satuan acara penyuluhan asam urat

38
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) CARA PENANGANAN GOUT ARTRITIS PADA KELUARGA Tn.S TAHAP PERKEMBANGAN USIA DEWASA PERTENGAHAN DI DUSUN MANGGUNG DESA JIMBARAN KEC.BANDUNGAN KAB.SEMARANG Disusun Oleh : Octavia Nur Aini Wahyudi (070115b076) PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

Upload: viia-alfa-beespe

Post on 08-Jul-2016

189 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

KELUARGA

TRANSCRIPT

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA PENANGANAN GOUT ARTRITIS PADA KELUARGA Tn.S TAHAP

PERKEMBANGAN USIA DEWASA PERTENGAHAN

DI DUSUN MANGGUNG DESA JIMBARAN KEC.BANDUNGAN

KAB.SEMARANG

Disusun Oleh :

Octavia Nur Aini Wahyudi

(070115b076)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES NGUDI WALUYO

UNGARAN

2016

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

PENANGANAN ASAM URAT

PADA KELUARGA Tn.S DI DUSUN MANGGUNG DESA JIMBARAN

Pokok Bahasan : Penanganan Asam Urat

Sub Pokok Bahasan : Diet Hipertensi dan Senam Ergonomis

Sasaran : Keluarga Tn.s

Waktu : 30 Menit

Hari/ Tanggal : Senin, 20 Juni 2016

Tempat : Rumah Tn.s

Penyuluh : Octavia Nur Aini Wahyudi

A. Latar Belakang

Gout merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi di masyarakat, oleh

karena itu pengetahuan mengenai penyakit asam urat dan perawatannya dirumah

merupakan informasi yang sudah selayaknya diketahui oleh masyarakat. Satu

survey epidemologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama

WHO-COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan

bahwa penderita asam urat pada pria adalah 24,3% dari jumlah populasi pria,dan

penderita asam urat pada wanita adalah 11,7% dari jumlah populasi wanita

(Purwaningsih, 2010).

Penumpukan asam urat di tubulus ginjal dalam waktu yang lama dapat

menyebabkan kerusakan nefron ginjal yang progresif dan akan menimbulkan batu

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

ginjal dan akan berakhir dengan gagal ginjal kronik. Selain masalah di atas,

hiperurisemia mempunyai hubungan dengan mortalitas dari berbagai penyakit

kardiovaskuler, seperti hipertensi, jantung koroner,dan lain-lain (Misnadiarly,

2007).

Melalui mekanisme umpan balik allopurinol menghambat sintesis purin yang

merupakan prekusor xantin (Schmitz, 2008). Namun, obat ini memiliki efek

samping terutama gangguan gastrointestinal, reaksi alergi kulit, nyeri kepala, serta

kerusakan hati dan ginjal juga pernah dilaporkan (Tjya & Rahardja,2002). Pada

tindakan non farmakologi dilakukan dengan perubahan gaya hidup, terapi gizi

medis, kebugaran jasmani (olahraga), edukasi, dan terapi herbal. Kebugaran

jasmani juga sangat diperlukan untuk mencegah atau menunda penyakit-penyakit

degeneratif dan penyakit kelainan metabolisme seperti gout artritis.

Perlu adanya upaya baik bersifat perawatan, pengobatan, pola hidup sehat

dan juga upaya lain, seperti aktivitas fisik. Aktivitas fisik atau olahraga bagi setiap

lansia berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi fisik mereka masing-masing.

Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta

memeperkecil resiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Latihan

ketahanan atau olahraga dengan intensitas sedang dan terkontrol (3 x 40-45

menit/minggu) dapat meningkatakan imunokompetensi dan pembakaran lemak,

pembakaran asam urat, mengurangi stres dan kelebihan berat badan, serta

memperbaiki efisiensi jantung, toleransi glukosa, resistensi insulin, dan aliran

darah (Grober, 2012).

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan, keluarga Tn.S mampu memahami pentingnya

menjaga pola hidup sehat mengenai diet dan senam ergonomis.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penjelasan selama 1x30 menit diharapkan sasaran dapat :

a. Mengetahui faktor penyebab dari gout artritis.

b. Mengetahui tanda gejala dari gout artritis.

c. Mengetahui penatalaksanaan yang tepat untuk gout artritis.

d. Mengetahui diet gout artritis.

e. Menyebutkan langkah-langkah senam gout artritis dengan benar.

f. Mendemonstrasikan langkah-langkah senam gout artritis.

