blok 10 rio

Upload: rio-ramadhona

Post on 19-Oct-2015

78 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Gangguan Reabsorpsi Glukosa di Ginjal Rio Ramadhona10-2011-446Mahasiswa Kedokteran Semester 2 Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara no.6 Jakarta Barat 11470Email :[email protected]

PendahuluanGinjal berperan penting sebagai organ pengaturan keseimbangan tubuh dan organ pembuangan zat-zat yang tidak berguna serta bersifat toksis. Fungsi ginjal akan menurun seiring dengan makin tuanya seseorang dan juga karena adanya penyakit. Kelainan yang berat dapat diketahui dengan mudah tetapi kelainan yang ringan sukar dideteksi.Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: filtrasi, reabsorpsi dan sekresi. Urin atau air seni adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh.Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea),garam terlarut,dan materi organik.

Struktur Makrospik GinjalGinjal terletak dibelakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, muai dari vertebrata thorakalis keduabelas (T12) sampai vertebrata lumbalis ketiga (L3). Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat inspirasi, kedua ginjal tertekan kebawah karena kontraksi diaphragma. Setiap ginjal diselubungi oleh kapsula fibrosa, lalu dikelilingi oleh lemak perinefrik, kemudian oleh fascia perinefrik yang juga menyelubungi kelenjar adrenal. Korteks adrenal merupakan zona luar ginjal dan medula ginjal merupakan zona dalam yang terdiri dari piramida-piramida ginjal. Korteks terdiri dari semua glomerulus dan medula terdiri dari ansa Henle, vasa recta, dan bagian akhir dari duktus kolektivus.1

Gambar 1. Anatomi Ginjal Terbelah1. TampilanGinjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan). Setiap ginjal memiliki berat antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pada perempuan.22. Jaringan ikat pembungkusSetiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat:a. Fascia renal adalah pembungkus terluar. Pembungkus ini melabuhkan ginjal pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi organ.b. Lemak perirenal adalah jaringan adiposa yang terbungkus fascia ginjal. Jaringan ini membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya.c. Kapsul fibrosa (ginjal) adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan mudah dilepas.2

3. Struktur Internal Ginjal1. Hilus (hilum) adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.2. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini membentuk perlekakatan untuk jalan masuk dan keluar ureter, vena dan arteri renalis, saraf dan limfatik.3. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut menjadi dua sampai tiga kaliks mayor, yaitu rongga yang mencapai glandular, bagian penghasil urine pada ginjal. Setiap kaliks mayor bercabang menjadi beberapa (8 sampai 18) kaliks minor.4. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sinus ginjal. Jaringan ini terbagi menjadi medula dalam dan korteks luar.a. Medula terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida, papila, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul urine.b. Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit struktural dan fungsional ginjal. Korteks terletak didalam di antara piramida-piramida medula yang bersebelahan untuk membentuk kolumna ginjal yang terdiri daari tubulus-tubulus.25. Ginjal tebagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal.Setiap lobus terdiri dari satu piramida ginjal,kolumna yang saling berdekatan,dan jaringan korteks yang melapisinya.2

4. Struktur nefronSatu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine.Setiap nefron memiliki satu komponen vascular (kapilar) dan satu komponen tubular.1. Glomerulus adalah gulungan kapilar yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda disebut kapsul Bowman.Glomerulus dan kapsul Bowman bersama-sama membentuk sebuah korpuskelginjal.5a. Lapisan viseral kapsul Bowman adalah lapisan internal epitellium.Sel-sel lapisan visceral dimodifikasi menjadi podosit (sel seperti kaki),yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapilar glomerular. Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapilar glomerular melalui beberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yang disebut prosesus kaki atau pedikel (kaki kecil). Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama dari podosit tetangga.Ruang sempit antar pedikel-pedikel yang berinterdigitasi disebut filtration slits (pori-pori dari celah) yang lebarnya sekitar 25 nm.Setiap pori dilapisi selapis membrane tipis yang memungkinkan aliran beberapa molekul dan menahan aliran molekul lainnya. Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalam kapilar glomerular dari ruang dalam kapsul Bowman.Barier ini terdiri dari endothelium kapilar,membran dasar ((lamina basalis) kapilar.dan filtration slit.b. Lapisan parietal kapsul Bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal. Pada kutub vascular korpuskel ginjal,arteriola aferen masuk ke glomerulus dan arteriol eferen keluar dari glomerulus. Pada kutub urinarius korpuskel ginjal,glomerulus memfiltrasi aliran yang masuk ke tubulus kontortus proksimal.2

2. Tubulus kontortus proksimalPanjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku.Pada permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epithelial kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.23. Ansa HenleTubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa Henle yang masuk ke dalam medulla,membentuk lengkungan jepit yang tajam (lekukan),dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa Henle.a. Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks.Nefron ini memiliki lekukan pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medulla.b. Nefron jukstamedular terletak di dekat medulla.Nefron ini memiliki lekukan panjang yang menjulur ke dalam piramida medulla.2

4. Tubulus kontortus distalSangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuk segmen terakhir nefron.a. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagian yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikasi yang disebut macula densa. Macula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor dan distimulasi oleh penurunan natrium.b. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan macula densa mengandung sel-sel otot polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. Sel ini distimulasi melalui penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.c. Macula densa, sel jukstaglomerular,dan sel mesangium saling bekerja sama untuk membentuk apparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.25. Tubulus dan duktus pengumpulKarena setiap tubulus pengumpul berdesenden di korteks,maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal.Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus.Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor.Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor.Dari pelvis ginjal,urine dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.2Pendarahan Ginjal1. Arteri Arteri renalis berasal dari aorta setinggi vetebra L-2. Masing- masing ateri renalis biasanya bercabang menjadi 5 a.segmentalis yang masuk kedalam hilus renalis, 4 didepan, dan 1 dibelakang pelvis renalis. Ateri ini mendarahi segmen-segmen atau area renalis yang berbeda. cAteri lobares berasala dari a. Segmentalis, masing-masing 1 buah untuk satu piramid renalis. Sebelum masuk substansia renalis setiap a. Lobaris mempercabangkan dua atau tiga aa. Intralobarea. A intralobares berjalan menuju kortex di antara piramid renalis. Pada perbatasan korteks dan medula renalis, ateriae interlobares bercabang menjadi arteriae acuarta yang melengkung diatas basis piramid renalis. Ateriae acuarta mempercabangkan sejumlah ateriae interlobularen yang berjalan ke atas di dalam kortex.2. VenaVena renalis keluar dari hilus renalis di depan ateria renalis dan mengalirkan darah ke vena caba inferior.3. Aliran limfe : nnll. Aortici laterales di sekitar pangkal arteria renalis.4. Persarafan Serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen yang berjalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis melalui nervi tracal 10-12.3

