epidemiologi diare

35
EPIDEMIOLOGI DIARE Kelompok 8 Kesehatan Masyarakat 4A

Upload: skarway

Post on 28-Jun-2015

8.006 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: EPIDEMIOLOGI DIARE

EPIDEMIOLOGI DIAREKelompok 8

Kesehatan Masyarakat 4A

Page 2: EPIDEMIOLOGI DIARE

TOPIK PEMBAHASAN

� Pendahuluan

� Definisi Diare

� Jenis-Jenis Diare

� Penyebab Diare

� Riwayat Alamiah

Menurut Orang, Tempat, dan Waktu

� Pencegahan Diare

� Perawatan Penderita Diare

� Riwayat Alamiah Penyakit Diare

� Gejala Diare

� Cara Penularan Diare

� Prevalensi Diare

� Interaksi Host Agent Environment

� Pola Penyakit Diare

Diare

� Daftar Pustaka

Page 3: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENDAHULUAN

� Penyakit diare di Indonesia sampai saat ini

masih merupakan salah satu penyakit endemis

dan masih sering menimbulkan kejadian luar

biasa (KLB) di masyarakat oleh karena

seringnya terjadi peningkatan kasus-kasus padaseringnya terjadi peningkatan kasus-kasus pada

saat atau musim-musim tertentu yaitu pada

musim kemarau dan pada puncak musim hujan

(Sunoto, 1990).

� Penyakit diare masih termasuk dalam 10

penyakit terbesar di Indonesia tahun 1999

sebesar 5 per 1000 penduduk dan menduduki

urutan kelima dan 10 penyakit terbesar.

Page 4: EPIDEMIOLOGI DIARE

DEFINISI DIARE

� Diare adalah adalah kondisi di mana terjadi

frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3

kali per hari) serta perubahan dalam isi (lebih

dari 200 gram per hari) dan konsistensi (feses

cair). Pada definisi ini jelas menyebutkancair). Pada definisi ini jelas menyebutkan

frekuensi diare terjadi lebih dari 3 kali dalam

sehari. (Smeltzer,2002).

Page 5: EPIDEMIOLOGI DIARE

DEFINISI DIARE (2)

� Diare juga merupakan keadaan frekuensi buangair besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebihdari 3 kali pada anak dengan konsistensi fesesencer dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja(WHO,1980).(WHO,1980).

� Definisi diare yang diberikan oleh Depkes RI (2003) adalah penyakit yang ditandai denganperubahan bentuk dan konsistensi fesesmelembek sampai mencair dan bertambahnyafrekuensi buang air besar (BAB) lebih banyakdari biasanya (lazimnya 3 kali atau lebih dalamsehari).

Page 6: EPIDEMIOLOGI DIARE

JENIS-JENIS DIARE

�Diare akut

�Diare dengan malnutrisi berat (marasmus

atau kwashiorkor)berdampak pada

infeksi sistemik (menyeluruh) berat,

dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi

(kekurangan) vitamin dan mineral

�Diare Persisten = lebih dari 2 minggu

�Disentri adalah diare disertai darah

dengan ataupun tanpa lendir

�Kholera adalah diare dimana tinjanya

terdapat bakteri Cholera

Page 7: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENYEBAB DIARE

� Diare disebabkan oleh beberapa infeksi virus

tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria.

Page 8: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENYEBAB DIARE (2)Diare

Infeksi Malnutrisi Alergi Sebab

lain

Imunodefisie

nsi

Keracunan

Bakteri ,

seperti:

Shigella,

Salmonela,

E.Coli, Bacillus,

lain nsi

Parasit

seperti

protozoa,

cacing

perut, dll.

Virus

seperti

retrovirus

dan

adenovirus

Page 9: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENYEBAB DIARE (3)

Page 10: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENYEBAB DIARE (4)

Page 11: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENYEBAB DIARE (5)

Page 12: EPIDEMIOLOGI DIARE

RIWAYAT ALAMIAH DIARE

� Periode Patogenesis

� Periode Klinis

Page 13: EPIDEMIOLOGI DIARE

PERIODE PATOGENESIS

� Gangguan osmotic

� Gangguan sekresi

� Gangguan motalitas usus

Page 14: EPIDEMIOLOGI DIARE

PERIODE KLINIS

� Mula-mula pasien cengen gelisah, suhu tubuh

biasanya meningkat nafsu makan berkurang

atau tidak ada kemudian timbul diare.

� Tinja cair mungkin disertai lendir atau lendir

dan darah.dan darah.

� Warna tinja makin lama berubah kehijau-

hijauan karena bercampur dengan empedu.

� Anus dan sekitarnya timbul lecet karena sering

defekasi dan tinja makin lama makin asam

sebagai akibat makin banyak asam laktat yang

berasal dari laktose yang tidak diabsorbsi oleh

usus selama diare.

