ruang lingkup epidemiologi deskriptif

23
I. Pendahuluan Dari estimasi atau pengukuran, perbandingan antara angka kelahiran terakhir dengan angka kematian adalah bahwa setiap lima hari lebih dari satu juta orang ditambahkan dalam populasi dunia, ini berarti bahwa populasi di dunia bertambah sebanyak 75 sampai 80 juta orang setiap tahun. Jika laju pertumbuhan sekarang meningkat, kira-kira 41 tahun mendatang populasi dunia kan menjadi dua kali lipatnya. Jumlah penduduk di Negara belum berkembang , dengan laju pertumbuhan yang sekarang, akan menjadi dua kali lipat setelah 20 sampai 25 tahun. Disisi lain, jika penyebaran AIDS terus berlanjut, angka ini mungkin akan berubah secara signifikan. Sekarang di seluruh dunia muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Data statistic vital, sekaligus penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan isu-isu terkait lain dalam populasi perlu dipahami dan diselidiki. Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistic yang distandarisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandarisasi. Beberapa metode yang sudah distandarisasi untuk menyelidiki dan

Upload: kugy-yguk

Post on 18-Dec-2015

168 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Epidemiologi Dasar

TRANSCRIPT

I. Pendahuluan

Dari estimasi atau pengukuran, perbandingan antara angka kelahiran terakhir dengan angka kematian adalah bahwa setiap lima hari lebih dari satu juta orang ditambahkan dalam populasi dunia, ini berarti bahwa populasi di dunia bertambah sebanyak 75 sampai 80 juta orang setiap tahun. Jika laju pertumbuhan sekarang meningkat, kira-kira 41 tahun mendatang populasi dunia kan menjadi dua kali lipatnya. Jumlah penduduk di Negara belum berkembang , dengan laju pertumbuhan yang sekarang, akan menjadi dua kali lipat setelah 20 sampai 25 tahun. Disisi lain, jika penyebaran AIDS terus berlanjut, angka ini mungkin akan berubah secara signifikan. Sekarang di seluruh dunia muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Data statistic vital, sekaligus penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan isu-isu terkait lain dalam populasi perlu dipahami dan diselidiki. Penelusuran terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan penduduk paling baik dilakukan dengan menggunakan ukuran dan statistic yang distandarisasi, yang hasilnya kemudian juga disajikan dalam tampilan yang distandarisasi. Beberapa metode yang sudah distandarisasi untuk menyelidiki dan menganalisis kesehatan masyarakat sekaligus data populasi dan data statistic vital. Salah satu metode yang sudah distandarisasi dan digunakan dalam ilmu epidemiologi yaitu ruang lingkup epidemiologi deskriptif. Dalam epidemiologi deskriptif terdapat ukuran dasar epidemiologi dan ukuran-ukuran statistic kesehatan. Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologis mencakup rate (angka), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian dan nilai statistic vital lainnya. Ukuran dasar epidemiologi yaitu:1. Rate/angkaRate/angka adalah proporsi dalam bentuk khusus, dimana perbandingan antara pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.2. RasioRasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Misalnya sebuah nilai kuantitatif A dan nilai kuantitatif lain adalah B, maka rasio kedua nilai tersebut adalah A/B.3. ProporsiProporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Pada proporsi, perbandingan menjadi : A/(A+B).

Sedangkan ukuran statistic kesehatan atau ukuran frekuensi mortalitas merupakan ukuran dari kejadian kematian pada populasi tertentu pada waktu tertentu. Ukuran mortalitas dan morbiditas relatif sama, hanya tergantung pada apa yang ingin diukur, kesakitan atau kematian.Ukuran frekuensi mortalitas:1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate [CDR])Angka Kematian Kasar (AKK) ialah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.2. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate [IMR])Angka kematian bayi (AKI) ialah jumlah kematian penduduk berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.3. Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate [MMR])Angka kematian ibu ialah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

4. Angka kematian menurut golongan umur (Age Spesific Death Rate [ASDR])Untuk memperhalus angka kematian kasar, dilakukan perhitungan kematian pada setiap golongan umur. Angka kematian berdasarkan golongan umur ini disebut angka kematian spesifik (spesific death rate). Spesifikasi dapat pula dilakukan berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan.

