ruptur tendon achilles(1)

17
ILUSTRASI KASUS I. Identitas Pasien Nama : Tn. R Umur : 31 tahun 3 bulan Jenis kelamin : Laki- Laki Pekerjaan : Karyawan Agama : Islam Alamat : Kp. Tegal Sumur RT 08/ RW 05 Sukabungu Tanggal masuk : 02 Januari 2014 Jam masuk : 08.00 WIB Evaluasi Pra Anestesi a. Anamnesis (autoanamnesis) Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan luka robek sedalam 3x2x2 cm di lengan kanan Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dtang dengan keluhan luka robek di lengan kanan pasien yang terjadi akibat kecelakaan kerja.Pasien Riwayat Penyakit Dahulu

Upload: silvia-vamella

Post on 04-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tendon

TRANSCRIPT

Page 1: Ruptur Tendon Achilles(1)

ILUSTRASI KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. R

Umur : 31 tahun 3 bulan

Jenis kelamin : Laki- Laki

Pekerjaan : Karyawan

Agama : Islam

Alamat : Kp. Tegal Sumur RT 08/ RW 05 Sukabungu

Tanggal masuk : 02 Januari 2014

Jam masuk : 08.00 WIB

Evaluasi Pra Anestesi

a. Anamnesis (autoanamnesis)

Keluhan Utama

Pasien datang dengan keluhan luka robek sedalam 3x2x2 cm di lengan

kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dtang dengan keluhan luka robek di lengan kanan pasien yang

terjadi akibat kecelakaan kerja.Pasien

Riwayat Penyakit Dahulu

tifoid

ispa

Riwayat Penyakit Keluarga

Page 2: Ruptur Tendon Achilles(1)

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan seperti yang dialami

pasien. Riwayat darah tinggi (-), Riwayat kencing manis (-)

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan.

Riwayat Obat-obatan

Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan, Riwayat alergi terhadap obat

disangkal.

Riwayat Operasi

-

b. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Pasien tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/80

Nadi : 98x/menit

Suhu : 36,5⁰C

Pernafasan : 24x/menit

BB : 65kg

Masukan Oral : Pasien dipuasakan

Kepala : Normocephali, rambut berwarna hitam tersebar merata,

Deformitas (-)

Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),

Pupil bulat isokhor (+/+)

Page 3: Ruptur Tendon Achilles(1)

Refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+)

Hidung : Deformitas (-), lapang, konka eutrofi, sumbatan nafas (-)

deviasi septum (-)

Telinga : Normotia, serumen (-), sekret (-), darah (-), MT intak (+/+)

Mulut : Trismus (-)

Tenggorokan : Uvula ditengah, Faring tidak hiperemis, Tonsil T1/T1 tidak

Hiperemis, detritus (-) kripta tidak melebar,

Sumbatan nafas (-)

Leher : Kaku (-), Benjolan (-), KGB membesar (-)

Thorax : Paru : sonor (+/+), vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : BJ1&2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

- Inspeksi : lapangan paru tamapk normal, tidak terdapat luka

jahitan atau tanda-tanda radang ( tanda- tanda infeksi (-)

- Auskultasi: bising usus (+) dalam batas normal

- Palpasi : nyeri tekan (-)

- Perkusi : timpani

Ekstremitas : atas : Kanan : terdapat luka robek di lengan kanan

Kiri : tidak tampak kelainan maupun tanda-tanda radang

Bawah: kanan : tidak tampak kelainan maupun tanda-tanda radang

Page 4: Ruptur Tendon Achilles(1)

Kiri : tidak tampak kelainan maupun tanda-tanda radang.

II. Pengertian ruptur tendon

Robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan

fibrosa yang menghubungkan otot dengan tulang

Penyebab

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes

2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat

meningkatkan risiko pecah

3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga

badminton, tenis, basket dan sepak bola

4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis

Tanda dan Gejala

1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang

pergelangan kaki atau betis.

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan.

3. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2

cm di atas tulang tumit.

4. Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik.

Page 5: Ruptur Tendon Achilles(1)

Pemeriksaan Penunjang

1. Pergerakan otot dan tumit, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak

ada maka dicurigai cedera tendon Achilles

2. Pemeriksaan dengan sinar-X

Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan

memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus

disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap

paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.

Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut

biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya

menolak untuk dilakukan tindakan operasi.,

Page 6: Ruptur Tendon Achilles(1)

III. Pembahasan

Ruptur tendon pada kasus yang didapat merupakan rupture tendon ante brachii

dekstra. Hal ini terjadi Karena pasien mengalami kecelakaan saat bekerja. Paisn

datang ke igd rs bayuakarta utnuk dilakukan tindakan. Pada rupture tendon yang

dilakukan adalah merepair kembali tendon tersebut. Proses perbaikan rupture

tendon dilakukan oleh dokter bedah. Sebelum memulai proses penajhitan mak

penting diketahui , segala sesuatu tidak dapat berjalan tanpa adanya anestesi.

Anestesi yang biasa digunakan adalah anestesi umum.

Anestesi pada pembedahan rawat jalan.

Meskipun ada istilah bedah minor atau bedah kecil dan bedah sedang tetapi tak ada

istilah anesthesia kecil atau sedang. Anestesia pada bedah rawat jalan( day-care

anesthesia, ambulatory anesthesia, one-day care anesthesia, outpatient anesthesia)

harus diusahakan agar supaya pasien cepat sadar, bebas dari nyeri, tidak mual dan

muntah, cepat mobilisasi dan pasien sendiri atau keluarganya merasa aman.

Penjadwalan anesthesia untu pasien bedah rawat jalan idelanya sudah ditentukan

beberapa hari sebelumnya, sehingga ada kesempatan kalau diperlukan atambahan

pemeriksaan laboratorium atau konsultasi, karna baisanya anestetis hanya punya

waktu terbatas bertemu dengan pasien.

Keuntungan anesthesia pada bedah rawat jalan

1. Pasien dapat memilih hari dan jam yang sesuai, terutama untuk anak dan

manula

2. Tidak usah menunggu ada kamar kosong di rumah sakit

Page 7: Ruptur Tendon Achilles(1)

3. Insiden infeksi rendah

Pada dasarnya pasien harus sehat dan fit dengan keadaan fisik pasien

sebaikanya ASA-1 atau ASA-2 . kalu ada penyakit sistemik yang kronis misalnya

hipertensi atau diabetes, maka seharusnya sudah terkendali dana diramalkan tak

akan menambah berta penyakit tersebut (ASA-3). Keadaan fisiologis pasien lebih

penting dibandingkan usia pasien, tetapi biasanya dianjurkan usia diatas 6 tahun

dan dibawah 70tahun. Pasien gemuk atau penyakitnya tak terkendali engan abik

terutama penyakit paru , jantung dianjurkan tidak dijadwalkan.

Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan khusus lainnya

sperti pemeriksaan radiologis dan sebagainya, kecuali atas indikasi. Pemeriksaan

kadar Hb atau Ht dan urinalisis masih kontroversial. Sebagian besar setuju tidak

diperlukan, karena menambah biaya.

Pembedahan yang sering dijadwalkan adalah bedah minor dan berlangsung

kurang adari 60 menit misalny acabut gigi, biopsy, atau ekstirpasi tumor

dipermukaan kulit , dilatasi-kuretase, histeroskopi, eksisi kista bartolini,

herniotomi, sirkumsisi, vasektomi, ekstraksi katarak, miringotomi, adenoiktomi,

bronskoskopi dan bedah minor lainnya.

Persiapan pada pasien tetpa dilakukan puasa 3 jam sebelum anestesi

diperkenankan minum cairan bening sperti the manis atau jus buah encer, setelah

pasien pulang harus bisa dihubungi dan ia tidak diperbolehkan mengendarai mobil

sendiri dalam 24-48 jam. Anesthesia umum lebih digemari , karena anesthesia

regional spinal, epidural beresiko terjadinya hipotensi ortostatik, blokade motorik

atau sensorik yang berkepanjangan , retensio urin dan nyeri kepala pasca

anesthesia.

