dr daulat manurung - baca ekg

Upload: trihasanbasri

Post on 06-Jul-2018

313 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    1/104

    LATIHAN BACA EKG

    Dr. Daulat Manurung, SpPD-KKV

    Dr. Sally A Nasution, SpPD

    DIVISI KARDIOLOGI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM

    FKUI/RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO

    JAKARTA

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    2/104

    ELEKTROKARDIOGRAM EKG)

    • Rekaman grafis dari potensial

    listrik yang ditimbulkan pada

    waktu jantung melakukan

    kontraksi mekanis

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    3/104

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    4/104

    POROS

     ATAU AKSIS

    DANSEGITIGA

    EINTHOVEN

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    5/104

    SANDAPAN EKG

    ECG LEADS

    )

    Pada pemeriksaan EKG rutin

    dilakukan rekaman pada 12sandapan yang terdiri dari :

    1. Tiga buah sandapan bipolar baku

    (sandapan I, II dan III)2. Tiga buah sandapan unipolar 

    ekstremitas (sandapan aVR, aVLdan aVF)

    3. Enam buah sandapan unipolar 

    prekordial (sandapan V1 sampaidengan V6)

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    6/104

    SANDAPAN BIPOLAR BAKU

    • Sandapan I : selisih potensial antara

    lengan kanan (RA) dengan lengan

    kiri (LA), LA bermuatan lebih positif dari RA

    • Sandapan II : selisih potensial antara

    lengan kanan (RA) dengan tungkaikiri (LL), LL bermuatan lebih positif 

    dari RA

    • Sandapan III : selisih potensial

    antara lengan kiri (LA) dengan

    tungkai kiri (LL), LL bermuatan lebihpositif dari LA

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    7/104

    SANDAPAN UNIPOLAR

    EKSTREMITAS

    Frank Wilson menciptakan sandapan ekstremitas

    unipolar dengan meletakkan tiga elektroda

    positif mengikuti tiga tempat elektroda bipolar

    yang setiap elektroda positif tersebut dihub

    dengan elektroda negatifnya. Gab elektroda

    negatifnya disebut terminal sentral.

    Modifikasi sandapan ekstremitas unipolar yang

    dimodifikasi ini diberi tamb huruf “a”

    (augmented), sehingga disebut :

    - Sandapan aVL : ke lengan kiri

    - Sandapan aVR : ke lengan kanan

    - Sandapan aVF : ke tungkai kiri

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    8/104

    SANDAPAN UNIPOLAR

    PREKORDIAL

    Sandapan unipolar prekordial ini ditandai dengan

    huruf V (Voltage ) dan disertai angka di

    belakangnya yang menunjukkan lokasi di atas

    prekordium

    Enam tempat di prekordial yang umum dipakai adalah :

    V1 : sela iga ke-4 di garis sternalis kanan

    V2 : sela iga ke-4 di garis sternalis kiri

    V3 : terletak antara V2 dan V4

    V4 : sela iga ke-5 di garis midklavikula kiri

    V5 : garis aksilaris anterior kiri setinggi V4

    V6 : garis mid-aksila kiri setinggi V4

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    9/104

    TAMBAHAN SANDAPAN EKG

    • SANDAPAN PREKORDIAL KANAN• Tambahan sandapan di V3R – V6R

    • Pada infark inferior yang dicurigai disertaiinfark ventrikel kanan

    • Pada infark dengan penurunan tekanan

    darah yang belum jelas etiologinya

    • SANDAPAN PREKORDIAL KIRI

    POSTERIOR• Tambahan sandapan di prekordial kiriposterior : V7 – V9

    • Bila dicurigai terdapat infark posterior,

    misalnya terdapat depresi segmen ST disandapan prekordial kiri (V1- V3)

