seri buku brr - buku 3 - terobosan

Upload: nur-ul

Post on 19-Jul-2015

179 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

16 April 2005 - 16 April 2009TEROBOSAN3 K%"0B)*&9=%'0%)C3#",.&")D,"&")))Saya, ________________, pemegang k1 nomor _________________ beralamaL ___________________________, dengan lnl menyaLakan menerlma dan menglkaL dlrl pada prlnslp dan keLenLuan yang dlcaLaL dl bawah serLa uralan pada lamplran akLa lnLegrlLas dan kesangupan lnl yang merupakan baglan Lak Lerplsah darl akLa lnl, yalLu kaml dalam melakukan Lugas: 1.1ldak memlnLa/menerlma uang rapaL, 2.1ldak memlnLa/menerlma uang dan/aLau uang lembur bagl pe[abaL sLrukLural, 3.1ldak memlnLa/menerlma uang Lunggu, 4.1ldak memlnLa/menerlma honorarlum, 3.1ldak memlnLa/menerlma uang [asa dan/aLau benLuk lalnnya yang layak dlsamakan, 6.1ldak memlnLa/menerlma hadlah, upeLl aLau graLlflkasl apapun, 7.1ldak memlnLa/menerlma Lun[angan perumahan, 8.1ldak memlnLa/menerlma Lun[angan kendaraan, 9.1ldak memlnLa/menerlma Lun[angan [abaLan, 10.1ldak memlnLa/menerlma Lun[angan fungslonal, 11.1ldak memlnLa/menerlma lump sum per[alanan aLau slsa blaya per[alanan dlnas, 12.1ldak memlnLa/menerlma slsa ongkos LlkeL pesawaL, 13.1ldak memlnLa/menerlma Lun[angan beras, 14.1ldak memlnLa/menerlma Lun[angan lsLrl/suaml/anak, 13.1ldak memlnLa/menerlma pendapaLan darl plhak laln Lanpa sepengeLahuan 888, 16.1ldak menyalahgunakan [abaLan unLuk kepenLlngan sendlrl aLau plhak laln, 17.1ldak membuaL [an[l aLau komlLmen yang dl luar wewenang kedlnasan yang dapaL menglkaL 888, 18.1ldak melakukan perLemuan aLau komunlkasl dengan plhak yang berkepenLlngan dengan Lender dl llngkungan 888, 19.1ldak melakukan aLau memblarkan perbuaLan yang Lercela aLau Lldak eLls yang dapaL mengurangl clLra 888, 20.1ldak melakukan aLau memblarkan Llndakan-Llndakan Lerorlsme aLau kekerasan, 21.1ldak melakukan hal-hal yang mengganggu pelaksanaan kewa[lban keagamaan mlLra ker[a aLau masyarakaL yang kaml layanl, 22.1ldak melakukan keglaLan pollLlk aLau pemlhakan pollLlk yang dapaL mengganggu 888, 23.Memperlakukan seLlap plhak yang berhubungan dengan 888 secara adll, seLara dan Lanpa dlskrlmlnasl, 24.Slap menyerahkan kepada 888 dafLar kekayaan prlbadl, 23.Men[aga kerahaslaan semua daLa, lnformasl dan dokumen yang dlLerlma, 26.Menghlndarl dan melaporkan benLuran kepenLlngan anLara kepenLlngan 888 dan kepenLlngan sendlrl, keluarga, sahabaL dan mlLra blsnls, 27.Melaporkan seLlap Lawaran unLuk memberlkan graLlflkasl dalam benLuk apapun kepada plhak berwenang dl 888. 28.Selalu memlnLa keLerangan darl aLasan aLau SaLuan AnLl korupsl 888 [lka menghadapl sebuah LanLangan eLlka aLau keLldak-[elasan dalam prosedur. kaml mengerLl bahwa lamplran pada akLa lnLegrlLas dan kesanggupan lnl mengaLur secara rlncl mekanlsme unLuk menerapkan prlnslp dl aLas. kaml menyadarl bahwa pelanggaran Lerhadap akLa lnLegrlLas dan kesanggupan lnl adalah sesuaLu yang serlus dan slap menerlma konsekwensl Lermasuk pemuLusan hubungan ker[a Lanpa pesangon aLau kompensasl aLau pembayaran apapun [uga. kaml mengakul hak, wewenang dan kekuasaan kepala 8adan elaksana 888 unLuk memberlakukan peraLuran aLau keLenLuan Lambahan yang sesual hukum dan mengakul bahwa Lambahan LersebuL merupakan baglan darl per[an[lan ker[a dengan 888. ulbuaL dan dlLandaLanganl dl 8anda Aceh, nanggroe Aceh uarussalam, pada Langgal ___________________ 200_. Cleh nama: !abaLan: ulLerlma dan dlseLu[ul oleh kepala 8adan elaksana 8adan 8ehablllLasl dan 8ekonsLruksl Wllayah dan kehldupan MasyarakaL rovlnsl nanggroe Aceh uarussalam dan kepulauan nlas, rovlnsl SumaLera uLara Cleh: nama: !abaLan:kepala Layanan SuM,8apel 888uengan dlLerlmanya akLa lnLegrlLas dan kesanggupan karyawan dl aLas oleh 888, maka akLa lnLegrlLas dan kesanggupan LersebuL merupakan perlkaLan yang menglkaL karyawan dan 888, dan dapaL dllaksanakan oleh 888 Lerhadap karyawan Lanpa pengecuallan. Bagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi151Penegakan, yaitu menjamin kepatuhan administratif dan mendukung lembagapenegak hukum lainnya. SAK tidak bekerja mencari kasus atau temuan, jadi hanya bergerak berdasarkan pengaduan. Namun, SAK tidak berwenang menyelidiki suatu kasus atau bertindak sebagai penyelidik. Hal ini dilakukan guna menghindari duplikasi kewenangan penegak hukum. Kewenangan SAK terbatas pada investigasi untuk meneliti kepatuhan peraturan dilakukan oleh semua pihakpihak yang terkait dengan program BRR. Landasan investigasi SAK, yaitu apakah apa yang dilakukan sesuai dengan Pakta Integritas yang telah ditandatangani dan apakah program dijalankan sesuai kode etik BRR serta kepatuhan dengan peraturan lainnya. Investigasi tersebut terbatas pada penelitian berkas terkait dengan kasus yang sedang dilaporkan atau ditanganinya. Sebagai hasilnya, SAK membuat rekomendasi yang dapat ditujukan kepada para pejabat pimpinan BRR termasuk juga pejabat deputi yang membidangi Satker atau program yang sedang diinvestigasi. Hasil temuan atau laporan terhadap pengaduan langsung dapat ditangani SAK dan Dewan Pengawas. Jika temuan ini masih bisa diselesaikan, proses koordinasi antara Dewan Pengawas dan Bapel BRR akan dapat menyelesaikan persoalan ini. Jika tidak, maka tindakan hukum akan diambil baik melalui KPK ataupun kepolisian. Wewenang SAK meliputi intervensi dalam proses pelelangan, termasuk perintah pengulangan secara parsial atau bahkan pembatalan proses jika terindikasi korupsi. Pembatalan kontrak pun dimungkinkan. Jika kasus tersebut menyangkut staf yang melakukan tindakan tidak terpuji, maka SAK berhak merekomendasikan sanksi atau bahkan pemecatan jika terbukti melakukan pelanggaran. SAK menjaga kerahasiaan pihak pengadu. Pada kasus terkait pengungkapan tindakan korupsi, pihak yang mengadukan potensi penyimpangan ini sering kali merasa takut atau bahkan terancam nyawanya. Maka dibuatlah mekanisme menjaga kerahasiaan ini dengan membuat dua formulir pengaduan. Dengan demikian, informasi jati diri pihak pengadu terpisah dengan formulir pelaporan kasus.SAK juga menerima pengaduan anonim ataupun tanpa disertai identitas pengadu. Prinsip ini sejalan dengan paradigma SAK, yaitu mengutamakan substansi pengaduan, bukan pada informasi atau niat atau maksud pengadu. