semnas teknik sipil viii-2012 bidang mrt abstrak
DESCRIPTION
Kumpulan Abstrak Seminar Nasional Teknik Sipil VII Tahun 2012 Bidang MRTTRANSCRIPT
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 1
KEBUTUHAN FASILITAS PEJALAN KAKI RAMAYANA
PEKANBARU
ABD.KUDUS ZAINI
E-mail : [email protected]
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
ABSTRAK
Trotoar yang berada di kawasan Ramayana Pekanbaru merupakan salah satu contoh fasilitas pejalan kaki
di Pekanbaru. Sebagai pusat pertokoan dan perdagangan, kawasan Ramayana Pekanbaru sangat ramai
dikunjungi dan padat arus lalu lintas. Tidak sedikit pejalan kaki yang menuju kawasan tersebut dengan
kondisi dimana trotoar di kawasan Ramayana Pekanbaru banyak disalah gunakan fungsinya, sehingga
untuk pejalan kaki berada pada posisi lemah. Ruang gerak dan kenyamanan pejalan kaki menjadi terbatas
dikarenakan trotoar yang berada di kawasan Ramayana sudah dialih fungsikan menjadi tempat berjualan
pedagang kaki lima.
Tujuan Penelitian ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan jalur pejalan kaki, tingkat
kenyamanan dan mengetahui jalur trotoar telah memenuhi syarat serta untuk mendapatkan pemecahan
masalah pemanfaatan trotoar. Metode yang dipakai Direktorat Bina Teknik Kota Direktorat Bina Marga
tahun 1999.
Hasil analisis dari kuisioner didapatkan bahwa tingkat kenyamanan trotoar Ramayana Pekanbaru
tergolong tingkat kenyamanan ; cukup nyaman sebesar 42%, kurang nyaman 41%, tidak nyaman 10% ,
sangat nyaman 7% dan dari segi lebar jalur pejalan kaki yang telah dihitung dari banyaknya volume
pejalan kaki yang melewati trotoar tersebut termasuk dalam trotoar yang tidak mendukung kenyamanan
yang tidak memenuhi syarat.
Menurut syarat dari Bina Marga lebar jalur trotoar minimal 2 meter sedangkan trotoar yang ada kurang
dari 2 meter. Maka perlu dilakukan pengaturan yang jelas mengenai penggunaan trotoar sesuai dengan
fungsinya atau dapat juga dirancang ulang kembali fasilitas jalur trotoarnya. Serta penempatan para
pedagang kaki lima juga diatur sebagaimana mestinya.
Kata-kata kunci: Kenyamanan, Pejalan kaki, Trotoar, Responden, Kuesioner.
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 2
PERBANDINGAN TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN
SIMPANG BERSINYAL HASIL OBSERVASI LANGSUNG
DENGAN HASIL PERHITUNGAN KAJI
(Studi Kasus, Simpang Bersinyal RCTI Kertajaya, Surabaya)
Adya Aghastya 1, Dimas Satrio Nugroho 2, Haryadi Sujatmiko 3 dan Hera
Widyastuti 4
1Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rekayasa Transportasi, FTSP-ITS, Kampus ITS
Sukolilo, Telp +6285211111443 email : [email protected] 2Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rekayasa Transportasi, FTSP-ITS, Kampus ITS
Sukolilo, Telp +628563441077 email :dimassatriyo@ yahoo.com 3Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rekayasa Transportasi, FTSP-ITS, Kampus ITS
Sukolilo, Telp +6285646360784 email :[email protected] 4Staff Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Telp : +62-31-5941490
email :[email protected]
ABSTRAK
Tundaan (Delay Time) dan Panjang Antrian merupakan dua diantara beberapa parameter yang digunakan
untuk menentukan kinerja simpang bersinyal. Kinerja simpang dianggap baik jika waktu tundaan setiap
kendaraan semakin singkat. Begitu pula dengan panjang antrian. Semakin pendek antrian dalam suatu
simpang, semakin abik kinerja simpang tersebut.
Ada banyak cara dalam melakukan analisa simpang. Antara lain dengan melakukan pencatatan langsung
(observasi) dan perhitungan matematis. Di Indonesia, perhitungan matematis dilakukan dengan tata cara
yan sudah diatur dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Karena seringkali perhitungan
matematis secara manual rumit dan melelahkan, maka Bina Marga mengeluarkan perangkat lunak KAJI
untuk mempermudah perhitungan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan panjang antrian dan lama tundaan berdasarkan
pengamatan langsung di lapangan dengan perhitungan dengan program KAJI. Lokasi yang dipilih adalah
pada simpang bersinyal di perempatan RCTI Surabaya yang merupakan simpang bersinyal 4 fase. Ke
empat lengan memiliki karakter geometrik yang hampir sama, yakni jalan 6 lajur 2 arah dengan median.
Pengambilan data dilakukan dengan pencacahan lalu lintas semua pergerakan pada masing-masing lengan.
Juga pencatatan panjang antrian dan pencatatan lama antrian kendaraan terakhir yang datang dari satu
pendekat. Pengambilan data dilakukan tiap 15 menit pada rentang waktu pukul 07.30 sampai dengan
08.30 yang di asumsikan sebagai jam puncak. Data hasil pencacahan lalu lintas dijadikan sebagai data
mentah untuk diolah dengan KAJI. Sementara data pencatatan lalu panjang antrian dan lama tundaan
diolah dengan bantuan Microsoft Excell.
Hasil dari perhitungan dengan KAJI berbeda dengan pengamatan langsung. Dari pengamatan langsung,
panjang antrian dan lama tundaan masing-masingpendekat adalah : Utara (66,16 ; 98,60), Timur (43,56 ;
67,28), Selatan (37,24 ; 81,36) dan Barat (50,00 ; 98,96). Sedangkan dari program KAJI : Utara (48,74 ;
80), Timur (44,18 ; 66), Selatan (45 ; 57) dan Barat (46,23 ; 80).
