seri buku brr - buku 2 - keuangan

Upload: nur-ul

Post on 05-Apr-2018

276 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    1/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    2/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    3/163

    KEUANGANTujuh Kunci Pengelolaan Dana Bantuan

    yang Efektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    4/163

    ISBN 978-602-8199-33-9

    Penyusunan Seri Buku BRR ini didukung oleh Multi Donor Fund (MDF)

    melalui United Nations Development Programme (UNDP) Technical Assistance to BRR Project

    Pengarah : Kuntoro Mangkusubroto

    Penggagas : min Subekti

    Editor : endrawati Suhartono (Koordinator)

    Harumi Supit

    Margaret Agusta (Kepala)

    Ed itor Ba ha sa : M arg ar et Ag us ta

    Penulis : ichida Ul-Aflaha

    Hal Sullivan

    Hendro Prasetyo

    Margaret Mockler

    Roy Rahendra

    Terry ODonnell

    Alih Bahasa ke Indonesia

    Editor : Harumi Supit

    Ed itor Ba ha sa : Ihs an Ab du l S al am

    Pe nte rje ma h : H arr y B ha sk ara

    Prima Rusdi

    Fotografi : Arif Ariadi

    Bodi ChandraD es ai n Gr af is : B ob by Har ya nto (K ep al a)

    Em Samudra

    Edi Wahyono

    Erwin Santoso

    Mistono

    Wasito

    Penyelaras Akhir : Aichida UlAflaha

    Heru Prasetyo

    Intan Kencana Dewi

    Maggy Horhoruw

    Ricky Sugiarto (Kepala)

    Ratna Pawitra Trihadji

    BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NADNIAS(BRR NADNIAS)

    16 April 2005 - 16 April 2009

    Kantor Pusat

    Jl. Ir. Muhammad Thaher No. 20

    Lueng Bata, Banda Aceh

    Indonesia, 23247

    Telp. +62-651-636666

    Fax. +62 51-637777

    Kantor Perwakilan Nias

    Jl. Pelud Binaka KM. 6,6

    Ds. Fodo, Kec. Gunungsitoli

    Nias, Indonesia, 22815

    elp. +62 39-22848

    Fax. +62 39-22035

    www.e-aceh-nias.org

    know.brr.go.id

    Kantor Perwakilan Jakarta

    Jl. Galuh ll No. 4, Kabayoran Baru

    Jakarta Selatan

    Indonesia, 12110

    Telp. +62-21-7254750

    Fax. +62-21-7221570

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    5/163

    Me a ui Seri Bu u BRR ini, Pemerinta eserta se uru ra yat In onesia an BRR en a

    menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas uluran tangan yang datang dari

    seluruh dunia sesaat setelah gempa bertsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember

    2004 serta gempa yang me an a Kepu auan Nias pa a 28 Maret 2005.

    Empat tahun berlalu, tanah yang dulu porakporanda kini ramai kembali seiring dengan

    ergo a nya ritme e i upan masyara at. Capaian ini merupa an ua omitmen yang

    teguh dari segenap masyarakat lokal serta komunitas nasional dan internasional yang

    menyatu engan etanggu an an semangat para or an yang se amat mes i te a

    kehilangan hampir segalanya.

    Berbagai dinamika dan tantangan yang dilalui dalam upaya keras membangun kembali

    permukiman, rumah sakit, sekolah, dan inrastruktur lain, seraya memberdayakan para

    penyintas untuk menyusun kembali masa depan dan mengembangkan penghidupan

    mere a, a an mem eri an pema aman penting ter a ap proses pemu i an i Ace an

    Nias.

    Ber asar an a terse ut, me a ui a aman a aman yang a a i a am u u ini,BRR ingin berbagi pengalaman dan hikmah ajar yang telah diperoleh sebagai sebuah

    sumbangan kecil dalam mengembalikan budi baik dunia yang telah memberikan

    dukungan sangat berharga dalam membangun kembali Aceh dan Nias yang lebih baik

    an e i aman; se agai catatan sejara tentang se ua perja anan emanusiaan yang

    menyatukan dunia.

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    6/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    7/163

    Saya bangga,kita dapat berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pelajaran

    dengan negara-negara sahabat. Semoga apa yang telah kita lakukandapat menjadi sebuah standar dan benchmark bagi upaya-upaya serupa,

    baik di dalam maupun di luar negeri.

    Sam utan Presi en Susi o Bam ang Yu oyonopa a Upacara Pem u aran BRR i Istana Negara, 17 Apri 2009

    entang keberangkatan tim BRR untuk Kon erensi Tsunami Global Lessons Learnedi Markas Besar PBB di New York, 24 April 2009

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    8/163

    Upaya Pemulihan pascagempa bertsunami di Aceh dan Nias melibatkan lebih dari 900 lembaga

    nasional dan internasional yang mewakili 55 negara. Lebih dari dua pertiga dana Pemulihan

    berasal dari dunia internasional. Foto: BRR/Arif Ariadi

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    9/163

    Dafar IsiPendahuluan x

    Bagian 1. Mengubah Janji Menjadi Komitmen 1Kemurahan Hati yang Belum Pernah Terjadi 1

    Faktor-faktor Eksternal yang Memengaruhi Lingkup dan Bentuk Bantuan 3Terbentuknya BRR 5Tantangan ke Depan 6Membangun Kredibilitas 7Menjaga Hubungan dengan Para Pendonor dan Badan-badan Pelaksana 8Kesimpulan dan Observasi 15

    Bagian 2. Memadukan Alokasi dengan Kebutuhan Nyata 19Kerusakan Skala Besar dan Respons Skala Besar 19Kesenjangan yang Senantiasa Ada 25Pergeseran ke Arah Model Fasilitasi Terarah 30Komponen dari Pendekatan Fasilitasi Terarah 31Evaluasi Paruh Waktu 34Mekanisme Koordinasi 37Kesimpulan 39

    Bagian 3. Mengatasi Hambatan Pencairan Dana 41Kelambanan Awal yang Berbuntut Kekecewaan 41Kelemahan dari Harapan yang Terlalu Tinggi 42Dua Jenis Hambatan Kemajuan 43Terobosan dan Jalan Keluar 51Hasil Akhir Pencairan Dana 59

    Bagian 4. Membuahkan Hasil Nyata:Hubungan antara Modalitas Penyaluran Dana dan Kinerja 61

    Dukungan Eksternal yang Murah Hati 61Mendekati Fase Akhir Rekonstruksi 62Mekanisme Penyaluran Dana 63Kesimpulan 75

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    10/163

    Bagian 5. Meraih dan Mempertahankan Akuntabilitas 77Membangun Kepercayaan 77Sebuah Catatan mengenai Kepatuhan dan Efektivitas 78

    Akuntabilitas Mandat 80Nilai Tambah Sistem Akuntabilitas 89Kesimpulan 91

    Bagian 6. Menjaga Integritas dalam Proses Rehabilitasi & Rekonstruksi 93Satu Insiden, Sederetan Konsekuensi Mematikan 93

    Membangun Integritas Proses Bisnis 95Integritas Personalia 97Penegakan Integritas 99Laporan Proaktif Dugaan Pelanggaran Integritas 102Ulasan Evaluasi Integritas yang Ketat 103

    Bagian 7. Mengakhiri Perjalanan dan Meninggalkan Warisan Abadi 105Pilihan Strategis: Menutup atau Memperpanjang BRR? 105Prinsip-prinsip Umum Dipakai 110Penyerahan Proyek yang Sudah Selesai 112Penyerahan Proyek-proyek yang Belum Selesai 117Manajemen Risiko Memastikan Bahwa Proses Tetap pada Jalurnya 122Kesimpulan dan Pencapaian 124

    Catatan 126

    Bibliografi 129

    Daftar Singkatan 131

    Lembar Fakta 135

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    11/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    12/163

    SELAMA tiga kali dua puluh empat jam, terhitung sejak 27 Desember 2004, SangSaka Merah Putih berkibar setengah tiang: bencana nasional dimaklumatkan. Aceh dan

    se itarnya iguncang gempa ertsunami a syat. Se uru In onesia er a ung. Warga

    unia tercengang, pilu.

    Tsunami menghantam bagian barat Indonesia dan menyebabkan kehilangan berupa

    jiwa dan sarana-prasarana dalam jumlah yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

    Bagi yang se amat (penyintas), ruma , e i upan, an masa epan mere a pun turut rai

    terseret ombak.

    Besaran 9,1 s a a Ric ter menja i an gempa terse ut se agai sa a satu yang ter uat

    sepanjang sejarah modern. Peristiwa alam itu terjadi akibat tumbukan dua lempeng

    te toni i asar aut yang se e umnya te a jina se ama e i ari seri u ta un.

    Namun, dengan adanya tambahan tekanan sebanyak 50 milimeter per tahun secara

    perlahan, dua lempeng tersebut akhirnya mengentakkan 1.600-an kilometer patahan

    engan eras. Pata an itu i ena se agai pata an megathrustSun a.

    Episentrumnya terletak di 250 kilometer barat daya Provinsi Nanggroe Aceh

    Darussalam. Retakan yang terjadi, yakni berupa longsoran sepanjang 10 meter, telah

    melentingkan dasar laut dan kemudian mengambrukkannya. Ambrukan ini mendorong

    an mengguncang o om air e atas an e awa . Ini a yang menga i at an

    serangkaian ombak dahsyat.

    Pendahuluanx

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    13/163

    Hanya dalam waktu kurang dari setengah jam setelah gempa, tsunami langsung

    menyusu , meng um a ang pesisir Ace an pu au-pu au se itarnya ingga 6 i ometer

    ke arah daratan. Sebanyak 126.741 jiwa melayang dan, setelah tragedi tersebut, 93.285

    orang dinyatakan hilang. Sekitar 500.000 orang kehilangan hunian, sementara 750.000-an

    orang men a a erstatus tuna arya.

    Pada sektor privat, yang mengalami 78 persen dari keseluruhan kerusakan, 139.195

    ruma ancur atau rusa para , serta 73.869 a an e i angan pro u tivitasnya.

    Sebanyak 13.828 unit kapal nelayan raib bersama 27.593 hektare kolam air payau

    an 104.500 usa a eci -menenga . Pa a se tor pu i , se i itnya 669 unit ge ung

    pemerintahan, 517 pusat kesehatan, serta ratusan sarana pendidikan hancur atau mandek

    berungsi. Selain itu, pada subsektor lingkungan hidup, sebanyak 16.775 hektare hutan

    pesisir an a au serta 29.175 e tare terum u arang rusa atau musna .

    Kerusakan dan kehilangan tak berhenti di situ. Pada 28 Maret 2005, gempa 8,7 skala

    Ric ter mengguncang Kepu auan Nias, Provinsi Sumatera Utara. Se anya 979 jiwa

    melayang dan 47.055 penyintas kehilangan hunian. Dekatnya episentrum gempayang se enarnya merupa an susu an ari gempa 26 Desem er 2004 itu sema in

    meningkatkan derajat kerusakan bagi Kepulauan Nias dan Pulau Simeulue.

    Dunia sema in tercengang. Tangan-tangan ari sega a penjuru unia teru ur untu

    membantu operasi penyelamatan. Manusia dari pelbagai suku, agama, budaya, ailiasi

    politik, benua, pemerintahan, swasta, lembaga swadaya masyarakat, serta badan nasional

    dan internasional mengucurkan perhatian dan empati kemanusiaan yang luar biasa besar.

    Dari skala kerusakan yang diakibatkan kedua bencana tersebut, tampak bahwa sekadar

    mem angun em a i permu iman, se o a , ruma sa it , an prasarana ainnya e um a

    cukup. Program pemulihan (rehabilitasi dan rekonstruksi) harus mencakup pula upayamem angun em a i stru tur sosia i Ace an Nias. Trauma e i angan an ai-tau an

    dan cara untuk menghidupi keluarga yang selamat mengandung arti bahwa program

    pemulihan yang ditempuh tidak boleh hanya ber okus pada aspek isik, tapi juga non isik.

    Pembangunan ekonomi pun harus bisa menjadi ondasi bagi perkembangan dan

    pertum u an aera pa a masa epan.