C. Pokok Materi

1. Faktor penyebab gout artritis.

2. Tanda gejala gout artritis.

3. Diet gout artritis.

4. Langkah-langkah senam ergonomis.

D. Media

1. Laptop

2. Leaflet

3. Sound

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

E. Settingan Tempat

F. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media

1 Pembukaan 5 menit Mengucapkan

Salam

Perkenalan

Menjelaskan tujuan

Apersepsi

Menjawab salam

Memperhatikan

Menjawab pertanyaan

yang diberikan

Ceramah

2 Penyampai

an Materi

10

menit

Menjelaskan gout

artritis

Menjelaskan faktor

penyebab gout

artritis

Menjelaskan

penatalaksanaan

yang tepat

Demonstrasi senam

Memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan yang

dijelaskan penyuluh

Ceramah

dan

demonstr

asi

Keterangan :

: Keluarga

: Instruktur

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

ergonomis

3 Diskusi 10

menit

Memberikan

kesempatan kepada

keluarga untuk

menanggapi hal-hal

yang berhubungan

dengan

penatalaksanaan

gout artritis

Menjawab

pertanyaan dan

tanggapan yang

telah disampaikan

oleh keluarga

Memperhatikan

Mendengarkan dan

memperhatikan yang

dijelaskan penyuluh

Ceramah

4 Penutup 5 menit Menanyakan

kembali materi yang

telah disampaikan

Menjawab

pertanyaan

Melakukan kontrak

untuk pertemuan

selanjutnya

Menjawab pertanyaan

Menjawab salam

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Salam penutup

G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Komitmen terhadap kontrak waktu, tempat dan peserta.

b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya.

c. Ketersediaan dan kesesuaian fungsi alat, bahan, dan media pelatihan

sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. Evaluasi proses

a. Tim penyaji mampu memberikan informasi dengan jelas sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Keluarga mendengarkan dan berpartisipasi aktif sampai akhir kegiatan.

c. Tidak terdapatnya distraksi yang mengganggu proses penerimaan

materi.

d. Keluarga dapat mengikuti dan memperhatikan materi.

3. Evaluasi hasil

a. Keluarga menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan

kemampuan tentang faktor penyebab gout artritis, penatalaksanaan yang

tepat untuk gput artritis.

b. Keluarga mampu mendemonstrasikan senam ergonomis dengan baik.

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Lampiran Teori

GOUT ARTRITIS

A. Pengertian

Gout adalah sekelompok kondisi inflamasi kronis yang berhubungan dengan

defek metabolisme purin secara genetik dan menyebabkan hiperuresemia

(Brunner&Suddart, 2013).

Gout adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini

biasanya akan dikeluarkan dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu

mengeluarkan zat asam urat secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam

darah. Kelebihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada

persendian-persendian di tempat lainnya termasuk diginjal itu sendiri dalam

bentuk kristal-kristal (Sandjaya,2014).

B. Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, gout dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Penyakit gout primer

Penyebab penyakit gout primer belum diketahui (idiopatik)

secara signifikan. Ada dugaan penyebab penyakit ini berkaitan

dengan kombinasi factor genetic dan factor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan

gangguan metabolisme yang dapat mengakibatakan meningkatnya

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya

pengeluaran asam urat dari dalam tubuh.

b. Penyakit gout sekunder

Gout jenis sekunder ini kebanyakan disebabkan oleh

meningkatnya produksi asam urat dan berkurangnya pengeluaran

asam urat dalam urin. Meningkatnya produksi asam urat, terjadi

karena pengaruh makanan dengan kadar purin tinggi. Purin adalah

salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam laknat atau

asam inti dari sel dan termasuk dalam kelompok asam amino,unsur

pembentuk protein (Damayanti,2012).

Menurut Damayanti (2012), faktor penyebab gout (asam urat) dapat

dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Faktor umum

Penyakit ini beragam penyebabnya, diantaranya adalah kurang

tidur yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam laknat.

