semnas teknik sipil viii-2012 bidang mrt abstrak

15
Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 1 KEBUTUHAN FASILITAS PEJALAN KAKI RAMAYANA PEKANBARU ABD.KUDUS ZAINI E-mail : [email protected] FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU ABSTRAK Trotoar yang berada di kawasan Ramayana Pekanbaru merupakan salah satu contoh fasilitas pejalan kaki di Pekanbaru. Sebagai pusat pertokoan dan perdagangan, kawasan Ramayana Pekanbaru sangat ramai dikunjungi dan padat arus lalu lintas. Tidak sedikit pejalan kaki yang menuju kawasan tersebut dengan kondisi dimana trotoar di kawasan Ramayana Pekanbaru banyak disalah gunakan fungsinya, sehingga untuk pejalan kaki berada pada posisi lemah. Ruang gerak dan kenyamanan pejalan kaki menjadi terbatas dikarenakan trotoar yang berada di kawasan Ramayana sudah dialih fungsikan menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima. Tujuan Penelitian ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan jalur pejalan kaki, tingkat kenyamanan dan mengetahui jalur trotoar telah memenuhi syarat serta untuk mendapatkan pemecahan masalah pemanfaatan trotoar. Metode yang dipakai Direktorat Bina Teknik Kota Direktorat Bina Marga tahun 1999. Hasil analisis dari kuisioner didapatkan bahwa tingkat kenyamanan trotoar Ramayana Pekanbaru tergolong tingkat kenyamanan ; cukup nyaman sebesar 42%, kurang nyaman 41%, tidak nyaman 10% , sangat nyaman 7% dan dari segi lebar jalur pejalan kaki yang telah dihitung dari banyaknya volume pejalan kaki yang melewati trotoar tersebut termasuk dalam trotoar yang tidak mendukung kenyamanan yang tidak memenuhi syarat. Menurut syarat dari Bina Marga lebar jalur trotoar minimal 2 meter sedangkan trotoar yang ada kurang dari 2 meter. Maka perlu dilakukan pengaturan yang jelas mengenai penggunaan trotoar sesuai dengan fungsinya atau dapat juga dirancang ulang kembali fasilitas jalur trotoarnya. Serta penempatan para pedagang kaki lima juga diatur sebagaimana mestinya. Kata-kata kunci: Kenyamanan, Pejalan kaki, Trotoar, Responden, Kuesioner.

Upload: dimas-w-l-pamungkas

Post on 11-Aug-2015

294 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kumpulan Abstrak Seminar Nasional Teknik Sipil VII Tahun 2012 Bidang MRT

TRANSCRIPT

Page 1: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 1

KEBUTUHAN FASILITAS PEJALAN KAKI RAMAYANA

PEKANBARU

ABD.KUDUS ZAINI

E-mail : [email protected]

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

ABSTRAK

Trotoar yang berada di kawasan Ramayana Pekanbaru merupakan salah satu contoh fasilitas pejalan kaki

di Pekanbaru. Sebagai pusat pertokoan dan perdagangan, kawasan Ramayana Pekanbaru sangat ramai

dikunjungi dan padat arus lalu lintas. Tidak sedikit pejalan kaki yang menuju kawasan tersebut dengan

kondisi dimana trotoar di kawasan Ramayana Pekanbaru banyak disalah gunakan fungsinya, sehingga

untuk pejalan kaki berada pada posisi lemah. Ruang gerak dan kenyamanan pejalan kaki menjadi terbatas

dikarenakan trotoar yang berada di kawasan Ramayana sudah dialih fungsikan menjadi tempat berjualan

pedagang kaki lima.

Tujuan Penelitian ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan jalur pejalan kaki, tingkat

kenyamanan dan mengetahui jalur trotoar telah memenuhi syarat serta untuk mendapatkan pemecahan

masalah pemanfaatan trotoar. Metode yang dipakai Direktorat Bina Teknik Kota Direktorat Bina Marga

tahun 1999.

Hasil analisis dari kuisioner didapatkan bahwa tingkat kenyamanan trotoar Ramayana Pekanbaru

tergolong tingkat kenyamanan ; cukup nyaman sebesar 42%, kurang nyaman 41%, tidak nyaman 10% ,

sangat nyaman 7% dan dari segi lebar jalur pejalan kaki yang telah dihitung dari banyaknya volume

pejalan kaki yang melewati trotoar tersebut termasuk dalam trotoar yang tidak mendukung kenyamanan

yang tidak memenuhi syarat.

Menurut syarat dari Bina Marga lebar jalur trotoar minimal 2 meter sedangkan trotoar yang ada kurang

dari 2 meter. Maka perlu dilakukan pengaturan yang jelas mengenai penggunaan trotoar sesuai dengan

fungsinya atau dapat juga dirancang ulang kembali fasilitas jalur trotoarnya. Serta penempatan para

pedagang kaki lima juga diatur sebagaimana mestinya.

Kata-kata kunci: Kenyamanan, Pejalan kaki, Trotoar, Responden, Kuesioner.

Page 2: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 2

PERBANDINGAN TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN

SIMPANG BERSINYAL HASIL OBSERVASI LANGSUNG

DENGAN HASIL PERHITUNGAN KAJI

(Studi Kasus, Simpang Bersinyal RCTI Kertajaya, Surabaya)

Adya Aghastya 1, Dimas Satrio Nugroho 2, Haryadi Sujatmiko 3 dan Hera

Widyastuti 4

1Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rekayasa Transportasi, FTSP-ITS, Kampus ITS

Sukolilo, Telp +6285211111443 email : [email protected] 2Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rekayasa Transportasi, FTSP-ITS, Kampus ITS

Sukolilo, Telp +628563441077 email :dimassatriyo@ yahoo.com 3Mahasiswa Pascasarjana Program Manajemen Rekayasa Transportasi, FTSP-ITS, Kampus ITS

Sukolilo, Telp +6285646360784 email :[email protected] 4Staff Pengajar, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Telp : +62-31-5941490

email :[email protected]

ABSTRAK

Tundaan (Delay Time) dan Panjang Antrian merupakan dua diantara beberapa parameter yang digunakan

untuk menentukan kinerja simpang bersinyal. Kinerja simpang dianggap baik jika waktu tundaan setiap

kendaraan semakin singkat. Begitu pula dengan panjang antrian. Semakin pendek antrian dalam suatu

simpang, semakin abik kinerja simpang tersebut.

