ruptur tendon achille1
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Ruptur Tendon Achille1
1/4
Ruptur Tendon Achilles
Abstrak. Insidensi ruptur tendon Achilles akut mulai mengalami peningkatan. Hal ini
diperkirakan karena meningkatnya orang-orang usia pertengahan yang berpartisipasi dalam
kegiatan atletik dan/atau berat. Ruptur tendon Achilles dapat perlahan-lahan melemahkan
kemampuan tendon, dengan defisit yang muncul bertahun-tahun sejak terjadinya trauma. Selain
itu, jenis trauma ini dapat menimbulkan masalah substansial sosio-ekonomi selain jenis
pengobatan yang dipilih. Debat terus berlanjut untuk menentukan penatalaksanaan yang optimal
untuk ruptur tendon Achilles, khususnya argument mengenai penanganan pasien dengan bedah
atau non bedah. Bukti terbaru menunjukkan rehabilitasi fungsional, termasuk early weight-
bearingmerupakan bagian integral untuk kesuksesan akan pengobatan ruptur tendon Achilles.
Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui penanganan dan protokol rehabilitasi yang
ideal.
Kata Kunci Achilles, Tendon, Ruptur, Achilles Tendon Total Rupture Score (ATRS),
Rehabilitasi Fungsional, Perbaikan Operatif, Pengobatan Non-bedah, Penyokong Fungsional,
Weight Bearing
Pendahuluan
Tendon Achilles adalah tendon terbesar dan terkuat pada tubuh manusia. Akan tetapi, tendon
Achilles merupakan tendon yang paling sering mengalami cedera pada daerah ekstermitas bawah
dengan insiden sekitar 18 per 100.000. Peningkatan dari jumlah ruptur akut pada tendon
Achilles diperkirakan oleh karena meningkatnya persentase populasi yang berpartisipasi dalam
kegiatan olahraga khsusunya untuk populasi yang lebih tua. Insidensinya meningkat secara cepat
setelah melewati umur 25 tahun dengan jumlah terbesar pada laki-laki dengan umur dekade
keempat atau kelima untuk mengalami ruptur tendon. Selain itu, puncak terjadinya ruptur tendon
Achilles juga terjadi pada populasi dengan umur antara 60-80 tahun, dimana predominan terjadi
pada kondisi tendon yang degeneratif. Ratio laki-laki:perempuan berkisar 1,7:1 sampai 30:1.
Karakteristik, fungsi dan suplai darah pada tendon Achilles merupakan faktor predisposisi untuk
ruptur aku ataupun kronik, sama halnya dengan cedera oleh karena cedera overuse yang kronik
yang berasal dari inflamasi dan kondisi degeneratif pada tendon itu sendiri. Pada situasi dimana
-
8/11/2019 Ruptur Tendon Achille1
2/4
terjadi ruptur akut, maka ruptur pada pasien biasanya terjadi oleh karena kegiatan atletik sekitar
68%. Cedera terjadi oleh karena kekuatan dorsofleksi yang kuat pada sendi kaki dimana komplek
gastrocnemius-soleous juga secara simultan berkontraksi untuk melakukan plantarfleksi pada
sendi kaki: sebuah kontraksi eksentriks. Penelitian terbaru menunjukkan pada populasi umum di
Amerika Serikat bahwa olahraga bola basket merupakan olahraga yang paling sering
mengakibatkan ruptur tendon Achilles sekitar 48% dari semua ruptur yang terjadi. Di Kanada
dan Eropa, olahraga bola kaki merupakan penyebab tersering ruptur tendon Achilles. Gejala
prodromal merupakan gejala umum yang biasanya ditemukan saat anamnesis, khusunya seorang
atlet. Pada pasien yang lebih tua atau pasien dengan indeks IMT lebih besar dari 30 juga sering
terjadi ruptur tendon Achilles yang terjadi bukan karena kegiatan atletik, dan paling mungkin
juga terjadi miss-diagnosis untuk cedera yang terjadi. Namun, untuk umur rata-rata tidak
berbeda yang signifikan pada laki-laki dan perempuan (43,8 vs 55,1) dan terdapat hasil yang
sama pada faktor kausatif untuk kegiatan atletik pada laki-laki (80,5%) dan perempuan (71,4).
Walaupun, insidensi ruptur tendon Achilles traumatik tetap meningkat, masih terdapat
kontroversi untuk rencana terapi yang optimal. Debat tentang penanganan non-bedah vs tindakan
bedah untuk ruptur akut, minimal invasif vs operasi terbuka, dan protokol rehabilitasi fungsional
awal dibandingkan dengan program rehabilitasi tradisional merupakan beberapa argument yang
masih tetap berlanjut untuk pemilihan penanganan yang tepat.
Anatomi
Tendon menerima kontribusi yang sama dari kedua otot gastrocnemius dan otot soleus dan serat
tendon. Serat tendon berkumpul sekitar 15 cm dari titik insersi. Sebagaimana, tendon berjalan
secara inferior di aspek posteriorkaki, serat berputar sampai 120 secara internal (berlawanan
arah jam pada kaki kanan) sebelum titik insersi pada tuberositas calcaneus. Tendon Achilles
tidak memiliki selubung true sinovial. Sebaliknya, tendon diselimuti dengan
paratenon. Paratenon membuat tendon berjalan diantara kulit dan jaringan lunak pada posterior
kaki. Selain itu, paratenon bertanggung jawab untuk sebagian suplai darah yang signifikan untuk
tendion melalui jaringan vaskularisasi areolar di bagian anterior. Penelitian angiografi terbaru
menunjukkan bahwa tampak seperti jaring arteri kecil yang terinsersi pada paratenon tendon
Achilles sekitar 20 cm di bawah dan menyediakan suplai darah untuk tendon. Suplai dari untuk
Achilles berasal dari junction musculotendinous pada bagian proksimal dan dari insersi osseous
pada bagian distal. Pola dari suplai darah membuat tendon Achilles rentan terhadap cedera pada
-
8/11/2019 Ruptur Tendon Achille1
3/4
daerah watershed/berair/darah ini sampai 2-6 cm dari insersinya pada posterior calcaneus. Ruptur
muncul pada daerah watershed ini sekitar 75%. Ruptur juga dapat terjadi pada daerah insersi
distal sekitar (10-20%) dan junction myotendinous (5-15%).