Selain itu penggundaan sendi yag berlebihan dapat menyebabkan

terjadinya peradangan. Perandangan sendi juga bisa terjadi karena

terlalu banyak berjalan, naik turun tangga, sering jongkok berdiri

juga bisa menyebabkan kelebihan asam urat pada jaringan atau

persendian.

b. Faktor khusus

1) Faktor dari dalam

Page 10: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Faktor dari dalam lebih banyak terjadinya akibat proses

penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan

factor usia, dimana usia dia atas 40 tahun beresiko besar terkena

asam urat.

2) Faktor dari luar

Faktor dari luar dapat berupa konsumsi makanan dan

minuman yang dapat merangsang pembentukan asam urat seperti

makanan yang mempunyai kadar karbohidrat dan protein tinggi.

Makanan dan minuman yang memiliki kadar karbohidrat dan

protein tinggi diantaranya adalah kacang-kacangan, emping,

melinjo, daging ( terurama jero-jeroan) ikan, coklat, kopi, teh, dan

minuman cola.

3) Faktor lainnya

Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan) penyakit

kulit(psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita

diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat

kadar benda keton(hasil buangan metabolism lemak) yang

meninggi.

C. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara lain

sebagi berikut:

a. Kesemutan dan linu

Page 11: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

b. Nyeri hebat terutama malam hari, sehingga penderita sering terbangun

saat tidur

c. Serangan akut dapat dipicu oleh trauma,konsumsi alkohol, diet, stress,

pembedahan.

d. Serangan dini cenderung reda secara spontan dalam 3 sampai 10 hari

tanpa terapi.

e. Serangan selanjutya mungkin tidak terjadi selama berbulan-bulanatau

bertahun-tahun,pada waktunya serangan cenderung terjadi

sering,mengenai lebih banyak sendi dan berlangsung lebih lama

(Brunner&Suddarth,2013).

D. Penatalaksanaan Medis

a. Penatalaksanaan farmakologi menurut Schmitz (2008) yaitu

1. Kolkisin (colchicini)

Mekanisme kerja dari kolkisin adalah sebagai zat penghambat

mitosis yaitu menghambat polimerasi tubulin sehingga

menyebabkan pembentukan mikrotubuli, mengurangi motilitas dan

aktivitas fagositosis granulosit neutrofil berinti polomrf,

menghambat pembebasan suatu faktor kemotaktis dari leukosit

neutrofil, menghambat sintesis DNA dan kolksikin tidak bekerja

urikosurik maupun urikostatik.Efek samping pemberian dosis tinggi

selalu terjadi diare, muntah dan nyeri perut

2. Alopurinol (Zyloric)

Page 12: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Obat ini bekerja dengan menghambat xanthin okside, enzim

yang mengubah hipoxantin menjadi xantin dan selanjutnya menjadi

asam urat. Namun, obat ini memiliki efek samping terutama

gangguan gastrointestinal, reaksi alergi kulit, nyeri kepala, serta

kerusakan hati dan ginjal.

3. Benzbromaron (Narcaricin)

Benzbromaron bersifat urikosurik dengan cara menyerap

kembali asam urat di tubulus proximal. Ekskresinya diperbanyak

dan kadar asam urat dalam darah menurun. Efek samping berupa

gangguan lambung-usus (diare), reaksi alergi kulit, nyeri kepala,

kulit ginjal, sering berkemih. Overdosis mengakibatkan mual dan

muntah, hepatitis dan gangguan fungsi ginjal.

4. Probenesid (Probenid Benemid)

Probenesid bersifat urikosurik pula dengan mekanisme yang

sama dengan benzbromaron, kini obat ini khusus digunakan untuk

asam urat. Probenesid tidak efektif untuk serangan akut. Efek

samping keluhan gastrointestinal dan reaksi pada kulit.

b. Penatalaksanaan Non Farmakologi

1. Mengatur pola makan (diet makan tinggi purin)

Terapi diet dilakukan untuk mengatur asupan makan yang

dikonsumsi sesuai dengan anjuran (makanan yang mengandung

purin rendah) dan menghindari atau membatasi makanan-makanan

yang mengandung purin tinggi seperti jeroan, kacang-kacangan,

Page 13: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

melinjo, sarden, sayur - sayuran hijau seperti bayam, kangkung dan

makananyang banyak mengandung lemak seperti santan

(Krisnatuti, 2010).

Makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin,

namun makanan tersebut juga sangat berguna bagi tubuh.

Pencegahan terhadap penyakit asam urat yaitu dengan mengatur

pola makan sehari-hari. Untuk orang yang kesehatannya baik

hendaknya tidak makan berlebihan. Sedangkan bagi yang telah

menderita gangguan asam urat, sebaiknya membatasi diri terhadap

hal-hal yang bisa memperburuk keadaan. Misalnya membatasi

makanan tinggi purin dan memilih yang rendah purin.

Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin:

1. Golongan A: Makanan yang mengandung purin tinggi (150-

800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung,

paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, herring,

ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta

makanan dalam kaleng.

2. Golongan B: Makanan yang mengandung purin sedang (50-

150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk

golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-kacangan

kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun

singkong, daun pepaya, kangkung.

Page 14: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

3. Golongan C: Makanan yang mengandung purin lebih ringan

(0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran

lain, buah-buahan.

Pengaturan diet sebaiknya segera dilakukan bila kadar asam

urat melebihi 7 mg/dl dengan tidak mengonsumsi bahan makanan

golongan A dan membatasi diri untuk mengonsmsi bahan makanan

golongan B. Juga membatasi diri mengonsumsi lemak serta

disarankan untuk banyak minum air putih. Apabila dengan

pengaturan diet masih terdapat gejala-gejala peninggian asam urat

darah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terdekat untuk

penanganan lebih lanjut.

Guna mempermudah mengingat bahan makanan apa saja yang

tinggi purin dan harus dihindari oleh penderita asam urat dapat

menggunakan singkatan JASBUKET :

J = Jerohan

A = Alkohol

S = Sarden

B = Bayam

U = Unggas

K = Kacang

E = Emping

T = Tape

Page 15: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

2. Mengkonsumsi air putih secara rutin

Tubuh membutuhkan asupan air utnuk menjalankan berbagai

macam sistem di dalam tubuh. Air putih terbaik yang dibutuhkan

tubuh berupa air putih tanpa dicampur dengan zat apapun. Air putih

memiliki daya larut paling tinggi.Air putih dapat melarutkan semua

zat yang larut di dalam cairan termasuk purin dapat melarutkan

semua zat yang larut di dalam cairan purin. Asam urat yang

teralarut di dalam air akan dibuang dan diekskresikan ginjal

bersama purin (Herlina, 2013).

3. Olahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin akan memperlancar

sirkulasi darah dan mengatasi penyumbatan pada pembuluh darah.

Di dalam olahraga terdapat senam ergonomis. Kondisi ini akan

berpengaruh positif bagi tubuh, karena dengan berolahraga

pikiranpun akan menjadi rileks sehingga stress dapat dikurangi dan

dikendalikan serta sistem metabolism akan berjalan lancer sehingga

proses distribusi dan penyerapan nutrisi dalam tubuh menjadi lebih

efektif dan efisien. Sistem metabolisme yang berjalan lancar akan

mengurangi resiko peningkatan asam urat di dalam tubuh. (Sustarni

dkk, 2014).

Melakukan olahraga harus memperhatikan ketentuan-ketentuan

keselamatan, olahraga sebaiknya dilakukan 3-4 kali dalam satu

minggu dengan latihan minimal 15-45 menit secara teratur

Page 16: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

(Wratsongko, 2006). Beberapa senam yang dapat dilakukan antara

lain, senam 10 menit, senam kegel, yoga, taichi, dan senam

ergonomis.

Senam ergonomis adalah senam fundamental yang gerakanya

sesuai dengan susunan dan fungsi fisologis tubuh. Tubuh dengan

sendirinya terpelihara homeostatisnya (kelenturan dan

keseimbangannya) sehingga tetap dalam keadaan bugar. Gerakan-

gerakan ini juga memungkinkan tubuh mampu mengendalikan,

menangkal beberapa penyakit dan gangguan fungsi tubuh sehingga

tubuh tetap sehat (Wratsongko, 2006).

