rio

10
RUMAH GADANG Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang. Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang. Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah. Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai adalah motif geometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah dapat juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.

Upload: made-anres-wigha-nashatya

Post on 08-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

y98y9

TRANSCRIPT

RUMAH GADANG

Rumah Gadang atau Rumah Godang adalah nama untuk rumah adat Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.Pada bagian dinding Rumah Gadang di buat dari bahan papan, sedangkan bagian belakang dari bahan bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif ukiran tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.

Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah.

Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai adalah motif geometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah dapat juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.

MANDAU KALIMANTAN

Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat kampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya sebagian digunakan untuk menghias gagangnya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti. Namun, saat ini fungsi mandau sudah berubah, yaitu sebagai benda seni dan budaya, cinderamata, barang koleksi serta senjata untuk berburu, memangkas semak belukar dan bertani.Bilah mandau terbuat dari lempengan besi yang ditempa hingga berbentuk pipih-panjang seperti parang dan berujung runcing (menyerupai paruh yang bagian atasnya berlekuk datar). Salah satu sisi mata bilahnya diasah tajam, sedangkan sisi lainnya dibiarkan sedikit tebal dan tumpul. Ada beberapa jenis bahan yang dapat digunakan untuk membuat mandau, yaitu: besi montallat, besi matikei, dan besi baja yang diambil dari per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan, dan lain sebagainya. Konon, mandau yang paling baik diberi sentuhan emas, perak, atau tembaga. Mandau jenis ini hanya dibuat oleh orang-orang tertentu mutunya adalah yang dibuat dari batu gunung yang dilebur khusus sehingga besinya sangat kuat dan tajam serta hiasannya.Gagang (hulu mandau) terbuat dari tanduk rusa yang diukir menyerupai kepala burung. Seluruh permukaan gagangnya diukir dengan berbagai motif seperti: kepala naga, paruh burung, pilin, dan kait. Pada ujung gagang ada pula yang diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia. Bentuk dan ukiran pada gagang mandau ini dapat membedakan tempat asal mandau dibuat, suku, serta status sosial pemiliknya.Sarung mandau (kumpang) biasanya terbuat dari lempengan kayu tipis. Bagian atas dilapisi tulang berbentuk gelang. Bagian tengah dan bawah dililit dengan anyaman rotan sebagai penguat apitan. Sebagai hiasan, biasanya ditempatkan bulu burung baliang, burung tanyaku, manik-manik dan terkadang juga diselipkan jimat. Selain itu, mandau juga dilengkapi dengan sebilah pisau kecil bersarung kulit yang diikat menempel pada sisi sarung dan tali pinggang dari anyaman rotan.

GERABAH

Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik. Ada pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-benda keramik adalah benda-benda pecah belah permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci, tegel lantai dan lain-lain. Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud seperti periuk, belanga, tempat air, dll. Di Indonesia pembuatan gerabah, umumnya ditekuni oleh masyarakat pedesaan dengan teknik dan peralatan yang masih sederhana. Wujudnya di lapangan dapat dijumpai dalam bentuk-bentuk yang berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat dan dikerjakan secara turun-temurun. Sedangkan badan keramik porselin, karena berkaitan dengan penerapan teknologi yang lebih tinggi, biasanya dibuat oleh perusahaan dengan modal yang lebih besar serta dengan teknik pengolahan yang lebih maju. Produk-produk keramik yang badannya terbuat dari golongan porselin umumnya memiliki fungsi pakai karena sifatnya yang tahan, padat, kuat dan tidak tembus air diperoleh dengan pembakaran tinggi dan dilapisi glazur. Produk proselin berfungsi pakai di lapangan dapat ditemukan dalam bentuk tegel, piring, tea pot, asbak, dan lain-lain. Sedangkan keramik proselin untuk fungsi hias dapat dijumpai dalam bentuk guci, patung, dan hiasan-hiasan lainnya. Porselin bentuk guci banyak yang menerapkan dekorasi teknik lukis dengan glazur transparan atau tanpa glazur.

TENUN

Tenun merupakan teknik dalam pembuatan kain yang dibuat dengan prinsip yang sederhana, yaitu dengan menggabungkan benang secara memanjang dan melintang.[1] Dengan kata lain bersilangnya antara benang lusi dan pakan secara bergantian. Kain tenun biasanya terbuat dari serat kayu, kapas, sutra, dan lainnya.

Pembuatan kain tenun ini umum dilakukan di Indonesia, terutama di daerah Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Biasanya produksi kain tenun dibuat dalam skala rumah tangga. Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi kain tenunnya adalah Sumatera Barat, Palembang, dan Jawa Barat.

Seni tenun berkaitan erat dengan sistem pengetahuan, budaya, kepercayaan, lingkungan alam, dan sistem organisasi sosial dalam masyarakat. Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas, dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat tersebut. Kualitas tenunan biasanya dilihat dari mutu bahan, keindahan tata warna, motif, dan ragi hiasannya.

