rpp kimia kelas xi

180
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawa Kompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik Indikator : Menjelaskan teori atom mekanika kuantum. Kerja keras : berusaha untuk mengkaji dan memahami teori atom mekanika kuantum) I. Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke 1 1.Melalui diskusi informasi tentang teori atom, siswa dapat menjelaskan teori atom mekanika kuantum dengan menujukan sikap gemar membaca beberapa literatur. 2. Melalui diskusi informasi tentang orbital, siswa dapat menentukan orbital suatu elektron (kemungkinan elektron berada)dengan menunjukan sikap kerja keras dalam diskusi kelas II. Materi Pembelajaran Pertemuan ke-1 Teori atom mekanika kuantum Teori atom mekanika kuantum merupakan penyempurnaan dari teori atom Bohr Hal yang mendasai teori atom mekanika kuantum adalah 1. Teori atom Bohr dan teori kuantum radiasi Planck Semua radiasi elektromagnet berkelakuan sebagaimana radiasi tersusun dari satuan energi kecil yang disebut kuantum. Masing-masing kuantum memiliki energi yang

Upload: samsul-bahri

Post on 15-Jan-2016

256 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

rpp

TRANSCRIPT

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 1Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum

untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik

Indikator : Menjelaskan teori atom mekanika kuantum. Kerja keras : berusaha untuk mengkaji

dan memahami teori atom mekanika kuantum)I. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke 1 1. Melalui diskusi informasi tentang teori atom, siswa dapat menjelaskan teori atom

mekanika kuantum dengan menujukan sikap gemar membaca beberapa literatur.2. Melalui diskusi informasi tentang orbital, siswa dapat menentukan orbital suatu

elektron (kemungkinan elektron berada)dengan menunjukan sikap kerja keras dalam diskusi kelas

II. Materi PembelajaranPertemuan ke-1 Teori atom mekanika kuantum

Teori atom mekanika kuantum merupakan penyempurnaan dari teori atom BohrHal yang mendasai teori atom mekanika kuantum adalah

1. Teori atom Bohr dan teori kuantum radiasi PlanckSemua radiasi elektromagnet berkelakuan sebagaimana radiasi tersusun dari satuan energi kecil yang disebut kuantum. Masing-masing kuantum memiliki energi yang sebanding dengan frekuensi () sinar.Dengan persamaan Planck, Bohr dapat menjelaskan bahwa terjadinya spektrum garis pada hidrogen disebabkan adanya perpindahan elektron dari lintasan sebelah luar (n2) ke lintasan yang lebih dalam (n1).

2. Hipotesis de BroglieTeori atom Bohr walaupun cukup memuaskan tetapi tidak dapat menerangkan mengapa elektron dapat didifraksikan melalui sebuah kristal (peristiwa difraksi hanya dapat diterangkan dengan teori gelombang). de Broglie mengemukakan bahwa elektron yang bergerak mempunyai sifat-sifat gelombang. Elektron bergerak dengan kecepatan tidak tetap (bervariasi).

3. Prinsip ketidakpastian HeisenbergPrinsip ketidak pastian Heisenberg menyatakan bahwa momentum dan posisi dari suatu partikel tidak dapat diketahui secara bersamaan (simultan) dengan derajat kepastian.Prinsip ketidakpastian Heisenberg menerangkan kelemahan model atom Bohr. Teori atom Bohr beranggapan bahwa elektron memiliki orbit yang tepat. Dengan

demikian, posisi (r) dan momentum (mv) diketahui dengan tepat. Ini tidak sesuai dengan prinsip ketidakpastian Heisenberg dan merupakan kelemahan dari teori atom Bohr.

4. Mekanika kuantum SchrodingerErwin Schrodinger menayatakan bahwa kedudukan elektron pada saat tertentu tidak dapat ditentukan secara pasti tetapi hanya dapat ditentukan kebolehjadiannya. Kebolehjadian daerah dalam ruang yang dapat ditempati oleh sejumlah elektron tertentu disebut orbital.

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan Ke- 1 ( 2 x 45’) a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan siswa memperhatikan

penjelasan dari guru4. Guru mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelas tentang teori atom yang telah

dipelajari di kelas X,siswa menjawab dengan sopan dan tertipb. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang teori atom Bohr dan Mekanika kuantumElaborasi :

Memberikan soal latihan untuk didiskusikan tentang : 1. teori atom Bohr dan kaitannya dengan spektrum cahaya.2. sifat dualisme cahaya, yaitu cahaya sebagai materi dan cahaya sebagai

gelombang.3. kelemahan model atom Bohr sehingga perlu disempurnakan dengan

model atom mekanika kuantum.4. hipotesis Louis de Broglie, Heisenberg dan Schrodinger

dengan menunjukan sikap Gemar membaca dan kerja keras dalam menjawab soal-soal.

Komfirmasi : Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dengan membahas soal-soal yang didikusikan. Impelementasi PBKB : Membaca beberapa sefrensi untuk menetahui

kelemahan teori atim Bohr sehingga perlu disempurnakan dengan teori atom mekanika kuantum, setra menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)Menyimpulkan Materi PembelajaranKesimpulanTeori Atom Mekanika Kuantum

Menurut Niels Bohr, spektrum pada unsur terjadi akibat adanya perpindahan elektron. Niels Bohr mengamati spektrum atom hidrogen yang hanya mempunyai sebuah elektron dengan asumsi bahwa dengan hanya ada sebuah elektron maka akan lebih mudah mengamati bagaimana elektron tersebut mengalami perpindahan.Model atom Bohr hanya baik digunakan untuk atom yang sangat sederhana tetapi tidak untuk atom yang lebih kompleks.

Model mekanika kuantum bersandar pada teori kuantum, yang menyatakan bahwa materi memiliki sifat-sifat yang sama seperti gelombang (Hukum De Broglie). Menurut teori kuantum, letak (posisi) dan momentum (kecepatan dan arah) suatu elektron pada satu waktu tidak mungkin diketahui dengan pasti (prinsip ketidakpastian Heisenberg).  Jadi, lingkaran Bohr yang pasti harus digantikan dengan orbital (awan elektron), yaitu volume ruang yang kemungkinan besar terdapat elektron. Dengan kata lain, kepastian diganti dengan kebolehjadian (probabilitas).

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang teori atom mekanika kuantum

Tugas Terstruktur1. Jelaskan perbedaan model atom Bohr dengan Teori Atom Mekanika kuantum

tentang posisi elektron dalam atom .V. Alat dan Sumber Belajar

Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 2Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum

untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik

Indikator Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada) kerja keras :

Berusaha dengan giat untuk dapat menentukan bilangan kuantum suatu atom) Menjelaskan kulit dan subkulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum. (kerja

keras: Bekerja secara optimal untuk dapat menentukan hubungan antara sub kulit dengan bilangan kuantum)

I. Tujuan PembelajaranPertemuan ke 21. Melalui diskusi informasi tentang bilangan kuantum, siswa dapat menjelaskan

kulit dan subkulit serta hubungannya dengan bilangan kuantum.secara kereatifII. Materi Pembelajaran

Pertemuan ke 2Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom dilakukan dengan menggunakan bilangan kuantum. a. Bilangan Kuantum Utama (n)

Menyatakan di kulit ( tingkat energi) mana elektron beredar. Nilai n dari bilangan kuantum utama, yaitu 1 sampai dengan 7 atau kulit K sampai dengan Q.

b. Bilangan Kuantum Azimut (l).Menyatakan di sub kulit mana elektron beredar. Sub kulit dinyatakan dalam lambang s ( untuk l = 0) , p ( untuk l = 1) , d ( untuk l = 2) dan f ( untuk l = 3). Banyaknya subkulit pada tiap kulit sesuai dengan harga n. Harga l dimulai dari 0 sampai dengan n – 1 .

c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)Menyatakan di orbital mana elektron beredar. Orbital biasanya digambarkan dalam bentuk segiempat. Sub kulit s (l = 0) mempunyai satu harga m = 0 ( satu orbital).

d. Bilangan Kuantum Spin (s)Menyatakan ke arah mana elektron beredar. Elektron pada waktu beredar, mengelilingi inti akan berputar pada sumbunya dan perputaran elektron akan menimbulkan medan megnet. Arah perputaran elektron yang mungkin adalah searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.s = + ½ ( searah jarum jam) ; s = – ½ ( berlawanan arah jarum jam)

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan ke 2a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan siswa memperhatikan

penjelasan dari guru4. Guru mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelas tentang perbedaan teori atom Bohr

dengan teori atom Mekanika Kuantum yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya ,siswa menjawab dengan sopan dan tertip

b. Kegiatan IntiEksplorasi : Membaca literatur tentang teori Bilangan KuantumElaborasi :

Memberikan soal latihan untuk didiskusikan tentang bagemana menentukan bilangan kuantum suatu electron, hubungan kulit dan subkulit dengan bilangan kuantum . dengan menunjukan sikap Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi : Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dengan membahas soal-soal yang didikusikan.

Impelementasi PBKB : Menemukan cara singkat menentukan bilangan kuantum (kereatif) , dan menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)Menyimpulkan Materi PembelajaranKesimpulanBilangan Kuantuma. Bilangan kuantum utama (n = 0, 1, 2, 3, …) menyatakan pada kulit ( tingkat

energi) mana elektron beredar. b. Bilangan kuantum azimut (l = 0 s.d n-1), menyatakan pada sub kulit mana

elektron beredar. Sub kulit dinyatakan dalam lambang s ( untuk l = 0), p ( untuk l = 1), d ( untuk l = 2) dan f ( untuk l = 3)

c. Bilangan kuantum magnetik (m = -l s.d +l) menyatakan pada orbital mana elektron beredar. Orbital biasanya digambarkan dalam bentuk segi empat.

d. Bilangan Kuantum Spin (s) menyatakan ke arah mana elektron beredar. Arah perputaran elektron yang mungkin adalah searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.

s = +½ ( searah jarum jam) ; s = -½ (berlawanan arah jarum jam)

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang ke empat bilangan kuantum

Tugas Terstruktur1. Tentukan bilangan kuantum n dan l untuk elektron yang terdapat pada sub kulit :

a. 2s c. 5f e. 2pb. 4p d. 3d f. 3s

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 3Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum

untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik

Indikator Menggambarkan bentuk-bentuk orbital. (Mandiri :Menunjukan sikap kemandirian

dalam menggambar bentuk – bentuk orbital)I. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke 31. Melalui diskusi informasi tentang orbital, siswa dapat menggambarkan bentuk-

bentuk orbital dengan menunjukan sikap ketelitian dalam menggambar bentuk-bentuk orbital.

II. Materi Pembelajaranpertemuan ke 3Bentuk – Bentuk Orbital :o Sub kulit s mempunyai satu orbital, yaitu orbital s.

Bentuk orbital s seperti bola/bulat/spherical.Artinya : elektron yang ada pada orbital s berada sama jauh dan segala arah terhadap

inti atom.

o Sub kulit p mempunyai tiga orbital, yaitu px , py dan pz

Bentuk orbital p seperti bola yang terpilin .Sub kulit p mempunyai 3 orbital yang terletak pada sumbu X , Y dan Z sehingga sub kulit p dibedakan atas px , py dan pz

o Sub kulit d mempunyai lima orbital

Sub kulit d mempunyai 5 orbital yang mempunyai tingkat energi yang setara,yaitu dx2,dx2- dy2,dxy,dxz,dz2.

Gambar orbital d:

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan ke 3a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan siswa

memperhatikan penjelasan dari guru4. Guru mengajukan pertanyaan dalam diskusi kelas tentang keempat bilangan

kuantum yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya,siswa menjawab dengan sopan dan tertip

b. Kegiatan IntiEksplorasi : Membaca literatur tentang bentuk-bentuk orbital Elaborasi :

Memahami bentuk-bentuk orbital melalui diskusi kelas dengan menunjukan sikap rasa ingi tahu dan menghargai pendapat orang lain

Komfirmasi : Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dengan memberikan gambar bentuk-bentuk Orbilat. Impelementasi PBKB : Menemukan cara singkat menentukan bentuk-

bentuk Orbital (kereatif) , dan menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)Menyimpulkan Materi PembelajaranKesimpulanBentuk – Bentuk Orbital :o Sub kulit s mempunyai satu orbital, yaitu orbital s. Bentuk orbital s seperti

bola/bulat/spherical.

o Sub kulit p mempunyai tiga orbital, yaitu px , py dan pz. Bentuk orbital p seperti

bola yang terpilin .

o Sub kulit d mempunyai 5 orbital yang mempunyai tingkat energi yang

setara,yaitu dx2,dx2- dy2,dxy,dxz,dz2.

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang bentuk-bentuk Orbital sub kulit s, p, dan d

Tugas Terstruktur 1. Gambarkan bentuk orbital dari sub kulit

a. s b. p c. d

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 4Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum

untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik

Indikator Menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund, dan asas larangan Pauli untuk menuliskan

konfigurasi elektron dan diagram orbital. (Rasa ingin tahu : Berusaha memahami cara menuliskan komfigurasi elektrom dan menggambarkan diagram orbitalnya)

I. Tujuan PembelajaranPertemuan ke-41. Dengan menunjukan sikap kerja keras melalui diskusi informasi tentang konfigurasi

elektron, siswa dapat menggunakan prinsip Aufbau, aturan Hund, dan asas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital;

2. Dengan menumbuhkan rasa ingin tahu dan kerja keras melalui latihan tentang konfigurasi elektron, siswa dapat menuliskan konfigurasi electron suatu atom/ion.

3. Dengan kedisiplinan mengerjakan soal-soal Latihan, siswa dapat menggambarkan diagram orbital dari konfigurasi electron

II. Materi PembelajaranPertemuan ke-4Konfigurasi ElektronAda 3 aturan atau prinsip yang harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi elektron yaitu :a. Aturan Aufbau (meningkat)

Pengisian elektron – elektron ke dalam orbital dimulai dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.Aturan (n + l) berikut dapat digunakan untuk menentukan energi relatif orbital di subkulit satu dengan lainnya. 1) Apabila 2 orbital mempunyai nilai ( n + l) yang berbeda, maka orbital dengan

nilai ( n + l) yang lebih rendah akan mempunyai energi yang lebih rendah.Contoh : orbital di subkulit 4s ( n = 4 , l = 0 ) memiliki energi yang lebih rendah

dibandingkan dengan orbital di subkulit 3d ( n = 3 , l = 2 )2) Apabila 2 orbital mempunyai nilai ( n + l) yang sama, maka orbital dengan nilai n

yang lebih rendah akan mempunyai energi yang lebih rendah.Contoh : orbital di subkulit 4p ( n = 4 , l = 1 ) memiliki energi yang lebih rendah

dibandingkan dengan orbital di subkulit 5s ( n = 5 , l = 0 ).

Urutan Pengisian Elektron Pada Orbital

b. Asas Larangan PauliTidak boleh ada elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Bila ada dua elektron menempati satu orbital harga n , l , m sama maka bilangan kuantum spin harus berbeda.

c. Aturan HundPengisian orbital – orbital yang mempunyai energi sama, maka mula – mula elektron menempati orbital secara sendiri – sendiri dengan spin paralel/searah, setelah penuh baru berpasangan.

Beberapa catatan tentang konfigurasi elektron :

1. Dua cara menuliskan urutan sub kulitContoh : konfigurasi elektron Skandium (Z = 21) dapat ditulis dengan 2 cara(a) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 [berdasarkan urutan tingkat energinya](b) 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 [berdasarkan sub kulit]Menyingkat penulisan konfigurasi elektron dengan menggunakan konfigurasi elektron gas muliaContoh : 21Sc : [Ar] 3d1 4s2

Kestabilan sub kulit d yang terisi penuh atau setengah penuhTerdapat beberapa penyimpangan pengisian elektron berdasarkan asas Aufbau dengan yang ditemukan berdasarkan percobaan.Contoh : 24Cr : [Ar] 3d5 4s1

29Cu : [Ar] 3d10 4s1

Konfigurasi Elektron Ion1. Ion tunggal yang bermuatan x+ terbentuk dari atom netralnya dengan melepaskan x

elektron. Elektron yang dilepas adalah elektron dari kulit terluarnya.Contoh : 13Al : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 Al 3+: 1s2 2s2 2p6

21Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 Sc 3+:[Ne] 2s2 2p6 (konfigurasi elektron dari Ar)

2. Ion tunggal yang bermuatan x - terbentuk dari atom netralnya dengan menyerap x elektron. Elektron yang diserap itu mengisi orbital dengan tingkat energi terendah yang belum penuh. Contoh : 17C:1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 Cl - :[Ne] 3s2 3p6 (jumlah elektron 18)

16S :1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 S2- :[Ne] 3s2 3p6 (jumlah elektron 18)

Urutan tingkat energi orbital adalah sebagai berikut :1s – 2s – 2p – 3s – 3p – 4s – 3d – 4p – 5s – 4d – 5p – 6s – 4f – 5d – 6p – 7s dst

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah PembelajaranPertemuan Ke- 4 (2x45’) a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan siswa

memperhatikan penjelasan dari guru4. Menanyakan tentang orbital, kulit dan subkulit yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya.b. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang aturan atau prinsip yang harus diperhatikan

dalam penentuan konfigurasi elektron Elaborasi :

Memberikan soal latihan untuk didiskusikan tentang kompigurasikan electron dengan menerapkan aturan atau prinsip yang harus dipertimbangkan . dengan menunjukan sikap Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dengan memberikan jawaban yang benar.

Impelementasi PBKB : Menemukan cara singkat menentukan komfigurasi electron (kereatif) , dan menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanAda 3 aturan atau prinsip yang harus dipertimbangkan dalam penentuan konfigurasi elektron, yaitu :1. Aturan Aufbau(meningkat)

Pengisian elektron – elektron ke dalam orbital dimulai dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.Diagram tingkat energi orbital

Urutan tingkat energi orbital adalah sebagai berikut :1s – 2s – 2p – 3s – 3p – 4s – 3d – 4p – 5s – 4d – 5p – 6s – 4f – 5d – 6p – 7s dst

2. Asas Larangan PauliTidak ada elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang sama. Bila ada 2 elektron menempati satu orbital harga n , l , m sama maka bilangan kuantum spin harus berbeda.

3. Aturan HundPengisian orbital – orbital yang mempunyai energi sama, maka mula – mula elektron menempati orbital secara sendiri – sendiri dengan spin paralel/searah, setelah penuh baru berpasangan.

KONFIGURASI ELEKTRON ION1. Ion tunggal yang bermuatan x+ terbentuk dari atom netralnya dengan melepas

x elektron. Elektron yang dilepas adalah elektron dari kulit terluarnya.2. Ion tunggal yang bermuatan x- terbentuk dari atom netralnya dengan

menyerap x elektron. Elektron yang diserap itu mengisi orbital dengan tingkat energi terendah yang belum penuh.

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang prinsip Aufbau, aturan Hund, dan asas larangan Pauli

untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital;2. Menanyakan kembali tentang cara menuliskan konfigurasi electron suatu atom/ion.3. Menanyakan kembali tentang cara menggambarkan diagram orbital dari

konfigurasi elektronTugas Terstruktur1. Tentukan harga keempat bilangan kuantum n, l, m dan s untuk elektron terakhir

dari :a. 14 Si b. 27 Co c. 26 Fe+2 d. 16 S

2. Tentukan nomor atom unsur berikut yang mempunyai harga keempat bilangan kuantum dari elektron terakhir sebagai berikut :a. atom X dengan n = 2 l =1 m = 0 s= – ½ b. atom Y dengan n = 4 l = 0 m = 0 s=+ ½

3. Unsur Y memiliki nomor massa 40 dan jumlah neutron 20a. Tuliskan konfigurasi elektron atom Y dan ion Y 2+

b. Harga keempat bilangan kuantum elektron terakhir atom Y dan ion Y 2+

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 5Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum

untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur dalam tabel periodik

Indikator Menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem

periodik. (Kerja keras : Berusaha maksimal untuk dapat memahami hubungan konfigurasi electron dengan letaknya dalam SPU)

I. Tujuan PembelajaranPertemuan ke-51. Melalui diskusi informasi dan latihan tentang konfigurasi elektron, siswa dapat

menghubungkan konfigurasi elektron suatu unsur dengan letaknya dalam sistem periodik. Dengan menunjukan sikap kerja keras dan disiplin dalam menyelesaikan s0al-soal latihan

II. Materi Pembelajaran

Pertemuan ke-5Sistem Periodik Dan Konfigurasi ElektronLetak unsur dalam Sistem Periodik Unsur (SPU) ditunjukkan oleh bilangan kuantum utama (n) dan elektron valensi ( banyak elektron pada kulit terluar)

Cara penentuan Golongan dan Periode adalah sebagai berikut :1. Periode ditentukan dengan melihat nomor kulit terbesar yang diisi elektron.2. Golongan, unsur dibagi dalam kelompok:

a. Unsur golongan utamab. unsur golongan transisic. unsur golongan transisi dalam

Penentuan unsur utama (Blok s dan blok p)Untuk unsur golongan utama, golongan sama dengan jumlah elektron valensi.

Penentuan Golongan Unsur transisi ( blok d ):

VIIIA ns2 np6

VIIA ns2 np5

VIA ns2 np4

VA ns2 np3

IVA ns2 np2

IIIA ns2 np1

IIA ns2

IA ns1

Blok p (ciri p)

Blok s (ciri s)

Golongan Utama

Jika konfigurasi elektron untuk unsur transisi dituliskan ........nsx(n-1)dy,maka:a. Jika x + y < 8 maka golongannya adalah (x + y)B.b. Jika 8 ≤ x + y ≤ 10 ,maka golongannya adalah VIIIBc. Jika x + y ≥ 10,maka golongannya adalah (x + y – 10)B

Penentuan golongan unsur transisi dalam ( Blok f)

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke- 5 (2x45’) a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siswa memperhatikan

penjelasan guru.4. Menanyakan tentang konfigurasi electron dan electron valensi yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya,siswa menjawab dengan tertib dan sopan.b. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang hubungan konfigurasi electron dengan system

periodic unsurElaborasi :

Latihan menentukan letak unsur dalam system periodic unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya . dengan menunjukan sikap Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dan memberikan soal yang lebih sulut. Impelementasi PBKB : Menemukan cara singkat menentukan

komfigurasi electron (kereatif) , dan menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)/MenyimpulkanKesimpulan

IIB (n-1)d10 s2

IB (n-1)d9 s2

VIIIB (n-1)d8 s2

VIIIB (n-1)d6 s8

VIIIB (n-1)d7 s2

VIIB (n-1)d5 s2

VIB (n-1)d4s2

VB (n-1)d3 s2

IVB (n-1)d2 s2

IIIB (n-1)d1 s2

Golongan Transisi (ciri s dan d)

Aktinida 5f (periode 7 Gol. III B

Lantanida 4f (periode 6 Gol. III BTransisi dalam (ciri s dan f)

SISTEM PERIODIK DAN KONFIGURASI ELEKTRONAda keterkaitan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik. Cara penentuan Golongan dan Periode adalah sebagai berikut :1. Periode, ditentukan dengan melihat kulit terluar yang diisi elektron.2. Golongan

Untuk menentukan golongan, unsur dibagi dalam kelompok:a. unsur utamab. unsur transisic. unsur transisi dalam

Penentuan unsur utama (Blok s dan blok p)

Penentuan Golongan Unsur transisi ( blok d ):

Penentuan golongan unsur transisi dalam ( Blok f)

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang hubungan konfigurasi electron dengan system periodic

unsure2. Menanyakan kembali cara menentukan letak unsur dalam system periodic unsur

berdasarkan konfigurasi elektronnyaTugas Terstruktur1. Tentukanlah pada blok manakah unsur berikut :

a. 12A b. 15B c. 27C2. Tentukanlah golongan dan periode unsur berikut :

a. A : 1s2 2s2 2p6 3s1 c. D : [Kr] 5s2 4d8 e. E : [Kr]4d10 5s2 5p6

b. B : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4 d. C : [Kr] 4s2 3d5

3. Tentukan bilangan kuantum elektron terakhir unsur X yang terletak pada periode 3 golongan VIA !

VIIIA ns2 np6

VIIA ns2 np5

VIA ns2 np4

VA ns2 np3

IVA ns2 np2

IIIA ns2 np1

IIA ns2

IA ns1

Blok p (ciri p)

Blok s (ciri s)

Golongan Utama

IIB (n-1)d10 s2

IB (n-1)d9 s2

VIIIB (n-1)d8 s2

VIIIB (n-1)d6 s8

VIIIB (n-1)d7 s2

VIIB (n-1)d5 s2

VIB (n-1)d4s2

VB (n-1)d3 s2

IVB (n-1)d2 s2

IIIB (n-1)d1 s2

Golongan Transisi (ciri s dan d)

Aktinida 5f (periode 7 Gol. III B

Lantanida 4f (periode 6 Gol. III BTransisi dalam (ciri s dan f)

Catatan :Jika konfigurasi elektron untuk unsur transisi dituliskan ........nsx(n-1)dy,maka:– Jika x + y < 8 maka golongannya

adalah (x + y)B.– Jika 8 ≤ x + y ≤ 10 ,maka

golongannya adalah VIIIB

– Jika x + y ≥ 10,maka golongannya adalah (x + y – 10)B

4. Jika diketahui suatu unsur memiliki bilangan kuantum n = 3 ; l = 2 ; m = – 2; s = + ½ . tentukan letak unsur tersebut dalam tabel periodik .