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa jumlah pengadu anonim tidak banyak dan mayoritas pengadu memberikan identitas yang jelas. SAK tidak pernah menolak pengaduan, sekalipun hal yang diadukan tidak terkait langsung dengan rehabilitasi dan rekonstruksi AcehNias. Jika kasus tersebut merupakan kewenangan lembaga lain dan tidak ada hubungannya dengan BRR, maka SAK meneruskan pengaduan tersebut kepada lembaga yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti. Cakupan kerja ini termasuk membangun komunikasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, Komisi Pengawas Persaingan Usaha, BPK, BPKP, kelompok 152TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju Solusimasyarakat sipil dan swasta, lembaga swadaya masyarakat lokal, organisasi mahasiswa di kampus perguruan tinggi, lembaga nonpemerintah seperti TII, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan bahkan lembaga donor, yaitu Bank Dunia. SAK menjaga netralitas tanpa orientasi politik atau pretensi nonprofesional. Pada 20052006 saja, terdapat total 1.030 laporan terhadap penyimpangan program baik dari masyarakat ataupun dari audit internal BRR. Sekitar 40 persen mengenai proses tender, 16 persen tentang penyimpangan proyek, 7 persen tentang tuntutan hak korban tsunami, 9 persen tentang keluhan terhadap peraturan dan prosedur, dan 14 persen tentang potensi penyelewengan dan tindakan korupsi. Deputi PengawasanWalau Pakta Integritas telah ditandatangani seluruh karyawan dan SAK telah bekerja berdasarkan pengaduan yang ada, BRR tetap memandang perlu adanya lembaga internal audit semacam inspektorat jenderal di berbagai kementerian. Pada Februari 2006 Satuan Pengawas Internal (SPI) dibentuk, yang kemudian melalui Perpres No. 76/ 2006 disahkan menjadi Kedeputian Bidang Pengawasan BRR.Deputi Pengawasan tidak saja melaksanakan tugasnya dalam lingkup etika profesi seperti tindakan korupsi, kolusi, atau nepotisme dalam implementasi program kerja, tetapi juga menjangkau perilaku profesi karyawan serta staf BRR. Sebagai lembaga internal audit, Deputi Pengawasan bertugas melakukan: 1. pengawasan arus pendanaan dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi BRR dengan menekankan transparansi dan akuntabilitas 2. menjaga profesionalitas dan budaya kerja melalui penyusunan laporan dan rekomendasi hasil pengawasannya terhadap berbagai indikator pengendalian internal seperti efisiensi, efektivitas, kehematan, dan faktor kepatuhan atas ketentuan dan kebijakan yang ditetapkan Kabapel BRR 3. melaksanakan tindak lanjut atas temuan yang terindikasi KKN 4. melakukan fungsi pemantauan terhadap tindak lanjut atas rekomendasi yang diajukan apabila suatu temuan terpublikasikan 5. menyelenggarakan mekanisme pengawasan fungsional berdasarkan asasasas umum penyelenggaraan negara menurut UU No. 28/ 1999 6. mendasarkan kinerja stafnya berdasarkan Ketentuan Umum PokokPokok Kepegawaian sesuai UU No. 43/ 1999, dan Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara sesuai dengan UU No. 15/ 2004. Sebagai bagian dari BRR, maka setiap staf auditor dari Deputi Pengawasan harus menjalankan berbagai aturan internal yang diberikan Kabapel BRR. Meskipun fungsi auditor untuk melakukan pengawasan internal, mereka tetap juga harus menjalankan kode etik profesi sesuai dengan aturan pemerintah Indonesia dan kode etik pemeriksaan Bagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi153dari Kabapel BRR. Setelah selesai dilaksanakan audit, tim auditor harus membuat kertas kerja audit (KKA) yang disusun dengan baik, teliti, dan cermat sehingga laporan hasil audit (LHA) akan didukung oleh KKA. Hasilnya akan terus dimonitor oleh tim audit baik yang dilakukan aparat pengawasan internal ataupun eksternal (BPK dan BPKP). Setiap persoalan yang ditemukan harus dibahas dengan yang diaudit sehingga tidak menciptakan pemahaman sepihak dari proses ini. Audit terhadap kegiatan atau pekerjaan yang berlangsung agar bila terjadi penyimpangan, pelanggaran, ketidaktaatan terhadap peraturan dan kebijaksanaan yang telah digariskan ataupun penyimpangan, dapat segera dikembalikan ke jalur yang benar. Pemeriksaan ini lebih bersifat pencegahan. Namun sesuai dengan kondisi yang ada tidak tertutup kemungkinan pemeriksaan yang dilakukan terhadap kegiatan yang telah selesai atau telah lalu (post audit). Jika ini terjadi maka pemeriksaannya akan lebih bersifat represif.Dalam melaksanakan pengawasan fungsional Deputi Bidang Pengawasan melakukan pemeriksaan terhadap semua aspek program dan kinerja staf personel yang mencakup audit komprehensif (operasional), audit kinerja, audit yang bersifat khusus atau dengan tujuan tertentu, dan juga melaksanakan review atas laporan keuangan BRR. Program audit dilaksanakan berdasarkan kepada program kerja pengawasan tahunan (PKPT) yang didistribusikan kepada Inspektur I, II, dan III dalam struktur Deputi Pengawasan. Jika terjadi situasi khusus dan adanya kasus yang istimewa, tidak tertutup kemungkinan dilakukan pemeriksaan di luar yang sudah direncanakan atau audit nonPKPT. Kontrol dan evaluasi kinerja tim Kedeputian Bidang Pengawasan dilakukan oleh Kepala Sekretariat dan Manajer Administrasi Umum dan Tata Laksana Pengawasan. SDM Kedeputian Bidang Pengawasan dibina berkala melalui mekanisme pelatihan teknis pengawasan, proses evaluasi kemampuan serta mutu auditor, serta pemberian arahan sebelum tim auditor bertugas. Secara berkala, pengetahuan mengenai audit dan KKA, LHA, kode etik audit, dan aspek lain terkait dengan mekanisme pengawasan diingatkan kembali. Sementara pra dan pascapelaksanaan audit, dilakukan proses penyamaan persepsi dan pemahaman di antara para tim auditor. Selama kurun waktu 2006 sampai Desember 2007, terjadi 187 penugasan yang menemukan adanya total sejumlah 1.669 kasus temuan dari seluruh Satker BRR. Dari total tersebut hampir 82,4 persen ditindaklanjuti atau sekitar 1.376 kasus, dengan total dana negara yang diselamatkan sebanyak Rp 69,5 miliar. Dewan PengawasSebagai lembaga yang dibentuk langsung Presiden, anggota Dewan Pengawas ditunjuk langsung Presiden bersamaan dengan penugasan Kabapel dan Dewan Pengarah BRR. Dewan Pengawas terdiri atas sembilan orang dengan diketuai Profesor Abdullah Ali (alm), yang kemudian digantikan oleh Naimah Hasan. Sekretaris Dewan Pengawas dipercayakan kepada Prof. Junaidi Hadi Samarto yang beranggotakan Prof. Emil Salim, Mar`ie Muhammad, Letjen T.B. Silalahi, Kanaka Puradireja, Mayjen Djali Yusuf, dan Kemal Samboel. 154TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiTugas Dewan Pengawas adalah menerapkan standar transparansi dan akuntabilitas yang tinggi dalam program pemulihan AcehNias. Inilah sebabnya komposisi dari anggota Dewan Pengawas terdiri atas berbagai kalangan termasuk dari masyarakat lokal, profesional, figur pejabat pemerintahan dan lembaga nonpemerintah. Dewan Pengawas lebih terfokus kepada pengawasan di bidang kebijakan dan konsep program, berbeda dengan SAK dan Deputi Pengawasan yang bertugas mengawasi operasionalisasi dan implementasi program tersebut.Saat SAK menjadi bagian dari Dewan Pengawas, maka hasil pengawasan tidak hanya bersifat rekomendasi semata tetapi juga dapat bersifat operasional karena berfungsi menerima pengaduan terhadap potensi kerugian negara melalui SAK. Rekomendasi Dewan Pengawas dapat diberikan langsung kepada Presiden, namun tetap diutarakan terlebih dahulu pada Kabapel, baik melalui rapat konsultasi ataupun melalui rekomendasi tertulis. Dewan Pengawas juga secara independen dapat menunjuk atau menggunakan jasa profesional baik auditor ataupun tenaga ahli lainnya untuk membantu tugasnya. Secara fungsional, Dewan Pengawas bekerja dalam domain konseptual agar pengawasan terhadap program pemulihan yang dilaksanakan Badan Pelaksana BRR sesuai dengan Rencana Induk. Pada kenyataannya, Dewan Pengawas tidak hanya menunggu laporan serta informasi aktif dari Bapel. Dewan Pengawas melakukan rekrutmen staf ahli dan tenaga teknis yang dibutuhkan untuk dapat mengawasi implementasi programprogram rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilaksanakan Bapel BRR. Tidak jarang hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan Dewan Pengawas menjadi wacana di media massa, sebagai satu saluran publik untuk memastikan bahwa proses transparansi dan akuntabilitas dijalankan di kalangan Satker BRR. Fungsi pengawasan berjalan tidak saja bersifat makro dalam konteks kebijakan, tetapi juga bersifat mikro dengan melakukan mekanisme evaluasi langsung terhadap program rehabilitasi dan rekonstruksi yang berlangsung. Dalam konteks aset yang telah dibangun BRR di AcehNias, Dewan Pengawas BRR memfokuskan kinerjanya dalam program pemantauan dan evaluasi pada aspek yang masih belum optimal selama tahuntahun sebelumnya. Rekomendasi yang dibuat Dewan Pengawas bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan strategi kebijakan dalam aspek manajerial, koordinasi, pengawasan dan penerapan kebijakan, supaya perbaikan itu menghasilkan aset program yang lebih baik dan dapat digunakan masyarakat luas. PembelajaranBRR melakukan upaya perbaikan berkelanjutan terkait dengan Pakta Integritas dengan melakukan survei untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan penerapan prinsip Pakta Integritas dalam kegiatan profesionalnya. Hasil penilaian internal ini menghasilkan gambaran umum bahwa sebagian besar karyawan BRR hanya menandatangani saja Pakta Integritas ini, tanpa menyadari esensi pengendalian pribadi di balik penandatanganan tersebut. Bagi BRR, hal ini diakui merupakan satu kelemahan dari Pakta Integritas, sehingga pengawasan SAK, Deputi Pengawasan serta Dewan Pengawas merupakan kesatuan yang saling melengkapi. Bagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi155Deputi Pengawasan menciptakan sistem dan mekanisme koordinasi dengan berbagai lembaga di lingkungan internal BRR dan juga lembaga pengawasan internal. Pelaksanaan mekanisme post audit dan sekaligus preventif audit diimplementasikan secara ketat. Pencegahan karena ketidaktahuan ataupun juga keteledoran dilakukan melalui proses konsultasi harian dengan berbagai pemangku kepentingan di lingkungan BRR baik di tingkat sektoral atau Satker. Selain juga melakukan fungsi penampungan dan tindak lanjut terhadap pengaduan atau temuan dari masyarakat. Dengan proses koordinasi yang berkelanjutan dan mekanisme pengawasan yang berjenjang, diharapkan pengawasan terlaksana di semua lini. Kemungkinan Penerapan di Tempat LainPada organisasi dengan jumlah proyek dan dana yang sangat besar serta melibatkan jumlah pemangku kepentingan yang sangat banyak, pengawasan berlapis semacam ini diperlukan. Logika mengikat semua staf BRR dengan Pakta Integritas merefleksikan perubahan paradigma dalam mekanisme kontrol diri. Pengawasan menyentuh ranah personal tanpa mengurangi kepercayaan terhadap sikap etis para profesional yang bekerja di BRR. Kesadaran diri ini tetap perlu didukung melalui lapisan pengawasan yang lain. Deputi Pengawasan berfungsi sebagai mekanisme audit internal BRR. Dengan terintegrasikannya SAK dalam Dewan Pengawas, maka fungsi rekomendasi dan fungsi penanganan tindakan dapat dilakukan Dewan Pengawas secara bersamaan. Dalam kasus BRR, pengawasan tetap ketat tanpa mengganggu keleluasaan bergerak para pelaku Pemulihan. Walau laporan atas temuan pengawasan dapat diajukan hingga tingkat Presiden, selalu ada mekanisme antara berjenjang untuk penyelesaian persoalan temuan. Mekanisme pengawasan secara finansal juga memperkecil potensi kerugian negara.Pengendalian Mutu Konstruksi Proyek BRRDalam sistem kerja BRR, penerapan jaminan mutu/quality assurance (QA) diakomodasi dalam unit tersendiri, yaitu Pusat Pengendalian Mutu Konstruksi (PPMK). Unit tersebut bertugas mengevaluasi hasil atau produk kerja kontraktor maupun konsultan untuk setiap kegiatan yang menggunakan dana APBN setelah quality control (QC). Sistem QA ini sendiri tak lazim bagi lembaga pemerintah karena merupakan mekanisme yang dipakai oleh dunia swasta dan industri. Proyek dalam lembaga pemerintah hanya sampai tahap pengawasan oleh konsultan pengendali kualitas, tanpa pemeriksaan ulang atas hasil QC. Namun bagi BRR, QA digunakan untuk meyakinkan bahwa apa yang dikerjakan Satker dan PPK, serta diawasi oleh konsultan, telah berjalan dengan benar.156TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiLatar BelakangRencana penerapan jaminan mutu muncul sejak awal BRR berdiri, terutama karena pada 2005, pelaksanaan program rehabilitasi dan rekonstruksi akan diserahkan kepada kementerian dan Pemda. Muncul pertanyaan, mekanisme kontrol apa yang sebaiknya digunakan oleh BRR untuk pelaksanaan program tersebut? Jawabannya adalah no objection letter (NOL). Artinya, apabila satu tahap kerja dalam sistem pemerintah ini selesai, perlu ada semacam surat persetujuan. Lalu apakah mekanisme NOL ini tidak menjadi bumerang bagi BRR sendiri? Kebijakan ini akan berdampak pada begitu banyak permintaan NOL, baik untuk hasil lelang, pembayaran maupun serah terima. Kegiatan administrasi akan menjadi sangat berlimpah untuk BRR. Selain itu, mampukah BRR menerbitkan NOL dengan cepat sesuai dengan prosedur yang benar? Jawabannya, BRR malah akan menjadi hambatan bagi proses rekonstruksi. Dengan pertimbangan tersebut, BRR akhirnya melepaskan seluruh verifikasi prosesnya kepada kepala Satker dan pejabat pembuat komitmen (PPK) tanpa mekanisme NOL. Pengendalian BRR hanya melalui mekanisme QA, yaitu pengecekan kembali laporan kualitas yang dilakukan oleh konsultan supervisi. Pemeriksaan ulang kualitas proyek dan pembangunan di lapangan ini dilakukan berkala secara acak. Pelaksanaan Quality Assurance (QA) di BRRTim QA yang pertama adalah konsultan CardnoAcil