Ada banyak cara dalam melakukan analisa simpang. Antara lain dengan melakukan pencatatan langsung

(observasi) dan perhitungan matematis. Di Indonesia, perhitungan matematis dilakukan dengan tata cara

yan sudah diatur dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Karena seringkali perhitungan

matematis secara manual rumit dan melelahkan, maka Bina Marga mengeluarkan perangkat lunak KAJI

untuk mempermudah perhitungan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan panjang antrian dan lama tundaan berdasarkan

pengamatan langsung di lapangan dengan perhitungan dengan program KAJI. Lokasi yang dipilih adalah

pada simpang bersinyal di perempatan RCTI Surabaya yang merupakan simpang bersinyal 4 fase. Ke

empat lengan memiliki karakter geometrik yang hampir sama, yakni jalan 6 lajur 2 arah dengan median.

Pengambilan data dilakukan dengan pencacahan lalu lintas semua pergerakan pada masing-masing lengan.

Juga pencatatan panjang antrian dan pencatatan lama antrian kendaraan terakhir yang datang dari satu

pendekat. Pengambilan data dilakukan tiap 15 menit pada rentang waktu pukul 07.30 sampai dengan

08.30 yang di asumsikan sebagai jam puncak. Data hasil pencacahan lalu lintas dijadikan sebagai data

mentah untuk diolah dengan KAJI. Sementara data pencatatan lalu panjang antrian dan lama tundaan

diolah dengan bantuan Microsoft Excell.

Hasil dari perhitungan dengan KAJI berbeda dengan pengamatan langsung. Dari pengamatan langsung,

panjang antrian dan lama tundaan masing-masingpendekat adalah : Utara (66,16 ; 98,60), Timur (43,56 ;

67,28), Selatan (37,24 ; 81,36) dan Barat (50,00 ; 98,96). Sedangkan dari program KAJI : Utara (48,74 ;

80), Timur (44,18 ; 66), Selatan (45 ; 57) dan Barat (46,23 ; 80).

Kata kunci: antrian, tundaan, KAJI, observasi

Page 3: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 3

STUDI MOBILITAS PENDUDUK WILAYAH

KEPULAUAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN MALUKU

BARAT DAYA (MBD)

Agustinus Toisuta 1 dan Setyo Nugroho 2

1Mahasiswa Jurusan Teknik Transportasi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 085254058132, email: [email protected] 2Dosen Teknik Transportasi Kelautan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 081335260040, email:

[email protected]

ABSTRAK

Kabupaten Maluku barat daya (MBD) merupakan salah satu wilayah kepulauan, dimekarkan

menjadi daerah otonom baru pada tahun 2009. Jumlah penduduk di kabupaten MBD mencapai 127.431

jiwa (2010), dan tersebar pada delapan kecamatan. Aktivitas masyarakat antar pulau saat ini

mengandalkan tiga armada pelayaran yaitu: KM. Pangorango (PELNI), KM. Maloli (Perintis), KM.

Banda Naira (Perintis). Mengingat luas wilayah laut yang cukup besar, operasional ketiga armada tersebut

belum dapat menjawab kebutuhan masyarakat guna meningkatkan aksesbilitas, dimana untuk bepergian

dari satu pulau ke pulau yang lainnya memakan waktu tunggu rata-rata 10 hari.Karena itu, perlu

dilakukan suatu studi untuk melihat mobilitas penduduk dan bagaimanakah hubungannya dengan kualitas

layanan transportasi yang ditawarkan dan indeks pembangunan manusia.Hasil dari penelitian ini

didapatkan suatu model matematika yang menggambarkan hubungan antara IPM, mobilisasi penduduk,

trip kapal dan jumlah kapal atau armada yang dibutuhkan: a) IPM = 66.6 + 0.00285 Mobilisasi, b) Trip =

-4.1 + 0.0187 Mobilisasi, c) Jumlah Kapal = -1.93 + 0.103 Trip.

Kata kunci : Mobilitas penduduk, layanan transportasi, IPM

PERBANDINGAN SEGI TEKNIS DAN BIAYA

INTERBLOCK, LAPISAN ASPAL BETON (LASTON) DAN

LAPISAN PENETRASI (LAPEN)

SEBAGAI LAPIS PERMUKAAN JALAN

(KASUS RUAS JALAN RAYA TENGGILIS MEJOYO)

Amalia Firdaus M, Djoko Sulistiono dan Ami Asparini 1)

1Dosen Program Diploma Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS,Kampus ITS-Manyar Surabaya Telp 031-

5947637, email : [email protected]

ABSTRAK

Jalan Raya Tenggilis Mejoyo mempunyai peranan penting sebagai jalan akses menuju lokasi Pendidikan

seperti Universitas Surabaya, SMA Negeri 14 Surabaya dan SMP Negeri 17 Surabaya. Jalan tersebut

mempunyai 4 lajur 2 arah yang dipisahkan median (4/2D), dengan lebar rata-rata per-lajur 3,50 meter.

Kecepatan rencana (VR) pada Jalan Raya Tenggilis Mejoyo tidak begitu besar (<50 km/jam). Dengan

demikian, ruas jalan ini dapat menggunakan jenis perkerasan lentur seperti interblock, lapisan aspal beton

(Laston) dan lapisan penetrasi macadam (Lapen) sebagai lapis permukaan. Masing-masing jenis pilihan

perkerasan lentur ini mempunyai kelebihan/kekurangan dari sisi teknis dan biaya. Hal inilah yang

mendorong untuk mengetahui lebih jelas, walau secara umum kita tahu perkerasan interblock mempunyai

banyak kelebihan dibandingkan dengan lapisan aspal beton (laston) dan lapisan penetrasi macadam

(lapen). Interblock mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan aus, tahanan gelincir (skid resistance) tinggi,