Kata kunci: antrian, tundaan, KAJI, observasi
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 3
STUDI MOBILITAS PENDUDUK WILAYAH
KEPULAUAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN MALUKU
BARAT DAYA (MBD)
Agustinus Toisuta 1 dan Setyo Nugroho 2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Transportasi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 085254058132, email: [email protected] 2Dosen Teknik Transportasi Kelautan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081335260040, email:
ABSTRAK
Kabupaten Maluku barat daya (MBD) merupakan salah satu wilayah kepulauan, dimekarkan
menjadi daerah otonom baru pada tahun 2009. Jumlah penduduk di kabupaten MBD mencapai 127.431
jiwa (2010), dan tersebar pada delapan kecamatan. Aktivitas masyarakat antar pulau saat ini
mengandalkan tiga armada pelayaran yaitu: KM. Pangorango (PELNI), KM. Maloli (Perintis), KM.
Banda Naira (Perintis). Mengingat luas wilayah laut yang cukup besar, operasional ketiga armada tersebut
belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat guna meningkatkan aksesbilitas, dimana untuk bepergian
dari satu pulau ke pulau yang lainnya memakan waktu tunggu rata-rata 10 hari.Karena itu, perlu
dilakukan suatu studi untuk melihat mobilitas penduduk dan bagaimanakah hubungannya dengan kualitas
layanan transportasi yang ditawarkan dan indeks pembangunan manusia.Hasil dari penelitian ini
didapatkan suatu model matematika yang menggambarkan hubungan antara IPM, mobilisasi penduduk,
trip kapal dan jumlah kapal atau armada yang dibutuhkan: a) IPM = 66.6 + 0.00285 Mobilisasi, b) Trip =
-4.1 + 0.0187 Mobilisasi, c) Jumlah Kapal = -1.93 + 0.103 Trip.
Kata kunci : Mobilitas penduduk, layanan transportasi, IPM
PERBANDINGAN SEGI TEKNIS DAN BIAYA
INTERBLOCK, LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) DAN
LAPISAN PENETRASI (LAPEN)
SEBAGAI LAPIS PERMUKAAN JALAN
(KASUS RUAS JALAN RAYA TENGGILIS MEJOYO)
Amalia Firdaus M, Djoko Sulistiono dan Ami Asparini 1)
1Dosen Program Diploma Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS,Kampus ITS-Manyar Surabaya Telp 031-
5947637, email : [email protected]
ABSTRAK
Jalan Raya Tenggilis Mejoyo mempunyai peranan penting sebagai jalan akses menuju lokasi Pendidikan
seperti Universitas Surabaya, SMA Negeri 14 Surabaya dan SMP Negeri 17 Surabaya. Jalan tersebut
mempunyai 4 lajur 2 arah yang dipisahkan median (4/2D), dengan lebar rata-rata per-lajur 3,50 meter.
Kecepatan rencana (VR) pada Jalan Raya Tenggilis Mejoyo tidak begitu besar (<50 km/jam). Dengan
demikian, ruas jalan ini dapat menggunakan jenis perkerasan lentur seperti interblock, lapisan aspal beton
(Laston) dan lapisan penetrasi macadam (Lapen) sebagai lapis permukaan. Masing-masing jenis pilihan
perkerasan lentur ini mempunyai kelebihan/kekurangan dari sisi teknis dan biaya. Hal inilah yang
mendorong untuk mengetahui lebih jelas, walau secara umum kita tahu perkerasan interblock mempunyai
banyak kelebihan dibandingkan dengan lapisan aspal beton (laston) dan lapisan penetrasi macadam
(lapen). Interblock mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan aus, tahanan gelincir (skid resistance) tinggi,
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 4
bila terjadi penurunan dapat cepat diatasi/dipasang kembali, perawatan kecil/murah, pelaksanaan yang
bisa padat karya. Kerugiannya, Interblock kurang nyaman dilewati, tidak dapat dipakai untuk kecepatan
tinggi (>60km/jam), karena pasir pengisi interblock bisa terhisap keluar. Permasalahan yang ada, sampai
sejauh mana kelebihan interblock, khususnya dari sisi biaya? Perhitungan tebal masing-masing jenis
perkerasan menggunakan cara Bina Marga dan biaya pembangunan termasuk pemeliharaan dihitung
pada nilai sekarang (Present Worth). Hasil perhitungan tebal perkerasan dengan CBR tanah dasar=6%,
hasil ITP= 2,95, Umur Rencana 10 tahun, diperoleh Interblock tebal 8 cm, pasir perata 5 cm, lapis
pondasi atas (batu pecah Klas C) 15 cm dan lapis pondasi bawah (sirtu Klas C) 10 cm. Lapisan aspal
beton (laston) diperoleh tebal 5 cm, lapisan penetrasi (lapen) tebal 5 cm, dengan tebal lapisan pondasi
atas/bawah sama dengan perkerasan interblock. Sisi biaya menunjukkan harga laston lebih mahal 35,11%
dari interblock, tetapi lapen lebih murah 11% dari interblock. Secara keseluruhan interblock mempunyai
banyak kelebihan dari lapisan aspal beton dan lapisan penetrasi macadam sebagai lapisan permukaan.
Kata kunci : Interblock, laston, lapen dan perbandingan biaya
IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI
RUAS JALAN RAYA KLETEK-KRIAN BERDASARKAN
PERHITUNGAN TITIK BLACK SPOT
ANITA SUSANTI, DADANG SUPRIYATNO
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNESA
Program Studi D3 Manajemen Transportasi
Jl. Kampus Unesa Ketintang Surabaya
Email : [email protected]
Abstrak
Kejadian kecelakaan yang terus meningkat perlu segera diberikan solusi penanganannya dalam
mengurangi kejadian kecelakaan tersebut. Hal ini sangat diperlukan mengingat ruas jalan raya Kletek-
Krian berdasarkan sumber dari Polda Jatim tahun 2010 dianggap sebagai daerah rawan kecelakaan. Oleh
sebab itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan identifikasi permasalahan di ruas jalan raya tersebut
sebagai daerah penelitian.