Struktur Mikrospik Ginjal1. GinjalSystem urinaria terdiri atas dua ginjal dan dua ureter yang menuju ke satu vesika urinaria tempat keluar satu uretra. Ginjal adalah organ besar berbentuk kacang yang letaknya retroperitoneal pada dinding posterior tubuh. Di atas setiap ginjal, terdapat kelenjar adrenal yang terbenam di dalam jaringan ikat ginjal. Tepi medial ginjal yang cekung adalah hilus yang terdiri atas tiga bangunan besar, yaitu arteri renalis, vena renalis, dan pelvis renalis berbentuk corong. Irisan sagital ginjal menampakkan bagian bagian korteks yang lebih gelap di bagian luar, dan bagian medulla yang lebih pucat di bagian dalam yang terdiri atas pyramid renal berbentuk kerucut. Juluran menurun korteks di antara piramid membentuk kolumna renal. Dasar setiap piramid menyatu dengan korteks. Apex bulat setiap pyramid, disebut papilla renalis, dikelilingi calyx minor berbentuk corong. Calyx minor bergabung membentuk calyx mayor yang pada gilirannya bergabung membentuk pelvis renalis. Setiap pelvis renalis keluar ginjal melalui hilus, menyempit menjadi ureter dan menurun kearah vesika urinaria pada kedua sisi dinding tubuh posterior.42. Tubuli uriniferus dan nefron ginjalSatuan fungsional ginjal adalah tubuli uriniferus yang terdiri atas nefron dan duktus koligents yang menampung curahan nefron. Di bagian korteks setiap ginjal, terdapat jutaan nefron. Nefron terdiri atas dua komponen, yaitu korpuskulum renal dan tubuli renal. Korpuskulum renal terdiri atas satu kelompok kapiler yang disebut glomerulus yang dikelilingi dua lapis sel epitel yang disebut kapsul glomerular (Bowman). Lapisan visceral pada kapsul ini terdiri atas sel-sel epithelial khusus bercabang yang disebut podosit yang berdekatan dan membungkus kapiler glomerulus. Lapisan luar kapsul Bowman adalah lapisan parietal yang terdiri atas selapis sel epitel gepeng.4Terdapat dua jenis nefron pada ginjal. Nefron kortikal terletak di korteks ginjal. Nefron jukstamedularis terdapat di dekat batas korteks dan medulla ginjal. Semua nefron berpartisipasi dalam pembentukan urine. Nefron jukstamedularis membuat lingkungan hipertonik di interstisium medulla ginjal. Lingkungan hipertonik ini diperlukan untuk memproduksi urine yang pekat (hipertonik).4Korpuskulum renal adalah segmen awal setiap nefron. Di sini, darah disaring melalui kapiler-kapiler glomerulus dan filtratnya ditampung di dalam rongga kapsular yang terletak di antara lapisan parietal dan visceral kapsul Bowman. Setiap korpuskulum renal mempunyai kutub vascular yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah dari glomerulus. Di ujung yang berlawanan, terdapat kutub urinarius yang merupakan tempat tubulus kontortus proksimal berawal. Penyaringan darah difasilitasi oleh endotel glomerulus. Endotel ini berpori (berfenestra, bertingkap) dan sangat permeable untuk banyak substansi darah, namun tidak untuk elemen-elemen berbentuk atau protein plasma. Jadi, filtrat glomerular yang memasuki ruang kapsular itu serupa dengan plasma, kecuali tidak ada protein.4

Gambar 2. Tubuli Uriniferus3. Tubuli ginjalFiltrat glomerular keluar dari korpuskulum renal dan mengalir melalui berbagai bagian nefron sebelum sampai tubuli (duktus) koligens. Setelah melewati kapsul glomerular, filtrat kemudian memasuki tubuli renal yang terbentang dari kapsul glomerular sampai tubuli (duktus) koligens. Tubuli renal memiliki bagian-bagian dengan ciri histologik dan fungsi berbeda. Tubulus renal yang berawal pada korpuskulum renal adalah tubulus kontortus proksimal yang sangat berkelok. Tubulus ini terletak di korteks, kemudian menurun ke dalam medulla dan menjadi ansa Henle. Ansa Henle terdiri atas segmen desendens tebal tubulus kontortus proksimal, segmen asenden dan desenden tipis, dan segmen asendens tebal tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal lebih pendek dan tidak begitu berkelok dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Filtrat glomerular mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus (duktus koligens). Duktus koligens bukan bagian nefron. Sejumlah duktus koligens bergabung membentuk duktus koligens lurus yang lebih besar yang disebut duktus papilaris yang bermuara ke dalam calyx minor. Ansa Henle di nefron jukstaglomerular adalah panjang dan berjalan menurun dari korteks ginjal jauh ke dalam medulla dan kemudian melengkung balik naik ke dalam korteks.44. Aparatus jukstaglomerularDi dekat korpuskulum renal dan tubulus kontortus distal terdapat sekelompok sel khusus yag disebut apparatus jukstaglomerular. Apparatus ini terdiri atas se-sel jukstaglomerular dan macula densa.