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    10/104

    SANDAPAN PREKORDIAL EKG

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    11/104

    BENTUK DASAR EKG DAN INTERVAL

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    12/104

    CONTOH EKG NORMAL

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    13/104

    KERTAS EKG

    • Merupakan kertas grafik yang dibagi dengan

    garis tipis (1 mm x 1 mm) dan garis agak tebal

    (5 mm x 5 mm) secara horizontal dan vertikal

    • Aksis horizontal menggambarkan kurun waktu

    • Kecepatan mencatat mesin EKG : 25 mm/dtk

    • Setiap 1 mm horizontal mewakili 0,04 detik,

    dan 5 mm mewakili 0,2 detik

    • Aksis vertikal menggambarkan voltage

    • Standarisasi baku voltage (amplitudo) adalah 1,

    10 kotak kecil vertikal (1 cm) mewakili 1 mV

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    14/104

    - Frekuensi atau Kecepatan

    - Irama

    - Aksis QRS

    - Gelombang P

    - Interval PR 

    - Gelombang Q- Kompleks QRS

    - Interval QT

    - Segmen ST

    BACA DAN INTERPRETASI EKG

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    15/104

    Menghitung Frekuensi Jantung

    1. Tentukan satu gelombang R(atau P) yang tepat di garis

    vertikal kotak sedang

    2. Tentukan puncak gelombang R

    (atau P) ke II

    3. Hitung jarak antara R pertamadan kedua dalam ukuran kotak

    sedang

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    16/104

    4. Frekuensi jantung kemudian

    ditentukan dengan rumus :

    a. Jarak 1 kotak sedang : 300 x/menitb. Jarak 2 kotak sedang : 150 x/menit

    c. Jarak 3 kotak sedang : 100 x/menit

    d. Jarak 4 kotak sedang : 75 x/menit

    e. Jarak 5 kotak sedang : 60 x/menit

    f. Jarak 6 kotak sedang : 50 x/menit

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    17/104

    IRAMA JANTUNG :

    SISTEM KONDUKSI JANTUNG

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    18/104

    SISTEM KONDUKSI JANTUNG

    • PACEMAKER JANTUNG NORMAL :

    simpul SA dengan frekuensi 70-80

    x/menit

    • Terdapat PACEMAKER JANTUNGPOTENSIAL lain yaitu :

    1. Atrium : 75 x/menit

    2. Simpul AV: 60 x/menit

    3. Berkas His : 50 x/menit

    4. Serabut Purkinje dan ventrikel : 30-40

    x/menit

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    19/104

    AKSIS

    • Untuk vektor ruang dipergunakan

    sumbu ruang

    • Terdapat 3 buah bidang yang saling

    tegak lurus : horizontal (H), frontal

    (F) dan sagital (S)• Biasanya cukup dipakai 2 bidang

    saja : H dan F

    • Horizontal : sandapan di V1-V6

    • Frontal : sandapan di I, II, III, aVR,

    aVL dan aVF

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    20/104

    - Paling mudah dan cepat

    dengan menentukanaksis menggunakansandapan I dan aVF(tegak lurus)

    - Nilai normal aksis :antara - 30° sampai +105°

    - menentukan jumlahaljabar amplitudo gelombEKG (skala mm)

    - diekstrapolasikan disandapan yangbersangkutan

    CARA MENENTUKAN AKSIS

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    21/104

    DEVIASI AKSIS

    • Deviasi aksis kiri (Left Axis

    Deviation) :

    • Left Anterior Hemiblock

    • Left Bundle Branch Block : kadang-

    kadang• Hipertrofi ventrikel kiri : jarang

    ditemukan LAD kecuali terdapat

    LAHB

    • Non-kardiak : diafragma letak tinggi,

    asites, tumor abdominal dll

    • Individu normal

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    22/104

    DEVIASI AKSIS

    • Deviasi aksis kanan (Right Axis

    Deviation) :

    • Hipertrofi ventrikel kanan• Bila perubahan aksis terjadi tiba-tiba :

    dicurigai terjadi emboli paru atau infark

    miokard lateral• Gangguan konduksi : left posterior

    hemiblock, RBBB, WPW syndrome, gangguan

    irama ventrikular • Hipertensi pulmonal

    • PPOK

    • Perikarditis Konstriktiva

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    23/104

    GELOMBANG P

    Menggambarkan aktivitas depolarisasi

    atrium.