II. Definisi Teori dan Klasifikasi

A. Definisi Teori

Ukuran-ukuran Dasar Epidemiologis

Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologis mencakup rate (angka), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian dan nilai statistic vital lainnya. Misalnya angka kesakitan bisa diukur dengan angka insidensi, prevalensi dan angka serangan, sedangkan kematian bisa diukur dengan angka kematian. Ukuran epidemiologis selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor person atau orang, yang dinilai disini adalah dari aspek jumlah atau frekuensi orang yang berkaitan dengan suatu peristiwa, selain itu faktor place atau tempat adalah faktor yang berkaitan dengan darimana orang-orang yang mengalami peristiwa tersebut berasal. Factor time atau waktu adalah periode atau waktu kapan orang-orang tersebut mengalami suatu peristiwa.

1. Angka/RateRate (angka) merupakan ukuran yang umum digunakan untuk peristiwa yang akan diukur, biasanya untuk analisis statistic dibidang kesehatan, sebagai hasilnya akan didapatkan ukuran objektif dengan mengetahui bilangan atau jumlah mutlak suatu kasus atau kematian. Perisiwa yang biasanya diukur dalam bentuk angka diantaranya adalah kesakitan, dimana yang digunakan untuk perhitungan kasus adalah insidance rate, prevalence rate (point prevalence rate), periode prevalence rate, attack rate dan dalam hubungan dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, age specific death rate, cause disease specific death rate. Sebelum membicarakan masing-masing tersebut, perlu di kemukakan hal-hal sebagai berikut:1. Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen, yakni (a) jumlah orang yang terserang penyakit atau meninggal, (b) jumlah penduduk dari mana penderita berasal (refrence population), dan (c) waktu atau periode de mana orang-orang terserang penyakit.1. Apabila pembilang terbatas pada umur, seks atau golongan tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada umur, seks atau golongan yang sama.1. Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit, maka penyebut tersebut dinamakan populasi yang mempunyai resiko (population at risk).

1. Incidence Rate (IR)Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.

Jumlah kasus baru suatu penyakitIncidence Rate = selama periode tertentu/populasi yang mempunyai resiko x 1.000

Contoh: pada bulan november 2012 di kecamatan x terdapat penderita diare yakni 160 balita. Jumlah balita di kecamatan tersebut 8000 orang. Maka incidence rate diare adalah?IR = 160/8000 x 1000 = 20Catatan: 1. dalam mempelajari incidence di perlukan penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. Bagi penyakit-penyakit yang akut seperti influenza, infeksi stapilocacus, gastroenteritis, acute myocardinal infarction, dan cerebral hemorrhage , penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat di ketahui secara pasti atau mendekati pasti. Lain halnya dengan penyakit dimana timbulnya tidak jelas disini. Waktu ditegakkan diagnosis pasti diartikan sebagai waktu mulai penyakit.1. Incidence rate selalu dinyatakan dalam hubungan dengan periode waktu tertentu seperti bulan, tahun, dan seterusnya. Apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu yang terbatas (seperti hanya dalam epidemi suatu penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dengan lamanya epidemi. Incidence rate pada suatu epidemi disebut attack rate.

2. Attack RateAttack rate =jumlah kasus selama epidemi / populasi yang mempunyai resiko-resiko x 1000

Contoh: Pada waktu terjadinya wabah morbili di kelurahan Y pada tahun 1987, terdapat 18 anak yang menderita morbili. Jumlah anak yang memiliki resiko di kelurahan tersebut adalah 2000 anak. Attack rate penyakit tersebut adalah:18/2000 x 1000 = 9/1000 atau 0,009Catatan:1. Untuk penyakit yang jarang maka incidence rate di hitung untuk periode waktu bertahun-tahun. Di dalam periode waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karna dalam waktu itu jumlah populasi yang mempunyai resiko juga dapat berubah.1. Pengetahuan mengenai incidence rate adalah berguna sekali di dalam mempelajari faktor-faktor etiologi dari penyakit yang akut maupun kronis. Incidence rate adalah satu ukuran langsung dari kemungkinan (probabilitas) untuk menjadi sakit. Dengan membandingkan incidence rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yang berbeda di dalam satu atau lebih faktor (keadaan) maka kita dapat memperoleh keterangan faktor mana yang menjadi resiko dari penyakit bersangkutan. Kegunaan seperti ini tidak dipunyai oleh prevalence rate.