5. Unsur X memiliki bilangan kuantum elektron terakhir n = 3 l =2 m = – 2 s = – ½ a. Tuliskan konfigurasi elektron atom X !b. Tuliskan konfigurasi elektron ion X 3+ !c. Tentukan letak unsur tersebut dalam SPU !

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 6-7Alokasi Waktu : 4 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.2 Menjelaskan teori jumlah pasangan elektron di sekitar

inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul

Indikator Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori tolakan pasangan elektron valensi

(VSEPR). (Rasa ingin tahu : Berusaha untuk mengetahui bentuk molekul berdasarkan teori pasangan electron)

Menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi. (Kerja Keras : Berusaha dengan giat untuk dapat menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibriditas)

I. Tujuan PembelajaranPertemuan ke-6 1. Melalui diskusi informasi dan latihan, siswa dapat menentukan bentuk molekul

berdasarkan teori tolakan pasangan elektron valensi (VSEPR); dengan tetap menghargai pendapat teman (toleransi) dan disiplin dalam menjawab soal-soal

Pertemuan ke 72. Dengan tetap menghargai pendapat teman (toleransi) dan sikap disiplin dalam diskusi

informasi dan latihan, siswa dapat menentukan bentuk molekul berdasarkan teori hibridisasi.

II. Materi PembelajaranPertemuan ke-6

Teori Domain Elektron/VSEPRDomain Elektron menyatakan bahwa “ pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas saling tolak menolak, sehingga tiap – tiap pasangan elektron cenderung berjauhan satu sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan tersebut”Teori ini juga disebut teori VSEPR atau teori tolakan pasangan elektron valensi.Teori Domain Elektron dibagi menjadi dua, yaitu :a. Domain elektron ikatan , merupakan domain elektron yang mengandung pasangan

elektron ikatan ( pasangan elektron yang digunakan bersama).b. Domain elektron bebas, merupakan domain elektron yang mengandung pasangan

bebas ( pasangan elektron yang tidak digunakan bersama)Catatan : Pasangan Elektron Ikatan (PEI) dan Pasangan Elektron Bebas (PEB) yang dimiliki atom pusat disebut Domain Elektron.Jika jumlah elektron dalam domain elektron semakin banyak maka gaya tolak – menolaknya akan semakin besar.Berdasarkan teori VSEPR, setiap molekul diberikan notasi khusus untuk menunjukkan jumlah PEI dan PEB molekul tersebut

A = atom pusat E = PEBX = PEI n = bilangan bulat

Cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori Domain Elektron/ Teori VSEPRLangkah – langkah penentuan :1) Gambarkan struktur Lewis yang paling mungkin untuk molekul yang akan dicari.2) Tentukan jumlah domain elektron yang ada disekitar atom pusat3) Tentukan jumlah PEI dan PEB molekul tersebut4) Tentukan notasi VSEPR – nya

Untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik, ada beberapa langkah yang harus kalian ikuti :1. Hitung jumlah pasangan elektron pada semua atom

Pasangan elektron= Jumlah pasanganelektron ± muatan2

2. Hitung jumlah PEI pada atom pusatPEI = jumlah atom – 1

3. Hitung jumlah pasangan elektron yang berada di sekitar atom pusatPasangan pusat = pasangan elektron – ( 3 x jumlah atom ujung) [ kecuali H]

4. Hitung jumlah PEBPEB = pasangan pusat – PEB

Pertemuan ke 7Teori HibridisasiHibridisasi adalah penggabungan orbital yang memiliki tingkat energy yang berbeda menjadi orbital dengan energy yang setingkat.Orbital yang dihasilkan dari penggabungan orbital atom tersebut disebut orbital hibrida.Dalam bagan hibridisasi banyaknya orbital hibrida sama dengan jumlah orbital atom yang terlibat. Lambangnya menunjukkan orbital atom tersebut. Jadi, sp3 menunjukkan adanya satu orbital s dan tiga orbital p yang bergabung menghasilkan satu perangkat orbital hibrida baru yang terdiri dari empat orbital hibrida.Bentuk MolekulUntuk menjelaskan bentuk molekul dengan teori domain elektron harus digambarkan rumus struktur Lewis dari senyawa yang bersangkutan. Berdasarkan teori Domain Elektron terdapat 5 macam bentuk dasar molekul kovalen :1. LINEAR

Bentuk molekul ini disusun oleh 3 atom yang berikatan dalam satu garis lurus dan sebuah atom menjadi atom pusatnya. Jadi terdapat 2 pasang elektron ikatan ( 2 domain) dengan sudut 180 0. Contoh : BeCl2

2. SEGITIGA DATARBentuk molekul segitiga datar adalah segitiga samasisi yang disusun oleh 4 atom. Sebuah atom sebagai atom pusat yang berikatan dengan 3 atom lainnya dengan sudut ikat 120 0. Jadi terdapat 3 pasang elektron ikatan ( 3 domain) Contoh : BCl3 dan BF3

3. TETRAHEDRALBentuk molekul ini seperti piramida yang tersusun oleh 5 atom dengan sebuah atom sebagai atom pusatnya. Jadi terdapat 4 pasang elektron ikatan ( 4 domain) dengan sudut ikat 109,5 0. Contoh : CH4 dan CCl4

AXnEn

4. TRIGONAL BIPIRAMIDABentuk molekul ini terdiri atas 2 bentuk piramida yang tergabung dalam satu bidang dimana atom pusatnya dikelilingi oleh 5 atom lain. Jadi terdapat 5 pasang elektron ikatan ( 5 domain) Contoh : PCl5

5. OKTAHEDRALBentuk molekul ini terdiri atas 8 bidang yang merupakan segitiga samasisi. Dalam bentuk molekul oktahedral terdapat 6 domain yang semuanya membentuk sudut 90 0

terhadap atom pusat. Contoh : SF6

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke- 6-7 ( 4 x45’) a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa sukur kepada Allah SWT3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan

penjelasan guru 4. Menanyakan tentang cara menuliskan rumus titik Lewis yang telah dipelajari di

Kelas X,siswa menjawab dengan tertib dan sopan.b. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dan

teori Hibridisasi.Elaborasi :

Memberikan soal latihan untuk didiskusikan tentang bentuk-bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dan teori Hibridisasi serta pengaruhnya terhadap kepolaran. dengan menunjukan sikap Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dan memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Menemukan cara singkat untuk

menggambarkan bentuk –bentuk molekul dan hubungannya dengan kepolaran (kereatif) , serta menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanTeori Domain Elektron/VSEPR

Domain Elektron menyatakan bahwa “ pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas saling tolak menolak, sehingga tiap – tiap pasangan elektron cenderung berjauhan satu sama lain untuk meminimalkan gaya Berdasarkan teori VSEPR, setiap molekul diberikan notasi khusus untuk menunjukkan jumlah PEI dan PEB molekul tersebut

A = atom pusat E = PEBX = PEI n = bilangan bulat

Teori HibridisasiHibridisasi adalah penggabungan orbital yang memiliki tingkat energy yang berbeda menjadi orbital dengan energy yang setingkat.Orbital yang dihasilkan dari penggabungan orbital atom tersebut disebut orbital hibrida.Dalam bagan hibridisasi banyaknya orbital hibrida sama dengan jumlah orbital atom yang terlibat. Bentuk MolekulBerdasarkan teori Domain Elektron terdapat 5 macam bentuk dasar molekul kovalen :1. LINEAR

Tersusun oleh 3 atom yang berikatan, sebuah atom menjadi atom pusatnya dan terdapat 2 pasang elektron ikatan (2 domain) dengan sudut 180 0. Contoh : BeCl2

2. SEGITIGA DATARTersusun oleh 4 atom. Sebuah atom sebagai atom pusat yang berikatan dengan 3 atom lainnya dengan sudut ikat 1200 dan terdapat 3 pasang elektron ikatan (3 domain) Contoh : BCl3 dan BF3

3. TETRAHEDRALTersusun oleh 5 atom dengan sebuah atom sebagai atom pusatnya dan terdapat 4 pasang elektron ikatan ( 4 domain) dengan sudut ikat 109,5 0. Contoh : CH4 dan CCl4

4. TRIGONAL BIPIRAMIDATersusun oleh 6 atom dengan sebuah atom sebagai atom pusatnya dan terdapat 5 pasang elektron ikatan ( 5 domain). Contoh : PCl5

5. OKTAHEDRALBentuk molekul ini terdiri atas 8 bidang yang merupakan segitiga samasisi. Dalam bentuk molekul oktahedral terdapat 6 domain yang semuanya membentuk sudut 90 0 terhadap atom pusat. Contoh : SF6

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang bentuk molekul berdasarkan teori VSEPR dengan

menggunakan model molekul atau balon.2. Menanyakan kembali tentang cara menggambarkan bentuk molekul berdasarkan

teori VSEPR.3. Menanyakan kembali tentang pengertian hibridisasi.4. Menanyakan kembali tentang cara menggambarkan bentuk molekul berdasarkan

teori hibridisasi.Tugas TerstrukturRamalkan bentuk molekul yang dimiliki senyawa berikut dan tentukan muatan formal atom pusatnya.a. ClF3 d. CH4 g. XeF4 j. PCl3

AXnEn

b. IF5 e. XeF2 h. SO2 k. SiCl4

c. BeCl2 f. H2O i. SF6 l. SbCl5

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 8Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat

periodik unsur, struktur molekul dan sifat-sifat senyawaKompetensi Dasar : 1.3 Menjelaskan interaksi antarmolekul (gaya antar-

molekul) dengan sifatnyaIndikator Menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya

antarmolekul (gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen). ( Gemar membaca : Membaca referensi untuk dapat menjelaskan perbedaan sifat fisik senyawa berdasarkan gaya antar molekul)

Menerapkan hubungan antara besarnya gaya van der Waals dengan ukuran molekul untuk menjelaskan sifat fisiknya.(Kerja keras : Berusaha dengan optimal untuk dapat memahami hubungan antara besarnya gaya van der Waals dengan ukuran molekul untuk menjelaskan sifat fisiknya)

I. Tujuan PembelajaranPertemuan ke-81. Dengan memumbuhkan sikap gemar membaca dan rasa ingin tahu Melalui

diskusi tentang gaya antar molekul, siswa dapat menjelaskan perbedaan sifat fisik (titik didih, titik beku) berdasarkan perbedaan gaya antarmolekul (gaya van der Waals, gaya London, dan ikatan hidrogen);

2. Melalui diskusi tentang gaya antar molekul, siswa dapat menerapkan hubungan antara besarnya gaya van der Waals dengan ukuran molekul untuk menjelaskan sifat fisiknya.dengan menunjukan sikap toleransi dan rasa ingin tahu.

II. Materi PembelajaranPertemuan ke-8Secara umum kepolaran molekul ditentukan oleh 2 faktor yaitu kepolaran ikatan kovalennya ( polar atau non polar) dan bentuk molekulnya ( simetris atau tidak simetris)1. Kepolaran dari molekul yang memiliki 1 ikatan kovalen

Kepolaran molekul yang memiliki 1 ikatan kovalen hanya ditentukan oleh kepolaran ikatan kovalennya.

a. Apabila ikatan kovalen tersebut bersifat non polar maka molekulnya bersifat non polar

b. Apabila ikatan kovalen tersebut polar, maka molekulnya bersifat polar.2. Kepolaran dari molekul yang memiliki lebih dari 1 ikatan kovalen

Kepolaran dari molekul yang memiliki lebih dari 1 ikatan kovalen ditentukan oleh kepolaran ikatan kovalennya dan bentuk molekulnya.

b. Apabila salah satu ikatan kovalennya bersifat polar, maka molekulnya bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris, atau molekulnya bersifat polar jika bentuk molekulnya tidak simetris.

c. Apabila semua ikatan kovalennya bersifat non polar, maka molekulnya bersifat non polar.

GAYA ANTAR MOLEKULKepolaran molekul menentukan interaksi molekul – molekul dalam zat ( unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis yang disebut gaya antar molekul (gaya yang bekerja untuk mengikat molekul – molekul tersebut dalam satu kesatuan).Ada 3 jenis gaya tarik – menarik antar molekul, yaitu1. Gaya London( Gaya Tarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas)/ Gaya Dispersi

Gaya London adalah gaya tarik – menarik antar molekul yang bersifat sementara yang terjadi karena adanya perpindahan elektron antar orbital. Perpindahan elektron ini menyebabkan suatu senyawa yang secara normal bersifat non polar menjadi polar sehingga terbentuk suatu dipol sesaat. Dipol yang terbentuk dengan cara ini disebut sesaat karena dipol ini dapat berpindah milyaran kali dalam satu detik. Pada saat berikutnya dipol ini akan hilang atau bahkan sudah berbalik arah.Gaya London tidak hanya berlaku untuk zat non polar , tetapi juga untuk zat polar. Dengan kata lain, di dalam zat polar selain terdapat gaya tarik–menarik dipol–dipol juga ada gaya London. Semakin lemah gaya London pada suatu senyawa maka semakin rendah titik didih senyawa tersebut.Kemudahan molekul non polar membentuk dipol sesaat atau untuk mengimbas suatu dipol disebut dengan polarisabilitas. Polarisabilitas berkaitan dengan banyaknya elektron dan bentuk molekul. Banyaknya elektron berkaitan dengan massa molekul relatif(Mr). Jadi jika elektronnya banyak(Mr besar), maka gaya London makin besar. Ada 3 faktor yang mempengaruhi kekuatan gaya London:a. Ukuran molekul (Semakin besar ukuran molekul, semakin besar kekuatan gaya London)b. Jumlah atom di dalam molekul (Semakin banyak jumlah atom di dalam molekul,

semakin besar kekuatan gaya London)c. Bentuk molekul (Semakin kompak bentuk molekul, semakin kecil kekuatan gaya London)

2. Gaya Tarik Dipol – Dipol /Gaya Orientasi Gaya yang terjadi karena perbedaan elektronegatifitas dua atom penyusun senyawa. Gaya ini bersifat permanen/tetap. Gaya ini terjadi pada senyawa polar. Semakin besar selisih keelektronegatifan dua atom maka semakin besar titik didihnya. Gaya tarik menarik dipol – dipol ini jauh lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen antar atom dalam masing – masing molekul itu sendiri, yaitu hanya sekitar 1 % - nya. Hal ini karena muatan – muatan yang terlibat dalam gaya antar molekul ini adalah muatan – muatan parsial ( + atau -), bukan muatan penuh.

3. Ikatan HidrogenIkatan hidrogen ini merupakan suatu gaya tarik – menarik dipol – dipol karena melibatkan molekul – molekul polar, tetapi dibedakan dengan gaya tarik – menarik dipol – dipol karena ikatannya sangat kuat yaitu sekitar 5 – 10 kali lebih besar.

Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen dengan unsur – unsur yang bersifat sangat elektronegatif ( F, O, N).Adanya ikatan hidrogen pada suatu senyawa menyebabkan tingginya titik didih senyawa tersebut. Hal ini disebabkan karena ikatan hidrogen yang ada sukar diputuskan sehingga diperlukan energi yang tinggi untuk memutuskannya.

Pengaruh Gaya Antar Molekul Terhadap Sifat Fisis SenyawaGaya antar molekul mempengaruhi beberapa sifat fisis zat. Sifat fisis tersebut adalah : 2. Titik Didih

Titik didih adalah suhu dimana tekanan uap zat cair sama dengan tekanan di sekitarnya.Titik didih senyawa molekul menggambarkan besarnya energi yang diperlukan untuk mengatasi gaya tarik – menarik antar molekul. Semakin besar gaya tarik – menarik tersebut, maka semakin besar energi yang diperlukan. Dengan demikian, titik didihnya semakin tinggi.

3. Tegangan permukaan.Semakin kuat gaya antar molekul suatu zat cair, semakin besar tegangan permukaan yang dihasilkan.

4. Sifat membasahi permukaan Gaya antar molekul mempengaruhi kemampuan zat cair untuk membasahi suatu

permukaan. Yang dimaksud membasahi adalah penyebaran zat cair pada permukaan untuk membentuk lapisan yang tipis.

Air (H2O) dapat membasahi permukaan gelas yang bersih karena molekul H2O dapat membentuk ikatan hidrogen dengan atom – atom O pada gelas. Jika permukaan gelas dilapisi gemuk, maka akan terbentuk butiran – butiran kecil. Hal ini karena molekul H2O tidak membentuk ikatan yang kuat dengan hidrokarbon

5. Kekentalan ( viskositas)Semakin kuat gaya antar molekul zat cair, semakin sulit molekul – molekul zat cair untuk bergerak atau mengalir atau semakin besar kekentalannya.

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke- 8 (2x45’) a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Mengucapkan salam2. Berdoa sebagai ungkapan rasa sukur kepada Allah SWT3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siswamemperhatikan

penjelasan guru.4. Menanyakan kepolaran senyawa yang telah dipelajari di Kelas X,siswa menjawab

dengan tertib dan sopan.

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang pengaruh bentuk molekul terhadao kepolaran

senyawa dan gaya antar molekul.Elaborasi :

Memberikan soal latihan untuk didiskusikan tentang pengertian gaya London,pengaruh ukuran molekul terhadap kekuatan gaya London,penertian gaya Van Der Waals,ikatan hidrigen dan pengaruhnya terhadap titik didih dan titik beku,hubungan antara besar gaya Van der Waals dengan ukuran molekul, dan pengaruh gaya antarmolekul terhadap bentuk, volume, kemampuan untuk mengalir, tegangan permukaan dan laju penguapan, dengan menunjukan sikap Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan dan memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Menemukan cara singkat untuk

menggambarkan bentuk –bentuk molekul dan hubungannya dengan kepolaran (kereatif) , serta menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanSecara umum kepolaran molekul ditentukan oleh 2 faktor yaitu kepolaran ikatan kovalennya ( polar atau non polar) dan bentuk molekulnya ( simetris atau tidak simetris)1. Kepolaran dari molekul yang memiliki 1 ikatan kovalen

a. Apabila ikatan kovalen tersebut bersifat non polar maka molekulnya bersifat non polar

b. Apabila ikatan kovalen tersebut polar, maka molekulnya bersifat polar.2. Kepolaran dari molekul yang memiliki lebih dari 1 ikatan kovalen

a. Apabila salah satu ikatan kovalennya bersifat polar, maka molekulnya bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris, atau molekulnya bersifat polar jika bentuk molekulnya tidak simetris.

b. Apabila semua ikatan kovalennya bersifat non polar, maka molekulnya bersifat non polar.

GAYA ANTAR MOLEKULKepolaran molekul menentukan interaksi molekul – molekul dalam zat ( unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis yang disebut gaya antar molekul.Ada 3 jenis gaya tarik – menarik antar molekul, yaitu1. Gaya London( Gaya Tarik Dipol Sesaat – Dipol Terimbas)/ Gaya Dispersi2. Gaya Tarik Dipol – Dipol /Gaya Orientasi 3. Ikatan HidrogenPengaruh Gaya Antar Molekul Terhadap Sifat Fisis SenyawaGaya antar molekul mempengaruhi beberapa sifat fisis zat. Sifat fisis tersebut adalah : 1. Titik Didih2. Tegangan permukaan.3. Kekentalan ( viskositas)

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian gaya London, gaya tarik dipol dan ikatan

hidrogen.2. Menanyakan kembali tentang hubungan antara gaya antar molekul dengan titik

didih, bentuk, volume, kemampuan untuk mengalir, tegangan permukaan dan laju penguapan.

Tugas Terstruktur1. Jelaskan perbedaan gaya London dengan gaya tarik dipol – dipol !2. Bagaimana urutan kekuatan antara gaya London, gaya tarik dipol – dipol dan

ikatan hidrogen?3. Sebutkan gaya yang bekerja pada senyawa berikut :

a. Butana d. CCl4 g. CO2

b. CH3NH2 e. H2 h. Etanolc. HCl f. BeF2 i. HF

4. Jelaskan mengapa HF, H2O dan NH3 memiliki titik didih yang tinggi?5. Apa jenis gaya antar molekul yang terdapat dalam senyawa CH4 , PCl3 dan

CH3OH?

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Kimia Kelas XI Michael Purba

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut : - Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70%

atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat

pencapaiannya > 70%Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

SOAL-SOAL

Pertemuan ke-1 s.d 31. Ahli fisika dari Austria yang berhasil merumuskan persamaan gelombang untuk

menggambarkan bentuk dan tingkat energi orbital adalah ....A. Niels BohrB. E. ShrodingerC. E. Rutherford

D. Max PlanckE. Louis de BroglieKunci : B

2. 1. Mekanika kuantum 3. Persamaan Schrodinger2. Mekanika gelombang 4. Teori BohrKedudukan electron pada saat tertentu tidak dapat ditentukan dengan pasti, tetapi hanya dapat ditentukan kebolehjadiannya. Hal ini dipelajari dalam ….A. 1, 2 dan 3 D. 4 sajaB. 1 dan 3 E 1, 2, 3 dan 4C. 2 dan 4 Kunci : A

3. 1. Mempunyai pengertian yang sama 3. Orbit merupakan singkatan dari orbital2. Orbit berarti lintasan yang belum pasti 4. Orbital berarti kebolehjadianDari pernyataan di atas, yang merupakan pengerian orbital teori kuantum dan orbit teori atom Bohr adalah ….A. 1, 2 dan 3 D. 4 sajaB. 1 dan 3 E 1, 2, 3 dan 4C. 2 dan 4 Kunci : D

4. Bilangan kuantum yang menyatakan nomor kulit tempat elektron adalah ....A. Bilangan kuantum spinB. Bilangan kuantum azimuthC. Bilangan kuantum utama

D. Bilangan kuantum magnetikE. Keempat Bilangan kuantumKunci : A

5. Bilangan kuantum spin berfungsi untuk menyatakan ....A. Perbedaan tingkat energi kulitB. Perbedaan arah rotasi elektronC. Bentuk orbital subkulit

D. Arah ruang suatu orbitalE. Orbital suatu atomKunci : B

6. Diantara gambar di bawah ini yang menunjukkan gambar dari orbital dZ2

adalah ....A.

B.

C.

D.

E.

