laporan sbm (pembelajaran matematika dengan metode inkuiri)

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia dalam era globalisaso, merupakan suatu hal yang perlu dilakukan terutama bagi suatu bangsa yang sedang membangun, sementara itu ilmu pengetahuan dan teknologi memainkan peranan penting dalam upaya pembangunan suatu bangsa sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Dalam upaya pembangunan manusia seutuhnya, matematika memegang peranan yang sangat penting. Matematika dari bentuknya yang sederhana sampai yang paling kompleks memberikan sumbangan dalam pembangunan ilmu pengetahuan lainnya, serta dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan generatif melalui kegiatan matematika memberikan sumbangan yang penting bagi siswa dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistimatis, kritis, dan cermat, serta bersifat objektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai masalah. Namun, pada kenyataannya pendidikan matematika yang terjadi belum menunjukan peningkatan yang berarti. Pada tingkat pendidikan dasar kekurangmampuan siswa SMP dalam memecahkan permasalahan matematika menjadi masalah dalam ketercapain hasil belajar matematika di sekolah. Permasalahan Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar Mengajar Metode Pembelajaran Inkuiri 1

Upload: nur-syara-zunaizah

Post on 15-Jun-2015

3.935 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia dalam era globalisaso, merupakan suatu hal yang

perlu dilakukan terutama bagi suatu bangsa yang sedang membangun, sementara itu ilmu

pengetahuan dan teknologi memainkan peranan penting dalam upaya pembangunan suatu

bangsa sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Salah satu upaya yang bisa

dilakukan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah dengan

meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam upaya pembangunan manusia seutuhnya, matematika memegang peranan yang

sangat penting. Matematika dari bentuknya yang sederhana sampai yang paling kompleks

memberikan sumbangan dalam pembangunan ilmu pengetahuan lainnya, serta dalam

kehidupan sehari-hari. Demikian juga matematika sebagai proses yang aktif, dinamik, dan

generatif melalui kegiatan matematika memberikan sumbangan yang penting bagi siswa

dalam pengembangan nalar, berfikir logis, sistimatis, kritis, dan cermat, serta bersifat objektif

dan terbuka dalam menghadapi berbagai masalah.

Namun, pada kenyataannya pendidikan matematika yang terjadi belum menunjukan

peningkatan yang berarti. Pada tingkat pendidikan dasar kekurangmampuan siswa SMP dalam

memecahkan permasalahan matematika menjadi masalah dalam ketercapain hasil belajar

matematika di sekolah. Permasalahan ini terjadi, diantaranya karena guru matematika dalam

kegiatan pembelajaran berkonsentrasi untuk mengejar Nilai Ebtanas Murni (NEM)

matematika siswa tinggi.

Menurut Sukiman (dalam Wahyar, 2003) bahwa instrumen evaluasi yang digunakan

untuk memperoleh NEM berbentuk Tes Objektif hanya memantingkan hasil akhir, tanpa

memperhatikan proses untuk memperoleh hasil akhir, sehingga letak kesulitandan tingkat

kemampuan siswa tidak dapat dideteksi. Selain itu juga soal-soal dalam EBTANAS

kebanyakan bukan soal non rutin yang menyebabkan anak tidak dituntut untuk melatih

kemampuan berfikir logis, sistematis, dan kreatif sehingga tidak mampu menghadapu

berbagai tantangan kehidupan secara mandiri dan percaya diri.

Salah satu penyebab rendahnya pemahaman siswa terhadap matematika adalah dalam

pembelajaran matematika guru terlalu berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

1

Page 2: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

mekanistik, seperti pembelajaran berpusat pada guru dan siswa tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran. Suasana pembelajaran seperti ini sangatlah penting untuk segera diubah ke arak

ketercapainya kualitas pemahaman matematika siswa yang maksimal.

Salah satu kecenderungan sejumlah siswa gagal menguasai dengan baik pokok-pokok

bahasan dalam matematika yaitu siswa kurang menggunakan nalar yang logis dalam

menyelesaikan soal atau persoalan matematika yang diberikan. Keadaan ini sangatlah

memprihatinkan karena akan menyebabkan lemahnya kualitas sumber daya manusia,

sehingga tidak mampu bersaing untuk memperoleh kesempatan dalamberbagai hal yang

terjadi secara lokal, nasional, dan internasiaonal. Akibatnya akan semakin banyaknya lulusan-

lulusan sekolah yang menjadi pengangguran.

Oleh karena matematika tergolong mata pelajaran yang sukar, maka bila seseorang

akan mempelajarinya harus dimulai dan didasari dengan apa yang telah diketahui sebelumnya

sehingga diharapkan akan terasa menjadi mudah. Misalnya bila seseorang akan mempelajari

perkalian, maka ia sebelumnya harus mengerti dahulu penjumlahan. Hudoyo (dalam Kartiwa

1990 : 5) mengatakan “Untuk mempelajarimateri matematika, maka pengalaman belajar yang

lalu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut”.