1. Prevalence RatePrevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Jumlah kasus-kasus penyakitPrevalence rate = yang ada pada suatu titik waktu/jumlah penduduk seluruhnya x 1000

Contoh:Kasus penyakit TBC paru di kecamatan x adalah 120 orang. Jumlah penduduknya 24.000, maka PR TBC paru disana adalah?120/24.000 x 1.000= 5

Catatan:1. Prevalence rate bergantung pada dua faktor, yakni (a) berupa jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu dan (b) lamanya menderita sakit. Meskipun hanya sedikit orang yang sakit dalam setahun, apabila penyakit tersebut kronis, jumlahnya akan meningkat dari tahun ke tahun dan dengan demikian prevalence secara relatif akan lebih tinggi dari incidence. Sebaliknya, apabila penyakitnya akut (lamanya sakit pendek baik karena penyembuhan ataupun karena kematian) maka prevalence secara relatif akan lebih rendah daripada incidence.1. Prevalence (terutama untuk penyakit kronis) penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga, dan pemberantasan penyakit. Prevalence yang dibicarakan di atas point prevalence. Jenis ukuran lain yang juga digunakan ialah period prevalence.4.Period PrevalencePeriod Prevalence = jumlah kasus penyakit yang selama period / penduduk rata-rata dari periode tersebut (mid period population)

Contoh :Pada periode tahun 1988 (januari-desember) di kelurahan A terdapat 75 penderita malaria. Pada pertengahan tahun 1988 penduduk kelurahan A tersebut berjumlah 5.000 orang. Maka period prevalence malaria di kelurahan A adalah :75/5.000 x 1.000 = 15/1.000 atau 0,015 Period prevalence terbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.

1. ProporsiProporsi merupakan hubungan antara jumlah kejadian dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori dari keompok itu atau hubungan antara bagian dari kelompok dengan keseluruhan kelompok yang dinyatakan dalam persen. Oleh karena itu perbandingan merupak dasar dari proporsi yaitu suatu nilai yang memiliki harga tetap, dapat digunakan sebagai pembanding yang lain.Proporsi umumnya digunakan jika tidak mungkin menghitung angka insidensi, karena itu proporsi tidak dapta menunjukan perkiraan peluang keterpaparan atau infeksi, kecuali jika banyaknya orang dimana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok. Tetapi biasanya hal ini tidak terjadi.Disini pembilang menjadi penyebut umumnya dinyatakan dalm persen. Misalnya: persentase penderita kanker di sebuah rumah sakit adalh jumlah penderita kanker yang berobat di RS dibandingkan dengan jumlah penderita (kanker dan nonkanker) yang berobat di RS.Rumus:

Proporsi = X/(X+Y) x K

Keterangan:X= banyaknya kejadian atau orang, dll yang terjadi dalam kategori tertentu atau sub kelompok dari keompok yang lebih besar.Y= banyaknya kejadian atau orang, dll yang tidak terjadi atau tidak termasuk dalam kategori yang dimaksud dari kelompok data tersebut.K= 100 (persen)

Contoh:Pada kecamatan Sukamaju terdapat 25 kasus penyakit X, terdiri dari 12 wanita dan 13 laki-laki. Jumlah orang-orang dari masing-masing jenis kelamin berada dalam kelompok yang tidak diketahui. Berapa proporsi kasus menurut jenis kelamin?Proporsi wanita = 12/25x100= 26,9%Proporsi laki-laki= 13/25x100= 73,1%

1. RasioRasio adalah suatu pernyataan frekuensi perbandingan peristiwa atau orang yang memiliki perbedaan antara suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. Dalam hal ini, pernyataan yang penting dalam epidemiologi yaitu jumlah orang sakit dibandingkan dengan jumlah orang sehat, misalnya: ratio orang sakit kanker dibandingkan dengan orang sehat. Rumus: Rasio Keterangan:X= banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu. Y= banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut yang berbeda atribut dengan (X)K=1Contoh:Penyakit X mengenai 40 penduduk di Kecamatan Suria, masing-masing 15 wanita dan 25 laki-laki. Jumlah orang-orang dari masing-masing jenis kelamin berada dalam kelompok yang tidak diketahui. Berapa rasio kasusu laki-laki terhadap kasus wanita?Rasio kasus laki-laki:kasus wanita = 25:15 = 1,6:1B. Klasifikasi RateRate terbagi menjadi empat, yaitu: Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate [CDR])