Gambar 3.Appartus JuxtaglomerularSel-sel jukstaglomerular adalah sekelompok sel otot polos yang telah dimodifikasi, terletak di dinding arteriol aferen sebelum memasuki kapsul glomerular membentuk glomerulus. Macula densa adalah sekelompok sel pada tubulus kontortus distal yag mengalami modifikasi dan terletak bersebelahan dengan arteriol aferen yang disertai sel jukstaglomerular. Sel-sel jukstaglomerular dan macula densa secara fungsional terintegrasi untuk fungsi ginjal yang sebenarnya.4Ginjal dibagi atas daerah luar, yaitu korteks dan daerah dalam, yaitu medulla. Korteks ditutup oleh simpai jaringan ikat dan jaringan ikat perirenal, dan jaringan lemak.4Didalam korteks terdapat tubuli kontortus, glomeruli, tubuli lurus,dan berkas medulla. Korteks juga mengandung korpus kulum renal atau kapsul glomerular (Bowman) dan glomeruli, tubuli kontortus proksimal dan distal nefron didekatnya, arteri interlobular dan vena interlobular. Berkas medulla mengandung bagian-bagian lurus nefron dan duktus koligens. Berkas medulla tidak meluas ke dalam kapsul ginjal karena ada zona sempit tubuli kontorti.Medulla dibentuk oleh sejumlah pyramid renal. Dasar setiap pyramid menghadap korteks dan apexnya mengarah ke dalam. Apex pyramid renal membentuk papilla yang terjulur ke dalam calyx minor. Medulla juga mengandung ansa Henle (tubuli proksimal pars desendens atau bagian lurus, segmen tipis dan tubuli distal pars ascendens atau bagian lurus) dan duktus koligens. Duktus koligens bergabung di medulla membentuk duktus papilaris yang besar.4Papilla biasanya ditutupi epitel selapis silindris. Saat epitel ini berlanjut ke dinding luar calyx, epitel ini menjadi epitel transisional. Di bawah epitel, terdapat selapis tipis jaringan ikat dan otot polos (tidak tampak) yang kemudian menyatu dengan jaringan ikat sinus renalis.4Di dalam sinus renalis diantara pyramid, terdapat cabang-cabang arteri dan vena renalis, yaitu pembuluh interlobaris. Pembuluh ini memasuki ginjal, kemudian melengkung menyusuri dasar piramis pada taut korteks-medula sebagai arteri arkuata. Pembuluh arkuata mencabangkan arteri dan vena interlobular yang lebih kecil. Arteri arkuata berjalan secara radial menuju korteks ginjal dan mencabangkan banyak arteri aferen glomerular di glomeruli.4Pembesaran lebih kuat korteks ginjal menampakkan korpuskulum renal secara lebih rinci.Setiap korpuskulum terdiri atas sebuah glomerulus dan sebuah kapsul glomerular (Bowman). Glomerulus adalah sekumpulan kapiler yang terbentuk dari arteriol aferen dan ditunjang jaringan ikat halus.4Lapisan visceral kapsul glomerular terdiri atas sel epitel yang dimodiifikasi, disebut podosit. Sel-sel ini mengikuti kontur glomerulus dengan rapat dan membungkus kapiler-kapilernya. Di kutub (polus) vascular, epitel visceral membalik membentuk lapisan parietal kapsul glomerular. Ruang di antara lapisan visceral dan parietal adalah rongga kapsul yang akan menjadi lumen tubulus kontortus proksimal di polus urinarius. Di polus urinarius, epitel gepeng lapisan parietal berubah menjadi epitel kuboid tubulus kontortus proksimal.4Terlihat banyak potongan tubuli di sekitar korpuskulum renal. Tubuli ini terutama terdiri atas dua jenis, yaitu kontortus proksimal dan kontortus distal. Tubuli ini berturut-turut adalah segmen awal dan akhir nefron. Tubuli kontotus proksimal banyak terdapat di korteks, dengan lumen kecil, tidak rata, dan di bentuk oleh selapis sel kuboid besar dengan sitoplasma eosinofilik kuat dan bergranul. Terdapat brush border yang berkembang baik, namun tidak selalu ada pada setiap sediaan.4Tubuli kontortus distal jumlahnya lebih sedikit, memiliki lumen lebih besar yang dilapisi sel-sel kuboid lebih kecil. Sitoplasmanya kurang terpulas, tanpa brush border.Korpuskulum renal dan tubuli terkait membentuk korteks ginjal. Korteks mengelilingi berkas medulla yang terdiri atas bagian-bagian lurus nefron dan duktus koligens. Berkas medulla terdiri atas tiga jenis tubuli segmen lurus (desendens) tubuli kontortus proksimal, segmen lurus (ascendens) tubuli kontortus distal dan duktus koligens. Segmen lurus tubuli proksimal serupa dengan tubulus kontortus proksimal dan segmen lurus tubuli distal yang serupa dengan distal yang serupa dengan tubulus kontortus distal. Duktus koligens dapat dikenali karena sel-sel pucat dan membran basalnya yang jelas terlihat. Medula hanya mengandung bagian-bagian lurus tubuli dan segmen tipis ansa henle. Di bagian luar medulla terlihat segmen-segmen tipis ansa henle yang dilapisi epitel gepeng , segmen lurus tubuli distal, dan duktus koligens.4Perbesaran lebih kuat lagi pada sebagian korteks ginjal memperlihatkan renal, tubuli di dekatnya,dan aparatus jukstaglomerular.Korpuskulum renal menampakkan kapiler glomerular, epitel parietal, dan viseral kapsul glomerular (bowman), dan ruang kapsular. Brush border yang tampak jelas dan sel asidofilik membedakan tubuli kontortus proksimal, dengan tubuli kontortus distal yang selnya lebih kecil dan pucat tanpa brush border. Sel-sel tubulus glikogen berbentuk kuboid, dengan batas sel jelas dan sitoplasma pucat bening. Membran basal yang jelas mengelilingi tubuli ini.4Setiap korpuskulum renal memiliki sebuah polus vaskular pada satu sisi yang merupakan tempat arteriol glomerular aferen masuk dan arteriol eferen keluar. Di sisi lain setiap korpuskulum, terdapat polus urinarius tempat ruang kapsular menyatu dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Bidang irisan melalui korpuskulum ginjal kadang-kadang terlihat dalam korteks ginjal, meskipun demikian gambar polus vaskular dan urinarius menggambarkan hubungan struktur penting korpuskulum renal dengan daerah penyaringan darah, pengumpulan filtrat glomerular, dan tahap awal modifikasi filtrat pembentukan urin.4Di polus vaskular, sel-sel otot polos tunika media arteriol aferen diganti oleh sel-sel epiteloid yang sangat termodifikasi dengan granul sitoplasma, inilah sel-sel jukstaglomerular. Pada segmen tubulus kontortus distal yang bersebelahan, sel-sel yang berbatasan dengan daerah jukstaglomerular lebih langsing dan tinggi di bandingkan dengan bagian lain di tubulus. Daerah dengan sel-sel yang lebih padat dan tampak lebih gelap di sebut makula densa.. Sel-sel jukstaglomerular pada arteriola eferen dan sel-sel makula densa pada tubulus kontortus distal bersama-sama membentuk apartus jukstaglomerular.45. PapilaPapila ginjal mengandung bagian-bagian terminal duktus koligen, yaitu duktus papilaris. Duktus ini berdiameter besar dengan lumen lebar dan dilapisi sel silindris tinggi dan terpulas pucat. Di sini juga terdapat potongan segmen tipis ansa henle dan segmen lurus asenden tubuli kontortus distal. Jaringan ikat lebih banyak di daerah ini dan duktus koligens tidak begitu berhimpitan, juga terdapat banyak pembuluh darah kecil.4a. Papila di Dekat KaliksSejumlah duktus koligens menyatu di medula membentuk tubuli lurus dan besar, disebut duktus papilaris yang bermuara di ujung papila. Banyaknya muara pada permukaan papila memberi gambaran seperti saringan, daerah ini disebut area kribosa. Papila dilapisi epitel berlapis kuboid, namun di area kribosa, epitel pelapisnya umumnya adalah selapis silindris yang menyatu dengan selapis duktus papilaris. Juga tampak segmen-segmen tipis ansa henle, dan segmen lurus asenden tubuli distal, serta ada jaringan ikat dan kapiler darah.46. Korpuskulum renal dan aparatus jukstaglomerularKorteks ginjal terdiri atas satuan penyaring darah dan berbagai jenis tubulus. Di tengah fotomikograf pembesaran kuat ini, terdapat sebuah korpuskulum renal dan tubuli di sekitarnya. Korpuskulum renal terdiri atas sekelompok kapiler glomerulus dan sebuah kapsul glomerular dengan dua lapisannya, yaitu lapisan parietal dan lapisan viseral. Di antara kedua lapisan kapsular ini, terdapat ruang kapsular. Di sisi kanan korpuskulum renal terdapat polus vaskular, yaitu tempat pembuluh darah masuk dan keluar struktur ini. Di dekat polus vaskular terdapat aparatus jusktaglomerular. Aparatus ini terdiri atas sel sel otot polos-termodiikasi arteriol aferen di polus vaskularis, sel sel jukstaglomerular, dan makula densa (daerah pada tubulus kontortus distal yang mengandung himpitan padat sel tubulus khusus). Di sekitar korpuskulum renal, terdapat banyak tubuli kontortus proksimal yang terpulas lebih gelap dan sedikit tubuli kontortus distal. Di antara tubuli, terdapat banyak pembuluh darah.47. Duktus daerah medula (potongan memanjang)Bagian medula ginjal terdiri atas tubuli dengan berbagai ukuran, duktus yang lebih besar, dan pembuluh darah vasa rekta. Pada fotomikograf ini, terlihat berbagai tubuli ginjal dan pembuluh darah yang terpotong memanjang. Tubuli dengan sel sel kuboid besar dan terpulas pucat adalah tubulus koligens. Di dekat tubulus koligens, terdapat tubuli dengan sel kuboid yang terpulas lebih gelap. Ini adalah segmen tebal ansa Henle. Di antara tubuli, terdapat pembuluh darah vasa rekta dan segmen tipis ansa Henle. Pembuluh darah vasa rekta dapat dibedakan dari segmen tipis ansa Henle oleh adanya sel sel darah di dalam lumennya.4Sistem UropoetikSistem uropoetik terdiri dari ginjal sampai kepada ekskresi urin dari dalam tubuh. Berikut akan dijelaskan mengenai fungsi dan juga mekanisme uropoetik dari ginjal.5Fungsi dari ginjalGinjal mempunyai fungsi sebagai homostatis, osmolaritas, metabolic, dan juga hormonal. Berikut ini adalah fungsi spesifik yang dilakukan oleh ginjal, yang sebagian besar ditujukan untuk mempertahankan kestabilan lingkungan cairan internal :1. Mempertahankan kesetimbangan H2O dalam tubuh2. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES3. Memelihara volume plasma yang sesuai4. Membantu memilihara kesetimbangan asam-basa5. Memelihara osmolaritas6. Mengekskresikan produk-produk sisa dan metabolisme tubuh7. Mengekskresikan senyawa asing8. Mensekresikan eritropoetin9. Mensekresikan renin10. Mengubah vit D menjadi bentuk aktifnya5Tiga proses dasar ginjalTerdapat tiga proses dasar dalam pembentukan urin yaitu filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan juga sekresi tubulus. Berikut gambar dari tiga proses dasar daripada ginjal