Salah satu faktor yang penting dalam pembelajaran adalah pemilihan metode mengajar

yang dapat merangsang, mengarahkan, membentuk siswa belajar aktif, kreatif dan bersikap

positif terhadap matematika, sehingga kualitas pengajaran dapat tercapai, karena kulaitas

pengajaran sangat menentukan keberhasilan siswa. Kualitas pengajaran tergantung pada

banyak cara yang harus dimiliki guru agar siswa dapat berhasil dalam belajar, salah satu cara

tersebut dengan menciptakan atau menerapkan metode mengajar dengan

pendekatankontekstual {Contexual Teaching and Learning (CTL)}, yang merupakan bagian

dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006).

Seperti yang dikemukakan oleh Winarti (2002 : 1) dalam pengajaran berbasis

Contexual Teaching and Learning (CTL) terdapat tujuh istilah yaitu Learning Community

(masyarakat belajar), Constructivism (kontruktivisme), Inquiry (inkuiri), Questioning

(bertanya), Authentic Assesment (penilaian autentik), Reflection (refleksi), Modelling

(pemodelan).

Menemukan (inkuiri) merupakan bagian inti dari pembelajaran berbasis CTL.

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat

seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang

kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan.

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

2

Page 3: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

Seperti yang dikemukakan oleh Murtadho dan tambunan (1987 : 6.39) matode inquiri

adalah proses menyelidiki dan memeriksa suatu situasi dengan maksud mencari informasi dan

kebenaran (merupakan cara belajar aktif, dan memcakup proses keterampilan). Proses ini

digunakan dalam ilmu dan matematika untuk mengembangkan dan menyusun pengetahuan.

Ada empat tahap Inquiri (penelitian) terhadap satu Situasi:

1. Merumuskan suatu pertanyaan, menghadapi problem yang sulit, paradoks atau hal-hal

yang tidak konsisten, atau mengusahakan menyusun fakta-fakta, konsep-konsep dan

prinsip-prinsip menjadi prinsip umum atau prinsip yang luas.

2. Mengembangkan prosedur dan mengumpulkan informasi yang berguna menerangkan

situasi yang sedang dihadapi.

3. Menggunakan prosedur dan informasi dari langkah untuk mengatur kembali dan

memperluas pengetahuan yang ada.

4. Menganalisis dan mengevaluasi proses inquiri itu sendiri dengan mengembangkan proses

umum (luas) untuk penelitian situasi-situasi lain.

Proses inquiri adalah suatu teknik khusus untuk meluaskan (mengembangkan)

pengetahuan melalui penelitian. Oleh karena itu metode inquiri kadang-kadang disebut juga

metode ilmiahnya penelitian. Metode inquiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri

yang dapat dilaksanakan secara individu atau dalam kelompok (grup) kecil. Situasi inquiri

yang ideal dalam kelas matematika terjadi, apabila murid-murid merumuskan prinsip

matematika baru melalui bekerja bsendiri atau dalam grup kecil dengan pengarahan minimal

dari guru. Peran utama guru dalam pembelajaran inquiri adalah sebagai moderator.

Berdasarkan temuan dan berbagai teori yang telah dikemukakan serta sebagai tuntutan

memenuhi tugas akhir smester pada mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Matematika,

penulis diharuskan untuk melakukan penelitian “Bagaimana Tingkat Keberhasilan

Penerapan Metode Inquiri dalam Pencapaian Hasil Belajar Matematika”.

B. Rumusan Masalah Dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah dipaparkan, dibuat rumusan masalah yaitu :

1. Apakah penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran Lingkaran dapat meningkatkan

hasil belajar siswa ?

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri ?

3. Bagaimana pengaruh metode inkuiri terhadap ranah afektif siswa/sikap siswa ?

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

3

Page 4: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

Untuk menghindari terlampau luasnya permasalahan di atas, maka penelitian ini

dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Penelitia dilaksanakan di SMP Negeri 1 Cililin Kabupaten Bandung di Kelas 8 C pada

smester genap tahun ajaran 2007-2008. Pokok bahasan yang dibahas dalam penelitian ini

adalah Lingkaran.

2. Pembelajaran Lingkaran difokuskan pada sub pokok bahasan Mengidentifikasi Lingkaran

dan Menentukan Besaran-Besaran Terkait.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran Lingkaran

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran Lingkaran dengan menggunakan

metode inkuiri.

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran lingkaran

terhadap ranah afektif siswa/sikap siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi atau masukan yang berarti

bagi guru terutama rekan-rekan selaku calon guru mata pelajaran matematika untuk

mengetahui dan memahami peran pengajaran dengan metode Inkuiri dalam meningkatkan

prestasi belajai siswa.