Penelitian dilakukan dengan metode survai di lapangan guna melakukan identifikasi permasalahan
di sepanjang ruas jalan Raya Kletek – Krian.
Hasil identifikasi permasalahan didapatkan bahwa ada tiga titik black spot di sepanjang ruas jalan raya
Kletek-Krian. Tiga ruas black spot tersebut adalah sebagai berikut: Jl Ry Kletek-Glang (Km.Sby 20.000-
24.000) masuk kategori Black Spot sedang, Jl.Ry Trosobo (24.200-28.400) masuk kategori Black Spot
sedang, Jl.Ry Balongbendo (Km.Sby 29.000-35.500) masuk kategori Black Spot tinggi, dengan nilai
Accident Rate yang sama di tiga ruas jalan tersebut yaitu 37/100 JKPK.
Perlu adanya perhitungan titik black spot guna mengetahui permasalahan yang ada di daerah black
spot tersebut, sehingga upaya penanganan yang dilakukan dapat tepat sasaran guna meminimalkan
dampak kecelakaan yang terjadi selama ini.
Kata Kunci: kecelakaan,black spot, kletek-krian
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 5
PENGEMBANGAN INTERMODA TRANSPORTASI
PADA KAWASAN BARLINGMASCAKEB
Djoko Setijowarno 1, Ardi Pradana 2, dan Erika Hapsari 3
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur
IV/1 Bendan Duwur, Semarang, Telp (024) 8441555, email: [email protected] 2 Asisten Penelitian Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur, Semarang, Telp (024) 8441555,
email: [email protected] 3 Asisten Penelitian Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur, Semarang, Telp (024) 8441555,
email: [email protected]
ABSTRAK
Barlingmascakeb merupakan gabungan kabupaten dan kota yang berbatasan kawasannya, sehingga satu
kabupaten/kota dengan lainnya saling terkait dan saling berimbas. Kedudukan kawasan ini sangat
strategis yaitu memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai bagi kepentingan masyarakat luas
seperti stasiun kereta api, terminal, telekomunikasi dan merupakan titik temu kawasan yang
menghubungkan jalur transportasi dari Purwokerto, Yogyakarta dan Semarang. Oleh karena letak yang
strategis itu, fungsi transportasi memiliki peranan penting di dalam pengembangan kawasan, kerjasama
antar kabupaten/kota pada sektor transportasi sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing di era
otonomi ini. Untuk itu perlu memperkuat kebutuhan akan transportasi sebagai penghubung (nadi) dan
peran penting dalam pengembangan intermoda transportasi di Kawasan Barlingmascakeb.Dalam
penelitian ini, yang dilakukan pertama kali adalah mengkaji perundangan dan literatur, pustaka, serta
beberapa dokumen mengenai kebijakan transportasi. Setelah itu dilakukan survei primer dan sekunder
untuk mengetahui kondisi dan permasalahan transportasi terutama tentang hal intermoda di Kawasan
Barlingmascakeb. Dari kondisi dan permasalahan tersebut dilakukan pemetaan yang berfungsi untuk
menghasilkan usulan kebijakan yang berguna bagi pengembangan intermoda di Kawasan
Barlingmascakeb. Hasil yang didapatkan adalah berupa prediksi permintaan perjalanan, dan gambaran
tentang kondisi intermoda pada Kawasan Barlingmascakeb. Selain itu juga dihasilkan usulan-usulan
berupa program-program kebijakan untuk pengembangan intermoda antara lain berupa usulan sistem Bus
Sistem Transit (BST), dan pengembangan kereta komuter di Kawasan Barlingmascakeb.
Kata kunci: Kawasan Barlingmascakeb, transportasi, intermoda
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 6
STUDI TENTANG POTENSI PERJALANAN
MASYARAKAT DI KAWASAN SUB URBAN
KOTA SURABAYA DALAM PENGGUNAAN
ANGKUTAN UMUM
Ari Widayanti 1
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, Gedung A4
Kampus Ketintang Surabaya, Telp. 031-71653646, email: [email protected]
ABSTRAK Angkutan umum merupakan sarana transportasi yang masih sangat diperlukan, terutama
bagi golongan pengguna captive di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Dengan
berbagai macam jenis dan kondisi moda yang ada, masyarakat dapat memilih moda yang akan
digunakan dalam melakukan perjalanan. Kawasan sub urban di sekitar Kota Surabaya semakin
berkembang dari waktu ke waktu. Perjalanan masyarakat memerlukan ketersediaan angkutan
umum yang cukup memadai sehingga dapat mendukung perjalanan masyarakat yang terjadi.
Tujuan dari studi ini adalah mengetahui distribusi perjalanan masyarakat didaerah sub urban
dan faktor yang mendasari potensi permintaan perjalanan yang terjadi.
Metode pengumpulan data dengan melakukan survei primer yaitu on board survey.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuatitatif dan perhitungan dengan rumus
yang sesuai. Hasil yang diperoleh adalah distribusi masyarakat pengguna angkutan umum masih cukup
tinggi. Hal ini didasari oleh permintaan yang cukup tinggi dari kawasan pusat aktivitas masyarakat di
sekitar rute yang dilewati. Kawasan tersebut adalah wilayah Waru dan Terminal Joyoboyo, Wadungasri,
Jl. Brigjend Katamso, Jl. Ngeni dan Pangkalan Tambak Sawah (lyn X). Dari operasional lyn JSP-W,
potensi penumpang pada wilayah Waru, Sidoarjo dan Terminal Larangan. Dari operasional lyn H4W,
potensi penumpang pada Jalan Jemursari dan Pangkalan Wonokromo, Jalan Kendangsari, Rungkut,
Wadungasri, Jalan Jemursari, Tropodo dan Terminal Sedati. Dari operasional H4J, potensi penumpang
pada Terminal Joyoboyo, Jalan Jemursari, Rungkut Kidul Industri, Wadungasri dan Terminal Sedati.