7. Gambar orbital di samping adalahA. dx2-y2 D. PyB. dxy E sC. Pz Kunci : D

X

YZ

X

YZ

ZY

X

ZY

X

ZY

X

8. Bilangan kuantum yang dimiliki oleh elektron yang menempati 3d adalah ....A. n = 3 ; l = 0 ; m = 0 ; s = – ½B. n = 3 ; l = 3 ; m = – 1 ; s = + ½C. n = 3 ; l = 2 ; m = – 3 ; s = + ½

D. n = 3 ; l = 2 ; m = + 2 ; s = – ½E. n = 3 ; l = 1 ; m = – 1 ; s = – ½Kunci : A

9. Banyaknya orbital pada kulit M sebanyak....A. 1B. 4C. 9

D. 16E. 25Kunci : C

10. Harga m yang dimiliki oleh sub kulit f mempunyai kisaran harga ....A. 2 sampai + 2B. 3 sampai + 3C. 4 sampai + 4

D. 5 sampai + 5E. 6 sampai + 6Kunci : B

Pertemuan ke-41. Suatu unsur netral mempunyai 2 elektron dalam kulit pertama, 8 elektron dalam

kulit kedua, dan 7 elektron dalam kulit ketiga. Jumlah total elektron dalam orbital s adalah ....A. 2B. 6C. 7

D. 8E. 17Kunci : B

2. Konfigurasi elketron unsur yang berakhir pada subkulit s adalah ....A. 12MgB. 13AlC. 14Si

D. 15PE. 33AsKunci : A

3. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 4s2. Unsur tersebut adalah ....A. CaB. NaC. B

D. FeE. LiKunci : A

4. Konfigurasi elektron yang mengikuti aturan Hund adalah ....A. D. D.

B. E.

C. Kunci : D5. Orbital subkulit terluar unsur X adalah sebagai berikut :

3pNomor atom unsur X tersebut adalah ....A. 12B. 14C. 16

D. 35E. 34Kunci : C

2. Ion Co2+ mempunyai konfigurasi elketron [Ar] 3d7. Jumlah elektron yang tidak berpasangan dalam ion Co2+ adalah ....A. 1B. 2C. 3

D. 5E. 7Kunci : C

3. Unsur x mempunyai nomor atom 35, konfigurasi elektron ion X- adalah …. A. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p5

B. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s1

D. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p4

E. 4p51s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p6

C. 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d 10 4s2 4p5

5s1

Kunci : E

Pertemuan ke-51. Pasangan unsur-unsur berikut yang yang terdapat dalam satu golongan adalah … .

A. 3Li dan 13Al D. 13Al dan 23VB. 9F dan 11Na E. 7N dan 17ClC. 12Mg dan 20Ca Kunci : C

2. Di antara unsur-unsur di bawah ini, yang terletak satu diagonal dalam sistem periodik adalah ....A. 11Na, 19K, 15P D. 12Mg, 20Ca, 13AlB. 11Na, 15P, 17Cl E. 6C, 7N, 17ClC. 6C, 15P, 34Se Kunci : C

3. Unsur – unsur di bawah ini yang terletak dalam satu periode adalah … .

10P, 12Q, 33R, 35S, 38TA. P dan Q D. R dan SB. Q dan S E. S dan TC. Q dan T Kunci : D

4. Diketahui konfigurasi elektron beberapa unsur sebagai berikut:P : 1s2 2s2 2p1 ; Q : 1s2 2s2 2p4 ; R : 1s2 2s2 2p6 3p2 3s4 ; S : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 ; T : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2

Unsur yang terletak pada periode 3 golongan VII adalah … .A. P D. SB. Q E. TC. R Kunci : D

5. Elektron padatingkat energy terakhir dari konfigurasi electron suatu atom memiliki bilangan kuantum : n = 4, l = 2, m = +2 dan s = -½. Unsur tersebutdalam table periodic terletak pada ….A. Periode 3 golongan A D. Periode 4 golongan BB. Periode 3 golongan B E. Periode 5 golongan AC. Periode 4 golongan A Kunci : E

6. Pasangan unsur dengan sifat kimia yang sama adalah…A. 9F dan 12Mg D. 13Al dan 12MgB. 9F dan 17Cl E. 13Al dan 17ClC. 17Cl dan 12Mg Kunci : B

Pertemuan ke-6 s.d 71. Bentuk geometri molekul NH3 adalah( nomor atom N = 7 , H = 1) ….

A. Linier D. tetrahedron bujurB. Sangkar E. OktahedronC. piramida trigonal Kunci : C

2. Jumlah pasangan elektron ikatan suatu senyawa = 3, sedangkan pasangan elektron bebasnya 0 maka bentuk molekulnya adalah ....A. Oktahedral D. Trigonal bipiramidaB. Segitiga sama sisi E. linearC. Tetrahedral Kunci : B

3. Hibridisasi molekul dan bentuk geometri molekul untuk senyawa XeF4 adalah …. (NA Xe =54 ; F = 9)A. sp3d dan linear D. sp3d2 dan segiempat datarB. sp3d2 dan piramida segi empat E. sp3d dan trigonal piramidaC. sp3d2 dan trigonal bipiramida Kunci : D

4. Unsur A bernomor atom 15 bersenyawa dengan atom B yang bernomor atom 9. Jika semua elektron valensi pada atom digunakan untuk berikatan, bentuk molekul senyawa yang terbentuk adalah ….A. Segitiga sama sisi D. LinierB. Segi empat datar E. Trigonal bipiramidaC. Tetrahedral Kunci : E

5. Bentuk molekul dari ion NO2- adalah …. (NA N = 7 ; O = 8)

A. Segitiga sama sisi D. LinierB. Segi empat datar E. Trigonal piramidaC. Bentuk V Kunci : C

Pertemuan ke-81. Di antara pasangan senyawa berikut yang keduanya merupakan senyawa kovalen

polar adalah ….A. CO2 dan H2OB. CH4 dan CO2

C. H2O dan CHCl3

D. CH4 dan PCl3

E. NaCl dan HClKunci : B

2. Diketahui senyawa :(1). H2O(l) (3). CH4 (g) (5). NH3(l)

(2). NH4Cl (aq) (4). HF(l)

Kelompok senyawa yang mempunyai ikatan hidrogen adalah ….A. 1, 2 , 3B. 2, 3, 4C. 1, 3, 4

D. 1, 4, 5E. 3, 4, 5Kunci : D

3. Di antara molekul – molekul berikut yang membentuk dipol permanen adalah ….A. I2

B. CO2

C. NH3

D. CCl4

E. BCl3

Kunci : C4. Gaya dispersi pada molekul – molekul non polar terjadi akibat adanya ….

A. Dipol – dipol permanenB. Dipol – dipol sesaatC. Imbas dipol permanen

D. gaya elektrolisis molekul polarE. ikatan hidrogenKunci : B

5. Di antara senyawa berikut yang mempunyai gaya antar molekul paling kuat adalah ….A. n – pentanaB. 2 – metil butanaC. 2,3 – dimetil butana

D. 2,2 – dimetil propanaE. metanaKunci : D

6. Berdasarkan kekuatan relatif gaya antar molekul, maka urutan penurunan titik didih tiga zat berikut yang benar adalah …A. H2 > CH4 > CH3OHB. CH3OH > CH4 > H2

D. CH4 > CH3OH > H2

E. CH4 > H2 > CH3OH

C. CH3OH > H2 > CH4 Kunci : B7. Deret zat berikut dengan urutan titik didih yang makin tinggi adalah …. (Ar C =

12 ; N = 14 ; O = 16)A.B. O2, CO, N2

C. O2, N2, COD. CO, N2, O2

E. N2, O2, COF. N2, CO, O2

Kunci : E

Mataram, 17 Desember 2012

Mengetahui,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 10Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi,

reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm.Indikator : Menjelaskan hukum/asas kekekalan energy Gemar Membaca: Menunjukan sikap

senang membaca untuk dapat menjelaskan hukum/ azas kekekalan energi. Membedakan sistem dan lingkungan Kritis : Menunjukan pemikiran yang kritis diskisi

kelas dalam membedakan system dengan lingkungan. Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang

menerima kalor (endoterm) Rasa ingin tahu : Berusaha memahami perbedaan reaksi endoterem denganeksoterem.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melaui diskusi dan mengkaji beberapa literatur tentang hukum kekekalan energy,

siswa dapat menjelaskan hukum/asas kekekalan energi;2. Melalui diskusi tentang system dan lingkungan, siswa dapat mengajukan pemikiran

yang kritis untuk dapat membedakan sistem dan lingkungan ;3. Melalui diskusi tentang reaksi eksoterm dan endoterm, siswa dapat membedakan reaksi

yang melepaskan kalor (eksoterm) dengan reaksi yang menerima kalor (endoterm) dengan menunjukan sikap yang kritis

II. Materi PembelajaranHukum/asas kekekalan energi Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi bisa dirubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain Sistem dan lingkunganSistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi. Sedangkan Lingkungan adalah hal – hal di luar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem. Perubahan Entalpi (∆H)Setiap zat mengandung sejumlah energi. Jumlah energi total yang dimiliki suatu zat disebut entalpi atau isi panas dan diberi notasi H. Entalpi (H) merupakan energi dalam bentuk kalor yang tersimpan di dalam suatu sistem. Besarnya entalpi suatu zat tidak dapat diukur, tetapi perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi kimia dapat ditentukan. Besarnya perubahan entalpi (H) suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan dengan besarnya entalpi sistem sebelum perubahan yang dilakukan pada tekanan tetap.

H = Hakhir – Hawal

Berdasarkan peristiwa perpindahan kalor/panas dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya, reaksi kimia dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Reaksi EksotermReaksi ini terjadi jika terjadi perpindahan panas/kalor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah. Harga H reaksi (–) karena sistem kehilangan kalor. Besarnya perubahan entalpi reaksi sama dengan kalor reaksinya dengan tanda yang berlawanan. Jadi H = – x kJ

2. Reaksi EndotermReaksi ini terjadi jika terjadi perpindahan panas/kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang. Harga H reaksi (+ ) karena sistem mendapat tambahan kalor dari lingkungan. Besarnya perubahan entalpi reaksi sama dengan kalor reaksinya dengan tanda yang berlawanan. Jadi H = + x Kj

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa mendengarkan penjelasan guru2. Menanyakan tentang peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan perubahan kalor, siswa menjawab dengan sopan dan tertib.

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Membaca literatur tentang hukum kekekalan energi,pengertian sistem dan lingkungan dalam suatu reaksi kimia.

Elaborasi :Memberikan soal untuk didiskusikan tentang perbedaan system dengan lingkungan dan perbedaan antara reaksi eksoterm dengan reaksi endoterm. dengan menunjukan sikap teliti dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan contoh perbedaan system dengan lingkungan,dan mana yang termasuk reaksi eksiterm dan reaksi endoterm serta memberikan tsoal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Menghargai pendapat orang lain (toleransi)

dalam berdiskusi.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanHukum/asas kekekalan energi Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan tetapi bisa dirubah dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain Sistem dan lingkunganSistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi. Sedangkan Lingkungan adalah hal – hal di luar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem. Perubahan Entalpi (∆H)Jumlah energi total yang dimiliki suatu zat disebut entalpi atau isi panas dan diberi

notasi H. Entalpi (H) merupakan energi dalam bentuk kalor yang tersimpan di dalam suatu sistem. Besarnya perubahan entalpi (H) suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan dengan besarnya entalpi sistem sebelum perubahan yang dilakukan pada tekanan tetap. H = Hakhir – Hawal

Berdasarkan peristiwa perpindahan kalor/panas dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya, reaksi kimia dibedakan menjadi 2 yaitu :1. Reaksi Eksoterm (Reaksi ini terjadi jika terjadi perpindahan panas/kalor dari

sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah). 2. Reaksi Endoterm (Reaksi ini terjadi jika terjadi perpindahan panas/kalor dari

lingkungan ke sistem sehingga suhu lingkungan berkurang). Refleksi1. Menanyakan kembali tentang hukum atau asas kekekalan energi.2. Menanyakan kembali tentang pengertian sistem dan lingkungan dalam suatu reaksi

kimia.3. Menanyakan kembali cara mengidentifikasi perbedaan antara reaksi yang

melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm)Tugas Terstruktur1. Sebuah bejana yang berisi air ke dalamnya dicelupkan sebongkah batu kapur

tohor (CaO). Pada proses ini banyak dibebaskan kalor, terbukti dalam bejana tersebut mendidih. Tentukanlah sistem dan lingkungannya !

2. Di dalam gelas kimia direaksikan amonium klorida(NH4Cl) padat dengan barium hidroksida , Ba(OH)2 padat sehingga dihasilkan barium klorida (BaCl2), air (H2O) dan gas amonia, NH3. Pada reaksi tersebut ternyata suhu sistem turun dari 250C menjadi 120C. dari fakta tersebut tunjukkanlah manakah yang menjadi sistem dan lingkungannya!

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 11Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi,

reaksi eksoterm, dan reaksi endoterm

Indikator :

Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi standar Gemar membaca: Menunjukan sikap senang membaca untuk dapat menjelaskan jenis-jenis perubahan entalpi.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi tentang perubahan entalpi standar, siswa dapat menjelaskan macam-

macam perubahan entalpi standar dengn mengkaji beberapa literatur2. Melalui diskusi dan latihan tentang persamaan termokimia, siswa dapat menuliskan

persamaan termokimia suatu reaksi dengan benar dengn menunjukan sikap kerja keras dalam menjawab soal-soal latihan.

II. Materi PembelajaranJenis – jenis Perubahan EntalpiPerubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi tergantung pada suhu dan tekanan. Perubahan entalpi yang diukur pada suhu 250C dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standar, dan dinyatakan dengan notasi H0.Berdasarkan jenis reaksinya ada beberapa jenis perubahan entalpi :1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( Hf

0 )Adalah H reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur – unsurnya pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1 atm). Istilah lain entalpi pembentukan adalah kalor pembentukan. Harganya sama hanya berlawanan tanda.Contoh : Entalpi pembentukan H2O adalah – 286 kJ. Hal ini berarti bahwa reaksi pembentukan 1 mol air dari unsur – unsurnya yaitu gas hidrogen dan gas oksigen akan melepaskan kalor sebesar 286 kJ.Persamaan termokimianyaH2(g) + ½ O2(g) → H2O(l)Hf = – 286 kH2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) + 286 kJ

2. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( Hd 0 )

Adalah H reaksi penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur – unsurnya pada suhu dan tekanan standar (250C, 1 atm). Perubahan entalpi penguraian ini adalah kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan. Istilah lain entalpi penguraian adalah kalor penguraian. Harganya sama hanya berlawanan tanda.Contoh : Entalpi penguraian H2O adalah + 286 kJ. Hal ini berarti bahwa reaksi penguraian 1 mol air menjadi unsur – unsurnya yaitu gas hidrogen dan gas oksigen akan menyerap kalor sebesar 286 kJ.Persamaan termokimianya

H2O(l)→ H2(g) + ½ O2(g) Hd = + 286 kJH2O(l)→ H2(g) + ½ O2(g) – 286 kJ

3. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hc 0 )

Adalah H reaksi pembakaran 1 mol zat secara sempurna dengan gas oksigen (O2) pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1 atm). Semua reaksi pembakaran selalu eksoterm, sehingga harga entalpi pembakaran selalu negatif. Istilah lain entalpi pembakaran adalah kalor pembakaran. Harganya sama hanya berlawanan tanda.Contoh : Entalpi pembakaran CH4 adalah – 890 kJ. Hal ini berarti bahwa reaksi pembakaran 1 mol gas metana akan melepaskan kalor sebesar 890 kJ.Persamaan termokimianya : CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + H2O(l) Hc = – 890 kJCH4(g) + 2O2(g) → CO2(g)+ H2O(l) + 890 kJ

4. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( Hn 0 )

Adalah H reaksi netralisasi pada 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada suhu dan tekanan standar ( 250C, 1 atm). Istilah lain entalpi netralisasi adalah kalor netralisasi. Harganya sama hanya berlawanan tanda.Contoh : Penetralan basa oleh asam pada reaksi antara NaOH dengan H2SO4 akan melepaskan kalor sebesar 200 kJPersamaan termokimianya2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) Hn = – 200 kJ2NaOH(aq) + H2SO4(aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O(l) + 200 kJArtinya untuk menetralkan 1 mol NaOH ( 1 mol basa) oleh H2SO4 ( asam) dilepas kalor sebesar 200 : 2 = 100 kJ

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa mendengarkan penjelasan guru.2. Menanyakan tentang reaksi eksoterm dan reaksi endoterm yang telah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya,siswa menjawan dengan sopan dan tertib.b. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Elaborasi :Memberikan soal untuk didiskusikan tentang jenis-jenis perubahan entalpi dan menuliskan persamaan termokimia dari suatu reaksi kimia. dengan menunjukan sikap teliti dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal dan

menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanJenis – jenis Perubahan EntalpiPerubahan entalpi yang diukur pada suhu 250C dan tekanan 1 atm disebut perubahan entalpi standar, dan dinyatakan dengan notasi H0. Istilah lain dari entalpi adalah kalor. Harganya sama hanya berlawanan tanda.Berdasarkan jenis reaksinya ada beberapa jenis perubahan entalpi :1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( Hf

0 )Adalah H reaksi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur – unsurnya pada suhu dan tekanan standar.

2. Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( Hd 0 )

Adalah H reaksi penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur – unsurnya pada suhu dan tekanan standar. Perubahan entalpi penguraian ini adalah kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan.

3. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hc 0 )

Adalah H reaksi pembakaran 1 mol zat secara sempurna dengan gas oksigen (O2) pada suhu dan tekanan standar. Semua reaksi pembakaran selalu eksoterm, sehingga harga entalpi pembakaran selalu negatif.

4. Perubahan Entalpi Netralisasi Standar ( Hn 0 )

Adalah H reaksi netralisasi pada 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada suhu dan tekanan standar.

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang jenis-jenis perubahan entalpi.2. Menanyakan kembali tentang cara menuliskan persamaan termokimia dari suatu

reaksi kimia.Tugas Terstruktur1. Apabila 1 mol karbon bereaksi dengan 1 mol oksigen menghasilkan 1 mol gas

CO2 dengan melepaskan kalor sebesar 393,5 kJa. Tulislah persamaan termokimianya!b. Buatlah diagram tingkat energinya!

2. Dari data reaksi : SO3(g) → SO2(g) + ½ O2(g) H = + 95 kJ. Hitung H reaksi :2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)

3. Reaksi : S(s) + O2(g) → SO2(g) + 296,83 kJ.Tentukan besar perubahan entalpi jika massa unsur S yang dibakar sebanyak 3,2 gram

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%

- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 12 dan 13Alokasi Waktu : 4 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ΔH reaksi berdasarkan

percobaan,hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator : Menentukan nilai ΔH reaksi dengan melakukan eksperimen sederhana Kerja keras :

Berusaha dengan optimal utuk dapat menghitung harga ∆H reaksi.I. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan ke-12

1. Siswa dapat menentukan perubahan entalpi yang terjadi pada suatu reaksi melalui percobaan dengn menunjukan sikap ketelitian dan kejujuran dalam mengamati serta mengambil data hasil percobaan.Pertemuan ke-13

2. Siswa dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kalor reaksi melalui percobaan menggunakan kalorimeter sederhana dengan menunjukan sikap ketelitian dan kejujuran dalam penganbilan data.

3. Diskusi dan latihan menghitung nilai perubahan entalpi reaksi melalui data percobaan dengan menunjukan sikap kerja keras dalam menjawab soal-soal latihan

II. Materi Pembelajaran

Penentuan sifat Asam Basa Penentuan H Berdasarkan Percobaan ( Kalorimetri)Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan alat yang disebut kalorimeter. Proses pegukuran kalor reaksi disebut kalorimetri. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perubahan materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter), artinya semua kalor yang dibebaskan yang terjadi di dalam kalorimeter tidak ada yag terbuang ke luar kalorimeter.Jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter dapat ditentukan dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kalorimeter, dengan menggunakan rumus:

q larutan = m . c. t dan q kalorimeter = C . t

keterangan : q = jumlah kalor c = kalor jenis air ( larutan ) di dalam kalorimeterm = massa air ( larutan ) di dalam kalorimeterT = kenaikan suhu larutan ( kalorimeter)C = kapasitas kalor dari kalorimeter

Karena tidak ada kalor yang terbuang, maka kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dari kalorimeter, tetapi tandanya berbeda.

q reaksi = – (q larutan + q kalorimeter)

Kalorimeter sederhana dapat disusun dari dua gelas plastik yang merupakan bahan non konduktor. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, kalor sepenuhnya diserap oleh larutan di dalam gelas. Jika tergolong endoterm kalor diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan.

q reaksi = – q larutan

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Langkah-langkah PembelajaranPertemuan ke-12

a. Kegiatan Awal Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siswa memperhatikan penjelasan guru2. Menanyakan tentang system dan lingkungan, reaksi eksoterm dan endoterm

serta macam-macam perubahan entalpi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya,siswa menjawab dengan komunikatif.

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Menjelaskan cara atau langkah-langkah kerja dalam praktikum.Siswa mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang langkah-langkah kerja yang belum di pahami.

Elaborasi :Melakukan kegiatan praktikum dengan sungguh-sungguh.Melaporkan hasil kegiatan praktikum dengan jujur dan membuang sampah praktikum pada tempatnya.

Komfirmasi :Membahas hasil praktikum. Impelementasi PBKB : Melaporkan data hasil pengamatan secara

jujur dan menjaga kebersihan lingkungan.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

Menyimpulkan materi hasil praktikum.Memberikan tugas untuk membuat laporan hasil praktikum.

Pertemuan ke-13a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siswa memperhatikan penjelasan guru2. Menanyakan tentang hasil kegiatan praktikum pada pertemuan sebelumnya,siswa

menjawab dengan komunikatif.Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kalor

reaksi melalui percobaan menggunakan kalorimeter sederhana.Elaborasi :

Memberikan soal untuk didiskusikan tentang menghitung nilai perubahan entalpi reaksi . dengan menunjukan sikap teliti dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal dan

menghargai pendapat orang lain (toleransi) dalam berdiskusi.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanPenentuan H Berdasarkan Percobaan ( Kalorimetri)Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan alat yang disebut kalorimeter. Proses pegukuran kalor reaksi disebut kalorimetri. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi ( tidak ada perubahan materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter). Jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter dapat ditentukan dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kalorimeter, dengan menggunakan rumus:

q larutan = m . c. t dan q kalorimeter = C . t

keterangan : q = jumlah kalor c = kalor jenis air ( larutan ) di dalam kalorimeterm = massa air ( larutan ) di dalam kalorimeterT = kenaikan suhu larutan ( kalorimeter)C = kapasitas kalor dari kalorimeterKarena tidak ada kalor yang terbuang, maka kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dari kalorimeter, tetapi tandanya berbeda.

q reaksi = – (q larutan + q kalorimeter)

Jadi kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan.

q reaksi = – q larutan

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kalor reaksi

melalui percobaan menggunakan kalorimeter sederhana.2. Menanyakan kembali cara menghitung nilai perubahan entalpi reaksi

Tugas Terstruktur1. Sejumlah 466 gram air dipanaskan dari 8,050C menjadi 74,600C. Hitunglah jumlah

panas yang diserap air tersebut!2. Dalam kalorimeter bomb berisi 250 ml air yang bersuhu 250C kemudian dibakar

200 mg gas metana. Suhu tertinggi yang dicapai air dalam kalorimeter adalah 350C. Bila kapasitas panas kalorimeter 75 J/0C dan kalor jenis air = 4,2 Jg – 10C – 1, berapakah perubahan entalpi pembakaran gas metana?

3. 400 ml larutan 0,2 M NaOH akan dinetralkan dengan 300 ml larutan 0,3 M HCl. Suhu mula – mula kedua larutan 250C dan kapasitas panas kalorimeter 80 kal/0C. Jika kalor jenis larutan dan berat jenisnya dianggap 1 kal/gr0C serta suhu setelah reaksi 700C, berapa kalor reaksi total yang dibebaskan pada reaksi netralisasi tersebut?

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 14Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia

dan cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ΔH reaksi berdasarkan

percobaan,hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator : Menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan hukum Hess Rasa ingin tahu:

Berusaha memahami cara menghitung ∆H reaksi berdasarkan diagram siklus dan diagram tingkat(hokum Hess).

