se_hayvani natika nur_rombel 5.docx

Upload: hayvani-natika-n

Post on 08-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGIPENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG ANAK DAN BAHAYA OBESITAS KEPADA ORANGTUA SISWI DAN PEMBERIAN MAKANAN DENGAN GIZI SEIMBANG BAGI SISWI SD ISLAM MAHAD IV KOTA PEKALONGANDosen Pengampu : Nur Siyam, S.KM

Disusun Oleh: Hayvani Natika Nur (6411411247)Rombel : 05

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013TAHAP IPERUMUSAN MASALAHA. Latar Belakang MasalahIndonesia merupakan negara yang termasuk dalam negara berkembang. Dengan melimpahnya sumber daya alam, namun tidak diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia yang memadahi sehingga menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi lemah. Dengan sumber daya manusia yang mencukupi, maka pembangunan bangsa dapat diarahkan menuju yang lebih baik. Pembangunan bangsa dapat dilakukan dari pendidikan, ekonomi, dan yang tidak kalah penting adalah pembangunan dibidang kesehatan. Pembangunan kesehatan Indonesia mulai diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta mempertinggi derajat kesehatan masyarakat pada umumnya. Untuk mempertinggi derajat kesehatan dan gizi, maka diperlukan konsumsi makanan yang mengandung gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan asupan nutrisi yang memadai yang diperlukan untuk menjalankan fungsi organ tubuh dengan baik. Status gizi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembangunan, yang dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal untuk pembangunan bangsa.Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa Indonesia karena dari anak usia sekolah kelak akan menjadi generasi penerus yang menentukan kualitas bangsa Indonesia di masa mendatang. Dengan asupan gizi yang mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak dapat membantu anak dalam aktivitas sehari-hari mereka.Pada anak usia sekolah (6-12 tahun), anak mulai mengenal dunia luar selain keluarganya. Mereka mulai bersosialisasi dengan teman sebayanya, mulai mencoba hal-hal yang baru, rasa ingin tahu yang lebih serta meningkatnya aktivitas fisik dapat merubah pola makan anak yang tidak biasanya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh teman sebaya, lingkungan, bahkan dari diri sendiri. Pola makan yang tidak beraturan bakan cenderung berlebih tidaklah baik bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, rata-rata status gizi kurus pada kelompok umur 6-12 tahun yaitu 11,2 persen, sedangkan prevalensi kegemukan pada kelompok umur 6-12 tahun yaitu sebesar 9,2%. Masalah kekurangan konsumsi energi dan protein pun juga terjadi pada semua kelompok umur, terutama terjadi pada anak usia sekolah (6-12 tahun), usia praremaja (13-15 tahun), dan usia remaja (16-18 tahun). Secara nasional penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal (kurang dari 70 persen dari angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia) adalah sebanyak 40,7 persen dan penduduk yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal (kurang dari 80 persen dari angka kecukupan protein bagi orang Indonesia) adalah sebanyak 37 persen. Rata-rata kecukupan konsumsi energi anak umur 7-12 tahun (usia sekolah) berkisar antara 71,6-89,1 persen. Rata-rata kecukupan konsumsi protein anak usia 7-12 tahun berkisar antara 85,1 137,4 persen.Faktor kecukupan gizi pada anak-anak ditentukan oleh kecukupan konsumsi pangan yang nantinya dapat diketahui tingkat kecukupan zat gizi yang dibutuhkan oleh anak, sedangkan pada masa tersebut anak cenderung lebih aktif untuk memilih sendiri makanan yang disukainya. Hal ini perlu diperhatikan karena kebiasaan makanan yang dipilih untuk dikonsumsi anak-anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya.Di Indonesia, masalah gizi pada anak usia sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa penelitian yang telah dilakukan. Penelitian Padmiari (2004) terhadap 80 anak SD di Denpasar menyebutkan sekitar 75% konsumsi energi anak-anak berasal dari jajanan yang diistilahkan sebagai street food (makanan jalanan) berupa aneka macam fast food, jajanan pasar, hingga snack ringan. Sementara itu, hanya 25% konsumsi energi anak-anak berasal dari makanan pokok berupa nasi, daging, sayuran, dan pelengkapnya.Pola konsumsi yang tidak seimbang dan berlebih dapat menyebabkan kejadian obesitas pada anak-anak yang selanjutnya dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mentalnya.B. Identifikasi Masalah Menggunakan PICO1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah orangtua murid dan siswa SD kelas 1, 2, 3. 4, 5, 6 di SD Islam Mahad IV, Jalan Kintamani, Kota Pekalongan..2. IntervensiIntervensi yang digunakan dalam jurnal adalah pemberian sarapan gratis yang sehat bagi siswa.3. ComparisonIntervensi yang pernah dilakukan mengenai pengendalian konsumsi gizi yang tepat dan seimbang bagi anak adalah program pembuatan bekal makan siang siswa oleh kantin sekolah dengan pemilihan menu yang seimbang gizinya.4. OutcomeHasil yang diharapkan dari pemberian pengetahuan bagi ibu adalah agar dapat memberikan dan mengontrol agar konsumsi anaknya memenuhi gizi seimbang.Dan untuk pemberian makan sehat gratis adalah agar siswi yang tergolong dalam sosial ekonomi yang rendah dapat diperbaiki sedini mungkin gizinya, dan untuk siswi yang termasuk dalam golongan sosial ekonomi tinggi dapat menyeimbangkan konsumsinya menjadi makanan yang lebih sehat.