    Pa a 16 Apri 2005, Pemerinta Repu i In onesia, me a ui pener itan Peraturan

    Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2005, mendirikan Badan

    Re a i itasi an Re onstru si Wi aya an Ke i upan Masyara at Provinsi Nanggroe

    Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Sumatera Utara (BRR). BRR diamanahi tugas untuk

    mengoor inasi an menja an an program pemu i an Ace -Nias yang i an as an pa a

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    14/163

    partisipasi akti masyarakat setempat. Dalam rangka membangun Aceh-Nias secara

    e i ai an e i aman, BRR merancang e ija an an strategi engan semangat

    transparansi, untuk kemudian mengimplementasikannya dengan pola kepemimpinan

    an koordinasi e ekti melalui kerja sama lokal dan internasional.

    Pemu i an Ace -Nias te a mem eri an tantangan u an anya agi Pemerintadan rakyat Indonesia, melainkan juga bagi masyarakat internasional. Kenyataan bahwa

    tantangan terse ut te a i a api secara ai tecermin a am er agai eva uasi ter a ap

    program pemulihan.

    Pa a awa 2009, Ban Dunia, i antara e erapa em aga ain yang mengung ap an

    hal serupa, menyatakan bahwa program tersebut merupakan kisah sukses yang belum

    perna terja i se e umnya an te a an agi erja sama internasiona . Ban Dunia

    juga menyatakan bahwa kedua hasil tersebut dicapai berkat kepemimpinan eekti dari

    Pemerintah.

    Upaya penge o aan yang itempu In onesia, ta ter ecua i a am a e ija an

    an mekanisme antikorupsi yang diterapkan BRR, telah menggugah kepercayaan para

    onor, ai in ivi u maupun em aga, serta omunitas internasiona . Tanpa erja sama

    masyarakat internasional, kondisi Aceh dan Nias yang porak-poranda itu mustahil berbalik

    menja i e i ai seperti saat ini.

    Guna mengabadikan capaian kerja kemanusiaan tersebut, BRR menyusun Seri Buku BRR.

    Ke ima e as u u yang ter an ung i a amnya memeri an proses, tantangan, en a a,

    solusi, keberhasilan, dan pelajaran yang dituai pada sepanjang pelaksanaan program

    pemu i an Ace -Nias. Upaya mener it annya ii tiar an untu menang ap an

    melestarikan inti pengalaman yang ada serta mengajukan diri sebagai salah satu reerensi

    bagi program penanganan dan penanggulangan bencana di seluruh dunia.Seperti tersirat melalui judulnya, buku Tujuh Kunci Pengelolaan Dana Bantuan yang Efektif

    ini mengulas aspek inansial dari program rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias.

    Ti a jarang ita me i at egitu esar ana antuan ijanji an sesaat sete a encana

    dahsyat terjadi, namun sesungguhnya jarang kita lihat bahwa sebagian besar dari dana

    terse ut eru a menja i rea isasi omitmen. Da am asus encana i Ace an Nias,

    93 persen dari total US$7,2 miliar yang dijanjikan akhirnya menjadi komitmen - se uah

    capaian luar biasa untuk bencana yang tak terbayangkan sebelumnya.

    xii

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    15/163

    Capaian 4 TahunRehabilitasi dan Rekonstruksi

    104.500usaha kecil menengah (UKM) lumpuh

    155.182tenaga kerja dilatih

    195.726

    UKM menerima bantuan

    635.384orang kehilangan tempat tinggal

    127.720orang meninggal dan 93.285 orang hilang

    139.195rumah rusak atau hancur

    73.869hektare lahan pertanian hancur

    1.927guru meninggal

    13.828kapal nelayan hancur

    1.089

    sarana ibadah rusak2.618

    kilometer jalan rusak

    3.415sekolah rusak

    517sarana kesehatan rusak

    669bangunan pemerintah rusak

    119jembatan rusak

    22pelabuhan rusak

    8bandara atau airstrip rusak

    140.304rumah permanen dibangun

    69.979hektare lahan pertanian direhabilitasi

    39.663guru dilatih

    7.109kapal nelayan dibangun atau dibagikan

    3.781

    sarana ibadah dibangun atau diperbaiki3.696kilometer jalan dibangun

    1.759sekolah dibangun

    1.115sarana kesehatan dibangun

    996bangunan pemerintah dibangun

    363jembatan dibangun

    23pelabuhan dibangun

    13bandara atau airstrip dibangun

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    16/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    17/163

    Mengubah JanjiMenjadi Komitmen

    Berbeda dengan yang ada

    di tempat lain, Multi-Donor

    Fund (MDF) untuk Aceh-

    Nias merupakan mekanisme

    pendanaan yang sangat efek

    dengan adanya skema Co-

    chairmanship. Skema tersebumenempatkan Pemerintah

    sebagai pengambil keputusa

    yang sejajar dengan kelompo

    donor sehingga tercapai

    keselarasan proyek donor

    dengan prioritas Pemerintah

    Foto: BRR/Arif Ariadi

    Kemurahan Hati yang Belum Pernah TerjadiDAHSYATNYA erusa an yang ise a an tsunami pa a Desem er 2004

    menimbulkan reaksi luar biasa, baik dari Indonesia maupun dari komunitas internasional.Sebelum Januari 2005, beberapa minggu setelah berlangsungnya pertemuan

    Consultative Group or Indonesia (CGI), terkumpul dana sebesar US 7,2 miliar guna

    mendukung upaya pemulihan.1

    Dana antuan se esar itu ipero e ampir merata ari pemerinta In onesia onor

    bilateral dan multilateral, serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM). Berbagai

    omunitas i a am an i uar In onesia juga menyum ang an tam a an ana. Ha

    ini belum pernah terjadi sebelumnya: yang lazim berlangsung adalah pemberi dana

    mu ti atera mem eri an sum angan ter esar, me ampaui jum a yang isa i eri an

    oleh pemerintah dan LSM. Dalam kasus Aceh dan Nias, pemberi bantuan yang baik tidak

    terbatas pada para donor multilateral.

    Rea si ini u an yang ter esar yang perna terja i, a au i i at ari segi jum a ana

    yang terkumpul; namun terbesar dalam jumlah negara yang memberikan sumbangan

    an tercepat ari segi iwuju annya janji yang iaju an menja i ana cair. Se anya

    133 negara memberikan bantuan bagi misi kemanusiaan (Masyraah and McKeon 2008),

    se agian esar negara-negara terse ut e um perna mem eri an antuan agi para

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    18/163

    orban bencana alam sebelumnya. Patut dicatat, porsi dana bantuan dalam jumlah besar

    ipero e ari ting atan masyara at umum. Harian New York Times me apor an pa a 27

    November 2008, dana bantuan dari kalangan awam untuk membantu korban tsunami

    memecahkan rekor pengumpulan dana bagi krisis kemanusiaan internasional. Pemberian

    ana ari a angan masyara at umum (pri a i/privat) me a ui LS - SM an Perseri atan

    Bangsa-Bangsa (PBB) melampaui janji kerja sama dari organisasi Komite Pendukung

    Pem angunan pa a Organisasi untu Kerja Sama E onomi an Pem angunan (OECD

    DAC), yang biasanya menjadi pemberi dana terbesar di dunia. Arus ana antuan itu

    egitu uat, sampai-sampai re or pengga angan ana yang ter umpu saat terja i

    gempa di Pakistansebesar US 73,4 juta, menurut data yang dikumpulkan Center on

    Philanthropy di Universitas Indianapraktis terkesan tak berarti. Sejumlah kelompok

    internasiona meng enti an pengga angan ana untu a ain a am upaya memenu i

    target bagi pemulihan akibat tsunami. hasil, sejumlah L M dan organisasi seperti

    Palang Merah Internasional menghasilkan dana lebih

    esar dibandingkan dana yang diperoleh pengelola

    onor atau organisasi-organisasi mu ti atera Tsunamivaluation Coalition (TEC 2006).

    In onesia juga termasu sa a satu negara yang

    iberi keringanan oleh e Paris Club negara-

    egara re itor ma mur yang memutus an untu

    enunda pembayaran hutang negara-negara yang

    erkena tsunami. a beberapa pihak yang mengritik

    e ija an e onggaran pem ayaran utang yang

    ga berlaku bagi Indonesia ini, mengingat Indonesia

    emiliki lingkungan makroekonomi yang memadai.

    alam skala nasional, tingkat bunga, nilai tukar uang,

    an in lasi relati stabil. Indonesia menjadi salah satu

    egara berpenghasilan rendah-menengah dengan

    ondisi yang membaik di bidang ekonomi-iskal.2

    eski demikian, kebijakan keringanan pembayaran

    utang tentu me ega an. 3

    Tampak jelas tak ada keengganan pihak mana pun

    ntu mem antu mewuju an pemu i an. Namun,

    es ipun i im internasiona ersimpati, penga aman

    asa lalu menunjukkan niat baik tidak selalu berartierwuju nya janji untu mem eri an u ungan

    alam entuk ana. Sering kali para donor menunda

    em eri an ana antuan arena urang ya in

    pakah dana bantuan itu akan digunakan dengan

    ai . Ma a, amat penting menanam an epercayaan

    onor agar Indonesia memperoleh dana bantuan.

    E

    n

    n

    k

    u

    t

    a

    Kondisi Ekonomi: PeringkatStandard & Poor's

    Standard & Poor's (S&P) adalah penyedia informasi seputar

    pasar finansial. Perusahaan ini mempublikasikan penelitian

    finansial dan analisis terhadap peringkat kredit, indeks, riset

    modal, evaluasi risiko, dan data.

    Beberapa hari sebelum tsunami, S&P menaikkan peringkat

    kredit Indonesia, S&P menyatakan kondisi ekonomi yang

    membaik telah meningkatkan keuntungan pemerintah

    dan cadangan devisa, mengurangi beban hutang negara,dan meningkatkan kemampuan negara untuk mengatasi

    guncangan.

    S&P menaikkan peringkat kredit nilai tukar mata uang

    asing jangka panjang dari B ke B-plus untuk menggambarkan

    keberhasilan pemilihan umum serta pandangan ekonomi

    yang positif dengan menaikkan peringkat mata uang

    Indonesia dari B-plus ke BB. Peningkatkan-peningkatan ini

    menggambarkan kemajuan yang berkesinambungan dalam

    stabilitas makro-ekonomi Indonesia, manajemen fiskal yang

    kokoh, penurunan hutang, dan likuiditas eksternal yang

    menjanjikan; meskipun anggaran negara juga semakin

    membesar. Sebagai tambahan, keberhasilan pemilihanumum serta pemilihan presiden pada 2004 bisa dijadikan

    gambaran kestabilan kondisi negara yang membuahkan arus

    penanaman modal lebih baik.

    2

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    19/163

    Bagian selanjutnya memperlihatkan proses rinci, bagaimana para donor diyakinkan

    untu mewuju an janji pem erian antuan, se ua proses yang me a ir an sejum a

    pembelajaran bagi penanggulangan dampak bencana alam dan upaya penggalangan

    dana yang diperlukan di masa datang.

    Faktor-aktor Eksternal yang MemengaruhiLingkup dan Bentuk Bantuan

    Sebelum mendiskusikan bagaimana proses janji-janji pemberian bantuan terwujud

    menjadi komitmen, ada baiknya dipahami sejumlah aktor eksternal yang jelas

    erpengaru ter a ap u uran, ing up, an entu pem erian antuan ( onasi).

    Faktor-aktor ini boleh jadi mengubah peta para donor dalam

    berbagai skenario manajemen pengelolaan pascabencana di masa

    atang se ingga aya untu men apat an per atian.

    (i) Kesegaran Donor

    aat terja i tsunami, unia su a ama ti a me i at encana a am

    dalam skala yang sedemikian besar. Tahun sebelumnya hanya ada satu

    encana a am yang menye ot per atian internasiona se e umnya,

    yaitu gempa di Bam, Iran, yang terjadi pada Desember 2003 dan

    memakan sekitar 28 ribu korban. Karena itu, tsunami tidak tertandingi

    dalam hal dana dengan bencana alam lain, dan para dermawan pun

    ti a era a a am on isi e a menyum ang (Catatan: seta un

    sete a tsunami, terja i encana i ew Or eans, Kas mir, an

    Yogyakarta yang membahayakan terealisasinya janji-janji pemberian

    bantuan bagi ceh dan Nias karena adanya komitmen di tempat lain).