Gambar 4. Proses dasar pada ginjalPada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas-protein menembus kapiler glomerulus ke dalam kapsula bowman.Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, yang, merupakan langkah pertama dalam pembentukan urin.Setiap hari terbentuk rata-rata 180 liter filtrat glomerulus. Dengan menganggap bahwa volume plasma rata-rata pada orang dewasa adalah 2,75 liter, hal ini berrarti bahwa seluruh volume plasma tersebut difiltrasi sekitar enam puluh lima kali oleh ginjal setiap harinya. Apabila semua yang difiltrasi dikeluarkan sebagai urin, volume plasma total akan habis keluar melalui urin hanya dalam waktu setengah jam. Namun, hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh panjangnya, sehingga dapat terjadi perpindahan bahan-bahan antara cairan di dalam tubulus dan daerah dalam kapiler peritubulus.Pada saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan kembali ke plasma kapiler peritubulus.Perpindahan bahan-bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam tubulus ke dalam darah ini disebut sebagai reabsorbsi tubulus.Zat-zat yang direabsorbsi tidak keluar dari dalam tubuh melalui urin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk kembali diedarkan. Dari 180 liter plasma yang difiltrasi setiap hari, rata-rata 178,5 liter diserap kembali, dengan 1,5 liter sisanya terus mengalir ke pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara umum, zat-zat yang perlu disimpan oleh tubuh akan secara selektif direabsorbsi, sedangkan zat-zat yang tidak dibutuhkan dan perlu dieliminasi akan tetap berada dalam urin.Proses ketiga ginjal, sekresi tubulus, yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk ke dalam tubulus ginjal. Cara pertama zat berpindah dari plasma ke dalam lumen tubulus adalah melalui filtrasi glomerulus. Namun, hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus disaring ke dalam kapsul bowman, 80% sisanya terus mengalir melalui arteriol melalui eferen ke dalam kapiler peritubulus. Beberapa zat mungkin secara diskriminatif dipindahkan ke dari plasma di kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus melalui mekanisme sekresi tubulus.Sekresi tubulus menyediakan suatu mekanisme yang dapat lebih cepat mengeliminasi zat-zat tertentu dari plasma dengan mengekstraksi lebih banyak zat tertentu dari 80% plasma yang tidak difiltrasi di kapiler peritubulus dan menambahkan zat yang sama ke jumlah yang sudah ada di dalam tubulus akibat proses filtrasi.Ekskresi urin mengacu pada eliminasi zat-zat dari tubuh di urin. Proses ini bukan suatu proses terpisah, tetapi merupakan hasil dari ketiga proses pertama. Semua konstituen plasma yang mencapai tubulus tetapi tidak direabsorbsi, akan tetap berada di dalam tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin.

Filtrasi,Reabsorpsi,dan Sekresi Berbagai ZatPada umumnya,dalam pembentukan urin,reabsorbsi tubulus secara kuantitatif lebih penting daripada sekresi tubulus,tetapi sekresi berperan penting dalam menentukan jumlah ion kalium dan hydrogen serta beberapa zat lain yang diekskresi dalam urin.Sebagian besar zat yang harus dibersihkan dari darah,terutama produk akhir metabolisme seperti urea,kreatinin,asam urat,garam-garam asam urat, direabsorpsi sedikit,dan oleh karena itu,diekskresi dalam jumlah besar ke dalam urin.Zat asing dan obat-obatan tertentu juga direabsorpsi sedikit,tetapi selain itu,disekresi dari darah ke dalam tubulus,sehingga laju ekskresinya tinggi.Sebaliknya,elektrolit seperti ion natrium,klorida,dan bikarbonat direabsorpsi dalam jumlah besar,sehingga hanya sejumlah kecil saja yang tampak dalam urin.Zat nutrisi tertentu,sepertri asam amino dan glukosa,direabsorpsi secara lengkap dari tubulus dan tidak muncul dalam urin meskipun sejumlah besar zat tersebut difiltrasi oleh kapiler glomerulus.5Setiap proses filtrasi glomerulus,reabsorpsi tubulus,dan sekresi tubulus diatur menurut kebutuhan tubuh.Sebagai contoh,jika terdapat kelebihan natrium dalam tubuh,laju filtrasi natrium meningkat dan sebagian kecil natrium hasil filtrasi akan direabsorpsi,menghasilkan peningkatan ekskresi natrium urin.5Untuk sebagaian besar zat,laju filtrasi dan reabsorpsi sangat relative tinggi terhadap laju ekskresi.Oleh karena itu,sedikit perubahan pada proses filtrasi atau reabsorpsi dapat menyebabkan perubahan yang relative besar dalam ekskresi ginjal.Sebagai contoh ,kenaikan laju filtrasi Glomerulus (GFR) yang hanya 10 % (dari 180 menjadi 198 liter/hari) akan meningkatkan volume volume urin 13 kali lipat ( dari 1,5 menjadi 19,5 liter/hari) jika direabsorpsi tubulus tetap konstan.Pada kenyataannya,perubahan filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus selalu bekerja dengan cara yang terkondisi untuk menghasilkan perubahan ekskresi ginjal.5