    Karekteristik Gelombang P :

    • Tinggi kurang dari 2,5 mm (0,25 mV)

    • Lebar (Durasi) kurang dari 3 mm (0,08-0,11 dtk)

    • Gambarannya :

    • Selalu positif di sandapan II dan selalu

    negatif di sandapan aVR

    • Defleksi positif di sandapan lateral (I, aVL, V5dan V6)

    • Biasan a bifasik pada sandapan V

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    24/104

    JENIS-JENIS GELOMBANG P

    • P-Pulmonal

    • P-Mitral

    • Gabungan P-Pulmonal dan P-Mitral :pada pembesaran biatrial

    • Tidak terdapat Gelombang P

    • Memang tidak ada gel P : sinus arrest, blokSA, FA

    • Gel P tertutup kompleks QRS yang lebar : junctional tachycardia, takikardiasupraventrikular 

    • Gelombang P yang berbeda-beda(wandering atrial pacemaker )

    • Gelombang Ta (Auricular T-wave )

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    25/104

    Beberapa bentuk gelombang P

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    26/104

    P-Pulmonal

    • Kelainan gel P akibatdepolarisasi atrium kanan yang

    lebih besar dari normal• Terdapat pada : Penyakit padakatup Trikuspid, hipertensi

    pulmonal yang disertaihipertrofi atrium kanan

    • Arus depolarisasi atrium kanan :inferior dan anterior. Gamb P-Pulmonal paling sering terlihat

    pada sandapan inferior dananterior 

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    27/104

    P-Mitral

    • Gelombang P yang berbentuk

    bifida dengan lebar > 3 mm

    (0,12 detik)• Tanda khas dari pembesaran

    atrium kiri• Arus depolarisasi lebih besar 

    sehingga waktu depolarisasi

    lebih lama.

    • Sering ditemukan pada penyakit

    katup mitral dan aorta

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    28/104

    GELOMBANG Q

    • Defleksi ke bawah yang pertama

    pada kompleks QRS

    • Awal dari fase depolarisasi ventrikel

    • Gelombang Q patologis :• Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik

    (1 mm)

    • Dalamnya lebih dari 25% amplitudo gel R

    • Gel Q pada sandapan aVR : Normal

    • Menggambarkan adanya nekrosis

    miokard

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    29/104

    KOMPLEKS QRS

    • Mewakili depolarisasi ventrikel

    atau penyebaran impuls di seluruh

    ventrikel• Komponen yang membentuk

    kompleks ini : - Gel Q yaitu defleksi

    negatif sebelum defleksi positif 

    - Gel R yaitu defleksi positif yang

    pertama muncul disertai atau tidakdisertai gel Q

    - Gel S yaitu defleksi negatif 

    setelah gel R

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    30/104

    GELOMBANG R

    • Defleksi positif pertama dari

    kompl QRS

    • Menggambarkan fase

    depolarisasi ventrikel

    • Abnormal :

    1. Adanya hipertrofi ventrikel

    2. Adanya tanda-tanda bundle

    branch block 

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    31/104

    GELOMBANG S

    • Defleksi negatif setelah

    gelombang R

    • Menggambarkan fase

    depolarisasi ventrikel

    • Kepentingan hampir sama

    dengan gel R

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    32/104

    GELOMBANG T

    • Menggambarkan fase repolarisasiventrikel

    • Bila abnormal menunjukkan :• Adanya iskemia/infark

    • Kelainan elektrolit

    • Amplitudo normal :• < 10 mm di sandapan prekordial

    • < 5 mm di sandapan ekstremitas

    • Minimum 1 mm• Normal bila :

    • Arah sesuai dengan arah gelombang utamakompleks QRS

    • Positif di sandapan II

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    33/104

    GELOMBANG U

    • Gelombang kecil yang kadang-kadangterlihat setelah gel T

    • Bagian akhir dari repolarisasi yang sebnya masih termasuk bag gel T

    • Normal :• Kurang dari 2 mm• Selalu lebih kecil dari gel T di sandapan II

    • Abnormal :• Amplitudo > 2 mm atau > T, tdp

    hipokalemia

    • Gel U terbalik (sandapan I, II, V5 dan V6) :pada iskemia dan hipertrofi

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    34/104

    INTERVAL PR

    • Waktu mulai depolarisasi atriumsampai onset depolarisasi ventrikel

    • Jarak antara permulaan gel P-permulaan kompleks QRS

    • Batas normal : 0,12-0,20 detik

    • Interval PR < 0,12 detik : padakeadaan hantaran dipercepat(sindrom WPW)