Faktor yang mendasari pemilihan angkutan umum pada lyn X, JSP-W, H4W dan H4J adalah mudah
dijangkau sebesar 39,968%, tarif terjangkau sebesar 38,018%., fasilitasnya baik sebesar 13,609% dan
waktu perjalanan cepat sebesar 8,405%. Faktor-faktor tersebut dapat dipergunakan untuk pengadaan
sarana transportasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat.
Kata kunci: potensi perjalanan, angkutan umum, pengguna/penumpang, sub urban.
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 7
STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN
MERAH PUTIH TERHADAP KINERJA KAPAL FERI
RUTE
GALALA-POKA
Berthy Leatemia1 dan Setijoprajudo2
1Mahasiswa Jurusan TeknikTransportasi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS
Sukolilo Surabaya, Telp 0812472 7477, email: [email protected] 2Dosen Teknik Transportasi Kelautan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 0818326437, email:
ABSTRAK
Keterbatasan wilayah dan sarana tranportasi di kota Ambon merupakan permasalahan
utama dalam upaya untuk pengembangan kota Ambon dan sekitarnya, jembatan Merah Putih
dibangun untuk mendukung angkutan penyeberangan Galala-Poka yang beroperasi selama ini
dan merupakan salah satu solusi untuk menjawab persoalan-persoalan di atas, namun apakah
efek yang akan ditimbulkan terhadap operasional kapal feri yang selama ini melayani rute
tersebut dan berapa besar manfaat yang bisa diterima oleh masyarakat. Survei preferensi
konsumen dan data produksi kapal feri dari pihak ASDP merupakan referensi awal yang dapat
digunakan dalam meramalkan jumlah konsumen kapal feri di masa yang akan datang guna
menghitung laba/rugi dari pihak ASDP ketika beroperasi serta mengetahui seberapa besar
selisih biaya perjalanan ketika melewati jembatan dan kapal feri. Dengan menggunakan analisis
pengoperasian kapal feri maka dapat di ketahui bahwa ketika jembatan beroperasi di tahun 2015
maka dari pihak ASDP akan mengalami kerugian sebesar Rp. 3.297.996.530.
Kata kunci : Analisa Biaya, Manfaat, Feri, Jembatan
PENERAPAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN RUTE
ALTERNATIF SIDOARJO-GEMPOL AKIBAT LUAPAN
LUMPUR LAPINDO
DADANG SUPRIYATNO, ANITA SUSANTI
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNESA
Program Studi D3 Manajemen Transportasi
Jl. Kampus Unesa Ketintang Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRAK
Untuk mengembalikan kondisi lalu lintas dan pergerakan didaerah Selatan Sidoarjo dan juga
untuk mengurangi kemacetan di jalur Porong akibat lupan Lum,pur lapindo, maka direncanakan akan
dikembangkan jalur alternatif lintas Sidoarjo-Gempol. Jalur ini akan menyambung dengan jalur Sidoarjo-
Gempol yang akan mengarah ke Timur dan Selatan. Ada 5 rute alternatif lintas, alternatif-alternatif
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 8
tersebut antara lain ada alternatif yang menggunakan jalan Provinsi dan Kabupaten yang melewati daerah
bagian Utara-Selatan, sehingga tidak mengganggu, ada yang menyelusuri wilayah barat Sidoarjo, yang
akan mengembangkan dan memajukan perekonomian di wilayah bagian tersebut yang selama ini terpusat
di bagian utara, dan ada yang melewati jalan Provinsi Jawa Timur.
Sehingga diperlukannya suatu tahap pemilihan dalam penyusunan prioritas, yang disusun
berdasarkan pelbagai kriteria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot dari masing-masing
kriteria, yang dapat mempengaruhi penetapan prioritas sehingga dapat memudahkan pengambilan
keputusan dalam pemilihan jalur lintas Sidoarjo-Gempol.
Untuk itu, digunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan melakukan penilaian
komparatif berpasangan dari pendapat stakeholders yang berdasarkan sembilan kriteria yaitu kenyamanan,
keselamatan, waktu perjalanan, kesesuaian tata ruang, lingkungan sosial, konsevasi, bahaya alam, biaya
peningkatan dan pembangunan, serta manfaat terhadap kawasan andalan, potensi, dan pariwisata. Model
ini merupakan suatu bentuk hirarki yang terdiri dari 3 tingkat. Tingkat paling atas adalah tujuan
keputusan, kriteria pada tingkat kedua dan pemilihan jalur alternatif pada tingkat ketiga. Pembobotan
kriteria dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 12 stakeholders yaitu para pengambil
keputusan dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo, serta
para pakar di bidang transportasi dan lingkungan. Alternatif ini dipilih berdasarkan nilai bobot terbesar
dalam penilaian terhadap kriteria yang digunakan.
Kata kunci : pengertian, metoda penelitian, dan hasil penelitian.
KAJIAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN
TERHADAP PENDAPATAN PERUSAHAAN PO BUS
ANTAR KOTA PADA JALUR KOTA MALANG- KOTA
BLITAR
Dwi Ratnaningsih 1
1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang, Jl. Veteran BO POX 04 Malang, Telp 0341-
575750, email: [email protected]
ABSTRAK
Peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia cukup tinggi setiap tahun terutama terjadi pada
kendaraan pribadi.Akibat dari hal itu menyebabkan jumlah penumpang kendaraan umum mengalami
penurunan. Jika masalah ini terus berlanjut maka pendapatan yang diterima perusahaan bus setiap hari
akan berkurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh biaya operasional kendaraan
terhadap pendapatan yang diterima PO Bus pada jalur Malang-Blitar.