Premedikasi

Page 8: Ruptur Tendon Achilles(1)

Biasanya tidak diperlukan premdeikasi. Untuk menenangkan pasien

dicriakan hal-hal yang baik-baik saja. Kalaupun diperlukan hanya diberikan:

1. Analgetika golongan AINS , misalnya ketorolac 10-30 mg

2. Obat anti mual muntah, misalnya simetidin 300mg oral 1 hari menelang

operasi atau iv beberapa saat sebelum induksi anesthesia, ondansentron 4mg

iv, metklopramid 10mg.

3. Opioid kerja singkat misalnya fentanyl 1-2 ug/kg

Induksi dan rumatan anestesia

Induksi propofol 2-2.5 mg/ KgBB iv lebih digemari dibandingkan thiopental 3-

7mg/ KgBB iv dengan alasan propofol efek sampingnya minimal dan pulih

sadarnya cepat. Nyeri pada suntikan propofol iv dapat dikurangi atau dihilangkan

dengan memberikan lidokain 10-20 mg iv sebelumnya. Pada bayi dan anak induksi

pilihan ialah halotan atau sevofluran. Rumatan dapat meggunakan inhalasi halotan,

enfluran, isofluran, desfluran, atau sevofluran. Rumatan anesthesia intravena hanya

digunakan propofol 4-12 mg/KgBB/jam dengan bantuan opioid fentanyl 1ug/Kg

Tatalaksana jalan nafas

Penggunaan sungkup laring makin sering dilakukan mengingat

pemasangannya tidak memerlukan pelumpuh otot asalkan puasa pasien cukup

waktunya. Penggunaan pelumpuh otot, kalaupun diperlukan pilihan jatuh pada

golongan nondepol kerja singkat misalnya mivakurium atau rokuronium . dengan

adanya sungkup laring maka penggunaan pelumpuh otot dan pipa trakea kian

berkurang. Pada penggunaan pelumpuh otot, usahakan pada khir operasi tanpa

menggunakan penawaar neostigmin yang kadang-kadang menyebabkan nyeri otot.

Page 9: Ruptur Tendon Achilles(1)

Pulih anesthesia

Nyeri pasca bedah

Mencegah timbulnya nyeri pasca bedah baik sewaktu masih di rumah sakit ataupun

sudah ada di rumah pasien diperlukan pendekatan multifaktorial, misalnya sat

pembedahan dengan anesthesia umum dikombinasikan dengan anestetik lokal

kerja panjang menggunakan opiod kuat dan pasca bedah menggunakan analgetik

kuat nonopioid.

Mual muntah pasca bedah

Pencegahan mual muntah pasca bedah sangat penting , karena sering terjadi pasca

bedah. Penggunaan propofol, opioid kuat kerja pendek disusul analgetik anti

inflamasi non-steroid menjadi rutin dan sangat popular, di samping penggunaan

anti emetic droperidol, metoklopramid, ondansentron atau granisetron

Page 10: Ruptur Tendon Achilles(1)

Sumber:

1. Vlymen Jm, White PF. Outpatirnt Anesthesia. In: Miller RD. Anesthesia.5rd

ed Churchill Livingstone Philadelphia.2000;2213-40.

2. Latif A.Said dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua. Jakarta.2000;

121-123

3. Richard A.jaffe, Stanle I. Samuels, Clifford A. Schmiesing, and Golianu.B.

Anesthesiologist’s Manual of surgical Procedures. 4th ed wolters kluwer

Washington.2009.

Page 11: Ruptur Tendon Achilles(1)

“General Anestesi Pada Pasien One Day Care”

Oleh:

Erwin Tanady

112013006

Page 12: Ruptur Tendon Achilles(1)