sebagai technical asistance for procurement and quality assurance management (TA for PQAM) di bawah Deputi Bidang Perencanaan dan Pemrograman. Pembiayaan konsultan ini berasal dari bantuan teknis BRR dari MultiDonor Fund (MDF) yang dikelola oleh United Nations Development Programme (UNDP). Sayangnya kecepatan konstruksi tidak dapat diimbangi oleh konsultan PQAM, sehingga BRR tidak selalu memperoleh data kemajuan pekerjaan yang terkini. Pengendalian mutu konstruksi yang dilakukan juga tidak terlalu tajam serta rekomendasinya lemah.Pada saat tugas QA menjadi wewenangKedeputian Bidang Infrastruktur dan Penatagunaan Lahan, mekanisme serta cara pengendalian ini dikaji serta diperbaiki dengan bantuan tenaga dari Lembaga Afiliasi Penelitian IndonesiaInstitut Teknologi Bandung (LAPIITB) dan Universitas Syiah Kuala. Kajian ini menemukan bahwa sistem yang baru jauh lebih baik hasilnya, maka kontrak konsultan PQAM pun dihentikan dan dana dihemat untuk bantuan teknis lainnya. Pelaksanaan QA pun dilakukan oleh BRR secara swakelola. Aliran informasi proyek masuk lebih cepat ke BRR. Temuan tim QA dapat dijadikan acuan baru dalam melakukan tindakan teknis terhadap satker dan PPK. Bagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi157Mekanisme ini dirasakan sangat membantu. Maka dari itu, tim QA terus diperkuat dengan melengkapi fasilitas transportasi dan peralatan laboratorium. BRR sangat diuntungkan karena banyak ditemukan persoalan lapangan yang berbeda misalnya justifikasi kualitas, kekurangan ketebalan, kekurangan volume, kesalahan prosedur teknis maupun administrasi saat ini sehingga bisa memberikan opini secara objektif. Tim QA kemudian dibuat lebih independen di luar tim infrastruktur, dan pindah tim dalam Kedeputian Bidang Operasi, sehingga proses QA dapat diterapkan pada seluruh sektor di BRR dengan nama PPMK. Pembelajaran yang Dapat DiperolehKegiatan utama PPMK adalah mempresentasikan dan melaporkan temuan di lapangan untuk ditindaklanjuti oleh deputi sektor/kepala wilayah. Hasilnya jauh lebih baik bila dibandingkan dengan kunjungan lapangan yang dilakukan unsur manajemen lainnya, seperti kunjungan Direktur BRR atau kepala dinas pemda, maupun kunjungan pejabat eselon I dan II di departemen teknis. Kunjungan seperti ini tidak akan mampu menemukan kekurangan di lapangan karena pengamatannya tidak detail. Oleh sebab itu, membangun atau memperkuat unit QA di instansi pemerintah menjadi sangat penting Lembaga itu membantu manajemen pemerintahan. Bagi lembaga yang telah mempunyai laboratorium, bisa melakukan program QA yang terstruktur dan periodik Lembaga itu menambah kekuatan SDM dan biaya kunjungan lapangan. Penempatan lembaga sejenis di luar dinas teknis akan meningkatkan kemampuan pemerintah dalam melakukan pengendalian kualitas atau bahkan menjadi lawan tanding bagi dinas teknis untuk meningkatkan akuntabilitas dan integritas tim secara keseluruhan.Berdasarkan informasi PPMK, Deputi Bidang Operasi bersama dengan unsur pimpinan BRR lain, dapat membuat semacam rapor terhadap para kontraktor, konsultan maupun pemasok yang tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik. Apabila sebelumnya mereka sudah beberapa kali diperingatkan, mereka akan menerima sanksi administratif dan tidak ikut tender BRR tahun berikutnya. Praktik ini tergolong tidak lazim dilakukan di instansi pemerintah. Sedangkan di BRR, penilaian kualitas kerja para pelaku rehabilitasi dan rekonstruksi adalah bagian dari proses pembinaan QA sehingga dari waktu ke waktu mutu konstruksi dapat ditingkatkan. BRR telah mempublikasikan daftar hitam sebanyak 3 kalipertama terdapat 58 perusahaan, kemudian 105 perusahaan, dan terakhir 129 perusahaan. Sekalipun sanksi terhadap para kontraktor/konsultan ini hanya berlaku di BRR, pada akhirnya Pemerintah Provinsi NAD mengadopsi daftar sanksi ini sebagai pedoman pengawasan pelaksanaan proyek pemda. Kemungkinan Penerapan di Tempat LainDengan melihat manfaatnya selama lebih dari tiga tahun di BRR, unit QA semacam ini sangat baik untuk dibentuk dan dapat diterapkan di berbagai unit kerja pemerintah. 158TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiUnit QA bisa menjadi alat kontrol yang dapat memberikan peringatan dini atas mutu pekerjaan konstruksi. QA juga sangat bermanfaat sebagai subtim teknis konstruksi/pembangunan dari pengawasan internal maupun satuan antikorupsi (yang umumnya fokus pada akuntansi, serta kepatuhan terhadap peraturan dan keuangan). Tim QA sangat diharapkan untuk dapat memberi rekomendasi atas penyelesaian suatu pekerjaan konstruksi dengan baik, atau juga untuk melakukan pengurangan lingkup pekerjaan bilamana diperlukan. Unit QA juga dapat memberikan opini yang netral ketika terjadi silang pendapat antara kontraktor/konsultan dengan satker/PPK tentang kemajuan pekerjaan atau mutu suatu konstruksi. Pemantauan dan Evaluasi KinerjaPelaksanaan ProyekPusat Pengendalian Pelaksaan Proyek Wilayah dan Sektor (P4W dan P4S) BRR memaparkan kemajuan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh BRR, mulai dari kemajuan tiap paket, konsolidasi kemajuan tiap sektor dan wilayah sampai penggambarannya dari berbagai sisi pandang. Informasi tentang kemajuan kegiatan tersebut kemudian dikonsolidasikan menjadi satu lembar laporan kurvaS yang diajukan ke pimpinan. Laporan ini memuat kemajuan BRR secara keseluruhan, baik fisik maupun keuangan. Data kemajuan ini diperbarui hampir setiap menit dalam kurun waktu 24 jam. Hal inilah yang menjadikannya sebagai terobosan dalam pemantauan kegiatan pemerintah.Latar Belakang Secara umum, proyek BRR terdiri atas proyekproyek sektor yang dikelola deputi sektor dan proyekproyek wilayah yang dikelola kepala wilayah atau distrik. Oleh karena itu, tanggung jawab pemantauan pelaksanaan proyek tersebut dibagi dua juga, yaitu Pusat Pengendalian Program dan Proyek Wilayah (P4W) untuk proyekproyek wilayah dan Pusat Pengendalian Program dan Proyek Sektoral (P4S) untuk proyekproyek sektor. Pemantauan lapangan dilakukan secara intensif dan melibatkan banyak pihak, antara lain wakil dari P4W, P4S, Satuan Antikorupsi, sekretariat badan, kepala wilayah/distrik atau deputi sektor. Untuk mempercepat proses pencapaian target rehabilitasi dan rekonstruksi, maka Deputi Operasi BRR mempertajam fokus kerja unit P4W menjadi pengendalian pelaksanaan proyek. Hasil pemantauan tersebut kemudian dianalisis bersama. Dengan demikian masalah pun bisa dipetakan dan disajikan sebagai bahan rapat pimpinan setiap dua minggu sekali.Dari Tim Pemantau Menjadi Tim Pemecah MasalahAwalnya, unit P4W dan P4S hanya fokus pada pemantauan kemajuan pelaksanaan yang dilakukan melalui