2. Diharapkan pula siswa dapat memiliki keilmuan sesuai dengan kadar kemampuan masing-

masing, sehingga proses pembelajaran tidak terkesan memaksakan siswa demi hasil yang

terbaik tanpa adanya pemahaman pengalaman untuk aplikasi dari hasil belajar itu sendiri.

E. Kerangka Pemikiran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan merupakan tahapan pengubahan

sikap dan tingkah laku manusia baik sebagai individu maupun sebagai kelompok melalui

ikhtiar pengajaran dan pelatihan. Benyamin Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi

tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut

menjadi objek penilaian hasil belajar. (Nana Sudjana, 1991: 22). Diantara ketiga ranah ini,

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

4

Page 5: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh guru karena berkaitan dengan kemampuan

para siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran.

Sudjana (2002 : 28), mengatakan “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahyan sebagai hasil proses belajar dapat

ditentukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, pemahamannya, sikap

dan tingkah lakunya, dan lain-lain”.

Belakar yang baik adalah belajar yang aktif, tetapi belajar tidak bisa dipaksakan oleh

orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Dengan kata lain belajar

mengharuskan sesorang (siswa) untuk melakukan dan menemukanya, yang berarti dia harus

berlaku sebagai subjek bukan objek. Untuk memotivasi siswa aktif mengalami belajar sendiri

diperlukan suatu proses. Proses tersebut adalah pembelajaran.

Pengajaran matematika akan berjalan dengan baik apabila menggunakan

model/metode pembelajaran yang tepat. Sedangkan pembelajaran sekolah pada umumnya

masih terfokus pada guru, diantaranya pembelajaran konvensional, yaitu guru berdiri didepan

kelas, sedangkan siswa duduk rapi di tempat masing-masing.

Metode inkuiri (penemuan) sebagai salah satu metode yang menempatkan siswa

sebagai subjek yang mampu merangsang, mengarahkan, membentuk siswa belajar aktif,

kreatif dan bersikap positif terhadap matematika dengan melakukan penelitian sendiri sebagai

pengalaman belajar, merupakan metode yang pantas digunakan demi tercapainya hasil belajar

yang maksimal.

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

5

Page 6: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Teori Belajar

Memahami teori tentang bagaimana orang belajar serta kemampuan menerapkanya

dalam pengajaran matematika merupakan persyratan penting untuk menciptakan proses

pengajaran yang efektif. Berbagai studi tentang perkembangan intelektual manusia telah

menghasilkan sejumlah teori belajar yang sangat bervariasi.

Menurut Ausubel (dalam Ismail 2002 : 4.17) belajar menjadi bermakna (meaningful)

jika informasi yang hendak dipelajari siswa disusun dengan struktur kognitif yang telah

dimiliki siswa, dengan demikian anak akan menghubungkan informasi baru tersebut dengan

informasi yang telah dimilikinya. Seorang pakar aliran psikologi, yaitu Brownell (dalam

Ismail 2002 : 4.21) berpendapat bahwa “Dalam pengajaran harus dititikberatkan pada

pengertian dan belajar bermakna”. Demikian juga Thordike (dalam Ismail 2002 : 4.21) yang

terkenal dengan aliran pengaitanya berpendapat bahwa “Konsep baru yang dipelajari siswa

harus dikaitkan dengan konsep yang sudah dikenalnya”.

Brownell (dalam Ismai 2002 : 3.15) mengungkapkan bahwa “Belajar matematika

adalah belajar mengenai konsep-konsep dan stuktur-struktur matematika yang terdapat di

dalam materi yang dipelajari mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur

matematika itu”.

Menurut Gagne (dalam Ruseffendi 1988 : 165), belajar matematika ada dua objek

yang dapat diperoleh siswa, objek langsung ialah fakta, keterampilan, konsep adan aturan

(principle) dan objek tidak langsung antara lain ialah : kemampuan menyelidiki dan

memecahkan masalah, mandiri (belajar, bekerja dan lain-lain) bersikap positif terhadapa

matematika, mengetahui bagaimana semestinya belajar.

Penulis berpendapat bahwa matematika dapat dipandang sebagai suatu sistem yang

terdiri atas ide, prinsip, dan proses sehingga keterkaitan antara aspek-aspek tersebut harus

dibangun dengan penekanan bukan pada memori atau hapalan malaiankan pada aspek

penalaran atau intelegensi anak dan pengalaman belajar matematika anak itu sendiri.