Tujuan utama Achilles adalah untuk terjadinya plantarfleksi sendi kaki. Fungsi lainny adalah
sebagai chekrein/ penahan selama terjadi kontraksi eksentrik untuk mencegah dorsofleksi yang
berlebihan dan meluncur kedepan selama ambulasi. Sifat viskoelastik tendon Achilles yang unik
memungkinkan untuk terjadi deformasi plastic ketika kompleks gastrocnemius-soleus
berkontraksi. Sifat viskoelastik ini juga menyebabkan tendon menjadi lebih kaku jika terdapat
peningkatan beban pada kaki.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang berbeda telah diketahui berkontribusi untuk terjadinya ruptur akut.
Meskipun hubungan antara penggunaan obat, kondisi medis dan faktor lainnya telah terbukti
berkontribusi, harus tekankan bahwa ruptur akut tendon Achilles kemungkinan besar karena
multi-faktorial. Kortikosterois lokal atau sistemik telah dihubngan untuk terjadinya ruptur partial
atau komplit. Mafulli, dkk menunjukkan 15 orang atlet dengan ruptur tendon Achilles. Semua
atlet melaporkan gejala prodromal dam juga penggunaan injeksi multipel dengan modalitas
berbeda termasuk kortikosteroid, aprotinin, glukosa hipertonik, agen proloterapi, dan agen
mesoterpeutik pada area peritendinous. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, fluoroquinolon
menyebabkan ruptur tendon Achilles. Kondisi degeneratif pada tendon atau dari irregularitas
vaskular dapat menyebabkan melemahnya tendon sehingga dapat terjadinya ruptur hanya dengan
beban yang fisiologik. Hipertermia pada tendon yang disebabkan oleh panas dari aktivitas berat
menganggu integritas matriks ekstraselular dan dapat juga berkontribusi untuk terjadinya ruptur.
Pada pasien dengan deformitas Haglund, iritasi mekanik dari eksostosis prominent calcaneal
dapat menyebabkan ruptur akut pada tendinopati kronik Achilles.
Pada atlet, penyebab paling umum cedera pada tendon Achilles adalah kesalahan saat berlatih,
termasuk dengan peningkatan intensitas yang tiba-tiba, perubahan permukaan lantai, perubahan
jadwak latihan atau penggunaan sandal/sepatu yang tidak sesuai. Kelainan alignment pada kaki
dan pergelangan kaki, seperti hiperpronasi, kaki cavus, varus juga berkontribusi untuk terjadinya
cedera pada tendon Achilles.
Tabel 1.
-
8/11/2019 Ruptur Tendon Achille1
4/4
Tabel 1 Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles akut
Kortikosteroid lokal
Kortikosteroid sistemik
Injeksi peritendinous
Fluorquinolon
Perubahan degeneratif pada tendon
Degenerasi/irregularitas vaskular
Hipertermia tendon
Kesalahan latihan
Kelainan alignment kaki atau pergelangan kaki
Tendinopati kronik (dengan deformitas
Haglund)
Gejala, pemeriksaan fisis dan diagnosis
Ruptur tendon Achilles akut dapat didiagnosis dengan anamnesia dan pemeriksaan fisis saja.
Pasien yang tipikal biasanya mendeskripksikan tentang adanya onset nyeri yang tiba tiba pada
bagian posterior kaki dan pergelangan kaki, biasanya selama aktivitas yang menggunakan
kekuatan penuh untuk plantarfleksi. Pasien akan menyebutkan adanya rasa pop atau sensasi
ditendang pada bagian belakang kaki. Mereka biasanya akan kehilangan kemampuan untuk
menahan beban dan atau adanya kelemahan untuk melakukan plantarfleksi pada pergelangan
kaki. Yang menarik adalah, pasien jarang mengalami nyeri yang signifikan. Lebih sering datang
dengan keluhan adanya memar dan defisit fungsional.
Hasil pemeriksaan fisis berupa adanya peningkatan dorsofleksi pasif dari pergelangan kaki,
plantarfleksi yang melemah, dan teraba defek pada daerah yang ruptur. Thompson tes juga akanmemiliki hasil yang positif. Tes ini dilakukan dengan meremas daerah muscular ada bagian
belakamng betis dan memperhatikan pergerakan dari kaki. Tes Thompson positif jika terjadi
sedikit gerakan plantarfleksi atau tidak ada sama sekali dan dibandingkan dengan kaki yang
sebelahnya. Harus diperhatikan bahwa tidak boleh meremas terlalu kuat untuk mengindari hasil
negatif palsu. Positif palsu dapat terjadi ketika tendon plantaris masih intak. Berdasarkan
pengalaman penulis, positif palsu juga dapat terjadi pada tes ini jika terjadi ruptur kronik, dimana
bekas luka dan fibrosis dari paratenon dapat meniru/mimik