Gambar 5.Proses Dasar yang Menentukan Komposisi UrinFiltrasi GlomerulusFiltrasi adalah proses ginjal dalam menghasilkan urine.Filtrasi plasma terjadi ketika darah melewati kapiler dari glomerulus.Dari proses ultrafiltrasi ini,filtrat glomerular kira-kira 180 liter per hari.Dari volume ini,99% direabsorpsi oleh ginjal.Oleh karena kemampuan ginjal yang luar biasa untuk mengabsorpsi,rata-rata haluaran urine per hari (orang dewasa) hanya 1-2 liter dari filtrate glomerular yang dihasilkan dalam 1 menit.Pada orang dewasa normal,GFR nya sekitar 125 ml per menit,atau 180 liter/hari .GFR ditentukan oleh (1) keseimbangan antara daya osmotic koloid dan hidrostatik uyang bekerja pada membrane kapiler dan (2) koefisien filtrasi kapiler (Kf),hasil permeabilitas dan filtrasi daerah permukaan kapiler.5,6Kedua ginjal menerima sekitar 20% dari curah jantung yang dapat membuat kecepatan aliran darah ginjal sebanyaki 1.200 ml per menit.Aliran darah yang snagat cepat ini memang melampaui kebutuhan oksigen dan metabolic ginjal,tetapi diperlukan karena memperlancar ekskresi sisa metabolic.Oleh karena itu,gangguan curah jantung yang berat atau berlangsung lama,atau gangguan perfusi ginjal dapat mempengaruhi pembentukan urine dan kelangsungan hidup sel yang berfungsi mempertahankan keseimbangan lingkungan internal tubuh.6Kemampuan ginjal untuk mempertahankan air dan elektrolit (melalui reabsorpsi) juga sangat penting dalam kelangsungan hidup seseorang.Tanpa kemampuan ini,seseorang dapat mengalami kekurangan air dan elektrolit dalam 3-4 menit.Tubulus kontortus proksimal mereabsorpsi 85-90% air yang ada dalam ultrafiltrat,80% dari natrium;sebagian besar kalium,karbonat,klorida,fosfat,glukosa,dan asam amino.Tubulus kontortus distal dan tubulus koligentes menghasilkan urine.6Mekanisme lain yang dapat mencegah berkurangnya air dan elektrolit adalah endokrin atau respons hormonal.Hormon antidiuretik (ADH) adalah contoh klasik bagaimana hormone mengatur keseimbangan air dan elktrolit.ADH adalah hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus,disimpan dan dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis sebaggai respon terhadap perubahan dalam osmolaritas plasma.Osmolaritas adalah konsentrasi ion dalam suatu larutan.Dalam hal ini,larutannya adalah darah.Apabila asupan air menjadi kurang atau air banyak yang hilang,ADH akan dikeluarkan sehingga membuat ginjal menahan air.ADH mempengaruhi nefron bagian distal untuk memperlancar permeabilitas air sehingga lebih banyak air yang direabsorpsi dan dikembalikan ke dalam sirkulasi darah.6Ginjal memepertahankan keseimbangan fisiologis dengan mengatur komposisi cairan dan pelarut dalam darah.Ginjal memakai tiga proses yang kompleks,yaitu proses filtrasi,proses reabsorpsi,dan proses sekresi.Filtrasi terjadi di dalam kapsula bowman.Reabsorpsi dan sekresi terjadi dalam tubulus dan duktus koligentes.6Reabsorpsi Tubulus Termasuk Mekanisme Pasif dan AktifBila suatu zat akan direabsorpsi,pertama zat tersebut harus ditranspor (1) melintas membrane epitel tubulus ke dalam cairan intertisial ginjal dan kemudian (2) melalui membrane kapiler peritubulus kembali ke dalam darah.Sehingga rebasorpsi air dan zat terlarut meliputi serangkaian langkah transport.Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam cairan intertisial meliputi transport aktif atau pasif dengan mekanisme dasar yang sama.Sebagai contoh,air dan zat terlarut dapat ditranspor melalui membrane selnya sendiri (jalur trans-selular) dan melalui ruang sambungan antara sel (jalur paraselular).Kemudian setelah absorpsi melalui sel epitel tubulus kedalam cairan intetisial ini,air dan zat terlarut selanjutnya ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi (aliran yang besar) diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotic koloid.Kapiler peritubulus bertindak sangat menyerupai bagian ujung vena dari kebanyakan kapiler yang lain,karena terdapat kekuatan reabsorpsi akhir yang menggerakan cairan dan zat terlarut dari intertisium ke dalam darah.5Sekresi Aktif Sekunder ke dalam TubulusBeberapa zat diekskresikan ke dalam tubulus dengan cara transport aktif sekunder.Hal ini seringkali melibatkan transport-imbangan (counter transport) zat dengan ion-ion natrium..Pada transport imbangan,energy yang dilepaskan dari gerakan masuk salah satu zat (sebagai contoh,ion natrium) menyebabkan pergerakan keluar zat kedua dalam arah yang berlawanan.5Salah satu contoh transport imbangan,adalah sekresi aktif ion hydrogen yang terangkai dengan reabsorpsi natrium pada membrane luminal tubukus proksimal.Dalam hal ini,natrium masuk ke dalam sel bersamaan dnegan pengeluaran hydrogen dari sel oleh transport imbangan natrium-hidrogen.Transpor ini diperantai oleh suatu protein spesifik pada brush border membrane luminal.Sewaktu ntarium diangkut ke bagian dalam sel,ion hydrogen didesak keluar dalam arah yang berlawanan ke dalam lumen tubulus.5