    (ii) Waktu dan Liputan Media

    Lingkup bencana yang bersi at internasional dan terjadi pada

    waktu liburan serta liputan intensi media massa memainkan peranan

    penting dalam mewujudkan janji bantuan.

    Pertama, pa a saat itu ta anya a a iputan erita ain, se ingga

    bencana ini diliput sangat intensi dan diputar berulang-ulang.

    Keterlibatan sejumlah selebritas internasional juga ikut mendorong

    sorotan me ia.Kedua, pada 2004 kemajuan teknologi, terutama internet,

    er em ang pesat an terse ar uas engan ai , se ingga memung in an pero e an

    inormasi terkini dampak bencana dalam waktu singkat. Inormasi tentang meningkatnya

    jum a or an an erusa an engan mu a terse ia i ujung jari. Ta pe a , tsunami

    adalah peristiwa bencana yang paling banyak diliput hingga saat ini (TEC 2006).

    Mengapa Publik Amat

    Dermawan?Apa yang mendorong publik menjadi begit

    dermawan? Sebuah studi yang dilakukan ole

    Koalisi Evaluasi Tsunami (Tsunami Evaluation

    Coalition) pada 2006 yang meninjau dana

    bantuan dari publik Spanyol melihat adanya

    sejumlah alasan berikut untuk memberi

    penekanan pada pentingnya pengumpulan

    dana:

    64,2 % - selalu menyumbang setelah

    bencana terjadi

    28,7 % - liputan media

    17,3 % - semangat Natal

    8,7 % - adanya turis

    (Sumber: TEC Funding Response/ Gener

    Public/Spain Report, 200

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    20/163

    Ketiga, konteks internasional dari bencana merupakan aktor kunci. Tsunami melanda

    e erapa negara, an seperti ise ut i atas, juga me i at an sejum a peso or yang

    kemudian menciptakan dimensi universal pada bencana tersebut. Tsunami menelan

    orban di 14 negara yang berasal dari 40 kewarganegaraan. Masyarakat di mana pun

    ersimpati an merasa sa ing er u ungan engan para or an, ipicu o e iputan

    me ia yang ramatis mengenai encana terse ut.

    (iii) Pergeseran Terkini dalam Kancah Pemberian Bantuan Internasional

    Dana bantuan yang diperoleh pemerintah Indonesia dipengaruhi secara positi

    oleh perkembangan terkini yang kebetulan terjadi di kancah pemberian bantuan

    internasiona .

    Kecenderungan global pemberian dana

    e a memper i at an pergeseran ari negara-

    egara erpeng asi an ren a e ara negara-

    egara berpenghasilan menengah (Har ord,

    adjimichael, dan Klein 2004), salah satunya

    onesia.

    La u, tiga u an sete a tsunami, De arasi

    aris mengenai Eektivitas Dana Bantuan

    ecara resmi menetap an asar agi

    engembangan dana bantuan sehingga dapat

    i ipengaru i pemerinta . Pergeseran

    aradigma ini terjadi karena kajian terhadap

    ktor-aktor insenti politik dan institusi yang

    engu a cara pem erian an pero e anana antuan.

    Menjelang Deklarasi Paris, sejumlah diskusi

    alam lingkar pembangunan okus pada

    em angun rancangan pem erian an

    erolehan dana bantuan yang lebih sesuai

    engan konteks, serta mencakup beragam

    spe yang penting pa a saat itu. Per e atan

    erkisar sekitar peran dana bantuan demi

    embangunan yang lebih baik, mengurangi

    ebutuhan tanggap darurat, mengurangiisi o eru angnya ampa encana a am,

    an mendukung negara-negara yang rentan.

    ereka juga memokuskan pada peran donor

    aru i kawasan sia dan Eropa. Secara umum,

    ujuan utama diskusi adalah berupaya agar

    n

    n

    H

    I

    P

    s

    p

    p

    p

    a

    p

    r

    d

    t

    Deklarasi Paris mengenaiEfektivitas Dana Bantuan

    Deklarasi Paris mengenai Efektivitas Dana Bantuan yang

    dikeluarkan pada Maret 2005 merupakan komitmen internasional

    yang disepakati lebih dari 100 menteri, kepala lembaga, dan

    pejabat-pejabat senior. Tujuannya, memadukan dan menyatukan

    pengelolaan dana bantuan untuk membantu negara-negara

    berkembang dalam menyusun dan menerapkan rencana

    pembangunan di negara mereka sendiri, berdasarkan prioritas

    nasional masing-masing, agar negara-negara tersebut bisa membuat

    strategi serta menerapkan sistem yang sesuai.

    Lima prinsip yang digariskan Deklarasi Paris:

    Kepemilikan Negara-negara mitra berusaha menerapkan

    kepimpinan efektif terhadap kebijakan dan strategi serta

    mengoordinasikan pembangunan negara mereka.

    Sinkronisasi Para donor mendasari bantuan mereka secara

    keseluruhan untuk mendukung strategi pembangunan

    negara-negara mitra, lembaga-lembaga, dan prosedur-

    prosedur.

    HarmonisasiTindakan donor lebih terpadu, transparan, dan

    efektif secara keseluruhan.

    Mengelola untuk memperoleh hasilMengelola danmenerapkan dana bantuan dengan cara terfokus pada

    hasil yang diharapkan dan menggunakan informasi untuk

    meningkatkan kemampuan membuat keputusan.

    Tanggung jawab bersamaDonor dan para mitra memiliki

    tanggung jawab yang sama dalam mewujudkan hasil-hasil

    pembangunan.

    4

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    21/163

    dana bantuan bisa menjawab kondisi darurat akibat bencana alam atau kerusakan yang

    diakibatkan kon lik, dan dana bantuan harus sesuai dengan agenda pemerintah nasional.

    Demikianlah latar belakang Deklarasi Paris.

    Rancangan mekanisme pendanaan yang dihasilkan menciptakan lingkungan yang

    lebih kondusi bagi program-program rekonstruksi yang dilakukan pemerintah. Se ain itu,hal ini juga memungkinkan terjadinya sejumlah terobosan dan pengelolaan, pada saat

    pemerintah Indonesia menapak ke ase pemulihan.

    Terbentuknya BRRPemerinta In onesia sepenu nya memegang epemi i an atas ese uru an proses

    dan membuat keputusan penting dengan membentuk BRR. Lembaga baru ini memiliki

    dua peran, yaitu mengimplementasi proyek-proyeknya seraya mengoordinasikan

    pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh pihak lain. Para donor mengapresiasi tindakan

    pemerinta RI mencipta an a an pemerinta yang terpisa , guna menangani prosesrekonstruksi dan merasa lega dengan adanya ungsi ganda badan ini. The Economist

    me apor an pa a 26 Mei 2005, a wa BRR a a a se ua em aga aru pemerinta

    yang berbeda dengan yang lain, dalam arti bersih, eisien, dikelola dengan baik, dan

    berorientasi pada hasil.

    Pemerintah RI membuat keputusan penting dengan menunjuk Kuntoro

    Mangkusubroto untuk memimpin badan ini. Kuntoro punya reputasi baik dan dikenal

    arena si apnya yang anti orupsi. Se agai Kepa a Ba an Pe a sana BRR, epemimpinan

    Kuntoro sangat inspirati . ejak awal, ia terbuka dalam mempertimbangkan solusi-solusi

    yang tidak konvensional yang sama sekali berbeda dengan pendekatan bisnis seperti

    biasa sehingga iklim kesegeraan pun terbangun, yang kemudian terasa ke seluruhting at manajemen.

    Penunjukannya memberikan kontribusi besar pada keberhasilan lembaga ini. Di bawah

    Kuntoro, BRR er asi mene an pemerinta pusat agar mengu a cara pemerinta

    e erja ( ije as an pa a Bagian 3).

    Kuntoro Mangkusubroto telah menjalankan upaya penanggulangan yang terbuka,

    meski Indonesia memiliki sejarah serba tertutup dan korupsi di semua tingkatan

    pemerintah, demikian pernyataan mantan presiden AS, Bill Clinton, saat ia mengunjungi

    ce se itar seta un sete a tsunami, seperti i apor an New York Times, 1 Desem er

    2005.

    Empat ta un emu ian, Pieter Smi t, Kepa a sian Deve opment Ban ADB s Extended

    Mission di Sumatera, mengutarakan pendapat senada, Sulit membayangkan ada orang

    ain yang e i ai untu posisi terse ut.4

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    22/163

    Tantangan ke DepanTantangan yang menghadang BRR amat besar. eperti disebutkan di awal, tugas

    pertama adalah mewujudkan janji bantuan menjadi komitmen nyata. Untuk itu, BRR

    arus berkomitmen menjalankan tugas mereka.

    Komitmen bisa dide inisikan sebagai ungsi kredibilitas dan keterlibatan. Kredibilitas

    itu bersandar pada dua hal kunci: kepercayaan dan kemampuan. BRR harus bisa

    menunjukkan mereka bisa dipercaya, memiliki kapasitas yang diperlukan, dan terlibat

    angsung. Ha - a ini emu ian menja i unci e er asi an BRR.

    Jumlah dana yang dijanjikan menggambarkan besarnya tanggung jawab yang harus

    diemban. Janji pemberian dana untuk Aceh dan ias begitu besar, sehingga jumlah

    minimal yang diperlukan untuk memulihkan kembali keadaan sebelum terjadinya

    tsunami ter ampaui se esar US$ 1,3 miliar (Gambar 1.1.). Ke e i an ana ini mem eri an

    ruang gerak yang leluasa terkait dengan inlasi yang meningkat cepat dan membuka

    peluang untuk membangun kembali menjadi lebih baik, tak hanya sekadar membangunarang dan jasa yang rusak, sehingga daerah yang telah lama tertutup ini dan pulau-

    pulau terpencil di sekitarnya dapat segera embali ke ase pembangunan yang sejajar

    dengan daerah-daerah lain yang tak terkena bencana. Namun, proses ini harus dikelola

    ati-hati, antara lain karena melibatkan tanggung jawab dan risiko hukum.

    Gambar 1.1. Kebutuhan Rekonstruksi Aceh dan Nias Dibandingkan Janji

    Pemberian Dana dan Alokasi Dana

    0,5

    93%Total danaUSD Milliar

    US$ 2,4 milliar

    LSM

    US$ 2,2 milliar

    Lembaga-lembaga

    Donor

    US$ 2,1 milliarPemerintah

    Republik Indonesia

    PerkiraanKerusakan

    MembangunKembali Menjadi

    Lebih Baik

    Dijanjikan Dikomitmenkan

    4,9 7,1 7,2 6,7

    6

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    23/163

    Selain itu, konlik yang telah berlangsung selama beberapa

    e a e antara pemerinta pusat an e ompo separatis

    juga terjadi di kawasan ceh yang terkena dampak bencana.

    Untuk membangun kepercayaan dan melaksanakan tindakan

    pemulihan di zona bekas kawasan konlik itu tidaklah mudah.

    Sementara itu, BRR harus mengatasi reputasi Indonesia

    yang rawan orupsi. Dari 145 negara yang i eri pering at

    dalam indeks persepsi korupsi pada 2004 oleh Transparency

    Internationa , In onesia era a i posisi e-133 engan s or

    2,0 dari 10. Di antara negara-negara di kawasan sia Pasiik,

    Indonesia ada di peringkat kedua terburuk, hanya sedikit

    i atas Myanmar. Harian ew York Times me apor an pa a

    Januari 2005, bersamaan dengan persiapan sejumlah negara

    mengalirkan ratusan juta dollar untuk membantu ceh,

    budaya korupsi Indonesia muncul sebagai aktor utama yang

    meng awatir an.