Belajar harus bisa merefleksikan suatu proses sosial yang di dalamnya anak terlibat

langsung dalam dialog dan diskusi baik dengan diri mereka sendiri maupun orang lain,

termasuk guru, sehingga mereka berkembang secara intelektual. Diskusi yang dilakukan

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

6

Page 7: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

antara guru dan siswa dalam pembelajaran, mengilustrasikan bahwa interaksi sosial yang

berupa diskusi ternyata mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk mengoptimalkan

proses belajarnya. Interaksi itu memungkinkan guru dan siswa untuk berbagi dan

mengkonstruksi cara berfikir masing-masing, selain itu terdapat kemungkinan menangkap

pola pikir siswa lainnya.

B. Hasil Belajar

Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam kegiatan

belajar baik di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Hasil belajar di sini tidaksaja

merupakan sesuatu yang bersifatnya kualitas yang harus dimiliki siswa dalam jangka waktu

tertentu tatapi juga bersifat proses atau cara yang harus dikuasai siswa sepanjang kegiatan

belajar tertentu.

Menurut pengertian secara psikologis, setiawan dan usman (1993 : 5) mendefinisikan

“Belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang terjadi

karena adanya interaksi baik antara individu dengan individu, maupun antara individu dengan

lingkungannya”. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubashan dalam kebiasaan

(habbit), kecapan-kecakapan (skills), ataupun dalam tiga aspek yaitu pengetahuan (kognitif),

sikap (affektif), dan keterampilan (psikomotor).

Menurut Thorndike (dalam Suherman dan Winataputra 1994 : 154) :

Belajar akan lebih berhasil bila respon murid terhadap suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau kepuasan ini bisa timbul sebagai akibat anak mendapatkan pujian atau ganjaran lainya. Stimulus ini termasuk penguatan. Setelah anak berhasil melaksanakan tugasnya dengan tepat dan cepat, pada diri anak muncul kepuasan diri sebagai akibat sukses yang yang diraihnya. Anak memperoleh suatu kesuksesan yang pada giliranya akan mengantarkan dirinya ke jenjang kesuksesan berikutnya.

Menurut Rusian (dalam Riandani 2002 : 9), belajar bukan suatu tujuan melainkan

suatu proses pencapaian tujuan. Pengertian proses lebih bersifat ‘cara’ mencapai tujuan, jadi

merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh.

Belajar itu merupakan suatu pengalaman, serta pengalaman dipeolehberkat adanya

interaksi antara individu dengan lingkungannya. Setiawati dan Usman (1993 : 7) menganggap

bahwa setiap guru memiliki pandangan sendiri mengenai keberhasilan suatu proses belajar

mengajar sesuai dengan filosifi masing-masing. Namun demikian, untuk menyamakan

persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat iniyang telah

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

7

Page 8: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

disempurnakan antara lain bahwa “suatu proses belajar mengajar tentang suatu bhan mengajar

dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK) tersebut dapat dicapai”.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya TIK, guru perlu mengadakan Tes Formatif setiap

selesai penyajian satu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai TIK yang ingin dicapai dan berfungsi juga

untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar

mengajar.

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar

yang telah dilakukan dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar guru,

menurut Setiawati dan Usman (1993 : 8), kita dapat menggunakan acuan sebagai berikut ;

1. Siswa dapat menguasai seluruh bahan pelajaran yang kita ajarkan disebut

‘Istimewa/Maksimal’.

2. Siswa hanya dapat menguasai 85% - 94% bahan pelajaran disebut ‘Baik sekali/Optimal’.

3. Siswa hanya dapat menguasai 75% - 84% bahan pelajaran disebut ‘Baik/Minimal’.

4. Siswa hanya dapat menguasai < 75% disebut ‘Kurang’.

Setiawati dan Usman (1993 : 9) mengatakan bahwa prestasi belajar siswa banyak

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya

(eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakekatnya merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor tersebut. Oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membentu siswa

mencapai prestasi belajar seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Adapun faktor yang dimaksud meliputi hal-hal sebagi berikut :

1. Faktor berasal dari diri sendiri (internal)

a. Faktor jasmaniah (fsiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang

termasuk faktor ini ialah panca ndera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya,

seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna,

berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelaianan tingkah laku.

b. Faktor Psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas ;

Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu keceerdasan dan bakat serta

kecakapan nyata, yaitu prestasi yang dimiliki.

Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi,dan penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

8

Page 9: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

2. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal), yaitu faktor sosial yang terdiri atas :

a. Lingkungan keluarga

b. Lingkungan sekolah

c. Lingkungan masyarakat

d. Lingkungan kelompok

C. Pembelajaran Matematika

Dalam kegiatan belajar mengajar (pembelajaran) selain terjadi proses belajar, juga

terjadi prose mengajar. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Dua konsep tersebut terpadu dalam satu kegiatan yang mencakup

interaksi antara guru-siswa, siswa-siswa, pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada

hakekatnya belajar menunjukan pada apa yang baru dilakukan seseorang sebagai subjek yang

menerima pembelajaran, sedangkan mengajar menunjukan pada apa yang harus dilakukan

seorang guru sebagai pengajar.

