for ABI (< 0,9 /

    0,9)13,600 3,686 50,180

    For cohort LUARAN = > 3 3,151 1,466 6,773

    For cohort LUARAN = 3 ,232 ,112 ,479

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    63/83

    Lampiran 8. Analisis Hubungan Riwayat DM dengan Luaran Stroke Iskemik

    RIWAYAT * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    RIWAYAT DM Count 25 5 30

    Expected Count 19,5 10,5 30,0

    % within LUARAN 64,1% 23,8% 50,0%

    NONDM Count 14 16 30

    Expected Count 19,5 10,5 30,0

    % within LUARAN 35,9% 76,2% 50,0%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 8,864a

    1 ,003Continuity Correctionb 7,326 1 ,007

    Likelihood Ratio 9,205 1 ,002

    Fisher's Exact Test ,006 ,003

    N of Valid Cases 60

    a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for RIWAYAT

    (DM / NONDM)5,714 1,724 18,944

    For cohort LUARAN = > 3 1,786 1,180 2,703

    For cohort LUARAN = 3 ,313 ,131 ,744

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    64/83

    Lampiran 9. Analisis Hubungan Derajat Keparahan Stroke dengan Luaran Stroke

    Iskemik

    KEPARAHAN * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    KEPARAHAN > 3 Count 39 17 56

    Expected Count 36,4 19,6 56,0

    % within LUARAN 100,0% 81,0% 93,3%

    3 Count 0 4 4Expected Count 2,6 1,4 4,0

    % within LUARAN 0,0% 19,0% 6,7%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 7,959a 1 ,005

    Continuity Correctionb 5,192 1 ,023

    Likelihood Ratio 8,941 1 ,003

    Fisher's Exact Test ,012 ,012

    N of Valid Cases 60

    a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,40.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for KEPARAHAN

    (> 3 / 3)0,304 0,204 0,451

    For cohort LUARAN = > 3 ,286 ,100 ,303

    For cohort LUARAN = 3 ,301 ,131 ,344

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    65/83

    Lampiran 10. Analisis Hubungan Tekanan Darah Sistolik dengan Luaran Stroke

    Iskemik

    SISTOLIK * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    SISTOLIK 140 Count 30 17 47

    Expected Count 30,6 16,5 47,0

    % within LUARAN 76,9% 81,0% 78,3%

    < 140 Count 9 4 13

    Expected Count 8,5 4,6 13,0

    % within LUARAN 23,1% 19,0% 21,7%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)Pearson Chi-Square ,131a 1 ,718

    Continuity Correctionb ,001 1 ,974

    Likelihood Ratio ,133 1 ,716

    Fisher's Exact Test 1,000 ,495

    N of Valid Cases 60

    a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,55.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for SISTOLIK (

    140 / < 140),784 ,210 2,935

    For cohort LUARAN = > 3 ,922 ,605 1,405

    For cohort LUARAN = 3 1,176 ,478 2,890

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    66/83

    Lampiran 11. Analisis Hubungan Tekanan Darah Diastolik dengan Luaran Stroke

    Iskemik

    DIASTOLIK * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    DIASTOLIK 90 Count 32 15 47

    Expected Count 30,6 16,5 47,0

    % within LUARAN 82,1% 71,4% 78,3%

    < 90 Count 7 6 13

    Expected Count 8,5 4,6 13,0

    % within LUARAN 17,9% 28,6% 21,7%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,908a 1 ,341

    Continuity Correctionb ,390 1 ,533

    Likelihood Ratio ,883 1 ,347

    Fisher's Exact Test ,349 ,263

    N of Valid Cases 60

    a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,55.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for DIASTOLIK

    ( 90 / < 90)1,829 ,523 6,389

    For cohort LUARAN = > 3 1,264 ,737 2,170

    For cohort LUARAN = 3 ,691 ,336 1,421

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    67/83

    Lampiran 12. Analisis Hubungan Suhu dengan Luaran Stroke Iskemik

    SUHU * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    SUHU > 37,2 Count 5 1 6

    Expected Count 3,9 2,1 6,0

    % within LUARAN 12,8% 4,8% 10,0%

    37,2 Count 34 20 54

    Expected Count 35,1 18,9 54,0

    % within LUARAN 87,2% 95,2% 90,0%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,985a 1 ,321

    Continuity Correctionb ,293 1 ,588

    Likelihood Ratio 1,098 1 ,295

    Fisher's Exact Test ,412 ,307

    N of Valid Cases 60

    a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,10.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for SUHU (>

