sbm kelompok 5 cbsa
DESCRIPTION
By :: Kelompok 5 SBM, 2C, PGSD UNSTRANSCRIPT
Imam Sholeh K7113108Laurensius Dimas K7113124Margareta Suryandani K7113135Nia Octavia K7113151Rahmawati Rahiim K7113176
Anggota Kelompok 5
PENDEKATAN CARA BELAJAR SISWA AKTIF
“Kau dapat mengajarkan sebuah pelajaran pada seorang siswa selama sehari; tapi jika kau mengajarinya belajar dengan menciptakan
keingintahuan, dia akan lanjutkan proses belajarnya selama dia masih hidup” Clay P. Bedford.
Hakikat Pendekatan CBSA
usaha dl rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dng orang yg diteliti, metode untuk mencapai pengertian tt masalah penelitian;
Pengertian Pendekatan CBSA
Derajat Keaktifan dalam Pembelajaranmenurut McKeachie
Derajat Keaktifan dalam Pembelajaranmenurut McKeachie
1. Partisipasi murid dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran.
2. Penekanan pada aspek afektif dalam pembelajaran3. Partisipasi murid dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran4. Penerimaan guru terhadap perbuatan/kontribusi murid
yang kurang relevan, bahkan salah;5. Kekohesifan kelas sebagai kelompok,6. Kebebasan/kesempatan yang diberikan kepada murid
untuk mengambil keputusan penting dalam kehidupan sekolah.
7. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah pribadi
Pendekatan CBSA sangat mengutamakan derajat keaktifan peserta didik yang tinggi, baik keaktifan fisik maupun yang utama keaktifan mental (utamanya intelektual dan atau emosional).
Kesimpulan mengenai pengertian pendekatan CBSA
Rasional PendekatanCBSA
Mengingat bahwa peserta didik selalu berarti harus aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar tertentu (natural, social dan atau kultural), maka penggalakan kembali Pendekatan CBSA harus dimaknai sebagai upaya mengoptimalkan keaktifan murid di dalam pembelajaran agar hasil belajar juga menjadi optimal. Hal itu terutama karena adanya kenyataan obyektif yang dihadapi, serta harapan-harapan di masa depan.
Beberapa kenyataan obyektif dan harapan tersebut (T. Raka Joni, Sulo Lipu La Sulo) antara lain:
1.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
2.Perkembangan yang cepat dari Teknologi Informasi dan Komunikasi
3.Perubahan pandangan dan harapan tentang fungsi sekolah
Mengapa Pendekatan CBSA Perlu Diterapkan Dalam Pembelajaran?
T. Raka Joni mengemukakan 2 (dua) alasan utama sebagai berikut:
Alasan yang bersifat teknis-psikologis, yang dibedakan atas:1. Kebermaknaan intelektual pengalaman
peserta didik2. Kebermaknaan emosional pengalaman
peserta didik berkaitan dengan kepemilikannya
Alasan yang bersifat pilihan nilai terkait dengan pembentukan manusia dan masyarakat Indonesia masa depan
Dengan Pendekatan CBSA, yang sangat mengutamakan prakarsa dan keterlibatan murid
(fisik, intelektual, dan atau emosional) dalam pembelajaran akan membekali murid bukan hanya pengetahuan, ketrampilan, dan atau
sikap yang menjadi tujuan pembelajaran, tetapi juga mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan belajar yang terus dikembangkan/digunakan sepanjang hidupnya.
BELAJAR ITU BUTUH PROSES
Prinsip Pendekatan CBSA
Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak,
yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar baik intelektual-
emosional maupun fisik.
Prinsip-Prinsip CBSA yang terbagi atas 4 dimensi sebagai berikut:
1.Dimensi Peserta Didik
2.Dimensi Guru
3.Dimensi Program4.Dimensi Situasi Belajar-Mengajar
Dimensi peserta didik, meliputi:
Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada dirinya
Keinginan dan keberanian siswa untuk ikut serta.
Usaha dan kreatifitas siswaKeingintahuan yang besar .Rasa lapang dada dan bebas
Dimensi guru, meliputi:
Usaha guru untuk mendorong dan membina peserta didik.
Guru sebagai inovator dan motivator. Sikap Demokratis dalam proses belajar mengajar Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis
strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media.
Dimensi program pengajaran , meliputi:
Tujuan dan isi materi pelajaran memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan peserta didik
kemungkinnan terjadinya pengembangan konsep dan aktivitas peserta didik
Penggunaan dan pemilihan berbagai metode dan media,
Penentuan metode dan media yang fleksibel (luwes)
Dimensi situasi belajar-mengajar, meliputi:
Komunikasi guru dan peserta didik yang intim dan hangat
Adanya suasana gembira dan bergairah pada peserta didik dalam proses belajar-mengajar.
Terdapat sejumlah prinsip belajar yang harus diperhatikan agar proses belajar itu dapat berhasil dengan efisien (berdaya guna) dan efektif (berhasil guna).