Teknik Gerakan Ergonomis

a. Gerakan ke-1, Berdiri Sempurna (lapang dada)

Caranya: Berdiri tegak, dua lengan diputar ke belakang

semaksimal mungkin. Rasakan keluar dan masuk napas rileks.Saat

dua lengan di atas kepala, dari kaki jinjit (Wratsongko, 2006).

Manfaatnya: Putaran lengan pada bahu menyebabkan

Page 17: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

stimulus untuk mengoptimalkan fungsinya cabang besar saraf di

bahu ( pleksus brakhialis), dalam merangsang saraf pada organ

paru, jangtung, liver, ginjal ,lambung, dan usus, sehingga

metabolism optimal. Dua kaki dijinjit meningkatkan stimulus

sensor-sensor saraf yang merupakan refleksi fungsi organ dalam

(Wratsongko, 2006).

Dosisnya: Bagi pemula mungkin cukup lamasekitar 2-3

menit. Akan tetapijika sudah terbiasa mungkin cukup 30-60

detik.gerakan ini yang penting sudah bisa menghantarkan ke dalam

kondisi rileks, makan ini dikatakan cukup (Wratsongko, 2006).

b. Gerakan ke-2, Tunduk Sukur

Caranya: Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas

dalam secara rileks lalu tahan napas sambil membungkukan badan

ke dapan ( napas dada) semampunya. Tangan berpegangan pada

pergelangan kaki sampai punggung terasa tertarik atau

teregang.Wajah mengadah sampai terasa tegang atau panas.Saat

melepaskan napas, lakukan secara rileks dan perlahan

(Wratsongko, 2006).

Page 18: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Manfaatnya: Menarik napas dengan menahannya di dada

merupakan teknik mensuplai oksigen dalam jumlah yang

maksimal sebagai bahan bakar metabolisme tubuh.

Membungkukan badan ke depan dengan kedua tangan

berpegangan pada kedua kaki, akan menyebabkan posisi tualang

belakang (tempat juluran saraf tulang belakang) relatif dalam

posisi segmental anatomis- fungsional (segmen dada-punggung)

yang lurus, hal ini menyebabkan relaksasi dan membantu

mengoptimalkan fungsi serabut saraf segmen tersebut. Di samping

itu, dapat menguatkan struktur anatomis-fungsional otot, ligament,

dan tulang belakang.Dalam posisi tunduk syukur (membungkuk)

ini, segmen ekor-punggung membentuk sudut sedemikian rupa

yang menyebabkan tarikan pada serabut sraf yang menuju ke

tungkai, menyebabkan stimulus yang meningkatkan (eksitasi)

fungsi dan membantu menghindari risiko jepitan saraf.

Mengadahkan wajah menyebabkan tulang belakang (termasuk

saraf tulang belakang di dalamnya) membentuk sudut yang lebih

tajam dari posisi normal, menyebabkan peningkatan kerja

(eksitasi) serabut saraf segmen ini, berperan dalam meningkatan,

mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak secara optimal

(Wratsongko, 2006).

Dosisnya: Untuk senam, gerakan ini dilakukan 40 kali

putaran. Satu gerakan memutar tubuh waktu kira-kira 4 detik,

Page 19: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

sebagai gerakan aerobik. Keseluruhan 40 kali putaran akan selesai

dalam waktu 4 menit. Akan tetapibisa juga gerakan putaran

dipercepat, berikutnya bahkan bisa dilakukan dengan sangat cepat

seperti gerakan baling-baling.Keseluruhangerakan selesai 35 detik,

namun membutuhkan istirahat kira-kira 3 menit sebelum

melanjutkan gerakan kedua, yakni sampai nafas kembali tertata

(Wratsongko, 2006).

c. Gerakan ke-3, Duduk perkasa

Caranya: Menarik napas dalam ( napas dada) lalu tahan

sambil membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu

pada paha, wajah menengadah sampai terasa tegang atau panas

(Wratsongko, 2006).

Manfaatnya: Duduk perkasa dengan lima jari kaki ditekuk-

menekan alas atau lantai. Hal ini merupakan simulator bagi fungsi

vital system organ tubuh. Ibu jari terkait dengan fungsi energi

tubuh, jari telunjuk terkait dengan fungsi pikiran, jari tengah

Page 20: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

terkait dengan fungsi pernapasan, jari manis terkait dengan fungsi

metabolism dan detoksifikasi material dalam tubuh, serta jari

kelingking terkait dengan fungsi hati dan system kekebalan tubuh.