Suherman dan Winataputra (1994 : 241) mengemukakan bahwa “Matematika diakui

penting, tetapi sulit dipelajari. Maka tidak jarang murid yang asalnya menyenangi pelajaran

matematika, beberapa bulan kemudian menjadi tidak acuh sikapnya. Mungkin, salah satu

penyebabnya adalah cara mengajar guru tidak cocok baginya. Guru hanya mengajar dengan

satu metode yang kebetulan tidak cocok dan sukar dimengerti”.

Setiawati dan Usman (1993 : 6) menyatakan “mengajar adalah membimbing siswa

dalam kegiatan belajar mengajar atau suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam

hubungnan dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga menimbulkan terjadinya proses

belajar pada diri siswa”.

Selanjutnya Bruner (Setiawati dan Usman, 1993 : 6) berpendapat bahwa “Guru perlu

sekali menganalisisi benar-benar bahan pelajaran yang harus dipelajari siswa, menentukan

tingkat kesukaranya, dan menentukan cara penyajian yang tepat sesuai dengan

tingkatperkembangan kejiwaan anak yang akan mempelajarinya”.

Seperti pernah diungkapkan oleh Zympher (Rosita dan Winataputra, 1996 : 140)

“Guru yang profesional harus memiliki schemme of Theaching, adapun tentang yang

dimaksud schemme of Theaching adalah kerangka nerfikir guru tentang bagaimana

menciptakan terjadinya proses dalam diri pelajar/siswa dan mengapa kita melakukan hal itu”.

Seorang guru yang profesiaonal memiliki kemampuan-kemampuan tertentu yang

diperlukan dalam membantu siswa belajar. Keberhasilan siswa belajar akan banyak

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

9

Page 10: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

dipengaruhi oleh kemampuan (kompetensi) guru dalammembimbing dan mengarahkan siswa

belajar. Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru menurut Ruseffendi (1998 : 18)

salah satunya adalah mampu mendemonstrasikan dalam penerapan macam-macam metode

dan teknik mengajar dalam bidang studi yang diajarkan.

Dalam mempelajari dan mengajari matematika terdapat kendala yang akan dihadapi

baik oleh pendidik maupun siswa. Kendala tersebut jika dikelompokan terdapat tiga jenis,

yaitu kendala dari karakteristik matematika itu sendiri, kendala dari guru dan kendala dari

siswa.

Berdasarkan kendala-kendala di atas maka tidaklah mutlak penyebab kesulitan siswa

hanya terletak di tanganguru atau siswa, namun masih ada faktor lain yang menghambat siswa

dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Ruseffenedi (1998 ; 7), yang mengemukakan

bahwa terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar, yaitu :

1. Faktor dalam (internal) terdiri dari :

a. Kecerdasan anak

b. Kesiapan anak

c. Bakat anak

d. Kemampuan anak

e. Minat anak

2. Faktor luat (eksternal) terdiri dari :

f. Metode penyajian materi mengajar

g. Pribadi dan cara guru mengajar

h. Suasana belajar

i. Kompetensi guru

j. Kondisi masyarakat luas

Namun lepas dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa, tetap

selaku pengajar setiap guru harus bertanggungjawab atas ketidakberhasilan siswa dalam

belajar.

D. Metode Pembelajaran Inkuiri

Dengan metode baru kita mengubah situasi guru mengajar kepada situasi siswa belajar,

dari pengalaman guru kepada murid. Mengorganisis kelas bukan untuk guru mengajar tenati

untuk siswa belajar. Hal itu bisa dilanjutkan dengan mengarahkan proses belajar siswa,

menempatkan siswa kepada pusat kegiatan belajar, membantu dan mendorong siswa untuk

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

10

Page 11: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan menemukan jawaban-

jawaban persoalan dengan tujuan agar siswa dapat belajar, aktif dan kreatif.

Bagian terbesar dari matematika yang dipelajari siswa di sekolah tidak diperoleh dari

penemuan tetapi diperoleh melalui pemberitahuan dengan cara ceramah, kuliah, ekpositori,

bacaan, meniru, melihat, mengamati dan semacamnya. Namun bila siswa belajar menemukan

sesuatu , dikatakan ia belajar melaui penemuan, bila guru mengajar siswa tidak dengan

memberi tahu tetapi memberi kesempatan atau berdialog dengan siswa agar ia menemukan

sendiri, cara guru mengajar demikian disebut metode Inkuiri.

Pada awalnya metode Inquiri berkembang dari Jhon Dewey pada tahun 1913 yang terkenal

dengan problem solving method atau metode pemecahan masalah. Inquiri itu sendiri berarti

penyelidikan, dengan melalui penyelidikan siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan.