    BRR sebagai badan pemerintah RI dalam upaya rekonstruksi

    arus menemu an cara untu mengatasi er agai en a a an meya in an onor a an

    kredibilitas dan komitmen negara. Menghadapi aktor-aktor ini, beratnya tugas BRR

    menjadi semakin jelas.

    Terlepas dari berbagai tantangan di atas, untuk kasus Aceh dan Nias, 93 persen

    dari komitmen bantuan ini perlahan-lahan dapat dialihkan menjadi dana bantuan,

    ting at penga i an ini a a a yang tertinggi a am sejara an prestasi yang sangat

    mengesankan. Bagaimana pemerintah Indonesia, melalui BRR, mampu mencapai hal ini?

    Membangun KredibilitasDi antara serangkaian tugas yang ada di tangan lembaga yang baru terbentuk ini, salah

    satunya adalah meyakinkan para mitra internasional, bahwa BRR mampu memimpin dan

    mengelola pendanaan. Menghadapi sumber daya yang terbatas, jangka waktu singkat,

    an arapan tinggi, BRR me a u an pen e atan pa a organisasi-organisasi ting at

    unia untu mem eri an antuan. Konsu tan manajemen McKinsey & Company ter i at

    di tahap awal dengan menyediakan jasa tanpa bayaran (pro bono) guna menyiapkan

    strategi organisasi, sementara DB an Ernst & Young setuju mem antu pem entu an

    struktur manajemen pengelolaan dana. Kredibilitas BRR menguat karena keterkaitannya

    engan organisasi-organisasi terse ut, se ingga menam a eya inan ari masyara at

    internasional terhadap kemampuan BRR dalam melaksanakan tugasnya.

    Yang ta a a penting a a a mempero e epercayaan ari ra yat Aceh. Kon lik tiga

    dekade antara Gerakan ceh Merdeka (G M) dan pemerintah pusat telah menciptakan

    ketidakpercayaan yang mengakar. BRR dilihat sebagai perpanjangan tangan pemerintah

    Hikmah di Balik BencanaDi tengah bencana, tsunami membawa hikmah

    tak diduga tentang perdamaian di kawasan Aceh

    yang selama ini bertikai. Kericuhan mereda dengandatangnya bencana yang harus dialami bersama.

    Komunitas yang selama ini dikenal dengan sikapnya

    tertutup kini terbuka dengan datangnya bantuan

    dan pekerja asing. Di kawasan ini, upaya Presiden

    Yudhoyono untuk menciptakan rekonsiliasi di

    luar dugaan berhasil mendamaikan Aceh dan

    menghadirkan kepercayaan.

    Sumber: Sengupta and Mydans, The New York Time

    25 Desember 200

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    24/163

    pusat di Jakarta daripada sebuah organisasi yang membela kepentingan pendudu

    setempat. Untu me urus an pan angan ini an mem entu a an yang isa ipercaya

    di Aceh, BRR mengambil keputusan yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya,

    yaitu mendesentralisasikan operasi mereka ke tingkat regional. Di Aceh, BRR menjadi

    a an seting at epartemen yang pertama me a u an a ini. BRR juga ter u a

    terhadap penduduk setempat, termasuk para mantan anggota G M. Langkah-langkah

    ini secara eekti mengubah persepsi mengenai BRR, menjadikannya sebuah badan

    pemerintah yang tidak berkiblat ke Jakarta.

    Tera ir, BRR arus mengatasi persepsi citra In onesia yang rawan a an pra ti

    korupsi. Harus dibuktikan sejak awal, bahwa BRR memiliki komitmen untuk mencegah

    penyalahgunaan dana yang disediakan pemerintah RI dan para donor dari seluruh dunia.

    Setiap tan a eti a wajaran isa mengurangi antuan ana i masa atang.

    Badan ini lalu membentuk Satuan Antikorupsi (SAK) untuk mencegah penyalahgunaan

    yang isa terja i i BRR an i sejum a proye re onstru si ain. BRR a a a a an

    pemerintah Indonesia yang pertama melakukan hal ini. Strategi SAK a alah secarasimu tan menge u asi, mencega , an memantau orupsi engan tujuan memasti an

    berlangsungnya proses rekonstruksi yang bersih dan transparan. Komisi Pemberantasan

    Korupsi (KPK) mem eri u ungan engan mem u a antor ca ang pertamanya engan

    uasa penerapan penuh di Aceh, sementara itu BRR juga menerapkan Pakta Integritas

    untuk melawan korupsi. BRR berhasil mengambil sikap tegas dalam menentang korupsi

    melalui SAK dan kantor cabang KPK. Bagian 6 menjelaskan lebih lanjut risiko korupsi dan

    angkah yang diambil BRR untuk meredam risiko tersebut.

    Secara menye uru , ga ungan ang a - ang a i atastermasu penunju an

    pimpinan yang terpercaya seperti sosok Kuntoro Mangkusubrotomeyakinkan dunia

    internasiona untu merea isasi janji pem erian antuan menja i omitmen ana epa a

    pihak yang memiliki kesungguhan setara untuk mewujudkan proses rekonstruksi. Ketika

    epentingan menyatu, ma a epercayaan a a a suatu eniscayaan Hurley, 2006 . Ini a

    yang er a u agi para onor. Dengan cara ini a BRR mem angun asar re i i itasnya.

    Menjaga Hubungan dengan Para Pendonordan Badan-badan Pelaksana

    Sangatlah penting membentuk dasar kerja sama yang eekti antara para donor dan

    BRR, serta antar onor sen iri. Terja inya proses yang a i sama pentingnya agi parapartisipan dengan tercapainya tujuan akhir. Kunci penting terjadinya proses yang adil

    ini terletak pada keterlibatan atau melibatkan semua pihak di dalam pengambilan

    eputusan yang er ampa pa a mere a im dan Mauborgne, 1997 . Mema ami a ini,

    BRR merancang engan sa sama mo e me anisme agar isa meme i ara e utu an

    onor sepanjang proses er angsung serta mema sima an asi an meminima an

    biaya transaksi.

    8

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    25/163

    Beberapa cara penyaluran bantuan yang dibentuk BRR dibuat untuk mengakomodasi

    e erapa e ompo pemain yang er e a- e a. Fo us proses ini a a a menye ia an

    leksibilitas, menciptakan proses yang tidak berbelit, dan mengakomodasi beragam

    kebutuhan para donor. Para donor leluasa memilih saluran inansial yang ingin mereka

    guna an. Tujuan utamanya a a a mencipta an me anisme yang meya in an an

    memungkinkan penyaluran dana dari para donor.

    Dengan cara ini, pemerinta RI an BRR menunju an peng argaan a an e utu an

    para partisipan yang terlibat proses rekonstruksi dan mendorong para partisipan untuk

    terus ter i at. Ha ini penting, mengingat esarnya jum a janji untu mem antu ce

    dan Nias, serta jumlah partisipan yang terlibatyaitu 992 organisasi yang berasal dari

    lebih 50 negarayang membuat

    proses terwuju nya janji menja i

    komitmen penuh dengan

    tantangan sejak awal.

    Dana Multi-Donor

    Demi mening at an oor inasi

    dan rekonstruksi, pemerintah

    RI dan para donor sepakat

    mem entu Dana Mu ti-Donor

    atau Multi-Donor Fund (MDF),

    menyatu an ontri usi para

    donor, dan Bank Dunia bertindak

    se agai pengurus trustee . MDF

    dibentuk sebagai lembaga utamauntu oor inasi an penye arasan

    bantuan, sesuai dengan

    pendekatan praktik terbaik yang

    isusun a am De arasi Paris agi

    Eektivitas Dana. Menurut laporan

    Scanteam (2007), MDF apat

    mengurangi biaya transaksi dan

    memitigasi ampa penya uran

    dana dan pengaruh politik pada

    ing ungan pasca encana erisi o

    tinggi .5

    MDF memungkinkan penyelarasan para donor dengan memastikan bahwa semua

    prosedur disusun dengan mengikuti aturan yang ditetapkan pihak pengurus. MDF

    menyederhanakan tugas para aparat pemerintah untuk urusan koordinasi perencanaan,

    penerapan, pe aporan, an jaminan mutu. Mengingat tingginya risi o ing ungan a i at

    DonorJumlah *

    (US$ juta)% dari Total

    272,62Belanda 171,60

    Inggris DFID 73,71

    Kanada 5,55

    Bank Dunia 25,00

    Swedia 20,72

    Norwegia ,57

    Denmark 18,03

    Jerman 13,93

    Belgia 11,05Finlandia ,

    Bank Pembangunan Asia 10,00

    Amerika Serikat 10,00

    elandia Baru ,

    Irlandia ,20

    Total Kontribusi 691,92 1

    Tabel 1.1 Janji Bantuan Dana dan Kontribusi MDF per Desember 2008

    * Berdasarkan nilai tukar Bank Dunia Desemb

    Sumber: MDF 2009

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    26/163

    ondisi politik di Aceh, MDF dipandang sebagai sarana manajemen risiko yang baik

    engan mengingat Ban Dunia memi i i emampuan yang teruji untu e erja a am

    lingkungan seperti itu.

    MDF untuk Aceh-Nias diketuai bersama dengan BRR yang duduk sebagai wakil

    pemerinta RI, Ban Dunia se agai pengurus, an Komisi Eropa se agai onor ter esar.Sampai Desember 2008, MDF mengumpulkan janji bantuan dana sebesar US 692 juta

    ari 15 negara onor seperti yang igam ar an pa a Ta e 1.1.

    Tabel 1.2. merangkum preerensi para donor antara tiga pilihan pebiayaan yang

    terse ia. eperti itunju an a am gam ar terse ut, mere a memi i me anisme

    pembiayaan yang mereka pandang paling sesuai untuk mengimplementasikan proyek-

    proyek mereka.

    Bagi pemerinta RI an para onor, MDF mem u a pe uang penye er anaan

    oordinasi, arus inormasi, administrasi, dan akses biaya yang berhubungan dengan

    upaya rekonstruksi. elain itu, bagi para donor, MDF menciptakan orum yang

    menyalurkan suara mereka. Sejumlah donor utama seperti merika Serikat dan

    Jerman tetap memilih menyalurkan sebagian besar sumber dana mereka di luar MDF

    misa nya, angsung e proye -proye mere a atau e em aga- em aga pe a sana),

    umumnya karena mereka ingin agenda mereka tidak dimoderasi dalam lingkup MDF.

    Mes i emi ian para onor ini terus erpartisipasi i a am MDF, erapa pun jum a

    yang mereka salurkan melalui MDF. Dalam setiap pertemuan pengurus MDF, 75 persen

    ari para kontributor terbesar hadir. Dengan demikian, MDF membantu terciptanya

    eselarasan program donor dalam mem asilitasi kesatuan dengan prioritas negara.

    Tiga Pilihan Pembiayaan

    A a tiga pi i an tipe pem iayaan i uat o e BRR mengingat eragaman

    antarpendonor di Aceh an Nias: on-budget/on-treasuryon-budget/off-treasury dan

    off-budget/off-treasury. Ti a a a satu me anisme yang e i ai ari yang ain, setiap

    pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan.

    On-budget/on-treasury(a) Sejum a onor tra isiona i atera an mu ti atera

    menya ur an ana mere a me a ui anggaran pemerinta RI engan menan atangani

    perjanjian bantuan atau pinjaman, mendukung kemitraan silang antarpemerintah.

    Dalam mekanisme on-budget/on-treasury, donor menggunakan sistem anggaran

    pemerintah RI berikut sejumlah peraturan terkait untuk memperoleh danamere a. Keuntungan ari cara ini a a a a unta i itas proye -proye terse ut

    dipertanggungjawabankan di bawah sistem anggaran nasional. Namun, proses

    anggaran ini pa a awa nya aga am at a am merespons e utu an re onstru si.