kunjungan lapangan. Seiring dengan berjalannya waktu, unit ini sering diminta untuk memecahkan masalahmasalah praktis di lapangan. Tingginya pengalaman Bagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi159Gambar 8.3. Ilustrasi Tampilan BRR Performance Dashboard160TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiBagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi161di lapangan membuat tim pemantauan ini peka dan mampu mendeteksi kemungkinan gagal atau suksesnya pekerjaan sedini mungkin. Dalam setiap rapat pimpinan di Banda Aceh, tim ini memberi laporan menggunakan berbagai media seperti dari dokumen kendali lapangan, foto sampai rekaman video yang menjadi bukti kuat kemajuan unit yang dimonitor atasan langsung atau atasan penanggung jawab. Demi mempercepat proses koordinasi rencana aksi, unit ini kemudian mendapatkan kepercayaan lebih besar. Unit ini kemudian menangani persetujuan program, persetujuan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) sampai pelaksanaan konstruksi. Sebagian tugastugas yang tadinya di tangan Deputi Bidang Keuangan dan Perencanaan dan pengendalian proyek yang ada di kedeputian sektor secara berangsurangsur dilimpahkan menjadi kewenangan tim P4W dan P4S. Kemajuan penyerapan keuangan dipantau melalui informasi surat perintah pembayaran di KPPNK13 sedangkan kemajuan fisik dari hasil pantau tim P4W dan P4S terintegrasi dengan kemajuan keuangan. Informasi ini tampil real time lewat TV yang diletakkan di tempat strategis dan di ruang Kepala Badan Pelaksana Pemulihan NADNias ibarat dashboard di mobil. Dengan demikian, setiap orang menyadari sepenuhnya kemajuan kegiatan setiap saat. Hasil pemantauan P4W dan P4S dipresentasikan dalam rapat pimpinan BRR, Wakil Deputi Bidang Operasi Pengendalian Program/Proyek. Pihak yang bertanggung jawab menjelaskan mengapa terjadi keterlambatan dan langkahlangkah apa yang perlu diambil lengkap dengan segala argumentasinya yang dibicarakan secara terbuka.Bagaimana P4W dan P4S mengolah data untuk disajikan di dashboard? Secara umum, sistem yang digunakan tidak berbeda dengan lembaga pemerintah, yaitu konsolidasi dan analisis manual atas datadata dasar. Pendeknya, berlembarlembar data disatukan jadi satu lembar bahkan satu angka. Proses ini mendapatkan dukungan bantuan dari semua unit kerja kedeputian dan wilayah. Pembelajaran yang Dapat DiperolehBagi manajemen BRR, pemantauan lewat dashboard sangat bermanfaat karena posisi pencapaian bisa cepat diketahui dan keputusan bisa segera diambil. Di awal, menyatukan bermacam informasi ke dalam satu format yang disepakati bukan hal yang mudah. Selain itu, rapat pimpinan seperti ini melahirkan pola kepemimpinan dan pengambilan keputusan dan penerapan aksi yang terbuka. Apabila model ini diberlakukan di seluruh kementerian atau lembaga pemerintah, maka iklim birokrasi yang prosedural dan lambat sangat mungkin berubah. Sistem pantau BRR ini bisa menjadi contoh bagi Pemda atau proyek pembangunan lainnya.162TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiKemungkinan Penerapan di Tempat LainMelalui berbagai proses, format pemantauan yang digunakan BRR ini sudah diuji dan disempurnakan. Dengan demikian, format seperti ini mampu memetakan persoalan di lapangan yang efektif. Cara penggunaan sistem ini sangat mudah dan dapat ditransfer dalam waktu 12 hari saja. Keunggulan penerapan sistem P4W dan P4S adalah pada disiplin sumber daya manusia untuk bersamasama menggunakan format yang telah disepakati dan memuktahirkan informasi.Dalam dapur pengolah data dan informasi, sekitar 30 orang profesional mengolah data dari lapangan menjadi laporan dan rencana aksi untuk masingmasing unit kerja sesuai dengan tingkatan tugasnya, sampai akhirnya tersaji dashboard untuk pimpinan. Hal serupa bisa diadopsi oleh pemerintah pusat dan Pemda. Pada akhirnya, pemimpin dan pola kepemimpinan suatu organisasi menjadi faktor yang menentukan. Seluruh proses tersebut hanya dapat terjadi dengan baik bila ada kemauan politik yang kuat dari pimpinan tertingginya dan secara konsisten dijaga sebagai best practices yang berharga. Bagian 8. Pengawasan, Pemantauan dan Evaluasi163KISAHKISAH tentang terobosan ini diakhiri pada pengelompokan siklus pengawasan dan pemantauan. Hal ini bukan tidak disengaja. Dalam suatu sistem operasional proyek, pengawasan dan pemantauan mengiringi setiap langkah rehabilitasi dan rekonstruksi. Setelah pemantauan dan evaluasi dilakukan sebagai pembelajaran dari kegiatan pemantauan, maka siklus berputar kembali ke awal. Dimulai kembali dengan perencanaan ulang dan kemudian dilanjutkan dengan pembaruan data, identifikasi proyek, tinjauan sumber pendanaan, persiapan proyek, manajemen dan pelaksanaan proyek yang disertai pemantauan kemudian evaluasi dan seterusnya. Satu siklus tersebut dalam suatu organisasi pemerintah setara dengan satu tahun anggaran.Dalam perjalanan empat tahun mandat BRR, siklus tersebut berulang empat kaliselaras dengan periode tahun anggaran pemerintah, yaitu tahun anggaran 20052008. Pada tahun anggaran 2009, mata anggaran khusus untuk BRR sudah dihapuskan dan pendanaan pun hanya digunakan untuk persiapan penutupan BRR pada 16 April 2009.Terlepas dari bagaimana uniknya organisasi ini dibandingkan lembaga pemerintah lain, BRR adalah badan pemerintah yang berjalan dengan roda anggaran nasional. Setiap terobosan yang dibahas dan dikategorikan dalam tiap anak tangga siklus tersebut tentunya tidak tercipta sekonyongkonyong sesuai dengan rentetan waktu. Kadang suatu siklus sudah berputar dua kali, baru terpikir hal yang dapat dilakukan, kemudian baru terlaksana pada tahun anggaran atau siklus ketiga. Ada yang memang sedari awal PenutupTaman Bermain di wilayah situs tsunami PLTD Apung, Banda Aceh, 19 Februari 2009. Foto: BRR/Arif AriadiBagian 9. Penutup165pembentukan sudah langsung dipikirkan dan kemudian disempurnakan sejalan dengan roda Perputaran siklus tersebut. Komitmen internasional dalam proses pemulihan bencana terbesar awal abad 21 ini tergolong luar biasa. Ini tak terlepas dari inovasi pemerintah Indonesia membentuk suatu badan bernama BRR dengan pelbagai kebijakan dan sistem yang kemudian dikembangkan pada masa tugasnya. Terobosan yang diuraikan dalam buku ini adalah pilar sistem akuntabilitas pengelolaan program dan anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi. Transparansi terbukti mampu mendongkrak kepercayaan pelbagai negara maupun lembaga donor, baik nasional maupun internasional.Demi menjaga kepercayaan dan komitmen internasional tersebut, semua sistem operasi setiap lini kerja di BRR didesain dengan prinsip membuang jauh kerumitan sehingga mencapai