I. Tujuan pembelajaran1. Melalui diskusi dan mengkaji beberapa literatur tentang Hukum Hess, siswa dapat

menjelaskan bunyi Hukum Hess2. Melalui latihan penerapan Hukum Hess, siswa dapat menentukan nilai ΔH reaksi

dengan menggunakan hukum Hess dengan menunjikan sokap kerja keras dalam menjawab soal-soal latihan;

II. Materi PembelajaranPenentuan H Berdasarkan Hukum HessHess menyatakan bahwa “ kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi tergantung pada keadaan akhir ( zat – zat hasil reaksi “ atau “ perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap “

Contoh : reaksi pembentukan gas SO3

1. Melalui satu tahap : S(s) + 3/2 O2(g) SO3(g) H = – 396 kJ2. Melalui dua tahap :Reaksi 1. : S(s) + O2(g) SO2(g) H = – 297 kJReaksi 2. : SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) H = – 99 kJ

S(s) + 3/2 O2(g) SO3(g) H = – 396 kJSiklus pembentukan SO3

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

HR = H1 + H2 = – 297 + (– 99) = – 396 kJ

HR = ?

H2 = -99

SO2(g) + ½ O2(g)

H1 = – 297

SO3(g) S(s) + 1 ½ O2(g)

a. Kegiatan Awal Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan penjelasan guru2. Menanyakan tentang system dan lingkungan, reaksi eksoterm dan endoterm

serta macam-macam perubahan entalpi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, siswa menjawab dengan komunikatif

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Membaca literatur tentang Hukum Hess.Elaborasi :

Memberikan soal untuk didiskusikan tentang menentukan H reaksi dengan menggunakan Hukum Hess. dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal

c. Kegiatan Akhir (Penutup)/MenyimpulkanKesimpulanPenentuan H Berdasarkan Hukum HessHess menyatakan bahwa “ kalor reaksi yang dibebaskan atau diperlukan pada suatu reaksi tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi tergantung pada keadaan akhir ( zat – zat hasil reaksi “ atau “ perubahan entalpi suatu reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap “Contoh : reaksi pembentukan gas SO3

1. Melalui satu tahap :S(s) + 3/2 O2(g) SO3(g) H = – 396 kJ

2. Melalui dua tahap :Reaksi 1. : S(s) + O2(g) SO2(g) H = – 297 kJReaksi 2. : SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) H = – 99 kJ

S(s) + 3/2 O2(g) SO3(g) H = – 396 kJRefleksi1. Menanyakan kembali tentang bunyi Hukum Hess2. Menanyakan kembali cara menentukan Hreaksi dengan menggunakan Hukum

HessTugas Terstruktur1. Diketahui :

C + O2 → CO2 H = – 94,1 kkalH2 + ½ O2 → H2O H = – 136,6 kkal3C + 4H2→ C3H8 H = – 24,8 kkalTentukan H untuk reaksi : C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O

2. Diketahui :

CS2(s) + 3O2(g) → CO2(g) + 2SO2(g) H= – 1077 kJ2S(s) + Cl2(g) → S2Cl2(aq) H= – 60 kJC (s) + 2Cl2(g) → CCl4 (aq) H= – 103 kJS(s) + O2(g) → SO2(g) H= – 300 kJC(s) + O2(g) → CO2(g) H= – 394 kJTentukan besarnya H untuk reaksi : CS2 (s) + 3Cl2(g) → CCl4(aq) + S2Cl2(aq)

3. Diketahui : C (s) + O2(g) → CO2(g) H= – 94 kkal H2(g) + O2(g) → H2O(l) H= – 136 kkal

3C (s) + 4H2(g) → C3H8 (g) H= – 24 kkal

Tentukan besarnya H untuk reaksi : C3H8(g) + 5O2(g) → CO2(g) + 4H2O(l)

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 15Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ΔH reaksi berdasarkan

percobaan,hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator : Menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan

standar Kreatif:Kereatif dalam menjawab soal dan latihan.I. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui diskusi tentang ΔH reaksi, siswa dapat menjelaskan cara menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar;

2. Melalui diskusi tentang ΔH reaksi, siswa dapat menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar;

II. Materi PembelajaranPenentuan H Berdasarkan Harga Perubahan Entalpi Pembentukan StandarDalam menentukan perubahan entalpi suatu reaksi selain dengan menggunakan Hukum Hess dapat juga dengan menggunakan data Hf

0 ( perubahan entalpi pembentukan standar) yaitu dengan menggunakan rumus :

H reaksi = H hasil – H pereaksi

H reaksi = Hf 0 zat – zat hasil – Hf 0 zat – zat pereaksi

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Langkah-langkah Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,seswa memperhatikan penjelasan guru2. Menanyakan tentang perubahan entalpi standar yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.seswa menjawab dengan komunikatif3. Menanyakan tentang penentuan perubahan entalpi dengan menggunakan hukum Hess

yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.seswa menjawab dengan komunikatif

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Membaca literatur tentang pengertian entalpi pembentukan standar.Elaborasi :

Memberikan soal untuk didiskusikan tentang cara menentukan nilai ΔH

dengan data perubahan entalpi pembentukan standar. dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal

c. Kegiatan Akhir (Penutup)/MenyimpulkanKesimpulanPenentuan H Berdasarkan Harga Perubahan Entalpi Pembentukan StandarDalam menentukan perubahan entalpi suatu reaksi selain dengan menggunakan Hukum Hess dapat juga dengan menggunakan data Hf

0 ( perubahan entalpi pembentukan standar) yaitu dengan menggunakan rumus :

H reaksi = H hasil – H pereaksi

H reaksi = Hf 0 zat – zat hasil – Hf 0 zat – zat pereaksi

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian entalpi pembentukan standar.2. Menanyakan kembali cara menentukan nilai ΔH dengan data perubahan

entalpi pembentukan standar.Tugas Terstruktur1. Diketahui entalpi pembentukan CO2(g), H2O(l) dan C3H8(g) berturut – turut adalah –

394 kJ, – 242 kJ, dan – 104 kJ. Tentukan jumlah kalor yang dilepas jika 100 gram C3H8(g) dibakar sempurna membentuk gas CO2

2. Diketahui reaksi : 2C2H2 (g) + 5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(l) H = – 2600 kJJika Hf

0 CO2(g) = – 395 kJ, Hf 0 H2O(g) = – 285 kJ. Tentukan entalpi

pembentukan C2H2 3. Jika Hf

0 CO2(g) = – 395,2 kJ/mol, Hf 0 H2O(g) = – 286,9 kJ/mol dan Hf

0

C2H5OH(aq) = – 278,9 kJ/mol. Tentukan kalor yang dihasilkan pada pembakaran sempurna I kg etanol !

4. Diketahui entalpi pembentukan : Hf 0 CO2(g) = – 393,5 kJ/mol, Hf

0 H2O(g) = – 242 kJ/mol dan Hf

0 C3H8 (g) = – 104 kJ/mol. Tentukan :a. entalpi pembakaran propana (C3H8) membentuk gas CO2 dan uap air!b. Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 11 gram propana secara

sempurna!

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%

- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 16Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ΔH reaksi berdasarkan

percobaan,hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator : Menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan Kerja keras :

berusaha dengan maksimal utuk dapat Menghitung harga ∆H reaksi berdasarkan data energi ikatan.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan mengkaji beberapa literature tentang energi ikatan, siswa dapat

menjelaskan pengertian energi ikatan2. Melalui latihan tentang penentuan ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan,

siswa dapat menentukan nilai ΔH reaksi dengan menggunakan data energi ikatan serta menunjukan sikap yang kereatif dalam memjawab soal-soal latihan.

II. Materi PembelajaranPenetuan H Berdasarkan Data Energi IkatanEnergi ikatan, yaitu energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa berwujud gas pada keadaan standar menjadi atom – atomnya.Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom – atom lain dalam molekulnya dikenal 3 jenis energi ikatan :1. Energi Atomisasi

Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom – atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi sama dengan jumlah seluruh ikatan atom – atom dalam 1 mol senyawa.

2. Energi Disosiasi IkatanEnergi Dissosiasi Ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan salah satu ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.

3. Energi Ikatan Rata – Rata Energi Ikatan Rata – rata adalah energi rata – rata yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan atom – atom pada suatu senyawa yang diberi notasi sebagai D

Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berjalan melalui 2 tahap yaitu pemutusan ikatan pada pereaksi, kemudian pembentukan ikatan pada produk, sehingga H dari energi ikatan adalah :

H reaksi = E pemutusan ikatan/reaktan – E penggabungan ikatan/produk

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa mendengarkan penjelasan guru2. Menanyakan tentang rumus struktur suatu senyawa yang telah dipelajari pada Kelas

X.siswa menjawab dengan sopan dan tertib3. Menanyakan tentang penentuan perubahan entalpi dengan menggunakan data

perubahan entalpi pembentukan standar yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.siswa menjawab dengan komunikatif

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Membaca literatur tentang pengertian energi ikatan .Elaborasi :

Memberikan soal untuk didiskusikan tentang cara menentukan nilai ΔH dengan data energi ikatan . dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal

c. Kegiatan Akhir (Penutup)/MenyimpulkanKesimpulanPenetuan H Berdasarkan Data Energi IkatanEnergi ikatan, yaitu energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa berwujud gas pada keadaan standar menjadi atom – atomnya.Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom – atom lain dalam molekulnya dikenal 3 jenis energi ikatan :1. Energi Atomisasi

Energi atomisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom – atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi sama dengan jumlah seluruh ikatan atom – atom dalam 1 mol senyawa.

2. Energi Disosiasi IkatanEnergi Dissosiasi Ikatan adalah energi yang dibutuhkan untuk memutuskan salah satu ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas.

3. Energi Ikatan Rata – Rata Energi Ikatan Rata – rata adalah energi rata – rata yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan atom – atom pada suatu senyawa yang diberi notasi sebagai D

Reaksi kimia antar molekul dapat dianggap berjalan melalui 2 tahap yaitu pemutusan ikatan pada pereaksi, kemudian pembentukan ikatan pada produk, sehingga H dari energi ikatan adalah :

H reaksi = E pemutusan ikatan/reaktan – E penggabungan ikatan/produk

H H H H H

1.

H – C = C = C – H + H – H C = C – C – H

H H

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian energi ikatan.2. Menanyakan kembali cara menentukan nilai ΔH dengan data energi ikatan.Tugas Terstruktur1. Jika energi ikatan : C – Br = 285,6 kJ; C = C = 609 kJ; C – H = 417,06 kJ; H – Br

= 367,05 kJ; C – C = 349,44 kJ. Tentukan kalor yang dibebaskan pada adisi 56 gram gas C2H4 oleh gas HBr ! ( diketahui : Ar C = 12 , H = 1)

2. Diketahui kalor reaksi dari reaksi:

3. Diketahui reaksi : C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(l)

Jika diketahui energi ikatan : O = O = 500,64 kJ/mol ; O – H = 464,52 kJ/mol ; C – H = 416 kJ/mol; C = O = 726,6 kJ/mol ; C – C = 348 kJ/mol ; C – O = 357 kJ/mol. Tentukan H reaksi pembakaran etanol di atas .

4. Jika energi ikatan rata – rata : H – H = 437,64 kJ/mol ; C – H = 417,06 kJ/mol; C = C = 609 kJ/mol ; C – C = 349,02 kJ/mol; C – O = 357 kJ/mol. Tentukan besarnya H reaksi adisi 1 butena oleh gas hidrogen !

5. Diketahui energi ikatan : C – H = 413 kJ/mol; C = O = 799 kJ/mol ; O – H = 463 kJ/mol; O = O = 489 kJ/mol. Tentukan besarnya H untuk reaksi :

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l)

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 17Alokasi Waktu : 2 X 45 menitStandar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan

cara pengukurannyaKompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ΔH reaksi berdasarkan

percobaan,hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator : Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap

lingkungan dan banyaknya kalor yang dihasilkan Gemar membaca: Menunjukan keseriusan dalam mencari dampak dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyaknya kalor yang dihasilkan.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan mengkaji beberapa literatur tentang bahan bakar, siswa dapat

menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap lingkungan

2. Melalui diskusi dan latihan kalor bahan bakar, siswa dapat menentukan banyaknya kalor yang dihasilkan pada pembakaran berbagai macam bahan bakar dengan menunjukan sikap kerja keras dalam menjawab soal-soal latihan.

II. Materi PembelajaranBahan bakar adalah setiap zat yang terbakar dalam oksigen untuk menghasilkan kalor. Pembakaran selalu bersifat eksoterm. Penggunaan bahan bakar yang berlebihan sangat merugikan, baik dari penyediaan bahan bakr maupun dampaknya bagi lingkungan karena dapat meningkatkan kadar CO2 di udara. Kadar CO2 yang tinggi menimbulkan efek rumah kaca sehingga suhu bumi naik. Selain itu pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna menghasilkan gas CO yang sangat beracun. Gas CO mudah diikat oleh hemoglobin sehingga kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang. Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan kematian.Kalor pembakaran berbagai bahan bakar

Bahan bakar Reaksi Pembakaran Hc (kJ/mol)

HidrogenKarbonMetana (gas alam)

Etanol

Butana (gas kamping)Oktana (bensin)

H2(g) + ½ O2(g)→ H2O(g)

C(s) + O2(g) → CO2(g)

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

C2H6O(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)

C4H10(g) + 6½O2(g) → 4CO2(g) + 5H2O(g)

C8H18 (l) + 2O2(g) → 8CO2(g) + 9H2O(g)

-286-394-890

-1371

-2877

-5512

III. Metode PembelajaranDiskusi, percobaan dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan penjelasan guru2. Menanyakan tentang perubahan entalpi pembakaran yang telah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.siswa mwnjawab dengan komunikatifb. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang dampak pembakaran bahan bakar yang tidak

sempurna terhadap lingkungan .Elaborasi :

Memberikan soal untuk didiskusikan tentang banyaknya kalor yang dihasilkan pada pembakaran berbagai macam bahan bakar. dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Gemar membaca beberapa literatur

c. Kegiatan Akhir (Penutup)/MenyimpulkanKesimpulanBahan bakar adalah setiap zat yang terbakar dalam oksigen untuk menghasilkan kalor. Pembakaran selalu bersifat eksoterm. Penggunaan bahan bakar yang berlebihan sangat merugikan, baik dari penyediaan bahan bakr maupun dampaknya bagi lingkungan karena dapat meningkatkan kadar CO2 di udara. Kadar CO2 yang tinggi menimbulkan efek rumah kaca sehingga suhu bumi naik. Selain itu pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna menghasilkan gas CO yang sangat beracun. Gas CO mudah diikat oleh hemoglobin sehingga kemampuan darah untuk mengangkut oksigen berkurang. Kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan kematian.Kalor pembakaran berbagai bahan bakar

Bahan bakar Reaksi Pembakaran Hc (kJ/mol)

HidrogenKarbonMetana (gas alam)

Etanol

Butana (gas kamping)Oktana (bensin)

H2(g) + ½ O2(g)→ H2O(g)

C(s) + O2(g) → CO2(g)

CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

C2H6O(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g)

C4H10(g) + 6½O2(g) → 4CO2(g) + 5H2O(g)

C8H18 (l) + 2O2(g) → 8CO2(g) + 9H2O(g)

-286-394-890

-1371

-2877

-5512

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang dampak pembakaran bahan bakar yang tidak

sempurna terhadap lingkungan2. Menanyakan kembali tentang cara menentukan banyaknya kalor yang dihasilkan

pada pembakaran berbagai macam bahan bakar.Tugas TerstrukturMembuat makalah tentang dampak pembakaran bahan bakar bagi lingkungan.

V. Alat dan Sumber Belajar– Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur)

– Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI

– Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. PenilaianA. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

SOAL-SOAL Pertemuan ke-101. Dalam suatu wadah terjadi penyerapan panas oleh sistem sehingga lingkungan terasa

lebih dingin. Peristiwa ini disebut ....A. Perubahan entalpi D. reaksi eksoterm B. Kalor reaksi E. reaksi endotermC. Entalpi Kunci : B

2. Sebongkah kapur tohor direaksikan dengan air dalam tabung reaksi sehingga tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang terjadi dapat digolongkan dalam reaksi ....A. Eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistemB. Endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistemC. Eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkunganD. Endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkunganE. Endoterm, tidak ada perpindahan Kunci : C

3. Pernyataan berikut ini benar mengenai reaksi endoterm, kecuali ....A. Perubahan entalpinya positif D. Panas berpindah dari

sistem ke lingkunganB. Reaksinya menyerap kalor E. Panas berpindah dari

lingkungan ke sistemC. Reaksi yang membutuhkan panas Kunci : D

4. Diketahui diagram tingkat energi berikut:

Pertemuan ke-111. CO(g) + ½ O2(g) → CO2(g) H = x kJ.

X merupakan entalpi ....A. Pembentukan CO D. Pembakaran CO2

B. Pembentukan CO2 E. Peruraian CO2

C. Pembakaran CO Kunci : C2. Persamaan reaksi yang perubahan entalpinya menyatakan entalpi pembakaran

adalah .... A. N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = – 92 kJ

B. Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(s) H = – 1000 kJ C. SO3(g) + H2O(l → H2SO4(aq) H = – 300 kJD. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) H= – 890 kJE. 2C(s) + 2H2(g) + O2(g) → CH3COOH(l) H = – 487 kJ

Kunci : D3. Dari persamaan reaksi termokimia berikut, yang merupakan reaksi pembentukan

adalah ....A. NH4Cl(s) → ½N2(g) + 2H2(g) + ½Cl2(g) H = p kJ/molB. ½N2(g) + 2H2(g ) + ½Cl2(g) → NH4Cl(s) H = -q kJ/molC. CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) H = r kJ/molD. H2O (l) → H2 (g) + ½ O2 (g) H = s kJ/mol

∆H < 0

2H2O

2H2 + O2

Pernyataan yang tidak tepat untuk diagram di atas adalah ....A. Reaksi tersebut menyerap kalor B. Perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan C. Terjadi penurunan entalpi D. Reaksi tersebut melepas kalor E. Reaksi eksoterm karena ∆H negatifKunci : A

E. C (s) + 2 H2O (l) → H2O (g) + CO2 (g) H = t kJ/molKunci : B

4. Perubahan entalpi penguraian dinyatakan oleh persamaan reaksi ....A. H3O (l) → H2 (g) + ½ O2 (g) H = + 255,83 kJ/molB. CO2 (g) → C (s) + O2 (g) H = + 939,52 kJ/molC. ½ N2 (g) + ½ O2 (g) → NO (g) H = + 90,25 kJ/molD. NaCl (s) → Na (s) + ½ Cl2 (g) H = + 411,00 kJ/molE. C3H8 (g) + 5O2 (g) → 3CO2 (g) + 4H2O (l) H = - 221,58 kJ/mol

Kunci : DPertemuan ke12 dan 13

Penilaian Kognitif1. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 8,4 kJ energi. Kalor ini digunakan untuk

memanaskan 100 ml air, maka kenaikan suhunya adalah .... ( kalor jenis air = 4,2 J/gr0C)A. 4,20C D. 200C B. 8,40C E. 300CC. 16,80C Kunci : D

2. Jika 100 ml larutan NaOH 1 M direaksikan dengan 100 ml HCl 1 M dalam sebuah bejana, ternyata suhu naik dari290C menjadi 37,50C. Jika larutan dianggap sama dengan air, kalor jenis air adalah 4,2 J/gr0C, massa jenis air 1 gr/ml, maka perubahan entalpinhya adalah ....A. +82,3 kJ/mol D. -54,6 kJ/mol B. +71,4 kJ/mol E. -45,9 kJ/molC. -71,4 kJ/mol Kunci : C

3. Pembakaran suatu contoh zat dalam sebuah kaorimeter bomb menghasilkan kalor sebesar 25,2 kJ. Air yang berada pada kalorimete adalah 1000 gram dan suhunya naik 40C. Jika kalor jenis air adalah 4,2 J/gr0C, maka kapasitas kalor kalorimeter bomb tersebut adalah ....A. 2,1 kJ/0C D. 16,8 kJ/0C B. 4,2 kJ/0C E. 25,2 kJ/0CC. 8,4 kJ/0C Kunci : A

4. Jika dibakar, etuna (C2H2) bermassa 1 gram dapat menaikkan suhu 1 liter air sebesar 120C. Kalor jenis air diketahui sebesar 4,2 J/gr0C maka entalpi pembakaran etuna adalah ....A. -50,4 kJ/mol D. -1.073 kJ/molB. -237,4 kJ/mol E. -1.310,4 kJ/molC. +237,4 kJ/mol Kunci : E

Penilaian Psikomotor

Menilai keaktifan dan kerja sama siswa selama melakukan praktikum

PEDOMAN PENSKORAN

No Kriteria Skor Ket.