Page 15: EPIDEMIOLOGI DIARE

GEJALA DIARE

� Gejala diare atau mencret adalah tinja yang

encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam

sehari, yang kadang disertai:

o Muntah

o Badan lesu atau lemaho Badan lesu atau lemah

o Panas

o Tidak nafsu makan

o Darah dan lendir dalam kotoran

Page 16: EPIDEMIOLOGI DIARE

CARA PENULARAN DIARE

� Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan

makanan / air minum yang terkontaminasi tinja

/ muntahan penderita diare. Penularan langsung

juga dapat terjadi bila tangan tercemar

dipergunakan untuk menyuap makanan. dipergunakan untuk menyuap makanan.

Page 17: EPIDEMIOLOGI DIARE

FAKTOR YANG MENINGKATKAN

PENYEBARAN KUMAN PENYEBAB DIARE

� Tidak memadainya penyediaan air bersih

� Air tercemar oleh tinja

� Pembuangan tinja yang tidak hygienis

� Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek

Penyiapan dan penyimpanan makanan yang � Penyiapan dan penyimpanan makanan yang

tidak semestinya

� Penghentian ASI yang terlalu dini

Page 18: EPIDEMIOLOGI DIARE

PREVALENSI DIARE

� Prevalensi diare berdasarkan umur menurut

data dari hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional

(RISKESDAS) tahun 2007, diare tersebar di

semua kelompok umur dengan prevalensi

tertinggi terdeteksi pada balita (16,7%). tertinggi terdeteksi pada balita (16,7%).

� Prevalensi diare 13% lebih banyak di perdesaan

dibandingkan perkotaan,cenderung lebih tinggi

pada kelompok pendidikan rendah dan tingkat

pengeluaran RT per kapita rendah.

Page 19: EPIDEMIOLOGI DIARE

PREVALENSI DIARE (2)

� Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan5.051 kasus diare sepanjang tahun 2005 lalu di12 provinsi. Jumlah ini meningkat drastisdibandingkan dengan jumlah pasien diare padatahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.436 orang.

Di awal tahun 2006, tercatat 2.159 orang di� Di awal tahun 2006, tercatat 2.159 orang diJakarta yang dirawat di rumah sakit akibatmenderita diare. Melihat data tersebut dankenyataan bahwa masih banyak kasus diareyang tidak terlaporkan, departemen kesehatanmenganggap diare merupakan isu prioritaskesehatan di tingkat lokal dan nasional karenapunya dampak besar pada kesehatan mayarakat(Depkes RI 2008).

Page 20: EPIDEMIOLOGI DIARE

PREVALENSI DIARE (3)

Tahun Survei Penyebab kematian bayi Penyebab kematian balita

Proporsi Peringkat Proporsi Peringkat

SKRT 1986 15,5% 3 - -SKRT 1986 15,5% 3 - -

SKRT 1992 11% 2 - -

SKRT 1995 13,9% 3 15,3% 3

SURKESNAS 2001 9,4% 3 13,2% 2

Page 21: EPIDEMIOLOGI DIARE

INTERAKSI HOST, AGENT, DAN

ENVIRONMENT : HOST

� Menurut prevalensi yang didapat dari berbagai sumber, salah satunya dari hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS) pada Tahun 2007, penderita diare di Indonesia berasal dari semua umur, tetapi prevalensi tertinggi penyakit diare diderita oleh balita dan disusul oleh lansia yang berusia lebih dari 75 tahun. berusia lebih dari 75 tahun.

� Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi antara penderita dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama.

� Masyarakat yang menderita diare dapat berasal dari berbagai jenis status sosial ekonomi dan berbagai pekerjaan, namun, prevalensi tertinggi penyakit ini diderita oleh masyarakat yang tidak bekerja dan masyarakat yang bekerja sebagai petani, nelayan, atau buruh.

Page 22: EPIDEMIOLOGI DIARE

INTERAKSI HOST, AGENT, DAN

ENVIRONMENT : AGENT

� Entamoeba hystolitica

Infeksi terjadi karena tertelannya kista dalam

makanan dan minuman yang terkontaminasi

tinja. Kista yang tertelan mengeluarkan trofozoit

dalam usus besar dan memasuki submukosadalam usus besar dan memasuki submukosa

(Chandrasoma dan Taylor, 2006).

� Trichuris trichiura

Disebut juga cacing cambuk dan menimbulkan

penyakit trikuriasis.

Page 23: EPIDEMIOLOGI DIARE

INTERAKSI HOST, AGENT, DAN

ENVIRONMENT : ENVIRONMENT

� Beberapa faktor lingkungan yang menyebabkan

penyebaran penyakit diare:

o Tidak memadainya penyediaan air bersih

o Air tercemar oleh tinja

o Pembuangan tinja yang tidak hygieniso Pembuangan tinja yang tidak hygienis

o Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek

o Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak

semestinya

Page 24: EPIDEMIOLOGI DIARE

INTERAKSI HOST, AGENT, DAN

ENVIRONMENT

� Interaksi faktor host, agent, dan environment

pada penyakit diare merupakan interaksi antara

ketiga variabel tersebut. Lingkungan yang tidak

bersih dapat menyebabkan kuman penyebab

diare berkembang dengan pesat. Perilaku host diare berkembang dengan pesat. Perilaku host

juga dapat menjadi penyebab kuman penyebab

diare masuk ke dalam tubuh host sendiri melalui

jalur fecal oral.