Pakaian Adat Aceh

Kekayaan budaya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau lebih dikenal dengan julukan Serambi Mekah banyak dipengaruhi oleh budaya Islam. Dalam hal Pakaian Adat, pengaruh budaya Islam juga sangat tampak. Seperti penjelasan mengenai pakaian adat daerah Aceh berikut ini:-Pakaian Adat Tradisional Laki-laki Aceh (Linto Baro):1. Pria memakai Baje Meukasah atau baju jas leher tertutup. Ada sulaman keemasan menghiasi krah baju.2. Jas ini dilengkapi celana panjang yang disebut Cekak Musang. 3. Kain sarung (Ija Lamgugap) dilipat di pinggang berkesan gagah. Kain sarung ini terbuat dari sutra yang disongket.4. Sebilah rencong atau Siwah berkepala emas/perak dan berhiaskan permata diselipkan di ikat pinggang.Baju Adat Perempuan Aceh (Dara Baro): 1. Wanita mengenakan baju kurung berlengan panjang hingga sepinggul. Krah bajunya sangat unik menyerupai krah baju khas china.2. Celana cekak musang dan sarung (Ija Pinggang) bercorak yang dilipat sampai lutut. Corak pada sarung ini bersulam emas.3. Perhiasan yang dipakai : kalung disebut Kula. Ada pula hiasan lain seperti : Gelang tangan, Gelang kaki, Anting, dan ikat pinggang (Pending) berwarna emas.4. Bagian rembut ditarik ke atas membentuk sanggul kecil dengan hiasan kecil bercorak bungaBATIK

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

KERIS JAWA

Keris adalah Senjata tikam yang ujungnya runcing dan pada kedua belah sisinya bermata tajam. Keris adalah salah satu senjata tradisional yang terdapat di Desa Lenteng Barat, Kec. Lenteng, Kab. Sumenep, Jawa Timur. Mengenai kapan munculnya senjata tradisional tersebut, tidak ada bukti jelas. Namun, sejata tradisional Keris yang ada di Pulau Jawa. Keris merupakan senjata tradisional yang di kategorikan untuk menyerang dan membela diri. Proses pembuatan keris memakai aturan tertentu. dalam persiapan, di pilih hari Jumat Pon, Sabtu Wage atau Ahad Kliwon. Pantangannya adalah tiga hari sesudah kelahiran orang yang membuat senjata merupakan hari naas. Bulan Muharam sampai Maulud juga jadi pantangan. Pembuata ARSITEKTUR CANDIn Keris juga di lengkapi dengan sesaji. Keris mempunyai fungsi sosial sebagai alat untuk menyerang, membela diri, dan berburu.Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan keris antara lain : (1) Bahan yang digunakan untuk membuat keris adalah bahan utama baja strip paduan rendah 20 kg, baja perkakas 1 kg, arang kayu jati 500 kg; bahan tambah nikel 100 gram; bahan finishing yaitu menyepuh (garam 2 kg, belerang 3 kg, air 1 liter), mewarangi (jeruk nipis 1 liter, bubuk warangan 30 gram), dan alat untuk membuat keris terdiri dari alat untuk menempa (paron, palu tempa 1 kg , palu godam, tang tempa, air pendingin), alat untuk memotong (pahat, gergaji), alat untuk membentuk keris (kikir, gerinda tangan, bor tangan, ragum , pahat ukir), alat untuk mewarangi (batu asah), (3) Proses pembuatan keris melalui beberapa tahap yaitu menyiapkan bahan, menyiapkan alat, proses menempa (masuh, mencampurkan antara besi dengan nikel menjadi lapisan pamor disebut sebagai saton , membentuk kodhokan, membuat gonjo), anggrabahi, membuat ricikan, finishing.Keris merupakan titik puncak dari kesenian logam di indonesia, terutama di Jawa, keris dibuat dari campuran logam besi,nikel, dan baja dengan cara dibakar sampai memijar temperatur sekitar 900- 1100 C dilipat - lipat sampai ratusan kali untuk mendapatkan pamor yang diharapkan.

ARSITEKTUR CANDI

Candi adalah istilah dalam Bahasa Indonesia yang merujuk kepada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha Indonesia klasik, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.

Candi merupakan bangunan replika tempat tinggal para dewa yang sebenarnya, yaitu Gunung Mahameru. Karena itu, seni arsitekturnya dihias dengan berbagai macam ukiran dan pahatan berupa pola hias yang disesuaikan dengan alam Gunung Mahameru. Candi-candi dan pesan yang disampaikan lewat arsitektur, relief, serta arca-arcanya tak pernah lepas dari unsur spiritualitas, daya cipta, dan keterampilan para pembuatnya.

Beberapa candi seperti Candi Borobudur dan Prambanan dibangun amat megah, detil, kaya akan hiasan yang mewah, bercitarasa estetika yang luhur, dengan menggunakan teknologi arsitektur yang maju pada zamannya. Bangunan-bangunan ini hingga kini menjadi bukti betapa tingginya kebudayaan dan peradaban nenek moyang bangsa Indonesia.