kemudahan dalam penerapan. Sistem operasi kerja diusahakan mudah dimengerti dan dilaksanakan bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sistem yang mudah dimengerti dan mudah dilaksanakan oleh semua orang dapat memperkecil risiko terjadinya penyimpangan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan kepercayaan internasional, realisasi komitmen bantuan yang direalisasikan ke AcehNias pun meningkat.Dukungan lembaga internasional ini tentu saja merupakan akumulasi dari berbagai kebijakan inovasi dan terobosan yang diuraikan dalam bagianbagian sebelumnya. Bukti nyata kepercayaan dunia internasional dalam kinerja BRR ini juga melahirkan pelbagai skema pemberian hibah yang belum pernah ada di Indonesia. Selain itu, BRR berhasil juga melakukan lobi dan menjalin kerja sama yang melibatkan beberapa negara dalam proyek pembangunan sektoral kawasan. Semua terobosan itu menjadi anakanak tangga bagi BRR dalam meraih kepercayaan internasional. Apa pun terobosan baik dalam konsep, mediasi, maupun prosedur yang dilakukan adalah dengan napas untuk menciptakan karakter lembaga pemerintah yang lebih baik. Dalam artian, lebih cepat dan juga lebih baik secara kualitas demi terpenuhi tujuan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sistem birokrasi pemerintahan yang lebih baik dengan sendirinya akan memudahkan negara maupun lembaga donor melakukan kegiatan pembangunan pascabencana di Aceh dan Nias sehingga meningkatkan nilai serapan untuk pembangunan tersebut. Misinya adalah tidak memperumit prosedur namun tetap dapat memantau perkembangan dan arah pembangunan secara makro. Salah satu bukti pencapaian kumpulan terobosan yang telah dibahas dalam buku ini serta tonggak akhir penanda kepercayaan dunia internasional dan keberhasilan dari seluruh terobosan yang dibahas dalam buku ini adalah jumlah serapan dana yang mencapai 93 persen dari janji sumbangan internasional. Terobosanterobosan yang telah diuraikan membuktikan bahwa kinerja suatu badan organisasi pemerintah dapat lebih baik dan hal ini dapat diterapkan di mana pun. Tentu saja dengan prakondisi tertentu. Contoh organisasi dengan sistem operasi fleksibel dan bergerak cepat akan sangat berguna pada daerah mana pun yang rawan bencana, tertinggal, maupun terisolasi. 166TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiSedangkan pilihan organisasi ad hoc akan lebih optimal diterapkan pada lembaga dengan sistem yang rusak atau malfungsi karena suatu bencana atau kondisi yang di luar batas kewajaran. BRR adalah gabungan dari kedua contoh tersebut. Terobosan yang dilakukan pada akhirnya memang tidak hanya untuk mencapai serapan pembangunan yang tinggi. Sebagaimana disebutkan di awal buku dan ditegaskan kembali di sini bahwa inovasi terobosan adalah untuk menembus sekaligus menata ulang birokrasi dan prosedur yang ada demi menciptakan karakter pemerintahan yang didambakan. Pemerintahan yang baik adalah yang dapat melakukan pelayanan publik dengan lebih cepat, dengan kualitas yang lebih baik, serta lebih tepat sasaran dalam mencapai tujuan pelaksanaan proyekdalam lingkup kecilserta meningkatkan hajat hidup masyarakat dalam lingkup yang lebih luas. Dengan demikian, terobosan yang dibahas di sini seyogyanya merupakan prosedur inovatif yang dapat diterapkan di tempat lainwalau tentu saja dalam konteks persoalan dan wilayah yang berbeda tetap membutuhkan pengembangan dan penyesuaian. Aceh dan Nias telah membuktikan bahwa terobosan kebijakan dapat diterapkan. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan untuk pelaksanaan di lokasi rawan bencana, rawan konflik, maupun daerah tertinggal atau terpencil tidak hanya di Indonesia namun di belahan penjuru dunia lain dengan konteks kewilayahan atau persoalan serupa. Upacara penurunan bendera BRR tanda berakhirnya masa tugas 4 tahun bekerja untuk pemulihan Aceh dan Nias pascatsunami, Banda Aceh, 15 April 2009Foto: Ricky SugiartoBagian 9. Penutup167Catatan1Rencana Induk disahkan melalui Perpres No. 30/ 2005 yang kemudian disesuaikan kembali setelah melalui proses evaluasi paruh waktu. Penyesuaian tersebut disahkan melalui Perpres No. 47/2008 tentang Perubahan atas Rencana Induk.2Satu laporan lingkungan (bisa berupa amdal atau DPPL) untuk beberapa proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan pertimbangan bahwa bangunan dan infrastruktur yang dibangun dalam suatu kawasan yang berdekatan lokasinya, baik jenis maupun dampak yang ditimbulkannya memiliki banyak kesamaan. 3CFAN dilaksanakan empat kali selama masa mandat BRR. CFAN pertama pada 2005, merupakan forum koordinasi tahunan donor terbesar untuk Aceh dan Nias yang seluruhnya diselenggarakan di Jakarta.4Arti harfiah: pemilik rumah; arti kiasan: warga setempat5Arti harfiah: tetangga; arti kiasan: pihak luar yang datang membantu6Menimbang butir c: bahwa penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi ... harus dilaksanakan secara khusus, sistematis, terarah, dan terpadu serta menyeluruh dengan melibatkan partisipasi dan memperhatikan aspirasi serta kebutuhan masyarakat...7Kelompok yang dimotori oleh Urban Poor Consortium, Jakarta8Melalui kerja sama LSM dan beberapa lembaga internasional, seperti AustraliaIndonesia Partnership for Reconstruction and Development Local Governance and Infrastructure for Communities in Aceh, Mercy Corps, UNHABITAT, dan dimotori proses penyusunannya oleh United States Agency for International Developments.9Rincian jumlah desa yang dimonev adalah Banda Aceh 35 desa, Aceh Besar 86 desa, Aceh Jaya 72 desa, Aceh Barat 43 desa, Aceh Singkil 12 desa, Simeulue 10 desa, Pidie 34 desa, Bireuen 38 desa, Aceh Utara 10 desa, Aceh Timur 6 desa. Total 346 desa.10Penyimpangan implementasi atas volume program perencanaan desa adalah hasil penjumlahan (a) butir program belum terlaksana dan (b) implementasi tidak sesuai dengan rencana detail program. Kategorisasi penyimpangan sama dengan kategorisasi pada penyimpangan dokumen perencanaan desa.11Sebagaimana akan diuraikan di bawah, KSF tidaklah langsung mencakup seluruh kecamatan sebagaimana produkproduk pada 2008 dan 2009. Sebelumnya, yaitu pada 19 kecamatan pertama, sesuai keterbatasan waktu itu, titik berat identifikasi hanya di wilayah yang rusak terkena bencanadengan demikian, terutama di wilayah pesisir pantai.168TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju Solusi12Wimax adalah teknologi akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access/BWA) yang memiliki kecepatan akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. Wimax merupakan evolusi dari teknologi BWA sebelumnya dengan fiturfitur yang lebih