Kendaraan yang dipergunakan untuk analisa adalah bus sedang dengan kapasitas kendaraan 30
tempat duduk 6 berdiri jadi kapasitas 36. Pengambilan data primer pada bulan Juni 2011
Biaya operasional kendaraan (BOK) terdiri dari 2 (dua) Komponen biaya yang terdiri dari biaya
langsung dan biaya tidak langsung. BOK bus ukuran sedang pada jalur Malang – Blitar dengan rincian
biaya langsung Rp1806.43 /Km , biaya tidak langsung Rp 941,807/Km, keseluruhan biaya pokok sebesar
Rp2748.237/Km, BOK pertahun = Rp 557.927.838. Pendapatan pertahun didapat sebesar Rp 686.565.000
Kata kunci: BOK, Pendapatan Perusahaan Bus, Bus Malang-Blitar
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 9
PERENCANAAN POLA DISTRIBUSI
BAHAN BAKAR MINYAK DI WILAYAH KEPULAUAN
Edwin Matatula*1, Djauhar Manfaat2 dan Setyo Nugroho2
1. Mahasiswa Program Pascasarjana Teknologi Kelautan – ITS
*e-mail : [email protected] 2. Dosen Pascasarjana Teknologi Kelautan – ITS
ABSTRAK
Kondisi spasial kependudukan dan sumber-sumber energi yang tersegregasi menurut teritorial wilayah /
pulau menuntut adanya sebuah sistim pelayanan jasa penyediaan bahan bakar minyak yang memadai atau
sistim logistik yang handal dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat maupun aktifitas
pembangunan. Makalah ini mencoba untuk mendapatkan pola distribusi bahan bakar minyak dalam
konteks wilayah kepulauan guna menjamin ketersediaan sesuai dengan waktu dan kuantitas kebutuhan.
Perencanaan pola distribusi dilakukan dengan mengambil wilayah kepulauan Maluku. Dimulai dengan
mengidentifikasi besar kebutuhan bahan bakar minyak yang didasarkan pada realisasi kebutuhan dan
variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi. Selanjutnya perencanaan armada kapal untuk
mendistribusikan bahan bakar minyak dari terminal ke depot-depot pada masing-masing wilayah
dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik teknis dari armada kapal dalam hal ini kapasitas,
performance armada serta kondisi wilayah dan besar kebutuhan pada masing-masing depot.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam perencanaan armada kapal, baik dari sisi jumlah,
kapasitas maupun pola operasinya untuk melayani permintaan bahan bakar minyak. Hasil perhitungan
menunjukan bahwa dengan 3 buah Tanker yang tersedia untuk pendistribusian bahan bakar minyak
dengan pola operasi yang direncanakan, mampu untuk memenuhi kebutuhan pada 6 buah depot yang ada
di wilayah kepulauan Maluku.
Kata Kunci : Pola Distribusi, Wilayah Kepulauan
EVALUASI PARAMETER KOEFISIEN DISTRIBUSI
KENDARAAN (C) UNTUK JALAN TIPE 4/2UD UNTUK
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR CARA
BINAMARGA
Fitria Yuliati1 dan Catur Arif P
1Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Telp 031-5946094, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094,
email: [email protected]
ABSTRAK
Konsep dasar perkerasan jalan adalah mempunyai tebal perkerasan yang cukup untuk dapat
melayani lalu lintas sesuai dengan umur rencana. Salah satu parameter penting dalam perencanaan tebal
perkerasan lentur cara MAK adalah koefisien distribusi kendaraan. Faktor distribusi erat hubungannya
dengan posisi kendaraan dijalan. Dimana perilaku pengguna jalan dalam berkendara akan mempengaruhi
terdistribusinya kendaraan dijalan.
Makalah ini membahas tentang evaluasi terhadap koefisien distribusi pada Petunjuk Perencanaan
Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 guna mendapatkan
faktor distribusi yang lebih mewakili kondisi di lapangan. Penelitian dilakukan pada kelas jalan arteri tipe
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 10
4lajur-2arah. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan tiga tahapan penyelesaian, yaitu survey lalu lintas,
survey kerusakan jalan, dan perencanaan tebal perkerasan lentur. Survey lalu lintas untuk mendapat faktor
distribusi kendaraan. Survey kerusakan dan perencanaan tebal perkerasan sebagai pembuktian terhadap
faktor distribusi hasil penelitian. Penelitian dilakukan dengan melihat volume kendaraan yang melintas
pada masing-masing lajur untuk mengetahui lajur rencana yang menerima beban dan volume lalu lintas
terbesar. Survey arus lalu lintas dilakukan dengan interval waktu 15 menit per lajur untuk 2 (dua) jenis
kendaraan yaitu kendaraan ringan dan kendaraan berat.
Hasil penelitian , analisa data dan proses perhitungan didapatkan faktor distribusi kendaraan (C)
sebesar 0,8 untuk kendaraan ringan dan 0,87 untuk kendaraan berat. Hasil analisa data menunjukkan
bahwa lajur rencana adalah lajur tengah (kanan) dan faktor distribusi hasil penelitian lebih besar jika
dibandingkan dengan faktor distribusi kendaraan pada yang terdapat pada Bina Marga (1987).