    On-budget/off-treasury(b) Sebagian donor yang secara terbiasa bekerja dengan

    pemerinta e i su a pencairan ana antuan mere a i a u an i uar KPP

    10

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    27/163

    khusus. Donor-donor ini, seperti pemerintah Jerman danJepang, telah mengidentiikasikan sejumlah sektor dan proyek

    untu i erja an o e em aga- em aga pe a sana mere a

    sendiri. Dalam skema ini, pertanggungjawaban proyek-proyek

    donor berada di dalam sistem anggaran nasional, akan tetapi

    BRR tidak punya otoritas penuh dalam mempengaruhi proses

    pe a sanaan.

    Off-budget/off-treasury(c) -LSM termasuk badan-badan PBB

    umumnya telah memiliki mekanisme pelaksanaan di lapangan.

    Da am asus seperti ini, BRR memung in an mere a untu

    membiayai proyek-proyek mereka menggunakan mekanisme

    off-budget/off-treasury. Keuntungannya adalah proses

    pelaksanaan bisa segera dilangsungkan karena lembaga-

    em aga ini isa memang as ja ur me anisme anggaran

    nasional yang berbelit-belit. amun, lembaga-lembaga ini

    kemudian tidak akuntabel secara hukum kepada pemerintah RI, sehingga kontribusi

    mere a menja i su it untu ipantau an ieva uasi.

    Definisi dari ondanoff-budget, serta onand off-treasury

    Dana on-budget merujuk pada penyaluran

    dana melalui anggaran negara, sementara

    dana off-budget merujuk pada penyaluran

    dana langsung ke proyek. Rincian biaya proyek

    on-budget didaftarkan pada anggaran pemerin

    RI melalui daftar isian proyek anggaran (DIPA).

    Gambar 1.2. Mekanisme Penyaluran Dana

    N/A

    ON

    ON

    OFF

    OFF

    Budget

    Treasury

    PemerintahIndonesia:US$2,1miliar+

    Donor:US$0,9milliar

    (MDF,WB,ADB,IDB,JBIC)RealisasiUS$2,49miliar

    Donor:US$3,38miliar(PBB,LSM,Swasta,

    danlainlain)

    Realisasi:US$2,67miliar

    (Donors:US$0,32miliar

    (JICS,KfW)

    Realisasi:US$0,28miliar

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    28/163

    JENIS SUMBER PENDANAANMEKANISME

    PENDANAAANIMPLIKASI

    Pemerintah RI

    Wajib pajak Indonesia

    an penangguhan

    hutang Paris Club

    On-budget

    Dana disalurkan menurut

    peraturan pemerintah RI

    yang dibuat untuk kondisi

    normal. Sistem birokrasi

    engan jangka waktu panjang

    menghambat penerapan.

    Donor Bilateral

    Dana yang diberikan oleh

    pemerintah dari satu

    negara ke pemerintah

    i negara lain secara

    langsung. Sejumlah

    badan bantuan milik

    pemerintah menyalurkan

    bantuan bilateral,

    contohnya AusAID.

    On and off-budget

    Bantuan kerap terikat pada

    sektor yang spesifik tau

    pada badan pelaksana yang

    spesifik untuk melayani

    genda negara pemilik dana.

    Donor Multilateral

    Bantuan diberikan

    ari satu pemerintah

    kepada badan

    internasional, sepertiBank Dunia atau Bank

    Pembangunan Asia,

    yang secara bergiliran

    mendistribusikan dana

    bantuan. Badan-badan

    bantuan multilateral

    umumnya digerakkan

    oleh negara-negara

    partisipan.

    On and off-budget

    Penyederhanaanbiaya transaksi dari

    beragam partisipan.

    Pertanggungjawaban kepada

    berbagai negara menciptakan

    prosedur yang menghambat

    kecepatan dan fleksibilitas.

    LSM

    LSM telah berperan

    lebih aktif dalam

    menyalurkan bantuanari pihak swasta

    an publik. Sejumlah

    LSM melaksanakan

    misi kemanusiaan

    internasional mereka

    sendiri.

    Off-budget

    Distribusi bantuan yang lebihepat namun pengontrolan

    terbatas karena para

    partisipan berfungsi terpisah

    ari pemerintah.

    Tabel 1.2 Jenis Partisipan di Aceh-Nias dan Implikasi Mekanisme Pendanaan

    yang Lebih Disukai

    * Istilah privat mencakup badan publik maupun swasta, seperti

    perusahaan, kelompok keagamaan, atau perkumpulan, semua donornon-institusional.

    12

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    29/163

    Saat memilih salah satu i antara mekanisme-mekanisme

    ini, para onor, terutama onor i atera , menim ang antara

    keuntungan dan tantangan untuk mengkaji pilihan yang

    paling sesuai dengan strategi, kemampuan, serta agenda

    pem angunan mere a. Se agian esar partisipan pa a a irnya

    mempertahankan mekanisme penyaluran dana yang biasa

    mere a terap an. Ta e 1.2. merang um tipe partisipan, sum er

    pendanaan, metode yang lebih disukai dalam menyalurkan dana,

    serta imp i asi yang ter ait pa a me anisme pen anaan yang

    mereka pilih.

    Ta e 1.2. memper i at an ring asan mana i antara tiga

    pilihan mekanisme pendanaan yang lebih disukai donor. Seperti

    iper i at an, onor memi i me anisme penya uran ana yang

    mereka anggap paling tepat untuk pelaksanaan proyek mereka.

    Tentu saja, BRR sejak awal diharap bisa mengoordinasikanserta memantau se uru upaya re onstru si ini. amun,

    leksibilitas mekanisme pendanaan ini membuat donor dapat

    menya ur an antuan mere a engan mengguna an cara yang

    mereka anggap nyaman dan menggunakan proses yang mereka

    pan ang aman. Me anisme ini juga memung in an mere a

    untuk mengimplementasikan proyek-proyek mereka berdasarkan

    prose ur an sistem yang ianggap sesuai. Dengan egitu onor,

    SM an mitra erja ain apat memperta an an agaimana mere a menge o a iri

    sendiri dengan cara yang biasa mereka lakukan.

    Bekerja dengan Badan-badan Pelaksana

    BRR tidak berhenti pada pembentukan landasan kerja sama bagi para donor. Badan

    ini mengembangkan bentuk baru dari landasan yang sudah ada untuk memasilitasi

    koordinasi dengan para mitra pelaksana.

    Unite ation Oice o the Recovery Coordinator U ORC a a a sa a satu ari asar

    itu. UNORC adalah asilitas dari sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memiliki ungsi

    utama untu mengoor inasi an em aga- em aga PBB serta a an- a an pem eri ana

    dan juga menyediakan usulan kebijakan strategis kepada BRR dan pemerintah setempat.

    Landasan lain yang serupa adalah Federasi Internasional Palang Merah dan BulanSabit Merah (IFRC). Senada dengan hubungan antara UNORC dan badan-badan PBB,

    IFRC bekerja dalam mendampingi koordinasi antarlembaga Palang Merah yang akti

    a am upaya pemu i an i ce serta ias. Se anya 17 ari 27 Organisasi Pa ang Mera

    bergabung di bawah payung organisasi IRFC, sehingga membantu menyederhanakan

    upaya oor inasi.

    Proses DIPAProses proyek pemerintah RI dimulai

    dengan rencana kerja dan anggaran

    kementerian/lembaga (RKA-KL)tahunan, yang tecermin pada rencana

    kerja pemerintah (RKP) serta besarnya

    anggaran. Badan-badan pelaksana

    menyerahkan usulan rencana anggaran

    kepada Menteri Keuangan untuk ditinjau

    dan disetujui. Setelah disetujui, badan

    pelaksana menyiapkan dokumen

    pelaksanaan, DIPA, dan seluruh pencairan

    dana diotorisasi dan diproses melalui

    Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan

    Negara (KPPN).

    Proyek-proyek on-budget diotoriasimelalui KPPN, sementara proyek-proyek

    on treasury diproses melalui Kantor

    Pelayanan dan Perbendaharaan Negara-

    Khusus (KPPN-K) di Aceh.

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    30/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    31/163

    Eddy Purwanto, Deputi Bida

    Operasi, sedang berdiskusi

    dengan beberapa stafJICAdalam kunjungan lapangan

    ke lokasi Tempat Pembuang

    Akhir yang diusulkan.

    Foto: BRR/Arif Ariadi

    Lebih jauh lagi, BRR menggunakan wewenang yang dilimpahkan melalui dekrit

    presiden dalam menyediakan jalur alternati pendanaan dalam bentuk aliran dana

    on-budgetdan MDF. lternati aliran dana ini dinamakan Dana Perwalian Pemulihan

    Ace - ias atau Recovery Ace an Nias Trust Fun R NTF . RANTF irancang untu

    memungkinkan pelaksanaan yang leksibel, dengan penekanan pada reaksi cepat

    terhadap kepentingan program. Cara ini dimaksudkan untuk mengakomodasikan donor

    nontradisional serta donor-donor yang lebih kecil, baik publik maupun perorangan.

    RANTF terdiri atas dana bebas yang dapat dialokasikan oleh BRR ke program-program

    yang pa ing memer u an antuan serta ana teri at yang i eri an para pen onor

    untuk proyek-proyek tertentu. BRR memiliki gambaran menyeluruh dari program serta

    a o asi ana, sementara R NTF ertanggung jawa atas semua aspe ari manajemen

    inansial termasuk akuntansi dan pengelolaan dana. Sebuah lembaga pengadaan

    i i at an untu mengatur pe ayanan penga aan serta memasti an terja inya proses

    yang transparan ari egiatan- egiatan proye .

    Kesimpulan dan ObservasiReaksi berupa kemurahan hati terhadap korban bencana menunjukkan keinginan

    komunitas internasional untuk memberi mengungkapkan sisi terbaik dari semangat

    kemanusiaan. Pemerintah RI menerima beragam bentuk bantuan dengan tangan terbuka,

    dengan membuka pintu bagi datangnya kontribusi dari seluruh dunia tanpa memandang

    asa negara. Keputusan ini ti a a tanpa e urangan arena jum a em aga yang

    menjamur menimbulkan tantangan dalam koordinasi serta menambah ragmentasi dana

    bantuan. Sebagian besar dana datang dari para pembayar pajak Indonesia, karena itu

    pemerintah RI punya kewenangan menentukan alokasi dana. Namun, dana masyarakat

    yang isa ur an me a ui LSM an Pa ang Mera juga mempengaru i a o asi ana.

    Sejak awal, BRR mengalokasikan upaya dan waktu bagi para pendonor skala besar

    maupun s a a eci an pa a pi a -pi a yang ta iasa erperan se agai onor, agar

    memi i i cara pan ang yang utu tentang epentingan onor. Upaya ini mema an

    waktu dan tenaga yang besar. Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah waktu dan

    energi yang digunakan bagi para donor seharusnya lebih berimbang guna meningkatkan

    eisiensi secara keseluruhan. Tentu, hubungan yang baik dengan para donor baik besar

    maupun eci arus iperta an an Keseim angan yang i ea a a a a o asi wa tu serta

    sumber daya yang bisa merangkul semua pihak namun tetap strategis untuk memenuhi

    kebutuhan para pendonor.

    Selama masa rekonstruksi, BRR harus memastikan komitmen dan penyerapan terjaga

    serta terus ditingkatkan. Untuk memastikan hal ini, BRR menyediakan laporan berkala

    memuat data konkret yang memperlihatkan kemajuan rekonstruksi yang dicapai di

    lapangan serta bagaimana para penerima manaat memetik manaat dari kontribusi para

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    32/163

    onor. Transparansi seperti ini meyakinkan para donor untuk memberikan dana lebih

    esar aripa a apa yang mere a janji an i awa . Ba an, sejum a onor menga i an

    komitmen dari wilayah-wilayah lain yang terkena dampak tsunami ke Aceh dan Nias.