    • Interval PR > 0,20 detik : terdapatblok AV

    • Interval PR berubah-ubah :wandering pacemaker 

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    35/104

    INTERVAL QRS

    • Lamanya aktivitas depolarisasi ventrikel

    • Jarak antara permulaan gel Q – akhir gel S

    • Nilai normal : < 0,12 detik

    • Abnormal pada :

    • Bundle branch block • Hiperkalemia

    • Gangguan konduksi ventrikel

    • Aritmia ventrikel

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    36/104

    INTERVAL QT

    • Jarak antara permulaan gel Q – akhir gel T

    • Lamanya aktivitas depolarisasi dan

    repolarisasi ventrikel

    • Nilai interval dipengaruhi : frekuensi jantung

    • Batas nilai normal dilihat dalam tabel/kurva

    • Interval QTc (corrected QT interval) : nilaiinterval QT yang telah dikoreksi dengan

    interval QT pada frekuensi jantung 60 x/menit

    dan nilainya ditentukan dengan NOMOGRAM

    • Rumus : QTc = QT (dtk)/√ R-R (dtk). Nilai normalQTc = 0,38 – 0,42 detik

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    37/104

    Interval QT memanjang

    • Risiko timbulnya aritmia

    • Kongenital : Long QT syndrome

    (autosomal dominan)

    • Didapat :

    • Pengaruh obat-obatan antiaritmia :

    quinidin, prokainamid, hipnotik,major tranquilizer 

    • Gangguan elektrolit : hipokalemia,

    hipomagnesemia, hipokalsemia

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    38/104

    Interval QT memendek

    • Pemakaian digitalis

    • Hiperkalsemia

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    39/104

    VAT

     VENTRICULAR ACTIVATION TIME)

    • Jarak antara permulaan gelombang Q ke

    puncak gelombang R

    • Menggambarkan waktu yang diperlukan

    oleh impuls untuk menyebar dari

    permukaan dalam ventrikel (endokardium)ke permukaan luar ventrikel (epikardium)

    • Bila nilai memanjang : bundle branch

    block, hipertrofi ventrikel• Nilai normal :

    • V1-V2 : < 0,03 detik

    • V5-V6 : < 0,05 detik

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    40/104

    TITIK J J POINT )

    • RS – T Junction

    • Titik dimana kompleks QRS

    berakhir dan awal segmen ST

    • Sebagai titik acuan untuk

    menentukan adanya deviasi

    segmen ST

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    41/104

    SEGMEN S-T

    • Mulai dari titik J sampai permulaan

    gelombang T

    • Normal : isoelektrik ( range antara – 

    0,5 mm sampai + 2 mm )• Guna :

    • Elevasi segmen ST : infark miokard akut,

    aneurisma LV, perikarditis• Depresi segmen ST : iskemia, efek

    digitalis, LV strain

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    42/104

    HIPERTROFI ATRIUM

    • Gel P merupakan depolarisasi atriumkanan dan kiri

    • Defleksi awal gel P : depol atrium kanan• Defleksi akhir gel P : depol atrium kiri