Kata kunci : Koefisien distribusi kendaraan, kerusakan perkerasan lentur, perencanaan perkerasan lentur
PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN INSTITUSI
DALAM RANGKA MENYELESAIKAN KEMACETAN
LALU LINTAS DI PERKOTAAN
(JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR)
Hera Widyastuti1, A.A.G.Kartika2, Budi Rahardjo3, Istiar4, Anugrah Wicaksono5,
Mareta Uci K.I6, Febe Prisca.C.P7, Vita Noer Hayati8, Guruh Suprihanto9
1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Email:[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,,
Email: [email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Email: [email protected] 5Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 6Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 7Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Email:[email protected] 8Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo
Surabaya,, Email:[email protected] 9Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo
Surabaya,, Email:[email protected]
ABSTRAK
Jaringan jalan raya dibagi dalam dua sistem, yaitu sistem jaringan primer dan sistem jaringan jalan
sekunder. Sistem jaringan jalan primer meliputi jaringan jalan antar kota dan luar kota, dan sistem
jaringan jalan sekunder meliputi jaringan jalan perkotaan. Secara hierarki jalan primer terbagi menjadi
tiga, yakni arteri, kolektor dan lingkungan. Pada studi ini akan dikaji jalan arteri primer dan sekunder
yang ada di Kota Surabaya. Di kota Surabaya yang termasuk jalan arteri primer adalah Jalan Ahmad Yani
ruas Waru-Wonokromo dan Waru-Sidoarjo. Sedangkan yang termasuk jalan arteri sekunder adalah ruas
Jalan Sulawesi sampai dengan Jalan Kertajaya Indah. Pada jalan arteri primer maupun sekunder ada
beberapa ketentuan yang harus terpenuhi agar jalan tersebut berfungsi dengan semestinya. Klasifikasi ini
diatur oleh undang-undang dan peraturan tentang jalan. Beberapa ketentuan tersebut adalah
mengutamakan arus menerus, jarak jauh dan kecepatan tinggi. Pada kenyataannya jalan tersebut
mengalami kemacetan sehingga kendaraan tidak mencapai kecepatan minimum rencana.
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 11
Maka perlu diadakan sebuah evaluasi pada jalan arteri di Kota Surabaya. Evaluasi dilakukan terhadap
kecepatan kendaraan yang melintas, jumlah jalan akses, kondisi geometrik dan derajat kejenuhan pada
ruas jalan arteri primer dan sekunder saat ini. Kemudian hasil evaluasi ini dicocokkan dengan klasifikasi
jalan arteri primer dan sekunder yang seharusnya apakah masih memenuhi atau tidak.
Analisa dilakukan berdasarkan UU no 38 tahun 2004 tentang Jalan, PP no. 34 tahun 2006 tentang
Jalan, UU no. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang dan UU no. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Dari hasil analisa tersebut, ternyata terdapat beberapa hal yang tidak memenuhi klasifikasi, yaitu: masih
terjadi kemacetan, kecepatan kendaraan dibawah syarat kecepatan, masih terganggu lalulintas lokal,
memiliki banyak jalan akses. Dalam hal kesesuaian dengan UU no 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian,
Jalan Ahmad Yani tidak memenuhi syarat, karena banyak terdapat perlintasan kereta api yang sebidang
dengan jalan raya. Solusi yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah peningkatan kapasitas jalan
bisa dengan menambah lebar jalan maupun mengurangi hambatan samping yang ada, pengurangan jalan
akses dapat berupa pembangunan frontage road, sehingga lalulintas lokal tidak langsung keluar-masuk
jalan utama, pembangunan jalan kereta api yang melayang (elevated railway).
Kata kunci: arteri primer, arteri sekunder, Kota Surabaya, klasifikasi jalan, perlintasan sebidang.
PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN PENUMPANG
KERETA API, PESAWAT UDARA DAN KAPAL LAUT
BERBASIS KOTA SURABAYA
Hera Widyastuti1, Wahju Herijanto2, Catur A.P3, Cahya Buana4, Anugrah
Wicaksono5, Mareta Uci K.I6, Dian Kurniawati7
1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Email:[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,
Email:[email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,,
Email:[email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,,
Email:[email protected] 5Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 6Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 7Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus
ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected]
ABSTRAK
Di dalam empat tahap perencanaan transportasi, trip distribusi dilakukan untuk memprakirakan besarnya
trip yang akan terjadi dari dan menuju du suatu zona. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model
trip distribusi dari tiga moda angkutan di Kota Surabaya yang terdiri dari Moda angkutan udara,
angkutan rel dan angkutan laut. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik Gravity model dengan
variabel faktor hambatan yang terdiri dari fungsi pangkat, fungsi eksponensial dan fungsi Tanner.