Page 4: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 4

bila terjadi penurunan dapat cepat diatasi/dipasang kembali, perawatan kecil/murah, pelaksanaan yang

bisa padat karya. Kerugiannya, Interblock kurang nyaman dilewati, tidak dapat dipakai untuk kecepatan

tinggi (>60km/jam), karena pasir pengisi interblock bisa terhisap keluar. Permasalahan yang ada, sampai

sejauh mana kelebihan interblock, khususnya dari sisi biaya? Perhitungan tebal masing-masing jenis

perkerasan menggunakan cara Bina Marga dan biaya pembangunan termasuk pemeliharaan dihitung

pada nilai sekarang (Present Worth). Hasil perhitungan tebal perkerasan dengan CBR tanah dasar=6%,

hasil ITP= 2,95, Umur Rencana 10 tahun, diperoleh Interblock tebal 8 cm, pasir perata 5 cm, lapis

pondasi atas (batu pecah Klas C) 15 cm dan lapis pondasi bawah (sirtu Klas C) 10 cm. Lapisan aspal

beton (laston) diperoleh tebal 5 cm, lapisan penetrasi (lapen) tebal 5 cm, dengan tebal lapisan pondasi

atas/bawah sama dengan perkerasan interblock. Sisi biaya menunjukkan harga laston lebih mahal 35,11%

dari interblock, tetapi lapen lebih murah 11% dari interblock. Secara keseluruhan interblock mempunyai

banyak kelebihan dari lapisan aspal beton dan lapisan penetrasi macadam sebagai lapisan permukaan.

Kata kunci : Interblock, laston, lapen dan perbandingan biaya

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI

RUAS JALAN RAYA KLETEK-KRIAN BERDASARKAN

PERHITUNGAN TITIK BLACK SPOT

ANITA SUSANTI, DADANG SUPRIYATNO

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNESA

Program Studi D3 Manajemen Transportasi

Jl. Kampus Unesa Ketintang Surabaya

Email : [email protected]

Abstrak

Kejadian kecelakaan yang terus meningkat perlu segera diberikan solusi penanganannya dalam

mengurangi kejadian kecelakaan tersebut. Hal ini sangat diperlukan mengingat ruas jalan raya Kletek-

Krian berdasarkan sumber dari Polda Jatim tahun 2010 dianggap sebagai daerah rawan kecelakaan. Oleh

sebab itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan identifikasi permasalahan di ruas jalan raya tersebut

sebagai daerah penelitian.

Penelitian dilakukan dengan metode survai di lapangan guna melakukan identifikasi permasalahan

di sepanjang ruas jalan Raya Kletek – Krian.

Hasil identifikasi permasalahan didapatkan bahwa ada tiga titik black spot di sepanjang ruas jalan raya

Kletek-Krian. Tiga ruas black spot tersebut adalah sebagai berikut: Jl Ry Kletek-Glang (Km.Sby 20.000-

24.000) masuk kategori Black Spot sedang, Jl.Ry Trosobo (24.200-28.400) masuk kategori Black Spot

sedang, Jl.Ry Balongbendo (Km.Sby 29.000-35.500) masuk kategori Black Spot tinggi, dengan nilai

Accident Rate yang sama di tiga ruas jalan tersebut yaitu 37/100 JKPK.

Perlu adanya perhitungan titik black spot guna mengetahui permasalahan yang ada di daerah black

spot tersebut, sehingga upaya penanganan yang dilakukan dapat tepat sasaran guna meminimalkan

dampak kecelakaan yang terjadi selama ini.

Kata Kunci: kecelakaan,black spot, kletek-krian

Page 5: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 5

PENGEMBANGAN INTERMODA TRANSPORTASI

PADA KAWASAN BARLINGMASCAKEB

Djoko Setijowarno 1, Ardi Pradana 2, dan Erika Hapsari 3

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur

IV/1 Bendan Duwur, Semarang, Telp (024) 8441555, email: [email protected] 2 Asisten Penelitian Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur, Semarang, Telp (024) 8441555,

email: [email protected] 3 Asisten Penelitian Laboratorium Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Soegijapranata, Jl. Pawiyatan Luhur IV/1 Bendan Duwur, Semarang, Telp (024) 8441555,

email: [email protected]

ABSTRAK

Barlingmascakeb merupakan gabungan kabupaten dan kota yang berbatasan kawasannya, sehingga satu

kabupaten/kota dengan lainnya saling terkait dan saling berimbas. Kedudukan kawasan ini sangat

strategis yaitu memiliki sarana dan prasarana yang sangat memadai bagi kepentingan masyarakat luas

seperti stasiun kereta api, terminal, telekomunikasi dan merupakan titik temu kawasan yang

menghubungkan jalur transportasi dari Purwokerto, Yogyakarta dan Semarang. Oleh karena letak yang

strategis itu, fungsi transportasi memiliki peranan penting di dalam pengembangan kawasan, kerjasama

antar kabupaten/kota pada sektor transportasi sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing di era

otonomi ini. Untuk itu perlu memperkuat kebutuhan akan transportasi sebagai penghubung (nadi) dan

peran penting dalam pengembangan intermoda transportasi di Kawasan Barlingmascakeb.Dalam

penelitian ini, yang dilakukan pertama kali adalah mengkaji perundangan dan literatur, pustaka, serta

beberapa dokumen mengenai kebijakan transportasi. Setelah itu dilakukan survei primer dan sekunder

untuk mengetahui kondisi dan permasalahan transportasi terutama tentang hal intermoda di Kawasan

Barlingmascakeb. Dari kondisi dan permasalahan tersebut dilakukan pemetaan yang berfungsi untuk

menghasilkan usulan kebijakan yang berguna bagi pengembangan intermoda di Kawasan

Barlingmascakeb. Hasil yang didapatkan adalah berupa prediksi permintaan perjalanan, dan gambaran

tentang kondisi intermoda pada Kawasan Barlingmascakeb. Selain itu juga dihasilkan usulan-usulan

berupa program-program kebijakan untuk pengembangan intermoda antara lain berupa usulan sistem Bus

Sistem Transit (BST), dan pengembangan kereta komuter di Kawasan Barlingmascakeb.

Kata kunci: Kawasan Barlingmascakeb, transportasi, intermoda

Page 6: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 6

STUDI TENTANG POTENSI PERJALANAN

MASYARAKAT DI KAWASAN SUB URBAN

KOTA SURABAYA DALAM PENGGUNAAN

ANGKUTAN UMUM

Ari Widayanti 1

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya, Gedung A4

Kampus Ketintang Surabaya, Telp. 031-71653646, email: [email protected]

ABSTRAK Angkutan umum merupakan sarana transportasi yang masih sangat diperlukan, terutama

bagi golongan pengguna captive di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Dengan

berbagai macam jenis dan kondisi moda yang ada, masyarakat dapat memilih moda yang akan

digunakan dalam melakukan perjalanan. Kawasan sub urban di sekitar Kota Surabaya semakin

berkembang dari waktu ke waktu. Perjalanan masyarakat memerlukan ketersediaan angkutan

umum yang cukup memadai sehingga dapat mendukung perjalanan masyarakat yang terjadi.

