sap rhd

14
LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN RHD (REUMATHIC HEART DEASES) DI POLI JANTUNG RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Disusun Ole! "el#$%#& ' An #*+! 1. Al Imaniah MJ 2. Breta Alvionita Irlania 3. Deny Yulanda Anggraeni 4. Ferry Midiyanto PROGRAM STUDI NERS SE"OLAH TINGGI ILMU "ESEHATAN DIAN HUSADA MOJO"ERTO ,-' LEM/AR PENGESAHAN

Upload: al-mj

Post on 04-Nov-2015

116 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHANRHD (REUMATHIC HEART DEASES) DI POLI JANTUNGRSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh:Kelompok 1, Anggota:1. Al Imaniah MJ2. Breta Alvionita Irlania3. Deny Yulanda Anggraeni4. Ferry Midiyanto

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA MOJOKERTO2015

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan satuan acara penyuluhan RHD (Remathic Heart Desease) RSUD dr. Saiful Anwar Malang, telah disahkan pada:

Hari:Tanggal:

Pembimbing Akademik

( )Pembimbing Ruangan

( )

Mengetahui,Kepala Ruangan

( )

SATUAN ACARA PENYULUHANPokok Bahasan: RHD (Remathic Heart Desease)Hari/Tanggal: Kamis, 16 April 2015Pukul: 07.30 WIBWaktu: 45 MenitTempat: poli jantungSasaran: Pasien dan Keluarga PasienA. Tujuan instruksional umumSetelah dilakukan penyuluhan klien dan keluarga klien mengetahui tentang penyakit RHD (remathic heart desease) dan penatalaksanaannya.B. Tujuan instruksional khusus Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami tentang RHD (Remathic Heart Desease) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui tanda dan gejala RHD (Remathic Heart Desease) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui penyebab terjadinya RHD (Remathic Heart Desease) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui klasifikasi RHD (Remathic Heart Desease) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui penatalaksanaan RHD (Remathic Heart Desease) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui pemeriksaan penunjang RHD (Remathic Heart Desease) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga pasien mampu mengetahui komplikasi RHD (Remathic Heart Desease)C. Materi RHD (remthic heart desease)D.Metode1. Ceramah2. Tanya jawab3. DemonstrasiE.Media 1. Lembar balik2. Leafleat

F.SasaranSasaran kegiatan ini adalah keluarga Pasien dan pasien di poli jantung RSU Dr. Saiful Anwar MalangG.Kegiatan PenyuluhanNOWAKTUKEGIATAN PENYULUHANKEGIATAN PESERTA

1.5 menitPersiapan :1. Persiapan keluarga pasien diruang tunggu2. Mengkondisikan keluarga pasien untuk berkumpul diruang tungguKeluarga pasien berkumpul di ruang tunggu

2.15 menitPelaksanaan :1. Memberi salam kepada keluarga dan pasien2. Menjelasakan tentang pengertian RHD (remthic heart desease)3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala RHD (remthic heart desease)4. Menjelaskan tetang penyebab terjadinya RHD (remthic heart desease)5. Menjelaskan tetang klasifikasi RHD (remthic heart desease)6. Menjelaskan tetang penatalaksanaan RHD (remthic heart desease)7. Menjelaskan tetang pemeriksaan penunjang RHD (remthic heart desease)8. Menjelaskan tetang komplikasi RHD (remthic heart desease)1. Menjawab salam

2. Memperhatikan dan mendengarkan

3. Memperhatikan dan mendengarkan

4. Memperhatikan dan mendengarkan

5. Memperhatikan dan mendengarkan6. Memperhatikan dan mendengarkan7. Memperhatikan dan mendengarkan

8. Memperhatikan dan mendengarkan

3.8 menitEvaluasi :1. Bertanya kepada keluarga pasien tentang materi yang sudah diberikan1. Menjawab pertanyaan

4.2 menitTerminasi :1. Mengucapkan terimakasih atas peran serta keluarga pasien2. Mengucapkan salam penutup1. Mendengarkan