TAHAP IIMENEMUKAN LITERATUR ILMIAH YANG SESUAIExploring subgroup effects by socioeconomic position of three effective school-based dietary interventions: the European TEENAGE projectTujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek subkelompok berdasarkan tinggi dan rendahnya posisi sosial ekonomi ( SEP ) dari tiga yang dilakukan sebelumnya, intervensi Eropa yang dianggap efektif. Metode Reanalyses (penelitian ulang) dikelompokkan berdasarkan SEP yang telah dilakukan oleh kelompok peneliti dari studi masing-masing. Semua studi yang berbasis sekolah : dua intervensi multi-komponen menargetkan asupan lemak atau buah dan sayuran ( FV ) , dan inisiatif sarapan gratis.Hasil saran penyesuaian komputer dipengaruhi asupan lemak antara rendah, tetapi bukan pada status sosial ekonomi gadis setelah 1 tahun. Sebuah intervensi multi-komponen mempengaruhi asupan FV pada kedua kelompok SEP, asupan sayur pada SEP rendah dan asupan buah pada SEP tinggi di tiga negara setelah 1 tahun, sedangkan buah gratis mempengaruhi jumlah FV dan asupan buah sama pada kedua kelompok SEP di sebuah negara setelah 2 tahun. Memberikan sarapan gratis yang sehat meningkatkan konsumsi makanan sehat hanya pada kelompok SEP rendah. Kesimpulan Reanalysing studi intervensi oleh SEP adalah cara cepat dan mudah untuk mengeksplorasi pola efek oleh SEP pada intervensi. Menyediakan makanan sehat mungkin strategi yang menjanjikan untuk mengurangi kesenjangan sosial.

TAHAP IIIMENGEMBANGKAN DAN MENYUSUN PROGRAM1. Programa. Mama Tahu: merupakan program yang ditujukan untuk orangtua, untuk menambah pengetahuan orangtua tentang pentingnya konsumsi gizi yang seimbang bagi anak-anak.b. Bento Sekolah : merupakan program penyediaan sarapan sehat yang dikombinasikan antara buah dan sayur agar siswi dengan status sosial ekonomi yang rendah dapat terpenuhi asupan gizinya yang dengan tujuan akhir untuk meningkatkan status kesehatan siswi dan mencegah obesitas pada siswi dengan menerapkan perilaku konsumsi makanan yang sehat.2. SasaranSasaran program intervensi adalah seluruh siswi kelas 1, 2, 3, 4, 5, 6 SD Islam Mahad IV. SD Islam Mahad IV merupakan sekolah dasar swasta khusus siswi (perempuan) yang beralamat di Jl. Kintamani Kota Pekalongan. Jumlah perkiraan siswi yang akan dilakukan program intervensi adalah sebanyak 240 anak. 3. Lokasi dan WaktuLokasi dan waktu pelaksanaan program adalah :a. Mama Tahu : direncanakan akan dilaksanakan pada 20 Desember 2013 pukul 08.00 sampai selesai.b. Bento Sekolah: direncanakan akan dimulai 1 Januari 2014 dengan rentang waktu selama 3 bulan.4. Rangkaian Kegiatan dan Keperluan PeralatanRangkaian kegiatan :a. Proses perencanaan meliputi Perencanaan kepanitiaan Perencanaan jadwal kegiatan Perencanaan anggaran Perencanaan administrasi Perencanaan kegiatanb. Proses persiapan meliputi Persiapan lokasi Persiapan jadwal kegiatan Persiapan kelengkapan alat Persiapan materi untuk kegiatan Mama Tahu Persiapan logistik untuk kegiatan Bento Sekolah Persiapan orangtua siswi (ketersediaanya mengikuti kegaiatan)c. Proses pelaksanaan meliputi Pelaksanaan kegaiatan Mama Tahu Pelaksanaan kegiatan Bento Sekolah5. KerjasamaKerjasama yang dapat dilakukan adalah : Kerjasama dengan Walikota Pekalongan utuk kesediaannya sebagai donatur Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Kerjasama dengan UNICEF Kerjasama dengan instansi-instansi pemerintah maupun swasta yang terkait.6. SosialisasiSosialisasi dilakukan kepada pihak orangtua siswi dengan memberikan surat tertulis dan dilengkapi dengan surat persetujuan. Sosialisasi dengan badan-badan yang terkait diatas dengan memberikan proposal kegiatan untuk dapat mendukung baik secara moril maupun finansial.