Angka Kematian Kasar (CDR) ialah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Angka ini disebut kasar karena perhitungan kematian dilakukan secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian yang berbeda-beda. Angka kematian kasar dapat ditulis dengan rumus berikut.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

D = Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun.P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.K = Konstanta = 1000

Angka kematian menurut golongan umur (Age Spesific Death Rate [ASDR])Untuk memperhalus angka kematian kasar, dilakukan perhitungan kematian pada setiap golongan umur. Angka kematian berdasarkan golongan umur ini disebut angka kematian spesifik (spesific death rate). Spesifikasi dapat pula dilakukan berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan. ASDR dapat dihitung dengan rumus berikut.Angka Kematian = Menurut Golongan UmurKeterangan:dx = Jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun pada penduduk golongna umur xpx = Jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur xk = KonstantaASDR memilki beberapa manfaat sebagai berikut:0. ASDR digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada golongan umur. Misalnya, bila tingkat kematian tertinggi terletak pada golongan umur bayi dan anak dibawah 5 tahun, keadaan ini menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat yang masih kurang, sedangkan bila kematian tertinggi terletak pada golongan lanjut usia menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat yang baik.Bila tingkat kematian tertinggi terletak pada usia produktif, keadaan ini dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi ekonomi karen rasio ketergantungan yang tinggi.0. ASDR dapat pula digunakan untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah.0. ASDR dapat digunakan pula untuk menghitung rata-rata harapan hidup.

Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate [IMR])Angka kematian bayi (AKI) ialah jumlah kematian penduduk berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Rumusnya sebagai berikut:

IMR = = Jumlah kematian bayi yang belum mencapai ulang tahunnya yang pertama yang dicatat selama satu tahun = Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama = Konstatanta = 1000

Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate [MMR])Angka kematian ibu ialah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Rumusnya sebagai berikut.

Contoh:Bila diperkirakan angka kematian ibu sebesar 10 per 1000 kelahiran hidup maka untuk memperoleh sebanyak 50 kematian ibu dibutuhkan sebanyak 5000 ibu hamil dan bila diperkirakan angka kelahiran sebesar 40 per 1000 penduduk maka besarnya sampel yang dibutuhkan untuk mendapatkan 50 kematian ibu adalah 125.000 ibu hamil.Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan:1. Sosial ekonomi;2. Kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas;3. Pelayanan kesahatan terhadap ibu hamil;4. Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta: EGCBustan. Pengantar Epidemiologi. 2006. Jakarta: PT RINEKA CIPTAMaryani, Lidiya dan Rizki Muliani. 2010. Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta: GRAHA ILMULembaga Demografi UI. 2007. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.http://books.google.co.id/books?id=V1e0q0f2vC8C&pg=PA108&dq=epidemiologi+imr&hl (Diakses pada tanggal 28 September 2014, Pukul: 15.00)http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/868/Modul%20Prinsip%20Epidemiologi.pdf (Diakses pada tanggal 28 September 2014, Pukul: 17.00)

KESIMPULAN

Dalam Epidemiologi sekarang di seluruh dunia muncul kepedulian terhadap ukuran kesehatan masyarakat yang mencakup penggunaan bidang epidemiologi dalam menelusuri penyakit dan mengkaji data populasi. Data statistic vital, sekaligus penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan isu-isu terkait lain dalam populasi perlu dipahami dan diselidiki. Salah satu metode yang sudah distandarisasi dan digunakan dalam ilmu epidemiologi yaitu ruang lingkup epidemiologi deskriptif. Dalam epidemiologi deskriptif terdapat ukuran dasar epidemiologi dan ukuran-ukuran statistic kesehatan. Ukuran dasar yang digunakan dalam epidemiologis mencakup rate (angka), rasio dan proporsi. Ketiga bentuk perhitungan ini digunakan untuk mengukur dan menjelaskan peristiwa kesakitan, kematian dan nilai statistic vital lainnya.