    Hal yang layak diingat adalah dana dalam jumlah signi ikan haruslah dialirkan

    me a ui PB . Men atang an ana onor on-budget isa mem antu oor inasi sertaimplementasi yang eekti bagi strategi pemulihan (TEC, 2006). Sebagaimana dinyatakan

    De arasi Paris, penting agi negara-negara mitra untu menerap an epemimpinan

    alam menjalankan kebijakan-kebijakan serta strategi pembangunan, sekalipun demikian

    peran ana ter a ap apasitas pemerinta penerima untu menyerap ana terse ut

    tetap diperdebatkan. Penting untuk memastikan adanya kepemilikan yang kuat atas

    pengelolaan aliran dana, serta koordinasi yang eekti antardonor yang selaras dengan

    rencana pemulihan dan rencana anggaran. Kesimpulan ini didukung oleh negara-negara

    yang erpenga aman menerima antuan a am jum a esar; penga aman semacam ini

    secara umum telah membuktikan pentingnya kepemilikan, koordinasi, serta perlunya

    penguatan pada anggaran dan sistem akuntansi pemerintah.

    Se a i nya, penga aman engan u ungan ana off-budgetjustru ermasa a arena

    setiap proyek melakukan perakuntansian, manajemen inansial, pengadaan tersendiri,

    mengakibatkan upaya pemulihan yang terragmentasi. Karena LSM eroperasi i

    luar otoritas pemerintah, maka tak ada akuntabilitas politik ormal yang, dalam kasus

    ce , o e i ata an er ampa epa a terea isasinya omitmen ana: urangnya

    akuntabilitas politik ini mengakibatkan kemungkinan janji LSM tidak terealisasi. Hal ini

    menjadi aktor yang dipertimbangkan oleh LSM i an ing an engan a angan onor

    tra isiona i atera maupun mu ti atera .

    Dalam kasus Indonesia, sudah ada struktur manajemen pemerintah yang bisa mengkaji

    program-program i atera , men anai program-program mu ti atera secara ersama

    dan mengkaji keputusan MDF agar senantiasa konsisten dengan rencana pemulihan

    an s a a prioritas yang i uat In onesia sen iri (TEC, 2006). amun, pemerinta RI

    memutuskan untuk tidak memaksakan suatu sistem manajemen serta struktur yang

    ipimpin pemerinta . Juga su a iputus an untu ti a mema sa onor menya ur an

    dana melalui APBN. Sebaliknya, diciptakan BRR sebagai badan terpisah guna mengambil

    a i epemimpinan serta mem antu oor inasi.

    Peran BRR dalam memimpin proses rekonstruksi tidak mudah. Lembaga ini harus

    terlebih dahulu meyakinkan pada para donor, mitra, dan masyarakat akan kemampuan

    serta re i i itas yang imi i i. Lang a - ang a seperti pem entu an unit anti orupsi

    dan penunjukan pimpinan yang disegani membantu proses membangun kepercayaan

    terse ut. Se ain itu, BRR menyewa sejum a onsu tan ereputasi untu menunjang erja

    lembaga ini. Pengalaman mereka diharapkan memperkuat lembaga yang masih baru ini

    a am mem angun re i i itas.

    16

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    33/163

    Menyadari bahwa para donor dan LSM memiliki tujuan rekonstruksi yang berbeda-

    e a, prose ur yang eragam, serta ter a ang memi i i em aga- em aga pe a sana

    masing-masing, BRR membuat tiga pilihan jalur mekanisme dana. Dengan cara ini BRR

    menerima adanya keragaman kebutuhan donor serta mitra pelaksana, mem asilitasi

    keterlibatan donor dalam proses inansial, serta mempersilakan donor untuk memilih

    cara yang paling nyaman bagi mereka. Terbentuknya MDF dan RANTF sebagai alat bantu

    oor inasi memper i at an omitmen an apresiasi pemerinta RI ter a ap antuan

    dalam upaya rekonstruksi dari komunitas internasional. Langkah yang diambil BRR ini

    membentuk lingkungan yang kondusi bagi penyaluran dana bantuan serta pelaksanaan

    proyek-proyek rekonstruksi.

    Melirik ke belakang, keberhasilan BRR dan eektivitas langkah dan proses yang

    iguna annya untu mem angun r e i i itas arang a i pa ing ai iu ur er asar an

    besarnya jumlah komitmen yang terealisasi, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    34/163

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    35/163

    Memadukan Alokasidengan KebutuhanNyata

    Tari Saman merupakan

    tari tradisional Aceh yangmelambangkan harmoni

    hubungan sesama manu

    Dalam ritme yang cepat d

    irama yang tegas, para pe

    membentuk kesatuan ge

    mengagumkan.

    Foto: BRR/Arif Ariadi

    Kerusakan Skala Besar dan Respons Skala BesarSATU hal nyata dari melimpahnya niat baik dalam waktu singkat: Indonesia tidak

    sendirian dalam upaya pemulihan dan rekonstruksi tempat-tempat yang dihempaskanoleh bencana alam. Membanjirnya kemurahan hati para warga di seluruh dunia

    mem awa sejum a esar LSM, a an- a an, serta institusi e area yang ter ena ampa

    tsunami. Komitmen yang tinggi memperlihatkan semangat universal untuk kemanusiaan.

    BRR meng a api tantangan yang je as. Ke i upan arus i angun em a i, omunitas

    harus dilindungi, ekonomi harus dipulihkan, arus masuknya dana bantuan, rehabilitasi,

    re onstru si arus i e o a engan transparan serta tanggung jawa untu mewuju an

    tatanan sumber daya serta administrasi yang modern. Selain itu, tugas ini juga diperumit

    engan per unya oor inasi ter a ap sejum a esar partisipan eserta jum a ana

    yang besar dan bersiat off-budget( i uar PBN) serta i uar arus pem angunan resmi.

    Bab ini mengulas bagaimana BRR dalam membangun rencana pembangunan juga

    mengupaya an eim angan antara erea si secara cepat a am menanggapi e utu an

    masyarakat dan mengoordinasikan sejumlah partisipan internasional. Sebagaimana

    wa tu mem u ti an, BRR era si sesuai engan inami a yang terja i pa a ing ungan.

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    36/163

    Tsunami menim u an ampa erusa an yang e um perna terja i sepanjang

    sejara mo ern. Bencana itu menewas an manusia ari 14 negara. Di ce , ge om ang

    mencapai satu hingga enam kilometer di daratan dan merusakkan hingga 800 kilometer

    tepian pantai, jangkauan ini lebih luas daripada jarak dari Jakarta ke Surabaya atau dari

    San Francisco e San Diego. Se e um Januari 2005, tercatat sejum a 126.741 orang tewas

    dan 93.285 orang hilang.

    Penilaian Kerusakan dan

    KerugianSegera setelah terjadinya tsunami, BadanPerencenaan Pembangunan Nasional (Bappenas),

    bersama dengan sejumlah mitra internasional

    mengadakan penilaian kehilangan dan kerusakan yang

    dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal dari

    akibat dampak tsunami. Penilaian ini dibuat berdasarkan

    metodologi berstandar internasional yang dikembangkan

    oleh Komisi PBB untuk Amerika Latin dan Karibia.

    Kerusakan (dampak langsung) merujuk pada akibat

    terhadap aset, simpanan, atau properti dan dinilai pada

    harga penggantian per unit yang disepakati (bukan biayayang diperlukan untuk rekonstruksi). Tingkat kerusakan

    juga dipertimbangkan, misalnya, apakah sebuah aset

    bisa direhabilitasi atau diperbaiki, atau rusak sama

    sekali. Kerusakan memberikan gagasan mengenai aset

    yang hancur dan juga landasan untuk menentukan

    program rekonstruksi.

    Kerugian (dampak tidak langsung) mengacu pada

    serangkaian dampak yang mungkin terjadi seperti

    pemasukan serta pengeluaran publik dan pribadi hingga

    semua aset dipulihkan.

    Sektor swasta merujuk pada bagian dari ekonomi yang

    dijalankan untuk keuntungan pribadi dan tidak dikontrol

    oleh negara. Perumahan, pertanian, dan pemilikan

    ternak adalah bagian dari sektor swasta.

    Sumber: Bappenas and International Community, 2005

    Kerusakan

    Kerugian

    Gambar 2.1 Perkiraan Kerusakan dan Kerugian

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    1400

    1600

    Perumahan

    Transportasi&Komunikasi

    Perikanan

    Perdagangan

    Pe

    rtaniandanPeternakan

    Lingkungan

    Pendidikan

    Kesehatan

    TataKeloladanAdm

    inistrasiPemerintahan

    BudayadanAgama

    Energi

    AirdanSanitasi

    Pe

    rbankandanKeuangan

    Penang

    ananBanjir,Irigasidan

    20

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    37/163

    Perkiraan kerusakan serta kehilangan akibat tsunami di Aceh saja mencapai US 4,45

    juta, atau setara engan 80 persen pro u omesti ruto (PDB) i ce . Dari tota

    tersebut, 66 persen rusak, sementara 34 persen dianggap hilang dalam arti kerugian

    aliran pemasukan. Sektor swasta terkena dampak bencana yang luar biasa, mencapai

    ni ai 78 persen ari tota e i angan an erusa an, se ang an 22 persen ari erusa an

    dan kehilangan dialami oleh sektor publik (Bappenas dan Komunitas Internasional, 2005).

    Kematian serta erusa an a am jum a esar yang ia ami o e se tor swasta erarti

    kehilangan atau dampak yang mempengaruhi kehidupan (Bappenas dan Komunitas

    Internasional 2005). Di Nias, total kerusakan dan kehilangan mencapai US 400 juta.

    Da am merancang strategi re onstru si, peni aian mengenai erusa an an e i angan

    ini memberikan data bagi BRR dalam menentukan prioritas serta tindakan mereka.

    Gambaran tentang kerusakan dan kehilangan tersebut memberi arahan bagi BRR dalam

    menentu an prioritas (penting vs arurat) serta urutan (jang a wa tu untu proses

    rekonstruksi) dalam setiap sektor serta kawasan geogra is. Kerusakan di Aceh luar iasa

    besar, mempengaruhi hampir semua sektor dan semua wilayah. Hal ini membedakannya

    dengan bencana lain yang hanya memerlukan pembangunan kembali sejumlah sektor

    tertentu, seperti se tor peruma an sete a terja inya gempa umi i Bam, Iran. Ling up

    kerja rekonstruksi pun menjadi besar. Kehidupan harus dibangun kembali bersama

    dengan jaringan sosial sementara rekonstruksi isik dari perumahan, produksi, dan

    inrastruktur berlangsung.

    Sejum a partisipan me impa e ce a am itungan e erapa ari sete a

    terjadinya tsunami. Provinsi yang tadinya tertutup itu tiba-tiba dipenuhi pihak-pihak

    dari luar kawasannya. Sejumlah badan dari 133 negara menjalankan 200 proyek pada

    ase darurat (Masyraah dan McKeon, 2008). Dukungan domestik dan internasional

    dari sejumlah LSM lokal dan internasional, pelaku sektor swasta, badan donor resmi,institusi multilateral berdatangan untuk menyediakan bantuan. Organisasi kemanusiaan

    tradisional, terutama LSM, berada dalam situasi yang tidak biasa-kemurahan hati berupa

    ontri usi yang i eri an epa a mere a ari sum er-sum er mere a i uar a an

    pemerintah memungkinkan badan-badan ini melakukan lebih banyak daripada apa yang

    mere a iasa a u an-termasu juga memung in an mere a tetap era a i awasan

    Aceh dan Nias setelah ase penyelamatan. Banyak dari mereka yang terus tinggal dan

    menurut Pusat Data dan In ormasi (Pusdatin) BRR, tercatat sebanyak 992 donor dan

    badan pelaksana yang terlibat sepanjang ase rekonstruksi.

    Keterbukaan pemerintah RI yang mau menerima para partisipan dalam jumlah besar

    ini juga ada dampak negati nya. Dengan begitu banyak badan yang ada di kawasan

    ceh dan Nias, setiap badan memiliki struktur manajemen dan dukungan pelayanan

    masing-masing, upaya-upaya yang tumpang tindih menjadi tidak terhindarkan. Dengan

    bertambahnya jumlah badan, beban koordinasi BRR juga ikut bertambah.

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    38/163

    Mengoordinasikan seluruh organisasi yang ada seraya mendukung

    epentingan omunitas o a sama se a i u an tugas yang mu a agi BRR.