Tujuan dari studi ini adalah mengetahui distribusi perjalanan masyarakat didaerah sub urban

dan faktor yang mendasari potensi permintaan perjalanan yang terjadi.

Metode pengumpulan data dengan melakukan survei primer yaitu on board survey.

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuatitatif dan perhitungan dengan rumus

yang sesuai. Hasil yang diperoleh adalah distribusi masyarakat pengguna angkutan umum masih cukup

tinggi. Hal ini didasari oleh permintaan yang cukup tinggi dari kawasan pusat aktivitas masyarakat di

sekitar rute yang dilewati. Kawasan tersebut adalah wilayah Waru dan Terminal Joyoboyo, Wadungasri,

Jl. Brigjend Katamso, Jl. Ngeni dan Pangkalan Tambak Sawah (lyn X). Dari operasional lyn JSP-W,

potensi penumpang pada wilayah Waru, Sidoarjo dan Terminal Larangan. Dari operasional lyn H4W,

potensi penumpang pada Jalan Jemursari dan Pangkalan Wonokromo, Jalan Kendangsari, Rungkut,

Wadungasri, Jalan Jemursari, Tropodo dan Terminal Sedati. Dari operasional H4J, potensi penumpang

pada Terminal Joyoboyo, Jalan Jemursari, Rungkut Kidul Industri, Wadungasri dan Terminal Sedati.

Faktor yang mendasari pemilihan angkutan umum pada lyn X, JSP-W, H4W dan H4J adalah mudah

dijangkau sebesar 39,968%, tarif terjangkau sebesar 38,018%., fasilitasnya baik sebesar 13,609% dan

waktu perjalanan cepat sebesar 8,405%. Faktor-faktor tersebut dapat dipergunakan untuk pengadaan

sarana transportasi yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

Kata kunci: potensi perjalanan, angkutan umum, pengguna/penumpang, sub urban.

Page 7: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 7

STUDI PENGARUH PEMBANGUNAN JEMBATAN

MERAH PUTIH TERHADAP KINERJA KAPAL FERI

RUTE

GALALA-POKA

Berthy Leatemia1 dan Setijoprajudo2

1Mahasiswa Jurusan TeknikTransportasi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS

Sukolilo Surabaya, Telp 0812472 7477, email: [email protected] 2Dosen Teknik Transportasi Kelautan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 0818326437, email:

[email protected]

ABSTRAK

Keterbatasan wilayah dan sarana tranportasi di kota Ambon merupakan permasalahan

utama dalam upaya untuk pengembangan kota Ambon dan sekitarnya, jembatan Merah Putih

dibangun untuk mendukung angkutan penyeberangan Galala-Poka yang beroperasi selama ini

dan merupakan salah satu solusi untuk menjawab persoalan-persoalan di atas, namun apakah

efek yang akan ditimbulkan terhadap operasional kapal feri yang selama ini melayani rute

tersebut dan berapa besar manfaat yang bisa diterima oleh masyarakat. Survei preferensi

konsumen dan data produksi kapal feri dari pihak ASDP merupakan referensi awal yang dapat

digunakan dalam meramalkan jumlah konsumen kapal feri di masa yang akan datang guna

menghitung laba/rugi dari pihak ASDP ketika beroperasi serta mengetahui seberapa besar

selisih biaya perjalanan ketika melewati jembatan dan kapal feri. Dengan menggunakan analisis

pengoperasian kapal feri maka dapat di ketahui bahwa ketika jembatan beroperasi di tahun 2015

maka dari pihak ASDP akan mengalami kerugian sebesar Rp. 3.297.996.530.

Kata kunci : Analisa Biaya, Manfaat, Feri, Jembatan

PENERAPAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN RUTE

ALTERNATIF SIDOARJO-GEMPOL AKIBAT LUAPAN

LUMPUR LAPINDO

DADANG SUPRIYATNO, ANITA SUSANTI

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik UNESA

Program Studi D3 Manajemen Transportasi

Jl. Kampus Unesa Ketintang Surabaya

Email : [email protected]

ABSTRAK

Untuk mengembalikan kondisi lalu lintas dan pergerakan didaerah Selatan Sidoarjo dan juga

untuk mengurangi kemacetan di jalur Porong akibat lupan Lum,pur lapindo, maka direncanakan akan

dikembangkan jalur alternatif lintas Sidoarjo-Gempol. Jalur ini akan menyambung dengan jalur Sidoarjo-

Gempol yang akan mengarah ke Timur dan Selatan. Ada 5 rute alternatif lintas, alternatif-alternatif

Page 8: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 8

tersebut antara lain ada alternatif yang menggunakan jalan Provinsi dan Kabupaten yang melewati daerah

bagian Utara-Selatan, sehingga tidak mengganggu, ada yang menyelusuri wilayah barat Sidoarjo, yang

akan mengembangkan dan memajukan perekonomian di wilayah bagian tersebut yang selama ini terpusat

di bagian utara, dan ada yang melewati jalan Provinsi Jawa Timur.

Sehingga diperlukannya suatu tahap pemilihan dalam penyusunan prioritas, yang disusun

berdasarkan pelbagai kriteria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bobot dari masing-masing

kriteria, yang dapat mempengaruhi penetapan prioritas sehingga dapat memudahkan pengambilan

keputusan dalam pemilihan jalur lintas Sidoarjo-Gempol.