menarik. (http://id.wikipedia.org/wiki/WiMAX)13Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Khusus yang dibentuk untuk melayani pembayaran proses pemulihan AcehNias.169Daftar SingkatanSingkatan Indonesia InggrisADB Bank Pembangunan Asia Asian Development BankAGDC Pusat Data Geospasial Aceh Aceh Geospatial Data CenterAmdal Analisis Mengenai Dampak LingkunganAnalysis Concerning Environmental ImpactAMT Tim Pengelola Hubungan Mitra Kerja Account Management TeamANTF Dana Perwalian Aceh Nias; Cikal bakal Dana Perwalian Pemulihan Aceh Nias (RANTF)Aceh Nias Trust Fund; Later becomes Recovery AcehNias Trust Fund (RANTF)APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahProvincial Annual BudgetAPBN Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraGovernment of Indonesias National Annual BudgetASEAN Perhimpunan NegaraNegara Asia TenggaraAssociation of South East Asia NationsASMT Tim Keamanan Wilayah (unit keamanan Perserikatan BangsaBangsa)Area Security Management TeamBakosurtanal Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan NasionalIndonesias National Coordinating Agency for Survey and MappingBapel Badan PelaksanaExecuting AgencyBappeda Badan Perencanaan Pembangunan DaerahRegional Development Planning Agency Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan NasionalNational Development Planning AgencyBPK Badan Pemeriksa Keuangan Supreme Audit AgencyBPN Badan Pertanahan Nasional National Land AgencyBPPN Badan Penyehatan Perbankan NasionalIndonesian Bank Reconstruction AgencyBPS Badan Pusat Statistik Statistic Center AgencyBRA Badan ReintegrasiDamai Aceh Aceh PeaceReintegration AgencyBRR Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggre Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera UtaraAgency for the Rehabilitation and Reconstruction of the Regions and Community of Nanggre Aceh Darussalam and the Nias Island of the Province of North Sumatra170TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiSingkatan Indonesia InggrisCDP Program Pengembangan Komunitas Community Development ProgramCFAN Forum Koordinasi untuk Aceh dan NiasCoordination Forum for Aceh and NiasCRS Pelayanan Tanggapdarurat Katolik Catholic Relief ServicesDAD Pangkalan Data Dukungan PembangunanDevelopment Assistance DatabaseDLA Asesmen Kerusakan dan Kerugian Damage and Loss AssessmentDED Desain Enjinering Detail Detail Engineering DesignDIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Issuance of Spending AuthorityDPPL Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan LingkunganEnvironment Management and Monitoring DocumentDPR Dewan Perwakilan Rakyat House of Representative DPRA Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Acehs Regional House of RepresentativeDPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Regional House of RepresentativeDPRK Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/KotaDistricts House of RepresentativeDRR Pengurangan Risiko Bencana Disaster Risk ReductionEIA Asesmen Dampak Lingkungan Environmental Impact Assesmenteproc Pengadaan barang/jasa secara elektronikEProcurementEWS Sistem Peringatan DiniEarly Warning SystemFM Manajemen Keuangan Financial ManagementFPK Forum Pemulihan Kabupaten/Kota Kabupaten/ Kota Recovery ForumGAM Gerakan Aceh Merdeka Free Aceh MovementGFP Pihak yang diandalkan untuk penyebaran dan penerapan informasi isu genderGender Focal PointGIS Sistem Informasi Geospasial Geospatial Information SystemGoI Pemerintah Republik Indonesia Government of IndonesiaGPS Sistem navigasi satelit Global Positioning SystemGTZ Gesselschaft for Technische Zusammenarbeit (Badan Kerjasama Jerman) Gesselschaft for Technische Zusammenarbeit (German Cooperation Agency)HMKU Hubungan Mitra Kerja Utama Key Account RelationsHSU Harga Satuan Umum Standard Unit PriceIAP Investasi dan Akses Pasar Market investment and access171Singkatan Indonesia InggrisIASC Dewan Koordinasi antar Donor di Aceh NiasInter Agency Standing CommitteeICT Teknologi Informasi dan Komunikasi Information and Communication TechnologyICW Pemantau Korupsi Indonesia Indonesia Corruption WatchIFRC Federasi Palang Merah Internasional dan Komunitas Bulan Sabit MerahInternational Federation of Red Cross and Red Crescent SocietiesInpres Instruksi PresidenPresidential InstructionIntosai Organisasi Internasional Badan Pemeriksa Keuangan seDuniaInternational Organisation of Supreme Audit InstitutionsIOM Organisasi Internasional untuk Migrasi PendudukInternal Organization for MigrationIPM Indeks Pembangunan Manusia Human Development IndexIREP Program Pemampuan Rekonstruksi PrasaranaInfrastructure Reconstruction Enabling ProgramIRFF Sarana Pendanaan Rekonstruksi Prasarana Infrastructure Reconstruction Financing FacilitiyJICA Badan Kerjasama Internasional JepangJapan International Cooperation AgencyJICS Badan Jepang mengenai Sistem Kerjasama Internasional Japan International Cooperation System JLT Sertifikat Kepemilikan Bersama atas TanahJoint LandTitlingK/L Kementerian Negara/Lembaga Ministry/InstitutionKabapel Kepala Badan PelaksanaHead of Executing AgencyKAP Kecamatan Action Plan Rencana Aksi KecamatanKasatker Kepala Satker Head of Project Implementing Unit Keppres Keputusan Presiden Presidential DecreeKKA Kertas Kerja Audit Audit WorksheetKKN Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Corruption, Collusion, and NepotismKP4D Komite Percepatan Pembangunan Perumahan dan Permukiman DesaThe Village Committee for Housing and Settlement Development AccelerationKPPN Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan NegaraOffice for State Services and TreasuryKPPNK Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan NegaraKhususSpecial Office for State Services and TreasuryKSFAP Kerangkakerja Tata Ruang dan Rencana Aksi KecamatanKecamatan Spatial Framework and Action Plan172TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiSingkatan Indonesia InggrisLAPIITB Lembaga Afiliasi Penelitian IndonesiaInstitut Teknologi BandungIndonesian Research Afiliation Institute Bandung Institute of TechnologyLARAP Rencana Aksi Akuisisi Lahan dan PemukimankembaliLand Acquisition and Resettlement Action PlanLHA Laporan Hasil Audit Audit ReportLHKPN Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara NegaraAsset Inventory of Government OfficialsLSM Lembaga Swadaya Masyarakat Nongovernment Organisation (NGO)MDF Dana MultiDonor MultiDonor FundMDTF Dana Perwalian MultiDonor; Cikal bakal Dana MultiDonorMultiDonor Trust Fund; Later becomes MultiDonor Fundmonev Pemantauan dan evaluasi Monitoring and evaluationMoU Nota Kesepahaman Memorandum of UnderstandingMPR Majelis Permusyawaratan Rakyat Peoples Consultative