Menarik napas dalam lalu ditahan sambil membungkukkan badan

ke depan dengan dua tangan bertumpu pada paha, memberikan

efek peningkatan tekanan dalam rongga dad yang diteruskan ke

saluran sraf tulang belakang, dilanjutkan ke otak, meningkatkan

sirkulasi darah dan oksigen ke otak sehingga mengoptimalkan

fungsi otak. Punggung tangan yang bertumpu pada paha akan

menekan dinding perut sejajar dengan organ ginjal yang ada di

dalamnya, sehingga membantu mengoptimalkan fungsi ginjal

(Wratsongko, 2006).

Dosisnya: Gerakan ketiga ini di lakukan 5 kali. Umumnya 1

kali gerakan selesai dalam 35 detik di tambah 10 detik untuk napas

jeda. Keseluruhan 5 kali gerakan akan selesai dalam 4 menit

(Wratsongko, 2006).

d. Gerakan ke-duduk pembakaran

Page 21: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Caranya: Posisi duduk perkasa dengan dua tangan

menggenggam pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas

dada), badan membungkuk ke depan sampai punggung terasa

tertarik atau teregang, wajah mengadah sampai terasa tegang atau

panas. Saat menghembuskan napas lakukan secara rileks dan

perlahan (Wratsongko, 2006).

Manfaatnya: Dengan menampung udara pernapasan seoptimal

mungkin kemudian menahannya, akan meningkatkan tekanan di

dalam saluran saraf tulang belakang tempat saraf tulang belakang

berada, dan akan berdampak pada meningkatnya suplai darah dn

oksigenasi otak. Dalam gerakan ini terjadi pada ruas tulang leher

termasuk serabut saraf simpatis yang berada di dalam sana. Dua

tangan menggenggam pergelangan kaki adalah untuk membantu

kita dalam memposisikan ruas tulang leher dalam keadaan fleksi

dan melebarkan ruang antar ruas tulang tersebut, dimana terdapat

jaringan ikat lunak sebagai absorber.Posisi ini memberikan efek

Page 22: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

relaksasi pada serabut saraf simpatis tersebut, sehingga terjadi

relaksasi dinding pembuluh darah (Wratsongko, 2006).

Dosisnya: Gerakan tunduk syukur dilakukan sebanyak 5 kali.

Umumnya 1 kali gerakan selesai dalam 35 detik ditambah 10 detik

untuk jeda nafas. Keseluruhan 5 kali gerakan akan selesai dalam 4

menit (Wratsongko, 2006).

e. Gerakan ke-5 Berbaring pasrah

Caranya: Posisi kaki duduk pembakaran dilanjutkan berbaring

pasrah. Punggung menyentuh lantai atau alas, dua lengan lurus di

atas kepala, napas rileks dan dirasakan (napas dada) (Wratsongko,

2006).

Manfaatnya: Relaksasi saraf tulang belakang, karena struktur

tulang belakang relative mendekati posis lurus dimana

lengkungan-lengkungan anatomis segmental tulang belakang

(diikuti saraf tulang belakang) menyebabkan regangan atau tarikan

pada serabut saraf tulang belakang berkurang, sehingga

memeberikan kesempatan rileks dan bisa mengatur kembali fungsi

Page 23: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

optimal organ dalam yang dipersarafi. Efek relaksasi saraf tulang

belakang ini juga diteruskan ke pusat (otak) sebagai sinyal tentang

kondisi anatomis fungsional saat itu sehingga mengoptimalkan

fungsi system dalam tubuh (Wratsongko, 2006). Dosisnya:

Sebaiknya dilakukan minimal 5 menit (Wratsongko, 2006).

4. Menghindari konsumsi alkohol

Makanan atau minuman yang mengandung alkohol perlu

dihindari untuk mencegah terjadinya hiperurisemia.Kadar alkohol

yang tinggi mengandung purin tinggia, akan memeprcepat

pemecahan ATP (Adenosin Tripospat) di hati, sehingga

meningkatkan produksi asam urat. Selain itu alkohol memicu

produksi asam laktat berlebih yang menghambat pembuangan asam

urat (IP. Suiraoka, 2012).

