sap anc anemia.doc

13
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPERTENSI Disusun oleh : ZUHDI 138 STYJ 14 1

Upload: zuhdisyuhadasejatiy

Post on 13-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP) HIPERTENSI

Disusun oleh :

ZUHDI138 STYJ 14PROGRAM STUDI PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM2015

Topik

: AnemiaSub Topik

: Anemia Sasaran

: KeluargaWaktu

: 20 menitTanggal

: 12 Juni 2015Tempat

: rumah Ny.S Pelaksana Penyuluhan

: Zuhdi

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah di penyuluhan tentang anemia pada Klien diharapkan audiens dapat memahami anemia dengan baik B. Tujuan Instruksional Khusus. Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia pada klien diharapkan audiens memahami tentang : a. Anemia Klienb. Ciri-ciri klien dengan anemiac. Pelaksanaan dan pencegahan pada klienC. Pokok Materia. Pengertian Anemia dan anemia pada klienb. Ciri-ciri klien dengan anemiac. Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada klienD. Kegiatan Belajar MengajarMetode : Ceramah, Diskusi, dan Tanya JawabStrategi PelaksanaanKEGIATANPENYULUHAUDIENCEMEDIAMETODE

Pembukaan 10 menit

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri3. Menjelaskan TIU dan TIK

4. Menjelaskan cakupan materi yang akan disampaikan

5. Menjelaskan anemia ibu hanilMenjawab salamMendengarkanMikrofonMikrofon

Papan tulis

SpidolCeramah

Penyajian 10 menit1. Menjelaskan pengertian anemia pada klien2. Menjelaskan ciri-ciri ibu hsmil dengan anemia3. Menjelaskan Pelaksanaan dan pencegahan anemia pada klien4. Memberi kesempatan audiens untuk bertanya5. Menjawab pertanyaan audiens6. Menjelaskan penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada klien7. Memberi kesempatan audience untuk bertanya8. Menggali pengetahuan audience tentang anemia klien9. Memberi kesempatan audience lain untuk menambahkan 10. Menyimpulkan pendapat audience dan menjelaskan penatalaksanaan dan pencegahan anemia klien Menyimak dan mendengarkan

Bertanya

Menyimak dan mendengarkan

Sumbang saranMemperhatikan

menanggapiMemperhatikan

Flif chartMikroponCeramahTanya jawab

Ceramah

KEGIATANPENYULUHAUDIENCEMEDIAMETODE

11. Memberikan kesempatan kepada audience untuk menanyakan materi yang kurang jelas.Menjawab pertanyaan audienceMemperhatikan

Penutup

10 menit

1. Menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas.

2. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan kpd audience

3. Memberi salam penutupMendengarkan

Menjawab

Menjawab salam penutupMikfoponCeramah

E. Media dan sumberLeaflet F. Evaluasi a. Persiapan :

1) Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes. Media sudah siap 2 hari sebelum penkes

2) Undangan untuk peserta didik sudah disampaikan 3 hari sebelum penkes

3) Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes

4) SAP sudah siap 2 hari sebelum penkes

5) Proses :

1) 80% peserta didik datang tepat waktu

2) Peserta didik memperhatikan penjelasan perawat

3) Peserta didik aktif bertanya atau memberikan pendapat

4) Media dapat digunakan secara efektif

5) Hasil :

1) Menjelaskan kembali pengertian anemia pada klien2) Menjelaskan kembali Ciri-ciri klien dengan anemia

3) Menjelaskan kembali pelaksanaan dan pencegahan pada klienLampiran :

ANEMIA PADA KLIEN1. DEFINISI ANEMIAAnemia pada klien didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.2. PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILANPerubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.3. ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILANEtiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.c. Kurangnya zat besi dalam makanan.d. Kebutuhan zat besi meningkat.e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

4. GEJALA KLINISGejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

5. DERAJAT ANEMIA

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia klien, didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl). Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin klien adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00 mg/dl.

Klasifikasi anemia yang lain adalah :a. Hb 11 gr% : Tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7 8 gr%: Anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

6. DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI PADA KEHAMILAN

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stress kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain)

7. PENGOBATAN ANEMIA

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya

8. PENCEGAHAN ANEMIA

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.

Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu pendek, minimal lebih dari 2 tahun. 10