Prinsip-prinsip tersebut dilandasi penelitian dalam psikologi belajar dan diujicobakan dalam pembelajaran. Prinsip-prinsip belajar tersebut dapat dijadikan titik tolak untuk meningkatkan derajat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
Prinsip-prinsip belajar antara lain:
1. Prinsip motivasi yakni penumbuhan motivasi belajar,.
2. Prinsip latar atau konteks yakni memposisikan pengalaman belajar baru yang akan/sedang dilakukan diantara pengalaman belajar yang telah menjadi miliknya
3. Prinsip fokus yakni keterarahan kepada suatu titik pusat perhatian
4. Prinsip sosialisasi (hubungan sosial) yakni belajar dalam kelompok agar dapat bekerjasama dengan teman sebaya
5. Prinsip belajar sambil bekerja, bermain, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan keinginan murid untuk melakukan kegiatan manipulatif.
6. Prinsip individualisasi yakni penyesuaian kegiatan pembelajaran dengan perbedaan individual murid.
7. Prinsip menemukan yakni dengan pemberian informasi pancingan agar murid terdorong untuk menemukan informasi selanjutnya.
8. Prinsip pemecahan masalah yakni murid peka untuk menemukan dan atau merumuskan masalah, dan mencari cara pemecahannya
Penerapan berbagai prinsip belajar tersebut di atas dalam pembelajaran di sd-mi akan dapat meningkatkan derajat keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, dengan kata lain, derajat pendekatan cbsa lebih tinggi
Untuk mewujudkan prinsip- prinsip tadi, terdapat beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan atau pelaksanaan pembelajaran itu
Rambu Rambu Pendekatan CBSA
1. Mengupayakan variasi kegiatan dan suasana pembelajaran
2. Menumbuhkan prakarsa peserta didik untuk aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran
3. Mengembangkan berbagai pola interaksi dalam pembelajaran
4. Menyediakan dan menggunakan berbagai sumber belajar
5. Pemantauan yang intensif dalam kegiatan pembelajaran
Kajian tentang rambu-rambu perwujudan pendekatan cbsa dengan penekanan pada keterlibatan mental, utamanya cognitive engagement, oleh ditinjau dari beberapa segi, sebagai berikut:
1) Dari segi guru, dalam pembelajarannya tertampilkan:
a. Guru menyediakan pijakan dan tuntunanb. Guru menggunakan beragam kegiatan
pembelajaran dengan multi metode/media/dsb sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
c. Guru memberi tugas/kesempatan kepada murid untuk aktif dalam pembelajaran
2) Dari segi peserta didik , dalam pembelajaran tertampilkan:
a. Murid bertanya/memberi pendapat, b. Murid secara langsung melakukan pengkajian,
pelatihan, dan atau penghayatan dalam situasi sarat nilai,
c. Ada interaksi antar murid3) Dari segi pesan-pesan kependidikan: ada
keseimbangan antara tujuan pembelajaran dan tujuan yang lebih umum, demi pencapaian tujuan utuh pendidikan.
4) Dari segi penempatan diri guru dalam pembelajaran, tetap tertampilkan sesuai asas tut wuri handayani.
Indikator Pendekatan CBSA
Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan CBSA dalam pembelajaran yang sedang berlangsung telah optimal, perlu diamati indikator-indikatornya. Indikator itu adalah gejala-gejala yang nampak dalam prilaku guru dan murid selama pembelajaran berlangsung, serta organisasi kegiatan, iklim, dan alat di dalam pembelajaran itu.
Berbagai Indikator Penerapan CBSA menurut
T. Raka Joni dan Sulo Lipu La Sulo, adalah :
a. Keterlibatan Murid dalam pembelajaran
b. Prakarsa murid dalam pembelajaran
c. Peranan guru lebih ditekankan sebagai fasilitator
dalam pembelajaran
d. Belajar dengan pengalaman langsung
e. Variasi penggunaan multi metode dan multi media
dalam setiap pembelajaran yg diikuti.
f. Kualitas interaksi antar murid dalam pembelajaran
Kesimpulan :
Dalam proses belajar mengajar terdapat adanya aktor yang membintanginya, dimana ada guru sebagai designer study dan peserta didik sebagai aktor dalam proses pembelajaran. Peserta didik tersebut terdiri dari berbagai potensi serta latar belakang yang berbeda. Jadi dalam proses belajar mengajar yang ber CBSA hendaknya GURU memberi kesempatan peserta didiknya untuk aktif dalam pembelajaran
Pembelajaran yang ber-CBSA itu diwujudkan dengan proses belajar yang terpusat pada peserta didik (student centre) sedangkan guru adalah designer pembelajaran, sehingga orientasi tujuan pengelolaan pembelajaran menekankan pada kreativitas siswa dan pelaksanaan penilaian tertuju pada kegiatan dan kemampuan peserta didik.
Dari adanya CBSA tersebut diharapkan dapat memaksimalkan pembelajaran siswa dimana pengembangan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.
Daftar Pustaka
Abimanyu,Soli dkk, Soli . 2009. Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran 3 SKS. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Moedjiono,Moh.Dimyati.1991.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Departemen Pendidikan dan kebudayaan
THANK YOU