1. Alat dan Bahan

Lengkap/Hampir lengkap

Kekurangan antara 3-5alat dan

3

2

N = {Skor siswa/Skor ideal} x 100

bahan

Kekurangan ≥ 6 alat dan bahan

1

2. Merancang Percobaan

Benar/Hampir benar

Kurang benar

Tidak benar

3

2

1

3. Hasil Pengamatan

Teliti

Kurang teliti

Tidak teliti

3

2

1

4. Kesimpulan

Benar/Hampir benar

Kurang benar

Tidak benar

3

2

1

Skor Ideal 12

Nilai Siswa = 60% Nilai Praktikum + 40% laporan

Pertemuan ke-141. Diagram tingkat pembentukan gas CO2:

2. Jika Mg + H2O MgO + H2 ∆H = a kJH2 + ½O 2 H2O ∆H = b kJ 2 Mg + O2 2 MgO ∆H = c kJ

3. Beberapa reaksi dan perubahan entalpinya pada suhu tertentu adalah sebagai berikut4C + 4H2 + O2 C3H7COOH ∆H = -124,9 kJ2 H2 + O2 2 H2O ∆H = -136,6 kJC + O2 CO2 ∆H = -94 kJBerdasarkan data di atas, ∆H untuk reaksi C3H7COOH + 5 O2 4 CO2 + 4 H2O adalah ….A. -224,4 kJ D. +135,6 kJ B. -286,6 kJ E. +612,2 kJ C. -524,3 kJ Kunci : C

4. Berdasarkan data berikut2 H2 + O2 2 H2O ∆H = -571 kJ2 Ca + O2 2 CaO ∆H = -1.269 kJCaO + H2O Ca(OH)2 ∆H = -64 kJ

∆H1

∆H3

∆H2

CO

C + O2

CO2

Berdasarkan data di atas, maka harga ∆H2 adalah …. A. ∆H2 =∆H3 + ∆H1 D. ∆H2 = 1/3 (∆H1 – ∆H3)B. ∆H2 =∆H1 – ∆H3 E. ∆H2 = ½ (∆H1 – ∆H3)C. ∆H2 =∆H3 – ∆H1 Kunci : B

Maka menurut hukum Hess, ungkapan yang benar adalah ….. A. a = b + c D. 2a = c – 2b

B. b = c + a E. 2b = 2c + a C. 2c = a + 2b Kunci : D

Besar ∆Hf untuk reaksi Ca(OH)2 adalah ….A. +682 kJ D. -1.404 kJ B. -724 kJ E. +1.404 kJC. -984 kJ Kunci : C

Pertemuan ke-151. Bila data Hf

0 C3H8 (g) = – 104 kJmol – 1 ; Hf0 CO2 (g) = – 394 kJmol – 1 ;

Hf0 H2O(g) = – 286 kJmol – 1

Maka harga ∆H reaksi :C3H8(g) + O2 (g) CO2 (g) + 4H2O (l) adalah …..A. –1034 Kj D. –2222 kJ

B. –1121 Kj E. –2232 kJ C. –1134 kJ Kunci : D

2. Energi yang dilepaskan pada pembakaran alkohol (C2H5OH) menghasilkan CO2

adalah 818 kJ. Jika ∆Hf C2H5OH = -278, CO2 = -394 kJ/mol dan H2O = -242 kJ/mol massa C2H5OH yang terbakar adalah ….A. 184 gram D. 30 gramB. 92 gram E. 11,5 gramC. 46 gram Kunci : D

3. Jika diketahui ∆Hf C6H12O6 = -1268 kJ/mol, CO2 = -394 kJ/mol dan H2O = -286 kJ/mol maka ∆H pembakaran 45 gram glukosa C6H12O6 adalah ….A. +702 Kj D. +1.404 kJB. -703 Kj E. -1.404 kJC. -2.807 Kj Kunci : B

4. Bila data Hf0 CH3 OH = – 284 kJmol – 1 ; Hf

0 CO2 (g) = – 344 kJmol – 1 ; Hf

0 H2O(g) = – 286 kJmol – 1

Maka harga ∆H reaksi : CH3OH + O2 CO2 + H2O adalah …..A. –346 kJ D. –1264 kJ

B. –632 kJ E. –1828 kJ C. –914 kJ Kunci : B

Pertemuan ke-161. Diketahui energi ikatan :

C = C = 612 kJ mol – 1

C – O = 358 kJ mol – 1

H – O = 463 kJ mol – 1

C – C = 348 kJ mol – 1 C – H = 414 kJ mol – 1

2. Diketahui energi ikatan :C – H = 99 kkal. mol – 1 C = O = 173 kkal. mol – 1

O = O = 35 kkal. mol – 1 H – O = 111 kkal. mol – 1

3. Diketahui energi ikatan :H – H = 437,64 kJ mol – 1 Cl – Cl = 242,76 kJ mol – 1

H – Cl = 433,02 kJ mol – 1

4. Diketahui energi ikatan :

Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut reaksi :CH4 + O2 CO2 + H2O adalah …. A. 103,5 kkal D. 474,5 kkalB. 118,5 kkal E. 670 kkalC. 415,5 kkal Kunci : E

Untuk menguraikan 146 gram HCl menjadi H2 dan Cl2 diperlukan kalor sebanyak .... A. 989,52 kJ D. 247,38 kJB. 494,76 kJ E. 123,69 kJ C. 371,28 kJ Kunci : C

Berapakah massa propana yang terbakar jika dihasilkan kalor sebesar 3.648 kJ menurut reaksi :C3H8(g) + 5O2(g) 3CO2(g) + 4H2O(g)

( Ar C = 12 ; O = 16 ; H = 1) ….. A. 817, 25 gram E. 172, 85 gramB. 527, 85 gram D. 178, 25 gram C. 217, 85 gram Kunci : C

Berdasarkan data di atas, dapat diramalkan besarnya entalpi reaksi :CH2 = CH2 + H2O CH3 – CH2 – OH adalah ….. A. – 309 kJmol – 1 D. + 309 kJmol – 1 B. – 45 kJmol – 1 E. + 355 kJmol – 1

C. + 45 kJmol – 1 Kunci : B

C – H = 414 kJ / mol C = O = 165,8 kJ / molC – C = 348 kJ / molH – O = 560 kJ / mol O = O = 146 kJ/ mol

LEMBAR KERJA SISWA

I. Tujuan :

Menentukan perubahan entalpi reaksi antara NaOH dengan HCl. NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

II. Alat dan Bahan:

Alat dan bahan Ukuran/satuan Jumlah

Bejana plastikSilinder ukurTermometer

Larutan NaOHLarutan HCl

200 ml50 ml

0 – 500C1M1M

121

50 ml

III. Cara Kerja1. Masukkan 50 ml larutan NaOH 1 M ke dalam bejana plastik dan masukkan 50 ml

larutan HCl 1M ke dalam silinder ukur.2. Ukur suhu kedua larutan. Termometer harus dibersihkan dan dikeringkan sebelum

dipindahkan dari satu larutan ke larutan yang lain. Jika suhu kedua larutan berbeda, tentukan suhu rata-rata(suhu awal).

3. Tuangkan larutan HCl ke dalam bejana plastik yang berisi larutan NaOH,aduk dengan termometer dan perhatikan suhu yang ditunjukkan oleh termometer itu.Suhu akan naik kemudian menjadi tetap dan selanjutnya turun.Catatlah suhu tetap itu(suhu akhir);

IV. Hasil Pengamatan

Tabel Data Pengamatan

No

Zat

Suhu

T0 T Rata-rataTcampuran – T rata-

rata

1.Larutan NaOH

2. Larutan HCl

3. Campuran

V. Pertanyaan-pertanyaan

1. Tentukan

a. Variabel bebas :

b. Variabel respon : 2. Tentukan jenis reaksi yang terjadi dan jelaskan.3. Hitung kalor reaksi yang terjadi.(kalor jenis air = 4,2 JK-1gr-1)4. Hitung mol NaOH dan mol HCl5. Hitung perubahan entalpi per mol H2O yang terbentuk dalam reaksi.6. Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi ini.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 19Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan

faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan

percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi

Indikator : Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan) jujur : Melaporkan data hasil

percobaan berdasarkan data hasil pengamatan.

I. Tujuan Pembelajaran

1. Melaui diskusi dan mengkaji beberapa literatur tentang konsentrasi larutan, siswa dapat menjelaskan pengertian kemolaran;

2. Melalui latihan tentang konsentrasi larutan, siswa dapat menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan) dengan menunjukan sikap kerja keras dalam menyelesaikan soal

II. Uraian Materi PembelajaranMolaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau konsentrasi

dari suatu larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

Molaritas dapat dituliskan dengan rumus :

M= nV

M=mol zat terlarutliter larutan

atau M=mmol zat terlarutmliter larutan

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan penjelasan guru.2. Menanyakan tentang konsep mol yang telah dipelajari pada Kelas X.siswa

menjawab dengan sopan dan tertib

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Membaca literatur tentang pengertian kemolaran dan penggunaannya .

Elaborasi :Memberikan soal untuk didiskusikan tentang cara menghitung molaritas suatu larutan.dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal

c. Kegiatan Akhir (Penutup)

Kesimpulan

Molaritas

Molaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau konsentrasi dari suatu larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan.

Molaritas dapat dituliskan dengan rumus : M= nV

M=mol zat terlarutliter larutan

atau

M=mmol zat terlarutmliter larutan

Refleksi1. Menanyakan kembali pengertian kemolaran dan penggunaannya.2. Menanyakan kemblai cara menghitung molaritas suatu larutan.Tugas Terstruktur1. Berapa massa NaCl padat yang harus dilarutkan untuk membuat 250 ml larutan

NaCl 0,2 M?2. Tentukan kemolaran 38,8 gram Na2S2O3.2H2O dalam 500 ml larutan?3. Tentukan volume larutan glukosa 6 M yang harus dicampurkan dengan 250 ml

larutan glukosa 4 M agar diperoleh larutan glukosa 5 M?4. Berapa volume air yang harus ditambahkan dalam 250 ml larutan HCl 0,15 M

untuk memperoleh konsentrasi HCl 0,1 M? (Ar Na = 23, Cl = 35 ; Ca = 40 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 20Alokasi Waktu : 2X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan

faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan pengertian laju reaksi dengan melakukan

percobaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi.

Indikator : Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan,

suhu dan katalis) melalui percobaan jujur : Melaporkan data hasil percobaan berdasarkan data hasil pengamatan

Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi jujur : Melaporkan data hasil percobaan berdasarkan data hasil pengamatan

I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi dan mengkaji beberapa literature tentang laju reaksi, siswa dapat

menjelaskan pengertian laju reaksi2. Melalui percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, siswa dapat

merancang percobaan dan menentukan variabel tetap (kontrol) dan variabel bebas (manipulasi) dengan menunjukan sikap jujur dan menjaga kebersihan tempat praktikum

3. Melalui percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, siswa dapat menyimpulkan pengaruh konsentrasi, suhu, dan luas permukaan bidang sentuh pada laju reaksi berdasarkan hasil pengamatan dengan menunjukkan sikap jujur dalam melaporkan hasil pengamatan

4. Melalui analisis data hasil percobaan, siswa dapat menuliskan laporan hasil percobaan secara menyeluruh dan mengomunikasikannya dengan menunjukan sikap jujur dalam melaporkan hasil praktikum dan menghargai pendapat orang lain

5. Melalui analisis data hasil percobaan, siswa dapat menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan dengan teliti dan jujur dalam melaporkan data hasil percobaan.

II. Materi PembelajaranPengertian Laju ReaksiLaju reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi(reaktan) atau bertambahnya jumlah produk(hasil reaksi) dalam satuan waktu.Satuan laju reaksi adalah molar/detik.Perhatikan reaksi di bawah ini :

R PPada awal reaksi yang ada hanya reaktan (R) karena zat produk (P) belum terbentuk. Setelah reaksi berjalan, zat P mulai terbentuk. Semakin lama konsentrasi zat P semakin

bertambah sedangkan zat R semakin berkurang.Laju reaksi tersebut dapat digambarkan dengan grafik berikut ini :

gambar 1. Grafik Laju Reaksi

Berdasarkan grafik dapat juga dibaca konsentrasi produk semakin bertambah, maka laju reaksinya adalah bertambahnya jumlah konsnetrasi P persatuan waktu. Oleh karena itu dirumuskan :

V=+∆ [P ]

∆ tKeterangan : +∆[P] = laju bertambahnya konsentrasi produk ∆t = perubahan waktu V = laju reaksiFaktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksiAda 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu : konsentrasi, suhu, luas permukaan dan katalis.1. Konsentrasi

Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih merapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. 2. Suhu

Semakin tinggi suhunya semakin cepat reaksi akan berlangsung. Setiap partikel selalu bergerak.Temperatur memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat – zat yang potensialnya kecil jika bertabrakan sukar menghasilkan reaksi, karena sukar melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.

Pada umumnya, setiap kenaikan suhu 100C, menyebabkan kenaikan laju sebesar dua kali laju reaksi semula. Sehingga apabila suhu dinaikkan sebesar n0C dan laju reaksi menjadi a kali.

Rumus : V 2=a∆Tn xV 1

3. Luas Permukaan Semakin luas permukaan sentuh antar pereaksi, semakin cepat reaksi akan berlangsung. Reaksi dapat terjadi antara reaktan – reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair, atau fasenya beda misalnya zat cair dengan zat padat. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan zat. Laju reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas permukaan sentuh zat dengan cara memperkecil ukuran zat yang direaksikan.4. KatalisKatalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan menurunkan energi pengaktifan.

waktu

Konsentrasi R

konsentrasi P

konsentrasi Berdasarkan grafik di atas jumlah konsentrasi reaktan semakin berkurang, maka laju reaksinya adalah berkurangnya jumlah konsnetrasi R persatuan waktu. Oleh karena itu dirumuskan :

V=−∆ [R ]

∆ tKeterangan :–∆[R] = laju berkurangnya konsentrasi reaktan∆t = perubahan waktuV = laju reaksi

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa memperhatikan penjelasan Guru2. Menanyakan tentang kecepatan yang dipelajari di pelajaran Fisika dan mengaitkannya

dengan laju reaksi,siswa menjawab dengan komunikatif3. Menanyakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam kehidupan

sehari-hari .seswa menjawab dengan komunikatifb. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Menjelaskan cara atau langkah-langkah kerja dalam praktikum.

Siswa mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang langkah-langkah kerja yang belum di pahami.

Elaborasi :Melakukan kegiatan praktikum dengan sungguh-sungguh. untuk mengetahui pengaruh perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi, luas permukaan bidang sentuh, suhu dan katalis terhadap laju reaksi.Melaporkan hasil kegiatan praktikum dengan jujur dan membuang sampah praktikum pada tempatnya.

Komfirmasi :Membahas hasil praktikum (Menafsirkan grafik dari data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi melalui diskusi kelas). Impelementasi PBKB : Melaporkan data hasil pengamatan secara

jujur dan menjaga kebersihan lingkungan.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanPengertian Laju ReaksiLaju reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi(reaktan) atau bertambahnya jumlah produk(hasil reaksi) dalam satuan waktu.Satuan laju reaksi adalah molar/detik.Perhatikan reaksi di bawah ini : R → PPada awal reaksi yang ada hanya reaktan (R) karena zat produk (P) belum terbentuk. Setelah reaksi berjalan, zat P mulai terbentuk. Semakin lama konsentrasi zat P semakin bertambah sedangkan zat R semakin berkurang.Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksiAda 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu : konsentrasi, suhu, luas permukaan dan katalis.1. Konsentrasi (Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya). 2. Suhu (Semakin tinggi suhunya semakin cepat reaksi akan berlangsung). 3. Luas Permukaan (Semakin luas permukaan sentuh antar pereaksi, semakin cepat

reaksi akan berlangsung). 4. KatalisKatalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak

mengalami perubahan kimia secara permanen sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali). Laju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis.

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian laju reaksi.2. Menanyakan kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Tugas Terstruktur1. Membuat laporan hasil praktikum.2. Reaksi peruraian H2O2 0,5 M adalah sebagai berikut :

2H2O2(aq) → 2H2O(l)+ O2(g) Bila setelah reaksi berlangsung 20 detik, konsentrasi H2O2 tinggal 0,3 M. Hitung :a. Laju peruraian H2O2 b. Laju pembentukan gas O2

3. Reaksi : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Jika diketahui laju reaksi terhadap N2 adalah 10 M/s, tentukan laju reaksi terhadap NH3 !

4. Dalam ruang 2 liter direaksikan 0,4 mol N2 dengan gas H2 sehingga terjadi reaksi : N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Setelah 10 detik N2 tersisa 0,15 mol, tentukan :a. Laju reaksi terhadap gas N2 c. Laju reaksi terhadap gas NH3

b. Laju reaksi terhadap gas H2 5. Dalam ruang 5 liter pada suhu tertentu dimasukkan 2 mol gas NH3 sehingga

terurai menjadi gas N2 dengan gas H2 Jika setelah 4 detik dalam ruang itu terdapat 0,4 mol gas N2. Tentukan laju reaksi terhadap N2,H2,NH3.

6. Sebanyak 27 mg serbuk aluminium(Ar = 27) dicelupkan ke dalam larutan 1M HCl yang cukup banyaknya. Setelah 2 menit seluruh serbuk alumunium telah habis. Reaksinya : 2Al(s) + 6HCl(aq) → 2AlCl3(aq) + 3H2(g)

Tentukan :a. laju reaksi terhadap Al ! c. laju reaksi terhadap AlCl3 !b. laju reaksi terhadap HCl ! d. laju reaksi terhadap gas H2

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 21Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk

menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator: Menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh dan suhu

terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan Gemar membaca : Membaca referensi untuk dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

Menggunakan diagram energi potensial dari reaksi kimia baik menggunakan katalis maupun tidak Rasa ingn tahu : Berusaha mengetahui pengertian, peranan katalisator. Menjelaskan pengertian dan peranan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram Rasa ingn tahu : Berusaha mengetahui energi pengaktifan dengan menggunakan diagram.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan memebaca beberapa literatur tentang faktor yang

mempengaruhi laju reaksi, siswa dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang sentuh dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan

2. Melalui diskusi tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan sikap kereatif, siswa dapat menggunakan diagram energi potensial dari reaksi kimia, baik meng-gunakan katalis maupun tidak;

3. Melalui diskusi dan memebaca beberapa literatur tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi, siswa dapat menjelaskan pengertian dan peranan energi pengaktifan dengan menggunakan diagram.

II. Materi PembelajaranTeori TumbukanReaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel – partikel zat yang bereaksi. Oleh karena itu, sebelum dua atau lebih partikel bertumbukan maka reaksi tidak akan terjadi. Akan tetapi tidak semua tumbukan itu akan menghasilkan reaksi, karena tumbukan yang terjadi harus mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan – ikatan pada zat yang bereaksi.

Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut “ tumbukan efektif “. Sebelum tumbukan terjadi, partikel – partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Jadi, energi pengaktifan adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi

berada pada puncak energi.Jika reaksi berhasil maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi

Gambar 3. energi pengaktifan berkurang dengan adanya katalisHubungan antara energi pengaktifan dengan energi yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dapat dilihat pada gambar 4 dan 5.

gambar. 4. Energi pengaktifan dan reaksi eksoterm

gambar 5. Energi Pengaktifan dan reaksi endoterm

Teori tumbukan dapat menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi1. KonsentrasiZat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih merapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat akan sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat, makin cepat terjadinya reaksi.2. SuhuSetiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik molekul bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi.Di samping itu, temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat – zat yang potensialnya kecil jika bertabrakan sukar menghasilkan reaksi, karena sukar melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.3. Luas Permukaan Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat terjadi antara reaktan – reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair, atau fasenya beda misalnya zat cair dengan zat padat. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan zat. Laju reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas permukaan sentuh zat dengan cara memperkecil ukuran zat yang direaksikan.

Energi

waktu

Hproduk

H reaksiHreaktan

EaEnergi

waktu

Hproduk

H reaksi

Hreaktan

Ea

Ea dengan katalis

Energi

waktuHproduk

H reaksi

Hreaktan

Ea tanpa katalis

4. KatalisLaju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan menurunkan energi pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak tumbukan yang berhasil sehingga reaksi lebih cepat. Jika energi pengaktifan tinggi, maka banyak tumbukan yang tidak berhasil karena tidak mempunyai cukup energi untuk terjadinya reaksi sehingga reaksi berlangsung lambat. Jadi , katalis hanya berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.

III. Metode PembelajaranDiskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan penjelasan

Guru2. Menanyakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang telah

dipraktikkan dalam pertemuan sebelumnya.siswa menjawab dengan komunikatifb. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang

sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi dengan teori tumbukan .Elaborasi :

Memberikan soal untuk didiskusikan tentang perbedaan diagram energi potensial dari reaksi kimia yang menggunakan katalis dan tidak menggunakan katalis serta energy pengaktifan.dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanTEORI TUMBUKANReaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel – partikel zat yang bereaksi. Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut “ tumbukan efektif “. Sebelum tumbukan terjadi, partikel – partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Jadi, energi pengaktifan adalah energi minimum yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksiAda 4 faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu : konsentrasi, suhu, luas permukaan dan katalis.1. Konsentrasi

Semakin besar konsentrasi semakin cepat laju reaksinya. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel – partikelnya tersusun lebih merapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah.

Partikel yang susunannya lebih rapat akan sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat, makin cepat terjadinya reaksi.

2. SuhuSemakin tinggi suhunya semakin cepat reaksi akan berlangsung. Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik molekul bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi.Di samping itu, temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat – zat yang potensialnya kecil jika bertabrakan sukar menghasilkan reaksi, karena sukar melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.

3. Luas Permukaan Semakin luas permukaan sentuh antar pereaksi, semakin cepat reaksi akan berlangsung. Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur atau bertumbukan. Reaksi dapat terjadi antara reaktan – reaktan yang fasenya sama, misalnya zat cair dengan zat cair, atau fasenya beda misalnya zat cair dengan zat padat. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih tumbukan terjadi pada permukaan zat. Laju reaksi seperti itu dapat diperbesar dengan memperluas permukaan sentuh zat dengan cara memperkecil ukuran zat yang direaksikan.

4. KatalisLaju reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan menurunkan energi pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak tumbukan yang berhasil sehingga reaksi lebih cepat. Jika energi pengaktifan tinggi, maka banyak tumbukan yang tidak berhasil karena tidak mempunyai cukup energi untuk terjadinya reaksi sehingga reaksi berlangsung lambat. Jadi, katalis hanya berfungsi untuk mempercepat laju reaksi.

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengaruh konsentrasi, luas permukaan bidang

sentuh, dan suhu terhadap laju reaksi berdasarkan teori tumbukan.2. Menanyakan kembali tentang perbedaan diagram energi potensial dari reaksi kimia

yang menggunakan katalis dan tidak menggunakan katalis 3. Menanyakan kembali pegertian pengertian energi pengaktifan melalui diskusi kelas.

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 22 Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan

faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk

menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator: Menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi dan waktu reaksi kerja keras :

berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi dan waktu reaksi

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi informasi dan memebaca beberapa literatur tentang orde

reaksi, siswa dapat menjelaskan pengertian orde reaksi2. Melalui latihan dan kerja keras tentang orde reaksi, siswa dapat menentukan orde

reaksi, persamaan laju reaksi dan waktu reaksi dengn menunjukan sikap kereatif dalam menjawab soal

II. Materi PembelajaranPersamaan Laju Reaksi dan Penentuan Orde ReaksiPersamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi reaktan pada suatu reaksi dan laju reaksinya.Menurut GULBERG dan WAAGE (1867), laju reaksi dalam sistem homogen, pada waktu tertentu berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi. Pernyataan ini disebut HUKUM AKSI MASSA . Contohnya pada reaksi berikut : mA + nB pC + qDLaju reaksi berbanding lurus dengan [ ] dan [ ]. Jika k adalah tetapan laju reaksi serta m dan n adalah koefisien A dan B, secara teoritis rumus laju reaksi adalah sebagai berikut : V = k[A]m [B]n Rumus laju yang sesungguhnya hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan dan penafsiran data hasil percobaan.Contoh untuk reaksi : mA + nB → pC + qDRumus laju reaksinya adalah : V =k [A] x [B] y

dimana : x = orde reaksi terhadap A x + y = orde reaksi total reaksi

Y = orde reaksi terhadap B k = tetapan laju reaksi

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi.

Orde reaksi adalah pangkat dari konsentrasi sehingga bentuk grafiknya merupakan grafik perpangkatan.III. Metode Pembelajaran

Diskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan penjelasan

Guru2. Menanyakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi yang telah

dipelajari dalam pertemuan sebelumnya.seswa menjawab dengan komunikatifb. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang tentang pengertian orde reaksi .

Elaborasi :Memberikan soal untuk didiskusikan tentang cara menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi dan waktu reaksi .dengan menunjukan sikap kereatif dan Berusaha dengan maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan

Komfirmasi :Memberikan penegasan tentang materi yang didiskusikan,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : Kereatif dalam menjawab soal

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanPersamaan Laju Reaksi dan Penentuan Orde ReaksiPersamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi reaktan pada suatu reaksi dan laju reaksinya. mA + nB pC + qDLaju reaksi berbanding lurus dengan [ ] dan [ ]. Jika k adalah tetapan laju reaksi serta m dan n adalah koefisien A dan B, secara teoritis rumus laju reaksi adalah sebagai berikut : V = k[A]m [B]n Rumus laju yang sesungguhnya hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan dan penafsiran data hasil percobaan.Contoh untuk reaksi : mA + nB → pC + qDRumus laju reaksinya adalah : V =k [A] x [B] y dimana : x = orde reaksi terhadap A

Y = orde reaksi terhadap Bx + y = orde reaksi total reakk = tetapan laju reaksi

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi adalah pangkat dari konsentrasi sehingga bentuk grafiknya merupakan grafik perpangkatan.

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian orde reaksi2. Menanyakan kembali cara menentukan orde reaksi, persamaan laju reaksi dan

waktu reaksiTugas Terstruktur1. Diketahui data percobaan dari reaksi A(g) + B(g) + C(g) → 2DE(g) + F(g) sebagai

berikut :Percobaan

ke[A]

mol/L[B]

mol/L[C]

mol/LV (M/s)

1 0,1 0,2 0,3 2 x 10 – 2

2 0,2 0,2 0,3 4 x 10 – 2

3 0,2 0,4 0,3 1,6 x 10 – 1

4 0,2 0,4 0,6 1,6 x 10 – 1

5 0,5 0,5 0,5 XBerdasarkan data tersebut, tentukan :a. rumus laju reaksi c. harga tetapan laju reaksib. orde reaksi d. harga Xc. orde total

2. Pada reaksi : 2NO(g) + 2Br(g) → 2NOBr(g) diperoleh data dari percobaan sebagai berikut :

Percobaan ke [A] mol/L [B] mol/L V (M/s)1 4 x 10 – 3 1,5 x 10 – 3 32 x 10 – 7

2 4 x 10 – 3 3 x 10 – 3 64 x 10 – 7

3 4 x 10 – 3 6 x 10 – 3 128 x 10 – 7

4 2 x 10 – 3 6 x 10 – 3 32 x 10 – 7

5 10 – 3 6 x 10 – 3 7,9 x 10 – 7

Berdasarkan data tersebut, tentukan :a. rumus laju reaksi c. orde totalb. orde reaksi d. harga tetapan laju reaksi

3. Pada reaksi : 2H2(g) + 2NO(g) → 2H2O(g) + N2(g) diperoleh data sebagai berikut :

Percobaan ke

[NO] M [H2] M V (M/s)

1 0,5 0,5 0,52 1 0,5 23 1,5 1 94 1 1,5 6

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%

Berdasarkan data tersebut, tentukan rumus laju reaksi dan orde reaksinya !

- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 24Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan

faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar :

3.2 Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan faktor-faktor penentu laju dan orde reaksi serta terapannya dalam kehidupan sehari-hari

Indikator: Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industry Gemar membaca :

Menunjukan sikap senang membaca untuk dapat Menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industry

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi informasi dan memebaca beberapa literatur tentang katalis,

siswa dapat menjelaskan peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri2. Melalui diskusi informasi dan memebaca beberapa literatur tentang katalis,

siswa dapat memberikan contoh-contoh penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industry.

II. Materi PembelajaranPenerapan laju reaksi dalam kehidupan sehari – hari.

Pengaruh luas permukaan banyak diterapkan dalam industri dan dalam kehidupan sehari – hari. Pada prinsipnya semua dengan cara menghaluskan dahulu bahan yang berupa padatan sebelum direaksikan, dalam rangka memperluas permukaan sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat.Contoh :1. Gas asetilen dibuat dengan mereaksikan kalsium karbida dengan air. Untuk

memperoleh gas lebih cepat, kalsium karbida dihancurkan menjadi keping – keping lebih kecil

2. Agar proses vulkanisasi berlangsung cepat, digunakan serbuk belerang dan karbon yang sangat halus.

3. Mengunyah makanan juga merupakan upaya dalam rangka memperluas permukaan sehingga penguraian selanjutnya dapat berlangsung lebih cepat

Penggunaan Katalis dalam industri.Banyak proses industri yang menggunakan katalisator, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Sebagian besar katalisator merupakan unsur transisi atau senyawanya. Beberapa diantaranya diberikan dalam tabel berikut :

Katalisator Penggunaan

NO dan NO2 Pembuatan amonia dengan cara bilik timbal

Besi Pembuatan amonia dengan proses Haber

V2O5 Industri asam sulfat menurut proses kontak

Nikel Pembuatan margarin dari minyak kelapa

Platina Industri asam nitrat ( proses Oswald)Amonia merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting. Amonia antara lain digunakan untuk bahan dasar pembuatan pupuk urea dan pupuk amonium sulfat, juga sebagai pelarut untuk berbagai senyawa ionik maupun senyawa polar.Proses Haber adalah sintesis amonia dari gas nitrogen dan hidrogen menurut reaksi :

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)H = – 92 kJReaksi ini berlangsung sangat lambat pada suhu rendah , bahkan pada suhu 5000C. Serbuk besi yang dicampur dengan berbagai oksida logam lain ( Al2O3, MgO, CaO, dan K2O) menjadikan reaksi cukup ekonomis.Asam sulfat adalah bahan kimia yang tergolong paling banyak penggunaannya. Misalnya , untuk bahan dasar pembuatan pupuk amonium sulfat, pupuk amonium superfosfat, larutan elektrolit dalam aki dan sebagai zat pemurni yang menghilangkan warna gelap dari hasil misalnya pada pemurnian minyak bumi. Dalam industri logam, misalnya industri besi dan baja, asam sulfat digunakan untuk menghilangkan karat besi sebelum digalvanisasi atau diberi lapisan enamel.Proses kontak adalah proses industri pembuatan asam sulfat. Salah satu tahapan penting dalam proses itu adalah oksidasi SO2 menjadi SO3 ( SO3 kemudian dilarutkan dalam air sehingga diperoleh H2SO4)Reaksi : 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) H = – 198 kJSama halnya dengan sintesis amonia, reaksi oksidasi SO2 di atas juga berlangsung sangat lambat pada suhu rendah. Vanadium oksida dapat membuat reaksi berlangsung jauh lebih cepat.Asam nitrat merupakan salah satu asam anorganik terpenting. Asam ini digunakan dalam produk pupuk, obat – obatan dan bahan peledak. Metode utama untuk memproduksi asam nitrat dikenal dengan proses Oswald. Bahan baku awal yaitu amonia dan oksigen dipanaskan dengan katalis platinum – rhodium hingga suhu 8000C:Reaksi : 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(g)

Oksida nitrit dengan cepat dioksidasi ( tanpa adanya katalis) menjadi nitrogen dioksida:

2NO(g) + O2(g) → 2NO2(g)

Ketika dilarutkan dalam air, NO2 akan membentuk asam nitrous sdan asam nitrat:2NO(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)

Pada pemanasan, asam nitrous akan diubah menjadi asam nitrat:3HNO2(aq) → HNO3(aq) + H2O(l) + 2NO(g)

NO yang dihasilkan dapat digunakan kembali untuk memproduksi NO2 pada tahap kedua.Katalisator juga sangat penting dalam sistem biologi. Reaksi – reaksi metabolisme dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relatif rendah berkat adanya suatu biokatalis, yaitu enzim. Di luar tubuh (tanpa enzim) reaksi serupa misalnya pembakaran glukosa, hanya dapat berlangsung pada suhu yang jauh lebih tinggi. III. Metode Pembelajaran

Diskusi dan pemberian tugasIV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siawa memperhatikan penjelasan Guru2. Menanyakan tentang faktor-faktor pengertian katalis yang telah dipelajari dalam pertemuan sebelumnya.siswa menjawab dengan soapn dan tertib

b. Kegiatan IntiEksplorasi :

Membaca literatur tentang peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri.

Elaborasi :Memberikan soal untuk didiskusikan tentang penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industry melalui berusaha dengan sunggun-sunggun membaca beberapa reperensi

Komfirmasi :Memberikan contoh-contoh penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industri,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : gemar membaca beberapa reperensi dan

mengahrgai pendapat orang lain (toleransi)c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanPenggunaan Katalis dalam industri.Banyak proses industri yang menggunakan katalisator, sehingga proses dapat berlangsung lebih cepat dan biaya produksi dapat dikurangi. Sebagian besar katalisator merupakan unsur transisi atau senyawanya. Beberapa diantaranya diberikan dalam tabel berikut :

Katalisator Penggunaan

NO dan NO2 Pembuatan amonia dengan cara bilik timbal

Besi Pembuatan amonia dengan proses Haber

V2O5 Industri asam sulfat menurut proses kontak

Nikel Pembuatan margarin dari minyak kelapa

Platina Industri asam nitrat ( proses Oswald)Amonia merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting. Amonia antara lain digunakan untuk bahan dasar pembuatan pupuk urea dan pupuk amonium sulfat, juga sebagai pelarut untuk berbagai senyawa ionik maupun senyawa polar.Proses Haber adalah sintesis amonia dari gas nitrogen dan hidrogen menurut reaksi :

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = – 92 kJReaksi ini berlangsung sangat lambat pada suhu rendah , bahkan pada suhu 5000C. Serbuk besi yang dicampur dengan berbagai oksida logam lain ( Al2O3, MgO, CaO, dan K2O) menjadikan reaksi cukup ekonomis.Katalisator juga sangat penting dalam sistem biologi. Reaksi – reaksi metabolisme dapat berlangsung pada suhu tubuh yang relatif rendah berkat adanya suatu biokatalis, yaitu enzim. Di luar tubuh (tanpa enzim) reaksi serupa misalnya pembakaran glukosa, hanya dapat berlangsung pada suhu yang jauh lebih tinggi.Refleksi1. Menanyakan kembali tentang peranan katalis dalam makhluk hidup dan industri2. Menanyakan kembali tentang contoh-contoh penggunaan katalis dalam

kehidupan sehari-hari dan industriTugas TerstrukturMembuat makalah tentang penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industri!

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 25Alokasi Waktu : 2X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : III.3Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan.

Indikator: Menjelaskan kesetimbangan dinamis rasa ingi tahu :Berusaha untuk mengetahi

kesetimbangan dinamis.Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen serta tetapan kesetimbangan Kerja keras : berusaha dengan optimal untuk dapat Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen)(Kritis : Mengajukan pemikiran yang kritis dalam menentukan kesetimbangan homogen dan heterogen.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan memebaca beberapa literatur tentang kesetimbangan kimia,

siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan dinamis;2. Melalui diskusi tentang kesetimbangan kimia, siswa dapat menjelaskan

kesetimbangan homogen dan heterogen dengn menunjukan sikap ketelitianII. Materi Pembelajaran

Keadaan Setimbang Reaksi kimia dapat dipandang dari sisi pereaksi dan hasil reaksi. Sehingga terjadi reaksi dua arah yaitu reaksi dari pereaksi ke hasil reaksi dan dari hasil reaksi ke pereaksi. Jika kedua arah memiliki laju reaksi sama besar, dikatakan reaksi dalam keadaan setimbang atau reaksi kesetimbangan kimia.Kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya, secara makroskopis pada keadaan setimbang tidak terjadi perubahan konsentrasi dan warna. Tetapi secara mikroskopis reaksi bolak – balik selalu terjadi perubahan terus menerus. Keadaan demikian hanya terjadi jika reaksi berada dalam sistem tertutup.Kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya, secara makroskopis pada keadaan setimbang tidak terjadi perubahan konsentrasi dan warna. Tetapi secara mikroskopis reaksi bolak – balik selalu terjadi perubahan terus menerus. Keadaan demikian hanya terjadi jika reaksi berada dalam sistem tertutup. Contoh keadaan setimbang dinamis dalam kehidupan sehari – hari adalah proses penyerapan air dalam wadah tertutup.Kesetimbangan kimia mempunyai ciri sebagai berikut:1. Terjadi dalam ruang tertutup2. Reaksinya bersifat reversibel ( dapat balik)3. Kecepatan reaksi ke kiri sama dengan kecepatan reaksi ke kanan4. Tidak terjadi perubahan secara makroskopis ( hanya terjadi perubahan mikroskopis)

Berdasarkan wujud zat – zat dalam keadaan setimbang, kesetimbangan kimia dibedakan sebagai berikut :1. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat – zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang sama. ( satu fase)

2. Kesetimbangan HeterogenKesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat – zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang berbeda. ( dua fase atau lebih)

III. Metode Pembelajaran Diskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,siswa memperhatikan penjelasan Guru2. Menanyakan tentang kesetimbangan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari.siswa

menjawan dengan komunikatifb. Kegiatan Inti

Eksplorasi : Membaca literatur tentang penertian kesetimbangan kimia.

Elaborasi :Memberikan soal untuk didiskusikan tentang penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industry melalui berusaha dengan sunggun-sunggun membaca beberapa reperensi

Komfirmasi :Memberikan contoh-contoh penggunaan katalis dalam kehidupan sehari-hari dan industri,serta memberikan soal yang lebih kompleks. Impelementasi PBKB : gemar membaca beberapa reperensi dan

mengahrgai pendapat orang lain (toleransi)1. Diskusi tentang kesetimbangan dinamis melalui diskusi kelas.2. Diskusi tentang kesetimbanga homogen dan heterogen

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanKeadaan Setimbang Kesetimbangan kimia bersifat dinamis, artinya, secara makroskopis pada keadaan setimbang tidak terjadi perubahan konsentrasi dan warna. Tetapi secara mikroskopis reaksi bolak – balik selalu terjadi perubahan terus menerus. Keadaan demikian hanya terjadi jika reaksi berada dalam sistem tertutup. Contoh keadaan setimbang dinamis dalam kehidupan sehari – hari adalah proses penyerapan air dalam wadah tertutup.Kesetimbangan kimia mempunyai ciri sebagai berikut:1. Terjadi dalam ruang tertutup

2. Reaksinya bersifat reversibel ( dapat balik)3. Kecepatan reaksi ke kiri sama dengan kecepatan reaksi ke kanan

4. Tidak terjadi perubahan secara makroskopis ( hanya terjadi perubahan mikroskopis)

Berdasarkan wujud zat – zat dalam keadaan setimbang, kesetimbangan kimia dibedakan sebagai berikut :1. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat – zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang sama. ( satu fase)

2. Kesetimbangan HeterogenKesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat – zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang berbeda. ( dua fase atau lebih)

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang kesetimbangan dinamis 2. Menanyakan kembali tentang kesetimbangan homogen dan heterogen

Tugas TerstrukturPada reaksi – reaksi berikut , tentukan apakah termasuk kesetimbangan homogen atau heterogen 1. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) 6. 2H2(g) + O2(g)

2H2O(g)

2. Fe3O4(s) + 4CO(g) 3Fe(s) + 4CO2(g) 7. 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

3. NH4Cl(g) NH3(g) + HCl(g) 8. N2O4(g) 2NO2(g)

4. C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g) 9. S(s) + O2(g) SO2(g)

5. 2BaO2(s) 2BaO(s) + O2(g) 10. Ag +(aq) + Fe 2+

(aq) Ag(s) + Fe 3+(aq)

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: Kuis

B. Tindak Lanjut :- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 26Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar :

3.3 Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan

Indikator: Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier

Kerja keras :Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menentukan arah pergeseran kesetimbangan kimia.

Menyimpulkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan Jujur dalam melaporkan hasil percobaan.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan memebaca beberapa literatur tentang pergeseran

kesetimbangan, siswa dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan asas Le Chatelier;

2. Melalui analisis hasil percobaan tentang pergeseran kesetimbangan, siswa dapat menyimpulkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume pada pergeseran kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan dengan menunjukan kejujuran dalam melaporkan hasil percobaan

II. Materi PembelajaranPergeseran KesetimbanganAzas Le ChatelierHubungan antara reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan kimia dengan aksi atau pengaruh yang diberikan dari luar dirumuskan oleh HENRY LOUIS LE CHATELIER (1888). Hubungan tersebut disebut AZAZ LE CHATELIER.Yang menyatakan : “ Apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung dilakukan suatu aksi, maka timbul reaksi dari sistem sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”.Faktor – faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbanganAksi – aksi yang dimaksud oleh azas le Chatelier adalah melakukan tindakan dengan mengubah – ubah konsentrasi, suhu, tekanan dan volume sistem. Selanjutnya keempat faktor itu disebut faktor yang mempengaruhi kesetimbangan reaksi. 1. Perubahan Konsentrasia. Perubahan konsentrasi dapat dilakukan dengan cara menambahkan atau mengurangi konsentrasi pereaksi.

Jika ke dalam sistem kesetimbangan konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar, kesetimbangan bergeser ke kanan (zat hasil) sehingga konsentrasi zat hasil bertambah. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi dikurangi atau diperkecil, kesetimbangan bergeser ke kiri (pereaksi) sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.b. Pengenceran (penambahan volume) akan menurunkan konsentrasi zat – zat yan terlarut di dalamnya. Jika total mol pereaksi < total mol produk reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan, dan sebaliknya jika total mol pereaksi > total mol produk reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri.2. Perubahan Tekanan Dan VolumeFaktor tekanan dan volume merupakan faktor yang bersifat kebalikan. Hal ini sesuai dengan hukum Boyle yang menyatakan , pada suhu tetap hasil kali tekanan (P) dan volume(V) selalu konstan [ P.V = C]Jika ke dalam sistem kesetimbangan volume ruang diperbesar( atau tekanan diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar. Sebaliknya jika dalam kesetimbangan volume ruang diperkecil(atau tekanan diperbesar) , maka kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih kecil.Perubahan volume atau tekanan tidak berpengaruh terhadap sistem kesetimbangan jika jumlah koefisien reaksi antara ruas kanan dan ruas kiri sama.3. Perubahan SuhuHubungan perubahan suhu dengan sistem kesetimbangan kimia dirumuskan oleh Van’t Hoff ( 1852 – 1911), sebagai berikut:Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang dinaikkan , maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm). Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang diturunkan, maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mengeluarkan kalor(eksoterm).

III. Metode Pembelajaran Diskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2. Menanyakan tentang kesetimbangan dinamis, kesetimbangan homogen dan heterogen

serta tetapan kesetimbangan yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnyab. Kegiatan Inti

1. Diskusi tentang Asas Le Chatelier2. Meramalkan pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume terhadap pergeseran

kesetimbangan berdasarkan data hasil percobaan di kelas.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanPergeseran KesetimbanganAzas Le Chatelier “ Apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung dilakukan suatu aksi, maka timbul reaksi dari sistem sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.”.Faktor – faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan

1. Perubahan Konsentrasia. Jika ke dalam sistem kesetimbangan konsentrasi pereaksi ditambah atau

diperbesar, kesetimbangan bergeser ke kanan (zat hasil) sehingga konsentrasi zat hasil bertambah. Sebaliknya jika konsentrasi pereaksi dikurangi atau diperkecil, kesetimbangan bergeser ke kiri (pereaksi) sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.

b. Pengenceran (penambahan volume) akan menurunkan konsentrasi zat – zat yan terlarut di dalamnya. Jika total mol pereaksi < total mol produk reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan, dan sebaliknya jika total mol pereaksi > total mol produk reaksi kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

2. Perubahan Tekanan Dan VolumeJika ke dalam sistem kesetimbangan volume ruang diperbesar (atau tekanan diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar. Sebaliknya jika dalam kesetimbangan volume ruang diperkecil (atau tekanan diperbesar) , maka kesetimbangan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih kecilPerubahan volume atau tekanan tidak berpengaruh terhadap sistem kesetimbangan jika jumlah koefisien reaksi antara ruas kanan dan ruas kiri sama.

3. Perubahan SuhuJika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang dinaikkan , maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm). Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang diturunkan, maka kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mengeluarkan kalor(eksoterm).

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang Asas Le Chatelier2. Menanyakan kembali pengaruh suhu, konsentrasi, tekanan, dan volume terhadap

pergeseran kesetimbangan.Tugas Terstruktur1. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut:

H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)

a. Jika konsentrasi H2 diperbesar, bagaimana pergeseran kesetimbangannya? b. Jika konsentrasi Cl2 diperkecil, bagaimana pergeseran kesetimbangannya?

2. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

a. Jika volume ruang diperbesar (tekanan diperkecil), bagaimana pergeseran kesetimbangannya? Jelaskan !

b. Jika volume ruang diperkecil (tekanan diperbesar), bagaimana pergeseran kesetimbangannya? Jelaskan!

3. Diketahui reaksi kesetimbangan sebagai berikut: 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = – x kJ

a. Jika suhu ruang diperbesar, bagaimana pergeseran kesetimbangannya? Jelaskan !

b. Jika suhu ruang diperkecil, bagaimana pergeseran kesetimbangannya? Jelaskan!

4. Pada reaksi kesetimbangan :

2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO(g) + 2H2O(g) H = – 900 kJTindakan apa sajakah yang dapat dilakukan agar gas CO2 terbentuk sebanyak mungkin?

5. Pada pembuatan gas HCl menurut reaksi : 2Cl2(g) + 2H2O(g) 4HCl(g) + O2(g) H = + 113 kJKondisi bagaimanakah(konsentrasi, suhu dan tekanan) yang diperlukan agar HCl terbentuk sebanyak mungkin?

6. Diketahui reaksi kesetimbangan : Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO(g) H = + 60 kJ

Ke arah manakah reaksi akan bergeser bila tindakan di bawah ini dilakukan :o Ditambah gas CO ke dalam campuran!o Ditambah serbuk besi ke dalam campuran !o Suhu diturunkan!o Volume diperkecil!

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 27Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar :

3.3 Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dengan melakukan percobaan

Indikator:

Menjelaskan tetapan kesetimbangan Rasa ingi tahu : Berdiskusi dengan serius untuk dapat Menjelaskan tetapan kesetimbangan.

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi informasi dan memebaca beberapa literatur tentang kesetimbangan

kimia, siswa dapat menjelaskan tentang pegertian tetapan kesetimbangan;2. Melalui latihan, siswa dapat menuliskan persamaan tetapan kesetimbangan

untuk kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen dengan menunjukan kekreatipan dalam menuliskan tetapan kesetimbangan untuk kesetimbangan homogeny dan heterogen

II. Materi PembelajaranHukum KesetimbanganTerdapat hubungan yang tetap antara konsentrasi komponen dalam kesetimbangan. Hubungan yag tetap ini disebut dengan Hukum Kesetimbangan atau Hukum Aksi Massa , yang ditemukan oleh Gulberg dan Waage.Contoh : Dari hasil percobaan terhadap reaksi kesetimbangan :

CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O H = – 206 kJPercobaan dilakukan pada suhu tetap (1200K) dengan konsentrasi awal pereaksi yang bervariasi. Konsentrasi kesetimbangan selalu berubah bergantung pada konsentrasi awal zat yang direaksikan. Akan tetapi, hasil kali konsentrasi setimbang zat yang di ruas kanan dibagi dengan hasilkali konsentrasi setimbang zat yang di ruas kiri, masing –masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, menghasilkan harga yang tetap ( sekitar 3,92). Besaran ini disebut tetapan kesetimbangan dan dinyatakan dengan lambang KcData percobaan yang dihasilkan dari reaksi metanasi katalitik gas karbon monoksida pada suhu 1200 K adalah sebagai berikut :

Konsentrasi Awal (M)

Konsentrasi pada keadaan setimbang (M)[CH4] [H2O][CO] [H2]3[CO] [H2] [CO] [H2] [CH4]

[H2O

]0,100

00,300

00,0613

0,1839

0,03870,0387

3,93

0,200 0,300 0,1522 0,156 0,0478 0,04 3,91

0 0 6 780,100

00,400

00,0479

0,2437

0,05210,0521

3,92

0,1000

0,1000

0,08940,068

30,0106

0,0106

3,94

Jadi dapat diambil kesimpulan :Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi hasil reaksi dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam kesetimbangan, yang masing – masing dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.Hasil bagi tersebut disebut dengan tetapan kesetimbangan (Kc) Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) adalah hasil kali konsentrasi zat – zat hasil reaksi dibagi dengan hasilkali konsentrasi pereaksi setelah masing – masing zat dipangkatkan koefisiennya menurut reaksi kesetimbangan. Untuk kesetimbangan homogen, persamaan tetapan kesetimbangan sesuai dengan stoikiometri reaksi. Persamaan tetapan kesetimbangan hanya melibatkan senyawa yang berada dalam wujud gas (g) dan larutan (aq). Secara umum, untuk reaksi :mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)Dari persamaan reaksi di atas harga tetapan kesetimbangannya adalah :

Kc=[C ] p

x [D ]q

[ A ]m x [B ]n

Yang mana konsentrasi zat-zat di atas adalah konsentrasi zat pada keadaan kesetimbangan.

III. Metode Pembelajaran

Diskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2. Menanyakan kesetimbangan dinamis yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnyab. Kegiatan Inti

1. Diskusi tentang pengertian tetapan kesetimbangan 2. Latihan menuliskan persamaan persamaan tetapan kesetimbangan untuk

kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanTetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)Dalam keadaan setimbang pada suhu tertentu, hasil kali konsentrasi hasil reaksi dibagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam kesetimbangan, yang masing – masing dipangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) adalah hasilkali konsentrasi zat – zat hasil reaksi dibagi dengan hasilkali konsentrasi pereaksi setelah masing – masing zat dipangkatkan koefisiennya menurut reaksi kesetimbangan.

Untuk kesetimbangan homogen, persamaan tetapan kesetimbangan sesuai dengan stoikiometri reaksi. Persamaan tetapan kesetimbangan hanya melibatkan senyawa yang berada dalam wujud gas (g) dan larutan (aq). Secara umum, untuk reaksi :

mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)Dari persamaan reaksi di atas harga tetapan kesetimbangannya adalah :

Kc=[C ] p

x [D ]q

[ A ]m x [B ]n

Refleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian tetapan kesetimbangan 2. Menanyakan kembali cara menuliskan persamaan persamaan tetapan

kesetimbangan untuk kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen.