Hasil Analisis yang berupa pemodelan adalah sebagai berikut; untuk Penumpang KA Kelas Ekonomi
adalah menggunakan fungsi hambatan Pangkat Negatif (Power) parameter PDRB dengan nilai α sebesar
0,7811 dengan rumus pemodelannya adalah: Tij= 1,17469 x 10-10 x Ei x Ej x Cij-0,7811, Untuk penumpang
KA Kelas Eksekutif-Bisnis adalah menggunakan fungsi hambatan Tanner parameter PDRB dan kalibrasi
TLD dengan nilai α = 0,500 dan ß = 0,002 dengan rumus pemodelannya adalah Tij= 1,9096 x 10-13 x Ei x
Ej x Cij0,500 x e (-0,002 x Cij); Untuk penerbangan pesawat dengan tujuan domestik menggunakan fungsi
hambatan Tanner dengan Kalibrasi TLD parameter PDRB dengan nilai α = 7,253 dan β = 0,01 dengan
rumus pemodelannya adalah: Tij= 1,13329 x 10-30 x Ei x Ej x Cij7,253 x e(-0,01 x C
ij), Untuk penerbangan
pesawat dengan tujuan Internasional menggunakan fungsi hambatan Power dengan Kalibrasi TLD
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 12
parameter Populasi dengan nilai α = 3,8737 dengan rumus pemodelannya adalah Tij=109,569 x Pi x Pj x
Cij3,8737; Untuk penumpang kapal laut wilayah Jawa Timur adalah menggunakan fungsi hambatan Tanner
parameter populasi dengan nilai α sebesar 0,0003455 dan ß = 0,00152 dengan rumus pemodelannya
adalah: Tid = 3,471x10-08 . Ei . Ed . Cid . 0,0003455 Exp (-0,00152 x Cid). Untuk penumpang kapal laut
wilayah Indonesia adalah menggunakan fungsi hambatan eksponensial negatif parameter populasi
dengan nilai ß = 0,00127:Tij =2,501 x 10-09 x Pi x Pj x e ( - 0,00127 Cij )
Kata kunci: Trip Distribusi, Surabaya, Rel, Angkutan Udara, Angkutan Laut, Gravity
ANALISIS PENGOPERASIAN KAPAL CEPAT RUTE
HITU-PIRU
Malenonra Tukan1 dan Firmanto Hadi2
1Mahasiswa Jurusan Teknik Transportasi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 081343224734, email:
[email protected] 2Dosen Teknik Transportasi Kelautan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 0818326437,
email: [email protected]
ABSTRAK
Untuk memasuki wilayah Kabupaten SBB, dapat dilalui dari dua pintu yaitu: arah Barat melalui
Pelabuhan Piru dan dari arah Timur melalui Pelabuhan Waipirit. Dua sarana utama transportasi laut
Kabupaten SBB ke kota Ambon, yaitu : kapal cepat, waktu yang dibutuhkan adalah 125 menit, dengan
rincian waktu pelayaran (Piru – Hitu) adalah 80 menit, kemudian waktu perjalanan darat dengan
menggunakan bis (Hitu - Kota Ambon) adalah 45 menit, total biaya Piru - Ambon adalah Rp. 75.000,
Menggunakan kapal feri waktu yang dibutuhkan adalah 5 jam dengan rincian waktu perjalanan darat
(Piru - Waipirit) adalah 2 jam, dengan kapal feri (Waipirit - Hunimua) adalah 2 jam dan perjalanan darat
(Hunimua - kota Ambon) adalah 1 jam, total biaya Rp. 75.000, Jika ditinjau dari aspek biaya memang
kedua alternatif tersebut memiliki beban yang sama, namun dari sisi waktu ternyata kapal cepat lebih
menguntungkan, akan tetapi pada saat ini kapal cepat tidak lagi beroperasi hal ini disebabkan karena
kapasitas kapal lebih besar dari potensi penumpang yang ada, oleh karena itu dibutuhkan desain kapal
cepat yang disesuaikan dengan potensi penumpang yang ada. Untuk mendapatkan ukuran utam kapal
perlu dikukan survey minat pengguna jasa untuk diketahui besarnya potensi penumpang yang ada.
Dengan analisis korespondensi didapatkan jumlah penumpang per trip 60 orang, kemudian dengan
melakukan analisis teknis dan kelayakan ekonomi didapatkan ukuran utama kapal yang layak sebagai
berikut: Lpp= 22.39 m, B= 4.16 m, H=2.51 m, T= 1.59 m.
Key words: Analisis potensi penumpang, Ukuran kapal
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 13
PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA-
KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN
PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA
1Manahara Nababan dan 2A. Agung Gde Kartika, S.T., M.Sc
1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,
[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
ABSTRAK
Kabupaten Wamena, Karubaga dan Mulia merupakan wilayah strategis di Propinsi Papua yang
mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang perlu dikembangkan secara
terpadu dan didukung oelh tersedianya pelayanan infrastruktur transportasi. Pembangunan jalan ruas
Wamena-Karubaga-Mulia diharapkan mampu meningkatkan pergerakan orang maupun barang sehingga
akan meingkatkan makro perekonomian kota Wamena pada khususnya pada penelitian ini akan ditinjau
mengenai dampak pembangunan jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia terhadap kinerja lalu lintas dan
perkerasan jalan arteri di Kota Wamena. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kinerja jalan arteri di
Kota Wamena pada saat sekarang dibandingkan dengan sebelum dibangun jalan ruas Wamena-Karubaga-
Mulia, menghitung volume lalu lintas yang diakibatkan oleh dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-
Mulia, Menghitung dampak pengaruh terhadap lalu lintas akibat dibukanya jalan ruas Wamena-
Karubaga-Mulia, menghitung berkurangnya umur jalan akibat dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-
Mulia.
Sumber data diperoleh dari survey matrik asal tujuan yang nantinya akan dihitung matrik asal
tujuan setelah dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia. Pengurangan umur perkerasan dihitung
dengan EAL. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matrik Asal Tujuan dan EAL.
Hasil penelitiannya adalah terjadi perbedaan jumlah volume kendaraan sebelum dan sesudah
dibukanya jalan ruas Wamena-Mulia-Karubaga, jumlah volume kendaraan semakin banyak dan
berdampak pada pengurangan umur perkerasan jalan ruas akibat dibukanya jalan ruas Wamena-Mulia-
Karubaga. Melalui penghitungan, didapatkan volume LL sebelum dan sesudah dibuka jalan ruas Mulia-
Karubaga terdapat selisih, pada ruas jalan Pike untuk tujuan Mulia – Karubaga terdapat selisih 132 truk.
dan juga ruas jalan yang lain. Sedangkan untuk total Zona Asal dan Zona Tujuan Mulia-Karubaga
didapatkan nilai sebesar 130.63 EAL/Kendaraan.
