ringkasan mpkt a - pengertian etika secara sederhana

4
Ringkasan MPKT A : Etika dalam pengertian sederhana (MPKT A 2011) s.d. kebebasan dan tanggung jawab (MPKT A 2010). 1. Etika dalam Pengertian Sederhana Secara etimologis, istilah etika berasal dari kata Yunani "ēthikos" yang bearti "adat", "kebiasaan", atau "watak" (Pritchard, 2012, 1). Dalam perkembangannya, etika mengacu kepada seperangkat aturan-aturan, prinsip-prinsip atau cara berpikir yang menuntun tindakan dari suatu kelompok tertentu. Moralitas sangat berhubungan dengan etika karena hal itu adalah objek kajiannya. Etika adalah suatu abstraksi dalam memahami atau mendefinisikan moral dengan melakukan refleksi atasnya. Etika membahas persoalan moral pada situasi tertentu dengan pendekatan tertentu pula. Sedang moralitas tergantung pada pilihan individu, keyakinan atau agama dalam menentukan hal yang benar atau salah, baik atau buruk. 2. Klasifikasi Etika Etika bisa dibagi menjadi berberapa bidang sebagai berikut: 2.1. Etika Normatif Etika normatif merupakan cabang etika yang penyelidikannya terkait dengan pertimbangan-pertimbangan tentang bagaimana seharusnya seseorang bertindak secara etis. Dengan kata lain, etika normatif adalah sebuah studi tindakan atau keputusan etis. Di samping itu, etika normatif berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan tentang apa saja kriteria-kriteria yang harus dijalankan agar sautu tindakan atau kepusan itu menjadi baik (Kagan, 1997, 2). 2.2. Etika Terapan Etika terapan merupakan sebuah penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik kepada topik-topik kontroversial baik pada domain privat atau publik seperti perang, hak-hak binatang, hukuman mati dan lain-lain. Etika terapan ini bisa dibagi menjadi etika profesi, etika bisnis dan etika lingkungan. Secara umum ada dua fitur yang diperlukan supaya sebuah permasalahan dapat dianggap sebagai masalah etika terapan.

Upload: arfiadi-pratama

Post on 12-Aug-2015

256 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

MPKT A Universitas Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Ringkasan MPKT a - Pengertian Etika Secara Sederhana

Ringkasan MPKT A : Etika dalam pengertian sederhana (MPKT A 2011) s.d. kebebasan dan tanggung jawab (MPKT A 2010).

1. Etika dalam Pengertian Sederhana Secara etimologis, istilah etika berasal dari kata Yunani "ēthikos" yang bearti "adat", "kebiasaan", atau "watak" (Pritchard, 2012, 1). Dalam perkembangannya, etika mengacu kepada seperangkat aturan-aturan, prinsip-prinsip atau cara berpikir yang menuntun tindakan dari suatu kelompok tertentu. Moralitas sangat berhubungan dengan etika karena hal itu adalah objek kajiannya. Etika adalah suatu abstraksi dalam memahami atau mendefinisikan moral dengan melakukan refleksi atasnya. Etika membahas persoalan moral pada situasi tertentu dengan pendekatan tertentu pula. Sedang moralitas tergantung pada pilihan individu, keyakinan atau agama dalam menentukan hal yang benar atau salah, baik atau buruk.

2. Klasifikasi EtikaEtika bisa dibagi menjadi berberapa bidang sebagai berikut:2.1. Etika Normatif

Etika normatif merupakan cabang etika yang penyelidikannya terkait dengan pertimbangan-pertimbangan tentang bagaimana seharusnya seseorang bertindak secara etis. Dengan kata lain, etika normatif adalah sebuah studi tindakan atau keputusan etis. Di samping itu, etika normatif berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan tentang apa saja kriteria-kriteria yang harus dijalankan agar sautu tindakan atau kepusan itu menjadi baik (Kagan, 1997, 2).

2.2. Etika TerapanEtika terapan merupakan sebuah penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik kepada topik-topik kontroversial baik pada domain privat atau publik seperti perang, hak-hak binatang, hukuman mati dan lain-lain. Etika terapan ini bisa dibagi menjadi etika profesi, etika bisnis dan etika lingkungan. Secara umum ada dua fitur yang diperlukan supaya sebuah permasalahan dapat dianggap sebagai masalah etika terapan.

2.3. Etika DeskriptifEtika deskriptif merupakan sebuah studi tentang apa yang dianggap 'etis' oleh individu atau masyarakat. Dengan begitu, etika deskriptif bukan sebuah etika yang mempunyai hubungan langsung dengan filsafat tetapi merupakan sebuah bentuk studi empiris terkait dengan perilaku-perilaku individual atau kelompok. Etika deskriptif juga dikenal sebagai sebuah etika komparatif yang membandingkan antara apa yang dianggap etis oleh satu individu atau masyarakat dengan individu atau masyarakat yang lain serta perbandingan antara etika di masa lalu dengan masa sekarang. Tujuan dari etika deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang apa yang dianggap oleh seseorang atau masyarakat sebagai bernilai etis serta apa kriteria etis yang digunakan untuk menyebut seseorang itu etis atau tidak (Kitchener, 2000, 3).