Untuk itu, digunakan metoda Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan melakukan penilaian

komparatif berpasangan dari pendapat stakeholders yang berdasarkan sembilan kriteria yaitu kenyamanan,

keselamatan, waktu perjalanan, kesesuaian tata ruang, lingkungan sosial, konsevasi, bahaya alam, biaya

peningkatan dan pembangunan, serta manfaat terhadap kawasan andalan, potensi, dan pariwisata. Model

ini merupakan suatu bentuk hirarki yang terdiri dari 3 tingkat. Tingkat paling atas adalah tujuan

keputusan, kriteria pada tingkat kedua dan pemilihan jalur alternatif pada tingkat ketiga. Pembobotan

kriteria dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 12 stakeholders yaitu para pengambil

keputusan dari dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo, serta

para pakar di bidang transportasi dan lingkungan. Alternatif ini dipilih berdasarkan nilai bobot terbesar

dalam penilaian terhadap kriteria yang digunakan.

Kata kunci : pengertian, metoda penelitian, dan hasil penelitian.

KAJIAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

TERHADAP PENDAPATAN PERUSAHAAN PO BUS

ANTAR KOTA PADA JALUR KOTA MALANG- KOTA

BLITAR

Dwi Ratnaningsih 1

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang, Jl. Veteran BO POX 04 Malang, Telp 0341-

575750, email: [email protected]

ABSTRAK

Peningkatan jumlah kendaraan di Indonesia cukup tinggi setiap tahun terutama terjadi pada

kendaraan pribadi.Akibat dari hal itu menyebabkan jumlah penumpang kendaraan umum mengalami

penurunan. Jika masalah ini terus berlanjut maka pendapatan yang diterima perusahaan bus setiap hari

akan berkurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh biaya operasional kendaraan

terhadap pendapatan yang diterima PO Bus pada jalur Malang-Blitar.

Kendaraan yang dipergunakan untuk analisa adalah bus sedang dengan kapasitas kendaraan 30

tempat duduk 6 berdiri jadi kapasitas 36. Pengambilan data primer pada bulan Juni 2011

Biaya operasional kendaraan (BOK) terdiri dari 2 (dua) Komponen biaya yang terdiri dari biaya

langsung dan biaya tidak langsung. BOK bus ukuran sedang pada jalur Malang – Blitar dengan rincian

biaya langsung Rp1806.43 /Km , biaya tidak langsung Rp 941,807/Km, keseluruhan biaya pokok sebesar

Rp2748.237/Km, BOK pertahun = Rp 557.927.838. Pendapatan pertahun didapat sebesar Rp 686.565.000

Kata kunci: BOK, Pendapatan Perusahaan Bus, Bus Malang-Blitar

Page 9: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 9

PERENCANAAN POLA DISTRIBUSI

BAHAN BAKAR MINYAK DI WILAYAH KEPULAUAN

Edwin Matatula*1, Djauhar Manfaat2 dan Setyo Nugroho2

1. Mahasiswa Program Pascasarjana Teknologi Kelautan – ITS

*e-mail : [email protected] 2. Dosen Pascasarjana Teknologi Kelautan – ITS

ABSTRAK

Kondisi spasial kependudukan dan sumber-sumber energi yang tersegregasi menurut teritorial wilayah /

pulau menuntut adanya sebuah sistim pelayanan jasa penyediaan bahan bakar minyak yang memadai atau

sistim logistik yang handal dalam upaya pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat maupun aktifitas

pembangunan. Makalah ini mencoba untuk mendapatkan pola distribusi bahan bakar minyak dalam

konteks wilayah kepulauan guna menjamin ketersediaan sesuai dengan waktu dan kuantitas kebutuhan.

Perencanaan pola distribusi dilakukan dengan mengambil wilayah kepulauan Maluku. Dimulai dengan

mengidentifikasi besar kebutuhan bahan bakar minyak yang didasarkan pada realisasi kebutuhan dan

variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi. Selanjutnya perencanaan armada kapal untuk

mendistribusikan bahan bakar minyak dari terminal ke depot-depot pada masing-masing wilayah

dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik teknis dari armada kapal dalam hal ini kapasitas,

performance armada serta kondisi wilayah dan besar kebutuhan pada masing-masing depot.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam perencanaan armada kapal, baik dari sisi jumlah,

kapasitas maupun pola operasinya untuk melayani permintaan bahan bakar minyak. Hasil perhitungan

menunjukan bahwa dengan 3 buah Tanker yang tersedia untuk pendistribusian bahan bakar minyak

dengan pola operasi yang direncanakan, mampu untuk memenuhi kebutuhan pada 6 buah depot yang ada

di wilayah kepulauan Maluku.

Kata Kunci : Pola Distribusi, Wilayah Kepulauan

EVALUASI PARAMETER KOEFISIEN DISTRIBUSI

KENDARAAN (C) UNTUK JALAN TIPE 4/2UD UNTUK

PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR CARA

BINAMARGA

Fitria Yuliati1 dan Catur Arif P

1Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Telp 031-5946094, email: [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5946094,

email: [email protected]

ABSTRAK

Konsep dasar perkerasan jalan adalah mempunyai tebal perkerasan yang cukup untuk dapat

melayani lalu lintas sesuai dengan umur rencana. Salah satu parameter penting dalam perencanaan tebal

perkerasan lentur cara MAK adalah koefisien distribusi kendaraan. Faktor distribusi erat hubungannya

dengan posisi kendaraan dijalan. Dimana perilaku pengguna jalan dalam berkendara akan mempengaruhi

terdistribusinya kendaraan dijalan.

Makalah ini membahas tentang evaluasi terhadap koefisien distribusi pada Petunjuk Perencanaan

Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987 guna mendapatkan

faktor distribusi yang lebih mewakili kondisi di lapangan. Penelitian dilakukan pada kelas jalan arteri tipe

Page 10: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 10

4lajur-2arah. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan tiga tahapan penyelesaian, yaitu survey lalu lintas,

survey kerusakan jalan, dan perencanaan tebal perkerasan lentur. Survey lalu lintas untuk mendapat faktor

distribusi kendaraan. Survey kerusakan dan perencanaan tebal perkerasan sebagai pembuktian terhadap

faktor distribusi hasil penelitian. Penelitian dilakukan dengan melihat volume kendaraan yang melintas

pada masing-masing lajur untuk mengetahui lajur rencana yang menerima beban dan volume lalu lintas

terbesar. Survey arus lalu lintas dilakukan dengan interval waktu 15 menit per lajur untuk 2 (dua) jenis

kendaraan yaitu kendaraan ringan dan kendaraan berat.