Reabsorpsi Tubulus ProksimalSecara normal,sekitar 65 % dari muatan natrium dan air yang difiltrasi,dan nilai presentase yangs sedikit lebih rendah dari klorida,akan direabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai ansa Henle.Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.5Tubulus proksimal mempunyai aktivitas besar untuk reabsorpsi aktif dan pasif.Kapasitas reabsorpsi yang besar dari tubulus proksimal adalah hasil dari sifat-sifat seularnya yang khusus.Sel epitel tubulus proksimal bersifat sangat metabolic dan mempunyai sejumlah besar mitokondria untuk mendukung proses transport aktif yang kuat.Selain itu,sel tubulus proksimal mempunyai banyak sekali brush border pada sisi lumen (apikal) membrane,dan juga labirin intraselular dan kanal basalis yang luas;semuanya ini bersama-sama menghasilkan area permukaan membrane yang luas pada sisi lumen dan sisi basolateral dari epitel untuk mentranspor ion natrium dan zat-zat lain dnegan cepat.5Permukaan membrane epitel brush border yang luas juga di muati dengan molekul protein pembawa yang mentranspor sebagian besar ion natrium melewati membrane lumen yang bertalian untuk mekanisme ko-transpor dengan berbagai nutrient organic seperti asasm amino dan glukosa.Sisa natrium ditransport dari lumen tubulus ke dalam sel dengan mekanisme transport-imbangan,yang mereabsorbsi natrium sementara menyekresi zat-zat lain ke dalam lumen tubulus,terutama ion hydrogen.Sekresi hydrogen ke lumen tubulus adalah langkah penting dalam pemindahan ion bikarbonat dari tubulus (dengan menggabungkan H+ dengan HCO3- menjadi bentuk H2CO3,yang kemudian berdisiosiasi menjadi H2O dan CO2).5Walaupun pompa natrium-kalium ATPase menyediakan suatu tenaga yang besar untuk reabsorbsi natrium,klorida,dan air di seluruh tubulus proksimal,terdapat beberapa perbedaan mekanisme bagaimana natrium dan klorida ditranspor melalui sisi lumen bagian pertama dan terakhir membrane tubulus proksimal.5Pada pertengahan pertama tubulus proksimal,natrium direabsorbsi dengan cara ko-transpor bersama-sama dengan glukosa,asam amino,dan zat terlarut lainnya.Tetapi pada bagian pertengahan kedua dari tubulus proksimal,hanya sedikirt glukosa dan asam amino yang direabsorbsi. Justru sekarang natrium yang terutama direabsorbsi bersama dengan ion klorida.Pertengahan kedua tubulus proksimal memiliki konsentrasi klorida yang relative tinggi ( sekitar 140 mEg/L) dibandingkan dengan bagian awal tubulus proksimal (sekitar 105 mEg/L) karena saat natrium direabsorbsi,natrium membawa glukosa,bikarbonat,dan ion organic pada bagian awal tubulus proksimal, meninggalkan suatu larutan yang memepunyai konsentrasi klorida yang tinggi. Pertengahan kedua tubulus proksimal memiliki konsentrasi klorida yang relative tinggi (sekitar 140 mEg/L) dibandingkan dengan pertengahan pertama tubulus proksimal ( sekitar 195 mEg/L) karena ketika natrium direabsorbsi,natrium membawa serta glukosa,ion bikarbonat,dan ion organic di bagian awal tubulus proksimal,sehingga meninggalkan cairan dengan konsentrasi klorida yang tinggi.Di pertengahan kedua tubulus proksimal,tingginya konsentrasi klorida membantu difusi ion ini dari lumen tubulus melalui tautan interseluler ke dalam cairan interstisial ginjal.51. Reabsorbsi ion natriuma. Ion-ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier) dri lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi natrium nya lebih rendah.b. Ion-ion natrium yang ditranspor secara aktiv dengan pompa natrium-kalium,akan keluar dari sel-sel epitel untuk masuk ke dalam cairan intertisial di dekat kapilar peritubular.22. Reabsorpsi ion klor dan ion negative lainnyaa. Karena ion natrium positif bergerak secara pasif dari cairan tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan intertisial peritubular,akan terbentuk ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion-ion negative.b. Dengan demikian,ion klor dan bikarbonat negative secara pasif berdifusi ke dalam sel-sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan peritubular dan kapilar tubular.23. Reabsorpsi glukosa,fruktosa,dan asam aminoa. Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrier ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor.b. Maksimum transport.Carrier pada membrane sel tubulus memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa,berbagai jenis asam amion,dan beberapa zat tereabsorpsi lainnya.Jumlah ini dinyatakan dalam maksimum transport (tranpsor mazimum [Tm]).c. Maksimum transport (Tm) untuk glukosa adalah jumlah maksimum yang dapat ditranspor (reabsorpsi) per menit,yaitu sekitar 200 mg glukosa/100 ml plasma.Jika kadar glukosa darah melebihi nilai Tmnya,berarti melewati ambang plasma ginjal sehingga glukosa muncul di urine (glikosuria).24. Reabsorpsi airAir bergerak bersama ion natrium melalui osmosis.Ion natrium berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan intertisial dan kapilar peritubular.2