TAHAP IVPELAKSANAAN DAN INTERVENSI

a. Kegiatan Mama TahuKegaiatan ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2013 yang bertempat di Aula SD Islam Mahad IV. Dapat dilakukan secara bertahap (3 kali) agar efektivitas penyampaian materi dapat maksimal. Dalam kegiatan ini orangtua siswi yang diikutsertakan adalah mulai kelas 1 hingga kelas 6.Penyampaian materi dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota, perwakilan dari panitia, dan guru.b. Kegiatan Bento SekolahUntuk kegaiatan awal, dilakukan pengukuran IMT berdasarkan BB/U untuk nantinya saat kegiatan berlangsung dapat dipantau sejauh mana efektivitas program.Dilakukan setiap 6 hari/hari sekolah (senin, selasa, rabu, kamis, sabtu, minggu) selama 3 bulan. Adapun kegaiatan persiapan makanan bagi siswa dilakukan oleh praktisi terlatih dan bahan makanan yang akan digunakan dipilih dan diolah secara tepat.Pemberian makan siang gratis ini dibagikan saat jam istirahat yakni sekitar pukul 11 WIB. Dengan pertimbangan agar sepulang sekolah siswa tidak jajan sembarangan diluar sekolah sepulang sekolah

TAHAP VEVALUASI PROGRAM / INTERVENSIEvaluasi program :a. Kegaiatan Mama TahuEvaluasi dilakukan dengan cara pemberian soal pre-test dan post-test untuk mengukur tingkat pemahaman orangtua siswi.Kuesioner pre-test dan post-testNoPertanyaanJawaban

YaTidakTidak Tahu

1Apakah masalah gizi kurang itu berbahaya untuk anak-anak?

2Apakah masalah gizi berlebih pada anak-anak berbahaya?

3Apakah snack merupakan sumber gizi yang baik?

4Apakah gizi kurang pada anak-anak akan berdampak pada prestasi di sekolah?

5Apakah obesitas pada anak-anak dapat berdampak pada kesehatannya?

6Apakah fast food merupakan makanan yang sehat?

7Apakah anak yang gemuk berarti status gizi anak baik dan sehat?

8Apakah obesitas terjadi hanya pada orang dewasa?

9Apakah obesitas dapat memicu terjadinya penyakit diabetes, stroke, penyakit jantung, penyakit liver/hati?

10Apakah dengan membatasi makanan fast food dapat mengurangi resiko terkena obesitas?

11Apakah dengan konsumsi makanan yang sehat(sayur dan buah) dapat mengurani resiko obesitas bagi anak-anak?

12Apakah obesitas pada anak itu sehat/tidak bermasalah?

13Apakah aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi resiko mengalami obesitas?

Kegiatan Mama Tahu dikatakan berhasil apabila terdapat peningkatan pengetahuan orangtua terhadap pemahaman tentang pentingnya gizi seimbang bagi anak dengan ditunjukkan dari peningkatan skor soal post-test. Kemudian untuk memantau pemberian makanan sehat untuk anaknya dirumah, dapat diberikan kartu kendali yang dapat diisi selama 3 bulan program Bento Sekolah dilaksanakan.

Kartu Kendali Mama Tahu, Anak Sehat Frekuensi

Jenis MakananMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IV

Sayur

Buah

Protein Hewani

Protein Nabati

b. Kegiatan Bento SekolahEvaluasi kegiatan ini adalah dengan melihat perubahan pola konsumsi sayur dan buah serta dengan melihat perubahan IMT anak yang dilakukan pengukuran kembali saat selesai progam tersebut.

DAFTAR PUSTAKAhttp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/1152/1175. Diakses tanggal 19 November 2013.http://link.springer.com/journal/38. Diakes tanggal 18 November 2013.Oktaviani, Wiwied Dwi, dkk. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja dan Orang Tua dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus pada Siswa SMA Negeri 9 Semarang Tahun 2012)