    • Peninggian gelombang P menunjukkan

    adanya abnormalitas di atrium• Peninggian gel P ini tidak spesifik, dapat

    berarti :• Hipertrofi dinding atrium

    • Pembesaran ruang atrium

    • Perlambatan konduksi di atrium

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    43/104

    HIPERTROFI ATRIUM KANAN

    • Harus dicurigai bila ditemukan gel Ptinggi di sandapan inferior (terutama

    sand II)• Etiologi : setiap tekanan atau overload 

    volume di sisi kanan jantung

    • Paling banyak disebabkan oleh :• Regurgitasi trikuspid

    • Stenosis trikuspid

    • Regurgitasi pulmonal• Stenosis pulmonal

    • Hipertensi pulmonal

    • PPOK

    • RVH

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    44/104

    Kriteria EKG untuk Abnormalitas

    Atrium Kanan

    • Gel P tinggi dan lancip di II, III

    dan aVF : tinggi > atau sama

    dengan 2,5 mm dan interval >

    atau sama dengan 0,11 detik• Defleksi awal di V1 > atau = 1,5

    mm• P pulmonal

    • Rasio P/segmen PR < 1

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    45/104

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    46/104

    HIPERTROFI ATRIUM KIRI

    • Durasi gel P bertambah besar (> 0,12 detik).

    • Bentuk gel P lebar dengan puncak

    bergelombang (broad and notched ).Terutama di sandapan I dan II

    • Bentuk gel P di sini sering disebut P mitral

    • Di sandapan dada seb kanan (V1 dan V2) gel Pdifasis, dengan bagian akhir yang lebar dannegatif (durasi 0,04 dtk dan dalam 1 mm).Disebut P terminal force 

    • Rasio P/segmen PR > 1

    • Pembesaran atrium kiri paling banyakdisebabkan oleh kelainan katup mitral

    (Stenosis Mitral), kmd stenosis aorta,regurgitasi aorta, LVH

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    47/104

    HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI

    • Peningkatan voltage QRS

    • Hipertrofi ventrikel dengandinding yang tebal sertapermukaan yang lebih luas

    menyebabkan potensial listrik yglebih besar 

    • Letak lebih dekat pada dindingdada sehingga potensial yangdicatat lebih besar 

    • Etiologi : pressure overload padaventrikel kiri

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    48/104

    Kriteria EKG untuk LVH

    • Kriteria voltage : dapat dipilih

    salah satu

    • R atau S di sandapan ekstremitas

    > 20 mm atau

    • S di kompleks ventrikel kanan >25 mm, atau

    • R di kompleks ventrikel kiri > 25

    mm, atau

    • S di ventrikel kanan + R di

    ventrikel kiri > 35 mm

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    49/104

    Kriteria EKG untuk LVH

    Depresi ST dan inversi T di

    kompleks ventrikel kiri. Disebutstrain pattern

    Abnormalitas atrium Kiri

    Sumbu QRS pada bidang frontal >

    atau = -15°

    Interval QRS (> atau = 0,09 detik)atau waktu aktivasi ventrikel

    memanjang (> atau = 0,04 detik)

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    50/104

    Kriteria EKG untuk LVH

    INDEKS SOKOLOW-LYON :

    Jumlah amplitudo gelombang S di

    V1 dan tinggi gelombang R di V5

    atau V6 > atau = 3,5 mV Amplitudo gelombang R di aVL >

    atau = 1,1 mV

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    51/104

    Kriteria EKG untuk LVH

    KRITERIA VOLTAGE CORNELL :

    LAKI-LAKI : S V3 + R aVL > 2,8

    mV PEREMPUAN : S V3 + R aVL > 2,0

    mV

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    52/104

    HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    53/104

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    54/104

    HIPERTROFI VENTRIKEL KANAN

    • Perubahan EKG baru tampak bila

    ada pembesaran yang nyata• Etiologi : tekanan tinggi yang terus

    menerus di ventrikel kanan

    • Rasio R/S yang terbalik :• R/S di V1 > 1

    • R/S di V6

    < 1

    • Perubahan bentuk kompleks QRS :• Gelombang R yang besar 

    • Terdapat kompleks R’

    HIPERTROFI VENTRIKEL KANAN

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    55/104

    BLOK CABANG BERKAS KANAN

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    56/104

    RIGHT BUNDLE BRANCH BLOCK RBBB

    )

    • Depolarisasi septum dari ventrikel kiri

    normal• Depolarisasi ventrikel kanan terjadi

    perlambatan akibat blok di right bundlebranch 

    • Setelah depolarisasi septum dan ventrikelkiri atau setelah terbentuk gamb rS diV1dan qR di V5, baru terekam depolarisasi

    ventrikel kanan yang datangnya terlambatke V1.