Page 24: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

Lampiran 2

FORMULIR INGATAN PANGAN 24 JAM

Waktu Makan (Jam) Nama Makanan

Banyak Yang DikonsumsiKandungan purin

Ukuran Rumah Tangga (URT)

Gram

Makan Pagi ( nasi, tempe,tumis wortel) 1 piring nasi, 1 potong tempe.

Nasi : 100grTempe : 25grWortel : 100gr

±61mg/dl

(nasi,tahu,bihun) 1 piring nasi, 1 potong tahu Nasi : 100grTahu : 100grBihun : 50gr

±178 mg/dl

(nasi, galantin, capcai) 1 piring nasi, 1 galantin Nasi : 100grgalanttin : 100grcapcai : 50gr

±152 mg/dl

(nasi ,tahu, tumis kacang) 1 piring nasi, 1 tahu, ±2sdm kacang

Nasi : 100grtahu : 100grtumis kacang : 20gr

±168 mg/dl

Makan Siang (nasi, galantin, sop brokoli dan wortel)

1piring nasi, 1 galantin Nasi : 100grgalantin 100grbrokoli dan wortel : 50gr

±209 mg/dl

(nasi, tempe, capcai) 1 piring nasi,1 tempe Nasi : 100grtempe: 25grcapcai : 50gr

± 42 mg/dl

Page 25: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

(nasi, galantin, sop brokoli dan wortel)

1 piring nasi, 1 tempe, Nasi : 100grGalantin 100grBrokoli dan wortel 50gr

±209 mg/dl

(nasi ,ayam, bihun ) 1 piring nasi, 1 ayam Nasi : 100grayam: 50grbihun:50gr

±122 mg/dl

Makan Malam (nasi,tahu,bihun) 1 piring nasi, 1 tahu Nasi : 100grtahu: 100grbihun: 50gr

±161 mg/dl

(nasi ,galantin, tumis kentang)

1 piring nasi, 1 galantin Nasi : 100grgalantin: 100grkentang: 50gr

±179 mg/dl

(nasi,tahu,bihun) 1 piring nasi, 1tahu Nasi : 100grtahu: 100grbihun: 50gr

±178 mg/dl

( nasi, tempe,tumis wortel) 1 piring nasi, 1 tempe Nasi : 100grtempe: 25grwortel: 50gr

±42 mg/dl

(Dikutip dari :”Petunjuk laboratorium penilaian keadaan gizi masyarakat” oleh Suhardjo, PAU Pangan dan Gizi IPB 1990, dalam buku “Buku Ajar Ilmu Gizi” oleh Arisman, 2009).

Page 26: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat
Page 27: Satuan Acara Penyuluhan Asam Urat

DAFTAR PUSTAKA

Brunner&Suddarth.2013. Keperawatan Medikal-Bedah; Alih Bahasa, Devi Yulianti,Amelia Kimin; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Eka Anisa Mardella. Ed.12. Jakarta : EGC

Damayanti, D.(2012). Panduan lengkap mencegah dan mengobati asam urat. Yogyakarta: Penerbit

Grober, (2012). Mikro- nutrien Penyelarasan Metabolik, Pencgahan dan Terapi, Terjemahan oleh Hadinata, A.H. dan Aini, N., Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta.

Herlina.(2013). Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta: Finedia.Krisnatuti, dkk. 2008. Perencanaan Menu Untuk Penderita Gangguan Asam Urat

Jakarta: Penebar Swadaya.Misnadiarly. 2007. Rematik. Asam Urat- Hiperurisemia, Artritis Gout. Jakarta: Pustaka

Obor Populer.Purwaningsih, Tinah. 2010. Faktor-Faktor Resiko Hiperurisemia Universitas Diponegoro

Semarang. Tesis.Schmitz, Gery. (2008). FarmakologidanToksikologi. Jakarta: EGC.Sustarni, L., Alam, S., &Broto, I, H. (2006). AsamUrat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.Wratsongko, M. 2006. Senam Ergonomik dan Pijat Getar. Jakarta