2. Menjawab salam

H.Pengorganisasian Moderator : Ferry MidiantoPenyaji: Breta Alvionita IrlaniaFasilitator: Al Imania MJObserver: Deny Yulanda APembimbing: Lasima Sinamo Amd.Kep

I. METODE EVALUASIb. Metode Evaluasi: Tanya jawabc. Jenis Evaluasi: Lisan

J. KRITERIA EVALUASI Pasien dan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami tentang RHD (Remathic Heart Desease) Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui tanda dan gejala RHD (Remathic Heart Desease) Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui penyebab terjadinya RHD (Remathic Heart Desease) Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui klasifikasi RHD (Remathic Heart Desease) Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui penatalaksanaan RHD (Remathic Heart Desease) Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui pemeriksaan penunjang RHD (Remathic Heart Desease) Pasien dan keluarga pasien mampu mengetahui komplikasi RHD (Remathic Heart Desease)

K. DAFTAR PUSTAKAArthur C. Guyton and John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, JakartaLili ismudiarti rilantono,dkk. 2012.Buku Ajar Kardiologi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC, JakartaNelson. 2011. Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran EGC, Jakarta.Sunoto Pratanu. 2012. Penyakit Jantung Rematik, Makalah Tidak dipublikasikan, SurabayaSylvia A. Price. 2011. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 4, Buku kedokteran EGC, Jakarta.Udjianti, Wajan Juni. 2013.Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba MedikaWong and Whaleys. 2011. Clinical Manual of Pediatrics Nursing 4th Edition, Mosby-Year Book, St.Louis, Missouri.

L. KONSEP MATERI RHDA. PengertianPenyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).B. EtiologiPenyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksistreptococcushemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan ulang.Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat beberapa predisposisi antara lain : Faktor-faktor pada individu :3. Faktor genetikAdanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.4. UmurUmur merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. 5. Keadaan gizi dan lain-lainKeadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.6. Reaksi autoimunDari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.7. Serangan demam rematik sebelumnya.Serangan ulang demam rematik sesudah adanya reinfeksi dengan Streptococcus beta-hemolyticus grup A adalah sering pada anak yang sebelumnya pernah mendapat demam rematik. Faktor-faktor lingkungan :II. Keadaan sosial ekonomi yang burukMungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam reumatik.III. Iklim dan geografiDemam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran rendah.IV. CuacaPerubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam reumatik juga meningkat.

C. Tanda dan Gejala1) Gejala Klinis Umum Panas beberapa hari Batuk, sakit waktu menelan Anorexia, sampai muntah Pharynx merah/heperemia Pembesaran kelenjar getah bening Nyeri sendi beberapa hari sampai beberapa minggu

2) Gejala Klinis menurut JonesUntukmenegakkandiagnosis RHD dengan melihat tanda dan gejala maka digunakan kriteria Jonesyang terdiri dari kriteria mayor dan kriteria minor.a) Kriteria Mayor1. CarditisYaitu terjadi peradangan pada jantung (miokarditis dan atau endokarditis) yang menyebabkan terjadinya gangguan pada katub mitral dan aorta dengan manifestasi terjadi penurunan curah jantung (seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart rate meningkat), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup terutama mitral (bising sistolik), Friction rub.2. PolyarthritisKlien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku (polyarthritis migrans), gangguan fungsi sendi.3. Khorea SyndenhamMerupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal , bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan kelemahan otot ,sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.4. Eritema MarginatumEritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit, berupa bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan.5. Nodul SubcutanNodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya timbul pada minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2 minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas jari,lutut,persendian kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas.b) Kriteria Minor1. Memang mempunyai riwayat RHD2. Artralgiaatau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, klien kadang-kadang sulit menggerakkan tungkainya3. Demam namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu4. Leukositosis5. Peningkatan laju endap darah ( LED )6. C- reaktif Protein ( CRP ) positif7. P-R interval memanjang8. Peningkatan pulse/denyut jantung saat tidur ( sleeping pulse )9. Peningkatan Anti Streptolisin O ( ASTO )Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga gejala-gejalaumum seperti , akral dingin, lesu,terlihat pucat dan anemia akibat gangguan eritropoesis.gejala lain yang dapat muncul jugagangguan pada GI tract dengan manifestasi peningkatan HCL dengan gejala mual dan anoreksiaDiagnosis RHDditegakkanapabila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua kriteria minor dan satu kriteria mayor.

D. KlasifikasiPerjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit jantung reumatik dapat di bagi dalam 4 stadium yaitu :

Stadium IBerupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat. Stadium IIStadium ini disebut juga periode laten, ialah masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya periode ini berlangsung 1 - 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu atau bahkan berbulan-bulan kemudian. Stadium IIIYang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik /penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit jantung reumatik.Gejala peradangan umum :Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung, Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit disekitar sendi, Sakit perut Stadium IVDisebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.

E. Pemeriksaan penunjanga) Pemeriksaan fisik4. Inspeksi Pharynx heperemis Kelenjar getah bening membesar Pembengkakan sendi Tonjolan di bawah kulit daerah kapsul sendi Ada gerakan yang tidak terkoordinasi5. Palpasi Nyeri tekan persendian Tonjolan keras tidak terasa nyeri dan mudah digerakkan Auskultasi Murmur sistolik injection dan friction rub

b) Pemeriksaan darah LED tinggi sekali Lekositosis Nilai hemoglobin dapat rendahc) Pemeriksaan bakteriologi1. Biakan hapus tenggorokan untuk membuktikan adanya streptococcus.2. Pemeriksaan serologi. Diukur titer ASTO, astistreptokinase, anti hyaluronidase.d) RadiologiPada pemeriksaan foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung.e) Pemeriksaan EchokardiogramMenunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesif) Pemeriksaan ElektrokardiogramMenunjukan interval P-R memanjang.g) Bukti-bukti infeksi streptococcus :1. Kultur positif2. Ruam skarlatina3. Peningkatan antibodi streptococcus yang meningkat

G. PenatalaksanaanTata laksana RHD aktif atau reaktifitas adalah sebagai berikut :a) Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya.KelompokKlinisTirah baring( minggu )Mobilisasi bertahap( minggu)

- Karditis (-)- Artritis( + )22

- Karditis( + )- Kardiomegali (-)44

-Karditis (+)-Kardiomegali(+)66

-karditis ( +)-Gagal jantung (+ )> 6> 12

Eradikasi dan selanjutnya pemberian profilaksis terhadap kuman sterptococcus denganpemberian injeksi Benzatine penisillin secara intramuskuler. Bila berat badan lebih dari 30 kg diberikan 1,2 juta unit dan jika kurang dari 30 kg diberikan 600.000-900.000 Unit. Untuk antiradang dapat diberikan obat salisilat atau prednison tergantung keadaan klinisnya. Salisilat diberikan dengan dosis 100 mg/kg BB/hari selama kurang lebih 2 minggu dan 25 mg/ Kg BB/hari selama 1 bulan. Prednison diberikan selama kurang lebih 2 minggu dan teppering off ( dikurangi bertahap ). Dosis awal prednison 2 mg/ kg BB/hari. Pengobatan rasa sakit dapat diberikan analgetik Pengobatan terhadap khorea hanya untuk symtomatik saja, yaitu klorpromazin,diazepam atau haloperidol. Dari pengalaman ternyata khorea ini akan hilang dengan sendirinys dengan tirah baring dan eradikasi. Pencegahan komplikasi dari carditis misal adanya tanda-tanda gagal jantung dapat diberikan terapi digitalis dengan dosis 0,04-0,06 mg/kg BB.

Komplikasi 1. Dekompensasi CordisPeristiwa dekompensasi cordis pada bayi dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan kedua faktor tersebut.Pada umumnya payah jantung pada anak diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting mengobati penyakit primer.2. PericarditisPeradangan pada pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.