penyelidikan epidemiologi

26
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN PEKAT DAN BRANG BARA, SUMBAWA Disusun oleh : dr. Dina septiana Pembimbing : dr. Lita feradila rosa

Upload: rizka-nurul-firdaus

Post on 16-Jan-2016

62 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE

DI KELURAHAN PEKAT DAN BRANG BARA, SUMBAWA

Disusun oleh : dr. Dina septianaPembimbing : dr. Lita feradila rosa

Page 2: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

LATAR BELAKANG

Page 3: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

• Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi.

• Ditemukan pertama kali tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta

• Jumlah kasus DBD maupun luas daerah penyebaran di Sumbawa semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.

Page 4: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

• Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.

• Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya

• sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.

• Peningkatan kasus tiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana berisi air (bak mandi, kaleng bekas, dan tempat penampungan air lainnya).

Page 5: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

DEMAM BERDARAH DENGUE

Page 6: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Etiologi

• Disebabkan oleh virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus

• Virus dibawa oleh vektor nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus

Page 7: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Kriteria WHO 2010• Kriteria Klinis :1. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas selama 2-7 hari2. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan :

a. Uji bendung positifb. Petekie, ekimosisc. Epistaksis, perdarahan gusid. Hematemesis, melena

3. Pembesaran hati4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah sampai tidak teraba, penyempitan tekanan nadi (≤ 20 mmHg), hipotensi sampai tidak terukur, kaki dan tangan dingin, capillary refill time memanjang (> 2 detik), diuresis menurun sampai anuria, dan pasien tampak gelisah.

• Kriteria Laboratorium :1. Trombositopenia (100.000/µl atau kurang)2. Adanya kebocoran plasma karena peningkatan permeabilitas kapiler, dengan manifestasi sebagai berikut :

a. Peningkatan hematokritb. Penurunan hematokrit ≥

20% setelah mendapat terapi cairan

c. Efusi pleura/perikardial, ascites, hipoproteinemia

Page 8: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Page 9: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Derajat 1

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet

Derajat 2Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain

Derajat 3

Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, tampak gelisah

Derajat 4Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur

Page 10: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Penanggulangan DBDPenyelidikan epidemiologi

Penanggulangan fokus DBD

Penanggulangan KLB

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD)

Pemeriksaan jentik berkala

Program 3M plus

Page 11: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Penyelidikan epidemiologi dan Pemeriksaan jentik berkala

Pros Mudah dilakukan

dengan alat sederhana

Dapat langsung memberikan penyuluhan DBD kepada masyarakat

Pembagian bubuk abate langsung ke rumah-rumah positif jentik

Cons Butuh banyak tenaga untuk cakupan yang

lebih luas

Kadang terkendala medan yang akan

dipantau

Page 12: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Pembagian bubuk abate

• Diberikan pada rumah yang positif jentik• Aman dan mudah digunakan

Page 13: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PERMASALAHAN

Page 14: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Pemantauan jentik yang tidak dilakukan secara rutin

berkala, melainkan hanya bila ditemukan kasus demam

berdarah.

Masih banyak masyarakat yang kurang mengerti

mengenai penyakit DBD dan cara mencegahnya (3M+).

Kurangnya kesadaran masyarakat sumbawa

terhadap penanggulangan jentik.

Kurangnya personel petugas dan kader kesehatan yang melakukan pemantauan

jentik.

PERMASALAHAN

Page 15: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PEMECAHAN MASALAH

Page 16: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

• Pemantauan jentik dilakukan di rumah pasien yang positif menderita demam berdarah dengue dan di rumah-rumah sekitarnya dengan radius 100 meter dari rumah pasien.

Page 17: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

Tempat-tempat jentik yang harus dipantau antara lain:• Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari,

seperti drum, tangki, tempayan, bak mandi, dan ember.• Tempat penampungan air bukan untuk keperluan

sehari-hari, seperti tempat minum hewan peliharaan, vas bunga, dan barang-barang bekas yang dapat menampung air.

• Tempat penampungan air alamiah, seperti lubang pohon, tempurung kelapa, pelepah pisang, dan potongan batang bambu.

Page 18: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALATempat kegiatan Waktu

pelaksanaan

1. RT 01/RW 03 Kelurahan Brang bara 4 Maret 2015

2. RT 02/RW 07 Kelurahan Pekat 5 Maret 2015

3. RT 04/RW 08 Kelurahan Pekat 7 Maret 2015

Page 19: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA

Rumah yang positif terdapat jentik dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel hitung angka bebas jentik (ABJ) Rumah-rumah yang positif terdapat jentik diberikan penyuluhan singkat tentang cara pencegahan DBD dan dibagikan bubuk abate secara gratis.

Page 20: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

HASIL KEGIATAN

• RT 02/RW07 Kelurahan Pekat, Tanggal 4 Maret 2015 ABJ 60%

• RT 04/RW 08 Kelurahan Pekat, Tanggal 5 Maret 2015 ABJ 53%

• RT 01/ RW 03 Kelurahan Brang bara, Tanggal 7 Maret 2015 71%

Page 21: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

Angka bebas jentik <95%

Page 22: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

PEMECAHAN MASALAH

• Perlunya diadakan pemantauan jentik secara berkala

• Pelatihan kader jumantik (juru bebas jentik)• Kerjasama lintas sektor• Penyuluhan pencegahan DBD kepada warga

(3M+)

Page 23: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

KESIMPULAN

Page 24: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

• Kegiatan surveilans demam berdarah seperti ini sebaiknya dilakukan secara berkala dan rutin, serta perlu kerja sama dengan aparat pemerintahan lain.

• Setiap ditemukan kasus DBD, harus segera dilakukan tindakan Penyelidikan epidemiologi (PE), penanggulangan fokus DBD, pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN DBD), pemberantasan jentik berkala, dan program 3M+.

• Pemantauan secara berkala serta pembagian bubuk abate kepada warga merupakan salah satu cara yang paling efektif dan efisien untuk memberantas nyamuk DBD.

• Penyuluhan tentang DBD dan pemberantasan jentik nyamuk kepada warga perlu dilakukan dalam rangka pemberantasan DBD.

Page 25: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

DAFTAR PUSTAKACandra, Aryu, 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis, dan

Faktor Risiko Penularan. Aspirator Vol. 2 No. 2 Tahun 2010 : 110 - 119Departemen Kesehatan R.I., 2005.Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di

Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Departemen Kesehatan RIDepartemen kesehatan R.I., 2002. Pedoman Survey Entomologi DBD. Jakarta : Dirjen P2M dan PLDepartemen Kesehatan R.I., 2004. Petunjuk Pelaksanaan Pemberantasan Sarang

Nyamuk Demam Berdarah Dengeu (PSN DBD) oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik), Dirjen P2M dan PL. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

Suhendro, Nainggolan, Chen, Pohan, 2006. “Demam Berdarah Dengue”. Disunting oleh Sudoyo, Setyohadi, Alwi, Simadibrata, dan Setiati.Buku Ajar Ilmu Penyakit DalamJilid III. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia

Page 26: PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

TERIMA KASIH