    • Sehingga kompleks QRS di V1 menjadi

    bentuk rSR’ atau rabbit ear appearance • Sedangkan di V5 akan menjadi gamb qRS

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    57/104

    KRITERIA RBBB :

    • Interval QRS memanjang > 0,12 detik

    • S yang lebar di I dan V6

    • R yang lebar di V1

    • Bentuk rSR’ di sandapan V1 dan V2• Deviasi aksis ke kanan

    • Bila interval QRS 0,10 – 0,12 detik :RBBB inkomplit

    • Bila interval QRS > 0,12 detik : RBBB

    komplit

    BLOK CABANG BERKAS KIRI

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    58/104

    LEFT BUNDLE BRANCH BLOCK = LBBB )

    • Bila konduksi di cabang berkas kiri

    terganggu maka depolarisasi septumhanya dibentuk oleh komp cabang berkas

    kanan sehingga mengarah ke ventrikel kiri

    • Akibatnya terjadi :• Gel r di V1 dan gel q di V5 tidak

    terbentuk

    • Terjadi gel q di V1 dan R di V5• Gamb kompleks QRS kebalikan dari

    RBBB : V1 menjadi bentuk qrS (~ telinga

    kelinci terbalik) dan di V5 menjadi RsR’ 

    KRITERIA LBBB :

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    59/104

    • Interval QRS melebar > 0,10 detik

    • Tidak tampak gelombang q dan

    gelombang R yang lebar, seringberlekuk di I, V5 dan V6 dengan VAT

    > 0,08 detik

    • rS atau QS di V1• Deviasi aksis ke kiri

    • Bila interval QRS 0,10 – 0,12 detik :LBBB inkomplit

    • Bila interval QRS > 0,12 detik : LBBBkomplit

    RIGHT

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    60/104

     ANDLEFTBUNDLE

    BRANCHBLOCK

    IRAMA SINUS

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    61/104

    KRITERIA IRAMA SINUS :

    - Gelombang P harus ada- Morfologi gel P harus sesuai dengan sandapan

    - Aksis gel P harus normal

    - Gel P harus konstan dengan frekuensi 60-100 x/menit- Gel P harus diikuti dengan kompleks QRS dan mempunyailaju yang konstan

    - Gel P harus berada di depan kompleks QRS

    - Interval PR harus normal dan konstan

    GANGGUAN PEMBENTUKAN

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    62/104

    IMPULS

    • GANGGUAN PEMBENTUKAN

    IMPULS DI SINUS :

    • SINUS TAKIKARDIA

    • SINUS BRADIKARDIA• SINUS ARITMIA

    • SINUS ARREST (HENTI SINUS)

    SINUS TAKIKARDIA

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    63/104

    KRITERIA SINUS TAKIKARDIA :

    - Gel P harus ada dan morfologi yang sesuai

    - Aksis gel P normal

    - Gel P konstan dan laju > 100 x/menit- Harus terdapat kompleks QRS yang konstan

    - Setiap gel P harus diikuti kompleks QRS

    - Gel P berada di depan kompleks QRS- Interval PR harus normal dan konstan

    SINUS BRADIKARDIA

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    64/104

    KRITERIA SINUS BRADIKARDIA :

    - Gel P harus ada- Morfologi gel P harus normal

    - Aksis gel P harus normal

    - Laju gel P harus konstan- Frekuensi jantung < 60 x/menit

    - Gel P harus diikuti kompleks QRS yang konstan

    - Gel P harus berada di depan kompleks QRS- Interval PR harus normal dan konstan

    SISTEMATIKA MEMBACA EKG

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    65/104

    • IRAMA : irama sinus atau bukan. Sinus :setiap kompleks QRS selalu didahului oleh gelP

    • LAJU QRS :

    • Irama sinus : laju QRS normal ant 60-100x/menit

    • < 60 x/menit : sinus bradikardia

    • > 100 x/menit : sinus takikardia• Laju QRS > 150 x/menit : takikardia

    supraventrikular (QRS sempit) atautakikardia ventrikular (QRS lebar)