5. Reabsorpsi ureaSeluruh urea yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus.Sekitar 50% urea secara pasif direabsorpsi akibat gradient difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi.Dengan demikian,50% urea yang difiltrasi akan diekskresi dalam urine.26. Reabsorpsi ion anorganik lainSeperti kalium,kalsium,fosfat dan sulfat,serta sejumlah ion organic adalah melalui tranpor aktiv.2Sekresi Asam dan Basa Organik oleh Tubulus ProksimalTubulus Proksimal juga merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa organic seperti garam empedu,oksalat,asam urat,dan katekolamin.Banyak dari zat-zat ini merupakan produk akhir dari metabolisme dan harus dikeluarkan oleh tubuh secara cepat.Sekresi zat-zat ini ke dalam tubulus proksimal ditambah filtrasi zat-zat ini ke dalam tubulus proksimal oleh kapiler glomerulus dan hampir tidak ada reabsorbsi oleh tubulus,semuanya menyebabkan ekskresi yang cepat ke dalam urin.5Selain produk buangan metabolisme,ginjal menyekresi secara langsung banyak obat atau toksin yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus,dan dengan cepat membersihkan zat-zat ini dari darah.Pada obat-obat tertentu,seperti penisilin dan salisilat,klirens yang cepat oleh ginjal menimbulkan suatu masalah bagaimana memepertahankan konsentrasi obat agar efektif secara terapeutik.5Senyawa lain yang disekresi secara cepat oleh tubulus proksimal adalah asam para-aminohipurat (PAH).PAH disekresikan begitu cepat sehingga rata-rata orang dapat membersihkan sekitar 90 persen PAH dari plasma yang mengalir melalui ginjal dan mengekskresikannya ke dalam urin.Karena alasan ini, kecepatan klirens PAH dapat digunakan untuk memperkirakan laju plasma ginjal.5Transpor Zat Terlarut dan Air dalam Ansa HenleAnsa Henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda :segmen tipis desenden,segmen tipis asenden,dan segmen tebal asenden.Segemen tipis desenden dan segmen tipis asenden,sesuai dengan namanya mempunyai membrane epitel brush border,sedikit mitokondria,dan tingkat aktivitas metabolic yang rendah.5Bagian desenden sgemen tipis sangat permeabel terhadap air dan sedikit permeabel terhadap sebgaian besar zat terlarut,termasuk ureum dan natrium.Fungsi segmen nefron ini terutama untuk memungkinkan difusi zat-zat secara sederhana melalui dindingnya.Sekitar 20 persen dari air yang difilitrasi akan direabsorbsi di ansa Henle,dan hampir semuanya terjadi di lengkung tipis desenden.Lengkung asenden,termasuk bagian tipis dan bagian tebal,sebenarnya tidak permeabel terhadap air,suatu karakteristik yang penting untuk memekatkan urin.5Segmen tebal ansa Henle ,yang dimulai dari separuh bagian atas lengkung asenden,memiliki sel-sel epitel yang tebal yang mempunyai aktivitas metabolic tinggi dan mampu melakukan reabsorpsi aktif natrium,klorida,dan kalium.Sekitar 25 persen dari muatan natrium,klorida,dan kalium yang difiltrasi akan direabsorbsi di ansa Henle,kebanyakan di lengkung tebal asenden.Sejumlah besar ion lain,seperti kalsium,bikarbonat,dan magnesium juga direabsorbsi pada lengkung tebal asenden ansa Henle.Segemen tipis lengkung asenden memiliki kapasitas reabsorbsi yang lebih rendah daripada segmen tabal,dan lengkung desenden tipis tidak mereabsorbsi zat terlarut ini dalam jumlah yang bermakna.5Suatu komponen penting dari rebasorbsi zat terlarut dalam lengkung asenden tebal adalah pompa natrium-kalium ATPase pada membrane basolateral sel epitel.Seperti pada tubulus proksimal,reabsorbsi zat terlarut lain dalam segmen tebal asenden ansa Henle berhubungan erat dengan kemampuan reabsorpsi pompa natrium-kalium ATPase,yang mempertahankan konsentrasi natrium intrasel yang rendah.Konsentrasi natrium intrasel yang rendah ini kemudian menghasilkan suatu gradien untuk pergerakan natrium dari cairan tubulus masuk ke dalam sel.Pada lengkung asenden tebal,pergerakan natrium melewati membrane luminal terutama diperantarai oleh ko-transporter 1-natrium,2-klorida,1- kalium.Ko-transpor pembawa protein dalam membrane luminal ini menggunakan energy potensial yang dilepaskan oleh difusi masuk natrium ke dalam sel untuk mengendalikan reabsorbsi kalium ke dalam sel melawan suatu gradient konsentrasi.5Lengkung asenden tebal juga memiliki mekanisme transpor imbangan natrium-hidrogen dalam membrane sel luminalnya yang memeperantarai reabsorpsi natrium dan sekresi hydrogen dalam segmen ini.5Segemen tebal asenden ansa Henle sesungguhnya impermeabel terhadap air.Oleh karena itu,kebanyakan air yang dibawa segmen ini tetap tinggal dalam tubulus, walaupun terjadi reabsorbsi zat terlarut dalam jumlah besar.Cairan tubulus pada lengkung asenden menjadi sangat encer sewaktu cairan mengalir menuju tubulus distal,suatu gambaran yang penting untuk memungkinkan ginjal mengencerkan dan memekatkan urin pada berbagai kondisi.5Tubulus DistalSegemn tebal asenden dan ansa Henle berlanjut ke dalam tubulus distal.Bagian paling pertama dari tubulus distal membentuk bagian komplek juxtaglomerulus yang menimbulkan umpan balik GFR dan aliran darah dalam nefron yang sama.Bagian tubulus distal selanjutnya sangat berkelok-kelok dan mempunyai banyak ciri reabsorpsi yang sama dengan bagian tebal asenden ansa Henle.Artinya,bagian tersebut mereabsorbsi sebagian besar ion,termasuk natrium,kalium,dan klorida,tetapi sesungguhnya tidak pemeabel terhadapa ir dan ureum,Karena alasan ini,bagian ini disebut segmen pengencer karena juga mengencerkan cairan tubulus.5Kurang lebih 5 persen dari muatan natrium klorida yang difiltrasi akan direabsorbsi bagian awal dari tubulus distal.Ko-transpor natrium-klorida memindahkan natrium klorida dari lumen tubulus masuk ke dalam sel,dan pompa natrium-kalium ATPase mentranspor natrium keluar dari sel melalui membrane basolateral.Klorida berdifusi keluar dari sel dan masuk ke dalam cairan interisial ginjal melalui kanal klorida di membrane basolateral.Diuretik tiazid,yang digunakan secara luas untuk mengobati penyakit seperti hipertensi dan gagal jantung,menghambat ko-transporter natrium-klorida.5Cairan yang memasuki tubulus distal bersifat hipotonik (~90 mosmol/kgH2O). tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus kortikal tidak permeabel terhadap ureum. Saluran ini juga tidak permeabel terhadap air, kecualijika terdapat ADH. Dengan adanya ADH, air akan berdifusi ke interstitium korteks ginjal, dan cairan tubulus menjadi pekat, mencapai osmolalitas maksimum sebesar ~290 mosmol/kgH2O (isotonic dengan plasma). Namun demikian, cairan tubulus berbeda dari plasma karena banyaknya ion Na+, K+, Cl-, dan HCO3- yang telah direabsorpsi, dan digantikan dengan ureum. Cairan ini menjadi pekat ketika air direabsorpsi, karena tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus kortikal tidak permeabel terhadap ureum.5,7Duktus kolektivus medulla juga menjadi permeabel terhadap air jika terdapat ADH. Air direabsorpsi karena tingginya osmolalitas interstitium medulla. Oleh karena itu, pada kondisi dengan stimulasi ADH maksimum, osmolalitas akhir urin dapat mencapai 1400 mosmol/kgH2O; jika tidak ada ADH, urin akan encer (~60 mosmol/kgH2O). walaupun hanya 15% nefron yang memiliki ansa Henle yang sampai ke medulla bagian dalam, dan juga berkontribusi terhadap tingginya osmolalitas medulla, duktus kolektivus semua nefron akan melewati medulla dan oleh karena itu akan memekatkan urin.5,7Hormon dan enzim yang bekerja pada ginjalUntuk memberikan suatu lingkungan yang optimal terhadap sel-sel tubuh, komposisi, konsentrasi, dan volume CES(cairan ekstaseluler) diatur oleh kombinasi fungsi ginjal, metabolik, neurologis. CES secara konstan diubah dan kemudian dimodifikasi sesuai reaksi tubuh terhadap lingkungan sekitar.Sebaliknya CIS dilindungi oleh CES dan secara relatif tetap stabil, menjamin fungsi seluler normal.Karena senyawa utama CES adalah air dan natrium. Maka kadar air dan natrium akan dipertahankan oleh kerja hormon dan enzim. Berikut adalah beberapa hormon yang bekerja pada ginjal:Renin-angiotensinRenin merupakan enzim proteolitik yang dihasilkan dan dilepaskan oleh ginjal dalam berespons terhadap penurunan perfusi ginjal (sekunder terhadap penurunan VSE) atau peningkatan rangsang sistem saraf simpatis. Renin bekerja pada angiotensinogen untuk menghasilkan angiotensin I, yang kemudian akan diubah lagi menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme(ACE). Angiotensin II merupakan suatu vasokonstriktor poten. Angiotensin II selanjutnya akan menstimulasi pelepasan aldosteron. Obat-obat antihipertensi tertentu seperti captopril sebagian bertindak dengan mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II karena angiotensi II memiliki kekuatan 200x lebih kuat daripada noradrenalin.AldosteronRenin juga meningkatkan tekanan darah melalui kerja aldosteron.Aldosteron adalah hormon mineralkortikoid yang dilepaskan oleh korteks adrenal, yang bekerja pada distal dari tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi (penghematan) natrium dan sekresi serta ekskresi kalium dan hydrogen.Karena retensi natrium menimbulkan retensi air, aldosteron bekerja sebagai pengatur volume. Faktor-faktor yang meningkatkan pelepasan aldosteron yaitu:1. Peningkatan kadar renin1. Peningkatan kadar kalium plasma1. Penurunan kadar natrium plasma1. Peningkatan kadar ACTHPeptida natriuretik atrium (PNA)PNA, juga diketahui sebagai faktor natriuretik atrium, adalah hormon yang baru-baru ini diidentifikasi, yang dilepaskan oleh atrium jantung dalam berespons terhadap peningkatan tekanan atrium. Berlawanan dengan sistem renin-angiotensin-aldosteron, PNA bekerja untuk menurunkan tekanan darah dan volume vascular. Hormon ini bekerja pada hal-hal berikut:1. Peningkatan ekskresi natrium dan air oleh ginjal sekunder terhadap filtrasi1. Penurunan sistem renin dan penurunan pelepasan aldosteron1. Penurunan pelepasan hormon antidiuretik(ADH).1. Vasodilatasi langsung.Hormon antidiuretik (ADH)Osmolalitas atau konsentrasi CES akan menentukan apakah cairan bergerak ke dalam atau ke luar sel. Jika terjadi peningkatan osmolalitas CES maka CIS akan keluar dan sel akan mengecil dan terjadi sebaliknya bila terjadi penurunan CES. Oleh karenanya adalah penting bahwa osmolalitas CES harus dipertahankan dalam rentang yang sempit untuk melindungi fungsi sel. Gejala-gejala utama dari perubahan osmolalitas plasma adalah neurologis (mis,.Peka rangsang, perubahan kepribadian, kejang, koma) dan mencerminkan perubahan pada fungsi otak.Karena natrium adalah zat terlarut utama dari CES, natrium juga merupakan determinan utama dari osmolalitas CES. Maka dua sistem kontrol harus bekerja sama untuk mempertahankan ratio natrium/air yaitu ADH dan Haus.ADH adalah hormone yang dihasilkan oleh hipotalamus dan disekresi ke dalam sirkulasi umum oleh kelenjar hipofisis posterior.Hormon bekerja pada duktus koligentes ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi air dan memungkinkan ekskresi urin yang pekat. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan pelepasan ADH yaitu:1. Peningkatan osmolalitas plasma yang dideteksi oleh osmoreseptor yang terletak di dalam hipotalamus1. Penurunan VSE yang dideteksi oleh reseptor volume yang terletak di dalam sistem pembuluh darah pulmoner dan atrium kiri1. Penurunan tekanan darah yang dideteksi oleh baroreseptor1. Stress dan nyeri1. Obat-obatan termasuk morfin dan barbiturate1. Pembedahan dan anestetik tertentu1. Ventilator tekanan positif.Dan berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan pelepasan ADH yaitu:1. Penurunan osmolalitas plasma1. Peningkatan VSE1. Peningkatan tekanan darah1. Obat-obatan termasuk fenitoil dan etil alkoholADH juga merupakan vasokonstriktor arteri yang bekerja untuk meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan tahanan vascular. ADH diatur secara utama oleh perubahan osmolalitas plasma dan volume sirkulasi efektif.8Pemeriksaan UrinSyarat-syarat dari urin yang di periksa. Urin yang dipakai untuk pemeriksaan adalah urin baru dan urin yang di ambil adalah pada waktu pagi hari sehabis bangun tidur. Urin baru disini akan lebih berguna karena belum terjadi perubahan apa-apa, misalnya keasaman, bakteri, benda keton, dan sebagainya. Urin pagi lebih baik dipakai karena urin mempunyai BD yang tertinggi.Warna Warna urin yang normal adalah ke kuning-kuningan. Warna urin dapat seperti air biasa misalnya kalau banyak minum atau pada penderita diabetes. Warna urin kuning tua seperti teh menunjukkan kemungkinan ia menderita suatu penyakit hepatitis. Warna merah menunjukkan adanya perdarahan dalam saluran kemih. Warna urin coklt kehitman menunjukkan adanya hemoglobin dalam urin, misalnya pada penyakit yang menyebabkan hemolisis, seperti penyakit malaria tropika. Warna urin dapat pula bermacam-macam disebabkan oleh obat-obat, bahan-bahan kimia dan bahan makanan.Bau Bau urin normal sudah kenal. Bau urin yang telah lama adalah berbau ammonia (bau pesing) Urin dapat juga bebau obat-obatan . Bau busuk dapat disebabkan oleh bakteri pembusuk. Bau petei disebabkan karena mamakan petei, demikian pula jengkol.Kekeruhan Urin yang normal adalah jernih. Kekeruhan urin disebabkan oleh darah, nanah, dan Kristal.Keasaman Urin pagi yang masih baru adalah asam. Urin yang telah lama atau habis memakai obat-obatan reaksinya adalah alkaki atau basa. Untuk menentukan reaksinya digunakan kertas lakmus. Kertas lakmus merah tetap merah, kertas lakmus biru menjadi merah. Suasana dikatakan basa ialah apabila ketas lakmjus biru tetap biru. Kertas lakmus menjadi biru. Berat Jenis Berat jenis disini penting diketahui karena BD yang tinggi berate urin mengandung banyak sekali bahan-bahan di dalamnya. Untuk mengukurnya digunakan urinemeter.ProteinUntuk pemeriksaan ini urin harus dalam suasana asam jadi disini baik digunakan urin baru, harus dilihat keasamanna dengan menggunakan kertas lakmus. Kalau urin dalam keadaan suasana basa atau alkali maka kita harus membubuhkan beberapa tetes asam asetat untuk mengasamkannya, malalui :1. Percobaan masak2. Percobaan exton : urin di campur dengan aseton lalu dikocok. Bila jernih berarti tidak ada proteinnya, bila keruh dikatakan positif.3. Percobaan bang (semi kuantitatif) : urin dicampurkan reagene bang, dimasak. Kalau tetap jernih berarti negative. Tapi kali terjadi kekeruhan, berarti positif. Tingkatannya :Kekeruhan dengan butir-butir halus (+)Kekeruhan dengan butir-butir besar (++)4. Percobaan esbach kuatitatif : urin selama 24 jam ditampung lalu dimasukkan ke dalam tabung esbach sampai sama dengan garis U+reagene esbach sampai garis R. tabung tersebut dibolak-balik 18-20 kali dan jangan sampai berbusa. Disimpan salama 24 jam dan amati ada endapannya. Kegunan percobaan ini ialah untuk menentukan adanya protein dalam urin yang dapat menunjukkan adanya kelainan atau penyakit pada saluran kemih terutama ginjal. Pada keadaan normal maka urin ini tidak mengandung protein sama sekali. Tapi apabila terjadi peradangan pada ginjal maka akan terdapat proteinuria. Penyakit ginjal yang utama adalah glomerulonefritis, pielonefritis, sindrom nefrotik.