Tugas TerstrukturTuliskan persamaan tetapan kesetimbangan dari reaksi – reaksi berikut!1. CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)

2. Fe3O4(s) + 4CO(g) 3Fe(s) + 4CO2(g)

3. NH4Cl(g) NH3(g) + HCl(g)

4. C(s) + H2O(g) CO(g) + H2(g)

5. 2BaO2(s) 2BaO(s) + O2(g)

6. 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)

7. 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

8. N2O4(g) 2NO2(g)

9. S(s) + O2(g) SO2(g)

10. Ag+(aq) + Fe2+

(aq) Ag(s) + Fe3+(aq)

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 28Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar :

3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.

Indikator: Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan Kerja

keras :berusaha dengan optimal untuk dapat ngeng hitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan.

Menafsirkan data hasil percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan dan Kc Kerja keras : berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menafsirkan data hasil percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan dan Kc

Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan Kerja keras :berusaha dengan sungguh-sungguh untuk dapat menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan.

I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi informasi dan memebaca beberapa literatur tentang tetapan

kesetimbangan, siswa dapat menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal-soal kestimbangan;

2. Melalui latihan dan kerja keras, siswa dapat menghitung nilai Kc berdasarkan konsentrasi kesetimbangan dan sebaliknya

3. Melalui latihan dan sikap kereatif, siswa dapat menghitung nilai derajat disosiasi ()

II. Materi PembelajaranLangkah-langkah dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan :1. Jika konsentrasi zat sudah diketahui keadaan kesetimbangan, maka untuk menghitung

K dilakukan dengan memasukkan harga tersebut dalam rumus kesetimbangan.2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam soal kesetimbangan :

a. Jangan menggunakan rumus K sebelum menghitung konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbangan.

b. Konsentrasi zat selalu dalam mol/liter (molar).c. Untuk zat pereaksi :

Jumlah zat pada kesetimbangan = jumlah zat mulai-mulai dikurangi jumlah zat yang terurai atau bereaksi

d. Untuk zat hasil reaksiJumlah zat pada kesetimbangan = jumlah zat yang terbentuk dari zat pereaksi

e. Koefisien reaksi menyatakan perbndingan mol dari zat pereaksi yang terurai dengan zat hasil reaksi

Derajat Disosiasi ()Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam disosiasi juga terdapat kesetimbangan (baik homogen maupun heterogen).Untuk menyatakan perbandingan antara banyaknya zat-zat yang terurai dengan banyaknya zat mula-mula, dipakai itilah derajat disosiasi yang diberi lambang alfa ().

∝=banyaknya zat yang teruraibanyaknya zat mula−mula

Banyaknya zat yang terurai = x banyaknya zat mula-mula. Harga antara 0 – 1 (0 1)

III. Metode Pembelajaran

Diskusi dan Pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2. Menanyakan tentang tetapan kesetimbangan yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnyab. Kegiatan Inti

1. Diskusi tentang cara menjelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan.

2. Latihan menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan data hasil percobaan.

3. Latihan menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan konsentrasi kesetimbangan.

4. Latihan menghitung derajat disosiasi () berdasarkan konsentrasi kesetimbangan.c. Kegiatan Akhir (Penutup)

KesimpulanLangkah-langkah dalam menyelesaikan soal-soal kesetimbangan :1. Jika konsentrasi zat sudah diketahui keadaan kesetimbangan, maka untuk

menghitung K dilakukan dengan memasukkan harga tersebut dalam rumus kesetimbangan.

2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam soal kesetimbangan :a. Jangan menggunakan rumus K sebelum menghitung konsentrasi masing-

masing zat dalam kesetimbangan.b. Konsentrasi zat selalu dalam mol/liter (molar).c. Untuk zat pereaksi :

Jumlah zat pada kesetimbangan = jumlah zat mulai-mulai dikurangi jumlah zat yang terurai atau bereaksi

d. Untuk zat hasil reaksiJumlah zat pada kesetimbangan = jumlah zat yang terbentuk dari zat pereaksi

e. Koefisien reaksi menyatakan perbndingan mol dari zat pereaksi yang terurai dengan zat hasil reaksi

Derajat Disosiasi ()Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain. Dalam disosiasi juga terdapat kesetimbangan (baik homogen maupun heterogen).Untuk menyatakan perbandingan antara banyaknya zat-zat yang terurai dengan banyaknya zat mula-mula, dipakai itilah derajat disosiasi yang diberi lambag alfa ().

∝=banyaknya zat yang teruraibanyaknya zat mula−mula

Banyaknya zat yang terurai = x banyaknya zat mula-mula. Harga antara 0 – 1 (0 1)

Refleksi1. Menanyakan kembali cara menyelesaikan soal-soal kesetimbangan.2. Menanyakan kembali cara menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan

data hasil percobaan.3. Menanyakan kembali cara menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) berdasarkan

konsentrasi kesetimbangan.4. Menanyakan kembali cara menghitung derajat disosiasi () berdasarkan

konsentrasi kesetimbangan.Tugas Terstruktur1. 4 mol SO3 dimasukkan dalam wadah 5 L dan terurai menurut reaksi

2SO3 2SO2 + O2

jika pada keadaan setimbang, masing-masing 1 mol SO3, tentukan :a. Konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbanganb. Harga tetapan kesetimbangan

2. 0,6 mol gas NO2 dimasukkan dalam bejana 5 liter dan terurai2NO2 2NO + O2

jika pada kesetimbangan diperoleh 0,2 mol dan O2 tentukan :a. Konsentrasi masing-masing zat dalam kesetimbanganb. Harga tetapan kesetimbangan

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 29Alokasi Waktu : 2X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar :

3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.

Indikator: Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada

keadaan setimbang Kerja keras : berusaha dengan meksimal untuk dapat menghitung Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan membaca beberapa literatur tentang tetapan kesetimbangan

berdasarkan tekanan, siswa dapat menjelaskan pengertian Kp2. Melalui latihan dan kerja keras tentang Kp, siswa menghitung nilai K berdasarkan

tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang;

II. Materi PembelajaranTetapan Kesetimbangan Parsial(Kp)Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial (Kp) adalah hasilkali tekanan parsial gas – gas hasil reaksi dibagi dengan hasilkali tekanan parsial gas – gas pereaksi setelah masing – masing zat dipangkatkan koefisiennya menurut reaksi kesetimbangan.Tekanan Parsial adalah tekanan bagian tiap – tiap gas Contoh : mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)Dari persamaan reaksi di atas harga tetapan kesetimbangan(Kp) adalah :

K p= pC p x pDq

pAm x pBn

Jumlah tekanan parsial (p) tiap – tiap gas merupakan tekanan total (P) suatu campuran gas.Contoh :

AB(g) A(g) + B(g)

dimana :

pA= mol Amolgas total

x ptotal ; pB= mol Bmol gas total

x ptotal ;

ptotal=pA+ pBIII. Metode Pembelajaran

Diskusi dan pemberian tugasIV. Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2. Menanyakan tentang tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) yang telah

dipelajari pada pertemuan sebelumnyab. Kegiatan Inti

1. Diskusi tentang pengertian tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan (Kp).2. Latihan menghitung tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi tekanan (Kp).

c. Kegiatan Akhir (Penutup)KesimpulanTetapan Kesetimbangan Parsial(Kp)Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial (Kp) adalah hasilkali tekanan parsial gas – gas hasil reaksi dibagi dengan hasilkali tekanan parsial gas – gas pereaksi setelah masing – masing zat dipangkatkan koefisiennya menurut reaksi kesetimbangan.Tekanan Parsial adalah tekanan bagian tiap – tiap gas Contoh : mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)Dari persamaan reaksi di atas harga tetapan kesetimbangan(Kp) adalah :

K p= pC p x pDq

pAm x pBn

Jumlah tekanan parsial (p) tiap – tiap gas merupakan tekanan total (P) suatu campuran gas.Contoh :AB(g) A(g) + B(g)

dimana :

pA= mol Amolgas total

x ptotal ; pB= mol Bmol gas total

x ptotal ;

ptotal=pA+ pBRefleksi1. Menanyakan kembali tentang pengertian tetapan kesetimbangan berdasarkan

tekanan (Kp).2. Menanyakan kembali cara menghitung tetapan kesetimbangan berdasarkan

konsentrasi tekanan (Kp)Tugas Terstruktur1. Sebanyak 5 mol gas PCl5 dibiarkan terurai menghasilkan reaksi :

PCl5g) PCl3(g) + Cl2(g) Jika dalam keadaan setimbang terdapat 2 mol gas Cl2 dan tekanan totalnya 2,1 atm. Tentukan harga Kp!

2. Dalam ruang tertutup yang volumenya 10 L, pada keadaan setimbang terdapat 0,4 mol gas SO2 , 0,6 mol gas O2 dan 0,5 mol gas SO3. Bila tekanan ruang adalah 1,5 atm, tentukan harga Kp!

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 19-32 (2 JP Untuk Ulangan Harian)Alokasi Waktu : 28 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan

faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : 3.4. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil

reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.Indikator:

Menentukan hubangan antara tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dengan tetapan kesetimbangan tekanan (Kp)

I. Tujuan Pembelajaran1. Melalui diskusi dan memebaca beberapa literatur tentang harga Kp dan Kc,

siswa dapat menjelaskan hubungan antara Kp dan Kc2. Melalui diskusi tentang harga Kp dan Kc, siswa dapat menghitung nilai Kp

berdasarkan Kc atau sebaliknya dengan menghargai pendapat oerang lain (toleransi).

II. Materi PembelajaranHubungan Kc dengan KpTerdapat hubungan antara Kp dengan Kc. Apabila terdapat suatu reaksi :

Contoh : aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)

Kc=[C ]c [ D ]d

[ A ]a [B ]b ; Kp=

[ pC ]c [ pD ]d

[ pA ]a [ pB ]b

P. V = n. R. T V=n . R .TP

............... (1) C= nV

................. (2)

Dari persamaan (1) dan (2) mensubstitusikan V pada persamaan (1) pada persamaan (2) sebagai berikut :

C= nn . R . T

. P C= PR .T

P = CRT

Sehingga :

Kp=[ pC ]c [ pD ]d

[ pA ]a [ pB ]b Kp=

{ [C ] RT }c { [ D ] RT }d

{[ A ] RT }a { [B ] RT }b Kp=

[C ]c [D ]d . RT (c+d )

[ A ]a [B ]b . RT (a+ b)

Kp=[C ]c [D ]d

[ A ]a [B ]b. RT (c +d )−(a+b ) ; Kc=

[C ]c [ D ]d

[ A ]a [B ]b

Jadi hubungan antara Kc dengan Kp sebagai berikut : Kp = Kc (RT)n

Dimana : n = Σ koefisien gas kanan – Σkoefisien gas kiriR = tetapan gas ideal (0,0821 atm mol – 1 K –1 )T = suhu ( Kelvin)Harga Kc akan sama dengan Kp jika harga n = 0

III. Metode Pembelajaran

Diskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2. Menanyakan tentang tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dan tetapan

kesetimbangan berdasarkan tekanan (Kp) yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya

b. Kegiatan Inti1. Diskusi tentang hubungan antara Kp dengan Kc2. Latihan menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) jika diketahui harga Kp-nya.3. Latihan menghitung tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan (Kp) jika diketahui

harga Kc-nya.c. Kegiatan Akhir (Penutup)/Menyimpulkan

Hubungan Kc dengan KpTerdapat hubungan antara Kp dengan Kc. Apabila terdapat suatu reaksi :

Contoh : aA(g) + bB(g) cC(g) + dD(g)

Kc=[C ]c [ D ]d

[ A ]a [B ]b ; Kp=

[ pC ]c [ pD ]d

[ pA ]a [ pB ]b

P. V = n. R. T V=n . R .TP

............... (1) C= nV

................. (2)

Dari persamaan (1) dan (2) mensubstitusikan V pada persamaan (1) pada persamaan (2) sebagai berikut :

C= nn . R . T

. P C= PR .T

P = CRT

Sehingga :

Kp=[ pC ]c [ pD ]d

[ pA ]a [ pB ]b Kp=

{ [C ] RT }c { [ D ] RT }d

{[ A ] RT }a { [B ] RT }b Kp=

[C ]c [D ]d . RT (c+d )

[ A ]a [B ]b . RT (a+ b)

Kp=[C ]c [D ]d

[ A ]a [B ]b. RT (c +d )−(a+b ) ; Kc=

[C ]c [ D ]d

[ A ]a [B ]b

Jadi hubungan antara Kc dengan Kp sebagai berikut : Kp = Kc (RT)n

Dimana : n = Σ koefisien gas kanan – Σkoefisien gas kiriR = tetapan gas ideal (0,0821 atm mol – 1 K –1 )T = suhu ( Kelvin)

Harga Kc akan sama dengan Kp jika harga n = 0Refleksi1. Menanyakan kembali tentang hubungan antara Kp dengan Kc2. Menanyakan kembali cara menghitung tetapan kesetimbangan (Kc) jika

diketahui harga Kp-nya.3. Menanyakan kembali cara menghitung tetapan kesetimbangan berdasarkan

tekanan (Kp) jika diketahui harga Kc-nya.Tugas Terstruktur1. Dalam ruang tertutup yang volumenya 10 L, pada keadaan setimbang terdapat 0,4

mol gas SO2 , 0,6 mol gas O2 dan 0,5 mol gas SO3. Bila tekanan ruang adalah 1,5 atm, tentukan Kc dan Kp nya !

2. Dalam suatu ruang tertutup pada suhu 400 K terdapat reaksi kesetimbangan : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g).

Jika harga Kc = 1,64, tentukan harga Kp!3. Dalam suatu ruangan 5 liter pada suhu 127oC terdapat dalam keadaan setimbang

2 mol gas A, 1 mol gas B2 dan 1 mol gas AB menurut persamaan : 2A(g) + B2(g)

2AB2(g) Tentukan nilai Kc dan Kp

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : KimiaKelas/Semester : XI/1Pertemuan Ke- : 31Alokasi Waktu : 2 X 45 menit Standar Kompetensi : 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-

faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Dasar : III.4Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam

kehidupan sehari-hari dan industriIndikator:

Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia dalam industri

I. Tujuan PembelajaranMelalui diskusi dan memebaca beberapa literatur tentang reaksi kesetimbangan, siswa dapat menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industry yang didasarkan pad reaksi kesetimbangan

II. Materi PembelajaranBanyak proses pembuatan zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Agar efisien dan bernilai ekonomis tinggi, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian rupa sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang terbentuk maksimum, berkualitas tinggi, berlangsung cepat dan efisien dalam penggunaan bahan baku. Agar hasil berkualitas tinggi dengan bahan baku sehemat mungkin, kemurnian bahan baku harus terjamin dan terbentuknya residu dapat dihindari.

Agar reaksi berlangsung cepat, biasanya digunakan katalis yang tepat. Kondisi demikian disebut dengan keadaan optimum . Dengan demikian faktor konsentrasi, volume, tekanan dan suhu harus diperhatikan berdasarkan azas Le Chatelier.Contoh aplikasi kesetimbangan kimia dalam industri adalah pembuatan amonia (NH 3) dan pembuatan asam sulfat (H2SO4).1. Pembuatan amonia (NH3)

Pengetahuan prinsip kimia dapat memberikan keuntungan secara komersilPersamaan reaksi pembuata amonia : N2(g) + 3H2(g) NH3(g) H = -92,2 kJBagaimana kondisi optimum yang dapat menghasilkan amonia dengan efisiensi tingi?Menurut asas LeChatelier, pada temperatur rendah, kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm, yaitu ke arah pembentukan NH3. Haruskah pembuatan amonia dilakukan pada temperatur rendah dan tekanan tinggi agar kesetimbangan bergeser ke arah NH3?. Akan

tetapi bagaimana praktiknya? Pada temperatur rendah, reaksi berlangsung lambat. Dengan demikian, diperlukan kondisi yang paling sesuai. Temperatur rendah diperlukan untuk menggeser kesetimbangan ke arah NH3, sedangkan temperatur tinggi diperlukan untuk kecepatan reaksi yang optimum secara komersial. Untuk itu, diperlukan temperatur yang tidak terlalu rendah dan juga tidak terlalu tinggi.Kondisi optimum yang baik untuk pembuatan amonia adalah pada tekanan 350 atm,

temperatur 5000C, digunakan katalis Fe3O4 (campuran FeO dan Fe2O3) dan amonia yang terbetuk sebagai cairan segera dipisahkan.Proses sintesis amonia car ini terkenal sebagai proses Haber-Bosch karena merekalah yang pertama kali berusaha mendapatkan kondisi yang optimum.

1. Pembuatan asam sulfat (H2SO4)Pembuatan asam sulfat di industri kebanyakan menggunakn suatu metode yang disebut proses kontak.Reaksi yang paling penting dalam proses pembuatan asam sulfat adalah reaksi kesetimbangan oksidasi belerang dioksida membentuk belerang trioksida yang juga memerlukan katalis.

2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = -792 kJDalam proses tersebut, dignakan katalis V2O5 atau Platina (Pt). Katalis V2O5 lebih banyak digunakan karena harganya lebih murah. Akan tetapi, katalis ini bekerja pada temperatur di atas 4000C.Secara teori, sintesis asam sulfat seharusnya dilakukan pada tekanan tinggi agar reaks kesetimbangan bergeser ke arah SO3 (jumlah molekul yang kecil). Akan tetapi, dalam praktiknya dilakukan pada tekanan atmosfer karena alasan ekonomis. Penggunaan tekanan tinggi memerlukan biaya tinggi, tetapi hasilnya tidak efisien.Pengbahan SO2 menjadi SO3 secara ekonomis dilakukan pada temperatur 4200C dan tekanan atmosfer normal (1 atm). Gas SO3 yang diperoleh direaksikan dengan H2SO4 untuk menghasilkan oleum (H2S2O7).SO3(g) + H2SO4(l) H2S2O7(l)

H2SO4 dipisahkan dengan cara menambahkan oleum ke dalam air.H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)

III. Metode Pembelajaran Diskusi dan pemberian tugas

IV. Kegiatan Pembelajarana. Kegiatan Awal

Apersepsi dan motivasi1. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai2. Menanyakan tentang pergeseran kesetimbangan yang telah dipelajari pada pertemuan

sebelumnya

b. Kegiatan Inti1. Diskusi tentang kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di

industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan2. Latihan mennetukan cara mendapatkan hasil maksimum dalam industri berdasarkan

reaksi kesetimbangan.

c. Kegiatan Akhir (Penutup)/Menyimpulkan

Banyak proses pembuatan zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Agar efisien dan bernilai ekonomis tinggi, kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian rupa sehingga menggeser kesetimbangan ke arah produk dan meminimalkan reaksi balik. Hal ini dimaksudkan agar hasil yang terbentuk maksimum, berkualitas tinggi, berlangsung cepat dan efisien dalam penggunaan bahan baku. Agar reaksi berlangsung cepat, biasanya digunakan katalis yang tepat. Kondisi demikian disebut dengan keadaan optimum . Dengan demikian faktor konsentrasi, volume, tekanan dan suhu harus diperhatikan berdasarkan azas Le Chatelier. Contoh aplikasi kesetimbangan kimia dalam industri adalah pembuatan amonia (NH 3) dan pembuatan asam sulfat (H2SO4).Refleksi1. Menanyakan kembali tentang kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan

kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan2. Menanyakan kembali cara mendapatkan hasil maksimum dalam industri

berdasarkan reaksi kesetimbangan.Tugas TerstrukturMembuat makalah tentang kondisi optimum untuk memproduksi bahan bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan

V. Alat dan Sumber Belajar Buku Kimia Kelas XI (terbitan MGMP Kimia Lombok Timur) Buku Chemistry for Senior High School (Bilingual) XI Kimia Bilingual Untuk SMA/MA Kelas XI

VI. Penilaian

A. Jenis tagihan: KuisB. Tindak Lanjut :

- Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 70% atau lebih- Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya < 70%- Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya > 70%

Mataram, Juli 2014

Mengetahui, Kepala MAN 1 Mataram Guru Mata Pelajaran

Drs. Muhammad Moha n Dra. Leni SundaniNIP. 196412311990031205 NIP. 196401291990032005

C. Instrumen :

Pertemuan ke-191. Polaritas larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 4 gram NaOH dalam 200 ml

aquades adalah .... ( Ar Na = 23 ; O = 16 ; H = 1)A. 0,05 M D. 1,0 M

B. 0,1 M E. 1,5 M

C. 0,5 M Kunci : A

2. Asam sulfat pekat memiliki kadar 98 %. Jika massa jenisnya 1,8 g/ml, molaritas asam sulfat tersebut adalah ....D. 180 M D. 0,18 ME. 18 M E. 0,018 M

F. 1,8 M Kunci : B

3. polaritas larutan yang dibuat dengan cara mengencerkan 5,0 ml H2SO4 1,8 M sampai

volume 250 ml adalah ....A. 0,075 M D. 0,045 M

B. 0,065 M E. 0,036 MC. 0,056 M Kunci : E

4. Massa yang diperlukan oleh suatu bahan kimia 0,15 M yang memiliki massa molekul relatif (Mr ) = 194 g/mol adalah ....a. 0,291 gram D. 291 gram

b. 2,91 gram E. 2910 gram

c. 29,1 gram Kunci : B

Pertemuan ke-20

Penilaian Psikomotor : Menilai keaktifan dan kerja sama siswa selama melakukan praktikum

PEDOMAN PENSKORAN

No Kriteria Skor Ket.

1. Alat dan Bahan

Lengkap/Hampir lengkap

Kekurangan antara 3-5alat dan bahan

Kekurangan ≥ 6 alat dan bahan

3

2

1

N = {Skor siswa/Skor ideal} x 100

2. Merancang Percobaan

Benar/Hampir benar

Kurang benar

3

2

Tidak benar 1

3. Hasil Pengamatan

Teliti

Kurang teliti

Tidak teliti

3

2

1

4. Kesimpulan

Benar/Hampir benar

Kurang benar

Tidak benar

3

2

1

Skor Ideal 12

Nilai Siswa = 60% Nilai Praktikum + 40% laporan

Penilaian Kognitif1. Pada persamaan reaksi : P + Q R + S ; Laju reaksi dinyatakan sebagai ….

A. bertambahnya konsentrasi P dan Q tiap satuan waktuB. berkurangnya konsentrasi R dan S tiap satuan waktuC. bertambahnya konsentrasi P dan berkurangnya konsentrasi S tiap satuan waktu D. berkurangnya konsentrasi S dan bertambahnya konsentrasi Q tiap satuan waktuE. berkurangnya konsentrasi P dan Q atau bertambanhnya konsentrasi R dan S

tiap satuan waktu2. Diketahui reaksi : A + B C + D + E ; Pernyataan berikut yang benar tentang

laju reaksi di atas adalah ....A. +[A]/∆t D. - [D]/∆t B. +[B]/∆t E. - [E]/∆tC. +[C]/∆t Kunci : C

3. Zat X dapat bereaksi dengan zat X menurut persamaan :2 X (g) + Y (g) Z (g) Konsentrasi awal zat Y = 0,5 mol/L dan setelah bereaksi dengan zat X selama 1 menit , konsentrasinya tinggal 0,2 mol/L. Ungkapan laju reaksi di bawah ini yang benar adalah ....