Page 25: EPIDEMIOLOGI DIARE

POLA PENYAKIT MENURUT ORANG

� Menurut prevalensi yang didapat dari berbagai sumber, salah satunya dari hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional (RISKESDAS) pada Tahun 2007, penderita diare di Indonesia berasal dari semua umur, tetapi prevalensi tertinggi penyakit diare diderita oleh balita dan disusul oleh lansia yang berusia lebih dari 75 tahun. berusia lebih dari 75 tahun.

� Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi antara penderita dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama.

� Masyarakat yang menderita diare dapat berasal dari berbagai jenis status sosial ekonomi dan berbagai pekerjaan, namun, prevalensi tertinggi penyakit ini diderita oleh masyarakat yang tidak bekerja dan masyarakat yang bekerja sebagai petani, nelayan, atau buruh.

Page 26: EPIDEMIOLOGI DIARE

POLA PENYAKIT MENURUT TEMPAT

� Berdasarkan hasil RISKESDAS Tahun 2007,

distribusi penyebaran penyakit di Indonesia

hampir merata di seluruh provinsi, prevalensi

tertinggi penderita diare pada tahun tersebut

terdapat di provinsi Sumatera Selatan. terdapat di provinsi Sumatera Selatan.

Penyebaran tertinggi penyakit diare terdapat

pada daerah pedesaan.

Page 27: EPIDEMIOLOGI DIARE

POLA PENYAKIT MENURUT WAKTU

� Berdasarkan waktu. Penyakit diare termasuk

dalam kategori penyakit berdasarkan siklus.

Penyakit ini banyak terjadi pada musim hujan

dan paska banjir. Pada paska banjir, lingkungan

yang tidak sehat dapat menjadi media penularan yang tidak sehat dapat menjadi media penularan

penyakit diare.

Page 28: EPIDEMIOLOGI DIARE

PENCEGAHAN DIARE

� Memberikan ASI

� Memperbaiki makanan pendamping ASI

� Menggunakan air bersih yang cukup

� Mencuci tangan

Menggunakan jamban� Menggunakan jamban

� Membuang tinja bayi yang benar

� Memberikan imunisasi campak

Page 29: EPIDEMIOLOGI DIARE

MENGGUNAKAN AIR BERSIH YANG CUKUP

� Ambil air dari sumber air yang bersih

� Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih

dan tertutup serta gunakan gayung khusus

untuk mengambil air

� Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran� Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran

oleh binatang dan untuk mandi anak-anak

� Gunakan air yang direbus

� Cuci semua peralatan masak dan makan dengan

air yang bersih dan cukup

Page 30: EPIDEMIOLOGI DIARE

MENGGUNAKAN JAMBAN

� Keluarga harus mempunyai jamban yang

berfungsi dengan baik dan dapat dipakai oleh

seluruh anggota keluarga.

� Bersihkan jamban secara teratur.

� Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-� Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-

anak pergi ke tempat buang air sendiri, buang

air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan

setapak, dan tempat anak-anak bermain serta

lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari

buang air besar tanpa alas kaki.

Page 31: EPIDEMIOLOGI DIARE

PERAWATAN PENDERITA DIARE

� Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga

(kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila

ada berikan oralit)

� Meneruskan pemberian makanan yang lunak

dan tidak merangsang serta makanan ekstradan tidak merangsang serta makanan ekstra

sesudah diare.

� Membawa penderita diare ke sarana kesehatan

bila dalam 3 hari tidak membaik

Page 32: EPIDEMIOLOGI DIARE
Page 33: EPIDEMIOLOGI DIARE
Page 34: EPIDEMIOLOGI DIARE

DAFTAR PUSTAKA

� Sardjana. Hoirun Nisa. 2007. Epidemiologi Penyakit

Menular. Jakarta: UIN Press.

� http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5216

a1.htm diakses pada 23 April 2010.

http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/rr5216

a1.htm#tab1 diakses pada 23 April 2010.a1.htm#tab1 diakses pada 23 April 2010.

� http://www.rehydrate.org diakses pada 23 April 2010.

� http://www.sehatgroup.web.id/guidelines/isiGuide.asp

?guideID=7 diakses pada 23 April 2010.

http://209.85.175.104/search?q=cache:zsj5KrN_psgJ:li

brary.usu.ac.id/download/fkm/fkmhiswani7.pdf+patog

enesis+diare+filetype:pdf&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=i

d&lr=lang_id diakses pada 8 Mei 2010.

Page 35: EPIDEMIOLOGI DIARE

TERIMA KASIH