Kata Kunci : Jalan Arteri, Jalan Wamena-Karubaga-Mulia, Matrik Asal Tujuan, EAL
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 14
PENGARUH PENGEMBANGAN KOTA TERHADAP
PERILAKU PEMILIHAN MODA
DI KOTA PALEMBANG
Melawati Agustien1
1.Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya Palembang, Telp 0711-580139, email:
ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk dan semakin padatnya kegiatan di pusat kota menuntut adanya
pengembangan kota yaitu pembangunan fasilitas sosial ekonomi termasuk fasilitas pemukiman dikawasan
pinggiran kota. Pengembangan kota menyebabkan peningkatan jumlah dan jarak perjalanan dari dan
menuju pusat kota. Dalam melakukan perjalanan tersebut, para pelaku perjalanan dihadapkan pada
berbagai pilihan moda transportasi, baik angkutan umum maupun angkutan pribadi. Dalam menentukan
pilihan jenis angkutan inilah pelaku perjalanan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti waktu, biaya,
aksessibilitas,keamanan dan kenyamanan. Dalam penelitian ini digunakan Metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) untuk mengetahui pengaruh pengembangan kota terhadap pemilihan moda transportasi
dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda perjalanan dari kawasan
pinggiran kota menuju pusat kota dan sebaliknya.
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data karakteristisk perjalanan melalui
wawancara dan kuisioner kepada masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan pinggiran kota
Palembang. Pengolahan data dilakukan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang
merupakan merupakan sistem pendukung keputusan berupa hirarki fungsional dengan input utamanya
persepsi manusia.
Hasil pengolahan data menunjukkan pengembangan kota yang menyebabkan jarak dan waktu
perjalanan meningkat mempengaruhi perilaku pemilihan moda masyarakat. Faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan moda adalah faktor aman (50,90%) dan jika dari berbagai faktor keamanan,
kenyamanan, biaya, waktu tempuh dan aksessibilitas maka alternatif mobil pribadi merupakan alternatif
yang paling banyak dipilih (40,80%).
Kata Kunci : Perilaku , angkutan kerja, Analytic Hierarchy Process (AHP)
PROBABILITAS PENGGUNAAN MODA PADA SISWA
SMA DI KOTA PALU
Ratnasari Ramlan
Mahasiswa Pascasarjana Bidang Keahlian Manajemen Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil
FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email : [email protected]
ABSTRAK
Dalam melakukan perjalanan kesekolah siswa SMA di Kota Palu cenderung menggunakan kendaraan
pribadi dibanding menggunakan angkutan umum. Hal disinyalir dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi
para siswa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk gambaran mengenai penggunaan moda pada
siswa SMA di Kota Palu yaitu dengan mengetahui faktor sosial ekonomi apa yang paling mempengaruhi
penggunaan moda dikalangan para siswa SMA di Kota Palu.
Penelitian ini dilakukan dengan teknik angket yaitu menyebarkan kusioner kepada siswa untuk
mengetahui karakteristik responden yang berkaitan dengan penggunaan moda untuk perjalanan kesekolah
serta teknik wawancara dan pemeriksaan dokumentasi untuk mengetahui kondisi sekolah dan data
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya
Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur
Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 15
sekunder lainnya.Teknik pengambilan sampel kuesioner siswa menggunakan probability sampling
dengan stratified random sampling.
Dari survei awal yang dilakukan diperoleh data bahwa siswa yang menggunakan sepeda motor
kesekolah yaitu sebesar 51,23%, kemudian siswa yang menggunakan angkutan umum yaitu sebesar
24,66%, selanjutnya siswa yang berjalan kaki kesekolah yaitu 15,34% dan terakhir siswa yang
menggunakan mobil kesekolah yaitu sebesar 8,77%. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan statistik
lebih lanjut dengan menggunakan Model Multinomial Logit untuk mengetahui faktor sosial ekonomi
yang paling mempengaruhi penggunaan moda dikalangan siswa SMA
Kata kunci: Faktor Sosial Ekonomi, Penggunaan Moda, Model Multinomial Logit
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PEJALAN KAKI
UNTUK KONTRIBUSI SISTEM KOTA
BERKELANJUTAN
Sudarmawan Juwono1 dan Nina Restina2
Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Bung Karno Jakarta, Jl. Kimia 20 Jakarta Telp.
085216221966 email : [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bung Karno Jakarta, Jl. Kimia 20 Jakarta Telp. 081514155846
email : [email protected]
ABSTRAK
Pembangunan kota yang lestari lingkungan, sehat, aman dan indah bertitik tolak dari paradigma kebijakan
pembangunan kota berkelanjutan. Sistem kota berkelanjutan ditopang adanya komitmen pada rekayasa
infrastruktur yang kondusif terhadap pelestarian daya dukung lingkungan. Artikel ini mengetengahkan
peranan infrastruktur transportasi pedestrian dalam pengembangan sistem kota yang berkelanjutan.
Pengembangan infrastruktur pejalan kaki saat ini masih terbatas pada kebutuhan memudahkan pergerakan
sehingga penataan bersifat mengarah pada kebijakan komplementer dan tidak bersifat strategis. Rekayasa
harus bertitik tolak dari aspek ekstrinsik perilaku pengguna disamping aspek intrinsik obyek
infrastrukturnya sendiri. Konsep dan pengetahuan ini diperlukan untuk mengevaluasi program yang telah
dilakukan dan mendorong terciptanya kebijakan rekayasa infrastruktur pejalan kaki yang mengarah pada
sistem kota berkelanjutan. Ada 3 (tiga) prinsip yang harus ditaati yaitu : (1) Kemudahan infrastruktur, (2)
Kenyamanan, (3) Keamanan yang bertumpu pada keadilan semua warga kota, terbentuknya ekonomi dan
pelestarian budaya yang berkelanjutan.Bila hal tersebut terwujud akan memberikan multiflier effect bagi
totalitas infrastruktur yang mendukung sistem kota berkelanjutan.
Kata kunci : perilaku, infrastruktur pejalan kaki, kota berkelanjutan