GlukosaUrin disini haruslah urin yang telah disentrifuger untuk menghindarkan kemungkinan adanya bahan lain yang turut dalam mereduksi. Caranya tes benedict dan tes kuantitatif.Percobaan glukosa ini amat berguna untuk menentukn adanya glukosa dalam urin. Normal glukosa tidak ada dalam urin. Glukosa terdapat di dalam urin bila keadaan banyak makan gula dan diabetes mellitus.

Keimpulan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kasus diatas sesuai dengan hipotesis yang dimana Pasien yang sering kencing pada malam hari, merasa haus dan lapar, diduga mengalami gangguan ginjal. Hipotesis ini sesuai karena pada pasien tersebut mengalami gangguan pada salah satu fungsi ginjalnya, yaitu gangguan pada rearbsorbsi glukosa. Sehingga glukosa tidak dapat direarsorbsi semua di tubulus proximal sehingga glukosa masuk kedalam duktus koligens, glukosa dapat menyerap air karena glukosa suatu osmolaritas yang kuat. Banyak air yang diserap oleh glukosa mengakibatkan seseorang banyak mengeluarkan air kencing.

Daftar Pustaka1. OCallaghan, C.A. At a glance sistem ginjal. Edisi 2. Jakarta: Erlangga;2009.h.13.2. Sloane Ethel.Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC;2003.h.318-329.3. Snell R.S. Anatomi klinik untuk mahasiswa : Edisi.6. Jakarta : EGC; 2006.h. 268-90.4. Eroschenko, Victor P. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta: EGC;2003.h.251-61.5. Guyton Arthur C,Hall John E.Buku ajar fisiologi kedokteran.Edisi 11.Jakarta:EGC;2007.h.333-353.6. Baradero Mary,Dayrit Mary Wilfird,Siswadi Yakobus.Klien gangguan ginjal.Jakarta : EGC;2008.h.6-8.7. Ward JPT, Clarke RW, Linden RWA. At a glance fisiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.66-9.8. Horne M M, Swearingen P L. Keseimbangan cairan, elektrolit & asam-basa. Edisi ke-2. Jakarta: EGC, 2001.h.13-21.

1