    BRR berupaya mengoordinasikan para mitra yang tidak didanai oleh APBN, yaitu

    proyek-proye off-budget, me a ui se tor e ompo erja. Da am pertemuan-pertemuan

    ini, para mitra er umpu untu men is usi an masa a i apangan an mencari

    kesempatan berkolaborasi guna membahas hal-hal yang tumpang tindih. Peran BRR

    adalah untuk memasilitasikan diskusi dan memberikan arahan bila diperlukan. Namun,

    sejumlah isu kerap tidak terselesaikan karena para mitra menggunakan orum guna

    mempromosi an atau mem e a epentingan sen iri. pa yang awa nya er angsung

    sebagai orum tingkatan manajerial yang menjanjikan dialog dan koordinasi berubah

    menjadi orum pelaporan status proyek yang disampaikan oleh personel tingkatan

    ren a , an aru e a angan i a u an peru a an pen e atan yang memu i an

    e ektivitasnya.

    Sebagaimana disebutkan di dalam Bab 1, dalam bulan-bulan awal rekonstruksi,

    BRR adalah lembaga baru yang mencoba untuk membangun kredibilitas dan ormat

    stru tur ai interna maupun e sterna yang mema ai agi peran gan anya. BRR e um

    mencapai tingkat kredibilitas-mitra bisa menerima kontrol yang ketat dari BRR terhadap

    program-program atau manajemen pe a sanaan amana mere a. BRR masi terus

    mencoba mengembangkan strategi perencanaan yang terpadu, kerangka kerja anggaran,

    serta stru tur oor inasi yang isa i ormati o e semua partisipan internasiona .

    Lembaga ini memiliki sumber yang terbatas untuk bisa mengawasi tanggung jawab

    se esar ini. Mekanisme koor inasi BRR elumlah mema ai alam hal kualitas an

    etepatan untu mengatasi erusa an a am s a a esar yang me i at an eragam

    partisipan. O e arena itu, per u a a strategi yang terus-menerus i em ang an.

    Strategi Awal

    Baik partisipan lokal, nasional, maupun internasional dihadapi dengan tugas besar,

    itambah lagi dengan situasi yang rumit serta sejumlah rintangan dalam skala besar. BRR

    i entu untu menyaring situasi rumit an mem entu respons nasiona , memasti an

    sumber daya dialokasikan dengan eekti untuk memenuhi kebutuhan rekonstruksi.

    Da am me a sana an strategi untu mengara an proses re onstru si yang te a

    igariskan Bappenas dan mitranya (2005), pembuat keputusan harus: memadukan

    penilaian yang komprehensi mengenai kerusakan dan kebutuhan, memobilisasi

    dana dan kegiatan rekonstruksi, menetapkan okus pada kebutuhan penduduk lokal,

    menentu an ja an untu pe aporan an pengawasan e utu an serta asi nya. Setiaptahap strategi haruslah dibentuk oleh kebutuhan dari penduduk setempat. Sebagaimana

    yang telah kita pelajari dari pengalaman global pengelolaan pascabencana, komunitas

    o a arus termasu a am sa a satu pem uat eputusan utama a am proses

    rekonstruksi.

    22

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    39/163

    Rencana Induk

    Sejalan dengan perkiraan kerusakan dan kebutuhan, Bappenas bekerja sama dengan

    mitra internasiona mem uat Rencana In u masterplan . Rencana In u ini mene an an

    perlunya mendirikan badan rekonstruksi yang terpisah dan meletakkan arahan rincian

    target rekonstruksi di Aceh. Di hari berikutnya, Presiden RI menetapkan pembentukanBRR melalui Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2/2005. Berikutnya,

    setelah peraturan ini disetujui oleh DPR, peraturan darurat ini menjadi Undang-Undang No.

    10/2005.

    Penerapan Rencana In u iper ira an a an mema an wa tu antara tiga ingga

    lima tahun, hasil-hasil penerapan tersebut diharapkan dapat menjadi program-program

    yang er esinam ungan-rencana jang a panjang an menenga aera (RJPMD).

    Sebagaimana ditetapkan oleh hukum, dalam melaksanakan Rencana Induk, BRR memiliki

    peran gan a a am re onstru si: me a sana an proye re onstru si secara angsung

    dengan anggaran pemerintah (APBN), dan mengoordinasikan penerapan rehabilitas

    serta re onstru si o e jajaran ementerian/ em aga,pemerintah daerah, dan donor/LSM.

    Rencana Induk yang asli menyediakan target-target

    penting untu re onstru si guna i a sana an an

    dikoordinasikan oleh BRR. Namun, di dalam versi ini tidak

    a a rencana strategis ataupun eputusan- eputusan unci

    untuk memandu proses. Rencana Induk ini disusun secara

    tergesa-gesa guna menye ia an to o u ur agi emajuan

    dan target BRR. Menghadapi tuntutan tentang adanya

    asi yang nyata ari masyara at o a an internasiona ,

    dan di bawah tekanan untuk bertindak cepat, pemerintah

    RI mengabaikan perlunya menggunakan waktu untuk

    merancang asar yang o o yang apat ija i an an asan

    untuk membangun strategi implementasi dan koordinasi.

    Ja i, mes i Rencana In u as i su a menetap an tujuan

    serta ukuran-ukuran kuantitati pencapaian, Rencana Induk

    itu tidak menciptakan strategi yang komprehensi bagi BRR.

    Dengan kata lain: tujuan-tujuan yang coba dicapai oleh

    BRR eragam, an ang a untu mencapai tujuan-tujuan

    itu dihadang sejumlah halangan, sementara petunjuk untuk

    merai target se etu nya ta a a.

    Dalam ketiadaan rencana rekonstruksi yang jelas di

    dalam Rencana Induk, BRR merancang strategi besar untuk

    mengarahkan okus kegiatan-kegiatan rehabilitasi dan

    rekonstruksinya (Gambar 2.2.). Meski tidak spesiik, strategi

    Tujuan Rencana Induki) Membentuk konsensus dan komitmen di

    antara pemerintah pusat dan daerah, donor, dan

    para pemangku kepentingan yang terlibat di dalam

    rekonstruksi.

    ii) Mengoordinasikan serta memadukan

    beragam rencana dari berbagai sektor serta

    pemangku kepentingan guna menciptakan

    rencana kerja yang terintegrasi dan menetapkanjangka waktu kerja, lokasi, identifikasi sumber

    dana, serta delegasi pelaksanaan tanggung jawab.

    iii) Menyosialisasikan dan menyebarkan data

    serta informasi kepada pihak lokal, nasional dan

    internasional mengenai kerusakan, kehilangan,

    dan perlunya peninjauan/penilaian.

    iv) Membangun sistem yang efektif,

    transparan, dan ada pertanggungjawaban bersama

    dengan mekanisme untuk memobilisasi dana dari

    APBN, APBD, dan donor sesuai dengan prinsip tata

    kelola pemerintahan yang baik

    Sumber: Bappenas 2005

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    40/163

    ini menyediakan rancangan luas tentang sektor mana saja yang akan diprioritaskan pada

    eragam perio e re onstru si. Intensitas an jang a wa tu yang arus i eri an pa a

    tiap se tor juga iper i at an i a am strategi.

    Sebuah Pendekatan Pasar BebasDalam abad keempat sebelum Masehi, seorang ilsu Tao bernama Zhuangzi berkata,

    Keteraturan akan tercipta secara spontan bila segala hal dibiarkan sebagaimana adanya.

    Pan angan ini a a a ci a - a a agi pemi iran e onom Austria, Frie ric Haye , yang

    menyebut adanya keteraturan spontan. Hayek mengikuti pandangan klasik liberal

    bahwa dalam ekonomi pasar, keteraturan akan muncul secara spontan dari apa yang

    ter i at se agai e acauan. Keteraturan ini e i mung in muncu a am ea aan

    tersebut dari kondisi ekonomi yang sengaja dikontrol atau dikelola (Hayek seperti dikutip

    ari Petsou as, 2001: 2). Haye percaya muncu nya sum er-sum er aya secara organi

    akan mengarah pada alokasi yang lebih eisien dibanding apa yang bisa dicapai melalui

    ciptaan manusia.

    Keadaan upaya pemulihan di ceh boleh dibilang kacau saatpertama kali BRR datang.

    Kerusakan terjadi di semua sektor sementara sejumlah lembaga telah menapak masuk.

    Daripada mencoba mengontrol badan-badan ini, BRR memutuskan untuk mengadopsi

    pendekatan pasar bebas yang dibatasi dengan peraturan yang sesuai.

    2005 2006 2007 008 2009

    PerencanaanMasyarakat &Tata Ruang

    Pendidikan danKese atan

    Perumahan

    Infrastruktur & FasilitasUmum Lainnya

    Pemberdayaan Ekonomidan Usaha

    PembangunanKelembagaan

    Agama, Sosial, danBudaya

    Hak Tanah

    Gambar 2.2 Pergeseran Fokus Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi seperti Digambarkan

    pada Desember 2005

    24

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    41/163

    Cara ini menghindari relasi antara BRR dan para mitra rekonstruksi bergaya komando

    an ontro tra isiona , se ingga gagasan an para partisipan isa ergera secara

    leluasa. Berdasarkan argumen Hayek, dengan berjalannya waktu, tuntutan dari

    penduduk setempat, pemerintah daerah, dan BRR akan disesuaikan dengan pasokan

    ari para onor an LSM, an se ua jejaring isnis yang api a an muncu secara

    organik di antara para mitra.

    Pen e atan pasar e as juga mem eri an e e asan ergera agi para LSM. Dana

    privat mereka dapat dicairkan lebih cepat daripada dana yang berasal donor atau

    pemerinta RI. Se agai asi nya, mere a isa memenu i e utu an arurat secara

    lebih cepat dibanding para pelaku rekonstruksi lainnya. Hal ini berarti program-program

    pemulihan tertentu yang memerlukan tindakan segera, seperti dukungan bagi penderita

    trauma, mengem a i an ana -ana e se o a an menye ia an tempat tingga

    sementara, bisa diatasi dengan cepat.

    Di a ap an pa a e utu an yang eragam i ampir semua se tor, sejum a

    LSM mengambil kesempatan dari keleluasaan yang diberikan kepada mereka untukmenje aja i area i uar ea ian mere a yang iasa. Se agai conto , anya organisasi

    yang tidak memiliki latar belakang dalam membangun rumah menyewa kontraktor untuk

    mem angun ruma em a i i Ace an Nias. Kapasitas mere a untu menyesuai an

    diri dengan tuntutan pemulihan yang senantiasa melebar pun diuji. Melalui proses yang

    alami, kemampuan serta kapasitas yang beragam di antara para mitra menjadi semakin

    nyata.

    BRR secara strategis membantu munculnya keunggulan komparati saat keuntungan

    ini mu ai tampa . Se agai conto , BRR men orong para mitra yang su a memi i i

    rancangan strategis, anggaran, dan struktur untuk mewujudkan hasil kerja secepat

    mung in, men u ung e utu an a an a anya respons cepat namun terara .

    Peran kelompok-kelompok pemangku kepentingan menjadi lebih jelas menurut

    e utu an re onstru si serta jenis-jenis proye . Donor i atera an mu ti atera se agian

    besar mencakup proyek skala besar, sementara LSM mengerjakan proyek skala kecil

    ing up setempat. Seiring wa tu, se agaimana teori Haye , sum er aya tera o asi

    engan ai , an para a an juga mencoco an ea ian mere a, ai aru maupun

    ama, engan e utu an i apangan.

    Kesenjangan yang Senantiasa AdaPa a awa nya mem iar an a iran niat ai tanpa e an ontro manajemen ari BRR

    memberikan keuntungan komparati kepada lembaga-lembaga berbeda yang muncul

    secara organi . Ha ini juga memung in an para pe a u re onstru si untu eroperasi

    sesuai dengan kecepatan masing-masing. Seiring dengan perjalanan waktu, model pasar

    e as ini ter u ti urang tepat a am menge o a a iran atangnya para partisipan.