AssemblyMTR Evaluasi Paruh Waktu MidTerm ReviewNAD Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nanggroe Aceh Darussalam ProvinceNASA Badan Antariksa Nasional Amerika SerikatNational Aeronautics and Space AdministrationNGO Organisasi nonpemerintah/ Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)NonGovernmental OrganizationNIRAM Pemetaan aset Pemulihan di Kepulauan NiasNias Islands Recovery Asset MappingNisel Kabupaten Nias Selatan District of South NiasNISM Pertemuan pemangku kepentingan Kepulauan NiasNias Islands Stakeholder MeetingNOL Surat Pernyataan Tidak Berkeberatan No Objection LetterOC Sebuah unit di bawah Deputi Operasi yang kemudian dipecah menjadi Pusat Pengendalian dan Pelaksanaan Proyek Wilayah (P4W), Pusat Pengendalian dan Pelaksanaan Proyek Sektoral (P4S) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)Operation Centre (a unit under BRRs Deputy of Operation)offbudget Anggaran nonPemerintah Indonesia (nonAPBN)NonIndonesian state budgetonbudget Anggaran Pemerintah Indonesia (APBN)Indonesian state budgetP2TP2A Pusat Pelayanan Terpadu untuk Pemberdayaan Perempuan dan AnakIntegrated Service Centre for Women and Children173Singkatan Indonesia InggrisP4S Pusat Pengendalian dan Pelaksanaan Proyek SektoralCenter of Sectoral Project Controlling and ImplementingP4W Pusat Pengendalian Program dan Proyek WilayahCenter of Regional Program and Project ControllingPBB Perserikatan BangsaBangsa United Nations (UN) PCN NotaKonsep Proyek Project ConceptNotePDAM Perusahaan Daerah Air Minum Regional Potable Water CompanyPemda Pemda Regional GovernmentPemkab Pemerintah Kabupaten District GovernmentPemprov Pemerintah Provinsi Province GovernmentPerpres Peraturan Presiden Presidential RegulationPerppu Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndangGovernment Regulation in Lieu of LawPHLN Pinjaman/Hibah Luar Negeri Foreign Soft Loans/GrantPIWG Kelompok Kerja Informasi Publik Public Information Working GroupPLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro HidroMicro Hydropowered Electrical GeneratorPLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya Solarpowered Electrical GeneratorPMI Palang Merah Indonesia Indonesian Red CrossPMT Pengakhiran Masa Tugas Exit StrategyPNS Pegawai Negeri Sipil Civil ServantPP Peraturan Pemerintah Government RegulationPPK Pejabat Pembuat Komitmen Contract Preparation Officer PPMK Pusat Pengendalian Mutu Konstruksi (dalam BRR)Center of Construction Quality Control (within BRR)PQAM Nama konsultan di bidang Pengelolaan Pengadaan Jasa dan Penjaminan MutuProcurement and Quality Assurance ManagementPRB Pengurangan Risiko Bencana Disaster Risk ReductionPusdatin Pusat Data dan InformasiCenter for Data and InformationQAPenjaminan Mutu Quality AssuranceQC Pengendalian Mutu Quality ControlRANdatabase Basisdata Pemulihan AcehNiasRecovery AcehNias DatabaseRANTF Dana Perwalian Pemulihan AcehNias Recovery AcehNias Trust FundRDTRK Rencana Detail Tata Ruang Kota A standard nomenclature of Indonesian (Partial/ Subdivisions of) City PlanRenaksi Rencana Aksi Action Plan174TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju SolusiSingkatan Indonesia InggrisRenstra Rencana Strategis Strategic PlanRI Republik Indonesia Republic of IndonesiaRKL Rencana Pengelolaan Lingkungan Environment Management PlanRp Rupiah Rupiah (Indonesian currency)RPL Rencana Pemantauan Lingkungan Environmental Monitoring PlanRTRWK Rencana Tata Ruang Wilayah Kota A standard nomenclature of Indonesian City PlanSAK Satuan Antikorupsi Anticorruption UnitSatker Satker Project Implementing UnitSBY Susilo Bambang Yudhoyono (presiden keenam RI)Susilo Bambang Yudhoyono (the 6th president of Indonesia)SDI Data Informasi Tata Ruang/ Spasial Spatial Data InfrastructureSDM Sumber Daya Manusia Human ResourcesSekjen Sekretaris Jendral Secretary GeneralSimas Sistem Informasi Manajemen Aset Asset Management Information SystemSIMC Pusat Informasi Spasial dan PemetaanSpatial Information and MappingCentreSK Surat Keputusan DecreeSMS Layanan pesan singkat Short Message ServiceSNI Standar Nasional Indonesia Indonesian National Standards (published by the Department of Public Works)SOP Prosedur Operasi Standar Standard Operating ProcedureSP2D Surat Perintah Pencairan Dana Fund Disbursement Order LetterSPI Satuan Pengawas Internal Internal Supervisory UnitSPM Sistem Pengendalian Manajemen Management Control SystemSumut Sumatera Utara North SumateraTA Tahun Anggaran Fiscal YearTDMRC Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi BencanaTsunami and Disaster Mitigation Research CenterTGLL Hikmah Ajar Global Tsunami Tsunami Global Lessons LearnedTII Organisasi nonpemerintah (LSM) yang berfokus melawan korupsi Transparency International IndonesiaTPA Tempat Pembuangan Akhir Final Disposal AreaTPI Tempat Pelelangan Ikan Fish Auction MarketTPS Tempat Pembuangan Sementara Temporary Disposal Area175Singkatan Indonesia InggrisTRIP Daftar Indikator Pemulihan Tsunami (Berupa Buku Laporan per tahun)Tsunami Recovery Indicators PackageUKL Upaya Pengelolaan Lingkungan Environmental Management EffortUN Perserikatan BangsaBangsa (PBB) United NationsUNDP Program Pembangunan Perserikatan BangsaBangsaUnited Nations Development ProgrammeUNECLAC Komisi Ekonomi Perserikatan BangsaBangsa untuk Amerika Latin dan KaribiaUnited Nations Economic Commission for Latin America and the Caribbean UNHIC Pusat Informasi Kemanusiaan Perserikatan BangsaBangsaUnited Nations Humanitarian Information CentreUNICEF Dana Perserikatan BangsaBangsa untuk urusan AnakanakUnited Nations Childrens FundUNIMS Sistem Manajemen Informasi Perserikatan BangsaBangsaUnited Nations Information Management SystemsUNJLS Pusat Gabungan Logistik Perserikatan BangsaBangsaUnited Nations Joint Logistic CentreUNOCHA Badan Perserikatan BangsaBangsa mengenai Koordinasi Urusan KemanusiaanUnited Nations Office for the Coordination of Humanitarian AffairsUNORC Badan Perserikatan BangsaBangsa Koordinator Pemulihan khusus untuk Aceh dan NiasUnited Nations Office of the Recovery Coordinator for Aceh and NiasUPL Upaya Pemantauan Lingkungan Environmental Monitoring EffortUS$ Dollar Amerika SerikatAmerican Dollars USAID Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan InternasionalUnited States Agency for International DevelopmentUU UndangUndang LawUUPA UndangUndang Pemerintahan Aceh Law on Governing of AcehVM Pemetaan Desa Village MappingVP Perencanaan Desa Village PlanningWanrah Dewan Pengarah Advisory BoardWanwas Dewan Pengawas Supervisory BoardWapres Wakil Presiden Vice PresidentWFP Badan Pangan Dunia World Food Programme176TEROBOSANI: Beribu Jalan Menuju Solusi