Hasil penelitian , analisa data dan proses perhitungan didapatkan faktor distribusi kendaraan (C)

sebesar 0,8 untuk kendaraan ringan dan 0,87 untuk kendaraan berat. Hasil analisa data menunjukkan

bahwa lajur rencana adalah lajur tengah (kanan) dan faktor distribusi hasil penelitian lebih besar jika

dibandingkan dengan faktor distribusi kendaraan pada yang terdapat pada Bina Marga (1987).

Kata kunci : Koefisien distribusi kendaraan, kerusakan perkerasan lentur, perencanaan perkerasan lentur

PERUBAHAN KEBIJAKAN DAN INSTITUSI

DALAM RANGKA MENYELESAIKAN KEMACETAN

LALU LINTAS DI PERKOTAAN

(JALAN ARTERI DAN KOLEKTOR)

Hera Widyastuti1, A.A.G.Kartika2, Budi Rahardjo3, Istiar4, Anugrah Wicaksono5,

Mareta Uci K.I6, Febe Prisca.C.P7, Vita Noer Hayati8, Guruh Suprihanto9

1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email:[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email: [email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,,

Email: [email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email: [email protected] 5Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 6Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 7Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email:[email protected] 8Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo

Surabaya,, Email:[email protected] 9Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo

Surabaya,, Email:[email protected]

ABSTRAK

Jaringan jalan raya dibagi dalam dua sistem, yaitu sistem jaringan primer dan sistem jaringan jalan

sekunder. Sistem jaringan jalan primer meliputi jaringan jalan antar kota dan luar kota, dan sistem

jaringan jalan sekunder meliputi jaringan jalan perkotaan. Secara hierarki jalan primer terbagi menjadi

tiga, yakni arteri, kolektor dan lingkungan. Pada studi ini akan dikaji jalan arteri primer dan sekunder

yang ada di Kota Surabaya. Di kota Surabaya yang termasuk jalan arteri primer adalah Jalan Ahmad Yani

ruas Waru-Wonokromo dan Waru-Sidoarjo. Sedangkan yang termasuk jalan arteri sekunder adalah ruas

Jalan Sulawesi sampai dengan Jalan Kertajaya Indah. Pada jalan arteri primer maupun sekunder ada

beberapa ketentuan yang harus terpenuhi agar jalan tersebut berfungsi dengan semestinya. Klasifikasi ini

diatur oleh undang-undang dan peraturan tentang jalan. Beberapa ketentuan tersebut adalah

mengutamakan arus menerus, jarak jauh dan kecepatan tinggi. Pada kenyataannya jalan tersebut

mengalami kemacetan sehingga kendaraan tidak mencapai kecepatan minimum rencana.

Page 11: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 11

Maka perlu diadakan sebuah evaluasi pada jalan arteri di Kota Surabaya. Evaluasi dilakukan terhadap

kecepatan kendaraan yang melintas, jumlah jalan akses, kondisi geometrik dan derajat kejenuhan pada

ruas jalan arteri primer dan sekunder saat ini. Kemudian hasil evaluasi ini dicocokkan dengan klasifikasi

jalan arteri primer dan sekunder yang seharusnya apakah masih memenuhi atau tidak.

Analisa dilakukan berdasarkan UU no 38 tahun 2004 tentang Jalan, PP no. 34 tahun 2006 tentang

Jalan, UU no. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang dan UU no. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

Dari hasil analisa tersebut, ternyata terdapat beberapa hal yang tidak memenuhi klasifikasi, yaitu: masih

terjadi kemacetan, kecepatan kendaraan dibawah syarat kecepatan, masih terganggu lalulintas lokal,

memiliki banyak jalan akses. Dalam hal kesesuaian dengan UU no 23 Tahun 2007 tentang perkeretaapian,

Jalan Ahmad Yani tidak memenuhi syarat, karena banyak terdapat perlintasan kereta api yang sebidang

dengan jalan raya. Solusi yang direkomendasikan dalam penelitian ini adalah peningkatan kapasitas jalan

bisa dengan menambah lebar jalan maupun mengurangi hambatan samping yang ada, pengurangan jalan

akses dapat berupa pembangunan frontage road, sehingga lalulintas lokal tidak langsung keluar-masuk

jalan utama, pembangunan jalan kereta api yang melayang (elevated railway).

Kata kunci: arteri primer, arteri sekunder, Kota Surabaya, klasifikasi jalan, perlintasan sebidang.

PEMODELAN SEBARAN PERGERAKAN PENUMPANG

KERETA API, PESAWAT UDARA DAN KAPAL LAUT

BERBASIS KOTA SURABAYA

Hera Widyastuti1, Wahju Herijanto2, Catur A.P3, Cahya Buana4, Anugrah

Wicaksono5, Mareta Uci K.I6, Dian Kurniawati7

1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email:[email protected] 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,

Email:[email protected] 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,,

Email:[email protected] 4 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya,,

Email:[email protected] 5Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 6Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected] 7Mahasiswa Program Magister, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus

ITS Sukolilo Surabaya, Email:[email protected]

ABSTRAK

Di dalam empat tahap perencanaan transportasi, trip distribusi dilakukan untuk memprakirakan besarnya

trip yang akan terjadi dari dan menuju du suatu zona. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis model

trip distribusi dari tiga moda angkutan di Kota Surabaya yang terdiri dari Moda angkutan udara,

angkutan rel dan angkutan laut. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik Gravity model dengan

variabel faktor hambatan yang terdiri dari fungsi pangkat, fungsi eksponensial dan fungsi Tanner.