    • REGULARITAS

    • AKSIS : normal antara -30° sampai +110°

    • INTERVAL PR : normal < 0,20 detik

    • MORFOLOGI : Gel P, kompleks QRS, segmenST dan gel T

    KASUS 1

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    66/104

    KASUS 2

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    67/104

    KASUS 3

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    68/104

    KASUS 4

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    69/104

    KASUS 5

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    70/104

    KASUS 6

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    71/104

    KASUS 7

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    72/104

    KASUS 8

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    73/104

    KASUS 9

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    74/104

    KASUS 10

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    75/104

    KASUS 11

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    76/104

    KASUS 12

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    77/104

    KASUS 13

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    78/104

    KASUS 14

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    79/104

    KASUS 15

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    80/104

    KASUS 16

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    81/104

    KASUS 17

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    82/104

    KASUS 18

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    83/104

    KASUS 19

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    84/104

    KASUS 20

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    85/104

    KASUS 21

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    86/104

    KASUS 22

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    87/104

    VARIASI NORMAL EKG

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    88/104

    • Benign Early Repolarization

    • Athlete’s Heart

    • Persistent Juvenile Pattern

    • Nonspecific T wave pattern

    Benign Early Repolarization

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    89/104

    • ST segment elevation, usually fromleads V2 to V6, ranging from 0,5 to 5

    mm’• Tall T waves usually concordant

    with the QRS complex, ranging from

    5 to 6,5 mm• Tall R waves in the left precordial

    leads

    • Prominent J point best seen in leadsV4 and V5 and occasionallyprominent in leads II, III and aVF

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    90/104

    BENIGN EARLY REPOLARIZATION

    Athlete’s Heart

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    91/104

    • Sinus bradycardia (as low as 40bpm)

    • First degree AV block and seconddegree AV block, Mobitz type I

    • Increased R or S wave voltages

    • ST segment elevation at the J pointwith an upwardly concavemorphology

    • T waves concordant with QRS

    complex and relatively tall• Deep Q waves occur in up to 10% of

    athletes

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    92/104

     ATHLETE’S HEART

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    93/104

    Persistent Juvenile Pattern

    • Inverted T waves in the rightprecordial leads up to a depth of

    5 mm

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    94/104

    Nonspecific T wave patterns

    • T wave inversion or flattening

    • QRS-T angle may be widened

    Salah meletakkan elektroda :

    Bagaimana cara mendeteksinya ?

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    95/104

    L arm – R arm :

    - Inverted P wave and QRScomplex in lead I

    - Unexpected right or extremeQRS axis deviation

    - Inverted P wave in lead I,

    together with normal precordialR wave progression

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    96/104

    ECG obtained from a normal volunteer 

     Arm electrode reversal

    Salah meletakkan elektroda :

    Bagaimana cara mendeteksinya ?

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    97/104

    L arm – L leg :

    - Lead III is upside down (may notappear abnormal)

    - Leads I and II switched ; aVLand aVF switched; aVR nochange

    - P wave is unexpectedly largerin lead I than in lead II

    Salah meletakkan elektroda :

    Bagaimana cara mendeteksinya ?

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    98/104

    R arm – L leg :

    - P-QRS-T upside down in all

    leads except lead aVL

    - Upright P-QRS-T in lead aVR

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    99/104

    L arm-L arm reversal

    Salah meletakkan elektroda :

    Bagaimana cara mendeteksinya ?

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    100/104

    R leg – L leg :

    - Looks like normal electrodeplacement

    - Immaterial because of similarityof potentials in lower

    extremities

    Salah meletakkan elektroda :

    Bagaimana cara mendeteksinya ?

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    101/104

    R leg – L arm :

    - Lead III is practically a flat line

    R leg – R arm :

    - Lead II is practically a flat line

    Salah meletakkan elektroda :

    Bagaimana cara mendeteksinya ?

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    102/104

    L arm- L leg and R arm- R leg :

    - Lead I is practically a flat line

    - Leads aVL and aVR are same

    polarity and amplitude- Lead II is upside-down image of

    lead III

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    103/104

    L arm – L leg reversal

  • 8/16/2019 Dr Daulat Manurung - Baca EKG

    104/104

    TERIM K SIH