Menurut Yusuf dkk (1993 : 81) Inquiri selain metode belajar ialah suatu cara belajar

atau penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis , analitis, dan argumentatis dengan

menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena

didukung oleh data , fakta, atau argumentasi. Sedangkan Ahmad dan Prasetyo dalam bukunya

(1997:23) mendefinisikan metode inquiri sebagai teknik penyajian bahan pelajaran dalam

bentuk tidak final, tetapi peserta didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri.

Sudjana (2002:154) menambahkan bahwa metode inquiri merupakan metode mengajar yang

berusaha meletakan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah.

Jadi metode inquiri ini adalah suatu teknik atau cara penyampaian pelajaran melalui

penyelidikan bahan pelajaran oleh siswa. Dalam hal ini guru harus menempatkan siswa

sebagai subjek dalam setiap pembelajaran,namun tetap tidak lepas dari pengamata dan

pengarahan guru agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Dan memberikan peluang

yang besar kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya, serta guru harus memberikan

kepercayaan bahwa siswa mampu memahami dan mengaplikasikan sendiri apa yang mereka

pelajari atau amati, karena siswa adalah individu yang mampu berfikir kritis, analitis dan

argumentatif.

Belajar melalui penemuan itu penting sebab :

1. Pada kenyataannya ilmu-ilmu itu diperoleh melalui penemuan

2. Matematika adalah bahasa yang abstrak, sehingga konsep dan lainya akan lebih melekat

bila melalui penemuan, yaitu dengan jalan memanipulasi dan berpengalaman dengan

benda-benda konkrit.

3. Generalisai itu penting, melaui penemuan generalisasi yang diperoleh akan lebih mantap.

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

11

Page 12: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

4. Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, karena telah berpengalaman dan

memahami konsep dasarnya melalui penemuan sendiri.

5. Menemukan sesuatu sendiri dapat menumbuhkan percaya diri, dapat meningkatkan

motivasi, melakukan pengkajian lebih lanjut, dapat menumbuhkan sikap posotip terhadap

matematika.

Pada metode inkuiri, konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya yang

dipelajari siswa merupakan hal baru dan belum diketahui sebelumnya, tetapi guru sendiri tahu

apa yang akan ditemukan. Dengan metode inisiswa melakukan terkaan, mengira-ngira, coba-

coba sesuai dengan pengalamanya untuk sampai kepada konsep yang harus ditemukan.

Ruseffendi (1998 : 355), sejalan dengan suherman dan Winataputra (1994 : 257)

menyatakan bahwa “Tujuan dari belajar melalui metode inkuiri adalah agar siswa belajar

metode ilmiah dengan metode inkuiri dan mampu menerapkanya dalam situasi lain. Metode

ini terdiri dari empat tahap :

1. Siswa dirangsang oleh guru dengan permasalahan, pertanyaan, permainan, teka-teki,dan lain-lain.

2. Atas rangsangan itu siswa menentukan prosedur, mencari, dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk memecahkan permmasalahan, pernyataan, dan lain-lain. Siswa bekerja sendiri atau berkelompok.

3. Siswa menghayati tentang pengetahuan yang diperolehnya dengan cara inkuiri yang baru saja dilakukan.

4. Mereka mengadakan penganalisisan metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dujadikan metode umum yang dapat diaplikasikan pada suasana baru”.

Dalam metode inkuiri siswa terlibat langsung pada setiap permasalahan yang

diberikan. Keterlibatan siswa dalam dunia nyata akan mempermudah pembelajaran

matematika dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Pengembangan situasi dan kondisi yang terbuka, penumbuh kembangan minat dan

motivasi berprestasi, serta menciptakan komunikasi yang baik harus diarahkan kepada tiga

kegiatan dalam pengajaran yaitu pada saat memberi penjelasan, mengajukan pertanyaan, dan

memberi umpan balik.

Dalam penggunaan metode inkuiri guru harus melaksanakan fungsinya sebagai

“teacher and educator” secara baik. Sikap saling menghargai antara pendidik dengan peserta

didik, serta penerapan pada pengajaran yang demokratis, adalah merupakan bentuk implikasi

terhadap hasil belajar siswa.

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

12

Page 13: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

BAB III

ISTRUMEN PEMBELAJARAN

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Cililin

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII C / II

Standar Kompetensi : Mengidentifikasi Lingkaran serta

Menentukan Besaran-Besaran Terkait

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

1. Kompetensi Dasar

Menghitumg besaran-besaran Pada Lingkaran

2. Indikator

a. Menentukan rumus luas lingkaran melalui percobaan dengan

pendekatan luas persegi panjang.

b. Menghitung luas bidang lingkaran

3. Tujuan Pembelajaran

a. Menemukan rumus luas bidang lingkaran πr2 melalui percobaan

dengan pendekatan luas persegi panjang

b. Memahami pengertian luas suatu bidang (lingkaran)

c. Menghitung luas bidang lingkaran jika diketahui kelilingnya.

d. Menghitung besarnya perubahan luas jika ukuran jari-jari

diperbesar atau diperkecil.