Hasil Analisis yang berupa pemodelan adalah sebagai berikut; untuk Penumpang KA Kelas Ekonomi

adalah menggunakan fungsi hambatan Pangkat Negatif (Power) parameter PDRB dengan nilai α sebesar

0,7811 dengan rumus pemodelannya adalah: Tij= 1,17469 x 10-10 x Ei x Ej x Cij-0,7811, Untuk penumpang

KA Kelas Eksekutif-Bisnis adalah menggunakan fungsi hambatan Tanner parameter PDRB dan kalibrasi

TLD dengan nilai α = 0,500 dan ß = 0,002 dengan rumus pemodelannya adalah Tij= 1,9096 x 10-13 x Ei x

Ej x Cij0,500 x e (-0,002 x Cij); Untuk penerbangan pesawat dengan tujuan domestik menggunakan fungsi

hambatan Tanner dengan Kalibrasi TLD parameter PDRB dengan nilai α = 7,253 dan β = 0,01 dengan

rumus pemodelannya adalah: Tij= 1,13329 x 10-30 x Ei x Ej x Cij7,253 x e(-0,01 x C

ij), Untuk penerbangan

pesawat dengan tujuan Internasional menggunakan fungsi hambatan Power dengan Kalibrasi TLD

Page 12: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 12

parameter Populasi dengan nilai α = 3,8737 dengan rumus pemodelannya adalah Tij=109,569 x Pi x Pj x

Cij3,8737; Untuk penumpang kapal laut wilayah Jawa Timur adalah menggunakan fungsi hambatan Tanner

parameter populasi dengan nilai α sebesar 0,0003455 dan ß = 0,00152 dengan rumus pemodelannya

adalah: Tid = 3,471x10-08 . Ei . Ed . Cid . 0,0003455 Exp (-0,00152 x Cid). Untuk penumpang kapal laut

wilayah Indonesia adalah menggunakan fungsi hambatan eksponensial negatif parameter populasi

dengan nilai ß = 0,00127:Tij =2,501 x 10-09 x Pi x Pj x e ( - 0,00127 Cij )

Kata kunci: Trip Distribusi, Surabaya, Rel, Angkutan Udara, Angkutan Laut, Gravity

ANALISIS PENGOPERASIAN KAPAL CEPAT RUTE

HITU-PIRU

Malenonra Tukan1 dan Firmanto Hadi2

1Mahasiswa Jurusan Teknik Transportasi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp. 081343224734, email:

[email protected] 2Dosen Teknik Transportasi Kelautan, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 0818326437,

email: [email protected]

ABSTRAK

Untuk memasuki wilayah Kabupaten SBB, dapat dilalui dari dua pintu yaitu: arah Barat melalui

Pelabuhan Piru dan dari arah Timur melalui Pelabuhan Waipirit. Dua sarana utama transportasi laut

Kabupaten SBB ke kota Ambon, yaitu : kapal cepat, waktu yang dibutuhkan adalah 125 menit, dengan

rincian waktu pelayaran (Piru – Hitu) adalah 80 menit, kemudian waktu perjalanan darat dengan

menggunakan bis (Hitu - Kota Ambon) adalah 45 menit, total biaya Piru - Ambon adalah Rp. 75.000,

Menggunakan kapal feri waktu yang dibutuhkan adalah 5 jam dengan rincian waktu perjalanan darat

(Piru - Waipirit) adalah 2 jam, dengan kapal feri (Waipirit - Hunimua) adalah 2 jam dan perjalanan darat

(Hunimua - kota Ambon) adalah 1 jam, total biaya Rp. 75.000, Jika ditinjau dari aspek biaya memang

kedua alternatif tersebut memiliki beban yang sama, namun dari sisi waktu ternyata kapal cepat lebih

menguntungkan, akan tetapi pada saat ini kapal cepat tidak lagi beroperasi hal ini disebabkan karena

kapasitas kapal lebih besar dari potensi penumpang yang ada, oleh karena itu dibutuhkan desain kapal

cepat yang disesuaikan dengan potensi penumpang yang ada. Untuk mendapatkan ukuran utam kapal

perlu dikukan survey minat pengguna jasa untuk diketahui besarnya potensi penumpang yang ada.

Dengan analisis korespondensi didapatkan jumlah penumpang per trip 60 orang, kemudian dengan

melakukan analisis teknis dan kelayakan ekonomi didapatkan ukuran utama kapal yang layak sebagai

berikut: Lpp= 22.39 m, B= 4.16 m, H=2.51 m, T= 1.59 m.

Key words: Analisis potensi penumpang, Ukuran kapal

Page 13: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 13

PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA-

KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN

PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA

1Manahara Nababan dan 2A. Agung Gde Kartika, S.T., M.Sc

1Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya,

[email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

ABSTRAK

Kabupaten Wamena, Karubaga dan Mulia merupakan wilayah strategis di Propinsi Papua yang

mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang perlu dikembangkan secara

terpadu dan didukung oelh tersedianya pelayanan infrastruktur transportasi. Pembangunan jalan ruas

Wamena-Karubaga-Mulia diharapkan mampu meningkatkan pergerakan orang maupun barang sehingga

akan meingkatkan makro perekonomian kota Wamena pada khususnya pada penelitian ini akan ditinjau

mengenai dampak pembangunan jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia terhadap kinerja lalu lintas dan

perkerasan jalan arteri di Kota Wamena. Tujuan penelitian ini adalah menghitung kinerja jalan arteri di

Kota Wamena pada saat sekarang dibandingkan dengan sebelum dibangun jalan ruas Wamena-Karubaga-

Mulia, menghitung volume lalu lintas yang diakibatkan oleh dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-

Mulia, Menghitung dampak pengaruh terhadap lalu lintas akibat dibukanya jalan ruas Wamena-

Karubaga-Mulia, menghitung berkurangnya umur jalan akibat dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-

Mulia.

Sumber data diperoleh dari survey matrik asal tujuan yang nantinya akan dihitung matrik asal

tujuan setelah dibukanya jalan ruas Wamena-Karubaga-Mulia. Pengurangan umur perkerasan dihitung

dengan EAL. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matrik Asal Tujuan dan EAL.

Hasil penelitiannya adalah terjadi perbedaan jumlah volume kendaraan sebelum dan sesudah

dibukanya jalan ruas Wamena-Mulia-Karubaga, jumlah volume kendaraan semakin banyak dan

berdampak pada pengurangan umur perkerasan jalan ruas akibat dibukanya jalan ruas Wamena-Mulia-

Karubaga. Melalui penghitungan, didapatkan volume LL sebelum dan sesudah dibuka jalan ruas Mulia-

Karubaga terdapat selisih, pada ruas jalan Pike untuk tujuan Mulia – Karubaga terdapat selisih 132 truk.

dan juga ruas jalan yang lain. Sedangkan untuk total Zona Asal dan Zona Tujuan Mulia-Karubaga

didapatkan nilai sebesar 130.63 EAL/Kendaraan.