Page 2: Ringkasan MPKT a - Pengertian Etika Secara Sederhana

2.4. MetaetikaMetaetika berhubungan dengan sifat penilaian moral. Fokus dari metaetika adala arti atau makna dari pernyataan-pernyataan yang ada di dalam etika. Dengan kata lain, metaetika merupakan kajian tingkat kedua dari etika. Metaetika juga bisa dimengerti sebagai sebuah cara untuk melihat fungsi-fungsi pernyataan-pernyataan etika, dalam arti bagaimana kita mengerti apa yang dirujuk dari pernyataan-pernyataan tersebut dan bagaimana pernyataan itu didemonstrasikan sebagai sesuatu yang bermakna.

3. Realisme Etis dan Non-Realisme Etis3.1. Realisme Etis

Gagasan realisme etis berpusat pada manusia menemukan kebenaran etis yang memiliki eksistensi independen di luar dirinya. Konsekuensinya, realisme etis ini mengajarkan bahwa kualitas etis atau tidak ada secara independen dari manusia dan pernyataan etis memberikan pengetahuan tentang dunia objektif. Dengan kata lain, properti etis terlepas dari apa yang orang pikirkan atau rasakan. Hal ini disebut dengan fakta etis tentang fakta sebuah tindakan. Artinya, jika seseorang mengatakan bahwa tindakan tertentu salah, maka hal itu adalah kualitasnya yang salah dan itu harus ada di sana dan bersifat independen.

3.2. Non Realisme EtisKeberatan terhadap realisme etis di atas menimbulkan cara melihat persoalan etis yang disebut dengan nonrealisme etis. Gagasan utama dari nonrealisme etis adalah manusia yang menciptakan kebenaran etis (Callcut, 2009, 46). Nonrealisme etis ini sangat terkait dengan relativisme etis. Oleh karena itu, masuk akal untuk mengatakan bahwa apa yang "baik" mengacu pada kelompok tertentu di mana orang-orang menyetujuinya menjadi sesuatu yang "baik" (Williams, 2006, 157). Dengan kata lain, relativisme menghormati keragaman budaya dan tindakan manusia yang berbeda pula dalam cara merespon situasi yang berbeda.

4. Empat Jenis Pernyataan EtikaPengkajian terhadap permasalahan etis pada dasarnya bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Ketika seseorang mengatakan "pembunuhan itu tidak baik" apa yang dimaksudkannya sesungguhnya? Pertanyaan ini adalah pertanyaan sederhana, tetapi hal ini adalah cara yang sangat berguna untuk mendapatkan gagasan yang jelas tentang apa yang terjadi ketika orang berbicara tentang isu-isu etis.

a. Saya mungkin bermaksud membuat pernyataan tentang fakta etis, seperti "pembunuhan itu adalah salah". Hal ini adalah realisme moral. Realisme moral didasarkan pada gagasan bahwa ada fakta-fakta nyata dan objektif terkait masalah etis di alam semesta. Pernyataan etis dinilai memberikan informasi faktual tentang kebenaran.

b. Saya mungkin bermaksud hendak menyatakan tentang perasaan saya sendiri seperti, "saya tidak menyetujui pembunuhan". Hal ini adalah subjektivisme. Subjektivisme mengajarkan bahwa penilaian etis tidak lebih dari pernyataan perasaan atau sikap seseorang. Di sini, pernyataan etis tidak mengandung kebenaran faktual tentang

Page 3: Ringkasan MPKT a - Pengertian Etika Secara Sederhana

kebaikan atau keburukan. Artinya, Jika seseorang mengatakan sesuatu itu baik atau buruk, apa yang dia maksudkan tidak lebih dari perasaan positif atau negatif yang dia miliki terkait sesuatu itu. Jadi, jika seseorang mengatakan 'pembunuhan adalah tidak baik, apa yang dia apa yang dia maksud adalah dia tidak menyetujui pembunuhan.

c. Saya mungkin bermaksud untuk mengekspresikan perasaan saya saja "tidak ada kompromi dengan pembunuhan". Hal ini adalah emotivisme. Emotivisme adalah pandangan bahwa klaim moral adalah tidak lebih dari ekspresi persetujuan atau ketidaksetujuan. Hal ini seperti subjektivisme, tetapi dalam emotivisme pernyataan moral tidak memberikan informasi tentang perasaan pembicara tentang topik tetapi ungkapan perasaan itu sendiri.

d. Saya mungkin bermaksud ingin memberikan instruksi atau larangan, seperti "jangan melakukan pembunuhan". Hal ini adalah preskriptivisme. Gagasan preskriptivisme berfokus pada pernyataan etis adalah petunjuk atau rekomendasi.

5. Kegunaan EtikaEtika sebenarnya tidak secara langsung mengharuskan orang mengikuti hasil analisisnya. Hal ini dikarenakan etika sebagai bagian dari filsafat menekankan jika seseorang menyadari bahwa secara etis lebih baik untuk melakukan sesuatu, maka akan menjadi tidak rasional untuk orang tidak melakukannya. Artinya tidak ada intensi dari etika untuk menekan orang untuk melakukan suatu tindakan atau keputusan etis sesuai dengan pedoman-pedoman tertentu.