4. Sumber/ Alat dan Bahan

Sumber :

a. Buku Peket Matematika Kelas VIII smester 2

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

13

Page 14: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

b. LKS (Lembar Kerja Siswa)

Alat dan Bahan :

a. Jangka d. Lem

b. Penggaris e. Kertas warna-warni

c. Gunting f. Karton

5. Kegiatan Belajar Mengajar

Model Pembelajaran : Pembelajaran Inkuiri

Metode : Tanya jawab, Pemberian tugas, dan Diskusi

kelompok

a. Pendahuluan

2).Untuk mengukur kemampuan dasar siswa, guru memberikan

Free Tes sebelum memulai pembelajaran.

3).Guru memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan

dengan luas lingkaran.

4).Guru mengingatkan kembali pada siswa tentang menggambar

sudut dengan bantuan busur derajat.

5). Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar.

6). Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan

digunakan untuk pembelajaran Luas lingkaran melalui

pendekatan luas persegi panjang.

b. Kegiatan Inti

1). Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok yang

beranggotakan masing-masing 5-10 orang.

2). Siswa diminta mendiskusikan dan melakukan percobaan

yang terdapat pada soal no.1 pada LKS dengan teman satu

kelompoknya. Guru mementau jalannya diskusi dan

memberikan pengarahan serta bantuan secukupnya pada

kelompok yang mengalami kesulitan.

3). Beberapa siswa dari masing-masing kelompok diminta

mempersentasikan hasil percobaan dan kelopoknya,

kemudian ditanggapi oleh siswa yang lain. Guru membimbing

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

14

Page 15: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

siswa menuju kesimpulan yang benar dari percobaan yang

telah dilakukan.

4). Secara berkelompok siswa diminta mendiskusikan soal no. 2

dan 3 pada LKS. Guru mementau jalannya diskusi dan

memberikan pengarahan serta bantuan secukupnya pada

kelompok yang mengalami kesulitan.

5). Beberapa siswa diminta mempersentasikan hasil diskusinya

dan ditanggapi oleh siswa yang lain. Guru membimbing siswa

menuju jawaban yang benar.

6). Untuk mengecek pemahaman siswa secara acak guru

meminta beberapa siswa untuk mengerjakan soal no. 4 dan 5

didepan kelas. Guru membimbing siswa menuju jawaban yang

benar, serta mengarahkan siswa bila mengalami kesulitan.

c. Penutup

1). Guru bertanya kepada siswa apakah masih ada materi yang

masih belum jelas dan membutuhkan penjelasan kembali.

2). Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah

dipelajari.

3). Sebagai tolak ukur pemahaman siswa terhadap materi yang

telah dipelajari, guru kembali memberikan tes berupa Post

Tes dengan soal yang sama pada saat Free Tes, yang

bertujuan agar guru dapat membandingkan hasil belajar

sebelum dan sesudah.

d. Penilaian

1). Jenis tagihan : Free Tes dan Post Tes

2). Bentuk tagihan : Tes uraian

B. LKS Dan Soal Tes

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

1. Tujuan : menentukan rumus luas bidang lingkaran.

Buatlah model lingkaran dari kertas dengan jari-jari 10 cm. Setelah itu, buatlah juring-juring dengan sudutnya masing-masing sebesar

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

15

Page 16: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

22,5⁰. Denga demikian, terdapat enam juring yang luas daerahnya masing-masing sama besar. Mengapa ada 16 juring? Jelaskanlah.

Buatlah salah satu juring menjadi dua bagian yang sama besar.

Warnailah separuh dari lingkaran tersebut (lihat gambar 4.6 (a))

Potonglah juring-juring menurut kelilingnya, kemudian letakan juring-juring tersebut sedenikian rupa sehingga bentuknya menyerupai (mendekati) “persegi panjang” (lihat gambar 4,6 (b))

Gambar 4.6 (a) Gambar 4.6 (b)

Perhatikan “persegi panjang” yang diperoleh

Panjang = ½ x keliling lingkaran = π x r

Lebar = jari-jari lingkaran = r

Luas daerah “persegi panjang” tersebut adalah

L = panjang x lebar = .......... x ......... = .......

Oleh karena d = 2r atau r = ½ d maka

L = ...... x ...... = ....... x ....... = .......

2. Kerjakan soal-soal berikut dalam buku latihanmu

1) Jika π = 3, 14 hitunglah luas bidang lingkaran dengan ukuran.

a. Diameternya 9 cm.

b. Jari-jarinya 6 cm.