Kata Kunci : Jalan Arteri, Jalan Wamena-Karubaga-Mulia, Matrik Asal Tujuan, EAL

Page 14: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 14

PENGARUH PENGEMBANGAN KOTA TERHADAP

PERILAKU PEMILIHAN MODA

DI KOTA PALEMBANG

Melawati Agustien1

1.Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya Palembang, Telp 0711-580139, email:

[email protected]

ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk dan semakin padatnya kegiatan di pusat kota menuntut adanya

pengembangan kota yaitu pembangunan fasilitas sosial ekonomi termasuk fasilitas pemukiman dikawasan

pinggiran kota. Pengembangan kota menyebabkan peningkatan jumlah dan jarak perjalanan dari dan

menuju pusat kota. Dalam melakukan perjalanan tersebut, para pelaku perjalanan dihadapkan pada

berbagai pilihan moda transportasi, baik angkutan umum maupun angkutan pribadi. Dalam menentukan

pilihan jenis angkutan inilah pelaku perjalanan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti waktu, biaya,

aksessibilitas,keamanan dan kenyamanan. Dalam penelitian ini digunakan Metode Analytical Hierarchy

Process (AHP) untuk mengetahui pengaruh pengembangan kota terhadap pemilihan moda transportasi

dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda perjalanan dari kawasan

pinggiran kota menuju pusat kota dan sebaliknya.

Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data karakteristisk perjalanan melalui

wawancara dan kuisioner kepada masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan pinggiran kota

Palembang. Pengolahan data dilakukan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang

merupakan merupakan sistem pendukung keputusan berupa hirarki fungsional dengan input utamanya

persepsi manusia.

Hasil pengolahan data menunjukkan pengembangan kota yang menyebabkan jarak dan waktu

perjalanan meningkat mempengaruhi perilaku pemilihan moda masyarakat. Faktor utama yang

mempengaruhi pemilihan moda adalah faktor aman (50,90%) dan jika dari berbagai faktor keamanan,

kenyamanan, biaya, waktu tempuh dan aksessibilitas maka alternatif mobil pribadi merupakan alternatif

yang paling banyak dipilih (40,80%).

Kata Kunci : Perilaku , angkutan kerja, Analytic Hierarchy Process (AHP)

PROBABILITAS PENGGUNAAN MODA PADA SISWA

SMA DI KOTA PALU

Ratnasari Ramlan

Mahasiswa Pascasarjana Bidang Keahlian Manajemen Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil

FTSP, ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, email : [email protected]

ABSTRAK

Dalam melakukan perjalanan kesekolah siswa SMA di Kota Palu cenderung menggunakan kendaraan

pribadi dibanding menggunakan angkutan umum. Hal disinyalir dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi

para siswa tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk gambaran mengenai penggunaan moda pada

siswa SMA di Kota Palu yaitu dengan mengetahui faktor sosial ekonomi apa yang paling mempengaruhi

penggunaan moda dikalangan para siswa SMA di Kota Palu.

Penelitian ini dilakukan dengan teknik angket yaitu menyebarkan kusioner kepada siswa untuk

mengetahui karakteristik responden yang berkaitan dengan penggunaan moda untuk perjalanan kesekolah

serta teknik wawancara dan pemeriksaan dokumentasi untuk mengetahui kondisi sekolah dan data

Page 15: Semnas Teknik Sipil VIII-2012 Bidang MRT Abstrak

Seminar Nasional VIII - 2012 Teknik Sipil ITS Surabaya

Pembangunan Berkelanjutan Transportasi dan Infrastruktur

Kumpulan Abstrak Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi - 15

sekunder lainnya.Teknik pengambilan sampel kuesioner siswa menggunakan probability sampling

dengan stratified random sampling.

Dari survei awal yang dilakukan diperoleh data bahwa siswa yang menggunakan sepeda motor

kesekolah yaitu sebesar 51,23%, kemudian siswa yang menggunakan angkutan umum yaitu sebesar

24,66%, selanjutnya siswa yang berjalan kaki kesekolah yaitu 15,34% dan terakhir siswa yang

menggunakan mobil kesekolah yaitu sebesar 8,77%. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan statistik

lebih lanjut dengan menggunakan Model Multinomial Logit untuk mengetahui faktor sosial ekonomi

yang paling mempengaruhi penggunaan moda dikalangan siswa SMA

Kata kunci: Faktor Sosial Ekonomi, Penggunaan Moda, Model Multinomial Logit

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PEJALAN KAKI

UNTUK KONTRIBUSI SISTEM KOTA

BERKELANJUTAN

Sudarmawan Juwono1 dan Nina Restina2

Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Bung Karno Jakarta, Jl. Kimia 20 Jakarta Telp.

085216221966 email : [email protected] 2Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Bung Karno Jakarta, Jl. Kimia 20 Jakarta Telp. 081514155846

email : [email protected]

ABSTRAK

Pembangunan kota yang lestari lingkungan, sehat, aman dan indah bertitik tolak dari paradigma kebijakan

pembangunan kota berkelanjutan. Sistem kota berkelanjutan ditopang adanya komitmen pada rekayasa

infrastruktur yang kondusif terhadap pelestarian daya dukung lingkungan. Artikel ini mengetengahkan

peranan infrastruktur transportasi pedestrian dalam pengembangan sistem kota yang berkelanjutan.

Pengembangan infrastruktur pejalan kaki saat ini masih terbatas pada kebutuhan memudahkan pergerakan

sehingga penataan bersifat mengarah pada kebijakan komplementer dan tidak bersifat strategis. Rekayasa

harus bertitik tolak dari aspek ekstrinsik perilaku pengguna disamping aspek intrinsik obyek

infrastrukturnya sendiri. Konsep dan pengetahuan ini diperlukan untuk mengevaluasi program yang telah

dilakukan dan mendorong terciptanya kebijakan rekayasa infrastruktur pejalan kaki yang mengarah pada

sistem kota berkelanjutan. Ada 3 (tiga) prinsip yang harus ditaati yaitu : (1) Kemudahan infrastruktur, (2)

Kenyamanan, (3) Keamanan yang bertumpu pada keadilan semua warga kota, terbentuknya ekonomi dan

pelestarian budaya yang berkelanjutan.Bila hal tersebut terwujud akan memberikan multiflier effect bagi

totalitas infrastruktur yang mendukung sistem kota berkelanjutan.

Kata kunci : perilaku, infrastruktur pejalan kaki, kota berkelanjutan