A. V Y=0,5−0,2

60mol /L menit D. V X=

2 [0,5−0,2 ]60

mol /Lmenit

B. V Y=0,5+0,2

60mol/L menit E. V Z=

0,560

mol /L menit

C. V X=0,5 x 0,2

60mol /L menit

Kunci : A

4. Diketahui reaksi N2O5(g) →2 NO2(g) + ½ O2(g), jika laju reaksi pengurangan N2O3 = 2,5 . 10-6 mol . 1-1 det-1, maka laju reaksi pembentukan NO2 adalah … .A. 5 . 10-6 mol . L-1 det-1 D. 0,5 . 10-6 mol . L-1 det-1

B. 25 . 10-6 mol . L-1 det-1 E. 50 . 10-6 mol . L-1 det-1

C. 5,5 . 10-6 mol . L-1 det-1 Kunci : B

Pertemuan ke-211. Dari beberapa faktor berikut :

(1). ukuran partikel (3). jumlah partikel (5). katalis(2). warna partikel (4). suhu partikel (6). bentuk partikel

Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ....A. 1 , 2, 4 dan 5 D. 1 , 2, 4 dan 6

B. 2 , 3, 4 dan 6 E. 1 , 3, 4 dan 5C. 1 , 2, 3 dan 5 Kunci : E

2. Dari lima buah reaksi logam seng dengan larutan HCl pada kondisi berbeda – beda, yang berlangsung paling cepat adalah ....A. serbuk seng + 0,2 M HCl pada suhu 300C D. Serbuk seng + 0,5 M HCl pada

suhu 500CB. keping seng + 0,2 M HCl pada suhu 300C E. keping seng + 0,5 M HCl pada

suhu 500CC. Serbuk seng + 0,5 M HCl pada suhu 300C Kunci : D

3. Kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena ....A. kenaikan suhu akan menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi B. kenaikan suhu akan memperbesar konsentrasi zat yang bereaksiC. kenaikan suhu akan memperbesar energi kinetik molekul zat yang bereaksiD. kenaikan suhu akan memperbesar luas permukaan E. kenaikan suhu akan memperbesar tekanan Kunci : A

4. Perhatikan gambar dan keterangan berikut :

Dari gambar tersebut di atas, reaksi yang paling cepat berlangsung adalah reaksi pada gelas kimia nomor ….

A. 1 D. 4B. 2 E. 5C. 3 Kunci : E

Pertemuan ke-22 dan 231. Dari percobaan reaksi : 2 A(g) + 2 B(g) 2 A2B2(g) diperoleh data bahwa

reaksi tersebut reaksi pangkat 2 terhadap A dan orde reaksi totalnya 3. Persamaan laju reaksinya adalah .... A. V = k [A][B] D. V = k [A][B][A2B2]

B. V = k [A][B]2 E. V = k [A]2[A2B2]2

C. V = k [A]2[B] Kunci : C2. Diketahui persamaan reaksi : A(g) + B(g) + C(g) D(g) + E(g) data percobaan

diperoleh sebagai berikut :

No [A] M [B] M [C] M Waktu (s)

1 0,2 0,3 0,02 48

5432

T = 400C2 M HCl

T = 400C2 M HCl

T = 250C0,5 M HCl

T = 600C2 M HCl

serbuk CaCO3kristal CaCO3serbuk CaCO3kristal CaCO3

1

T = 250C0,5 M HCl

Serbuk CaCO3

2345

0,20,20,40,8

0,30,60,20,2

0,080,080,060,06

1233636

Orde reaksi terhadap A, B dan C berturut – turut adalah ....A. 2, 2 dan 1 D. 0, 2 dan 1 B. 2, 1 dan 1 E. 0, 1 dan 2C. 1, 2 dan 1 Kunci : D

3. Untuk reaksi : A + B AB ; Di dapat data berikut : Jika konsentrasi A dinaikkan 2 kali dan konsentrasi B tetap, laju reaksi akan dua kali lebih besar. Jika konsentrasi A dan B masing – masing dinaikkan dua kali, laju reaksi delapan kali lebih besar. Persamaan laju reaksinya adalah .... A. V = k [A][B] D. V = k [A]2[B]2 B. V = k [A][B]2 E. V = k [AB]2

C. V = k [A]2[B] Kunci : B 4. Setiap kenaikan suhu 100C kecepatan reaksi menjadi 2 kali lebih cepat dari semula.

Jika pada suhu 200C kecepatan reaksi berlangsung selama 16 menit maka kecepatan reaksi pada suhu 800C adalah ....A. ¼ menit D. 2 menit B. ½ menit E. 4 menitC. 1 menit Kunci : A

5. Tabel berikut memberikan informasi reaksi : A + B C + D

Reaksi [A] M [B] M V (Ms – 1 )

123

0,20,40,6

0,10,10,1

0,10,20,3

Orde reaksi terhadap A adalah ....A. 0 D. 2,0B. 0,5 E. 3,0C. 1,0 Kunci : C

6. Laju reaksi dari suatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap kenaikan suhu 100C maka jika dibandingkan dengan kecepatan pada suhu 300C kecepatan reaksi pada suhu 1000C akan berlangsung lebih cepat ....A. 4 kali D. 128 kali B. 10 kali E. 256 kaliC. 64 kali Kunci : D

7. Pada suhu 250C reaksi berlangsung selama 9 menit. Setiap kenaikan suhu 200C laju reaksi bertambah 3 kali. Maka pada suhu 650C reaksi akan berlangsung selama ....A. 4 menit D. 40 detik B. 2 menit E. 20 detikC. 1 menit Kunci : C

8. Laju reaksi dari suatu reaksi tertentu menjadi 2 kali lipat setiap kenaikan suhu 100C. Suatu reaksi pada suhu 300C laju = a, bila suhu dinaikkan menjadi 700C maka laju reaksinya adalah ....A. 4 kali D. 128 kali

B. 16 kali E. 256 kaliC. 64 kali Kunci : B

Pertemuan ke-241. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara ....

A. Menurunkan konsetrasi pereaksi D. Menaikkan jumlah molekul B. Mengubah energi aktivasi E. Menaikkan energi aktivasiC. Menurunkan energi pengaktifan Kunci : C

2. Katalis yang dapat mempengaruhi laju reaksi dengan cara adsorbsi disebut katalis ….A. enzim D. inhibitor B. homogen E. heterogenC. organik Kunci :

3. Katalis yang dapat memperlambat laju reaksi disebut katalis ….A. enzim D. inhibitor B. homogen E. heterogenC. organik Kunci : D

Pertemuan ke-251. Suatu reaksi dikatakan setimbang jika ….

A. mol pereaksi yang berubah sama dengan mol hasil reaksi yang terbentuk B. reaksi ke kanan lebih besar dari pada laju reaksi ke kiriC. laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiriD. mol hasil reaksi sama dengan mol pereaksi lajuE. secara mikroskopis berhenti Kunci : C

2. Suatu reaksi mencapai kesetimbangan apabila ....A. laju reaksi pada kedua arah sama B. reaksi telah terhenti C. salah satu pereaksi telah bebasD. massa zat hasil reaksi sama dengan massa zat – zat pereaksiE. jumlah mol zat – zat pereaksi dan hasil sama Kunci : A

3. Pada reaksi : A + B C + DA dan B bereaksi menghasilkan C dan D. Pada suatu waktu konsentrasi C da D mencapai harga yang tetap, sehingga tidak terjadi perubahan konsentrasi lagi, meskipun sebenarnya masih tetap berlangsung. Keadaan kesetimbangan ini disebut ....A. reaksi reversibel D. reaksi kesetimbangan dinamisB. reaksi irreversibel E. kesetimbangan statisC. reaksi setimbang Kunci : D

4. Pernyataan berikut yang benar tentang kesetimbangan, adalah ....A. pada keadaan setimbang konsentrasi zat pereaksi sama dengan konsentrasi zat

hasil reaksiB. pada keadaan setimbang laju reaksi ke arah kanan sama dengan laju reaksi ke arah

kiriC. pada keadaan setimbang jika salah satu zat ditambah menyebabkan

kesetimbangan bergeser ke arah zat yang ditambahkanD. penambahan katalis menyebabkan reaksi ke kanan berlangsung lebih cepat E. pada keadaan setimbang tidak terjadi reaksi Kunci : B

Pertemuan ke-26

1. Reaksi setimbang : A(g) + 2B(g) 2C(g) ΔH = - a kJkesetimbangan akan bergeser ke arah C, bila … A. Volume diperbesar D. gas C ditambahkanB. Panas diberikan E. gas B dikurangiC. Volume diperkecil Kunci : C

2. Pada industri asam sulfat, gas O3 dibuat menurut reaksi 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) ΔH = 197Kjuntuk memeperoleh SO3 sebanyak mungkin maka …. A. volume sistem diperbesar D. tekanan sistem diperkecilB. suhu sistem sangat tinggi E. Tekanan parsial SO3 diturunkanC. gas SO3 yang terbentuk diambil Kunci : A

3. Pada reaksi kesetimbangan berikut :N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = - 92KjJika suhu diturunkan maka …. A. H2 akan bertambah D. NH3 akan berkurangB. N2 akan bertambah E. NH3 akan bertambahC. N2 dan H2 akan bertambah Kunci : E

4. Pada kesetimbangan berikut ….2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) ΔH = + 92 Kj Apabila pada volume tetap, suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke … A. kiri dan harga K semakin besar D. Kanan dan harga K makin besarB. Kanan dan harga K makin kecil E. kiri dan harga K semakin kecilC. Kanan dan harga K tetap Kunci : DPertemuan ke-27

1. Tetapan kesetimbangan untuk reaksi : A(g) + B(g) 2C(g) adalah …

A. K=[2 C ]2

[ A ] [B ] D. K=

[C ][ A ] [B ]

B. K=[C ]2

[ A ] [B ]E. K=

[2C ][ A ] [B ]

C. K=[2C ]2

[ AB ]Kunci : A

2. Pada reaksi kesetimbangan :Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)

Rumus tetap kesetimbangan (K) dinyatakan ... .

A. K=[Fe ] [CO2 ]

[ Fe2 O3 ] [CO ] D. K=[CO2 ][CO ]3

3

B. K=[CO2 ][CO ]

E. K=[ Fe2 O3 ] [CO ]

[Fe ] [CO2 ]

C. K=[Fe ]2

[ Fe2 O3 ]Kunci : D

Pertemuan ke-281. 4 mol SO3 dimasukkan dalam bejana 5 liter dan terurai menurut reaksi :

2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g)

jika pada saat kesetimbangan tersisa 1 mol SO3, harga tetapan keseimbangannya adalah ….A. 0,5 D. 10,8B. 2,7 E. 13,5C. 5,4 Kunci : B

2. Ke dalam ruangan tertutup dimasukkan 1 mog gas A dan 1 mol gas B. setelah bereaksi menurut persamaan 2A + 3B A2B3 dan dicapai kesetimbangan masih terdapat 0,25 mol gas B. kalau volume ruangan 1 dm3, maka tetapan kesetimbangan reaksi tersebut adalah … A. 16 D. 72B. 32 E. 80C. 64 Kunci : C

3. Dalam bejana 1000 ml terjadi kesetimbangan : 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)

H = + 189 kJ/molJika mula – mula ada 0,5 mol gas SO2 dan 0,3 mol gas O2 maka kesetimbangan tinggal 0,1mol gas SO2, harga Kc adalah ....A. 1,60 D. 160 B. 6,25 E. 400 C. 16 Kunci D

4. Dalam tabung yang bervolume 5 liter, pada saat kesetimbangan tercapai terdapat 0,4 mol gas SO2, x mol gas O2 dan 0,8 mol gas SO3. Jika harga tetapan kesetimbangan (Kc) = 12,5. Jumlah mol gas O2 pada saat kesetimbangan tercapai adalah .... molA. 0,4 D. 1,6 B. 0,8 E. 2,0 C. 1,2 Kunci : D

5. Diketahui reaksi kesetimbangan 2HI H2(g) + I2(g). Jika 0,1 mol HI dimasukkan ke dalam wadah 1 liter dan dipanaskan pada suhu 1000 C terbentuk 0,02 mol gas I2, maka derajat dissosiasinya sebesar … .A. 0,1 D. 0,5B. 0,2 E. 0,6C. 0,4 Kunci : B

6. Dalam bejana 3 liter, 5 mol amonia memiliki derajat disosiasi 40% dan terurai menurut reaksi: 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g), maka besarnya Kc adalah … .

A. 14 D.

16

B. 15 E.

12

C.13 Kunci : C

7. Reaksi kesetimbangan : 2CO2(g) 2CO(g)+O2(g) Jika mula-mula dimasukkan 2 mol gas CO2 dalam wadah 1 liter dengan derajad disosiasi (peruraian) sebesar 50%, maka konsentrasi O2 dalam kesetimbangan … .

A.14 D. 1

B. 13 E.

32

C.12 Kunci : D

Pertemuan ke-291. Tekanan parsial untuk gas SO2, O2 dan SO3 dalam kesetimbangan pada suhu

tertentu adalah pSO2 = 29

atm, dan pO2 = pSO3 = 13

atm. Harga Kp untuk reaksi 2SO2(g)

+ O2(g) 2SO3(g) adalah … .

A.19

atm−1 D.

29

atm

B.19

atm E. 92

atm−1

C.29

atm−1

Kunci : C2. Pada sistem kesetimbangan: 2HI(g) H2(g) + I2(g), jika pada sistem kesetimbangan

terdapat 0,3 mol H2, 0,3 mol I2 dan 0,4 HI dan tekanan total = 4 atm, maka harga Kpnya adalah … .A. 0,652 D. 0,526B. 0,563 E. 0,26C. 0,265 Kunci : A

3. Pada suhu tinggi besi (II) hidrogen karbonat terurai dengan reaksi:Fe(HCO3)2(g) FeO(g) + H2O(g) + 2CO2(g). Jika kesetimbangan tercapai pada tekanan total 1,5 atm, maka tetapan kesetimbangan Kp pada saat itu adalah … .A. 0,2 D. 1,5B. 0,5 E. 2,0C. 1,0 Kunci : E

4. Harga Kp untuk reaksi kesetimbangan 2x(g) 3y(g) pada suhu tertentu adalah 18

. Jika

dalam kesetimbangan tekanan parsial x adalah 8 atm, maka tekanan parsial y adalah … .

A.1

64atm D. 6 atm

B. 1 atm E. 8 atmC. 2 atm Kunci : D

Pertemuan ke-301. Diketahui reaksi kesetimbangan : H2(g) + I2(g) 2 HI(g)

Jika suhu ruang 2120C dan harga Kc = 1,8 maka harga Kp adalah ....A. 1,8 D. 0,6

B. 1,2 E. 0,4 C. 0,9 Kunci : C

2. Sebanyak 0,02 mol SO3 ke dalam ruang 1,52 L dan dipanaskan sampai 900 K, dimana kesetimbangan tercapai. Jumlah SO3 yang ada pada kesetimbangan adalah 0,0142 mol. Nilai Kc dan Kp reaksi pada 900 K adalah....( Reaksi : 2 SO2(g) + 3O2(g) 2SO3(g) ) R = 0,0821

A. 2,3 x 10 – 2 dan 2,3 x 10 – 2 D. 3,1 x 10-4 dan 3,1 x 10 – 4

B. 2,3 x 10 – 2 dan 3,1 x 10 – 4 E. 3,1 x 10 – 4 dan 2,3 x 10 – 4

C. 3,1 x 10 – 4 dan 2,3 x 10 – 2 Kunci : A

3. Reaksi kesetimbangan berikut yang mempunyai harga Kp = Kc adalah … .A. 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) D. CO(g) + H2O(g) CO2(g) + H2(g)

B. 2NH3(g) N2(g) +3H2(g) E. N2O4(g) + O2(g) 2NO2(g)

C. 2CO(g) + O2(g) 2CO2(g) Kunci : E4. Dalam wadah 1 liter dimasukkan 4 mol zat A dan 5 mol zat B menurut reaksi

A(g) + 2b(g) C(g).

Jika pada keadan setimbang terdapat 2 mol zat C dan tekanan total 10 atm, maka … .A. Kp = Kc D. Kc = ½KcB. Kp = 2Kc E. Kc = ¼ KcC. Kp = 4Kc Kunci : D

Pertemuan ke-311. Untuk memperbanyak produk pada kesetimbangan H2(g) + Br(g) 2HBr(g) H = -72

kkal, dapat dilakukan dengan … .A. memperbesar tekanan D. menaikkan suhuB. memperbesar volume E. menurunkan suhuC. menambah katalisator Kunci : E

2. Untuk reaksi setimbang 2 SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = -189 kj. Pada keadaan setimbang produk akan bertambah jika … .A. volume diperkecil D. temperatur diperbesarB. SO2 dikurangi E. tekanan diperkecilC. ditambah katalis Kunci : A

3. Pada proses kesetimbangan pembuatan amonia:N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H = -22 kkalAgar diperoleh amonia sebanyak-banyaknya dilakukan hal-hal di bawah ini kecuali … .A. konsentrasi N2 ditambah D. tekanan diperkecilB. konsentrasi N2 dan H2 ditambah E. suhu dibuat optimum (4500 C)C. volume diperkecil Kunci : D

4. Pada proses pembuatan asam sulfat, pada tahap reaksi: 2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) agar diperoleh sulfat sebanyak-banyaknya, dilakukan hal di ba-wah ini kecuali … .A. konsentrasi SO2 dan O2 ditambah D. tekanan dibuat agak tinggi (optimum)B. volume diperbesar E. ditambah katalisC. tekanan diperbesar Kunci :B

LEMBAR KEGIATAN SISWAPENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

TUJUAN : Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksiALAT DAN BAHAN- Tabung reaksi - 3 buah Pita Mg sepanjang kira – kira 3 cm sebanyak 3 potong- Ampelas - Larutan HCl 1 M, 2 M dan 3 M- Stopwatch

LANGKAH KERJA1. Siapkan tabung reaksi dan isi dengan pita magnesium yang telah diampelas 2. Masukkan HCl 1 M sebanyak 3 ml ke dalam tabung reaksi pertama dan dalam waktu bersamaan tekan stopwatchnya.3. Catat waktunya hingga pita Mg habis bereaksi.4. Ulangi langkah tersebut untuk larutan HCl 2 M dan 3 M pada tabung reaksi yang lain.

TABEL PENGAMATAN

Tabung reaksi Reaktan Waktu Reaksi ( detik)

123

Pita Mg + HCl 1 MPita Mg + HCl 2 MPita Mg + HCl 3 M

PERTANYAANa. Tentukan variabel tetap/kontrol, variabel manipulasi/bebas dan variabel terikat/responnya!b. Diantara ketiga tabung reaksi tersebut di atas, reaksi mana yang memerlukan waktu paling lama?c. Mengapa larutan HCl dengan konsentrasi 3M paling cepat melarutkan pita Mg?d. Bagaimana persamaan reaksi di atas?e. Apa kesimpulanmu?

LEMBAR KEGIATAN SISWAPENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

TUJUAN : Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksiALAT DAN BAHAN- Gelas beker 50 ml : 2 buah - Termometer : 1 buah- Kertas putih yang diberi tanda silang : 1 buah - Larutan HCl 0,1 M- Pemanas kaki tiga : 1 buah - Larutan Na2S2O3 0,1 M- Stopwatch : 1 buah

LANGKAH KERJA 1. Letakkan gelas kimia 50 ml di atas kertas putih bertanda silang2. Masukkan 25 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia tersebut.3. Masukkan 25 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas kimia berisi Na2S2O3 tersebut4. Catatlah waktu mulai HCl dituangkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi.5. Panaskan 25 ml larutan Na2S2O3 sampai bersuhu 250C.6. Masukkan larutan HCl 0,1 M ke dalam larutan Na2S2O3 yang telah dipanaskan tersebut.7. Catatlah waktu mulai HCl dituangkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi.8. Ulangi langkah 6 – 7 pada suhu 400C dan 600C

TABEL PENGAMATAN

Percobaan LarutanSuhu (0C) Waktu (detik)

HCl 0,1 M Na2S2O3 0,1 M

1 25 25 25

2 25 25 40

3 25 25 60

PERTANYAAN1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya!2. Pada suhu berapakah reaksi berlangsung paling lama?3. Mengapa semakin tinggi suhu, waktu yang diperlukan untuk bereaksi semakin sedikit?4. Tuliskan reaksi yang terjadi5. Apa kesimpulanmu?

LEMBAR KEGIATAN SISWAPENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

TUJUAN : Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksiALAT DAN BAHAN- Gelas beker 50 ml : 2 buah - Termometer : 1 buah- Kertas putih yang diberi tanda silang : 1 buah - Larutan HCl 0,1 M- Pemanas kaki tiga : 1 buah - Larutan Na2S2O3 0,1 M- Stopwatch : 1 buah

LANGKAH KERJA 1. Letakkan gelas kimia 50 ml di atas kertas putih bertanda silang2. Masukkan 25 ml larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia tersebut.3. Masukkan 25 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas kimia berisi Na2S2O3 tersebut4. Catatlah waktu mulai HCl dituangkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi.5. Panaskan 25 ml larutan Na2S2O3 sampai bersuhu 250C.6. Masukkan larutan HCl 0,1 M ke dalam larutan Na2S2O3 yang telah dipanaskan tersebut.7. Catatlah waktu mulai HCl dituangkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi.8. Ulangi langkah 6 – 7 pada suhu 400C dan 600C

TABEL PENGAMATAN

Percobaan LarutanSuhu (0C) Waktu (detik)

HCl 0,1 M Na2S2O3 0,1 M

1 25 25 25

2 25 25 40

3 25 25 60

PERTANYAAN1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya!2. Pada suhu berapakah reaksi berlangsung paling lama?3. Mengapa semakin tinggi suhu, waktu yang diperlukan untuk bereaksi semakin sedikit?4. Tuliskan reaksi yang terjadi5. Apa kesimpulanmu?

LEMBAR KEGIATAN SISWAPENGARUH LUAS PERMUKAAN TERHADAP LAJU REAKSI

TUJUAN : Mempelajari pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi

ALAT DAN BAHANGelas beker 50 ml : 2 buahNeraca analitis : 1 buahStopwatch : 1 buahGelas ukur 25 ml : 1 buahBongkahan pualam (CaCO3)Serbuk Pualam Larutan HCl 1 M

LANGKAH KERJA1. Timbang bongkahan pualam seberat 1 gram dengan neraca analitis.2. Masukkan bongkahan pualam yang sudah ditimbang ke dalam gelas beker.3. Ambil 10 ml larutan HCl 1 M dengan gelas ukur.4. Masukkan larutan HCl 1 M sebanyak 10 ml ke dalam gelas beker yang berisi bongkahan pualam dan dengan waktu

bersamaan tekan stop watch5. Hitunglah waktu reaksi sampai pualam habis bereaksi.6. Ulangi langkah diatas, untuk serbuk pualam dan catat waktunya.

TABEL PENGAMATAN

No Pereaksi Waktu Reaksi (s)

12

HCl 1M + butiran pualamHCl 1 M + serbuk pualam

PERTANYAAN1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya !2. Di antara kedua reaksi di atas, reaksi manakah yang memerlukan waktu reaksi yang paling lama?3. Apa kesimpulanmu?

LEMBAR KEGIATAN SISWAPENGARUH KATALIS TERHADAP LAJU REAKSI

TUJUAN : Mempelajari pengaruh katalis terhadap laju reaksi pada penguraian H2O2

ALAT DAN BAHANGelas beker 50 ml : 3 buahPipet tetes : 1 buahLarutan hidrogen peroksida (H2O2) Larutan NaCl 0,1 M Larutan FeCl3 0,1 M

LANGKAH KERJA1. Masukkan masing – masing 25 ml larutan H2O2 5 % ke dalam 3 gelas kimia terpisah.2. Tambahkan 1 ml larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia II dan 1 ml larutan FeCl3 0,1 M ke dalam gelas kimia II.3. Pada gelas kimia I tidak ditambah apa - apa. Bagaimana kecepatan timbulnya gelembung gas pada ketiga gelas kimia

tersebut?4. Amati, dan catat pada tabel.

TABEL PENGAMATAN

Tabung Nomor larutan Pengamatan

I H2O2

IIIII

H2O2 + NaCl 0,1 MH2O2 + FeCl3 0,1 M

PERTANYAAN1. Tentukan variabel kontrol, variabel bebas dan variabel terikatnya !2. Di antara kedua reaksi di atas, reaksi manakah yang memerlukan waktu reaksi yang paling lama?3. Apa kesimpulanmu?

Mataram, 17 Desember 2012

Mengetahui,Mahasiswa PPL, Mahasiswa PPL,

Nindi Mediartika Hanna Pratisari E1M 009 006 E1M 009 025

Disetujui Oleh, Kepala MAN 1 Mataram, Guru Mata Pelajaran,

Jamaluddin Khoiri, SH. Khairun Nasirin, S.Pd. NIP. 195212181979011001 NIP. 198304142011011006