2) Hitunglah luas bidang lingkaran, jika kelilingnya 176 cm dan π = .

3. Kerjakan soal-soal berikut dalam buku latihanmu

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

16

Page 17: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

400 m

Jika π = , tentukan luas daerah yang diarsir

4. Stadion Gwangju dibangun khusus untuk piala dunia 2002 di korea. Gambar sketsa kasar stadion tersebut sebagai berikut:

Berapa m2 luas tanah yang dibutuhkan untuk membangun stadion itu ?

5. Kerjakan soal berikut dalam buku latihanmu

pada gambar di samping, titik A, B, C dan D pada lingkaran. Sdemikian sehingga bangun ABCD merupakan persegi dengan panjang sisi adalah 8 cm. Tentukan luas yang diarsir.

SOAL POST TEST

Nama : ................................................................

Kelas : ...............................................................

1. Jika diketahui jari-jari suatu lingkaran adalah a dan diameter lingkaran itu 2a, maka luas lingkaran tersebut?

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

1.000 m

17

Page 18: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

2. Hitung lingkaran jika kelilingnya 176 cm dan π =

3. Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar-gambar berikut?

1.

2.

4. Diketahui lingkaran yang kelilingnya 88 cm jika jari-jarinya diperbesar menjkadi 3/2 kali jari-jari semula tentukan luas lingkaran yang baru?

Selamat Mengerjakan !!!

BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan, dapat dikemukakan

kesimpulan dan saran-saran yang terkait dengan penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang bagaimana pengaruh penggunaan

metode inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran sub pokok bahasan luas bidang

lingkaran, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

18

Page 19: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

1. Dengan menggunakan metode inkuiri menunjukan peningkatan hasil belajar siswa, hal

ini terlihat dari peningkatan pengusaan siswa terhadap materi. Data memperlihatkan

bahwa adanya peningkatan yang cukup berarti dari hasil Free tes dan Post Tes.

2. Metode pembelajaran dengan menggunakan inkuiri dapat membantu siswa dalam

memahami konsep matematika dengan menemukan sendiri konsep matematika

tersebut, sehingga siswa lebih termotivasi, kreatif, dan aktif dalam proses

pembelajaran. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti setiap tahap

pembelajaran dan siswa lebih pariatif dalam menyelesaikan masalah.

3. Dalam penggunaan metode ini terdapat beberapa kendala seperti, terkadang pada saat

diskusi kelompok terdapat beberapa siswa yang kurang aktif, acuh, bahkan sibuk

sendiri dengan aktivitasnya. Dalam hal ini mambutuhkan kemampuan dan kretifitas

guru untuk membawa suasana belajar agar lebih hidup, tidak membosankan, sehingga

siswa merasa tertarik dan tidak terjebak dalam suasana belajar yang membosankan.

Kendala lain yang cukup berarti adalah ketidak siapan siswa untuk menerima materi

pengajaran karene beberapa materi pra syarat masih belum terpenuhi, sehingga

menuntut kemampuan guru untuk merangsang kembali ingatan siswa terhadap materi

sebelumnya.

4. Terlihat bahwa metode pembelajaran dengan menggunakan inkuiri ini merupakan

salah satu metode yang pantas dipergunkan guna meningkatkan hasil belajar siswa

pada pokok bahasan lingkaran. Namun dalam pencapaiannya tergantung dari

bagaimana seorang guru itu sendri untuk bisa mengemas metode ini menjadi kreatif

dan menarik, sehingga tujuan dari metode inkuiri sebagai suatu metode yang mampu

membentuk siswa yang mampu berfikir secara kritis , analitis, dan argumentatis,

sehingga dapat membangun ranah kognitif dan afektif siswa.

B. Saran

1. Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasab

Lingkaran dapat dijadikan alternatif yang perlu dikembangkan, kerena dengan

menggunakan metode semacam ini siswa dapat terlibat secara aktif dan dapat

menimbulkan motivasi belajar sehingga siswa dapat memahami konsep matematika.

2. Penelitin ini agar dilakukan pada kelas dan konsep yang berbeda terutama kelas 7

supaya dari awal siswa sudah dibiasakan mandiri, aktif serta kreatif sebagai bekal

untuk jenjang berikutnya (kelas 8 dan 9). Kemandirian, keaktifan, dan kekretifan ini

dapat dijadikan bekal dan pengalaman cukup berati bagi siswa.

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

19

Page 20: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

3. Penelitin semacam ini idealnya dilakukan dengan waktu yang utuh, tidak terganggu

oleh kegiatan di luar proses belajar.

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

20

Page 21: Laporan SBM (Pembelajaran Matematika Dengan Metode Inkuiri)

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Laporan Hasil Penelitian Strategi Belajar MengajarMetode Pembelajaran Inkuiri

21