    37,2 / 37,2)2,941 ,320 26,998

    For cohort LUARAN = > 3 1,324 ,876 1,999

    For cohort LUARAN = 3 ,450 ,073 2,785

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    68/83

    Lampiran 13. Analisis Hubungan Usia dengan Luaran Stroke Iskemik

    USIA * LUARAN Crosstabulation

    LUARAN

    Total> 3 3

    USIA > 45 Count 33 16 49

    Expected Count 31,8 17,2 49,0

    % within LUARAN 84,6% 76,2% 81,7%

    45 Count 6 5 11

    Expected Count 7,1 3,8 11,0

    % within LUARAN 15,4% 23,8% 18,3%

    Total Count 39 21 60

    Expected Count 39,0 21,0 60,0

    % within LUARAN 100,0% 100,0% 100,0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (2-

    sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square ,647a 1 ,421

    Continuity Correctionb ,207 1 ,649

    Likelihood Ratio ,629 1 ,428

    Fisher's Exact Test ,493 ,319

    N of Valid Cases 60

    a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,85.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for USIA (> 45 /

    45)1,719 ,455 6,489

    For cohort LUARAN = > 3 1,235 ,696 2,191

    For cohort LUARAN = 3 ,718 ,335 1,539

    N of Valid Cases 60

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    69/83

    Lampiran 14. Analisis Multivariat

    Logistic Regression

    Notes

    Output Created 30-NOV-2014 07:42:02

    Comments

    Input Active Dataset DataSet1

    Filter

    Weight

    Split File

    N of Rows in

    Working Data File60

    Missing Value Handling Definition of

    Missing

    User-defined missing values are treated

    as missing

    Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES

    LUARAN

    /METHOD=ENTER ABI RIWAYAT

    KEPARAHAN

    /CONTRAST (ABI)=Indicator

    /CONTRAST (RIWAYAT)=Indicator

    /CONTRAST (KEPARAHAN)=Indicator

    /SAVE=PRED

    /PRINT=CORR CI(95)

    /CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)

    ITERATE(20) CUT(0.5).

    Resources Processor Time 00:00:00,02

    Elapsed Time 00:00:00,03

    Variables Created or Modified PRE_1 Predicted probability

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    70/83

    Case Processing Summary

    Unweighted Casesa N Percent

    Selected Cases Included in Analysis 60 100,0

    Missing Cases 0 ,0

    Total 60 100,0

    Unselected Cases 0 ,0

    Total 60 100,0

    a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

    Dependent Variable Encoding

    Original Value Internal Value

    > 3 0

    3 1

    Categorical Variables Codings

    Frequency

    Parameter coding

    (1)

    KEPARAHAN > 3 56 1,000

    3 4 ,000RIWAYAT DM 30 1,000

    NONDM 30 ,000

    ABI < 0,9 41 1,000

    0,9 19 ,000

    Block 0: Beginning Block

    Classification Tablea,b

    Observed

    Predicted

    LUARAN Percentage

    Correct> 3 3

    Step 0 LUARAN > 3 39 0 100,0

    3 21 0 ,0

    Overall Percentage 65,0

    a. Constant is included in the model.

    b. The cut value is ,500

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    71/83

    Variables in the EquationB S.E. Wald df Sig. Exp(B)

    Step 0 Constant -,619 ,271 5,231 1 ,022 ,538

    Variables not in the Equation

    Score df Sig.

    Step 0 Variables ABI(1) 18,290 1 ,000

    RIWAYAT(1) 8,864 1 ,003

    KEPARAHAN(1) 7,959 1 ,005

    Overall Statistics 24,684 3 ,000

    Block 1: Method = Enter

    Omnibus Tests of Model Coefficients

    Chi-square df Sig.

    Step 1 Step 28,025 3 ,000

    Block 28,025 3 ,000

    Model 28,025 3 ,000

    Model Summary

    Step -2 Log likelihood

    Cox & Snell R

    Square

    Nagelkerke R

    Square

    1 49,669a ,373 ,514

    a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum

    iterations has been reached. Final solution cannot be found.

  • 7/23/2019 Silvia Manurung - i1a011083

    72/83

    Classification Tablea

    Observed

    Predicted

    LUARAN Percentage

    Correct> 3 3

    Step 1 LUARAN > 3 34 5 87,2

    3 5 16 76,2

    Overall Percentage 83,3

    a. The cut value is ,500

    Variables in the Equation

    B Wald df Sig. Exp(B)

    95% C.I.for

    EXP(B)

    Lower Upper

    Step 1a ABI(1) -2,554 11,585 1 ,001 ,078 ,018 ,338

    RIWAYAT(1) -,681 ,816 1 ,366 ,506 ,116 2,217

    KEPARAHAN

    (1)-21,873 ,000 1 ,999 ,000 ,000 .