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    42/163

    Jumlah lembaga yang terus bertambah serta besarnya dana yang bisa diakses banya

    pihak menyulitkan koordinasi para mitra. Hal negati yang muncul dari leksibilitas

    lembaga-lembaga tersebut serta pendanaan yang otonom adalah lembaga-lembaga

    memiliki kebebasan untuk melakukan implementasi secara independen. Sementara itu,

    em aga penerima ti a teri at ewaji an epa a para onor resmi termasu pemerinta

    pusat TEC, 2006). Faktor-aktor ini mempertinggi keleluasaan dari LSM dan Gerakan

    Pa ang Mera an juga mening at an pengaru agi para pe a u nonpemerinta

    terhadap upaya rekonstruksi, serta lebih jauh lagi mengurangi kebutuhan mereka untu

    er oor inasi engan sesama pe a u mu ti atera an i atera .

    Tanpa koordinasi yang ketat, muncul situasi saling tumpang tindih sehingga sebagian

    ebutuhan tidak terpenuhi. BRR berupaya sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan

    yang tidak terpenuhi, menggunakan dana yang besar serta leksibel untuk memperkecil

    esenjangan. BRR memiliki keleluasaan penggunaan dana rekonstruksi on-budget ari

    pemerintah RI. Patut dicatat, APBN adalah sumber dana terbesar bagi proses rekonstruksi.

    Masyaraah dan McKeon (2008) melaporkan bahwa adanya satu lembaga yang mengatur

    penggunaan ana i ce er asi mengurangi penggunaan ana yang terpeca -

    pecah dalam jumlah kecil secara signiikan. Walau demikian, meski telah berupaya

    se ai mung in, a a sejum a esenjangan yang ta juga isa ijem atani. Me anisme

    koordinasi yang lebih eekti pun diperlukan.

    Biaya dari Bertambahnya Organisasi-organisasi PemberiBantuan

    Dana yang besar menyebabkan meningkatnya jumlah pelaku baru yang belum

    erpenga aman, an mem uat para pe a u terse ut memasu i rana -rana egiatan i

    uar bidang keahlian mereka TEC, 2006). Banyaknya pelaku yang masuk ke kawasan yangserupa seperti e i upan e onomi an ese atan, menye a an e e i an paso an i

    sederetan sektor sementara sektor-sektor lainnya tidak mendapatkan dana yang cukup.

    Situasi ini menggambarkan bagaimana peningkatan sumber dana dalam jumlah besar

    mem e ani apasitas pemerinta penerima a am menge o a an menya ur an a iran

    bantuan yang masuk. Sebagai akibatnya, pemerintah tidak dapat menghindari adanya

    sejum a se tor yang e e i an atau se a i nya, e urangan ana.

    Perkembangan sumber dana, sebagaimana terjadi di Aceh, terjadi secara

    er esinam ungan a am s a a g o a seja 1975 an menye a an tim u nya iaya.

    Sumber-sumber dan saluran dana bertambah secara cepat seiring dengan organisasi-

    organisasi mu ti atera seperti a an- a an PBB an sema in anya negara yang

    membangun program-program dana bilateral dan independen mereka masing-masing.

    Bagi sejumlah negara, program-program tersebut memungkinkan mereka menyandang

    status semu se agai negara er em ang Ac arya, Fuzzo, an Moore, 2004).

    Berkembangnya jumlah donor membawa implikasi penting bagi kualitas dan biaya

    respons. Da am ata ognya mengenai tuju osa memati an tentang pem erian ana,

    26

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    43/163

    Birdsall (2005, dikutip oleh Roodman, 2006) mengelompokkan peningkatan sumber dana

    e a am ategori iri, engan mengacu pa a egaga an onor me a u an oor inasi.

    Setiap donor tentu saja menginginkan proyek seperti pembangunan sekolah dan

    kampanye pencegahan Human Immunode iciency Virus (HIV) milik mereka sendiri.

    Konse uensi angsung atas pertam a an ana a a a pertam a an iaya transa siyang ditanggung oleh pemerintah penerima saat mereka menyerap dana dari luar negeri

    Ac arya, et.all., 2006). Biaya ini isa merupa an iaya angsung maupun ti a angsung

    Acharya, Fuzzo, dan Moore, 2004). Biaya transaksi langsung menyerap energi pemerintah

    penerima yang i e an an me a ui, misa nya, iaya pe aporan yang ertam a eserta

    biaya administrati lainnya, mengalihkan sumber daya penerima seperti pemasukan pajak

    dan waktu para pejabat pemerintah yang memiliki keahlian yang seharusnya bisa lebih

    produkti (Roodman, 2006). Lebih jauh lagi, ada beban

    yang bertambah bagi pejabat setempat dan struktur

    koordinasi. Biaya transaksi tidak langsung muncul

    dalam bentuk birokrasi serta perilaku politik tak beretika

    yang ipicu o e mening atnya jum a ana antuan

    (Masyraah dan McKeon, 2008).

    Semu a, engan mem u a pintu se uas- uasnya,

    BRR memberikan lembaga itu sendiri kesempatan

    untuk memahami kondisi kekacauan ini sebagaimana

    pendekatan pasar bebas mengungkapkan kebutuhan

    nyata dan keragaman keahlian yang dimiliki oleh

    pe a u-pe a u yang er e a. Seiring engan perja anan

    waktu, berbagai masalah muncul. Koordinasi menjadi

    terpeca -peca an masa a iatasi secara asus perkasus, sedangkan sederetan organisasi beroperasi di

    awasan serta se tor yang sama an ti a sa ing er agi

    inormasi. Biaya pasar bebas dari berkembangnya

    em aga- em aga terse ut sema in nyata saat a o asi

    ana antarse tor mu ai menja i ti a sta i .

    Alokasi Dana yang Kurang Tepat

    Biaya program re onstru si tota seni ai S 7,2

    miliar di Aceh dan Nias adalah yang terbesar yang

    perna terja i i unia er em ang saat ini. Se e umDesember 2005, S 4,4 miliar telah diwujudkan

    dalam program-program konkret yang berungsi

    sebagai tulang punggung dari tahun pertama

    rekonstruksi BRR dan Mitra 2005). Hampir setengah

    ari ana te a ia o asi an e se tor peruma an

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

    Sumber: BRR and Partners 2005

    Gambar 2.3 Alokasi Sektoral pada Desember 2005

    Perumah

    n

    Transporta

    i

    Kesehatn

    Pendidik

    n

    Komunitas,

    Budaya

    ,danAgam

    Tatakelolap

    emerintah

    n

    danAdministrasiterm

    asuktanah

    Industri,Perdaganga

    n,

    dan

    UK

    Pengen

    dalianBanjjjir

    dan

    ekerjaanIriga

    i

    Lingkung

    Pengairan

    danSanita

    i

    Perikan

    n

    Infrastru

    kturLainny

    ertaniandan

    eternak

    n

    US$

    JUTA

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    44/163

    an inrastruktur, diikuti oleh transportasi,

    ese atan, pen i i an, u ungan omunitas

    erta sektor-sektor pemerintahan (Gambar 2.3.).

    agian ini menggambarkan kesenjangan dalam

    e onstru si yang tim u seiring wa tu eri utplikasinya.

    Jum a antuan awa S 4,4 miliar cukup

    ntuk menutupi biaya penilaian kerusakan dan

    e i angan awa , namun e um mencu upi

    ntuk kebutuhan minimal di beberapa sektor,

    tau untu mem angun em a i engan e i

    aik, atau untuk menanggung biaya yang

    erus bertambah. Lebih jauh lagi, alokasi ini

    anya er u ungan secara garis esar engan

    ebutuhan sektoral. Sehubungan dengan

    e utu an se tor yang eragam an a anya

    antuan yang terikat pada proyek-proyek

    ertentu, satu ta un sete a tsunami, ana ari

    eberapa sektor telah melampaui kebutuhan

    ejum a se tor sementara se tor-se tor

    Gambar 2.4 Perbandingan Alokasi Sektoral terhadap Kebutuhan Dasar Minimal

    pada Desember 2005

    d

    s

    B

    ri

    u

    u

    a

    b

    t

    k

    t

    b

    s

    Catatan Mengenai DefinisiProyek

    Definisi proyek sesungguhnya masih belum jelas mengingat

    ukuran-ukuran yang beragam yang digunakan oleh mitra yang

    beragam pula serta peralatan yang beragam bagi pencatatan

    kegiatan rekonstruksi. Bagi kegiatan off-budget, BRR

    menggunakan catatan konsep proyek (project concept notes-

    PCNs) sebagai indikator. Per Desember 2008, 1.658 PCN telah

    disetujui oleh BRR (proses persetujuan PCN dirinci di bawah ini).

    Meski demikian, sebuah PCN bisa mewakilkan program sektoral

    dengan koleksi komponen proyek, mengakibatkan jumlah proyek

    off-budget lebih besar daripada jumlah PCN.

    Sementara itu, bagi proyek on-budget, BRR memiliki lebih dari

    900 satuan kerja yang berlaku sepanjang masa kerja BRR. Setiap

    satuan kerja menerapkan sejumlah paket yang terdiri atas jumlah

    kontrak yang beragam. Sebagaimana halnya dengan sebuah PCN,

    setiap paket dan kontrak dapat terdiri atas satu proyek atau satu

    kelompok proyek. Sepanjang 2005-2008, terdapat lebih dari 20

    ribu paket. Tak pelak lagi bila keragaman alat ukur menjadikannya

    sulit untuk menghasilkan satu angka bagi jumlah proyek yang

    dikelola di masa rekonstruksi.

    00

    300

    200

    100

    0

    100

    200

    300

    400

    S$ Juta

    Surplus

    efisit

    Kesehatan

    Komunita

    s,Kebudayaan

    an

    gama

    TatakelolaPem

    etintahandan

    Administrasi(te

    rmasuktanah)

    Perdagangan

    Pendidikan

    A

    irdanSanitasi

    Pertaniand

    anPeternakan

    Perikanan

    In

    frastrukturlain

    Perumaha

    Kominukasi

    Energi

    Lingkungan

    Pengenda

    lianBanjirdan

    e

    eraan

    rgasi

    Transportasi

    Sumber: BRR and Partners 2005

    28

    KEUANGAN:TujuhKunciPengelola

    anDanaBantuanyangEfektif

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    45/163

    lainnya tetap kekurangan dana (Gambar 2.4.). Lebih jauh lagi, meningginya tingkat

    inlasi memancing menguapnya dana di Ace an mem awa a i at angsung ter a ap

    kemampuan badan-badan internasional dalam mewujudkan janji-janji yang telah mereka

    rencanakan (Masyraah dan McKeon, 2008).

    Menurut Masyraah dan McKeon (2008), Aceh menjadi tuan rumah bagi sekitar 2.200

    proye yang iterap an o e e i ari 500 a an a am ta ap re onstru si saja. Dari

    proyek-proyek ini, LSM mengelola 80 persen, sementara lembaga donor dan pemerintah

    RI masing-masing menerap an 18 persen an 7 persen. Secara rata-rata u uran proyeLSM jauh lebih kecil daripada program pemerintah RI. Jumlah proyek yang terbesar serta

    partisipan yang terbanyak dalam proses rekonstruksi bisa ditemukan di sektor sosial,

    meskipun alokasi pada di sektor ini bukanlah yang tertinggi. Dalam sektor inrastruktur

    dan perumahan-sektor yang paling dipengaruhi bencana jumlah proyek dan peserta

    lebih rendah.

    Gambar 2.5 Kesenjangan Regional dalam Pembiayaan pada Desember 2005

    NIAS SELATAN

    NIAS

    45

    40

    Sumber: BRR dan Partners 2005

    Rasio Pembiayaan Sesuai Kebutuhan

    Di atas 125

    100 to 125

    5 to 100

    50 to 75

    Di bawah 50Tidak terlanda

  • 8/2/2019 Seri Buku BRR - Buku 2 - Keuangan

    46/163

    A okasi dana berkaitan erat dengan kerusakan spasial, dengan konsentrasi yang jelas

    i awasan se itar L o seumawe. Kawasan- awasan yang menga ami erusa an pa ing

    parah, Aceh Jaya dan Aceh Barat diikuti oleh Nias, ceh Besar dan Banda Aceh, menerima

    jumlah dana terbanyak selain Nias.